Anda di halaman 1dari 7

III-1

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL - 1
GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :


- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara sementara jika diperlukan.
- Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa
konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi
lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke
suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan
bahan timbunan dari suatu tempat galian. Melengkapi pekerjaan seperti
ditentukan dalam Spesifikasi ini.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. Penggalian.
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar
galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja
dan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila
dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas sebelum menempatkan
bahan urugan.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-2

air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali


tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah
sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
2.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan
biaya dari Pemilik Proyek.

2.2. Urugan dan Timbunan.


2.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan
dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas.
2.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas.
2.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas.
2.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari,
atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
2.2.5. Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan dengan
persetujuan Pengawas.
2.2.6. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan

2.3. Pemadatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak
memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai pemadatan sesuai
ketentuan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan
baik harus disingkirkan dan atau harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk
Pengawas.

PASAL - 2
BETON BERTULANG

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof, kolom, balok
dan pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-3

2. PROSEDUR UMUM.

2.1. Gambar Detail Pelaksanaan.


Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada
Pengawas untuk disetujui.
Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Persyaratan teknis Baja Tulangan
Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan,
sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
2.2. Contoh Bahan.
2.2.1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, misalnya PC, pasir, split atau besi tulangan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
2.2.2. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
akan dipakai sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/ menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
2.2.3. Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu
sebelum melakukan pengecoran.
2.3. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.
2.3.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/
kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2.3.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering,
tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
pabrik.
2.3.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
2.3.4. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib
mengganti atas beban Kontraktor sendiri.

3. BAHAN - BAHAN

3.1. Mutu Beton.


Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah sesuai dengan
gambar kerja yakni beton K225, dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI 1971. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan sloof,
kolom praktis, ring balok, pondasi, lantai, dan lain-lain seuai dengan gambar
kerja.
3.2. Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013, seperti Semen
Tonasa, Tiga Roda atau setara. Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen
harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara
pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan besar
atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas.
3.3. Pasir & Batu Pecah.
Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-4

3.4. Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik
lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan disetujui Pengawas.
3.5. Baja Tulangan.
Untuk b esi d engan d iameter ≤ 1 2 m m d igunakan b esi t ulangan polos,
kekuatan besi U24 = 2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.
Untuk besi dengan diameter > 12 mm digunakan besi tulangan ulir, kekuatan
besi U40 = 4000 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Pembesian
4.1.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kaitkait dan pembuatan sengkang ( ring )
persyaratannya harus sesuai dengan ketentuan PBI 1971.
4.1.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
4.1.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecora, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang beton sesuai dengan
ketentuan PBI 1971.
4.1.4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari
Pengawas Lapangan.
4.1.5. Penulangan harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, diameter
jumlah serta jaraknya harus benar-benar sesuai dalam arti phisik serta
final.
4.1.6. Batang tulangan yang dibengkokkan tidak boleh dengan cara
dipanaskan.
4.1.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI - 2 ( PBI 1971 ).
4.1.8. Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 2,50 cm dari permukaan beton
tanpa merusak. Cekungan-cekungan harus diisi dengan adukan dan
permukaan harus tetap halus, rata dan seragam dalam warna.
4.1.9. Sebelum dilakukan pemasangan pembesian pondasi pada bagian dasar
galian pondasi telapak harus diberi lantai kerja diatas pasir urug dengan
beton 1 PC:3PS:5Kr.
4.2. Perancah dan Acuan.
4.2.1. Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditentukan atau yang diperlukan dalam gambar.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-5

4.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,


sehingga cukup kokoh, dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran dilakukan.
4.2.3. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap dijamin sesuai dengan persyaratan.
4.3. Penempatan Pipa Drainase, Plumbing, Konduit.
4.3.1. Pipa-pipa drainase & plumbing, konduit kabel listrik dan/atau, harus
dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan
beton. Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi
adukan beton sewaktu pengecoran.
4.3.2. Pipa drainase dan konduit kabel listrik dari bahan PVC yang mempunyai
kuat tekan 10 kg/m2 yang memenuhi JIS K6741. Diameter pipa PVC
sesuai ketentuan Gambar Kerja.
4.4. Cara Pengadukan.
4.4.1. Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971.
4.4.2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan.
4.4.3. Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk dan mortel
pemasangan batu bata yang diperkenankan memakai mesin pengaduk
beton/molen, mengaduk dengan sekop/cangkul dilarang.
4.4.4. Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang
penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton percobaan/
pengetesan, sedangkan jumlah serta cara pengambilan kubus-kubus
beton tersebut harus sesuai dengan peraturan PBI 1971. Pengetesan
terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
4.5. Pengecoran Beton.
4.5.1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
4.5.2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pengawas
Lapangan.
4.5.3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindrkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4.5.4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
4.5.5. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan harus diperhatikan.
4.5.6. Beton harus dibasahi paling sedikit 10 ( sepuluh ) hari setelah pekerjaan
pengecoran.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-6

4.6. Pembongkaran Perancah/Acuan


Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari
Pengawas Pekerjaan. Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
4.7. Syarat pengamanan Pekerjaan
4.7.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3
x 24 jam setelah pengecoran.
4.7.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
4.7.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan/Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
4.7.4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih
( sesuai dengan ketentuan PBI 1971).

PASAL - 3
PASANGAN BATU KALI

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti pondasi, turap
dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan sesuai batas,
tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2. PROSEDUR UMUM

2.1. Contoh Bahan.


Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg dengan ukuran terpanjang maksimal
15 cm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk disetujui.
2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar Detail
Pelaksanaan yang mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan detail-detail
lain yang diperlukan, untuk disetujui Pengawas.

3. BAHAN-BAHAN

3.1. Batu Kali.


Batu kali harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm, dan
memiliki minimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal dan
tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur


III-7

3.2. Adukan dan Pelesteran.


Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan &
Plesteran.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Umum.
4.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua
pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui
Pengawas Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai
Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan Pemadatan.
4.1.2. Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air
hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan
dikeluarkan.
4.2. Pemasangan.
4.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang
terendam air dan adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan batu
kali yang tidak terendam air.
4.2.2. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang
berongga/tidak padat.
4.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di tempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali di luar
papan patok ukur/bow plank.
4.2.4. Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir
setebal 5 dan di anstamping batu kali 10 cm.
4.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk
Pengawas.
4.2.6. Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak
ada siar yang merupakan garis lurus.
4.3. Perletakan Lubang Saluran.
Pemasangan pondasi sudah harus menyediakan lubang saluran sesuai elevasi
yang diperlukan dan seperti ditunjukan pada gambar kerja.
4.4. Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali
yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan
harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
4.5. Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus-
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga hari setelah
pekerjaan selesai.

Bab III - Syarat-syarat Teknis Struktur

Anda mungkin juga menyukai