Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIK & METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN DRAINASE SALURAN TERTUTUP


( PIPA BETON / BOX CULVERT )

LOKASI PROYEK :

PERUMAHAN MAHARDI DEVELOPMENT


PT. TRI TUNGGAL MAHARDI

Desember 2023

Konsultan :
PT. BINA INFRATAMA KONSULTAN
ENGINEERING │ LANDSCAPE │ M E P

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 1


DAFTAR ISI

1. UMUM
1.1 Uraian
1.2 Lokasi Pekerjaan
1.3 Lingkup Pekerjaan
1.4 Penerbitan Detail Pelaksanaan
1.5 Kebersihan
1.6 Perlindungan Terhadap Kondisi Awal

2. PERSYARATAN
2.1 Standart Rujukan
2.2 Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini
2.3 Toleransi Dimensi Saluran
2.4 Persyaratan Bahan
2.5 Persyaratan Kerja

3. PELAKSANAAN
3.1 Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran ( Survey & Setting out )
3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Galian
3.3 Penempatan Gorong-gorong Pipa Beton / Box Culvert
3.4 Tembok Kepala Gorong-gorong
3.5 Penempatan dan Struktur Manhole
3.6 Perpanjangan Gorong-gorong Lama
3.7 Perlindungan Terhadap Saluran Air Lama
3.8 Relokasi Saluran Air

4. PENGENDALIAN MUTU
4.1 Penerimaan Bahan
4.2 Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
4.3 Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


5.1 Pengukuran
5.2 Dasar Pembayaran

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 2


SPESIFIKASI TEKNIS & METODE PELASANAAN
PEKERJAAN DRAINASE SALURAN TERTUTUP
( PIPA BETON / BOX CULVERT )

1. UMUM

1.1 Uraian

Pekerjaan ini terdiri atas pengadaan dan pemasangan semua material dan perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan saluran drainase tetutup dan modifikasi
sistem yang ada bila ditentukan, semua sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau atas
petunjuk kerja yang telah diterbitkan oleh Pemberi Tugas selaku pihak Pemberi Tugas.

1.2 Lokasi Pekerjaan

Sebagaimana telah ditentukan oleh Pemberi Tugas, pekerjaan ini berlokasi di Kecamatan
Cakung – Jakarta Selatan sesuai dengan gambar lay out yang diberikan.

1.3 Lingkup Pekerjaan

1. Batasan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan gambar kerja.

2. Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan


gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa logam
gelombang (corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton bertulang, termasuk
tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Pemberi Tugas.

3. Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete
lined drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang
disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari selokan yang
tidak dilapisi dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

4. Kontraktor berkewajiban membuat saluran sementara untuk mengendalikan air selama


waktu konstruksi.

5. Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu kerjanya
tinggi, Pemberi Tugas dapat memerintahkan penggunaan pasangan batu dengan
mortar (mortared stonework) sebagai pekerjaan pasangan batu (stone masonry) untuk
struktur dengan daya dukung yang lebih besar seperti gorong-gorong pelat, tembok
kepala gorong-gorong dan tembok penahan tanah.

6. Pekerjaan yang berkaitan dengan pemindahan utilitas yang ada dilakukan dengan ijin
Pemberi Tugas.

7. Pekerjaan ini termasuk pembersihan dan perapihan kembali kondisi eksisting yang
apabila mengalami perubahan dikarenakan pekerjaan ini.

1.4 Penerbitan Detail Pelaksanaan

1. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan setelah penerimaan tender, Kontraktor
pemenang tender harus menyerahkan program kerja dalam bar-chart atau format lain
yang disetujui Pihak Pemberi Tugas.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 3


2. Apabila diperlukan, sebelum pekerjaan dimulai maka kontraktor wajib untuk membuat
gambar pelaksanaan pekerjaan ( shop drawing ) sesuai dengan persetujuan Pemberi
Tugas.

3. Kontraktor harus membuat laporan mingguan dan bulanan yang berisi kemajuan
pekerjaan konstruksi termasuk foto-foto lapangan dan rencana pekerjaan berikutnya
yang selanjutnya diserahkan dan diperiksa oleh Pengawas.

4. Setelah pekerjaan selesai dan disetujui oleh pengawas, maka kontraktor harus
menyerahkan gambar hasil pekerjaan ( As Build Drawing ) sesuai dengan instruksi
pengawas lapangan.

1.5 Kebersihan

1. Kebersihan dan kerapian di seluruh areal pekerjaan harus selalu dijaga setiap saat.
Setiap selesainya satu bagian pekerjaan, areal tersebut harus segera dirapikan dan
dibersihkan dari segala macam material, kotoran dan sebagainya sehingga areal
tersebut selalu bersih dan rapi.

2. Setelah selesai semua pekerjaan yang tercakup, areal tersebut harus dibersihkan dan
dirapikan. Kebersihan dan kerapian harus selalu terjaga sampai serah terima selesai
(termasuk periode pemeliharaan).

3. Setelah penimbunan, kotoran atau kelebihan tanah harus dipindahkan dari loka si
pekerjaan menuju area yang disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas.

1.6 Perlindungan Terhadal Kondisi Awal

1. Lingkungan sekitar pekerjaan harus selalu dijaga dari segala macam gangguan dan
kerusakan.

2. Pekerjaan galian maupun timbunan tanah tidak diijinkan melewati (melebihi) areal
pekerjaan yang sudah disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas. Semua tanaman dan pohon
harus dilindungi dari kerusakan bila terlalu dekat dengan areal kerja.

3. Semua cairan yang dapat mengkontaminasi maupun kotoran-kotoran dan sampah


dilarang untuk dibuang ke sungai/saluran yang ada.

4. Pengendalian air hujan harus selalu dilaksanakan untuk menghindari erosi. Cairan -
cairan kotor harus ditempatkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu lingkungan
sebelum dibuang ke tempat yang semestinya.

2. PERSYARATAN

2.1 Standart Rujukan

AASHTO :

AASHTO M36 - 90 : Zinc Coated (Galvanized) Corrugated Iron or Steel Culverts


and Underdrains
AASHTO M170 - 89 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain and Sewer Pipe

2.2 Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 4


1 Rekayasa Lapangan
2 Selokan dan Saluran Air.
3 Drainase Porous.
4 Pasangan Batu .
5 Galian.
6 Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, Perlengkapan Jalan dan
Jembatan

2.3 Toleransi Dimensi Saluran

1 Marterial yang dipasang harus sesuai dengan dokumen yang telah diterbitkan oleh
Pemberi Tugas baik mengenai spesifikasi maupun dimensi.
2 Penggantian material karena tidak adanya stok dipasaran harus dikoordinasikan
dengan pengawas Pemberi Tugas.

2.4 Persyaratan Bahan

1 Beton.
Beton untuk Manhole/Sump Pit dan Side Entry Pit (SEP) harus menggunakan bahan-
bahan dan campuran sesuai dengan spesifikasi berikut ini :

a. Semen
− Digunakan portland cement jenis I menurut N.I.8 1965 atau type I menurut
ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut standart cement portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia (N.I.8-172). Merk yang dipilih tidak
dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis
dari Pihak Pemberi Tugas, dengan pertimbangan :
− Tidak ada stock di pasaran dari merk yang dipilih.
− Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu
semen penggantinya mempunyai kwalitas yang sama.
− Semen yang telah mengeras sebagian tidak diperkenankan untuk dipakai
sebagai bahan campuran.
− Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa agar semen
bebas dari kelembaban, untuk menghindari cepatnya semen mengeras.

b. Pasir beton
Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organik, lumpur dan sejenisnya, serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam P.B.I. 71.

c. Koral
− Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai
gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam
P.B.I. 71.
− Tempat penyimpanan/penimbunan pasir dan koral harus dipisahkan satu
dengan yang lain sehingga dapat dijamin bahwa kedua jenis material tersebut
tidak tercampur, dengan maksud agar bisa didapatkan adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
garam, dan bahan organik atau bahan yang dapat merusak beton.

e. Besi beton
− Besi beton yang digunakan adalah baja lunak mutu U-24 (tegangan leleh
minimum 2400 kg/cm2), atau sesuai dengan gambar.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 5


− Mutu besi beton yang digunakan harus dibuktikan dengan test
laboratorium. Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran
penampang besi beton. Semua biaya test ditanggung kontraktor.
− Pengawas akan minta diadakan test laboratorium untuk setiap
bahan/material yang diragukan mutunya.
− Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam, setelah ada perintah tertulis dari Pengawas.
− Besi beton yang akan digunakan harus bersih dari minyak dan bahan lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dengan adukan beton.

f. Bekisting
− Bahan bekistingm harus baik dan dipasang sesuai ukuran yang ditetapkan
dalam gambar . Jenis bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengawas.
− Bekisting harus dipasang dengan perkuatan-perkuatan sehingga
menjamin ukuran dan jarak tidak berubah selama dilakukan pengecoran.
− Sebelum dilakukan pengecoran, bekisting harus bersih dari segala
kotoran
− Setelah pengecoran, bekisting dapat dibuka/dibongkar sesuai dengan
syarat yang tercantum dalam P.B.I. 1971.

g. Mutu Beton
− Mutu beton yang digunakan adalah K300 atau sesuai gambar.
− Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan percobaan
hancur kubus beton dari laboratorium.
− Pengambilan contoh adukan beton (benda uji) yang akan ditest di
laboratorium harus disaksikan oleh Pengawas.
− Jumlah benda uji sesuai dengan ketentuan dalam P.B.I. 1971, dan mutu beton
harus diperiksa untuk 3 hari, 7 hari dan 28 hari untuk setiap macam adukan
yang diambil contohnya.
− Hasil test laboratorium harus segera diserahkan kepada Pengawas.

h. Campuran beton
− Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat. Untuk masing-
masing jenis material harus diadakan percobaan komposisi adukan dan hasil
dari percobaan tersebut harus segera diserahkan kepada Pengawas untuk
dijadikan pedoman pada waktu pengecoran.
− Slump untuk campuran beton harus disesuaikan dengan hasil percobaan
laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan dalam
P.B.I. 71.
− Penunjukan laboratorium untuk pengetesan beton dan percobaan mutu
beton, harus mendapat persetujuan dari Pengawas.

2 Pipa Beton Bertulang / Box Culvert


Supplier/pemasok harus menyertakan Sertifikat yang memuat diameter pipa /box
culvert, ketebalan pipa/box culvert, beban maksimum di atas pipa yang diizinkan,
ketebalan timbunan di atas pipa/box culvert, dsb, yang memungkinkan untuk
memilih material berdasarkan beban kendaraan/timbunan yang terjadi pada jalur
pipa/box culvert terpasang.

2.5 Persyaratan Kerja

1 Jadwal Pekerjaan

a. Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai


persetujuan tertulis Pemberi Tugas dan lingkup pekerjaan telah diterbitkan.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 6


b. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum
pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong
harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali
jika Kontraktor dapat menyediakan drainase yang memadai dengan membuat
pekerjaan sementara yang khusus.

c. Pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur
lalu lintas maupun pada bahu jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong,
tembok kepala dan struktur minor lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah
dasar selesai dikerjakan.

2 Kondisi Tempat Kerja

Ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat kerja agar
senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan
untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar.

3. PELAKSANAAN

3.1 Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran ( Survey & Setting out )

1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (0 peil) ditentukan bersama-sama


Pihak Pemberi Tugas/Pengawas. Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan
bouwplank 3/20 dengan panjang kurang lebih 4 m dan terbuat dari kayu. Papan patok
harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas,
dicat dengan cat menie.

2 Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek, untuk memungkinkan perencanaan kembali
pengukuran sifat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Patok yang permanen harus di bangun di atas tanah yang tidak akan
terganggu/di pindahkan.

3 Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan untuk lebar perkerasan jalan, lebar bahu jalan dan drainase sesuai dengan
penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus
mendapatkan persetujuan Pihak Pemberi Tugas sebelum memulai konstruksi.

4 As saluran yang direncanakan, dipasang di lapangan berdasarkan hasil draft desain


yang telah disetujui Pengawas dengan cara sebagai berikut :

a. Titik awal dan akhir as saluran diikatkan kepada titik-titik polygon. Masing-masing 2
buah patok beton diletakkan di tepi daerah penguasaan jalan sebagai titik bantu.
b. Titik-titik penting pada tikungan ditentukan di lapangan dengan memasang patok-
patok pembantu. Pada titik PI dipasang 1 (satu) patok beton.
c. Patok-patok tersebut diberi tanda dan nomor urut serta dibedakan dari patok
polygon. Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit atau sejenis total station.
d. Level dasar saluran ditentukan sesuai gambar.

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Galian

1 Galian harus dibuat sedemikian sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan
kedalaman yang dikehendaki, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan
dipasang seperti yang diperbolehkan oleh Pengawas. Galian harus dikeringkan dan
dijaga selama pelaksanaan pekerja sehingga pekerja dapat bekerja didalamnya
dengan aman dan efisien.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 7


2 Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya
dengan baik, dan “bedding” maupun timbunan harus ditempatkan dan dipadatkan
seperti yang tertera pada gambar atau sesuai instruksi Pengawas.

3 Galian harus dibuat dengan lebar ekstra, bila diperlukan, untuk memasukkan
penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan pipa.

4 Galian harus dibuat dengan kedalaman sesuai gambar.

5 Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil
seperti debu-debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Pengawas harus
disingkirkan, maka Kontraktor harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan
bahan-bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat Pengawas diperlukan
pondasi khusus, seperti penggantian tanah, atau penimbunan dengan bahan yang
sesuai, Kontraktor harus mengerjakannya sesuai petunjuk Pengawas, tidak ada biaya
tambahan yang diberikan untuk pekerjaan ini.

6 Galian harus diberi perkuatan jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman dan mengamankan permukaan jalan dan bangunan-
bangunan lainnya seperti yang ditunjukkan oleh Pengawas.

7 Sisa galian agar dibuang ke daerah yang ditunjuk oleh Pihak Pemberi Tugas/Engineer.
Pembuangan dalam radius 1 km dari lokasi proyek atas biaya Kontraktor. Kontraktor
bertanggung jawab atas pengangkutan, penebaran dan perapihan material buangan
pada lokasi pembuangan.

8 Sisa galian juga dapat di tempatkan sementara pada area yang ditunjuk oleh Pihak
Pemberi Tugas sebagai stock, untuk digunakan kemudian atas permintaan Pihak
Pemberi Tugas

9 Kontraktor bertanggung jawab penuh dan agar membuat drainase sementara pada
area konstruksi untuk menjaga agar daerah konstruksi selalu dalam keadaan kering.

10 Pengalihan aliran air dan semua tindakan-tindakan teknis lainnya agar dilaksanakan
untuk melindungi area kerja tetap dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kerusakan-kerusakan yang di timbulkan dalam melaksanakan hal tersebut,
serta harus memperbaikinya. Tidak ada tambahan biaya dalam hal ini.

3.3 Penempatan Gorong-gorong Pipa Beton / Box Culvert

1 Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Kontraktor harus


menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Pengawas. Semua
pipa dan sambungan-sambungan harus diturunkan ke dalam galian dengan hati-hati
dengan peralatan derek, tali, atau peralatan yang memadai untuk menghindarkan
kerusakan pipa.

2 Dalam keadaan apapun juga pipa tidak boleh dijatuhan kedalam galian.

3 Jika terjadi kerusakan pada pipa, sambungan-sambungan, atau peralatan lainnya


sewaktu pengangkutan, kerusakan harus segera dilaporkan kepada Pengawas.

4 Pengawas akan menginstruksikan untuk mengadakan perbaikan atau membuang


bahan-bahan yang rusak tersebut.

5 Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-
retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian, segera
sebelum pemasangannya pada posisi terakhir.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 8


6 Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah
rusak. Pipa harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Pengawas, yang akan
menentukan perbaikan atau dibuang.

7 Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari ujung bell dan spigot
dari tiap pipa, dan bagian luar dari ujung spigot dan bagian dalam dari bell harus
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.

8 Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam pipa ketika pipa diletakkan.
Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-bahan, peralatan, pakaian atau
barang-barang lain diletakkan didalam pipa.

9 Pada waktu pemasangan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat dengan
bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.

10 Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali pada bagian
bell.

11 Harus di jaga agar kotoran tidak masuk ke dalam ruang antara sambungan.

12 Jika pemasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus di tutup dengan
bahan yang disetujui oleh Direksi.

13 Apabila diperlukan pemotongan pipa, maka harus dikerjakan dengan rapih dan teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya dan ujungnya harus dibuat
halus.

14 Ujung bell menghadap ke arah depan dari pemasangan. Pipa harus dipasang dengan
akhiran bell yang menghadap kearah depan dari pasangan, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi.

15 Jika pipa diletakkan pada sudut 10% atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada
bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan akhiran bell.

16 Tim-bunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan


untuk Timbunan Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari
gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu
yang tertahan pada ayakan 25 mm.
17 Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak pipa dan,
kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi
minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan kembali pada celah-celah di bawah
setengah bagian bawah pipa harus mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan
sebagaimana mestinya.

18 Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih dekat 1,5
m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di
atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan
tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas
puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak berten-tangan dengan ketentuan yang di
atas, Kontraktor harus bertanggung jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan
yang terjadi akibat kegiatan tersebut.

19 Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas bilamana tinggi
timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan
minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau spesifikasi dari pabrik pembuatnya
untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 9


20 Pemasangan sambungan
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan kedalam socket dengan berhati-hati agar
tidak terjadi persentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan dengan
menekan bagian akhiran yang datar ke dasar socket dengan peralatan yang disetujui
Pengawas lapangan.

21 Defleksi yang diizinkan dalam pipa push-on-joint


Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan dari
Pengawas lapangan serta petunjuk dari pabrik. Adalah penting untuk membuat
sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan
diselesaikan

3.4 Tembok Kepala Gorong-gorong

1 Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan pekerjaan
perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan gorong -gorong
harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan pasangan batu belah dengan mortar.
Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) digunakan
untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul
beban struktur yang berarti.

2 Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang tinggi,
atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan
gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu (stone masonry)
dan bukan Pasangan Batu Dengan Mortar (mortared stone-work), bahkan jika beban
yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan Beton Bertulang. Bahan yang
akan digunakan haruslah seperti yang diperintah-kan Pemberi Tugas. Pemberi Tugas
akan mempertimbangkan mutu dan bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan
tersebut, dan juga ketrampilan tukang batu yang dipekerjakan oleh Kontraktor

3.5 Penempatan dan Struktur Manhole

1. Penempatan loubang inspeksi ( manhole ) dilakukan seperti tercantum dalam gambar


selama tidak menggangu utilitas dan rencana site plan yang ada serta dikoordinasikan
dengan pengawas.

2. Manhole dipasang sesuai dengan data koordinat yang tercentum dalam gambar dengan
jarak antar manhole ± 40 m kecuali ditentukan lain dalam gambar.

3. Apabila tidak ditentukan dalam gambar, struktur manhole dipasang dari material
pasangan batu dengan mortar sesuai spesifikasi yang ada. Dalam hal ini kontraktor wajib
memberikan gambar rancangan kerja ( shop drawing ) apabila diminta oleh Pemberi
Tugas.

4. Pemasangan tutup manhole terbuat dari bahan pabrikasi sesuai dengan spesifikasi
material pipa yang dipasang dan dikorrdinasikan dengan pengawas.

5. Dasar manhole dibuat konstruksi jebakan lumpur dengan elevasi seperti yang tertera
dalam gambar.

6. Dimensi manhole dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan dalam membuka
ataupun menutup manhole.

3.6 Perpanjangan Gorong-gorong Lama

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 10


1. Bila perpanjangan gorong-gorong lama memerlukan pembongkaran tembok kepala lama,
atau tembok sayap atau bagian lainnya, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar
dengan hati-hati, sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa atau bagian struktur
lainnya yang tidak dibongkar. Jika menurut pendapat pengawas, kerusakan yang tidak
perlu terjadi pada bagian gorong-gorong yang ditetapkan untuk tidak dibongkar, maka
bagian yang rusak tersebut harus diganti atas biaya Kontraktor.

2. Bilamana gorong-gorong lama dan perpanjangannya mempunyai rancangan yang


berbeda, atau menurut pendapat pengawas, sambungan yang standar tidak mungkin
dilakukan, maka suatu sambungan (collar) beton harus dibuat untuk membentuk
sambungan (connection) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Semua gorong-gorong lama, juga gorong-gorong yang akan diganti atau diper-panjang
dalam Kontrak ini, harus dibersihkan dari semua sampah dan kotoran, dan harus dijaga
dalam kondisi bersih dan operasional selama Periode Kontrak.

3.7 Perlindungan Terhadap Saluran Air Lama

1. Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini, tidak
boleh diganggu tanpa persetujuan Pemberi Tugas.

2. Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan, maka
setelah pekerjaan ini selesai Kontraktor harus menimbun kembali seluruh galian sampai
permukaan tanah asli dengan bahan yang disetujui Pemberi Tugas.

3. Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atau akibat
galian lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah
pekerjaan selesai.

3.8 Relokasi Saluran Air

1. Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya


dalam Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau
seluruh saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak
mengganggu aliran air pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan
tersebut. Relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas.

2. Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelan-daian


dasar saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada
bangunan di sekitarnya.

4. PENGENDALIAN MUTU

4.1 Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus
memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini sesuai dengan
pekerjaan atau bahan yang digunakan.

4.2 Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap


pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 11


Pasal 4.4.1 di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari
semua gorong-gorong dan drainase beton yang telah selesai dan diterima selama sisa
Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut
harus dilaksanakan dan harus dibayar sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

5.1 Pengukuran

1. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun
tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang dari pipa baru atau perpanjangan yang
dipasang, yang diukur dari ujung ke ujung pipa yang dipasang.

2. Kuantitas yang diukur untuk struktur lainnya yang diuraikan dalam Seksi ini haruslah
kuantitas dari berbagai macam bahan yang digunakan, yang dihitung seperti yang
disyaratkan dalam Seksi lain dalam Spesifikasi ini.

3. Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada
pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian
atau timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan
pekerjaan gorong-gorong pipa dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk
gorong-gorong pipa dan berbagai macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.

5.2 Dasar Pembayaran

Kuantitas gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus
dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pemb ayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, pemadatan,
cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan
atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

1. Gorong-gorong pipa beton / box culvert = Meter Panjang


2. Galian Tanah = Meter Kubik
3. Pasangan batu belah = Meter Kubik

SPESIFIKASI TEKNIK DRAINASE TERTUTUP 12

Anda mungkin juga menyukai