Anda di halaman 1dari 47

METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

SPESIFIKASI

4.1. SPESIFIKASI

4.1.1. Lingkup Pekerjaan Konstruksi :

a. Pekerjaan Persiapan Umum

b. Pekerjaan Pelaksanaan Lantai Dasar

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Kusen

Pekerjaan Atap

Pekerjaan Plafond

Pekerjaan Lantai

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Gantungan dan Kunci

Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan Sanitair

Pekerjaan Arsitektur

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

c. Pekerjaan Pelaksanaan Lantai Atas

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Kusen

Pekerjaan Atap

Pekerjaan Plafond

Pekerjaan Lantai

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Gantungan dan Kunci

Pekerjaan Instalasi Listrik

d. Pematangan lahan (sirtu Padat)

Pekerjaan Tanah

e. Pemagaran

Pekerjaan Pagar

4.1.2. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini.

2. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN

SYARAT-SYARAT pekerjaan ini.

3. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh

Panitia Pelelangan kepada Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan

Pekerjaan/ Rapat Aanwijzing Pekejaan, Risalah Aanwijzing.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

4. Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Konsultan

Pengawas pada waktu pekerjaan dilaksanakan.

I. SITUASI

2.1. Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah

bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh

terhadap harga penawaran.

2.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan

alasan untuk klaim dikemudian hari.

2.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan

dilaksanakan.

II. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan

dalam cm dan m, kecuali ukuran baja/ besi yang dinyatakan dalam Inc

atau MM.

3.2. Permukaan atas lantai ubin (Peil  0,00) adalah 120 cm dari muka

tanah sekitarnya, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan/ kayu terentang 5/7 x 3 M yang

diketam rata semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ke tanah asli

sedalam 1 M, ukuran penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang

harus dibuat pemborong dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan

dipelihara selama pelaksanaan.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

3.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi

dengan patok-patok yang dipancang dan papan bouwplank yang

diketam pada sisinya.

3.5. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) Orang

Pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar,

penunjukkan/ prima silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.

III. PEKERJAAN TANAH

4.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :

1. Penggalian pondasi batu kali dan pondasi setempat

2. Urugan kembali bekas galian

3. Urugan tanah peninggian bangunan

4. Urugan Bawah Pondasi dan bawah lantai

4.2. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan

1. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar

atau sampai tanah keras, apabila diperlukan untuk mendapatkan daya

dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

2. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun

kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum

3. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat

langsung ke tempat yang direncanakan yang disetujui Direksi,

sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan

harus disingkirkan ke tempat yang disetujui Direksi.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

4.3. Harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam penawaran harus sudah

mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat,

penimbunan dan pembuangan hasil galian.

IV. PAPAN BOUWPLANK

5.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/ terentang diserut rata

dan terpasang waterpass dengan peil  0,00 m.

Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran

5/7 cm.

Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding,

dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.

5.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar

untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

5.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib

memintakan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

V. PEKERJAAN PONDASI

6.1. Pondasi yang dipakai adalah : Pondasi plat setempat, dan pondasi

lajur batu kali.

1. Pondasi Plat

Pondasi plat seperti yang ditunjukan pada gambar kerja dipasang pada

tiap-tiap kolom selasar bangunan lantai I dan pada pondasi tangga.

Pada pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan

pada gambar kerja, kemudian diatasnya diberi lapisan lantai kerja

setebal 3 cm dari bahan adukan 1 Pc : 3 Psr.

b) Pemasangan pembesian/penulangan besi plat seperti ditunjukan pada

gambar. Pelaksana/Kontraktor agar dengan cermat meneliti gambar

kerja dan memperoleh petunjuk Konsultan Pengawas.

c) Mortal beton menggunakan mutu beton, dan K-225, untuk agregat, air

semen dan persyaratan lain lihat pasal pekerjaan beton.

2. Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali terdiri dari pondasi lajur batu kali dan batu kali

setempat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan

pada gambar kerja.

b) Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris

dan disiram sampai kepadatan maksimum.

c) Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah setebal 15 cm ditimbris pasir

atau batu belah sehingga kokoh.

d) Material batu kali/belah yang keras bermutu baik tidak cacat dan tidak

retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan

terbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.

e) Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1Pc : 3 Psr dan

1 Pc : 5 Psr.

f) Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia

yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik lainnya.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

6.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay

out titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar

dan disetujui Konsultan Pengawas.

6.3. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya

penempatan kedalaman, besaran, beban letak dan kondisi dasar galian.

Sebelum pemasangan pondasi dimulai, ijin dari Konsultan Pengawas

mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.

6.4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek

tulangan ke Tie Beam dan sporing pipa plumbing yang harus

menembus pondasi.

6.5. Antara Tie Beam dan pondasi batu kali menerus dipasang stek-stek

besi  10 mm berjarak minimal 1 m.

VI. PEKERJAAN BETON

7.1. Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk beton bertulang dalam pekerjaan ini adalah :

a) Pekerjaan pondasi plat

b) Pekerjaan Tie Tie Beam

c) Pekerjaan kolom struktur dan kolom praktis

d) Pekerjaan balok dan ringbalk termasuk balok lintel

e) Pekerjaan plat lantai

f) Kanopi Beton

7.2. Bahan-bahan

1. Agregat Beton

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu

dengan Wets System Stone Crusher.

b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut

ASTM-C 33.

c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm

d) System penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi

kontaminasi bahan yang tidak diinginkan

e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%.

2. Agregat Kasar

a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,

keras tidak berpori dan bentuk kubus.

b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampui 20%

dari jumlah berat seluruhnya.

Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin Los

Angeles ASTM-C 131-55.

Gradasi :

Saringan Ukuran Lewat

Sarin

gan

1” 25,00 100

mm

3/4“ 20,00 90 -

mm 100

3/8” 95,00 20 - 25

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

mm

No. 4 4,76 0 - 100

mm

3. Agregat Halus

a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir

Galunggung Tasikmalaya.

b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-

substansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala

jenis substansi tersebut lebih dari 5%

c) Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Untuk beton, pasir harus terdiri

dari partikel-partikel yang tajam dan keras.

d) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin

kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi

kontaminasi yang tidak diinginkan.

Gradasi :

Sarin Ukur %

gan an Lew

at

Sarin

gan

3/8” 9,00 100

mm

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

No. 4,76 90 -

4 0 100

mm

No. 2,38 90 -

8 0 100

mm

No. 0,19 90 -

16 0 100

mm

No. 0,59 90 -

30 5 100

mm

No. 0,29 90 -

50 7 100

mm

N 0,14 90 -

o. 9 100

100 mm

No 0,07 90 - 100

. 4

200 mm

4. PC (Portland Cement)

Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8

Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai

untuk seluruh pekerjaan beton.


BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Semen ini harus disimpan pada tempat kering dengan lantai terangkat,

agar terhindar dari air dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen

yang rusak

atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari

lapangan.

5. Pembesian/ Penulangan

a) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian

rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab

maupun basah.

b) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran

masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan

dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang dinyatakan

dalam gambar.

c) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan

kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau

digosok tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan

bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui pengawas.

d) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau dibengkokkan,

sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan

harus sesuai PBI 1971.

e) Pembuatan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan

gambar konstruksi.

f) Tulangan beton harus diikat kuat dengan kawat beton untuk menjamin

agar besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton/

beton deking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.

6. Besi Beton

Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari

lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari

perencana/ pengelola Kegiatan/ konsultan pengawas.

Direksi/ Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi

tulangan ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari

tulangan yang ada ditempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar

struktur, tanpa biaya tambahan.

7. Kawat Pengikat

Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan

dalam

NI-2.

8. A i r

Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2.

9. Additive

Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi,

bila diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan

additive merk POZZLITH 300 R atau setaraf. Additive yang

mengandung Chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.

7.3. Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan material test

atau mixed design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh

pengawas “Deviasi Standard” yang akan dipergunakan untuk menilai

mutu beton selama pelaksanaan.

1. Pengecoran Beton.

a) Memberitahukan direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu

pengecoran beton dilaksanakan.

Persetujuan direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti

bahwa kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.

Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab

kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.

b) Adukan beton tidak boleh dituangkan bila waktu sejak dicam-purnya

air pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui

3 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengelola Teknis/

Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi

tertentu.

c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan

terjadinya pemisahan material (Segregation) dan perubahan letak

tulangan. Cara penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa

chute dan sebagainya, harus mendapatkan persetujuan direksi.

d) Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus

selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat

dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan

dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

e) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah

mengalami “Initial Set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana

akan terjadi plastis karena getaran.

f) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh

tanah harus diberi lantai dasar setebal 3 cm agar menjamin duduknya

tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.

g) Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras

dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen

(laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman

yang cukup sampai tercapai beton yang padat.

Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat

pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

2. Pemadatan Beton

a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan

untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalannya

secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara

berlebihan.

b) Pelaksanaan penuangan serta penggetaran beton adalah sangat

penting. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar

tidak berlebihan (Over Vibrate). Hasil beton yang berongga-rongga

dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

c) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.

d) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan

penggetar berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan

pemadatan yang baik.

e) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang

mengerti dan terlatih.

3. Lantai Kerja

Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus

diurug dengan pasir padat setebal 10 s/d 15 cm atau sesuai dengan

yang ditunjukan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja

dengan mutu BO setebal 3 cm, dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dibawah

konstruksi beton tersebut.

4. Slump (Kekentalan Beton)

Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian

dengan PBI-1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Slu Mi

Konstruk mp/ n

si Max (C

(Cm m)

- Plat, 15 7,5

Kolom

dan

Balok

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

- Pondasi 12,5 5,0

Telapak

bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran

tinggi, harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50%, tetapi dalam

hal apapun tidak boleh melebihi 15,0 cm.

5. Penyambungan Beton dan Construction Joint

a) Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/

dikasarkan dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG

CALBOND atau sejenisnya yang dapat menjamin kontinuitas adukan

beton lama dengan yang baru.

b) Rencana/ Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penye-

lesaian satu struktur secara menyeluruh.

c) Dalam schedule tersebut direksi akan memberikan persetujuan dimana

letak construction joint tersebut. Dalam keadaan mendesak direksi

dapat merubah letak construction joint tersebut.

d) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan

mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang

padat serta dengan menyemprotkan air pada permukaan beton,

sesudah 2 jam atau kurang dari 4 jam sejak beton dituang.

e) Bila pada sambungan beton/ coran timbul retak atau bocor perbaikan

dilakukan dengan Concresive SGP Process.

6. Pengujian Kekuatan Beton

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu

dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m³

beton harus dibuat 1 benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan

tekannya di laboratorium yang disetujui pengawas dan biasanya

ketentuan PBI-1971 harus dipenuhi. Mutu beton yang disyaratkan

adalah K-225.

7. Pemeriksaan Lanjutan

Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka

pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan Core Drilling untuk

meyakinkan terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan

PBI-1971.

Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan benda uji maupun pemeriksaan

lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

7.4. Cetakan Beton

1. Standard

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan norma-lisasi

dibawah ini :

- NI - 2 - 1971

- NI - 3 - 1970

2. Bahan-bahan

a) Bahan pelepas acuan (Releasing Agent) harus sepenuhnya digunakan

pada semua acuan untuk pekerjaan beton.

b) Cetakan untuk beton cor ditempat, biasa bahan cetakan harus dibuat

dari kayu terentang kelas II yang cukup kering, tebal dan keras dengan

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

diberi penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan frame work

dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton

pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, serta

untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan

Pengawas.

c) Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor

sepenuhnya.

d) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari

hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

e) Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.

Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan

dengan permukaan yang halus dan rata.

f) Sebelum beton dituangkan, konstruksi cetakan harus diteliti untuk

memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi

penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih

dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.

g) Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperda-gangkan

(form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakan.

Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang

dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.

h) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi

penyerapan air beton yang baru dituangkan.

i) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari

Direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

- Balok Tanpa beban konstruksi 7 Hari

- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari

- Pelat Lantai 21 Hari

Dengan persetujuan Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas cetakan

beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi

perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan

75% dari kekuatan pada umur 21 hari.

Segala izin yang diberikan oleh Pengelola Teknis/ Konsultan

Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/

membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-

kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.

Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-

hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada

permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak

pecah.

j) Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam

dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan

pengurugan tanah kembali.

3. Hasil Pengecoran dan Finishing

a) Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa

cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

b) Permukaan beton yang akan difinishing dengan cat, tidak akan

diplester lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

c) Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan

menyatakan persetujuannya.

VII. PEKERJAAN PASANGAN

7.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :

1. Pasangan dinding bata 1/2 batu

2. Plesteran/ acian dinding bata

3. Plesteran/ afwerking permukaan beton

4. Pasangan ornamen dinding sisik ikan

5. Pasangan nama gedung stainless

7.2. Bahan yang dipakai adalah :

1. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan

retak, maksimal belah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi

persyaratan PUBBI 70. Dalam hal bata merah sulit didapat,

pemborong dengan ijin tertulis dari Direksi dapat mempergunakan

bahan bangunan alternatif pengganti batu bata atau dinding

ferrocement (Simpai Wall).

2. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran

organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang

akan dipakai terlebih dulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.

3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I

menurut ASTM dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.

4. Keramik/ porselen warna, buatan dalam negeri, mutu yang baik

sekualitas Mulia.

7.3. Adukan/ Campuran

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

1. Adukan Trasraam 1 Pc : 3 Psr dilaksanakan untuk :

a) Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas Tie Beam diatas lantai

pada semua dinding yang berhubungan dengan air setinggi 160 cm.

b) Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta

tempat-tempat lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding

c) Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, saluran pasangan

trasraam, plint plesteran, afwerking permukaan beton dan seluruh

pasangan bata 1 Pc : 3 Psr tersebut diatas.

2. Adukan 1 Pc : 5 Psr dilaksanakan untuk pasangan dinding dan

plesteran yang tidak trasram seperti tercantum di atas.

7.4. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah

vertikal maupun horizontal.

Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi  10 mm dari kolom,

pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1

meter setiap hari.

Batu bata sebelum dipasangkan terlebih dahulu dibasahi air.

2. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1

Pc : 3 Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan

ikatan yang lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga

pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan

acian semen.

3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14

hari

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

4. Untuk plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam

5. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/ afwerking

permukaan beton perlu dikasarkan/ dikamprot terlebih dahulu dengan

campuran 1 Pc : 3 Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk

mendapatkan ikatan yang lebih baik.

6. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak

dan retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

VIII. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

9.1. Bahan yang dipakai adalah :

1. Semua Kusen (Pintu, Jendela) terbuat dan kayu awet kelas I dengan

kwalitas baik dan diserut halus.

2. Ukuran kayu yang digunakan adalah (5X 15) cm yang merupakan

ukuran jadi

(minimal). Seluruh permukaan kusen, harus dimeni sampai rata.

Bidang- bidang angker-angker besi dia 8 mm sebanyak 3 (tiga) buah

pada setiap sisi.

3. Pada setiap kaki kusen pintu dibuat neut-neut beton tumbuk yang

dilengkapi

dengan hook besi dia. 10 mm yang dipasang tertanam. Ukuran serta

Type Kusen yang harus dibuat, dapat dilihat pada gambar kerja.

4. Daun Pintu menggunakan Kayu kelas I dengan kualitas baik.

5. Seluruh sambungan kayu peda kusen dan daun jendela harus

menyudut, rapih dan halus. serta sesuai dengan gambar rencana.

9.2. Persyaratan Pelaksanaan

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

1. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan dikumpulkan pada tempat

yang tertutup dari cahaya langsung/ hujan dan mempunyai sirkulasi

udara yang baik dengan alas yang cukup tinggi tidak bersentuhan

langsung dengan tanah.

2. Pelaksana harus mempelajari setiap ukuran, bentuk, pola penempatan,

cara pemasangan dan detail yang sesuai dengan gambar rencana dan

ketepatan pada saat pemasangan. Seluruh sambungan kayu pada kusen

dan daun jendela harus menyudut rapih dan halus, serta sesuai dengan

gambar rencana

3. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut plat penggantung, angkur,

dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi dan sempuna.

Diusahakan agar permukaan yang tampak harus bersih tidak kotor

4. Pendempulan dan perapihan permukaan kayu harus rata, halus dan

kering.

Setelah pendempulan dilaksanakan maka digosok dengan ampelas

sesuai

keperluannya agar permukaan kayu halus dan rapi, serta pori kayu

tertutupi dempul terutama pada bagian kayu halus seperti kusen, daun

pintu, jendela dan lainnya yang memerlukan kerapihan.

5. Seluruh kayu yang digunakan harus Iurus dan tanpa cacat/ mata

kayu/retakan.

X. PEKERJAAN ATAP

X.1. Lingkup Pekerjaan

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-

balok tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss)

dengan alat sambung, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait

sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan

lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan

seluruh rangka atap baja ringan sampai siap dipasangi bahan penutup

atap, sesuai dengan Surat Kontrak Kerja.

2. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan meliputi

struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat),

reng, sekur overhang (jika ada), dan batang pengaku / bracing. Yang

dimaksud dengan pengaku / bracing meliputi:

 Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai hot–dipped

Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

 Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped Galvanised

Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

 Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing / cross brace)

memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

X.2. Persyaratan Bahan

1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan adalah baja

high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550 (minimum

yield strength 550 MPa) sekualitas PRYDA sebagai berikut:

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

 Batang utama (chord) memakai hot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z

08 (tebal 0,8 mm) atau 74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z 10

(tebal 1 mm)

 Web memakai hot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal 0,8

mm) atau 65x26 C 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08 (tebal 0,8 mm)

atau 75x40 W 10 (tebal 1 mm)

2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok

tembok) adalah juga high tensile strength hot-dipped galvanized steel

G550 sebagai berikut:

 Reng memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5

mm)

 Batang-batang pengaku (bracing) memakai hot–dipped Galvanised

Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm).

 Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari profil hot–

dipped Galvanised Steel 75x40 W 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08

(tebal 0,8 mm)

3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan adalah sekrup

khusus yaitu sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang sesuai

dengan persyaratan pada “Screws – Self Drilling – for The Building

and Construction Industries” (Australian Standard 3566).

4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk

menahan beban vertikal dan horisontal dengan Multigrip (MG),

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

dengan bahan Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 MPa

dan Design Tensile Strength 150 MPa.

5. Pelapisan (coating) anti karat menggunakan hot–dipped Galvanized

coating Z22 (220 gram/m2) yang sesuai dengan “Specification for

Pre-Fabricated Cold-Formed Steel Roof Trusses” (JKR-Malaysia

20600-0022-2001), dan “Coating Weight [Mass] Requirements

(Metallic Coatings)” (American Society for Testing and Materials –

ASTM Standard A1003 / A1003M-05)

X.3. Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan

komputer menggunakan software Roof dan sesuai dengan Truss

System’s Standards and Specifications.

2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar

kerja.

3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan

demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus

diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus

diadakan / disediakan / dikerjakan.

4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ringan dilakukan di workshop

dan dilaksanakan dengan mesin rakit / jig

5. Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop

maupun instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan mesin

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak terjadi

aus / overtighten.

6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang

dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda

sesuai dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui

7. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua

struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan

spesifikasi desain dan pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan

dengan hal itu, pihak konsultan perencana struktur berhak meminta

informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda.

8. Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan

kuda-kuda tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah

sehingga pada saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan /

atau menempel pada bagian dari kuda-kuda.

9. Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah,

mengurangi maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa

supervisi ataupun persetujuan dari direksi.

10. Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan

penutup atap, agar dapat memasang reng dengan jarak yang setepat

mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda-kuda tiba di

lokasi proyek.

X.4. Bahan Penutup Atap

1. Atap Genteng Metal koraltex

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Atap jenis ini dipasang pada seluruh atap bangunan.

Pada pelaksanaannya harus memperhatikan hal sebagai berikut :

a) Bahan penutup memiliki kualitas baik dan memenuhi persyaratan

PUBB 1971.

b) Pemasangan bubungan atap dan pengisi potongan genteng

menggunakan adukan 1 pc : 3 pasir.

c) Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, tidak rata dan berombak

harus diperbaiki atas biaya pemborong.

d) Seluruh talang jurai memakai seng BJLS 28, serta plashing atap

memakai papan tebal 2 cm dilapis seng BJLS 28

X.5. Pemborong wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar

detail / pertemuan dari bagian – bagian penutup atap yang tidak /

belum tercantum dalam gambar kerja.

X.6. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan

tertentu yang berat dan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan

kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari

Direksi dan Perencana.

Semua perubahan-perubahan ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya

tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang

mengakibatkan pekerjaan kurang.

X.7. Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan

detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan semua

bagian-bagian penutup atap.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

X.8. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan penutup atap dari

satu pabrik. Sebelum dipesan/ dikirim ke lokasi pekerjaan pemborong

terlebih dahulu mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan

persetujuan.

X.9. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek

kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang

rata.

XI. PEKERJAAN PlAFOND

XI.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi : pemasangan rangka plafond, pemasangan

penutup plafond, pemasangan list plafond.

XI.2. Persyaratan Bahan

a. Semua bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang

berlaku.

b. Rangka plafond menggunakan Besi Hollow 2/2,4/4

c. Panel penutup memenuhi persyaratan Sll.

d. Ukuran panel standard sesuai Gambar kerja

e. Tebal panel Gypsum Board 4 mm

f. Bahan yang akan dipakai harus siku pada sudut-sudutnya, permukaan

rata tidak bergelombang, tidak ada tonjolan atau lekukan; dan bebas

dari cacat, noda dan pecah

XI.3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Umum

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

1. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama

Gambar Kerja dan memeriksa keadaan di tempat pekerjaan yang akan

dilaksanakan serta mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu :

Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi terhadap peletakan-peletakan

diantaranya : Intercom, Pengabelan, pemipaan dan instalasi lainnya.

Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Renana

langit-Iangit, maka Kontraktor harus meneliti gambar kerja disiplin

yang bersangkutan. Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus

melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. untuk mendapatkan

keputusan yang harus dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada di

bawah petunjuk dan pengarahan dan Konsultan Pengawas/Direksi.

2. Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standar spesifikasi dan bahan

dan material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat,

selain mengikuti Gambar kerja dan Buku Spesifikasi ini.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

b. Pekerjaan list Plafond

1. Bahan untuk semua list plafond yang dipakai adalah Gypsum yang

memenuhi persyaratan.

2. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan

jarak pemakuan maksimum 20 cm, berseling diantara pemakuan

langit-Iangit. lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul,

kemudian diratakan dengan permukaan memakai ampelas halus.

3. Setiap pertemuan sudut harus diadu manis. Setiap perselingan dan

pertemuan harus tegak lurus dan rapi.

4. Disyaratkan tidak ada sambungan sepanjang minimal 300 cm.

c. Rangka Plafond

1. Pekerjaan rangka plafond dari bahan Besi Hollow harus memenuhi

persyaratan pelaksanaan yaitu kayu kelas II.

2. Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka

langit-langit disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

d. Penutup Palfond "GRC Board 4 mm"

1. Pemasangan " GRC Board 4 mm " dibuat tidak menggunakan naat,

antar panel satu dengan yang lainnya atau sesuai gambar kerja

XII. PEKERJAAN LANTAI

XII.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :

a. Pasangan lantai Granit 60 x 60 sek.Garuda

b. Pasangan Dinding keramik 20/25 tangga

c. Pasangan lantai keramik keramik 20/20 untuk KM/WC

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

XII.2. Bahan yang dipakai adalah :

1. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran

organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang

akan dipakai terlebih dulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.

2. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I

menurut ASTM dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.

3. Keramik/ porselen warna dan Granit , buatan dalam negeri, mutu yang

baik sekualitas Mulia.

XIII. PEKERJAAN PENGECATAN

XIII.1. Pekerjaan Pengecatan Kayu dan Besi

1. Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan adalah semua kusen-kusen, list

kaca, list langit-langit, papan jalusi. skoor oversteek atap dan

permukaan kayu diexpose.

2. Cat kayu yang dipakai adalah setaraf SEIV, contoh bagian cat yang

akan digunakan terlebih dahulu harus diajukan pemborong untuk

disetujui Direksi, warna cat ditentukan kemudian.

3. Pekerjaan dempulan, menie, plamur dan penghalusan (dihampelas)

harus dilaksanakan hingga rapih dan halus sebelum pengecatan

dilaksanakan.

4. Pekerjaan solignum dilaksanakan pada konstruksi atap, rangka atap

dan gording, ikatan angin (bagian yang tidak dicat)

5. Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata harus diulangi

dan diperbaiki.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

XIII.2. Pengecatan Tembok dan Langit-langit

1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak,

permukaan beton yang tidak dilindungi bahan lain, ring balk dan

langit-langit.

2. Cat tembok yang digunakan adalah setaraf Sanlex, semua contoh cat

terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamur atau

didempul dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan

ampelas hingga licin dan rata, pekerjaan cat dapat dilaksanakan

setelah dapat izin dari Direksi.

4. Khusus pendempulan langit-langit untuk dicat harus dijaga terhadap

neut yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.

5. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.

6. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah serta masih

tipis harus diulangi dan diperbaiki atas biaya pemborong.

XIV. PEKERJAAN GANTUNGAN DAN KUNCI

XIV.1. Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan sistem

penguncian ganda (double slaag ) setara merk SES/UNION panjang

20 cm/8”,kecuali untuk kunci pintu km/wc dengan sistem penguncian

satu kali putar. Tiap kunci harus mempunyai tiga anak kunci..

XIV.2. Untuk pintu dua daun pada sisi salah satu daun pintunya dipasang

sloot tanam (atas bawah ) panjang 25 cm produksi dalam negeri SII.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

XIV.3. Setiap daun jendela dilengkapi dengan sloot sebanyak 2 (dua)

buah,tarikan jendela dan hak angin type kait sebanyak satu buah yang

dipasang pada bagian tengah daun jendela. Sloot dan hak angin yang

digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas baik (SII).

XIV.4. Engsel/penggantung daun pintu menggunakan engsel cabut

sekualitas patron ukuran 10 cm sebanyak 3 ( buah ) untuk setiap daun

pintu.Sedangkan penggantung daun jendela menggunakan engsel

kupu-kupu ukuran 5 cm dengan ketebalan 1,2 mm sebanyak 2 (dua )

buah untuk setiap daun jendela. Seluruh engsel yang digunakan adalah

produksi dalam negeri kualitas baik (SII).

XIV.5. Semua hardware kunci gantungan, engsel harus diberi pelumas

agar berfungsi baik dan semua contoh barang tersebut harus mendapat

persetujuan direksi / pengawas. Bila kunci dan alat penggantung

terpasang ternyata tidak berfungsi harus dibongkar/diganti atas biaya

pemborong.

XV. PEKERJAAN SANITAIR

14.1. Lingkup Pekerjaan :

1. Distribusi air bersih dan instalasi pemipaannya

2. Pekerjaan sistim drainage cucuran air hujan lengkap dengan bak

kontrol, pembuatan saluran dengan pasangan batu kali.

3. Pekerjaan sanitair fixture lengkap

4. Pekerjaan sistim pembuangan air kotor lengkap dengan tangki

septictank dan resapan, bak-bak kotoran dan bak resapan pembuangan

dari laboratorium.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

5. Pekerjaan pipa Van dan pengetesan instalasi dan fixture dan lainnya

seperti tercantum dalam gambar kerja.

14.2. Persyaratan Umum :

1. Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan normalisasi di

Indonesia diantaranya :

a) Pedoman plumbing Indonesia 1979

b) Standard Industri Indonesia

c) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum

d) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan

2. Bahan, material, peralatan yang tidak disertai data lengkap (brosur),

tidak diijinkan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang baru.

14.3. Persyaratan Bahan dan Persyaratan Pelaksanaan :

1. Pipa-pipa :

a) Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW

(Heavy Duty) seri S 12,5 memenuhi standar SII, berasal dari pabrik

yang sama. Produk setara Maspion , ukuran sesuai gambar kerja.

b) Pipa Baja Galvani, bahan memenuhi BS 1387-1967 kelas medium,

pipa GIV dipakai untuk pipa air bersih.

c) Pipa/ buis beton, bahan harus keras padat tidak berongga, mutu

terbaik, produk lokal ukuran sesuai gambar kerja.

d) Katup dan strainer, katup penutup harus jenis gate valve dipasang

setiap titik air sebelum masuk kebangunan atau sesuai gambar.

2. Pekerjaan alat sanitair, kran dan pekerjaan pemasangan closed

jongkok yang digunakan adalah type CE sekualitas merk KIA/ TOTO.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

3. Floor Drain dipasang pada setiap KM/ WC seperti tertera dalam

gambar kerja, floor drain harus dilengkapi dengan penutup bau , floor

drain yang dipasang type standar setara merk KIA/ TOTO.

4. Kran dan stop kran yang digunakan adalah kran logam merk setara

San-ei dan memenuhi standard SII.

5. Untuk pembuangan air kotor dari WC dan air cuci disalurkan

kerembesan dan fecalien ditampung pada septictank dengan

dilengkapi rembesan.

Pembuangan air kotor dan fecelien tersebut disalurkan

mempergunakan saluran pipa PVC diameter 10 cm yang dipasang

dengan kemiringan yang cukup.

6. Ukuran dan konstruksi septictank dan rembesan dapat disesuaikan

dengan gambar detail.

7. Sumber air yang didapat ialah dari sumur gali exiting

8. Penampungan air dengan menggunakan water torn dengan isi 500 liter

dari fiberglass sebanyak 1 buah.

9. Sistem instalasi dilengkapi dengan pipa masukan 3/4”, pipa

pengeluaran 1/2”, untuk pipa penguras 1”.

10. Pembuatan saluran air hujan/pembuangan sekeliling bangunan sampai

kesaluran pembuangan utama dan saluran drainase pada sekitar

lapangan upacara dan tempat parkir.

11. Pemasangan saluran dilaksanakan sekeliling bangunan dan diteruskan

kesaluran pembuangan.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

12.Saluran gravel ini dipasang diatas pasir urug dengan adukan 1 Pc : 3

Psr dan pondasi pasangan bata tranraam pada kedua sisi.

13. Setiap sambungan grevel dipasang adukan 1 Pc : 2 Psr sedangkan

untuk sambungan buis beton dipasang dudukan dari bata trasraam,

kemiringan saluran harus cukup rendah tapi air harus tetap lancar

mengalir.

14. Untuk pembuangan air kotor dari WC dan air cuci disalurkan

kerembesan dan fecalien ditampung pada septictank dengan

dilengkapi rembesan.

15. Pembuangan air kotor dan fecelien tersebut disalurkan

mempergunakan saluran pipa PVC diameter 10 cm yang dipasang

dengan kemiringan yang cukup.

16. Ukuran dan konstruksi septictank dan rembesan dapat disesuaikan

dengan gambar detail.

Septictank dibuat dari pasangan bata untuk bangunan kantor.

XVI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

XVI.1. Lingkup Pekerjaan

Yang diartikan didalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang

luas dari pengadaan, pemasangan , pengujian , percobaan dan

pemeliharaan instalasi serta sistemnya yang tergambar serta tertulis

dalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.

Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan

pemasangan seluruh peralatan dan Accessories yang mungkin sacara

detail tidak tergambarkan atau tidak tersepesifikasikan sempurna

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

namun merupakan hamparan dari instalasi ini sebagai suatu yang

bekerja / operasi dengan baik .

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi pengadaan ,

pemasangan , percobaan dan pemeliharaan instalasi daya dan

penerangan dalam bangunan, yang meliputi :

1. Distribusi kabel / non kabel dari panel distribusi (MDP) ke panel-

panel distribusi penerangan dan daya dalam bangunan.

2. Instalasi kabel / non kabel dari panel daya ke mesin-mesin dalam

bangunan bengkel.

3. Instalasi kabel dan non kabel dari panel-panel distribusi sampai

terminal lampu-lampu / fixtures saklar stop kontak dll, dalam

bangunan bengkel maupun kantor.

4. Fixtures lampu ; fitting ; dudukan penggantung dan seluruh

komponen yang diperlukan

5. Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi lengkap dengan

pentanahan; penunjang; rangka; dudukan lain-lain.

6. Sistem pengentantanahan/grounding baik yang dibawah tanah

maupun yang diatas tanah.

7. Accessories lain yang diperlukan oleh sistem instalasi penerangan dan

daya untuk bisa dipasang dan bekerja dengan baik.

XVI.2. Penjelasan Sistem

1. Power Supply

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Tegangan utama sistem distribusi listrik 380/220 Volt, 3 , 50 Hz ,

disupply oleh PLN melalui Panel MDP.

2. Instalasi Penerangan

Pada dasarnya penerangan untuk bangunan kantor dan bengkel supply

dayanya dari masing-masing panel yang ada dalam bangunan, untuk

menghidupkan atau mematikan lampu dapat dilakukan dengan

memfungsikan saklar tunggal/saklar seri yang ada pada bangunan

tersebut.

3. Instalasi di Udara

Semua instalasi penerangan/daya yang berada di udara, dipasang

diatas kabel tray/trench cable atau pada rangka kap bangunan.

Kabel-kabel untuk instalasi penerangan/daya dari panel menuju ke

fiting lampu/fixtures melalui rak kabel vertikal, kabel tray dan

dimasukan dalam conduit/pipa atau seperti yang tertera pada gambar.

4. Panel Board

a) Konstruksi

Semua panel penerangan dan daya harus diperkuat dengan rangka

utama, penggunaan rangka tambahan/rangka sekunder untuk

penerangan peralatan dan kemudahan pemasangan peralatan adalah

diperlukan dan disesuaikan, kemudian pada dinding samping panel

harus dilengkapi dengan ventilasi yang harus dibuat dengan cara

punch dan rapi, untuk bagian depan panel harus dilengkapi dengan

pintu, handle dan kunci panel. Seluruh rangka panel dan pintu harus

dibuat dengan

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

menggunakan plat minimum 1,7 mm kemudian seluruhnya diberi cat

dasar/primer coat dan diberi pelapis cat akhir.

b)Accecoris Panel

Jika dalam pemasangan komponen panel diperlukan rel/busbar,

hendaknya rel/busbar harus terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran

sesuai dengan kemampuan arus’ 150 % dari arus perubahan terpasang

yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 1987(daftar

no.630/PUIL 1987) dan harus tahan terhadap gaya elektro mekanikal

akibat hubungan singkat, kemudian semua rel harus dicat sesuai

urutan

phase dan dipegang oleh bahan isolator kerangka panel. Untuk semua

terminal pencabangan harus diberi lapis tembaga(vertin) dan diskrup

dengan menggunakan mur baud ring dari bahan tembaga. Apabila

incoming/ outgoing feeder yang menuju ke satu terminal terdiri atas

beberapa buah kabel , maka tidak diperkenankan menunjuk lebih dari

satu buah sepatu kabel. Rel utama RST Netral dan pentanahan harus

sesuai dengan PUIL 1978.

c) Pentanahan/Grounding

Panel harus dilengkapi dengan busbar pentanahan/grounding dari

bahan tembaga dan diberi cat kuning/hijau, rangka panel harus

terhubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanamkan

melalui elektroda pentanahan.

d) Dudukan, Pondasi, Rangka Pemegang

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Panel harus dilengkapi dengan dudukan, baik itu berupa pondasi

pasangan bata/beton atau rangka besi atau dudukan lainnya yang

sesuai dan disetujui. Pondasi/dudukan adalah termasuk dalam

lingkungan pekerjaan ini.

5. Kabel

a) Instalasi Umum

Untuk instalasi pada Bangunan di atas digunakan kabel type NYA,

NYM dan NYY. Rating tegangan 0,6/ 1 KV sesuai disebutkan pada

gambar. Sedangkan untuk kabel Feeder dari PLN menggunakan kabel

NYFGBY dengan Patris tegangan 6/20 KV.

b) Sepatu Kabel

Semua inti kabel diatas 4 mm². Dihubungkan ke terminal harus

menggunakan sepatu kabel sampai dengan penampang 6 mm 2

menggunakan “silver plated eroper cable lugs”. Sedang mulai

penampang 10 mm² menggunakan “flattimmed cable lugs”.

Hubungan sepatu-sepatu dengan kabel dilakukan dengan jalan tekan

pressed. Setiap akhiran isolasi dari pada kabel-kabel di atas 6 mm²

harus dirapikan dan diikat dengan benang linen.

c) Klem Kabel

Setiap kabel di klem pada rak kabel tray setiap jarak 1 m, kecuali

disebutkan lain pada gambar. Kalau terdapat beberapa macan ukuran

kabel dan akan menggunakan satu klem, maka diperkenankan

menggunakan bahan tambahan/pembatu agar semua kabel dapat

dijepit oleh satu buah klem tersebut.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

d) Sambungan Kabel

Khusus untuk kabel-kabel feeder tidak diperkenankan adanya

sambungan kabel. Semua kabel ditarik penuh dari terminal panel

langsung ke terminal panel.

e) Peralatan Listrik

Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (Rated

Voltage). Minimal 600 V 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.

I Switcher (Load Break Switch) pisau, menggunakan Rotary Switch

dengan pemasangan pada base plate 3 phase 4 Puil.

II Fuse (and frame) Rated Voltage 500 Volt

- Rated fuse, untuk fuse lebih kecil dari 63 amp menggunakan diazed

type dan dari type quick response fuses.

- Untuk arus besar mulai 63 amp menggunakan HRC fuse (NH fuse)

Rated Breaking capacity 1000 KA minimal. Apabila pada gambar

disebutkan pengguanaan miniaturs circuit breaker, maka harus

dipasang dari type yang mempunyai instantaneous tripping value

sebesar dua belas (12) kali arus in (model G breakers).

- Contactor (Rated Voltage 500 Volt), coil beroperasi dengan tegangan

220 Volt.

f) Jalan Kabel

Kalau tidak disebutkan lain, maka untuk panel-panel ini kabel-kabel

incoming maupun out going itu arahnya dari atas, namun arah dari

bawahpun harus dimungkinkan. Lainnya atau ke peralatan, kecuali

disebutkan lain pada gambar.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

6. Fixtures Lampu

a) Flourescent Lamp

I. Armatur harus dari bahan plat minimal 0,7 mm, semua komponen

listrik berada di dalam (built in) lengkap dengan reflektor, seluruh

rumahan harus dilapisi car dasar serta diberi lapisan cat akhir

berwarna putih. Pengecatan dengan cara store enameld (bake

enamelled/car bakar), armatur harus lengkap dengan rangka

dudukan/gantungan.

II. Type Flourescent Lamp/TL

- TL 1x36 W surface montade type TKI

- Flourescent tube type standar untuk lampu-lampu didaerah kantor,

Flourescent tube dengan type warna putih/white.

- Balast, dengan memakai bahan dari bahan polyster ( untuk TL dengan

2 lampu disusun / digunakan Twin lamp balast anti stroboscopic .

Rated Voltage 220 Volt balast harus dilengkapi

dengan counection terminal dan rugi/ losses balast tidak lebih dari

40 watt. Losses max 11 watt.

- Capacitor, untuk semua lampu-lampu flourescent disyaratkan bahwa

power faktor harus mencapai paling kurang 0,85 s/d 0,95 untuk itu

akan dilakukan pengecualian di lapangan , caranya dengan

menggunakan kapasitor secukupnya dengan rated voltage 220 volt.

Rating lock lamp holder/ fitting, dengan atau tanpa stater socket yang

disempurnakan dengan rumahan yang disempurnakan.

b) Armature Mercury

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Armature “ Build in type” electrical connetion, balast, capacitor

semua terpasang dalam rumahan yang identic dengan armature untuk

high pressure mercury, rumah dari armature tersebut dari bahan last

alumunium ratting voltage 220 volt housing frame untuk 220 watt.

Konstruksi rumahan / housing sedemikian rupa adalah kuat, kokoh

serta dapat dengan mudah dibuka untuk maintenace, rumahan

dilengkapi dengan sarana accessories agar mudah / dapat dipasangkan

pada tiang lampu.

7. Instalasi

a) Instalasi Umum

Insatalasi umum menggunakan kabel NYA, NYM dan NYY, kecuali

disebutkan lain pada spesifikasi , maka semua kabel yang keluar/

masuk harus dimasukkan ke dalam conduit besi/pipa kabel instalasi

feeder utamanya pada cabel tray tidak perlu dimasukkan ke dalam

konduit/ pipa.

Konduit kabel harus diklem dengan rapih pada jaeak 1 meter kecuali

disebutkan lain pada spesifikasi / gambar, untuk mencegah luka pada

isolasi kabel . Sewaktu-waktu ditarik maka setiap pipa dan jalan

masuk kabel ke panel / terminal box/doos/ fixtures dan lain-lain harus

dilengkapi dengan pengakhiran berupa kabel gland atau semacamnya.

b) Ukuran terkecil adalah penampang 2,5 m² khusus untuk kabel-kabel

yang dipasang pada besi baja C . Rangka kap atau pada cable tray

maka kabel harus disusun rapih mendatar tidak boleh bertumpuk

kemudian di klem yang rapih sehingga tidak akan terlihat dari bawah.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

d) kanal penggantung dan perlengkapan lain termsuk dalam pekerjaan

ini sehingga fixtures instalasi dapat terpasang baik dan rapih, canal

penggantung di gantung pada rangka gording sesuai dengan gambar

selain itu terdapat baja pengkait tertentu horizontal antar kanal /

sambungan kanal C.

e) Dalam Instalasi tidak dipergunakan adanya sambungan pada kabel

feeder antar panel sedangkan untuk instalasi penerangan/ stop kontak

maka prinsip instalasinya adalah point to point connection,

pengertiannya adalah bahwa semua sambungan / koneksi banyak

dilakukan pada terminal peralatan , hal ini untuk mencapai dan

mengurangi kemungkinan

gangguan yang disebabkan oleh losses contact, ataupun impedansi

besar pada sambungan.

Untuk instalasi penerangan dan stop kontak yang panjang dan

berbelok-belok maka tetap harus ditarik tanpa perlu adanya

penyambungan pada kabel, pemutusan / penyambungan kabel yang

dilakukan harus di dalam terminal box/ T doos dan dalam

penyambungan tersebut harus diperhatikan hal-hal sbb :

- konduktor harus disambung dengan putaran yang baik dan harus

kokoh.

- Setelah dilakukan sambungan yang baik dengan putaran yang baik

dan kokoh maka perlu dilapisi lagi dengan tape PVC/ Isolasi.

- Sambungan harus ditutup dengan jenis lost atau connection cup

yang baik.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

Semua pemasangan peralatan seperti kabel, panel fixture dan lain-lain

harus di pasang dengan baik, kokoh dan secara estetika baik.

XVI.3. Persyaratan Bahan/Material

1. Syarat Bahan

Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus

baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah

tropis. Material-material yang dipasang haruslah dari produk terbaru.

Untuk material-material yang tersebut dibawah ini maka pemberi

tugas harus dijamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru serta

dalam jangka waktu tertentu dinyatakan masih ada stok dengan jelas

menunjukan surat order pengiriman barang tersebut dari

dealer/agen/pabrik.

a) Peralatan panel = Swicth, MCB, MCCB, FUSE CONTACTOR

dll.

b) Peralatan lampu = Armatur, Tubelamp,Balast, Capasitor dll.

c) Kabel = Kabel NYA, NYM, NYY, BC, Rel cooper dar

NYFGBY.

2. Material

Untuk semua material yang ditawarkan maka pemborong wajib

mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, dan kelas

lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu

lelang/dalam surat penawaran

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen

yang berupa barang-barang produksi pabrik atau assembling.

BANGUNAN PUSKESWAN
METODE TEKNIS DAN SPESIFIKASI

XVII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

XVII.1. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas pemborong

diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :

1. Pembuatan Izin Bangunan (IMB) dari Pemda setempat. Surat IMB ini

harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Kegiatan sebelum serah

terima pekerjaan pertama

XVII.2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua

bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua

ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua

barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari Kegiatan.

XVII.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua

penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan

pemborong untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan

sebaik mungkin.

XVII.4. Pemborong wajib menyerahkan barang penutup atap sebanyak

kurang lebih 100 buah kepada Kegiatan sebagai cadangan. Bahan

tersebut harus diserahkan sebelum dilaksanakan serah terima

pekerjaan ke II.

XVII.5. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan

dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penye-rahan ke II

dilaksanakan, pekerjaan benar-benar sempurna.

XVII.6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan

dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

BANGUNAN PUSKESWAN

Anda mungkin juga menyukai