Anda di halaman 1dari 13

Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan
3. Pekerjaan Persiapan

B. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Pekerjaan Tanah/Urugan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Rabat Beton
4. Pekerjaan Plesteran
5. Pekerjaan Lantai
6. Pekerjaan Penutup Atap
7. Pekerjaan Instalasi Listrik
8. Pekerjaan Pengecatan
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN

A. SPESFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIS


PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN LAPAK PASAR WAMEO


LOKASI : KOTA BAUBAU
TAHUN ANGGARAN : 2022

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan
spesifikasi yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan- ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) NI.2
2. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
3. Peraturan Muatan Indonesia NI.8
4. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI.5
5. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
6. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1972
7. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI.10
8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03- 2410-1991

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi Pekerjaan:
3.1.1. Pembongkaran Bangunan Lama
3.1.2. Penyediaan Air dan Pengukuran
3.1.3. Biaya Penerapan SMKK
3.1.4. Papan Proyek
3.1.5. Barak Kerja
3.1.6. Administrasi, Dokumentasi dan Pembersihan Akhir
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

3.2. Persyaratan Bahan


33.2.1. Untuk Direksi Keet disewa bangunan di sekitar lokasi kerja
3.2.2. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung atau wadah
penampung air lainnya, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam
PBI 1971
3.2.3. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih
3.2.4. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu klas II 5/7 dan papan ukuran 2/20 cm
3.2.5. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong
dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat
3.3. Pedoman Pelaksanaan
3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua bangunan lama yang terkena lahan
pembangunan termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan.
Hasil bongkaran tersebut di atas dibuang keluar lokasi pekerjaan.
33.3.2. Persiapan Direksi Keet
Untuk persiapan Direksi Keet disewa bangunan yang dapat melindungi bahan
material dari panas dan hujan.
3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air
ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan.
Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2
3.3.4. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak di atas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
- Nama proyek Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Jumlah biaya (kontrak)
- Nama Pelaksana
- Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
3.3.5. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada
sisi atasnya dan di pasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya
harus siku.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang di jumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut,
tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :
4.1.1. Galian Tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
4.1.2. P e k e r j a a n Timbunan
4.1.3. Pekerjaan Pemadatan Tanah.

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasangkualitas baik. Tanah
Timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar- akar kayu, serta
sampah lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan
sumbu kesumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian
dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila
ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau
lainnya yang masih berfungsi, maka pelaksana secepatnya memberitahukan
kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk seperlunya. Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu
penggalian ditemukan benda-benda purbakala maka Pelaksana wajib
melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Untuk kondisi tanah
yang mudah longsor Pelaksana harus memasang turap kayu pengaman yang
cukup kuat. Turap di dalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam
gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah
yang disyaratkan dalam Site Plan.
4.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Pelaksana harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir
urug.
4.3.4. Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-
lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali
tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

4.3.6. Di bawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.


Pengurungan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir
harus mendapat persetujuan Direksi atsa kesempurnaan pengurungan dan
pemadatan.

PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan


5.1.1. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
5.1.2. Plesteran Pondasi
5.1.3. Acian Pondasi

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Untuk pekerjaan cyclopen beton, batu kali/belah digunakan batu kali/belah yang
berukuran maksimum 10 cm - 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak
berpori.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
5.3.2. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar
detail. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan aperekat 1 Pc : 3 Ps dan pada
bagian sisi diplester kasar adukan 1 Pc : 4 Ps terus di Aci.

PASAL 6
PEKERJAAN LANTAI

6.1. Lingkup Pekerjaan


6.1.1. Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan.
6.1.2. Pasir Urug Bawah Lantai

6.2. Bahan yang dipergunakan


6.2.1 Bahan yang digunakan adalah :
Lantai Rabat Beton dengan mutu K-125 dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil
yang disetujui Direksi Pengawas.
6.2.3. Tebal lantai rabat beton 6 cm
6.2.3 Tebal pasir urug 5 cm
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

6.2.3 Semua portland harus memenuhi N1-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 Pasal 9.
6.2.3 Pasir yang digunakan bebas dari kotoran.

6.3. Pedoman Pelaksanaan


6.3.1. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat penge coran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi, yaitu:
- Tidak berakibat pemisah dan kehilangan bahan-bahan
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antar beton
yang sudah di coor dan yang akan di coor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
6.3.2. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
yaitu dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
6.3.3. Di bawah lantai di urug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurungan
dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian
ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurungan dan
pemadatan

PASAL 7
PEKERJAAN TIAN G R A NGK A DA N PENUTUP ATAP

7.1. Lingkup Pekerjaan


7.1.1 Pek. Tiang Rangka Mind Truss C.75.75 mm
7.1.2 Kuda-kuda dan gording menggunakan dari bahan Baja ringan C.75.
7.1.3 Memasang atap spandek 0.35 mm.
7.1.4 Memasang rabung atap spandek tebal 0.35 mm.

7.2. Bahan yang digunakan


Semua bahan/material harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali
tecantum lain dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum di datangkan ke
lapangan, Pelaksana harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Direksi Lapangan.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

7.2.1 Atap spandek


7.2.2 Tiang menggunakan Rangka Mind Trus c.75.75 mm
7.2.3 Bahan penutup atap spandek.
7.2.4 Atap spandek harus mempunyai permukaan yang baik.
7.2.5 Kerapatan pada pemasangan baik.
7.2.6 Warna harus sama, untuk ini ditentukan kemudian oleh Direksi,
7.2.7 Atap spandek ukuran disesuaikan dengan gambar :

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pemasangan atap di paku langsung pada gording dengan menggunakan paku ulir
khusus.
7.3.2. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur harus
dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapih.
7.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan atap spnadek 0.35 mm. Tindisan antara satu
lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik.
7.2.4. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

PASAL 8
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

8.1. Lingkup Pekerjaan


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai
suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan
barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material
berikut pemasangan / instalasinya oleh PLN, serta serah terima dan pemeliharaan /
garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam
gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan
ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang
bekerjanya sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat
Khusus Teknis atau gambar dokumen. Pekerjaan ini meliputi :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

8.1.1 Pekerjaan di dalam Gedung.


1) Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
2) Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk
penghubung antar panel daya/penerangan dan kabel-kabel daya menuju
peralatan (mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).
3) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armature penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
4) Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material
yang dibutuhkan material bantu yang dibutuhkan.
5) Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.
8.1.2 Pekerjaan di luar Gedung.
1) Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya
2) Pengadaan dan pemasangan instalasi untuk mesin pompa air.

8.2. Gambar-Gamba
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang
didalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Pelaksana
harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali.
Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli,
Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

8.3. Persyaratan Bahan


8.3.1. Saklar dan Stop Kontak.
1) Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x
11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

2) Saklar.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating
minimum 10A / 250V. Saklar pada umumnya dipasang terhadap
permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di
atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang
doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak
yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap
permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm (di ruang basah dan pantry)
dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari p ermukaan lantai yang
sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Pengawas. Saklar dan stop kontak
ex MK.
3) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa arus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan
pemasangan harus disesuaikan disesuaikan dengan peraturan PUIL dan
diberi saluran pentanahan.

8.3.2. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi: kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.
1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunaka harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas
penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya
kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel
kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam onduit
atau di pasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit,
kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan
harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel
maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

2) Kabel Tanah Tegangan Rendah.


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang di tanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah
2,5 mm2. Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah
20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus
dilakukan dengan alat penyambung khusus
(jointingkit) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga
diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab,
mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
3) Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan haru dipasang
dengan cara yangdisetujui,
4) Peralatan.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Pelaksana harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
5) Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL,
yaitu sistim tegangan 220 V, 1 Fasa :
a. Hitam : Fasa
b. Biru : Netral
c. Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

6) Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung lain-lainnya. Kabel di pasang dengan cara yang rapat dan
teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
7) Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
8.3.3. Pengaman / Pemutus Daya.
1) Miniatur Circuit Breaker (MCB).
a) MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752 Part 1977
atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan
sampai 220 VAC .
b) MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed”, baik pada
posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
c) Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup
dan membuka kontak- kontak utamanya secara menyapu (wiping
action).
d) Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak
utama utama menutup kembali tanpa sengaja. Handle toggle MCB tiga
fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara
bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah
satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara
bersamaan.
e) MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload
inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat
(overcurrent instaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari draw out ACB, MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan
letak pemutus daya tersebut.
8.3.4. Peralatan Penerangan.
Lampu-Lampu Hemat Energi.
Lampu HE harus dengan warna standar white deluxe ukuran 14 dan 26 watt
dan menggunakan fitting plafond putih.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

8.4. Pedoman Pelaksanaan


8.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armatur lampu yangdipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus di tanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan
kabel) di atas plafond di ikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau
1,20 m, atau jaringan kabel di atas plafond tersebut di masukan dalam pipa
PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harusdilengkapi kabel arde
(pertanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam
air tanah).
8.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
8.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, KSM boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi
listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik
Negara (PLN). KSM tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pangujian
dengan pihak P.L.N.
8.4.4. Pengujian instalasi harus dilakukan KSM pada beban penuh selama 1 x 24
Jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian
ini menjadi tanggung jawab KSM.

PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN

9.1. Lingkup pekerjaan


9.1.1. Cat pondasi keliling.

9.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


9.2.1. Cat tembok sekualitas KudaTerbang, Polymix, Vinilex, Platon atau setara.

9.3. Pedoman pelaksanaan


9.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah plesteran dan acian.
- Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2(dua) kali.
- Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
9.4. Warna yang digunakan
Untuk warna disesuaikan atau dikoordinasikan dengan Direksi.
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

PAS L 10
FINISHING D AN PEKERJAAN L AIN-L AIN

10.1 Setelah pekerjaan pembangunan selesai, Pelaksana harus melaksanakan


pembersihan dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala kotoran, bekas sisa
bahan pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.
10.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan
pekerjaan walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan
tugas bagi pihak Pelaksna untuk melaksanakan pekerjaan finishing.
10.3 Pihak Pelaksana diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimuiai
(prestasi 0 %) Pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50 %) dan setelah
pekerjaan selesai dikerjakan (prestasi 100 %) dengan pandangan yang sama
dari 1 (satu) arah.
10.4 Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan
disampaikan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan sebagai lampiran
Kontrak serta akan berlaku mengikat.
10.5 Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan oleh pihak Pelaksana kepada
Direksi/Pengawas lapangan, adalah dalam keadaan selesai sama sekali,
sehingga memuaskan dan mendapat persetujuan dari pihak Direksi dan Pengawas
Lapangan.

Baubau, 18 Juli 2022

Pejabat Pembuat Komtimen (PPK)


Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kota Baubau,

H. LA ODE ALI HASAN, SE, M,Si


NIP. 19701231 199902 1 001

Anda mungkin juga menyukai