Anda di halaman 1dari 9

S P E S I F I K A S I T E KN I S

PENAMBAHAN RKB SDN 1 PALINGKAU LAMA


Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan
1.1.1. Pembersihan lokasi
1.1.2. Pemasangan Papan Nama Proyek
1.1.3. Pengukuran Dan Pasang Bowplank
1.2. Persyaratan bahan
1.2.1. Untuk Bangsal Kerja ; digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng.
1.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu lanan dan plywood dicat putih.
1.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu lanan 5x7 cm dan papan lanan ukuran 2x20 cm (ukuran
kayu di pasaran).
1.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.
1.3. Pedoman Pelaksanaan
1.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang
terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling bangunan, termasuk perataan
tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut di atas dibuang ke luar
lokasi pekerjaan.
1.3.3. Pembuatan Papan Nama Proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 1 x 1,5 m. Didirikan tegak di atas kayu
ukuran 5/7 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Pelaksana (Penyedia Jasa Konstruksi)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
1.3.4. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan
dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH/URUGAN
2.1. Lingkup pekerjaan
Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dan lain-lain :
2.1.1. Galian tanah untuk pondasi Poer Plat.
2.1.2. Timbunan tanah pondasi.
2.1.3. Perataan tanah sekeliling bangunan.
2.2. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Tanah timbunan dan pasir
urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar - akar kayu, serta sampah lainnya.
2.3. Pedoman Pelaksanaan
2.3.1. Galian pondasi baru dan boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke
sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran
yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Penyedia Jasa Konstruksi secepatnya
memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan
yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-
benda purbakala, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkannya kepada Pemerintah
Daerah setempat. Galian-galian untuk septiktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air
bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang turap kayu
pengaman yang cukup kuat. Turap di dalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
(dengan Pascakualifikasi)
2.3.2. Galian di luar bangunan unk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar.
Penggalian tanah ini untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dlm Site Plan.
2.3.3. Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian
pondasi tertutup kembali.
Pasal 3
PENENTUAN PEIL : ( 0,00)
3.1. Sebagai Peil  0,00 diambil permukaan atas dari lantai yang sudah ada dan disesuaikan dengan gambar.
Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI
4.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari:
3.1.1. Pondasi Poer Plat dengan Beton Mutu f’c = 14,5 MPa (K 175).
4.2. Persyaratan Bahan
4.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
4.2.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI 1991.
4.2.3. Split/Batu Pecah .
 Split/Batu Pecah ukuran 2/3 cm yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI 1991. Penimbunan
bahan Split/Batu Pecah dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
4.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
4.2.5. Besi beton.
4.2.5.1. Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U - 24 (tegangan Leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
4.2.5.2. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
4.2.5.3. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
4.2.5.4. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
4.2.5.5. Jika penyedia barang/jasa tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi persatuan panjang
atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan
oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)
4.3. Pedoman Pelaksanaan
4.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as pondasi
sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan
galian.
4.3.2. Di bawah dasar pondasi ditanam cerucuk Kayu Galam Ø 8 - 10 P 2 m
4.3.3. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran
yang digunakan pondasi pengikat dipasang dengan perekat 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl. Untuk Ke dalam
pondasi Poor Plate mengikuti gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
4.3.4. Kecuali ditentukan dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap
dipakai PBI 1971 dan SNI 1991.
4.3.5. Penyedia barang/jasa wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang
didapat di dalam gambar konstruksi.
4.3.6. Adukan beton ; Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI
1971.
4.3.7. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan.
4.3.5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko penyedia barang/jasa.

Pasal 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr dengan Beton Mutu f’c = 14,5 MPa (K 175)
dibuat untuk :
5.1.1. Poer, Sloof, Kolom praktis, Ring Balk.
5.1.2. Tempat-tempat yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.
5.2. Persyaratan Bahan
5.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
5.2.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI 1991.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)
5.2.3. Split/Batu Pecah.
Split/Batu Pecah ukuran 2/3 cm yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI 1991. Penimbunan
bahan Split/Batu Pecah dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
5.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
5.2.5. Besi beton.
5.2.5.1. Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U - 24 (tegangan Leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
5.2.5.2. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
5.2.5.3. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
5.2.5.4. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
5.2.5.5. Jika penyedia barang/jasa tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi persatuan panjang
atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan
oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
5.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
5.2.7. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
5.3. Pedoman Pelaksanaan:
5.3.1. Kecuali ditentukan dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971 dan SNI 1991.
5.3.2. Penyedia barang/jasa wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi.
5.3.3. Adukan beton ; Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
5.3.8. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan.
5.3.9. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko penyedia barang/jasa.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
(dengan Pascakualifikasi)
Pasal 6
PEKERJAAN DINDING
6.1. Lingkup Pekerjaan
5.1.1. Dinding bata ringan
Pemasangan dinding bata ringan dilakukan untuk seluruh dinding keliling dan dinding
pembatas ruangan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
6.2. Persyaratan Bahan
6.2.1. Dinding bata ringan
Bahan baku bata ringan sendiri biasa disebut beton ringan jenis AAC (Autoclaved Aerated
concrete), yang merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan bahan
lainnya. Proses produksi bata ringan menerapkan teknologi yang mengacu pada standar DIN
dari Jerman, sehingga produk yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang cukup baik..
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.1. Pekerjaan dinding yaitu menggunakan :
 Pasangan adukan 1 PC : 3 PS.
6.3.2. Persyaratan Adukan
Pertama, siapkan material berupa bata ringan, semen instan, serta air.Kemudian, gunakan
benang untuk menentukan arah kerataan dinding.Buat pasta untuk perekat bata ringan dari
campuran air dengan semen instan. Rasio campuran adalah 9,5 – 10,5 liter air untuk 40 kg
semen instan. Gunakan air bersih agar daya rekat semen instan dapat maksimal.Rendam bata
ringan dalam air untuk mencegah pengerasan semen terlalu cepat. Bata ringan cukup
direndam beberapa saat saja.Siapkan perekat dengan ketebalan 3 mm pada tiang kolom serta
10-20 mm untuk bagian alas bata ringan. Pasang mulai dari sudut dinding. Gunakan palu untuk
meratakan pemasangan dengan cara mengetok-ngetok bata ringan.Gunakan perekat setebal 3
mm antar pasangan bata. Pastikan pasangan bata terpasang dengan rapi dan rata. Gunakan
waterpass untuk memastikan kerataan pasangan bata.Diamkan bata selama 24 jam agar
mengering sempurna sebelum siap untuk diplester.

6.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan
benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30
cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
6.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata di atasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan di tengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
6.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
6.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
6.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
.
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata
7.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.
7.3. Pedoman Pelaksanaan
7.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Permukaan beton yang diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dgn baik.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
(dengan Pascakualifikasi)
7.3.2. Adukan plesteran pasangan bata dipakai campuran 1 PC : 3 PS.
7.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
7.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
7.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.
7.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang
dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Pasal 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP

8.1. Lingkup Pekerjaan


8.1.1 Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan

8.2. Persyaratan Bahan


8.2.1. Semua peraturan – peraturan / normalisasi – normalisasi harus yang berlaku di Indonesia
8.2.2. Pekerjaan Kuda Kuda ini terbuat dari baja ringan plat baja C. 075.065 Setara TASO
8.2.3. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjan yang professional dalam pengerjaan kuda-kuda
baja ringan
8.2.1. Semua pekerjaan baut ( bolt ) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for Struktural Joint Bolt
8.2.1. Bersertifikat SNI dan sertifikat ISO

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi), Kontraktor harus membuat shop
drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang, ukuran batang, elevasi,
detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan antar komponen lainnya seperti
penutup atap maupun detail dan informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawa
8.3.2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan baut/screw
8.3.3. Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik atau
petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan tidak bocor
8.3.4. Listplank
Lesplank T. Layar Atap Bahan Kalsiplank (1+0,5), Lesplank bibir atap Papan Plepek,
Banuas/Setara II 2/20 cm (Ukuran Pasaran, diketam) kualitas terbaik. Pemasangannya
dipakukan langsung pada kasau. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas
beban penyedia jasa konstruksi
Pasal 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
9.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.
9.2. Bahan yang digunakan
9.2.1. Atap Metal Merk Sakura/Setara
9.2.2. Untuk Nok Atap Genteng Metal Model U.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Alur pemasangan atap genteng metal harus dipasang merata, sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi.
9.3.2. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
9.3.3. Untuk pemasangan nok/bubungan atap genteng metal digunakan nok genteng metal model u
yang dipakukan langsung pada nok kayu lanan.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)
Pasal 10
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan ini berfungsi untuk menutup langit-langit bangunan. Termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit .
10.2. Persyaratan Bahan
10.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu lanan ukuran 5x5 cm kualitas baik. Rangka pembagi
digunakan kayu lanan kualitas baik ukuran 5x5 cm.
10.2.2. Untuk langit-langit bangunan digunakan Kalsiboard 3,5/Setara. Bahan tersebut harus dalam
keadaan kering serta tidak terlihat lembab sewaktu dicat.
10.3. Pedoman Pelaksanaan
10.3.1 Rangka langit-langit induk dari kayu lanan 5x5 cm dipasang dengan urutan pertama, yang
dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari
papan kualitas terbaik ke kaki kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk terpasang,
dilanjutkan pemasangan rangka pembagi dari kayu lanan ukuran 5x5 cm.
10.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Penyedia jasa konstruksi bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
10.3.3. Plafond kalsiboard dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan paku
sekrup. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada yang retak, pecah harus diganti dengan yang
baru.
7.3.4. Pada bagian pinggir plafond dipasang Les plafond kayu klas III (Meranti/Lanan/Sejenis)

Pasal 11
PEKERJAAN LANTAI
11.1. Lingkup Pekerjaan
11.1.1. Lantai bangunan menggunakan cor beton campuran 1 : 2 : 4.
11.2. Persyaratan Bahan
11.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
11.2.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI 1991.
11.2.3. Split/Batu Pecah.
Split/Batu Pecah ukuran 2/3 cm yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI 1991. Penimbunan
bahan Split/Batu Pecah dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
11.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
11.2.5. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk lantai adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)
11.3. Pedoman Pelaksanaan
11.3.1. Kecuali ditentukan dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap
dipakai PBI 1971 dan SNI 1991.
11.3.2. Penyedia barang/jasa wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat di dalam gambar konstruksi.
11.3.3. Adukan beton ; Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1 PBI 1971.
11.3.4. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan.
11.3.5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil/koral, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko penyedia barang/jasa.

Pasal 12
PEKERJAAN PINTU, KUNCI
12.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Kozen pintu, jelusi dan pasangan panil pintu, jendela, dan jelusi. Pekerjaan pengunci dan
penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada pintu dan jendela dipasang
engsel.
12.2. Persyaratan Bahan
132.2.1. Kozen pintu, jendela dan jelusi dibuat dari kayu Ulin 5x10 cm dengan ukuran kayu dipasaran
berkualitas baik dan tidak cacat.
12.2.1. Daun pintu panil, dibuat dari kayu klas II (disesuaikan dengan gambar/penawaran) berkualitas
baik dan tidak cacat.
12.2.2. Kaca untuk jendela dibuat dari kayu plepek/k. keras dengan kaca bening tebal 5 mm,
disesuaikan dengan gambar detail. Pasangan kaca harus memperhatikan muai susut baik dari
kozen, maupun bahan kaca tersebut.
12.2.3. Engsel-engsel pintu digunakan dengan jenis kupu-kupu 4” atau yang setara dengan RCH,
warna Kuning. Kunci pintu tanam.
12.3. Pedoman Pelaksanaan
12.3.1. Kozen pintu, jendela, jelusi, daun pintu panil, bingkai jendela dan jelusi disyaratkan agar
Penyedia jasa konstruksi memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau toko
meubel. Tidak dibenarkan Penyedia jasa konstruksi membuat sendiri di lapangan pekerjaan.
12.3.2. Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus menggunakan
pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar
sambungannya dapat melekat dengan baik.
12.3.3. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ), warna disesuaikan atau atas persetujuan
direksi, yang berkualitas baik.
12.3.4. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu dan 2 (dua) buah pada setiap
lembar daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh
batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
12.3.5. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang Penyedia Jasa Konstruksi wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi
Tugas.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)
12.3.6. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan,
maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
12.3.7. Pekerjaan Engsel
 Semua pintu dipasang engsel pintu kupu - kupu sebanyak 3 buah dengan ukuran engsel
4” (10 cm) diskrup yang rapi.
 Pemasangan dimaksud disesuaikan dengan keperluan setempat dan untuk daun pintu
yang membuka keluar dilarang dipergunakan engsel cabut.
12.3.8. Sebelum dipasang semua bahan-bahan di atas harus dalam kondisi baik (tidak rusak) dan
harus mendapat persetujuan dari direksi. Semua alat-alat kunci/engsel harus dipasang
memakai sekrup (ukuran disesuaikan) dan tidak boleh memakai paku.
Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN
13.1Lingkup pekerjaan
13.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat pada dinding, sambungan-sambungan konstruksi
kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
13.1.2. Meni besi untuk baut-baut.
13.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu, dan listplank.
13.1.4. Untuk plafond dan dinding dicat dengan cat tembok.
13.2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
13.2.1. Cat tembok sekualitas matek,
13.2.2. Plamur kayu dan dinding sekualitas atau setara dengan Kuda Terbang, Polymix,Vinilex, Platon
13.3. Pedoman pelaksanaan
13.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
13.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua)
kali.
13.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
13.3.4. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
13.3.5. Warna yang digunakan
Untuk pemilihan warna dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas saat di
lapangan atau saat Aanwijzing.
Kuala Kapuas, ...................... 2019
Penawar,
CV. ..................................
Pusat ................................

............................................
Direktur

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


(dengan Pascakualifikasi)

Anda mungkin juga menyukai