Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Drainase Jalan Lingkar Kelurahan
Tugu Sari Kabupaten Lampung Barat.

PASAL 2
BAHAN DAN ALAT

Bahan dan alat yang digunakan dalam pekerjaan ini harus mengutamakan produksi dalam
negeri.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1 Pembersihan lapangan, Kontraktor harus membersihkan lapangan dan segala sesuatu
yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan pengawas.

3.2 Jalan masuk dan konstruksi jalan sementara, sarana pencapaian ( jalan masuk
halaman kompleks , jembatan, konstruksi jalan dll ). Jika belum ada harus dibuat dan
dibongkar kembali setelah selesai pekerjaan dengan petunjuk konsultan
pengawas/Direksi pekerjaan.

3.3 Kontraktor menyediakan sendiri gudang, bengkel kerja dan barak kerja.

3.4 Kontraktor harus membongkar pekerjaan yang akan dilaksanakan dan hasil
bongkaran tersebut harus dibersihkan dan disingkirkan dari tempat kerja.

3.5 Papan nama kegiatan harus dipasang di depan / ditempat yang mudah terlihat. Ukuran
papan nama kegiatan minimal 160 x 120 cm dan tulisan pada papan nama kegiatan
harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

3.6 Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame apapun di lingkungan


komplek pekerjaan atau pada batas tanah yang berbatasan dengan komplek
pekerjaan.

PASAL 4
PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK-PATOK

4.1 Kontraktor harus mengadakan pengukuran ulang bersama-sama dengan Konsultan


Pengawas sebelum memulai pekerjaan.

Sp.Tek Drainase., Hal. 1


4.2 Sebagai keharusan, kontraktor harus menyediakan tempat khusus untuk digunakan
oleh Konsultan Pengawas. Seluruh perlengkapan peralatan, instrumen, personil dan
tenaga survay serta lain-lain material yang mungkin dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas dalam memeriksa pemasangan / pematokan (Setting Out) atau pekerjaan
– pekerjaan lain yang masih ada kaitannya dengan pekerjaan ini.

4.3 Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas maupun oleh Kontraktor harus
dijaga dengan baik, bila terganggu atau rusak segera diperbaiki oleh kontraktor atas
tanggungan biaya sendiri.

4.4 Tata cara pelaksanaan pekerjaan.

1) Pengeluran dan pemasangan patok-patok penentuan Peil permukaaan harus


dilaksanakan secara teliti hingga sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk
pengawas.

2) Hasil pengukuran dan pemasangan patok penentuan Peil harus dilaporkan pada
pengawas untuk diminta persetujuannya untuk dapat diizinkan melakukan
pekerjaan selanjutnya.

3) Patok pengkuran dilapangan harus didasarkan pada hasil survay pada titik- titik
ukur dilapangan yang telah disetujui oleh pengawas.

PASAL 5
PEMBUATAN BOUWPLANK

5.1 Bahan yang digunakan.


Kayu yang digunakan untuk Bouwplank adalah kayu klas III menurut standar PKKI -
1961.

5.2 Tata cara pelaksanaan.

1) Permukaan paling atas papan bowplank harus diserut hingga benar-benar rata
(water pass) dan diberi paku yang menandai letak as-as kolom, as dinding dan
paku tersebut harus diberi nomor as – as kolom yang jelas.

2) Elevasi bowplank harus dicek terhadap patok-patok tetap karena selanjutnya akan
menjadi ukuran untuk meletakkan lantai bangunan.

3) Sudut siku-siku pada as dinding atau as kolom harus diperiksa dengan


menggunakan alat ukur optis.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH

6.1 Areal yang akan diurug tanah, terlebih dahulu harus dibersihkan dari akar-akar
tanaman, humus-humus dan rumput /tanaman liar lainnya

Sp.Tek Drainase., Hal. 2


6.2 Setelah itu dilaksanakan pekerjaan urugan tanahnya, selapis demi selapis dengan
tanah urug yang baik. Ketebalan tiap-tiap lapisannya 20 cm, kemudian dipadatkan
dengan mesin pemadat (ampaktor) MTR-80 demikian seterusnya diurug dan
dipadatkan lagi dengan cara yang sama dengan diatas sampai mencapai ketinggian
atau pel yang diinginkan. Adapun syarat-syarat pemadatan tanah harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Tanah yang sudah dipadatkan harus mempunyai 8 dry > 1.4 1/m3 dan > 95% dry
max. dimana 8 dry mak adalah angka yang terdapat dari hasil tes laboratorium
terhadap tanah yang akan digunakan.
b. CBR (Socket) > 5%
c. Modified Proctor.
d. Untuk mencari kadar air yang optimum, contoh tanah urug yang akan digunakan harus
dites di laboratorium.

6.3 Setiap kali selesai pemadatan salah satu lapis maka sebelum melanjutkan pemadatan
tanah satu lapis yang berikutnya Pelaksana/Kontraktor wajib minta Izin tertulis dari
pengawas lapangan.

6.4 Galian tanah dilaksanakan untuk :


 Konstruksi pasangan batu, saluran dan pasang bronjong.

6.5 Galian untuk pasangan batu dan bronjong harus mencapai lapisan tanah keras
sebagaimana ketentuan dalam gambar. Parit-parit galian harus digali (waterpass) jika
perlu ada pendalaman harus dibuat tangga. Jika terdapat bagian-bagian galian yang
mengenai bangunan lama pondasinya harus dibongkar dan dibersihkan dari bekas
bongkaran.

6.6 Urugan kembali parit-parit galian harus dilaksanakan dengan baik, berlapis-lapis @ 20
cm dan masing-masing dipadatkan dengan stamper dan dibasahi secukupnya tanah
bekas galian dapat dipakai untuk mengurug kembali tetapi dibersihkan dari akar-akar
pohon dan kotoran – kotoran lain.

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

7.1 Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan batu belah untuk talud penahan tanah dan
konstruksi lain sesuai gambar rencana.

7.2 Bahan yang digunakan :

1. Batu yang digunakan adalah batu belah hitan /batu gunung yang mempunyai
minimal 3 permukaan bidang. Tidak boleh menggunakan batu bulat dan
permukaan yang licin.

2. Adukan yang digunakan adalah adukan semen + pasir dengan komposisi 1 Pc : 4


Ps, dalam perbandingan volume.

Sp.Tek Drainase., Hal. 3


7.3 Cara Pelaksanaan.

1. Sebelum pekerjaan pasangan batu dilaksanakan, kontraktor harus melakukan


pengkuran terhadap as-as talud sesuai gambar rencana dan hasilnya harus
disetujui pengawas.

2. Penggalian tanah harus dilakukan dengan kemiringan yang memadai agar tidak
terjadi longsoran.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON

8.1 Lingkup pekerjaan meliputi saluran air dan konstruksi lain sesuai gambar rencana,
dengan komposisi 1 pc : 2 ps : 3 kr (K-175).

8.2 Bahan.

1. Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau britis standar No. 12-1965. Semen harus sampai
ditempat kerja dengan kondisi baik serta dalam kantong semen asli pabrik, satu
macam produksi dalam negeri. Semen harus disimpan didalam gudang yang
kedap air, berfentilasi yang baik terangkat dari lantai setinggi 20 cm. Kontong-
kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan harus
selalu terpisah untuk setiap kali pengiriman serta harus dipakai sesuai dengan
waktu pengiriman.

2. Agregat ( pasir, split atau batu pecah ).


Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alami, atau batuan asal memenuhi
syarat menurut PBI (NI-2) pasal 3.3, 3.5 dan 3.5 agregat tidak mengandung
bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk
itu kontraktor harus menunjukan contoh-contoh yang memenuhi syarat dari
berbagai sumber ( tempat pengambilan ). Agregat-agregat harus disimpan pada
tempat yang saling terpisah dalam tumpukan tidak lebih dari 1M3, permukaan
bersih padat serta kering dan harus dicegah dari pengotoran.

3. Besi tulangan
- Besi yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah besi tulangan polos dengan
diameter bervariasi sesuai dengan gambar kerja, terbuat dari baja mutu U-24.
- Untuk kepentingan mutu beton, sampel beton harus diperiksa di lembaga
penelitian bahan-bahan yang diakui atas biaya kontraktor.
- Penganyaman besi harus rigit dan kuat, seluruh begel harus diikat dengan
kawat beton ke tulangan pokoknya.

4. Air untuk adukan.


Air yang digunakan adalah air yang memenuhi persyaratan untuk diminum, yang
bebas dari zat-zat kimiawi maupun unsur organis lainnya. tidak berwarna dan
tidak mengandung garam yang dapat merusak besi tulangan.
Sp.Tek Drainase., Hal. 4
5. Cetakan/ Begisting.
 Bahan cetakan dapat dibuat dari papan kayu Kls III yang cukup kering, tebal
minimum 3 cm atau panel-panel teakwood berukuran 1,2 x 2,4 cm tebal
minimum 12 mm.
 Pemasangan begisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
memberikan bidang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan. Celah-
celah antara sambungan kayu atau papan harus cukup rapat sehingga waktu
pengecoran tidak ada air yang keluar.
 Sebelum pengecoran, sisi dalam begisting harus disiram air dan bebas
kotaran dan benda-benda lain yang tidak diperlukan.
 Tiang-tiang penyangga harus dibuat dari kayu Kls III, tidak boleh
menggunakan bambu. Konstruksi cetakan harus dibuat cukup kuat sehingga
tidak berubah bentuknya pada waktu pengecoran beton.

6. Lantai Kerja (beton 1 pc : 3 ps : 5 kr (K-125))


Untuk beton 1:3:5, bahan-bahan yang digunakan sama dengan beton 1:2:3, tidak
menggunakan tulangan.

Pasal 9
PEKERJAAN BRONJONG

1. Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari membangun keranjang anyaman kawat diisi batu sebagai
bronjong ditempatkan pada posisi diatas satu landasan yang disetujui yang sesuai
dengan rincian yang ditunjukkan pada gambar rencana dan diuraikan dalam
spesifikasi ini.
b. Bronjong akan dipasang untuk mendukung dan memantapkan talud timbunan,
kemiringan potongan atau kemiringan urugan, serta untuk menunjang dan
melindungi tebing-tebing sungai, kepala jembatan dan pilar-pilar, gorong-gorong
dan bangunan yang sejenis terhadap gerusan.

2. Contoh Bahan
a. Dua contoh bahan yang menggambarkan batu yang diusulkan digunakan dalam
keranjang bronjong harus diserahkan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan memulai, bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan
dan hasil data uji sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk mutu batu
sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Contoh keranjang kawat yang digunakan, harus disediakan pada waktu yang
sama, bersama-sama dengan sertifikat pabrik pembuat.

3. Bahan-bahan
Bronjong dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanis), yang akan dipasok dalam
gulungan datar, demi pengangkutan dan pengamanannya. Bronjong dipasok dalam
berbagai panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut
perintah Direksi. Kecuali dinyatakan lain, ikuran keranjang satuan standar adalah :

Sp.Tek Drainase., Hal. 5


Lebar : 1 meter
Tinggi : 0,5 atau 1 meter
Panjang : 1 meter atau 2 meter sesuai dengan kebutuhan

Kawat bronjong harus terbuat dari baja galvanis dan memenuhi persyaratan AASHTO
M279. Kekuatan tarik dari kawat harus 4200 kg/cm 2 dengan satu elastisitas
minimum 10% untuk memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanisasi
harus dengan pelepasan minimum 0,26 kg/m2.

Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang bronjong harus :

Kawat pokok : Ø 3 mm
Kawat keling : Ø 3 mm
Kawat pengikat dan kawat penyambung : Ø 3 mm

Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan harus
dibuat dari kawat yang ditetapkan seperti di atas. Anyaman tersebut harus berbentuk
kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pola tiga kali dua dengan bukaan sekitar
80 cm x 60 cm. Ujung-ujung akan dibentuk ke dalam keliling yang disambung secara
aman untuk mencegah bercerai-berai.

Urugan batu untuk bronjong terdiri dari butir-butir batu yang keras, awet, yang tidak
akan merosot kualitasnya bila terendam dalam air ataupun menonjol, terhadap kondisi
cuaca yang berubah-ubah.

Butiran-butiran batu pada umumnya bergradasi seragam dalam ukuran dengan batas
beda antara 10 cm dan 20 cm dan bronjong tersebut bila diisi dengan batu akan
memiliki berat jenis paling sedikit 1400 kg/m 3.

Syarat-syarat kualitas batu urugan bilamana dipecah untuk pengujian harus patuh
dengan tabel dibawah ini.

TABEL 1. SYARAT-SYARAT MUTU BATU BRONJONG

URAIAN REFERENSI TEST BATAS TEST


AASHTO BINA MARGA
Kehilangan berat karena T 96 PB 0206-76 Maks. 40%
abrasi (500 putaran)

Berat jenis dan penyerapan T 65 PB 0202-76 Min 2.3


air Maks 4%

T 104 - Kehilangan
Kesempurnaan kekuatan kurang dari 10%
dengan test sodium sulfat (5
putaran)

Sp.Tek Drainase., Hal. 6


Pelaksanan Pekerjaan
1. Persiapan untuk pemasangan
Landasan untuk bronjong harus digali dan dibentuk sampai kegaris dan ketinggian
yang benar dan harus disetujui Direksi sebelum penempatan

2. Pemasangan Bronjong

a. Keranjang bronjong harus disambung dengan aman oleh pengikatan dengan


kawat sepanjang seluruh ujung kontak dan harus memiliki kecocokan ditarik
sampai bentuk dan alinyemen yang benar untuk menerima isian batu.
b. Potongan-potongan batu harus dipilih secara hati-hati mengenai keseragaman
ukuran dan harus dipasang dengan tangan untuk memberikan kepadatan
meksimum (dan rongga minimum). Bilamana setiap bronjong diisi sampai
setengah jalan, dua kawat ikatan harus dipasang dari depan ke belakang.
c. Keranjang tersebut akan diisi sedikit berlebihan sebagai cadangan untuk
penurunan, dan batu-batu sebelah luar akan disesuaikan demikian sehingga
muka datar batu-batu itu mampu pada anyaman kawat.
d. Pada penyelesaian pengisian batu, penutup dengan engsel anyaman kawat akan
direnggangkan dengan pengumpil keatas permukaan atas dan diikat.
e. Keranjang bronjong akan ditempatkan dalam lapis-lapis dengan susunan
sambungan vertikal.

Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi seluas yang diperlukan untuk menjamin
bahwa syarat-syarat mutu yang diberikan dalam spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji
yang cukup harus disediakan oleh kontraktor untuk kelulusan dan persetujuan bahan
tersebut.

Pengukuran dan Pembayaran


1. Cara Pengukuran Pekerjaan
Volume bronjong yang diukur untuk pembayaran berupa total jumlah meter kubik
bronjong lengkap terpasang dan dapat diterima. Ukuran yang digunakan untuk
penghitungan volume bronjong adalah ukuran nominal masing-masing keranjang
bronjong yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau menurut perintah dan
persetujuan Direksi.

2. Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga
kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah,
yang mana harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh uintuk pengadaan,
pabrikasi dan penempatan semua bahan, termasuk semua galian, persiapan, urugan
kembali, tenaga, peralatan, pengujian dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam
gambar rencana dan spesifikasi.

Sp.Tek Drainase., Hal. 7


No. Item Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

Tabel 1 Bronjong Meter kubik

PASAL 10
PEKERJAAN PENYELESAIAN HALAMAN

20.1 1. Macam pekerjaan


- Penumpukan
- Pengangkutan

2. Cara pelaksanaan
- Sisa-sisa bahan bangunan/ bongkaran ditumpuk pada satu tempat sehingga
tidak mengganggu pekerjaan yang sudah selesai atau ketempat yang
ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas.
- Pengangkutan dibedakan atas jenis bahan ketempat yang akan ditentukan
ketempat yang akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas.

PENUTUP

Dari syarat-syarat tersebut diatas yang meliputi syarat-syarat umum, syarat-syarat


administrasi dan teknis secara keseluruhan telah memuat seluruh pedoman kerja bagi
kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pembangunansaluran air agar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam ketentuan ini.

Sp.Tek Drainase., Hal. 8

Anda mungkin juga menyukai