Anda di halaman 1dari 16

“SPESIFIKASI TEKNIS”

“SPESIFIKASI TEKNIS”

PEKERJAAN :

Rehabilitasi Ruang Pendidikan Madrasah

LOKASI :
Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Sulawesi Tenggara

TAHUN ANGGARAN 2023


“SPESIFIKASI TEKNIS”

PASAL 01
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini Meliputi :
Pekerjaan ini Meliputi :
1. Pek. Pembongkaran
Kontraktor atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan Pembongkaran dengan sangat
hati hati agar tidak merusak bangunan yang ada disekitarnya
2. Administrasi dan dokumentasi
Sarana administrasi yang berupa dokumen kontrak termasuk kelengkapannya, dokumen
addendum jika diperlukan, dokumen amandemen jika diperlukan dan lampiran lainnya, sejak
mulai proses pelelangan pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, termasuk
penggandaan dokumen kontrak beserta kelengkapan pendukung lainnya, sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.

3. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1 (satu)
minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga keberadaannya
selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10
kayu kualitas baik, atau dibuat sesuai petunjuk Direksi.
Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang
menyangkut kegiatan administrasi, teknis di kantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan
fisik di lapangan.

PASAL 02
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
2.2. Keterangan
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan
dari Proyek ini, sebagaimana dituntut oleh gambar-gambar dan RKS serta dokumen
kontrak yang saling berkaitan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai maka pemborong wajib meneliti semua dokumen
kontrak, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan
kondisi yang ada, mengadakan pengukuran serta mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan yang membutuhkan penyelesaian dan kelengkapan proyek.
c. Pemborong harus mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi pada kondisi
lapisan bawah tanah. Bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung
jawabnya, pemborong diperkenankan untuk melaksanakan penyelidikan tanah
tambahan atas biaya pemborong.
d. Tanah atau site diserahkan kepada pemborong dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya. Seluruh pekerjaan pembersihan dan penyesuaian
ketinggian halaman/lantai, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
2.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1)Pekerjaan Galian Tanah
 Lapisan humus pada lokasi bangunan harus dikupas, hingga mencapai tanah yang
tidak mengandung humus, atau sekurang–kurangnya setebal 20 cm.
 Untuk keperluan Pondasi, harus dilakukan penggalian tanah menurut ukuran–ukuran
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.
 Tanah yang digunakan untuk urugan, penimbunan harus bersih dari humus dan
kotoran–kotoran lainnya dan mendapat persetujuan Direksi/ Pengawas.
 Urugan tanah dilakukan lapis-demi lapis dengan ketebalan maksimum 15 cm per
lapis, kemudian dipadatkan memakai stampler hingga padat untuk menghindari
penurunan setelah bangunan difungsikan.
 Pekerjaan penimbunan tanah, peninggian halaman atau urugan bekas lobang pondasi,
ditumbuk sampai padat.
 Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, harus diadakan tindakan
pencegahan, baik terhadap genangan/ arus air, yang dapat menyebabkan terjadinya
erosi.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Selama masa pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mencegah terjadinya


kerusakan semua sarana umum yang masih digunakan seperti saluran–saluran air,
listrik, jalan, dan lain–lain yang dijumpai di sekitar lokasi proyek.
 Apabila terjadi kerusakan, maka pemborong harus memperbaiki, segala hal–hal yang
dianggap oleh Direksi akan menimbulkan kerusakan, maka pemborong harus dapat
mengatasi segala resiko pemborong.
b) Pekerjaan urugan

 Sebelum dilakukan pengurugan, tanah sudah diratakan dan dibersihkan dari segala
kotoran yang ada.
 Urugan pasir antara batu kosong (timbrisan) diisi hingga penuh dan disiram agar
padat, tidak ada rongga sehingga pondasi menjadi kuat.
 Bahan yang dipakai untuk mengurug adalah pasir dengan butiran yang baik,
mempunyai gradasi baik dengan butiran beragam dan poreus.
 Urugan pasir dilakukan untuk dasar sebelum pemasangan batu kosong, dan
pengecoran lantai di atas tanah
PASAL 03
PEKERJAAN PONDASI, SLOOF , BALOK, KOLOM DAN PLAT

a) Lingkup Pekerjaan
1 Pek. Pondasi Poer Plat Beton Bertulang mutu f’c = 19,3 Mpa
(Beton Kolom Pedestal)
- Cor Beton K225
- Besi Beton
- Bekisting (2 Kali Pakai)
2 Pek. Sloof Beton , SL.1 20/30 cm, Beton Bertulang f’c = 19,3 Mpa
- Cor Beton K225
- Besi Beton
- Bekisting (2 Kali Pakai)
3 Pek. Plat Tangga + Bordes , Beton Bertulang f’c = 19,3 Mpa
- Cor Beton K225
- Besi Beton
- Bekisting
4 Pek. Kolom Tangga, , Beton Bertulang f’c = 19,3 Mpa
- Cor Beton K225
- Besi Beton
- Bekisting
5 Pek. Balok Tangga 20/40 cm , Beton Bertulang f’c = 19,3 Mpa
- Cor Beton K225
- Besi Beton
- Bekisting
1). Pekerjaan Beton
1. Spesifikasi
Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan tak bertulang yang
diperlukan. Semua pekerjaan ini harus mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI)
1971. Sepanjang tidak diatur dalam spesifikasi ini.
a. Kelas dan mutu beton
Untuk pekerjaan ini dipakai kelas dan mutu Beton Bertulang mutu f’c = 19,3 Mpa.
(K225)
b. Kelas dan mutu baja
Untuk pekerjaan baja tulangan harus dipakai baja tulangan U-24.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

c. Bahan-bahan.
 Semen yang digunakan adalah semen yang berkualitas baik, bukan dari jenis
Masonry dan memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-8.
 Semen Portland yang harus sesuai dengan yang dicantumkan dalam
spesifikasi ini.
 Apabila diperlukan persyaratan-persyaratn khusus mengenai sifat betonnya,
maka dapat dipakai jenis-jenis semen lain dari pada yang ditentukan dalam
NI-8. Dalam hal ini, pelaksana diharuskan untuk meminta pertimbangan-
pertimbangan dari lembaga pemeriksa bahan- bahan yang diakui.
 Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi
ini.
 Air yang dipakai harus sesuai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini.
 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau bajan tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
 Apabila terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh
air itu kelaboratorium pemeriksa bahan-bahan.
 Semua besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan-Ketentuan yang
ditetapkan dalam spesifikasi ini.
d. Semen
Semua semen yang dipakai harus semen Portland kelas I yang sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standard NI-8 atau ASTMC-150 type I.
e. Jika dianggap perlu oleh direksi, pemborong harus melakukan pemeriksa-an dan
pengujian dibawah pengawasan direksi atau semen harus sesuai dengan NI-18
atau ASTMC-150 atau standar lain yang dapat disetujui. Pemeriksaan dan
pengujian semen dapat diserahkan kepad alaboratori-um pemeriksaan bahan
yang disetujui.
Semen yang dapat digunakan adalah semen yang belum lewat 3 (tiga) bulan
dalam kantong.
Pemeriksaan dengan tangan dapat dilakukan pada semen untuk memeriksa
adanya gumpalan-gumpalan, yang berarti sudah adanya proses hidrasi dengan
uap air. Semen semacam ini tidak dapat untuk beton struktural.
f. Penyimpanan.
Pemborong harus membuat gudang-gudang penyimpanan semen yang baik dan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Harus menjamin semen terlindung dari pengaruh iklim dan kelembab-an
gudang harus cukup ventilasi.
 Lantai harus dibuat paling sedikit 30 cm di atas tanah.
 Harus dibuat cukup besar, untuk menyimpan stock yang menjamin
kontinuitas pekerjaan.
 Semen-semen di atas harus diatur sedemikian rupa sehingga semen-semen
yang datang lebih dulu dalam gudang dapat dipakai lebih dulu.
 Sebaiknya semen jangan ditumpuk lebih dari 2 m.
 Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan, maka
sebelum boleh dipakai harus diuji dulu dilaboratoium.
 Agergat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga
pengotoran oleh bahan-bahan lain dan pencampuran satu sama lain dapat
dicegah. Penggunaan bak-bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan, untuk
mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
Ditempat-tempat diman tanahnya gembut dan atau becek pada waktu hujan,
penggunaan bak bahan yang berlantai menjadi keharusan.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Batang-batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah.


Batang-batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda-tanda
yang jelas dan ditimbun terpisah jenis yang satu dari jenis yang lainnya,
sehingga tidak mungkin saling bertukar.
 Penimbunan batang-batang tulangan diudara terbuka untuk jangka waktu
yang panjang harus dicegah.
g. Agregat halus dan kasar
Agregat halus yang dipakai dapat terdiri dari :
 Pasir alam, yaitu: pasir yang disediakan pemborong dari sungai atau
sumber lainnya yang disetujui oleh Direksi.
 Pasir buatan, yaitu : material yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.
 Pasir dan Split halus yang dipakai harus bersih dan bebas dari tanah liat,
karang, serpihan-serpihan maka, bahan - bahan organik dan alkalis, jumlah
bahan-bahan yang merugikan tersebut tidak boleh 5%. Pasir yang akan
dipakai hendaknya mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan PBI 1971,
apabila kadar lumpur melampui 5%, maka agregat halus harus dicuci.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak
yang harus dibuktikan dengan uji coba laboratorium.
 Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apbila diayak harus memenuhi syarat-syarat :
 Bisa diatas ayakan 4 mm, harus min. 2% berat
 Bisa diatas ayakan 1 mm, harus min. 10% berat
 Sisa diatas ayakan 0,25% mm, harus berkisar antara 80% dan 95%
berat
 Pasir laut tidak boleh diapaki sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan - bahan
yang diakui.
Agregat Kasar yang akan digunakan :
 Yang akan dipakai dapat terdiri dari koral, batu pecah atau kombinasi
keduanya.
 Agregat kasar yang digunakan adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5
mm.
 Agregat kasar harus tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-
butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-buutir pipih tersebut
tidak melalmpui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah/hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalu ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampui 1 %,
maka agergat kasar harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton
seperti zat-zat yang reaktif-alkali.
 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar harus diperiksa dalam
laboratorium pengujian, dengan syarat-syarat minimum :
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24%
berat ;
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22% ;
 Tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%;
 Agergat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya
dan memenuhi persyaratan :
 Sisa ayakan 31,5 mm, harus 0% berat
 Sisa ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan berat 98% berat
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 10% berat
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Berat butri agregat maksimum tidak boleh lebih raripada seperlima jarak
terkecil antar bidang-bidang samping cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau
seperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-
berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan, apabila
menurut pengawas ahli cara-cara penegcoran beton adalah sedemikian rupa
sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.
 Semua material harus sesuai dengan persyaratan beton PBI ‘71
h. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus bebas dari lumpur, minyak asam
garam, bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat
merusak. Sebelum dipakai untuk pekerjaan beton, air dan sumbernya harus
diperiksa dan diuji apakah sesuai atau tidak dengan ketentuan ini.
i. Besi Tulangan
 Semua Besi tulangan yang dipakai harus baru.
 Mutu baja harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar - gambar
detail dan sesuai dengan standard Indonesia SNI-2, PBI 1971 dan
mendapat persetujuan dari direksi.
 Jika diperlukan Direksi, Pemborong harus dapat memberikan sertifikat dari
baja tulangan yang dipakai dari Laboratorium pengujian bahan dan/atau
dari pabrik. Sebelum baja-baja tulangan didatangkan ke site, pemborong
harus menyerahkan dulu contoh-contoh besi.
 Jika ternyata Besi tulangan tidak sesuai dengan spesifikasi, tidak sesuai
dengan contoh-contoh yang dimaksudkan. Direksi dapat mengapkhir besi-
besi tersebut. Segala kerugian menjadi tanggung jawab pemborong.
 Besi tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar - gambar beton. Besi harus
dibengkok dalam keadaan dingin.
 Sebelum dipasang Besi tulangan harus bersih dari serpihan-serpihan, karat,
minyak, gemuk, yang dapat mengurangi daya lekatan.
 Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar. Besi beton
harus diikat pada tempatnya dengan kawat-kawat pengikat, klem-klem yang
khusus diganjal dengan blok-blok beton atau kesisi besi, spaces atau
gantungan-gantungan sehingga dijamin tidak terjadi penggeseran pada
waktu pengecoran beton.
 Tahu beton harus dibuat dengan adukan 1Pc : 2 Psr.
 Tulangan-tulangan beton harus disambung pada tempat-tempat sesuai
dengan gambar konstruksi, jika diperlukan dapat disambung pada tempat-
tempat lain tetapi harus mendapat persetujuan dari Direksi.
j. Komposisi/Campuran Beton
 Beton harus dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah dan air,
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi sehingga didapat
kekentalan yang baik (mudah dikerjakan) dan kekuatan yang diinginkan.
 Campuran beton adalah :
 Untuk Campuran/perbandingan volume paling sedikit 1Pc : 2Psr : 3Split dan
1Pc : 2Psr : 3Krl.
 Ukuran maksimum dari agregat kasar dari masing-masing bagian pekerjaan
tidak boleh melebihi ukuran maksimum yang ditetapkan.
k. Pengujian Beton
Banyaknya air yang dipakai harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan kadar air dan gradasi dari agregat sehingga kubus- kubus percobaan
harus dibuat dan diuji sesuai dengan PBI 1971.
Pemborong harus menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pengujian dan dikerjakan oleh petugas-petugas yang terlatih.
Frekwensi pemeriksaan disesuaikan dengan PBI 1971 dan penetapan Direksi
di lapangan.
l. Pengadukan Beton.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Alat pengukur bahan-bahan beton harus disediakan dan mempunyai


ketelitian yang cukup untuk mengukur dari masing-masing bahan
pembentuk beton.
 Bahan-bahan pembentuk harus dicampur dan diaduk dengan menggunakan
Mesin Beton Mollen paling sedikit 1,5 menit sesudah semua bahan masuk ke
dalam mesin beton mollen.
 Pengadukan yang berlebih-lebihan dan membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak
diperbolehkan.
 Beton tidak boleh dicampur dan diaduk dengan tangan (hand mixing).
m. Pengecoran Beton
 Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilakukan, semua pekerjaan cetakan
(bekisting) , baja-baja tulangan instalasi yang harus ditanam dalam beton
sudah harus selesai dulu dan mendapat persetujuan dari Direksi.
 Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Direksi atau wakilnya yang
ditunjuk serta wakil Pemborong yang setingkat ada di tempat pekerjaan.
 Cetakan-cetakan harus dibersihkan dulu dengan jalan penyemprot-an air
tawar atau compressor sihingga segala kotoran hilang dari cetakan.
 Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin setelah
pencampuran dan pengadukan dipadatkan dengan mechanical vibrator
terus-menerus.
 Sambungan-sambungan pengecoran harus dibersihkan dan harus dilapisi
dahulu dengan air semua sebelum dilakukan pengecoran baru. Beton
harus dicor pada adukan yang baru (fresh).
 Pencampuran / penumpukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton
yang sudah mengeras tidak boleh digunakan lagi. Pada waktu pengecoran
yang mana air campuran beton itu terjadi pemisahan antara air dan
specinya, maka beton inipun tak boleh digunakan, adapun beton tidak
boleh dituangkan terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
pemisahan/agregasi dari agregat. Tinggi maksimum pengecoran 1.5 meter.
 Pada penyetopan/pemotongan oleh hubungan semua penuangan beton
harus membentuk suatu sudut (leping dan terjal) dan tidak boleh vertikal
supaya luasnya tetap minim.
 Setiap lapisan beton harus dipadatkan dengan alat penggetar atau vibrator.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala, alat penggetar harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah.
 Semua material yang akan digunakan dalam pembuatan beton harus
mendapat persetujuan dari pihak direksi.
4.1. Bekisting
a. Cetakan/bekisting untuk beton harus disesuaikan dengan gambar-gambar
rencananya sehingga bidang batasnya seperti yang diinginkan. Bahan yang akan
digunakan untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari Direksi
papan kayu Pontoh 3/20.
b. Cetakan dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan cetakan dengan
permukaan yang rata dari beton serta harus berkekuatan dan mempunyai
kekuatan yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan pemadatan beton.
c. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan - cetakan harus dilumuri dengan
minyak atau bahan lain yang disetujui untuk mencegah melekatnya beton
dengan cetakan-cetakan tersebut.
d. Sebelum pengecoran dilaksanakan, kedudukan cetakan harus dicek kembali,
sehingga pada pengecoran nanti kedudukan bekisting tidak berubah.
4.2. Pemeliharaan Beton
a. Waktu dan cara pembukaan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
“SPESIFIKASI TEKNIS”

pada beton, pada permukaan-permukaan beton yang tidak beraturan harus


segera diperbaiki disetujui oleh Direksi dan harus dilaksanakan oleh tukang yang
ahli.
b. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton berumur tiga minggu,
sedang untuk cetakan samping, boleh dibongkar setelah empat belas hari.
c. Pembongkaran bekisting tak boleh mempengaruhi keadaan konstruksi, oleh
sebab itu pembongkaran bekisting harus memenuhi syarat-syarat yang ada
dalam PBI.
d. Selama paling sedikit dua minggu, bidang-bidang beton harus dibasahi terus
menerus antara lain dengan karung-karung basah. Selama proses pengerasan ini,
lantai tidak boleh dibebani.
4.3. Perbaikan Permukaan Beton
a. Permukaan-permukaan beton akan diuji oleh Direksi guna menentukan apakah
ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos
ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya
cetakan

5. Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dilaksanakan
sesuai dengan gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang telah disyahkan

PASAL 04
PEKERJAAN DINDING
1) Lingkup Pekerjaan
1) Pek. Perbaikan dan perapian hasil Bongkaran Dinding
2) Pek. Plesteran Dinding Biasa camp. 1 Pc : 5 Psr
3) Pek. Railing Tangga Stainless (tangga lt.1-lt.2)

b) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pek. Dinding Batu Merah camp. 1 Pc : 5 Psr
Bahan Dan Peralatan
Bahan–bahan yang dipakai pada pekerjaan ini terdiri atas batu-bata, pasir dan semen
portland :
 Batu Merah.
Batu Merah harus berkualitas baik, tidak pecah, dan bila direndam tidak hancur/
tetap utuh. Ukuran batu-bata sesuai dengan produksi setempat dan bahan yang
masuk ke dalam lokasi proyek harus terlebih dahulu diperiksa oleh Direksi/
Pengawas.
 Pasir
Pasir harus terdiri dari butir–butir yang bersih, bebas dari bahan–bahan organis,
lumpur dan sebagainya memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
tercantum di dalam PBI 1971.
 Adukan untuk pasangan batu-bata 1:5 dipakai 1 PC : 5 Pasir.
 Peralatan berupa alat bantu, haruslah yang masih baik dan memadai
Pelaksanaan :
 Syarat Proses dan Produk.
 Permukaan yang akan dipasang batu-bata harus bersih dan basah, sedangkan
batu-bata sebelum dipasang harus dicelup/ dibasahi dengan air. Batu-bata yang
pecah tidak lebih dari 10%.
 Adukan harus dibuat secara hati–hati diaduk dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, kemudian diberi air
sesuai persyaratan, untuk mendapatkan campuran yang diinginkan yaitu yang
memenuhi syarat. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan
adukan baru.
b. Plesteran Dinding Biasa camp. 1 Pc : 5 Psr
Bahan Dan Peralatan
Bahan–bahan untuk adukan beton terdiri atas semen PC, pasir, dan air.
Perbandingan adukan adalah 1 PC : 5 pasir untuk pekerjaan plesteran dinding 1:5
dan adukan kedap air yaitu 1 PC : 3 pasir untuk pekerjaan plesteran beton kolom,
balok menggunakan adukan 1:3.
 Semen PC.
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk dari mutu yang baik
antara lain seperti merk: Bosowa, Tiga Roda, Tonasa, Padang, Gresik dan lain–lain
sesuai dengan penjualan di pasaran. Semen yang telah disimpan lebih dari 3
bulan di dalam gudang dan atau mengeras sebagian/ seluruhnya, tidak
diperkenankan untuk digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, agar semen tidak mudah
membatu.
 Pasir.
Pasir harus terdiri dari butir–butir yang bersih, bebas dari bahan–bahan organis,
lumpur dan sebagainya memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
tercantum di dalam PBI 1971.
 Air.
Air yang digunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, asam,
garam alkalis, dan bahan organis/ bahan lainnya yang dapat merusak campuran.

Pelaksanaan
a) Syarat Proses dan Produk.
 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, bidang yang akan diplester harus bersih
dari kotoran dan lemak/ minyak, dan dibasahi dengan air hingga jenuh.
 Campuran tidak boleh terlalu cair atau terlalu kental, dan dicampur dengan
menggunakan air tawar yang bersih.
 Agregat/ pasir yang akan dipergunakan harus diayak hingga memiliki butiran
yang sesuai dengan kemampuan kuat lekat yang disyaratkan.
 Tebal plesteran adalah 1,50 cm smpai 2,50 cm atau disesuaikan dengan gambar
dan spesifikasi yang ada atau berdasarkan petunjuk Direksi/ Pengawas.
Bidang hasil plesteran harus rapi, rata, dan tidak bergelombang serta presisi
dengan ukuran-ukuran yang sudah disyaratkan dalam gambar.

c. Pekerjaan relling Tangga


1) Persyaratan Jenis dan Ukuran Bahan
 Pekerjaan reling Tangga :
Terbuat dari Hollow Stainles Ukuran 4x4cm dan 4x2 cm Tebal 1 mm
Semua ukuran Besi Hollow Stainles yang tercantum diatas adalah ukuran
jadi/terpasang
2) Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pekerjaan reling Tangga
- Sebelum melaksanakan pemotongan Besi, maka terlebih dahulu mengadakan
penelitian mengenai ukuran untuk tiap bagian fungsi
- Relling Pengaman dan reling Tangga dengan design, bentuk dan ukuran sesuai
gambar rencana
- Pemasangan Relling Pengaman dan reling Tangga “ dilakukan dengan cara
pengelasan, harus rata dan benar
- Pada saat pemasangan pembautan atau pengelasan harus benar benar kuat posisi
railing sesuai dengan gambar kerja.
- jika terjadi kerusakan cat besi atau gompel segera diperbaiki
“SPESIFIKASI TEKNIS”

PASAL 05
PEKERJAAN LANTAI
1) Lingkup Pekerjaan
4.1 Lingkup pekerjaan.
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pek. Lantai Keramik 50x50 cm (Tangga)
4.2 Bahan dan Material.
a. Untuk Lantai Ruangan yang dipakai adalah dari Lantai Geranit Bermotif produksi
dalam negeri kualitas terbaik, ukuran 50x50 cm dan mempunyai sisi rata /tegak
lurus.
b. Semua bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/ supervisi teknik.
4.3 Adukan.
Adukan yang dipakai adalah :
a. Adukan 1 PC : 3 Psr, untuk pemasangan tegel keramik seluruh ruangan dan teras
dengan ketebalan seperti tertera pada gambar desain.
b. Adukan 1 PC : 2 Psr, untuk pemasangan tegel plint dengan ketebalan 10 mm.
c. Adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Krk untuk pemasangan rabat beton.
4.4 Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Pasangan Lantai Keramik 50x50 cm, ,
 Dasar lantai dasar harus terdiri dari pasir urug setebal 5 cm padat dan
merata, setelah terlebih dahulu diteliti kecepatannya terhadap peil yang
telah ditetapkan.
 Sebelum pemasangan tabel dibawa pasir urug dipasang lantai stand beton
adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Krk dengan ketebalan sesuai dengan gambar desain.
 Nat antara tegel yang satu dengan yang lain maksimum 1 mm.
 Kerataan dan penyikuan pasangan tabel harus terjaga sehingga
menghasilkan pekerjaan baik.

PASAL 06
PEKERJAAN PARTISI
6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pek. Partisi Aluminium
- Pek. Kusen Partisi Aluminium 4"
- Pek. Pasang Kaca Jendela Bening 5 mm
- Pek. Bingkai Pintu Kaca Aluminium
- Pek. Pasangan Rel Pintu Sliding/Geser
- Pek. Pasangan Pegangan Pintu Kaca (Steenlis)
- Pek. Pasang Door Closer Otomatis
- Pek. Pasangan Kunci tanam 2 x putar
- Pek. Pasangan Engsel Pintu Ganda
- Pek. Pasangan Grendel Pintu Besar
b. Pek. Partisi Gypsum
- Pek. Pasang Rangka Partisi Besi Hollow
- Pek. Pasang Dinding Partisi Gypsum
“SPESIFIKASI TEKNIS”

c. Pek. Pemindahan Partisi


d Pek. Pasang Pintu Geser

6.3 Pelaksanaan
a) Kusen Aluminium
Kusen ALuminium yang digunakan :
1) Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan.
2) Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas.
3) Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
4) Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
5) Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik
6) Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.
7) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
8) Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
9) Kosen-kosen Aluminium khususnya Jendela harus mampu untuk menahan
engsel-engsel Pintu Jendelayang cukup berat.
10) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
11) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan
terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
12) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi Terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
13) Accesosris : Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather
strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk
rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
14) Bahan Finishing : Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih
atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.
Syarat – Syarat Pelaksanaan :
1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk, ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman
dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari
arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari
steel plate setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari
tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
air sebesar 1.000 kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut
o Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
o Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
o Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
o Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
o Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk
menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kosen terpasang.
13. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat
pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
14. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara
terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau
bahan dari synthetic resin.
15. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
16. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.

17. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.

b) Daun Pintu
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian
atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk
pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu
pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen
c) Engsel pintu dan Jendela
 Engsel yang dipasang baik pada daun pintu maupun daun jendela
menggunakan kualitas terbaik dalam negeri.
 Pemasangan untuk tiap pintu adalah 3 (tiga) buah dan tiap daun jendela 2
(dua).
 Engsel pintu dan jendela dipasang sejenis cabut H dengan kualitas terbaik
d) Grendel dan kait angin.
 Untuk setiap masuk ruangan yang terdiri 2 daun pintu dilengkapi dengan
grendel pintu sebanyak 2 (dua) buah dipasang bagian atas dan bawah.
 Untuk setiap daun jendela kaca, dipasang sebuah grendel jendela.
 Kualitas grendel pintu dan jendela adalah besi yang dilapisi kuningan.
 Kait angin dipasang 2 (dua) buah pada setiap jendela kaca.
 Jenis kait angin dipasang adalah jenis logam dilapisi tembaga/kuningan
sepanjang 30 cm yang dapat berfungsi sebagai pengunci
e) Kaca
 Kaca-kaca yang dipasang untuk kaca mati, jendela kaca dari kaca ryben tebal
5 mm
 Pemasangan kaca bagian dalam alur dioleskan plamur kayu, pemasangan
kaca harus rata dan tidak rapat mengingat kemungkinan menggelembung dan
menyusut akibat perubahan temperatur
 Semua pemasangan kaca dilengkapi dengan list kaca ukuran 1 x 1 cm dari
kayu jati yang diserut rapi dan tidak mempunyai cacat

PASAL 07
PEKERJAAN ATAP
7.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
1 Pek. Rangka atap baja ringan
2 Pas. Pasang Atap Spandek Zincalum t= 0,30 mm

7.2 Persyaratan Jenis dan Ukuran


b) Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
- Rangka utama atas (top chord)
- Rangka utama bawah (bottom chord)
- Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
mekanik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
- Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk
penggunaan penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan
seperti tercantum dalam gambar kerja, yang diantaranya adalah :
1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
2. Pekerjaan reng (roof butten)
3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)

Persyaratan Bahan :
“SPESIFIKASI TEKNIS”

- Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75
(tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material
perbatang adalah 11m dan 6m

- Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar
baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah 6m

- Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45
mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).
- Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi
sebagai berikut : Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum
Corrosion Rating) ,
- Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw
kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut:
 Diameter kepala : 12 mm
 Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
 Panjang : 20 mm
 Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
 Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
 Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
 Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

Persyaratan Pra-Konstruksi
- Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
- Produk yang dipaparkan sesuai dengan Analisis Konstruksi (hasil hitungan
dengan software) surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
- Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan
jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
- Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
- Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
- Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan.
- Kontraktor wajib menyediakan peralatan berupa :
 Safety Belt (ALat Pengaman)
“SPESIFIKASI TEKNIS”

 Bor Listrik
 Gunting Plat
 Las Listrik
 Gurinda Listrik
 Alat Angkat (Tackle )
Persyaratan Pelaksanaan
- Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
- Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
- Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
- Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
- Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
- Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja
ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.
- Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

ATURAN LAINNYA
- Apabila dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang,
dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan Pekerjaan, hal
ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan diselesaikan oleh pemborong,
harus dianggap sebagai telah dimuat dalam spesifikasi ini, jadi tidak terhitung
sebagi pekerjaan tambah/ meerweerk.
- Sebelum pekerjaan diserahkan, pemborong diharuskan merawat bangunan,
membersihkan dari segala kotoran-kotoran dan merapikan kekurangan-
kekurangan yang ada, termasuk merapikan dari segala kotoran-kotoran dan
bekas bahan-bahan bangunan, sehingga bangunan dapat dipergunakan dan
ditempati tanpa adanya pembersihan dan lainnya, siap diserah terimakan
sesuai dengan pertimbangan Direksi/ Pengawas.
- Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini tidak tercantum
persyaratan lain ataupun ketentuan lain, namun tidaklah berarti bahwa
ketentuan atau persayratan ini tidaklah mengikat, akan tetapi semuanya ini
tidak terlepas bagian dari RKS ini tetap mengikat.
c) Pemasangan Penutup Atap, Nok dan Jurai Atap
- Bahan penutup atap yang dipakai adalah Atap Spandek Zincalum t= 0,30 mm
Setara soka Jempol atau sejenisnya dengan kualitas baik dan diakui
keberadaannya serta memenuhi persyaratan.
- Pemasangan atap Atap Spandek Zincalum t= 0,30 mm diperkuat dengan paku
khusus atap tersebut.
- Sebelum pemasangan pelaksanaan harus memperlihatkan contohnya pada
pengawas/Direksi.
- Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan atap sehingga
sesuai dengan gambar desain dan persyaratkan.
- Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan gording,serta
rangka kap, maka penutup atap tidak diperkenankan untuk dipasang.
“SPESIFIKASI TEKNIS”

- Bubungan nok yang digunakan adalah nok atap seng yang harus dipasang
rata.
- Pemasangan nok yang tidak rata atau gelombang, harus dibongkar dan
diperbaiki dengan biaya pemborong.
- Sebelum nok dipasang, maka lapisan bawah jurai harus terlebih dahulu
dipasang lapisan karet talang untuk mencegah kebocoran.

PASAL 08
PEKERJAAN FINISHING
1) Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
1) Pengecatan Tembok Baru 3x Jalan
2) Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cat Tembok
2. Untuk bidang dinding dan Kolom, sebelum dicat terlebih dahulu harus diplamur untuk
mendapatkan permukaan yang halus dan rata,
3. Pengecetan dinding dan Kolom yang telah diplamur, bilamana dinggap oleh pihak
Direksi belum mendapatkan permukaan yang rata, maka Kontraktor harus mengadakan
plamur ulang pada permukaan yang belum rata untuk kemudian diamplas kembali baru
dilaksanakan pengecetan kembali.
4. Pengecetan dinding dan Kolom menggunakan cat tembok yang sama dengan yang
digunakan di dinding dengan merek yang sama.
5. Cat dinding dan Kolom yang digunakan harus berkualitas baik setara dan harus
mendapat persetujuan direksi dan pemilik proyek sebelum dipakai dalam pekerjaan.
Untuk memudahkan pemeliharaan selanjutnya dan dengan pabrik yang sama, warna cat
akan ditentukan kemudian.
6. Pendempulan, pengampelasan, dan pengecatan harus dilaksanakan berulang ulang
sebanyak minimal 3x jalan dengan rata, sehingga memberikan pekerjaan pengakhiran
yang baik. Pekerjaan cat yang ternyata kemudian retak-retak/tidak rata harus diulang
dan diperbaiki oleh pemborong

PASAL 08
PEKERJAAN AKHIR
1. Pembersihan
Pembersihan akhir dilaksanakan disekitar lokasi pekerjaan dengan membuang sisa-sisa
kotoran dari hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai instruksi direksi teknis

Kendari, 02 Maret 2023


Pejabat Pembuat Komitmen
Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara

Muhammad Affandi, ST
NIP 198205152008011006

Anda mungkin juga menyukai