Anda di halaman 1dari 19

URAIAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

KEGIATAN : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


SUB KEGIATAN : PENAMBAHAN RUANG KELAS BARU
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
LOKASI : SMP NEGERI 1 MOJOLABAN
SUMBER DANA : APBD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 1
UMUM

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya dalam aanwijzing/pelaksanaanya akan ditunjukan oleh
Panitia Pengadaan Barang & Jasa dan Konsultan Perencana.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah : pembangunan ruang kelas baru di
lantai 2 sebanyak : 3 (tiga) lokal, dan kamar mandi sekolah
3. Konstruksi bangunan tersebut secara garis besar adalah :
- Pondasi : Beton footplat.
- Struktur : Beton bertulang .
- Dinding : Batu bata merah diplester dan aci finishing cat .
- Lantai : Keramik .
- Kusen/Pintu : Kayu.
- Rangka Atap : Kayu.
- Atap : Genteng Mantili Kebumen

Pasal 2
UKURAN

1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran untuk baja
dinyatakan dalam mm.
2. Duga lantai (permukaan lantai) bangunan akan ditetapkan pada saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Pemborong diwajibkan membuat titik
duga di atas tanah bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ± 0.00 pada lantai bangunan.
Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan
tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Pelaksanaan Pengukuran :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawasdan direksi
pekerjaan.
b. Semua papan piket ( bouwplank) menggunakan kayu Kalimantan dan harus dipasang kuat
dengan patok 5/7 cm atau dolken dan tidak mudah berubah kedudukannya.
 Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat ke dalam tanah dan tidak
dapat bergerak.
 Profil untuk pasangan harus dari kayu minimal kayu klas 2, kering dan lurus. Sedang untuk
pekerjaan tanah dan pondasi boleh memakai bambu.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan ketelitiannya dan menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
5. Ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar dengan
catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar maka yang menentukan adalah ukuran-
ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar.
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS maka harap dikonsultasikan kepada
Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
d. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu penjelasan lapangan
2. Terlebih dahulu tanah dibuat (siap dibangun) dibersihkan dari humus, kotoran tanaman beserta
akar-akarnya dan diratakan.
3. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, untuk itu diharapkan Pemborong minta
ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi jalan menuju lokasi.
4. Pembersihan dan pemerataan /keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan / urugan, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan daerah-daerah rendah,
pembuangan humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organik.
5. Bila pada lokasi terdapat bangunan yang sudah berdiri, maka bangunan tersebut dibongkar
sampai rata.
6. Bahan bekas bongkaran menjadi milik proyek.
7. Pekerjaan langsir material.
8. Pagar Sementara
Lokasi pembangunan dibatasi dengan pagar sementara dari seng gelombang yang dicat. Setelah
pembangunan selesai pagar seng tersebut menjadi inventaris pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
9. Papan Nama Proyek.
Pemborong harus membuat papan nama proyek dengan redaksi sesuai dengan normalisasi dari
proyek. Papan nama proyek tersebut di atas dibuat berdasarkan redaksi normalisasi dari proyek.
10. Air Kerja.
Pemborong harus mempertimbangkan penyediaan air kerja untuk keperluan bangunan baik dari
sumur pompa atau cara lain, sehingga mendapatkan air yang memenuhi syarat sebagai air
pengaduk
11. Dibuat pula bangunan yang digunakan untuk :
 Gudang bahan bangunan yang tertutup dan dapat dikunci, berikut brak kerja untuk para
pekerja.
 Pemborong juga harus membuat Ruang Direksi untuk kerja Direksi yang dilengkapi dengan :
a. 1 (satu) stel meja tamu
b. 2 (dua) buah meja tulis dengan ukuran sedang
c. 1 (satu) stel alamari yang dapat dikunci untuk menyimpan kertas gambar dll.
d. 1 (satu) buah Buku Direksi
e. 1 (satu) buah Buku Tamu
f. Soft Board untuk memasang gambar rencana pelaksanaan.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

1. Cutting / Penggalian :
a. Bilamana tinggi permukaan rencana lebih rendah dari permukaan tanah asli sebagaimana yang
tertera dalam gambar, maka di daerah itu dinyatakan galian (cuting)
b. Pelaksanaan pekerjaan Cuting / penggalian harus memperhatikan :
 Dalam galian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang tertera pada gambar rencana dan
menurut ketinggi dari patok-patok referensi.
 Pada batas antara ketinggian rencana yang berbeda dibuat talud dengan kemiringan 1 : 1
 Tanah hasil galian yang bisa dipakai untuk bahan urugan berdasarkan tes dan atas
persetujuan Engineer, maka tanah itu harus diangkut ke areal yang akan diurug.
 Tanah bekas galian yang tidak terpakai lagi harus dibuang keluar lokasi.
2. Filling / Urugan Tanah
a. Yang dimaksud disini adalah pekerjaan timbunan yaitu permukaan tanah yang direncanakan
lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
b. Pelaksanaan Pekerjaan :
 Jika menggunakan bahan timbunan tersebut dengan material bekas galian, atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan
organik.
 Engineering berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan.
 Penimbunan harus dilaksanakan dari satu arah dan diusahakan dapat mendorong genangan-
genangan air keluar melalui alur-alur alam yang ada.
 Pada daerah timbunan yang basah, Kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara
untuk melindungi lokasi dari pengaruh air.
 Lokasi yang diurug harus bebas dari lumpur dan kotoran sampah dsb.
 Timbunan / urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm untuk masing-masing
lapis dipadatkan sampai permukaan tanah yang direncanakan.
 Pekerjaan timbunan selesai jika sudah disetujui oleh Engineer.
3. Compaction / Pemadatan
a. Yang dimaksud adalah pekerjaan pemadatan pada lapisan permukaan tanah rencana baik
tanah dasar, galian ataupun timbunan, agar permukaan jadi padat dan dapat mendukung
lapisan bangunan di atasnya.
b. Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan kebutuhan antara lain adalah
stampper dan alat pelengkapnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan :
 Pemadatan untuk tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis maksimum tebal 20 Cm dan
permukaan harus tetap rata.
 Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar.

Pasal 5
PEKERJAAN AIR

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik dengan sumur
pompa ataupun cara-cara lain yang memenuhi syarat.

Pasal 6
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

1. Galian tanah untuk pondasi harus sampai tanah keras (sesuai gambar) lereng galian harus
sedemikian rupa sehingga tidak mudah longsor.
2. Setelah melakukan penggalian pemborong diharuskan melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas dan dimintakan persetujuan sebelum mulai dengan pekerjaan pondasi.
3. Tanah galian pondasi harus dibuang (ditimbun) diluar bouwplank dan diratakan sedemikian rupa
sehingga air hujan lekas dapat mengalir ke saluran pembuang.
Tanah antara tepi galian dengan bouwplank harus selalu rata, dan bersih dari timbunan. Selama
pelaksanaan supaya dibuat saluran pembuangan darurat untuk menghindari gangguan air
setempat.
4. Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug
dibasahi sampai padat sehingga menutup lubang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk
lubang-lubang bekas galian diluar bangunan penimbunan dapat digunakan dengan tanah bekas
asalkan dipecah-pecah dulu dan ditimbun secara berlapis-lapis dan ditumbuk sampai padat.
5. Urug tanah guna peninggian peil diambil/didatangkan dari luar lokasi pekerjaan, Urugan
dipadatkan lapis demi lapis, tiap lapis 20 cm.
6. Jenis tanah urug yaitu tanah padas pasir.
7. Urugan pasir dikerjakan untuk bawah pondasi, bawah rabat lantai, samping pondasi batu bata,
pemadatan dengan dikocor air.

Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK

1. Seluruh pasangan tembok gedung dibuat dari pasangan batu merah tebal ½ batu, sebelum
dipasang batu merah harus direndam dalam air dahulu/disiram sehingga jenuh.
2. Adukan yang digunakan pada pasangan batu merah adalah :
a. Adukan campuran 1 pc : 3 kapur : 10 pasir, untuk pasangan dinding penyekat ruang.
3. Mengerjakan pasangan batu merah setiap harinya tidak boleh lebih dari 1,00 m tinggi dari
permukaan memasang dan harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya selama 2 minggu.
4. Pasangan batu merah yang dipasang harus batu merah yang utuh kecuali pada tempat yang
dibutuhkan pasangan batu merah patahan.
5. Pasangan batu merah rollag diatas kusen pintu /jendela yang bentangnya kurang dari 1,20 m
memakai campuran 1 pc : 3 pasir.

Pasal 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG

PEKERJAAN SUB STRUCTURE (STRUKTUR BAWAH)


1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : Pekerjaan Pondasi Foot Plat. Pelaksanaan pekerjaan ini
meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Lantai kerja.
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton
(plain cocrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm.
Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau
sesuai gambar.
3. Kwalitas Beton.
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc' = 22,5 MPa untuk foot plat menurut SKSNI T-
15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untuk besi dia < 12 dan fy =
320 MPa untuk besi diameter 16 keatas.
b. Untuk beton Cyclop menggunakan perbandingan 40 % batu kali dan 60 % beton K175
c. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan
SKSNI T-15-1991-03
d. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
e. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
4. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan mutu dengan fc' = 22,5
MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk dia < 12 dan fy = 320 MPa untuk dia 16 keatas. Besi-besi
harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus ditimbun
dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
5. Pekerjaan Stek Kolom.
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
- Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
- Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor
sampai batas permukaan atas sloof.
- Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan sloof.
- Besi stek diatas plat lantai diberi pelindung spesi untuk mencegah karat dan keropos
6. Pekerjaan Pondasi Plat
a. U m u m
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan
peraturan-peraturan, seperti PBI 71, ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
 Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Pada SKSNI T-15-1991-03 / PBI 71
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya)
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Disesuaikan dengan gambar-gambar.
 Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dr ketentuan-ketentuan diatas harus
mendapat persetujuan Direksi.
 Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk diameter < 12 dan dengan
fy = 320 MPa untuk diameter < 16 dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm2 dan
3.200 kg/cm2.
 Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan
Konstruksi.
 Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi.
Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang
untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang
dari 100 cm.
 Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat
persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan
kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan
bebas dari tanah.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. setelah menerima instruksi tertulis dari
Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
 Umum
- Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan fc' = 22,5 MPa menurut
SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standard sebesar 40 kg/cm2
- Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya
(sperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.
- Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa
untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
- Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971.
- Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-batang
tulangan minimal 50 kali diameter tulangan ( 50 d ).
 Pengecoran beton
- Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan
cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengedapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
- Pemakaian beton "ready mix" harus mendapat persetujuan Direksi, baik mengenai
nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
- Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
- Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari
sisa-sisa adukan yang mengeras.
- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari
seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.
- Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
- Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung
dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
- Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya tanpa
adanya penundaan.
- Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
 Curing dan perlindungan atas beton
- Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
- Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
- Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan
atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya
beton karena kelalaian ini.

PEKERJAAN BETON UPPER STRUCTURE (STRUKTUR ATAS)


1. Lingkup Pekerjaan
 Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang
tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :
Beton Bertulang Struktur bangunan 2 lantai, plat beton.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan
untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 / PBI 71 terutama yang menyangkut pekerjaan beton
struktur.
3. Bahan - bahan Yang Digunakan
a. Semen
 Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau
type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.
 Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.
 Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari merk
yang telah dipilih dan telah digunakan.
 Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan
harus disertai jaminan dari pemborong yang dilengkapi dengan data teknis yang
membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
 Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
b. Aggregates.
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15-1991-03 /
PBI 71, terdiri dari
 Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.
 Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
- Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat
(tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum
tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
- Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan koral semua split
digunakan pecah/giling mesin.
c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton polos mutu fy = 320 MPa ex Krakatau
Steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk
diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang diminta, maka disamping adanya
certificate dari pabrik, juga harus harus dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat
pemasangan secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik (stress-strain) dan
perlengkapannya untuk setiap 20 ton besi.
d. Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setarap Super Plastet SR
(kedap air) dan plastet no. 2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan
mengajukan analysis kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
 Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat semen harus
sama dengan yang tercantum dalam zak.
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengarus cuaca,
berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
 Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah
bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.
 Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah yang
sama dengan syarat bahwa kwalitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang
diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
 Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari
tanah (minimal 20 cm).
 Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan
tanah.
5. Bekisiting Yang Digunakan
a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah
berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan
harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan.
c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya
bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
menghindarkan keluarnya adukan(mortarleakage)
d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan.
Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak
akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.
e. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekesting kolom atau dinding, harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
f. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak
menggenangi sisi bawah dari bekisting.
h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan
bekesting menjadi tanggung jawab pemborong.
i. Pemakaian bekisting :
Pemakaian bekisting untuk kolom yaitu 3x pemakaian.
Pemakaian bekisting untuk sloof yaitu 3x pemakaian.
Pemakaian bekisting untuk balok yaitu 2x pemakaian.
Pemakaian bekisting untuk ring balok yaitu 2x pemakaian.
j. Pembongkaran Bekesting:
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 x beban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang
lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak
pada pemborong, dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke
SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila mana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan-nya,
tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.
6. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.
7. Kwalitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton adalah dengan fc' = 22,5 Mpa. Sedang
beton praktis dengan fc' = 17,5 MPa
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
SKSNI T-15-1991-03.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi kwalitas beton
ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan
Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam
SKSNI T-15-1991-03
d. Pada masa permulaan pembetonan Pemborong harus membuat minimum 1 benda uji per 1,5
m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan
benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan
pembetonan.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat, laporan
tersebut harus disyahkan oleh Pengawas lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5 cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
 Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton) (bekesting).
 Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
 Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm
dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).
 Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya.
 Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
pengawas Lapangan.
h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan percobaan silinder umur 7 (tujuh)
hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diminta
pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara yang ditentukan
dalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung Pemborong.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain
dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran
lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9. Penggantian Besi
a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang
tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya mengalami
kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :
 Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk
sekedar informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai kerja tambah, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana.
 Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban
bagi Pemborong.
c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
terdekat dengan syarat :
 Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan.
 Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut
atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar.
10. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.
11. Tanggung Jawab Pemborong
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau Perencana yang sejauh
melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut diatas.
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari
ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka
ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan
tambahan ini harus dibuat secara tertulis.

Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ARCHITECTURE

PEKERJAAN PLESTERAN
1. Semua pasangan dinding batu merah harus diplester dengan ketentuan :
 Pasangan dinding batu merah campuran 1 pc : 3 kapur : 10 pasir diplester dengan adukan 1 pc
: 2 kapur : 8 pasir
 Pasangan batu merah 1 pc : 3 pasir diplester dengan adukan yang sama transram).
 Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1.5 cm atau tebal tembok jadi 15 cm.
 Pasangan bata merah 1 pc ; 3 pasir diplester dengan adukan yang sama (transram) setinggi 30
cm dan pada KM/WC setinggi 150 cm.
2. Semua pekerjaan beton yang terlihat yang permukaannya kelihatan harus diplester dengan
adukan 1 pc : 3 pasir dengan tebal tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
3. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus sudah disiram dengan air sampai basah dan
bersih dari kotoran-kotoran.
4. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata serta sponengan harus kelihatan rapi, dimana
setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus. Lain-lain sesuai dengan gambar dan sesuai
dengan petunjuk Direksi. Untuk sponengan digunakan adukan 1 pc : 3 pasir (sponengan sudah
termasuk di pekerjaan plesteran dan acian).
5. Dinding batu merah yang akan diplester sebelumnya nat-natnya harus dikorek dahulu, dibasahi air
baru diplester.
6. Pekerjaan plesteran baru boleh dikerjakan sesudah bangunan tertutup atap
7. Pasangan tembok yang tidak nampak juga harus diplester

PEKERJAAN ACIAN
1. Sebelum pekerjaan acian dimulai, bidang yang akan diaci harus bersih dari kotoran, lemak/minyak
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kemampuan lekatnya, serta dibasahi dengan air
berlebih dahulu hingga jenuh.
2. Campuran tidak boleh terlalu cair atau terlalu kental, dan dicampur dengan menggunakan air
tawar yang bersih.
3. Bidang hasil acian harus rapi, rata dan tidak bergelombang.
4. Hasil acian sudut dalam maupun sudut luar harus rapih, lurus dan siku.

Pasal 10
PEKERJAAN LANTAI

1. Sebelum pasang lantai keramik, di atas pasir dipasang beton cor/rabat beton campuran 1 pc : 3
pasir : 6 split, tebal 5 cm
2. Pemasangan lantai keramik menggunakan spesi 1 pc : 3 pasir, selanjutnya bagian bawah keramik
dilapisi perekat pc.
3. Lantai keramik ukuran40 x 40 cmuntuk ruang, warna polaKeramik dipasang sesuai dengan gambar
rencana.
4. Keramik yang dipasang sudah melalui proses pemilihan/seleksi yang mana bentuk dan ukuran
sama, tidak ada bagian yang retak dan mendapat persetujuan dari Direksi secara tertulis.
5. harus betul-betul lurus.
6. Bidang permukaan lantai rabat dan keramik harus rata waterpass dan tidak ada bagian yang
bergelombang dan tidak terlalu licin.
7. Setelah pembuatan rabat pemasangan keramik selesai dengan rapi dan telah dilaporkan kepada
Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuannya, kemudian diadakan pengecoran lubang antara
antara masing-masing nat dengan menggunakan semen yang sesuai dengan warna keramiknya.
8. Pada bagian tertentu (sudut lantai dengan tembok) digunakan keramik plin sudut cekung dengan
ukuran warna dan kualitas yang sama dengan keramik tersebut diatas.
9. Pemotongan keramik dilakukan dengan baik, rapi dan harus diratakan dengan baik.
10. Sebelum bidang permukaan lantai harus dibersihkan sehingga permukaan lantai bebas dari noda-
noda bahan lain dan seluruh permukaan menjadi bersih dan rata.
11. Semua keramik yang terpasang adalah keramik kualitas 1 (Kw-1), setara asia tile.

Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup pekerjaan kosen meliputi :


a. Pembuatan Kosen Pintu, jendela, jalusi dengan kayu Jati 6.0 cm x 12,00 cmdengan toleransi
ukuran 0,5 cm, kualitas baik.
b. Pemasangan alat-alat gantung seperti engsel pintu nylon arch 4” kunci tanam ex kenn (asli)
putih 2x putar, engsel pintu jendela 3”, kait angin 8” dan handel jendela :
c. Setiap pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel nylon.
d. Setiap daun jendela dipasang 2 (dua) buah engsel, 2 (dua) buah hak angin, 1 (satu) buah
grendel.
e. Pemasangan kaca rayban tebal 5 mm
2. Persyaratan Teknis Pekerjaan Kosen kayu :
a. Untuk semua pekerjaan kosen menggunakan kayu Jati kelas III.
b. Penyetelan dijaga agar tidak cacat, kayu penyokong tidak boleh dipasang pada bidang luar dan
dipasang sedemikian rupa sehingga kayu penyokong mudah dilepas setelah kusen dipasang
kokoh.
b. Bagian-bagian yang tertanam atau hubungan langsung dengan bahan lain, seperti tembok,
beton, serta bidang lain harus dimeni sampai rata.
c. Setiap kusen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur dari besi sebanyak 4
(empat) buah untuk kusen pintu dan 4 (empat) buah angkur kusen jendela / BV.
d. Kusen-kusen harus dilindungi supaya sudut-sudut tidak rusak selama waktu penyetelan sampai
pengecatan / finishing.
d. Semua kusen, pintu dan jendela, bovenlight, sebelum dan sesudah terpasang harus waterpass.
e. Diatas kusen dengan bentangan 100 cm atau lebih harus dipasang balok latai beton bertulang
dengan pembesian praktis 4 diameter 10 mm begel diameter 6 jarak 15 cm, dengan campuran
1 pc : 2 ps : 3 kr.
f. Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi rapat, kuat serta pada
sambungan harus dilem kayu.
g. Semua pekerjaan kusen yang kelihatan harus diketam sampai halus dan rata.
h. Ukuran kayu yang tersebut dalam gambar adalah ukuran jadi setelah mengalami proses
pembuatan dengan toleransi 5 mm untuk ukuran kusen, dan 2 mm untuk ukuran rangka daun
pintu , jendela.
3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Daun Pintu / Jendela.
a. Semua rangka daun pintu dan jendela menggunakan kayu Jati kualitas baik, ukuran rangka
daun pintu 3,0 x 10,0 cm, kecuali ambang bawah 3,0 x 20 cm
b. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen
c. Kaca yang dipakai kaca ryban dan es, tebal sesuai gambar, yaitu 5 mm, semua kaca harus
benar-benar datar dan tidak boleh menggelombang.
d. Semua kunci tanam yang digunakan adalah sekualitas merk kenn (asli) mengunci 2x putar.
Kunci tersebut harus terpasang sedemikian rupa sehingga kuat, kokoh dan berfungsi dengan
baik.
4. Lingkup pekerjaan alluminium meliputi :
a. Pekerjaan kosen aluminium meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pemasangan kaca rayban tebal 5 mm dan Pemasangan kaca es tebal 5 mm
5. Pekerjaan Kosen alumunium
a. Profile
- Beban angin : 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran thd air : mampu menahan kebocoran pada tekanan15 kg/m2
- Ketahanan kebocoran thd udara: max 12 m3/ham m' pada tekanan 15kg/m2
- Ketebalan profil min : 2 mm
- Ketebalan warna : 18 micron
- Warna profil : silver
b. Kelengkapan Alumunium
- Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air, kepadatan 65-96 kg/m3, penampang
25% lebih besar dari celah yang ada.
- Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhadap matahari,oksidasi dengan kekerasan 60-80
durometer.
- Sealant : Silicon sealant
- Anker : Bagian yang berhubungan dengan alumunium dilapis galvanis 25 micron. Bagian
lain dilapis zinc chremat
- Shims (klos) : Plastic, multi polymer dg kekuatan 565 kg/cm2.
- Kunci-kunci
- Kaca
- Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan alumunium.
c. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan
gambar kerja yang disetujui Perancang.
6. Pekerjaan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen alumunium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh Pemborong Alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui Direksi
Lapangan.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, Pemborong Alumunium harus datang ke lapangan dan
melakukan pengukuran.
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan / penyetelan kosen alumunium harus dilakukan
di pabrik secara masinal dan di lapangan tinggal pasang.
d. Antara tembok/kolom/beton dan kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" yang elastis.
e. Pemasangan kaca/Sekat Achrilic pada kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" dan karet
gasket.
f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan alumunium.
g. Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil dari bahan stainless steel.
h. Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.
i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan faktor-faktor akustik ruang,
sehingga tidak ada kebocoran suara.
7. Hubungan dengan Pekerjaan lain:
Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapis dengan zinc chromate +
bitumen.
8. Perlindungan Bahan:
Perlindungan terhadap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab Pemborong, oleh
karenanya Pemborong wajib memberikan perhatian mengenai cara-cara pengangkutan,
penyimpanan dan lain-lain dengan cara terbaik.

Pasal 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dimakud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, secara lengkap meliputi :
a. Rangka langit-langit (0,6x0,6)m kayu kruing.
b. Pekerjaan GRC (1,0x1,0)m.
2. Persyaratan bahan :
Dalam performance material Glassfiber Reinforced Cement (GRC) :
Tipe : sekualitas atau setara dengan Versaboard 4,0mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pada pekerjaan plafond grc perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum melaksanakan pemasangan plafond grc, pekerjaan lain yang terletak diatas plafond
grc harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond grc, maka
harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan
terhadap peil rencana, rangka yang datar harus rata air.
e. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena alasan-alasan yang
disetujui oleh konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi harus dibongkar
perlembar standarnya pada posisi penjangkarannya pada rangka plafond.

Pasal 13
PEKERJAAN KACA

1. Bahan
a. Semua jenis kaca yang dipergunakan harus produksi pabrik sekualitas ASAHI MAS yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Semua kaca yang dipergunakan kaca tebal 5 mm, sekualitas baik, rata, tidak bergelombang,
penggunaan yang menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mmatau ditentukan lain di dalam gambar rencana.
2. Macam pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan dan tenaga kerja untuk pemasangan jendela kaca
dan pintu.
b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca sesuai dengan gambar rencana.
3. Syarat-syarat pelaksana.
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca
mengembang tidak pecah.
b. Kaca yang dipasang pada kusen dan daun pintu semua sudutnya harus ditumpulkan disisi
tepinya digosok sehingga tidak tajam.
c. Setelah sesuai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah atau tergores
harus diganti.

Pasal 14
PEKERJAAN RAMUAN KERANGKA ATAP

1. Semua ramuan kerangka atap menggunakan kayu Kruing , papan reuter menggunakan kayu
kruing.
2. Semua kayu-kayu tersebut harus tua kering dan tanpa cacat yang telah diawetkan, ukuran dan
cara pemasangannya sesuai dengan gambar kerja.
3. Usuk dan reng tidak boleh menggunakan kayu yang bermata / cacat dengan jarak disesuaikan
gambar bestek.
4. Kayu reng menggunakan kayu kruing ukuran 2/3
5. Kayu usuk menggunakan kayu kruing ukuran 5/7
6. Semua ramuan rangka atap, Nok, jurai, gording, usuk kayu kruing, reng kayu kruing, sebelum
pemasangan bahan penutup/genteng dimulai harus dilaporkan pada Direksi untuk memintakan
persetujuan telah memenuhi syarat untuk pemasangan bahan penutup.
7. Semua ukuran kayu disesuaikan dengan gambar rencana / detail.

Pasal 15
PEKERJAAN CAT

a. Pekerjaan Cat Kayu


Seluruh pekerjaan kayu listplank, dicat 2 kali dengan cat lot meni dan diplamir serta digosok
memakai amplas dan dicat dasar 1 kali setelah diamplas halus kemudian ditutup dengan cat
sekualitas merk BEE BRAND, warna akan ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan Cat Tembok / Plafond
Semua dinding yang kelihatan, semuanya dicat dengan cat sekualitas merk CATHYLAC / DECOLITH
sampai baik menurut penilaian Direksi. Begitu pula untuk plafond eternit seluruhnya dicat
tembok, warna ditentukan kemudian. Sebelum dilakukan pengecetan, pasangan Plafond harus
baik, rata dan waterpass.
Khusus untuk Ekterior dan teras bangunan mengunakan cat tembok sekualitas Dulux Premium
c. Pemborong harus lapor kepada Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuannya. Pengecatan
dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sedemikian rupa sehingga pengecatan dapat berhasil
dengan baik

Pasal 16
PEKERJAAN LISTRIK

Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan pengujian-pengujian dan
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan untuk pekerjaan-pekerjaan Instalasi listrik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Sistim penerangan lengkap ;
2. Sistim distribusi tenaga listrik ;

Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar yang menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu, lampu-lampu, panel-
panel, kabel-kabel dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan yang
sebenarnya lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

Gambar-gambar Sesuai Pelaksanaan ( As Built Drawing )


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian-penyesuaian
dilapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar lengkap sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksanaan ( As Built Drawing ).
Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing kepada Direksi / Pengawas setelah pekerjaan
selesai, dalam rangkap 3 ( tiga ).

Standar dan Peraturan


Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan mengikuti standar dalam PUIL terbitan terakhir.
Surat izin bekerja sebagai instalasi listrik yang sesuai dengan pekerjaan ini dan masih berlaku harus
dimiliki secara sah oleh pemborong.
Satu copy dari surat izin tersebut harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas.

Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru sesuai dengan
yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja ( shop drawings ) harus diserahkan kepada
Direksi / Pengawas 30 hari sebelum pemasangan. Pemborong harus menempatkan secara penuh (full
time) seorang koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik. Setiap bagian pekerjaan (
instalasi listrik, Genset ) harus dipimpin oleh seorang tenaga pelaksana yang ahli dibidangnya masing-
masing.

Contoh Bahan
Pemborong harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi /
Pengawas ahli, 30 hari sebelum pemasangan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Pemborong.

Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan isolasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM).
Kabel harus mempunyai penambangan minimum 2,5 mm2 Kode warna isolasi kabel harus mengikuti
ketentuan PUIL sebagai berikut :
- Fasa –1 : merah
- Fasa – 2 : kuning
- Fasa – 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : Belang, hijau dan kuning

Sambungan kabel harus dibuat baik-baik secara listrik dengan menggunakan konus penyambungan
(lasdop) plastik atau konektor lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Sambungan kabel hanya boleh
dilakukan dalam kotak penyambungan (juction box). Didalam pipa baja atau sambungan pipa tidak
boleh ada sambungan kabel. Kabel setara Eterna, Lasdop harus setara 3M atau T & B

Pipa Pelindung Kabel Dan Perlengkapan Instalasi


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit 20 mm untuk intalasi listrik setara
Broco dari kualitas terbaik dengan ketebalan dinding pipa 2 mm.

Pipa, Elbow, Socket, Junction Box, dan Accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan laiinya, yaitu
tidak kurang dari ¾” diameter. Pipa flexible harus dipasang dengan melindungi kabel antara Juction
Box dan Armatur lampu.

Tambahan
Pemborong harus menyediakan peralatan yang tidak ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi, tetapi
perlu untuk menunjang terselenggaranya pekerjaan instalasi listrik secara lengkap, baik dan rapih.

Pengujian
1. Pengujian pertama, adalah pengujian setiap sub sistim, diselenggarakan setelah pekerjaan sub
sistem tersebut selesai. Pengujian sistem terdiri dari :
 Pengujian sambungan sambungan ;
 Pengujian tahanan isolasi ;
 Pengujian pentanahan.
2. Pengujian akhir , adalah pengujian ( start up dan comissioning ) yang melibatkan koordinasi
seluruh sistem harus diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dalam proyek ini selesai. Sebelum
pengujian dilaksanakan , pemborong harus mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada
Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pengujian record, pemborong harus membuat catatan ( record ) mengenai hasil pengujian dan 2
copy diserahkan kepada Direksi / Pengawas. Seluruh pengujian butir 1, 2 dan 3 diselenggarakan
oleh pemborong dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.

Sistem Penerangan Lengkap


Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan. Pekerjaan ini meliputi :
 Lampu dan armaturnya
 Sakelar
 Kotak kontak
 Panel penerangan
 Kabel Instalasi
 Pipa pelindung kabel dan perlengkapan instalasi
 Pemasangan dan pengujian

Lampu dan Armateurnya


Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar Elektrikal.
 Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding) ;
 Diffuser/reflector lampu-lampu harus terbuat dari gelas, flexiglass atau acrylic yang cukup kuat
terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri ;
 Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih dengan derajat pemantulan
yang tinggi ;
 Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran/trough atau klem-klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor. Kabel dalam box harus diisolasi asbes yang tahan terhadap
suhu tinggu, 140 0 C ;
 Armatur lampu pijar/down light terdiri dari dudukan lampu (lamp-holder) dan penggantung lampu
untuk tipe pemasangan digantung ;
 Instalasi semua lampu harus dilengkapi juga dengan pemasangan kabel pentanahan ;
 Armatur lampu dari merk setara Philip.

Tipe Saklar Dinding


Saklar biasa harus dari satu tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker, mempunyai ratings 250
Volt, 10 AMP dari jenis single gangs atau double gangs atau multiple gangs (grid –switces) ;
Saklar daya harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding tipe rocker, dengan ratings 250 volt, 20
AMP, satu phasa dan dilengkapi dengan lampu penunjuk yang akan menyala pada saat saklar pada
posisi ON ;
Saklar dinding harus dari merk setara Broco
Saklar 1 gang Plano E 652
Saklar 2 gang Plano E 664

Tipe Kontak Listrik Dinding dan Kontak Listrik AC


Kotak kontak biasa harus dipakai adalah kotak-kontak satu phasa. Semua kotak-kontak harus
dilengkapi dengan terminal phasa, netral dan pentanahan. Kotak kontak harus satu tipe untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 250 volts 16 Amp.
Merek yang boleh dipakai harus dari merek setara BROCO Plano E 654 untuk stop kontak listrik dan
disetujui oleh Direksi / Pengawas.

Kotak Kontak Daya


Kotak kontak daya yang dipakai adalah kotak-kontak satu phasa. Semua kotak kontak daya harus
mempunyai terminal phasa dan pentanahan : rating 250 Volt 16 A. Kotak kontak daya harus satu tipe
untuk pemasangan rata dinding, setinggi 40 cm. Untuk pemasangan pada dinding harus dari satu tipe
dengan rating yang sama dan dipasang pada rata dinding,
Kotak/Doos Inbow Untuk Sakelar Dan Kotak Kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalam minimal 35 mm. Kotak harus mempunyai terminal
pentanahan. Sakelar atau kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan baut.
Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan. Sambungan kabel harus dibuat
baik-baik dengan menggunakan konus. Penyambunan Iasdop) plastic atau konektor lain yang disetujui
PEMILIK. Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (juction box). Di dalam
pipa baja atau sambungan pipa tidak boleh ada sambungan kabel. Kabel harus dari merek supreme
Lasdop harus dari merek setara 3 M atau T & B.

Panel Penerangan (Pp- L) Dan Stop Kontak


Panel penerangan Model Wall Mounted Pabrikasi Cat Oven dilengkapi Lampu Pilot 36 Group. Panel
Board” mempunyai ukuran yang proporsionil seperti dipersyaratkan untuk “panel board” menurut
kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak. Circuit breaker
utama dengan circuit breaker cabang dari merek ( Merlin Gerin) MG.
Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang tidak bertegangan harus ditanahkan dengan kawat tembaga (BC) diameter
16 Sqmm dalam pipa GS diameter tidak kurang dari 1” dan ditanam sedalam minimal 6 meter atau
sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 1 ohm.

Pekerjaan Sistim Distribusi Daya Listrik


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat-alat pemasangan, pengujian dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharan untuk sistem distribusi daya listrik. Pekerjaan tersebut terdiri
dari :
- Panel Tegangan Menegah 125 KV ( MV - SDP)
- Panel Utama Tegangan Rendah (MV - MDP)
- Panel Daya (PP-Lt 1 – Lt 2)
- Kabel Daya Tengangan Rendah 1 KV
- Pekerjaan lainnya yang tidak disebutkan disini yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut
diatas.

Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)


Pemborong harus membuat catatan cermat dari penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalan satu gambar lengkap sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As Built
Drawings). As Built Drawings harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas, setelah pekerjaan selesai
dalam rangkap 3 (tiga)

Standar Dan Peraturan


Seluruh pekerjaan harus dilengkapi mengikuti standar dalam Peraturan Umum Instalasi-instalasi
Listrik (PUIL) terbitan terakhir dan standar-standar Internasional yang tidak bertentangan dengan
PUIL. Disamping itu harus ditaati pula Peraturan atau Hukum setempat yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini. Surat izin bekerja sebagai Instalatir dengan kelas yang sesuai dengan pekerjaan
ini harus dimiliki secara sah oleh Pemborong. Satu copy dari surat izin tersebut harus diserahkan
kepada Direksi / Pengawas.

Bahan-Bahan Dan Tenaga Pelaksaan


Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan sesuai dengan yang dimaksudkan.
Contoh bahan, brosur atau gambar kerja (Shop Drawing) harus diserahkan kepada Direksi /
Pengawas30 hari sebelum pemasangan. Pemborong harus menempatkan secara penuh (full time)
seorang koordinator yang PEMILIK dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat sepenuhnya mewakili Pemborong. Tenaga-tenaga Pelaksana harus dipilih hanya yang
sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi listrik secara aman, kuat dan rapih.

Panel Tegangan Menengah ™


Type panel TM adalah jenis pasangan dalam (in door type) Free Standing ukuran 50 X 100 X 180 Cm.

Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan menjadi satu
secara elektrik dengan baik, Suatu rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan dimana bagian
metal tersebut dihubungkan. Hubungan antara bagian yang tetap akan bergerak dilakukan dengan
pipa tembaga yang flexibel dan pita ini harus dilindungi terhadap gangguan mekanis (pintu dan lain-
lain). Hal-hal dibawah ini harus dihubungkan pada rel pentanahan, dengan kawat tembaga
berpenampang 25 mm2
- Pisau switch pentanahan
- Pelindung baja dari kabel tegangan menengah
Rangkaian pentanahan harus tahan terhadap arus hubung singkat sebesar 14,5 KA selama 1 detik
tanpa mengalami kerusakan.

Finishing
Semua muur dan baud harus tahan karat dilapisi cadmium. Semua bagian-bagian dari baja harus
bersih dan sandblasted, dan harus dilindungi terhadap karat sebelum diasembled. Pengecatan finish
dilakukan dengan 2 lapis warna abu-abu warna lain yang disetujui PEMILIK.
Dokumen-dokumen yang harus diserahkan
Dokumen-dokumen yang harus diserahkan oleh pabrik pembuat adalah sebagai berikut :
1. Gambar kubikel, susunan peralatan, switchgear, detail-detail pekerjaan sipil yang berhubungan
dengan pemasangan ;
2. Penjelasan-penjelasan teknik ;
3. Daftar spare part yang perlu

Garansi
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuat. Bila peralatan mengalami
kegagalan-kegagalan dalam pengetesan yang disyaratkan diatas maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat.
Setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas.

Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik pembuat menunjukan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK).
Pengujian-pengujian tersebut meliputi :
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
Test routine dan pemeriksaan yang terdiri dari :
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian
- Pengujian dengan tegangan.

Pasal 17
KUALITAS BAHAN

1. Air
Air yg dipakai campuran pasangan harus air tawar yang bersih dari segala kotoran dan tidak
mengandung unsur kimia.
2. Pasir Urug / Sirtu
Pasir / Sirtu yang digunakan tidak mengandung lumpur dan bersih dari kotoran.
3. Pasir beton / pasang
Pasir beton / pasang yang digunakan harus yang kwalitasnya sama dengan pasir Pandan Simping
dan memenuhi persyaratan PUBBI, apabila pasir terlihat kotor harus dicuci sampai bersih.
4. Batu pecah /Kerikil
Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirnya berukuran
20 – 30 mm (2-3 cm). Besar butir maksimal yang diijinkan tergantung pada maksud pemakaiannya
(kecuali untuk bagian yang tipis dengan krikil jagung).
Batu pecah ukuran ½ cm, yang berasal dari sungai, keras tidak berlubang atau keropos dan
minimal mempunyai 3 (tiga) bidang pecah.
5. Batu bata
Batu bata yang dipergunakan adalah kualitas baik, yang dibuat dari tanah liat, yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air serta mendapat
persetujuan Direksi..
Persyaratan teknis :
- berwarna merah setelah dibakar
- mempunyai suara nyaring bila diketok
- mempunyai kekuatan tekan 25 kg/cm2
6. Semen/PC
Digunakan PC Jenis II menurut N.I. 8-1965 atau type I menurut ASTM C 150 dan memenuhi S 4000
menurut standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N.I. 8-172) atau
sesuai dengan SNI. Semen yang telah mengeras tidak diperkenankan/dilarang untuk dipakai
sebagai bahan campuran.(PC. sekwalitas Holcim/Tiga Roda/Gresik)
7. Kapur
Kapur yang dipergunakan harus menggunakan kapur yang berkualitas baik dan harus memenuhi
syarat yang tercantum dalam NI. 7
8. Keramik
Keramik yang dipergunakan ukuran40 cm x 40 cm ruang, menggunakan keramik kualitas I standart
SNI sekwalitas Asia Tile dengan warna dan corak ubin keramik yang akan dipergunakan ditentukan
kemudian oleh Direksi. Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh tersebut.
9. Kayu
a. Semua jenis kayu baru yang akan dipergunakan harus kering (kadar air maksimal 20 %), serta
tidak mengandung cacat-cacat yang merugikan, bila kekurangannya atau cacat waktu
dikerjakan, maka kayu ini dapat diterima.
b. Jenis kayu yang dikerjakan/dipergunakan disini adalah :
 Kayu Tahun untuk begesting
 Kayu Jati kelas III untuk kosen pintu dan jendela
 Kayu Kruing dengan kualitas baik, digunakan untuk usuk
 Kayu kruing dengan kualitas baik, digunakan untuk reng
c. Kualitas kayu yang disyaratkan :
 lengkung, maksimum 1 % x panjang, satu arah
 muntir/menggeliat tidak diperkenankan
 pecah tertutup tidak diperkenankan
 mata kayu, diameter maksimal 1/6 x lebar muka kayu dan tidak lebih dari 1 buah tiap
meter panjang
 retak radial, maksimal ¼ x lebar muka kayu
 retak tangensial, maksimal 1/5 x lebar muka kayu
 kekuatan lentur mutlak 1100 kg/cm2 – 725 kg/cm2
 kekuatan tekan mutlak 650 kg/cm2 – 425 kg/cm2
d. Selanjutnya kayu-kayu yang didatangkan ditempat pekerjaan harus disimpan dengan cara-cara
yang baik, sesuai ketentuan teknis penyimpanan dalam los-los yang terlindung dengan baik.
e. Syarat-syarat ini perlu agar dijamin bahwasanya kayu yang dipergunakan pada saat
pemasangan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, sebelum kayu-kayu mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas tidak boleh dioles meni ataupun bahan-bahan pengoles lainnya.
10. Genteng
Genteng menggunakanMantili Kebumen.
Genteng Kerpus menggunakanMantili Kebumen.
Spesifikasi :
- kerapatan pemasangan sempurna
- warna sama untuk seluruh produk/partai
11. Besi
Besi yang digunakan sebagai tulangan harus baru, bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran atau
bahan lain yang menempel.
Semua ukuran besi sesuai dalam PBI 1971/1989 tidak ada istilah ukuran gemuk atau kurus, yang
ada ukuran asli hasil pengukuran.
12. Listrik
Untuk semua lampu yang digunakan sesuaikan dengan gambar kerja dengan merek sekualitas
Philips, daya lampu disesuaikan dengan gambar kerja, sedangkan stop kontak dan saklar
menggunakan merek sekualitas Broco atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Kabel instalasi
digunakan merk sekualitas Eternadan harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas Direksi /
PPK.
13. Cat
a. Cat tembok menggunakan cat berkwalitas baik setara merk “Cathylac/Decolith” tidak luntur,
untuk tembok bagian luar menggunakan cat luar berkwalitas baik setara merk “Dulux
Premium” dan harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas Direksi / PPK, sedangkan
warnanya akan ditentukan kemudian.
b. Cat kayu / besi menggunakan cat berkwalitas baik setara merk “Bee Brand” dan harus
mendapat persetujuan dahulu dari pengawas direksi / PPK, sedangkan warnanya akan
ditentukan kemudian.
14. Semua bahan yang bersifat pabrikasi: besi/baja/alumunium/stainless dan dimensi yang dipakai
sesuai dengan ukuran yang beredar di perdagangan umum, toleransi sesuai yang tertera di SI/SNI.
15. Bahan lain yang digunakan yang belum tercantum dalam uraian bestek, ini harus diperiksakan
dahulu kepada Direksi.
16. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh (sampel) bahan kepada Direksi Teknik sebelum
pekerjaan dimulai yang diusulkan dalam pekerjaan serta hasil-hasil pengujian.
17. Lain-lain .
a. Semua bahan dan alat perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini sebelum
dipergunakan harus diperiksakan dan dinyatakan lulus oleh Direksi.
b. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat akan ditolak atau
dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segala resiko pemborong.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka semua biaya pemeriksaan
ditanggung pemborong.

Pasal 18
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Bahan-bahan yang telah disetujui oleh Direksi tidak boleh ditukar atau dipindahkan ke tempat lain
kecuali ada izin dari Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
2. Bahan-bahan tersebut diutamakan produksi dalam negeri.
3. Bangunan yang rusak akibat terkena kegiatan menjadi tanggung jawab pemborong dan diadakan
kegiatan perbaikan kembali.
4. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan sempurna dan akan diserahkan, sebelumnya
harus dibersihkan dari segala kotoran agar kelihatan bersih dan rapi.
5. Hal-hal yang belum tercamtum dalam bestek ini, akan ditentukan kemudian atas persetujuan
kedua belah pihak.

Sukoharjo, 02 Juni 2021.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG PEMBINAAN SMP

WARSINI, S.Sos. MM.


NIP.19700407 199001 2 001

Anda mungkin juga menyukai