SPESIFIKASI TEKNIS
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
2. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran
1.1. Ukuran titik duga pokok (titik nol) akan ditentukan oleh Direksi, bersama-sama Pemborong.
Selanjutnya titik ini harus ditetapkan permanen dengan tugu beton sedemikian sehingga tidak bisa
berubah-ubah dan digerak-gerakan, diberi tanda jelas. Tugu harus dibuat menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
1.2. Penentuan titik lainnya ditentukan oleh pemborong dilapangan dengan alat teropong, waterpas yang
baik dan sudah ditera kebenarannya terlebih dahulu.
1.3. Ketidak cocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan harus dilaporkan kepada Direksi
B. PEKERJAAN TANAH
2
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
7. Perbaikan Tanah
a. Jika tanah terdiri dari jenis tanah lunak (lempung atau lanau) yang mempunyai harga pengujian penetrasi
standar N < 4, atau tanah organis yang mempunyai kadar air alamiah sangat tinggi (tanah gambut); juga
tanah berpasir yang dalam keadaan lepas mempunyai harga N < 10; maka sebelum melakukan pekerjaan
konst6ruksi harus dilakukan dahulu pekerjaan tanah sehingga didapat daya dukung yang memenuhi syarat.
b. Untuk tanah gambut perlu dilakukan pengupasan sedalam 50 cm, baru diberi terucukan bambu atau dari
kayu dengan 10 cm untuk setiap jarak 30 cm.
c. Terucukan harus selalu terendam air tanah
d. Untuk lanau dan lempung bisa langsung diberi terucukan dari bambu atau kayu dengan diameter 10 cm
untuk setiap jarak 30 cm.
e. Setelah terucukan selesai baru dihamparkan pasir setebal 15 cm, kemudian diberi lapisan anyaman bambu
(gedek) sebagai perata beban, untuk selanjutnya diberi lapisan tanah urug diatasnya.
8. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain (kalau ada) bagian dari pekerjaan tanah ini.
b. Untuk galian pondasi-pondasi disesuaikan dengan gambar kecuali ditentukan lain, menurut keputusan
Direksi.
c. Lobang galian pondasi harus cukup lebar sehingga waktu mengerjakan pasangan pondasi atau pengecoran
beton tidak terganggu, untuk itu dasar galian harus rata dan bersih dari akar-akar pohon dan lain-lain
d. Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakannya pondasi sesuai gambar rencana, maka
pemborong wajib melaporkan hal ini kepada Pengawas Direksi dan Pihak Direksi akan memberitahukan
keputusan apa yang akan diambil.
e. Apabila pada dasar galian terdapat akar-akar atau tanah masih lunak, maka harus digali sampai memenuhi
syarat tanah yang cukup baik sesuai dengan pertimbangan Direksi.
3
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
f. Pemborong wajib membuat parit-parit pembuangan air dari galian pondasi, agar pada saat hujan atau air
tanah/tinggi tidak menggenangi lubang galian pondasi.
b. Mengurug Galian
Pada umumnya pengurugan dilakukan dengan memakai tanah galain yang baik, kecuali ditunjukkan dalam
gambar, maka bahan (material) untuk urugan adalah tanah campur pasir/krikil yang dipadatkan lapis demi
lapis.
Setiap lapis tidak lebih dari 20 cm dan tidak boleh ada batu yang lebih besar dari 2,5 cm. Tanah urug juga
harus bersih dari bahan organik dan sisa tumbuh-tumbuhan tergantung pada kondisi setempat, untuk
pemadatan dapat digunakan stamper, timbris seberat 5 kg atau alat mekanik lainnya untuk menambah
kepadatan, Direksi dapat memerintahkan agar tanah urug tersebut dijemur atau sebaliknya dibasahi
terlebih dahulu hingga mencapai kadar air optimal. Pekerjaan urug tanah yang dilakukan tidak memenuhi
persyaratan sehingga mengakibatkan permukaan tanah turun kembali, harus diulang segera setelah
perintah pertama dari Direksi, dan jika diperlukan urugan harus diulang berkali-kali, sampai dengan
permukaan yang diminta pada gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
d. Urugan Pasir
Urugan pasir dilakukan selapis demi selapis dan pemadatannya juga dilakukan selapis demi selapis,
dimana lapisan maximum 20 cm.
- Setiap urugan pasir disiram dengan air hingga padat
- Setiap tanah gembur yang dibuang diisi kembali dengan pasir hingga rata dan padat.
f. Kelebihan Urugan
Kelebihan pasir setelah pengurugan selesai harus diangkut dari tempat-tempat pekerjaan dan segala biaya
ditanggung kontraktor.
g. Pengeringan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang digunakan untuk mengeringkan lokasi pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan. Air yang dibuang itu tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau merugikan
penduduk setempat, atau mengakibatkan gangguan pada fasilitas umum.
Setiap keruskan yang timbul akibat tidak sempurnanya sistim pengeringan, baik kerusakan terhadap
pekerjaan ini maupun terhadap bangunan milik penduduk atau umum, harus diperbaiki atas biaya
kontraktor sendiri.
h. Pekerjaan Timbunan
Semua jenis pekerjaan timbunan harus dilakukan ditempat yang telah dikeringkan. Sebelum pekerjaan
dilakukan, Direksi harus memberikan persetujuan terlebih dahulu.
Alat yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan dan disetujui oleh Direksi. Daerah kerja yang harus
dilindungi terhadap masuknya air selama pekerjaan berlangsung dengan cara membuat parit-parit drainase
disekeliling lokasi.
4
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
i. Tanah Timbunan
Kekurangan tanah timbunan harus dipenuhi dengan mendatangkannya dari tempat lain yang harus
disetujui oleh Direksi terlebih dahulu. Pengambilan tanah untuk timbunan ini harus dilakukan dengan
memperhitungkan keamanan terhadap longsor.
Luas dan dalam lobang galian harus ditentukan oleh Direksi.
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SNI dan N 1-8.
b. Apabila diperlukan jenis yang tersebut diatas, maka dapat dipakai jenis-jenis semen seperti : semen
portland-tras, semen alumina, semen tahan sulpat dan lain-lain. Dalam hal ini, pelaksanaan diharuskan
untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas pengaruh air dari tanah
dan menurut urutan pengiriman semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun
tercampur dengan bahan yang dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan.
d. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipakai
sesuai dengan urutan pengiriman.
4. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan, bersih dan dapat lanjut.
b. Jika ada keragu-raguan dalam penentuan kualitas maka pemborong diminta untuk mengirim contoh air ke
laboratorium resmi yang ditunjuk guna dapat diselidiki lebih lanjut.
c. Selama air di lokasi bangunan belum dapat persetujuan untuk digunakan sebagai air kerja, maka pihak
pemborong harus dapat mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
5. Batu Bata
a. Semen batu bata dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna merata, sisi-sinya tegak lurus satu
sama yang lain, harus lurus dan rapih serta mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan relatif utuh.
b. Menggunakan batu merah kualitas baik yang terbakar matang dengan maximum 10 % untuk bata merah
yang pecah.
c. Dimensi (12 x 24 x 4) cm3 atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan Direksi.
6. Bataco/Bata Tela
a. Batu tela yang dipakai harus terdiri atas cetakan press dengan campuran semen banding karang/padas = 1 :
5.
b. Ukuran batu tela harus sedemikian rupa sehingga jumlah yang diperlukan untuk 1 M 3 pasangan berkisar
antara 145 s/d 155 buah.
7. Batu Belah
a. Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan PUBB 1977 NI – 3.
5
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
8. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan
yang lebih berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
b. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain maka harus mengikuti syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan dalam SNI 03-2445-1991
c. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 %. Untuk bahan yang mempunyai ketebalan,
kurang dari 15 % untuk ketebalan lebih 25,4 mm ( 1 inch)
d. Dihindari adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu melintang.
Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat SNI. Untuk kayu kamper Kalimantan
kelembabannya tidak dibenarkan melebihi 12 %.
e. Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya diperkenankan berbeda tidak lebih dari 3
mm.
9. Bahan-Bahan Bangunan
1. Umum
1.1. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah : semua bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sebagai tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya.
1.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapat persetujuan dari Direksi.
1.3. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh Direksi supaya
dikeluarkan dari proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan tersebut masih dipergunakan oleh
pemborong, maka Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali dan segala hal kerugian
yang diakibatkan menjadi tanggungjawab pemborong sepenuhnya.
2. Pemeriksaan
2.1. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini, harus disetujui oleh Direksi sebelum
dipergunakan.
2.2. Pada perselisihan dengan pemborong tentang pemeriksaan bahan-bahan, Direksi berhak meminta
kepada pemborong untuk mengambil contoh-contoh, bahan-bahan yang telah didatangkan untuk
diperiksa di laboratorium.
2.3. Selama ini pemborong dapat melanjutkan pekerjaan tapi sama sekali atas tanggungan sendiri, dengan
kemungkinan bahwa bahan-bahan tersebut harus disingkirkan.
2.4. Semua biaya pemeriksaan oleh laboratorium tersebut dipikul oleh pemborong.
6
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
7
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
2. Bekesting
a. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran
dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran,
ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicetak/tercetak. Perencanaan pelaksanaan, serta
pembongkaran bekesting harus sesuai dengan cara-cara yang disarankan dari kriteria didalam NI-2 Bab
5.1 dan Bab 5.8. Permukaan bekesting yang berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum
penggunaannya.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi bahan-bahan bekesting.
Bekesting beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran
adukan selama pengecoran. Lubang-lubang pembukaan sementara harus disediakan didalam bekesting
untuk memungkinkan pembersihan bekesting.
c. Seluruh bekesting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi dibawah ini :
- SNI-2
- SNI-3
d. Bekesting untuk beton cor ditempat biasa bahannya dapat dibuat dari kayu jenis “meranti” atau jenis lain
yang starap yang disetujui oleh ahli.
e. Bekesting Untuk Beton Pracetak
Bahan bekesting terbuat dari metal “slip From” atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh ahli.
f. Bekesting Untuk Beton Expoised Cor Ditempat
Untuk kolom : Playwood 18 mm dengan frame 5/10
Untuk balok : Playwood 12 mm untuk bagian dasar dan 10 mm untuk bagian
samping-samping. Untuk bidang luas/dinding : Playwood 18 mm.
g. “From Ties” untuk beton “exposed” harus dari jenis yang mudah dilepas, dapat terkunci dengan baik dan
tidak berubah pada saat pengecoran atau penggrojokan dilaksanaan.
Pemborong harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Direksi Lapangan sebelum dapat menggunakan
“From Ties”
h. “Chamter Strips” dibuat dari jenis kayu yang baik dan dibentuk menurut ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar-gambar.
i. Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk beton
exposed. Bahan ini harus setaraf dengan “Calstrips” buatan ceemment Aids Australia.
j. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekesting beton exposed :
1. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekesting harus cukup tebal dan terikat kuat.
2. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah bekesting.
3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekesting.
k. Bekesting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dalam menjamin keselamatan
penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan minimum.
l. Bagian struktur beton vertikal disanggah dengan penturapan, bekesting boleh disanggah selama 24 jam,
dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
m. Bagian-bagian struktur beton yang disanggah dengan penumpuh tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan dan atau
beban-beban bahan yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
n. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 7 (tujuh) hari,
sedemikian juga bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (cliring) beton tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap matang.
8
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
9
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
8. Plumbing
a. Syarat umum pemasangan dan bahan untuk jaringan plumbing berpegang/berpedoman kepada pedoman
plumbing 1974.
b. Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja galvanize (GIP) produksi Dalam Negeri.
c. Ukuran yang tertulis dalam Gambar Rencana dan Spesifiksi Teknis adalah diameter dalam (Inside
Diameter)
d. Penilaian baik atas pekerjaan jaringan plumbing ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian
dilakukan oleh Direksi Lapangan.
e. Seluruh jaringan plumbing harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dari
ruang dan pipa-pipa yang menembus beton harus sudah terpasang pada waktu pengecoran.
Pembobokan untuk pemasangan pipa pada beton, terutama beton exposed tidak diperbolehkan.
Penempatan kran-kran floor drain dan lain-lain, harus memperhatikan pola dari pasangan finishing dinding
dan lantai sehingga terlihat serasi dan rapih.
9. Listrik
a. Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang terdaftar sebagai Instalatir.
b. Standard dan referensi yang digunakan dalam pelaksanaan instalasi listrik disini mengikuti peraturan
umum instalasi listrik (PUIL) 1977 dan standard dari negara lain seperti : VDE, BS, NEC, DIN, NEMA.
c. Gambar-gambar instalasi listrik menunjukkan pekerjaan instalasi listrik yang akan dikerjakan dimana
didalamnya digambarkan besaran-besaran listrik, kedudukan alat-alat listrik dan spesifikasi-spesifikasi
lainnya dibuat oleh kontraktor.
Untuk pekerjaan dalam garis besar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat dirubah untuk
disesuaikan dengan kondisi lapangan atau bangunan atas persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut
diatur tidaklah membebaskan pemborong dari kewajiban untuk memasang instalasi dengan cara yang ahli,
yang betul dan tepat fungsi dan ukuran-ukurannya.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, plumbing, Drainage, Air Conditioning dan kontak-kontak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Pemborong harus
menyerahkan Shop Drawing untuk disetujui konsultan sebelum mulai pelaksanaan dan menyerahkan As
Built Drawing sebanyak 4 (empat) rangkap sesudah pemasangan selesai.
d. Pelaksanaan pekerjaan electrical harus selalu mengadakan koordinasi dengan pelaksana-pelaksana
pekerjaan lain seperti pekerjaan sipil, pekerjaan finishing dan lain-lain.
e. Pemborong menyediakan semua insert, sleeve dan lain-lain peralatan tambahan yang dibutuhkan yang
harus ditanam didalam beton atau pekerjaan pemasangan lainnya ditempat yang perlu.
f. Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan untuk disetujui
oleh Direksi. Daftar harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) disertai dengan brosure, katalog, alamat
manufacture dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan.
10
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
Kadar kelembaban kayu yang digunakan untuk pekerjaan di dalam ruangan serta untuk sambungan harus
kurang dari 15 % dan kayu untuk konstruksi harus kurang dari 20 %.
Kadar kelembaban yang disyaratkan tersebut adalah untuk bahan bila diserahkan dilapangan dan kadar
kelembaban tersebut harus dipelihara sampai bangunan selesai.
1. Dinding Bata
a. Sebagian besar dinding dari batu bata merah dengan menggunakan adukan campuran 1 semen pc : 4 pasir.
b. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam
ruangan dan semua dinding disekeliling WC dan kamar mandi, mulai dari permukaan sloof sampai
setinggi 150 cm diatas permukaan lantai, digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 semen pc : 3 pasir.
c. Batu bata yang digunakan batu bata ex. lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi, siku dan
sama ukurannya 4 x 12 x 24 cm.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam didalam bak air atau drum hingga jenuh.
Setelah bata terpasang dengan aduk, nat/siar-siar harus di kerok rapih dan dibersihkan dengan sapu lidi
dan kemudian di siram air.
f. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar/siar telah
dikerok sedalam 1 cm serta dibersihkan.
g. Pemasangan dinding bata dilaksanaan bertahap, setiap tahap terdiri dari maximum 24 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis.
11
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
Dinding batu bata yang luasnya lebih besar dari 12 M2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat
(kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, sesuai dengan lebar bata dengan tulangan pokok ukuran 4
10 mm, beugel 8 – 20 cm.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk steiger sama sekali tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan beton (kolom. balok, lisplank, dll) harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 20 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 40 cm,
kecuali ditentukan lain.
j. Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan batu dan ukurannya tidak boleh kurang dari ½
batu.
k. Pemasangan bata merah harus dilaksanaan dengan verband yang baik.
Untuk profil-profil digunakan reng-reng atau bila kayu tahun/yang sekualitas yang lurus dan kuat. Tidak
dibenarkan menggunakan bambu.
l. Untuk ketetapan dan kelurusan tembok digunakan alat waterpass serta benang.
m. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
n. Setiap pasangan harus kontinyu, dibasahi sampai keras.
a. Bahan kayu yang dipakai seperti yang disyaratkan pada persyaratan bahan kayu.
b. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dan diteliti kembali letak-letak dan ukuran-ukuran lubang-
lubang pintu maupun jendela serta tipe-tipe jendela maupun pintu yang akan dipasang.
c. Kayu yang dipakai adalah kayu klas I, kecuali ditentukan lain.
d. Ukuran kosen adalah 6/12 (ukuran jadi), atau disesuaikan dengan gambar.
e. Detail-detail kosen dan sambungan material lain harus disesuaikan dengan type pintu yang akan terpasang
kosen harus lurus dan siku.
f. Semua kosen tidak dibenarkan dipulas dengan cat, vernis ataupun menie sebelum diperiksa dan diteliti
oleh Direksi.
12
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
g. Angker-angker dan dokumen kosen yang dipakai harus sesuai dan memenuhi syarat yang telah ditentukan
dalam Bab untuk pekerjaan ini.
h. Pemborong harus memperhatikan dan menjaga supaya bidang-bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada
lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang ataupun penyiku.
i. Setelah dipasang perlu diberi bahan pelindung terhadap benturan.
j. Rangka daun pintu dari kayu jati ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail untuk rangka kayu
yang mendatar diberi lubang hawa.
k. Teak playwood digunakan sebagai panil, untuk ditempelkan pada rangka dengan menggunakan perekat
kayu.
l. Untuk panil kaca diperhatikan detail-detail dan ukuran-ukuran dari loot yang dipasang
m. Pemasangan/penyetelan semua daun pintu dalam kosen harus baik celah sponing merata sama ialah 2 mm
dan lurus.
n. Tebal daun pintu yaitu rangka berikut lapisan bak teakwood yang terpasang ialah sesuai dengan gambar
setelah diserut.
o. Khusus untuk pintu toilet, pada bagian dalam, ditempelkan formika pada rangka pintu yang telah dilapisi
dengan tripleks.
p. Bingkai daun pintu-pintu kaca adalah kayu jati/lenggua
5. Pekerjaan Plesteran
1. Plesteran tembok baru telah dilakukan sesudah selesainya pemasangan pipa-pipa saluran air dan pipa
listrik.
2. Untuk tembok pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai jenuh.
Siar-siar dibersihkan, dikeruk masuk dalam 1 cm.
3. Plesteran yang digunakan :
- Untuk tembok bagian dalam/luar pada umumnya dipakai campuran 1 pc : 4 psr.
- Untuk tepi sudut campuran 1 pc : 4 psr
- Untuk beton campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
- Untuk pasangan transram, termasuk tembok pada toilet, WC, urinior dan kamar mandi campuran 1 pc
: 2 psr setinggi 1,5 M dari lantai.
4. Bagian beton yang akan diplester terlebih dahulu harus dikasarkan dengan pahat sebelum di plester
dibasahi dahulu dengan air semen encer.
5. Acian/penyelesaian plesteran batu boleh dikerjakan setelah plesteran cukup kering minimal selama 7 hari,
sehingga cukup waktu bagi adukan yang akan menyusut, untuk acian dipakai acian semen/pc murni.
1. Rangka Plafond
a. Rangka plafon dibuat dari kayu klas II produksi setempat 5/7 untuk rangka tembok dan kayu klas II untuk
lainnya dengan bentuk serta cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu.
b. Seluruh rangka kayu diserut tetapi rata dan lurus dengan menggunakan mesin serut dan pada bagian
bawahnya diserut halus dan pemasangan dengan menggunakan sistim klos yang dibuat dari reng ukuran 1 :
2 dan paku serta seluruh rangka digantungkan dengan baik pada rangka kuda-kuda.
c. Pola pemasangan rangka langit-langit sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah rangka langit-langit
dipasang bidang permukaan rangka harus rata, lurus, waterpas dan tidak ada bagian-bagian yang
bergelombang.
13
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
d. Seluruh permukaan kayu rangka Plafond dicat dengan menggunakan cat residu atau silinem ex. dalam
negeri.
e. Apabila bahan penutup Plafond dipasang dengan diberi Naad/skoneng antara unit-unit bahan Plafond,
maka bagian bawah rangka Plafond yang nantinya terlihat terlebih dahulu dirapihkan dengan dempul atau
diberi lapisan tripleks yang dipasang dengan baik dan sambungan-sambungan unit-unit tripleksnya rata
dan halus sedemikian rupa sehingga setelah langit-langit terpasang, naad terlihat rapih dan tidak ada celah-
celah pada sambungan rangka langit-langit.
f. Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu tebal sesuai dengan gambar.
1. Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah semutu merek KIA ex. dalam negeri,
warna standar akan ditentukan kemudian.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-
bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua atau jenis kayu sederajat, tebal 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset.
Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
d. Kloset jongkok yang dipakai adalah semutu merek KIA ex. dalam negeri, warna standar akan ditentukan
kemudian
e. Kloset jongkok yang dipasang adalah telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang rusak atau cacat
dan telah disetujui oleh Direksi.
f. Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang dinaikkan 10 – 20 cm atau sesuai
dengan gambar kerja.
2. Keran
a. Semua keran yang dipakai adalah semutu merek KIA ex. dalam negeri, atau setaraf dengan chromed
finish. ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosure alat-alat
sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus
dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir untuk
sambungan slang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher
angsa (extension).
b. Stop kran dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan
sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan
gambar-gambar untuk itu.
3. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan adalah semutu merek SANEI ex. dalam negeri, metal verchroom, lubang
diameter 2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.
b. Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain penutup lantai harus dilubangi dengan rapih
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air.
f. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpas, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak
ada kebocoran
14
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
15
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
4. Semua material harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan harus memenuhi standard dan
mudah pasaran.
5. Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, terutama penyambungan dengan saluran air bersih harus
bersih dan sempurna.
6. Ketinggiandan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar.
7. Pada tiap WC harus dilengkapi pula dengan kran 1 (satu) buah, (tidak termasuk stop kran untuk mono
blok).
8. Untuk satu kelompok toilet dibuat satu buah septictank, penempatan sesuai dalam gambar.
Ukuran dalam septictank lebar dan panjang sesuai dengan gambar dibuat dari pasangan batu bata ½ bata
dan kedap air.
9. Untuk septictank diperlengkapi dengan sebuah sumur peresap ukuran sesuai dengan gambar dibuat dari
batu kali pecahan dan koral, serta dibugkus dengan ijuk.
10. Pekerjaan Saluran Air Bersih
1. Pemasangan pipa air bersih dan keran-keran pada semua keperluan sanitair dilaksanakan untuk pipa air
bersih yang diambil dari saluran induk yang ada dengan pipa 1" sedang untuk saluran pembagi dengan
pipa ¾ "
2. Keran-keran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
3. Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke reservoir atau saluran bersih yang ada lengkap dengan
stop kran dan bak meternya disesuaikan dengan gambar.
4. Pemasangan harus rapih dikerjakan, hingga tidak mengalami kebocoran.
1. Instalasi Kabel/Wiring
a. Semua kabel satu harus memenuhi persyaratan PUIL/VDE.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan
jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah dipilih (stranded).
Instalasi ini tidak boleh memakai kawat dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipasang ialah tipe :
1. Untuk instalasi penerangan NYA/NYM
2. Untuk kabel distribusi dan penerangan taman / NYA/NYM.
Semua kabel harus ada didalam konduit, cable tray, cabel trench, cable rack dan diklem.
b. “Splice”/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-
cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada
kawat circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus tegak secara electris dengan cara-cara
“soderless connector”. Jenis kabel tekanan, jenis “compression atau soldered”. Dalam membuat “splice”
connector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik demikian sehingga konduktor
tersambung insulasi robek, tidak ada kawat-kawat telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
c. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk “splice”, connection dan lain-lain seperti karet, fiction, asbes, gelas, tape
sintetis, resin, splice case, composition, dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau manufacture.
d. Penyambungan kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus untuk
itu. Kontraktor harus memberikan brosure-brosure mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang
dilapisi timah putih dengan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran-ukuran yang
sesuai.
4. Penyambungan kabel dan berisolasi karet atau PVC harus diisolasi dengan pita karet PVC/protolen.
5. Penyambungan pada kabel yang berisolasi kertas harus diisolasi khusus. Penyekat-penyekat khusus
harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
16
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya temperatur-temperatur
pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus terbuka selama pengecoran.
3. Instalasi/Konstruksi Panel
a. Kabinet
1. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 1,5 mm atau dibuat dari bahan lain
seperti polyster atau bakelite.
2. Kabinet untuk “panel board” mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan panel board
yang besarnya menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu
banyak.
3. Frame/Rangka panel harus di groanding
4. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel “panel board”
serta tutupnya.
5. Kabinet dengan kawat-kawat “through feeder” harus diatur sedemikian rupa sehingga ada saluran
dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
6. Setiap panel harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah
anak kunci, dengan master key.
b. Pemasangan Panel
1. Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan mudah masih dapat
dijangkau, tergantung dari macam/type panelnya.
2. Bila dibutuhkan alas/penumpu/penggantung, maka pemborong harus menyediakannya, sekalipun
tidak tertera dalam gambar.
17
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
18
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
Housing + reflector dari plat 0,8 mm, dilengkapi dengan ballast + Capasitor 0,3 mF, Fitting. Rugi daya
: 5 Watt/lampu; TL 20 Watt, warna 33, Phillips, kecuali housing dan reflector
4. Lampu TL 4 x 20 Watt, dilengkapi dengan opal diffuser 4 mm dari reflector di bagian dalam housing.
Perlengkapan lampu sama dengan yang telah disebut diatas. Semua merek yang dipakai ialah dari merek
philips kecuali housing dan reflector, diffuser.
5. Down Light Mounted
Housing blok laquered allumanium cylinder, black bayonet fitting diaphragm dengan reflector. lampu
incandescent 100 W, merek philips type DCS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W
(surface)
6. Down Light Recessed Type 1
Housing alumanium cylinder, black poly carbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan reflector.
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DBS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W
(Variabel depth).
7. Down Light Flush Type 2
Idem diatas
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DSS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W
(Variabel depth).
4. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Instalator harus mempunyai izin instalator dari PLN setempat
2. Pemasangan instalasi listrik harus menurut gambar kerja dan pemasangan harus mengikuti peraturan-
peraturan instalasi listrik yang berlaku.
3. Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, sakelar, union blus, kabel-kabel isolator dan sebagainya harus
berkualitet baik dan disetujui Direksi.
4. Kabel untuk lampu-lampu dan stop kontak :
- Dipakai jenis : sesuai gambar
5. Sakelar dan stop kontak ex lokal untuk lampu dipasang pada ketinggian 125 cm dari lantai
6. Lighting Armature
Armature ex lokal sesuai kode dalam gambar dan semua armature harus mendapat persetujuan Direksi.
7. Semua biaya pemeriksaan gambar instalasi dan lain-lain ditanggung Pemborong.
1. Ubin Keramik
a. Ubin keramik yang dipergunakan baik motif, warna maupun ukuran disesuaikan dengan petunjuk gambar
kerja atau ditentukan kemudian dan atas persetujuan Direksi.
b. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan
dilindungi dengan label/merek dagang yang jelas dan utuh.
c. Ubin keramik dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar kerja.
d. Ubin yang dipasang adalah ubin yang telah diseleksi dengan baik sehingga warna, bentuk dan motif
masing-masing ubin sama, tidak ada bagian yang retak atau cacat lain yang telah mendapat persetujuan
dari Direksi Lapangan
e. Aduk sebagai perekat menggunakan 1 pc : 3 ps dengan tebal minimum 20 mm.
f. Ubin keramik dipasang diatas lantai plester yang rata air. Tebal lantai beton tumbuk minimal 5 cm dengan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 koral/batu pecah.
g. Siar-siar rata dan sama selebar 1 mm atau ditentukan sesuai petunjuk gambar kerja.
Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang berpotongan saling tegak lurus.
h. Pemotongan ubin keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong dan dihaluskan
dengan batu gurinda.
i. Bidang ubin keramik harus rata air dengan aduk terisi padat tidak boleh berongga.
j. 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin selesai siar diisi dengan air semen kental warna sesuai dengan warna
keramik sampai siar terisi penuh. Setelah itu dibersihkan dengan porstek sampai bekas semen dikeramik
hilang.
k. Untuk kamar mandi dan WC harus diperhatikan kemiringan lantai.
19
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
20
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
1. Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan atau bagian-
bagian lain yang ditentukan di dalam gambar.
b. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat sejenis Metrolite, warna ditentukan Direksi
Lapangan
c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan jenis semutu merek Metrolite dengan lapis dasar.
d. Plamir yang digunakan adalah plamir tembok sejenis BOYO.
e. Sebelum dinding diplamir, plesteran sudah harus betol-betul kering tidak ada retak-retak dan pemborong
harus meminta persetujuan Direksi Lapangan
f. Pekerjaan Plamir dilakukan dengan pisau plamir dari palt baja tipis dan lapisan plamir dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamir terpasang dan percobaan warna sudah disetujui Direksi Lapangan, bidang
dinding yang akan diplamir diamplas dengan amplas besi halus no. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance scaler yang dilanjutkan
dengan 3 (tiga) lapis Danacryl acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I Encer (tambahan 20 % air)
- Lapis II Kental
- Lapis III Encer
i. Untuk warna yang sejenis pemborong diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
pencampuran (batch number) yang sama
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
k. Pemborong harus menyediakan 5 (lima) gallon cat dari warna yang dipakai dan diserahkan pada waktu
penyerahan pertama, sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemilik.
2. Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : pengecetan seluruh permukaan multiplex playwood yang akan dicat,
rangka langit-langit, rangka atap pintu dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Menie yang digunakan adalah sejenis merek PATNA warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu harus diampelas dengan ampelas kayu kasar dan
dilanjutkan dengan ampelas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 1 lapis, sedemikian rupa sehingga
bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
3. Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel mutiplex, kosen kamper dan pintu-pintu
di halaman belakang dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan didalam gambar.
b. Cat yang digunakan adalah sejenis GLOTEX warna ditentukan Direksi Lapangan setelah melakukan
percobaan pengecetan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu semutu merek PATNA warna merah 1 (satu) lapis, kemudian
diplamir dengan plamir kayu semutu merek Donal plamir sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang yang telah diplamir dapat diampelas dengan menggunakan ampelas yang
sesuai.
4. Finishing Teak Oil
a. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat didalam
bangunan utama termasuk kosen, panil-panil, lis-lis railing kayu, pekerjaan interior dam bebel, plint serta
bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
b. Semua bagian kayu yang akan di teak oil/dipolitur harus telah diserut rata, diampelas kemudian digosok
dengan batu apung sampai seluruh pori-pori kayu terisi dan setelah itu disirlak dan ampelas harus
berulang-ulang sampai halus, baru kemudian dilapis dengan PINOTEX sejenis merek DANA PAINT
dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Pekerjaan teak oil dioleskan dengan kuas halus sebanyak 2 (dua) lapis.
c. Sebelum pekerjaan teak oil dilaksanakan, pemborong diharuskan membuat contoh (sample) percobaan
warna sampai mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
d. Untuk bagian furniture yang tidak terlihat nyata dari luar, sekurang-kurangnya harus diberi teak oil 2 (dua)
lapis.
e. Dempulan-dempulan harus dicampur dengan pewarna yang sama dengan warna polituran.
21
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
5. Menie Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecetan seluruh bidang besi yang akan dicat besi, talang-talang
seng kecuali pintu-pintu besi dan pagar-pagar besi dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar
b. Menie yang digunakan ialah menie besi sejenis merek Q.D. REDLEAD PRIMER DANAPAINT.
c. Semua besi hanya boleh di menie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, permukaan besi di ampelas dengan ampelas besi, sehingga
merupakan permukaan berwarna putih yang bebas dari karat, besi yang mengelupas, lemak, minyak dan
bahan-bahan kotor lainnya.
e. Pekerjaan menie besi dilakukan dengan menggunakan semprot, dilakukan 1 (satu) lapis sedemikian rupa
sehingga bidang besi tertutup sempurna dengan lapisan menie.
1. Cat Tembok
1.1. Untuk semua dinding, kolom, plafound, listplank beton dicat tembok warna ditentukan kemudian pada
waktu pelaksanaan berlangsung.
1.2. Semua bidang plesteran yang akan dicat, sebelum dicat tembok harus diplamir dengan merek yang sama
atau minimal sekualitas supaya benar-benar rata, lurus dan halus.
1.3. Pelaksanaan harus baik, merata dan sedapat mungkin menggunakan roller.
2.1. Pekerjaan kayu yang akan dicat harus digosok, dihaluskan terlebih dahulu, kemudian dipulas dengan
menie kayu sebagai penutup pori-pori kayu.
2.2. Setelah menie kayu digosok dengan ampelas, dibersihkan kemudian diplamir dan digosok hingga rata
kemudian baru dipulas dengan cat hingga warnanya merata.
3. Politur
4. Bahan Cat
4.1. Cat kayu dan tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik setaraf dan waktu tiba di tempat
pekerjaan harus masih dalam aslinya.
4.2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan, yang mudah
membantu dan sesudah diaduk dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat disaputkan dengan
mudah.
4.3. Warna dari cat adalah asli dari kaleng dan tidak boleh ada campuran dari bermacam-macam warna dari
tua atau lebih. Cat yang sudah disetujui merek dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas
untuk memudahkan pemeliharaannya dikemudian hari.
22
SPESIFIKASI TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BINTARA POLSEK WETAR
O. PERALATAN
P. TENAGA KERJA
Q. PENUTUP
1. Sebagai penutup perlu diingatkan bahwa uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar kerja serta rizala penjelasan pekerjaan.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini, dan pada petunjuk pelaksanaan pekerjaan ternyata
diperlukan, maka akan dicantumkan pada Berita Acara Penunjukan atau Berita Acara Rapat Evaluasi.
3. Walaupun dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) ini tidak dinyatakan bahwa ” harus
disediakan / dikerjakan oleh kontraktor”, namun penyediaan / pekerjaan tersebut merupakan bagian
pelengkap dari keseluruan pekerjaan dimaksud, maka hal tersebut dianggap sudah dimuat dalam uraian
ini dan harus dikerjakan / diselesaikan oleh kontraktor untuk menuju suatu penyelesaian pekerjaan yang
sempurna.
Syarat – syarat yang belum tercantum dalam peraturan ini akan diatur atau ditentukan kemudian oleh
Direksi Teknika
Dibuat Oleh:
Menyetujui
Konsultan Perencana
Pejabat Pembuat Komitmen
CV. ELHAU MULTI DUTA CONSULTANT
23