KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
UPBU HALUOLEO KENDARI
SPESIFIKASI TEKNIS
PENATAAN TERMINAL PENUMPANG TERMASUK
KELENGKAPAN BANGUNAN, 4.432 M2
Ttd
Ttd
TARMAN, SE
Penata Muda Tk.I (III/b)
NIP. 19720530 200604 1 001
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Letak titik duga pokok (titik nol) akan akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan bersama sama pemborong.
1.2. Titik ini harus ditetapkan permanen dan dibuat dari tugu beton bertulang,
berpenampang 20 x 20 Cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter
sehingga tidak dapat berubah / berpindah tempat. Tugu beton tersebut
diberi tanda jelas serta terletak di lokasi yang tidak akan tergusur bangunan.
1.3. Ukuran selanjutnya, tugu tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran
dan kedalaman.
1.4. Penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong di lapangan dengan alat
ukur optik yang sudah ditera kebenaranya dan harus selalu berpedoman
kepada titik duga pokok (titik nol).
1.5. Ketidak cocokan yang mungkin ada diantara gambar dan kenyataan harus
segera dilaporkan pada Direksi.
1.6. Pengukuran sudut sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan
dengan alat ukur optik.
1.7. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian bagian ruang kecil saja.
1.8. Patok bouwplank dan papannya boleh menggunakan kayu lokal, tebal
minimum 2,5 cm, lebar 20 cm, sisi atasnya harus diketam halus dan rata.
1.9. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendakinya harus
dibicarakan dahulu dan disetujui Direksi.
1.10. Papan bouwplank dipasang disekeliling luar bangunan dengan jarak 200 cm
dari tepi luar bangunan.
1.11. Pemasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berobah oleh cuaca
serta harus rata air. Permukaan harus diukur dengan alat water pass.
1.13. Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat sumur
lengkap dengan pompa dilokasi proyek atau mengambil dari luar, air harus
bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan lainnya yang dapat
merusak struktur bangunan.
1.14. Reservoir / bak air untuk kerja berukuran minimum 4 (empat) m3 dan
harus selalu terisi penuh.
1.15. Listrik untuk keperluan kerja harus disediakan pemborong dan diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan
dengan daya sekurang-kurangnya 6 KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Direksi lapangan;
1.16. Sebelum proyek dimulai, terlebih dahulu pemborong harus membuat pagar
pengaman sekeliling proyek, dengan batas-batas menurut petunjuk yang
diberikan oleh Direksi Pelaksana. Kalau tidak ditentukan lain pagar harus
dibat dari kayu dolken dengan penutup seng setinggi 180 cm dengan
konstruksi yang cukup kuat dan menjamin keamanan.
1.18. Ukuran luas kantor pemborong, los kerja serta tempat penyimpanan bahan,
diserahkan pada pemborong dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran.
2. Pekerjaan persiapan
2.1. Pengukuran
2.1.1. Ukuran titik duga-patok (titik nol) akan ditentukan oleh Direksi
bersama-sama pemborong. Selanjutnya titik ini harus ditetapkan
permanen dengan tugu beton sedemikian sehingga tidak bias
berubah-ubah dan digerak-gerakkan, diberi tanda jelas. Tugu tersebut
harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.
2.1.3. Ketidak cocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan
harus dilaporkan kepada direksi.
4.1. Papan bangunan harus dipasang pada petak-petak kayu yang nyata kuat
tertancap didalam tanah sehingga tidak biasa bergerak-gerak atau berubah-
ubah
4.2. Lebar papan babgunan sekurang-kurangnya 20 cm tebal sekurang-
kurangnya 2,5 cm
4.3. Tinggi papan bangunan sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain
harus dibicarakan dahulu dan disetujui oleh Direksi.
4.4. Setelah selesai pemasangan papan bangunan wajib dilaporkan kepada
Direksi untuk pemeriksaan, sebelum pekerjaan selanjutnya dilakukan.
B. PEKERJAAN TANAH
2.2 Urutan kerja penggalian harus diukur demikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak ataupun menyebabkan
timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam
4.2 Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi,
penampang lereng galian kiri kanan dimiringkan 10 derajat kearah luar
pondasi.
4.3 Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak sesuai
dengan rencana gambar pondasi, maka pemborong diharuskan melapor
kepada Direksi Lapangan dan dimintakan keputusannya.
4.4 Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-
bagiantanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi
lapis dan apabila dimungkinkan disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh,
sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.
5. Pengurugan dan Pemadatan Tanah Untuk Pondasi
5.1 Pengurugan tanah pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana
macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
5.2 Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dibatasi dengan pasir urug
setebal minimum 10 cm. Dibawah lantai dilapisi pasir urug setebal 20 cm.
5.3 Setelah pasangan pondasi cukup kuat atas ijin Direksi, lubang-lubang
galian dapat diurug kembali.
5.4 Pada bagian dalam bangunan diurug dengan pasir urug, sedangkan bagian
luar bangunan cukup diurug dengan tanah galian.
5.5 Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan disiram
dengan air untuk mendapatkan kepadatan atau dengan cara lain yang
disetujui.Tebal setiap lapis maximum 10 cm.
5.6 Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun diluar bouwplank dengan
penempatan yang cukup rapih. Tanah antara bouwplank dan galian harus
tetap bebas dari timbunan tanah.
5.7 Apabila terjadi kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakan pondasi
sesuai gambar rencana, maka pemborong wajib melaporkan hal ini pada
Direksi dan pihak Direksi akan mengambil keputusan.
5.8 Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dari galian pondasi,
agar pada saat hujan air tanah tidak menggenangi lobang galian.
7. Perbaikan Tanah
7.1 Jika tanah terdiri dari jenis tanah lunak (lempung atau lanau) yang
mempunyai harga pengujian penetrasi standar N < 4, atau tanah organis yang
mempunyai kadar air alamiah sangat tinggi (tanah gambut) ; juga tanah
berpasir yang dalam keadaan lepas maupun harga N < 10; maka sebelum
dilakukan pekerjaan kontruksi harus dilakukan dahulu perbaikan tanah
sehingga di dapat daya dukung yang memenuhi syarat.
7.2 Untuk tanah gambut perlu diadakan pengupasan sedalam + 50 Cm, baru
diberikan terucukan bambu atau dari kayu dengan diameter 10 Cm untuk
setiap jarak 30 Cm.
7.3 Terucukan harus selalu terendam air tanah.
7.4 Untuk lanau atau lempung bisa langsung diberi terucukan dari bambu atau
kayu dengan diameter 10Cm untuk setiap jarak 30 Cm.
7.5 Setelah terucukan selesai baru dihamparkan pasir setebal 15Cm, kemudian
diberi lapisan anyaman bambu (gedek) sebagai perata beban, untuk
selanjutnya diberi lapisan tanah urug diatasnya.
8. Pekerjaan Tanah
8.1 Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain (kalau ada) bagian
dari pekerjaan tanah ini.
8.2 Untuk galian pondasi-pondasi disesuaikan dengan gambar kecuali ditentukan
lain, menurut keputusan Direksi.
8.3 Lobang galian pondasi harus cukup lebar sehingga waktu mengerjakan
pasangan pondasi atau pengecoran beton tidak terganggu, untuk itu dasar
galian harus rata dan bersih dari akar-akar pohon dan lain-lain.
8.4 Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakan pondasi sesuai
gambar rencana, maka pemborong wajib melaporkan hal ini kepada pengawas
Direksi dan pihak Direksi akan memberitahukan keputusan apa yang akan
diambil.
8.5 Apabila pada dasar galian terdapat akar-akar atau tanah masih lunak, maka
harus digali sampai memenuhi syarat tanah yang cukup baik sesuai dengan
pertimbangan Direksi.
8.6 Pemborong wajib membuat parit-parit pembuangan air dari galian pondasi,
agar pada saat hujan atau air tanah / tinggi tidak menggenangi lubang galian
pondasi.
2.1 Bahan pasir dapat berupa pasir alami atau bahan halus yang diperoleh dari
hasil mesin pemecah batu. Bahan pasir harus cukup kuat, tidak rapuh,
berbutir tajam, keras, bersih.
2.2 Komposisi gradasinya terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. Apabila kadar Lumpur
melampaui 5 %, maka aggregate halus harus dicuci
2.3 Pasir sebagai bahan bangunan harus pula bebas dari bahan-bahan organis
yang dapat merusak fungsinya pada konstruksi.
3. Koral (aggregate kasar)
3.1 Aggregate kasar dapat berupa kerikil alam atau batuan-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu.
3.2 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, tidak
mengandung butir-butir yang pipih melampaui 20 % dari berat aggregate
seluruhnya.
3.3 Aggregate kasar tidak boleh mengadung Lumpur lebih dari 1 % terhadap
berat kering, dan juga bebas dari bahan bahan yang dapat merusak seperti
zat-zat yang reaktif alkali.
3.4 Komposisi gradasi terdiri dari butir- butir yang beraneka ragam besarnya,
bervariasi antara 5 80 mm.
3.5 Dalam segala hal syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Air Kerja
4.1 Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak,asam, alkohol, garam-
garam , bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan, bersih dan dapat lanjut.
4.2 Jika ada keragu-raguan dalam penentuan kualitas, maka pemborong
diminta untuk mengirim contoh air kelabotarium resmi yang ditunjuk guna
dapat diselidiki lebih lanjut.
4.3 Selama air dilokasi bangunan belum mendapat persetujuan untuk
digunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat
mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
5. Batu Bata
5.1 Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata ,sisi-sisinya tegak lurus sama lain, lurus dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan relatif utuh.
5.2 Menggunakan batu merah kwalitas baik yang terbakar matang dengan
maximum 10 % untuk bata merah yang pecah.
5.3 Dimensi (12 x 24 x 4) cm3 atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan
Direksi.
7. Batu Belah
7.1 Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB
1977, NI 3.
7.2 Batu belah yang dipakai ialah batu belah minimum tiga sisi.
7.3 Ukuran batu belah maximum 30 cm, dan strukturnya harus cukup keras dan
awet.Pengujian terhadap kekerasan apabila diperlukan harus dapat memenuhi
ketentuan pada pengujian abrasi.
8. Kayu
8.1 Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat
dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak
akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
8.2 Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak
ditentukan lain maka harus mengikuti syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan
dalam PKKI NI 5.
8.3 Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 % untuk bahan yang
mempunyai ketebalan. Kurang dari 15 % untuk ketebalan lebih 25,4 mm (1
inchi).
8.4 Dihindarkan adanya cacat- cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah- pecah, mata kayu melintang. Syarat- syarat kelembaban kayu yang
dipakai harus memenuhi syarat PKKI.Untuk kayu kamfer kalimantan
kelembabannya tidak dibenarkan melebihi 12 %
8.5 Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya
diperkenankan berbeda tidak lebih dari 3 mm.
9. Baja Tulangan
9.1 Tulangan beton yang digunakan adalah batang-batang baja baru dan harus
mempunyai tegangan leleh minimum 2400 kg /cm2 dan tegangan maximum
3600 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI 1971
9.2 Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
yang ditentukan oleh SII & PBI 71.
9.3 Sebelum baja tulangan dipasang, harus bersih dari karat, minyak, gemuk dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurai daya lekat terhadap beton.
9.4 Batang tulangan dapat berupa batang polos atau batang yang diprofilkan,
tergantung pada kebutuhan yang disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
pekerjaan.
9.5 Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm dan tidak bersepuh seng.
1. Umum
1.1 Yang disebut dengan bahan bangunan ialah : Semua bahan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum dalam
rencana kerja dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya.
1.2 Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
1.3 Dalam jangka waktu 2 x 24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan
ditolak oleh Direksi supaya dikeluarkan dari proyek, dan apabila
ternyata bahan-bahan tersebut masih dipergunakan oleh pemborong,
maka Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali dan segala
kerugian yang diakibatkan menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
2. Pemeriksaan
2. Bekisting
4. Sambungan
5. Pemasangan
5.1 Elevasi pada gambar kerja kap dan vanwerk adalah elevasi final.
5.2 Electrion komponen-komponen baja untuk rangka pintu harus
mempergunakan alat pengangkat mekanis (crane).
5.3 Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari
kabel baja.
5.4 Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh
lebih dari 1/1000 panjang batang/komponen batang.
5.5 Perakitan komponen-komponen baja minimum harus dilakukan pada
landasan yang rata waterpas dan tidak mudah bergerak.
6. Pengecatan
6.1 Semua bahan struktur harus dicat, sebelum dicat semua permukaan baja
harus bersih dari kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak. Pembersihan
dapat dilakukan dengan mechanicalwire brush.
6.2 Sebelum mulai pengecatan Pemborong harus memberitahukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan
6.3 Cat dasar pertama ialah merk yang ditentukan pada persyaratan bahan
dilakukan satu kali di work shop dan satu kali dilapangan.
6.4 Cat finish dilakukan di lapangan setelah semua konstruksi terpasang
selesai.
6.5 Pada batang-batang yang saling berhimpitan dan jarak antaranya sempit
terlebih dahulu dicat dasar sebelum batang-batang tersebut digabung.
7. Persyaratan Pengujian
7.1 Semua bahan yang digunakan dan pekerjaan-perkerjaan baja harus
dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest di workshop maupun
dilapangan oleh Direksi dan semua biaya ditanggung oleh pemborong.
7.2 Untuk sambungan-sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual,
kecuali pengelasan dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan
dengan radiographie test atau x-ray test.
7.3 Direksi berhak meminta pemborong untuk melakukan radiographic test/X-
ray test untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja. Semua biaya
untuk radiographic test//X-ray test ditanggung oleh pemborong.
8. Peralatan
8.1 Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang
sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat
memuaskan.
8.2 Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 25 - 40 Volt dan 200 - 400
Ampere.
9. Pekerjaan Kayu Kasar
9.1 Bagian ini meliputi pekerjaan dan pemasangan kayu untuk :
- Rangka penggantung Langit-langit.
- Rangka penggantung Ducting AC (bila perlu).
- Pekerjaan kayu lain yang tidak tampak
9.2 Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang tertera dalam syarat dan ketentuan bahan pokok kayu.
Pada umumnya untuk pekerjaan ini digunakan kayu mutu B kelas II.
9.3 Apabila dalam pelaksanaan konstruksi digunakan alat sambungan, maka
harus dipilih yang paling tepat dengan mutu baik, ex produksi Dalam
Negeri. Alat sambung dari logam yang dapat berkarat. Atau terpengaruh
oleh keadaan cuaca harus dilindungi dengan menie besi.
14. Plumbing
14.1 Syarat umum pemasangan dan bahan untuk jaringan plumbing
berpegang/berpedoman kepada pedoman plumbing 1974.
14.2 Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja galvanize
(G.I.P) produksi Dalam Negeri.
14.3 Ukuran yang tertulis dalam gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis adalah
diameter dalam (Inside Diameter).
14.4 Penilaian baik atas pekerjaan jaringan plumbing ditentukan berdasarkan
pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh Direksi lapangan.
14.5 Seluruh jaringan plumbing harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak terlihat dari ruang dan pipa-pipa yang menembus beton
harus sudah terpasang pada waktu pengecoran. Pembobokan untuk
pemasangan pipa pada beton, terutama beton exposed tidak diperbolehkan.
Penempatan kran-kran floor drain dan lain-lain, harus memperhatikan pola
dari pasangan finising dinding dan lantai sehingga terlihat serasi dan rapi.
15. Listrik
15.1 Semua pekerjaan Instalasi listrik harus dilaksanakan oleh Perusahaan
yang terdaftar sebagai Instalatir.
15.2 Standard dan referensi yang digunakan dalam pelaksanaan Instalasi listrik
disini mengikuti peraturan umum instalasi listrik (PUIL) 1977 dan standard
dari negara lain seperti VDE, BS, NEC, DIN,NEMA.
15.3 Gambar-gambar Instalasi listrik menunjukan pekerjaan Instalasi listrik
yang akan dikerjakan dimana didalamnya digambarkan besaran-besaran
listrik, kedudukan alat-alat listrik dan spesifikasi lainnya dibuat oleh
Kontraktor. Untuk pekerjaan dalam garis besar harus seperti yang
ditunjukan dalam gambar, dapat dirubah untuk disesuaikan dengan
kondisi lapangan atau bangunan atas persetujuan dari Direksi.
Persetujuan tersebut diatur tidaklah membebaskan pemborong dari
kewajiban untuk memasang instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan
tepat fungsi dan ukuran-ukurannya. Gambar-gambar Arsitektur, struktur,
plumbing, Drainage, Air Conditioning dan kontrak-kontrak lainnya
haruslah menjadi reverensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan. Pemborong harus menyerahkan shop Drawing untuk
disetujui Konsultan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaannya dan
menyerahkan Built Drawing sebanyak rangkap 4 (empat) sesudah
pemasangan selesai.
15.4 Pelaksanaan pekerjaan Electrical harus selalu mengadakan koordinasi
dengan pelaksana-pelaksana pekerjaan lain seperti pekerjaan sipil,
pekerjaan finishing dan lain-lain.
15.5 Pemborong menyediakan semua Insert, sleeve dan lain-lain peralatan
tambahan yang dibutuhkan yang harus ditanam didalam beton atau
pekerjaan pemasangan lainnya ditempat yang perlu.
15.6 Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan untuk disetujui oleh Direksi. Daftar harus dibuat dalam
rangkap 2 (dua) disertai dengan brosure, katalog, alamat manufacture dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan.
5. Dinding Simpai
5.1 Rangka simpai dari kayu klas 1 betul-betul kering, produk setempat
demensi kayu/luas tampang 60 cm2 atau sesuai ketentuan gambar.
5.2 Tulangan simpai memakai kawat harmonica.
5.3 Speci memakai campuran 1 pc : 2 ps dengan bahan dasar adukan speci
harus sesuai dengan pesyaratan.
5.4 Rangka simpai disusun sedemikian rupa sehingga luas bidang yang terjadi
maximum 2 m2. sedangkan panjang maksimum salah satu sisi bidang 2 m.
5.5 Tulangan simpai dianyam silang, rata luar/ rata dalam sesuai gambar kerja
atau atas petunjuk Direksi.
5.6 Plester simpai setebal 3 cm. Dinding setelah kering kemudian diaci dengan
pasta semen encer.
6. Dinding Kayu
6.1 Mutu bahan yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan pada
persyaratan pokok bahan kayu dan persyaratan pekerjaan umum kayu.
6.2 Ketebalan minimum 2,5 cm, lebar 20 cm dengan sambungan alur lidah.
6.3 Papan kayu dipasang horizontal, waterpass dan rapi.
6.4 Pemasangan papan dihindarkan dari adanya penonjolan kepada paku atau
baut, kecuali dipersyaratkan lain untuk meng-ekspose baut.
6.5 Celah antara sambungan harus ditutup dengan dempul kecuali
dipersyaratkan lain, yaitu untuk meng-ekspose sambungannya.
6.6 Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus untuk finishing maka
seluruh permukaaan dinding harus didempul baru digosok dengan amplas
(kertas gosok) setelah semua pemasangan dinding selesai.
8.1 Bahan asbes adalah semutu dengan merk harflex (klas I).
8.2 Asbes yang dipakai adalah asbes datar sandwich dengan ukuran 1 x 2 m2
dengan ketebalan minimum 6 mm.
8.3 Rangka dipakai aluminium atau kayu klas II ukuran 5 x 7 cm2 pada
prinsipnya asbes tidak boleh dipakai kayu, hanya diperbolehkan dijepit,
kecuali dipersyaratkan lain.
9. Pelapis Dinding Keramik
15.1 Bahan pintu terbuat dari metal. Digunakan untuk lobang pintu yang lebar
dan tinggi, ruang-ruang khusus seperti ruang panel, genset, mesin, atau
sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada gambar kerja.
15.2 Bahan metal dapat berupa lembar plat besi/baja, bilah-bilah besi/baja,
pipa besi, lembar plat alluminium, bilah-bilah aluminium atau pipa
aluminium.
15.3 Bentuk-bentuk pintu metal dapat berupa daun pintu, rolling door, folding
gate atau seperti yang tertera dalam gambar kerja atau petunjuk pemberi
tugas.
15.4 Persyaratan teknis pintu metal mengacu kepada gambar kerja atau
spesifikasi teknis yang dibuat oleh produsen.
15.5 Bahan pintu metal harus mempunyai kualitas terbaik (klas I) dan
merupakan produk dalam negeri.
15.6 Finishing pintu metal untuk aluminium dapat dicat atau tanpa cat dan
untuk besi/baja harus dicat. Warna cat akan ditentukan kemudian oleh
Direksi. Pemasangan pintu metal harus lengkap dengan semua accessories
(kosen, kunci-kunci, roda dan alat bantu lainnya).
15.7 Pemborong diharuskan menyampaikan spesifikasi teknis/brosur dari
produsen pada waktu penawaran.
15.8 Material yang akan dipasang harus disetuui oleh Direksi/pengawas dan
harus sesuai dengan penawaran yang diajukan.
4.1 Mutu bahan asbes yang dipakai harus sekwalitas dengan harflek (Klas I)
dengan tebal minimum 6 mm.
4.2 Pemasangan baut dibagian atas dan diberi ring karet untuk Menghindari
kebocoran.
4.3 Sambungan kearah mendatar dengan overlap 1,5 gelombang.
4.4 Sambungan kearah kemiringan rninimal 15 cm.
4.5 Jarak antara gording 1m.
4.6 Kemiringan atap adalah 25 derajat.
4.7 Pemasangan bubungan harus teliti terhadap kebocoran.
4.8 List plank yang dipakai dari kayu dengan ketebalan 2.5 cm atau list plank
asbes datar dengan rangka kayu 4 6 (lihat garnbar kerja).
2. Urinoir
2.1 Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah semutu dengan
type-type merk KIA dalam negeri, warna standar putih, kecuali ditentukan
lain.
2.2 Urinoir yang dipasang adalah urinoir yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat-cacat lainnya.
2.3 Pemasangan urinoir pada tembok menggunakan baut ficher atau ramset
dengan baut kuningan atau stainless steeldengan ukuran yang cukup
untuk menahan beban seberat 15 kg tiap baut.
2.4 Setelah urinoir dipasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
dengan gambar untuk itu, baik waterpassnya
2.5 Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
ditutup dengan semen yang berwarna sama dengan urinal. Semua noda-
noda semen dan lain-lainnya dibersihkan dengan sempurna.
2.6 Sambungan instalasi pumblingnya harus baik, tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
3. Kloset
3.1 Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah semutu
merk KIA ex Dalam negeri, warna standar akan ditentukan kemudian.
3.2 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan
disetujui oleh Direksi lapangan.
3.3 Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua atau jenis kayu yang
sederajat, tebal 3 cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air,
dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut
dengan sekrup kuningan.
3.4 Kloset jongkok yang dipasang adalah semutu merk KIA ex Dalam negeri,
warna standar akan ditentukan kemudian.
3.5 Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang rusak atau cacat dan telah disetujui oleh Direksi.
3.6 Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang
dinaikkan 10-20 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
4. Keran
4.1 Semua keran yang dipakai adalah semutu merk KIA ex Dalam negeri atau
setaraf dengan chormed finish Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan selang.
Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung dengan
pipa leher angsa (extension).
4.2 Stop keran yang dapat digunakan semutu merkKitazawa ex Jepang, bahan
kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
dengan gambar untuk itu.
4.3 Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
5. Floor Drain
10.1 Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk SANEI ex Dalam
negeri, metal verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon
dan penutup berengsel.
10.2 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
10.3 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan
telah disetujui oleh Direksi lapangan.
10.4 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
10.5 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat
beton kedap air.
10.6 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
6.1 Jaringan air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
6.2 Jaringan pipa galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada
kedalaman minimum 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besar,
dan pada kedalaman minimum 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang
lebih kecil.
6.3 Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan
pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada sambungan-
sambungan dan pada belokan-belokan.
6.4 Jaringan utama pipa baja galvanize (G.I.P) tegak dipasang melalui shaft
yang disediakan, jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam
pada /dalam lapisan plesteran.
6.5 Jaringan pipa baja galvanize (G.I.P) yang tegak lurus dan yang tergantung
dalam bangunan dipasang dengan klem-klem / angker baut setiap jarak 2
m yang tertanam kuat pada bangunan.
8. Bak Kontrol Untuk Air Hujan, Air Kotor dan Air Limbah
8.1 Bak-bak kontrol dibuat dengan bentuk, ukuran seperti gambar, terbuat
dari pasangan bata 1 ps : 2 ps atau beton menurut gambar, dengan
kedalaman sesuai kebutuhan, diplester kedap air, ditutup dengan plat
beton atau grill besi strip dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
gambar untuk itu.
8.2 Permukaan bak kontrol adalah sama dengan permukaan rumput, lantai
atau bidang lainnya.
8.3 Grill besi terbuat dari besi strip 50,5 mm, disusun berjejer setiap 3 cm,
diberi bingkai besi siku 50.50.5, ditengah diberi batang pengikat untuk besi
strip terbuat dari besi diameter inchi secukupnya.
9. Sistem Gantungan
9.1 Seluruh jaringan air bersih baik horizontal dan vertical maupun yang
tergantung harus diklem ketembok atau sekeliling dengan klem yang cukup
kuat minimal berjarak 1 m.
9.2 Dalam system jaringan air kotor, seluruh jaringan tegak harus diklem
dengan kuat minimal sejarak 1 m, sama halnya dengan yang datar, dimana
jaringan datar harus diberi kemiringan 5-10 %.
9.3 Untuk talang air hujan sama dengan system jaringan air bersih.
9.4 Untuk pipa tanah septic tank tidak diperlukan penggantung.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, fiction,
asbes, gelas, type sintetis, resin, spice case, composition dan lain-lain harus dari
type yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain-lain tertentu itu
harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
Pemerintah dan atau manufacture.
4. Penyambungan kabel
4.1 Semua penyambungan karet harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang khusus untuk itu
4.2 Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik.
4.3 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-
namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
4.4 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran-ukuran yang sesuai.
4.5 Penyambungan kabel yang berisolasi karet atau PVC harus diisolasi dengan
pita karet atau PVC/protolen.
4.6 Penyambungan pada kabel yang berisolasi kertas harus diisolasi khusus.
Penyakat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu.
4.7 Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya
temperatur-temperatur pengecoran dari semua lubang-lubang udara harus
terbuka selama pengecoran.
8. Instalasi/Konstruksi Panel
8.1 Kabinet
8.1.1 Semua Kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum
1,5 mm, atau dibuat dari bahan lain seperti polyster atau bakelite.
8.1.2. Kabinet untuk panel board mempunyai ukuran yang proposional
seperti dipersyaratkan untuk panel board. Yang besarnya menurut
kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak terlalu banyak.
8.1.3. Frame/rangka panel harus digrounding.
8.1.4. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel boardserta tutupnya.
8.1.5 Kabinet dengan kawat-kawat through feoder harus diatur
sedemikian rupa sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang
dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
8.1.6 Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu
kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan master
key.
9. Finishing
9.1. Semua kabinet harus dicat dengan warna abu-abu, kecuali ditentukan lain.
9.2. Semua kabinet dan pintu-pintu untuk panel board listrik, harus dibuat
tahan karat dengan cara galvanized cadmium plating atau zinc chromate
primer.
9.3. Selain yang tersebut diatas, harus dilengkapi/dilapisi dengan lapisan anti
karat yaitu sebagai berikut :
- Bagian dalam dari box dan pintu.
- Bagian luar dari box yang digalvanizeer atau cadmium plating tidak
perlu dicat kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate
primer harus dicat dengan cat bakar.
22. Lampu-lampu
22.1 Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar.
22.2 Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type Edison Screw,
untuk lamp holder type Edison Screw cable netral tidak boleh dihubungkan
ke center control, kecuali dipersyaratkan lain, lampu fluorescent haruslah
dari jenis day light.
22.3 Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan
factor daya haruslah dilengkapi dengan kapasitor.
V. PEKERJAAN KONBLOK
1. Lingkup Pekerjaan Konblok
1.1. Mutu bahan yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan bahan-bahan
bangunan.
1.2. Pada pemasangan harus diperhatikan bahwa sisi yang halus pada konblok
harus menghadap keatas.
1.3. Semua permukaan harus dipasang secara merata (waterpass serta tegak
lurus. Untuk itu harus digunakan profil-profil kayu yang betul-betul lurus
dan kering. Tidak boleh menggunakan bamboo. Selain itu waterpass
instrument dan benang juga digunakan untuk mengecek kesamaan tinggi
permukaan, serta lurusnya bidang permukaan samping.
1.5. Setiap akhir dari pemasangan konblok harus diakhiri dengan dinding
penutup
1.6. Setelah konblok terpasang harus ditaburi pasir halus untuk membuat
ikatan konblok menjadi lebih kuat.
1.7. Permukaan yang akan ditutup dengan konblok harus diberi lapisan pasir/
sirtu padat yang rata permukaan atasnya sesuai ketinggian yang
diinginkan.
1.8. Tidak boleh ada genangan air pada permukaan yang telah dipasang
konblok agar tidak terjadi kerusakan permukaan
3. Elektroda Pertahanan
3.1. Unit elektroda pertahanan terdiri dari :
3.2. Electroda road dari tembaga rod sepanjang 6 mm, ditanam vertical ke
tanah.
3.3. Bak kontrol dari beton ukuran 30 x 30 cm2, dalam 30 cm, dilengkapi
dengan terminal joint untuk pengetesan tahanan tanah elektroda dari joint
ke penghantar kebawah.
3.4. Tahanan tanah elektroda minimum 5 ohm sepanjang tahun.
2. Lantai Tegel PC
2.1. Ubin PC yang digunakan adalah jenis ubin PC kepala basah dengan tebal
minimum 2,5 cm tebal lapisan kepala minimum 0,3 cm, warna abu-abu,
ukuran 30 x 30, kecuali dipersyaratkan lain.
2.2. Adukan yang digunakan sebagai perekat 1 pc : 5 ps.
2.3. Lapisan urug dibawah lantai setebal 10 cm disiram air kemudian
ditimbris/dipadatkan.
2.4. Pemasangan seluruh ubin harus rata air.
2.5. Aduk terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
2.6. Tebal siar setebal 1 mm, setiap perpotongan siar membentuk 2 garis lurus
yang saling tegak lurus.
2.7. 3 x 24 jam setelah pemasangan selesai, siar diisi dengan air semen kental
sesuai dengan warna ubin dan seluruh siar terisi padat.
2.8. Pada semua semen masih belum kering, lantai dibersihkan sampai tidak
ada noda semen pada lantai.
3. Lantai Mozaik
3.1. Ubin mozaik yang digunakan adalah jenis kwalitas satu dengan tebal,
warna sesuai standar / spesifikasi pabrik, ukuran 30 x 30 cm, motif
disesuaikan dengan warna ubin keramik.
3.2. Sebelum dipasang mozaik lantai diplester dengan adukan 1 pc : 5 ps tebal
5 cm dan rata air (waterpass).
3.3. Lapisan pasir urug dibawah lantai setebal 5 cm disiram air kemudian
ditimbris/dipadatkan.
3.4. Pemasangan menggunakan perekat semen (PC) dan dipasang rata air,
kecuali ditentukan lain.
3.5. Siar atau nat selebar kurang lebih 3 mm, setiap pertemuan siar/nat
membentuk 2 garis lurus yang saling tegak lurus.
3.6. 3 x 24 jam setelah pemasangan selesai, siar/nat diisi dengan air semen
kental (PC putih) dan atau dicampur oker sesuai warna ubin dan seluruh
siar harus terisi padat.
3.7. Menjelang semua semen menjadi kering. Lantai harus dibersihkan sampai
tidak ada noda semen yang melekat pada lantai (keramik).
4. Lantai Wafel
4.1. Ubin wafel yang dipakai adalah jenis yang berketebalan ubin 3 cm dengan
tebal kepala 0,5 cm, warna kuning dengan ukuran 20 x 20 cm, kecuali
dipersyaratkan lain. Digunakan pada kamar mandi / WC atau sesuai
gambar kerja.
4.2. Perekat yang digunakan adalah adukan 1 pc : 3 ps.
4.3. Didasari lapisan pasir urug setebal 10 cm yang dipadatkan.
4.4. Pemasangan seluruh ubin harus rata air, aduk terisi padat serta baik lot,
siku dan waterpassnya.
4.5. Tebal siar selebal 1 mm, setiap perpotongan siar membentuk 2 garis lurus
yang saling tegak lurus.
4.6. 3 x 24 jam setelah pemasangan selesai, siar diisi dengan air semen kental
warna sesuai dengan warna ubin dan seluruh siar terisi penuh.
4.7. Pada saat semen masih belum kering, lantai dibersihkan sampai tidak ada
noda semen pada keramik.
5. Ubin Keramik
5.1. Ubin keramik yang digunakan baik motif, warna maupun ukuran
disesuaikan dengan petunjuk gambar kerja atau ditentukan kemudian dan
atas persetujuan Direksi.
5.2. Pengiriman ubin kelokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label / merk dagang yang jelas
dan utuh.
5.3. Ubin keramik dipasang pada tempat-tempat sesuai pada gambar kerja.
5.4. Ubin yang dipasang adalah ubin yang telah diseleksi dengan baik sehingga
warna, bentuk dan motif masing-masing ubin sama, tidak ada bagian yang
retak atau cacat lain yang telah mendapat persetujuan dari Direksi
lapangan.
5.5. Aduk sebagai perekat menggunakan 1 pc : 3 ps dengan tebal minimum 20
mm.
5.6. Ubin keramik dipasang diatas lantai plester yang rata air.
5.7. Siar-siar harus rata dan sama selebar 1 mm atau ditentukan sesuai
petunjuk gambar kerja. Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang
berpotongan saling tegak lurus.
5.8. Pemotongan ubin keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan
mesin potong dan dihaluskan dengan batu gerinda.
5.9. Bidang ubin keramik harus rata air dengan aduk terisi padat tidak boleh
berongga.
5.10. 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin selesai siar diisi dengan air semen
kental warna sesuai dengan warna keramik sampai siar terisi penuh.
Setelah itu dibersihkan sampai bekas semen dikeramik hilang.
5.11. Untuk kamar mandi dan WC harus diperhatikan kemiringan lantai.
8. Lantai Karpet
8.1. Bahan yang digunakan berkwalitas baik Warna, ukuran dan jenis
ditentukan sesuai gambar.
8.2. Bahan harus disimpan dalan tempat yang terlindung dan tertutup / kering
tidak lembab, mempunyai lantai yang bersih dan tidak berdebu.
Penyimpanan dalam keadaan terbungkus.
8.3. Agar persyaratan-persyaratan untuk pemasangan dipenuhi, konstruksi
dasar lantai dan keadaan permukaan yang akan menjadi peletakan karpet
harus diperiksa sebelum pemasangan dimulai.
8.4. Dasar lantai dapat beton atau beton tumbuk.
8.5. Sebelum pemasangan permukaan dasar lantai harus halus, kering, bebas
debu, lemak/cat/plesteran atau noda-noda lain yang diisaratkan oleh
pabrik.
9. Lantai Vinyl
9.1. Bahan dari lantai Linolium Heavy Duty dengan kwalitas baik, ukuran 30 x
30 cm2 dengan warna broken white kecuali dipersyaratkan lain.
9.2. Lantai dasar untuk vinyl adalah lantai beton tumbuk 1 : 4. lantai dasar ini
harus diperhatikan benar-benar kemiringannyan dan harus benar-benar
rata dan halus (diaci).
9.3. Harus dihindarkan adanya tonjolan-tonjolan. Sebelum bahan perekat
dioleskan ke permukaan lantai dasar, permukaan harus benar-benar
bersih bebas dari kotoran dan butir-butir pasir. Lantai dasar harus dalam
keadaan kering dan bebas dari minyak /lemak.
9.4. Bahan perekat dan cara pemasangannya menurut petunjuk pabrik yang
bersangkutan.
9.5. Tidak diperkenankan menggunakan perekat yang telah mengental, jadi
retak waktu dileskan ke permukaan lantai dasar vinyl harus dalam
keadaan cair. Harus diperhatikan pemasangan pada sudut-sudut tepi
pertemuan dengan memperhatikan gambar-gambar detail.
9.6. Vinyl yang telah dipasang harus dihindarkan dari injakan-injakan selama
24 jam setelah pemasangan, untuk memberi kesempatan perekat melekat
dengan sempurna. Vinyl harus dilidungi dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
9.7. Bila terjadi kerusakan-kerusakan, vinyl harus diganti dan lem yang
menempel dilantai harus benar-benar bersih terlebih dahulu, sebelum
dilakukan pemasangan kembali.
9.8. Vinyl yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda-noda yang
melekat sehingga betul-betul bersih.
2. CERMIN
2.1. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Tidak boleh berwarna belang-belang dan tanpa penyinaran berbeda.
- Tidak berbunga-bunga/garis-garis yang mengganggu penglihatan.
- Tidak boleh ada goresan.
2.2. Untuk cermin dipakai ukuran tebal 5 mm, pelindung belakang cermin : cat
water proof.
2.3. Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, terutama pemotongan
pinggiran cermin harus halus dan disesuaikan petujuk dalam gambar.
2.4. Cermin ditempel didinding dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrup
pada kios-kios di dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1
cm.
2.5. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku dan atau
sekrup kaca yang mempunyai dop verchrom.
2.6. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang
mengandung ammonia.
1. Cat Emulsi
1.1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan / bagian-bagian lain yang ditentukan didalam gambar.
1.2. Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar sejenis DANATOP
271 merk DANAPAINT, warna ditentukan Direksi lapangan.
1.3. Untuk dinding dalam bangunan digunakan jenis EMULSI ACRYLIC semutu
merk DANAPAINT dengan lapisan dasar ALKALI RESISTANCE SEALER 440-
2705 semutu merk DANAPAINT, warna ditentukan oleh Direksi lapangan.
1.4. Plamuur yang digunakan adalah plamuur tembok sejenis DANPLAMUR
WALLPUTTY 550-1967 merk DANAPAINT.
1.5. Sebelum dinding diplamuur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retak-retak dan pemborong harus meminta persetujuan Direksi
lapangan.
1.6. Pekerjaan plamuur dilakukan dengan pisau plamuur dari plat baja tipis
dan lapisan plamuur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata
1.7. Sesudah 7 hari plamuur terpasang dan percobaan warna sudah disetujui
Direksi lapangan, bidang dinding yang akan diplamuur diamplas dengan
amplas besi halus No.00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
1.8. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 lapis alkali resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 lapis acrylic emulsion dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
Lapis I encer (tambahan 20 % air)
Lapis II kental
Lapis III encer
1.9. Untuk warna-warna yang sejenis, pemborong diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
1.10. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang dinding merupakan bidang
yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
1.11. Pemborong harus menyediakan 5 galon cat dari warna-warna yang dipakai
dan diserahkan pada waktu penyerahan pertama, sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemilik.
2. Menie Kayu
2.1. Yang termasuk pekerjaaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan
multiplex plywood yang akan dicat, rangka langit, rangka-rangka atap pintu
dan / bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
2.2. Menie yang digunakan adalah sejenis merk PATNA warna merah.
2.3. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan
Direksi lapangan.
2.4. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu harus diamplas dengan
amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai
permukaan bidang licin dan rata.
2.5. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan 1 lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan
menie.
3. Cat Kayu
3.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil multiplex,
kosen kamper dan pintu-pintu dihalaman belakang dan bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
3.2. Cat yang digunakan adalah yang sejenis SYNTETIC ENAMEL warna
ditentukan Direksi lapangan setelah melakukan percobaan pengecetan.
3.3. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu semutu merk PATNA, warna
merah 1 lapis, kemudian diplamuur dengan plamuur kayu semutu merk
Danol plamuur sampai lubang-lubang / pori-pori terisi sempurna
3.4. Setelah 7 hari, bidang yang telah diplamuur dapat diamplas dengan
menggunakan amplas yang sesuai.
4. Lapisan Melamin
4.1. Untuk kayu dengan finishing melamin, mula-mula kayu harus digosok
terlebih dahulu dengan amplas halus dan semua lobang-lobang bekas paku
ditutup dengan bahan yang warnanya sesuai dengan warna kayu. Kemudian
dilapisi dengan bahan melamin sending sealer, setelah kering digosok
kembali dengan amplas halus untuk menghilangkan lapisan-lapisan sending
sealer yang tidak rata.
4.2. Terakhir kali dilapisi dengan lapisan melamic clear 2 x, dengan jarak antara
6 jam. Harus diperhatikan juga pada ujung-ujung kayu dibagian manaharus
diberi lapisan pelindung tersebut.
6. Menie Besi
6.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bidang besi yang
akan dicat besi, talang-talang seng kecuali pintu-pintu besi dan pagar-pagar
besi / bagian-bagian lain yang ditentukan didalam gambar.
6.2. Menie yang digunakan adalah manie besi sejenis merk Q.D REDLEAD
PRIMER Danapaint.
6.3. Semua besi hanya boleh dimenei ditapak proyek dan mendapat persetujuan
dari Direksi lapangan.
6.4. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, permukaan besi diamplas dengan
amplas besi, sehingga merupakan permukaan berwarna putih yang bebas
dari karat, besi yang mengelupas, lemak, minyak dan bahan-bahan kotor
lainnya.
6.5. Pekerjaan menie besi dilakukan dengan menggunakan semprot, dilakukan 1
lapis, sedemikian rupa sehingga bidang besi tertutup sempurna dengan
lapisan manie.
7. Cat Besi
7.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi dan pekerjaan besi lain yang
ditentukan dalam gambar.
7.2. Cat yang dipakai adalah yang sejenis dengan syntetic ENAMEL DANAPAINT
Super gloss.
7.3. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas
halus dan bebas debu, oli dan bahan-bahan lain yang dapat merusak cat.
7.4. Sebagai dasar lapisan dasar anti karat dipakai sejenis Zinc Chromat primer,
dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-ujung yang
tajam diberi touch up dengan 2 lapis zinc chromat primer setelah itu
lapisan tebal 40 micron diulaskan.
7.5. Setelah kering sesuadah 8 jam, maka bahan sejenis DANAQUICK UNDER
COAT diulas 1 lapis. Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhirnya
dioleskan bahan sejenis Danalux Enamel 3 lapis.
7.6. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor
(duco) sekurang-kurangnya 3 kali.
7.7. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak
ada gelembung-gelembung udara dan dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
1.1. Untuk semua dinding, kolom, plafon, lisplank beton dicat tembok warna
ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan berlangsung.
1.2. Semua bidang plesteran yang akan dicat, sebelum dicat tembok harus
diplamuur dengan merk yang sama atau minimal sekualitas supaya benar-
benar rata, lurus dan halus. Pelaksanaan harus baik, merata dan sedapat
mungkin menggunakan roller.
5. Bahan Cat
5.1. Cat kayu dan tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik setaraf dan
waktu tiba ditempat pekerjaan harus masih dalam aslinya.
5.2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung
endapan, yang sudah membatu, dan sesudah diaduk dengan baik harus
menjadi homogen, serta dapat disaputkan dengan mudah.
5.3. Warna dan cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada
campuran dari bermacam-macam warna dari tua atau lebih.
5.4. Cat yang sudah disetujui merk dan warnanya supaya diberitahukan kepada
pemberi tugas untuk memudahkan pemeliharaannya dikemudian hari.
2. Pagar Harmonika
2.1. Pagar terbuat dari tiang besi dan kawat harmonika yang di galvanish dengan
ukuran sesuai gambar.
2.2. Mutu baja tulangan / baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan
test laboratorium.
2.3. Setiap hubungan antara besi di las / di sekrup dengan baut.
2.4. Sedangkan hubungan tiang besi dan kawat harmonica dapat disekrup /
diikat / diklaim dengan kawat baja / sekrup.
2.5. Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan harus di meni dulu sebelum dipasang.
3. Pagar Wiremesh
3.1. Pagar terbuat dari tiang besi galvanish dan WIREMESH yang di galvanished
dengan ukuran sesuai gambar.
3.2. Mutu baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan test
laboratorium.
3.3. Setiap hubungan antara besi disekrup dengan baut.
3.4. Sedangkan hubungan tiang besi dan wiremesh dapat disekrup / diklem
dengan plat baja / sekrup.
3.5. Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan harus ditest sebelum dipasang.
3.6. Diameter wiremesh kawat minimal : 4 mm
3.7. Jarak wiremesh : 50 mm
3.8. Tinggi minimum wiremesh : 2000 mm
3.9. Panjang wiremesh : 2500 mm
3.10. Wiremesh jenis hot dip galvanized (Bristish Standard 443 1982) dan produksi
pabrik (mesin).
3.11. Typical coat galvanized minimal 60 micron, life time 10 th (minimum).
3.12. Tiang pagar panjang 2600 mm diameter 2 Hot Dipped Galavanized.
3.13. Pagar Bandar Udara dari wiremesh harus memenuhi standar spesifikasi
diatas dengan jaminan mutu ( factory sertificate ).
3. Built In Insert
3.1. Pemborong harus menyediakan semua Insert serta peralatan-peralatan
tambahan lain yang dibutuhkan yang harus dipendam dalam beton
maupun cara pemasangan yang lain.
4. Pentanahan
4.1. Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan sesuai dengan peraturan
yang ada.
4.2. Untuk itu pembohong harus membuat gambar kerja untuk persetujuan
Direksi Lapangan.
5. Finishing
5.1. Semua matrial yang dipasang harus sudah dalam keadaan difinished
dengan baik sesuai yang disyaratkan, finishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada matrial tersebut
maupun pekerjaan lain sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut
termasuk didalamnya : perbaikan,pengecatan kembali,pembersihan dan
lain-lain.
5.2. Semua peralatan dari Alarm yang dapat dilihat,seperti pipa conduit,yang
tidak ditanam, manual call, bell, fire fighting unit dan lain-lain harus
difinished dengan cat merah.
8. Fire Detector
8.1. Maksimum temperatur detector mempunyai daerah cakup + 20 M,dengan
temperatur maksimum + 60 derajat C.
8.2. Kombinasi maksimum dan rate of rise temperatur detector dengan
maksimum temperatur + 60 derajat Celcius dan mempunyai daerah cakup
+ 20 M2.
8.3. Smoke Detector (lonization), High Sesitivity, dipasang pada ketinggian + 3
M, daerah basement, ambient temperatur sekitar minimum + 20 derajat
celcius, maksimum + 50 derajat celcius, supply DC tidak lebih dari 100V.
9. Alarm Bell
9.1. Supply DC tidak lebih dari 100 V, type indoor.
9.2. Bell yang dipasang didaerah kantor mempunyai frequensi yang cukup,
sehingga dapat mengatasi noise level dengan tingkat sedang.
18.2. Pengadaan disertai dengan jaminan garansi 1 (satu) tahun dan service
gratis dihitung setelah test dan balancing dari peralatan-peralatan yang
dipasang.
19. Pemasangan air curtain
19.1. Panjang 90/120 cm.
19.2. Tegangan satu phase + nol 220 volt 50 Hz, dilengkapi dengan saklar law,
medium, high dan lampu indicator.
19.3. Cara pemasangan : sedikit lebih besar dari lebar ambang pintu, bila
dipasang lebih dari satu buah air-curtain pada satu ambang pintu,
sambungan listriknya diambilkan dari phasa yang berlainan dan
pemasangan tidak mengganggu daun pintu.
19.4. Pada waktu dilakukan testing dan balancing dari peralatan AC air-curtain
dicoba/disesuaikan pada posisi kecepatan yang sesuai, agar diperoleh
efisiensi yang tinggi dalam pengoperasian air-condition.
25. Lain-lain
25.1. Pekerjaan harus baik dan rapih.
25.2. Sebelum pekerjaan diserahkan pemborong harus menyesiakan satu set
perkakas (toolkit) untuk keperluan penawaran dan perbaikan.
25.3. Pada ujung gravity roller dipasang penahan barang.
25.4. Semua bahan yang dipakai sesuai dengan iklim Indonesia dan terlindung
dari karat dan sebelum digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi terlebih dahulu.
3. Pekerjaan Landscape
3.1. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti :
- Pekerjaan rumput, pohon pelindung dan hias.
- Pekerjaan pemasangan tanda lalu lintas.
- Pekerjaan seni taman.
- Pekerjaan pemasangan lampu taman.
- Pekerjaan lain yang dinyatakan dalam gambar yang termasuk
pekerjaan landscape.
3.2. Pasir yang dipergunakan untuk rabat beton, pasangan pekerjaan-pekerjaan
yang termasuk pekerjaan landscape adalah pasir pasang yang diambil dari
sungai.
3.3. Untuk penanaman rumput tanah asal ditimbun dengan tanah yang baik.
Untuk tanaman-tanaman hias diambil setinggi (5-15)cm.
3.4. Untuk tanaman-tanaman perdu, diadakan galian minimum 40 cm
disesuaikan dengan jenis tanamannya, dan ditimbun dengan tanah yang
dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan yang sesuai.
3.5. Untuk tanaman-tanaman pelindung/pohon diadakan penggalian minimum
80 cm disesuaikan dengan jenis/besarnya pohon dan ditimbun dengan
tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan yang
sesuai.
3.6. Cara-cara penanaman harus sesuai dengan cara penanaman yang lazim
bagi tiap-tiap jenis tanaman.
3.7. Dalam masa penanaman tanaman-tanaman pemborong. Diwajibkan
memelihara sampai tanaman tanaman tersebut dinyatakan tumbuh, dan
tanaman-tanaman yang mati harus diganti sesuai dengan besar dan jenis
pohon.
3.8. Untuk tanaman-tanaman perdu dan tanaman-tanaman pelindung sesudah
ditanam harus dilengkapi tiang-tiang pengaman dari gangguan manusia
maupun binatang.
3.9. Untuk pekerjaan pemasangan tanda lalu lintas dan lampu taman,
pemborong diharuskan menunjukan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan.
3.10. Untuk pekerjaan seni taman harus dilakukan oleh ahli dalam bidang ini.
3.11. Untuk pekerjaan lain yang dinyatakan dalam gambar yang termasuk
pekerjaan landscape harus dikerjakan sesuai gambar dan petunjuk pihak
Direksi.
2. Pekerjaan Galian
2.1. Profil Parit Galian
2.1.1. Kedalam galian adalah sebagai berikut :
- Untuk pipa dengan diameter 4 = 0,90 meter
- Untuk pipa dengan diameter 3 = 0,90 meter
- Untuk pipa dengan diameter 2 = 0,60 meter
- Lebar disesuaikan dengan keadaan lapangan.
2.8. Lain-lain
2.8.1. Gambar revisi Jika ada penyimpangan-penyimpangan dari gambar
rencana, pemborong harus membuat gambar revisi yang disyahkan
oleh Direksi.
2.8.2. Sehubungan dengan uraian dan syarat-syarat teknik tersebut diatas,
penentuan volume dan jenis barang dihitung bersama antara panitia
pelelangan dan rekanan yang hadir, sebagai dasar bersama harga
penawaran.
2.8.3. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pemborong, tetapi tidak
dijelaskan dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini harus
dilaksanakan oleh pemborong supaya tercapai suatu penyelesaian
pekerjaan yang memuaskan.
1. Pekerjaan Pendahuluan
1.1. Situasi. Tempat pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas adalah dibandar udara.
1.2. Halaman Tanah dan pengukuran diserahkan pada pemborong dalam keadaan
sesuai pada saat pemberian pekerjaan.
1.3. Ukuran dan Ukuran Duga Pokok.
1.4. Ukuran-ukuran secara umum tercantum dalam gambar sedangkan ukuran-
ukuran secara detail akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi.
1.5. Ukuran pokok 0.00 akan ditentukan oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai
dan dicantumkan pada tiang (patok), dan hanya boleh dibongkar sesudah
pekerjaan selesai.
1.6. Peil dari permukaan jalan pada prinsipnya mengikuti terrain tanah asli
terkecuali apabila dikhawatirkan akan tergenang air atau melampaui landai
maximum yang ditentukan oleh jalan, maka badan jalan dibuat diatas timbunan
dan apabila terlalu tinggi dibuat diatas galian.
1.7. Berhubung kemungkinan adanya ketidak cocokan atau kekhilapan dari ukuran-
ukuran, pemborong harus meneliti kembali gambar-gambar yang bersangkutan.
Jika ternyata terdapat kekhilapan pemborong harus memberitahukan kepada
Direksi untuk diadakan koreksi.
1.8. Semua biaya penetapan ukuran dalam pelaksanaan pembuatan tiang-tiang
(patok) menjadi tanggung jawab pemborong.
2. Pekerjaan Tanah.
2.1. Pekerjaan pembersihan, adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
membersihkan jalur yang ditetapkan untuk jalan dan tempat parkir, dari semua
jenis pohon, tanaman, semak/belukar, termasuk bekas-bekas pohon.
2.2. Lebar jalur yang harus dibersihkan rata-rata disesuaikan dengan ukuran-
ukuran dalam gambar.
2.3. Apabila terjadi penimbunan dibawah badan jalan / parkir timbunan harus
dikerjakan lapis demi lapis dipadatkan hingga sempurna.
2.4. Untuk meletakkan badan jalan / parkir, maka lapisan humus harus
dibersihkan, kemudian peil jalan disesuaikan bila terlalu rendah harus ditimbun
tanah, dengan jenis tanah urug sesuai dengan CBR tanah yang direncanakan.
Kemudian dipadatkan hingga sempurna dan mencapai peil yang telah
ditetapkan.
2.5. Pekerjaan tanah berm, harus diratakan sesuai dengan gambar, mengenai
kemiringan-kemiringannya dan pekerjaan harus dilakukan dengan baik
hingga menghasilkan pekerjaan akhir yang sempurna.
3 100 100
1,5 80-100 100
60-100 80-100
3/8 45-65 55-80
No. 4 30-50 40-60
No. 8 20-40 30-50
No. 30 10-30 15-30
No. 200 0-10 0-10
5.3. Bahan sirtu dapat dihampar pada bagian tanah dasar / sub grade yang
telah didapatkan dan telah mencapai kepadatan yang ditentukan. Tebal
lapis hamparan harus sama dan telah mengikuti bentuk profil jalan. Untuk
mendapatkan tebal yang sama maka kontraktor harus memasang patok-
patok petunjuk tebal pada as jalan dan kedua tepi dengan jarak maximum
10 m.
5.4. Apabila hamparan sudah cukup rapih, maka dapat segera diikuti dengan
penggilasan dengan menggunakan mesin gilas seperti pada pasal b ayat 1
Sp 0021.2.
5.5. Penggilasan dilakukan sehingga mencapai kepadatan yang ditentukan dan
apabila ada bagian yang mengalami penurunan segera ditambahkan bahan
yang sejenis lalu digilas kembali sampai tidak goyah lagi.
1 100 %
85-100 %
No. 4 55-85 %
No.10 40-70 %
No.40 25-45 %
No.200 10-25 %
9.3. Campuran batu aggregate harus seragam, dan dalam segala hal
pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan molen beton.
9.4. Apabila bahan aggregate telah tercampur secara merata maka dapat diikuti
kemudian dengan pencampuran bahan aspal.
9.5. Aspal yang digunakan adalah sejenis dengan RC II atau AC.60/70. Jumlah
aspal dalam pencampuran tidak kurang dari 6 %terhadap berat bahan
aggregate.
9.6. Penghamparan bahan kolakan yang telah siap dapat dilaksanakan dalam
keadaan dasarnya / besenya kering dan bersih, tidak hujan dan
permukaan pondasi sudah diprime coat.
9.7. Penggilasan dari konstruksi/lapisan kolakan yang telah dihampar
dilakukan dengan mesin giling sesuai dengan pasal b ayat 1 Sp0021.2
sampai betul-betul padat dan tidak goyah lagi.
9.8. Kalau terdapat bagian-bagian yang tidak rata/menurut profil, maka segera
disempurnakan dengan menambahkan bahan sejenis lalu digilas sampai
padat.
100 %
No.4 70-100 %
No.10 35-30 %
No.40 25-50 %
No.200 8-25 %
10.4. Kadar aspal dan campuran /mixture diperhitungkan dari berat campuran
seluruhnya dan berkisar antara 5,5-10 %.
10.5. Persyaratan-persyaratan lain yang sehubungan dengan asal mixing plan
(AMP), harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku pada umumnya,
sehingga dalam segala hal dapat terciptanya pekerjaan yang lancar dengan
hasil yang bermutu.
10.6. Bahan beton aspal/hot mix yang telah siap dari AMP, dapat dihampar
dalam keadaan dasarnya / basenya kering dan bersih tidak hujan dan
permukaan pondasi sudah diprime coat. Bahan hot mix yang dihampar
masih mempunyai temperature antara 145 C-160 C atau sesuai petunjuk
Pemimpin Proyek/Direksi.
10.7. Hamparan hot mix dengan ketebalan yang telah ditentukan oleh pemimpin
proyek / Direksi dapat digilas dengan seizin dengan aturan-aturan
penggilasan beton aspal yang baik. Untuk penggilasan harus disediakan
masing-masing three whell rollers, dual tandum rollers, three oxle whell
roller dan phneumatic tours rollers kecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi.
10.8. Penggilasan pada hamparan pertama dimulai pada kedua tepinya dan
diteruskan kearah tengah, sedangkan pada hamparan berikutnya
penggilasan dimulai dari sisi luar menuju kearah bagian yang telah
dipadatkan.
10.9. Penggilasan harus dilaksanakan terus-menerus sehingga semua bekas
penggilasan hilang dan bentuk permukaan telah sesuai dengan profil dalam
gambar kerja serta mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
10.10. Guna keperluan penyelidikan komposisi, kepadatan dan kerapatan,
kontraktor harus mengambil sample / contoh yang sudah selesai dengan
menggunakan core drill.
10.11. Kontraktor harus mengganti / memperbaiki kembali bagian yang diambil
samplenya dengan beban biaya kontraktor sendiri. Apabila dari hasil
penyelidikan terdapat bagian yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan
batas-batas toleransi yang ditentukan, kontraktor harus mengadakan
perbaikan sedemikian sehingga dapat memenuhi persyaratan.
1.3. PENDORONG
Semua pekerjaan instalasi sound system harus dilaksanakan oleh
perusahaan yang pernah mengerjakan sebagai instalasi sound system pada
proyek-proyek yang dianggap kopeten minimum sebanyak 5 x dan atas
dasar beberapa sertifikat yang pernah didapat dari system pelaksanaan
instalasi yang dimaksud.
1.4. GAMBAR
1.4.1. Gambar instalasi sound system menunjukan pekerjaan instalasi
sound system yang harus dikerjakan dimana didalamnya
digambarkan denah / lay out diagram system beserta besar-
besarnya.
1.4.2. Pemasangan instalasi yang menyimpang dari gambar karena kondisi
lapangan harus mendapat persetujuan dari konsultan dan pemilik.
1.4.3. Persetujuan tersebut diatur, tidaklah berarti membebaskan
pemborong dari kewajibannya untuk memasang instalasi dengan
cara yang betul, ahli, tepat fungsinya, ukurannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
1.4.4. Gambar-gambar arsitektur, struktur plumbing, air conditioning,
listrik, dan kontrak-kontrak lainnya haruslah menjadi referensi
untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhannya.
1.4.5. Pemborong harus menyesuaikan peralatan-peralatannya terhadap
design.
1.4.6. Pemborong harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui
konsultan sebelum memulai pelaksanaan, selambat-lambatnya 2
minggu setelah penunjukan pemenang lelang.
1.4.7. Pemborong harus menyertakan brosur lengkap (technical
description) mengenai peralatan yang ditawarkan untuk
mendapatkan persetujuan konsultan.
1.4.8. Pemborong harus menyerahkan kepada pemilik :
1 copy technical description dan manual dari cara operasi lengkap
dengan writing secara circuit diagram.
4 copy as built drawing, sebelum serah terima pekerjaan kepada
pemilik.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pengkabelan untuk speker-speker
box dan speker inti.
2.2. Pengadaan dan pemasangan unit-unit amplifiler dan sound systemnya
untuk ruang sidang dan ruang serba guna.
2.3. Testing dan balancing dari semua system sehingga diperoleh performance
yang baik secara keseluruhan.
3. KOORDINASI PEKERJAAN
Dalam hal pekerjaan sound system bersama-sama pekerjaan sipil dan lain-lain,
maka untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap kontraktor harus mengkoordinir,
menyesuaikan skedule pelaksanaannya dengan kontraktor lainnya atas petunjuk
Direksi lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
5. DAFTAR BAHAN
5.1. Setelah penunjukan pemborong diminta untuk menyerahkan brosur
(technical description) yang diminta sesuai dengan skeduke materi dan
brosur.
5.2. Semua material yang tercantum dalam skeduke material / brosur bersifat
mengikat dan merupakan lampiran dokuman penawaran.
5.3. Pemborong harus menyerahkan daftar material yang belum tercantun
dalam skedule material selambat-lambatnya 3 minggu setelah penunjukan
pemenang lelang, untuk mendapat persetujuan dari konsultan / Direksi
lapangan. Daftar dibuat 4 disertai dengan brosur dan keterangan lain yang
diperlukan.
7. GARANSI
Semua peralatan yang dipasang harus mendapat garansi sebagaimana mestinya.
8. SISTIM
8.1. System mempunyai sebuah master yang terletak diruang operator terdiri
dari master unit input, source mempunyai input dari cassette recorder,
tape reel recorder dan micropon, satu unit mixer, amplifler dan satu buah
switching unit.
8.2. Disamping master unit diatas, ada dua buah sub unit yang terdiri dari
mikropon dan push button interuptor (paging desk).
8.3. Kedua sub unit merupakan input dari satu unit power amplifier yang
terletak dibagian ruang rapat dan didalam ruang operator, dan sebelumnya
ke speaker masuk ke bagian switching unit yang ada dimaster.
8.4. Untuk instalasi system pengembangan kebanyakan memulai outlet, out let
yang dipasang ditembok atau ditempat lain bila diperlukan dengan petujuk
Direksi lapangan.
13. MIKROPON
- High independence unit directional
- Preq responce : 500-6000 Hz
- Sensitivity : 0,2 MV / UB
- Merk : Philips atau setara
15. KONSULE
Bahan dari metal 1,5 mm, rangka besi, system rak kabinet dengan 4 rak dengan
rel yang bisa keluar masuk (drawable) tinggi max 1,5 m, warna frame hitam,
penutup aluminium.
17. INSTALASI
17.1. Untuk daerah yang tidak menggunakan celling gantung kabel ditanam
dalam beton langit-langit dan turun kebawah melalui dinding atau kolom.
17.2. Untuk daerah yang menggunakan celling gantung, kabel ditarik dalam pipa
corduit logam dan dipasang diatas celling. Pipa corduit harus diklem setiap
jarak 50 cm pemasangan harus mengikuti as built.
17.3. Tidak diperkenankan mengadakan penyambungan-penyambungan kabel
diluar kontak speaker maupun mikropon out let atau switching unit.
17.4. Pemasangan speaker unit, built in dalam almari / dinding rak. Untuk itu
pemborong harus meminta persetujuan dari Direksi lapangan.
17.5. Penempatan unit speaker maupun speaker box harus memperoleh
persetujuan Direksi.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan renovasi dan rehabilitasi meliputi pekerjaan :
Pembongkaran :
- pembongkaran dinding batu.
- Pembongkaran dinding partisi.
- Pembongkaran kusen-kusen pintu dan jendela.
- Pembongkaran plafon dan rangka plafon.
- Pembongkaran rangka atap dan penutup atap.
- Pembongkaran instalasi listik.
- Pembongkaran instalasi air.
- Pembongkaran lantai dan penutup dinding.
- Pembongkaran talang.
- Pembongkaran saluran air / drainage.
- Pembongkaran jalan dan halaman parkir.
- Pembongkaran pagar.
- Atau penggantian / perbaikan bagian-bagian bangunan lainnya
yang dibongkar atau rusak atas petunjuk Direksi.