3. UKURAN TINGGI ➢ Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan
DAN UKURAN dalam cm
PATOK ➢ Ukuran tinggi peil lantai bangunan 60 cm diatas permukaan jalan
yang dianggap sebagai titik duga kurang lebih 0,00 dan
ketepatan posisi lantai tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan.
➢ Penentuan peil lantai bangunan, berpatokan terhadap ketinggian
Lantai Bangunan Existing yang ada atau ketinggian permukaan
urugan dan disesuaikan dengan gambar rencana, dengan
mendapat persetujuan pengawas.
➢ Ukuran duga/titik duga harus dipasang permanen, terbuat dari
Rangka kayu (8 x 12 cm) yang diketam rata pada semua
sisinya, kemudian ditanam ketanah minimal sedalam 1 meter.
Titik duga ini merupakan merupakan titik ikat yang harus dibuat
kontraktor dibawah pengamatan Pengawas Lapangan dan
dijaga posisi dan ketepatannya selama pelaksanaan dan
penempatannya tidak terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.
➢ Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan
Pengawas denganpatok-patok yang dipancang dan disambung
dengan papan bouwplank yang diketam rata pada sisi atasnya.
➢ Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat
waterpass atau theodolite.
➢ Adukan/Campuran :
a. Adukan trasram 1 PC : 3 Pasir di pergunakan untuk :
➢ Pasangan batu batako setinggi 30 cm di atas sloop beton
➢ Plesteran trasram beton setinggi 30 cm di atas
permukaan lantai
➢ Plesteran siku bangunan, siku beton dan plesteran kedap
air pada KM/WC sesuai gambar kerja
b. Adukan trasram 1 PC : 3 Pasir di pergunakan untuk :
➢ Pasangan batako trasram kedap air KM/WC, bak air
sesuai gambar setinggi 180cm
➢ Plesteran dinding saluran air hujan
➢ Plesteran trasram tembok di atas pasangan tehel plint.
c. Adukan 1 PC : 5 Pasir di pergunakan untuk :
➢ Pasangan dinding di luar pasangan trasram
➢ Plesteran didnding di luar plesteran trasram dan
plesteran beton
➢ Plesteran/brapen pondasi Kettebalan plesteran jika tidak
ditentukan lain adalah 15 mm untuk plesteran didnding,
kecuali utuk plesteran/brapen pondasi dengan ketebalan
minimal 20 cm.
➢ Cara Pelaksanaan :
a. Pasangan trasram tembok di pasang merata sesuai gambar
kerja di atas permukaan sloop pada pelaksanaan
pemasangan didinding hari pertama
b. Pasangan trasram tembok kedap air di pasang merata
dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 8 baris pasangan
c. Pasangan tembok selanjutnya secara terkontrol dan
waterpas, baik pada posisi horisontal maupun sisi vertikal.
d. Untuk setiap 8 baris pasangan batu batako harus dipasang
angker pengikat yang tertanam pada kolom maupun
pasangan batako lainnya.
e. Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan
siaran pasangan sehingga plesteran mendapat pasangan
yang baik.
f. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga dan dengan
kondisi pengeringan pelsteran 80 %, bidang pelsteran sudah
dapat dicuci.
g. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus,
berombak dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya kontraktor.
1. Lingkup Pekerjaan.
8. PEKERJAAN
PASANGAN Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
LANTAI /TEGEL a. Pemasangan lantai keramik Polos ukuran 40 x 40cm
dipasang pada lantai bagian dalam bangunan termaksud
teras Ex Ikad
b. Pemasangan Tegel keramik anti slip ukuran 25 x 25 cm,
dan 25 x 25 pada bagian KM/WC sesuai dengan gambar
kerja Ex. Ikad.
c. Pemasangan Dinding Tegel keramik ukuran 25 x 40 cm,
sesuai dengan gambar kerja Ex. Ikad.
d. Pemasangan Rabat beton dengan ketebalan 5 cm dipasang
dibawah Lantai Keramik dan Rabat Beton keliling bangunan
dengan ketebalan 5 cm
2. Bahan/material :
a. Tegel Keramik yang dipakai adalah dari tegel Keramik Polos
warna ditentukan kemudian, produksi dalam Negeri, ukuran
40 x 40 cm dan mempunyai sisi-sisi yang rata dan tegak
lurus Ex. Ikad
b. Tegel keramik Anti Slip KM/WC yang dipakai adalah dari
tegel Keramik Polos, produksi lokal, ukuran 20x20 cm dan
20x25 dengan yang mempunyai sisi-sisi yang rata dan tegak
lurus Ex. Ikad.
c. Tegel Dinding keramik KM/WC yang dipakai adalah dari
tegel Keramik Polos, produksi lokal, ukuran 25x40 cm
dengan yang mempunyai sisi-sisi yang rata dan tegak lurus
Ex. Ikad.
3. Adukan
Adukan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Adukan 1 PC : 5 Pasir untuk pasangan tegel keramik
b. Adukan 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil dipergunakan untuk rabat
beton.
4. Pelaksanaan pekerjaan.
a. Pasangan tegel Keramik
➢ Dasar untuk lantai harus terdiri dari pasir urug setebal 5
cm yang dipadatkan merata, setelah terlebih dahulu
diteliti kepadatan terhadap peil yang telah ditentukan.
➢ Sebelum pemasangan tegel harus dibersihkan dari debu
bagian bawahnya.
➢ Nat antara tegel satu dengan tegel lainnya maksimum 2
mm.
➢ Leveling dan pembagian tegel harus benar-benar
diperhitungkan dan sedapat mungkin menghindari
pemotongan tegel khususnya pada pintu masuk.
Kerataan dan penyikuan pasangan tegel harus benar-
benar terjaga sehingga pekerjaan dapat maksimal.
➢ Pengecoran nat/siar-siar dengan air semen dapat
dilakukan setelah pasangan agak kering dibersihkan dari
kotoran.
b. Pasangan Rabat Beton.
➢ Dasar untuk pasangan rabat beton harus terdiri dari
lapisan pasir urug setebal 5 cm padat.
➢ Rabat beton dipasang dengan kemiringan 1 % sampai
dengan 3 % terhadap saluran air hujan.
9. PEKERJAAN KAYU a. Pekerjaan rangka plafond dan plafond rangka Kaso 5/7
➢ Pemasangan rangka plafond disesuaikan dengan gambar
kerja, yaitu dipasang Kaso 5/7 ukuran 60 x 120 cm baik
pemasangan plafond dalam ruangan maupun untuk
palfond teras/selasar sedangkan untuk rangkanya
disesuaikan dengan gambar kerja.
➢ Semua rangka plafond menggantung pada rangka induk
yang dipasang pada sisi tembok dan diatas rangka kuda-
kuda atau sesuai dengan gambar kerja, sehingga rangka
plafond benar-benar kaku dan tidak melendut.
➢ Sebelum mengerjakan pemasangan rangka
induk/Rangka pembagi terlebih dahulu harus
memperhitungkan adanya pekerjaan elektrikal yang
sudah harus selesai pemasangannya sebelum
dilaksanakannya penutupan bidang plafond
➢ Plafond yang dipasang pada bagian bangunan
menggunakan plafond Kalsiboard 3mm, dan di kompon
dengan halus dan rata agar nantinya tidak
bergelembung.
➢ Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Kontruksi kuda-kuda terdiri dari gording, ikatan
angin, balok pengaku, papan listplank dan balok konsol,
atau pekerjaan lainnya yang tertera dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan rangka langit-langit dan rangka penggantung atau
balok induk dan balok pembagi dilengkapi dengan anker
yang tertanam dalam tembok sesuai dengan gambar kerja
dan bestek.
c. Pekerjaan kusen pintu, rangka daun pintu/jendela dan
segalah sesuatu yang termasuk dalam pekerjaan ini.
b. Pekerjaan Kap/Kuda-kuda/Gording/Listplank
➢ Sebelum melaksanakan pemotongan kayu, maka
kontraktor harus terlebih dahulu mengadakan penelitian
mengenai ukuran untuk tiap bagian fungsi
➢ Pekerjaan kap/kuda-kuda/gording/listplank harus
mengikuti gambar kerja
➢ Pemasangan kuda-kuda kecuali ditentukan lain oleh
pengawas baru dapat dilaksanakan setelah umur beton
ringbalk mencapai kekuatan maksimal
➢ Kuda-kuda yang dipasang hanya dapat dipasang mati
setelah sebagian besar struktur kuda-kuda terpasang
dan ketepatan garis vertikal dan horizontal telah
disetujui oleh pengawas
➢ Kuda-kuda yang dipasang harus dilengkapi dengan
pembautan, besi palt, besi beugel dan lain-lain sesuai
dengan jumlah dan kondisi dalam gambar kerja
➢ Baut-baut yang dipasang harus kualitas fabrikan dan
jenis besi kualitas tinggi, ulirnya tidak mudah rusak
➢ Pemasangan gording harus rata dan benar sehingga
dijamin kedudukan penutup atap mumpunyai landasan
yang bagus
➢ Penyambungan kayu gording harus tepat diatas
tumpuan kuda-kuda dan tidak diperkenankan
menyambung gording pada bagian tengah antara kuda-
kuda
➢ Pekrerjaan papan listplank dipasang ganda/bersusun
sesuai dengan gambar kerja
➢ Pemyambunagn papan listplank secara horizontal harus
benar-benar rapat dan tidak dibenarkan memasang
papan pecah atau yang mempunyai permukaan yang
melengkung
c. Pekerjaan Daun Pintu dan Daun Jendela
➢ Rangka pintu dan jendela harus benar-benar kaku, lurus,
kokoh dan rata agar dapat dengan mudah dibuka dan
ditutup
➢ Semua pintu kayu dibuat dengan model panil dan
ukurannya harus disesuaikan dengan gambar kerja
➢ Penyambungan panil harus menggunaan pasak dan lem
kayu, tidak boleh menggunakan paku
➢ Untuk daun jendela dibuat dengan model dan ukuran
yang disesuaikan dengan gambar kerja
➢ Penyambungannya harus menggunakan pasak dan lem
kayu, tidak boleh menggunakan paku
➢ Pekerjaan yang tidak rapi, kasar, bengkok dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan harus
dibongkar dan diganti dengan yang sesuai dengan
gambar kerja dan biaya penggantiannya ditanggung oleh
kontraktor
ASTM-C-22-91
ASTM-C-36-83
ASTM-C-840-83
ASTM-E-119-83
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan Khusus
Pelaksanaan
11. PEKERJAAN ➢ Bahan penutup atap yang dipakai adalah Spandek produksi
PENUTUP ATAP dalam negeri kualitas baik dengan memenuhi persyaratan SNI
➢ Untuk seluruh bagian penutup atap ini harus berasal dari satu
pabrik sehingga keseragaman dan kekuatan serta mutu bahan
tesebut dijamin.
➢ Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan
rangka atap, sesuai dengan gambar kerja.
➢ Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan
gording/rangka atap, pengetesan kerataan permukaan gording
ini harus dibantu dengan benang yang ditarik baik secara
horizontal maupun diagonal.
➢ Penyelesaian bubungan/nok atap, dari bahan yang sejenis
dengan penyelesaian pemasangan yang rata.
➢ Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya pemborong.
➢ Sebelum nok dipasang, maka lapisan nok termasuk jurai harus
terlebih dahulu dipasang lapisan karet untuk mencegak
kebocoran.
12. PEKERJAAN ➢ Untuk semua pintu menggunakan kunci merk setara Champion
PENGGANTUNG
DAN PENGUNCI ➢ Engsel-engsel pintu dan jendela :
a. Engsel yang digunakan harus menggunakan yang
mempunyai ketahanan SNI
b. Semua engsel yang dipakai harus memeprgunakan kualitas
yang baik anti karat atau dengan bahan stenlis steel.
c. Pemasangan engsel pada daun pintu harus berjumlah 3
buah dan daun jendela harus 2 buah.
d. Pekerjaan yang tidak rapi, kasar dan tidak mempergunakan
bahan yang telah ditentukan harus dibongkat dan diganti
dengan yang sesuai atas biaya pemborong.
➢ Grendel dan kait angin.
a. Untuk setiap pintu masuk yang terdiri dari dua daun pintu
dilengkapi dengan grendel pintu sebanyak 2 buah yang
dipasang dibagian atas dan bawah.
b. Ukuran grendel yang dipasang pada daun pintu adalah 10
cm.
c. Untuk setiap daun jendela dipasang sebuah grendel.
d. Kualitas grendel adalah terbuat dari besi yang dilapisi stenlis
steel anti karat
e. Tipa jendela harus dipasangkan kait angin masing-masing 2
buah
f. Jenis kait angin yang dipasang harus kualitas baik.
➢ Cara pemasangan
a. Cara pemasangan harus rapi, kuat dan mudah
dipergunakan.
b. Pemasangan semua alat penggantung dan kunci harus
benar-benar kokoh dan semua accessorienya yang terdapat
dalam perangkat alat penggantung tersebut harus dipasang.
c. Pemasangan yang tidak baik, goyak atau mudah lepas harus
diperbaiki dan dibongkar atas biaya pemborong.
d. Pastikan setiap engsel dan grendel serta kait angin memiliki
skrup yang lengkap.
13. PEKERJAAN KACA ➢ Kaca-kaca yang dipasang baik untuk pasangan kaca mati
maupun jendela kaca menggunakan kaca polos 5 mm
➢ Pemasangan kaca bagian alur dipasang perekat sealant atau
sielant sehingga pada saat terjadi guncangan tidak bergetar
➢ Pemasangan kaca harus rata dan tidak rapat mengingat
kemungkinan menggelembung/mengembang dan menyusut
akibat perubahan temperature.
14. PEKERJAAN ➢ Untuk bidang tembok, sebelum dicat terlebih dahulu harus diaci
CAT/FINISNING untuk mendapatkan permukaan tembok yang rata dan halus.
➢ Pengecatan tembok atau bidang yang telah diaci, bilamana
dianggap oleh pengawas masih belum mendapatkan permukaan
yang rata, kontrkaotr harus mengadakan acian ulang pada
bagian yang belum rata kemudian diamplas kembali baru
pengecatan dapat diteruskan.
➢ Merk cat tembok dan plafond adalah merk Altex atau setara,
tidak diperkenankan menggunakan merk lain yang berasal dari
2 (dua) pabrik, warna cat akan ditentukan kemudian.
Pengecatan Dilakukan dengan cat dasar dan cat inti dengan
permukaan yang sama rata.
➢ Pemakaian jenis cat untuk masing-masing pekerjaan harus
terdiri dari merk, warna dan nomor seri yang sama untuk
mendapatkan keseragaman.
4. Cara Pelaksanaan.
a. Pekerjaan KM/ WC/ Toilet.
➢ Kran air pada setiap bak mandi, pada toilet atau
ditempat yang ditunjuk dalam gambar kerja.
➢ Kemiringan lantai KM/WC harus dapat mengalirkan air
kearah lubang cleanout/floordrain.
➢ Pemasangan dinding KM/WC, meja beton pantri dan
bidang lainnya dengan lapisan porseling ataupun kramik
harus mengikuti ukuran yang tertera dalam gambar
kerja.
➢ Seluruh pemasangan sistem ini harus diuji coba,
sebelum pekerjaan finishing bangunan diselesaikan,
sehingga kebocoran atau kerusakan dapat dihindarkan.
➢ Floor drain dipasang diatas permukaan lantai KM pada
setiap KM/WC, dan pipa pembuang air grey water
menggunakan pipa 2 inchi yang berhubungan satu
dengan pipa lainnya untuk dialirkan menuju
septicktank/rembesan. Air buangan wastafel dan floor
drain mengunakan pipa PVC 2 Inch bekas digunakan
PVC Type AW diameter 2 inchi yang berhubungan satu
dengan pipa lainnya untuk dialirkan menuju drainase
dan riol kota
➢ Saluran air kotor yang berhubungan dengan closet
digunakan pipa PVC type AW diameter 4 inchi langsung
menuju septicktank.
➢ Untuk semua pemasangan sistem perpipaan yang
menembus pondasi ataupun pasangan harus terlebih
dahulu dipasang minimal harus diperhitungkan bahwa
pekerjaan perpipaan tersebut tidak mengakibatkan
pembongkaran struktur bangunan.
➢ Seluruh sistem ini harus diuji coba, sebelum pekerjaan
finishing bangunan diselesaikan, sehingga kebocoran
atau tidak berfungsinya pipa dapat dihindarkan.
b. Pekerjaan saluran air hujan keliling Bangunan.
➢ Ukuran saluran air ini dibuat sesuai dengan gambar
kerja.
➢ Bagian saluran yang memotong jalan atau anak tangga
harus dipasang plat beton atau buis beton sesuai ukuran
saluran air yang terpasang.
➢ Semua saluran hujan keliling bangunan harus saling
berhubungan dengan asumsi dialirkan ke drainase
kompleks untuk dibuang menuju ke riul kota.
➢ Kemiringan lantai saluran ini dibuat gravitasi sehingga
dasar saluran tidak menjadi daerah endapan lumpur air.
➢ saluran air hujan diplester licin
c. Pekerjaan Septicktank dan rembesan.
➢ Ukuran dan peletakan bak septicktank dan bak
rembesan harus dipasang sesuai dengan gambar
rencana.
➢ Pasangan Septicktank dibuat dari pasangan batu gunung
adukan 1 PC : 4 Pasir, dan saluran bidang dalam
septicktank harus diplester dengan 1 PC : 2 Pasir.
➢ Pipa yang digunakan dalam penyaluran air bekas, air
kotor dan lainnya dari jenis PVC tipe AW, ukuran sesuai
rencana.
➢ Hubungan antara septicktank dan rembesan dipasang
pipa PVC sejenis yang diluang secara beraturan
kemudian dilapisi/ dibungkus dengan lapisan ijuk.
Lingkup pekerjaan.
16. PEKERJAAN
INSTALASI Seperti dalam gambar rencana, pekerjaan instalasi listrik meliputi
LISTRIK penyediaan dan pemasangan semua bahan yang diperlukan dalam
pekerjaan ini.
Adapun Lingkup Pekerjaan meliputi :
1. Pembuatan shop drawing sebelum melaksanakan pekerjaan.
a. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
b. Uji coba berfungsinya aliran listrik setelah pemasangan
instalasi.
c. Panel penerangan dan panel distribusi induk dan
instalasinya.
d. Pemasangan miniatur circuit breaker, (MCB) pada bangunan.
e. Pemasangan sistem Pentanahan.
f. Pengujian dan percobaan.
2. Ketentuan Umum.
a. Pekerjaan pemasangan instalasi ini harus dilaksanakan oleh
instalatur yang sudah mempunyai izin yang disyahkan oleh
PLN setempat.
b. Pemasangan instalasi listrik jika tidak disyaratkan lain,
adalah dengan kondisi siap menyala.
c. Gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat.
Gambar-gambar system ini menunjukan secara umum tata
letak dari peralatan instalasi yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan
gambar-gambar kerja dan detail Working Drawing serta
harus diajukan kepada Direksi untuk disetujui.
e. Setiap Gambar Kerja yang diajukan untuk disetujui oleh
Direksi, dianggap bahwa kontraktor telah mempelajari
situasi dan telah berkonsultasi dengan Pemborong Pekerjaan
Instansi lainnya.
f. Pemborong pekerjaan instalasi hendaknya dalam
melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
pemborong lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
g. Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis
pekerjaan yang satu tidak menghalangi pekerjaan yang lain.
h. Semua bahan-bahan yang dipasang harus dalam keadaan
baik, berkwalitas baik dan sesuai dengan gambar spesifikasi
yang dimaksud.
i. Selambat-lambatnya 2 minggu setelah kontraktor menerima
persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan listrik,
kontraktor harus sudah menyerahkan daftar bahan-bahan
yang dipakai dalam pekerjaan.
j. Material yang disebutkan secara khusus dengan merk
tertentu, maka kontraktor harus menyediakan bahan
tersebut. Apabila oleh sebab-sebab tertentu diadakan
penggantian, maka kontraktor harus meminta persetujuan
dari Direksi.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diperlihatkan
kepada Direksi untuk disetujui.
k. Kontraktor harus menjaga keselamatan dari bahan-bahan
yang dipakai sebagaimana mestinya sebelum dan sesudah
pemasangan. Bahan yang rusak karena kelalaian dari
pemborong, maka harus diadakan penggantian. Biaya akibat
tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
l. Peralatan dari pabrik yang terdapat cacat-cacatnya harus
dicat kembali seperti semula. Bilamana peralatan tersebut
tidak dicat dari pabriknya, maka pengecatan dilapangan
dapat disesuaikan dengan persyaratan.
3. Daftar Bahan dan Contoh
Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong harus
menyerahkan kepada Direksi contoh bahan yang akan
digunakan untuk diperiksa dan disetujui.
4. Masa Pemeliharaan dan serah terima pekerjaan
a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 3 (Tiga) bulan
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
b. Selama masa pemeliharaan, pemborong pekerjaan
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan yang terjadi
pada instalasi yang dipasang apabila terjadi ketidakberesan,
dan tidak ada biaya tambahan untuk itu.
c. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, pemborong harus
mendidik karyawan/petugas dari Pemilik Proyek sehingga
mengenali system yang terpasang sehingga dapat
menjalankannya.
d. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan
bukti-bukti hasil pemeriksaan (goedkeuring) yang
ditandatangani bersama antara instalatur yang
melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi, serta jika
perlu disahkan juga oleh Pemimpin Proyek.
e. Laporan Pengetesan.
Kontraktor harus menyerahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap
mengenai hal-hal seperti antara lain hasil pengetesan kabel,
hasil pengetesan peralatan instalasi dan semua hal-hal yang
berkaitan dengan instalasi.
5. Frekwensi dan Tegangan Listrik
Seluruh peralatan yang akan disuplay dalam pekerjaan ini harus
direncanakan untuk bekerja pada frekwensi 50 Hz dan tegangan
220/380 Volt.
6. Pembobokan / Pengelasan / Pengeboran
Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya termasuk
mengembalikan dalam keadaan semula menjadi pekerjaan
pemborong instalasi ini.
7. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh
system instalasi secara lengkap sehingga dapat berfungsi
dengan baik.
Kabel Tower yang diperlukan untuk instalasi diruang
mesin/panel disediakan pihak lain, kecuali untuk instalasi listrik.
8. Pemeriksaan Rutin
Selama masa pemeliharaan, pemborong harus memeriksa
keadaan dari alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini.
Pemeriksaan rutin minimal dilaksanakan tiap 1 (satu) minggu
sekali.
9. Scope Pekerjaan Listrik
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana,
pemborong pekerjaan instalasi listrik harus melakukan
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan ini adalah :
a. Pemasangan instalasi penerangan, daya berikut lampu-
lampu yang digunakan.
b. Pemasangan instalasi penangkal petir berikut
pentanahannya.
c. Penyerahan gambar pelaksanaan rangkap 3 (tiga) paling
lambat 1 minggu sebelum penyerahan pekerjaan pertama
kalinya.
10. Material dan Pemasangan.
a. Kwalitas Peralatan/ Bahan.
Semua kwalitas bahan dan peralatan yang dipergunakan
harus dalam keadaan baru dan termasuk dalam standar
industri Indonesia (SII) dan disetujui oleh pemberi tugas
dan Instansi Teknis Kelistrikan.
b. Kabel Instalasi Listrik.
➢ Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis
NYA, NYM, NYY dengan diameter 1,5 mm dan 2.5 mm
dari bahan kawat tunggal dan tidak diperkenankan
memasang kabel serabut Ex. Eterna.
➢ Rentangan kabel yang dipasang diatas Plafond harus
dikencangkan dengan bantuan isolator.
➢ Untuk pemasangan kabel instalasi harus dilengkapi
dengan condet, pipa 5/8” Type C Merk Maspion, Tdos
dan Elbow.
➢ Hubungan jaringan listrik antar bangunan dipasang atau
dialirkan melalui Panel Pembagi dan atau melalui MCB
yang terpasang pada setiap lantai pada bangunan. MCB
dirakit menggunakan Merk Snejder dengan kualitas
bagus.
c. Saklar dan Stop Kontak.
➢ Pemasangan saklar dan stop kontak harus
mempergunakan terminal box atau memasang inbow
dari jenis PVC dan mempunyai kapasitas minimal 10
ampere.
➢ Ketinggian pemasangan stop kontak adalah 35 cm diatas
permukaan lantai bangunan sedangkan saklar setinggi
150cm
➢ Merk stop kontak dan saklar Ex. Brocco.
d. Lighting Fixture.
Ligting Fixture yang memakai TL ditentukan sebagai
berikut :
➢ TL (Flourrescent Tubes) Ballast dan stater buatan Philips
tornado 24 watt sesuaikan gambar.
➢ Capasitor Colder (Fitting) buatan Mikawa Tempel Atau
Setara