Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA


JL. Sudirman – Kefamenanu Telp./Fax (0388) 31145

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Desain Perencanaan Untuk Kegiatan Kontraktual


Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer SMPN Neonbat
Beserta Perabotnya
Lokasi : SMP N Neonbat

Sumber Dana : DAK

Tahun Anggaran : 2022


URAIAN UMUM

A. LINGKUP DAN PERSYARATAN


 Lingkup Kegiatan
Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah : Desain Perencanaan Untuk
Kegiatan Kontraktual Pembangunan Ruang Laboratorium KomputerBeserta
Perabotnya pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan Dan Olah Raga Kabupaten
Timor Tengah Utara. Pekerjaan yang akan dikerjakan diuraikan kedalam dua
bagian yakni :
I. PEKERJAAN GEDUNG

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi

c. Pekerjaan Beton, Pembesian Dan Bekisting

d. Pekerjaan Lantai, Dinding Dan Plafon

e. Pekerjaan Atap

Pekerjaan Kusen,Daun Pintu, Daun Jendela, Penggantung


f. Dan Pengunci

g. Pekerjaan Mekanikal Electrikal

h. Pekerjaan Lain - Lain

II. PEKERJAAN PERABOT

a. Kursi Siswa

b. Meja Untuk Siswa (60x72x50 cm)

c. Kursi Guru

d. Meja Guru (Setengah biro)

e. Papan Tulis (white Board)

f. Lemari Arsip Rangak Kayu Kelas 2 Triplek 6 mm


 Perayaratan Dan Peraturan
Semua pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini harus dilaksanakan
dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam
Standar Nasional Indonesi (SNI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan
Nasional Maupun Peraturan Setempat yang berlaku.
B. PEMAHAMAN SITUASI DAN UKURAN
 Situasi
Pemborong wajib meneliti situasi, keadaan tanah, bangunan, sifat dan
luasan yang dapat memepengaruhi harga penawaran.
 Ukuran
Ukuran atau satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam
metriks, kecuali untuk bahan-bahan tertentu dinyatakan sesuai dengan
kebutuhan. Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi
pekerjaan jika terajdi perbedaan, maka pelaksana dapat mengajukan gambar-
gambar rencana sesuai dengan keadaan lapangan berdasarkan hasil
pengukurannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar kerja
dan keadaan lapangan yang seharusnya, segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi Proyek.

A. Pekerjaan Persiapan
1. Penyediaan air kerja
Air untuk kerja harus disediakan oleh pelaksana, dengan persyaratan air
harus bersih, bebas dari kotoran seperti lumpur, minyak, dan bahan
kimia lainnya. Apabila dianggap perlu selama masa pekerjaan,
pelaksana harus menyediakan reservoir atau bak penemapung air.
2. Pembuatan papan nama proyek
Sebelum memulai kegiatan dilapangan terdahulu pelaksana harus
memasang papan proyek yang memberi informasi kegiatan yang
dilaksanakan, antara lain :
 Nama Pekerjaan
 Lokasi Pekerjaan
 Nilai Kontrak
 Jangka Waktu Pekerjaan
 Nama Pelaksana
 Nama Konsultan Pengawas
Bahan yang digunakan untuk papan nama proyek menggunakan
tripleks dengan ukuran minimal 60 cm x 120 cm dengan mnggunakan
rangka balok 2/3 kayu kelas II dengan tiang menggunakan balok 5/7
kayu kelas II. Papan nama proyek harus dipasang dilokasi kegiatan pada
tempat yang mudah dilihat oleh siapa saja.
3. Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai
dengan gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan
jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil
penentuan ketinggian lantai. Syarat – syarat pemasangan bouwplank :
 Kedudukan harus tidak mudah goyah
 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakn bouwplank tidak
goyang akibat pelaksanaan galian
 Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horisontal)
dengan papan bouwplank lainnya.
 Garis benang bouwplank merupakan garis as (garis tengah) dari
pada pondasi dan dinding batu bata.

B. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi


1. Galian tanah dan Urugan
 Pekerjaan ini meliputi peyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-
alat, dan pengakutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan tanah seperti yang disyaratkan dalam gambar
rencana dan spesifikasi ini.
 Meliputi pekerjaan penimbunan dan pemadatan untuk
peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil yang telah
ditentukan serta urugan pasir dibawah lantai untuk bangunan
yang sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk direksi atau
pengawas.
 Bahan timbunan harus cukup baik, yaitu bahan timbunan yang
telah disetujui oleh direksi atau pengawas yang diambil di daerah
lapangan kerja atau bahan yang diambil dari daerah diluar
lapangan pekerjaan dan merupakan tanah laterik, tanah kaupr
atau pasir.
 Bahan timbunan tersebut harus bebas dari akar-akar pohon yang
besarnya lebih besar dari sepuluh sentimeter.
 Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan direksi atau
konsultan. Pelaksana tidak diperknankan melakuakan
penimbunan tanpa seijin dari direksi atau konsultan.
 Pelaksan harus menempatkna bahan timbunan diatas lapisan
tanah yang akan ditimbun, dibasahi, seperti yang diharuskan,
kemudain dipadatkan atau ditumbuk sampai mencapi kepadatan
yang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 10
cm. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai
bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan
pasir.
2. Urugan pasir
 Pekerjaan urugan pasir dilakukan diatas dasar galian tanah,
dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur
beton yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai
basemant, pail cap, dll.
 Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir – butir yang
bersih, tajam dan keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain
sebagainya.
 Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
lainnya, serta memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan.
 Tebal lapisan pasir urug pada pondasi adalah 5 cm, dan pada
dasar lantai adalah 3 cm.
3. Pasangan pondasi
 Meliputi pekerjaan pasangan batu kosong, pemasangan pondasi
batu kali/batu karang/ batu gunung, serta seluruh detail yang
ditunjukan dalam gambar.
 Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri
dari satu jenis merk dan atas persetujuan direksi atau pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak
dibenarkn untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembapan,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen.
 Pasir pasangan, pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih
dan bebas dai bahan-bahan organis lumpur dan sebagainya dan
harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum
dalam PBBI 1984. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebs
lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang dapat
merusak pondasi.
 Batu gunung/belah/karang, bahan batu adalah sejenis batu keras,
liat , berat serta berwarna putih kekuning kuningan bahan asal
adalah batu besar yang kemudian dibelah atau di pecah menjadi
ukuran normal (maksimal 25 cm). Material batu
kali/karang/gunung yang keras, bermutu baik dan tidak cacat
dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau
berpori besar dan terbungkus lumpur tidak diperkenankan
dipakai.
 Sebelum pemasangan pondasi dimulai harus seijin dari direksi
atau pengawas.
 Pembrong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom dan
stek tulangan ke sloof yang menembus pondasi.
 Pemborong harus memperhatikan ketinggian pondasi terhadap
dasar lantai bangunan.
 Adukan yang digunakan adalah 1 Pc : 5 Psr sesuai dengan PUBB.
Pemasangan sesuai dengan ukuran didalam gambar atau atas
petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi masing-
masing dengan adukan selapis demi selapis sehinga tidak ada
rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat.
C. Pekerjaan Beton, Pembesian Dan Bekisting
 Beton bertulang dengan campuran 1 Pc : 2 Psr 3 Kr dilaksanakan
untuk semua pekerjaan konstruksi beton seperti beton-beton
sloof, kolom-kolom dan plat beton keliling ( ringbalk ) beton
lantai dan lain-lain.
 Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan mengecor beton
sebelum bekesting dan pasangan besi beton disetujui Wakil
Pemilik Proyek/ Pemberi Tugas dengan ijin tertulis.
 Untuk pengecoran secara manual atau menggunakan mesin
molen, dilaksanakan dengan campuran yang matang berdasarkan
spesifikasi campuran penggunaan.
 Krikil untuk semua pekerjaan beton atu beton bertulang dapat
memakai kerikil ukuran 1 s/d 3 cm dan tidak keropos, bersih dari
segala kotoran dan debu, sebelum dipakai harus dibersihkan
terlebih dahulu.
 Untuk mengaduk semua campuran beton harus dipakai air bersih
dan tawar dengan kadar air pada campuran harus dapat
dilakukan slump test secara sederhana supaya beton tidak tercair.
 Pembongkaran-pembongkaran papan bekesting dapat dilakukan
sesudah mendapatkan persetujuan Wakil, Pemilik Proyek/
Pemberi Tugas atau mencapai waktu yang telah ditentukan sesuai
dengan standarisai PBI „ 71‟
 Pemasangan papan bekesting disusun secara rapat. Lubang-
lubang tidak rata, harus segara tertutup dengan speci 1 Pc : 2 ps.
 Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI (Peraturan
Beton Indonesia ).
 Besarnya ukuran beton beserta penulangan dilaksanakan sesuai
gambar rencana
 Untuk pekerjaan beton plat lantai atau dak, pada saat persiapan
pengecoran Penyedia barang/jasa harus menyiapkan tanda batas
peil dan pada saat pengecoran batas peil tersebut ditarik dengan
benangan dan diratakan. Sehingga plat dak akan flat / rata.
Penyedia barang/jasa bertanggung jawab apabila dak tersebut
tidak rata, dengan memperbaiki kembali.
 Beton sloof dilaksanakan pada seluruh pondasi, baik pondasi
bangunan induk maupun pondasi teras. Dimensi Sloof adalah
15x20 cm dengan tulangan memanjang menggunakan besi
diameter 12 mm sedangkan sengkang menggunakan besi
diameter 8 mm.
 Beton kolom dikelompokan menjadi dua yakni kolom 20x20 cm
untuk kolom teras dan kolom 12x12 cm untuk kolom gedung.
Besi yang digunakan adalah besi SNI diameter 12 mm untuk
tulangan memanjang dan besi diameter 8 mm untuk sengkang
 Beton ringbalk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian
atas termasuk tembok-tembok akhiran pada gewel-gewel atau
sesuai Gambar Bestek. Tulangan yang digunakan untuk beton
ringbalk dan balok gewel adalah besi diameter 12 mm untuk
tulangan memanjang dan besi diameter 8 untuk sengkang.
 Bekisting untuk pekerjaan beton sloof, kolom, ringbalk, dan balok
gewel dipakai 2 kali.
D. Pekerjaan Lantai, Dinding, Dan Plafon
1. Rabat lantai beton mutu f' c = 7,4 Mpa, tebal 5 cm
 Beton rabat adalah campuran dari 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr tebal 5 cm,
dikerjakan secara berpetak - petak lebar maksimal 1 m, bagian
atas harus halus dan rata.
 Apabila beton rabatan menggunakan tulangan, sebelumnya ram –
raman besi dibut dahulu dan lantai kerja disiapkan.
 Beton deking dipasang antara lantai kerja dan ram - raman besi
tebalnya disesuaikan dengan tebal rabat.
 Pelaksanaan beton rabat harus sekaligus jadi dan halus dengan
tidak menambah lapisan lain.
 Pekerjaan beton rabat dilaksanakan sesuai dengan gambar.
2. Pasangan dinding tembok batako
 Bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya kepada direksi atau pengawas, seluruh
dinding dari pasangan batu batako menggunakan campuran 1 Pc
: 5 Psr.
 Sebelum digunakan batu batako harus direndam air dalam bak
atau drum hingga jenuh.
 Pemasangan dinding batu dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan pengecoran
kolom praktis.
 Pelubangan akibat pembuatan perancah atau steger pada
pasangan batako sama sekali tidak diperkenankan.
 Semua batako yang digunakan harus dari mutu kelas I, padat,
keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus
sesuai dengan gambar kerja.
 Semua batako yang digunakan sebaiknya berasal dari satu
tempat.
 Batako yang dipakai harus batako yang tanpa cacat, kecuali pada
sudut-sudut pertemuan dapat dipakai bata potongan dengan
ukuran yang semestinya.
 Bila dalam pasangan terdapat batako cacat, batako ini harus
diganti atas beban pelaksana.
 Pasangan batako yang tegak lurus keatas, tidak melengkung
secara vertikal maupun horisontal.
3. Plesteran tembok
 Seluruh plesteran dinding batu batako dengan adukan campuran
1 Pc : 5 pasir, kecuali ada dinding kedap air.
 Semen portlan yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
tertera typenya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
 Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finis 15 cm
atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar.
4. Acian bidang tembok
Plestera halus atau acian menggunakan PC, acian dikerjakan pada
seluruh permukaan yang diplester.
5. Pengecetan bidang tembok (1 lapis plamur, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
penutup)
 Bahan yang digunakan terlebih dahulu diserahkan kepada direksi
atau pengawas.
 Bahan cat adalah cat tembok yang tertera sesuai RAB atau merk
lain yang disetujui oleh dieksi atau pengawas. Warna akan
ditentukan kemudian.
 Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar – benar
kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui direksi atau
pengawas.
 Sistem pengecatan dilakukan dengan lapisan yakni 1 lapis
plamur, 1 lapis cat dasar dan 2 lapis cat penutup.
 Pengecatan disarankan menggunakan roller, untuk permukaan
dimana pemakian roller tidak dimungkinkan dipakai kuas yang
baik dan halus.
 Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan sekelilingnya
selama 2 jam.
6. Pemasangan Plafon
 Bahan yang digunakan terlebih dahulu diserahkan kepada direksi
atau pengawas.
 Bahan yang digunakan untik rangka plafond menggunakan
rangka kayu usuk kelas II dengan ukuran 4/6 cm.
 Bahan penutup plafon menggunakan tripleks tebal 4 mm.
 Pola pemasangan dan pola ukuran sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar.
 Untuk rangka penggantung digunakan kayu usuk ukuran 4/6
cm.
 Bidang pemasangan bagian rangka plafond harus rata, tidak
cembung, kaku, dan kuat kecuali dinyatakan direksi atau
pengawas.
 Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan
lain yang dalam pelaksanaan yang sangat erat hubungannya
dengan pekerjaan plafond ini.
 Listplafon menggunakan listpalfon kayu profil, listpalfon yang
dipasang sebelumnya dicat.
 Finishing plafon dicat, cat yang digunakan harus disetujui direksi
atau pengawas pekerjaan. Untuk warna cat akan ditentukan
kemudian oleh pemilik pekerjaan.
E. Pekerjaan Atap
 Rangka atap menggunakan bahan konstruksi kayu.
 Pada dasarnya konstruksi rangka atap (kuda-kuda, gapit, ikatan angin,
gording, skuur, tiang nok), ukuran dan cara pengerjaannya sesuai gambar
kerja.
 Bagian – bagian kayu yang terlihat (ekpos) harus tampak rapi,
permukaannya harus diserut rata, halus dan bersudut siku.
 Semua sambungan kayu dan pemasangan box pada kuda – kuda harus
dikerjakan dengan teknik sambungan “purusan”, diperkuat dengan mur
atau baut.
 Pada konstruksi kuda-kuda dipasang perkuatan dengan begel U dan plat
besi yang dibaut, seperti pada gambar kerja.
 Kayu yang digunakan untuk bahan rangka kuda-kuda mengunakan kayu
kelas II dengan dimensi sesuai gambar 6/12. Sedangkan untuk gording
menggunakan kayu ukuran 5/10 cm kelas II.
 Penutup atap bangunan menggunakan seng gelombang BJLS 0,20 mm
 Bubungan atap menggunakan seng plat BJLS 0,20 mm.
F. Pekerjaan Kusen,Daun Pintu, Daun Jendela, Penggantung Dan Pengunci
1. Pekerjaan kusen pintu dan jendela kayu kelas I
 Kayu bahan kusen pintu dan jendela menggunakan kayu kelas I,
ukuran 5/10 cm.
 Penyetelan kusen dijaga agar permukaan tidak cacat. Kayu
penyokong tidak boleh dipasang pada bidang luar dan dipasang
sedemikian rupa sehingga kayu penyongkong mudah dilepas.
Setelah kusen yang dipasang kokoh harus dilindungi sudut –
sudutnya supaya tidak rusak selama penyetelan sampai saat
pengecatan.
 Bagian – bagian yang tertanam atau berhubungan langsung
dengan bahan lain seperti misalnya tembok, beton serta bagian
lain, sebelumnya harus dimeni sampai rata.
 Pada bagian kusen yang berhubungan dengan dinding harus
diberi angkur dari besi sebanyak 4 (empat) buah.
 Semua kusen pintu dan jendela, sebelum dan sesudah
terpasangan harus diwaterpass.
2. Pemasangan daun pintu dan jendela
 Bahan kayu untuk rangka daun pintu dan jendela menggunakan
kayu kelas II. Kayu yang digunakan harus diserut halus dan rata
dengan toleransi pengurangan dimensi maksimal 0,30 cm
 Daun pintu dikerjakan dengan isian panil kualitas baik,
pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
 Jumlah, jenis, dan ukuran alat penggantung dan pengunci
dipasang sesuai dengan gambar kerja.
 Semua bahan yang digunakan terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada direksi atau konsultan pengawas.
 Semua daun pintu dan daun jendela yang dipasang dilakukan
pengecatan untuk bagian kayu yang kelihatan, seperti yang
disyratkan pada gambar kerja.
 Permukaan kayu dibersihkan dan pori-pori nya ditutup dengan
menie kayu, kemudian dihaluskan dengan plamur dan ampelas
hingga mendapatkan permukaan yang rata, halus dan bersih,
serta siap untuk dicat
 Pengecatan dilakukan berulang – ulang hinga mendapatkan
warna yang rata.
3. Pemasangan Daun jendela kaca
 Bahan kaca menggunakan kaca polos tebal 5 mm
 Bahan kaca tersebut dari produk dalam negeri yang bemutu baik
dan disetujui oleh konsultan atau direksi
 Tebal bahan kaca, ukuran dan lokasi pemasangan sesuai dengan
kebutuhan yang ditunjukan dalam gambar rencana.
 Tolerenasi bahan, dengan ukuran –ukuran panjang dan lebar
dengan toleransi yang diijinkan maksimal 2,00 mm
 Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca
yang digunakan yang berbentuk segi empat panjang harus
mempunya sudut siku serta tepi potongan yang rata dan halus,
dengan toleransi kesikuan maksimum 1,50 mm untuk setiap 1 m
panjang.
 Sebelum pekerjaan dilakukan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti dengan saksama gambar-gambar, untuk itu dan keadaan
lapangan yang ada (ukuran serta lubang –lubang ) yang ada
hubungannya dengan pekerjaan tersebut termasuk mempelajari
bentuk, pola layout atau penempatan, cara pemasangan
mekanisme dan detail – detail sesuai gambar.
 Sebelum pelaksanaan dimulai penimbunan bahan – bahan di
tempat pekerjaan harus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang
baik dan sempurna.
 Bahan kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang –
ruang) yang berisi gas yang terdapat dalam kaca, bebas dari
komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari gumpilan tepi).

G. Pekerjaan Mekanikal Electrikal


 Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, pelaksana harus
berkonsultasi dengan direksi atau konsultan pengawas mengenai
pedoman dalam pelaksanaan, dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan yang dipakai. Konsultan pengawas berhak
menolak semua bahan dan material yang tidak mengikuti ketentuan dari
gambar, rab, dan spesifikasi teknis ini.
 Pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala
ukuran atau kapsitas peralatan yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan – keraguan pelaksana pekerjaan harus segara menghubungi
konsultan pengawas untuk berkonsultasi.
 Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan konsultan pengawas, apabila terjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pelaksan pekerjaan.
 Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performnya, asumsi – asumsi ini harus diganti oleh
pelaksan pekerjaan secara aktual dari peralatan yang dipilih maupun
kondisi lapangan yang idak memungkinkan.
 Penambahan/pengurangan/perubahan instalasi yang menyimpang dari
rencan karena penyesuaian dengan kondisi lapangan, harus mendapat
persetujuan dari pihak konsultan dan direksi terkait.
 Setelah selesai instalasi dan pemasangan pelaksana wajib melakukan
pengecekan dan pengetesan mengenai hal – hal seperti :
- Pengetesan kabel
- Pengetesan kapasitas aliran, kuat arus, tegangan, tekanan, dll
 Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan secara bersama – sama dengan konsultan pengawas.
 Selama masa pemeliharaan apabila ada kerukan atau gangguan
sepenuhnya ditangguhkan kepada pelaksan pekerjaan (kontraktor
pelaksana).

PENUTUP
 Pekerjaan Serah Terima Pertama (Pho)
setelah pekerjaan selesai 100% (SERATUS PERSEN), mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah diserahkan kepada pemberi tugas. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan atau cacat hasil pekerjaan pada saat evaluasi akhir,
maka akan memeperbaiki atau menyelesaikannya sebagai mana yang
diisyaratakan dalam kontrak. Menyerahkan dokumen kelengkapan dalam
rangka penyerahan pekerjaan.

 As Built Drawing
As built drawing memuat dokumen seluruh gambar terlaksana secara detail dari
hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang telah dilaksanakan
lengkap dengan data dan keterangan lainnya. As built drawing diserahkan
dalam bentuk cetakan dan dijilid. As built drawing dicetak dalam ukuran kertas
A3 dan banyaknya disesuaikan dengan kebutuhan.
 Laporan Progres
Laporan progres memuat semua laporan kegiatan dari awal hingga akhir
pekerjaan. Laporan progres terdiri dari :
- Laporan Harian,
- Laporan Mingguan,
- Laporan bulanan.
Semua lapora diatas diserahkan dalam bentuk cetakan (menggunakan kertas
legal/A4) dan dijilid rapi, dan diserahkan kepada pihak terkait sesuai
kebutuhan.
 Foto Progres
Laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa foto progres, dimana pengambilan
foto tersebut bisa menggambarkan dari kegiatan awal sampai dengan selasainya
pekerjaan. Foto fisual pekerjaan sekurang-kurangnya 0%, 50%, dan 100%, dicetak
sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai