I. NAMA KEGIATAN :
Kegiatan Penyediaan Prasarana Dan Sarana Air Limbah
II. NAMA PEKERJAAN :
Pembuatan MCK Desa Tolai Barat Kec. Torue, yang merupakan singkatan dari Mandi, Cuci dan
Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga
untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai
berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah.
III. LOKASI PEKERJAAN :
Desa Tolai Barat Kec. Torue.
IV. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan/Mobilisasi
1. Pembuatan Papan Nama Proyek yang berisikan data informasi mengenai pekerjaan
dalam kontrak.
2. Menyiapkan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diantaranya,
pelindung kepala (safety helmet), sarung tangan (safety gloves), rompi keselamatan
(safety vest), sepatu karet keselamatan, serta perlengkapan P3K.
3. Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan
dari rumput-rumput, kotoran organik maupun anorganik.
4. Mobilisasi dan demobilisasi Pekerja, alat dan bahan yang digunakan di lapangan.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa dilakukan dengan cara manual. Seluruh galian dikerjakan
sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang
diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi Lapangan. Galian tanah keras dimaksudkan
untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir, kerikil dan
batuan.
Luasnya penggalian sesuai dengan arahan Direksi Lapangan. Penggalian dimulai
dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.. Selama proses penggalian tanah secara
langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi
Lapangan, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang
tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah
biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar atau ke suatu tempat yang tidak akan mengganggu areal
pekerjaan dan dirapihkan.
Penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi
yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa
langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun. Semua galian untuk pondasi
bangunan/struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering.
Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan
diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu
menonjol sendiri akan diizinkan untuk melebar dalam garis yang telah ditentukan
tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan tidak dilindungi
dengan beton yang ditentukan.
b. Urugan Tanah Kembali
Penimbunan untuk di belakang konstruksi dengan menggunakan bahan timbunan
dari hasil galian atau material timbunan lain yang sesuai spesifikasi teknis bahan
atau sesuai persetujuan direksi.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan akan dilakukan setelah umur
bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi Lapangan. Pelaksanaan dilakukan
secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diizinkan oleh Direksi Lapangan.
Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan sesuai dengan
spesifikasi alat yang digunakan. Apabila tidak ada instruksi lain dari Direksi
Lapangan maka akan menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah
isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka akan
menggunakan material timbunan dari luar (borrow area) atas izin Direksi
Lapangan.
2. Pekerjaan Pasangan
a. Pasangan Dinding Batu Bata
Batu Bata yang digunakan adalah batu bata yang telah dicetak dalam
bentuk balok dalam kondisi yang kering dan kuat serta siap untuk
digunakan. Batu bata yang dibeli harus dalam kondisi baik dan utuh serta
diterima langsung di tempat.
Menggunakan benang acuan pada pemasangan dinding bata agar tercipta
pasangan dinding lurus dan rapi.
Setelah bata terpasang seluruhnya, selanjutnya melanjutkan pemasangan
bata diatasnya, pemasangan ini juga harus tetap di kontrol dengan benang
acuan. Gunakan lot/bandul gantung/waterpass untuk mendapatkan
kerataan horizontal dan vertikal.
Memberi space/jarak pada setiap perjumpaan batu bata dengan besi kolom
dengan jarak minimal 2,5 cm – 3 cm agar pengecoran kolom tersebut
nantinya dapat dilakukan dengan baik dan padat
Melakukan pengecoran kolom pada setiap ketinggian tertentu, yaitu
ketinggian antara 1,2 M s/d 1,5 M tinggi pasangan bata, sebelum
melanjutkan pemasangan bata di atasnya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah ambruk atau robohnya pasangan bata tersebut jika nanti
dilanjutkan dengan pemasangan bata diatasnya.
Pengecoran kolom ini sebaiknya dilakukan pada saat pasangan bata telah
mengering.
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting, merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran atau
bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu
berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah,
beban hidup dan peralatan kerja.
Formwork/bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan.
Formwork/bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan menjamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran dilakukan.
Formwork/bekisting harus rapat dan tidak bocor, permukaannya harus datar dan
licin, bebas dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu tanah/lumpur dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
4. Pekerjaan Beton
Campuran Beton
Campuran beton yang digunakan adalah beton kekuatan setara campuran
1:3:5 untuk pekerjaan beton tumbuk lantai kerja dan beton kekuatan setara
campuran 1:2:3 untuk pekerjaan beton Bertulang. Mutu beton K125 dan K175,
digunakan untuk semua beton struktur bangunan seperti tersebut diatas.
kekuatan karakteristik yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi agregat dan
kekentalannya yang perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan
ukuran potongan beton yang akan dicor, agar beton dapat dipadatkan dengan
baik, dan tidak terjadi pemisahan aggregat.
Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalami pengendapan selama
pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah mengendap tidak
diperkenankan dipergunakan.
Ukuran maksimum aggregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur
dengan penampang tipis, ukuran aggregat maksimum yang dipakai adalah 1
cm.
Setelah Pemborong mendapat persetujuan dari Pengawas tentang campuran
beton akan dipakai, serta bahan- bahan yang akan digunakan dalam
campuran beton tersebut. Pemborong harus tetap menggunakan carnpuran
serta bahan-bahan tadi selama pekerjaan beton, kecuali apabila dilakukan trial
mix yang baru dan mendapat peresetujuan dari Pengawas.
Campuran Beton yang dilakukan di Lapangan
Dalam melakukan pencampuran mutu beton K125 atau K175, baik semen,
agregat, maupun air harus dicampur dengan perbandingan berat. Apabila
akan dilakukan dengan perbandingan volume. Pemborong harus mengajukan
metoda dan alat penakar kepada Pengawas untuk disetujui.
Pekerjaan cor dengan ketebalan sesuai pada gambar rencana menggunakan
campuran dengan perbandingan sesuai yang tertuang di spesifikasi teknis
atau sesuai arahan dari direksi/pengawas
Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat Manual. Metoda pengadukan,
kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui.
Pengecoran Beton
8. Pekerjaan Pengecetan
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecetan.
Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh owner maka penyedia jasa memperbaiki seluruh pekerjaan yang
rusak sampai dengan disetujui oleh Direksi Lapangan dengan seluruh biaya
ditangggung oleh penyedia jasa.
Pekerjaan cat finishing dilakukan dengan kuas/rol minimal sebanyak 3 lapis atau
sampai merata. Lapis pertama dan lapis kedua aplikasikan cat dengan pengecer
air bersih 20 – 30 %, lapis ketiga aplikasikan cat dengan pengecer air bersih 10 –
20 % sampai dengan merata.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata
sesuai yang diinginkan tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.
Penawar,
CV. GUNAWAN
SOEBANJAR. S
Direktur