Anda di halaman 1dari 3

PASAL ..

PEGUKURAN DAN PEMATOKAN/ PEMASANGAN BOUWPLANK

I. UMUM
Pengukuran dan pematokan adalah pekerjaan tahap awaldalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Pada pekerjaan ini harus dilakukan dengan teliti agar hasil pekerjaan
didapat sesuai dengan gambar perencanaan.

II. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN/ PEMASANGAN BOUWPLANK


1. Untuk proses pengukuran dan pematokan, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk
pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
2. Kontraktor wajib memberikan informasi kepada Direksi Pekerjaan setiap kali
suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ukuran-
ukurannya.
3. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan
/ setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya
tersebut tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
4. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut posisi dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat
ini.
5. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh.
6. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Pekerjaan dan
berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan dari
Direksi Pekerjaan.
7. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan dengan Standard / Peraturan-peraturan yang dipergunakan. Semua bahan-
bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemilik
Kegiatan/Direksi Pekerjaan sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
8. Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh
Direksi Pekerjaan terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan
(finishing work).

III. DASAR PENENTUAN UKURAN / POSISI PEKERJAAN.


1. Semua ukuran dan posisi, termasuk pemasangan patok-patok di lapangan, harus
tepat sesuai dengan gambar perencanaan.
2. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera
dalam gambar perencanaan untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di Lapangan bagi
setiap bagian pekerjaan.
3. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak sebagai
patokan titik mulai setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan yang
ditentukan pada gambar perencanaan.
4. Bila terjadi perbedaan antara gambar perencanaan dengan keadaan di Lapangan,
Kontraktor harus melaporkan perbedaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Direksi Pekerjaan.

IV. PEMAKAIAN UKURAN


1. Semua ukuran yang tertera dalam gambar perencanaan adalah ukuran jadi dalam
keadaan selesai terpasang yang meliputi ukuran :
a. As as.
b. Luar luar.
c. Dalam dalam.
d. Luar dalam.
2. Ukuran-ukuran dalam gambar perencanaan pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai.
3. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
4. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Pekerjaan tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya didalam Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan.
Kontraktor tidak dibenarkan mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar
perencanaan atau dokumen kontrak tanpa sepengetahuan Direksi Pekerjaan.
5. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum
dalam gambar perencanaan, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan untuk dapat diputuskan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan pelaksanaan.
6. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.

V. PENGUKURAN LOKASI PEMBANGUNAN.


1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pepohonan letak batas batas tanah dengan menggunakan Alat Optik yang sudah
ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintai
keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Waterpass / Theodolite setara T2 atau Total Station (TS)
4. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite setara T2 atau Total
Station (TS) beserta
petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pekerjaan.
5. Pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil yang telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
6. Instalasi instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan
proyek ini, untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan
dalam Pengukuran Lokasi Pembangunan. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakan.

VI. PEKERJAAN PENENTUAN PATOK DASAR ATAU PEIL P + 0. 000.


1. Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan patok ukur
dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1,5 m dan
harus mempunyai kedudukan yang kuat dan kaku sehingga tidak dapat digerakgerakkan
atau dirubah.
2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan/atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pekerjaan.
3. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan.

VII. PEMBUATAN TUGU PATOK DASAR (BENCH MARK)


1. Letak tugu patok dasar (Bench Mark) ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Tugu patok dasar (Bench Mark) dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x
20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang muncul di
atas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
3. Tugu patok dasar (Bench Mark) dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi
tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
Pekerjaan untuk membongkarnya.
VIII. PEKERJAAN PAPAN PATOK UKUR (BOUWPLANK)
1. Papan patok ukur (Bouwplank) dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam
pada beton cor setempat sehingga tidak dapat digerakkan atau diubah ubah.
2. Papan Patok Ukur Kayu dibuat dari kayu klas II dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama antara satu dengan yang lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pekerjaan.
4. Papan patok ukur harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melapor kepada
Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuan, serta harus menjaga dan memelihara
keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan
dibongkar atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
6. Alat alat lain yang dapat senantiasa tersedia di Lokasi proyek untuk setiap
saat dapat digunakan adalah :
a. Alat Ukur Theodolite setara T1 dan T2,
b. Komputer Portable + CPU + Printer,
c. Kamera biasa lengkap dengan blitznya,
d. Sepatu proyek, 4(empat) pasang dan Helm proyek
e. Handy Talky,
f. Jas hujan,
penggunaan alat diatas disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai dengan perintah
direksi/pengawas

IX. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter persegi dari pekerjaan
pengukuran dan pematokan di tempat dan sudah diterima baik oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan.

Uraian Satuan Pengukuran


Pengukuran dan Pematokan
Meter Persegi

Anda mungkin juga menyukai