Anda di halaman 1dari 24

“ METODE PELAKSANAAN ”

PEKERJAAN PEMBANGUNAN EMBUNG DI DISTRIK BOTAWA


KABUPATEN WAROPEN
TAHUN ANGGARAN 2019

A. METODE PELAKSANAAN
ASUMSI DASAR
a. Awal Pelaksanaan Pekerjaan
Perkiraan awal pelaksanaan pekerjaan Bulan Maret 2019
b. Asumsi Hari Kerja dan Jam Kerja Efektif
Waktu pelaksanaan : 240 ( Dua Ratus Empat Puluh ) hari kalender
Hari kerja untuk pekerjaan lapangan dilaksanakan setiap hari kalender. Dan untuk pengaturan
pekerja, tukang , mandor, dan pelaksana pengaturan hari kerjanya disesuaikan dengan kondisi
dilapangan
 Jam Kerja Efektif
Jam Senin s/d Minggu : Jam 07.30 s/d 16.30 WIB
Waktu istirahat : Jam 12.00 s/d 13.00 WIB
Istirahat Hari Jumat : Jam 11.00 s/d 13.00 WIB
 Personil yang didatangkan:
- Site Manajer
- Pelaksana
- Surveyor
- Penanggung Jawab K3
- Admin/Keuangan
 Peralatan yang dipakai:
- Excavator (2 Unit)
- Dumptruck (4 Unit)

Page 1 of 24
- Concrete Mixer (4 Unit)
- Hand Stamper (1Unit)
- Waterpass (1 Unit)
- Theodolit(1 Unit)
- (Pompa Air)
- Genset Mesin/Las
- Concrete Vibrator (2 Unit)
Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan:
 PEKERJAAN PERSIAPAN
 PEKERJAAN EMBUNG

B. ADMINISTRASI
Pekerjaan persiapan Administrasi adalah sebagi berikut :
1. Surat menyurat yang berhubungan dengan adminstrasi maupun teknik pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2. Pengumpulan / penghimpunan data teknis meliputi gambar perencanaan pekerjaan serta
dokumen dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.
3. Penyusunan & Pembuatan Rencana Mutu Kontrak untuk Pre construction Meeting.
4. Persiapan laporan harian mingguan bulanan, buku direksi, buku tamu serta buku gudang
5. Menyiapkan seluruh kebutuhan administrasi guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan seperti
sosialisasi , amandemen, mutual check 0% 50% 100% , dokumentasi pekerjaan, progress
pekerjaan dll.

C. STRUKTUR MUTU PEKERJAAN


Standar mutu pekerjaan mengacu pada spesifikasi Teknik Gambar Kerja yang telah disetujui oleh
pengguna jasa.

D. PENGENDALIAN K3 dan LINGKUNGAN (SMK3)


Pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan didasarkan adanya peraturan perundang -
undangan, dokumen kontrak dan kelengkapannya. Kegiatan pelaksanaan pengendalian K3 dan
lingkungan terdiri dari :
 Identifikasi aspek K3 dan lingkungan
 Penetapan rencana mutu pengendalian aspek K3 dan lingkungan
Page 2 of 24
 Menjamin pemahaman aspek K3 dan lingkungan
 Pelaksanaan pengendalian aspek K3 dan lingkungan
a. Pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi dan berbahaya dapat mengakibatkan kecelakaan kerja,
oleh karena itu Penyedia wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Berdasarkan “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/ 2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)”, “Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri”, dan “Surat Edaran Menteri PUPR No.66/SE/M/2015 tentang Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum. Penyedia Wajib menyediakan kelengkapan kesehatan, perlengkapan
keselamatan kerja dan rambu-rambu kerja.
b. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
➢ Penyiapan RK3K;
➢ Sosialisasi dan Promosi K3;
➢ Alat pelindung kerja;
➢ Alat pelindung diri;
➢ Asuransi dan perijinan;
➢ Personel K3;
➢ Fasilitas sarana kesehatan;
➢ Rambu-rambu; dan
➢ Lain-lain terkait pengendalian resiko K3;

c. Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia dan
sumber daya yang ada (Sucofindo, 1999). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
atau biasa disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER. 05/MEN/1996).
Page 3 of 24
Jadi, sistem manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan
secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja agar dapat menciptakan suasana tempat kerja yang aman. Sistem manajemen K3 dalam
pelaksanaannya juga memiliki pola tahapan dalam kosep dasarnya. Pola tahapan pada konsep
dasar tersebut disebut “Plan -Do-Check- Action”, yang meliputi:
1. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjami komitmen terhadap
penerapan SMK3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran.
4. Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta
melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan
dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi yang sesuai dengan kemampuan dan
Policy Managementnya dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yaitu :
1. Innovative Management dengan melakukan inovasi manajemen melalui“ Unsafe Condition
Minimalizers” yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau
mengurangi insiden yang diakibatkan oleh kondisi tempat kerja seperti, organisasi, peralatan
kerja (mesin-mesin), lingkungan kerja dan sistem kerja.
2. Raditional Sistem dalam penyelamatan pekerjaan melalui “ Unsafe Act Minimalizers” yang
artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau mengurangi tingkah laku
orang yang tidak nyaman.

Tujuan Sistem Manajemen K3


Tujuan yang ingin dicapai pada sistem manajemen K3 meliputi berbagai golongan. Dari beberapa
golongan tersebut diharapkan dapat menjadikan sebuah system manajemen K3 yang baik dalam
pelaksanaannya. Sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan meliputi:
 ➢ Alat ukur kinerja K3 dalam organisasi. Sistem manajemen K3 digunakan
untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan
Page 4 of 24
membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tesebut, organisasi dapat
mengetahui tingkat pencapaian K3.

E. METODE PELAKSANAAN
D.1. METODE UMUM
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Embung Di Distrik Botowa Kabupaten Waropen Provinsi
Papua.
Untuk metode pelaksanaannya dengan item pekerjaan :
1. Pembersihan Lapangan
2. Uitzet dan Pengukuran
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
4. Dokumentasi
5. Pembuatan Jalan Kerja
6. Dewatering
7. SMK3
8. Galian Tanah Dengan Alat
9. Galian Tanah Manual
10. Timbunan Tanah Hasil Galian
11. Timbunan Tanah dari Luar Dengan Angkutan
12. Pasangan Batu Kosong
13. Pasangan Batu 1 Pc : 3 Ps
14. Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 2 Ps
15. Pekerjaan Siar 1 Pc : 3 Ps
16. Pekerjaan Cerucuk Kayu
17. Beton fc= 7,4 Mpa (K100)
18. Beton fc=14,4 Mpa (K175)
19. Beton fc= 19,3 Mpa (K225)
20. Pembesian
21. Pekerjaan Bekisting Expose
22. Pekerjaan Bekisting Biasa

Page 5 of 24
D.2. METODE KERJA
Pekerjaan Persiapan
1. Pre Contrution Meeting ( PCM )
Sebelum penyedia jasa memulai pekerjaan, kami akan melakukan Pre Contrution
Meeting ( PCM )/memaparkan di hadapan Direksi Pekerjaan bagaimana metode kerja,
personil yang akan ditempatkan, dan pelaporan-pelaporan

2. Perijinan Penyedia Jasa


Setelah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia jasa segera membuat surat
pemberitahuan mulai bekerja.
3. Sosialisasi
Penyedia jasa segera melaksanakan sosialisasi dengan pihak-pihak yang terkait, seperti
Kepala Desa, Tokoh Masyarakat setempat sehingga pelaksanaan pekerjaan bisa terkendali
dan lancar.
Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dilaksanakan sesuai rencana adalah 4 hari kalender , yang
meliputi langkah –langkah sebagai berikut :
4. Pembuatan Papan Nama Pekerjaan
Papan nama pekerjaan dibuat dengan menggunakan bahan dan ukuran sesuai pada
dokumen lelang atau menurut petujuk Direksi. Dan dipasang ditempat yang mudah dilihat.

Page 6 of 24
5. Dokumentasi dan Administrasi
Pengambilan gambar saat kondisi ( 0 %, 50 % dan 100 % ) dengan titik dan sudut pandang
yang sama sebagai dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan dan kelengkapan pada pelaporan
pekerjaan yang dilaksanakan :
- Menentukan lokasi bangunan dan saluran yang akan difoto untuk
dokumentasi dengan persetujuan Direksi.
- Lakukan pengambilan gambar 0 % untuk semua lokasi yang sudah
ditentukan sebelumnya
- Seleksi dan ulangi pemotretan bila ada yang gagal
- Setelah gambar disusun menjadi 3 set, satu set selalu dibawa saat
pengambilan foto / gambar berikutnya 50 % dan seterusnya sampai 100 % sehingga
back ground gambar bias dipertahankan / sama ( lokasi dan titik pengambilan tetap ).
- Foto untuk lampiran kemajuan pekerjaan secara bulanan juga akan
mengambil posisi kemajuan pekerjaan, foto negatif akan diserahkan ke Direksi
pekerjan.

6. Pembersihan Lapangan
Pembersihan
Pembersihan harus sudah termasuk pemotongan, pengangkutan, dan pembuangan
seluruh sisa tegakan (tunggul/tonggak) pohon, akar-akar, semak-semak, dan material
lain yang tidak dikehendaki pada daerah yang ditentukan oleh direksi, terutama di
lokasi pekerjaan bangunan utama. Selain itu pembersihan juga harus dilakukan pada
lokasi-lokasi seperti:
1) Areal tempat pengambilan bahan timbunan (borrow area).
2) Tempat timbunan bahan urugan (stockpile).
3) Lokasi pembuangan (disposal area).
4) Lokasi yang akan ditimbun kembali (backfill).
5) Lokasi di atas muka galian yang dibutuhkan.
Akar-akar dan tunggul-tunggul kayu sisa penebangan dengan tinggi < 50 cm di dalam
lokasi pembuangan dan di luar daerah galian tetap dibiarkan kecuali ditentukan lain
oleh direksi.Dahan pohon yang ditebang harus dipotong. Batang dan dahan kayu
ditimbun terpisah di daerah yang disetujui oleh direksi. Bahan/material lain yang tidak
dikehendaki selain pohon, harus dibuang pada lokasi yang telah ditentukan oleh
Page 7 of 24
direksi. Lokasi pembuangan hasil pekerjaan clearing dan grubbing tidak boleh berada di
daerah genangan.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk penebangan pohon di luar lokasi pekerjaan.
Biaya untuk penebangan tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan
penawaran pekerjaan galian yang bersangkutan. Biaya untuk pekerjaan pembersihan
harus sudah termasuk di dalam harga satuan penawaran untuk setiap jenis pekerjaan
galian yang bersangkutan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 60 hari kalender dan dimulai dari minggu ke 3
sampai dengan minggu ke 9 dengan volume sebesar 2.500,00 m2. Dengan
Menggunakan peralatan parang, gerobak, sekop, dan alat bantu lainnya.

7. Ultzet /Pengukuran
a. Pesiapan
Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhka, dan membuat jadwal kerja
b. Pelaksanaan Pengukuran
Dari hasil Pelaksanaan pengukuran nantinya Menghasilkan gambar untuk Contruction
drawing ( gambar pelaksanaan ) serta mengetahui volume hasil galian tanah normalisasi ,
dan langkah langkahnya adalah sebagi berikut :
1. Mobislisasi Alat Ukur & Perlengkapannya serta Personil
2. Setting peralatan survey
Sebelum alat ukur siap digunakan terlebih dahulu semua peralatan survey dicek
kondisinya , apa masih laik pakai atau tidak ada kerusakan dialat tersebut, jangan sampai
sudah dilapangan baru diketahui alat tidak dapat digunakan.
Yang perlu dicek adalah:
Bacaan sudut Hz, apakah bacaan sudutnya masih masuk toreransi, misal alat diarahkan
3. Pembersihan Lokasi
1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga
tidak merusak struktur tanah dengan menggunakan cangkul,sabit,pisau tebang,dll.
Pekerjaan Pembersihan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:
1) Jatuh akibat perlengkapan pekerja kurang memadai,
2) Luka akibat tertimpa pohon yang sedang dipotong,
Page 8 of 24
3) Luka akibat terkena peralatan pembersihan lapangan
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan
Pembersihan yaitu:
1) Harus menggunakan perlengkapan kerja yang standar,
2) Pembersihan harus dilakukan oleh pekerja yang berpengalaman.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 20 hari kalender dan dimulai dari minggu ke 2
sampai dengan minggu ke 5 dengan volume LS. Dengan Menggunakan peralatan
parang, hamer, waterpass, theodolit dan alat bantu lainnya.

8. Mobilisasi dan Demobilisasi


Setelah melihat hasil survery Lokasi perkerjaan alat yang dipergunakan untuk bekerja
dimobilisasikan dari gudang / bengkel penyedia jasa menuju lokasi pekerjaan. Dan
kemudian akan kami mobilisasi pekerja, bahan dan alat. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
berat menggunakan jasa pengawalan dari pihak polantas.

9. Jalan Kerja
Jalan yang dimaksud adalah kemungkinan membuat, untuk memudahkan lalu lintas
material, alat dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan yang bersangkutan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 45 hari kalender dan dimulai dari minggu ke 2
sampai dengan minggu ke 8 dengan volume LS. Dengan Menggunakan peralatan
dumptruck, excavator dan alat bantu lainnya.

9. Pengeringan ( Dewatering)
Kontraktor menyediakan, memasang, menjaga, dan mengoperasikan semua pompa dan
alat lain atau metode lain yang diperlukan untuk menguras/mengeringkan (dewatering)
pada setiap bagian pekerjaan baik di permukaan, galian terbuka, dan galian bawah tanah.
Dewatering tersebut diperlukan untuk menjaga pondasi dan bagian lain dari pekerjaan
agar bebas dari air. Dewatering juga perlu dilakukan selama pelaksanaan bagian-bagian
dari pekerjaan dan mungkin diperlukan setelah bagian-bagian dari pekerjaan tersebut
telah selesai seperti misalnya untuk inspeksi, keamanan, pemasangan, atau untuk alasan-
alasan tertentu yang ditentukan oleh direksi.
Kontraktor harus memompa seluruh air dari tempat kerja dan harus menjaga tempat kerja
tersebut bebas air (kering) selama penggalian, persiapan pembuatan pondasi,
Page 9 of 24
penempatan material timbunan, penuangan beton, atau pekerjaan lain untuk
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan. Kontraktor harus bertanggung jawab dan harus
memperbaiki atas biaya sendiri segala kerusakan pada pondasi, lereng galian, struktur
atau bagian lain dari pekerjaan karena air, termasuk banjir.
Kontraktor dilarang memindahkan pompa yang telah dipasang tanpa ijin tertulis dari
direksi. Kontraktor harus membuat suatu cara untuk memindahkan air dari seluruh area
pondasi dan galian dan mengajukannya kepada direksi untuk persetujuan paling tidak
seminggu sebelum pelaksanaan lapangan. Jika penggalian harus diperdalam sampai
dibawah muka air tanah, muka air tanah harus diturunkan sesuai kemajuan pekerjaan
galian. Dewatering harus dikerjakan dengan tetap menjamin kestabilan lereng dan dasar
galian.
Kontraktor harus mengendalikan air dari muka air tanah dan dari rembesan sepanjang
galian pondasi bendungan. Pada dasar galian zona kedap air mungkin memerlukan sistem
dewatering khusus seperti pipa untuk mengarahkan air dari pondasi ke tempat ampungan
air untuk selanjutnya dipompa keluar area galian.

10. Galian Tanah biasa


a. Galian Tanah
Pekerjaan Galian Tanah ini secara mekanis, dengan menggunakan alat excavator dan
alat bantu lainnya.
A. Lingkup Pekerjaan
Yang diartikan pekerjaan “galian” dalam spesifikasi di sini adalah semua pekerjaan
yang
meliputi kegiatan sebagai berikut:
➢ Clearing, grubbing, dan stripping;
➢ Galian terbuka (open cut);
➢ Galian quarry dan borrow pit;
➢ Pekerjaan galian yang lainnya yang mungkin diinstruksikan oleh direksi.

B. Pembuangan Material Galian Tanah


➢ Material hasil galian tanah yang tidak dapat digunakan untuk konstruksi harus
dibuang ke tempat pembuangan (spoilbank) pada lokasi yang telah ditetapkan direksi.
Page 10 of 24
➢ Tidak ada biaya khusus dalam penentuan, pengadaan, penempatan dan perapian,
tempat pembuangan material jelek hasil galian. Semua biaya yang menyangkut
pembuangan dan penempatan harus sudah termasuk dalam harga satuan item
pekerjaan galian.
➢ Tidak diperkenankan melakukan pembuangan hasil galian ke alur sungai atau diluar
tempat pembuangan yang telah ditetapkan, dan kontraktor harus bertanggung jawab
atas semua kerusakan yang disebabkan oleh aliran sungai tersebut, pohon-pohon atau
lainnya akibat dari penempatan disposal area yang tidak diizinkan

C. Garis Batas, Ketinggian, Kemiringan dan Dimensi Galian


➢ Semua galian harus dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari direksi,
diantaranya meliputi batas galian, ketinggian, kemiringan, dan dimensi yang tercantum
dalam spesifikasi, gambar atau yang ditetapkan oleh direksi.
➢ Kontraktor harus selalu melakukan tindakan pencegahan untuk memperkecil
pengaruh galian terhadap material disekitarnya yang berdekatan dengan batas- batas
pekerjaan galian.
➢ Batas garis, ketinggian, kemiringan, dan dimensi tersebut kemungkinan dapat
berubah selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai kondisi lapangan
sebagaimana persetujuan direksi dan pula semua perubahan harus dicantumkan dalam
gambar konstruksi. Tidak ada biaya tambahan terhadap harga satuan kontrak yang
tercantum dalam daftar kuantitas.

D. Galian di Dalam Air


➢ Secara keseluruhan, pekerjaan galian untuk pengelakan aliran air seperti
Cofferdam/ kistdam dan pekerjaan galian lainnya yang dikerjakan di dalam air.
Kontraktor harus berusaha menerapkan metoda pelaksanaan yang cocok dan lengkap
dengan peralatan yang digunakan sebagaimana yang disetujui oleh direksi untuk
pelaksanaan pekerjaan galian. Tidak ada biaya khusus dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang ditemui. Semua biaya yang menyangkut metoda, tenaga kerja, dan
peralatan harus sudah termasuk dalam harga satuan item pekerjaan galian.

Page 11 of 24
E. Galian Terbuka
1. Umum
➢ Semua penggalian terbuka yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi harus dibuat
pada lines, level, grade, dan dimensi atau kualitas material hasil galian seperti
diperlihatkan dalam gambar, secara detail dalam persyaratan, atau sesuai instruksi
direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan, direksi mungkin melihat hal penting atau
diperlukan sekali untuk merubah slope, grade, atau dimensi penggalian dari yang
tercantum dalam persyaratan dan Kontraktor tidak dapat meminta penambahan biaya
diatas harga satuan penawaran dalam daftar kuantitas untuk penggalian dengan alasan
akibat adanya perubahan tersebut.
➢ Untuk kelancaran semua pembuangan hasil galian, kontraktor dapat membuat
alternatif lokasi pembuangan misalnya pada jalan, atau tempat lainnya sesuai petunjuk
dan persetujuan direksi, dan biaya yang timbul merupakan tanggung jawab kontraktor.
Setiap saat kontraktor harus melakukan pengamanan seperlunya untuk menjaga
material yang ada di sekitarnya dan yang berada di luar lokasi proyek.
➢ Kelebihan penggalian diluarketentuan gambar dan spesifikasioleh kontraktor untuk
maksud dan alasan tertentu, selama tidak diperintahkan secara tertulis oleh direksi
dianggap sebagai galian yang tidak diperlukan dan sepenuhnya merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
➢ Pembayaran untuk urugan kembali untuk mengisi kelebihan penggalian atau
keruntuhan akibat kondisi geologi yang burukdan bukan disebabkan kelalaian atau
kesalahan kontraktor, ditetapkan sesuai dengan ketentuan direksi. Pembayaran backfill
tersebut dibuat dengan harga satuan untuk material backfill seperti yang ditentukan
direksi berdasarkan harga satuan kontrak yang tercantum dalam daftar kuantitas. Juga
tidak ada pembayaran untuk galian tambahan, selain yang ditentukan direksi.
➢ Kontraktor harus mempertimbangkan penanggulangan untuk perlindungan
kemiringan (slope) pada penggalian terbuka dari erosi atau keruntuhan selama
konstruksi. Biaya pekerjaan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus sudah
dipertimbangkan dimasukkan dalam item terkait untuk penggalian sesuai penawaran
dalam daftar kuantitas. Semua pekerjaan permanen yang berhubungan dengan
penggalian terbuka harusmelindungi kemiringan (slope) dengan konservasi tanah yang
dapat diterima oleh direksi. Biaya untuk semua pekerjaan harus telah dipertimbangkan
dan dimasukkan dalam harga satuan penggalian sesuai penawaran dalam daftar
Page 12 of 24
kuantitas, kecuali jika pembuatan proteksi kemiringan (slope) khusus ditampilkan
dalam gambar atau pemenuhan persyaratan dan tercantum dalam item tersendiri dalam
daftar kuantitas.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 56 hari kalender dan dimulai dari minggu
ke 9 sampai dengan minggu ke 16 dengan volume sebesar 9.500,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat excvavator, dumptruck, dan alat bantu
lainnya.

11. Galian Tanah Manual


Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan
memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan digali.
Metode penggalian serta alat yang digunakan dalam pelaksaan penggalian harus
mempertimbangkan struktur tanah sekitar lokasi. Semua pekerjaan penggalian dari
beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian
tanah, atau jarak harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan lebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah”
dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan
bangunan harus selesai dengan rapi menurut elevasi dan dimensi yang tertuang pada
gambar pelaksanaan. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan
tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi
seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian dipadatkan lapis demi lapis yang
tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa kecuali ditentukan
lain. Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia akan dipadatkan dengan
menumbuknya atau menggilasnya atau jika Konsultan Supervisi beserta Direksi
Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang
terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian
bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas
Daerah. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan yang siap dan cukup di
lapangan setiap waktu guna menghindari terhambatnya pekerjaan akibat terputusnya
Page 13 of 24
kontinuitas pengeringan air. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan
disekitar lahan galian akibat kecerobohan dan ketidaktelitian metode pelaksanaan, maka
seluruh resiko akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Hal yang membedakan jenis
galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang berimplikasi terhadap
jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 40 hari kalender dan dimulai dari minggu
ke 13 sampai dengan minggu ke 18 dengan volume sebesar 850,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat gali sekop, cangkul, gerobak, linggis,
dan alat bantu lainnya.

12. Timbunan Tanah Hasil Galian


Pelaksanaan pekerjaan tanah ini menggunakan alat mekanis excavator dan dengan alat
bantu.
Cara Pelaksanaan :
o Menimbun dan Merapihkan tanah bekas galian dengan ketinggian
atau ukuran bentuk sesuai elevasi yang ditentukan.
o Selama penimbunan bila dipandang perlu dilakukan pembasahan
dengan air.
o Melaksanakan perapihan selanjutnya sampai mencapai elevasi atau
bentuk yang telah ditetapkan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 40 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
14 sampai dengan minggu ke 19 dengan volume sebesar 1.575,00 m 3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat sekop, hand stamper, dan alat bantu
lainnya.

13. Timbunan Tanah dari Luar Dengan Angkutan


Pelaksanaan pekerjaan Timbunan tanah ini menggunakan mekanis excavator dan
dengan alat bantu.
Material yang dipergunakan adalah tanah yang memenuhi syarat, Cara Pelaksanaan :
o Material timbunan dari luar / sumber quarry diangkut kelokasi kerja
dengan menggunakan dumptruck.

Page 14 of 24
o Sebelum di timbun dengan terlebih dahulu tanah dasar untuk lantai
kerja dikupas ± 30 Cm untuk membuang timbunan seperti sampah plastik ataupun
lainnya
o Menghampar tanah dengan ketebalan sesuai elevasi yang
ditentukan serta memadatkan sampai kepadatan yang diinginkan, bila perlu
dengan menggunakan hand stamper
o Selama Pemadatan bila dipandang perlu dilakukan pembasahan
dengan air.
o Melaksanakan penimbunan selanjutnya sampai mencapai elevasi
yang telah ditetapkan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 56 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
13 sampai dengan minggu ke 20 dengan volume sebesar 1.802,00 m 3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat excavator, dumptruck, peralatan
tukang, hand stamper dan alat bantu lainnya.

14. Pasangan Batu Kosong


Pekerjaan Pasangan Batu diawali dengan persiapan lahan dan pemasangan profil
sebagai acuan untuk membentuk pasangan batu tersebut, komposisi campuran mortar
yang digunakan sesuai aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.
Pada saat pemasangan batu dipukul.
Metode Pelaksanaan :
 Pekerjaan Pasangan batu ini dilakukan seiring dengan galian tanah
 Setelah lahan siap, pasang profil dan bouwplank lebih dahulu sebagai pedoman
pasangan batu.
 Penempatan elevasi sesuai bouplank
 Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan
diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 20 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
15 sampai dengan minggu ke 18 dengan volume sebesar 38,14 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat tukang batu, gerobak, peralatan tukang
dan alat bantu lainnya.

Page 15 of 24
15. Pasangan Batu 1 Pc : 3 Ps
Pekerjaan Pasangan Batu diawali dengan persiapan lahan dan pemasangan profil
sebagai acuan untuk membentuk pasangan batu tersebut, komposisi campuran mortar
yang digunakan sesuai aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.
Pengangkutan dengan menggunakan beton Mixer kapasitas 350 Liter.. Pada saat
pemasangan batu dipukul dan sambungan / rongga diisi penuh dengan mortar.
Metode Pelaksanaan :
 Pekerjaan Pasangan batu ini dilakukan seiring dengan galian tanah karena
volume pasangan batu ini banyak dan tidak menunggu sampai galian semua selesai
 Setelah lahan siap, pasang profil dan bouwplank lebih dahulu sebagai pedoman
pasangan batu.
 Penempatan elevasi sesuai bouplank
 Siapkan beton mixer, material ( pasir, batu kali dan semen )
 Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan
diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang
 Pasangan batu kali bisa dilaksanakan dengan mengaduk campuran pasir, semen
dan air sesuai ketentuan / spesifikasi teknik yanitu campuran 1 : 4
 Tempatkan mortar / adukan kelikasi pasang, tempatkan batu kali atau batu
pecah keatas mortar yang sudah dihampar.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 60 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
16 sampai dengan minggu ke 24 dengan volume sebesar 156,16 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat tukang batu, gerobak, concrete mixer,
peralatan tukang dan alat bantu lainnya.

16. Plesteran 1 : 2
Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada pasangan batu belah di bagian-bagian tertentu
( bagian atas pasangan ) sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sebelum
pekerjaan plesteran dilaksanakan, bagian-bagian yang akan diplester dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang melekat.
 Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
 Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari
semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.

Page 16 of 24
 Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
 Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur.
Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi
dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen,
pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
 Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang
sudah siap ditempat.
 Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan
diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih
dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
 Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen.
 Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
 Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan
dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
 Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana
kerja, spesifikasi dan RAB. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di lokasi yang
sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%, 100%.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 28 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
22 sampai dengan minggu ke 25 dengan volume sebesar 118,37 m2. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, gerobak dorong,
peralatan tukang plester, dan alat bantu lainnya.

17. Pekerjaan Siar 1 Pc : 3 Ps

Page 17 of 24
Pekerjaan siaran ini dilaksanakan pada permukaan pasangan batu dibagian yang tidak
diplester. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan antara batu
muka harus dikorek sehingga nat-nat yang akan diisi spesi bisa menyatu dan kelihatan
jelas nat-natnya.
 Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
 Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari
semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
 Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
 Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen
bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai
kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak
tempat spesi.
 Spesi dibawa ke tempat pasang siaran dimana tukang dan pembantu tukang
sudah siap ditempat.
 Sebelum siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan di siar
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
 Pekerjaan siaran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen.
 Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan siaran yang sudah
selesai karena susut pengerasan, maka permukaan siaran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
 siaran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus.
 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
 Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan
rencana kerja, spesifikasi dan RAB. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di
Page 18 of 24
lokasi yang sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%. untuk dokumentasi
pekerjaan pasangan batu 100%.
Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 40 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
20 sampai dengan minggu ke 25 dengan volume sebesar 33,60 m2. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, gerobak dorong,
peralatan tukang plester, dan alat bantu lainnya.

18. Pekerjaan Cerucuk Kayu


Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga
manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut
mesin pancang (back hoe) atau dengan menggunakan excavator. Pada prinsipnya cara
tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu
akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti
persyaratan teknis yaitu :
a. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak melebihi
15 cm
b. Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga
daya dukung yang makin besar.
c. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 28 hari kalender dan dimulai dari minggu
ke 13 sampai dengan minggu ke 16 dengan volume sebesar 250,00. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat excavator, gergaji kayu atau mesin
senso, peralatan tukang kayu, dan alat bantu lainnya.

19. Pekerjaan Beton K100


Sebelum melakukan pekerjaan beton, maka perlu pembuatan uji sampel atau job mix
formula terhadap bahan material yang dipakai, agar mutu beton yang diinginkan tercapai.

Page 19 of 24
Pekerjaan Beton diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi
campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan
yang telah disepakati dan sesuai dengan spesifikasi teknik mutu beton K100.
Metode Pelaksanaan :
 Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman
 Penempatan elevasi sesuai bouplank
 Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk
menggunakan beton mixer
 Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan
diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang
 pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik
 Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air
campuran beton tidak keluar dari begisting
 Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan
concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai
 Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 40 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
15 sampai dengan minggu ke 20 dengan volume sebesar 120,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, slang air, concrete
vibrator, gerobak dorong, peralatan tukang, dan alat bantu lainnya.

20. Pekerjaan Beton K175


Sebelum melakukan pekerjaan beton, maka perlu pembuatan uji sampel atau job mix
formula terhadap bahan material yang dipakai, agar mutu beton yang diinginkan tercapai.
Pekerjaan Beton diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi
campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan
yang telah disepakati dan sesuai dengan spesifikasi teknik mutu beton K175.
Metode Pelaksanaan :
 Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman
 Penempatan elevasi sesuai bouplank
 Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk
menggunakan beton mixer
Page 20 of 24
 Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan
diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang
 pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik
 Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air
campuran beton tidak keluar dari begisting
 Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan
concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai
 Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 115 hari kalender dan dimulai dari minggu
ke 17 sampai dengan minggu ke 33 dengan volume sebesar 2.388,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, slang air, concrete
vibrator, gerobak dorong, peralatan tukang, dan alat bantu lainnya.

21. Pekerjaan Beton K225


Sebelum melakukan pekerjaan beton, maka perlu pembuatan uji sampel atau job mix
formula terhadap bahan material yang dipakai, agar mutu beton yang diinginkan tercapai.
Pekerjaan Beton diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi
campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan
yang telah disepakati dan sesuai dengan spesifikasi teknik mutu beton K225.
Metode Pelaksanaan :
 Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman
 Penempatan elevasi sesuai bouplank
 Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk
menggunakan beton mixer
 Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan
diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang
 pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik
 Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air
campuran beton tidak keluar dari begisting
 Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan
concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai
 Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.
Page 21 of 24
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 70 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
19 sampai dengan minggu ke 28 dengan volume sebesar 180,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, slang air, concrete
vibrator, gerobak dorong, peralatan tukang, dan alat bantu lainnya.

22. Pekerjaan Pembesian


Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini
memegang perananpenting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi
tulangan yang penting dalam kekuatanstruktur gedung. Berikut adalah metode
pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahappenyimpanan hingga pemasangan
tulangan. Sebelum pekerjaan ini dimulai terlebih dahulu pemotongan pembesian
dilakukan, dan material besi sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang.
Metode Pelaksanaan :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :
 Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu, harus
diganjal denganbalok beton.
 Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
 Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan, dan minyak.Cara pelaksanaan
dalam tahap penyimpanan :
 Setiap bandek besi garus terdiri dari dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
 Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi, dan kode besi.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut :
 Gunakanlah meja yang kuat dan rata
 Siapkanlah gambar acuan
 Cek diameter besi
 Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
 Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi kekuatan rendah,
3d untuk besikekuatan tinggi.
 Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan
engineer.
 Ikuti perubahan schedule pembesian dan dapatkan dokumen terbaru.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai
berikut :
Page 22 of 24
 Besi harus bersih (dari kotoran dan minyak)
 Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses
pemadatanbeton.
 Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai
perhitungan atauspesifikasi teknis.
 Besi dirangkai/dipotong sesuai dengan gambar kerja kemudian diikat terlebih dahulu
dengan kawat dan dipasang ditempat yang direncanakan dan terlebih dahulu di lot /
diwaterpass agar sesuai dengan gambar kerja
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 90 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
14 sampai dengan minggu ke 26 dengan volume sebesar 115.255,00 m3. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan alat beton molen, slang air, concrete
vibrator, gerobak dorong, peralatan tukang, dan alat bantu lainnya.

23. Pekerjaan Begisting (Expose dan Biasa)


Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai dilakukan pembuatan begisting dan untuk
material menggunakan Multliplek 12 mm sesuai dengan spesifikasi teknis dalam
dokumen lelang.
Metode Pelaksanaan :
 Setelah lahan siap, pasang profil dan bouwplank lebih dahulu sebagai pedoman
 Penempatan elevasi sesuai bouplank

 Kemudian pemasangan begisting untuk membentuk bentuk sesuai dengan


gambar kerja dan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai harus diwaterpass
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 98 hari kalender dan dimulai dari minggu ke
15 sampai dengan minggu ke 28 dengan volume sebesar 269,00 M2 Untuk Begisting
Expose dan 75,25 M2 untuk Begisting Biasa . Untuk menyelesaikan pekerjaan ini
diperlukan alat Pertukangan Kayu, Waterpass, Selang Air dan alat bantu lainnya.

Page 23 of 24
24. Pekerjaan Perapihan
Pekerjaan Perapian dilakukan untuk membersihkan dan merapikan hasil pekerjaan.
Penyedia diharuskan membersihkan dan merapikan area / tempat kerja baik dari hasil
yang telah dikerjakan maupun sisa – sisa bahan material yang tidak terpakai.
25. Pelaksanaan PHO
Sebelum pelaksanaan PHO / Pemeriksaan kelapangan penyedia jasa akan mengajukan
permohonan PHO dan Pekerjaan Penyedia jasa akan menyiapkan :
a. Iventori pekerjaan yang dituangkan dalam MC 100 %
b. Menyiapkan semua laporan baik itu laporan harian, mingguan dan bulanan
c. Menyiapkan Foto 0 %, 50 % dan 100 %

Jayapura, 25 Februari 2019


PT. BARUKA PERMAI

ABIGAEL PABUANG
Direktris

Page 24 of 24

Anda mungkin juga menyukai