Anda di halaman 1dari 82

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VI
PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS
DAN BAHAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PENUNJANG DAN FASILITAS LAINNYA

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Nama Kegiatan dan Pekerjaan


Nama kegiatan adalah Pembangunan Gedung Kantor, Pekerjaan Pembangunan Gedung
Penunjang dan Fasilitas Lainnya,Tahun Anggaran 2009.
Lingkup Pekerjaan, meliputi :
Pembangunan Rumah Dinas
Pembangunan Kantor Pelayanan
Pembangunan Mushola
Fasilitas lainnya

1.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan yang dimaksud pada item 1.1 pasal ini adalah di jalan Raya Gedebage
Kota Bandung.

1.3 Lingkup Pekerjaan Pemborongan


Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini di jalan Raya
Gedebage Kota Bandung dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong
termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan bahan, alat alat dan segala keperluan
yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini meliputi
:
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
 Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Arsitektur
 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
 Pekerjaan Jalan
 Pekerjaan Parkir
 Pekerjaan Penataan Plaza
 Pekerjaan Tiang Bendera
 Pekerjaan Drainase (Mekanikal Site)
 Pekerjaan Elektrikal Site
 Pekerjaan Resapan Biopori
 Pekerjaan Landscape (Pertamanan/Vegetasi)
BAB - VI Halaman 1 dari 82
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 2
Penjelasan RKS dan Gambar

2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwizjing).

2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, yang berlaku adalah RKS dan setelah disetujui
konsultan pengawas.

2.3. Ukuran
a. Pada dasarnya ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar pelengkap
meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan semuanya dinyatakan dalam m (meter), cm (centi
meter) kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm (mili
meter).
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka kontraktor wajib meneliti terlebih
dahulu Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar arsitektur maupun gambar-
gambar kerja lainnya yang dimuat dalam dokumen lelang/kontrak, terutama untuk peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.
d. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti Ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi. Segala akibat yang terjadi
adalah tanggung jawab kontraktor dari segi waktu maupun biaya.
e. Khusus ukuran-ukuran dalam gambar arsitektur, pada dasarnya adalah gambar jadi
seperti dalam keadaan selesai.

2.4. Perbedaan Gambar


a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sipil/struktur yang berlaku adalah
gambar kerja struktur mengingat gambar struktur telah dilaksanakan terlebih dahulu.
c. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sanitasi elektrikal/listrik/mekanikal
yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja
arsitektur.

BAB - VI Halaman 2 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

d. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam


pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan pengawas/pengelola proyek, dan kontraktor harus mengikuti keputusan
tersebut.

2.5. Istilah
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi
utama dan spesifikasinya, serta dimensionering beton struktur.
c. M/E : Mekanikal/Elektrikal
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan daya listrik, sistem distribusi.
d. PL : Plumbing.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan serta sistem instalasi air bersih dan kotor.

BAB - VI Halaman 3 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 3
Standar Rujukan

3.1 Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar
Konstruksi Indonesia dan peraturan nasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan,
antara lain :
a. NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)
b. PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
c. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. NI-4 : Persyaratan cat Indonesia
e. NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
f. NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia
g. NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
h. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
i. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
j. SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton
k. SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat
Ringan.
l. SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal

3.2. Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar dan normalisasi tersebut di atas maka berlaku
peraturan, standar dan normalisai internasional atau dari negara asal produsen
bahan/material yang bersangkutan.

BAB - VI Halaman 4 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 4
Tanggung Jawab Kontraktor

4.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.

4.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penu tersebut di atas.

4.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.

4.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.

4.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan.

4.6. Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak
ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima. Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus bertanggung jawab, dan
tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

4.7. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

4.8. Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala akibatnya
baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.

4.9. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengangkutan
bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan.

BAB - VI Halaman 5 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 5
Kuasa Kontraktor di Lapangan

5.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.

5.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

5.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.

5.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
5.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan.

BAB - VI Halaman 6 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 6
SITUASI

6.1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada
waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi medan
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.

6.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.

6.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

BAB - VI Halaman 7 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 7
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan persiapan tapak meliputi :


7.1. Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semaksemak/alangalang,
rumput, tanah humus (top soil) 15 20 cm berikut pembuangannya. Menebang pohon jika
ada, termasuk mencabut akarnya serta membuang ketempat sesuai petunjuk Direksi.

7.2. Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar site atau
membuang tanah keluar site.

7.3. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan. Perletakan jalan
masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.

7.4. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu
dalam keadaan kering.
7.5. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi
persyaratan kerekatan. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor
sementara.

BAB - VI Halaman 8 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 8
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
Papan Nama Proyek
Mobilisasi dan demobilisasi
Direksi Keet
Air dan Listrik Kerja
Biaya Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan
Pasang Bouwplank

8.2. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan inc.

8.3. Permukaan atas lantai ubin (P 0.00) adalah ; 80 cm dan tanah sekitarnya / tanah
rencana, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

8.4. Ukuran penduga dibuat dari besi pipa atau kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam, rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m1 dan di cor beton
ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong di bawah
pengamatan Direksi Lapangan yang dipelihara selama pelaksanaan.

8.5. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan patokpatok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu yang paham dalam pengukuran,
penyipat datar, penunjuk / prisma silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.

8.6. Pekerjaan papan Bouwplank


a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu Borneo Super, diserut rata dan
terpasang waterpass dengan peil 0.00.
b. Jarak papan bouwplank minimal 1.5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
c. Patok patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar
benar stabil (tidak goyang). Tanda tanda sumbu / As (dinding dan pondasi struktur),
harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas.
Jenis kayu yang digunakan untuk keperluan ini adalah jenis kayu kelas II yang lurus
dan kering.
d. Ukuran ukuran patok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
tercantum pada gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada

BAB - VI Halaman 9 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

gambar, maka Pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada Direksi supaya
dapat memberikan suatu keputusan.
e. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai. Pemborong wajib memintakan
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

8.7. Pembuatan Direksi Keet (Kantor Direksi)


Luas yang dibutuhkan adalah 12 m2, dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Rangka bangunan dari kayu Borneo Super
b. Dinding dari bahan tripleks 4 mm
c. Lantai bangunan diplester
d. Atap dari bahan seng gelombang BJLS 30
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pembuatannya antara lain :
a. Bangunan / ruangan tidak bocor
b. Cukup penerangan / ventilasi
c. Pintu / jendela dapat dikunci
Untuk kelengkapan direksikeet yang dipakai proyek ini pemborong harus menyediakan
perlengkapanperlengkapan direksi seperti : meja kerja dan kursi, tempat untuk
menempelkan gambargambar dan lain lain yang diperlukan.

BAB - VI Halaman 10 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 9
PEKERJAAN TANAH

9.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi :


a. Pembongkaran dan penebangan pohon / semak dan pemindahan barang barang yang
merintangi pekerjaan.
b. Urugan Tanah Areal Bangunan 50 cm2
c. Urugan Tanah Peninggian Feil 20 cm2 dari setelah pengurugan utk feil bangunan
d. Urugan Tanah Peninggian Feil 10 cm2 dari setelah pengurugan utk feil selasar
bangunan
e. Urugan Tanah Area Jalan, Parkir dan, Pertamanan 17 cm2
f. Urugan Tanah Area Plaza 30 cm2
g. Pemadatan tanah urugan dan pada setiap lapisan timbunan dengan Stoom Walls
h. Galian Tanah untuk Pondasi

9.2 Pembongkaran dan Pembersihan


Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput / tanah humus / top
soil 20 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon dan mencabut
akarnya serta membuang sesuai petunjuk.

9.3 Pekerjaan Galian


a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan
daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan / ditumbuk.
b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ketempat
yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui oleh Direksi.

9.4 Pekerjaan Pengurugan (Tanah didatangkan)


9.4.1Pekerjaan Persiapan
 Keadaan Lapangan
Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau oleh seorang
tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan
keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar Kontraktor harus segera
menyampaikan kepada pengawas lapangan secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut. Keadaan lahan yang akan dibangun keadaannya praktis
belum bouwplank/matang. Sehingga untuk mendapatkan ketinggian muka tanah yang

BAB - VI Halaman 11 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

diinginkan/diperlukan (sesuai gambar rencana) adanya pematangan lahan. Kontraktor


harus memeriksa ulang pengukuran pada patok-patok yang telah ada di lapangan serta
dicocokan kembali terhadap gambar perencanaan.

 Pengukuran
a) Kontraktor harus mengerjakan/memeriksa pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batasd-batasd pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai
dengan gambar rencana, dengan memakai peralatan ukur optik dan harus sudah
ditera ulang pada waktu akan dipakai pada proyek ini. Peralatan tersebut
diantaranya Theodolith, Waterpass, Prisma Silang, serta peralatan-peralatan lain
yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dalam hal pengukuran ini, sehingga
hasil pengukuran itu benar-benar teliti.
b) Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan pengurugan maka terlebih dahulu
dilkukan pematokan rambu-rambu sesuai dengan gambar rencana. Patok-patok
terbuat dari kayu persegi dengan ukuran 5x7 cm panjang disesuaikan dengan
kebutuhan sejenis kayu Borneo.
c) Dalam pekerjaan pengukuran ini harus dibuat gambar kerja yang memuat tentang
pembagian lokasi/areal kerja untuk disetujui pengawas, sehingga jadwal
pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
d) Bilamana ada permintaan dari pengawas karena adanya keraguan dalam
pelaksanaan pengukuran, maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang.
Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.
Patok-patok yang akan digunakan terdiri dari 2 macam patok.
- Patok utama terbuat dari beton dengan ukuran 20/20 cm dengan ketinggian
minimal 75 cm dari permukaan tanah asli setelah ditanam pada tanah.
- Patok-patok yang lain yang digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa PVC
dia 2 dan diberi tulangan besi dia 12 mm, dicor beton 1:2:3 dan diberi tanda
koordinat pada permukaan atasnya dan dipasang 75 cm diatas permukaan tanah
asli setelah ditanam pada tanah.
- Sedangkan untuk patok-patok elevasi terbuat dari kayu Borneo Super sesuai
Point b).
e) Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas dalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelumnya secara tertulis.
f) Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan
persetujuan pengawas. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh pengawas
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
g) Dalam keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor
harus mengajukan 3 gambar penampang dari daerah yang dipatok itu.

BAB - VI Halaman 12 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

h) Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar
pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar kerja.
i) Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki, Kontraktor mengajukan kembali
gambar kepada pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
j) Gambar tersebut (butir g) diatas) harus digambar diatas kertas kalkir dengan 3
lembar hasil produksinya. Ukuran maupun tipe huruf yang dipakai pada gambar
tersebut harus sesuai dengan ketentuan pengawas dan dijadikan gambar
pelaksanaan pengganti gambar lama.

 Pelaksanaan Peil, Ukuran Tinggi dan Ukuran Dasar


a) Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan mempelajari dengan seksama
gambar-gambar, uraian dan syarat dan lain-lainnya.
b) Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada pengawas setiap ada perbedaan ukuran
diantara gambar-gambar dan uraian & syarat-syarat untuk mendapatkan keputusan.
Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor untuk memperbaiki sendiri
perbedaan-perbedaan tersebut diatas.
c) Akibat-akibat kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar-gambar dan uraian dan
syarat-syarat pelaksanaan ini.
e) Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan
pengawas utk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil, ukuran dan lain sebagainya.
f) Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu bagian pekerjaan
akan selalu dapat mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka
ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
Kelalaian Kontraktor dlm hal ini tidak akan ditolelir oleh pengawas berhak
memerintahkan utk memperbaiki/membongkar pekerjaan yg telah dilakukan atas
beban Kontraktor.
g) Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lainnya
dalam tiap bagian pekerjaan dan segera melaporkan kepada pengawas setiap
terdapat selisih/perbedaan ukuran, untuk Kontraktor tidak dibenarkan utk
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan pengawas.
h) Sebagai hasil peil dasar/induk pekerjaan ini adalah peil setempat yg telah dibuat
oleh Konsultan.

BAB - VI Halaman 13 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

i) Penetapan titik/peil lainnya dilakukan Kontraktor dilapangan dgn alat teropong


waterpass ataupun theodolith yg baik dan telah ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j) Ketidak cocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera dilaporkan
pengawas untuk diperiksa.
k) Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Adanya pengawasan dari pengawas tidak mengurangi tanggung jawab trersebut.
l) Pengukuran suduk siku hanya dilaksaksanakan dengan pesawat theodolith.
m) Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya dilakukan
untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan pengawas.
n) Papan bangunan (bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang nyata
dan kuat tertancap di dalam tanah sehingga tidak bisa bergerak-gerak ataupun
berubah-ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai harus dilaporkan
kepada pengawas untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya.

9.4.2 Pelaksanaan Pengurugan


 Peralatan yang harus disediakan
Kontraktor pekerjaan timbunan tanah ini dalam melaksanakan pekerjaannya
diharuskan menggunakan alat-alat berat, disesuaikan dengan keperluannya.
Alat-alat berat tersebut antara lain :

a) Buldozer
b) Excavator
c) Stoom Wals dengan 3 roda dengan berat 5 s/d 8 ton atau Pneumatic Roller
d) Motor Grader
e) Dump Truck
f) Serta alat lain yang sekiranya diperlukan

Kapasitas alat-alat berat tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi lokasi site.

 Pembersihan tempat pekerjaan


a) Kecuali dinyatakan pada syarat-syarat khusus atau yang tertera pada gambar, maka
seluruh pohon-pohon, semak-semak dan akar-akar pohon dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh penunjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 15 m
pada kedua ujung dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap
pohon diluar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi
bangunan.
b) Pembersihan diluar batas-batas ini tidak diberikan pembayaran kepada kontraktor
kecuali pekerjaan semacam itu atas permintaan dari konsultan pengawas.

BAB - VI Halaman 14 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

c) Bila dinyatakan pada syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh konsultan


pengawas bahwa pohon-pohon rindang dan pohon-pohon serta tanam-tanaman
ornamen tertentu dipertahankan, maka pohon-pohon / tanam-tanaman termaksud
harus dijaga betul-betul terhadap kerusakan atas biaya dari Kontraktor.
d) Pohon-pohon yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pohon-pohon lain serta tanam-tanaman yang dipertahankan.
e) Semua pohon-pohon, batang-batang pohon, akart-akar dan sebagainya harus
dibongkar pada kedalaman sekurang-kurangnya 75 cm dibawah permukaan tanah
asli atau permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah),
dan bersama-sama dengan seluruh tempat yang tidak tampak dari tempat pekerjaan
menurut cara yang praktis atau dibakar.
f) Pohon-pohon yang ditebang tidak diperkenankan dimiliki oleh Kontraktor maupun
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya, dan atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membakar ditempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
g) Seluruh kerusakan yang diakibatkan dengan pekerjaan ini harus diperbaiki dengan
biaya dipikul oleh Kontraktor.
h) Dalam hal akan dilakukan pembakaran, Kontraktor akan memberitahukan kepada
penghuni dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam
sebelumnya.
i) Kontraktor akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah
yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
j) Dalam pelaksanaan pembersihan, Kontraktor harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
k) Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan,
tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa, dibebankan pada kontraktor, dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

 Pengupasan tanah humus


Setelah pembersihan pepohonan serta semak belukar dan lain-lainnya maka sebelum
mengerjakan pekerjaan galian maupun timbunan, kontraktor harus mengerjakan
pengupasan tanah humus terlebih dahulu sedalam 20 cm, dimana tanah humus ini
harus dikumpulkan disuatu tempat, dan tidak diperbolehkan untuk dijadikan material
timbunan.

 Maksud Timbunan Tanah


Yang dimaksud dengan timbunan tanah adalah semua pekerjaan yang meliputi

BAB - VI Halaman 15 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

1) Perataan, pengurugan lokasi setempat, jika diperlukan pembuangan tanah ke


tempat tertentu.
2) Pemadatan tanah pada daerah urugan (fill).
3) Pekerjaan tanah ini harus mencapai keadaan yang sesuai dengan gambar rencana,
dan persyaratan pelaksanaan serta uraian pekerjaan.

 Penimbunan Tanah
a) Sesuai dengan gambar rencana maka pelaksanaannya menimbun tanah (fill)
dilaksanakan lapis demi lapis setebal 20 cm, setelah timbunan terdahulu dipadatkan
menjadi tebal 15 cm. Pelaksanaan pekerjaan tersebut terutama ditujukan pada
daerah timbunan yang akan didirikan bangunan. Persyaratan lain dalam hal
pemadatan tanah pada daerah timbunan adalah sama dengan syarat pemadatan
pada daerah cut.
b) Tanah yang akan dipergunakan untuk menimbun (fill) adalah tanah yang baik bebas
dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan organik lainnya yang tidak berguna serta
harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
c) Pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama dengan kadar
air optimum dari hasil test compaction modified dari contoh material.
d) Setiap lapis yang dipadatkan harus ditest dengan field dry density test untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta moisture consten untuk masing-
masing area pekerjaan dan atau sesuai petunjuk pengawas.
e) Semua bahan-bahan yaang akan digunakan untuk urugan harus dengan
persetujuan konsultan pengawas.
f) Tanah urugan tersebut harus memenuhi persyaratan sbb :
No. Tanah Pasir Kerikil Laterit

1. Butiran yang harus melewati ayakan no. 200 30%

Tidak melampaui 35%.

2. Liquid limit tidak melampaui 45%. 50%

3. Plasticity index tidak melampaui 20%. 20%

g) Urugan yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan harus diulangi kembali segera
setelah perintah pertama dari konsultan pengawas.
h) Material tanah urugan agar diperiksa kepadatan maximumnya di laboratorium
sebagai bahan kontrol kepadatan di lapangan.
i) Khusus untuk tanah-tanah sebagai bertikut :
Clay (inorganic) of high plasticity (CH)

BAB - VI Halaman 16 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Peat & Mucks and ether highly organic swamp soil (PT).
j) Jika tanah tersebut diatas terletak pada area yang akan digali, maka bahan galian ini
tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan. Bila dipandang perlu akan dilakukan
penyortiran bahan-bahan galian untuk keperluan khusus.

 Koordinasi Lapangan
a) Jika diperlukan dalam waktu tertentu, kontraktor pekerjaan tanah / landsclearing
berkewajiban untuk dapat bekerja sama dengan disiplin kerja lainnya dibawah
koordinasi konsultan pengawas.
b) Kontraktor pekerjaan tanah diwajibkan untuk dapat bekerja dibawah koordinasi
konsultan pengawas sehubungan denga adanya atau dimungkinkannya program
kebutuhan pelaksanaan dari pemberi tugas dikaitkan dengan kondisi existing.

 Pekerjaan lapisan tanah yang dipadatkan


a. Pekerjaan lapisan tanah yang dipadatkan adalah dimulai dari pembentukan badan
jalan dan area parkir.
b. Pembentukan badan jalan dan area parkir dari tanah asli asli dengan penggalian
atau pengurugan sesuai gambar rencana kemudian dipadatkan sebagai dasar
permukaan bawah pondasi.
c. Pemadatan dilakukan dengan alat Three Wheel Power Roller 8 ton, atau peralatan
lain dengan persetujuan dari konsultan pengawas.
d. Pemadatan harus mencapai 90% derajat kepadatan Modify Proctor. Apabila
terdapat area yang sulit dicapai nilaia kepadatan yang disyaratkan maka kontraktor
diwajibkan untuk mengganti struktur lapisan. Tanah tersebut dan atau
menambahkannya dengan bahan urugan tanah atau sirtu yang baik, dan jika
struktur lapisan tanah tersebut sulit untuk mencapai kepadatan karena kondisinya
jelek maka kontraktor harus mengulanginya missal dengan pemasangan rucuk
bambu atau lainnya sehingga badan jalan dan area parker mempunyai nilai
kepadatan sesuai yang disyaratkan, pekerjaan tersebut merupakan tanggung jawab
kontraktor.
e. Selama pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama dengan
kadar air optimum dari hasil test compaction modified proctor dari contoh material..
f. Lapisan yang dipadatkan harus di test dengan field dry density test untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta moisture consten untuk masing-
masing area pekerjaanda atau sesuai petunjuk konsultan pengawas.

BAB - VI Halaman 17 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

9.5 Pekerjaan Urugan/Timbunan dan Pemadatan


a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan bahan organis, barang bekas /
sampah dan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi dan jika di ijinkan
dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat. Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari
20 cm, maka pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan
adalah 20 cm (maksimal).Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan
stamper .
d. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian bagian : di bawah lantai, di bawah saluran air
hujan / grevel, serta tempat tempat lain seperti ditunjukan pada gambar.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar benar padat.

9.6 Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai


Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai Bangunan yaitu setinggi 20 cm dan 10 cm untuk
peninggian lantai selasar bangunan. Ketinggian tersebut setelah pekerjaan pengurugan
tanah 50 cm dari permukaan lahan existing.

9.7 Harga Satuan


Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya :
Pekerjapekerja, pembersihan, penimbunan/pemadatan dan pembuangan hasil galian.

BAB - VI Halaman 18 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 10
PEKERJAAN PONDASI

10.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Pondasi ini meliputi :
Urugan Pasir di Bawah Pondasi
Pondasi Aanstamping Batu Kali
Pondasi Batu Kali 1 : 5
Sloof Beton 15/20 Beton K-175

10.2 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


10.2.1 Pondasi bangunan yang dipakai diantaranya pondasi lajur batu kali dan pondasi setempat
batu kali yang terdiri dari :
a. Alas pondasi : dilaksanakan dengan urugan pasir yang dipadatkan, ditimbris setebal 5
cm.
b. Lantai kerja : aanstamping adalah pasangan batu belah kosong, berdiri tegak setinggi
15 cm, ditimbris pasir atau batu pecah hingga kokoh.
c. Pasangan batu kali : Material batu kali / batu belah harus keras, bermutu baik dan tidak
poreus, batu kapur, batu berpenampang bulat, berpori besar dan terbungkus lumpur
tidak diperkenankan untuk dipakai.
- Adukan yang digunakan untuk pasangan pondasi adalah 1 pc : 5 ps, untuk bagian
atas pondasi 30 cm dari pondasi teratas (pasangan trasram dengan adukan 1 pc :
3 ps).
- Air yang dipakai harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat
merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
- Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik dan
bahan kimia yang dapat merusak pondasi.

10.2.2 Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
lebar dan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi.

10.2.3 Pemasangan turap batu kali lereng tanah dan tangga terlebih dahulu diratakan atau dikupas
sesuai dengan peil kemiringan.

10.2.4 Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan sloof ke
pondasi dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.

BAB - VI Halaman 19 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

10.2.5 Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya,


kedalaman, besaran lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi
dimulai, pemborong harus mendapat ijin dari Direksi mengenai hal tersebut secara tertulis.

10.3 Pekerjaan Urugan Pasir


a) yang dimaksud dengan pekerjaan urugan pasir padat adalah pekerjaan urugan pasir
diatas dasar galian tanah pondasi dan dibawah lapisan lantai kerja, lapisan bawah
lantai dan seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala kotoran dan gumpalan-
gumpalan tanah liat, lumpur dan bahan-bahan organis lainnya.
c) Pemadatan lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum 15 cm, hingga
mencapai tebal yang ditentukan, setiap lapisan pasir harus rata dan disirami dengan air
secekupnya hingga diperoleh kepadatan maksimum.

BAB - VI Halaman 20 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 11
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

11.1 Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi :


a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari :
Kolom Struktur dan Kolom Praktis, Balok Struktur, Balok Listplank, Balok Anak,
dan Plat Lantai Dak.
b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
Neut neut bawah kusen setingi 10 cm.
Rabat untuk seluruh bangunan dan keliling bangunan, kansteen dan segala
sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar.
Lingkup Pekerjaan dan Dimensi
No Lokasi Kolom Kolom Balok Ring Sloof
Plat Dak
Praktis Selasar Konsol Balk
1. Rumah
12x12cm 20x20cm 15x20cm 15x20cm T=12cm 15x20cm
Dinas
2. Kantor
12x12cm 20x20cm 15x20cm 15x20cm T=12cm 15x20cm
Pelayanan
3. Mushola 12x12cm 20x20cm 15x20cm 15x20cm T=12cm 15x20cm

11.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada
:
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II
bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab 4-5-
6 seluruh pasal).
3. Syarat syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV bab 8 seluruh
pasal).

11.3 Persyaratan beton :


a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-225 dimana
beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 225 kg/cm2 (minimal).
b. Untuk mutu beton yang bersifat praktis, mutu beton yang digunakan K-175 dimana
beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 175 kg/cm2 (minimal)
dengan campuran beton yang disyaratkan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr.

BAB - VI Halaman 21 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

c. Untuk beton yang tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran :


Untuk Balok lintel dan kolom praktis campuran yang digunakan K-175 adalah 1 pc
: 2 ps : 3 kr.
Untuk lantai kerja, rabat beton dan neut kusen, campuran yang digunakan adalah
beton 1 pc : 3 ps : 5 kr.

11.4 Persyaratan bahan :


a. Semen
Semen yang digunakan terdiri dari satu jenis mutu dari yang baik dan disetujui oleh
Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan
untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut di atas. Pemborong harus
memperhatikan syarat syarat penyimpanan semen yang baik.

b. Pasir Beton
Pasir beton harus terdir dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
NI-2 (PBI-1991)
Koral / Kerikil Beton
Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam NI-2 (PBI-1991) (ukuran 2/3 dan ).

c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis,
minyak, garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan, Direksi
dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan digunakan ke
Laboratorium pemeriksaan yang resmi dan syah atas biaya pemborong.

d. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan adalah U-24, yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
sebesar 2400 kg/cm2.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran kotoran (Lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran pabrik baja Krakatau
Steel atau BD.

BAB - VI Halaman 22 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

11.5 Bekisting :
a. Bahan bahan yang akan digunakan, harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991), tebal papan kayu / kayu lapis yang digunakan, 0.9
cm dengan balok balok penyangga berukuran 5/7 dan atau dia. 8 cm, kayu yang
digunakan adalah jenis KAYU KELAS II yang keras.
b. Untuk pekerjaan bekisting yang sifatnya expose digunakan kayu lapis 9 mm dan
diperkuat dengan rangka kayu borneo kelas II.
c. Untuk pekerjaan sloof, kolom praktis dan balok praktis, bekisting menggunakan papan
cor sekelas kayu alba / meranti.
d. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk kerapihan dan ketelitian pemasangan
bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang yang
rata.
e. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan persyaratan di dalam NI-2 (PBI-1991)
f. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dan lain lain harus sudah dipersiapkan.

11.6 Adukan :
a. Adukan untuk beton bertulang menggunakan perbandingan volume berdasarkan mutu
beton K-175 dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr sesuai dengan ketentuan rapat.
b. Adukan beton tidak bertulang digunakan perbandingan 1 ps : 3 ps : 5 kr, penggunaan
rabat beton dengan ketebalan 5 cm.

11.7 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan gambar
kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991) (Bab 4 pasal
3-4-5).
b. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat, sehinga tidak berubah dan
bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus
diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.
Penampang minimal tulangan adalah 4,52 cm2. Hubungan sloof dan pondasi batu kali
dan kolom dengan dinding harus dipasang besi anker (stek) setiap jarak 1 m.
c. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah :
Direksi Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan / bekisting
yang dibuat.
Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian yang
akan dicor.

BAB - VI Halaman 23 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Direksi / Pengawas Lapangan telah menerima hasil CAMPURAN BETON untuk


pengecoran.
Pengadukan Beton harus menggunakan Beton Molen dan paling sedikit harus ada
2 (dua) buah Beton Molen dengan kondisi baik di tempat pekerjaan untuk menjamin
kontinuitas pengecoran.
d. Khusus untuk beton struktur (K-225) Pemborong harus membuat benda benda uji
berupa kubus kubus beton (15x15x15) cm, yang pembuatannya harus disaksikan
oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Benda benda uji tersebut harus diberi tanda
(tanggal pembuatan dan bagian konstruksi) untuk kemudian diperiksakan ke
Laboratorium konstruksi beton milik Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi atas
biaya pemborong. Jumlah benda uji yang harus dibuat, sesuai dengan ketentuan di
dalam PBI 1971 (Bab 4 Pasal 5-6-7) dengan jumlah minimal 3 buah atau lebih untuk
tiap pengecoran 5 m3.
e. Pemadatan beton struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator)
dengan kondisi baik.
f. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya Pemborong. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran guna
perbaikan atas biaya Pemborong.

BAB - VI Halaman 24 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 12
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

12.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga, peralatan, dan


perlengkapannya sesuai dengan gambar kerja. Lingkup tersebut meliputi :
Rangka Atap Kuda-Kuda Baja Ringan
Pek. Penutup Atap Genteng Metal Dekrabon, Sek. Multiroof
Pek. Bubungan Atap Metal Metal Dekrabon, Sek. Multiroof
Pas. Listplank 3/20 cm, GRC
Pas. Talang Jurei Seng BJLS 30
Pas. Talang Tegak PVC 3

12.2 Prosedur Umum

a. Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum pengadaan
bahan-bahan ke lokasi proyek.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar


detail yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan, dan detail lainnya kepada
pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

c. Bahan-bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru, dan tidak
rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan-bahan harus disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.

d. Semua bahan yang tercantum dalam spesifikasi ini harus seluruhnya dalam keadaan
baru, berkualitas baik, serta telah disetujui pengawas lapangan.

12.3 Persyaratan Bahan


Genteng Metal Decrabon, Sek. Multiroof
a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya, atau cacat
lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flashing arah
memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil, sekrup
dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
Adapun spesifikasinya adalah
Tipe /Merk : Sek. Multiroof
Bahan : Metal, permukaan berpasir

BAB - VI Halaman 25 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Mutu : terbaik
Warna : ditentukan kemudian
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan pemasangan.
c. Cara pelaksanaan/pemasangan
Persiapan
Kuda-kuda baja Ringan dan gording harus sudah terpasang kokoh pada tempatnya
sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui konsultan pengawas.

Pekerjaan pemasangan
1) Sebelum pemasangan, rangka listplank dan semua material harus disetujui
konsultan pengawas.
2) Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.
3) Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris ke
arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan
seterusnya hingga atap tertutup semua.
4) Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
5) Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.

Listplank

Listplank GRC uk. 3/20 cm tebal 4mm. Rangka memakai besi hollow 2/4 cm. Finishing cat
Sek. ICI weathersield.

BAB - VI Halaman 26 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN DINDING

13.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pasangan dinding ini, meliputi :
a. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:3
b. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:5
c. Plesteran + acian bata Spesi 1:3
d. Plesteran + acian bata Spesi 1:5
e. Finishing Acian Kolom dan Balok Expose
f. Pek. Dinding Keramik 20/25 Sek. Roman (persyaratan pada Pasal 15 Pek. Lapisan
Keramik)
g. Pek. Pasang Batu Andesit Susun sirih (utk dinding depan rumah dinas)

13.2 Persyaratan bahan :


13.2.1 Bahan Pasangan Bata Merah
a. Bata merah bermutu baik, pembakaran sesempurna mungkin / merata bebas dari cacat
dan retak, minimum telah menjadi 2 (dua) bagian, produk lokal dan telah memenuhi
standard Persyaratan bahan bahan PUBB 1970.
b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas dari lumpur, bahan organis, batubatuan
harus diayak. Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.
c. Semen yang dipakai Standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut ASTM
memenuhi S400 Standard Portland Cement.

13.2.2 Bahan Batu Andesit Susun Sirih


Batu alam pelapis dinding yang digunakan yaitu batu andesit susun sirih, dimensi tebal 2 cm,
lebar 3 cm, dan panjang 40 cm. Peruntukannya yaitu pada dinding depan rumah dinas.

13.3 Adukan dan Campuran :


a. Adukan transram perbandingan 1 pc : 3 ps, dilaksanakan untuk :
Semua pasangan bata yang masuk ke dalam tanah.
20 cm di atas lantai pada semua dinding.
Pasangan batu/bata sisi saluran, bak kontrol, serta tempat lain yang diperlukan
sesuai gambar kerja.
Plesteran dinding bata yang masuk ke dalam tanah seluruhnya pasangan trasram,
plint plesteran, aferking permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan bata
perbandingan 1 pc : 3 ps.
Plesteran topi turap (dinding penahan).

BAB - VI Halaman 27 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

b. Adukan perbandingan 1 pc : 5 ps, dilaksanakan untuk :


Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasram seperti yang
tercantum di atas.
Adukan semen, digunakan siar benam batu kali.

13.4 Pelaksanaan Pekerjaan :


13.4.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
a. Pekerjaan pasangan dinding bata/batu kali harus terkontrol waterpass baik arah vertikal
maupun horizontal setiap 8 baris bata harus dipasang anker besi dan kolom,
Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melebihi ketinggian 1 m setiap
hari. Batu/bata sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi air.
b. Sebelum dinding bata diplester siar harus dikorek sedalam 1 cm untuk mendapatkan
ikatan yang lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
c. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk
dinding septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari sisi luar, untuk itu
plesteran trasram dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
d. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/dipahat dulu kemudian disiram portland cement untuk mendapatkan ikatan
yang baik.
e. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk dan
warna masingmasing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah pecah
sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retakretak
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

13.4.2 Pekerjaan Pasangan Batu Andesit Susun Sirih


Sebelum pekerjaan pemasangan batu andesit, maka harus dilakukan dulu pemilihan
keseragaman ujung batu supaya dalam pemasangannya menjadi rapih dan adu manis. Pola
pemasangannya tanpa nad/spesi sehingga ujung-ujung dan sisi batu saling menempel satu
sama lainnya. Setelah batu andesit terpasang, langkah selanjutnya yaitu finishing dengan
cairan coating khusus batu warna netral/transparant.

13.5 Pada pasangan dinding trasram di atas lantai, sampai ketinggian 30 cm, plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 3 ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1 cm untuk
kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan semen kemudian difinishing dengan cat minyak.

BAB - VI Halaman 28 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI

14.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
Pek. Keramik Lantai 30x30 cm Sek. Roman
Pek. Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5, t = 6 cm
Pek. Saluran Air Gravel

14.2 Persyaratan Bahan


Persyaratan Bahan Urugan Pasir di bawah Pondasi
Pasir urug yang digunakan harus berkwalitas baik, tidak mengandung kadar lumpur yang
terlalu banyak.

Pesyaratan Bahan Pek. Keramik


Pesyaratan Bahan Pek. Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik.

Pesyaratan Bahan Rabat Beton


Pekerjaan Rabat beton untuk di selasar. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai campuran 1 : 3
: 5. Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non struktur. Persyaratan
bahan dan pelaksanaan dapat dilihat pada bagian sebelumnya, yaitu Pek. Beton.

Pesyaratan Bahan Saluran Air Gravel


Gravel yang digunakan yaitu berukuran 20 cm

14.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan Urugan Pasir Bawah Lantai
Pasir di bawah lantai ini dimaksudkan untuk memadatkan lantai sebelum pemasangan
lapisan keramik. Ketebalan urugan pasir bawah lantai ini yaitu + 5 cm.

Pelaksanaan Pasang Pek. Keramik


Pelaksanaan pemasangan Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik.

Pelaksanaan Rabat Beton


Metode pelaksanaan yaitu site mix. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai campuran 1 : 3 : 5.
Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non struktur. Tebal selimut
beton 6 cm. Finishing dengan acian.

BAB - VI Halaman 29 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 15
PEKERJAAN LAPISAN KERAMIK

15.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
Keramik Lantai 30x30 cm Sek. Roman
Keramik Lantai 20x20 cm Sek. Roman untuk KM/WC
Keramik Dinding 20x25 cm Sek. Roman untuk KM/WC
Keramik Border Dinding 20x10 cm Sek. Roman untuk KM/WC
Pekerjaan pasangan ubin keramik untuk lantai dalam ruangan dan teras atau sesuai dengan
gambar kerja. Jenis keramik untuk pekerjaan di atas diantaranya keramik 30 x 30 cm dan 20
x 25 cm.

15.2 Persyaratan Bahan


Ubin keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Roman. Ubin
yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku, retak, atau
cacat lainnya tidak boleh dipasang.
a. Spesifikasi bahan
Jenis : ubin keramik
Ukuran : 30 x 30 dan 20 x 25
Warna : ditentukan kemudian
Produk : sekualitas Roman
Ubin yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia.

b. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan kepada pemilik
proyek.
c. Ukuran dan perletakan pasangan ubin keramik
Ukuran 20 x 20 cm untuk lantai KM/WC harus dari tipe non-slip, warna disesuaikan
kemudian atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 20 x 10 cm untuk border dinding KM/WC atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 30 x 30 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja.

BAB - VI Halaman 30 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

15.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Persiapan
1) Pekerjaan pasangan ubin keramik boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
selesai.
2) Pemasangan ubin haris menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan
1) Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padt, rata,
dan bersih.
2) Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar, dan bagian lain yang kedap
air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan tambahan, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.
3) Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps.
4) Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau gambar kerja.
5) Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya harus dimiringkan sedemikian rupa menuju ke lubang
pembuangan (saringan air kotor).
6) Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali ditentukan
dalam gambar kerja.
7) Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang tetap
lurus dan rata. Ubin keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus
dibongkar dan diganti.
8) Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
9) Sambungan atau celah-celah antarubin keramik harus lurus, rata, seragam, dan
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila
ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.
10) Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada satu
sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran,

BAB - VI Halaman 31 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan sesempurna


mungkin.
11) Siar antar ubin keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan
warna keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran dilakukan
sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah semen pengisi
cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak
yang baru dan bersih.

15.4 Pembersihan dan Perlindungan

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih dan tidak ada cacat.
Permukaan ubin harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun antikarat atau cara lain
yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.

BAB - VI Halaman 32 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 16
PEKERJAAN KAYU

16.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan, serta
pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural yang terdiri dari:
Pekerjaan kayu terbagi menjadi:
a. Pekerjaan kayu kasar. Kayu untuk pekerjaan ini adalah kayu borneo super.
b. Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu panel dan kusen pintu. Kayu untuk
pekerjaan tersebut di atas adalah kayu kamper.
c. Lembaran kayu teakwood, multipleks, tripleks, tripleks lapis formika satu muka.
Spesifikasinya adalah :
1) semua kayu lapis untuk pekerjaan interior harus mempunyai permukaan yang
rata, bebas dari goresan, retak, dan noda;
2) kayu lapis harus memiliki kekuatan rekat yang tahan terhadap air dan cuaca,
venir muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB standar SII-0404, dan
berasal dari merek dagang yang dikenal baik;
3) kayu lapis yang digunakan harus memiliki ketebalan sesuai dengan petunjuk
gambar kerja dan digunakan di tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja;
4) semua alat pengencang seperti paku sekrup, baut angkur, dan lainnya harus dari
baja lapis galvanis/antikarat dalam ukuran sesuai dengan petunjuk gambar kerja
atau kebutuhan standar yang berlaku;
5) semua lem dan perekat harus dari jenis kedap air, seperti setara dengan produk
neoprene based/synthetic resin based.
d. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

16.2 Persyaratan Bahan


a. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata kayu,
putih kayu, dan retak.
b. Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh
yang disetujui konsultan pengawas.
1) Contoh bahan harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2) Semua kayu, kayu lapis, dan papan harus terjamin kualitas dan kadar air yang
disyaratkan.

BAB - VI Halaman 33 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

c. Pengiriman dan Penyimpanan


1) Kayu harus didatangkan ke lokasi dalam kondisi terbaik, disimpan dalam gudang
tertutup yang memiliki ventilasi, serta dilindungi dari perubahan cuaca dan
kelembapan.

2) Bahan penyelesaian interior harus disimpan di lokasi tertutup yang disetujui dan
dibawa ke dalam bangunan setelah semua pekerjaan plesteran selesai serta
dalam keadaan kering.

16.3 Persyaratan Teknis


a. Mutu Kayu
Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet, dan kelas kuat
sesuai dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam daftar. Kayu harus
bebas getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirannya, dan
cacat yang parah.
b. Kadar Air
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, semua kayu harus dalam keadaan
kering; Ketika didatangkan ke lokasi, kadar air harus dalam batas-batas seperti berikut
ini:
Konstruksi dalam, rangka, bilah-bilah 18-20%
Kayu untuk penyelesaian interior 18%.
Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasangan.
c. Pengawetan
Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur
harus diberi bahan pengawet. Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, bagian yang
dipotong tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.
d. Lapisan Pelindung
Lapisan transparan
Penyelesaian semua permukaan kayu harus sesuai dengan corak dan warna kayu di
sekitarnya. Jenis lapisan pelindung sebagai finishingnya yaitu memakai melamik
(persyaratan memamik dapat dilihat pada Pasal 22 Pek. Pengecatan) dan
pengerjaannya harus memenuhi ketentuan pabrik pembuat.

16.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib mempelajari ukuran, bentuk, pola
penempatan, cara pemasangan, detail gambar kerja, serta pengukuran keadaan
lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan.

BAB - VI Halaman 34 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

b. Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan paket pekerjaan ME, SR, PL khususnya
bila pada pekerjaan ini terdapat pemasangan fixtures dan armatur jalur dari disiplin
tersebut.
c. Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil
jadi.
d. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, anker dynabolt,
sekrup, paku, dan lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan
mengotori bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan dari baja, sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan antikarat. Pada bidang tampak (exposed), tidak diperkenankan pemasangan
paku, tetapi harus disekrup atau cara lain atas persetujuan konsultan pengawas.
e. Bila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar kerja dianggap kurang kuat,
menjadi kewajiban dan tanggung jawab kontraktor untuk menambahkannya setelah
disetujui konsultan pengawas.
f. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata, dan halus; setelah dempul kering,
kemudian digosok dengan ampelas.
g. Semua pekerjaan kayu yang tidak kelihatan harus diberi meni atau cat dasar.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan.

16.5 Pekerjaan Kayu Halus

a. Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan yang tampak (exposed) dan
permukaan kayu yang dilapis dengan bahan/material finishing, harus diserut halus dan
rata.

b. Proses pengerjaan semua kayu harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak
diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan.

c. Pekerjaan kayu harus dilaksanakan menurut pola dan urutan pengerjaan sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar kerja atau konsultan pengawas. Persiapan,
penyambungan, dan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga susut di bagian
mana pun tidak akan mempengaruhi kekuatan dan bentuk.

16.6 Pembersihan dan Perlindungan


Sisa potongan kayu harus dibersihkan setelah pekerjaan selesai. Semua kayu yang telah
dipasang harus dilindungi dari segala kerusakan berupa benturan, pecah, retak, dan cacat
lain. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat dituntut
sebagai pekerjaan tambah.

BAB - VI Halaman 35 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 17
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KAYU

17.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti
tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen dan
daun pintu panel di area dalam ruangan).

17.2 Persyaratan Bahan


- Pintu, jendela kayu (untuk Pintu di area Ruang Dalam)
Kusen : Balok Kayu Kamper (kering) uk. 6/15
rangka daun pintu : Papan Kayu Kamper (kering)
daun pintu : Teakwood tebal 4 mm
Ukuran : sesuai dengan gambar kerja
persyaratan bahan : lihat pasal tentang pekerjaan kayu

17.3 Prosedur Umum

a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, dan melakukan
pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan pekerjaan
perlengkapan kayu.
b. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar
kerja dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan
lain-lain.
c. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau
goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun pemasangan.
d. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang
cermat dan teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.

17.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan kayu halus di pasal
tantang pekerjaan kayu.

b. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus
lurus tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak
yang dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus
mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.

BAB - VI Halaman 36 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

c. Untuk panel lembaran kayu, peletakan harus dilakukan dengan lem putih produk
hengkel atau setaraf. Tidak diperkenankan ada rongga udara atau lem yang berlebihan
sehingga mengotori permukaan rangka daun.
d. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan
pengecatan kayu.

BAB - VI Halaman 37 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 18
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

18.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti
tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen dan
daun pintu panel di area dalam ruangan).

18.2 Persyaratan Bahan

- Pintu, jendela (untuk Pintu luar)


Kusen : Allumunium 5/10 cm Sek. YKK 4 warna dark brown
rangka daun pintu : Allumunium Sek. YKK
daun pintu : Allumunium Sek. YKK
Ukuran : sesuai dengan gambar kerja

18.3 Prosedur Umum


e. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, melakukan
pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan pekerjaan
alumunium.
f. Tipe pintu yang terpasang hrs sesuai dgn daftar tipe yg tertera dlm gambar kerja dgn
memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
g. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau
goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun pemasangan.
h. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang
cermat dan teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.

18.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus
tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak yang
dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus mengganti atas
biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.
b. Untuk panel, peletakan harus dilakukan dengan pas, tidak diperkenankan ada rongga
udara atau lem yang berlebihan sehingga mengotori permukaan daun.
c. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan pengecatan
kayu.

BAB - VI Halaman 38 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 19
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

19.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada daun pintu dan jendela sesuai dengan petunjuk dalam gambar kerja.

19.2 Prosedur Umum


a. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui sebelum
dibawa ke proyek.
b. Ketidaksesuaian
Pengawas lapangan berhak menolak bahan atau pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan. Oleh karena itu, kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai atas
biayanya sendiri.

19.3 Persyaratan Bahan


a. Semua hardware yang digunakan seluruhnya harus baru, kualitas baik, buatan pabrik
yang dikenal, dan sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Apabila ada perubahan atau
penggantian hardware, harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/direksi.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas/direksi.
c. Perlengkapan pintu ayun :
1) Engsel Pintu
mekanisme : single swing
pemakaian : pintu kayu
spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI
ukuran : standar produk (45 x 75 mm)
jumlah : tiga set per daun pintu
produk : Sek. Royal mutu terbaik utk pintu di dalam ruangan,
Sek. Dorma untuk Pintu Alumunium
warna : ditentukan kemudian
2) Kunci Pintu
mekanisme : double slagh
pemakaian : pintu kayu dan Alumunium

BAB - VI Halaman 39 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

spesifikasi : handel/pegangan dan pelat yang terbuat dari bahan


aluminium, rumah kunci yang terbuat dari bahan baja lapis
seng, dan memenuhi SNI
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun pintu
produk : Sek. SES mutu terbaik, type silinder
warna : ditentukan kemudian
mekanisme : double slagh
pemakaian : pintu kayu KM/WC
spesifikasi : pegangan dalam dapat diputar dengan tombol penekan
pada pegangan dalam, indikator Isi/Kosong pada sisi luar,
dan memenuhi SNI
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun pintu
produk : Sek. SES mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

d. Perlengkapan Jendela
1) Engsel
mekanisme : single swing
pemakaian : daun jendela
spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI
ukuran : standar produk/ditentukan kemudian
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. Royal mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

2) Slot
pemakaian : daun jendela
ukuran : 5 cm
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. Royal mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

3) Hak angin
mekanisme : tipe geser
pemakaian : daun jendela

BAB - VI Halaman 40 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

ukuran : standar produk


jumlah : satu set per daun jendela
produk : Sek. Royal mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan.

19.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja atau yang diminta direksi/perencana. Shop drawing ini
harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yng diperlukan termasuk
pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan, dan
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
b. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh konsultan pengawas/direksi sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
c. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela harus rapi dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja atau petunjuk konsultan
pengawas/direksi.

BAB - VI Halaman 41 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 20
KACA
20.1 Lingkup Pekerjaan
Melaksanakan pemasangan kaca bening dan kaca cermin sesuai dengan gambar kerja.
Kaca bening, tebal 5mm : pada jendela dan bagian daun pintu

20.2 Persyaratan Bahan


1) Semua kaca yang dipakai dari produk standar dengan memenuhi SII, produk ex
Asahimas.
2) Kaca bening lembaran (clear glass float); tebal 5 mm untuk jendela, daun pintu, dan
bouvenlight
3) Semua kaca harus bebas dari noda dan cat, bebas sulfida atau bercak-bercak lain.
4) Semua kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.

20.3 Persyaratan Umum


Data teknis dan contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada pengawas
lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai untuk dapat diuji kebenarannya
terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

20.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Umum
1) Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam gambr kerja adalah ukuran yang
mendekati sepenuhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus
diukur di tempat oleh kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin
tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari pengawas lapangan bila
dikehendaki lain.
2) Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan
kaca, dan kualitas kaca. Merek-merek tersebut boleh dilepas setelah mendapat
persetujuan pengawas lapangan.
3) Semua bahan harus dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. Pemasangan
harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli di bidangnya.

b. Pemasangan kaca
Sebelum kaca dipasang, daun-daun jendela dan bagian lain yang akan diberi kaca harus
dalam keadaan dapat bergerak dengan baik. Kaca dan tempat kaca harus dibersihkan
dari debu, bahan kimia, dan kotoran sebelum kaca dipasang.

BAB - VI Halaman 42 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

c. Penggantian dan pembersihan


Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus dalam keadaan bersih, tidak ada
lagi merek-merek perusahaan, dan kotoran-kotoran dalam bentuk apa pun. Semua kaca
yang retak, pecah, atau kurang baik harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan biaya.

BAB - VI Halaman 43 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 21
PEKERJAAN PLAFOND

21.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Plafond ini meliputi :
Pasang Rangka Hollow 4/4 cm
Pasang Plafond Gypsumboard tebal 9mm
Pasang List Profil Gypsum 12 cm
Pasang List Profil Kayu 4/4 cm

21.2 Material
21.2.1 Material Untuk Langit-langit
Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan langit-langit adalah dari bahan Gypsum 9
mm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan harus yang
berkualitas baik, Sek. Elephant, mempunyai suatu bidang datar yang halus, seragam
ukurannya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup keras. Rangka
Plafond memakai Besi Hollow ukuran 4 x 4 cm.
Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.

21.2.2 List Profil Gypsum


Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Gypsum adalah dari Profil Gypsum 12 cm
seperti yang tertera dalam Gambar Rencana.

21.2.3 List Profil Kayu


Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Kayu berukuran lebar 4 cm dari seperti yang
tertera dalam Gambar Rencana. Lokasi Pemasangan Pada Sudut /Siku pertemuan Dinding
dengan plafond di KM/WC.

21.3 Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat
berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail
hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan
pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.

BAB - VI Halaman 44 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pekerjaan Langit-langit
a. Pekerjaan Rangka langit-langit
Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm, digantung
dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai kondisi lapangan).
Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesiikasi bahan dari pabrikan dengan pola
bermodul 60 x 120 cm yang dipasang bersilangan, Sesuai dengan Gambar Rencana dan
petunjuk Pengawas.
Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar sebelum
dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai dengan
Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas.
Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka utama sudah
terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan Gambar
Rencana dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk pemasangan
rangka pembagi dengan modul as ke as 60 cm (sesuai dengan Gambar Rencana).

b. Penyelesaian Langit-langit dengan Gypsum


Pemasangan plafond Gypsum hanya dapat dilakukan bilamana rangka plafond telah selesai
dan sesuai dengan Gambar Rencana serta telah disetujui Pengawas.
Lembaran Gypsum yang dipergunakan untuk plafond adalah dengan ukuran tebal 9 mm, atau
disesuakan dengan Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas.
Pemotongan Gypsum harus dilakukan dengan gergaji halus atau alat lainnya yang disetujui
Pengawas serta diampelas yang tidak terlalu kasar pada bekas pemotongannya sehingga
halus dan rata.
Pemasangan plafond Gypsum dapat dilakukan dengan cara dibout dan disetujui Pengawas.
Setelah pemasangan plafond keseluruhannya sesuai dan diterima/ disetujui Pengawas, yang
selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing dengan material yang telah ditentukan.

BAB - VI Halaman 45 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 22
PENGECATAN

22.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pengecatan Plafond Gypsum dan List Plafond Gypsum
b. Pengecatan Listplank Beton
c. Pengecatan Listplank GRC
d. Pengecatan Kusen Pintu dan Jendela kayu
e. Pengecatan Dinding
f. Pengecatan Kansteen
g. Pengecatan Tembok Tiang Bendera

22.2 Persyaratan Bahan


a. Cat Kayu
jenis : mengkilat
produk : ex lokal mutu terbaik. Sek. Avian
pemakaian : sesuai dengan gambar dan petunjuk konsultan pengawas
warna : ditentukan kemudian
b. Cat Permukaan Dinding, Plafond Gypsum, dan List Plafond Gypsum
1) Interior
produk : Sek. Vinilex
warna : ditentukan kemudian
2) Eksterior
Produk : Sek. Vinilex
warna : ditentukan kemudian
c. Cat Kusen dan Pintu Panel Kayu dan Profil/List Plafond KM/WC
jenis : melamik
pemakaian : daun pintu panel atau semua jenis kayu yang harus cat
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas
warna : ditentukan kemudian
d. Listplank GRC : Cat. Sek. ICI Weathersield
e. Cat Kayu untuk Kansteen
jenis : mengkilat
produk : ex lokal mutu terbaik. Sek. Dulux
pemakaian : Kansteen, sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas
warna : Hitam dan Putih

BAB - VI Halaman 46 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

f. Cat Tiang Bendera


produk : Sek. Vinilex, Sek. ICI Weathersield
warna : ditentukan kemudian

22.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Tebal minimum tiap lapisan jadi sama dengan spesifikasi pabrik. Pengecatan harus
rata, tidak bertumpuk, bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan,
roller, atau semprotan.
b. Apabila cat yang dipakai mengandung bahan dasar beracun, kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan lainnya yang
harus dipakai pada pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Di dalam keadaan tertentu, misalnya ruangan tertutup, kontraktor harus
menyediakan kipas angin untuk memperlancar pergantian aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, vacuum cleaner, semprotan, dan
lainnya harus tersedia dengan kualitas/mutu terbaik dan jumlah yang cukup.
e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya dilakukan bila
disetujui konsultan pengawas.
f. Pengecatan cat dasar untuk komponen bahan material logam harus dilakukan sebelum
komponen tersebut dipasang.
g. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau finish yang
kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh konsultan pengawas. Biaya
ditanggung kontraktor tanpa diklaim sebagai pekerjaan tambah.
h. Pekerjaan Cat Kayu
1) Pekerjaan Persiapan Sebelum Pengecatan

Kayu harus dalam keadaan kering.


Semua pekerjaan kayu telah didempul dengan baik dan rapi. Pendempulan dan
pengampelasan bagian yang tidak rata, cacat berlubang bekas kayu, dan
kotoran lainnya harus dilaksanakan dengan baik.

2) Pekerjaan Cat Metal / Besi

seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang tampak maupun
tidak;
pekerjaan cat dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material dipasang;

BAB - VI Halaman 47 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

sebelum pengecatan, bersihkan permukaan dari kulit giling, karat, minyak,


lemak, dan kotoran lain secara teliti dan menyeluruh dengan menggunakan sikat
kawat mekanik
3) Pekerjaan Cat Dinding dan Plafond

Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda lain
dalam kondisi kering.

Langkah kerja cat emulsi adalah


lapisan pertama : 50% air
lapisan kedua : 25% air
lapisan ketiga : 25% air

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller; kuas dipakai bila tidak mungkin


menggunakan roller.

Lapisan pertama
Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan
adalah 25 - 150 mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.

Lapisan kedua
Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller;
ketebalan lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 - 15
m2.

Lapisan ketiga
Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap
lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 15 m2.

BAB - VI Halaman 48 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 23
PERLENGKAPAN SANITER

23.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua perlengkapan
sanitasi pada tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis ini,
termasuk pengawasan percobaan yang diperlukan agar keseluruhan sistem dapat berjalan
dengan baik.

23.2 Persyaratan Bahan

a. Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan aksesoris (kran, pipa drain, dan
lainnya).
b. Kloset Jongkok
produk : Toto
bahan : porselen
tipe : CE 9 (Type lengkap dengan pipa semprot)
pemakaian : hamper semua toilet, sesuai gambar
warna : ditentukan kemudian
c. Kloset Duduk
produk : Toto
bahan : porselen
tipe : CW 420
pemakaian : Toilet R. Tidur Utama di Rumah Dinas
warna : ditentukan kemudian
d. Bak Air
produk : mutu terbaik
bahan : Fiber
tipe : standar
pemakaian : semua toilet
warna : ditentukan kemudian
e. Floor Drain
Produk : Ex Dalam negeri atau setarafnya, Ex. TOTO
Bahan : Metal/stainlessteel
Pemakaian : Standar

BAB - VI Halaman 49 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

f. Kran Dinding
Produk : Ex. TOTO
Bahan : Metal
Type : Standar, dia.
Pemakaian : pada Dinding KM/WC
Warna : Standar (metallic)
g. Jet Washer
Produk : Ex. TOTO
Bahan : Metal
Type : Standar
Pemakaian : pada Dinding KM/WC Ruang Tidur Utama Rumah Dinas
Warna : Standar
h. Kitchen Zink
Produk : Mutu Terbaik
Bahan : Stainless
Type : Standar, lengkap dengan kran
Pemakaian : pada Dapur Rumah Dinas
Warna : Standar (metallic)
i. Perlengkapan aksesoris untuk unit-unit tersebut di atas lengkap dari kran sampai pipa
pembuangan. Pipa drain untuk semua unit saniter harus mempunyai leher angsa.
j. Clean-out, Floor Drain
Floor drain dipasang pada setip KM/WC seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Floor
drain yang digunakan bermerek Sek. SAN-EI dengan kualitas memenuhi SII.

23.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, uraian, dan
persyaratan pekerjaan, spesifikasi pabrik pembuat, serta petunjuk konsultan pengawas.
b. Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan dengan
pekerjaan pemasangan, baik jadwal maupun posisi meletakkan peralatan di tempat.
c. Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus disetujui konsultan pengawas,
serta dijaga dari kerusakan atau kehilangan sebelum masa penyerahan tiba.
d. Perhatikan semua ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik di lantai
maupun di dinding/meja beton.
e. Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar tidak terdapat bekas
cacat, noda, atau sumbatan-sumbatan.

BAB - VI Halaman 50 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

f. Sambungan pipa dgn menggunakan ulir terlebih dahulu harus dilapisi dgn Red Lead
Cement dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat khusus digunakan
sambungan flanged . Penyambungan ini perlu dilengkapi dgn ring type gasket utk lebih
menjamin kekuatan sambungan.

g. Dilarang menutup dgn plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian oleh


konsultan pengawas.
h. Semua aksesoris yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah atau
pada nad ubin keramik.

BAB - VI Halaman 51 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 24
PEKERJAAN PLUMBING

24.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan pada RAB, meliputi :
Pek. Instalasi Air Bersih 1, , (PVC kelas AW 10 Kg/cm2, Sek. Maspion,
Paralon)
Pek. Instalasi Air Kotor 4, 3, 2 (PVC kelas AW 10 Kg/cm2, Sek. Maspion,
Paralon)
Bak Kontrol

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan antara lain:


a. Pekerjaan pengadaan dan distribusi air mencakup,
1) pembuatan sumur bor lengkap dengan pompa dan aksesorisnya
2) menara air dan instalasi pemipaannya
3) pemipaan seluruh instalasi air bersih dari menara, baik ke dalam maupun luar
bangunan/titik fikstur
b. pekerjaan sistem drainase air hujan, lengkap dengan bak kontrol di halaman dan jalan
c. pekerjaan sistem pembuangan air kotor lengkap dengan tangki septik dan bak
rembesan
d. pekerjaaan sanitary fixtures lengkap
e. pekerjaan pengujian
f. pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja

24.2 Persyaratan Umum

a. Semua pekerjaan ini harus memenuhi dan mematuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia, di antaranya
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standar Industri Indonesia
3) Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985
4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan
6) BS (British Standard) = untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan
8) NFPA = untuk pencegahan kebakaran

BAB - VI Halaman 52 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

b. Penyediaan bahan
1) Semua ketentuan bahan yang disediakan kontraktor harus sesuai dengan standar
dan normalisasi di Indonesia.
2) Untuk pekerjaan instalisasi pipa, fixture, dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini, kontraktor wajib menyerahkan brosur spesifikasi teknis,
instruksi pemasangan, dan gambar-gambar detail dari pabrik pembuat kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan kontraktor harus asli dan
dilengkapi dengan tanda uji dari badan yang diakui sah oleh pemerintah/badan
internasional.
4) Kepada konsultan pengawas, kontraktor dan pabrik pembuat harus menyerahkan
jaminan bahwa semua bahwa semua bahan/peralatan bebas dari segala kerusakan
dan menyerahkan garansi pemakaian/jaminan pengadaan suku cadang.
5) Masa pemeliharaan ditentukan (..) hari kalender setelah
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya.
6) Pengujian harus disaksikan oleh tenaga ahli yang disetujui konsultan pengawas.
c. Bahan/material dan peralatan yang tidak disertai data lengkap tidak diijinkan dipasang,
dan harus diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
d. Segala kerusakan seperti AR, SR, ME yang diakibatkan pekerjaan ini harus
dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya kontraktor tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.

24.3 Persyaratan Bahan


a. Unit mesin pompa menggunakan pompa jet pump dengan daya 500 watt merek
sekualitas Sanyo atau Hitachi.
b. Pipa-pipa
1) Pipa PVC
Semua pipa PVC dan pipa penyambung adalah PVC kelas AW (heavy duty) seri S
12,5 dengan memenuhi standar bahan sebagai berikut:
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 64, SII-
0344-82 (untuk pipa), dan SII-1448-85 (untuk fitting)
Diameter dalam tebal dinding tidak boleh kurang dari 50&75 mm = 5 mm, 100 &
125 mm = 7 mm, 150 mm = 7,5 mm, 200 mm = 8 mm, 250 mm = 8,5 mm, dan
300 mm = 9 mm.
pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Pipa PVC dipakai untuk
pipa air kotor dan pipa resapan

BAB - VI Halaman 53 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

2) Pipa baja galvanis


Bahan memenuhi standar SII-0161 atau BS 1387-1967 kelas medium. Pipa dan
fitting harus lurus, tidak cacat, karat, atau noda lainnya. Bahan penyambung adalah
serat halus dan pasta semen merah. Sambungan pipaseperti soket, elbow, reducer,
knee, dan sebagainya harus terbuat dari bahan baja lapis seng kelas medium.
Sambungan dengan diameter sampai dengan 65 mm harus dilengkapi ulir,
sedangkan sambungan berdiameter lebih dari 65 mm harus dilengkapi flens.
c. Lainnya
1) Katup/valve
Katup bertekanan kerja 15 psi dengan jenis Gate-valve; diameter dan pemasangan
sesuai dengan gambar kerja; terbuat dari bahan kuningan; berasal dari merek
terkenal seperti Kitz.
2) Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised face; tipe slip on
harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau peralatan yang akan
disambung.
3) Packing harus menurut standar ANSI; terbuat dari karet gulungan spiral dengan
tebal minimal 3 mm; diameter packing harus sesuai dengan diameter flens yang
akan digunakan; pengadaan packing harus dilebihkan 10% dari jumlah yang
seharusnya.
4) Baut dan mur untuk flens harus lengkap dengan cincin per dan cincin pelat; terbuat
dari baja hitam kelas 8.8 dengan sistem ulir metrik; diameter dan panjang baut harus
sesuai dengan diameter flens; sisa ulir setelah pemasangan minimal tiga; jumlah
pengadaan dilebihkan 10% dari jumlah seharusnya.
5) Preasure-gauge harus dari tipe W 4.50 dengan skala pembacaan per kg cm2/psi.

24.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Umum
1) Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya
yang terkait sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis dan
melaporkannya kepada pengawas lapangan semua keadaan yang akan mengurangi
pekerjaannya.
2) Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang bagi semua peralatan, pipa-pipa, dan
lainnya untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang di tempat yang
direncanakan.
3) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh teknisi
terlatih yang telah disetujui oleh pengawas lapangan.

BAB - VI Halaman 54 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

b. Pemasangan
1) Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih, teratur,
serta bekerja dengan baik melalui pekerjaan berkala yang dilakukan kontraktor
sampai pekerjaan diserahkan dan diterima pemimpin proyek

2) Semua pipa harus dipasang sesuai dengan koordinat yang ditentukan.


3) Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan
untuk melengkapi pemasangan.
4) Semua pemipaan yang disambung dan dihubungkan dengan peralatan harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang sesuai.
5) Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
6) Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan sambungan reducer atau
increaser.
7) Katup yang disediakan harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan
ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan
batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
8) Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan
sesuai dengan gambar kerja.
9) Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC, sambungan atau
belokan, dan aksesoris peralatan harus dilengkapi dengan adaptor yang dibuat
khusus dengan maksud itu.
10) Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan pengurugan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pasal 39.
c. Penumpu dan Alat Pengencang
1) Semua pipa, sambungan, dan peralatan harus ditumpu dan dikencangkan dengan
cara yang aman dan kuat.
2) Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan kemiringan pipa
tetap terjaga, cukup kuat memegang pipa, dan menampung pemuaian yang
disebabkan perubahan temperatur.
d. Pembersihan dan Penyesuaian
1) Selama pelaksanaan, kontraktor harus menutup semua saluran untuk mencegah
masuknya pasir, kotoran, dan lainnya. Setelah selesai pemasangan, setiap sistem
pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk
membersihkan seluruh sistem pemipaan.
2) Setelah seluruh sistem terpasang, kontraktor harus menjalankan peralatan pada
kondisi normal untuk menyesuaikan keseimbangan katup, kontrol tekanan otomatis,
dan lainnya sampai semua pesyaratan tercapai.

BAB - VI Halaman 55 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

e. Pengujian Sistem Tanpa Tekanan


1) Seluruh sistem saluran harus dilengkapi lubang yang dapat ditutup rapat sehingga
seluruh sistem dapat diisi air sampai elevasi tertinggi saluran.
2) Sistem ini harus dapat menahan air tersebut selama 30 menit dalam keadaan air
tidak berubah.
3) Bila menurut pengawas lapangan dibutuhkan pengujian tambahan seperti pengujian
asap/udara pada sistem saluran pembuangan, kontraktor harus melaksanakannya
tanpa tambahan biaya.
f. Pengujian Sistem Bertekanan
1) Setelah selesai pemasangan dan roughing-in, seluruh sistem pemipaan harus diuji
pada tekanan hidrostatis 1,5 kali tekanan kerja nominal dan dibiarkan pada tekanan
tersebut minimal delapan jam. Tekanan kerja nominal adalah 10 kg/cm2.
2) Bila suatu bagian sistem akan ditutup sebelum seluruh pemasangan selesai, bagian
tersebut harus diuji terpisah pada tekanan yang sama dengan tekanan yang
digunakan untuk seluruh sistem dengan disaksikan oleh pengawas lapangan.
g. Lapisan Pelindung
1) Semua pipa, sambungan, dan penumpu pipa yang terlihat selain harus dicat sesuai
dengan skema warna yang akan diterbitkan kemudian, juga diberi tanda arah aliran.
2) Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan ketentuan pasal tentang
pekerjaan pengecatan.
3) Semua permukaan luar pipa baja dan sambungan yang akan ditanam dalam tanah
harus diberi lapisan aspal minimal setebal 40 mikron sebagai lapisan pelindung
antikarat.

BAB - VI Halaman 56 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 25
TANGKI SEPTIK DAN RESAPAN

25.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, dan pemasangan tangki
septik dan resapan seuai dengan garis, susunan, lokasi, dan dimensi yang tertera dalam
gambar kerja dan ketentuan spesifikasi teknis. Pekerjaan ini termasuk pada:

Pengukuran

Penggalian, pengurugan, dan pemadatan

Pengadaan Tanki Kapasitas 1,8m3 Sek. Bio Master.

Pemasangan dan penyambungan pipa

Pembuatan Sumur Resapannya

25.2 Persyaratan Umum


a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada pengawas lapangan
untuk disetujui sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar detail pelaksanaan yang mencakup
dimensi, tata letak, jenis bahan, dan detail-detail pelaksanaan untuk diperiksa dan
disetujui pengawas lapangan
c. Ketidak sesuaian
1) kontraktor wajib memeriksa gambar kerja terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah, maupun pemasangan.
2) Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata tidak sesuai dengan yang telah
disetujui, kontraktor wajib menggantinya atas biaya kontraktor setelah disetujui
pengawas lapangan.

25.3 Persyaratan Bahan


a. Tangki septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang (sesuai dengan
petunjuk gambar kerja) dalam kapasitas, ukuran, bentuk dalam gambar kerja.
b. Tanki Kapasitas 1,8m3 Sek. Bio Master.
c. Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa PVC kelas 5 kg/cm2 standar
JIS K 6741 berdiameter sesuai dengan gambar kerja, sedangkan panjang, tebal, dan
lainnya sesuai dengan standar JIS.

d. Batu bata harus memenuhi persyaratan dalam pasal tentang pemasangan bata.
e. Bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan

BAB - VI Halaman 57 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

f. Adukan
1) Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir, dan air
harus memenuhi spesifikasi teknis.
2) Semua adukan yang dipakai mempunyai komposisi 1 pc : 2 ps atau sesuai dengan
ketentuan gambar kerja.
g. Resapan
Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran sesuai dengan
petunjuk gambar kerja. Bahan-bahan untuk sumur resapan sesuai dengan petunjuk
gambar kerja atau petunjuk pengawas lapangan.

25.4 Persyaratan Pelaksanaan


a. Umum
1) Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai dengan petunjuk gambar
kerja, gambar detail pelaksanaan, serta spesifikasi teknis ini.
2) Pekerjaan galian, urugan kembali, dan pemadatan harus memenuhi ketentuan pasal
tentang pekerjaan galian.
3) Pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakansesuai dengan ketentuan pasal
tentang pekerjaan beton.
4) Pekerjaan pasangan batu bata harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pasal
tentang pekerjaan pasangan batu bata.
5) Semua pasangan pemipaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan pasal
tentang pekerjaan pemipaan.

b. Konstruksi dan Pemasangan


1) Tangki septik harus mempunyai ruang udara tidak kurang dari 0,20 meter dari
langit-langit tangki dan di bawah tutup tangki
2) Tangki harus terbuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang yang kedap air.
Dinding bagian tangki diberi plesteran dengan adukan 1 : 2, sedangkan bagian luar
yang berhubungan langsung dengan tanah tidak diplester.
3) Resapan harus dibuat dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam gambar kerja
dan pengawas lapangan.

BAB - VI Halaman 58 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 26
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

26.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Elektrikal ini meliputi :
- Pekerjaan Instalasi Titik Lampu
- Pekerjaan Instalasi Stop Kontak dan Saklar
- Pekerjaan Armateur Saklar Tunggal dan Seri
- Pekerjaan Armateur Stop Kontak
- Pekerjaan Armateur Lampu Down Light PL 11 watt, dia. 125mm
- Pekerjaan Armateur Lampu Down Light PL 11 watt, dia. 125mm, surfaced mounted (di
Rumah Dinas)
- Pekerjaan Armateur Lampu PL 11 watt+fitting Plafond
- Pekerjaan Armateur Lampu TL 2x18 watt,recessed Mounted, RMO (di Kantor
Pelayanan)
- Pekerjaan Armateur Lampu TL 20 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas)
- Pekerjaan Armateur Lampu TL 32 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas)
- Pekerjaan Pas. Panel Plastik lengkap MCB & grounding
- Pekerjaan Armatur Lampu Taman
- Pekerjaan Armatur Lampu Sorot
- Pekerjaan Kabel Daya Site

Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,
pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang
tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan pemasangan seluruh
peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/tidak
terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan komponen dari instalasi ini sebagai
sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik.

26.2 Material
Kabel-kabel untuk stop kontak dan titik lampu penerangan
Untuk stop kontak dan titik lampu penerangan jenis kabel yang dipakai adalah jenis NYM
3x2.5 mm dengan pipa pelindung PVC 5/8.

Armateur Stop Kontak


Standard stop kontak menggunakan standard stop kontak (IP 413).

BAB - VI Halaman 59 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Rating tegangan : 22O V untuk l fasa


Rating arus : sesuai dengan Gambar Rencana (minimal 16 A)
Jumlah Pole : 2p + E (l fasa)
Perlengkapan : cable gland
Jenis pemasangan : Inbouw atau outbow
Proteksi : Dengan tutup dan plug locking
Merek : Sekwalitas Brocco

Armateur Saklar
Rating tegangan : 220 V, 1 fasa
Rating arus : Minimal l0 A
Merk : Sekwalitas Brocco

Lampu Armateur
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat
lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun khusus harus dari
kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil
yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan Phillips.

Jenis armature
1. Lampu Down Light
Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm (utk Rumah Dinas, Kantor Pelayanan,
dan Mushola), Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm, surfaced mounted (di
Rumah Dinas saja),Cup lampu/dudukan mer. Sek. Artolite, Armatur merk sek.
Phillips.

2. Lampu PL
Armatur lampu PL 11 Watt + fitting, merk sek. Phillips.

BAB - VI Halaman 60 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

3. Lampu TL
Armateur Lampu TL 2x18 watt,recessed Mounted, RMO (di Kantor Pelayanan),
Armateur Lampu TL 20 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas), Armateur
Lampu TL 32 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas). Semua Armatur
lampunya harus merk Sek. Phillips.

4. Pekerjaan Armatur Lampu Taman


Armatur lampu yang dipakai untuk lampu taman yaitu PL 14 watt, acrylic ball dia. 30
cm lengkap tiang BSP dia. 1,25 tinggi 1,5 cm. Sedangkan armature untuk lampu
sorot memakai tipe PAR 80 watt.

Pekerjaan Kabel Daya Site


Instalasi untuk kabel daya memakai NYY 2x2,5mm2 + PVC , NYY 2x4 mm2 + PVC 1,
NYY 4x4 mm2 + PVC 1,5, NYY 4x6 mm2 + NYA 4 mm2. Sebagai pelindung kabel yang
melintas jalan memakai pipa GIP dia. 1, GIP dia. 1,5, GIP dia. 3.

26.3 Pelaksanaan
26.3.1 Pekerjaan Instalasi Listrik
Lingkup pekerjaan Listrik meliputi pekerjaan-pekerjaan pemasangan :
1. Pengadaan&pemasangan fixtures lampu lengkap berikut accessories (sesuai gambar).
2. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap (kabel-kabel) accessories
terpasang (sesuai gambar).
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak lengkap
accessories terpasang (sesuai gambar).
4. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, lengkap accessories terpasang.
5. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, conduit, dan alat bantu accessories
lain-lain, untuk bekerjanya/beroperasinya sistem instalasi penerangan dan daya dengan
sempurna dan baik.
6. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.
Setelah pekerjaan instalasi listrik, tidak boleh meninggalkan bekas-bekas bobokan atau
cacat pada plafond, dinding dll. Setelah pekerjaan instalasi tersebut harus dirapikan
kembali.

26.3.2 Pekerjaan Pemasangan Armateur


Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas.

BAB - VI Halaman 61 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di
peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.

26.3.3 Stop Kontak


Stop kontak dipasang dengan ketinggian 35 atau 120 cm diatas permukaan lantai atau
disebut lain sesuai dengan Gambar Rencana. Semua stop kontak harus dilengkapi dengan
sistim pentanahan

26.3.4 Saklar
Saklar penerangan baik jenis single maupun double, serta saklar hotel dipasang pada
ketinggian 150 cm dari muka lantai, jenis outbow dan berbentuk bujur sangkar, kecuali
disebutkan lain.
Pemasangan harus memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standard.

26.4 Pengujian / Penyetelan Peralatan dan Sistem


Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing)
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
- Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi
dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan
seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian
dan commisioning.

- Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan


Konsultan Pengawasi antara lain :
pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall)
pengujian pentanahan panel

BAB - VI Halaman 62 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

pengujian kontinuitas konduktor


pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
load testing
penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data
setelah yang dilakukan.
semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan
resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

- Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

BAB - VI Halaman 63 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 27
PEKERJAAN (MEKANIKAL SITE)

27.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Kran Air di area site (taman, luar)
Pekerjaan Pembuatan Saluran Air Keliling Bangunan

Pekerjaan inir mencakup pengadaan dan pemasangan antara lain:


a. Pekerjaan pengadaan
b. pekerjaan pengujian
c. pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja

27.2 Persyaratan Umum

a. Semua pekerjaan ini harus memenuhi dan mematuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia, di antaranya
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standar Industri Indonesia
3) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
4) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan
5) BS (British Standard) = untuk bahan-bahan
6) JIS = untuk bahan-bahan

b. Penyediaan bahan
1) Semua ketentuan bahan yang disediakan kontraktor harus sesuai dengan standar
dan normalisasi di Indonesia.
2) Untuk pekerjaan instalisasi pipa, fixture, dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini, kontraktor wajib menyerahkan brosur spesifikasi teknis,
instruksi pemasangan, dan gambar-gambar detail dari pabrik pembuat kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan kontraktor harus asli dan
dilengkapi dengan tanda uji dari badan yang diakui sah oleh pemerintah/badan
internasional.
4) Kepada konsultan pengawas, kontraktor dan pabrik pembuat harus menyerahkan
jaminan bahwa semua bahwa semua bahan/peralatan bebas dari segala kerusakan
dan menyerahkan garansi pemakaian/jaminan pengadaan suku cadang.
5) Masa pemeliharaan ditentukan (..) hari kalender setelah
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya.

BAB - VI Halaman 64 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

6) Pengujian harus disaksikan oleh tenaga ahli yang disetujui konsultan pengawas.
c. Bahan/material dan peralatan yang tidak disertai data lengkap tidak diijinkan dipasang,
dan harus diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
d. Segala kerusakan seperti AR, SR, ME yang diakibatkan pekerjaan ini harus
dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya kontraktor tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.

27.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Umum
1) Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya
yang terkait sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis dan
melaporkannya kepada pengawas lapangan semua keadaan yang akan mengurangi
pekerjaannya.
2) Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang bagi semua peralatan, pipa-pipa, dan
lainnya untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang di tempat yang
direncanakan.
3) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh teknisi
terlatih yang telah disetujui oleh pengawas lapangan.

b. Pemasangan
1) Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih, teratur,
serta bekerja dengan baik melalui pekerjaan berkala yang dilakukan kontraktor
sampai pekerjaan diserahkan dan diterima pemimpin proyek
2) Semua pipa harus dipasang sesuai dengan koordinat yang ditentukan.
3) Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan
untuk melengkapi pemasangan.
4) Semua pemipaan yang disambung dan dihubungkan dengan peralatan harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang sesuai.

c. Pengujian
Setelah pekerjaan pemasangan selesai, alat tersebut harus diadakan tes
comicioning/diuji dan disaksikan oleh pengawas lapangan. Alat tersebut harus berfungsi
baik, lancar.

BAB - VI Halaman 65 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 28
PEKERJAAN JALAN, AREA PARKIR, PLAZA DAN ELEMEN LANDSCAPE

28.1 Lingkup pekerjaan


Pekerjaan Jalan dan Area Parkir ini meliputi :
Pekerjaan Lapisan Tanah setebal 17 cm
Pekerjaan Lapisan Sirtu setebal 20 cm
Pekerjaan Lapisan Pasir Urug setebal 5 cm
Pekerjaan Paving Block tebal 8 cm (utk area jalan)
Pekerjaan Grass Block tebal 8 cm (utk area parkir)
Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan Penataan Plaza
Pekerjaan Tiang Bendera

28.2 Pekerjaan Lapisan Tanah


Pekerjaan lapisan tanah setebal 17 cm. Persyaratan bahan dan teknis pelaksanaan dapat
dilihat pada pasal 9 Pek. Tanah

28.3 Pekerjaan Lapisan Batu/Sirtu setebal 20 cm.


 Persyaratan bahan

a. Lapisan batu/sirtu yang dipergunakan dalah merupakan campuran pasir, kerikil,


dan lempung.
b. Lapisan batu/sirtu harus memenuhi persyaratan standar.
c. Sirtu yang akan dipergunakan ini sebelum pelaksanaan pekerjaan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari konsultan pengawas.

 Persyaratan pelaksanaan

a. Menyebar lapisan batu/sirtu dengan menggunakan kendaraan bergerak yang


dilengkapi speaders boxes atau alat penyebar agregat lainnya.
b. Kemudian dipadatkan hingga mencapai ketebalan 15 cm dengan menggunakan
alat berat minimal 10 ton atau alat lainnya atas persetujuan dari konsultan
pengawas.
c. Apabila pekerjaan ini terdapat penyimpangan atau tidak memenhi persyaratan,
maka kontraktor wajib memperbaiki sesuai mutu yang disyaratkan, dan pekerjaan
yang diakibatkan kelalaian kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor itu
sendiri.

BAB - VI Halaman 66 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

28.4 Pekerjaan Pasir Urug setebal 5 cm.


 Persyaratan Bahan

a. Lapisan pasir yang dipergunakan adalah dari jenis pasir urug dari kualitas yang
baik.
b. Bahan pasir urug ini harus bebas dari bahan-bahan organik.

 Persyaratan pelaksanaan

a. Menyebar lapisan pasir dengan menggunakan alat atau sesuai dengan petunjuk
dari konsultan pengawas.
b. Melaksanakan pemadatan lapisan pasir hingga mencapai ketebalan 5 cm.

28.5 Pekerjaan pemasangan Grass Block/Pavingblock


 Persyaratan bahan

Bahan Grass Block yang dipergunakan harus berkualitas baik dan memenuhi
persyaratan SII maupun PUBI dengan ketebalan 8 cm begitu pula Paving Block yanga
akan dipasang harus dari bahan yang berkualitas baik dengan ketebalan 8 cm.
 Persyaratan pelaksanaan

a. Pemasangan Paving Block harus sudah terpola sesuai dengan gambar rencana.
b. Antara pemasangan Paving Block dan grass block dipasang profil beton.

28.6 Pekerjaan penanaman rumput pada grass block


 Persyaratan bahan

a. Rumput yang dipergunakan adalah jenis rumput gajah dengan kualitas baik.
b. Tanah subur yang dipergunakan adalah tanah subur yang baik, bebas dari sisa-
sisa bahan organik /akar-akaran.

 Persyaratan pelaksanaan

a. Setelah lubang grass block terisi tanah subur kemudian dilakukan penanaman
rumput gajah sesuai dengan gambar kerja.
b. Untuk menjaga stamina rumput, maka selama seminggu dilakukan penyiraman
dengan terus menerus dan ditaburi pupuk daun.

BAB - VI Halaman 67 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pemasangan Pavingblock t = 8 cm

Pemasangan Rumput Gajah Pada Grassblock

28.7 Pemasangan batu pinggir/kansteen


28.7.1 Lingkup pekerjaan :

Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan kansteen ini meliputi dan tidak terbatas dari
sekedar pengadaan bahan, tempat, peralatan yang diperlukan, serta tidak terbatas dari
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk dari konsultan
pengawas.

28.7.2 Persyaratan bahan

Pekerjaan kansteen ini memakai beton pra cetak setaraf produk lokal kualitas 1. Beton
kansteen harus memenuhi persyaratan SII maupun PUBI.

BAB - VI Halaman 68 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

28.7.3 Penggunaan Bahan

a. Untuk pemasangan lurus :

 Type kansteen : lurus


 Ukuran : 28 x 15 x 60 cm
 Kuat tekan : 300 kg/cm2

b. Untuk pemasangan belokan :

 Type kansteen : belokan (boog)


 Ukuran : sesuai brosur
 Kuat tekan : 300 kg/cm2

c. Untuk Pemasangan Inlet Air Hujan

 Type kansteen : Inlet


 Ukuran : Sesuai Gambar
 Kuat tekan : 300 kg/cm2

28.7.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Pengukuran

Sebelum pemasangan beton kansteen dimulai, terlebih dahulu harus diukur


kelurusannya. Patok-patok ukur maupun tanda-tanda harus dipasang untuk
memudahkan pekerjaan pemasangan beton kansteen tersebut.

b. Galian

Setelah pemasangan patok-patok ukur maupun tanda-tanda, kontraktor wajib


memberitahukan kepada konsultan pengawas, baru pekerjaan bias dimulai dengan
ukuran dalam maupun lebar disesuaikan dengan gambar perencanaan.

c. Urugan Pasir

Sebelum pemasangan beton kansteen, bagian dasar galian harus ditimbris terlebih
dahulu agar permukaan tanahnya keras. Setelah itu urugan pasir setebal minimal 5 cm
dihamparkan pada dasar galian tersebut dan dipadatkan.

d. Pemasangan Beton Kansteen Pracetak

Beton kanssten pracetak dipasang diatas hamparan pasir, lidah-lidah dari beton
kansteen tersebut harus saling mengunci, dipasang tegak lurus dengan pasangan
grassblock/pavingblock sedalam 10 cm dari permukaan grassblock. Pemasangan

BAB - VI Halaman 69 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

beton kansteen harus kokoh dan kuat untuk menahan gesekan/singgungan dari roda
mobil.

e. Urugan Kembali

 Pengurugan dilakukan dengan sempurna, tidak diperkenankan adanya celah-celah


atau rongga-rongga yang masih belum diurug.

 Jarak horizontal antara beton kansteen dengan material yang bersinggungan


(grassblock/pavingblock) tidak boleh diurug dengan tanah, melainkan harus dengan
material yang sejenis/adukan beton.

 Pekerjaan urugan ini harus betul-betul padat, mengunci pada beton kansteen
tersebut dengan cara pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis sambil disiram air.

 Pemadatan tanah harus menggunakan alat pemadat yaitu mesin pemadat (stamper)
dengnan kapasitas pemadatan sebesar 500 s/d 1000 kg.

f. Hasil kerja

 Pemasangan beton kansteen harus menghasilkan suatu garis lurus, permukaan


bagian luar, bagian dalam maupun bagian atas harus rata, tidak bergelombang,
kokoh dan kuat.

 Kegagalan pemasangan beton kansteen ini diantaranya pemasangan tidak lurus,


beton kansteen masih goyah, tidak rata dan tidak memenuhi persyaratan lain. Maka
pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali dan diperbaiki dengan biaya ditanggung
oleh kontraktor.

28.8 Pekerjaan Penataan Plaza


Penutup Lantai Area Plaza memakai grass block 8 cm + rumput gajah, bagian tengah plaza
memakai pavingblock warna tebal 8 cm.

Desain Puzzle dia. 4m

BAB - VI Halaman 70 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

28.9 Pekerjaan Tiang Bendera


Pekerjaan tiang bendera ini memakai beton K-175 campuran 1:2:3 metode site mix.
Tinggi dudukan 60 cm, trape @ 20 cm. Tinggi Tiang bendera 6 m.
Difinishing dengan cat tembok Sek. ICI Weathersield.

BAB - VI Halaman 71 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 29
PEKERJAAN RESAPAN BIOPORI

29.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Biopori sesuai dengan gambar perencanaan meliputi pengadaan bahan sampai
dengan pekerjaan tersebut dengan jumlah/volume sebagaimana tercantum dalam rancangan
dapat diterima oleh konsultan pengawas.

29.2 Persyaratan pelaksanaan :


- Alat pelubang/bor diameter 30 cm dengan kedalaman 100 cm.
- Kawat penyaring/penutup diameter 30 cm.

29.3 Proses kerja :


- Pembuangan sampah organik seperti dedaunan kedalam lubang biopori
- Dalam lubang akan terbentuk lorong-lorong yang dibuat hewan penghuni Biopori yang
membentuk pori-pori yang membantu sirkulasi udara dan mempercepat proses penyerapan
air hujan.
- Air hujan yang terserap akan menjadi persediaan air tanah.
- Sampah organik akan dimakan /proses pengomposan penghuni Biopori sehingga tidak
menimbulkan bau menyengat.

BAB - VI Halaman 72 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 30
PEKERJAAN VEGETASI (PERTAMANAN)

30.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Pertamanan sesuai dengan gambar perencanaan meliputi pengadaan bahan,
penanaman sampai dengan pekerjaan tersebut dapat diterima oleh konsultan pengawas,
diantaranya :
Pengolahan Tanah/Tanah Subur
Tanaman Rumput
Tanaman Penutup Tanah
Tanaman Pagar
Tanaman Semak dan Pohon
Pemeliharaan

30.2 Pengolahan Tanah/Tanah Subur


Pekerjaan pengolahan atau penyiapan tanah dikerjakan pada tahap awal. Bahkan lebih baik
pengolahan tanah dilakukan jauh hari sebelum penanaman. Hal ini dimaksudkan agar tanah
yang baru diolah benar-benar baik kondisinya. Bila tanah terlalu basah sebaiknya ditunggu
dahulu sehingga bila dicangkul atau dibalik dengan skop tidak berat, tanah yang terlalu
basah kandungan oksigennya sedikit. Bila tanah terlalu kering dan keras perlu disiram air
terlebih dahulu sampai dapat dibalik dengan mudah.

30.3 Pengolahan tanah ganda :


- Tanah digali dengan kedalaman 20 cm dan lebar 30 cm sepanjang yang akan ditanami.
- Campurkan kompos atau bahan pencampur lainnya ke dalam lapisan tanah dibawahnya.
- Tanah disebelahnya digali, isikan pada lapisan galian tanah sebelumnya.
- Penggalian dilanjutkan terus sampai batas areal yang diperlukan.

30.4 Bahan pencampur :


- Tanah liat bila terkena air hujan, akan cepat sekali menyerap air hingga jenuh. Akhirnya
udara tanah tidak cukup tersedia.
- Pasir tidak dapat memegang air siraman/air hujan tetapi mengandung udara atau oksigen
banyak.
- Agar penanaman berhasil, harus diciptakan keadaan tanah yang cukup oksigen, daya
memegang air tinggi, dan kandungannya haranya cukup tinggi. Untuk tujuan ini diperlukan
bahan pencampur bagi tanah mineral.

BAB - VI Halaman 73 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

- Untuk tanaman penutup tanah biasanya tanah yang diolah sedalam 20 cm yaitu sekadar di
daerah perakaran saja sehingga untuk menghitung kebutuhan bahan pencampur
didasarkan atas daerah perakaran tersebut.

30.5 Komposisi campuran ada berbagai macam :


- pencampur, tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 3:1
- pencampur, tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 1:1
- 1/3 tanah, 1/3 pasir, 1/3 pupuk kandang atau perbandingan tanah, pasir, pupuk kandang
1:1:1.

30.6 Pupuk organik :


- Pupuk kandang dapat dipilih dari kotoran ayam, kambing atau sapi. Kotoran ayam
mempunyai kandungan hara yang paling baik.
- Disamping pupuk kandang pupuk organik dapat diganti dengan humus atau kompos, yang
asalnya dari sisa-sisa tumbuhan/sisa dapur rumah tangga.
- Sangat disarankan memakai pupuk organik yang sudah matang.
- Tanah yang banyak memerlukan pupuk organik yaitu tanah berpasir, tanah yang banyak
tererosi.
- Semua tanaman menjadi lebih baik kalau diberi pupuk kandang.
- Bila pemberian pupuk organik dimusim hujan dapat diberikan dipermukaan tanah, demikian
pula bila pemberian pupuk organik dimusim kering dibenamkan atau dicampur engan tanah.
- Keuntungan pemberian pupuk organik yaitu dapat menambah unsur hara, memperbaiki
struktur tanah, meningkatkan penyerapan hara oleh tanaman, meningkatkan daya ikat
tanah terhadap air dan meningkatkan kegiatan biologi tanah.

30.7 Tanaman Rumput


Secara umum cara penanaman rumput dapat dilakukan dengan bagian generatifnya (benih)
maupun dengan bagian vegetatifnya (rhizoma atau anakan). Penanaman bagian vegetatif ini
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan rhizoma atau anakan tunggal, dalam bentuk
kumpulan rhizoma (potongan rumput), maupun lempengan.

30.7.1 Persyaratan Bahan :


- Rumput harus bebas dari/tercampur dengan jenis rumput lain, bila ditemukan maka harus
dicabut dari akar-akarnya.
- Usahakan penanaman rumput dilakukan secepatnya, jangan sampai terlambat.

BAB - VI Halaman 74 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

30.7.2 Persyaratan Pelaksanaan :


- Bagian halaman dan tanah yang akan ditanami rumput haruslah dipersiapkan secara
cermat.
- Buanglah bongkahan-bongkahan batu atau kayu, akar-akaran yang mengganggu yang
telah mati.
- Bersihkan tanah dari rumput yang tidak dikehendaki dipungut satu per satu hingga bersih
ke akar-akarnya , setidaknya sampai kedalaman 20 cm.
- Tanah yang akan ditanami harus betul-betul bebas dari pengganggu.
- Setelah itu tanah dihaluskan, dipupuk, diratakan dan dipadatkan.
- Sebelum mulai menanam harus diperhatikan bahwa permukaan tanah telah betul-betul
rata, jika sengaja dibuat bergelombangpun harus tetap diupayakan agar alur gelombang
yang terbentuk cukup halus.
- Taburkan bahan organik (pupuk kandang atau kompos) sesuai dengan kebutuhan (1
karung pupuk kandang untuk setriap 10 m2.
- Bahan organik dicampur tanah dan dilembutkan.
- Permukaan bidang tanam diratakan.
- Memasang saluran penyiraman.
- Diadatkan, kini siap ditanami.

30.7.3 Menanam rhizoma tunggal :


- Rhizoma harus yang baik, segar dan tebal. Potong rhizoma dengan gunting, satu potong
rhizoma mengandung 3 tunas.
- Pada tanah yang sudah dipersiapkan buatlah alur dengan cetok atau kored sedalam
kurang lebih 2-3 cm,dengan jarak antar ulur 10 cm. Untuk mendapatkan alur yang lurus
buatlah regangan tali rafia atau benang kenur sebagai alat bantu.
- Rhizoma yang telah disiapkan ditanam dalam alur, kemudian tutup dengan tanah dan
padatkan.
- Lakukan penyiraman dua kali sehari. Upayakan kondisi tetap lembap agar rhizoma tidak
kekeringan. Penyiraman harus hati-hati percikan air jangan sampai merusak susunan
rhizoma.
- Lebih baik apabila di atasnya ditutup hamparan mulsa (jerami).

30.7.4 Menanam potongan rumput (suwiran) :


- Lempengan rumput yang telah dibersihkan dari rumput pengganggu dipotong-potong
dengan pisau yang tajam. Ukuran setiap potongan kurang lebih 4x4 cm.

BAB - VI Halaman 75 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

- Buatlah lubang tanam pada tanah yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam antara
10x10 cm sampai 15x15 cm. Usahakan membuat lajur yang lurus dengan bantuan tali rafia
atau benang.
- Potongan rumput ditanamkan dalam lubang tanam, kemudian tanah ditekan sedikit.
- Lakukan penyiraman dua kali sehari dan usahakan agar kelembapan tanahnya tetap
terjaga.

30.7.5 Menanam lempengan rumput karpet :


- Lempengan yang telah bebas dari pengganggu dibuat halus bagian tepinya, juga tebal
tanah lempengannya dibuat sama, kurang lebih 2 cm.
- Tanamlah pada tanah yang telah dipersiapkan dengan menyusunnya secara paralel
(sejajar). Kelebihan pada bagian tepi yang berbatasan denga batu/lantai dipotong dengan
pisau yang tajam.
- Tekanlah dengan kuat.
- Lakukan penyiraman secara teratur serta jagalah kelembapan.

30.8 Tanaman Penutup Tanah


Persyaratan Pelaksanaan :
- Umumnya tanaman penutup tanah tumbuh subur pada tanah yang dilengkapi bahan
organik (pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos). Bahan organik yang diberikan
sebanyak 2-4 kg untuk setiap 1m 2.
- Terlebih dahulu tanah dicangkul, dibersihkan dari batu-batuan dan tanaman liar yang tidak
dikehendaki. Kemudian tanah dihaluskan, apabila tanahnya kurang subur sebaiknya
ditambahkan pupuk pabrik pada saat mempersiapkan tanah ini yaitu dengan pupuk TSP,
Urea dan KCl masing-masing sebanyak 10 gram setiap 1m2. Atau NPK (15-15-15)
sebanyak 30 gram setiap 1 m2.
- Pada dasarnya persiapan tanah untuk tanaman penutup tanah ini tidak berbeda dengan
persiapan tanah untuk rumput (lihat uraian pada bagian rumput).
- Tanamlah tanaman dengan jarak tanam yang teratur agar terlihat lebih rapat maka
penanaman diatur dengan mengikuti segitiga samasisi.

30.9 Tanaman Pagar


Persyaratan Pelaksanaan :
- Tanah dicangkul sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dihaluskan dengan bentuk pagar
yang direncanakan.
- Campurkan kedalamnya dengan pupuk organik aebanyak 2-4 kg per m2.

BAB - VI Halaman 76 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

- Tanamlah tanaman pagar tersebut dengan jarak yang teratur, pola segi empat, dengan
jarak tanam lebih kurang 25 cmx25 cm.
- Lakukanlah penyiraman secara teratur apalagi pada waktu musim kemarau setidaknya
siram dua kali sehari.
- Setiap 2-3 minggu sekali dilakukan pemangkasan sehingga selalu didapatkan permukaan
yang rata. Pemangkasan akan merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru dan
pemangkasan yang teratur dapat menghasilkan tanaman pagar yang bagus, sehat dan rapi.
- Lebih baik memilih tanaman yang masih kecil daripada yang sudah besar untuk membuat
tanaman pagar.
- Jarak antar tanaman tergantung jenis tanamannya.
- Pemangkasan dilakukan secara teratur dan kontinyu.
- Pemupukan setiap bulan sekali dengan pupuk yang dikandung N-nya tinggi.
- Tanaman pagar hias bunga setelah cukup dewasa diberi pupuk dengan kandungan P
tinggi.

30.10 Tanaman Semak dan Pohon


30.10.1 Tanaman cabutan
Persyaratan Pelaksanaan :
- Buatlah lubang tanaman terlebih dahulu. Pada tanah yang kurang subur, lubang tanam ini
dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lubang tanam dibuat dengan ukuran yang lebih
besar misalnya 80x80x60 cm, kemudian kedalamnya diisikan tanah yang subur. Kalau perlu
dipergunakanlah pupuk organik (pupuk hijau atau pupuk kandang). Tiap lubang tanam
dapat diisi 2-5 kg pupuk, tergantung ukurannya.
- Isikan campuran tanah dan bahan organik tersebut kedalam lubang tanam sehingga
tanaman dapat diletakkan cukup dalam. Sebagai patokan dalam hal ini, ketinggian tanah
dari tanaman setinggi permukaan tanah halaman. Tekanlah dengan kuat hingga tanah
disekitar tanaman cukup padat dan kemudian siramlah dengan air secukupnya.

30.10.2 Tanaman puteran (balling)


Persyaratan Pelaksanaan :
- Puteran diangkat secara bersama-sama dengan lembaran karung goni atau sejenisnya.
- Letakkan dalam lubang tanam lebarnya 2x lebar puteran dan dalamnya 15 cm lebih dalam
daripada puteran.
- Tambahkan tanah yang subur (top soil), lepaskan tali pengikat puteran. Kemudian tanah
dipadatkan.
- Pasang tongkat untuk menyangga berdirinya tanaman jangan sampai merusak akar
tanaman.

BAB - VI Halaman 77 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

- Apabila tanaman yang ditanam cukup tinggi sehingga mudah roboh bila dihembus angin,
maka untuk sementara diperlukan tongkat-tongkat penguat disamping kiri dan kanannya.
Kemudian perlu juga dibuatkan kayu melintang sehingga dapat dilakukan pengikatan antara
tongkat penguat dan batang tanaman.
- Pohon yang tumbuh membesar dengan bebas sering akarnya merusak bangunan yang ada
disekitarnya. Hal tersebut dapat dicegah atau diatasi dengan membuat batasan daerah
pertumbuhan akar. Cara ini dilakukan pada saat kita mulai menanam pohon tersebut salah
satu caranya adalah dengan memasang/membuat dinding dari buis beton yang berdiameter
1 m. Perlakuan ini untuk pohon Lengkeng.

30.11 TABEL KEBUTUHAN TANAMAN


Kode Fungsi/Sifat Nama Pohon Nama Ilmiah Tinggi
A. Pengarah 1. Sawo Kecik Manilkara kauki T=2m
2. Palm Merah T=2m
B. Peneduh Kiara Payung Filicium decipienc T=2m
C. Pembatas 1. Bambu Pringgandani Bambusa glaucescens T=2m
2. Glodogan Tiang T=2m
D. Penghias Bunga Kupu-kupu Hibrida Bauhinia purpurea T=2m
E. Tanaman Jambu Mete / Jambu Anacardium accidentale
Langka Monyet
F. Perdu 1. Nusa Indah Musaenda philippica
2. Cendrawasih 30 cm
3. Kacang Hias 20 cm
4. Teh teh-an 50 cm
5. Nanas Hias 25 cm
G. Penutup Rumput Gajah
Tanah
H. Produktif/Buah 1. Pohon Mangga
2. Pohon Lengkeng

30.12 Pemeliharaan
30.12.1 Penyiraman :
Penyiraman hendaknya dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis tanaman agar tidak
timbul hal-hal yang tidak diinginkan.
- Pohon : dilakukan 1-2 hari sekali, tergantung keadaan kelembapan tanah dan sifat
perakaran. Perakaran pohon yang dalam lebih aman terhadap kekeringan.
- Semak dan penutup tanah : dilakukan setiap hari.
- Rumput : dilakukan setiap hari.

Alat yang dipergunakan untuk menyiram secara manual adalah embrat, atau dapat juga
dibantu dengan selang plastik. Bagi taman yang luas dapat dipergunakan sistem
penyuiraman dengan jaringan pipa-pipa besi (sprinkler).

BAB - VI Halaman 78 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

30.12.2 Pemupukan :
Pada umumnya pemupukan dilakukan dengan aturan sebagai berikut :
- Pohon : pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak satu kaleng (kira-kira 20
liter)setiap 3-4 bulan. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 25-50
gram per pohon. Pupuk ditempatkan di sekeliling batang pohon.
- Semak dan penutup tanah : pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) diberikan setiap
tiga bulan sebanyak 2,5-5 kg per m2. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan
sebanyak kira-kira 10 gram per m2.
- Rumput : diberi urea setiap tiga bulan sebanyak 10 gram per m2.

Pupuk pabrik yang beredar pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk
daun pada umumnya dipergunakan untuk tanaman-tanaman yang mudah dijangkau oleh
alat semprot. Pupuk akar untuk tanaman penutup tanah, semak dan pohon dapat diberikan
langsung pada media tanamnya. Pemupukan sebaiknya dilakukan di musim hujan. Agar
lebih aman rumput yang telah dipupuk tersebut diguyur air lagi.

30.12.3 Pemangkasan :
Pemangkasan bertujuan untuk :
- Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman yaitu mengatur penerimaan sinar matahari,
temperatur dan kelembapan.
- Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan
tanaman yang tidak teratur, serta mendapat bentuk baru sesuai dengan keinginan (desain).
- Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati,
- Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah.
- Membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktifitas manusia.

30.12.4 Penyiangan :
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) di sekitar
tanaman yang dipelihara diantaranya rumput liar atau bayam-bayaman yang tidak
dikehendaki.
Tanaman tersebut bersifat mengganggu tanaman utama yang dipelihara misalnya
mengambil unsur hara sehingga menimbulkan persaingan dan menurunkan kualitas taman.

30.12.5 Penggemburan :
Merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara
tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya
dengan penyiangan.

BAB - VI Halaman 79 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Penggemburan ini dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa kored atau skop dan
cangkul kecil. Dengan alat tersebut tanah dicongkel dan dihaluskan kembali dengan hati-
hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Hamparan rumput juga perlu digemburkan tanahnya yaitu dengan cara mengiris-iris
hamparan rumput tersebut dengan pisau secara vertikal. Jarak pengirisan /penyayatan
harus diperhatikan sehingga hasilnya rapi dan tidak merusak rumput. Selain itu dapat juga
dengan membuat lubang-lubang. Alat pelubang dirancang sendiri dengan membuat
susunan paku besar dan panjang yang diatur jaraknya. Setelah pengirisan/penyayatan
maupun pelubangan, hamparan rumput ditebari atau diisi pasir.

30.12.6 Pengendalian Hama Penyakit :


Pemberantasan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan membunuh hama secara
langsung satu per satu atau membuang daun dan tempat-tempat yang terdapat
penyakitnya.
Selain itu dapat dilakukan juga dengan obat-obatan (pestisida) tetapi penggunaannya harus
cermat.

Ada baiknya sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama penyakit,
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli hama penyakit tanaman.

30.12.7 Penyulaman :
Dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, cacat atau telah habis masa
pertumbuhannya.
Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini
memungkinkan kita mengganti tanaman jenis lain dari yang ditanam sebelumnya.
Semua pekerjaan pemeliharaan dan urutan kerjanya dapat dibuat jadwalnya dalam satu
skedul kerja.

BAB - VI Halaman 80 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 31

PEKERJAAN PEMBERESAN HALAMANs

Sebelum diserahkan lokasi pekerjaan dan sekitarnya harus bersih dari sisa bahan bangunan dan
ini harus dikerjakan oleh Pihak Pemborong.

Pasal 32
URAIAN PERSYARATAN PEKERJAAN YANG BELUM TERURAIKAN
Jika terdapat jenis pekerjaan yang belum teruraikan / terlewatkan didalam Rencana Kerja dan
persyaratan ini, maka pekerjaan tersebut akan dibuatkan RKS nya / menyusul, yang sama
mengikatnya dalam kontrak.
Pasal 33

PEMBERESAN SETELAH MASA KONSTRUKSI

Seluruh pekerjaan pemberesan setelah masa konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor
diantaranya :
1. Pembersihan Lantai, Kaca, Kusen dan sebagainya
2. Pembuangan bekas puing-puing bangunan.
3. Pembongkaran Pengawas keet, los kerja, kantor Kontraktor.
4. Pembongkaran Pagar Pembatas.
5. Pembongkaran gundukan-gundukan tanah/batu-batu yang sudah tidak terpakai lagi.
6. Pemberesan Bekas stoot dan papan cetakan/acuan
7. Pembetulan Jalan yang rusak yang diakibatkan oleh pengangkutan material di dalam
komplex.
8. Pembuangan sampah-sampah
9. Dan sebagainya yang diperkirakan akan mengganggu keindahan sehubungan dengan
masa penyerahan pertama.
Seluruh sampah-sampah tersebut harus dibuang keluar site ke tempat pembuangan sampah telah
ditunjuk oleh Konsultan pengawas, serta barang-barang yang masih diperkirakan akan dipakai
harus disimpan tersusun rapih ditempat yang telah ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 34
PEKERJAAN LAIN-LAIN

34.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh direksi dan kontraktor. Bila diperlukan, akan dibicarakan
bersama konsultan pengawas.

BAB - VI Halaman 81 dari 82


PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

34.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, kontraktor diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain:
34.3 Surat bukti kir listrik/pengetesan dari PLN dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
34.4 Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi, dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
34.5 Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, dan memperbaiki
segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
34.6 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan yang diperlukan
akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

BAGIAN 35

PENUTUP
Hal-hal di luar ini apabila terdapat ketidakcocokan dalam pelaksanaan akan diselesaikan dengan
musyawarah.

BAB - VI Halaman 82 dari 82

Anda mungkin juga menyukai