BAB VI
PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS
DAN BAHAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PENUNJANG DAN FASILITAS LAINNYA
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
Penjelasan RKS dan Gambar
2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwizjing).
2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, yang berlaku adalah RKS dan setelah disetujui
konsultan pengawas.
2.3. Ukuran
a. Pada dasarnya ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar pelengkap
meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan semuanya dinyatakan dalam m (meter), cm (centi
meter) kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm (mili
meter).
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka kontraktor wajib meneliti terlebih
dahulu Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar arsitektur maupun gambar-
gambar kerja lainnya yang dimuat dalam dokumen lelang/kontrak, terutama untuk peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.
d. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti Ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi. Segala akibat yang terjadi
adalah tanggung jawab kontraktor dari segi waktu maupun biaya.
e. Khusus ukuran-ukuran dalam gambar arsitektur, pada dasarnya adalah gambar jadi
seperti dalam keadaan selesai.
2.5. Istilah
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi
utama dan spesifikasinya, serta dimensionering beton struktur.
c. M/E : Mekanikal/Elektrikal
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan daya listrik, sistem distribusi.
d. PL : Plumbing.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan serta sistem instalasi air bersih dan kotor.
Pasal 3
Standar Rujukan
3.1 Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar
Konstruksi Indonesia dan peraturan nasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan,
antara lain :
a. NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)
b. PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
c. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. NI-4 : Persyaratan cat Indonesia
e. NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
f. NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia
g. NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
h. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
i. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
j. SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton
k. SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat
Ringan.
l. SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal
3.2. Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar dan normalisasi tersebut di atas maka berlaku
peraturan, standar dan normalisai internasional atau dari negara asal produsen
bahan/material yang bersangkutan.
Pasal 4
Tanggung Jawab Kontraktor
4.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.
4.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penu tersebut di atas.
4.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.
4.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
4.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan.
4.6. Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak
ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima. Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus bertanggung jawab, dan
tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4.7. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4.8. Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala akibatnya
baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.
4.9. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengangkutan
bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan.
Pasal 5
Kuasa Kontraktor di Lapangan
5.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.
5.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
5.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.
5.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
5.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan.
Pasal 6
SITUASI
6.1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada
waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi medan
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.
6.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
6.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 7
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
7.2. Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar site atau
membuang tanah keluar site.
7.3. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan. Perletakan jalan
masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
7.4. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu
dalam keadaan kering.
7.5. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi
persyaratan kerekatan. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor
sementara.
Pasal 8
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
8.2. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan inc.
8.3. Permukaan atas lantai ubin (P 0.00) adalah ; 80 cm dan tanah sekitarnya / tanah
rencana, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.
8.4. Ukuran penduga dibuat dari besi pipa atau kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam, rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m1 dan di cor beton
ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong di bawah
pengamatan Direksi Lapangan yang dipelihara selama pelaksanaan.
8.5. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan patokpatok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu yang paham dalam pengukuran,
penyipat datar, penunjuk / prisma silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.
gambar, maka Pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada Direksi supaya
dapat memberikan suatu keputusan.
e. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai. Pemborong wajib memintakan
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.
Pasal 9
PEKERJAAN TANAH
Pengukuran
a) Kontraktor harus mengerjakan/memeriksa pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batasd-batasd pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai
dengan gambar rencana, dengan memakai peralatan ukur optik dan harus sudah
ditera ulang pada waktu akan dipakai pada proyek ini. Peralatan tersebut
diantaranya Theodolith, Waterpass, Prisma Silang, serta peralatan-peralatan lain
yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dalam hal pengukuran ini, sehingga
hasil pengukuran itu benar-benar teliti.
b) Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan pengurugan maka terlebih dahulu
dilkukan pematokan rambu-rambu sesuai dengan gambar rencana. Patok-patok
terbuat dari kayu persegi dengan ukuran 5x7 cm panjang disesuaikan dengan
kebutuhan sejenis kayu Borneo.
c) Dalam pekerjaan pengukuran ini harus dibuat gambar kerja yang memuat tentang
pembagian lokasi/areal kerja untuk disetujui pengawas, sehingga jadwal
pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
d) Bilamana ada permintaan dari pengawas karena adanya keraguan dalam
pelaksanaan pengukuran, maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang.
Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.
Patok-patok yang akan digunakan terdiri dari 2 macam patok.
- Patok utama terbuat dari beton dengan ukuran 20/20 cm dengan ketinggian
minimal 75 cm dari permukaan tanah asli setelah ditanam pada tanah.
- Patok-patok yang lain yang digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa PVC
dia 2 dan diberi tulangan besi dia 12 mm, dicor beton 1:2:3 dan diberi tanda
koordinat pada permukaan atasnya dan dipasang 75 cm diatas permukaan tanah
asli setelah ditanam pada tanah.
- Sedangkan untuk patok-patok elevasi terbuat dari kayu Borneo Super sesuai
Point b).
e) Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas dalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelumnya secara tertulis.
f) Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan
persetujuan pengawas. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh pengawas
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
g) Dalam keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor
harus mengajukan 3 gambar penampang dari daerah yang dipatok itu.
h) Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar
pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar kerja.
i) Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki, Kontraktor mengajukan kembali
gambar kepada pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
j) Gambar tersebut (butir g) diatas) harus digambar diatas kertas kalkir dengan 3
lembar hasil produksinya. Ukuran maupun tipe huruf yang dipakai pada gambar
tersebut harus sesuai dengan ketentuan pengawas dan dijadikan gambar
pelaksanaan pengganti gambar lama.
a) Buldozer
b) Excavator
c) Stoom Wals dengan 3 roda dengan berat 5 s/d 8 ton atau Pneumatic Roller
d) Motor Grader
e) Dump Truck
f) Serta alat lain yang sekiranya diperlukan
Kapasitas alat-alat berat tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi lokasi site.
Penimbunan Tanah
a) Sesuai dengan gambar rencana maka pelaksanaannya menimbun tanah (fill)
dilaksanakan lapis demi lapis setebal 20 cm, setelah timbunan terdahulu dipadatkan
menjadi tebal 15 cm. Pelaksanaan pekerjaan tersebut terutama ditujukan pada
daerah timbunan yang akan didirikan bangunan. Persyaratan lain dalam hal
pemadatan tanah pada daerah timbunan adalah sama dengan syarat pemadatan
pada daerah cut.
b) Tanah yang akan dipergunakan untuk menimbun (fill) adalah tanah yang baik bebas
dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan organik lainnya yang tidak berguna serta
harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
c) Pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama dengan kadar
air optimum dari hasil test compaction modified dari contoh material.
d) Setiap lapis yang dipadatkan harus ditest dengan field dry density test untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta moisture consten untuk masing-
masing area pekerjaan dan atau sesuai petunjuk pengawas.
e) Semua bahan-bahan yaang akan digunakan untuk urugan harus dengan
persetujuan konsultan pengawas.
f) Tanah urugan tersebut harus memenuhi persyaratan sbb :
No. Tanah Pasir Kerikil Laterit
g) Urugan yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan harus diulangi kembali segera
setelah perintah pertama dari konsultan pengawas.
h) Material tanah urugan agar diperiksa kepadatan maximumnya di laboratorium
sebagai bahan kontrol kepadatan di lapangan.
i) Khusus untuk tanah-tanah sebagai bertikut :
Clay (inorganic) of high plasticity (CH)
Peat & Mucks and ether highly organic swamp soil (PT).
j) Jika tanah tersebut diatas terletak pada area yang akan digali, maka bahan galian ini
tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan. Bila dipandang perlu akan dilakukan
penyortiran bahan-bahan galian untuk keperluan khusus.
Koordinasi Lapangan
a) Jika diperlukan dalam waktu tertentu, kontraktor pekerjaan tanah / landsclearing
berkewajiban untuk dapat bekerja sama dengan disiplin kerja lainnya dibawah
koordinasi konsultan pengawas.
b) Kontraktor pekerjaan tanah diwajibkan untuk dapat bekerja dibawah koordinasi
konsultan pengawas sehubungan denga adanya atau dimungkinkannya program
kebutuhan pelaksanaan dari pemberi tugas dikaitkan dengan kondisi existing.
Pasal 10
PEKERJAAN PONDASI
10.2.2 Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
lebar dan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi.
10.2.3 Pemasangan turap batu kali lereng tanah dan tangga terlebih dahulu diratakan atau dikupas
sesuai dengan peil kemiringan.
10.2.4 Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan sloof ke
pondasi dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
Pasal 11
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
11.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada
:
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II
bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab 4-5-
6 seluruh pasal).
3. Syarat syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV bab 8 seluruh
pasal).
b. Pasir Beton
Pasir beton harus terdir dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
NI-2 (PBI-1991)
Koral / Kerikil Beton
Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam NI-2 (PBI-1991) (ukuran 2/3 dan ).
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis,
minyak, garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan, Direksi
dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan digunakan ke
Laboratorium pemeriksaan yang resmi dan syah atas biaya pemborong.
d. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan adalah U-24, yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
sebesar 2400 kg/cm2.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran kotoran (Lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran pabrik baja Krakatau
Steel atau BD.
11.5 Bekisting :
a. Bahan bahan yang akan digunakan, harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991), tebal papan kayu / kayu lapis yang digunakan, 0.9
cm dengan balok balok penyangga berukuran 5/7 dan atau dia. 8 cm, kayu yang
digunakan adalah jenis KAYU KELAS II yang keras.
b. Untuk pekerjaan bekisting yang sifatnya expose digunakan kayu lapis 9 mm dan
diperkuat dengan rangka kayu borneo kelas II.
c. Untuk pekerjaan sloof, kolom praktis dan balok praktis, bekisting menggunakan papan
cor sekelas kayu alba / meranti.
d. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk kerapihan dan ketelitian pemasangan
bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang yang
rata.
e. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan persyaratan di dalam NI-2 (PBI-1991)
f. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dan lain lain harus sudah dipersiapkan.
11.6 Adukan :
a. Adukan untuk beton bertulang menggunakan perbandingan volume berdasarkan mutu
beton K-175 dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr sesuai dengan ketentuan rapat.
b. Adukan beton tidak bertulang digunakan perbandingan 1 ps : 3 ps : 5 kr, penggunaan
rabat beton dengan ketebalan 5 cm.
Pasal 12
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
a. Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum pengadaan
bahan-bahan ke lokasi proyek.
c. Bahan-bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru, dan tidak
rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan-bahan harus disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.
d. Semua bahan yang tercantum dalam spesifikasi ini harus seluruhnya dalam keadaan
baru, berkualitas baik, serta telah disetujui pengawas lapangan.
Mutu : terbaik
Warna : ditentukan kemudian
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan pemasangan.
c. Cara pelaksanaan/pemasangan
Persiapan
Kuda-kuda baja Ringan dan gording harus sudah terpasang kokoh pada tempatnya
sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui konsultan pengawas.
Pekerjaan pemasangan
1) Sebelum pemasangan, rangka listplank dan semua material harus disetujui
konsultan pengawas.
2) Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.
3) Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris ke
arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan
seterusnya hingga atap tertutup semua.
4) Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
5) Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Listplank
Listplank GRC uk. 3/20 cm tebal 4mm. Rangka memakai besi hollow 2/4 cm. Finishing cat
Sek. ICI weathersield.
Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
13.5 Pada pasangan dinding trasram di atas lantai, sampai ketinggian 30 cm, plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 3 ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1 cm untuk
kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan semen kemudian difinishing dengan cat minyak.
Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI
14.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan Urugan Pasir Bawah Lantai
Pasir di bawah lantai ini dimaksudkan untuk memadatkan lantai sebelum pemasangan
lapisan keramik. Ketebalan urugan pasir bawah lantai ini yaitu + 5 cm.
Pasal 15
PEKERJAAN LAPISAN KERAMIK
b. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan kepada pemilik
proyek.
c. Ukuran dan perletakan pasangan ubin keramik
Ukuran 20 x 20 cm untuk lantai KM/WC harus dari tipe non-slip, warna disesuaikan
kemudian atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 20 x 10 cm untuk border dinding KM/WC atau sesuai dengan gambar kerja
Ukuran 30 x 30 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih dan tidak ada cacat.
Permukaan ubin harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun antikarat atau cara lain
yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.
Pasal 16
PEKERJAAN KAYU
2) Bahan penyelesaian interior harus disimpan di lokasi tertutup yang disetujui dan
dibawa ke dalam bangunan setelah semua pekerjaan plesteran selesai serta
dalam keadaan kering.
b. Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan paket pekerjaan ME, SR, PL khususnya
bila pada pekerjaan ini terdapat pemasangan fixtures dan armatur jalur dari disiplin
tersebut.
c. Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil
jadi.
d. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, anker dynabolt,
sekrup, paku, dan lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan
mengotori bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan dari baja, sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan antikarat. Pada bidang tampak (exposed), tidak diperkenankan pemasangan
paku, tetapi harus disekrup atau cara lain atas persetujuan konsultan pengawas.
e. Bila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar kerja dianggap kurang kuat,
menjadi kewajiban dan tanggung jawab kontraktor untuk menambahkannya setelah
disetujui konsultan pengawas.
f. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata, dan halus; setelah dempul kering,
kemudian digosok dengan ampelas.
g. Semua pekerjaan kayu yang tidak kelihatan harus diberi meni atau cat dasar.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan.
a. Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan yang tampak (exposed) dan
permukaan kayu yang dilapis dengan bahan/material finishing, harus diserut halus dan
rata.
b. Proses pengerjaan semua kayu harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak
diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan.
c. Pekerjaan kayu harus dilaksanakan menurut pola dan urutan pengerjaan sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar kerja atau konsultan pengawas. Persiapan,
penyambungan, dan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga susut di bagian
mana pun tidak akan mempengaruhi kekuatan dan bentuk.
Pasal 17
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KAYU
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti
tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen dan
daun pintu panel di area dalam ruangan).
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, dan melakukan
pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan pekerjaan
perlengkapan kayu.
b. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar
kerja dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan
lain-lain.
c. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau
goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun pemasangan.
d. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang
cermat dan teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.
b. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus
lurus tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak
yang dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus
mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.
c. Untuk panel lembaran kayu, peletakan harus dilakukan dengan lem putih produk
hengkel atau setaraf. Tidak diperkenankan ada rongga udara atau lem yang berlebihan
sehingga mengotori permukaan rangka daun.
d. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan
pengecatan kayu.
Pasal 18
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti
tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen dan
daun pintu panel di area dalam ruangan).
a. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus
tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak yang
dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus mengganti atas
biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.
b. Untuk panel, peletakan harus dilakukan dengan pas, tidak diperkenankan ada rongga
udara atau lem yang berlebihan sehingga mengotori permukaan daun.
c. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan pengecatan
kayu.
Pasal 19
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
d. Perlengkapan Jendela
1) Engsel
mekanisme : single swing
pemakaian : daun jendela
spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI
ukuran : standar produk/ditentukan kemudian
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. Royal mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian
2) Slot
pemakaian : daun jendela
ukuran : 5 cm
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. Royal mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian
3) Hak angin
mekanisme : tipe geser
pemakaian : daun jendela
Pasal 20
KACA
20.1 Lingkup Pekerjaan
Melaksanakan pemasangan kaca bening dan kaca cermin sesuai dengan gambar kerja.
Kaca bening, tebal 5mm : pada jendela dan bagian daun pintu
b. Pemasangan kaca
Sebelum kaca dipasang, daun-daun jendela dan bagian lain yang akan diberi kaca harus
dalam keadaan dapat bergerak dengan baik. Kaca dan tempat kaca harus dibersihkan
dari debu, bahan kimia, dan kotoran sebelum kaca dipasang.
Pasal 21
PEKERJAAN PLAFOND
21.2 Material
21.2.1 Material Untuk Langit-langit
Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan langit-langit adalah dari bahan Gypsum 9
mm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan harus yang
berkualitas baik, Sek. Elephant, mempunyai suatu bidang datar yang halus, seragam
ukurannya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup keras. Rangka
Plafond memakai Besi Hollow ukuran 4 x 4 cm.
Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
21.3 Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat
berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail
hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan
pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.
Pekerjaan Langit-langit
a. Pekerjaan Rangka langit-langit
Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm, digantung
dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai kondisi lapangan).
Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesiikasi bahan dari pabrikan dengan pola
bermodul 60 x 120 cm yang dipasang bersilangan, Sesuai dengan Gambar Rencana dan
petunjuk Pengawas.
Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar sebelum
dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai dengan
Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas.
Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka utama sudah
terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan Gambar
Rencana dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk pemasangan
rangka pembagi dengan modul as ke as 60 cm (sesuai dengan Gambar Rencana).
Pasal 22
PENGECATAN
seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang tampak maupun
tidak;
pekerjaan cat dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material dipasang;
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda lain
dalam kondisi kering.
Lapisan pertama
Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan
adalah 25 - 150 mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.
Lapisan kedua
Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller;
ketebalan lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 - 15
m2.
Lapisan ketiga
Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap
lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 15 m2.
Pasal 23
PERLENGKAPAN SANITER
a. Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan aksesoris (kran, pipa drain, dan
lainnya).
b. Kloset Jongkok
produk : Toto
bahan : porselen
tipe : CE 9 (Type lengkap dengan pipa semprot)
pemakaian : hamper semua toilet, sesuai gambar
warna : ditentukan kemudian
c. Kloset Duduk
produk : Toto
bahan : porselen
tipe : CW 420
pemakaian : Toilet R. Tidur Utama di Rumah Dinas
warna : ditentukan kemudian
d. Bak Air
produk : mutu terbaik
bahan : Fiber
tipe : standar
pemakaian : semua toilet
warna : ditentukan kemudian
e. Floor Drain
Produk : Ex Dalam negeri atau setarafnya, Ex. TOTO
Bahan : Metal/stainlessteel
Pemakaian : Standar
f. Kran Dinding
Produk : Ex. TOTO
Bahan : Metal
Type : Standar, dia.
Pemakaian : pada Dinding KM/WC
Warna : Standar (metallic)
g. Jet Washer
Produk : Ex. TOTO
Bahan : Metal
Type : Standar
Pemakaian : pada Dinding KM/WC Ruang Tidur Utama Rumah Dinas
Warna : Standar
h. Kitchen Zink
Produk : Mutu Terbaik
Bahan : Stainless
Type : Standar, lengkap dengan kran
Pemakaian : pada Dapur Rumah Dinas
Warna : Standar (metallic)
i. Perlengkapan aksesoris untuk unit-unit tersebut di atas lengkap dari kran sampai pipa
pembuangan. Pipa drain untuk semua unit saniter harus mempunyai leher angsa.
j. Clean-out, Floor Drain
Floor drain dipasang pada setip KM/WC seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Floor
drain yang digunakan bermerek Sek. SAN-EI dengan kualitas memenuhi SII.
f. Sambungan pipa dgn menggunakan ulir terlebih dahulu harus dilapisi dgn Red Lead
Cement dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat khusus digunakan
sambungan flanged . Penyambungan ini perlu dilengkapi dgn ring type gasket utk lebih
menjamin kekuatan sambungan.
Pasal 24
PEKERJAAN PLUMBING
a. Semua pekerjaan ini harus memenuhi dan mematuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia, di antaranya
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standar Industri Indonesia
3) Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985
4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan
6) BS (British Standard) = untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan
8) NFPA = untuk pencegahan kebakaran
b. Penyediaan bahan
1) Semua ketentuan bahan yang disediakan kontraktor harus sesuai dengan standar
dan normalisasi di Indonesia.
2) Untuk pekerjaan instalisasi pipa, fixture, dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini, kontraktor wajib menyerahkan brosur spesifikasi teknis,
instruksi pemasangan, dan gambar-gambar detail dari pabrik pembuat kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan kontraktor harus asli dan
dilengkapi dengan tanda uji dari badan yang diakui sah oleh pemerintah/badan
internasional.
4) Kepada konsultan pengawas, kontraktor dan pabrik pembuat harus menyerahkan
jaminan bahwa semua bahwa semua bahan/peralatan bebas dari segala kerusakan
dan menyerahkan garansi pemakaian/jaminan pengadaan suku cadang.
5) Masa pemeliharaan ditentukan (..) hari kalender setelah
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya.
6) Pengujian harus disaksikan oleh tenaga ahli yang disetujui konsultan pengawas.
c. Bahan/material dan peralatan yang tidak disertai data lengkap tidak diijinkan dipasang,
dan harus diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
d. Segala kerusakan seperti AR, SR, ME yang diakibatkan pekerjaan ini harus
dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya kontraktor tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.
b. Pemasangan
1) Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih, teratur,
serta bekerja dengan baik melalui pekerjaan berkala yang dilakukan kontraktor
sampai pekerjaan diserahkan dan diterima pemimpin proyek
Pasal 25
TANGKI SEPTIK DAN RESAPAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, dan pemasangan tangki
septik dan resapan seuai dengan garis, susunan, lokasi, dan dimensi yang tertera dalam
gambar kerja dan ketentuan spesifikasi teknis. Pekerjaan ini termasuk pada:
Pengukuran
d. Batu bata harus memenuhi persyaratan dalam pasal tentang pemasangan bata.
e. Bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan
f. Adukan
1) Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir, dan air
harus memenuhi spesifikasi teknis.
2) Semua adukan yang dipakai mempunyai komposisi 1 pc : 2 ps atau sesuai dengan
ketentuan gambar kerja.
g. Resapan
Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran sesuai dengan
petunjuk gambar kerja. Bahan-bahan untuk sumur resapan sesuai dengan petunjuk
gambar kerja atau petunjuk pengawas lapangan.
Pasal 26
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,
pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang
tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan pemasangan seluruh
peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/tidak
terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan komponen dari instalasi ini sebagai
sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik.
26.2 Material
Kabel-kabel untuk stop kontak dan titik lampu penerangan
Untuk stop kontak dan titik lampu penerangan jenis kabel yang dipakai adalah jenis NYM
3x2.5 mm dengan pipa pelindung PVC 5/8.
Armateur Saklar
Rating tegangan : 220 V, 1 fasa
Rating arus : Minimal l0 A
Merk : Sekwalitas Brocco
Lampu Armateur
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat
lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
Jenis armature
1. Lampu Down Light
Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm (utk Rumah Dinas, Kantor Pelayanan,
dan Mushola), Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm, surfaced mounted (di
Rumah Dinas saja),Cup lampu/dudukan mer. Sek. Artolite, Armatur merk sek.
Phillips.
2. Lampu PL
Armatur lampu PL 11 Watt + fitting, merk sek. Phillips.
3. Lampu TL
Armateur Lampu TL 2x18 watt,recessed Mounted, RMO (di Kantor Pelayanan),
Armateur Lampu TL 20 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas), Armateur
Lampu TL 32 watt,circle ttup oval acrylic (di Rumah Dinas). Semua Armatur
lampunya harus merk Sek. Phillips.
26.3 Pelaksanaan
26.3.1 Pekerjaan Instalasi Listrik
Lingkup pekerjaan Listrik meliputi pekerjaan-pekerjaan pemasangan :
1. Pengadaan&pemasangan fixtures lampu lengkap berikut accessories (sesuai gambar).
2. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap (kabel-kabel) accessories
terpasang (sesuai gambar).
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak lengkap
accessories terpasang (sesuai gambar).
4. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, lengkap accessories terpasang.
5. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, conduit, dan alat bantu accessories
lain-lain, untuk bekerjanya/beroperasinya sistem instalasi penerangan dan daya dengan
sempurna dan baik.
6. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.
Setelah pekerjaan instalasi listrik, tidak boleh meninggalkan bekas-bekas bobokan atau
cacat pada plafond, dinding dll. Setelah pekerjaan instalasi tersebut harus dirapikan
kembali.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di
peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.
26.3.4 Saklar
Saklar penerangan baik jenis single maupun double, serta saklar hotel dipasang pada
ketinggian 150 cm dari muka lantai, jenis outbow dan berbentuk bujur sangkar, kecuali
disebutkan lain.
Pemasangan harus memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standard.
- Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
Pasal 27
PEKERJAAN (MEKANIKAL SITE)
a. Semua pekerjaan ini harus memenuhi dan mematuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia, di antaranya
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standar Industri Indonesia
3) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
4) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan
5) BS (British Standard) = untuk bahan-bahan
6) JIS = untuk bahan-bahan
b. Penyediaan bahan
1) Semua ketentuan bahan yang disediakan kontraktor harus sesuai dengan standar
dan normalisasi di Indonesia.
2) Untuk pekerjaan instalisasi pipa, fixture, dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini, kontraktor wajib menyerahkan brosur spesifikasi teknis,
instruksi pemasangan, dan gambar-gambar detail dari pabrik pembuat kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan kontraktor harus asli dan
dilengkapi dengan tanda uji dari badan yang diakui sah oleh pemerintah/badan
internasional.
4) Kepada konsultan pengawas, kontraktor dan pabrik pembuat harus menyerahkan
jaminan bahwa semua bahwa semua bahan/peralatan bebas dari segala kerusakan
dan menyerahkan garansi pemakaian/jaminan pengadaan suku cadang.
5) Masa pemeliharaan ditentukan (..) hari kalender setelah
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya.
6) Pengujian harus disaksikan oleh tenaga ahli yang disetujui konsultan pengawas.
c. Bahan/material dan peralatan yang tidak disertai data lengkap tidak diijinkan dipasang,
dan harus diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
d. Segala kerusakan seperti AR, SR, ME yang diakibatkan pekerjaan ini harus
dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya kontraktor tanpa dianggap sebagai
pekerjaan tambah.
b. Pemasangan
1) Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih, teratur,
serta bekerja dengan baik melalui pekerjaan berkala yang dilakukan kontraktor
sampai pekerjaan diserahkan dan diterima pemimpin proyek
2) Semua pipa harus dipasang sesuai dengan koordinat yang ditentukan.
3) Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan
untuk melengkapi pemasangan.
4) Semua pemipaan yang disambung dan dihubungkan dengan peralatan harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang sesuai.
c. Pengujian
Setelah pekerjaan pemasangan selesai, alat tersebut harus diadakan tes
comicioning/diuji dan disaksikan oleh pengawas lapangan. Alat tersebut harus berfungsi
baik, lancar.
Pasal 28
PEKERJAAN JALAN, AREA PARKIR, PLAZA DAN ELEMEN LANDSCAPE
Persyaratan pelaksanaan
a. Lapisan pasir yang dipergunakan adalah dari jenis pasir urug dari kualitas yang
baik.
b. Bahan pasir urug ini harus bebas dari bahan-bahan organik.
Persyaratan pelaksanaan
a. Menyebar lapisan pasir dengan menggunakan alat atau sesuai dengan petunjuk
dari konsultan pengawas.
b. Melaksanakan pemadatan lapisan pasir hingga mencapai ketebalan 5 cm.
Bahan Grass Block yang dipergunakan harus berkualitas baik dan memenuhi
persyaratan SII maupun PUBI dengan ketebalan 8 cm begitu pula Paving Block yanga
akan dipasang harus dari bahan yang berkualitas baik dengan ketebalan 8 cm.
Persyaratan pelaksanaan
a. Pemasangan Paving Block harus sudah terpola sesuai dengan gambar rencana.
b. Antara pemasangan Paving Block dan grass block dipasang profil beton.
a. Rumput yang dipergunakan adalah jenis rumput gajah dengan kualitas baik.
b. Tanah subur yang dipergunakan adalah tanah subur yang baik, bebas dari sisa-
sisa bahan organik /akar-akaran.
Persyaratan pelaksanaan
a. Setelah lubang grass block terisi tanah subur kemudian dilakukan penanaman
rumput gajah sesuai dengan gambar kerja.
b. Untuk menjaga stamina rumput, maka selama seminggu dilakukan penyiraman
dengan terus menerus dan ditaburi pupuk daun.
Pemasangan Pavingblock t = 8 cm
Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan kansteen ini meliputi dan tidak terbatas dari
sekedar pengadaan bahan, tempat, peralatan yang diperlukan, serta tidak terbatas dari
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk dari konsultan
pengawas.
Pekerjaan kansteen ini memakai beton pra cetak setaraf produk lokal kualitas 1. Beton
kansteen harus memenuhi persyaratan SII maupun PUBI.
a. Pengukuran
b. Galian
c. Urugan Pasir
Sebelum pemasangan beton kansteen, bagian dasar galian harus ditimbris terlebih
dahulu agar permukaan tanahnya keras. Setelah itu urugan pasir setebal minimal 5 cm
dihamparkan pada dasar galian tersebut dan dipadatkan.
Beton kanssten pracetak dipasang diatas hamparan pasir, lidah-lidah dari beton
kansteen tersebut harus saling mengunci, dipasang tegak lurus dengan pasangan
grassblock/pavingblock sedalam 10 cm dari permukaan grassblock. Pemasangan
beton kansteen harus kokoh dan kuat untuk menahan gesekan/singgungan dari roda
mobil.
e. Urugan Kembali
Pekerjaan urugan ini harus betul-betul padat, mengunci pada beton kansteen
tersebut dengan cara pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis sambil disiram air.
Pemadatan tanah harus menggunakan alat pemadat yaitu mesin pemadat (stamper)
dengnan kapasitas pemadatan sebesar 500 s/d 1000 kg.
f. Hasil kerja
Pasal 29
PEKERJAAN RESAPAN BIOPORI
Pasal 30
PEKERJAAN VEGETASI (PERTAMANAN)
- Untuk tanaman penutup tanah biasanya tanah yang diolah sedalam 20 cm yaitu sekadar di
daerah perakaran saja sehingga untuk menghitung kebutuhan bahan pencampur
didasarkan atas daerah perakaran tersebut.
- Buatlah lubang tanam pada tanah yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam antara
10x10 cm sampai 15x15 cm. Usahakan membuat lajur yang lurus dengan bantuan tali rafia
atau benang.
- Potongan rumput ditanamkan dalam lubang tanam, kemudian tanah ditekan sedikit.
- Lakukan penyiraman dua kali sehari dan usahakan agar kelembapan tanahnya tetap
terjaga.
- Tanamlah tanaman pagar tersebut dengan jarak yang teratur, pola segi empat, dengan
jarak tanam lebih kurang 25 cmx25 cm.
- Lakukanlah penyiraman secara teratur apalagi pada waktu musim kemarau setidaknya
siram dua kali sehari.
- Setiap 2-3 minggu sekali dilakukan pemangkasan sehingga selalu didapatkan permukaan
yang rata. Pemangkasan akan merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru dan
pemangkasan yang teratur dapat menghasilkan tanaman pagar yang bagus, sehat dan rapi.
- Lebih baik memilih tanaman yang masih kecil daripada yang sudah besar untuk membuat
tanaman pagar.
- Jarak antar tanaman tergantung jenis tanamannya.
- Pemangkasan dilakukan secara teratur dan kontinyu.
- Pemupukan setiap bulan sekali dengan pupuk yang dikandung N-nya tinggi.
- Tanaman pagar hias bunga setelah cukup dewasa diberi pupuk dengan kandungan P
tinggi.
- Apabila tanaman yang ditanam cukup tinggi sehingga mudah roboh bila dihembus angin,
maka untuk sementara diperlukan tongkat-tongkat penguat disamping kiri dan kanannya.
Kemudian perlu juga dibuatkan kayu melintang sehingga dapat dilakukan pengikatan antara
tongkat penguat dan batang tanaman.
- Pohon yang tumbuh membesar dengan bebas sering akarnya merusak bangunan yang ada
disekitarnya. Hal tersebut dapat dicegah atau diatasi dengan membuat batasan daerah
pertumbuhan akar. Cara ini dilakukan pada saat kita mulai menanam pohon tersebut salah
satu caranya adalah dengan memasang/membuat dinding dari buis beton yang berdiameter
1 m. Perlakuan ini untuk pohon Lengkeng.
30.12 Pemeliharaan
30.12.1 Penyiraman :
Penyiraman hendaknya dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis tanaman agar tidak
timbul hal-hal yang tidak diinginkan.
- Pohon : dilakukan 1-2 hari sekali, tergantung keadaan kelembapan tanah dan sifat
perakaran. Perakaran pohon yang dalam lebih aman terhadap kekeringan.
- Semak dan penutup tanah : dilakukan setiap hari.
- Rumput : dilakukan setiap hari.
Alat yang dipergunakan untuk menyiram secara manual adalah embrat, atau dapat juga
dibantu dengan selang plastik. Bagi taman yang luas dapat dipergunakan sistem
penyuiraman dengan jaringan pipa-pipa besi (sprinkler).
30.12.2 Pemupukan :
Pada umumnya pemupukan dilakukan dengan aturan sebagai berikut :
- Pohon : pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak satu kaleng (kira-kira 20
liter)setiap 3-4 bulan. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 25-50
gram per pohon. Pupuk ditempatkan di sekeliling batang pohon.
- Semak dan penutup tanah : pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) diberikan setiap
tiga bulan sebanyak 2,5-5 kg per m2. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan
sebanyak kira-kira 10 gram per m2.
- Rumput : diberi urea setiap tiga bulan sebanyak 10 gram per m2.
Pupuk pabrik yang beredar pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk
daun pada umumnya dipergunakan untuk tanaman-tanaman yang mudah dijangkau oleh
alat semprot. Pupuk akar untuk tanaman penutup tanah, semak dan pohon dapat diberikan
langsung pada media tanamnya. Pemupukan sebaiknya dilakukan di musim hujan. Agar
lebih aman rumput yang telah dipupuk tersebut diguyur air lagi.
30.12.3 Pemangkasan :
Pemangkasan bertujuan untuk :
- Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman yaitu mengatur penerimaan sinar matahari,
temperatur dan kelembapan.
- Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan
tanaman yang tidak teratur, serta mendapat bentuk baru sesuai dengan keinginan (desain).
- Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati,
- Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah.
- Membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktifitas manusia.
30.12.4 Penyiangan :
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) di sekitar
tanaman yang dipelihara diantaranya rumput liar atau bayam-bayaman yang tidak
dikehendaki.
Tanaman tersebut bersifat mengganggu tanaman utama yang dipelihara misalnya
mengambil unsur hara sehingga menimbulkan persaingan dan menurunkan kualitas taman.
30.12.5 Penggemburan :
Merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara
tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya
dengan penyiangan.
Penggemburan ini dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa kored atau skop dan
cangkul kecil. Dengan alat tersebut tanah dicongkel dan dihaluskan kembali dengan hati-
hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Hamparan rumput juga perlu digemburkan tanahnya yaitu dengan cara mengiris-iris
hamparan rumput tersebut dengan pisau secara vertikal. Jarak pengirisan /penyayatan
harus diperhatikan sehingga hasilnya rapi dan tidak merusak rumput. Selain itu dapat juga
dengan membuat lubang-lubang. Alat pelubang dirancang sendiri dengan membuat
susunan paku besar dan panjang yang diatur jaraknya. Setelah pengirisan/penyayatan
maupun pelubangan, hamparan rumput ditebari atau diisi pasir.
Ada baiknya sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama penyakit,
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli hama penyakit tanaman.
30.12.7 Penyulaman :
Dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, cacat atau telah habis masa
pertumbuhannya.
Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini
memungkinkan kita mengganti tanaman jenis lain dari yang ditanam sebelumnya.
Semua pekerjaan pemeliharaan dan urutan kerjanya dapat dibuat jadwalnya dalam satu
skedul kerja.
Pasal 31
Sebelum diserahkan lokasi pekerjaan dan sekitarnya harus bersih dari sisa bahan bangunan dan
ini harus dikerjakan oleh Pihak Pemborong.
Pasal 32
URAIAN PERSYARATAN PEKERJAAN YANG BELUM TERURAIKAN
Jika terdapat jenis pekerjaan yang belum teruraikan / terlewatkan didalam Rencana Kerja dan
persyaratan ini, maka pekerjaan tersebut akan dibuatkan RKS nya / menyusul, yang sama
mengikatnya dalam kontrak.
Pasal 33
Seluruh pekerjaan pemberesan setelah masa konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor
diantaranya :
1. Pembersihan Lantai, Kaca, Kusen dan sebagainya
2. Pembuangan bekas puing-puing bangunan.
3. Pembongkaran Pengawas keet, los kerja, kantor Kontraktor.
4. Pembongkaran Pagar Pembatas.
5. Pembongkaran gundukan-gundukan tanah/batu-batu yang sudah tidak terpakai lagi.
6. Pemberesan Bekas stoot dan papan cetakan/acuan
7. Pembetulan Jalan yang rusak yang diakibatkan oleh pengangkutan material di dalam
komplex.
8. Pembuangan sampah-sampah
9. Dan sebagainya yang diperkirakan akan mengganggu keindahan sehubungan dengan
masa penyerahan pertama.
Seluruh sampah-sampah tersebut harus dibuang keluar site ke tempat pembuangan sampah telah
ditunjuk oleh Konsultan pengawas, serta barang-barang yang masih diperkirakan akan dipakai
harus disimpan tersusun rapih ditempat yang telah ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 34
PEKERJAAN LAIN-LAIN
34.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh direksi dan kontraktor. Bila diperlukan, akan dibicarakan
bersama konsultan pengawas.
34.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, kontraktor diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain:
34.3 Surat bukti kir listrik/pengetesan dari PLN dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
34.4 Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi, dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
34.5 Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, dan memperbaiki
segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
34.6 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan yang diperlukan
akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
BAGIAN 35
PENUTUP
Hal-hal di luar ini apabila terdapat ketidakcocokan dalam pelaksanaan akan diselesaikan dengan
musyawarah.