Anda di halaman 1dari 24

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jl. Jenderal Sudirman No. 272 Telp. (0285) 391014 Batang

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN : PENINGKATAN/PEMBANGUNAN/
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI

BIDANG PENGAIRAN
TAHUN ANGGARAN 2021
Bab I PEKERJAAN TANAH

1.1. Umum
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terjadi dari pengadaan keperluan semua
tenaga kerja, peralatan, persediaan bahan-bahan dan pelaksanaan semua kegiatan sehubungan
dengan pembukaan dan penggalian areal, penggalian dan pengurugan kembali sekitar bangunan
dan semua pekerjaan peralatan yang penting sesuai dengan spesifikasi gambar.

Istilah “Pekerjaan tanah” akan dipergunakan sebagai istilah umum untuk menunjukan semua
kelas perataan (grading), pendataran (leveling), pengurugan tanah atau penggalian dan lain-
lainnya.

Penggalian dan pekerjaan tanah dapat dilakukan baik dengan peralatan maupun dengan tenaga
manusia.

1.2. Gangguan Pada Berbagai Utilitas Yang Ada


Penyedia Jasa harus mengetahui waktu musim kering dan musim hujan dan harus mentahapkan
dan melaksanakan pekerjaan dengan cara sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak
terganggu.

1.3. Pembersihan Dan Pengupasan


Semua areal yang terkena proyek harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, tunggul, belukar,
sampah, bangunan-bangunan, dan bahan lainnya yang mengganggu.

Semuanya itu harus disingkirkan dari daerah tersebut, dibakar, dibuang, atau seperti yang
ditunjukan oleh Direksi (PPK dan Staf Teknis). Tidak dibenarkan memindahkan/ membongkar
suatu bangunan tanpa persetujuan tertulis terlebih dulu dari Direksi. Penyedia Jasa harus tetap
menjaga secara baik kebersihan daerah yang telah dibersihkan sebelum memulai pekerjaan
bangunan.

Setiap kerusakan pada pekerjaan atau terhadap hak milik swasta atau umum yang disebabkan
oleh operasi pembersihan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti oleh
Penyedia Jasa dan dengan biaya dari Penyedia Jasa sendiri.

1.4. Galian
I.4.1. Umum
Galian yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah berupa galian tanah biasa, galian tanah
berbatu, galian tanah cadas, galian lumpur, serta galian pasir.

Apabila diperkirakan bahwa semua bahan dari berbagai galian sesuai digunakan dalam
konstruksi, maka bahan-bahan galian yang akan digunakan pada pekerjaan harus bebas atau
dibersihkan dari tunggul, akar dan unsur-unsur tanaman dengan tenaga manusia.

Bahan-bahan galian yang mengandung tunggul, akar dan unsur-unsur tanaman, gambut, tanah
organik dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan untuk urugan harus ditempatkan di
pembuangan dekat saluran atau di areal-areal pembuangan yang lain yang ditunjukan oleh
Direksi. Permukaan tumpukan buangan harus dibentuk dengan rapi, permukaan dirapikan
dengan kemiringan 1 : 2 ke arah luar.
Penggalian tidak boleh dilakukan sebelum Direksi menyetujui pematokan (setting out) atau
uitzet. Semua pekerjaan yang harus diperbaiki atau digali seperti ditunjukan dalam gambar.

Bab I - 1
Spesifikasi Teknis

I.4.2. Garis, Derajat (Kemiringan) Dan Penampang Melintang


Semua galian harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari sub pasal ini dan sesuai
dengan garis-garis, ukuran dan derajat (kemiringan) seperti diperlihatkan dalam berbagai
gambar atau yang diarahkan oleh Direksi. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi mempnyai
kewenangan mengubah berbagai kemiringan, ketinggian atau ukuran dari galian, dari apa yang
ditunjukan dalam gambar atau yang disebutkan dalam spesifikasi ini dengan terlebih dahulu
melakukan diskusi dengan penyedia dan juga apabila diperhitungkan akan mengganggu
lingkungan sekitar.

Setiap kelebihan penggalian untuk bangunan yang dibuat oleh Penyedia Jasa karena suatu
maksud atau alasan, kecuali kalau ditentukan lain disini, harus diurug dengan bahan yang sesuai
dan kemudian dipadatkan atau jika kelebihan itu berada di bawah pondasi bangunan beton,
mungkin diperlukan isian beton. Semua perbaikan tersebut harus seluruhnya atas biaya
Penyedia Jasa.

I.4.3. Toleransi
Semua lubang galian harus cukup memadai untuk memberikan ruang kerja yang cukup,
perlindungan dan bangunan-bangunan sementara yang lainnya yang barangkali diperlukan
selama pekerjaan konstruksi.

Kemiringan sisi dan dasar saluran-saluran harus dibangun dan dirapikan dengan sebaik mungkin
yang dapat diperoleh sesuai dengan petunjuk Direksi dengan kemahiran menggunakan alat
pemindah tanah yang disetujui untuk pekerjaan galian dan pembentukan tanggul-tanggul atau
dengan tenaga manusia.

Areal galian-galian yang sudah selesai pada setiap penampang melintang harus tidak lebih kecil
dari yang ditunjukan gambar atau seperti yang diminta Direksi. Toleransi sebesar +0 atau –0,10
m dari permukaan tanah yang sebenarnya atau posisi dari kemiringan sisi yang diterima.

Permukaan-permukaan dasar galian dan profil final tanah pada bangunan tidak ada toleransi
plus atau tidak lebih dari 0,10 m lebih rendah dari permukaan yang benar.

I.4.4. Bahan Longsoran


Bahan-bahan yang tidak akan ditempatkan pada lereng yang diperlihatkan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi, dan bahan-bahan yang merupakan bagian dari longsoran
yang terhampar diluar garis-garis galian yang ditentukan dan longsoran ke dalam galian, harus
dipindahkan oleh Penyedia Jasa dengan cara yang dapat disetujui dan lereng-lereng tersebut
harus dapat dipulihkan kembali ke garis-garis dan derajat yang ditentukan oleh Direksi.

Longsoran yang disebabkan oleh penggalian yang berlebihan, atau karena penempatan tanah
galian yang terlalu dekat ke penggalian, harus dipulihkan kembali oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri.

I.4.5. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran, untuk pembayaran setiap jenis galian material dilakukan berdasarkan volume
dalam meter kubik kondisi asli (bank measure) sebagaimana ditetapkan dari permukaan tanah
asli dan disain yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan Direksi.
Permukaan tanah asli harus di survei dengan disaksikan Direksi atau yang mewakili dan
diajukan kepada Direksi untuk diverifikasi dan untuk mendapat persetujuan sebelum pekerjaan
galian dimulai.

Tanpa memperhatikan jumlah volume galian yang ada, pengukuran untuk pembayaran harus
dilakukan sesuai dimensi, batas dan ketinggian dan tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk
pekerjaan galian atau pembuangan material oleh Penyedia Jasa.

Bab I - 2
Spesifikasi Teknis

Harga Satuan yang ditentukan untuk item-item yang bersangkutan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, sudah termasuk seluruh biaya untuk mendatangkan semua peralatan, alat-alat, material-
material, dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam segala hal.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk perbaikan dan restorasi pekerjaan
selama berlangsung penggalian tersebut harus ditanggung Penyedia Jasa dan tidak ada tuntutan
biaya tambahan yang diajukan kepada Direksi

1.5. Timbunan Tanggul


I.5.1. Penyiapan Areal Tanggul
Setelah pembersihan areal untuk pembangunan tanggul, semua lubang, parit dan lain-lain harus
diurug kembali dengan bahan yang disetujui dan dipadatkan sampai padat.

Setelah itu areal tanah yang asli dan tanggul-tanggul jalan yang ada harus digaru/ stripping
sampai kedalaman kira-kira 0,15 m sebelum bahan timbunan lain ditempatkan. Bila lapisan
tanah atas terdiri dari bahan-bahan organik, lapisan ini harus digali sampai kedalaman 0,20 m.

I.5.2. Pembangunan Tanggul


Setelah areal untuk tanggul disiapkan dan dipadatkan, bahan urugan untuk pembuatan tanggul-
tanggul tersebut harus ditempatkan.

Urugan untuk tanggul tersebut harus ditimbunkan lapis demi lapis tidak melebihi dari 0,30 m
dan tiap lapisan harus dipadatkan. Setelah diuji dan atau disetujui oleh Direksi tentang lapisan
urugan yang pertama. Penyedia Jasa baru meneruskan penimbunan selanjutnya. Setelah
pengurugan, pemadatan, pembentukan tanggul tersebut menurut garis, derajat dan tinngi seperti
yang dinyatakan dalam gambar, tanggul tersebut (bagian atas dan lereng samping) harus ditutup
dengan 0,20 m tanah lapisan atas yang diperoleh diareal tersebut. Tanah lapisan atas yang sesuai
dari tanah alami dan yang disingkirkan pada waktu penyiapan areal dapat digunakan.

I.5.3. Garis, Derajat (Kemiringan), Bahan Dan Konstruksi


Tanggul harus dibangun menurut garis, derajat dan penampang melintang seperti ditunjukan
dalam gambar, atau seperti yang diminta oleh Direksi.

Hanya bahan dari saluran pembuang samping, dan dari lubang galian sumbang yang menurut
pendapat Direksi sesuai untuk pembuatan tanggul, yang harus digunakan.

Tanggul-tanggul saluran pembuang harus dibangun dari bahan urugan yang biasanya terdiri dari
tanah liat atau lumpur. Tanggul pengaman dan tanggul-tanggul lainnya harus dibuat dari tanah
yang yang biasanya terdiri dari plintit. Tanah-tanah tersebut harus dihamparkan selapis demi
selapis pada seluruh lebar penampang melintangnya dalam ukuran panjang yang sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan metode pemercikan, pencampuran dan pemadatan yang diterapkan.

Tiap lapisan harus dihamparkan dan diratakan secara seragam dengan lapisan yang tidak
melebihi ketebalan 0,30 m dengan mesin. Bahan kelebihan harus ditempatkan diluar batas
lereng sisi seperti ditunjukan dalam gambar untuk menjamin agar pemadatan yang diperlukan
akan diperoleh diseluruh penampang melintangnya yang final.

Bongkah tanah dan gumpalan harus dipecah seluruhnya dengan memotong, menggaru, atau
cara-cara lain yang disetujui. Bahan tersebut harus berkadar kelembaban yang layak ketika
dipadatkan. Jika bahan tersebut terlalu kering, bahan harus dilembabkan dan jumlah air yang
diperlukan untuk itu harus diberikan merata dan dicampur merata dengan tanah.
Sekiranya bahan terlalu basah, bahan tersebut harus harus diperanginkan dengan memisah-
memisahkan dan menggaru sampai kadar kelembaban yang dimaksud terpenuhi. Direksi
tergantung pada keadaan, harus menentukan ukuran pemadatan tanggul, jalur tanggul pengaman
dan tanggul-tanggul lainnya.

Bab I - 3
Spesifikasi Teknis

I.5.4. Toleransi Urugan


Profil urugan yang sudah selesai sedemikian rupa agar tidak ada titik pada permukaan urugan
yang lebih rendah dari yang ditentukan dan semua profil harus bebas dari
ketidakteraturan/tonjolan yang mendadak.

Pengurugan harus dibuat 0,05 m lebih tinggi dari permukaan overheight tanah sekelilingnya
untuk memungkinkan bagi penurunan tanah.

Kecuali bila ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi, puncak dan sisi lereng urugan yang
ditempatkan di berbagai tanggul harus dipotong dengan rapi dan hal ini dapat dilakukan dengan
penggunaan yang canggih dari alat pemindah tanah yang digunakan untuk penempatandan/atau
pemadatan atau dengan tenaga manusia, sesuai dengan pendapat engineer.

Bila garis-garis dan ketinggian tanggul yang tepat tidak ditentukan atau ditunjukan oleh Direksi,
Penyedia Jasa harus membangun tanggul dalam garis yang lurus antara lengkung-lengkung rata
(smooth curves) untuk memperoleh penampakan yang menarik. Bagian atas tanggul harus
dibuat miring 1 : 1,5 kearah luar dan rata sebagaimana layaknya.

Lebar bagian atas tanggul tidak boleh lebih sempit dari lebar yang ditentukan. Kemiringan luar
harus dibentuk sesuai dengan kemiringan yang ditentukan. Tidak boleh ada perubahan-
perubahan arah yang mendadak yang dapat memberikan kecenderungan untuk terbentuknya
jalur-jalur aliran air hujan.

I.5.5. Pemadatan Dan Pembentukan


Pekerjaan galian dan penggunaan hasil galian harus sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
yang akan dipadatkan akan tercampur dengan baik untuk menjamin hasil pemadatan, kekedapan
dan stabilitas terbaik yang dapat dilaksanakan.

Pemadatan harus dilakukan dengan peralatan mesin yang cocok untuk tipe pekerjaan ini atau
tipe pekerjaan ini atau dengan tenaga manusia.
 Pemadatan dengan Peralatan Mesin
Mesin penggilas untuk pemadatan harus dilengkapi dengan batang pembersih. Bila
menggunakan mesin gilas pemadat tipe kaki biri-biri, tombol pemadat dan batang
pembersih harus dipelihara secara layak dan ruang antara kaki-kaki pemadat harus dijaga
agar tetap bersih dari bahan-bahan (tanah dan lain-lain) yang menghalangi keefektipan kerja
mesin tersebut.

Untuk pemadatan bagian-bagian atau pengurugan dekat bangunan dekat bangunan, yang
tidak mungkin dilakukan dengan mesin gilas. Tanggul atau urugan harus dipadatkan
sehingga diperoleh tingkat pemadatan yang sama dengan tanggul yang dipadatkan
didekatnya.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap suatu kerusakan bangunan yang
disebabkan oleh pekerjaan Penyedia Jasa dalam menempatkan atau memadatkan tanggul
atau urugan bangunan-bangunan yang berdekatan dan kerusakan bangunan yang terjadi
harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

 Pemadatan dengan Tenaga Manusia


Alat pemadat tangan harus mempunyai berat tidak kurang dari 15 kg dan harus memiliki
penurunan gravitasi 0,30 m. Bahan-bahan harus dipadatkan sampai diperoleh kepadatan
yang diinginkan. Alat pemadat tangan dapat dibuat dari besi atau beton. Penggunaan kayu
atau batang kelapa tidak dibenarkan.

 Metode Pemadatan harus Menurut Persetujuan dari Direksi


Sebelum di padatkan, tanah terlebih dahulu harus dihampar dengan ketebalan 30 cm
kemudian baru dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat dan lintasan yang sudah di
setujui oleh Direksi, proses penghamparan dan pemadatan dilakukan secara berulang

Bab I - 4
Spesifikasi Teknis

sampai batas ketinggian yang tercantum dalam gambar. Apabila volume tanah timbunan >
500 m3 direksi berhak mengambil contoh-contoh dari bahan yang telah dipadatkan dan
melakukan pengujian untuk menentukan kepadatannya sesuai dengan standar nasional yang
berlaku. Penyedia Jasa harus membantu Direksi dalam memperoleh contoh-contoh yang
mewakili (representative) untuk pengujian tersebut.

Setelah selesai pemadatan tanggul, bahan berlebih yang ditempatkan di luar lereng sisi, seperti
dinyatakan dalam gambar atau seperti yang ditunjukan, harus digali kembali dan dibuang dari
tanggul dan dimasukan ke dalam lubang-lubang sumbang atau ditumpuk ditempat limbah
sampai garis dan derajat tertentu seperti yang diminta oleh Direksi. Lapisan-lapisan terakhir
harus diselesaikan dengan rata sampai ke derajat dan penampang melintang yang diminta.
Lereng-lereng tanggul harus dirapikan dengan cermat.

I.5.6. Pemeriksaan, Pengujian Dan Persetujuan Terhadap Bahan


Untuk memastikan sifat-sifat dari bahan untuk urugan, Penyedia Jasa harus menyerahkan untuk
disetujui oleh Direksi. Direksi akan menentukan pengujian yang akan dilakukan. Contoh-
contoh bahan yang mewakili untuk pengujian tersebut diambil oleh Penyedia Jasa, dengan biaya
sendiri, dengan disaksikan oleh seorang wakil dari Direksi dan duplikat contoh harus diserahkan
kepada Direksi untuk digunakan sebagai referensi dimasa mendatang. Pengujian contoh-contoh
ini akan dilakukan dengan biaya dari Penyedia Jasa.

Semua sumber bahan harus disetujui oleh Direksi sebelum memperoleh atau mengolah bahan
dari sumber-sumber tersebut. Sertifikat pengujian yang diperoleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri dimaksudkan untuk membantu Penyedia Jasa untuk memperkirakan lokasi, luas dan
kuantitas bahan yang akan memenuhi spesifikasi ini bila diolah dengan layak dan sama sekali
tidak akan mencegah pengujian lebih lanjut oleh Direksi.

Persetujuan mengenai sumber khusus bahan tidak boleh diartikan sebagai persetujuan terakhir
mengenai bahan-bahan dari sumber-sumber tersebut kecuali kalau diolah, disimpan dan
dipersiapkan dan ditempatkan seperti dalam spesifikasi berikut.

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara secara baik peralatan uji yang perlu yang
harus digunakan untuk uji laboratorium dan dapat digunakan oleh Direksi atau oleh pengawas
yang ditunjuknya, apabila volume timbunan tanah mencapai lebih dari 500 m3.

Semua bahan yang diolah harus disetujui sebelum disimpan dilokasi atau digunakan dalam
pekerjaan dan dapat diperiksa oleh Direksi kapan saja selama pelaksanaan pengolahan dan
penggunaannya. Jika kelas dan kualitas bahan-bahan yang dikirim kelokasi tidak sesuai dengan
kelas dan kualitas seperti yang diperiksa atau diuji sebelumnya atau tidak menurut spesifikasi,
Direksi berhak menolak bahan-bahan tersebut.

Contoh bahan harus memenuhi semua pengujian seperti yang dikehendaki dalam spesifikasi ini
dan memuaskan Direksi. Penyedia Jasa harus mengizinkan wakil yang ditunjuk oleh Direksi
untuk setiap saat memeriksa sesuatu atau semua bahan yang sedang digunakan, selama
berlangsungnya pekerjaan, atau setelah pekerjaan tersebut selesai. Semua bahan tersebut yang
tidak sesuai dengan spesifikasi ini, apakah ditempat kerja atau tidak, harus ditolak dan segera
disingkirkan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan atau mengatur semua bahan,
tenaga kerja, perkakas dan peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan tersebut.

Pengujian kerapatan dan urugan yang dipadatkan harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri sebanyak yang dianggap perlu oleh Direksi untuk menjamin kesesuaiannya dengan
syarat kepadatan dari spesifikasi ini.

I.5.7. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk tanah timbunan dibuat berdasarkan volume meter kubik dari setiap bahan
timbun yang ditempatkan dan dipadatkan dalam dimensi, batas dan ukuran dari potongan disain
yang ditunjukkan dalam Gambar dan sebagaimana pengarahan oleh Direksi.

Bab I - 5
Spesifikasi Teknis

Uji pemadatan termasuk uji lapangan dan laboratorium harus dilakukan dibawah pengawasan
Direksi dan biaya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut harus sudah termasuk dalam
masing-masing Harga Satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.6. Urugan Kembali


1.6.1. Lingkup Pekerjaan
Urugan kembali yang menggunakan material galian harus dipadatkan sesuai batas dan
dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana petunjuk Direksi. Material yang
akan digunakan untuk urugan kembali harus menggunakan material galian yang bisa diperoleh
di semua tempat. Kualitas material tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Material harus diangkut dan ditempatkan dengan cara yang sesuai untuk mendapatkan kerapatan
dan kepadatan yang baik. Metode pengangkutan, penempatan, pemeriksaan kadar air dan
pemadatan material urugan kembali harus mendapat persetujuan dari Direksi. Urugan kembali
harus dipadatkan setelah material galian diratakan dengan ketebalan lapisan tidak lebih dari 30
(tigapuluh) cm

1.6.2. Pengukuran untuk Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran urugan kembali yang dipadatkan dari material galian pada
Daftar Kuantitas dan Harga akan disesuaikan dengan Ayat 1.5.7 sebelumnya.

Bab I - 6
Bab II PASANGAN BATU

II.1. Umum
1. Dalam item pekerjaan pasangan batu terdapat beberapa item pekerjaan pasangan batu
diantaranya pekerjaan pasangan batu (mendatangkan), pekerjaan pasangan batu (batu
bekas galian), dan pekerjaan pasangan batu bekas bongkaran.

2. Untuk pekerjaan pasangan batu, material batu yang digunakan adalah batu mendatangkan
yang sudah di belah (batu belah).
Untuk pekerjaan pasangan batu (batu bekas galian), material batu yang digunakan adalah
batu hasil dari galian pondasi dan atau batu yang berada di atas/permukaan tanah yang
akan digali dan di sekitar pekerjaan konstruksi.
Untuk pekerjaan pasangan batu bekas bongkaran, batu yang digunakan adalah batu hasil
bongkaran bangunan/struktur ditambah dengan batu mendatangkan.

3. Sebelum memulai pekerjaan untuk pasangan batu, rekanan harus mengajukan


request/permohonan serta dilampiri dengan checklist untuk memulai pekerjaan.

4. Dalam waktu maksimal 30 hari setelah SPMK, Penyedia Jasa/Rekanan harus membuat
job mix untuk campuran mortar sebagai berikut :
a. Adukan mortar dengan satu bagian Portland semen berbanding empat bagian pasir
lepas basah berdasarkan volume (1 : 4 ) dan air secukupnya;
b. Atau Adukan mortar dengan campuran lain sesuai dengan persetujuan direksi;
c. Dari masing masing campuran adukan mortar selanjutnya di buat mortar uji berbentuk
kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm sesuai dengan SNI 03-6825-2002 tentang Metode
pengujian kekuatan tekan mortar.
d. Setelah umur mortar minimal 7 hari, mortar bisa di uji kuat tekannya di tempat yang
disetujui oleh Direksi.
e. Proses dan Metode campuran tersebut selanjutnya akan di pakai sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
f. Tidak ada tambahan biaya akibat dari pembuatan job mix dan uji mortarnya.

5. Pasangan batu untuk struktur dan pasangan batu untuk saluran supaya dibuat di lokasi-
lokasi seperti yang tertera pada gambar dan disetujui oleh Direksi, dan agar dibuat sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.

6. Pasangan batu terdiri dari batu yang diletakan di dalam adukan semen dan pasir sesuai
dengan garis-garis, kemiringan-kemiringan dan ketebalan seperti yang tercantum pada
gambar-gambar. Tidak diperbolehkan ada ruang terbuka pada pasangan batu. Semua
rongga antara batu-batu supaya diisi dengan adukan. Tidak diperbolehkan antar batu
saling menempel sehingga tidak terdapat mortar antar batu. Sambungan-sambungan antar
batu yang terlihat (mortar) supaya diselesaikan dengan menggunakan pointing.

7. Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh tenaga kerja, peralatan dan material-material
untuk pasangan batu, dan melaksanakan semua operasi-operasi untuk menyelesaikan
pembuatan pasangan batu pada struktur-struktur dan pasangan batu pada lapisan saluran.

8. Pasangan batu yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :


a. Pasangan batu mortar tipe N ( 1 PC : 4 PP) dengan menggunakan batu baru.
b. Pasangan batu mortar tipe N ( 1 PC : 4 PP) dengan menggunakan batu bekas galian.
c. Pasangan batu mortar tipe N ( 1PC : 4 PP) dengan menggunakan batu bekas
bongkaran, dengan komposisi 60 % batu bekas bongkaran dan 40 % batu baru
mendatangkan.

Bab II - 1
Spesifikasi Teknis

9. Pasangan batu akan dipergunakan untuk pekerjaan:


(a) Lining : lining dan perlindungan tebing dan dasar untuk
saluran, drainasi, sungai dan anak sungai dan lain-lain.
(b) Bangunan dan tembok : bangunan termasuk bangunan bagi, bangunan
pengambilan, check, pelimpah, terjunan, gorong-
gorong, tangga tembok pelindung termasuk pelindung
saluran dan jalan dan lain-lain.

II.2. Material
1. Semua batu-batu yang digunakan di dalam pasangan batu harus bersih, keras, padat, tidak
retak-retak dan batuan yang tahan lama atau fragmen batuan dari balast andesit atau granit
yang dan sudah disetujui oleh Direksi.

2. Batu yang digunakan untuk pasangan harus batu pecah dan berukuran 10 – 20 cm dan
tidak boleh menggunakan batu blonos.
Batu yang digunakan untuk pasangan batu kali baru adalah batu belah atau batu kali yang
di pecah salah satu sisinya tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori.
Batu yang digunakan untuk permukaan (ekspos) harus rata dan seragam, tidak lancip atau
lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling mengunci bila di pasang bersama sama.
Batu yang digunakan untuk pasangan batu kali dari bekas bongkaran haruslah dibersihkan
terhadap mortar bekas bongkaran pasangan batu yang lama dan tanah yang menempel
pada batu, dan batu yang digunakan harus dipilih batu yang dalam kondisi baik serta
ukuran yang masih sesuai atas izin dari Direksi Teknis, tidak ada tambahan biaya untuk
membersihkan dan pemilihan batu bekas bongkaran yang akan digunakan.
3. Batu bekas galian tanah yang digunakan sebagai material batu untuk pekerjaan pasangan
batu, harus sesuai dengan spesifikasi batu pada nomor 1 dan nomor 2 diatas.

4. Semen yang digunakan pada adukan untuk pasangan batu adalah semen Portland sesuai
dengan SNI yang berlaku. Penyimpanan Semen dalam gudang harus diatur sesuai dengan
pesyaratan yang berlaku.

5. Pasir yang digunakan pada adukan untuk pasangan batu harus bersih, keras, tahan lama
atau atas persetujuan oleh direksi.

6. Air yang digunakan pada adukan untuk pasangan batu adalah air yang bersih (tidak
berwarna keruh, bebas dari bahan merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, dan
atau atas persetujuan Direksi.

II.3. Adukan (Mortar)


1. Tidak diijinkan pencampuran mortar dengan cara manual (dengan tangan) kecuali atas
persetujuan dari direksi, Penyedia harus menyediakan mixer bermesin untuk mencampur
bahan-bahan mortar secara mekanis dengan perbandingan berdasarkan volume.
Pencampuran mortar dilakukan hanya terbatas untuk kebutuhan sesaat sehingga tidak ada
sisa mortar yang tidak dipakai dalam waktu cukup lama, mortar yang tidak digunakan
selama 45 menit setelah dicampur air harus dibuang dan tidak digunakan lagi.

2. Adukan untuk pasangan batu akan terdiri dari satu bagian dari portland semen berbanding
empat bagian dari pasir lepas, basah berdasarkan volume (1: 4), selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk semen portland, PS/PP untuk pasir, dalam kode perbandingan suatu
adukan, dan air secukupnya untuk menghasilkan konsistensi yang tepat sesuai dengan
yang akan digunakan.

Bab II - 2
Spesifikasi Teknis

Jika campuran untuk pasangan batu tidak tercantum pada gambar-gambar, maka
digunakan campuran satu bagian portland semen berbanding empat bagian pasir
berdasarkan volume (1 : 4),.

Mortar untuk siaran akan terdiri dari satu bagian portland semen berbanding dua bagian
pasir berdasarkan volume (1 : 2).

Mortar untuk Plesteran akan terdiri dari satu bagian portland semen berbanding tiga
bagian pasir berdasarkan volume (1 : 3).

3. Metode-metode dan peralatan yang digunakan untuk pencampuran adukan, agar bisa
menghitung dengan tepat dan mengontrol banyaknya masing-masing bahan terpisah yang
dimasukan kedalam adukan dan agar dapat memenuhi keinginan/persetujuan Direksi.
Adukan harus diaduk hanya dalam jumlah secukupnya untuk penggunaan yang segera,
dan semua adukan yang tidak digunakan dalam 30 menit setelah penambahan air kedalam
campuran adukan tidak boleh digunakan. Pemudaan (fetempering) adukan tidak
diperkenankan.
Mixer-mixer seluruhnya harus bersih dan dicuci di akhir hari kerja.

II.4. Pembuatan/Pemasangan (Construction)


1. Pasangan batu tidak boleh dikerjakan sebelum menyampaikan cheklist pekerjaan kepada
Direksi dan Direksi menyetujui bahan bangunan yang dipakai, gambar kerja dan metoda
kerja serta penyelesaian pekerjaan pondasi sesuai dengan ketentuan dan syarat yang
ditetapkan dalam Spesifikasi ini

2. Metode-metode dan peralatan yang digunakan untuk pengangkutan batu-batu dan adukan
harus tidak merusak batu dan juga tidak menghambat pemakaian adukan. Batu-batu tidak
boleh ditempatkan selama hujan yang cukup besar.
Batu yang akan digunakan pada pasangan batu harus disemprot dengan air agar seluruh
batu menjadi basah dan bersih sebelum digunakan. Semua batu harus bebas dari
kelembaban yang berkelebihan pada saluran permukaan ketika batu-batu tersebut
dipasang pada pekerjaan pasangan batu.

3. Pasangan batu harus dibuat sesuai dengan garis-garis, kemiringan-kemiringan dan


dimensi-dimensi seperti terlihat dalam gambar atau sesuai dengan yang ditetapkan
Direksi.

4. Semua permukaan dari pondasi-pondasi harus bersih dan bebas dari lapisan-lapisan yang
tidak diperbolehkan. Permukaan-permukaan tanah pondasi harus dilembabkan dengan air
jika perlu, dan dipadatkan atau digilas dengan alat yang cocok untuk tujuan pembuatan
pondasi yang kokoh untuk pasangan batu.

5. Penyedia harus menuang mortar dengan tebal tidak kurang dari 3 cm pada permukaan
tanah pondasi yang telah disiapkan sebelumnya dan tidak ada genangan air. Bila ternyata
pondasi tergenang air, Penyedia dengan biayanya sendiri harus mengeringkannya dengan
pompa. Permukaan tanah pondasi harus bersih dari lumpur dan cacat/rusak akibat
penempatan batu, bila pasangan batu dikerjakan dalam kondisi yang tidak memenuhi
syarat, maka pasangan batu tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali dengan yang
baru setelah pondasi dipersiapkan dengan baik, biaya akibat dari kejadian ini menjadi
tanggung jawab Penyedia

6. Pemasangan batu untuk pekerjaan pasangan batu harus dikerjakan secara manual/dengan
tangan dan setiap batu harus sepenuhnya diselimuti mortar sehingga seluruh rongga
sambungan di antara batu terisi mortar. Batu harus dipadatkan dengan cara dipukul dengan

Bab II - 3
Spesifikasi Teknis

martil, bila pecah harus dibersihkan untuk digunakan lagi. Bila rongga di antara batu
terlalu besar, harus diisi dengan batu-batu yang lebih kecil sebagai pasak /baji.
Pasangan batu untuk pekerjaan lining saluran, pemasangannya harus diawali dari
bawah/pondasi dan maju ke atas/tebing saluran.

7. Pekerjaan urugan kembali dikerjakan dengan memperhatikan ketentuan dalam Spesifikasi


ini pada Bab I Tanah setelah pasangan batu selesai dilaksanakan dan diretima dengan baik
oleh Direksi.

II.5. Siar
Sambungan antara batu pada permukaan pekerjaan pasangan batu harus diselesaikan
dengan siar yang rapih dan baik. Pekerjaan siar dikerjakan dengan terlebih dahulu
membuang mortar di antara batu-batu sedalam 3 (tiga) cm, membersihkannya dengan
sikat baja, dibasahi dengan air di isi dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 PC:2
PS dan kemudian permukaan batu dibersihkan dari sisa mortar yang melekat.

Pekerjaan siaran dapat dibagi atas :


a. Siaran tenggelam (masuk kedalam 1 cm , lebar 2 cm)
b. Siaran rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran timbul (timbul 1 cm tebal , lebar 2 cm)

Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siaran dalam pekerjaan ini adalah siaran
tenggelam.

II.6. Plesteran dan Acian


Pekerjaan plesteran dan acian dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan batu atau
pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan plesteran selesai dikerjakan dan telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus
dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, dan halus.

Permukaan atas dari dinding, pilar, dinding penahan tanah/pangkal bendung/pangkal


jembatan dari pasangan batu dan lain-lain atau permukaan pasangan batu yang
diperlihatkan dalam gambar atau atas perintah Direksi, harus diplester dengan mortar
campuran 1 PC : 3 PS dengan lebih dahulu membuang mortar di antara batu dan
membersihkannya dengan sikat baja agar bidang dasar menjadi kasar dan bersih dari
kotoran.

Sebelum melaksanakan pekerjaan acian permukaan plesteran harus disiram dengan air
untuk menjaga kelembaban dari permukaan plesteran. Acian dikerjakan pada permukaan
yang diplester harus secara merata, lurus, dan halus.

Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru, terbuat dari pasangan batu
kali atau batu-batu, harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 PS, dan selanjutnya di lakukan
acian. Pekerjaan plesteran dikerjakan 2 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
selanjutnya di lakukan acian terhadap seluruh permukaan plesteran. Apabila tidak
diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian atas
pasangan pada serongan saluran, dan selebar 0,10 m di bawah tepi atas dinding dan
pasangan serongan saluran pada sisi muka dan selebar 0,05 m di bawah tepi atas dinding
pada sisi belakang.

II.7. Pengendalian Mutu


1. Pekerjaan pasangan, siaran, serta plesteran dan acian tidak boleh dilaksanakan pada hujan
deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan adukannya larut. Adukan yang
telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja-pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan batu
dan pasangan batu kosong yang belum mantap.

Bab II - 4
Spesifikasi Teknis

2. Berbagai pengujian terhadap mortar perlu dilaksanakan untuk quality control.

3. Dalam periode tertentu konsultan pengawas lapangan maupun tim teknis bersama dengan
penyedia jasa akan membuat benda uji (tiga benda uji) sesuai dengan pasangan terpasang
yang nantinya akan di ujikan bersama sama dengan Direksi dan Konsultan Pengawas atau
atas persetujuan dari Direksi. Dan tidak ada tambahan biaya dalam harga satuan terkait
dengan pengujian di laboratorium yang di tunjuk oleh Direksi. Biaya pengujian di
laboratorium menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

4. Pengambilan sampel yang dilakukan oleh konsultan pengawas maupun tim teknis akan
dicatat titik lokasi pengambilannya dan di lokalisir sesuai dengan volume pasangan di titik
pengambilan dengan kisaran volume pekerjaan pasangan kurang lebih 100 m3 volume
pasangan batu.

5. Direksi diperbolehkan mengambil tambahan sampel uji mortar pada titik yang dipandang
perlu atau pada periode tertentu tanpa persetujuan dari Rekanan, untuk dilakukan uji
kualitas dengan menggunakan peralatan yang terdapat di Kantor Dinas, yang bertujuan
dalam rangka pengendalian mutu pekerjaan.

6. Apabila dipandang perlu, Direksi berhak mengambil sampel mortar dari bangunan yang
sudah jadi (Core) untuk di jadikan sampel uji dan dilakukan pengujian di laboratorium.

7. Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan


jeleknya penanganan atau gagalnya penyedia jasa/kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi, harus diperbaiki oleh penyedia jasa/kontraktor sampai memuaskan Direksi
Teknis tanpa ada biaya tambahan.

II.8. Pengukuran Dan Pembayaran (Measurement And Payment)

II.8.1 Pekerjaan Pasangan Batu


Pengukuran untuk pembayaran pasangan batu akan dibayarkan sesuai item pekerjaan
untuk pasangan batu dan dibuat atas dasar volume pasangan batu yang dibuat berdasarkan
garis-garis kemiringan dan dimana seperti yang dapat dilihat pada gambar atau atas
perintah Direksi, serta berdasarkan nilai kuat tekan hasil dari uji laboratorium terhadap
sampel pekerjaan yang diambil yang dibandingkan dengan nilai Kuat Tekan Mortar
Sesuai SNI 03-6882-2002 tentang Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan. Batas
Minimal Nilai Kuat Tekan untuk bisa dibayarkan adalah sebesar 2,4 Mpa.

Pembayaran pekerjaan pasangan batu dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya dan ongkos untuk
pekerja, material, peralatan, pengeringan dan semua pekerjaan pendukung yang
diperlukan termasuk didalamnya pembuatan uji mortar dan pengujian mortar.

Apabila di ketemukan lain oleh Direksi (batu menggunakan batu sekitar), maka item
pekerjaan pasangan batu akan dibayarkan menjadi item pekerjaan pasangan batu bekas
galian. Atau dilakukan perhitungan ulang terkait volume pekerjaan.

II.8.2 Pekerjaan Pasangan Batu (batu bekas galian) dan Batu Bekas Bongkaran
Pengukuran untuk pembayaran pasangan batu (bekas galian) dan Pasangan Batu Bekas
Bongkaran akan dibayarkan sesuai item pekerjaan untuk pasangan batu (bekas galian) dan
pasangan batu bekas bongkaran dibuat atas dasar volume pasangan batu yang dibuat
berdasarkan garis-garis kemiringan dan dimana seperti yang dapat dilihat pada gambar
atau atas perintah Direksi, serta berdasarkan nilai kuat tekan hasil dari uji laboratorium
terhadap sampel pekerjaan yang diambil yang dibandingkan dengan nilai Kuat Tekan

Bab II - 5
Spesifikasi Teknis

Mortar Sesuai SNI 03-6882-2002 tentang Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan.
Batas Minimal Nilai Kuat Tekan untuk bisa dibayarkan adalah sebesar 2,4 Mpa.

Pembayaran pekerjaan pasangan batu (bekas galian) dan pasangan batu bekas bongkaran
dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
yang sudah termasuk semua biaya dan ongkos untuk pekerja, material, peralatan,
pengeringan dan semua pekerjaan pendukung yang diperlukan termasuk didalamnya
pembuatan uji mortar dan pengujian mortar.

II.8.3 Plesteran dan Acian


Pengukuran untuk pekerjaan plesteran dan acian dilakukan dengan satuan ukuran luas
dalam meter persegi (m2) yang dihitung dari luas pekerjaan plesteran berdasarkan gambar
kerja.
Pembayaran untuk pekerjaan plester dan acian dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya dan
ongkos untuk pekerja, material, peralatan, pengeringan dan semua pekerjaan pendukung
yang diperlukan.

II.8.4 Siaran
Pengukuran untuk pekerjaan siar dilakukan dengan satuan ukuran luas dalam meter
persegi (m2) yang dihitung dari luas permukaan pasangan batu berdasarkan gambar kerja.
Pembayaran untuk pekerjaan siar dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya dan ongkos untuk
pekerja, material, peralatan, pengeringan dan semua pekerjaan pendukung yang
diperlukan.

Bab II - 6
Bab III PEKERJAAN BETON

Umum
Spesifikasi ini berlaku untuk semua bahan dan pekerjaan beton yang berhubungan dengan beton
bertulang dan beton massa struktur yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa untuk pemenuhan
kewajibannya.

Rekanan harus membuat request/permohonan dan checklist pekerjaan pengecoran kepada


Direksi sebelum pekerjaan beton di mulai.

Apabila tidak ada catatan atau instruksi khusus, semua komposisi campuran beton harus
mengikuti standar dan memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini adalah
sesuai SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air, SNI 03-2834-2000
tentang Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, dan SNI 7394:2008 tentang Tata
cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan
perumahan.

III.1. Bahan-Bahan
1. Bahan semen untuk pekerjaan beton adalah dari jenis Portland Cement (PC) yang sesuai
dengan SNI. Semen yang dikirim dari leveransir harus diterima dalam keadaan kantong
tertutup. Setiap timbul keragu-raguan, baik yang menyangkut mutunya maupun mengenai
hal lainnya Direksi berhak mengambil contoh untuk diperiksa dan dianalisa.
2. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus pasir alam yang
berasal dari Gunung (Pasir Cor) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Kerikil (Aggregates) harus kuat, padat, tahan lama dan bersih dari segala bentuk kotoran
yang dapat menurunkan mutu dan memperlemahkan kekuatan beton. Kerikil tidak boleh
dalam bentuk bulat dan harus batu pecah dengan ukuran 1-2 cm atau 2-3 cm dengan
persetujuan Direksi. Baik koral maupun pasir harus bergradasi sesuai dengan pedoman
P. B. I. (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
4. Air untuk pembuatan beton harus bersih dan tidak boleh mengandung endapan lumpur,
minyak atau garam, asam atau alkali.
5. Bahan pembantu (Admixtures) hanya boleh dipakai oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan
Direksi.

III.2. Adukan (Campuran Beton)


1. Sebelum melakukan pencampuran bahan beton dan membuat design mix, rekanan terlebih
dahulu harus menyiapkan kotak campuran dengan ukuran P = 50 cm, L = 50 cm, dan T =
50 cm seperti gambar di bawah, atau atas persetujuan Direksi.

Bab III - 1
Spesifikasi Teknis

2. Berdasarkan SNI 2834, setiap pelaksanaan pengecoran beton untuk volume > 10 m3 harus
melakukan job mixed beton dan harus mengambil sampel serta pengujian sampel untuk
setiap 10 m3 campuran beton sesuai dengan persetujuan dari Direksi.

Ketentuan campuran antara berat semen, pasir, dan agregat, serta kadar air seperti yang di
persyaratkan dalam SNI 7394-2008.

Design mix juga berfungsi sebagai kontrol dalam mengetahui kuat tekan yang dihasilkan
di bandingkan dengan kuat tekan rencana yang tertera dalam gambar, sehingga setelah
design mix campuran selesai dibuat, rekanan harus melakukan uji kuat tekan terhadap
design mix yang sudah dibuat.

Tidak ada tambahan biaya yang di tambahkan dalam harga satuan terkait dengan pembuatan
job mix dan pengujiannya.

3. Berdasarkan Kriteria Perencanaan (KP.6, Parameter Bangunan), penyedia jasa bisa


menggunakan ukuran kotak takar seperti pada point 1 dengan ukuran takaran sebagai
berikut :

Perbandingan Susunan bahan Perbandingan Susunan


beton berdasarkan konversi bahan beton
berat ( Kg ) berdasarkan konversi
Kuat Tekan

Nilai K

Slump Volume
( Cm )
(MPa)
Mutu

(Kotak)

(Kotak)
( ZAK)
( Liter)
Krikil

Krikil
Pasir

Pasir
Air

PC
PC

f’c 14,5 175 326 760 1029 215 12 ± 2 6,5 3,8 5


f’c 19,3 225 371 698 1047 215 12 ± 2 7,5 3,5 5
Berdasarkan Kriteria Perencanaan (KP.6, Parameter Bangunan)

Campuran digunakan dengan menggunakan peralatan molen (konversi dari KP.6).


Perbandingan Susunan bahan Perbandingan Susunan
beton berdasarkan konversi bahan beton berdasarkan
Kuat Tekan

berat ( Kg ) konversi Volume


Nilai K

Slump
( Cm )
(MPa)
Mutu

( h = cm )

( h = cm )
(Kotak)

(Kotak)
( ZAK)
Krikil

Krikil
Pasir

Pasir
Air

PC

PC

f’c 14,5 175 50 117 158 - 12 ± 2 1 0,6 0,8


(29 cm) (39 cm)
f’c 19,3 225 50 94 141 - 12 ± 2 1 0,5 0,7
(23 cm) (33 cm)
Keterangan :
a. 1 Zak semen/PC adalah seberat 50 kg

4. Adukan beton terdiri dari bahan semen, kerikil, pasir, air dan bahan pembantu (Admixture)
apabila diperlukan.

5. Kekentalan adukan harus diatur dengan pemberian air yang ditakar sedemikian rupa
sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa terjadi pemisahan bahan-bahan satu
sama lain.

6. Apabila adukan beton dilaksanakan dengan molen manual maka penggunaan alat tersebut
harus mendapatkan persetujuan Direksi

Bab III - 2
Spesifikasi Teknis

III.3. Pengujian dengan Kubus Uji


1. Pengujian kekuatan beton dalam Kg/cm² ditentukan dengan percobaan kubus beton
berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.

2. Jumlah kubus yang diperlukan untuk pengujian sejumlah 2 (dua) buah sampel untuk setiap
pengambilan sampel uji atau atas persetujuan oleh Direksi. Hasil uji dari kubus-kubus
tersebut harus diserahkan kepada Direksi.

3. Pengujian dilakukan setelah beton berumur minimal 7 atau sesuai dengan arahan Direksi.
Pengujian dilakukan bersama sama dengan Direksi dan konsultan pengawas, di
laboratorium yang ditentukan oleh direksi.

4. Bila dipandang perlu, Direksi berhak untuk minta pengujian dengan core drill.

5. Tidak ada penambahan biaya dalam harga satuan terkait dengan penyediaan kubus sampel
dan pengujian beton.

III.4. Pengecoran & Pemadatan Beton


1. Pengecoran tidak bisa dilaksanakan tanpa izin dari Direksi

2. Pengecoran tidak dapat dilaksanakan pada saat hujan lebat. Pengertian “hujan lebat”
ditentukan oleh Direksi.

3. Pengecoran hanya bisa dilaksanakan apabila cetakan (bekisting) telah selesai disiapkan
dengan sebaik-baiknya dan mendapat persetujuan Direksi.

4. Kehadiran Direksi pada saat pengecoran adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi.

5. Jarak waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh melampaui batas 30 menit.

6. Pengecoran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rongga-rongga, ruangan-ruangan


antara batang-batang penulangan serta semua sudut-sudut terisi padat. Penyebaran beton
harus merata kesemua arah bagian dalam cetakan (bekisting) dan apabila diperlukan
penggetaran maka hal ini harus dilakukan tanpa merusak sistim penulangan atau bekisting
itu sendiri.

7. Beton yang telah mengeras tidak boleh dipakai lagi dengan menambah dan mencampur air
kedalam adukan tersebut.

8. Pengeringan beton yang lebih cepat dari proses yang semestinya akibat cuaca panas harus
dicegah dengan memberi perlindungan secukupnya.

III.5. Perawatan Beton


1. Beton harus dilindungi selama proses pengerasan berlangsung dari pengaruh cuaca dengan
menyirami, menutupi dengan karung basah atau cara lain yang dibenarkan.

2. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga agar selama proses perkerasan
berlangsung permukaan beton tidak mengalami benturan keras atau menerima beban yang
berlebihan.

Bab III - 3
Spesifikasi Teknis

III.6. Cetakan (Bekisting)


1. Bekisting menggunakan Kayu Kelas III dan multiflex 12 mm.

2. Cetakan harus dibuat dari bahan yang lurus, dan mempunyai permukaan yang rata dan
kedap air.

3. Kerangka penunjang dan penyangga harus kokoh sehingga cetakan tidak mengalami
perubahan bentuk, posisi maupun elevasi, semua sistim penunjang dan penyangga harus
diperhitungkan untuk dapat menerima segala macam kemungkinan kombinasi
pembebanan.

4. Semua bahan yang akan dipakai untuk pembuatan cetakan harus diperlihatkan dan disetujui
Direksi.

5. Toleransi yang diizinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan setelah penyetelan
bekisting dilakukan.

6. Pembuatan cetakan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar pada waktunya dapat
dilepaskan dan dibongkar dengan mudah tanpa merusak beton itu sendiri. Waktu
pembongkaran ditentukan oleh Direksi.

7. Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk


menghindari kemungkinan terjadi keropos atau cacat pada beton dan pemakaiannya
maksimum 2 kali. Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak harus dibasahi hingga
benar-benar basah sebelum pengecoran beton

III.7. Perbaikan Beton


1. Apabila setelah cetakan (bekisting) dibuka ternyata terdapat cacat atau kerusakan lainnya
maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai instruksi Direksi.
2. Perbaikan sebaiknya dilaksanakan segera setelah cetakan dibuka.
3. Penggunaan bahan-bahan khusus untuk perbaikan beton harus mendapat persetujuan
Direksi.

III.8. Pekerjaan Penulangan Beton


1. Ruang lingkup pekerjaan penulangan beton ialah menyediakan, menyiapkan, memotong,
membengkokan, memasang dan mengikat satu sama lain batang-batang tulangan baja
sesuai seperti yang tercantum dalam gambar.

2. Semua pekerjaan penulangan harus memenuhi persyaratan dan pedoman dalam Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.2 serta dengan toleransi diameter yang harus sesuai
dengan SNI 07-2052-2002.

3. Apabila Direksi memandang perlu maka Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja dan
menyiapkan daftar pembengkokan tulangan.

4. Jenis tulangan yang dipakai adalah batang baja dengan permukaan polos dengan tegangan
karakteristik/ leleh minimum 2.400 Kg/Cm².

5. Semua tulangan yang dipasang harus bersih dari segala jenis kotoran, minyak dan karat
yang merusak daya ikat.

6. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan garis tengah minimum 1 mm.

7. Apabila tidak ditetapkan lain maka toleransi pada pemasangan tulangan dan tebal penutup
beton minimum harus mengikuti pedoman yang tercantum dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971.

Bab III - 4
Spesifikasi Teknis

III.9. Pengukuran dan Pembayaran


III.9.1 Pekerjaan Beton
Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan kualitas terpasang. Tidak ada
pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil atau benda/peralatan
lainnya yang terpendam dalam beton.
Kualitas terpasang yang bisa dibayarkan dilihat berdasarkan hasil uji laboratorium sampel
beton dibandingkan dengan kualitas mutu yang tertera dalam gambar kontrak.
Kualitas hasil uji sampel terpasang yang ditunjukkan dengan nilai Kuat Tekan (K), yang
bisa dibayarkan tidak boleh lebih kecil dari nilai Kuat Tekan (K) yang tercantum dalam
gambar kontrak. Apabila hasil nilai Kuat tekan sampel lapangan lebih kecil dari nilai Kuat
Tekan (K) yang tertera di gambar kontrak, maka pembayaran dilaksanakan sesuai dengan
nilai Kuat Tekan Terpasang hasil uji sampel. Perhitungan pembayaran akan disesuaikan
dengan Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.
Batas minimal nilai Kuat Tekan yang bisa dibayarkan apabila hasil uji sampel beton lebih
rendah dari Nilai Kuat Tekan dalam Gambar adalah sebagai berikut :

Volume Kuat
Kuat Volume Dasar
semen per m3 Tekan
No. Penggunaan Tekan semen per m3 Penerimaan
(minimal Minimal
Rencana (Rencana) minimal
diterima) diterima

1. Bendung, SNI 03-


Talang, Plat K-225 371 Kg 325 Kg K-175 2834-2000
Jembatan tentang Tata
cara
(Beton diluar ruangan, tidak terlindung dari hujan dan terik matahari pembuatan
langsung, masuk kedalam tanah dan mengalami keadaan basah dan kering rencana
berganti-ganti) campuran
beton
2. Saluran K-175 326 Kg 280 Kg K-150 normal

(Ketentuan minimum untuk beton bertulang kedap air, Kondisi lingkungan


yang berhubungan dengan Air Tawar)

Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, pengamanan serta pengeringan dan uji laboratorium yang
diharuskan dalam spesifikasi ini

III.9.2 Pekerjaan Cetakan (Bekisting)


Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan (bekisting), yang diukur adalah luas
bersih permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan
beton pada konstruksi sambungan, dan ujung penutup.

Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja,

Bab III - 5
Spesifikasi Teknis

peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan
dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.

III.9.3 Pekerjaan Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui Direksi.

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan
berat dalam SNI 07-2052-2002 yang harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,18 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi akan diperhitungkan dalam pembayaran.

Perhitungan pembayaran pekerjaan besi tulangan untuk termin, dibayarkan sesuai dengan
volume terpasang yang sudah dilakukan pengecoran sesuai dengan gambar kerja dan atau
sudah berfungsi, dan dalam keadaan baik.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe besi
bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi
tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

Bab III - 6
Bab IV LAIN LAIN

Umum
Dalam bab Lain-lain ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja, peralatan,
pemasangan papan nama pekerjaan dan prasasti, langsiran material yang digunakan menuju ke
lokasi pekerjaan, dan penyiapan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan
untuk mendapatkan hasil yang baik, serta tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
Konstruksi (SMK3) dan penanganan covid-19.
Dalam bab ini juga di sampaikan hal hal yang berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.

IV.1. Pekerjaan Papan Pengenal Proyek (Pekerjaan) dan Prasasti


Penyedia Jasa harus membuat dan memasang papan nama pekerjaan di tempat yang
terbuka, sehingga bisa terlihat dan terbaca dengan jelas.
Redaksi Papan Nama yang dibuat memuat informasi minimal sebagai berikut :
 Kop Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Batang
 Judul Kegiatan
 Nilai Kegiatan
 No. Kontrak
 Masa Kontrak
 Sumber Biaya
 Pelaksana
 Konsultan Pengawas
Penyedia jasa juga harus membuat prasasti pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar apabila di persyaratkan, dan dipasang ditempat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pembayaran untuk pembuatan dan pemasangan Papan Nama Pekerjaan dan Prasasti
dibayarkan secara lum sump. Tidak terdapat tambahan biaya apapun terkait pembuatan
dan pemasangan papan nama pekerjaan.

IV.2. Angkutan Material (Langsiran)


Yang dimaksud pekerjaan Angkutan Material (langsiran) yaitu pekerjaan untuk
memindahkan/membawa material atau peralatan yang digunakan dalam pekerjaan dari
akses jalan terdekat ke lokasi pekerjaan, yang dilaksanakan secara manual (tenaga
manusia).

Pekerjaan Angkutan Material di hitung sesuai dengan perkiraan jarak langsiran secara
manual (tenaga manusia) ke lokasi pekerjaan. Dalam perhitungan Langsiran sudah
termasuk langsiran semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya
yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan material.

Penyedia jasa diminta untuk melakukan perhitungan rincian biaya langsiran sebagai cara
untuk melakukan pembayaran termin pekerjaan.

Pembayaran pekerjaan angkutan material (langsiran) dibayarkan secara lum sump. Serta
tidak terdapat tambahan biaya apapun terkait pekerjaan angkutan material (langsiran).

IV.3. Mobilisasi dan demobilisasi Molen


Yang dimaksud pekerjaan Mobilisasi dan demobilisasi Molen yaitu pekerjaan untuk
memindahkan/membawa peralatan yang berupa satu set molen (concrete mixer) dari akses

Bab IV - 1
Spesifikasi Teknis

jalan terdekat ke lokasi pekerjaan, dan dari lokasi pekerjaan ke akses jalan terdekat ketika
pekerjaan sudah selesai yang dilaksanakan secara manual (tenaga manusia).

Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai.

Pekerjaan Mobilisasi dan demobilisasi Molen di hitung sesuai dengan perkiraan jarak dari
akses jalan terdekat secara manual (tenaga manusia) ke lokasi pekerjaan. Dalam
pelaksanaan mobilisasi molen, kontraktor harus memenuhi persyaratan – persyaratan
dibawah ini :
a. Molen yang di mobilisasi harus mempunyai kualitas yang bagus atau sesuai seperti
yang tercantum didalam penawaran, atau mempunyai kualitas yang lebih bagus. Jika
dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa
dipergunakan, penyedia jasa harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru
yang laik pakai.
b. Segala kecelakaan, kerusakan, kehilangan alat dan lain-lain yang menyebabkan
kerugian pada pihak Penyedia Jasa, Proyek (pekerjaan) maupun pihak ketiga (pihak
lain) selama mendatangkan, pengoperasian, atau mengembalikan peralatan adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Penyedia Jasa harus dapat menjaga dan bertanggung jawab atas pengoperasian molen
tersebut jangan sampai merusak jalan, saluran, atau tanggul dan fasilitas lainnya yang
sudah ada maupun pekerjaan yang sudah dinyatakan selesai.

Pembayaran pekerjaan Mobilisasi dan demobilisasi molen dibayarkan secara lum sump.
Serta tidak terdapat tambahan biaya apapun terkait pekerjaan Mobilisasi dan demobilisasi
Molen.

IV.4. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


Yang dimaksud Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi adalah bagian dari system
manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya
Keselamatan Konstruksi.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi dalam Pasal 13 (b) disampaikan bahwa salah satu penerapan SMKK adalah
pada tahapan pelaksanaan pekerjaan Konstruksi. Sehingga penerapan SMKK pada tahapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yaitu dengan melaksanakan RKK (Rencana
Keselamatan Konstruksi).

Dalam Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), penyedia harus menyiapkan


semua kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung SMKK yaitu :
a. Dokumen RKK;
b. Spanduk (banner K3), untuk sosialisasi;
c. Alat Pelindung Diri :
1. Helm, untuk Pelaksana berwarna Putih Polos sedangkan untuk Pekerja berwarna
Kuning;
2. Sarung tangan;
3. Sepatu Keselamatan (Sepatu Boot Karet)
4. Rompi
d. Asuransi Ketenagakerjaan
e. Peralatan P3K
f. Rambu Peringatan
Semua kebutuhan tersebut harus ada pada saat pelaksanaan pekerjaan, dan semua biaya
yang ditimbulkan masuk ke dalam item Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

Bab IV - 2
Spesifikasi Teknis

Dalam Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) ini juga mengakomodir


kebutuhan untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 sesuai dengan Instruksi Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi dan Surat Edaran Bupati Batang Nomor : 020/0768/2020 tanggal 8 April
2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Di Kabupaten Batang.
Penyedia jasa harus memperhatikan dan melaksanakan protokol pencegahan dan
penanganan COVID-19 dalam pekerjaan konstruksi sesuai dengan Inmen PUPR Nomor
02/IN/M/2020 dan SE Bupati Nomor : 020/0768/2020. Kebutuhan biaya dalam kegiatan
tersebut sudah termasuk dalam biaya penawaran ini.

Pembayaran pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dibayarkan secara lum


sump. Serta tidak terdapat tambahan biaya apapun terkait pekerjaan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.

IV.5. Lain Lain


IV.5.1 Sosialisasi, Laporan dan Dokumentasi
IV.5.1.1 Sosialisasi dan Rencana Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan Sosialisasi kepada masyarakat (P3A, Petani
terdampak, dan aparat desa lokasi pekerjaan) terkait Pelaksanaan Perkerjaan yang
dituangkan dalam Berita Acara Sosialisasi Pekerjaan, serta membuat Rencana
Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak. Rencana Pelaksanaan tersebut
harus dituangkan dalam RMK (Rencana Mutu Kontrak) yang harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dan diserahkan dan disetujui oleh Direksi.
Tidak ada mata pembayaran atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia
Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
IV.5.1.2 Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Kemajuan pekerjaan yang terdiri dari Laporan
Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan sesuai dengan kemajuan pekerjaan
dilapangan yang sudah diperiksa oleh konsultan pengawas dan Direksi Teknis.
Tidak ada mata pembayaran atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia
Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
IV.5.1.3 Laporan Akhir Pekerjaan
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Akhir Pekerjaan yang terdiri dari Laporan
Kemajuan Pelaksanaan, Perhitungan MC-0% dan MC-100%, Dokumentasi, As Built
Drawing serta semua dokumen pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Tidak ada mata pembayaran atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia
Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

IV.5.1.4 Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan pekerjaan serta lokasi pengambilan foto. Untuk setiap
lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada
saat pelaksanaan (50%), dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik
dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka

Bab IV - 3
Spesifikasi Teknis

pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (Inisial Bangunan
dan Lokasi) untuk memudahkan mengenali lokasi pekerjaan tersebut.
Penyedia Jasa harus menyerahkan file soft copy dari dokumentasi yang sudah disusun
kepada Direksi ke dalam CD rangkap 2 (dua), dan tidak boleh diberikan/dipinjamkan
kepada siapapun tanpa seijin Direksi
Tidak ada mata pembayaran atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia
Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

IV.5.2 Pengalihan Sementara untuk Pekerjaan


Penyedia jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistem pengairan yang ada baik permanen
atau semi permanen selama pelaksanaan pekerjaan atau atas kesepakatan bersama. Direksi
akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran sementara
pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan
yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungan biaya untuk covering selama konstruksi,
baik itu covering di sungai maupun covering di saluran.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

IV.5.3 Keamanan
Penyedia jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap segi keamanan
dalam lokasi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan dalam
hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

IV.5.4 Gambar-Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)


Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan. Cetakan dari gambar-gambar harus diserahkan kepada Direksi untuk
disetujui.
Semua gambar-gambar harus berukuran standar seperti gambar-gambar standar kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan semua penjelasan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Tidak ada pembayaran tersendiri akibat adanya pembuatan gambar-gambar diatas karena
sudah termasuk didalam harga satuan pembayaran untuk semua butir pekerjaan yang
dikontrakkan.

IV.5.5 Penyelesaian Pekerjaan


Setelah pekerjaan dinyatakan selesai, Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan
dari material-material sisa pekerjaan yang sudah tidak terpakai, sehingga lokasi pekerjaan
menjadi bersih.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

Bab IV - 4
Lampiran : Gambar Model Prasasti

Keterangan :

1. Jenisfont : Arial Black, ukuran font : 28


2. Jenisfont : Britannic Bold, ukuran font : disesuaikan
3. Jenisfont : Britannic Bold, ukuran font : 48

Bahan Prasasti dari marmer dengan ketebalan 2-3 cm.

Anda mungkin juga menyukai