( RKS )
Lokasi :
1.Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar
pelengkap meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
2.Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar yang termuat dalam dokumen lelang/kontrak.
3.Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas / Perencana, segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor.
d.Istilah :
Istilah yang dipergunakan untuk masing-masing disiplin kerja disini ialah :
SI : Sipil
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi, kualitas,
serta Cut Fill.
LS : Lansekap
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan disain infra struktur, pertamanan, Trotoar/
Pedestrian dan pekerjaan luar bangunan lainnya.
AR : Arsitektur
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada, baik teknis maupun estetika.
MK : Mekanikal
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan sistim Air Bersih dan Air Kotor.
EL : Elektrikal
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan distribusi/teknik listrik, sistim listrik didalam / diluar
bangunan atau sumber-sumber daya listrik.
Pasal 27 : PEMELIHARAAN
a. Kewajiban Kontraktor dalam masa Pemeliharaan meliputi Penyempurnaan pekerjaan
pekerjaan yang dianggap belum sempurna oleh Konsultan Pengawas namun dinilai tidak
terlalu penting untuk menunda Serah Terima Kesatu,
b. Penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang dianggap belum selesai oleh Konsultan Pengawas
namun dinilai tidak terlalu penting untuk menunda Serah Terima Kesatu.
c. Perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang saat Serah Terima Kesatu dinyatakan diterima oleh
Konsultan Pengawas, namun dengan persyaratan harus diperbaiki sebelum Serah Terima
Kedua,
d. Penyempurnaan, penyelesaian maupun perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang baru diketahui
kekurangannya pada saat masa pemeliharaan.
BAB II. PERSYARATAN
TEKNIS PERSIAPAN
Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk pekerjaan
permulaan, penunjang, pendukung atau pelengkap dari seluruh pekerjaan, yang
terdiri dari :
a.Mobilisasi dan Demobilisasi
b.Pengukuran, dan Papan Dasar (Bouwplank)
c.Penyediaan Air dan Listrik Kerja
d.Pembersihan Site
c. Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Theodolit yang sesuai dan
sudah di Kalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung
jawabkan.
f. Hasil pengukuran lengkap mengenai Peil elevasi, sudut, kordinat, serta letak
patok-patok harus dibuatkan gambarnya dan dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
11
1.4 Pekerjaan Papan Dasar (Bouwplank)
c. Tinggi sisi atas papan dasar dalam pelaksanaan harus sama satu sama lainnya
(Waterpass), kecuali dikehendaki lain, karena kondisi lapangan dan atau atas
petunjuk Pengawas. Papan dasar dipasang sejauh minimum 100 cm dari sisiluar
galian tanah terluar dari pekerjaan.
d. Fasilitas air dan listrik yang ada ditapak tidak diperkenankan untuk
dipergunakan, terkecuali ada izin tertulis dari pihak yang berwenang.
BAB III. PERSYARATAN
TEKNIS LANSEKAP
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini adalah Pekerjaan Perkerasan Jalan / Parkir batu
Kanstein dan trotoar, tidak terbatas dari keseluruhan Detail yang ditunjukan dalam
gambar, untuk klasifikasi jalan lokal, termasuk didalamnya pengadaan bahan, tenaga
kerja serta peralatan yang memadai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,
hingga diterima dengan memuaskan, diantaranya jenis-jenis pekerjaan :
Persayaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan lapisan tanah dasar adalah dimulai dari pembuatan jalur pembentukan
badan jalan termasuk bahu jalan (Shoulder) dan Area Parkir.
b. Pembentukan jalur dan pembentukan badan jalan dari tanah asli dengan penggalian
atau pengurugan sesuai rencana kemudian dipadatkan sebagai dasar permukaan
bawah pondasi dengan nilai socket minimum 6 %.
c. Pemadatan dilakukan dengan alat Three Wheel Power Roller 10 Ton atau pneumatic
Roller, atau dengan peralatan lain dengan persetujun dari Konsultan pengawas.
d. Pemadatan harus mencapai 90% dari derajat kepadatan Modify Proctor. Apabila
terdapat area yang sulit dicapai nilai kepadatan yang disyaratkan, maka Kontraktor
diwajibkan untuk mengganti struktur lapisan tanah tersebut dan atau
menambahkannya dengan bahan urugan tanah atau sirtu yang baik, dan jika
struktur lapisan tanah tersebut sulit untuk mencapai kepadatan karena kondisinya
jelek, maka kontraktor harus mengulanginya mesal dengan pemasangan cerucuk
bambu dan atau lainnya sehingga badan jalan mempunyai nilai kepadatan sesuai
yang disyaratkan, pekerjaan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
e. Selama pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama dengan
kadar air optimum dari hasil test compaction modified proctor dari contoh material.
f. Lapisan yang dipadatkan harus ditest dengan field dry density test untuk mengetahui
kepadatan tanah yang dicapai serta moisture consten untuk masing masing arera
pekerjaan dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
g. Pengetesan dilakukan untuk setiap maksimum seluas 400 m2 untuk mengetahui nilai
CBR yang dicapai.
a. Agregat Sub-base course dapat dipergunakan sirtu yang terdiri dari batuan kerikil
keras, batu-batu bulat yang bercampur dengan pasir pasir dan clay. Batuan yang
dipakai harus kekal tidak mudah pecah serta tidak mengandung butir-butir pipih
melampui 20 % dari berat agregat seluruhnya.
b. Agregat sub-base dapat terdiri dari komposisi pasir, kerikil dan lempung (Clay)
yang bercampur secara alami atau buatan (Crushed Stone) serta harus memenuhi
persuaratan gradasi sebagai berikut ;
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ASTM Standard SIEVE Prosentase berat butir yg lewat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. 100
1 1/2" 60 - 90
1. 46 - 78
3/4" 40 - 70
3/8" 24 - 56
No.4 13 - 45
No.8 16 - 36
No.30 2- 22
No.40 2- 18
No.100 0- 10
*Sand equivalent (AASHO T.176) Min 30
*Kahilangan Berat akibat abrasi
dari partikel yang tertinggal
pada ayakan ASTM No.12 (AASHO T.96) Max 40
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. Sirtu yang akan digunakan sebagai bahan Sub-Base Course harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
d. Kepadatan lapisan base course ini harus mencapai nilai CBR 30% minimum.
Pengetesan dilakukan untuk setiap luas minimal 400 m2 perlapis pemadatan untuk
mengetahui nilai CBR yang tercapai akibat pemadatan yang dilakukan.
e. Pengawas berhak menolak dari pekerjaan apabila tidak memenuhi syarat seperti
pemasangan bahan yang tidak baik dan pemadatan tidak mencapai kepadatan
yang diinginkan. Kontraktor harus membongkar/mengolah,memperbaiki kembali dan
merupakan tanggung jawab Kontraktor. 1.2.4 Pekerjaan Lapisan Pondasi (Base
Course-CBR 90%) Klas : A
a. Agregat base course yang dipergunakn terdiri dari sirtu yang merupakan campuran
pasir, kerikil dan lempung.
b. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi sebagai berikut,
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ASTM STANDARD SIEVE PROSENTASE
BERAT LEWAT
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
.2 1/2" : 100
.2 " : 100
.1 1/2" : 35 -70
.1 " : 0 -15
.1/2 " : 0 -5
.Toughness (ASTM D3) : min 6
.Loss by Sodium Sulphate soundness- :
test (AASHO T-104) : max 10%
.Loss by Magnesium Sulphate sound- :
ness test (AASHO T-104) : max 12%
.Loss by abrasion after 100 revulu- :
tions (AASHO T-96) : max 10%
.Tin and elengated pieces bay weight :
(Piece larger than 1" weight thick- :
ness less than 1/5 length) : max 5%
.Shopt fragments (ASTM C.235) : max 5%
.Clay lumps (AASHO T.112) : max 0,25%
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. Agregat / sirtu yang akan dipergunakan untuk base coarse ini, sebelum pelaksanaan
penebaran harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pengawas.
c. Cara penyebaran agregat dan pemadatannya sama seperti pada lapisan Sub-Base.
d. Lintasan pemadatan dilakukan sedemikian cara sehingga mencapai nilai CBR 80%
minimum.
e. Pengetesan (Field Test) dilakukan untuk setiap luas 400 m2 perlapis pemadatan
untuk mengetahui CBR yang diperoleh.
f. Permukaan Base Course harus rata, tidak bergelombang dan dijaga agar tidak
terdapat segala kotoran atau bahan lain yang merugikan konstruksi.
g. Apabila pekerjaan base Course ini terdapat penyimpangan dan atau tidak memenuhi
syarat, maka Kontraktor wajib memperbaiki sesuai mutu yang disyaratakan dan
Pekerjaan yang diakibatkannya merupakan tanggung jawab Kontraktor.
2.6.1 LingkupPekerjaan :
Yang dimaksud dengan pekerjaan Pasangan Kanstein ini meliputi dan tidak terbatas
dari seluruh pengadaan bahan, tenaga, peralatan yang diperlukan, serta tidak terbatas
dari seluruh detail yang ditujukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
Pekerjaan Kanstein ini memakai Beton Pracetak setaraf Produk Lokal Kw.1, Beton
Kanstein harus memenuhi persyaratan SII maupun PUBI.
a.Pengkuran :
b.Galian :
c.Urugan Pasir :
Sebelum pemasangan batu Kanstein, bagian dasar galian harus ditimbris dahulu,
agar permukaan tanahnya keras. Setelah itu urugan pasir setebal minimal 5 cm
dihamparkan pada dasar galian tersebut, dan dipadatkan.
d.Pemasangan Beton KansteinPracetak :
Beton Kanstein Pracetak dipasang diatas hamparan pasir, lidah-lidah dari pada
Batu Kanstein tersebut harus saling mengunci, dipasang tegak lurus dengan
pasangan Aspal maupun Paving bloc, sedalam +/-10 cm dari permukaan
tanah/jalan.
Pemasangan Beton Kansteinharus Kokoh dan Kuat, untuk menahan
Gesekan/singgungan dari pada Roda Mobil.
e.Urugan Kembali :
b. Pengurugan dilakukan dengan sempurna, tidak diperkenankan adanya
celah-celah atau ronga- ronga yang masih belum diurug.
2.2.1 Pavingblock
a.Bentuk
Sisi vertical harus tegak lurus dengan permukaan atas Pavingblock dan dapat saling
mengunci satu sama lain dengan baik. Warna untuk Trotoar adalah : (Ditentukan
Kemudian) dengan kwalitas Lokal No.1, tebal 6 cm.
b.Kuat tekan.
Pasir extra beton adalah pasir alam bukan pasir laut dan bila terpaksa
dikehendaki harus dicampur dengan proporsi yang tepat, berbentuk tajam dan
keras serta tidak mengandung kotoran.
. NI-2
. NI-3
. NI-8
. AASHTO T-99
2.3.1 Contoh :
Pengambilan contoh secara random atas bahan-bahan yang telah berada dilapangan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Pengawas, semua biaya
pengujian dan meterial menjadi beban kontraktor.
a.Pekerjaan lapisan pasir extra beton (sand bedding) diatas pondasi/ base course
setebal 7 cm atau sesuai gambar, dilakukan dengan hamparan yang merata dan harus
diperhatikan luas hamparan pasir harus dapattertutup paving dalam satu hari.
b.Pada saat penghamparan, sand bedding harus kering dengan kadar air terkandung
maksimum 8 %, serta harus dijaga terhadap hujan dan aliran air sebelum pemasangan
paving dan pemadatan.
d.Khusus untuk pemasangan Pavingblock, adalah dengan pola sesuai gambar rencana.
e.Pemadatan dilakukan menggunakan Plate vibratory dengan luas dasar 0,35 - 0,50
m2 dan centrafugal force 1,6-2,0 ton. dimulai dari satu sisi tepian Kansteinpengunci
kebagian sisi lain dan dari bagian terendah menuju bagian yang tertinggi dengan
jumlah lintasan minimumsebanyak 3 kali.
f.Pemadatan tidak dilakukan bila mendekati tidak kurang dari 1,0 meter dari bagian
pemasangan Pavingblock yang terbuka/ tidak terjepit Kansteinpengunci.
g.Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka kemiringan profil melintang
dibuat 2,5 % dan toleransi permukaan datar adalah 10 mm untuk setiap 3 m garis lurus
serta masing-masing Pavingblock perbedaan ketinggiannya tidak lebih dari 2 mm.
h.Pekerjaan sand filler yaitu pengisian celah Pavingblockk /joint scaping setelah
dilakukan pemadatan, dengan pasir extra beton yang diayak dengan kawat nyamuk.
Pengisian dengan alat manual sederhana sehingga seluruh celah/naad terisi penuh
dengan pasir.
i. Pemotongan Pavingblock harus menggunakan mesin potong Pavingblock khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
Apabila terjadi ketidak sempurnaan misal Pavingblock yang sudah terpasang pecah,
pemasangan bergelombang atau beda ketinggian sangat mencolok, maka Kontraktor
wajib membongkar dan atau memasang kembali dengan Pavingblock baru.
BAB IV. PERSYARATAN
TEKNIS ARSITEKTUR
1.2 U m u m.
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut, maka pemborong harus
minta persetujuan Pengawas untuk menetapkannya.
1.3 Standard.
1. Semen Portland/ MU
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kwalitas seperti yang dipakai pada
pekerjaan beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
2. Pasir.
Pasir yang dipergunakan adalah jenis pasir yang biasa dipakai untuk pasangan bata
merah / , batu kali dsb, sesuai dengan persyaratan sebagai berikut ;
a.Pasir harus bersih dari segala kotoran, diantaranya ranting-ranting pohon, sampah,
dsb.
c.Pasir tidak boleh mengandung bahan organik lainnya serta bahan kimia yang
akan merusak terhadap pasangan itu sendiri.
d. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang tajam serta keras, dan tidak dapat
hancur jika ditekan dengan tangan.
e.Jenis pasir laut tidak diperkenankan untuk dipakai, terkecuali pasir tersebut
sudah melalui proses penetralisiran dari pada sifat garam yang dikandungnya dan
sifat lainnya.
3. A i r .
Air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
yang dapat dilihat secara visual. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi
lebih dari 2g/lt, tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak pasangan (asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15g/lt. Semua air yang
mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut
pemakaiannya. Air yang berada dilokasi tidak diperkenankan untuk dipakai,
terkecuali ada izin dari Konsultan pengawas atau lainnya.
Bata merah yang dipakai harus berbentuk standard berbentuk prisma segi empat
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakan
adanya cacat-cacat yang merugikan.
Bata merah harus mempunyai kekuatan tekan, yaitu kuat tekan rata-rata yang
diperoleh dari hasil pengujian 30 bh contoh, berikut koefisien vareasinya untuk
masing-masing kelas bata seperti dibawah ini :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kekuatan tekan rata2 min. Koef.vareasi yang
Kelas dari 30 bh bata yg diuji diizinkan dari rata
------------------------------------ rata kuat tekan bata
Kg f/cm2 N/mm2 *) yang diuji, %
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
25 25 2,5 25
50 50 5 22
100 100 10 22
150 150 15 15
200 200 20 15
250 250 25 15
-------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------- *) IN = 0,102 kg f.
Bata merah tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 50% permukaan bata
tertutup tebal oleh bercak- bercak putih.
5. Adukan :
Adukan harus dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai
alas yang rata dan keras,tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada
persetujuan dari pengawas. Kalau tidak ditentukan lain mencampur dan mengaduk
boleh dilakukan dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai
memperlihatkan warna adukan yang merata.
6. Komposisi :
Jenis Adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat, terbagi dalam :
Kolom Praktis
Ring Balok Praktis
Sloof Praktis
Balok Latai Diatas Pas.Kusen.
Meja beton
Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan dinding ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pengawas yang terdiri
dari :
1. Persyaratan Bahan
a.Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding seperti pasir,
cement, air , bata merah dan sebagainya sesuai dengan bunyi pasal persyaratan
bahan yang telah diuraikan diatas pada buku ini.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a.Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu
jam, Adukan yang tidakterpakai dalam 1 jam tidak boleh dipakai lagi dan atau adukan
yang sudah sifat semennya mulai mengeras.
b.Komposisi :Jenis Adukan disesuaikan dengan bab yang telah disebutkan diatas.
c.Sebelum dilaksanakan pemasangan, bata merah harus dibasahi / direndam air yang
bersih, dalam bak atau drum hingga mencapai kejenuhan.
d.Untuk semua dinding luar maupun dalam, lantai dasar mulai dari permukaan
sloof/balok sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai, daerah ruang basah
dan daerah lain sesuai gambar digunakan adukan kedap air M.1 (trasraam).
h.Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah, terkecuali pada posisi
tertentu yang menghendaki bata merah dipasang dengan ukuran harus dibagi dua.
l.Pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari dua macam pekerjaan, yaitu pekerjaan
pasangan bata merah dengan tidak difinish plaster ( Exposed), dan pasangan bata
merah / yang difinish plaster, adapun tempat-tempat dimana pasangan bata merah
tersebut dipasang harus sesuai dengan gambar perencanaan.
m.Khusus untuk pekerjaan bidang pasangan bata yang tidak diplaster (Exposed)
pengerjaannya harus baik/rapih, dengan naad-naad lurus waterpass maupun vertikal
siku antara yang lainnya, pemilihan material bata merah maupun harus bersudut baik
tidak gompal dan sebagainya, bata merah harus dipilih yang mulus, agar pasangan
bata merah tersebut dapat menghasilkan pasangan yang baik.
Naad-naad dipasang dengan ketebalan tidak boleh memelebihi 2 cm rata kesegala
arah, dan setelah agak kering, naad tersebut dikerok masuk ke dalam kurang lebih ‰
cm.
a.Dalam melaksanakan pekerjaan ini, ikuti semua petunjuk dalam gambar kerja
bangunan terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal /tinggi / peil dan bentuk profilnya.
a.Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 type I menurut ASTM atau
S-400 menurut standard Portland Cement. Jenis semen yang dipilh dari produk
semen Tiga Roda, Semen Padang, atau yang setaraf, penyimpanan harus ditempat
yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah. Ditumpuk sesuai dengan syarat
penempatan semen menurut urutan pengiriman.
b.Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas
dari tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan
bentuk yang sama sesuai persyaratan : NI-3 pasal 1, dan NI-2 bab 3.3.
c.Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik,
garam asam alkali.
a.Untuk semua bidang yang diplester dipakai campuran aduk 1 pc : 5 pasir (M.2)
a.Untuk pasangan bata merah / sebelum diplester, harus dibasahi terlebih dahulu
dan siar- siarnya dikerok sedalam – 1 cm.
b. Untuk beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisaCetakan/acuan dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu.
c.Untuk bidang pasangan Bata merah / yang diplester harus difinish dengan
plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
d.Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) tempelan seperti pasangan
Keramik pada R.Toilet Putra / Putri , pada permukaan plesterannya diberi alur-alur
garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
f.Untuk setiap pertemuan bahan berbeda jenis yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat dengan ukuran lebar 0,7 cm dan dalamnya 0,5 cm.
Lapisan kasar
Lapisan kasar harus menutup seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar
mengeras, harus dibuat goresan melintang. Lapisan ini harus dibasahi
selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan sedang
dipasang.
Lapisan sedang
Lapisan sedang harus dibentuk menjadi satu permukaan yang betul-betul rata,
kemudian dibuat kasar dengan mistar kayu untuk memperoleh lekatan lapisan
halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan mengering.
Lapisan halus
Lapisan halus dipasang setelah 7 hari pemasangan lapisan sedang. Lapisan
sedang dibasahi terlebih dahulu sebe-lum lapisan halus. Lapisan ini harus
benar-benar rata dan halus dengan menggunakan air kapur dan semen,
sehingga diperoleh permukaan licin/halus, bebas dari bidang yang kasar,
tanpa bekas sendok atau noda lainnya. Lapisan ini harus dibasahi
sekurang-kurangnya 2 hari.
1.7.6 Pemeliharaan
b.Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib
memperbaikinya.
c. Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari dua (2) minggu,cukup kering dan bersih dari noda
seperti yang diisyaratkan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan Aluminium, meliputi dan tidak terbatas dari
seluruh gambar perencanaan serta detail yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas yang diantranya pekerjaan tersebut adalah ;
a.Pekerjaan Kusen
b.Pekerjaan louvre
c.Pekerjaan Daun Jendela
d.Pekerjaan Aluminium lainnya sesuai gambar perencanaan.
b.Untuk Aluminium baik untuk kusen, daun pintu, jendela, maupun bahan Plat Sheet
digunakan setara produk INDALdengan ukuran disesuaikan dengan gambar
perencanaan. Bahan Aluminium yang dipakai harus ber Anodized, dan sebelum
dipesan kepada pabriknya, pemborong wajib memberikan gambar kerja dan contoh
bahannya kepada Konsultan Pengawas diwaktu pelaksanaan.
c.Aluminium yang disuply benar-benar sesuai dengan yang diminta dan disertai
Spesifikasi dari pabrik, untuk bahan pegangan pihak Konsultan Pengawas. Bila
dianggap perlu, profil-profil maupun sheet Aluminium yang dipasang harus ditest
di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan pengawas.
Test tersebut mencakup ketebalan micron, ketebalan profil, toleransi warna, test
korosi dan sebagainya.
a.Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing) yang sudahdisetujui oleh Konsultan pengawas.
b.Semua Ukuran dalam gambar harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, Ukiuran
yang ada dalam gambar tidak mutlak menjadi patokan dalam pelaksanaan.
e.Kontraktor wajib menjaga Seluruh pekerjaan yang terbuat dari bahan Aluminium
yang telah terpasang dari segala benturan benda keras, yang memungkinkan hasil
pekerjaaan Aluminium tersebut menjadi cacat.
f.Andaikata ada pekerjaan yang terbuat dari Aluminium setelah pemasangan masih
terdapat cacat- cacat, segera kontraktor harus menggantinya dengan yang baik, dan
dapat diterima oleh pihak Konsultan Pengawas.
Semua kaca yang dipakai dari produk dengan SII -0189/78. Ketebalan kaca
sesuai denga petunjuk gambar. Kaca yang dipakai adalah kaca bening (clear
float glass), kaca yang dihasilkan dari proses tarik, kemudian permukaannya rata,
licin dan bening (kecuali ada ketentuan lain digambar atau atas petunjuk
Konsultan Pengawas). Kaca yang digunakan harus setera
dengan Produk
1. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm permeter.
28
Bahan Heterogen (Heterogeneous Material) Bahan heterogen adalah
bagian kaca yang komposisi kimia induk, karena kelalaian index biasnya
dapat mengganggu pandangan.
Retak (Craks)
Retak adalah garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian atau seluruh
tebal kaca.
Gumpilan Tepi (Edge Chipping)
Gumpilan tepi adalah bagian kaca sisi lebar atau sisi panjang yang
menonjol atau masuk.
Benang (String) dan Gelombang (Wave)
Benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandang.
Gelembung adalah permukaan kaca yang berombak dan mengganggu
pandangan. Bebas dari Cacat-cacat yang dapat dilihat dengan sudut
pandang 25 lembaran.
Bintik-bintik (Spots), Awan (Cloud) dan Goresan (Scratch)
Bintik-bintik adalah titik-titik pada per mukaan kaca yang berupa
benda-benda bukan kaca dan mempunyai warnalain.
Awan adalah permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan.
Goresan adalah luka garis pada permukaan kaca.
*Lengkungan (Blow) Maksimum 0,5 %.
3. Pemakaian Sealent :
Untuk pekerjaan type J-1 pada pertemuan sudut antara kaca dengan
kaca dengan menggunakan Sealent . Kwalitas sealent yang dipakai
harus memenuhi standar yang berlaku serta sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Jenis Sealent yang dipakai berwarna Bening.
Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan penutup atap bangunan, berikut rangka-rangka penutupnya,
dan elemen penutup atap lainnya, seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
Antara Lain ;
PekerjaanRangka
PekerjaanPenutup Atap
Dan yang nyata-nyata tergambar pada gambar rencana.
PenutupAtap :
d.Pemasangan atap Metal Sheet pada gording harus benar-benar rapi dan tertutup rapat.
e.Pemasangan atap steel sheet sebagai penutup atap harus saling mengunci ke arah
Vertikal maupun kearah Horizontal.
f.Bahan atap steel sheet yang terpasang harus sudah memenuhi persyaratan bahan
tersebut dalam bab ini serta telah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
a.Atap Metal Sheet maupun bahan Bubungan pada umumnya dikirim dalam lembaran
lembaran, dan pada waktu pengiriman ke Proyek tidak diperkenankan kena Air Hujan.
e.Hindari pengembunan pada Atap Metal Sheet, karena embun dapat merusak pada
permukaan sehingga akan memeberikan menampilan yang jelek serta dapat
mengurangi usia Lembaran- lembaran tersebut.
g.Kemudian aturlah agar terjadi sirkulasi udara yang menyeluruh pada proses
pengeringan.
h.Atap Metal Sheet jangan ditumpuk dalam keadaan terbalik, permukaan bagian
atasnya harus tetap mengarah ke atas.
Perlu diperhatikan bahwa paku, rivet dan kotoran lain harus dibersihkan dari atap dan
talang selama pekerjaan berlangsung dan pada akhir pekerjaan setiap harinya.
Korosi dan kemungkinan kerusakan pada lapisan proteksi permukaan atap dapat
terjadi ketika besi atau bahan dasar tembaga/logam dibiarkan tinggal tetap
berhubungan dengan permukaan lembaran atap tersebut pada keadaan suhu
lembab/ basah.
Seluruh Benda-benda sisa yeng menempel pada permukaan Atap, harus segera
dibersihkan.
Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan penutup atap bangunan, berikut rangka-rangka penutupnya,
dan elemen penutup atap lainnya, seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
Antara Lain ;
a. Bahan penutup atap menggunakan bahan dari lembaran atap Poly Carbonate ,Produk
sesuai dengan Metode Testing minimal 10 Tahun, yang dinyatakan oleh sertificate test
dari pabrik.
b.Bentuk ukuran serta warna harus sama / seragam dan tidak cacat.
c.Menahan sinar U.V 100%, tahan terhadap segala perubahan cuaca, serta sebagai
bahan isolator panas yang baik.
e.Jangan sekali-kali lembaran Atap Poly Carbonate dipaku langsung. Gunakan Skrup
dengan washer dan seal yang terbuat dari bahan yang sesuai, tidak diperkenankan
untuk menggunakan washer dari bahan PVC.
g.Untuk penyambungan antara atap dengan rangka profil menggunakan sejenis silicone
sealent atau sesuai petunjuk pabrik pembuat.
Gunakan Butyl untuk membersihkan jenis noda Cat, dan bekas pena.
Semprotlah dengan air untuk menghilangkan bubuk-bubuk pasir maupun benda
lainnya yang
menempel pada permukaan sebelum dicuci denganair sabun encer.
Pergunakanlahkain yang lembutatau spone untuk mengeringkan, jangan sekali-kali
disikat atau digosok dengan menggunakan bahan yang kasar/keras.
A.Lingkup Pekerjaan ;
Pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan bahan, Tenaga kerja,
peralatan serat alat bantu lainnya untuk menyelesaikan pasangan pipa talang
Vertikal sesuai dengan gambar perencanaan. Pipa talang vertikal tersebut yang
antara lain untuk membuang limpahan dari talang datar penutup atap maupun plat
dack menuju pembuangan di lantai dasar (Saluran drainase keliling bangunan).
B.Persyaratan bahan :
Pipa PVC yang digunakan adalah yang dibuat dari ekstrusi bahan utama Polivinyl
Clorida dalam keadaan panas. Kandungan PVC murni minimum 92,5 %. Polimer dan
Stabiliz yang digunakan harus berkwalitas terbaik dan tahan terhadap air dan cuaca
(Ultra Violet) yang dijamin dengan Sertifikat pabrik. Permukaan luar dan dalam harus
halus, licin dan tanpa cacat yang berbahaya seperti retak- retak, guratan, gumpalan
dan cacat-cacat lainnya.
Type yang digunakan adalah type AW dengan Merk setara memenuhi standard
persyaratan perpipaan yang berlaku, dengan ukuran sesuai gambar
perencanaan.
Pemasangan Pipa talang vertikal harus betul-betul kuat, pipa tersebut diklem
dengan kelemen khusus pipa, pada bagian Kolom maupun dinding bata merah / ,
Atau dengan cara lain seizin Konsultan Pengawas.
Dimensi dan Toleransi:
Nominal Diameter Luar dan Tebal dan toleransi
mm Toleransi mm mm
40 50 +/-0,3 3,0 + 0,7
50 63 +/-0,3 4,1 + 0,8
75 90 +/-0,4 5,9 + 0,8
100 110 +/-0,5 6,6 + 0,9
150 160 +/-0,8 9,5 + 1,2
Yang dimaksud dengan pekerjaan Waterproofing adalah meliputi dan tidak terbatas
dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar, buku spesifikasi teknis dan atau
sesuai petunjuk Pengawas Seluruh pemasangan Waterproofing harus bergaransi,
minimal 5(Lima) tahun, tahan terhadap kebocoran air.
Pekerjaan waterproofing terdiri antara lain :
6. 2Persyaratan Bahan
a.Waterproofing Untuk Plat Beton Dack yang dipergunakan adalah jenis Acrylic polymer
modified cementitious waterproofing Coating dari merk Brush Bond ProdukLEMKRAatau
setaraf dengan itu.
f.Waterproofing Untuk Plat Beton Toilet dipergunakan dari jenis Sheet Membrane W.P
dari merk Blue Chip 300 + Primernya, produk BLUE CHIP atau setaraf dengan itu.
6. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan:
a.Permukaan plat lantai beton Toilet yang akan dipasang Waterproofing Membrane
ataupun Coating untuk plat dack, bagian permukaannya harus dibuat rata, halus
serta bebas dari tonjolan dan lubang lubang. Permukaan Plat Lantai beton yang
akan di Waterproofing harus dalam keadaan kering, serta sudah tidak ada pekerjaan
pekerjaan lain yang sekiranya akan mengganggu.
b.Permukaan pada plat dack / Toilet , harus sudah dibuat kemiringan sesuai
gambar perencanaan, dengan menggunakan screed halus adukan1:5.
c.Pembuatan kemiringan ini perlu untuk menyalurkan air hujan pada dack beton
ataupun air pembuangan lainnya menuju pada Lubang pembuangan (Floor Drain)
b.Pemasangan pada setiap sambungan diperlukan over lap minimal 10 cm atau sesuai
dengan petunjuk pabrik.
c.Pemasangan dilaksanakan dimulai dari titik terendah (Dekat Drain) kemudian naik
keatas sehingga didapat suatu keadaan seperti pemasangan susunan pada genting.
Pengakhiran pemasangan harus dalam keadaan terjepit/tertanam.
d.Pada tempat-tempat yang kritis seperti Drain, sudut, sambungan dan pengakhiran
W.Membrane harus diberi Blue Chip Masticberbetuk Cairan Karet yang sangat elastis.
Powder 4 3,5
3 Liquid 1 1
Hasil pemasangan seluruh Waterproofing Coating pada permukaan beton, harus ditutup
dengan screed setebal +/-2 cm ataupun bahan finish lainnya, sebagai bahan pelindung.
Pelaksanaan Screed harus betul-betul sempurna menempel pada lapisan
waterproofing, permukaan dibuat halus ataupun diroll, atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan pengawas.
6.8 Pengujian :
Pekerjaan Waterproofing yang telah terpasang harus diuji tahan kebocoran, dengan
jalan seluruh permukaan digenangi air dengan terlebih dahulu harus menutupi
lubang-lubang yang diperkirakan akan bocor. Perendaman dengan muka air
secukupnya, dan direndam selama 2x24 jam. Jika hasil perendaman tidak
memperlihatkan kebocoran maka pemasangan Waterproofing dinyatakan sempurna,
terkecuali masih terlihat adanya kebocoran, dan kebocoran tersebut harus segera
diperbaiki dengan jalan membongkar dan menggantinya dengan yang baru.
BAB V. PERSYARATAN TEKNIS INTERIOR
Dinding Keramik meliputi tanpa terkecuali yang nyata-nyata tergambar pada gambar
perencanaan harus dilapisi dengan Keramik, sbb:
a.Pelapis Dinding
a.Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan pelapis dinding
seperti pasir, cement, air dan sebagainya sesuai dengan bunyi pasal persyaratan
bahan yang telah diuraikan diatas pada buku ini.
1. Tampak Permukaan
Permukaan Ubin Keramik tidak boleh menampakancacat-catat sebagai berikut ;
3. Penyerapan Air ;
Penyerapan Air Maksimum dari ubin Keramik untuk lantai sesuai dengan yang
tercantum pada tabel 31-2 PUBI 1981 Hal.60
4. Kesikuan :
Sisi-sisi ubin harus lurus, sisi-sisi ubin dikatan lurus apabila penyimpangan sisi-sisi
dari garis lurus yang terbentuk oleh perhubungan dua buah titik sudut yang
ber-turut-turut tidak melebihi ketentuan seperti tercantum pada tabel 31-3 PUBI
1982 hal. 60
8. Kuat lentur ;
Kuat lentur dari ubin Keramik tidak boleh kurang dari batas yang tercantum pada
tabel 31-6 PUBI 1982 Hal.62
Tidak Boleh ada Perbedaan penampakan antara bagian yang tercelup dan
b.Keramik yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan
dengan lap kain basah dan atau memakai cairan bahan kimia setelah mendapat izin dari
Pengawas, pada naad terutama bagian exterior tidah boleh terlihat lelehan-lelehan
bahan Grouting yang mengotori permukaan Keramik. Selain itu harus dihindarkan
dari gangguan, benturan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat yang diakibatkan oleh pekerjaan lain.
Pasangan adukan rabat beton (Screed) sebagai perkerasan dasar yang langsung
berhubungan dengan permukaan tanah, untuk pemasangan lantai
keramik/Granit/Vinyl, menggunakan campuran, 1pc: 3 pasir : 5 koral setebal 8 cm,
sesuai dengan gambar perencanaan, dilaksanakan diatas urugan pasir setebal 5
cm yang terlebih dahulu dipadatkan.
b.Pada saat pemasangan, seluruh bahan lantai yang akan dipasang harus dalam
keadaan baik, tidak retak, cacat atau bernoda dan warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih.
e.Jarak siar-siar antara ubin tergantung dari pada bahan yang dipakai serta
persyaratan dari pabrik, yang membentuk garis sejajar dan lurus, tegak lurus pada
bagian siar berpotongan. Siar-siar / Naad harus terisi penuh dengan bahan grouting,
tidak diperkenankan ada siar / naad yang kosong.
g.Keramik yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan
/ Bahan sisa Grouting dengan kain basah dan atau memakai cairan bahan kimia
setelah mendapat izin dari Pengawas. Bila terjadi kerusakan kontraktor diwajibkan
untuk memper baikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan dan seluruh biaya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Campurkan cairan Latex sintetis dengan filler, dengan perbandingan kra-kira 1 bagian
cairan berbanding
4 bubuk filler) Kemudian diaduk sampai merata hingga diperoleh adukan yang
menyerupai bubur kental kemudian pengadukan diulangi terus sehingga campuran
tersebut betul-betul homogen. Untuk selanjutnya pasta tersebut sudah bisa digunakan
sebagai perekat keramik / granit .
d.Sedangkan untuk pemasangan dengan luas melebihi dari 6 x 6 m2 harus diberi jarak /
expansion joint atau deletasi dengan lebar minimum 1,5 cm yang dapat diisi bahan lentur
misalnya dengan Sealent Silicon, atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Pembuatan deletasi bisa didisain dengan menyesuaikan ukuran keramik yang dipasang.
Pasal 3. PEKERJAAN ALAT GANTUNG :
(Perlengkapan Pintu / Jendela )
1. Pintu Entrance
Pegangan PintuPull Handle Toto / Lokal
Engsel PintuFloor Hinge Dorma
Fitting-FittingSteinlees Dorma
Cylinder/LockcaseDorma
I. Kunci Pintu :
Kunci pintu yang dimaksud disini harus dalam keadaan lengkap artinya seluruh
peralatan kunci harus ada, diantaranya : Badan Kunci, Pegangan, Plat penutup
badan, Anak kunci dan sebagainya. Kunci yang dipakai type : Besar (doble
Slag),
a.Semua alat penggantung dan pengunci harus kwalitas baik sesuai persetujuan
konsultan pengawas. Pemborong harus menyerahkan contoh tiap alat
penggantung/pengunci kepada konsultan pengawas sebelum melakukan
pesanan.
b. Jika adapemakaian Rel Pintu Dorong/ Sliding Door yang dipakai setara dengan
merek UNION atauHENDORSONdengan kelengkapan-kelengkapannya seperti ;
side bracket, rail, hanger end cap, guide roller, Guide Chanel serta perlengkapan
lainnya untuk menunjang pemasangan Rel ini. Bahan Rel pintu tersebut harus
memenuhi Sertifikat test dari Balai Penelitian bahan Dinas Perindustrian No.
108/L7/1983 dan No. 110/L7/1983. Pemasangan Hanger harus dipasang pada
daun pintu sejajar satu sama lainnya dan sama tinggi rendahnya sehingga dapat
duduk pada posisi yang tepat di rel, dan roda-roda hanger dapat berputar/berjalan
lancar. Bracket dipasang dengan jarak antara 60 s/d 90 cm. Pemasangan rel pintu
dorong hendaknya dikerjakan oleh tenaga ahlinya yang biasa
menyetel/memasang Rel pintu sejenis ini.
b.Semua pelubangan untuk skrup, fisher atau anker yang akan dipasang terutama
pada engsel, door closer, flush bolt, harus diberi klos kayu setempat agar
terpasang kokoh dan kuat.
c.Pemasangan engsel untuk pintu swing, dipasang sebanyak 3 buah engsel dengan
ketentuan sebagai berikut
1. Engsel bawah dipasang sejauh kurang lebih 28 cm dari permukaan bawah pintu
kecuali untuk pintu service dan pintu-pintu di ruang basah adalah sejarak 32 cm
(as) dari permukaan pintu bawah.
2. Engsel tengah dipasang sejauh kurang lebih 100 cm dari as permukaan pintu
bawah.
3. Engsel atas, dipasangkurang lebih 28 cm As dari
4. Permukaan atas pintu.
d.Handle dan Door Pull dipasang kurang lebih 97,5 cm as dari permukaan lantai
setempat.
e.Posisi dari lock dan latch harus ditentukan dan dilaporkan oleh kontraktor ke
Konsultan Pengawas.
f.Engsel jendela gantung dipasang pada bagian atas kosen dan daun jendela
disetel harus tepat ukurannya sehingga sudut bukaan dari sisi daun jendela menjadi
sama rata.
g.Sedangkan type engsel bisa (Transom catch) dipasang pada type jendela bukaan
samping (Swing) dengan jarak bukaan semaksimum mungkin, tepat dan rapih.
h.Seluruh pemasangan hard ware pintu dan jendela harus berfungsi dengan baik,
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya maupun atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
3.5 Perlindungan :
4.1 Umum:
a.Pemasangan Peralatan Sanitary dan peralatan lainnya harus mengikuti
ketentuan-ketentuan standard dari pabrik pembuatnya dan harus dilakukan dengan
hati-hati, rapih dan tidak boleh adanya kotoran kotoran akibat dari percikan adukan
semen pada peralatan tersebut.
b.Apabila peralatan Fixtures dilengkapi dengan plastik pelindung dari pabriknya maka
plastik tersebut boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan.
c.Hanya satuan peralatan fixtures yang utuh saja dapat diterima, jika peralatan tersebut
dijumpai cacat maka kontraktor harus segera menggantikannya dengan yang baru/utuh
tanpa adanya biaya tambah.
d.Kontraktor harus melengkapi peralatan fixtures dengan leher anggsa apabila
peralatan fixtures tersebut belum dilengkapi leher angsasecara Built in.
Sarana perlengkapan atau alat bantu yang bersifat sementara dan diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan pemasangan alat Sanitary fixtures ini, harus disiapkan
oleh pemborong. Pada akhir pekerjaan, atas perintah konsultan pengawas segala
sarana atau alat bantu yang sudah tidak terpakai / diperlukan lagi harus dibongkar dan
dirapihkan kembali seperti semula.
Alat Sanitary digunakan Merk TOTO dan atau yang setaraf dengan pilihan warna
Astandard.
b.Pada pemasangan washtafel dan Urinal, dinding terlebih dahulu di bor kemudian
diberi fiser yang panjangnya dan jumlah skrupnya disesuaikan dengan beratnya
washtafel.
c.Dempul Karet (Seal) dengan kwalitas baik agar dipergunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.
e.Pada akhir pemasangan, seluruh alat Sanitary Fixtures harus dites, baik instalasi air
bersih maupun untuk Instalasi Air kotor apakkah berfungsi atau tidak, terutama pada
Lubang-lubang pembuangan air kotor.
f.Kusus untuk pekerjaan pelapis meja beton Washtafel, permukaan serta plint
menggunakan Marmer Slab Ex Citatah, Pemasangan harus baik, waterpass dan rapih.
a.Alat sanitary yang sudah berada dilapangan tetapi belum sempat dipasang, maka
alat-alat tersebut harus digudang / ditempat yang aman dari segala benturan-benturan
bendakeras.
b.Pelindung pengaman dari pada alat sanitary yaitu berupa rangka-rangka kayu serta
sterofoam harus tetap dipertahankan diwaktu penyimpanan agar lerlindung dari
pecahnya alat sanitary tersebut.
1. Elektrikal/Mecanical
2. Perlengkapan instalasi lainyang diperlukan.
b.Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standard /
pedoman untuk memeriksa /menerima material yang dikirim oleh kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui diKonsultan Pengawas Keet.
1. Rangka Terbuat dari Metal Furring DURAFRAME , Setara dengan Produk PT.
PROMETAMA
4. Bahan yang dikirim ke site harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk,
ukuran, ketebalan, kelengkungan, yang disyaratkan oleh Perencana maupun Konsultan
Pengawas.
1. Bahan finishing untuk Plafond gypsumboard dari bahan cat Emulsion Paint Setara
MOWILEX
2. Harus disertai jaminan dan flamibility rated dari pabrik pembuat. Semua bahan yang
digunakan harus mempunyai sertifikat dari pabrik pembuatnya, dan menyertakan
spesifikasi bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
c.Seluruh rangka langit-langit datar/lengkung digantungkan pada plat beton atau rangka
atap dengan menggunakan Adjustable Suspension Rod Joiner dengan Maximum Jarak
1200 mm, serta dapat diatur ketinggianya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh
rangka melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton/rangka atap dan tidak dapat
berubah-ubah bentuk lagi.
d.Semua rangka harus terpasang kokoh, tegak lurus, dan siku, satu dan lainnya,
ukuran-ukuran maupun yang lainnya harus menuruti gambar perencanaan,
terkecuali ditentukan lain oleh Perencana / Konsultan Pengawas. Rangka Plafond
harus dipasang dan disetel oleh tenaga ahli dibidangnya, atau pemasangan oleh pabrik
pembuat langsung.
b.Gypsumboard yang dipasang adalah Gypsumboard yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing lembaran sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
f.Finishing pelapis, memakai cat Emulsion dicatkan diatas permukaan Gypsum Board,
semua persyaratan dan cara pengecatan mengikuti persyaratan yang disyaratkan oleh
pabrik yang dipilih dan ditunjuk oleh konsultan pengawas/pemberi tugas,(Lihat Bab
Finishing Pekerjaan Pengecatan)
g.Pada bagian tepi dari plafond yang bertemu/bersinggung dengan dinding ditutup
dengan list Profil dari kayu kapur ukuran dan bentuk sesuai gambar. Pemasangan list
plafond keliling ruangan, disesuaikan dengan gambar rencana.
h.Apabila terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan gambar atau menurut
Pengawas dianggap tidak rapih maka Kontraktor harus memperbaikinya kembali
sesuai yang disyaratkan dan tidak merupakan pekerjaan tambah.
b.Bila tidak ada certificate test, maka kontraktor harus melakukan pengujian atas bahan
yang diperlukan untuk dites atas usulan Konsultan Pengawas di laboratarium yang akan
ditunjuk kemudian.
b.Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk Memper baikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan , Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
a.Permukaan Plafond Beton yang akan diplester / Exposed, terlebih dahulu dibuat
kasar, petunjuk pelaksanaan diberikan oleh pengawas .
b.Tebal plesteran + Acian tidak boleh Lebih dari 1 cm atau kecuali ditetapkan lain
dengan hasil akhir harus sama rata.
c.Proporsi adukan memakai M.1 sesuai dengan bab diatas.
d.Akhir dari pekerjaan plesteran adalah dengan lapisan luluh semen/acian, dengan
terlebih dahulu pasangan plesteran yang sudah kering harus dibasahi/disiram dengan
air, Acian harus dibuat rata, halus tidak terdapat goresan.
e.Jika hasil plesteran dan acian tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus
atau bengkok /bergelombang, adanya pecahan, maka bagian tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki kembali atas beban kontraktor.
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan, meliputi dan tidak terbatas dari
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar yang terdiri dari :
-------------------------------------------------------------------------------------------
PEKERJAAN JENIS FINISHING
-------------------------------------------------------------------------------------------
.Dinding Interior, Ext. :Cat Acrylic Emulsion
.Plafon + List :Cat Acrylic Emulsion
.Pintu Besi :Cat Duco.
------------------------------------------------------------------------------------------
a.Seluruh bahan pengecatan, baik itu mengenai bahan cat Acrylic Emulsion /
Weathercoat, ataupun bahan cat Shinthetic Harus memenuhi ketentuan dari pada
persyaratan N-3 dan N-4.
b.Standard dari bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standard dengan jalan mencapur dan
mencairkan yang tidak sesuai dengan Instruksi Pabrik atau tanpa izin dari Konsultan
Pengawas.
6.3 Pengujian :
Pembuktian berupa :
1. Segel Kaleng.
2. Test Laboratorium
3. Hasil Akhir pengecatan
Hasil Dari Pada test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas.
Biaya pengetesan ini dibebankan kepada kontraktor.
a. u m um :
2. bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
b.Khusus :
Spirtus Petroleum
Cat Minyak
Parafin
Cat Bitumen
Thiner, dan lain sebagainya.
3. Mengeluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera diperlukan.
6.5.1 Persyaratan B a h a n :
Bahan cat yang dipergunakan sesuai standard bahan yang berlaku : Pengecatan
bidang Interior mengunakan Cat sejenis Cat Acrylic Emulsion Setara Merk Mowilex,
Sedangkan untuk Bagian Luar / Exterior menggunakan jenis Cat Weathersiled
Cat Akhir untuk dinding Interior menggunakan Acrylic Emulsion minimum 3 lapis.
1. Permukaan yang akan dilapisi cat harus sudah kering dengan sempurna dengan
kelembaban yang diijinkan tidak lebih dari 5 %. Minimal pengeringan plesteran dan
acian 28 hari dihitung dari selesainya pekerjaan plesteran.
2. Seluruh bidang permukaan dinding, plafond dan lainnya yang akan dicat harus
bersih bebas dari debu, noda-noda, apabila terdapat lubang atau cacat lainnya
harus segera ditutup dan dikeringkan.
4. Setelah bidang permukaan dilapisi 1x lapisan cat Primer dan dibiarkan selama 2
jam kemudian dilapisi dengan 1x lapisan Cat Dasar . Setelah cat dasar terpasang
selama 2 Jam dan di hamplas halus lalu dibersihkan dengan menggunakan kain
yang bersih, maka lapisan terakhir adalah seba nyak 3x lapis cat akhir dengan
jangka waktu setiap lapisan terakhir adalah 2 jam atau sesuai dengan standard
dari pabrik. Pelaksanaan pengecatan harus menggunakan roller dan bila terdapat
permukaan yang sulit pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara pemakaian
kwas.
5. Hasil akhir dari pengecatan harus rata, tidak berbintik-bintik atau terdapat
gelembung udara, goresan dan harus dijaga terhadap kotoran yang mungkin
melekat. Bila hasil pekerjaan tidak disetujui Pengawas, maka wajib bagi Kontraktor
untuk memperbaikinya.
a.Bahan cat Primer dipergunakan Cat Primer atau Alkyd Undercoat khusus untuk
kayu. Bahan cat akhir yang dipergunakan setara Produk Mowilex Jenis : Gloss
sedangkan warna akan ditentukan kemudian.
b.Bahan yang didatangkan harus masih terdapat segel dalam kemasan, tidak cacat.
a.Kayu yang akan dicat harus betul-betul kering, dan sebelumnya kayu tersebut
harus diberi dahulu lapisan anti rayap, harus bebas dari kotoran yang menempel.
e.Lapisan akhir merupakan penutup permukaan dengan cat Gloss dengan warna
sesuai yang dipilih, Dikerjakan dengan alat kwas atas seijin Pengawas dilakukan
minimal 3 lapis sampai dengan rata.
f.Semua hasil pengecatan harus dilindungi dari benturan atau goresan akibat
pekerjaan lain. Kontraktor wajib memperbaiki pengecatan bila terdapat cacat,
kerutan atau goresan tanpa biaya tambah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
(c) Uraian Jenis Cat Lapisan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Lapisan Pertama Primer (meni) 1 Lapis
2. Lapisan kedua Cat Dasar 1 Lapis
3. Lapisan Ketiga Cat Akhir 3 Lapis
---------------------------------------------------------------------------------------------------
a.Seluruh permukaan plat Baja Bagian Dalam Ruangan harus dicat dengan cat
Meni Besi sebagai pelindung permukaan setara Meni Besi Merek "Bodelac"
d.Jarak / selang waktu pengecatan yang satu dengan yang lainnya sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan paling tidak 6 jam setelah pengecatan yang
pertama selesai dilakukan, untuk selanjutnya dilaburkan lapisan ke 2.
Pengerjaan cat dengan sistim dikwas/dilaburkan, menurut petunjuk
Konsultan pengawas.
Cat Anti Karat menggunakan Cat setara dengan PRIMTOP PT-88 Produk
PT.PROPAN RAYA.
Dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Type dan Jenis Cat : Cat Satu Komponen dengan Pigmen Anti Karat
Warna :Dark Brown
Pengencer: Thiner PT atau Sejenis
CaraPenggunaan :Kuas atau Roll
Kekentalan Campuran : 15 detik DIN Cup 4
b.Untuk membersihkan karat dianjurkan dengan memakai cairan siap pakai yaitu
setara dengan merk permukaan dengan menggunakan kain pel hingg permukaan
terlihat bersih.
d.Hasil ahir dari pengecatan Anti Karat harus mencapai ketebalan +/- 40 micron
Untuk satu kali lapis dan diharuskan pengecatan minimal 2 kali lapis = 2x40
mikron.
e.Selang waktu antara pengecatan lapis ke satu dengan lapis ke dua adalah
minimal 6 jam dalam kondisi cuaca 30oC
c.Bahan yang didatangkan harus masih terdapat segel dalam kemasan, tidak
cacat.
a.Cat yang diingikan adalah dari jenis cat Duco atau sesuai dengan keinginan
Pemberi Tugas, Kayu yang akan dicat harus betul-betul kering, dan
sebelumnya kayu tersebut harus dalam keadaan siap untuk difinish.
b.Material/bahan yang akan dicat adalah : bahan yang terbuat dari metal exposed
dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana ataupun Konsultan Pengawas.
c.Semua hasil pengecatan harus dilindungi dari benturan atau goresan akibat
pekerjaan lain. Kontraktor wajib memperbaiki pengecatan bila terdapat cacat,
kerutan atau goresan tanpa biaya tambah.
j.Urut-urutan pekerjaan ;
1. Seluruh Permukaan yang akan dicat duco, dibersihkan terlebih dahulu
dari segala kotoran yang menempel.
Pasal 1. UMUM
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan MK.
2. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan MK harus dilakukan pembongkaran.
a.Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta
disetujui oleh KonsultanMK.
b.Galian untuk Konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
d.Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang
terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan
5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai
pekerjaan tambah.
g.Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar
kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
h.Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja Pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar kerja, dengan penampang Lereng Galian Kiri dan
Kanan dimiringkan 10 di syaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama
Lantai Galian, harus kering untuk Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya
untuk pekerjaan :
Pondasi batu kali dan Sloof beton bertulang.
Pondasi Poer dan Sloof Beton bertulang.
Pengurugan dan pemadatan.
l.Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 3.1.j dan 3.1.k diatas ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan
selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat
tersebut. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang- lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang
baik dan dipadatkan. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri
tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan MK.
Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada
pada tempatnya.
d. Obstacle
-Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali, pasangan
dinding tembok, besi- besi tua dan lain-lain bekas konstruksi bangunan lama,
yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan
peralatan yang lebih khusus pula (misalnya beton breaker, compressor, mesin
potong) dibanding dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
-Semua brankal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing harus
segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan
dalam keadaan siap pakai. -Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut:
-Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar / digali sesuai dengan kondisi dan
sifat tanah pada daerah tersebut.
-Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah existing
sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer
dan sloof.
e.Pembuangan Humus
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas pohon,
akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi.
4.3. PENGGALIAN.
3.Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktrur, harus mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas pondasi sesuai
dengan ukurannya. Bagian-bagiandinding/sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi
dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan, sehingga
secara tertulis Konsultan MK dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi
jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
l.Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai
material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
a.Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka kontraktor
harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenangi galian
dan alas struktur.
b.Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban kontraktor untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
mutlak wewenang Konsultan MK. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan
menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
59
c. Bila tinggi mukaair di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam
yang kedap air. Bila diminta, kontraktor harus menunjukkan gambar mengenai
metodapembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan MK untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum, harus dibuat di
bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya, dimensi
interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup kebebasan
untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya, dan memudahkan proses
pemompaan air keluar. Bila menurut Konsultan MK, keadaan tidak memungkinkan
untuk mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, Konsultan MK dapat
memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan
Lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau
mengikuti petunjuk Konsultan MK.
Lalu galian harus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan. Bila digunakan palung
berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi tekanan hidrostatik yang
bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat
(jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat pada
muka air yang rendah.
Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air
dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-kayuan
dan lain-lain, tanpa ijin Konsultan MK.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka
harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau selama
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang
sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan
cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung, dengan segala
pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan
sub-struktur.
Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.
d.Pemeliharaan Saluran
Jika tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung, cofferdam
atau sheet piling; dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh
terganggu tanpa ijin Konsultan MK.
Jika ada pekerjaan galian atau pengerukkan yang dilakukan sebelum caisson;
palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan
dasar pondasi, Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai kembali
dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh
Konsultan MK.
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi
atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam
halangan.
- Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
- Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
- Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh Proyek.
- Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di-dalam lokasi pekerjaan.
- Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan
lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk
oleh Konsultan MK.
- Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal 30 cm.
- Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
5.3. PENGURUGAN.
a.Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah
bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan
lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
b.Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran,
dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah Urugan dapat diambil
dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung
bahan-bahan seperti tersebut diatas dan atau telah disetujui Konsultan MK.
d.Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini
harus dikeringkan.
f.Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai
kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
g.Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.
h.Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, Jalan dan pengerasan, tidak
perlu dipadatkan dengan mesin cukup ditimbris dengan Tangan.
5.4. PEMADATAN.
c.Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan urugan yang ada.
Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan MK.
e.Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified
proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO
T99.
f.Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak
lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat
diangkut ke tempat lain yang ditentukan olehKonsultan MK.
BAB VII. SYARAT-SYARAT
TEKNIS PEKERJAAN
STRUKTUR
d.Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur, harus menggunakan
beton Ready Mix ,dan kecuali untuk beton praktis dapat menggunakan beton
Konvensional (Site Mix),dan sebelumnya harus sudah mendapat persetujuan
MK.
e.Lantai Kerja.
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps
: 5kr.
a.Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini harus memakai multiplex tebal
minimum 12 mm atau Papan kayu Kls.II dengan tebal 2 cm . Bekisting dari multiplex
/papan tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang
disetujui oleh Konsultan MK.
b.Steiger cetakan/bekisting kolom & balok harus dari pipa-pipa besi (scaffolding) atau
kayu /dolken dan sama sekali tidak diperkenankan memakai bambu.
1.1.5. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk
Sika atau yang setaraf , dengan takaran 0.8% dari berat semen. Takaran yang
lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan
persetujuan dari Konsultan MK.
1.2 Persyaratan Bahan Beton
1.2.1. Bahan S e m e n
1.2.1.1Persyaratan Umum.
1.2.1.2. Pemeriksaan.
Konsultan MK dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
MK untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan MK,
harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan MK dapat memerintahkan
untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakaisemen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen - semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
b.Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari
tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh,
menghitung sak-sak dan memindahkannya. Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk
lebih tinggi dari 2 meter.
c.Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknyamempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima ditempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua sak kosong harus disimpan
dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan MK.
d.Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk
menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala
timbangan untuk keperluan penyelidikan.
e. Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
a.Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan MK/Direksi.
c.Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang
tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
e.Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.
c.Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm,
sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua
ketentuan-keten-tuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.
1.2.5. Bahan A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
MK untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam PBI-l971 untuk bahancampuran beton.
a.Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus
disetujui oleh Konsultan MK. Konsultan MK berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan, untuk persetujuan Konsultan MK sesuai dengan persyaratan mutu untuk
setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b.) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
c). Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana, dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran . Diameter besi ulir adalah diameter
luar.
a). Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada umur
7 hari , 14 hari dan 28 hari.
b). Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan hasilðTð ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI.
1971.
a). Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
b). Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, untuk beton Site Mix ,harus dipakai "campuran yang direncanakan"
(designed mix).
c). Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
-Faktor air semen untuk pondasi pelat ,sloof, maksimum 0,60.
-Faktor air semen untuk kolom, dan balok, maksimum 0,60.
d). Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan MK atas biaya Kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan
penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang
demikian.
Dibuat dengan perbandingan volume sbb. :
1. Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland, pasir beton, kerikil dan
air seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
2. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan
serta kekuatan yang dikehendaki.
5. Untuk beton macam B3 dibuat dari campuran yang jumlah semennya tidak
kurang dari 225 Kg untuk setiap m3.
a.) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.
b). Keseragaman konsistensibeton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai
slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus
sesuai dengan NI-2 PBI-l971. KonsultanMK berhak untuk menuntut nilai slump yang
lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton
kerkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
c). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan MK melalui pengujian
biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan MK sesuai NI-2 PBI-l971. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaanyang representatif. Meskipun hasil pengujian kubus berhak menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
Konstruksi beton yang sangat keropos
Bentuk dan posisi beton tidak sesuaidengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.
a). Baja tulangan sebelum dipasang harus bersih dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
c)..Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton
decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak
akan ada batang yang turun.
d). Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar ,apabila
dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan
adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan MK.
e), Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu
mempunyai kekuatan leleh minimum 3900 Kg/cm2 & 2400 Kg/cm2. Jika besi
tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan, maka kelompok
yang tidak memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
1.3.8. Mengaduk
a.)Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-
kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
b). Sewaktu-waktu Konsultan MK dapat meng-afkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera
mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
a). Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah
pengecoran beton.
c). Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.11. Pengangkutan Beton
a). Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.
b). Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat pengecoran sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c). Beton lift atau concrete pump digunakan untuk angkutan vertical, sedang untuk
alat angkut horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak diizinkan
menggunakan ember
1.3.12. Pengecoran
a), Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan
sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan- permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan MK.
b.) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas.Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban/air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
c.Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Konsultan MK. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing
yang menutupinya.
d). Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan MK atau wakilnya yang ditunjuk serta
staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
e). Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan
dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup
tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan,
tidak diijinkan. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter.
f). Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
h). Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong- kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
i). Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan atau angin
sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan
yang terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
-Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan
tersebut dibongkar. -Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah
permukaan beton cukup keras.
a.) .Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan MK. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan
untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan MK.
c). Permukaan dari bekisting harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud mencegah secara efektif lekatnya beton pada
bekisting dan akan memudahkan melepaskan bekisting beton.Minyak tersebut
dipakai hanya setelah disetujui Pengawas Lapangan. Penggunaan minyak
bekisting harus hati hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat
f). Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran berkisting ini harus sesuai
dengan PBI .
b.Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan MK memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasalberikut.
c). Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang
pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian
akan terikat (terkunci) ditempatnya.
d). Membuat dan memasang pagar depan, railling tangga dengan konstruksi las,
kecuali bagian- bagian tertentu yang menggunakan mur baut
f). Membuat pintu pagar, pintu ruang genset dan ruang pompa ,lengkap dengan
rail,engsel & kunci sesuai bentuk dan ukuran yang tercantum dalam gambar.
b). emua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan
hati-hati agar menghasilkan tampak yang rapi. Semua perlengkapan atau barang
atau pekerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau syarat disini, harus disediakan pula
oleh kontraktor kecuali jika diperlihatkan atau disuratkan lain.
c). Kontraktor tidak diijinkan menumpuk bagian-bagian pekerjaan yang telah distel di
lapangan pekerjaan dalam keadaan tidak teratur. Bilamana menurut pertimbangan
Konsultan Pengawas dianggap terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut
bagian-bagian itu dan memasang-nya, maka bagian-bagian yang tertumpuk setelah
mendapat peringatan pertama, harus dijaga dengan cara yang tepat supaya tidak
terjadi kerusakan akibat perubahan-perubahan cuaca/ udara.
d). Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan baja
yang dipakai, yaitu kelas E 60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 233.
g). Sebelum bagian-bagian konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu
sudah diberi lubang dan dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-bagian tersebut
harus diperiksakan kepada Pengawas Lapangan dalam keadaan belum dicat
h). Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi terhadap
pengaruh-pengaruh udara
6.1.4 Syarat teknis pelaksanaan
2). Pekerjaan las harus dikerjakan dalam bengkel. Pekerjaan yang dilakukan di
lapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan di dalam
bengkel. Tidak diperbolehkan melakukan pengelasan dalam keadaan basah atau
hujan.
3). Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik) dengan
ketentuan:
Tebal las minimum : 4 mm
Panjang las minimum : 40 mm
Panjang las maksimum : 40 x tebalnya.
(d)4). Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau
disetujui Pengawas Lapangan. Las yang dipakai yaitu las tumpul dan las sudut. Mutu
las minimal sama dengan mutu profil yang bersangkutan. Semua pekerjaan las yang
tampak harus dihaluskan hingga sama dengan permukaan sekitarnya. Konsultan
Pengawas berhak mengadakan test terhadap hasil pengelasan di Balai Penelitian
Bahan atas biaya Kontraktor, jika hasil pekerjaan pengelasan dinilai meragukan.
5), Sambungan baut harus menggunakan baut hitam (HTB). Lubang baut harus dibor
(tidak boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.
Baut-baut, mur, elektroda dan sebagainya harus disimpan dalam kotak tertutup dan
terlindung dari kelembaban udara.
6). Untuk konstruksi kap, sebelumnya harus diberikan lawan lendut (kontra zeeg)
sebesar 1/600 x panjang bentangan.
7). Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam.
8). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementarauntuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan. Ikatan sementara
tersebut dibiarkan dalam keadaan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi
selesai.
-Bagian-bagian bekas irisan harus rata, bersih dan lurus, sekali-sekali tidak
diperbolehkan terdapat bekas-bekas jalur, beram-beram bergerigi.
-Melengkungkan dan memukul martil tidak boleh dilakukan bilamana bahan yang
dipanaskan tidak lagi memancarkan cahaya.
-Pada keadaan akhir, diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan
sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm
dan 0,4 mm daripada diameter batang baut tersebut.
-Semua lubang baut harus dibor. Untuk lubang-lubang dari bagian konstruksi
yang disambung dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila tidak sesuai, maka
perubahan-perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan
penyimpangannya tidak boleh lebih dari 0,5 mm.
-Semua lubang yang dibuat harus benar-benar bulat berdiri siku-siku pada
bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan disambung
12).Paku keeling, baut-baut dan mur-mur
-Baut, mur dan paku keeling yang dipergunakan untuk konstruksi harus
mempunyai ukuran yang sesuai dengan ukuran dalam gambar.
-Baut, mur dan paku keeling, selain harus bermutu tinggi, harus berkekuatan
minimal sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul.
-Pemasangan paku keeling dan mur baut harus kokoh dan kekokohannya merata
antara satu dengan yang lainnya.
a.Pengecatan
1. Kulitgiling dan permukaan korosi harus dibuang dengan menggunakan
semprotan pasir atau sikat baja atau dengan cara lain yang sama efektifnya
sampai permukaannya memperoleh warna metallic yang merata.
3. Galvanisasi
-Dimana ditentukan ada pekerjaan galvanisasi, maka yang dikehendaki
adalah galvanisasi celup panas.
-Bahan yang dipakai adalah zinc chromate primer, lead zinc iron, alkyd based
primer, semuanya warna terang.
b.Semua pekerjaan ini harus dibuat sesuai gambar dengan standard paling
baik. Pinggiran dan gulungannya harus lurus dan rata, tidak ada lekukan.
Kelem patriannya harus betul- betul kedap air dan tidak tercecer atau
melimpah.
b.Solder pemateri harus dari mutu yang baik, terdiri atas 0,5 timah biasa dan 0,5
timah hitam. Untuk zat peleburnyadigunakan muriatic acid.
6.1.2 Bahan-bahan
Kecuali dinyatakan lain, maka semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan
ini harus dari baja jenis Bj.37 atau baja yang digalvanisir celup panas / logam
bukan besi yang disetujui oleh Konsultan MK.
TTD
76
Rencana Kerja dan Syarat Rencana
Teknis TerminalPenumpangKota Padang
PASAL 1. UMUM.
2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila
tidak ada petunjuk dari Direksi / Pengawas.
2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalasi Mekanikal /
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4 Tenaga akhli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Direksi/Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil.
Testing harus dilaksanakan di hadapan Direksi / Pengawas.
2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-jawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab
Kontraktor.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari per- syaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2.9.1 Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi / Pengawas.
2.9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
2.10 Kontraktor.
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana
yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan
instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.
2.10.3 Kontraktor harusmemiliki tenaga akhli yang mempunyai PAS PLN Kelas C untuk
pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan
kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung-jawab di bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal dalam
proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga akhli yang setiap saat dapat
berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.6 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau pihaklain yang
ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
2.10.7 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan
dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak
lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan,
maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila
hal inidilakukan, Kontraktor tetap bertanggung-jawab atas segala kerugian-keru- gian yang
ditimbulkan.
2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat
mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merek yang sama untuk
seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
2.11.4 Untuk semua peralatandan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung-jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk
melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Direksi / Pengawas serta
pihakyang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
2.13.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya
secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
2.13.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja,
skedul pengadaan peralatan dan net-work planing yang terrinci untuk setiap pekerjaannya
dan diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah
2.13.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi / Pengawas
atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan
Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap
pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh Kontraktor.
2.13.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Pengawas, Konsultan, Akhli atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merek peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan
untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera. Semua biaya pada waktu
pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.13.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas atau Akhli yang ditugaskan
apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
2.13.8 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Pengawas untuk
pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
2.14.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut. 4
2.18.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan
yang diperlukan kepada Direksi / Pengawasuntuk mendapat persetujuan.
2.18.5 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.
2.18.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langitdan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan
dan pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar
kerja kepada Direksi / Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.Segala akibat pekerjaan
tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
2.18.7 Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup
kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapisehingga tidak terlihat lagi
bekas-bekas pembobokan.
2.19.1 Apabila diperlukan tenaga-tenaga akhli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain,
Kontraktor dapat menyerahkan sebagianins-talasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
2.20.1 Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang
yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak untuk
mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan
instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan
meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk
mewakilinya.
2.20.2 Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor
pada saat penawaran dilakukan.
2.20.3 Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi / Pengawas, Konsultan Perencana
atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan
tugasnya, Kontraktor harus menggantinya denganorang lain.
2.20.4 Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.
a. Instalasi penerangan dan stop kontak
b.Instalasi penangkal petir
c.Instalasi telepon.
d.Instalasi kabel data
e. Instalasi fire alarm
3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk
ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum
lainnya.
3.8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis / disebutkan kembali,
hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
3.9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Elektrikal segala biaya
pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk
oleh Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima
SPK.
B.SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS
INSTALASI LISTRIK
PASAL 1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk
seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar
bangunan Gedung.
Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.
Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah 220/380V PLN sebesar53
KVA, diterima oleh
SDP-ATS yang diletakkan di bangunan khusus (Power House).
Melalui panel SDP-ATS selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya /
penerangan gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa- empat kawat 220 / 380
V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator set berkapasitas 50 kVA
yang dilengkapi dengan panel otomatis-AMF (Automatic Mains Failure).
Daya cadangan ini digunakan untuk mencatu seluruh penerangan bangunan, sebagian beban air
conditioner dan seluruh sistem pemompaan air bersih dan hydrant.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun
yangdispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan / garansi selama 12
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalampekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk
pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYY dan
NYFGbY yang menghubungkan :
.
-SDP-ATS keLP-1, LP-2, LP-3, LP-4 dan PP-UPS,
-GENSET ke SDP-ATS.
-dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop kontak),
lengkap dengan armatur, power receptacle outlet dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.1.4 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik pentanahan sistem
listrik maupun badan (body) peralatan listrik.
Melakukan pengujian tahanan isolasi (meger test 500 V) terhadap kabel-kabel daya
tegangan rendah dan kabel instalasi penerangan / stop kontak.
d. Splice / Pencabangan.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.
e. Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor,
starter dan
copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 mm2
untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan
dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition
dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan di Permukaan.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
faktor pengisian 40 %.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit
dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga
benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel
terhadapbox terminal motor.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang
terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang
kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu
:
K u n c i.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock". Jenis
kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk
setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan
dua anak kunci.
d. L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label
sesuai dengan fungsinya untuk mengindikasikan / mengidentifikasikan
penggunaan / nama alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduitbeserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi
kabel.
a. Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvan- ized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 :
part I & II class 4.
c. Pemasangan.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok penunjuk.
Pipa/race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi
standar SII.
5. Cable Trench.
Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana
ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir
yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam hal ini adalah
pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya
dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis "insulated
throat type" yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan
tersebut.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang
harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari
sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way/pipa logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.
8. Pentanahan.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada
nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan
yangtertutup.
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan,
harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis
konstruksi yang samadengan switch board pada bagian atas dari switch
board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa
dibuka lepas.
Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tahan api
yang serupa.
3. Konstruksi.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi).
4. Ventilasi
5. Papan Nama.
Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-kompo- nen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di
dalam PUIL 1987.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full
neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan
yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan
klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa-4kawat-5 bus. Semua hubungan dari
bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus lebih besar dari 63
A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga dari jenis yang sama
dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan menggunakankabel berisolasi PVC (NYY
atau NYA).
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari
2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.
8. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dantrafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada saat
pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus
berada pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubung-singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang
secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5
dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara
flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai
dengan jelas.
a. Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 %
dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan
penunjuk
berwarna merah (index pointer) untuk menandai besarnya arus beban
penuh.
b. Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar. Suatu arus kesalahan mengalir pada
salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara
bersamaan.
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan
letak pemutus daya tersebut.
-Semua fuse yang digunakan harus dari jenis HRC (high rupturing
capacity) yang memenuhi standar B.S. 88 dan mempunyai fusing
factor kelas Q1 dan kategori kerja AC 46.
-Fuse carrier dan holder harus terbuat dari keramik atau dari high
density phenolic moulding yang memenuhi persyaratan B.S. 771 /
159.
e. Kontaktor.
-Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan perak
(silver). -Coildari kontaktor atau rele harus mempunyai rating
tegangan 220 V, 50 Hz.
1. Umum
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
3. Jenis Armature.
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe. Untuk twin lamp atau
double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek
stroboskopis. Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari
tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN/SII/LMK.
c. Lampu Baret.
d. Lampu Taman.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYM 3 x 2,5 mm2
dengan salah satuinti kabel dipasangkan ke badan metal lampu untuk
pentanahan.
Jenis lampu mercury adalah mixed type (ML) yang penyalaannya tidak
memerlukan ballast.
4. Pemasangan.
.
PASAL 6 . PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.
6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing),
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung
dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga
kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik
yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Direksi/Pengawas antara lain :
a.Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall).
f.Load testing.
g.Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data
setelan yang dilakukan.
h.Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi
yang ditunjuk Direksi/Pengawas.
6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan telepon yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Teknis ini.
2.1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi telepon (PABX) lengkap dengan peralatan -
peralatan yang diperlukan, sehingga sistem bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan
perencanaan.
2.2. Menyelesaikan seluruh perijinan yang diperlukan sehingga dapat terjamin kelancaran pekerjaan
hingga dilakukan serah terima pekerjaan.
2.3. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi sesuai dengan standar PT. TELKOM dengan
disaksikan oleh Direksi/Pengawas yang akan menyatakan bahwa instalasi berfungsi dengan baik
dan dapat diterima.
Yang dimaksud dengan instalasi telepon adalah instalasi PABX dengan saluran terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
- TRUNK, adalah saluran yang berhubungan langsung ke saluran jaringan telepon PT. TELKOM
atau saluran yang
digunakan untuk interkoneksi antar PABX
- EXTENSION, adalah saluran cabang dari PABX yang dihubungkan ke pesawat telepon intern.
Mode operasi yang dapat diprogramkan sesuai dengan kebutuhan pada setiap pesawat telepon
extension adalah sebagai berikut :
- Direct Access, yang memungkinkan hubungan antara pesawat telepon extension dengan
pesawat telepon luar (saluran PT. TELKOM) secara otomatis tanpa bantuan operator.
- Indirect Access, diperlukan bantuan operator agar saluran extension dapat berhubungan dengan
saluran PT. TELKOM.
- No Access, mencegah sama sekali hubungan suatu saluran extension dengan saluran PT.
TELKOM
- Toll Access, yang memungkinkan hubungan interlokal secara langsung dari suatu saluran
extension tanpa bantuan operator
Pada gambar rencana dapat dilihat titik outlet saluran extension. Status mode yang
diinginkanakan ditentukan kemudian. Setiap titik outlet di dalam gambar rencana tersebut
merupakan titik outlet lengkap dengan hand set (pesawat telepon). Selanjutnya operasi sistem
A. OPERASI SISTEM
Penomoran pesawat extension (cabang) berupa 2 atau 3 angka yang dapat dipilih secara
bebas.
Dapat menggunakan pesawat DTMF 12 atau 16 keypad (Q23) dengan atau tanpa FLASH
key dan dapat disambungkan ke CO line/sentral PTT DTMF atau decadic (pulse signalling).
PABX telah dilengkapi dengan chip IC synthezised music untuk keperluan Music on Hold
bila diinginkan (switchable).
Dapat dihubungkan dengan sumber musik luar (misalnya tape) untuk menggantikan
Synthesized Music on Hold diatas (switchable), dilengkapi dengan rangkaian pemutus arus
untuk tape tersebut yang akan bekerja bila ada yang menggunakan fasilitas hold atau
transfer .
Mempunyai rangkaian paging untuk minimal 4 zone yang dapat dihubungkan dengan
sound-system yang ada. Semua extension dapat memanggil melalui paging dengan
menggunakan pesawat teleponnya sendiri dan orang yangdituju dapat menjawab/
menghubungi melalui pesawat extension yang terdekat.
6. SMDR ACCESS
Bila diperlukan dapat dilakukan Station Message Detail Recording (SMDR) dengan
7. Night Service
Setelah operator pulang, incomming call dapat dijatuhkan ke dua extension yang berlainan,
misalnya ke extention A dan B.
Dapat juga disambungkan dengan extra bell, yang memungkinkan setiaporang dapat
mengambil panggilan masuk tersebut dengan memutar kode untuk NCP (Night Service Call
Pick-up).
Bila listrik PLN padam, PABX harus dapat bekerja dengan sumber tenaga dari batere selama
lebih-kurang 8 jam.
9. DOD Barring
Setiap extension dapat diprogram untuk bekerja secara direct access, indirect access, no
access dan toll access.
Setiap pesawat operator dapat disambungkan dengan BLF/DSS yang berfungsi sebagai
indikator, single button transfer, call pick-up, call forwarding, membantu dalam
pemrograman.
Setiap BLF/DSS berisi 30 buah LED dengan rangkaian 2 buah (60 extension).
11. Programming
Dapat dengan mudah melakukan programming (pemasukan data) melalui operator dengan
password tertentu sehingga kerahasiaan terjamin.
Setiap extension dapat diprogramkan nama yang bersangkutan sehingga apabila operator
memanggil atau dipanggil, pada operator console terdisplay nama orang pada extension
tersebut (minimum 9 karakter).
2. Internal Call
Setiap extension dapatberhubungan dengan extension lain yang ada di dalam sistem PABX,
kecuali bila diprogram no access.
Selama seseorang (pihak A) sedang berbicara dengan B, salah satu dari mereka dapat
memanggil pihak ketiga (C) baik di dalam (intern) maupun di luar (PT. TELKOM) bila ia diberi
fasilitas keluar langsung (DOD / direct access).
Dari proses inquiry di atas, dapat dilakukan BNF, yaitu bila pihak Ayang melakukan inquiry
call, ia dapat memilih berhubungan dengan B atau C bergantian. Pihak yang tidak terlibat
akan diberi nada tunggu atau musik (bila dipasang music on hold).
Dari proses BNF di atas, Adapat mentransfer hubungan dari C ke pihak B yang sedang
menunggu, yaitu dengan menutup / release pesawat teleponnya. Dengan demikian C
terhubung langsung dengan B.
6. Automatic Transfer
Dari inquiry call atau BNF, pihak A (yang pertama kali melakukan inquiry call) dapat
melakukan 3 - party conference, yaitu berbicara bertiga antara A, B dan C sekaligus.
Sama dengan internal conference, tetapi salah satu dari B atau C adalah pihak luar (PTT)
Seluruh extension dapat menggunakan fasilitas ini tanpa pembatasan. Bila A ingin
menghubungi B, ternyata B sedang sibuk (mendengar nada sibuk), maka A dapat
mengaktifkan ACB dan akan mendengar special tone, yang menandakan ACB telah aktif.
Bila B selesai berbicara dan menutup pesawatnya, maka pesawat A berdering dengan nada
lain sedangkan B berdering dengan nada normal. Program ACB ini harus dapat dicancel.
Bila A ingin mengambil line PTT, sedangkan saluran trunk penuh, maka ia dapat mem-book
trunk tersebut. Bila salah satu trunk telah bebas, maka pesawat A berdering seperti nada
ACB dan bila diangkat akan terdengar tone PTT.
Program ini memungkinkan seseorang tidak dapat diganggu atau dipanggil oleh extension lain.
Hanya operator yang dapat memanggil pesawat yang sedang dalam kondisi DND. Seluruh
extension dapat menggunakan fasilitas ini kecuali operator. Bila operator menekan DND,
maka status berubah menjadi night service. Program ini juga harus dapat dicancel.
12. Busy Override (intrusion)
Fasilitas ini diberikan kepada extension yang memerlukannya, misalnya Kepala Bagian
atau Sekretaris (programmable).
Yaitu fasilitas yang dapat memindahkan / membelokkan panggilan ke pesawat lain yang
diinginkan. Pesawat tersebut hanya dapat dipanggil oleh pesawat yang di follow-me,
sedangkan operator tidak dapat menggunakan fasilitas ini.
15. Individual Call Pick-Up (ICP)
Bila pesawat B berdering, maka A dapat memanggil panggilan untuk B tersebut dari tempatnya.
Bila operator di dalam kondisi night service, maka setiap extension dapat mengambil
panggilan yang masuk (incoming), yaitu bila extension night service (yang ditunjuk) atau extra
bell berdering.
Fasilitas ini untuk hubungan keluar / line PT. TELKOM bagi extension yang diperbolehkan
(direct access).
Nomer luar / PT. TELKOM dapat disingkat menjadi 3 atau 4 angka. Harus dapat menyimpan
sampai 90 nomer sebagai "common speed dialling".
Jenis speed dialing yang bisa dipakai adalah lengkap, yaitu hanya memutar nomer SD-nya
atau tidak lengkap, yaitu setelah memutar nomer SD-nya dan ditambah nomer tertentu/sisa
dari nomer PT. TELKOM yang bersangkutan dengan maksud agar lebih bersifat rahasia.
Bila A sedang berbicara dengan luar (PTT), maka ia dapat memparkir lawan bicaranya dan
bisa diambil kembali di mana saja dari setiap extension yang ada.Selama parkir, pihak luar
mendengar nada tunggu atau music bila diberi music on hold.
Terdengar special tone yang menyatakan program ini sudah aktif.
Bila A sedang bicara dengan luar (PT. TELKOM), maka ia dapat menghold pihak luar tersebut
dan mengambil kembali dari pesawatnya sendiri. Selama dihold pihak luar mendengar nada
tunggu atau musik dan A dapat mengadakan hubungan baru intern atau extern (PTT).
Bila A ingin mentransfer hubungan luar (PTT) ke pesawat B dan ternyata B sibuk, ia dapat
langsung menutup pesawatnya dan pihak luar mendapat nada tunggu atau musik, sedang di
pesawat B akan terdengar nada beeb sekali, tidak diulang.
Bila A menghubungi operator atau extension yang menggunakan operator consule dan tidak
ada jawaban atau tidak diangkat, maka A dapat memutar nomer tertentu dan pada display
operator consule tertulis nomer extension A yang menandakan bahwa A tadi telah
menghubungi operator.
Bila A mengangkat pesawat teleponnya dan tidak melakukan dial apa-apa dalam selang
waktu tertentu (misalnya 4 detik), maka ia akan tersambung langsung ke salah satu pilihan
seperti sebagai berikut :
-operator
-internal extension
-trunk (PT. TELKOM)
C. OPERASI SISTEM MULTI LINE STATION
1. Semua cara operasi station (B 1-B 23) harus dimiliki oleh operator console (multi line station).
Bisa dioperasikan dengan mode hands free baik untuk internal maupun external (PTT).
Dilengkapi pula dengan pengaturvolume suara.
6. Intercom
Bila tombol hands free ditekan , bila ada panggilan secara otomatis akan terhubung tanpa
harus mengangkat hand-set dan dapat berbicara langsung melalui microphone yang ada
(mode hands free).
Bila lawan bicara telah menutup teleponnya, secara otomatis ia terputus (release).
Dapat melakukan 3-party conference antara 2 saluran PT. TELKOM dengan 1 saluran intern.
8. Filtering
Dapat berfungsi sebagai Chief Secretary di mana setiap panggilan untuk Kepala Bagian /
Direktur ditampung dahulu oleh Sekretarisnya untuk dikonsultasikan apakah akan diterima
atau tidak.
9. Group Listening
Dapat mengetahui dengan mudah dan cepat apakah operator console dalam kondisi baik atau
rusak.
Bila extension ini dipanggil dan dalam waktu tertentu tidak diangkat (misalnya 10 detik), maka
panggilan akan dibelokkan ke extension yang telah ditentukan, misalnya ke Sekretaris.
Dapat men-dial kembali nomer luar (PT. TELKOM) yang telah disimpan. Program ini dapat
dicancel.
Bila pada jam tertentu ingin diingatkan adanya acara (misalnya rapat), dapat diprogramkan
waktu yang akan membunyikan alarm.
Setelah berhubungan dengan PT. TELKOM atau intern, dengan menekan sebuah tombol
khuhus, ke 16 buah keypads berfungsi sebagai DTMF dan akan dikirim langsung ke pihak luar.
Dengan demikian dapat digunakan
untuk mengirim kode-kode (DTMF Q23), misalnya untuk membuka password dan lain
sebagainya di pihak lawan. Bila fungsi ini telah aktif maka suara dari pihak lawan tidak
dapat terdengar lagi.
Selain berfungsi sebagai flashing on private trunk line, juga dapat digunakan untuk
mengambil kembali trunk line normal yang sedang digunakan setelah diketahui nomer luar
sedang sibuk atau telah memutar nomer luar yang salah.
1. Semua mode operasi multi line station di atas, kecuali Do Not Disturb (DND), Call Forwarding,
Intercom, Filtering, Background Music.
3. Message Center
Apabila operator memanggil extension A (memakai multi line) dan tidak ada jawaban, ia
dapat mengirim pesan (message) bahwa telah ada panggilan dari operator.
4. Do NotDisturb Override
Operator dapat menghubungi setiap extension walaupun sedang dalam posisi Do Not Disturb
(DND).
6. Trunk Reservation
Bila operator pulang, dengan menekan tombol "DND" maka terjadi mode night service.
Operator dapat mengetahui apakah sistem PABX sedang menggunakan tenaga dari batere
atau listrik PLN.
4.1. Instalasi telepon harus dikerjakan oleh kontraktor yang secara teratur mengerjakan
pekerjaan instalasi telepon. 4.2. Kontraktor harus mengerjakan instalasi telepon sesuaidengan
peraturan atau standar PT. TELKOM.
4.3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana perlu dapat diusulkan
untuk dilakukan perubahan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.
Perubahan tadi dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
4.4. Kontraktor harus menyerahkan daftar pekerja pelaksana dengan kualifikasi akhli serta
nama penang- gung-jawabnya.
4.5. Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor diharuskan untuk
menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang lengkap dengan katalog, spesifikasi dari pabrik,
wiring diagram dll.
5.1. Pengawatan instalasi telepon di dalam tembok bangunan dilakukan secara inbouw (tertanam)
dengan sparing kabel menggunakan pipa PVC high impact - heavy gauge yang memenuhi standar
SII atau di dalam partisi antarruang.
5.2. Kabel instalasi di dalam bangunan yang digunakan adalah indoor telephone cable yang
memenuhi standar PT. TELKOM (STEL-K-002 dan STEL-K-011) dengan diameter minimal 0,6
mm2, diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge yang dipasangkan ke pelat lantai di
atas plafond.
5.3. Sambungan antara MDF (Main Distribution Frame) dengan IDF (Intermediate Distribution
Frame) harus menggunakan multicore indoor telephone cable (ITC), sedangkan dari IDF ke
masing-masing pesawat extension menggunakan 2 (two) pairs telephone cable.
5.4. Tidak diperkenankan ada sambungan kabel di dalam pipa sparing dan di setiap ujung,
persimpangan, pencabangan atau pembelokan harus menggunakan friction box dari bahan metal.
5.5. Kabel yang digelar di atas plafon / ceiling harus dimasukkan ke dalam pipa PVC high impact -
heavy duty, diletakkan di atas rangka dan diklem dengan kokoh.
5.6. Instalasi kabel di luar bangunan (yang menghubungkan antar bangunan) menggunakan kabel
tanah berperisai baja (Jelly Filled Armoured Underground Telephone Cable) multicore yang
memenuhi standar PT. TELKOM STEL-K-007.
5.7. Penyambungan kabel tanah diusahakan tidak dilakukan, akan tetapi bilamana terjadi harus
menggunakan mof kabel khusus yang sesuai dan diberi kelebihan panjang secukupnya.
5.8. Kedalaman galian untuk kabel tanah harus memperhatikan gangguan mekanis yang
mungkin timbul. Di ataskabel diletakkan bata pelindung dengan konstruksi sesuai
dengan rencana. Untuk kabel tanah yang melintasi jalan, digunakan sparring pipa GIP
kelas medium.
6.1. PABX
a.Peralatan PABX yang digunakan harus mempunyai fasilitas yang memungkinkan operasi
sistem diatas terpenuhi dan telah mendapat sertifikat dari PT. TELKOM.
b.Mampu bekerja dengan baik dalam kondisi temperatur 0-45o C dengan gradient 5o C tiap
jam, kelembaban relatif (RH) 20-80 % dengangradient 10 % perjam (tropicalized).
c.Bagian switching PABX harus dari type bekerja cepat secara elektronis (Electronic PABX)
tanpa menimbulkan bunyi yang mengganggu.
e.Teknologi yang digunakan harus paling akhir, minimal mempunyai kemampuan sebagai
g. Sumber tegangan utama yang digunakan adalah listrik PLN 220 volt (fluktuasi 10 %), 50
Hz dan sebagai sumber daya cadangan digunakan batere 12 V, 110 AH untuk
memungkinkan beroperasi selama 8 jam otonomi. Dilengkapidengan floating rectifier /
charger. Khusus untuk back-up CMOS RAM digunakan batere Ni-Cd 3,6V / 100 mAH.
Pesawat telepon (hand set ) yang digunakan harus sesuai dengan sistem kerja PABX,
dengan tekhnologi terbaru, dari jenis desk top / wall mountable telephone, decimal key pad,
last number redial, one- hook button, electronic ringer with volume control.
Jumlah serta jenis unit-unit pesawat telepon sesuai dengan uraian lingkup pekerjaan.
Telepon analog yang digunakan harus merupakan telepon serbaguna yang bisa
dipilih mode signal operasinya yaitu DTMF (Dual Tone Multy Frequency) dan Pulse
(Decadic).
Peralatan ringing menggunakan electronic tone ringer dengan piezoelectric disc sebagai
tranduceryang bisa dipilih kekerasan dan karakter suaranya (paling tidak empat pilihan).
Harus juga memiliki fasilitas last number redial. Nomer redial dapat dihilangkan dari
memory selama melakukan panggilan untuk memungkinkan pemrograman nomer baru
yang diterima selama melakukan pembicaraan.
Karakteristik teknis :
Signalling DTMF :
-speed : 10 Hz
-ratio : 40/60
-interdigital pause : 80 ms
Transmission :
-receiver : electromagnet
-distortion : < 5% for sending and receiving
Feeding :
Environmental Range :
-operation : -15o C to +
45o C -storage : -40o C to
+ 70o C
Line Connection :
-2 wire
Digit Store :
R-Button :
-3 access line
-12 programmable keys
-alphanumeric display (2 * 20)
-hands-free operation
-volume control
-tone ringer character and adjustable volume
-transfer
-mute function
Karakteristik teknis :
-sending : SLR + 6 db
-receiving : RLR + 3 db
-sidetone : STMR + 18 db
-microphone : electret
-receiver : electromagnet
-distortion : < 5% for sending and receiving
Feeding :
-public or private, polarity independent, 60 V, 2 x 500 ohms or 48 V, 2 x 200 ohms to 2 x
800 ohms
Bahandari kontak adalah tembaga khusus dengan elastisitas tinggi dan permukaannya
dilapis perak sehingga anti korosi, dengan posisi penempatan yang baik agar dapat
memberi tekanan yang maksimum pada konduktor di titik kontaknya.
Metode pemasangan konduktor adalah tekan-sisip yang akan membuka isolasi kabel
hanya pada titik kontaknya, sehingga memberikan kondisi tahan terhadap pengaruh
udara luar (gas tight).
Pemasangan MDF dan IDF harus sedemikian rupa, sehingga diperoleh hasil pemasangan
yang rapi, kokoh dan mudah diperiksa (dibuka).
PASAL 7. TRAINING.
Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan
minimum 7 (tujuh) hari training di lapangan kepada Operator dari pihak Pemberi Tugas sampai dapat
diterima kecakapannya.
Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final Inspection), kalibrasi
dan lain-lain harus dilakukan pihak Kontraktor dengan dihadiri oleh pihak Direksi/Pengawas dan
Konsultan
PASAL 9. MEREK.
PASAL 1. UMUM.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis non-conventional non-radioactive , termasuk batang penerima (air terminal), down
conductor, pentanahan dan bak kontrolnya serta
peralatan lainnya yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun
bagian-bagiannya, seperti yang ter- tera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap
seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.
a.Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak.
b.Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis terhadap terjadinya down
leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan menyebabkan foto
ionisasi antara bagian yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.
d.Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio (high
frequency RFI), kecualipada saat terjadinya sambaran balik (main return strike).
e.Bentuk air teminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi kemungkinan
terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya saat terjadi kondisi statis dari
guruh.
g.Secara keseluruhan air teminal harus terisolasi dari bangunan yang dilindunginya pada
seluruh kondisi operasi.
3.2. Down Conductor.
a.Konduktor / penghantar aruspetir menuju pentanahan (down conductor) harus dari jenis
triaxial cable yang dibuat khusus untuk pemakaian penyaluran arus petir yang mampu
mencegah terjadinya side flashing.
b.Ukuran sesuai dengan anjuran pabrik pembuat air terminal (luas penampang konduktor
tembaga inti minimum 50 mm2) dan telah lulus pengujian dari LMK.
c.Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.
e.Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan radius belokan
minimum 0,5 m dan diklem setiap jarak 2 meter.
f.Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda pentanahan harus dilakukan
melalui sepatu kabel yang dipasang secara tekan dengan crimping tool.
g.Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan antara konduktor
luar dengan lapisan konduktif min. 250 kV pada kondisi bentuk gelombang 1/50 us.
Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pentanahan, dipasangkan alat
pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tahan air, kokoh dan
mudah dipasang.
Alat ini harus bekerja secara elektronisdan akan mencatat setiap sambaran kilat dengan arus
lebih besar dari 1500
A.Alat ini harus mempunyai power sendiri (self powered) dan dapat menghitung sambaran
kilat sampai 9999 kali.
c.Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya (sistem listrik
danPABX) minimum 3 meter.
3.7. Merek.
Peralatan utama penangkal petir exLPI-Dynasphere System 3000.
a.Heat Detector
b.Smoke Detector
Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan. Dipilih detector
yang sesuai untuk masing-masing ruangan tersebut yaitu untuk bagian perkantoran digunakan
heat detector dan untuk ruangan dengan kemungkinan pengumpulan asap digunakan detector
yang lebih peka, yaitu smoke detector.
Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas di ruangan yang dideteksi.
Manual call point yang digunakan adalah dari jenis surface mounted, dilengkapi dengan
kaca penutup (break glass), sistem kerja pull down dan tetap berada dalam posisi on
sebelum di reset kembali.
Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan kaca, dilakukan
dengan menusukkan kunci khusus. Semua manual call point harus dilengkapi dengan kaca
cadangan. Untuk menjamin operasi yang lama, alarm contact harus dilapis emas (gold
plated).
Alarm horn harus cocok untuk pemakaian di dalam gedung maupun di luar gedung. Semua
alarm horn bekerja pada 24 VDC polarized dengan level suara minimum 95 dB pada jarak
10 ft. Type pemasangan adalah semi flush mounted.
Unit ini terdiri atas power module, control module, alarm signal module dan zone module
dengan kapasitas 6
zone.
Keseluruhan module harus disusun sedemikian rupa, sehingga penggantian module yang
rusak dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu fungsi module lainnya. Semua
indikator harus dapat dilihat dengan mudah dan jelas melalui jendela kaca pada pintu panel.
Panel kontrol bekerja pada tegangan 24 VDC yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan
sebagai berikut :
a. Lampu Indikator.
-lampu "alarm" (merah) dan lampu gangguan / "trouble" (kuning) untuk setiap zone
pada zone module atau common trouble lamp dengan trouble selector.
-lampu "power on" (hijau) yang menyatakan sumber daya tersedia dan sistem sedang
dalam keadaan berfungsi.
-lampu "AC power failure", yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
instalasi (short circuit rangkaian pada ground).
-lampu "low battery" yang menyatakan bahwa tegangan stand-by battery sudah tidak
normal. -lampu"bell circuit trouble" yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
bell/horn. -lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm di sistem akibat
detektor bekerja. -lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya trouble di sistem
tersebut.
b. Tombol-tombol / Switch.
-"reset switch" yang berfungsi untuk mengembalikan ke kondisi normal setelah terjadi
trouble atau alarm. -"silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bel
bila alat tersebut berbunyi.
-"alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksa apakah lampu-lampu alarm
masih berfungsi dengan baik.
c. Catu Daya.
Sistem fire alarm bekerja dengan tegangan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan
dengan alat-alat dengan tegangan AC, misalnya AC belldan lamp, dan harus
mempunyai catuan ganda, yaitu :
5.4. Dari hasil pengerjaan tersebut harus diserahkan diagram pengawatan lengkap (as built
drawing) beserta petunjuk-petunjuk operasional lainnya.
5.5. Setiap selesai satu tahapan pekerjaan, harus dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dilakukan
pengetesan secara keseluruhan.
5.6. Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan bagian pekerjaan
lain, sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi, menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
PASAL 6. TRAINING.
Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan
minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak Pemberi Tugas sampai dapat
diterima kecakapannya.
7.2. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final inspection), kalibrasi dan
lain-lain harus dilakukan pihak Kontraktor dengan dihadiri oleh pihak Direksi/Pengawas dan
Konsultan.
PASAL 8. M E R K.
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari satu merk untuk
menjamin service setelah sistem terpasang.
5.1. Pemasangan kabel data harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman di bidang
pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.
5.2. Tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan pada kabel data. Penarikan kabel data
di dalam underfloor cable duct harus secara hati-hati sehingga kabel tidak terluka pada saat
penarikan.
5.3. Dari hasil pengerjaan tersebut harus diserahkan diagram pengawatan lengkap (as built drawing).
5.4. Setiap selesai satu tahapan pekerjaan, harus dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dilakukan
pengetesan secara keseluruhan.
5.5. Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan bagian pekerjaan
lain, sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi, menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
PASAL 1. UMUM.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing/Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air
kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material,instalasi dan testing terhadap
seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem plumbing/sanitasi sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasiplumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
2.1.1 Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
2.1.2 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
2.1.3 Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang dise- diakan oleh Kontraktor.
2.1.4 Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan
untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja
dengan baik dan aman.
2.1.5 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2.2.1 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap dengan peralatannya
yang berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan
lain sebagainya.
2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan dari dalam bangunan menuju
saluran drainase dan septictank.
2.2.3 Pembuatan septic tank dan sumur resapan, lengkap dengan pemipaan vent-out,
pembuatan sump pit dan pemompaannya (sumppump) termasuk panel kontrol yang
diperlukan.
UMUM
3.1. Pengecatan.
3.1.1 Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan
catdasar (prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai
dengan bahan masing-masing.
3.1.2 Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
3.1.3 Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan
cat besi merek ICI dengan merek sebagai berikut :
3.1.4 Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi
peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi/Pengawas.
3.2. Peralatan.
3.2.2 Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3 Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi
serta simetris.
3.2.4 Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di
tempat-tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
3.2.5 Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve beserta
penampungannya padatempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus ditaati oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat perbedaan
antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi/Pengawas.
4.1. Pipa.
Pipa dengan diameter 1" s/d 3", baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang
menuju fixtures menggunakan galvanized iron pipe (GIP) medium class yang memenuhi
standar BS 1387/1967. Pipa ex BAKRIE atau setara.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves.
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed).
Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat
untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merek KITAZAWAatau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi
dengan brosur/ katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalahpn 150(150
psi).
Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringgan utamasistem distribusi air bersih, dibuat
dari beton tulangan besi yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat dengan mudah
dibuka/diangkat serta dikunci.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak
terlihat bekas-bekas dari bobokan.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
penyangga (support) atau penggantung (hanger).
a. Sambungan ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan
diameter sampai 40 mm (1 1/2 ").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir
harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakanpipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung
pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las /
elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mendapatkan ijin tertulis dari Direksi/Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeve untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
5.1. Material.
Pipa denganukuran 1 1/2"-4" baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC
class AW. Pipa PVC exRUCIKA atau setara.
5.1.3 Accessories.
a.Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara
injection moulding.
c.Saringan air hujan/roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber glass, yang
mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.
a. Pipa Mendatar.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat
setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian
harus dikembalikan seperti semula.
Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan
pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
PASAL 1. UMUM.
Syarat-syarat teknis pekerjaan tata udara yang di uraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalamhal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-syarat Teknis ini.
Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata udara secara
keseluruhanmaupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang / material, instalasi (termasuk
pembobokan dan perapihan kembali), testing & commissioning danpemeliharaan.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dari pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai berikut :
2.2. Pekerjaan Exhaust Fan Toilet dan Ruang-ruang Mesin, terdiri atas :
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar
(primer) dan dicat akhir dengan cat besi ex ICI warna hitam (R 404-40009).
3.4.1. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe VRV plus)
menggunakan pipatembaga berkualitas tinggi type L(berdasarkan American Standard
Specification, Copper Tubes, ASTM B88 Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized
phosphorous seamless copper pipe menurut standar JISH3300-C1220T. Ketebalan pipa
tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak sebagai berikut :
3.4.2. Pemipaan dilengkapi dengan accessories yang diperlukan, antara lain isolasi,
elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik sehingga diperoleh instalasi
pemipaan yang memuaskan.
3.4.3. Dimensi (diameter) pipa tembaga yang digunakan untuk masing-masing peralatan
(OCU dan FCU), baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik sehingga
diperoleh sistem operasi serta performance yang memuaskan.
3.4.4. Seluruh pemipaaan refrigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi dengan thermaflex,
sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak diisolasi.
3.4.5. Untuk satu jalur pemipaan, dari OCU menuju FCU, pipa refrigerant gas dan liquid
diikat bersama dengan cable ties dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah
perawatan.
3.4.6. Metode pemasangan pipa refrigerant ke unit-unit OCU adalah flare connection (liquid
side) dan brazing connection (gas side) atau dengan cara sesuai rekomendasi pabrik.
Sedangkan untuk unit FCU, metode penyambungan untuk keduasisi adalah flare
connection.
3.4.7. Penyambungan pipa refrigerant dengan fitting menggunakan metoda solder, dengan
bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang memenuhi standar JIS BCup-2 (phosphor
copper solder). Soldering temperature 735-840o C, breaking strength 25 kg/mm2, jointing
distance 0.05-0.2 mm.Setiap penyambungan dengan solder harus dilakukan dengan teliti,
hasil penyolderan padat, arah penyolderan ke bawah atau ke samping (dihindarkan ke arah
atas).
3.4.8. Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk mengurangi titik
penyambungan / titik solder antarpipa.
3.4.9. Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan sejajar, diletakkan di posisi
sesuai dengan gambar rencana.
3.5.1. Pemasangan unit FCU dan OCU harus sedemikian rupa, sehingga pembersihan
maupun perbaikannya dapat dilakukan dengan mudah. Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi / Pengawas tentang cara dan urutan pembersihan / perbaikan peralatan
tersebut.
3.5.2. Semua FCU dipasang benar-benar mendatar dan harus ditumpu dengan baik.
Gantungan harus dipasang pada konstruksi struktur dengan kuat menggunakan dynabolt,
dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil akhir pemasangan FCU terhadap
plafon harus bebar-benar rapi dan rapat, tanpa celah antara panel dengan plafon.
Kontraktor harus memasang unit-unit outdoor (out door condensing unit / OCU) dan
unit-unit indoor (indoor fan coil unit / FCU) jenis air cooled split system, controller,
pemipaan, drain dan lain sebagainya secara lengkap sesuai dengan gambar
dokumen, skedul, spesifikasi serta sesuai persyaratan pabriknya.
a.A/C harus mempunyai kapasitas pendingin dan volume udara seperti yang
ditunjukkan dalam skedul / gambar rencana.
b.Seluruh FCU harus dilengkapi dengan rangka isolasi (installation casing), bak air
kondensasi (drain pan), saringan pembersih udara (cleanable filter), pipa drain yang
diisolasi, motor effisiensi tinggi, fan (kipas) jenis direct fan dan motor.
c.Fan FCU harus mempunyai tiga pilihan putaran kecepatan, yaitu high, medium dan
low serta off. Putaran pada kecepatan medium tidak boleh melebihi 800 rpm.
e.Seluruh motor fan indoor, motor fan condenser dan compressor harus dilengkapi
dengan penga- man arus lebih.
PASAL 4. PENGUJIAN.
4.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Kontraktor diwajibkan menyerahkan
prosedur pengujian untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
jadwal pengujian dilakukan.
4.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu selama 12
jam.
4.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau mendekati
persyaratan teknis yang direncanakan.
4.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan. Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh
Kontraktor.
4.5. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai 29o C-35o C.
Jakarta, 2019
Dibuat Oleh :
TTD