A.
I.
PENJELASAN UMUM
URAIAN UMUM PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pembangunan Rumah Potong Hewan di area Pasar Induk
Modern Agrobis PUSPA AGRO
b. Istilah Pekerjaan mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh
dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambargambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang
disampaikan selama pelaksanaan.
BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
Hal - 1
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh
keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
II.
2.1
LINGKUP PEKERJAAN
KETERANGAN UMUM
Pembangunan Gedung RS Shakinah, Mojokerto tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar
maupun non standar yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
Penyediaan air dan daya kerja
Pembersihan lokasi kerja
Direksi Keet
Pagar Proyek
Dll.
b. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi :
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Struktur Rangka Atap
Pekerjaan Beton Kolom, Balok, Plat Lantai dan Plat Atap
Pekerjaan Water Profing
Dll.
c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :
Pekerjaan dinding
Pekerjaan pelapis lantai dan dinding
Pekerjaan plafond
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
Pekerjaan kaca
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
Pekerjaan sanitair
Pekerjaan perabot tetap
Pekerjaan railling
dll
d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi air bersih
Pekerjaan instalasi air hujan
Pekerjaan instalasi air kotor
Pekerjaan instalasi air limbah
Pekerjaan instalasi hydrant
Pekerjaan instalasi gas medis
Pekerjaan instalasi air panas
dll
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
Pekerjaan instalasi tata suara, telepon, CCTV, jaringan komputer
Pekerjaan penangkal petir
dll
f. Pekerjaan lain-lain
Hal - 2
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
2.2
2.3
2.4
Hal - 3
b.
c.
d.
e.
f.
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi
ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak
boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.
Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih dipergunakan
oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai
Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari
kerusakan.
Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam
dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
III.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971.
Hal - 4
ukuran 75 m2
b. Konstruksi
c. Fasilitas
d. Furnitur
Hal - 5
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat
menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan
peralatan jika dianggap perlu.
PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi yang
akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a.
b.
c.
Hal - 6
B.
PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI
1.3.
1.4.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan
syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas Lapangan.
1.5.
Situasi
Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Pembangunan RS Shakinah, Mojokerto
Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada waktu
rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama
terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan tertera
pada gambar.
Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok
Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak
yang letaknya minimum 1 meter di bawah dasar pondasi.
Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan
dalam penggalian ditempat tersebut.
Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang
lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ketempat
yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksisting
yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa berfungsi
seperti sebelumnya.
Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain
harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia di
lapangan dalam keadaan siap pakai.
Hal - 7
7.
Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan oleh
semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang sudah
terpasang (existing)
III. PEKERJAAN TANAH
3.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
tanah meliputi :
3.2.
Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi galian
sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas sebelum
melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar pondasi
harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang
dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh
Pengawas.
Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus
bersih setiap saat.
Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada gambar
perencanaan.
Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai.
b. Pemadatan Tanah
Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman
serta bekas bongkaran.
Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20
cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade
graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari
fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified
Proctor dari contoh fill material.
Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill
material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air
bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus
dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage /
dewatering sehingga daerah pemadatan selalu kering.
Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test'
untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk
setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.
Hal - 8
Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor
(untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR
minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang
pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
c. Penyelesaian
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap
segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Pengawas.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi
terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
IV. PEKERJAAN PONDASI
4.1.
4.1.1.
UMUM
Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan sistem HAMMER, semua bahan dan
pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat dalam bagian ini .
Penggunaan tiang pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tertulis.
4.1.2.
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tiang
beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuanketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat
pelaksanaan.
2.
3.
Kualitas tiang
Tiang pancang mengunakan type mini pile kotak 20 cm x 20 cm produk local area Surabaya.
4.
Hal - 9
Didapat dari penunjukan meter (gauge) yang terpasang pada alat hydraulic jack yang
digunakan.
Pemancangan dihentikan bila daya dukung yang diingnkan sudah tercapai.
d. Toleransi Posisional danKemiringan Tiang
Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari letak titik pada awal
pemancangan, dan jarak antara dua buah tiang pancang tidak bertambah/berkurang
lebih dari 15,00 cm dari yang seharusnya.
Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring
dari 1 : 75.
Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak yang baru dibuat tidak
mengganggu atau merusak tiang-tiang yang dibuat sebelumnya.
Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang diluar kemampuan
kontraktor untuk mengatasinya, maka kontraktor dapat menambah satu atau lebih
tiang beton cetak, dan sebelum pelaksanaan harus minta persetujuan dari
perencana/ Konsultan Pengawas.
Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang Mini
terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang yang akan
disambung dengan full buttweld.
Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung distel hingga satu
garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan selesai
dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan aspal dan pemancangan tiang
dilanjutkan.
f.
Pemancangan
Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan baik
sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi
kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan efisiensi,
sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Manometer
pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang
berwenang.
Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui
bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan
pemborong.
Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm kecuali
sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik yang
diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-penekanan
sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh yang
jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin.
Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas.
Bila terjadi heave, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada semua
tiang yang terjadi heave.
Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75
mm dalam segala arah.
Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan
Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang
disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai dengan level yang
ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang disyaratkan
dalam gambar pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 10
Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan ini
tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diper-baiki dengan
beton dengan mutu yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk tiang
tekan.
h. Penolakan Tiang
Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya tambahan.
Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat As built drawing dari
letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
V. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
5.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
5.2.
5.3.
Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20 cm dari
permukaan atas pondasi.
Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan
semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain
yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan,
dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubungselubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan
ACI.
Hal - 11
PBI - 1971
b.
SKSNI - 1991
c.
PUBI 1982
d.
ACI - 304
ACI 304.2R-91,
e.
ASTM - C94
f.
ASTM - C33
g.
ACI - 318
h.
ACI - 301
i.
ACI - 212
ASTM - C143
Hal - 12
.1.4.
6.1.3.
k.
ASTM - C231
l.
ASTM - C171
m. ASTM - C172
n.
ASTM - C31
o.
ASTM - C42
p.
ASTM - C309
q.
r.
ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
s.
SII
t.
ACI - 315
u.
ASTM - A185
v.
ASTM - A165
Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing
bars, Grade 40, for stirrups and ties.
w.
Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan
segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada
pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja
sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan
maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
Hal - 13
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk
test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi
untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang
diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus
terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing
untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil
pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui
oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai
dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,
merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan
dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai
faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder
beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304,
ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan
pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang
mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck
drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton
yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali
bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau
21 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan
metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan
dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi
yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk
produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 14
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Slump pada (cm)
Konstruksi Beton
Maksimum
Minimum
12.50
10.00
9.00
7.50
15.00
12.50
Pembetonan massal.
7.50
7.50
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
f.
Percobaan tambahan
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan
Indonesia.
6.2.1.
Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-001382, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan
aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan
dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu
dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis
campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas
jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga
agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman.
Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras
ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan
Hal - 15
6.2.2.
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik
terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai
dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui
untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus
memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,
dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus
dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat;
sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm
harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batubatuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih
dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir
pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan
lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur
melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua
ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
-
6.2.3.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian
kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
6.2.4.
Hal - 16
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
6.2.5.
: K-225
: K-225
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas - Bo
6.3. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED
6.3.1.
Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-mixed
yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran,
adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di
dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran
contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan
untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Direksi
Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,
adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula,
jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi
Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh
kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok
beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan
hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan
additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh
teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Hal - 17
l.
6.3.2.
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal
yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton
dalam kondisi tersebut.
Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI 309R87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin
penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).
Hal - 18
Hal - 19
6.3.3.
Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila
pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
6.3.4.
Siar Pelaksanaan
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-gambar
rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang ditunjukkan dalam
gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk
mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus
dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengahtengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan
dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari
pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup
lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
6.3.5.Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak
melebihi 38 oC.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai
tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
6.3.6.
Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1;
PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat
lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan
khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara
pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir
atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet
harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi
tidak kurang dari 6 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3
m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm
dalam 1 m.
Hal - 20
Hal - 21
6.3.10.
6.3.11.
Hal - 22
2) Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan
terjadinya lekatan pada penyelesaian.
3) Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.
1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)
Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose,
dimana permukaan agregat dikehendaki.
Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power
floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang
dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan
harus ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua
kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat,
bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
6.3.13. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan bendabenda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan
penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci
pada : 4.3.13.c.2.
6.3.14. Beton Massa (Mass Concrete)
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R79 Revised 1985.
b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan
temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan-bahan.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang tahan
terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang
bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangantulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C
618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a
Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).
Hal - 23
6.3.15.
Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan
(Protection from Mechanical and Construction Injury).
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang
berlebihan.
6.3.16. Percobaan Beton
a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh "kontraktor"
untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan. Gudang
harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas yang
diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus
menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang
harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 24
Hal - 25
campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut
syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
6.4. PEMBESIAN
6.4.1.
6.4.2.
Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan
polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambargambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan
lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal
runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs
legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
Hal - 26
Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari
semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
6.4.4.
6.4.5.
Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada
tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
6.5.2.
Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian
lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari
keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) /
bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang
benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh
lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi
penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu
beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 27
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahanpenahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada
cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian
khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat
yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : 6 mm
-
balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : 12 mm
panjang batang : 50 mm
Hal - 28
f.
2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang
dimana memungkinkan.
3. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
4. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
6.5.3.
6.5.4.
Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada
pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus
diijinkankecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM
specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las
dengan cara ini.
6.5.5.
Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.
VII. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH
7.1.
Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2,
ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambargambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut
harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta
kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Hal - 29
Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton
seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu
masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat
penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar,
bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baikbaik dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada
cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
Hal - 30
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus
seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut
maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi
Lapangan untuk pola sambungannya.
2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panelpanel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout
(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan
rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang
sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras
dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butirbutir halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran beton
sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering
dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan
harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubanglubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan
perubahan bidang.
3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk
stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku
yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau
bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.
2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
E. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong
adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 31
Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung
langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvani, atau type yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
J.
Hal - 32
Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda
penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan
dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan
dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan
dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga
dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui
dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut
disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung
untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga.
Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan
perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus
dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah
diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih
jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar
bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama
dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi
yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
Hal - 33
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali
seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan
beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran
tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau
dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benarbenar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data
dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat
serta tekanan dari beton basah.
D. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk
khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk
melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang
dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu.
Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.
F. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton
yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan
sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana
memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan
perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya
pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk
permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 34
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagianbagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai
dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan
selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan
terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjangpenunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan
bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus
menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangantulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara
seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan
instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan
pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
I.
J.
Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran
lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan
tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar,
harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang
sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe
waterstop dapat digunakan Expandable Water Stop berbahan dasar Bentonite
Clay ex. Fosroc atau yang setara.
L. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat
pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari
semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan
tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
M. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan
dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk
mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum
ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
N. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar
tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun
bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi
arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 35
description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam
dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk
mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya
tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal
ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa
dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus
balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopangpenopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari
beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton
dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja.
Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang
mencukupi ( > 80 % fc).
O. Pemakaian Ulang Cetakan
Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan
baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan
yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai
ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian
pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan
lembaran-lembaran yang rusak.
Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang
plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat
lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur
dari penyelesaian permukaan.
Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas
atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian
yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada
bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas
jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung
oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.
P. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi
regangan-regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan
kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahanperubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
Q. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya
boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa
sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah
mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan
beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan
dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
Hal - 36
Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh
dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
VIII.
2.
3.
4.
Baja Uji.
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahanbahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi
persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek
memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja
saja.
C. PERSIAPAN FABRIKASI.
1.
Gambar Kerja.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy
untuk pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk
mendapat persetujuan pengawas proyek.
b. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan
semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar
Hal - 37
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas proyek sesuai
dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Pengawas proyek.
Hal - 38
3.
Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya, seperti lantai
beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka
penguat sementara harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut
lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas proyek.
4.
Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang berhubungan dengan
pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
5.
6.
7.
Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana Pengawas
proyek menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki
dengan biaya penyedia jasa.
8.
Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya dan
melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
9.
Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai beton
mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
10.
Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2 struktur baja
dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).
BAHAN
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan
lembaran dari Produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang
setara.
3. Bahan Utama
Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan additive
yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang digunakan dari
Cementaid, Sika atau sejenisnya yang setara.
b. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan
lembaran dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata
dan konstan.
b. Kedap air dan uap termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
4. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor
harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis
komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
Hal - 39
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
5. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
6. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata
dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
7. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan
masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
8. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground reservoar
menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk yang
direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
9. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
10. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik sebelum
atau selama pelaksanaan.
11. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor
harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis
komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
9.3.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti
harus telah mendapat persetujuan dari pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan
sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan
gambar.
3. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus
segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat
kelainan/perbedaan ditempat itu.
9.4.
9.5.
CONTOH
Hal - 40
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
9.6.
PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran yang
melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding
agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya
Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki bidangbidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal
dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok
untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent
(additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
a.
Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan peralatan
kerjanya.
PERSIAPAN :
SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan penutup atap metal sheet Zincalume dilaksanakan, penyedia jasa harus
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum
gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Penyedia jasa tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a)
Hal - 41
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola dan metode pemasangan, perletakan, pelekatan bahan,
serta kaitannya dengan komponen bangunan lainnya.Mock-up yang telah disetujui akan
dijadikan standard minimal untuk pemasangan penutup atap.
2) Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang sudah harus dalam
keadaan selesai / finish.
3) Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan, kurang
waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap
keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyesuaikannya dengan membuat
shop drawing.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
c.
PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
Clip-clip pemegang harus dipasang dengan jarak sesuai yang direkomendasikan produsen
penutup atap.
Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling dilekatkan sesuai
rekomendasi produsen penutup atap.
Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia jasa harus
membersihkan permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari semua kotoran sisa
pelaksanaan pekerjaan maupun dari kotoran-kotoran lain yang melekat.
4)
5)
6)
7)
2.
TALANG
a.
UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Talang-talang beserta
perlengkapan lainnya.
b.
MATERIAL
1)
2)
3)
4)
c. ALAT KERJA :
1)
2)
Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
Guna mendapat persetujuan Pengawas proyek, Penyedia jasa harus menyerahkan contohcontoh semuai bahan yang akan dipakai.
Hal - 42
2)
Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, dan posisi
terhadap keseluruhan disain, maka Penyedia Jasa wajib menuangkannya dalam shop
drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan material penutup atap menggunakan bahan Metal
Sheet Zincalume (Plat baja lapis seng aluminium) berwarna yang diprofil secara roll dingin
membentuk lembar seng gelombang sesuai gambar perencana. Produksi Utomo, Fumira atau yang
setara.
2.
MATERIAL :
a.
Baja mutu tinggi lapis paduan Seng dan Aluminium, dengan komposisi minimal aluminium
sebesar 55% dan 43% Zinc. Tebal 0.5 mm.
b.
Berat bahan material bila dihitung tiap m2 bidang atap 4,7 kg/m2.
c.
Kuat Tarik material 500-550 Mpa
d.
Density material 7400 kg/m3
Hal - 43
C.3 DINDING
1.
UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pemasangan bagian dinding ruang pemotongan hwa, administrasi dan
KM/WC.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a)
Pekerjaan Bagian Struktur
b)
Pekerjaan Plesteran
b. MATERIAL :
1)
2)
3)
c. ALAT KERJA :
1)
2)
Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1)
2)
3)
4)
5)
e.
Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen dan
pasir perbandingan 1:4
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom praktis.
Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan balok.
PELAKSANAAN :
a)
3)
4)
2.
Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
Setiap luas pasangan dinding bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12 m
sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan balokbalok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 410 dan beugel
6-20.
Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.
DINDING PARTISI
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding bangunan yang dinyatakan dalam gambar sebagai
dinding.
2)
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Konstruksi Baja
Hal - 44
b. MATERIAL :
1)
2)
3)
4)
Kalsium silikat board tebal 6 mm atau sesuai gambar, eks. Eternit gresik, Jayaboard, Knauf.
Rangka Partisi pipa baja persegi atau sesuai dengan gambar
Welded wiremesh 50mm x 50mm, kawat 2 mm.
Beton ringan tebal 10 cm, diplester 2 sisi. eks. Hebel.
c. ALAT KERJA :
1)
2)
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
a)
e.
3)
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas proyek.
Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme
kerja yang telah ditentukan.
Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan bersih.
Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus memperhatikan semua
sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bila tidak ada
kejelasan dalam gambar, penyedia jasa wajib menanyakan hal ini kepada pengawas proyek.
Setelah pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan perlindungan terhadap benturanbenturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan. Semua kerusakan
yang timbul adalah tanggungjawab penyedia jasa sampai seluruh pekerjaan selesai.
UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium.
Hal - 45
2)
a)
b)
c)
b. MATERIAL :
1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu / jendela aluminium
menggunakan alumunium extrusion, tebal 1.2 mm, eks. Alkasa, Super Ex, Alexindo.
2) Lebar profil: 3 x 1.25 inch atau sesuai dengan gambar, warna natural.
3) Kelengkapan sambungan :
a) Neoprene Gasket
b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE
4) Angkur plat baja tebal 2 3 mm dengan dynabolt M8.
c. ALAT KERJA :
1)
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2)
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan
peralatan kerjanya.
d. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana
harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek.
Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Kontraktor
Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop drawing yang dibuat
Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
a)
b)
c)
d)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
CONTOH BAHAN :
a)
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing, dan warna.
b)
Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan dipergunakan
dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan penggunaan profil
tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun jendela.
MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a)
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b)
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi dan
pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium.
Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam keadaan
selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi
permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan
posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya
terlebih dahulu.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
Hal - 46
e. PELAKSANAAN :
1)
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2)
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3)
Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari goresangoresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
4)
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
5)
Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
6)
Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi tambahan klos-klos kayu di bagian
dalam profil kusen alumunium sebagai perkuatan.
7)
Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
8)
Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan sealant
untuk kekedapan terhadap air dan suara.
9)
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah terpasang
maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
10) Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi dengan
flashing penahan air hujan.
2.
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin, pada
bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan bahan kaca
dan atau cermin.
2)
b. MATERIAL :
1)
2)
3)
4)
5)
Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca buram tebal 6 mm eks
Asahimas atau yang setara.
Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca frameless dipakai kaca tempered tebal 10
mm.
Kaca tempered tebal 6 mm dilapis kaca film, untuk penutup ventilasi atas.
Warna kaca clear.
Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi dengan bahan
chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror atau yang setara.
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
d. PERSIAPAN :
1)
Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran 10 x 10 cm
yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan cermin, untuk
memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
2)
Hal - 47
e. PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
3.
Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan pembangunan
gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak akan membahayakan kaca
yang akan dipasang.
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
Pemasangan kaca harus tepat, celah antara kaca dengan frame alumunium harus di tutup
dengan gasket. Khusus untuk sisi kaca luar bangunan harus diisi dengan backer rod dan
sealant. Tumpuan sisi bawah kaca harus diberi material setting block. Untuk Kaca Frameless
sambungan antara kaca dan ke konstruksi harus ditutup sealant struktural.
Untuk frame kayu harus diberi lis kayu yang sesuai dengan tipe kusen atau pintu /
jendelanya.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
Kaca yang sudah terpasang harus diberi penanda yang mudah dibersihkan dengan ukuran
cukup besar supaya mudah diketahui, dan untuk mencegah kerusakan kaca dan kecelakaan
kerja akibat terbentur kaca.
Sisi cermin yang tampak akibat pemotongan harus dihaluskan hingga membentuk
tembereng.
b.
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan pemasangan yang baik dan
sempurna.
b)
Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan
jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan penggantung dan atau pengunci.
2)
MATERIAL :
1)
Pengunci :
a)
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah dari eks
Yale, Royal.
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu, dan
Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :
a)
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan pegangan
pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka daun pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen
dan Pintu.
3) Engsel :
a)
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel adalah dari
bahan stainless steel.
b) Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya beban yang
harus dipikul.
4) Door Closer :
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door closer / floor
hinge adalah dari eks, UNION/DORMA.
5)
Winhaak.
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan
Hal - 48
ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
d.
PERSIAPAN :
1)
Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan pengunci
kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas
proyek.
2)
Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3)
PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
f.
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun pintu, kecuali
disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari ambang
atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah dipasang di tengah-tengah di antara kedua
engsel tersebut.
Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun jendela kecuali
disebutkan lain dalam gambar.
Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai dibawahnya.
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
PENGUJIAN :
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar
C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK/FLOWCRETE)
a. UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam
gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain dalam gambar berita acara.
c)
Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri sesuai
spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai penyembelihan
hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi)..
Hal - 49
b.
MATERIAL :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.
ALAT KERJA :
1)
2)
d.
Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan Badan Pengawas proyek.
Ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana. eks. Roman, Asia, Diamond.
Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman, Asia, Diamond.
Semen Portland jenis I.
Pasir pasang.
Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU.
Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain yang disetujui konsultan
(bila ada), warna ditenntukan dalam rapat lapangan.
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh
semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-bahan addtive untuk
adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, metoda pelekatan pada
struktur, dan warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik
juga pelapis lantai jenis lainnya.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
e.
BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan
warna yang ditentukan.
Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif ubin keramik yang
dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada didalamnya. Ubin-ubin keramik
ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.
PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak penuh,
pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian
potongan yang lurus dan halus.
Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps, kecuali
untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out
ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan
selanjutnya.
Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a)
Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat
rongga udara terjebak di bawah ubin.
b)
Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk bagianbagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan bidang
Hal - 50
miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang lantai
( avour ).
c)
Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis
dinding yang melingkupinya.
5)
Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan
garis tepian ubin.
6)
Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera dibersihkan
dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7)
Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa
biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat dipenuhi.
8)
Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan guide line course pada interval 2,0 m 2,5 m. pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
9)
Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah daripada lantai
area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m atau 6 x 6 m).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang ditentukan
pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang khusus,
kontraktor bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap pelapis lantai ruang
produksi, sampai pekerjaan itu diseahterimakan kepada pengguna jasa.
f.
Perlindungan.
a)
Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti, atas
biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya untuk yang
penting saja.
2) Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak dibersihkan dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid (HCL), perbandingan
30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang
memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, sehingga
tidak ada campuran asam yang tersisa.
2.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LANGIT-LANGIT KALSI BOARD
a.
UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baikdan sempurna.
2)
b.
Meliputi pemasangan langit-langit dengan menggunakan rangka metal furing pada ruangruang yang dinyatakan dalam gambar menggunakan langit-langit Kalsiboard. .
MATERIAL :
1)
2)
3)
4)
Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan tidak
mengandung bahan asbes.
Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm.
Sekrup phospat hitam 25 mm .
Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen kalsium
silikat board.
Hal - 51
c.
ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d.
PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semuai
bahan yang akan dipakai ; papan kalsium silikat board, bahan-bahan untuk rangka, dan
assesorisnya.
2)
MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan dalam skala
1 : 1, yang memperlihatkan dengan jelas sistem pemasangan.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.
Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e.
PELAKSANAAN :
1) Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan, sedangkan
untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk pemasangan dari
produsen dan gambar rancangan pelaksanaan.
2) Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16
mm dari pinggir kalsium silikat board. Pada sambungan antar kalsium silikat board metoda
pemasangan screw harus berbiku-biku.
3) Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi kalsium silikat board berjarak 20 cm
sedangkan pada bagian tengah kalsium silikat board jarak antara paku atau sekerup adalah
30 cm.
4) Sambungan pada pemasangan kalsium silikat board antara satu dengan lainnya adalah
serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag.
5) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan harus
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat
papan kalsium silikat boardnya.
3.
PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam gambar
menggunakan finishing cat.
c)
Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-lantai kamar
mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai 1.
2) Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam
pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro
Hal - 52
sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk
membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
b. MATERIAL :
1)
2)
3)
4)
c.
ALAT KERJA :
1)
2)
d.
Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian dinding dan
plafond ruang di dalam bangunan.
Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex, untuk
pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan langsung
dengan cuaca/udara luar.
Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu dan atau
besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
a)
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir).
b)
Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas proyek. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Pengawas proyek, Kontraktor
Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
c)
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan dengan jelas identitas cat
yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
pemberi tugas.
2) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a)
3)
4)
5)
e.
PELAKSANAAN :
1)
Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di dalam gedung (interior), pengecatan dilakukan tanpa plamuur
khususnya pada pengecatan dinding luar..
Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
Hal - 53
c)
Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang
dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
2) Pengecatan Cat Emulsi Acrylic.
a)
Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di luar gedung (exterior).
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang
dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
3) Pengecatan Cat Synthetic Enamel.
a)
Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang
dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran dan
karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga benar-benar
bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam kotoran
dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis
atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh dilaksanakan
setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap
terekspose.
4) Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate
a)
b)
c)
d)
e)
4.
Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan kolomkolom besi.
Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie Zink Cromate
seluruh permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan noda-noda lainnya.
Pengecatan dengan Zinc Chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah
sebelum konstruksi rangka terpasang.
Pengecatan dengan Zinc Chromate minimal 80 mikron.
Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan kembali
hingga seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.
BETON EKSPOSE
a.
UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pelaksanaan seluruh pengecoran beton tanpa finishing ulang yang dinyatakan
dalam gambar sebagai beton ekspose dengan hasil akhir permukaan yang rata, halus,
satu warna, dan sudut luarnya di bevel 1 cm.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
Hal - 54
b.
MATERIAL :
1)
2)
c.
ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk pemasangan
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d.
e.
PERSIAPAN :
1)
Contoh Bahan :
2)
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua hasil akhir pengecoran beton
ekspose dengan ukuran 10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, tekstur, dan
finishing sudut untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan dari Pengawas proyek.
Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
memperbaikinya terlebih dahulu.
PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
Hasil akhir harus halus, rata, dan sewarna minimal dalam 1 area.
Semua detail pertemuan harus rata dan bersih.
Aplikasi harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang
benar.
Ketidak sempurnaan pelaksanaan harus diperbaiki dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
pelaksana sepenuhnya tanpa ada biaya tambah, sampai hasil akhirnya disetujui
sepenuhnya oleh Pengawas proyek / Perencana.
C.6 SANITAIR
1.
SANITAIR
a UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.Meliputi
pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Klosed, Urinal, Washtafel, Kran air, Shower, Floor
Drain, Clean Out, Metal Sink, Divider Urinoir, serta perlengkapan-perlengkapan sanitair
lainnya.
2)
b.
MATERIAL :
1)
Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San Ei.
2)
3)
Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American Standard
4)
5)
Hal - 55
6)
Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.
ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan
semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanpekerjaan ini.
d.
PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua
bahan yang akan dipakai.
2)
BROSUR :
Untuk keperluan pengawas proyek tim, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.
e.
3)
4)
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
PELAKSANAAN :
1)
2)
Pekerjaan Washtafel
a)
Washtafel yang digunakan adalah setara tipe RONDALYN American Standard lengkap
dengan accesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya.
b)
Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek
c)
d)
Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua kotoran dan
noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
Pekerjaan Urinal.
a)
Urinal berikut kelengkapanya yang digunakan adalah setara tipe Mini Washbrook produk
American Standard, dengan fitting standard.
b)
Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
c)
Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer dengan ukuran yang cukup
untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d)
Pemasangan unit urinal harus sesuai letak dan ketinggian pemasangannya dengan
gambar rencana. Semua celah-celahnya yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
harus ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Sambumgan instalasi
plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
Hal - 56
3)
4)
5)
6)
f)
Pekerjaan Kloset.
a)
Klosed duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara American
Standard dengan fitting standard.
b)
Klosed jongkok menggunakan setara tipe RAPI American Standard. Warna akan
ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.
c)
Klosed dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek
d)
Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
Semua kran yang dipakai adalah eks American Standard atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran
yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa
leher angsa (extension)
b)
Stop kran digunakan setara American Standard, Onda atau San Ei, dengan putaran
segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c)
Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom setara
American Standard, Onda, San-Ei atau yang setara tipe bulat ukuran 3. Floor drain
dilengkapi dengan siphon.
b)
c)
Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
d)
Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
e)
Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.
Metal sink menggunakan setara produk Royal, American Standart, bahan dasar stainless
steel, jenis satu lubang dan dua lubang sesuai gambar rencana untuk dapat dipasang
dengan kran khusus untuk itu.
b)
Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
c)
PENGUJIAN.
Hal - 57
1)
2)
Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selam
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
D. MEKANIKAL
1.
INSTALASI MEKANIKAL
a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan
sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PGN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya.
b) Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang
dimaksud.
2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika perlatanperalatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambargambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
e)
Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada pengawas
proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue
print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
3)
Koordinasi
a)
b)
c)
4)
Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga) untuk
disetujui.
Hal - 58
b)
5)
6)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
7)
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Pengawas proyek.
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran dari
pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada pihak lain
atas biaya Kontraktor instalasi ini.
Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas
proyek.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.
Laporan-Laporan
8)
Hal - 59
9)
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh pihak pengawas proyek.
Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a)
b)
c)
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak pengawas proyek.
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada pengawas
proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus
disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis
10) Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab kontraktor, sedangkan biaya
pemasangan sambungan air bersih, ijin penggunaan air tanah menjadi tanggung
jawab pemilik proyek.
11) Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran
a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
instalasi ini.
b) Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis.
12) Pemeriksaan Rutin Dan Khusus
a)
b)
Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak
kurang dari tiap dua minggu.
Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.
Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatanperalatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of
quality.
2)
Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
c) Mesin dan peralatan potong hewan
3)
Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
Detail denah perpipaan.
Detail denah perkabelan.
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
4)
Hal - 60
SPESIFIKASI PERPIPAAN
1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan Bantu
2)
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
Spesifikasi Bahan Peripaan
3)
4)
5)
6)
7)
a)
URAIAN
KETERANGAN
Pipa
BSP 40
Sambungan/fiti
ng
Reducer
Solvent
Cement
Valve &
Strainer
Hal - 61
b)
Spesifikasi GIP
Penggunaan : Air Bersih
Tekanan standard 10 bar
URAIAN
c)
KETERANGAN
Pipa
Sambungan/fit
ing
Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
Tekanan standard 5 bar
URAIAN
8)
KETERANGAN
Pipa
Sambungan/fit
ing
Reducer
Solvent
Cement
Persyaratan Pemasangan
a)
Umum
(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
Hal - 62
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.
(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGE.
(6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan- sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
(a) Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
2%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :
1%
(b) Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
2%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :
1%
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak boleh menukik.
(10)Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat - alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan. Katup - katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
(12)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur- angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
(13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Selama
pemasangan, bila terdapat ujung- ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
(14)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali.
(15)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
Hal - 63
b)
PVC
Sampai 20 mm
1M
0,5 M
25 mm s/d 40 mm
2M
50 mm s/d 80 mm
3M
1,5 M
4M
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih
dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
(b) Bentuk gantungan
Untuk air panas, uap dan kondenset : Roller guide type
Untuk yang lain- lain : Split ring type atau
Clevis type
(4) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang
c)
d)
Hal - 64
(1)
(2)
Ukuran Katup
Sampai 75 mm
100 mm s/d 200 mm
20 mm
40 mm
50 mm
(6)
(7)
e)
(1)
(2)
(3)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
Hal - 65
(2)
(3)
(4)
(5)
n)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
r)
Sleeves
Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton
(2)
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi
(3)
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
(1)
Hal - 66
(4)
Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis Flushing Sleeves
(5)
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
Caulk
s) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metodametoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
9)
Pengujian
a)
Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan tekanan 1,5
x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm selama 24 jam tanpa adanya
penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out harus tertutup.
Bila ada kebocoran harus segera diperbaiki dengan biaya, material & pekerjaan
ditanggung oleh kontraktor termasuk biaya pengetesan.
b)
10) Pengecatan
a)
Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
b)
Lokasi Pengecatan
Pengecatan
Zinchromate primer
expose
No
Fungsi
Pipa1besi/
baja
dalam tanah
Pipa
Air Bersih
pada
Warna
2 lapisBiru
flincote & karung
Pewarna Pipa seperti
Goni
Hitam
Coklat Muda
Pipa Vent
Pipa Gas
Kuning
Tanki Air
Biru
Hitam
10
Panah pengarah
Putih
Coklat tua
Hal - 67
d.
a)
Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b)
Fungsi-fungsi seperti Normally Open atau Normally Close harus ditunjukkan di tags
katup.
c)
Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau kawat.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bersih:
a) Sistem air bersih gedung secara garis besar adalah sebagai berikut :
Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air
PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di bangunan
tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet urinal.
b)
(6)
Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama / pompa
booster.
c)
d)
Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system STP.
Hal - 68
2)
Ketentuan Teknis
a)
b)
c)
d)
e)
f)
e.
Man Hole
a)
Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen
b)
Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau
c)
Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut
Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
d)
Hal - 69
3)
Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak boleh dari
jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat (trap)nya mudah habis
dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari stainless steel eks American
Standart, Kakudai, San ei.
b)
Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus dilengkapi
dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
c)
NO
DIAMETER
JARAK
MAKSIMUM
40 mm
1,00 m
50 mm
1,20 m
65 - 125 mm
1,50 m
150 200
mm
2,00 m
d)
5)
a)
Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
b)
Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi sebagai penahan
endapan / kotoran padat.
c)
d)
Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-sisinya
yang berlubang.
Umum
Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, dan
peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi Sewage Treatment Plant
(STP) dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan serta
kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan dan perawatan
Hal - 70
serta keamanan operasi dari system sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam perencanaan ini.
b)
c)
Syarat Bahan
(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan tidak
terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan / kekurang-baikan barang /
peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak untuk menolak dan
kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan. Segala biaya
yang timbul akibat penggantian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
(2) Pemasangan seluruh instalasi STP harus sesuai dengan persyaratan dokumen.
Spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan lainnya sesuai dengan kontrak.
Hal - 71
selama erection tetap ada pada Kontraktor.Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak
diperkenankan.
b. Tanda-tanda pada konstruksi baja
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dandiberi kode dengan
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasangdengan mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, barudapat dilaksanakan
dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakanmesin las listrik.Kawat las yang dipakai
adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.Kontraktor harus menyediakan tukang las
yang berpengalaman/bersertikat dengan hasilpengalaman yang baik dalam melaksanakan
konstruksi baja-baja ber tingkat.
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas
potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak timbuldistorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag
danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7
mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara
seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0.
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yangdipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan persyaratan
ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus
dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan
sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm,
boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru..
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang digunakan
adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar digunakan standar
ASTM 325 atau JIS F10T.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter
baut.Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin
pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi
tanda dengan cat, gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
Hal - 72
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Hal - 73
PEKERJAANMESIN PENYEMBELIHAN
01. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Fabrikasi mesin seperti tercantumdalam
gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan bajadan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
02. BAHAN-BAHAN
Semua material untuk fabrikasi mesin menggunakan seperti round bar ST 60, MS plate,
SUS 304, Square pipe dan memenuhi mutu baja
Semua pekerjaan farikasi harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical wire brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat
digunakan sikat baja kemudian digalvanis dengan metode hot deep galvanizing,
termasuk juga semua baut, ring dan moer yang akan digunakan.Dikecualikan dari
ketentuan ini adalah bagian=bagian yang dipasok oleh pihak ketiga seperti motor listrik
dan bearing.
Hal - 74
atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara seperti dibawah dan
harus sesuai dengan standard AWS D1.0.
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan
bila ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus
dtanggung oleh Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yangdipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus
sesuaidengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination
or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof
Welded Pipe and Tubing 1974.Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus
sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai
dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh
biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin
Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama
sekali tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.Lubang
baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan
momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri.
Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi
yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka bautbautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, gunamenghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekalikali tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Hal - 75
E. ELEKTRIKAL
INSTALASI ELEKTRIKAL
a.
a)
b)
c)
d)
e)
PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut
diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan
pada bagianbagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut :
PUIL 2000.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
National Fire Protection Association (NFPA)
Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti
PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki
Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang
dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
3) Gambar gambar
a) Gambar gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
b)
b)
Gambar/diagram lainnya.
(2) Detail-detail, seperti :
Detail panel
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
LINGKUP PEKERJAAN
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
i)
j)
k)
c.
Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuanketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
Uraian Lingkup Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotakkontak
Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.
kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA pada
tegangan 600 VAC.
j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan
sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk
tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF
serta indikasi charged dan discharged.
l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh
pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu
pemutusan tidak lebih dari tiga detik.
n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over
current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o) Komponen komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
(1) Air Circuit Breaker (ACB)
Fungsi switching
Fungsi komunikasi
Fungsi Proteksi
(1)
(2)
(3)
Thermal Magnetis
Versi : Fixed
Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Spesifikasinya :
High Temperature.
Pilot lamp, Push Button, Selector Switch
Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
(4)
(5)
(6)
Standard SPLN.
Moving Iron
(7)
(8)
(9)
(10)
2)
3)
(b)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat
terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian. Oleh karena itu,
hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda penyalur petir
maupun elektroda pembumian.
cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm.
Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c) Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2 dan plat
tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar
Perencanaan.
electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai tahanan pentanahan
sebesar 2 Ohm.
Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk
melakukan pengukuran tahanan pembumian.
Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
e) Penyangga dan Klem
Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
f) Merk
: KURN, THOMAS, GUARDIAN
7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS TL 2 X 36 W
Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta dilengkapi Mirror Reflektor,
contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek.
Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan pekerjaan
seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai
tempat terminal pentanahan (grounding).
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
d.
Panel panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b)
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC
High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam
PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable
Tray dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2
kali penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tersebut minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang
lebih kurang 1 m dengan ketentuan 50 cm bagian yang berada dibawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang
dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel
dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
3) Kotak-kontak dan Saklar
a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotakkontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak
PENGUJIAN
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem
berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan
dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam
keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over
current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta megger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah,
pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor
daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan
yang lainnya dengan memakai light concrete.
f.
PRODUK
1)
Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification
Pasal 1. NO
Pasal 2. URAIAN
Pasal 5.
Pasal 6.
Pasal 9.
Pasal 17.
Pasal 21.
Pasal 25.
Pasal 30.
Pasal 34.
Pasal 38.
Pasal 42.
Pasal 50.
Pasal 16.
Pasal 22.
Pasal 23.
Pasal 24.
Pasal 31.
Pasal 32.
Pasal 33.
Pasal 40.
Pasal 44.
Pasal 41.
Pasal 45.
Pasal 48.
Pasal 52.
Pasal 49.
Pasal 55.
Pasal 56.
Pasal 57.
Pasal 63.
Pasal 64.
Pasal 68.
Pasal 65.
Pasal 72.
Pasal 76.
Pasal 73.
Pasal 35.
Panel TM
Kabel TM
Pasal 39.
Pasal 47.
1
MERK
Pasal 15.
Pasal 18.
Pasal 46.
Pasal 4.
Pasal 8.
Pasal 12.
Pasal 14.
1
SPESIFIKASI
TEKNIS
Pasal 11.
Pasal 13.
Pasal 3.
Pasal 7.
Pasal 51.
Panel
Maker TR
Pasal 54.
Pasal 58.
Pasal 62.
Pasal 66.
Pasal 70.
Pasal 74.
Pasal 71.
4
Pasal 78.
Pasal 82.
Pasal 94.
Pasal 75.
Bank
Capasitor
Pasal 79.
5
Pasal 86.
Pasal 90.
Pasal 83.
Daya
Pasal 80.
Kabel
Pasal 84.
Pasal 81.
NYFGbY, NYY
Pasal 87.
Pasal 88.
Pasal 89.
Pasal 95.
Pasal 96.
Pasal 97.
Pasal 98.
Pasal 99.
Pasal 102. 7
Pasal 100.
Pasal 104.
Pasal 101.
Pasal 106.
Pasal 110. 8
Pasal 107.
Pasal 108.
Pasal 109.
Pasal 114.
Pasal 115.
Pasal 116.
Pasal 117.
Pasal 118. 9
Pasal 122.
Pasal 123.
Pasal 124.
Pasal 128.
Pasal 125.
Pasal 129.
Pasal 130.
Pasal 131.
Pasal 132.
Pasal 133.
Pasal 134. 1
Pasal 138.
Pasal 139.
Pasal 142. 2
Pasal 140.
Pasal 144.
Pasal 141.
Pasal 145.
Pasal 146.
Pasal 148.
Pasal 150.
Pasal 154.
Pasal 158.
Pasal 162. 3
Pasal 164.
Pasal 166. 4
Pasal 170.
Pasal 171.
Pasal 172.
Pasal 176.
Pasal 173.
Pasal 177.
Pasal 178.
Pasal 179.
Pasal 180.
Pasal 181.
Pasal 182. 1
Pasal 188.
Pasal 189.
Pasal 190.
Pasal 191.
Pasal 192.
Pasal 193.
Pasal 194. 1
Pasal 186. E
E.
LANDSCAPE
1.
UMUM :
1)
Lingkup Pekerjaan :
a)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
b.
MATERIAL :
1)
3)
Marka Parkir :
a)
c.
d.
ALAT KERJA :
1)
2)
PERSIAPAN :
1)
CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan badan pengawas/ perencana, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.
2)
3)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
4)
e.
PELAKSANAAN :
1)
2)
2.
Persiapan area :
a)
b)
c)
Marka Parkir :
a)
Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas
minyak, kotoran dan tidak berlumut.
b)
c)
Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga benarbenar bersih, dan biarkan mengering.
d)
e)
f)
g)
PEKERJAAN PENGASPALAN
a. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal
dari AMP sampai pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk
penghamparan Pelaburan Aspal atau Lapisan Campuran aspal. Pada
umumnya lapis Resap Pengikat harus digunakan pada permukaan bukan
beraspal (lapis pondasi agregat/batu pecahan), sedangkan Lapis Perekat
harus digunakan pada permukaan yang beraspal (lapis Aspal beton / AC, ATB,
dll). Untuk pekerjaan ini, pengaspalan dimaksudkan untuk pekerjaan
pengaspalan lapisan Hotmix setebal 3 cm diatas CTSB yang telah dipadatkan.
b. STANDAR UNTUK RUJUKAN
ASSHTO M 81-75
Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) tipe yang
pengeringannya cepat
ASSHTO M 82-75
ASSHTO M 140-70
ASSHTO M 208-72
ASSHTO M 226-80
c.
ASSHTO T 179-76
B.S. 3403
Tachometer industri
PERSIAPAN
1)
Pekerjaan Pengukuran
Kontraktor Pelaksana diwajibkan melakukan pengukuran sbb :
a) Titik awal Proyek
Titik tetap yang dipasang pada awal survei yang berfungsi sebagai titik awal
pada route survei ditandai dengan Sta 0+000 Pada titik awal proyek ini juga
harus dipasang BM ganda yang mengapit titik awal proyek, titik referensinya
diambil dari BM yang telah ditentukan dalam gambar.
b)
2)
Drainase
Cakupan pekerjaan ini adalah pembuatan saluran tepi (side ditch) dan
saluran penangkap (catch ditch) , gorong(culvert), yang merupakan
drainase permukaan dibuat untuk mengendalikan air (limpasan)
permukaan akibat hujan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat saluran sbb :
a) Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm
dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus
dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada
saat aliran yang kecil.
b)
a.
b.
c.
d.
3)
Batu Kali
Semen Portland Jenis I
Pasir Pasang
Campuran spesi yang digunakan 1Pc : 4 Ps
Pekerjaan Pemadatan Tanah Dasar
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximummodified yang ditentukan oleh AASHTO
T180. Metoda D.
a) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
c)
d)
d.
MATERIAL
Bahan-bahan untuk lapis perekat.
Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah ini,
seperti yang ditentukan oleh Pengawas proyek.Salah satu jenis aspal
semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO M226-80, diencerkan
dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.
e.
PERALATAN :
1.
2.
3.
4.
5.
f.
Asphalt distributor
Compressor
Asphalt pen 60/70 setara Pertamina
Alat bantu
Laboratorium lapangan
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1)
a)
Tanah
Lapis resap
dan
g.
T 50 76
T 96 77
T 104 77
h.
T 164 76
T 165 77
T 176 73
T 166 78
T 168 55
T 170 73
T 179 76
T 182 70
T 209 74
T 245 78
M 17 77
M 20 70
M 226 78
i.
Pelaporan
Kontraktor harus melengkapi Pengawas proyek dengan :
1) Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk digunakan, yang
akan disimpan oleh Pengawas proyek selama periode kontrak untuk
keperluan rujukan;
2) Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh
material, seperti dipersyaratkan dalam spesifiksi ini;
3) Formula campuran kerja dan data uji yang mendukungnya; seperti yang
dipersyaratkan dalam spesifiksi ini dalam bentuk laporan tertulis;
4) Pengukuran pengujian permukaan seperti yang dipersyaratkan dalam
spesifiksi ini Dalam bentuk laporan tertulis;
5) Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campuran-campuran yang
dihampar, seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
6) Data uji laboratorium dan lapangan seperti yang dipersyaratkan dalam
spesifiksi ini untuk pengendalian harian dari takaran campuran dan kwalitas
campuran, dalam bentuk laporan tertulis;
7) Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat penimbang,
seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
8) Catatan-catatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan-lapisan dan dimensi
perkerasan seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
9) Untuk setiap material aspal yang diusulkan kontraktor untuk digunakan,
pernyataan asal sumbernya, bersama dengan data uji yang memberikan sifatsifatnya, baik sebelum maupun sesudah pengujian lapisan tipis dalam oven
(Thin Film Oven test) (AASHTO T 179), meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
j.
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan
hujan dan bila dengan Persyaratan Sifat Campuran Aspal.
Campuran aspal harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
BAB VII
GAMBARGAMBAR