Anda di halaman 1dari 64

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM

I. GEDUNG POS KERETA API

I. URAIAN UMUM PEKERJAAN


a. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang
disampaikan selama pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)

DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-
gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh
keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM


Pembangunan Gedung RS Shakinah, Mojokerto tersebut secara umum meliputi pekerjaan
standar maupun non standar yang terdiri dari:

a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :


 Penyediaan air dan daya kerja
 Pembersihan lokasi kerja
 Direksi Keet
 Pagar Proyek
 Dll.
b. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi :
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Struktur Rangka Atap
 Pekerjaan Beton Kolom, Balok, Plat Lantai dan Plat Atap
 Pekerjaan Water Profing
 Dll.
c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :
 Pekerjaan dinding
 Pekerjaan pelapis lantai dan dinding
 Pekerjaan plafond
 Pekerjaan pengecatan
 Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
 Pekerjaan kaca
 Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
 Pekerjaan sanitair
 Pekerjaan perabot tetap
 Pekerjaan railling
 dll
d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :
 Pekerjaan instalasi air bersih
 Pekerjaan instalasi air hujan
 Pekerjaan instalasi air kotor
 Pekerjaan instalasi air limbah
 Pekerjaan instalasi hydrant
 Pekerjaan instalasi gas medis
 Pekerjaan instalasi air panas
 dll
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
 Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
 Pekerjaan instalasi tata suara, telepon, CCTV, jaringan komputer
 Pekerjaan penangkal petir
 dll
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS

2.2 SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang
yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh
cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam
hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak
berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu
kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi
ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak
boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih dipergunakan
oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat
pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai
Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari
kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat
yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.

 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi
pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah pada lahan Rumah Potong Hewan. Halaman proyek akan diserahkan
kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor
hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman
proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal
petir sementara untuk keselamatan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL

I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI


1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran
 Pekerjaan tanah
 Pekerjaan pondasi
 Pekerjaan beton
 Pekerjaan begisting (cetakan beton)
 Pekerjaan struktur rangka atap
 Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur

1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :


 Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
 Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan.
 Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk
ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan


syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas Lapangan.

1.4. Situasi
 Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Pembangunan Pos Palang Pintu Sodor dan
Keceme, Kebumen.
 Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada waktu
rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama
terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
 Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan tertera
pada gambar.

II. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan beserta
pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar
harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak
yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan
dalam penggalian ditempat tersebut.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang
lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksisting
yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa
berfungsi seperti sebelumnya.
6. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain
harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia di
lapangan dalam keadaan siap pakai.
7. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan oleh
semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang sudah
terpasang (existing).

III. PEKERJAAN TANAH

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
tanah meliputi :

 Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan.


 Pemadatan Tanah

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


3.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Penggalian
 Tenaga Ahli Lapangan
Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di
lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
Pengawas dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk
pengawasan.

 Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi galian
sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas sebelum
melanjutkan pekerjaan berikutnya.

 Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar


pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
 Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang
dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh
Pengawas.
 Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus
bersih setiap saat.
 Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada gambar
perencanaan.
 Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai.

b. Pemadatan Tanah
 Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
 Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman
serta bekas bongkaran.
 Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari
20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
 Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade
graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
 Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air
dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction
Modified Proctor dari contoh fill material.
 Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka
fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila
kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill
material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang
lebih kering.
 Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage /
dewatering sehingga daerah pemadatan selalu kering.
Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test'
untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk
setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.

Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified
proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai
soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill
material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.

c. Penyelesaian
 Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan
terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
 Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Pengawas.
 Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi
terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
 Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


IV. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :

 Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 10 cm dan dipadatkan.


 Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja.
 Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.

5.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

 Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.

- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan,
maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain
yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.

- Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus
bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.

Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.

5.3. PONDASI PASANGAN BATU KALI

Adukan yang dipergunakan 1 pc : 4 ps.

 Adukan 1 pc : 4 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20


cm dari permukaan atas pondasi.
 Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.

V. PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1. UMUM

6.1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang termasuk meliputi :


1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat
umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI
1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih
dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan
penulangan untuk dinding blok beton.
6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan
proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari
perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan
kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test
Laboratorium.
7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata
dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton
struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.

6.1.2. Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut
ini :

a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971

b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung

c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced


Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2

ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2

e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete

f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates

g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete

h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building

i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1

ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1

j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement


Concrete

k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method

l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing


Concrete

m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete

n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test


Specimens in the Field

o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores


and Sawed Beams of Concrete

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete

q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand


Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction

r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint


Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
(Non-extruding and Resilient Bituminous Types)

s. SII Standard Industri Indonesia

t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete

u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.

v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.

w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

6.1.3. Penyerahan-penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi


Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan
segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada
pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari
kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix)
yang diperuntukan proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.

6.1.4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton

a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk
test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi
untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang
diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus
terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing
untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil
pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil
dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton
yang lain.
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan
memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
 Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
 Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak
yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan
atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah
maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu
keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14
atau 21 dan 28 hari.
 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan
metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan
dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi
yang akan dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

e. Pengujian slump
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan
lain oleh Direksi Lapangan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang. 12.50 10.00

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 9.00 7.50


konstruksi di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan


sampai maksimum 1,5 cm.

f. Percobaan tambahan

 Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan


percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton
dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau
apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK

Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan
Indonesia.

6.2.1. Semen
a. Mutu semen
 Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas
oleh Direksi Lapangan.
 Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132
Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen
hidraulis campuran.
 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas
jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan
terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan
lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
 Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
 Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
 Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
 "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis
dari Direksi Lapangan.
6.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka
harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat


- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.

6.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

6.2.4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)


Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

6.2.5. Mutu dan Konsistensi dari Beton


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :

Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-225


Semua kolom dan dinding beton : K-225

Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas -
Bo

6.3. PEMBESIAN

6.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)


Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi
oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat
dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,


termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

6.4.2. Bahan-bahan / Produk

a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan
polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)


Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur


jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang
kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-
galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

6.4.3. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-
hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

6.4.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pembengkokkan dan pembentukan.

Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung.

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.

Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI


1971 atau A.C.I. 315.

6.4.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label
yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.

Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah
harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur,
kotoran, karat dsb.

6.4. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN


PEMOTONGAN

6.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan
pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.

b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

6.5.2. Pemasangan Tulangan


a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang
(openings) / bukaan.

b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak,
kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti
pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan
dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang
yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai
kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada
cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian
khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat
yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm

- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12
mm

- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm

- panjang batang : ± 50 mm

4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.


1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan
pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja
harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada
pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti
tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran
ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait

Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)

Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait

Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan


terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan
harus ditunjang dimana memungkinkan.
3. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
4. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan
lain.

VI. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

7.1. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

7.1.1. Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta


gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta
perlengkapan untuk struktur yang aman.

B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Beton

C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347Recommended Practice for Concrete Formwork

D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.

1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)


"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada
Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima
surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris
serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang,
metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan,
sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya
7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

7.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton
seperti terlihat dan terperinci.

A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan
gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala
biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga
satuan perancah.

2. Perancangan/Desain
 Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
 Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
 Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu
masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat
penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari
luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan
diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.

3. Acuan
 Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
 Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
 Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
 Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga
tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
 Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.

B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat
harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel
ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.

2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-


panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout
(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat
dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan
pada bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang
diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari
grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan
campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan


1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat,
lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.

2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut
dan perubahan bidang.

3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk


stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)


1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood
atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu
yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.
2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan
plesteran.

E. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)


Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong
adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.

F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,
harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-
sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan
dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan
dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi.
Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan
dipasang atau sebelum cetakan dipasang.

H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis
jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas
tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua
beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan
bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat
Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut
haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8
cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus
ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti
terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.

1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.


Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvani,
atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan
untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.

J. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam
cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).

K. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton


Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di
dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar.
Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat
yang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian
yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja
tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan hal
ini dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton
seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga
tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain
yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

7.1.3. Pelaksanaan

A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-
tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini
akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak
akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi
Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun
ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan
pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan
harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan
perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan
bentuk yang lebih jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar
bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.

Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama


dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.

Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan
lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali
seperti diperlihatkan lain pada gambar.

Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan
beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran
tidak mengalami kerusakan pada permukaan.

Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau
dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.

Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus


benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan
data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat
serta tekanan dari beton basah.

D. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)


Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk
khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk
melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang
dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu.
Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.

E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.

F. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)


Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.

Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk


menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.

G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan
sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja.
Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi.
Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.

H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya
pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk
permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai


dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan
selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan
terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-
penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan
bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus
menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-


tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara
seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan
instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan
pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

I. Penyisipan dan Perlengkapan


Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-
perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam
beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.

J. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara
pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan
keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai
beton.

K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran
lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan
tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-
gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe
waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite
Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.

L. Cetakan untuk Kolom


Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat
pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari
semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan,
dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.

M. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok


Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.

Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan
dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk
mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum
ataupun pada waktu pengecoran dari beton.

N. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)


Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar
tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun
bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap
segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun
description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang
tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.

Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk


mencegah kerusakan pada bidang kontak.

Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,


topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan
sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap
tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari.
Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.

Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus


balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-
penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban
dari beton basah.

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton


dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan
kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan
yang mencukupi ( > 80 % f’c).

O. Pemakaian Ulang Cetakan

Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan


baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan
yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh
dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan,
bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan
memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.

Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara


menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai
ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan
akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan
mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.

Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan


membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk
cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang
lepas atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang
identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada
bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.

Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung


oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.

P. Cetakan untuk Beton Prestress


Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi
regangan-regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan
kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahan-
perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.

Q. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress


Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya
boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa
sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton
telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan
tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus
disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.

Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh
dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.

R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.

Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

C. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

C.1 PEKERJAAN ATAP

1. PEMASANGAN PENUTUP ATAP

ALAT KERJA :

1) Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan peralatan
kerjanya.

a. PERSIAPAN :
SHOP DRAWING :

Sebelum pekerjaan penutup atap metal sheet Zincalume dilaksanakan, penyedia jasa harus
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum
gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Penyedia jasa tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan.

Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar


komponen, cara penyambungan, dan detail-detail pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
1) MOCK – UP :
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola dan metode pemasangan, perletakan, pelekatan bahan,

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


serta kaitannya dengan komponen bangunan lainnya. Mock-up yang telah disetujui
akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan penutup atap.

2) Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang sudah harus dalam
keadaan selesai / finish.
3) Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan,
kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi
terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyesuaikannya dengan
membuat shop drawing.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

c. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman sesuai rekomendasi


produsen pembuat bahan zincalume penutup atap, dan dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.

2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.

3) Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
5) Clip-clip pemegang harus dipasang dengan jarak sesuai yang direkomendasikan produsen
penutup atap.
6) Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling dilekatkan sesuai
rekomendasi produsen penutup atap.
7) Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia jasa harus
membersihkan permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari semua kotoran sisa
pelaksanaan pekerjaan maupun dari kotoran-kotoran lain yang melekat.

C.3 DINDING

1. DINDING BATA MERAH

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding ruang pemotongan hwa, administrasi dan
KM/WC.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a) Pekerjaan Bagian Struktur
b) Pekerjaan Plesteran

b. MATERIAL :

1) Batu bata ex local ukuran 10cmL x 20cmP x 5cmT


2) Mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan sebagai isolasi panas dan suara yang baik.
3) Material tahan terhadap api.

c. ALAT KERJA :

1) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


1) Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen dan
pasir perbandingan 1:4
2) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
3) Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
4) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
5) Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan balok.
e. PELAKSANAAN :

a) Pasangan Dinding Bata Pada Umumnya :

1) Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12 m²
sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan
balok-balok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4Ø10
dan beugel Ø6-20.
3) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
4) Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.

2. DINDING PARTISI

a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding bangunan yang dinyatakan dalam gambar sebagai
dinding.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :

a) Pekerjaan Plesteran
b) Pekerjaan Konstruksi Baja

b. MATERIAL :

1) Kalsium silikat board tebal 6 mm atau sesuai gambar, eks. Eternit gresik, Jayaboard,
Knauf.
2) Rangka Partisi pipa baja persegi atau sesuai dengan gambar
3) Welded wiremesh 50mm x 50mm, kawat 2 mm.
4) Beton ringan tebal 10 cm, diplester 2 sisi. eks. Hebel.

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan


ketebalan gipsum, dan dimensi rangka, serta seluruh accessories yang akan
digunakan.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh bahan pemasangan yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan dan penggunaan pada
konstruksi partisi.
c) Bila diperlukan Kontraktor harus membuat mock-up untuk 1 unit dinding
partisisebelum pekerjaan boleh dilaksanakan.
2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas proyek.
3) Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme
kerja yang telah ditentukan.
4) Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan bersih.
5) Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus memperhatikan semua
sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bila tidak
ada kejelasan dalam gambar, penyedia jasa wajib menanyakan hal ini kepada pengawas
proyek.
6) Setelah pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan. Semua kerusakan
yang timbul adalah tanggungjawab penyedia jasa sampai seluruh pekerjaan selesai.

C.4. PINTU DAN JENDELA

1. KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA KAYU

a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


a) Pekerjaan Kaca, Rolling door

b) Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

c) Pekerjaan Joint Sealant

b. MATERIAL :
1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu / jendela aluminium
menggunakan alumunium extrusion, tebal 1.2 mm, eks. Alkasa, Super Ex, Alexindo.
2) Lebar profil: 3 x 1.25 inch atau sesuai dengan gambar, warna natural.
3) Kelengkapan sambungan :
a) Neoprene Gasket
b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE
4) Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8.

c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk
menjalankan peralatan kerjanya.

d. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada
Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas
proyek, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop drawing
yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar
komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan detail-detail
pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c) Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu / jendela serta
gasket dan sealantnya.
d) Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan menggunakan
klos-klos kayu didalam kusen alumunium.
2) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing, dan warna.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan dipergunakan
dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan penggunaan profil
tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun jendela.
3) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a) Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b) Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi dan
pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium.
4) Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam keadaan
selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
5) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi
permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan
posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya
terlebih dahulu.
6) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
7) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3) Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari goresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
5) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
6) Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi tambahan klos-klos kayu di
bagian dalam profil kusen alumunium sebagai perkuatan.
7) Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
8) Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan sealant
untuk kekedapan terhadap air dan suara.
9) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah
terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
10) Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi dengan
flashing penahan air hujan.

2. KACA DAN CERMIN


a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin, pada
bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan bahan kaca
dan atau cermin.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


a) Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.
b) Pekerjaan penerangan atas.

b. MATERIAL :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


1) Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca buram tebal 6 mm eks
Asahimas atau yang setara.
2) Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca frameless dipakai kaca tempered tebal 10
mm.
3) Kaca tempered tebal 6 mm dilapis kaca film, untuk penutup ventilasi atas.
4) Warna kaca clear.
5) Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi dengan bahan
chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror atau yang setara.

c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk


pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.

d. PERSIAPAN :

1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran 10 x 10 cm
yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan cermin, untuk
memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.

2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan pelaksanaan


pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan pembangunan
gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak akan membahayakan kaca
yang akan dipasang.
2) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
3) Pemasangan kaca harus tepat, celah antara kaca dengan frame alumunium harus di tutup
dengan gasket. Khusus untuk sisi kaca luar bangunan harus diisi dengan backer rod dan
sealant. Tumpuan sisi bawah kaca harus diberi material setting block. Untuk Kaca
Frameless sambungan antara kaca dan ke konstruksi harus ditutup sealant struktural.
4) Untuk frame kayu harus diberi lis kayu yang sesuai dengan tipe kusen atau pintu /
jendelanya.
5) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
6) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
7) Kaca yang sudah terpasang harus diberi penanda yang mudah dibersihkan dengan ukuran
cukup besar supaya mudah diketahui, dan untuk mencegah kerusakan kaca dan kecelakaan
kerja akibat terbentur kaca.
8) Sisi cermin yang tampak akibat pemotongan harus dihaluskan hingga membentuk
tembereng.

3. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan pemasangan yang
baik dan sempurna.
b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan
jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan penggantung dan atau pengunci.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.

b. MATERIAL :

1) Pengunci :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah dari eks
Yale, Royal.
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu, dan
Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :

a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan pegangan
pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka daun pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis bahan
Kusen dan Pintu.
3) Engsel :

a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel adalah dari
bahan stainless steel.
b) Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya beban yang
harus dipikul.
4) Door Closer :

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door closer /
floor hinge adalah dari eks, UNION/DORMA.

5) Winhaak.

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan


winhaak (pengait jendela) adalah dari merk UNION/SESS/DEXSON

c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk


pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.

d. PERSIAPAN :

1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan pengunci
kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas
proyek.

2) Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.

3) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan pelaksanaan


pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, serta
pekerjaan Kaca.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2) Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
3) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
4) Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun pintu, kecuali
disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari ambang
atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah dipasang di tengah-tengah di antara kedua
engsel tersebut.
5) Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun jendela
kecuali disebutkan lain dalam gambar.
6) Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai dibawahnya.
7) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

f. PENGUJIAN :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar

C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK/FLOWCRETE)
a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b) Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam
gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain dalam gambar berita acara.

c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri sesuai
spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai penyembelihan
hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi).

b. MATERIAL :

1) Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan Badan Pengawas
proyek. Ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana. eks. Roman, Asia, Diamond.
2) Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman, Asia, Diamond.
3) Semen Portland jenis I.
4) Pasir pasang.
5) Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU.
6) Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain yang disetujui
konsultan (bila ada), warna ditenntukan dalam rapat lapangan.

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-bahan addtive
untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, metoda pelekatan pada
struktur, dan warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik
juga pelapis lantai jenis lainnya.

3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
5) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
6) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
7) Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan
warna yang ditentukan.
8) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif ubin keramik yang
dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada didalamnya. Ubin-ubin
keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


e. PELAKSANAAN :

1) Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak penuh,
pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian
potongan yang lurus dan halus.
2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps,
kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay
out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk
pemasangan selanjutnya.
4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat
rongga udara terjebak di bawah ubin.
b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk
bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan
bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang
lantai ( avour ).
c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis
dinding yang melingkupinya.
5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian ubin.
6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera dibersihkan
dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa
biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat dipenuhi.
8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah daripada
lantai area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang ditentukan
pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang khusus,
kontraktor bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap pelapis lantai ruang
produksi, sampai pekerjaan itu diseahterimakan kepada pengguna jasa.

f. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

1) Perlindungan.

a) Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti, atas
biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya untuk
yang penting saja.
2) Pembersihan

Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak dibersihkan dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid (HCL),
perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua
bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
sehingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LANGIT-LANGIT KALSI BOARD

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


2) Meliputi pemasangan langit-langit dengan menggunakan rangka metal furing pada ruang-
ruang yang dinyatakan dalam gambar menggunakan langit-langit Kalsiboard. .

b. MATERIAL :

1) Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan
tidak mengandung bahan asbes.
2) Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm.
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen
kalsium silikat board.

c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.

Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semuai


bahan yang akan dipakai ; papan kalsium silikat board, bahan-bahan untuk rangka, dan
assesorisnya.

2) MOCK UP :

Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan dalam


skala 1 : 1, yang memperlihatkan dengan jelas sistem pemasangan.

Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.

Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan


sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.

Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan, sedangkan
untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk pemasangan dari
produsen dan gambar rancangan pelaksanaan.
2) Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal
16 mm dari pinggir kalsium silikat board. Pada sambungan antar kalsium silikat board
metoda pemasangan screw harus berbiku-biku.
3) Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi kalsium silikat board berjarak 20 cm
sedangkan pada bagian tengah kalsium silikat board jarak antara paku atau sekerup adalah
30 cm.
4) Sambungan pada pemasangan kalsium silikat board antara satu dengan lainnya adalah
serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag.
5) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan harus
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat
papan kalsium silikat boardnya.

3. PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam gambar
menggunakan finishing cat.
c) Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-lantai
kamar mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai 1.
2) Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam
pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang
sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk
membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.

b. MATERIAL :

1) Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian dinding dan
plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex, untuk
pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan
langsung dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu dan
atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4) Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

a) Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas proyek. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Pengawas proyek,
Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan dengan jelas identitas
cat yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan,
oleh pemberi tugas.
2) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :

a) Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor Pelaksana harus melakukan


Pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan, Bidang-
bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material, dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan
oleh Pengawas proyek.
b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas proyek dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Pengecatan Cat Emulsi.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di dalam gedung (interior), pengecatan dilakukan tanpa plamuur
khususnya pada pengecatan dinding luar..
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat
yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar
pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
2) Pengecatan Cat Emulsi Acrylic.

a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di luar gedung (exterior).
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat
yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar
pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
3) Pengecatan Cat Synthetic Enamel.

a) Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang
dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran dan
karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga benar-
benar bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam kotoran
dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis
atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap
terekspose.
4) Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate

a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan


kolom-kolom besi.
b) Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie Zink Cromate
seluruh permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan noda-noda lainnya.
c) Pengecatan dengan Zinc Chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah
sebelum konstruksi rangka terpasang.
d) Pengecatan dengan Zinc Chromate minimal 80 mikron.
e) Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan kembali
hingga seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.

C.6 SANITAIR

1. SANITAIR
a UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Meliputi
pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Klosed, Urinal, Washtafel, Kran air, Shower,

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Floor Drain, Clean Out, Metal Sink, Divider Urinoir, serta perlengkapan-perlengkapan
sanitair lainnya.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :

- Pekerjaan Mekanikal.

b. MATERIAL :

1) Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San Ei.

2) Sink Metal setara Royal, American Standard.

3) Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American Standard

4) Klosed jongkok eks American Standard.

5) Klosed duduk tipe wash down eks American Standard.

6) Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.

7) Washtafel bawah meja (under counter) eks American Standard

c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan
semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

Guna persetujuan pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua


bahan yang akan dipakai.

2) BROSUR :

Untuk keperluan pengawas proyek tim, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.

3) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan


sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada pengawas proyek.

4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Pekerjaan Washtafel

a) Washtafel yang digunakan adalah setara tipe RONDALYN American Standard


lengkap dengan accesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya.

b) Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek

c) Kontruksi pemasangan harus disesuaikan petunjuk pemasangan dari produsennya


dalam brosur.

d) Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua kotoran
dan noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.

2) Pekerjaan Urinal.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Urinal berikut kelengkapanya yang digunakan adalah setara tipe Mini Washbrook
produk American Standard, dengan fitting standard.

b) Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek.

c) Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer dengan ukuran yang
cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.

d) Pemasangan unit urinal harus sesuai letak dan ketinggian pemasangannya dengan
gambar rencana. Semua celah-celahnya yang mungkin ada antara dinding dengan
urinal harus ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Sambumgan
instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

3) Pekerjaan Kloset.

a) Klosed duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara American
Standard dengan fitting standard.

b) Klosed jongkok menggunakan setara tipe RAPI American Standard. Warna akan
ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.

c) Klosed dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek

d) Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.

4) Pekerjaan Kran Air.

a) Semua kran yang dipakai adalah eks American Standard atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran
yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan
pipa leher angsa (extension)

b) Stop kran digunakan setara American Standard, Onda atau San Ei, dengan putaran
segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.

c) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

5) Floor Drain Dan Clean Out.

a) Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom setara
American Standard, Onda, San-Ei atau yang setara tipe bulat ukuran 3”. Floor drain
dilengkapi dengan siphon.

b) Floor drain dipasang ditempat-ditempat sesuai gambar untuk itu.

c) Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.

d) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.

e) Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.

6) Pekerjaan Metal Sink

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Metal sink menggunakan setara produk Royal, American Standart, bahan dasar
stainless steel, jenis satu lubang dan dua lubang sesuai gambar rencana untuk dapat
dipasang dengan kran khusus untuk itu.

b) Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.

c) Ketinggian pemasangan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, waterpass


dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

f) PENGUJIAN.

1) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.

2) Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selam masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

D. MEKANIKAL

1. INSTALASI MEKANIKAL

a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan
sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PGN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia

Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh :


a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya.
b) Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang
sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS
yang dimaksud.

2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance
jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada
pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1
kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

3) Koordinasi

a) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
c) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

4) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Pengawas proyek.

5) Testing Dan Comisioning

a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

6) Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan

a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran
dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada
pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.

7) Laporan-Laporan

a) Laporan Harian dan Mingguan.


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
- Jumlah material masuk/ ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager masing-masing kontraktor harus
diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetujui.

b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Pengawas proyek.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


8) Penanggung Jawab Pelaksanaan

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak pengawas proyek .
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak pengawas proyek.

9) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi

a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak pengawas
proyek.
b) Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c) Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada
harus disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis

10) Ijin-Ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta


seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab kontraktor,
sedangkan biaya pemasangan sambungan air bersih, ijin penggunaan air tanah
menjadi tanggung jawab pemilik proyek.

11) Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran


a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan instalasi ini.
b) Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis.

12) Pemeriksaan Rutin Dan Khusus

a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.

13) Rapat Lapangan

Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Pemberi Tugas.

b. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of
quality.

2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
c) Mesin dan peralatan potong hewan

3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
- Detail denah perpipaan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas

4) Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai
jalur terpasang pada re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga
pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang
mendekati keadaan sebenarnya.

c. SPESIFIKASI PERPIPAAN

1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan Bantu

2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian
lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
juga terlindung dari cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan

a) Spesifikasi BSP SCH 40

Penggunaan : Hydrant

Tekanan Standard 40 bar

URAIAN KETERANGAN

Pipa BSP 40

Sambungan/fitin - Diameter 50 mm kebawah Screwed


g - Diameter 65 mm keatas Welding Joint

Reducer Seperti diatas, model concentric

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Valve & Strainer Dia. 50 mm kebawah, malleable cast iron


body class 200 lbs dengan sambungan ulir,
BS 21 / ANSI B 2.1. Dia. 65 mm keatas, cast
iron body class 200 lb dengan sambungan
flanges, OS & Y Type

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


b) Spesifikasi GIP

Penggunaan : Air Bersih

Tekanan standard 10 bar

URAIAN KETERANGAN

Pipa GIP Medium Class

Sambungan/fiting Diameter 50 mm kebawah Screwed

Diameter 65 mm keatas flanges

c) Spesifikasi PVC

Penggunaan : Venting

Tekanan standard 5 bar

URAIAN KETERANGAN

Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar

Sambungan/fiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,


Solvent Cement joint type

Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric,


Solvent Cement Joint Type

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

8) Persyaratan Pemasangan

a) Umum

(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.

(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.

(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.

(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGE.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan- sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

(a) Dibagian dalam bangunan

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :

2%

Garis tengah 200 mm atau lebih besar :

1%

(b) Dibagian luar bangunan

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :

2%

Garis tengah 200 mm atau lebih besar :

1%

(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.

(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak boleh menukik.

(10)Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur


pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat -
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.

(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan. Katup - katup
dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

(12)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur- angkur pipa dan pengarah-


pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan
terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.

(13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-
langit. Selama pemasangan, bila terdapat ujung- ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda
lain.

(14)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali.

(15)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

b) Penggantungan dan Penunjang Pipa

(1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang cukup.

(2) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :

(a) Perubahan perubahan arah


(b) Titik percabangan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(c) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis

(3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut

(a) Diameter Batang

Ukuran pipa Jarak maximum GIP PVC

Sampai 20 mm 1M 0,5 M

25 mm s/d 40 mm 2M 1 M

50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M

100 mm s/d 200 mm 4M 2 M

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih
dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.

(b) Bentuk gantungan

- Untuk air panas, uap dan kondenset : Roller guide type


- Untuk yang lain- lain : Split ring type atau
- Clevis type
(4) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang

c) Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah

(1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup

(2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam

(3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen

(4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan

(5) Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa

(6) Dibuat blok beton setiap interval 2 meter

(7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar

d) Pemasangan Katup- katup

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :

(1) Sambungan masuk dan keluar peralatan


(2) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah
(a) Diruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup

Sampai 75 mm 20 mm

100 mm s/d 200 mm 40 mm

250 mm atau lebih besar 50 mm

(b) Lain-lain, ukuran katup 20 mm

(3) Ventilasi udara otomatis

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(4) Katup kontrol aliran keatas dan kebawah
(5) Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan
kebawah
(6) Steam trap untuk aliran keatas dan ke bawah
(7) Katup by- pass

e) Pemasangan strainer.

Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat berikut ini :

(1) Katup- katup pengontrol


(2) Katup- katup Pengurang tekanan
(3) Steam traps
f) Pemasangan sambungan- sambungan Pemuaian

Sambungan-sambungan ekspansi panas, harus disediakan untuk pemipaan uap dan


kondensasi pada tempat yang mungkin timbul pemuaian.

g) Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.

Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin


timbul kelebihan tekanan.

h) Pemasangan Katup-katup Pengaman.

Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang dekat dengan


sumber tekanan.

i) Pemasangan Ven Udara Otomatis

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.

j) Pemasangan Steam trap.

Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil pemanas.

k) Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.

Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat- tempat dimana


tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

l) Pemasangan sambungan fleksibel

Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber


getaran.

m) Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara
lain :

(1) Steam oulets and inlets of steam header


(2) Katup- katup pengurang tekanan
(3) Katup- katup pengontrol
(4) Setiap pompa
(5) Setiap bejana tekan

n) Sambungan ulir

(1) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 50 mm.
(2) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar sebanyak 3 ulir.
(3) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
(4) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan reamer.
(5) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(6) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

o) Sambungan solder

(1) Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting
(2) Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder
(3) Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder
(4) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai
(5) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan

p) Sambungan Las

(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum

(2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las

(3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang di las.

(4) Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Pengawas
proyek contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
(5) Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas.
(6) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
(7) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Pengawas proyek.
Sambungan Lem

(1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.

(2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

(3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

q) Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :

- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve


- Pada waste fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.

r) Sleeves
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton
(2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi
(3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
(4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”
(5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“Caulk”

s) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

9) Pengujian

a) Pelaksanaan Pengetesan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan tekanan
1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama 24 jam tanpa
adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out harus
tertutup. Bila ada kebocoran harus segera diperbaiki dengan biaya, material &
pekerjaan ditanggung oleh kontraktor termasuk biaya pengetesan.

b) Sistem Air Limbah

Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan selama jangka
waktu 24 jam dengan tinggi kolam air sedikitnya 3 meter diatas sambungan pipa
tertinggi dengan memperhatikan tekanan kerjanya (5 kg/cm²)

10) Pengecatan

a) Umum

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi


- Flens
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus dipenuhi
b) Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi Pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan dalam plafond Zinchromate primer2 lapis

Pipa dan peralatan Zinchromate primer

expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis

Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni

Pewarna Pipa seperti pada table berikut ini :

No Fungsi Warna

1 Pipa Air Bersih Biru

2 Pipa Air Kotor Coklat tua

3 Pipa Air Limbah Hitam

4 Pipa Air Bekas Coklat Muda

5 Pipa Vent Abu – abu muda

6 Pipa Air Hujan Putih

7 Pipa Gas Kuning

8 Tanki Air Biru

9 Gantungan & Support Hitam

10 Panah pengarah Putih


Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta
11) Label Katup (Valve Tag)

a) Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.

b) Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan di


tags katup.

c) Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau kawat.

d. SISTEM AIR BERSIH

1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bersih:


a) Sistem air bersih gedung secara garis besar adalah sebagai berikut :

Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air
PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di bangunan
tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet
urinal.

b) Pekerjaan system air bersih secara umum meliputi :

(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter PDAM &
DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan kelengkapannya
sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian didistribusi ke peralatan
Plumbing.

(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless steel,
Fibre dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh pihak sipil,
serta komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta
perlengkapannya.

(3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan untuk
jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik.

(4) Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa.

(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan

(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama /
pompa booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.

d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system STP.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


2) Ketentuan Teknis

a) Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk Grundfos atau


yang setara. Pompa dari jenis centrifugal pump. Motor listrik untuk penggerak
pompa tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau paling sedikit
dinyatakan dalam rekomendasi oleh pabrik yang bersangkutan. Apabila terjadi
penyimpangan merk pompa beserta motornya, penolakan oleh Pengawas proyek
dan resiko sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Pompa utama ada 2 (dua) buah, satu berfungsi untuk cadangan yang
pengalihannya dari satu pompa ke pompa yang lain dioperasikan secara manual
dan automatic. Pompa yang berfungsi pengoperasiannya diatur oleh water level
control yang dihubungkan dengan elektroda di dalam tandon bawah dan di
tandon atas. Pompa harus berhenti bekerja pada saat muka air di tandon bawah
berada pada posisi rendah dan pada saat posisi muka air ditandon atas rendah
serta ketinggian di tandon bawah cukup tinggi. Pompa memiliki head 15 meter,
kapasitas discharge 750 lt/mnt, 1500 rpm, 220/380v/3ph/50 Hz.
b) Pompa Bosster menggunakan merk Groundfos atau yang setara. Pompa
booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari tandon atas ke
jaringan air bersih di masing-masing zona. Pompa dilengkapi dengan tanki
tekan dan pressure switch yang bekerjanya secara otomatis. Pompa booster
hanya bekerja bergantian berdasarkan timer. Pompa booster mempunyai
kapasitas 750 lt/mnt, head 10 meter, 220/380v/3ph/50 Hz.
Pompa dapat bekerja secara otomatis menurut ketinggian air dalam catch pit.
Water level control harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi muka air
terendah (pompa mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja)
serta kondisi muka air teratas (kedua pompa bekerja).
c) Pompa Sump-pit Air Kotor
Kontraktor harus memasang pompa sump-pit air kotor sesuai dengan gambar
dokumen dan spesifikasi teknis. Pompa ini dapat dioperasikan sewaktu-waktu
dan dapat dipindah-pindah jika pengurasan dilakukan.
d) Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat
dioperasikan secara manual.
e) Pressure tank.
Untuk kelengkapan kerja pompa booster disediakan tanki tekan dengan kapasitas
1.000 liter, sejumlah 1 buah. Tanki tekan dilengkapi juga dengan hand hole
untuk memudahkan maintence, drain cock, pressure switch serta klep pengaman.
Tabel plat aluminium harus mampu difungsikan dengan tekanan kerja sampai 10
kg/cm² dan sanggup menahan tekanan uji sampai 15 kg/cm². Harus pula
dilengkapi cat anti karat.
f) Priming tank.
Untuk menjamin kerja pompa transfer, system dilengkapi dengan priming tank
dengan kapasitas 500 liter. Ditempatkan sedikitnya 1,50 m diatas sumbu pompa.
Priming tank dilengkapi juga dengan float valve, control valve dan drain valve.
Harus dilapis dengan cat anti karat.

e. SISTEM AIR LIMBAH

1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan
d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven

2) Man Hole

a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen

b) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau

c) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut
d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Pembuangan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak boleh
dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat (trap)nya mudah
habis dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari stainless steel eks
American Standart, Kakudai, San – ei.

b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus dilengkapi
dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.

c) Penggantung pipa Plumbing dapat dilihat pada table

TABEL PENGGANTUNG

NO DIAMETER JARAK MAKSIMUM

1 40 mm 1,00 m

2 50 mm 1,20 m

3 65 - 125 mm 1,50 m

4 150 – 200 mm 2,00 m

d) Pengeleman pipa–pipa PVC harus dilakukan setelah ujung–ujung pipa dibersihkan


bagian luar & dalamnya sehingga bersih dari semua kotoran dan minyak.
e) Untuk lem dipergunakan lem PVC yang direkomendasi oleh pabrik pembuat pipa,
misalnya waving, isarplast.
f) Galian–galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman sedikitnya 50 cm
dibawah permukaan tanah dan kemiringan 2 % (pada kondisi tidak menyeberang
jalan)
g) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
h) Pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletak pada
lubang galian yang sama.
i) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari seluruh instalasi air,
sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas proyek.
4) Pemasangan Roof Drain

a) Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.

b) Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi sebagai penahan
endapan / kotoran padat.

c) Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai sambungan ulir.

d) Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-sisinya
yang berlubang.

5) Sewage Treatment Plant (STP)

a) Umum

Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, dan


peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi Sewage Treatment Plant
(STP) dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan serta
kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan dan perawatan
serta keamanan operasi dari system sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam perencanaan ini.

b) Syarat Pelaksanaan Pekerjaan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan Bill of Quantity
merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat dalam spesifikasi teknis, namun ada pada
gambar perencanaan atau ada pada Bill of Quantity, demikian pula sebaliknya
sehingga diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.

c) Syarat Bahan

(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan tidak
terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan / kekurang-baikan
barang / peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak untuk
menolak dan kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
Segala biaya yang timbul akibat penggantian ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

(2) Pemasangan seluruh instalasi STP harus sesuai dengan persyaratan dokumen.
Spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan lainnya sesuai dengan kontrak.

E. ELEKTRIKAL

INSTALASI ELEKTRIKAL

a. PERSYARATAN UMUM

1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut diatas.
Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian–bagian
berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti PLN, dan
Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat
penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat dan tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

c) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk


pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi
dari instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi ini.
e) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Pengawas

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi
dengan daftar isi dan data notasi.

Gambar Kerja (Shop-drawing)

a) Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain yang bertujuan untuk
menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat
pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung

b) Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar


kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan terdiri dari,

(1) Diagram-diagram/gambar, seperti :

 Gambar rangkaian listrik


 Gambar jaringan pemipaan
 Gambar/diagram lainnya.
(2) Detail-detail, seperti :

 Detail panel
 Detail pemasangan panel
 Detail pemasangan peralatan
 Detail-detail lain yang diperlukan.
(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

c) Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar Perencanaan,


Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,
sehingga tidak akan terjadi kesalahan di lapangan.
d) Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Pengawas
proyek untuk diperiksa dan disahkan
e) Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor harus menyiapkan
Gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan disahkan (keur) oleh
Assosiasi terkait dan instalasi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4) Koordinasi
a) Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.

c) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

5) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam rangkap 3 (tiga) untyk
disetujui.

b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang diragukan,


Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek. Pengambilan ukuran
dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

6) Testing dan Commisioning


a) Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing


tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


a) Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.

b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
petama.

c) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala


kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan teguran dari
Pengawas proyek atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang dipergunakan, maka
Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f) Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk
oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian/pemeliharaan.
g) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan
hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas Proyek
serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi
yang berwenang.

8) Laporan – laporan
a) Laporan Harian dan Mingguan

Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
- Jumlah material /ditolak
- Jumlah Tenaga Kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah/kurang
- Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas
proyek untuk diketahui / disetujui.

b) Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Pengawas proyek.

9) Penanggung Jawab Pelaksanaan


a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli
dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai
wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.

b) Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas proyek.

10) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi.


a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan
Perencanaan dan Pengawas proyek.

b) Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang / perubahan yang ada
harus disetujui oleh Pengawas proyek secara tertulis.

11) Ijin – ijin


Pengurusan ijin – ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan instalasi ini.

b) Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari pihak Pengawas proyek secara tertulis.

13) Pemeriksaan Rutin dan Khusus


a) Pemeriksaan Rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu

b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.

14) Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh
pemberi tugas.

b. LINGKUP PEKERJAAN

1) Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan
– bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan–ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal
ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

2) Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi
Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–kontak
c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam bangunan serta
peralatan bantunya.
i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.

c. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1) Panel Tegangan Rendah


a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard PUIL 2000.
b) Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat powder

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan
Pengawas proyek, dilengkapi dengan double cover tebal plat 2 mm, memakai sepatu
kabel dan handslip, kapasitor bank harus menggunakan sistem otomatik (APFR).
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
c) Kontruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan – perbaikan
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
d) Setiap panel harus mempunyai 5 atau lebih busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65ºC dengan dimensi busbar minimum 1,5 kali
dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna
busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.
e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm atau
ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari
pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).
f) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
g) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara
yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang kontruksinya
diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
h) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi
dengan force ventilasi(exhaust fan).
i) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari
SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan arus
hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA pada tegangan 600 VAC.
j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat dioperasikan
secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem motorized, UVT
untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk tidak merusak switch breaker pada
saat posisi ON / OFF / TRIP.
k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free type dan
dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi
charged dan discharged.
l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi dengan
pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt (MX), saklar
alarm dan saklar bantu.
m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada
temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu pemutusan tidak
lebih dari tiga detik.
n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus
hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o) Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

2) Kabel Tegangan Rendah


a) Kabel – kabel type NYA, NYM dan NYY yang dipakai harus dapat dipergunakan
untuk tegangan rendah 0,6 kV.
b) Pada Prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis N/A2XSEFBY,
N/A2XSY, NYY dan NYFGBY.
c) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
d) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3) Sistem Penyalur Petir


a) Elektroda Penyalur Petir / Air Termination
(1) Elektroda penyalur petir ini terdiri dari :

(a) Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal.


(b) Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70
mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
(c) Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(2) air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instalasi lain yang
berwenang.

(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
bukan radioaktif.

(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar Perencanaan.

(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik
yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian
atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat
terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.

b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian. Oleh
karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan
elektroda penyalur petir maupun elektroda pembumian.
(2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
(3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan
yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.

c) Elektroda Pembumian
(1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar
Perencanaan.
(2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang
bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai tahanan
pentanahan sebesar 2 Ohm.
(3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan
hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
(4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.

d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan


(1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur
petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat
untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
(2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
(3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
(4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol
ini harus dapat dibuka dengan mudah.

7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta dilengkapi Mirror
Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan –
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
(6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable hanger/Fixed
Hanger.

b) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL


(1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
gambar.
(2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
(3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


(4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh Pengawas proyek.

c) Lampu Emergency dan Orientasi


(1) Lampu Emergency yang digunakan jenis flouresent (TL), Incandescen (PL),
lengkap dengan battery dan chargernya.
(2) Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu
harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset mati, lampu tetap menyala
(tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya battery (lampu yang lain).
Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi kembali dan semua operasi tersebut
diatas harus dapat bekerja secara otomatis.
(3) Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan / CADMIUM harus
sanggup menampung operasi selama minimal 30 menit, kapasitas battery
disesuaikan dengan TLD yang dipasang.
(4) Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, 1phase, dilengkapi dengan indikator
LED dan peralatan push to Check battery.
(5) Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam.
(6) Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN/Genset.
(7) Untuk lampu orientasi dipakai jenis flourescent (TL) dan Incandescen (PL)
maintain lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
(8) Untuk lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.

d) Lighting Fixtures Type Outdoor (Halaman)


(1) Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar dan
spesifikasi teknis atau lainnya.
(2) Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
(3) Komponen-komponennya harus menggunakan condensor yang dapat
memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
(4) Kontruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan –
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh
Pengawas proyek.
(5) Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalsi dari kabel haruslah dipasang
suatu Junction Box Outdoor Type. Dimana Junction Box tersebut termasuk
dalam lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi penerangan luar sehingga bila
Supply lampu penerangan luar dari Kontraktor yang berbeda, maka Supplier
lampu langsung dapat menyambungkan kabel penerangan lampu tersebut ke tiap
– tiap Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan oleh Kontraktor
instalasi kabel.

e) Lampu Exit
(1) Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery backup
4 jam.
(2) Lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.

f) Lampu Fluorescent
(1) TL Balk lengkap dengan Reflector (TKO) TL 1 X 35 W, TL 2 X 36 W.

(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Pengawas
proyek berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada
pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.

g) Kotak – Kontak Dan Saklar


(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor mounted.3
(2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
(3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan metal.
(4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan, pihak
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas proyek.

h) Grounding
(1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor).
(2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai gambar sistem pembumian.
(3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper berdiameter
1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode pentanahan yang
ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau sampai menyentuh permukaan
air tanah.
(4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
(5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
(6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal,
dengan metoda grounding yang sama.

i) Kabel Tray / Kabel Ladder dan Kabel Duck.


(1) Kabel tray tersebut dari bahan mild steel sheet setebal 1- 2 mm dengan finishing
hot dipped galvanized.
(2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi beton
dan atau diberi supporting pada konstruksi baja.
(3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
(4) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan menggunakan BC
kabel atau kontruksi harus memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya.
(5) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel menggunakan
penyangga terbuat dari bahan UNP-LNP dengan ukuran sesuai gambar dan
dipasang setiap jarak 2 (dua) meter. Kabel yang terpasang harus dilengkapi
dengan klem-klem kabel dan atau Cable Ties.
(6) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel
(pengikat/kebel tie) anti ultra violet.
(7) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi terlebih dahulu dengan
instalasi lainnya (AC, Plumbing dll).
(8) Kabel tray yang arah vertikal menuju panel-panel lampu menggunakan kabel
tray minimum selebar panel lampu penerangan tersebut.

j) Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19
mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

d. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus
rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi
lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free Stranding
diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah dilengkapi dengan
pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.

2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi
lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang
disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam
kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap
jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel ladder
kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah jalannya kabel
dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium
dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC High
Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang
Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang
kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap
ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam kotak
penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus didalam pipa
Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju kabel
ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang lebih kurang 1 m
dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah permukaan tanah sampai 50
cm dari permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang dalam metal
conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap dengan
Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus diberi
Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak minimum
10 Cm dari atas balok yang ditembus.

3) Kotak-kontak dan Saklar


a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan
1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak terdapat gambar detail,
pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Pengawas proyek dan pihak
Interior atau Arsitektur.
b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water Tight.

4) Lampu Penerangan
a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat
dari bahan aluminium.
c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung dengan menggunakan
adjustable hanger.
e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High Impact
Conduit.

5) Pembumian
a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan
b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai
permukaan air tanah.
c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan sifat
tanahnya.
e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan penampang
1”.

e. PENGUJIAN

1) Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian
secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh
dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang
perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

2) Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam keadaan operasi maupun
gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan
lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah, pengujian dengan
megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50
mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya
yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran
tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan maximum
5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun
hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan yang
lainnya dengan memakai light concrete.

f. PRODUK

1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pasal 1. NO Pasal 2. URAIAN Pasal 3. SPESIFIKASI Pasal 4. MERK
Pasal 5. Pasal 6. Pasal 7. TEKNIS Pasal 8.
Pasal 9. A Pasal 10. Panel Pasal 11. Pasal 12.
Tegangan
Menengah & Trafo
Pasal 13. Pasal 14. Pasal 15. Pasal 16.
Pasal 17. 1 Pasal 18. Panel TM Pasal 19. Incoming, Pasal 20. MG,
Outgoing (LBS-FUSE) Unindo-
Alsthom,ChiNT,
GAE,ABB
Pasal 21. Pasal 22. Pasal 23. Pasal 24.
Pasal 25. 2 Pasal 26. Trafo kap. Pasal 27. Hermetically Pasal 28. Trafindo,
800 KVA sealed Unindo
Pasal 29. B&J,
Starlite
Pasal 30. Pasal 31. Pasal 32. Pasal 33.
Pasal 34. 3 Pasal 35. Kabel TM Pasal 36. N2XSY,NA2XSY, Pasal 37. Yunitomo,
N/A2XSEBY Eterna,Jembo
Kabelindo,
Kabelmetal
Pasal 38. Pasal 39. Pasal 40. Pasal 41.
Pasal 42. B Pasal 43. Panel Pasal 44. Pasal 45.
Tegangan Rendah
& Instalasi
Pasal 46. Pasal 47. Pasal 48. Pasal 49.
Pasal 50. 1 Pasal 51. Panel Pasal 52. Pasal 53. LOKAL
Maker TR
Pasal 54. Pasal 55. Pasal 56. Pasal 57.
Pasal 58. 2 Pasal 59. Kompone Pasal 60. COS, ACB, CCB, Pasal 61. FAEL,
n Panel MCB, LBS MG, ABB,
AEG,CHiNT
Pasal 62. Pasal 63. Pasal 64. Pasal 65.
Pasal 66. 3 Pasal 67. Kompone Pasal 68. Pasal 69. Omron,
n Kontaktor, Relay Telemecanique,
& Meter AEG/GAE, ABB
Pasal 70. Pasal 71. Pasal 72. Pasal 73.
Pasal 74. 4 Pasal 75. Capasitor Pasal 76. Pasal 77. GAE, Nokia,
Bank MG, ABB,AEG
Pasal 78. Pasal 79. Pasal 80. Pasal 81.
Pasal 82. 5 Pasal 83. Kabel Pasal 84. NYFGbY, NYY Pasal 85. Yunitomo,
Daya Eterna,Jembo
Kabelmetal, Kabel
Indo
Pasal 86. Pasal 87. Pasal 88. Pasal 89.
Pasal 90. 6 Pasal 91. Kabel Pasal 92. NYM, Pasal 93. Yunitomo,
Instalasi NYA,NYMH Eterna,Jembo
Kabelmetal, Kabel
Indo
Pasal 94. Pasal 95. Pasal 96. Pasal 97.
Pasal 98. Pasal 99. Pasal 100. Pasal 101.
Pasal 102. 7 Pasal 103. Kabel Pasal 104. Pasal 105. Kabel
Tahan Api Metal,Yunitomo,
Pirelly, Fuji,
Belden
Pasal 106. Pasal 107. Pasal 108. Pasal 109.
Pasal 110. 8 Pasal 111. Kabel Pasal 112. Hot Deep Pasal 113. NIFANG,
Tray & Ladder Galvanized Lokal
Pasal 114. Pasal 115. Pasal 116. Pasal 117.
Pasal 118. 9 Pasal 119. PVC Pasal 120. PVC High Pasal 121. Clipsal,
konduit, c/w Impact EGA
Fitting
Pasal 122. Pasal 123. Pasal 124. Pasal 125.
Pasal 126. C Pasal 127. Lampu & Pasal 128. Pasal 129.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Socket Outlet
Pasal 130. Pasal 131. Pasal 132. Pasal 133.
Pasal 134. 1 Pasal 135. Armatur Pasal 136. Balk, L.Meja, Pasal 137. Suwilite,
Lampu L.Gantung, Baret, DL, Saka, Artolilite,
L.dinding, GL Vision, Simplex
Pasal 138. Pasal 139. Pasal 140. Pasal 141.
Pasal 142. 2 Pasal 143. Komponen Pasal 144. Pasal 145.
Lampu
Pasal 146. Pasal 147. - Ballast Pasal 148. Pasal 149. Philips,
Sinar,Tens
Pasal 150. Pasal 151. - Fitting Pasal 152. Standard Pasal 153. BJB,
Vosloh,Broco,
Legrand, Appleton
Pasal 154. Pasal 155. - Pasal 156. Standard Pasal 157. Philips,
Capasitor / GE, DNA
Condensor
Pasal 158. Pasal 159. - Tube Pasal 160. PL, PLC, TL, Pasal 161. Luxram,
MERCURY GE, Osram,
Phillips
Pasal 162. 3 Pasal 163. Exit Light Pasal 164. Pasal 165. Suwilite,
Artolite
Pasal 166. 4 Pasal 167. Saklar & Pasal 168. Standart type, 13 Pasal 169. Clipsal,
Stop Kontak 1 A Broco, Legrand,
Phase National
Pasal 170. Pasal 171. Pasal 172. Pasal 173.
Pasal 174. D Pasal 175. Penyalur Pasal 176. Pasal 177.
Petir
Pasal 178. Pasal 179. Pasal 180. Pasal 181.
Pasal 182. 1 Pasal 183. Penyalur Pasal 184. R 150 Pasal 185. KURN /
Petir Elektrostatis setara
Pasal 186. E Pasal 187. DIESEL Pasal 188. Pasal 189.
GENSET
Pasal 190. Pasal 191. Pasal 192. Pasal 193.
Pasal 194. 1 Pasal 195. Genset Pasal 196. (OPEN TYPE) Pasal 197. Mitsubishi,
kap. 730 KVA Stamford, Mercy
Cummins,
MCDOUGLAS

B. PEKERJAAN PALANG PINTU


 PEKERJAAN PERSIAPAN;
Pekerjaan ini meliputi :

 Pengukuran dan pemasangan bouwplank


Memasang patok – patok ukur sebelum melaksanakan pekerjaan galian untuk
pondasi.

 PEKERJAAN TANAH ;
Pekerjaan ini meliputi :

 Galian tanah biasa sedalam 1 meter


Galian tanah untuk pondasi digali sampai dengan batas galian dan peil yang
direncanakan atau petunjuk Direksi. Galian akan dilaksanakan sesuai ukuran yang
cukup agar penempatan konstruksi mudah dilaksanakan

 PEKERJAAN BETON;
Pekerjaan ini meliputi :

Pemasangan Begisting

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

i. Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengan cetok (sendok spesi).
ii. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
iii. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor.
iv. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
v. Papan cetakan tidak boleh bocor.
vi. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit.
vii. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi retak
Membuat Beton mutu f'c=14,5 MPa (K175), slum (12±2)cm, w/c = 0,66
Beton pekerjaan Ring Balk,menggunakan beton dengan mutu K-175 dengan
slump (12±2cm) dan w/c=0,66. Pencampuran beton dilakukan dilokasi pekerjaan
dengan menggunakan Beton Molen. Pekerjaan ini dapat dikerjakan setelah mendapat
ijin dari direksi pekerjaan dan pengawas lapangan.

 PEKERJAAN BESI;
Pekerjaan ini meliputi :

Rangka Atap Baja Canal C dingin Profil C75


Pekerjaan Rangka Atap Baja Canal C dingin Profil C75 ditempatkan sesuai dengan
gambar kerja dan konsultasi sama konsultan pengawas.

Besi U24 Polos


Pekerjaan Besi U24 Polos ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan konsultasi
sama konsultan pengawas.

Baut dan Angkur


Pekerjaan Baut Angkur ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan konsultasi
sama konsultan pengawas.

Pemasangan Plat Besi 5mm


Pekerjaan Pemasangan Plat Besi 5mm ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan
konsultasi sama konsultan pengawas.

Pemasangan Pipa Galvanis Ø 2"


Pekerjaan Pemasangan Pipa Galvanis Ø 2" ditempatkan sesuai dengan gambar
kerja dan konsultasi sama konsultan pengawas.

 PALANG PINTU SIRINE DAN LAMPU;


Pekerjaan ini meliputi :

Lampu diameter LED 20 cm terpasang


Pekerjaan Lampu diameter LED 20 cm terpasang ditempatkan sesuai dengan
gambar kerja dan konsultasi sama konsultan pengawas.

Palang Pintu Penggerak Elektrik dengan Dinamo


Tahapan Pintu Penggerak Elektrik dengan Dinamo

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


 Pekerjaan Palang Pintu Penggerak Elektrik dengan Dinamo ditempatkan
sesuai dengan gambar kerja dan konsultasi sama konsultan pengawas.
 Penggerak Elektrik Dinamo nantinya secara otomatis membuka dan
menutup palang pintu secara praktis
 Pekerjaan ini Dinamo akan dipasang dekat bangunan pos,seterusnya akan
diberi seling (untuk menarik kondisi terbuka/tertutup) dan otomatis akan
terpasang pada dinamo penggerak yang akan disambungkan kearus listrik.
 Pada kondisi yang sama, lampu merah dan sirine akan menyala. Sirine akan
berhenti berbunyi ketika palang sudah menutup sedangkan lampu merah
tetap menyala.
 Pada saat kereta api mau melintasi kita mengaktifkan dinamo penggerak
,otomatis seling/tambang otomatis perlahan akan menarik palang pintu
perlintasan dalam kondisi membuka. Pada saat yang sama lampu tanda
berubah menjadi hijau. Kondisi ini akan terus berulang terus selama kereta
api hendak melintasi pintu jalur perlintasan, baik kereta yang datangnya dari
jalur yang satu maupun jalur yang lainya.
Rangkaian sirene terpasang
Pekerjaan Rangkaian sirene terpasang ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan
konsultasi sama konsultan pengawas.

Speaker terpasang
Pekerjaan Speaker terpasang ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan
konsultasi sama konsultan pengawas.

Pemasangan Pipa Galvanis Ø 4"


Pekerjaan Pemasangan Pipa Galvanis Ø 4" ditempatkan sesuai dengan gambar
kerja dan konsultasi sama konsultan pengawas.

Wallpaper/Sekotlet Palang Pintu


Pekerjaan Wallpaper/Sekotlet Palang Pintu ditempatkan sesuai dengan gambar kerja
dan konsultasi sama konsultan pengawas. Sekotlet ini untuk membantu pencerahan
dimalam hari atau suiang hari untuk mengurangi kecelakan lalu lintas.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta


Pembersihan lokasi kerja dari material bangunan, kotoran dan dikeluarkan keluar lokasi
sesuai petunjuk pihak yang bersangkutan

Membersihkan lokasi pekerjaan setelah semua pekerjaan telah selesai terutama


pekerjaan struktur lokasi yang akan dibersihkan harus bebas dari sampah, rumput dan puing-
puing yang akan mengganggu.

Pembersihan lokasi dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu secara manual,


dikumpulkan kemudian diangkut truk ringan dan dibuang ke luar areal lokasi pekerjaan sesuai
dengan petunjuk dari instansi yang bersangkutan yang kemudian diratakan serta dipadatkan
itupun harus disepakati oleh Direksi dan Pengawas. Pembersihan akhir pekerjaan berupa puing-
puing batu, pasir, potongan-potongan kayu, kotoran dari adukan, semen dan lain-lain harus
dibersihkan dan disingkirkan dari lokasi dan bangunan konstruksi pekerjaan. Pembongkaran
dilakukan dengan hati – hati dan alat bantu yang memadai, hasil bongkaran dibuang keluar area
pekerjaan.

Demikian metode kerja dibuat sebagai panduan/ pegangan pelaksanaan pekerjaan di


lapangan. Selama dalam pelaksanaan penyedia jasa selalu berpegang pada bestek, gambar dan
rencana kerja dan syarat-syarat dan imbauan dari direksi. Diperkirakan Pekerjaan ini selesai
sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir yaitu 90 (sesembilan puluh ) hari kalender, dan
pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya ( ST.I ) Selanjutnya penyedia jasa masih
mempunyai kewajiban untuk memelihara dan memperbaiki pekerjaan sampai masa
pemeliharaan berakhir, dan diserahkan untuk kedua kalinya ( ST.II ) kepada pengguna jasa.
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat, semoga dapat menjadi panduan bagi
pelaksana lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Pos Kereta

Anda mungkin juga menyukai