Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Pasal 01. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

01.1. Lingkup Pekerjaan


1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi
teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian
pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untu k
Pekerjaan Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah
SD dan SMP APBD II Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2020 meliputi antara lain :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Sipil
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan Instalasi Listrik

Spesifikasi Teknis
- Struktur Beton Bertulang dengan mutu beton K-175 dan K.250.
- Pekerjaan Dinding Batu bata dengan campuran 1 Pc : 6 Psr untuk
pasangan biasa dan 1 Pc : 3 Psr untuk pasangan trasraam,
plesteran beton
- Pekerjaan Penutup lantai keramik 40 x 40 cm dan Keramik 30 x 30 cm
- Pekerjaan Penutup Dinding keramik 20 x 25 cm dan Keramik 25/40
- Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela, Kayu Klas II + Accesories
- Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela, Aluminium + Accesories.
- Pekerjaan Rangka Atap Kayu Klas II dan Baja CNP, Baja Ringan
- Pekerjaan Kuda-Kuda Kayu Kls II dan Baja CNP Double
- Pekerjaan Atap Genteng Plentong
- Pekerjaan Lisplank Kayu dan Woodplank GRC
- Pekerjaan Plafond Kalsiboard Rangka Kayu / Hollow Kls II dan Hollow
40x40mm
- Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafo nd
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/
dilihat dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).

2. Kecuali disebut di atas secara khusus dalam dokumen –dokumen,


lingkup pekerjaan proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/ material
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan.
d. Koordinasi dengan Direksi lapangan yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjaan yang disub kan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamana n area kerja
f. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana).
g. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama –
sama merupakan persyaratan segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen–dokumen berikut ini :
1) Gambar–gambar penunjukan pelaksanaan
2) Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pekerjaan/ bahan
3) Rincian volume pekerjaan/ rincian penawaran
4) Dokumen–dokumen pelaksanaan yang lain
5) Bilamana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum yang tidak
dapat diterapkan pada bagian pekerjaan, maka bagian dari
Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap
tidak berlaku.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

01.2. Referensi
1.Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan–persyaratan teknis yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan–peraturan Nasional maupun
Peraturan–peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis -
jenis pekerjaan yang bersangkutan antara la in :
- NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- SNI 03-1750-1990 Standar Normalisasi Indonesia
- NI – 6 (1983) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (SKBI.
1.3.55.1987)
- NI – 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di
Indonesia
- NI – 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
- NI – 10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
- Standart Industri Indonesia (SII)
- ASTM, JIS.
- Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian –
bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan–pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang
disebut di atas, maupun standart–standart Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart–standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan–pekerjaan tersebut
atau setidak–tidaknya berlaku standart–standart Persyaratan Teknis dari negara
asal pembuat bahan/ produk yang bersangkutan dan produk yang ditentukan
pabrik pembuatnya.
2.Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan
teknisnya tidak diatur dalam Persyaratan Teknis Umum/
Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
dalam pasal 01 ayat 2 point 1 di atas, maka bagian pekerjaan
tersebut Penyedia Jasa harus mengajukan salah satu dari
persyaratan–persyaratan berikut ini guna disepakati oleh
Pengawas lapangan sebagai patokan persyaratan teknis :
a.Standart/ norma/ kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institus i/
Assosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau
Badan–badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau Badan –
badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain,
sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Penga was
lapangan.
b.Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari
Lembaga Pengujian yang diakui secara Nasional/ Internasional

01.3. B a h a n
1. Baru
Semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan
bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam komponen kecil
maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan.
2. Merk Dagang dan atau Kesetaraan
a.Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/ produk didalam
Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kesetarafan kualitas penampilan ( performance ) dari
bahan/ produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata –kata
“setara”.
b.Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas pe nampilan
yang setaraf dengan bahan/ produk yang memakai merk dagang yang
disebutkan, dapat diterima dan telah diperoleh persetujuan tertulis
dari Direksi lapangan/ Pengawas lapangan.
c.Penggunaan bahan/ produk yang disetujui sebagai “setara” tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

harga dengan bahan produk yang disebutkan merk dagangnya akan


diabaikan.
d.Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan,
penggunaan produksi dalam negeri lebih diutamakan.

3. Penggantian Bahan .
a. Penyedia Jasa bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu
bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan
penampilan yang setaraf dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggatian bahan, perbedaan harga
yang ada dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan
diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1).Dalam hal di mana penggantian disebabkan karena
ketidaksanggupan Penyedia Jasa untuk mendapatkan bahan/
produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2).Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Pengawas
lapangan dan Direksi lapangan sebagai masukan (input) baru yang
menyangkut nilai–nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.

4. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan
sebelum bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/ diprodusir/ didatangkan,
terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi lapangan/
Pengawas lapangan atas bahan/produk tersebut.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa, atau tidak
dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa dari
kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/
produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan
jaminan akan diterima/ disetujui nya seluruh bahan/ produk tersebut
di lapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh bahan/
produk yang digunakan sesuai contoh brosur yang telah disetujui.

5. Contoh Bahan
Pada waktu memintakan persetujuan penggunaan bahan / produk
kepada Direksi lapangan/ Pengawas lapangan, bahan / produk harus
disertakan contoh dari bahan/ produk tersebut dengan ketentuan
sebagai beriut :
a. Jumlah Contoh
1). Untuk bahan/ produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat
pengujian yang dapat disetujui/ diterima oleh Di reksi lapangan /
Pengawas lapangan Pekerjaan maka perlu diadakan pengujian.
Kepada Pengawas lapangan harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart
prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahk an
pada Badan/ Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Pengawas
lapangan/Direksi lapangan.
2). Untuk bahan/ produk yang hendak digunakan ditunjukkan
sertifikat pengujian yang dapat disetujui/ diterima oleh Pengawas
lapangan, kepada Pengawas lapangan harus diserahka n 3 (tiga)
buah contoh yang masing-masing disertai dengan salinan
sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1). Dari contoh yang diserahkan kepada Pengawas lapangan yang
telah memperoleh persetujuan dari Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya dan oleh Pengawas lapangan harus dipasangkan
tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang
semuanya akan dipegang oleh Pengawas lapangan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Bila dikehendaki, Penyedia Jasa dapat meminta sejumlah set


tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan
surat keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi
sendiri.
Maka jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Pengawas
lapangan harus ditambah seperlunya sesuai dengan keb utuhan
tambahan tersebut.
2). Pada waktu Pengawas lapangan sudah tidak lagi membutuhkan
contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk
tersebut, Penyedia Jasa berhak meminta kembali contoh tersebut
untuk dipasangkan pada bagian pekerjaan.
c. Waktu persetujuan Contoh
1). Adalah tanggung jawab dari Penyedia Jasa untuk mengajukan
contoh bahan tepat pada waktunya, sehingga pemberian
persetujan bahan/ contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.
2). Untuk bahan/ produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetaraan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atas
contoh akan diberikan oleh Pengawas lapangan dalam waktu tidak
lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja.
Persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan dilua r
Persyaratan Teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih
dari 14 (empat belas) hari kerja.
3). Untuk bahan produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atas
contoh akan diberikan oleh Pengawas lapangan dalam waktu 14
(empat belas) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian
kesetaraan tersebut.
4). Untuk bahan/ produk yang bersifat pengganti/ substitusi,
keputusan persetujuan akan diberikan oleh Pengawas lapangan
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak diterimanya
dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
5). Untuk bahan/ produk yang bersifat peralatan/ perlengkapan
ataupun produk lain yang karena sifat/ jumlah harga
pengadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam
bentuk bahan/ produk jadi, permintaan persetujuan bisa diajukan
berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana harus
dilengkapi dengan :
- Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/
produsen
- Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai keagenan,
surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan ( after sales
service) dan lain-lain.
- Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing).
- Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen–dokumen
lain sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas,
keputusan atas contoh dari bahan/ produk yang diajukan belum
diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Pengawas
lapangan, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang
diajukan telah disetujui oleh Pengawas lapangan /Direksi lapangan.

6. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atau sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagai
perijinan untuk memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap
berada dalam kondisi layak untuk dipakai.
Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi
tidak layak lagi untuk dipakai dalam pekerjaan, Pengawas lapangan
berhak untuk memerintahkan agar :
1). Bahan/ Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

2). Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan/
produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2
x 24 jam untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan h arus diatur
sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula
terlebih dulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

01.4. Pelaksanaan
1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda –tanganinya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Pengawas lapangan sebuah “Network Planning”
mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram yang mana dinyatakan pula urutan logis
serta kaitan/ hubungan antara seluruh kegiatan –kegiatan tersebut.
b. Kegiatan–kegiatan Penyedia Jasa untuk/ selama masa pengadaan/
pembelian serta waktu pengiriman/ pengangkutan dari :
1). Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan.
2). Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan–kegiatan Penyedia Jasa selama waktu pabrikasi,
pemasangan dan pelaksanaan.
d. Pembuatan dan permintaan persetujuan bahan serta gambar kerja
maupun rencana kerja.
e. Harga borongan dari masing–masing kegiatan tersebut.
f. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
g. Pengawas lapangan akan memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
h. Penyedia Jasa harus memasukkan kembali perbaikan, atau Pengawas
lapangan meminta diadakannya perbaikan/ pe nyempurnaan paling
lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
i. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atas
pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Pengawas
lapangan/Direksi lapangan, kecuali dapat dibuktikan bahwa Peng awas
lapangan telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana
kerja Penyedia Jasa pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Jasa
untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana
kerja yang disetujui Pengawas lapangan, sepenuhnya merupakan
tanggungjawab dari Penyedia Jasa bersangkutan.

2. Gambar Kerja ( Shop Drawings )


a.Untuk bagian-bagian pekerjaan di mana gambar pelaksanaan
( Construction Drawings ) belum cukup memberikan petunjuk mengenai
cara untuk mencapai keadaan pelaksanaan, Penyedia Jasa wajib
untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci yang akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b.Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh Pengawas lapangan.
c.Gambar kerja harus diajukan kepada Pengawas lapa ngan untuk
mendapatkan persetujuannya untuk mana gambar –gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d.Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum pemesanan bahan.

3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 ( tujuh ) hari sebelum memulai
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin
pelaksanaan secara tertulis kepada Pengawas lapangan dengan dilampiri
gambar kerja yang sudah disetujui.
Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

4. Contoh Pekerjaan ( Mock Up )

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Bila contoh pekerjaan dikehendaki oleh Pengawas lapangan, Penyedia


Jasa wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

5. Rencana Mingguan dan Bulanan


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa di mana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa wajib untuk
menyerahkan kepada Pengawas lapangan satu rencana mingguan
yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Penyedia
Jasa wajib menyerahkan kepada Pengawas lapangan satu rencana
bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai
rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Penyedia Jasa untuk menyusun dan menyerahkan rencana
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan perintah Pengawas lapangan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Jasa
diwajibkan untuk memberitahu Pengawas lapangan mengenai hal
tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

6. Kualitas Pekerjaan.
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik
untuk jenis pekerjaan bersangkutan.

7. Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan
akan diuji dengan cara pengujian yang dipersyaratkan sesuai
referensi yang ditetapkan pada Bab III Pasal 01 Ayat II dari
Persyaratan Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga
yang akan melakukan pengujian dipilih oleh Pengawas lapangan dari
Lembaga/ Badan Penguji milik Pemerintah atau Lembaga/ Badan lain
yang sudah diakui pemerintah dan dianggap memiliki obyektivitas dan
integritas yang menyakinkan. Untuk hal yang terakhir ini Penyedia
Jasa tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan
menjadi beban Penyedia Jasa.
d. Dalam hal dimana Penyedia Jasa tidak dapat menyetujui hasil
pengujian dari Badan Penguji yang ditunjuk oleh Pengawas lapangan,
Penyedia Jasa berhak mengadakan pengujian tambahan pada
Lembaga/ Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji
seperti tersebut di atas, seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri
oleh Penyedia Jasa.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan
tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih
untuk :
1). Memilih Badan/ Lembaga Penguji ketiga atas kesepakatan
bersama.
2). Melakukan pengujian ulang pada Badan/ Lembaga Penguji
pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang disaksikan oleh Pengawas
lapangan dan Penyedia Jasa maupun wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari
alat–alat penguji.
3). Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana
kedua belah pihk sepakat untuk menganggapnya demikian.
4). Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari
hasil pengujian yang pertama, maka semua akiba t langsung
maupun tidak langsung dari adanya semua pengulangan pengujian
menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

5). Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidaktepatan


kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama dan membenarkan
kesimpulan dari hasil pengujian yang kedua, maka :
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan
Penyedia Jasa akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya
penambahannya/ pengulangan pengujian akan diberikan
tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya,
penambahan yang mana besarnya adalah sesuai dengan
penundaan yang terjadi.

8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan.


a.Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan
yang lain secara visual menghalangi Pengawas lapangan untuk
memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Penyedia Jasa wajib
melaporkan secara tertulis kepada Pengawas lapangan mengenai
rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang aka n
menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga
Pengawas lapangan berkesempatan secara wajib melakukan
pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pengerjaannya.
b.Kelalaian Penyedia Jasa untuk menyampaikan laporan di atas,
memberikan hak kepada Pengawas lapangan untuk dibelakang hari
menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi
tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu, biaya
pembongkaran dan perbaikan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Jasa.
c.Bila laporan telah disampaikan dan Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan
pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat 2 (dua) hari
kerja sejak laporan disampaikan, Penyedia Jasa berhak melanjutkan
pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Pengawas lapangan
telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutupi tersebut.
d.Pemeriksaan dan persetujuan oleh Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan atas suatu pekerjaan tidak melepaskan Penyedia Jasa dari
kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.
e.Walaupun telah diperiksa dan disetujui, Penyedia Jasa masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi
bagian pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang
tertutupi.

9. Kebersihan dan Keamanan


a.Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja
senantiasa berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b.Penyedia Jasa bertanggung jawab atau keamanan di area kerja,
termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan dan atau tanda –tanda
khusus.

01.5. Penyelesaian dan Penyerahan


1. Dokumen yang sudah dilaksakan (As Built Documents)
a. Setiap penyelesaian pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyusun
Dokumen yang sudah dilaksana terdiri dari :
1). Gambar-gambar yang sudah dilaksanakan (as built d rawings)
2). Persyaratan teknis yang sudah dilaksanakan dari setiap pekerjaan
b. Penyedia Jasa juga harus melaksanakan :
1). Pekerjaan persiapan
2). Supply bahan, perlengkapan/ peralatan kerja
c. Dokumen yang sudah dilaksakan bisa disusun dari :
1). Dokumen pelaksanaan
2). Gambar-gambar perubahan
3). Perubahan persyaratan-persyaratan teknis
4). Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap
sesuai petunjuk Pengawas lapangan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

d. Dokumen yang sudah dilaksakan ini harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas lapangan.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci pintu, sarana komunikasi bersaluran
banyak, utilitas dan pekerjaan–pekerjaan lain dengan sistem jaringan
bersaluran banyak secara operasional membutuhkan identifikasi lokasi
dari masing–masing barang tersebut.
f. Penyedia Jasa harus membuat dokumen yang sudah dilaksanakan
untuk diserahkan kepada Direksi lapangan.

2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyerahkan
kepada Direksi lapangan
a. 2 (dua) set dokumen yang sudah dilaksanakan
b. Untuk peralatan/ perlengkapan
- 2 (dua) set pedoman operasi (operation manual)
- Suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “ Construction Key ” (bila ada)
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen–dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembaya ran cukai,
surat fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/ Warranty sesuai
uang yang dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Pengawas lapangan
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing –masing warna)
h. Bahan finishing lantai/ dinding & atau masing –masing 2 (dua) minimal
2 m2

01.6. Keamanan/ Penjagaan


1. Untuk keamanan Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan
di lingkungan lokasi.
2. Penyedia Jasa berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
bangunan yang telah ada terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Penyedia
Jasa berkewajiban untuk memperbaiki.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama
pada waktu lembur malam, jika Penyedia Jasa menggunakan aliran listrik dari
bangunan/ komplek, diwajibkan bagi Penyedia Jasa untuk memasang meteran
sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4. Penyedia Jasa harus berusaha menanggulangi kotoran–kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang telah ada.
5. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan
lingkungan atau jembatan yang menghubungkan ke Kegiatan sebagai akibat lalu
lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan–
bahan/ material guna keperluan Kegiatan.
6. Apabila Penyedia Jasa memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau
jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Penyedia
Jasa akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka harus terlebih dahulu
diberitahukan kepada Direksi lapangan dan Instansi yang berwenang. Biaya untuk
perkuatan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Pasal 02. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


02.1. Direksi Keet
1. Bangunan Sementara
Sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara.

02.2. Kantor dan Gudang Penyedia Jasa


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Jasa dapat membuat Kantor, barak-barak
untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya
telah mendapat persetujuan dari Pihak Pengawas lapangan berkaitan dengan
konstruksi atau penempatannya.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Semua Boukeet perlengkapan Penyedia Jasa dan sebagainya, pada waktu pekerjaan
berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar.

02.3. Sarana Kerja


1. Penyedia Jasa wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua pekerjaan
yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta
jadual kerjanya.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar–benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan/ kehilangan, dan hal–hal yang dasar mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.

02.4. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja


1. Penyedia Jasa harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya di
konsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas lapangan lapangan. Khususnya
dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam pelaksanaannya
harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
2. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas–
fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya, air minum, toilet yang memenuhi
syarat–syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan
perlengkapan PPPK.
3. Penyedia Jasa harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan dan
harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah
bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Penyedia Jasa harus melarang
siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan.

02.5. Perlindungan Terhadap Bangunan/ Sarana Yang Ada


1. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/ konstruksi sekitarnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut
jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa harus selalu menjaga kondisi jalan
sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-kerusakan
yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Penyedia Jasa wajib mengamankan sekaligus melaporkan/ menyerahkan kepada
pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

02.6. Pembersihan dan Penebangan Pohon-pohonan


1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar, pohon.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan harus selalu dijaga kebersihannya.
3. Penyedia Jasa tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada
gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus
disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Penyedia Jasa untuk
melakukan penebangan, maka harus mendapat ijin dari Direksi lapangan.

02.7. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dengan mengambil air sekitar
atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan–bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana.
2. Listrik untuk bekerja harus, disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas lapangan. Daya listrik ini juga
disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Penyedia Jasa.

02.8. Drainase Tapak


1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/ kontur tanah yang ada di tapak,
Penyedia Jasa wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

2. Arah aliran ditujukan ke daerah/ permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi/
Pengawas lapangan Pekerjaan.

02.9. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon , letak batas–batas tanah dengan alat-alat yang
sudah diuji kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Segala biaya pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab
Penyedia Jasa.

2. Pengukuran dan Titik Peil (0.00) Bangunan.


Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/
kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan
memakai alat waterpass instrument/ theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan lantai, plafon dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk
mendapatkan titik peil harap diperhatikan notasi-notasi Gambar Lay Out dengan
kondisi lapangan. Penyedia Jasa harus melapor pada Pengawas lapangan/
Konsultan Perencana apabila terjadi tidak kesesuaian gambar dengan kondisi
lapangan.

3. Bouwplank
a. Pemasangan Bouwplank
- Penyedia Jasa bertanggung jawab atau ketepatan serta kebenaran
pemasangan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian, dan Bench Mark yang diberikan Pengawas lapangan secara
tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta
kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja
yang diperlukan.
- Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal keadaan tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung
jawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Direksi/ Pengawas lapangan Pelaksanaan.
- Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pengawas lapangan atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab Penyedia Jasa menjadi berkurang.
Penyedia Jasa wajib melindungi semua benck mark, dan lain-lain atas seluruh
referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
b. Bahan dan Pelaksanaan
- Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2,00 m‟, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu meranti
diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass).
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari
atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak boleh
dilepas/ dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok
bawah.

Pasal 03. PEKERJAAN TANAH


03.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua kegiatan yang berkaitan
dengan pematangan tanah, pengolahan tanah yang ada kaitannya dengan struktur
bangunan antara lain pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/ perataan,
ataupun pembuangan tanah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga,
konstruksi penyangga hingga pemompaan air tanah/ penggalian (dewatering).

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

03.2. Persiapan Pekerjaan Tanah


1. Pekerjaan ini meliputi pembersihan/ perataan lapangan, pengecekan keadaan
kontour, pengukuran di daerah-daerah di mana pekerjaan pembangunan akan
dilaksanakan, seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar dan sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh Pengawas lapangan.

2. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk :


a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan
kontrak ini dan kontrak lain yang berhubungan dengan Kegiatan ini, beserta
semua addendumnya.
b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta
semua fasilitas yang ada.
c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan
mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup Kegiatan seperti yang disyaratkan
pada gambar-gambar dan persyaratan lainnya sebagaimana yang telah disetujui
oleh Pengawas lapangan.

3. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan dari informasi yang
disampaikan kepadanya dari pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia Jasa diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan sendiri
pemeriksaan tambahan bilamana dianggap perlu untuk menentukan lebih lanjut
kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan .

4. Sebelum memulai pekerjaan galian/ urugan, Penyedia Jasa harus yakin bahwa
semua permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transit yang tertera dalam
gambar rencana adalah benar.
Jika Penyedia Jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, Penyedia
Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak seksamaan permukaan tanah
tidak akan dipertimbangkan.

03.3. Pekerjaan Galian Tanah dan Penimbunan Tanah (Cut & Fill)
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan galian ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gedung juga
dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada di bawah permukaan
tanah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/ konstruksi penahan
tanah dan pemompaan air tanah apabila diperlukan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Galian


a. Pekerjaan galian tanah baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan
sesuai dengan penampang galian yang terdapat pada gambar rencana,
pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, atau konstruksi lain di atasnya)
dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari
Pengawas lapangan
b. Penyedia Jasa harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian
tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air, atau
lain-lain, dengan memompa, menimba, menyalurkan ke luar, atau dengan cara
lain, dengan biaya yang ditimbulkan sudah termasuk dalam harga kontrak.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, dan
dipadatkan kembali sehingga mendapatkan dasar yang waterpass.
d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
e. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
f. Penyedia Jasa juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga kerusakan


yang diakibatkan dari lobang galian dapat diantisipasi.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari lokasi.
h. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang memenuhi
persyaratn sebagai tanah urug. Pelaksanaannya urugan tanah secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian, bagian yang terletak di dalam
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum.
i. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan
harus diperbaiki/ diganti dan dibiayai oleh Penyedia Jasa.
j. Tanah hasil galian yang memenuhi persyaratan atas persetujuan Pengawas
lapangan dapat dipergunakan sebagai bahan urugan, sedangkan kelebihan
tanah hasil galian tersebut harus dikeluarkan/ dibuang ke luar lokasi.
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk mendapatkan lokasi pembuangan
tanah termasuk biaya lain yang diperlukan.
k. Bilamana galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki
atau permukaan yang tertera dalam gambar untuk dasar yang kuat, Penyedia
Jasa harus mengisi galian yang terlalu dalam dengan bahan yang sama seperti
yang ditentukan untuk tanpa ada penambahan biaya.

03.4. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman, bangunan
maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi, termasuk dalam pekerjaan
pemadatan untuk setiap layer/ lapisan urugan.

2. Persiapan untuk urugan


Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
lainnya yang tersembunyi akan ditutup/ diurug dengan tanah urugan, telah
diperiksa oleh Pengawas lapangan.
Pada pekerjaan urugan/ peninggian permukaan tanah asal jika ada ketidaksesuaian
antara keadaan lapangan dan gambar rencana Penyedia Jasa harus memberitahu
secara tertulis kepada Direksi lapangan/Direksi/Pengawas lapangan Pekerjaan, jika
tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.

3. Cara pengurugan
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah uruh yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-
20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat/ kompaktor yang diijinkan, khusus
untuk pemadatan perkerasan jalan harus dipergunakan pemadat/ mesin gilas 6-
8 ton.
c. Seluruh bahan/ material yang akan digunakan untuk penimbunan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan. Penyedia Jasa tidak
diperkenankan melakukan pengurugan tanpa pengawasan Pengawas lapangan.

4. Bahan-bahan urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Sedangkan urugan pasir urug untuk perkerasan jalan berikutnya hingga
perkerasan
c. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan bahan organik, kadar
lumpur tidak boleh terlampau tinggi dan bahan urugan mudah untuk
dipadatkan.

Pasal 04. PEKERJAAN PONDASI


04.1. U m u m
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan-bahan material
dan peralatan–peralatan yang diperlukan sehingga secara keseluruhan pekerjaan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

pondasi ini dapat terselesaikan. Pondasi dipakai adalah pondasi lajur batu kali atau
sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana.

2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, Penyedia Jasa harus mengadakan
pengukuran sesuai dengan jarak/ notasi yang ada dalam gambar rencana
pondasi, kemudian harus dimintakan persetujuan lebih lanjut kepada Pengawas
lapangan.
b. Penyedia Jasa diwajibkan memberi laporan kepada Pengawas lapangan, bila
ada perbedaan antara gambar detail/ konstruksi dengan gambar arsitektur atau
adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/ penjelasan.

04.2. Metode Pelaksanaan


1. Pengenalan Lapangan/ Site
a.Penyedia Jasa harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai
pekerjaannya yang antara lain :
- Peil existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
- Keadaan/ kondisi lapisan tanah
- Bangunan-bangunan/ fasilitas-fasilitas yang ada dan atau berdekatan dengan
lapangan
- Kedalaman muka air tanah (MAT)
- Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan
- Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
b. Penyedia Jasa juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum, batasan-batasan
beban jalan dan batasan/ ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin
mempengaruhi lancarnya trasportasi/ alat-alat dan ke lapangan/ site
c. Penyedia Jasa wajib untuk mencocokkan kondisi lapangan dengan gambar
rencana dan wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Pengawas
lapangan.

2. Pengukuran Lapangan/ Setting Site


a. Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan pengukuran layout
dengan menggunakan surveyor yang teliti serta berpengalaman.
b. Penyedia Jasa wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Pengawas
lapangan, apabila ditemukan perbedaan elevasi/ ukuran lapangan dengan yang
tercantum dalam gambar rencana.
c. Penyedia Jasa wajib untuk mengukur/ menentukan fasilitas/ utilitas yang ada di
lapangan serta melaporkannya secara tertulis kepada Pengawas lapangan.
d. Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/ memelihara fasilitas/ utilitas
yang ada, termasuk memasang kembali yang rusak karena kesalahan Penyedia
Jasa, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Pasal 05. PEKERJAAN STRUKTUR


05.1. Pekerjaan Beton Bertulang
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton seperti
acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekejaan ini
adalah pengamanan baik tempat bekerja maupun fasilitas lain disekitar sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-71)
b. SNI 03-1750-1990
c. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-15-
1991-03)
d. Pedoman Beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
e. Peraturan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
f. Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983
g. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/ NI-3

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

h. Peraturan Portland Cement Indonesia.1972/ NI-8


i. Mutu dan Cara Uji Sement Portland (SII 0013-81)
j. Mutu dan Cara Uji Sement Beton (SII 0052-80)
k. ASTM C-33 Standartd Specification for concrete Agregates
l. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
m. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
n. American Society for Testing and Material (ASTM)
o. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
p. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC : 699.81 : 624.04)

3. Keahlian dan Pertukangan


Penyedia Jasa harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan, antara lain : mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi.

4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen
Klasifikasi Jenis I (setara semen GRESIK/ TIGA RODA/ NUSANTARA) yang telah
ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang dipakai harus dari 1 (satu)
merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus terlindung
dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam zak (kantong) asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang
dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang
tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen yang
diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membantu,
tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Penyedia Jasa.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada 2 (dua) ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar/ batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat
ini disyaratkan berikut ini :
1). Agregat kasar/ Split ex Lokal/ Setempat, mempunyai ukuran besar, ukuran
nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil
antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau 3/4
jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau
tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :

Sisa Di atas Saringan Lolos ( % )

Saringan 30,00 mm 100


Saringan 5,00 mm 10

2). Agregat halus/ pasir ex Lokal/Setempat harus terdiri dari butir-butir yang
bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran
lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus
terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya apabila diayak harus
memenuhi syarat sbb :

Sisa Di atas Saringan Lolos ( % )

Saringan 10,00 mm 100


Saringan 5,00 mm 10

Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan


dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal,
maka Penyedia Jasa wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Pengawas lapangan. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang


keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
dengan tanah.
c. Air Untuk Campuran Beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya
dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui
oleh Pengawas lapangan.
Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka
Penyedia Jasa harus mencari air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) mutu U-
32, dimana tegangan tarik 3.200 kg/cm2 untuk tulangan utama dan sengkang,
untuk diameter besi beton D 13 keatas menggunakan besi beton ulir (deformed
bars), sedangkan Ø 6 s/d 12 menggunakan besi beton polos mutu U-24, dimana
tegangan tarik 2.400 kg/cm2 atau kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar
diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-
syarat :
1). Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat
2). Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3). Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi
4). Standar Produk KS/Merk Krakatau Steel/ Krakatau Wajatama atau setara.
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan. Besi beton harus berasal
dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merk
besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini.
e. Kualitas beton
1). Kualitas beton yang digunakan untuk beton struktur mutu K-175, yang
harus dibuktikan dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi
teknis ini.
2). Penyedia Jasa wajib untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat
tercapai.
3). Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis,
ringbalk, lantai kerja dan beton non struktur lainnya menggunakan beton
Mutu K-175.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan
secara khusus adalah antara 5-12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor
slump beton adalah 16-18 cm. Cara uji slump sebagai berikut, beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekesting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali
dengan besi beton diameter 16 mm, pajang 30 cm dengan ujung yang bulat.
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan
satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Pengawas lapangan
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas lapangan. Laporan harus
diberikan kepada Pengawas lapangan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak
yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat
secara baik dan jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data
tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin
tertulis dari Pengawas lapangan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Pengawas lapangan tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran, sesuai
dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Pengawas lapangan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan. Penyedia Jasa harus


menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang
dibutuhkan agar Pengawas lapangan dapat memeriksa pekerjaan secara aman
dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Penyedia Jasa tidak akan diizinkan untuk
melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut
harus segera diperbaiki dalam waktu 1x24 jam dan selanjutnya Penyedia Jasa
harus mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak
dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi lapangan/ Pengawas lapangan, Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawab penuhnya atas ketidak sempurnaan ataupun kesalahan yang
timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua
kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Sedemikian pula untuk siar
pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.

6. Adukan Beton yang Dibuat di tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Agregat halus/Pasir diukur menurut berat
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton.
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

7. Besi Beton
a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa harus mengusulkan
merk besi beton (U-24 & U-32) dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari
pabrik yang akan digunakan untuk disetujui Pengawas lapangan
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga
kemungkinan karat dapat dihindarkan.
c. Gambar Kerja ( shop drawing ) dan Bar Bending Schedule ( buingstaat )
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan
dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan
harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan alat bar
cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak
diijinkan. Untuk itu Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja pembengkokan
(bending schedule) dan diajukan kepada Pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton
dipasang, permukaan besi beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di
atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas lapangan.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
standar detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan–tulangan utama tarik/
tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-
ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
lapangan.
f. Kawat beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk meghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

beton. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar
atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam
penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
g. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan pada
gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan.
Sedemikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan
utama.

8. Pemasangan alat-alat di dalam Beton/ Sparing


a. Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara
tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada ele men struktur.
Penyedia Jasa wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan
dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut.
Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain harus
diinformasikan segera kepada Pengawas lapangan un tuk mendapatkan
pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan
jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas
lapangan.
b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk Pengawas lapangan.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M & E
harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam ga mbar standar.
Jika tidak/ belum tertera di dalam gambar maka Penyedia Jasa wajib
menginformasikan hal tersebut kepada Pengawas lapangan untuk
mendapatkan penyelesaiannya.

9. Acuan/ Bekisting
a. Umum
1). Penyedia Jasa harus membuat acuan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara struktur baik ketentuan, stabilitas maupun
kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu
bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur
beton agar sesuai gambar rencana.
2). Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini. Penyedia Jasa dapat mengusulkan alternatif acuan
dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Pengawas lapangan.
Dalam penawarannya Penyedia Jasa wajib menawarkan sesuai
dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.
3). Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus
dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan
adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4). Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukan
pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan
tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas
dari kebocoran. Semua pengikat, semua pengikat acuan (tes) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti waterhaffles, sehingga
pada saat dicor akan menyatu de ngan struktur beton.
b. Lingkup Pekerjaan
1). Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar
disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam syarat -
syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.
2). Detail-detail khusus

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Pembuatan acuan khusus sesuai perencanaan termasuk yang


ditawarkan dalam penawaran Penyedia Jasa.
c. Persyaratan Bahan
1). Acuan dan Penyangga
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, Baja
Ringan, pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang
dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap
pakai produksi pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan,
selama dapat disetujui oleh Pengawas lapangan. Syarat-syarat
Pelaksanaan
2).Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur
adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasu k plester/
finishing. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/ profil khusus
yang tercantum didalam gambar arsitektur juga harus
dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3).Gambar Kerja (Shop Drawings)
Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja khusus acuan
berdasarkan analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut
harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang
benar dan selanjutnya diserahkan kepada Pengawas lapangan
untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Penyedia Jasa
tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan dilapangan.
4).Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Pengawas lapangan, tanggung
jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan instabilitas acuan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Jika terjadi
hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan
yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa., Acuan harus
dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera
dibongkar.
5).Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan
dapat dihindari. Pengawas lapangan berhak untuk me minta
Penyedia Jasa untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/
kurang sempurna dengan beban biaya Penyedia Jasa.
6).Inspeksi Pengawas lapangan
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi
dengan mudah oleh Pengawas lapangan.
7).Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian
beton yang bersangkutan.
8).Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali
ditentukan lain oleh Pengawas lapangan. Acuan yang akan
digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga
dapat dijamin permukaan acuan tetap rapi dan bersih.
9).Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukura n
kerataan/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar -
gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai
dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
10).Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian,
sehingga pada saat dibasahi air dapat mengalir ke tempat yang
diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus
dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran atau

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah


bentuk) dan tidak tergoyang.
11).Ikatan Acuan dalam beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Pengawas
lapangan baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan -
ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan
dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
12).Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada pemukaan beton.
Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan
beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan
dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut. Merk dan j enis release agent
yang telah disetujui bersama tidak boleh diganti dengan merk jenis
lain. Untuk itu Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih
dahulu nama pedagangnya dari release agent tersebut, data
bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis ba han-bahan
mentah utamanya, cara-cara pemakainya, resiko-resiko dan
keterangan lain yang dianggaap perlu untuk memperoleh
persetujuan tertulis dari Pengawas lapangan.
13).Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi.

14).Persetujuan Pengawas lapangan


Setelah pekerjaan di atas selesai, Penyedia Jasa harus meminta
persetujuan dari Pengawas lapangan dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum pengecoran. Penyedia Jasa harus mengajukan
permohonan tertulis untuk ijin pengecoran kepada Pengawas
lapangan.
15).Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk
balok dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut
dengan besar sbb :

Lokasi % Terhadap
Bentang

Ditengah Bentang balok 0.3


Diujung balok kantilever 0.5

d. Pembongkaran Acuan
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan hati -hati, di mana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2). Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu
sebagai berikut :

Elemen Struktur Waktu


Minimum

Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari


Balok dan plat beton 21 hari
(tiang penyanggah tidak dilepas)

Tiang-tiang penyangga plat 21 hari


Tiang-tiang penyangga balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal


dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai -lantai

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

tersebut bekerja beban rencana. Untuk mempercepat waktu


pembongkaran. Penyedia Jasa dapat merencanakan dan
mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan
usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
lapangan. Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut. Semua
akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
3). Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan
terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Pengawas lapangan.

05.2. Pekerjaan Atap


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan atap Genteng Plentong di area yang sesuai dengan yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas lapangan

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka :
Rangka atap digunakan adalah rangka Kuda-kuda dan Gording konstruksi baja
CNP dan kuda-kuda beton dan untuk Usuk Reng menggunakan baja ringan,
dengan jarak ….. cm. (sesuai gentengnya)
b. Penutup atap :
Digunakan Genteng Tanah yang telah disetujui Pengawas lapangan dalam arti
ketebalan, mutu jenis dan produk dari bahan tersebut. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
c. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah reng-reng terpasang
dengan jarak sesuai gambar (lebar teknis penutup atap) dan telah disetujui oleh
Pengawas lapangan.
d. Penutup atap yang digunakan harus memenuhi persyaratan NI-19.
e. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh penutup atap sebelum mengadakan
pembelian. Contoh tersebut harus mendapat persetujuan Pengawas lapangan,
disarankan untuk membawa contoh lebih dari satu kualitas.
f. Untuk Kerpus digunakan dari bahan sejenis dan sekualitas.
Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam DOKUMEN PENGADAAN JASA
PEMBORONGAN namun tertera dalam gambar akan diatur oleh Pengawas
lapangan.

3. Pelaksanaan
a. Untuk pemasangan penutup atap harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengawas lapangan.
b. Sebelum dipasang seluruh penutup atap harus diseleksi/ pemilihan baik warna,
bentuk dan kualitas harus dapat dipertanggung jawabkan baru kemudian
dimintakan persetujuan kepada Pengawas lapangan/ Direksi lapangan.
c. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus sebelah menyebelah
Kerpus supaya tidak ada pembebanan eksentris, kecuali pada bentuk atap
emperan dan pemasangan harus dimulai dari bawah. Pemasangan atap dari
satu arah tidak diperkenankan, pertemuan-pertemuan pemasangan terletak di
tengah-tengah bidang atas pertemuan Kerpus atas.
d. Pemasangan penutup samping digunakan Kerpus samping harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian lain dari
bangunan.
e. Pemasangan atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kerapian. Tepi-
tepi penutup atap dan alur-alurnya harus merupakan garis-garis lurus, baik dari
atas kebawah maupun dari sisi yang lainnya. Hal ini dapat tercapai bila dalam
pemasangan penutup atap juga ditimbang dengan tarikan benang.
f. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan seperti petunjuk pabrik. Persyaratan pemasangan penutup atap
harus sesuai ketentuan tersebut dalam manual pabrik serta pemasangan reng
yang terakhir harus berdiri.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

g. Pemasangan Kerpus dengan adukan kedap air (1pc : 3 ps) sehingga


pemasangan Kerpus dapat menghasilkan rapi, lurus, tidak bocor dan sempurna.
h. Pemasangan penutup atap harus dibuat serapi mungkin, penyambungan
penutup atap dengan Kerpus tidak boleh ada yang cacat sehingga
menyebabkan kebocoran.
i. Jarak antar reng harus menyesuaikan dengan ukuran penutup atap.
j. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding sesuai ukuran dalam gambar.

Pasal 06. PEKERJAAN ARSITEKTUR


06.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan, peralatan
dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Spesifikasi teknis seluruh pekerjaan ini diatur berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun
internasional, serta berdasarkan jenis bahan/ material, cara pelaksanaan
(metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola oleh Pengawas lapangan, yaitu dalam
hal Koordinasi dengan Pengawas lapangan Pekerjaan dan Penyedia Jasa,
mencakup Mutu hasil kerja (Kualitas), waktu pelaksanaan (schedule) dan
pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya
harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.

06.2. Peraturan-peraturan yang dipakai


1. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI -2 (PBI-71)
3. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM c1500-78
A
4. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80
5. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079 –79/0087-
75/0075-75
6. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM,
NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII –0023 –81
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
8. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972;NI -8
9. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
10. Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 14571.
11. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Pengawas lapangan.
12. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.)
13. American Society for Testing and Material (A.S.T.M.)
14. American Concrete Institute (A.C.I.)
15. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18–
303 dan NZS-3121/1974
16. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan
persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8)
17. Standart dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan
oleh pabrik dan standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP
I 803 dan 407
18. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI –5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan
SII 0458-81
19. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4
20. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat -syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS (BRITISH STANDARD) No.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

3900:1970/1971a, AS. K-41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan -


ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

06.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan
kepada Pengawas lapangan untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan
persetujuan kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Penyedia Jasa harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara kepada Pengawas lapangan untuk diserahkan kepada Konsultan
Perencana, selanjutnya Konsultan Perencana mengajukan bahan material
tersebut kepada Direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat, keramik,
granit, batu tempel, politur dan sebagainya harus mendapat persetujua n
dari Perencana (Arsitek/ Direksi lapangan) terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
4. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
pesyaratan teknis operatif dari pabrik material yang bersangkutan
termasuk mengajukan cara perawatan/ maintenance seluruh bahan/
material bangunan sebagai informasi bagi Pengawas lapangan dan untuk
dapat dipergunakan kelak oleh Pemilik Bang unan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
agar dapat melakukan penyelesaian/ penggantian dalam suatu
pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Pengawas lapangan.
6. Semua material yang dikirim ke site/ lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong/ kaleng yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dan dalam keadaan utuh.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, dan
terlindung.
8. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dan sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan untuk memenuhi persyara tan dimulainya
pekerjaan.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Pengawas
lapangan. Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan/ perbedaan diselesaikan.
11. Setiap produk yang diajukan oleh Main/ Sub Penyedia Jasa harus
dilengkapi dengan cara perawatan/ maintenance dari produk tersebut
yang :
a. Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan.
b. Sesuai dengan persyaratan/ peraturan setempat.
c. Disetujui oleh Pengawas lapangan/ Direksi lapangan.

06.4. Pekerjaan Kayu


1.Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini adalah seluruh detail yang ditunjukkan/ disebutkan dalam
gambar.

2.Persyaratan Bahan
a.Jenis kayu : Kayu Mutu A, kelas kuat I-II.
b.Bahan dari kayu yang telah dikeringkan, Kayu Mutu A, kelas kuat I-II.
c.Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu
bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI –
1982 pasal 37 dan SII 0458-81
d.Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI), No. C-M-001 : 1987.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan


dalam tabel 1 dan 2
e.Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem Hickson‟s Timber
Preservation dengan Tanalith CT 116/ Diffusol CB concentrate atau cara-cara lain
dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Penyedia Jasa dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas lapangan.
f.Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
g.Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 memenuhi persyaratan SII0 0458-81
h.Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu, dan cacat lainnya.
i.Kelembaban disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan yang digunakan.
j.Accessories.
- Angkur, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angkur dipakai besi Baja beton diameter 10 mm, untuk plat Baja
dipakai ketebalan 2 mm.
k.Bahan-bahan Pengawet.

Tabel 1 : Golongan bahan pengawet yang dapat dipakai :

Golongan bahan pengawet Kode Sifat


Tembaga–Chrom–Arsen CCA J,S,AL
Tembaga-Chrom-Boron CCB J,S,AL
Boron-Flour-Chrom-Arsen BFCA J,S,AL
Keterangan : J : dapat mencegah jamur
S : dapat mencegah serangga
AL : agar tahan pelunturan

Tabel 2 : Jenis dan Komposisi Bahan Pengawet yang diijinkan

Golongan Jenis Komposisi % Bentuk


Formulasi

CCA 1. Tanalit CT CuSO4 27,4 Bubuk, 100%


Na2Cr2O7 48,2 bahan garam
AS2O52H2O 24,4 anhidrida
2. Celcure A CuSO4.5H2O 32,5 Pasta, minimum
(P) Na2Cr2O72H2O 41,0 95%
AS2O52H2O 26,4 Bahan aktif garam
CCB 1. Wolmanit CUSO4 5H2O 33,0 Bubuk, 97% bahan
CB K2Cr2O7 40,0 aktif garam
AS2O5.2H2O 24,0
2. Diffusol CB CuSO4 28,6 Bubuk, 100%
Na2Cr2O7 43,9 bahan aktif garam
BFCA 1. KNa2B4O7.5H2O 25,0 Bubuk, 100%
oppers H3BO3 40,0 bahan aktif garam
2. FNaF 15,0
ormula 7 As2O52H2O 11,0
Na2Cr2O7.2H2O 9,0

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,


angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/ menjaga kerapihaan terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-
sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin.
f. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Pengawas lapangan.
g. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap
benturan dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

06.5. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kunci pintu.

2. Bahan
a. Kunci tanam pintu menggunakan merk atau setara yang dapat 2 (dua)
kali mengunci dan verchoom,.
b. Engsel Heavy Duty untuk beban 100 kg ; material Stainless Steel,
Brass, 4 Ball Bearing ; ukuran 5‟‟ x 4‟‟ x 5 mm, dipergunakan untuk
pintu, dan Engsel Standar untuk beban 40 kg ; material Brass,
Stainless Steel, 2 Ball Bearing ; finished Polished brass ; ukuran 4 „‟ x
3‟‟ x 2‟‟ mm, dipergunakan untuk jendela.
c. Kotak kunci (Lockcase), dengan mekanisme Single Swing, Lockcas e
yang mempunyai lidah siang (latch bolt), dan mempunyai lidah malam
(tolling dead bolt), pemakaian untuk Kunci Pintu Ruangan
d. Rebuncis menggunakan kualitas baik.
e. Louvre (Kait jungkit) pada jendela alumunium.
f. Untuk alat-alat gantungan dan kunci tertentu yang belum tercantum
dalam Dokumen Pengadaan Jasa Pemborongan ini, Penyedia Jasa
wajib mengajukan contoh-contoh lebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pengawas lapangan.

3. Macam Pekerjaan
a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu
sesuai gambar.
b. Pemasangan kunci dan perlengkapan lain hendaknya
sepengetahuan Pengawas lapangan
c. Memasang engsel Heavy Duty sebanyak 3 (tiga) buah ukuran
5‟‟ x 4‟‟ x 2 mm untuk setiap daun pintu, dan engsel Standard
H sebanyak 2 (dua) buah ukuran 4‟‟ x 3‟‟ x 2 mm untuk setia p
jendela.
d. Untuk daun pintu double harus dipasang gerendel tanam
sebanyak 2 (dua) buah.
e. Satu daun jendela dilengkapi dengan 2(dua) kait angin ,
2(dua) engsel, dan 1 (satu) handle/grendel/kunci rambucis .

4. Cara Pelaksanaan
a. Hardware kunci gantungan, engsel harus diminyaki agar berfungsi
dengan baik. Semua contoh barang tersebut harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Apabila kunci dan alat
penggantung yang dipasang ternyata tidak berfungsi, harus
dibongkar/ diganti atas biaya Penyedia Jasa.
b. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar, dan ringan .

06.7. Pekerjaan Ceiling


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

b. Pekerjaan pemasangan plafond sesuai dengan yang disebutkan/ ditunjukkan


dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas lapangan.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka :
Sebagai rangka langit-langit Kalsiboard digunakan Rangka Kayu / Hollow klas II
dan hollow 40x40 mm modul 60x60 cm.
b. Penutup langit-langit, terdiri dari Kalsiboard yang bermutu baik

3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang berpengalaman dan dengan
tenaga – tenaga ahli.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan peil), terrmasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Rangka Kayu / Hollow dipasang dengan 60 x 60 cm. Komponen suspensi
tambahan harus disediakan untuk mendukung piting-piting lampu dan alat
bantu lainnya.
d. Setelah seluruh Rangka Kayu / Hollow terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
e. Bahan penutup langit-langit adalah Kalsiboard dengan mutu bahan seperti
yang dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai dalam gambar.
f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Kalsiboard yang dipasang adalah Kalsiboard yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas lapangan.
h. Kalsiboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar, untuk
itu setelah Kalsiboard terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpas dan tidak bergelombang, juga sambungan antara unit-unit
Kalsiboard tidak terlihat.
i. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak Kalsiboard di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/ pemeliharaan M & E.

06.9. Pekerjaan Cat


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengecatan seluruh bidang dinding dan plafond.
b. Pengecatan kayu.
c. Pengecatan besi

2. Bahan
a. Penggunaan cat, baik untuk cat dasar dan atau pengecatan akhir
 Untuk pengecatan dinding dalam dan plafond interior menggunakan Cat
Catylac atau setara sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
b. Cat/ plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh
dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan masih terdapat segel
utuh.
c. Semua cat yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas
lapangan.
d. Pada penutup Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat yang digunakan.
e. Cat meni digunakan pada semua kayu yang akan dicat, juga pada Baja space
frame. Jenis meni disesuaikan dengan cat yang akan digunakan.
f. Cat kayu digunakan pada semua listplank kayu atau sesuai petunjuk Pengawas
lapangan.
g. Bahan pengencer cat kayu menggunakan sekualitas minyak afduner dan harus
minta petunjuk Pengawas lapangan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Semua dinding-dinding, plafond dicat tembok produksi dan kualitas sesuai
petunjuk Pengawas lapangan/ Direksi lapangan.
c. Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang nyata-
nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar.
d. Mengecat bidang permukaan kayu, seperti listplank kayu dan sebagainya,
seperti tertera dalam gambar.
e. Mengecat bidang permukaan besi, baja CNP kuda-kuda dan rangka atap dan
sebagainya, seperti tertera dalam gambar.
f. Memeni kayu untuk semua bidang yang akan dicat kayu, termasuk semua
bidang sambungan dan potongan kayu, dan dengan meni besi untuk semua
bidang yang akan dicat besi, termasuk beugel, angkur, baut dan sebagainya.
Memeni semua permukaan bidang kayu dan besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok.
g. Sebelum dilakukan pengecatan dinding seluruh plesteran harus baik dan
Penyedia Jasa supaya melaporkan kepada Pengawas lapangan untuk
pemeriksaan dan persetujuannya.

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
menggunakan kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat
yang berlubang sehingga permukaan rata dan licin untuk kemudian dicat
minimal 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau sesuai
dengan ketentuan.
b. Cat besi
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi baru boleh dicat besi setelah terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimal 2 (dua)
kali, tidak diperkenankan melakukan pengecatan ketika keadaan mendung dan
hujan.
c. Meni besi
Segera setelah pekerjaan Baja Ringan dibersihkan sampai kulit giling dan
permukaan korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni dapat
dimulai dengan ketebalan cat meni sampai ±25 milimicron.

Pasal 07. PEKERJAAN PASANGAN


07.1. Pekerjaan Pasangan Batu Belah
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan Batu Belah ini meliputi pekerjaan pondasi batu belah dan
seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas lapangan.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Batu bata.

2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah harus berkualitas baik, batu belah untuk pondasi
harus bersih dari segala kotoran, keras dan memenuh i
persyaratan PUBB 1970 (NI-3).
b. Semen Portland harus memenuhi syarat -syarat dalam NI-8
dan PUBI 1982 pasal 1 serta SII 0013 -81
c. Pasir harus memenuhi syarat -syarat yang ditentukan dalam
NI-3 pasal 14 ayat 2
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, t idak
mengandung lumpur, minyak, asam -basa serta memenuhi
PUBI-1982 pasal 9

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Diatas urugan pasir untuk pondasi lajur/ pondasi bukan struktur
dipasang aanstamping batu belah setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

b. Pondasi batu belah menggunakan batu kali dengan adukan campuran


1 Pc : 6 Psr, adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian yang keropos.
c. Sebelum pondasi struktur dan pondasi bukan struktur dipasang lebih
dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu Kalimantan setinggi patok
galian yang bentuk dan ukurannya sesuai gambar potongan pondasi.
d. Bahan untuk pondasi bukan struktur digunakan batu yang baik tidak
keropos dan memenuhi syarat-syarat untuk itu sesuai dengan
persetujuan Direksi. Pada pertemuan antara pondasi, kolom dan sloof,
harus disediakan stek-stek tulangan yang tertanam baik pada pondasi
sedalam 20 cm, dengan diameter dan jumlah besi sesuai dengan
tulangan beton tersebut.
e. Pekerjaan konstruksinya harus memperhatikan syarat -syarat yang
berlaku.

07.2. Pekerjaan Dinding Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas lapangan.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran.

2. Persyaratan Bahan
a. Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah ada menjalani
pembakaran sempurna dan merata berukuran 10 x 10 x 20 cm dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Pengawas lapangan Pekerjaan. Syarat-syarat batu
bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 dan PUBI 1982
pasal 1 serta SII 0013-81
c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 .
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur,
minyak, asam-basa serta memenuhi PUBI-1982 pasal 9

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 6 Psr,
kecuali pasangan Batu bata semen trasraam.
b. Untuk dinding trasraam/ rapat air dengan aduk campuran 1 Pc : 4 Psr, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof, balok, pondasi sampai minimum 20
cm di atas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 100 cm di atas
permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet,
dapur atau pantry) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan Batu bata harus direndam air dalam bak hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/ siar-siar harus dikeruk sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi. Setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
e. Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
f. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap. Setiap tahap
maksimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom
praktis. Bidang dinding batu-bata tebal ½ batu dan ¾ batu yang luasnya
maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan ukuran kolom dan balok sesuai gambar. Sedangkan jarak antar
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu-bata sama
sekali tidak diperkenankan
h. Bagian pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Pengawas lapangan.
i. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah lebih dari dua.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

j. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada ke dua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata trasraam di bawah permukaan tanah/ lantai harus diisi
dengan adukan 1 Pc : 4 Psr
l. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 5 mm (sebelum diaci/
diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 10
mm (sebelum diaci/ diplester).

07.3. Pekerjaan Plesteran


1.Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua
sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton, pengisi dan perekat
pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar.

2.Persyaratan Bahan
Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran.

3.Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom Baja yang difinish plater dan
sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5
mm dan dalamnya 5 mm.

4.Pada area tempat pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton-bata
atau dinding beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.

5.Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam


DOKUMEN PENGADAAN JASA PEMBORONGAN Pekerjaan Pengecatan.

6.Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan/ campuran 1 Pc : 6 Psr,
kecuali pada dinding batu bata semen raam/ rapat air.
b. Pada dinding batu bata semen raam/ rapat air plesteran dengan adukan/
campuraan 1 Pc : 4 Psr (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet,
dinding eksterior, dan yang ditentukan/ disyaratkan dalam detail gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari lumpur serta material
tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan Ø 3 mm
seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Pengawas lapangan.
e. Semen Portland yang dikirim ke site/ lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan
type, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa
biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Pengawas lapangan. Penyedia
Jasa tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum
kelainan/ perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran antara 10 - 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150
mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan
lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran Pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
n. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa pemeliharaan), atas biaya
Penyedia Jasa.
o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
2). Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar.
3). Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/ dibasahi
dengan air semen.
4). Plesteran beton dilakukan dengan adukan kedap air, campuran 1 Pc : 4 Psr
5). Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.

07.4. Pekerjaan Lantai dan Penutup Dinding


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai dan penutup dinding
sesuai dengan gambar kerja dan Dokumen Pengadaan
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai dan penutup
dinding yang akan dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur
bahan untuk mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan.
c. Pekerjaan ini dilakukan ke seluruh ruangan, serta seluruh detail yang disebutkan
dalam gambar sesuai petunjuk Pengawas lapangan.

2. Bahan .
a. Keramik lantai Polos ukuran 40 x 40 cm, polished, tidak licin kualitas baik, tidak
retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart, digunakan untuk seluruh
ruangan, warna dan motif ditentukan kemudian.
b. Bahan Keramik yang digunakan dengan ketebalan 7 mm, toleransi ukuran < 1%
dan penyerapan air tidak lebih dari 1%, warna sesuai petunjuk Direksi Lapangan
atau Direksi lapangan.
c. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk,warna dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak, maupun
cacat
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas lapangan. Bahan
tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup.
e. Semua keramik menggunakan produksi lokal yang telah memiliki SII dan
memenuhi syarat PUBI 1972.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
b. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir,
untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
c. Permukaan lantai/ dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
d. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/ tangga/
dinding yang ada. Pemasangan lantai dan dinding dimulai dari tulangan ini.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

e. Terlebih dahulu dipasang menggunakan pasir urug minimal setebal 10 cm,


selanjutnya dibuat lantai kerja minimal setebal 7 cm dengan campuran 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl.
f. Sebelum dipasang keramik lantai/ dinding terlebih dahulu direndam air.
g. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
h. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik di permukaan
dasar maupun di badan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan :
 Untuk lantai 1Pc : 6 Psr dengan ketebalan rata-rata : 1,5 – 4 cm
 Untuk dinding 1Pc : 4 Psr dengan ketebalan rata-rata : 1,5 cm
i. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai = 4-5 mm dan dinding 2-3 mm,dengan
campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada di pasaran.
Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan mesin pemotong, bekas potongan
harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata. Perlu dihindari
pemotongan keramik < 0.5 x lebar/ panjang ukuran standart.
k. Pemasangan lantai keramik dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam
gambar.
l. Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu dengan yang
lainnya, kecuali pada pertemuan khusus.
m. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak,
turun naik dan retak harus dibongkar .
n. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
o. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/ beban selama
3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
p. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran
pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran,untuk ini
periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang
mempunyai seri golongan ukuran yang sama.

Pasal 8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


08.1 U m u m
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi elektrikal di sini secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi elektrikal yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
Lingkup Pekerjaan.
 Sistem instalasi daya listrik

08.2 Gambar Rencana


Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-
peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan
di lapangan karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan.
1. Gambar-gambar kerja (shop drawings).
Pembongkaran harus memuat gambar-gambar kerja (shop drawings) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan,
detail-detail dan sebagainya.
2. Gambar Kerja/ katalog, brosur dan tipe peralatan yang akan dipasang harus
diserahkan kepada Pengawas lapangan untuk disetujui.
3. Shop drawing harus sudah diserahkan kepada Pengawas lapangan 14 hari sebelum
pemasangan.
4. Gambar-gambar Setelah Pelaksanaan (As Built Drawing)
Penyedia Jasa harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar dan tiga set
lengkap dengan salinan sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawigs). As built drawings harus diserahkan kepada Pengawas lapangan segera
setelah pekerjaan selesai.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

08.3 Referensi
Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti :
 Standard dalam PUIL 1987
 SPLN
 SII (Standar Industri Indonesia)
 Standard-standard International yang tidak bertentangan dengan PUIL.
 Peraturan/ Hukum Daerah setempat.
Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus
dimiliki secara sah oleh Penyedia Jasa/ satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan
kepada Pengawas lapangan.

08.4 Persyaratan Bahan dan Peralatan


Kabel Untuk instalasi tegangan rendah digunakan jenis
kabel NYM dengan tegangan kerja 0,6 – 1 KV
Pipa Pipa PVC Conduit diameter minimum 1,5 x diameter
Pelindung/ luar kabel
Konduit
Lampu Tebal plat besi minimum 0,7 mm
(Flourescent) Ballast (transformator) dari bahan Low Loss
Condensor pada lampu LED dapat memberikan
koreksi factor (cos phi) total minimum 0,85
Saklar Terbuat dari plastik putih tahan panas, type inbouw
Dilengkapi box baja tebal minimum 1,5 mm
Kemampuan kontak saklar minimum 10Amps/250
Volts
Stop kontak Terbuat dari plastik putih tahan panas, type inbouw
(bukan jenis clawfix)
Dilengkapi box baja tebal minimum 1,5 mm
Kemampuan stop kontak minimum 16 Amps/250
Volts dan mempunyai terminal pentanahan

1. Kabel Tegangan Rendah


a. Kabel-kabel (NYY, NYM) yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk
tegangan kerja 0,6 – 1,0 KV.
b. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Pengawas lapangan.
c. Penampang kabel minimum yang dapat dip akai Ø 2,5 mm.

2. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit di mana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 x (kali) diameter luar kabel dan minimum diameter dalam
adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

08.5 Pekerjaan Instalasi Daya Listrik


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan lampu.
b. Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
c. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan.
d. Pengadaan dan pemasangan alat -alat bantu instalasi.
e. Pengadaan dan pemasangan kabel tanah.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan, stop
kontak.

2. Kabel-Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel m ark
yang jelas dan tidak mudah lepas untulk mengindentifikasikan arah
beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasilkan phasanya sesuai dengan PUIL 1987.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan baru, kecuali pada
kabel penerangan, di mana terminasi sambungan dilakukan pada termination/
junction box.
c. Untuk kabel dengan diameter 16 mm 2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
d. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm 2 atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
e. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm mi nimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
f. Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feede r harus mengikuti
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing -masing kabel.
g. Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handsclip.
h. Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
i. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2½ kali penampang
kabel.
j. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan
pada suatu turnking kabel.
k. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter
minimum 2½ kali penampang kabel.
l. Penyambungan kabel untuk pene rangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
m. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadan gan  1 m
disetiap ujungnya.
n. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak -kontak harus di
dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa
las-dop.
o. Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus
dipasang dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5
penampang kabel dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
p. Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap
harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.

3. Kotak, Kontak dan Saklar


a. Sakelar standart warna putih.
Sakelar dengan rating 10A – 250 Volt dengan warna dasar putih, jenis pasangan
recesmounted atau surfacemounted. Dalam supply sakelar harus lengkap
dengan box tempat dudukannya dari bahan metal atau plastik.
Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari
bahan metal atau plastik jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted.

4. Lampu Penerangan
a. Lampu Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan
sebelum pengadaan dan pemasangan.

Pasal 9. PENUTUP
09.1 Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang
didatangkan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak
sesuai dengan syarat-syarat tersebutdiatas.

09.2 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini,
akan diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim
Teknis/Direksi/Pengawas Lapangan dalam pelaksanaanpekerjaan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang


SPESIFIKASI UMUM BANGUNAN

09.3 Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak
dijelaskan dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan olehPenyedia Jasa. Gambar rencana kerja dan syarat-syarat
teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan, merupakan satu
kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan mengikat.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Semarang

Anda mungkin juga menyukai