Spesifikasi Teknis
- Struktur Beton Bertulang dengan mutu beton K-175 dan K.250.
- Pekerjaan Dinding Batu bata dengan campuran 1 Pc : 6 Psr untuk
pasangan biasa dan 1 Pc : 3 Psr untuk pasangan trasraam,
plesteran beton
- Pekerjaan Penutup lantai keramik 40 x 40 cm dan Keramik 30 x 30 cm
- Pekerjaan Penutup Dinding keramik 20 x 25 cm dan Keramik 25/40
- Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela, Kayu Klas II + Accesories
- Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela, Aluminium + Accesories.
- Pekerjaan Rangka Atap Kayu Klas II dan Baja CNP, Baja Ringan
- Pekerjaan Kuda-Kuda Kayu Kls II dan Baja CNP Double
- Pekerjaan Atap Genteng Plentong
- Pekerjaan Lisplank Kayu dan Woodplank GRC
- Pekerjaan Plafond Kalsiboard Rangka Kayu / Hollow Kls II dan Hollow
40x40mm
- Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafo nd
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/
dilihat dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
01.2. Referensi
1.Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan–persyaratan teknis yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan–peraturan Nasional maupun
Peraturan–peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis -
jenis pekerjaan yang bersangkutan antara la in :
- NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- SNI 03-1750-1990 Standar Normalisasi Indonesia
- NI – 6 (1983) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (SKBI.
1.3.55.1987)
- NI – 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di
Indonesia
- NI – 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
- NI – 10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
- Standart Industri Indonesia (SII)
- ASTM, JIS.
- Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian –
bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan–pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang
disebut di atas, maupun standart–standart Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart–standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan–pekerjaan tersebut
atau setidak–tidaknya berlaku standart–standart Persyaratan Teknis dari negara
asal pembuat bahan/ produk yang bersangkutan dan produk yang ditentukan
pabrik pembuatnya.
2.Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan
teknisnya tidak diatur dalam Persyaratan Teknis Umum/
Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
dalam pasal 01 ayat 2 point 1 di atas, maka bagian pekerjaan
tersebut Penyedia Jasa harus mengajukan salah satu dari
persyaratan–persyaratan berikut ini guna disepakati oleh
Pengawas lapangan sebagai patokan persyaratan teknis :
a.Standart/ norma/ kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institus i/
Assosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau
Badan–badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau Badan –
badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain,
sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Penga was
lapangan.
b.Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari
Lembaga Pengujian yang diakui secara Nasional/ Internasional
01.3. B a h a n
1. Baru
Semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan
bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam komponen kecil
maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan.
2. Merk Dagang dan atau Kesetaraan
a.Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/ produk didalam
Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kesetarafan kualitas penampilan ( performance ) dari
bahan/ produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata –kata
“setara”.
b.Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas pe nampilan
yang setaraf dengan bahan/ produk yang memakai merk dagang yang
disebutkan, dapat diterima dan telah diperoleh persetujuan tertulis
dari Direksi lapangan/ Pengawas lapangan.
c.Penggunaan bahan/ produk yang disetujui sebagai “setara” tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan
3. Penggantian Bahan .
a. Penyedia Jasa bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu
bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan
penampilan yang setaraf dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggatian bahan, perbedaan harga
yang ada dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan
diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1).Dalam hal di mana penggantian disebabkan karena
ketidaksanggupan Penyedia Jasa untuk mendapatkan bahan/
produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2).Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Pengawas
lapangan dan Direksi lapangan sebagai masukan (input) baru yang
menyangkut nilai–nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
4. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan
sebelum bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/ diprodusir/ didatangkan,
terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi lapangan/
Pengawas lapangan atas bahan/produk tersebut.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa, atau tidak
dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa dari
kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/
produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan
jaminan akan diterima/ disetujui nya seluruh bahan/ produk tersebut
di lapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh bahan/
produk yang digunakan sesuai contoh brosur yang telah disetujui.
5. Contoh Bahan
Pada waktu memintakan persetujuan penggunaan bahan / produk
kepada Direksi lapangan/ Pengawas lapangan, bahan / produk harus
disertakan contoh dari bahan/ produk tersebut dengan ketentuan
sebagai beriut :
a. Jumlah Contoh
1). Untuk bahan/ produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat
pengujian yang dapat disetujui/ diterima oleh Di reksi lapangan /
Pengawas lapangan Pekerjaan maka perlu diadakan pengujian.
Kepada Pengawas lapangan harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart
prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahk an
pada Badan/ Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Pengawas
lapangan/Direksi lapangan.
2). Untuk bahan/ produk yang hendak digunakan ditunjukkan
sertifikat pengujian yang dapat disetujui/ diterima oleh Pengawas
lapangan, kepada Pengawas lapangan harus diserahka n 3 (tiga)
buah contoh yang masing-masing disertai dengan salinan
sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1). Dari contoh yang diserahkan kepada Pengawas lapangan yang
telah memperoleh persetujuan dari Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya dan oleh Pengawas lapangan harus dipasangkan
tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang
semuanya akan dipegang oleh Pengawas lapangan.
6. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atau sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagai
perijinan untuk memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap
berada dalam kondisi layak untuk dipakai.
Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi
tidak layak lagi untuk dipakai dalam pekerjaan, Pengawas lapangan
berhak untuk memerintahkan agar :
1). Bahan/ Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
2). Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan/
produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2
x 24 jam untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan h arus diatur
sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula
terlebih dulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.
01.4. Pelaksanaan
1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda –tanganinya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Pengawas lapangan sebuah “Network Planning”
mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram yang mana dinyatakan pula urutan logis
serta kaitan/ hubungan antara seluruh kegiatan –kegiatan tersebut.
b. Kegiatan–kegiatan Penyedia Jasa untuk/ selama masa pengadaan/
pembelian serta waktu pengiriman/ pengangkutan dari :
1). Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan.
2). Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan–kegiatan Penyedia Jasa selama waktu pabrikasi,
pemasangan dan pelaksanaan.
d. Pembuatan dan permintaan persetujuan bahan serta gambar kerja
maupun rencana kerja.
e. Harga borongan dari masing–masing kegiatan tersebut.
f. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
g. Pengawas lapangan akan memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
h. Penyedia Jasa harus memasukkan kembali perbaikan, atau Pengawas
lapangan meminta diadakannya perbaikan/ pe nyempurnaan paling
lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
i. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atas
pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Pengawas
lapangan/Direksi lapangan, kecuali dapat dibuktikan bahwa Peng awas
lapangan telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana
kerja Penyedia Jasa pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Jasa
untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana
kerja yang disetujui Pengawas lapangan, sepenuhnya merupakan
tanggungjawab dari Penyedia Jasa bersangkutan.
3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 ( tujuh ) hari sebelum memulai
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin
pelaksanaan secara tertulis kepada Pengawas lapangan dengan dilampiri
gambar kerja yang sudah disetujui.
Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
6. Kualitas Pekerjaan.
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik
untuk jenis pekerjaan bersangkutan.
d. Dokumen yang sudah dilaksakan ini harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas lapangan.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci pintu, sarana komunikasi bersaluran
banyak, utilitas dan pekerjaan–pekerjaan lain dengan sistem jaringan
bersaluran banyak secara operasional membutuhkan identifikasi lokasi
dari masing–masing barang tersebut.
f. Penyedia Jasa harus membuat dokumen yang sudah dilaksanakan
untuk diserahkan kepada Direksi lapangan.
2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyerahkan
kepada Direksi lapangan
a. 2 (dua) set dokumen yang sudah dilaksanakan
b. Untuk peralatan/ perlengkapan
- 2 (dua) set pedoman operasi (operation manual)
- Suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “ Construction Key ” (bila ada)
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen–dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembaya ran cukai,
surat fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/ Warranty sesuai
uang yang dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Pengawas lapangan
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing –masing warna)
h. Bahan finishing lantai/ dinding & atau masing –masing 2 (dua) minimal
2 m2
Semua Boukeet perlengkapan Penyedia Jasa dan sebagainya, pada waktu pekerjaan
berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/ permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi/
Pengawas lapangan Pekerjaan.
3. Bouwplank
a. Pemasangan Bouwplank
- Penyedia Jasa bertanggung jawab atau ketepatan serta kebenaran
pemasangan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian, dan Bench Mark yang diberikan Pengawas lapangan secara
tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta
kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja
yang diperlukan.
- Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal keadaan tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung
jawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Direksi/ Pengawas lapangan Pelaksanaan.
- Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pengawas lapangan atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab Penyedia Jasa menjadi berkurang.
Penyedia Jasa wajib melindungi semua benck mark, dan lain-lain atas seluruh
referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
b. Bahan dan Pelaksanaan
- Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2,00 m‟, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu meranti
diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass).
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari
atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak boleh
dilepas/ dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok
bawah.
3. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan dari informasi yang
disampaikan kepadanya dari pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia Jasa diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan sendiri
pemeriksaan tambahan bilamana dianggap perlu untuk menentukan lebih lanjut
kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan .
4. Sebelum memulai pekerjaan galian/ urugan, Penyedia Jasa harus yakin bahwa
semua permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transit yang tertera dalam
gambar rencana adalah benar.
Jika Penyedia Jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, Penyedia
Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas lapangan/ Direksi
lapangan, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak seksamaan permukaan tanah
tidak akan dipertimbangkan.
03.3. Pekerjaan Galian Tanah dan Penimbunan Tanah (Cut & Fill)
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan galian ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gedung juga
dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada di bawah permukaan
tanah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/ konstruksi penahan
tanah dan pemompaan air tanah apabila diperlukan.
3. Cara pengurugan
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah uruh yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-
20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat/ kompaktor yang diijinkan, khusus
untuk pemadatan perkerasan jalan harus dipergunakan pemadat/ mesin gilas 6-
8 ton.
c. Seluruh bahan/ material yang akan digunakan untuk penimbunan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan. Penyedia Jasa tidak
diperkenankan melakukan pengurugan tanpa pengawasan Pengawas lapangan.
4. Bahan-bahan urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Sedangkan urugan pasir urug untuk perkerasan jalan berikutnya hingga
perkerasan
c. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan bahan organik, kadar
lumpur tidak boleh terlampau tinggi dan bahan urugan mudah untuk
dipadatkan.
pondasi ini dapat terselesaikan. Pondasi dipakai adalah pondasi lajur batu kali atau
sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, Penyedia Jasa harus mengadakan
pengukuran sesuai dengan jarak/ notasi yang ada dalam gambar rencana
pondasi, kemudian harus dimintakan persetujuan lebih lanjut kepada Pengawas
lapangan.
b. Penyedia Jasa diwajibkan memberi laporan kepada Pengawas lapangan, bila
ada perbedaan antara gambar detail/ konstruksi dengan gambar arsitektur atau
adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/ penjelasan.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-71)
b. SNI 03-1750-1990
c. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-15-
1991-03)
d. Pedoman Beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
e. Peraturan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
f. Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983
g. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/ NI-3
4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen
Klasifikasi Jenis I (setara semen GRESIK/ TIGA RODA/ NUSANTARA) yang telah
ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang dipakai harus dari 1 (satu)
merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus terlindung
dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam zak (kantong) asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang
dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang
tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen yang
diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membantu,
tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Penyedia Jasa.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada 2 (dua) ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar/ batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat
ini disyaratkan berikut ini :
1). Agregat kasar/ Split ex Lokal/ Setempat, mempunyai ukuran besar, ukuran
nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil
antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau 3/4
jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau
tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :
2). Agregat halus/ pasir ex Lokal/Setempat harus terdiri dari butir-butir yang
bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran
lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus
terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya apabila diayak harus
memenuhi syarat sbb :
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan
secara khusus adalah antara 5-12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor
slump beton adalah 16-18 cm. Cara uji slump sebagai berikut, beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekesting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali
dengan besi beton diameter 16 mm, pajang 30 cm dengan ujung yang bulat.
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan
satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Pengawas lapangan
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas lapangan. Laporan harus
diberikan kepada Pengawas lapangan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak
yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat
secara baik dan jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data
tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin
tertulis dari Pengawas lapangan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Pengawas lapangan tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran, sesuai
dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Pengawas lapangan
7. Besi Beton
a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa harus mengusulkan
merk besi beton (U-24 & U-32) dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari
pabrik yang akan digunakan untuk disetujui Pengawas lapangan
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga
kemungkinan karat dapat dihindarkan.
c. Gambar Kerja ( shop drawing ) dan Bar Bending Schedule ( buingstaat )
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan
dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan
harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan alat bar
cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak
diijinkan. Untuk itu Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja pembengkokan
(bending schedule) dan diajukan kepada Pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton
dipasang, permukaan besi beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di
atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas lapangan.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
standar detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan–tulangan utama tarik/
tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-
ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
lapangan.
f. Kawat beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk meghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat
beton. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar
atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam
penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
g. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan pada
gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan.
Sedemikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan
utama.
9. Acuan/ Bekisting
a. Umum
1). Penyedia Jasa harus membuat acuan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara struktur baik ketentuan, stabilitas maupun
kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu
bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur
beton agar sesuai gambar rencana.
2). Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini. Penyedia Jasa dapat mengusulkan alternatif acuan
dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Pengawas lapangan.
Dalam penawarannya Penyedia Jasa wajib menawarkan sesuai
dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.
3). Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus
dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan
adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4). Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukan
pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan
tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas
dari kebocoran. Semua pengikat, semua pengikat acuan (tes) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti waterhaffles, sehingga
pada saat dicor akan menyatu de ngan struktur beton.
b. Lingkup Pekerjaan
1). Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar
disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam syarat -
syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.
2). Detail-detail khusus
Lokasi % Terhadap
Bentang
d. Pembongkaran Acuan
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan hati -hati, di mana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2). Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu
sebagai berikut :
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka :
Rangka atap digunakan adalah rangka Kuda-kuda dan Gording konstruksi baja
CNP dan kuda-kuda beton dan untuk Usuk Reng menggunakan baja ringan,
dengan jarak ….. cm. (sesuai gentengnya)
b. Penutup atap :
Digunakan Genteng Tanah yang telah disetujui Pengawas lapangan dalam arti
ketebalan, mutu jenis dan produk dari bahan tersebut. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
c. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah reng-reng terpasang
dengan jarak sesuai gambar (lebar teknis penutup atap) dan telah disetujui oleh
Pengawas lapangan.
d. Penutup atap yang digunakan harus memenuhi persyaratan NI-19.
e. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh penutup atap sebelum mengadakan
pembelian. Contoh tersebut harus mendapat persetujuan Pengawas lapangan,
disarankan untuk membawa contoh lebih dari satu kualitas.
f. Untuk Kerpus digunakan dari bahan sejenis dan sekualitas.
Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam DOKUMEN PENGADAAN JASA
PEMBORONGAN namun tertera dalam gambar akan diatur oleh Pengawas
lapangan.
3. Pelaksanaan
a. Untuk pemasangan penutup atap harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengawas lapangan.
b. Sebelum dipasang seluruh penutup atap harus diseleksi/ pemilihan baik warna,
bentuk dan kualitas harus dapat dipertanggung jawabkan baru kemudian
dimintakan persetujuan kepada Pengawas lapangan/ Direksi lapangan.
c. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus sebelah menyebelah
Kerpus supaya tidak ada pembebanan eksentris, kecuali pada bentuk atap
emperan dan pemasangan harus dimulai dari bawah. Pemasangan atap dari
satu arah tidak diperkenankan, pertemuan-pertemuan pemasangan terletak di
tengah-tengah bidang atas pertemuan Kerpus atas.
d. Pemasangan penutup samping digunakan Kerpus samping harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian lain dari
bangunan.
e. Pemasangan atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kerapian. Tepi-
tepi penutup atap dan alur-alurnya harus merupakan garis-garis lurus, baik dari
atas kebawah maupun dari sisi yang lainnya. Hal ini dapat tercapai bila dalam
pemasangan penutup atap juga ditimbang dengan tarikan benang.
f. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan seperti petunjuk pabrik. Persyaratan pemasangan penutup atap
harus sesuai ketentuan tersebut dalam manual pabrik serta pemasangan reng
yang terakhir harus berdiri.
2.Persyaratan Bahan
a.Jenis kayu : Kayu Mutu A, kelas kuat I-II.
b.Bahan dari kayu yang telah dikeringkan, Kayu Mutu A, kelas kuat I-II.
c.Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu
bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI –
1982 pasal 37 dan SII 0458-81
d.Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI), No. C-M-001 : 1987.
3.Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
2. Bahan
a. Kunci tanam pintu menggunakan merk atau setara yang dapat 2 (dua)
kali mengunci dan verchoom,.
b. Engsel Heavy Duty untuk beban 100 kg ; material Stainless Steel,
Brass, 4 Ball Bearing ; ukuran 5‟‟ x 4‟‟ x 5 mm, dipergunakan untuk
pintu, dan Engsel Standar untuk beban 40 kg ; material Brass,
Stainless Steel, 2 Ball Bearing ; finished Polished brass ; ukuran 4 „‟ x
3‟‟ x 2‟‟ mm, dipergunakan untuk jendela.
c. Kotak kunci (Lockcase), dengan mekanisme Single Swing, Lockcas e
yang mempunyai lidah siang (latch bolt), dan mempunyai lidah malam
(tolling dead bolt), pemakaian untuk Kunci Pintu Ruangan
d. Rebuncis menggunakan kualitas baik.
e. Louvre (Kait jungkit) pada jendela alumunium.
f. Untuk alat-alat gantungan dan kunci tertentu yang belum tercantum
dalam Dokumen Pengadaan Jasa Pemborongan ini, Penyedia Jasa
wajib mengajukan contoh-contoh lebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pengawas lapangan.
3. Macam Pekerjaan
a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu
sesuai gambar.
b. Pemasangan kunci dan perlengkapan lain hendaknya
sepengetahuan Pengawas lapangan
c. Memasang engsel Heavy Duty sebanyak 3 (tiga) buah ukuran
5‟‟ x 4‟‟ x 2 mm untuk setiap daun pintu, dan engsel Standard
H sebanyak 2 (dua) buah ukuran 4‟‟ x 3‟‟ x 2 mm untuk setia p
jendela.
d. Untuk daun pintu double harus dipasang gerendel tanam
sebanyak 2 (dua) buah.
e. Satu daun jendela dilengkapi dengan 2(dua) kait angin ,
2(dua) engsel, dan 1 (satu) handle/grendel/kunci rambucis .
4. Cara Pelaksanaan
a. Hardware kunci gantungan, engsel harus diminyaki agar berfungsi
dengan baik. Semua contoh barang tersebut harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Apabila kunci dan alat
penggantung yang dipasang ternyata tidak berfungsi, harus
dibongkar/ diganti atas biaya Penyedia Jasa.
b. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar, dan ringan .
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka :
Sebagai rangka langit-langit Kalsiboard digunakan Rangka Kayu / Hollow klas II
dan hollow 40x40 mm modul 60x60 cm.
b. Penutup langit-langit, terdiri dari Kalsiboard yang bermutu baik
3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang berpengalaman dan dengan
tenaga – tenaga ahli.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan peil), terrmasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Rangka Kayu / Hollow dipasang dengan 60 x 60 cm. Komponen suspensi
tambahan harus disediakan untuk mendukung piting-piting lampu dan alat
bantu lainnya.
d. Setelah seluruh Rangka Kayu / Hollow terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
e. Bahan penutup langit-langit adalah Kalsiboard dengan mutu bahan seperti
yang dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai dalam gambar.
f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Kalsiboard yang dipasang adalah Kalsiboard yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas lapangan.
h. Kalsiboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar, untuk
itu setelah Kalsiboard terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpas dan tidak bergelombang, juga sambungan antara unit-unit
Kalsiboard tidak terlihat.
i. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak Kalsiboard di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/ pemeliharaan M & E.
2. Bahan
a. Penggunaan cat, baik untuk cat dasar dan atau pengecatan akhir
Untuk pengecatan dinding dalam dan plafond interior menggunakan Cat
Catylac atau setara sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
b. Cat/ plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh
dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan masih terdapat segel
utuh.
c. Semua cat yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas
lapangan.
d. Pada penutup Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat yang digunakan.
e. Cat meni digunakan pada semua kayu yang akan dicat, juga pada Baja space
frame. Jenis meni disesuaikan dengan cat yang akan digunakan.
f. Cat kayu digunakan pada semua listplank kayu atau sesuai petunjuk Pengawas
lapangan.
g. Bahan pengencer cat kayu menggunakan sekualitas minyak afduner dan harus
minta petunjuk Pengawas lapangan.
3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Semua dinding-dinding, plafond dicat tembok produksi dan kualitas sesuai
petunjuk Pengawas lapangan/ Direksi lapangan.
c. Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang nyata-
nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar.
d. Mengecat bidang permukaan kayu, seperti listplank kayu dan sebagainya,
seperti tertera dalam gambar.
e. Mengecat bidang permukaan besi, baja CNP kuda-kuda dan rangka atap dan
sebagainya, seperti tertera dalam gambar.
f. Memeni kayu untuk semua bidang yang akan dicat kayu, termasuk semua
bidang sambungan dan potongan kayu, dan dengan meni besi untuk semua
bidang yang akan dicat besi, termasuk beugel, angkur, baut dan sebagainya.
Memeni semua permukaan bidang kayu dan besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok.
g. Sebelum dilakukan pengecatan dinding seluruh plesteran harus baik dan
Penyedia Jasa supaya melaporkan kepada Pengawas lapangan untuk
pemeriksaan dan persetujuannya.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
menggunakan kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat
yang berlubang sehingga permukaan rata dan licin untuk kemudian dicat
minimal 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau sesuai
dengan ketentuan.
b. Cat besi
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi baru boleh dicat besi setelah terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimal 2 (dua)
kali, tidak diperkenankan melakukan pengecatan ketika keadaan mendung dan
hujan.
c. Meni besi
Segera setelah pekerjaan Baja Ringan dibersihkan sampai kulit giling dan
permukaan korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni dapat
dimulai dengan ketebalan cat meni sampai ±25 milimicron.
2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah harus berkualitas baik, batu belah untuk pondasi
harus bersih dari segala kotoran, keras dan memenuh i
persyaratan PUBB 1970 (NI-3).
b. Semen Portland harus memenuhi syarat -syarat dalam NI-8
dan PUBI 1982 pasal 1 serta SII 0013 -81
c. Pasir harus memenuhi syarat -syarat yang ditentukan dalam
NI-3 pasal 14 ayat 2
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, t idak
mengandung lumpur, minyak, asam -basa serta memenuhi
PUBI-1982 pasal 9
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Diatas urugan pasir untuk pondasi lajur/ pondasi bukan struktur
dipasang aanstamping batu belah setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah ada menjalani
pembakaran sempurna dan merata berukuran 10 x 10 x 20 cm dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Pengawas lapangan Pekerjaan. Syarat-syarat batu
bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 dan PUBI 1982
pasal 1 serta SII 0013-81
c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 .
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur,
minyak, asam-basa serta memenuhi PUBI-1982 pasal 9
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 6 Psr,
kecuali pasangan Batu bata semen trasraam.
b. Untuk dinding trasraam/ rapat air dengan aduk campuran 1 Pc : 4 Psr, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof, balok, pondasi sampai minimum 20
cm di atas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 100 cm di atas
permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet,
dapur atau pantry) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan Batu bata harus direndam air dalam bak hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/ siar-siar harus dikeruk sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi. Setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
e. Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
f. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap. Setiap tahap
maksimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom
praktis. Bidang dinding batu-bata tebal ½ batu dan ¾ batu yang luasnya
maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan ukuran kolom dan balok sesuai gambar. Sedangkan jarak antar
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu-bata sama
sekali tidak diperkenankan
h. Bagian pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Pengawas lapangan.
i. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada ke dua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata trasraam di bawah permukaan tanah/ lantai harus diisi
dengan adukan 1 Pc : 4 Psr
l. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 5 mm (sebelum diaci/
diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 10
mm (sebelum diaci/ diplester).
2.Persyaratan Bahan
Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran.
3.Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom Baja yang difinish plater dan
sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5
mm dan dalamnya 5 mm.
4.Pada area tempat pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton-bata
atau dinding beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.
6.Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan/ campuran 1 Pc : 6 Psr,
kecuali pada dinding batu bata semen raam/ rapat air.
b. Pada dinding batu bata semen raam/ rapat air plesteran dengan adukan/
campuraan 1 Pc : 4 Psr (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet,
dinding eksterior, dan yang ditentukan/ disyaratkan dalam detail gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari lumpur serta material
tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan Ø 3 mm
seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Pengawas lapangan.
e. Semen Portland yang dikirim ke site/ lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan
type, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa
biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Pengawas lapangan. Penyedia
Jasa tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum
kelainan/ perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran antara 10 - 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150
mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan
lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran Pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
n. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa pemeliharaan), atas biaya
Penyedia Jasa.
o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
2). Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar.
3). Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/ dibasahi
dengan air semen.
4). Plesteran beton dilakukan dengan adukan kedap air, campuran 1 Pc : 4 Psr
5). Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
2. Bahan .
a. Keramik lantai Polos ukuran 40 x 40 cm, polished, tidak licin kualitas baik, tidak
retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart, digunakan untuk seluruh
ruangan, warna dan motif ditentukan kemudian.
b. Bahan Keramik yang digunakan dengan ketebalan 7 mm, toleransi ukuran < 1%
dan penyerapan air tidak lebih dari 1%, warna sesuai petunjuk Direksi Lapangan
atau Direksi lapangan.
c. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk,warna dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak, maupun
cacat
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas lapangan. Bahan
tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup.
e. Semua keramik menggunakan produksi lokal yang telah memiliki SII dan
memenuhi syarat PUBI 1972.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
b. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir,
untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
c. Permukaan lantai/ dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
d. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/ tangga/
dinding yang ada. Pemasangan lantai dan dinding dimulai dari tulangan ini.
08.3 Referensi
Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti :
Standard dalam PUIL 1987
SPLN
SII (Standar Industri Indonesia)
Standard-standard International yang tidak bertentangan dengan PUIL.
Peraturan/ Hukum Daerah setempat.
Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus
dimiliki secara sah oleh Penyedia Jasa/ satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan
kepada Pengawas lapangan.
2. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit di mana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 x (kali) diameter luar kabel dan minimum diameter dalam
adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
2. Kabel-Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel m ark
yang jelas dan tidak mudah lepas untulk mengindentifikasikan arah
beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasilkan phasanya sesuai dengan PUIL 1987.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan baru, kecuali pada
kabel penerangan, di mana terminasi sambungan dilakukan pada termination/
junction box.
c. Untuk kabel dengan diameter 16 mm 2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
d. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm 2 atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
e. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm mi nimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
f. Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feede r harus mengikuti
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing -masing kabel.
g. Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handsclip.
h. Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
i. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2½ kali penampang
kabel.
j. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan
pada suatu turnking kabel.
k. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter
minimum 2½ kali penampang kabel.
l. Penyambungan kabel untuk pene rangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
m. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadan gan 1 m
disetiap ujungnya.
n. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak -kontak harus di
dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa
las-dop.
o. Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus
dipasang dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5
penampang kabel dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
p. Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap
harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
4. Lampu Penerangan
a. Lampu Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan
sebelum pengadaan dan pemasangan.
Pasal 9. PENUTUP
09.1 Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang
didatangkan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak
sesuai dengan syarat-syarat tersebutdiatas.
09.2 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini,
akan diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim
Teknis/Direksi/Pengawas Lapangan dalam pelaksanaanpekerjaan.
09.3 Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak
dijelaskan dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan olehPenyedia Jasa. Gambar rencana kerja dan syarat-syarat
teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan, merupakan satu
kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan mengikat.