Anda di halaman 1dari 27

Spesifikasi Teknis

Rehabilitasi Pagar Kantor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)
A. PENJELASAN UMUM

1. URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah meliputi Rehab Plang Nama


b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta
Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia Jasa harus tunduk kepada :

a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;


b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta Perubahan Terakhir (Peraturan Presiden
No. 12 Tahun 2021);
e. Peraturan Lembaga Kebiajakan Pengadaan Barang / Jasa Nomor : 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
f. Peraturan Menteri PU Nomor : 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
g. Peraturan Menteri PU Nomor : 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
h. Peraturan Menteri PU Nomor : 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan;
i. Peraturan Menteri PU Nomor : 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis
Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat;
l. Peraturan lainnya yang masih berlaku.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

1.3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa terdiri atas:
1. Surat Perjanjian Pekerjaan
2. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
3. Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
5. Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan
b. Penyedia Jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-
sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar
satu dengan lainnya, Penyedia Jasa wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,


maka gambar detail yang diikuti.

2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan /
ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Pengawas
lebih dahulu.

3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Pengawas.

4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan


lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian
juga sebaliknya.

5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita
acara penjelasan pekerjaan.

6. RKS pada Bab Spesifikasi Teknis ini terdiri dari 8 (Delapan) bagian
ialah
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

 Peryaratan Umum

 Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan

 Pekerjaan Tanah

 Pekerjaan Pondasi

 Pekerjaan Beton

 Pekerjaan Pasangan Dinding

 Pekerjaan Plesteran

 Pekerjaan Pengecatan

c. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa Pelaksana dalam melakukan


pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau
kegagalan struktur bangunan, maka Penyedia Jasa Pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali tanpa
ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1. KETERANGAN UMUM

a. Rehab Plang Nama tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar


maupun non standar.

b. Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses


pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan
pada lingkungan proyek, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan
seperti yang ditentukan. Pekerjaan – pekerjaan tersebut mencakup antara
lain :

1. Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan

2. Pekerjaan Tanah

3. Pekerjaan Pondasi

4. Pekerjaan Beton

5. Pekerjaan Pasangan Dinding

6. Pekerjaan Plesteran

7. Pekerjaan Pengecatan
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

2.2. URAIAN PEKERJAAN

a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :

1. Papan Nama Kegiatan

2. Pembongkaran Pagar Lama

3. Biaya Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Kontruksi (SMK3)

b. Pekerjaan Tanah, meliputi :

1. Timbunan Pasir Urug.

c. Pekerjaan Pondasi, meliputi :

1. Pekerjaan Pondasi Batu Belah

d. Pekerjaan Beton, meliputi :

1. Pekerjaan Sloof Beton Bertulang (134 Kg Besi + Bekisting)

2. Pekerjaan Kolom Praktis Beton Bertulang

3. Pekerjaan Ring Balk Beton Bertulang

e. Pekerjaan Pasangan Dinding, meliputi :

1. Pekerjaan Dinding Bata Merah (5x11x22)

f. Pekerjaan Plesteran, meliputi :

1. Pemasangan Plesteran

2. Pemasangan Acian

g. Pekerjaan Pengecatan, meliputi :

1. Pengecatan Tembok Baru

2.3. SARANA DAN CARA KERJA

a. Penyedia Jasa wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau


tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang
cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak
akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil
untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia Jasa
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara


pekerja/karyawannya.

c. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti


beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

d. Penyedia Jasa wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian


penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia Jasa
bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik,
urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan.

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas


dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Jasa Pelaksana sudah


harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

1. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam


pelaksanaannya.

2. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-


gambar perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh


persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara
teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan


bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan
pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa,


bila :

1. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa


pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang
sempurnaan pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

2. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan


diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat
pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagainya).

2.4. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Penyedia Jasa Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai
dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh


Penyedia Jasa Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah
harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa


Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka
Penyedia Jasa Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa


Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai
pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

2.5. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Penyedia Jasa harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah


dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat
Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41
dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia. Bahan
– bahan yang dimaksud harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus


mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas
Lapangan / Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan Konsultan
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak


memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan
dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan / Konsultan


Pengawas ternyata masih dipergunakan oleh Penyedia Jasa, maka
Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat
pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas


Lapangan berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk memeriksakan
bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan
biaya Penyedia Jasa. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa


sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah


ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan
pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

1. Air

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,


beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

2. Semen Portland (PC)


Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek
untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan,
belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus
dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat
sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di
atas.

3. Pasir (Ps)

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri
atas.

 Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.

 Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian


terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang

 Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya


mendapat rekomendasi dari laboratorium.

4. Batu Pecah (Split)

Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah,
bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

3. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. SITUASI/LOKASI

1. Lokasi proyek adalah pada lahan untuk Rehab Plang Nama. Halaman
proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya
waktu Rapat Penjelasan. Penyedia Jasa hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek
tersebut.

2. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA


Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

a. Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang


dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

1. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi


persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala
macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan
sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.

2. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang


air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan
untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

3.3. PAPAN NAMA PROYEK

Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi
papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Penyedia
Jasa tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3.4. PEMBONGKARAN PAGAR LAMA

Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bahan-


bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan
harus diangkut keluar dari halaman proyek.

B. PEKERJAAN TANAH

1. PEKERJAAN PASIR URUG

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

 Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.

 Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian


terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang

 Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

C. PEKERJAAN PONDASI

1. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pondasi yang terbuat dari batu
belah, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
1.2 BAHAN
a. Semen Portland
Semen yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu
jenis merk dagang. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri
atas.

 Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang


lazim disebut pasir urug.

 Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran


sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm
yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang

 Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya


mendapat rekomendasi dari laboratorium.

c. Batu Belah
Batu belah yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta
mempunyai kekerasan sesuai dengan syarat syarat dalam SK. SNI
1991. Ukuran batu kali max. 20 cm.
d. Air

Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi
daya lekat semen dan dilakukan pengujian air/laboratorium test.

1.3 PELAKSANAAN
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

Batu belah digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing,
berwarna abu-abu hitam, keras dan tidak porous. Sebelum pondasi
dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal
minimal 10 cm, disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus
sedikit mencapai 80% compacted. Pondasi batu kali menggunakan adukan
dengan campuran 1 PC : 4 Pasir Pasang. Untuk kepala pondasi digunakan
adukan kedap air campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung dari
permukaan atas pondasi bawah. Adukan harus mengisi rongga rongga
diantara batu belah sedemikian rupa sehingga tidak ad bagian dari pondasi
yang beronga/tidak padat.

D. PEKERJAAN BETON

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan Struktur kolom, Sloof dan Ringbalk yang
terbuat dari beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini.
2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN

a. Komposisi.

Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama.


Proporsi semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman,
Pemborong harus tetap mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai
dengan yang disyaratkan.

b. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab


4.7. termasuk pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-
pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat slump,
maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika
pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai
dengan prosedur-prosedur dalam PBI 1971.

3. BAHAN-BAHAN.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki
oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk beton kelas I Z
475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan,
semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang
cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampau1 2 m, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

b. Agregate.

Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak, umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari
tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus
memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.

c. Pasir

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organik, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.

d. A i r.

Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi
daya lekat semen dan dilakukan pengujian air/laboratorium test.

e. Baja Tulangan.
1. Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTD-39 dan BJTP-24,
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR 24 atau British
Standard Nomor 785 1938. Grade yang dipergunakan adalah
ST-37 dengan kategori, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì
3.7.1. PBI 1971.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

2. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka
waktu yang panjang.
3. Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan
lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada
waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi
beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-
penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/
Konsultan Pengawas.
4. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan


sesuai dengan PBI 1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh
minimaì 370° kg/cm2. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-
syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang
tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan
pemborong harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.

5. Selimut Beton.

Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya


(tidak termasuk plesteran), adalah sebagai berikut :
 Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung
dengan tanah = 3 cm.
 Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.
f. Cetakan (bekisting).

1. B a h a n.

Bekisting harus dipakai multipleks 12 mm dan kayu klas II yang


cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut
bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan yang bermutu baik atau plywood :
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

2. Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal


minimum 2,5 cm.

3. Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan


lain yang tidak reaktif terhadap beton.

Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat


cetakan tersebut.

4. Konstruksi.

Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga


dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus
dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak
konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-
potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak
permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau
baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang
tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken
ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan
yang lain harus diikat dengan palang papan/balok secara silang.

5. Alat untuk Membersihkan.

Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan


perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan
lain-lain.

6. U k u r a n.

Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar


arsitektur dan sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran
tiang yang dikehendaki sama.

7. Kawat Pengikat.

Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan


tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun


1971).

8. Pelapis Cetakan.

Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan


menyingkirkan penutup-penutup, pelapis cetakan dari merk yang
telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang
sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk
ini.

4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.

a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood


dengan tebal minimum 12 mm, bermutu baik yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai
cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 3 cm lebar 20 cm.

b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus
dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).

c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.

d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester
dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna
tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang berdekatan. Untuk
beton exposed harus dihindari adanya cacat permukaan.

2. Toleransi.

Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1


cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-
ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.

3. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian


utama dari pekerjaan, Pemborong harus memberi tahu Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya,
atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas, maka
Pemborong dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.

4. Pengangkutan Adukan
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan


adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.

5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.

Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

6. Pengecoran.

Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan


membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau
persetujuan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas.

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x
24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat
yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam
waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan
Pengawas.

7. Pemadatan beton.

Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar


(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran
dalaím 1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal,
vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya
sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh
menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan


yang sudah mengeras.

8. Perawatan.

Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai
berikut :

1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan itu dibongkar.

2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14


hari berturut-turut.

9. Pembongkaran Cetakan.

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan


khusus yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban
yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan
bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Penyedia Jasa dan perhatian pemborong mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang
bersangkutan. Pemborong harus memberi tahu Pemberi Tugas bilamana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang
utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti
Pemborong lepas dari tanggung jawab.

10. Perubahan Konstruksi Beton.

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas


mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :

1. Konstruksi beton yang sangat keropos.

2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil


yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.

4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

E. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu
bata dengan pasangan ½ bata dan 1 bata, meliputi penyediaan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2. BAHAN

a. Batu bata (bata merah)

Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5
x 10,5 x 22 cm/sesuai ukuran yang ada di darah setempat yang
dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah
patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran.

Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin


tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya
ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang.

Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941

Penyedia Jasa harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada


Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan
menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi persyaratan.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat
pekerjaan.

b. Adukan

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk
dinding biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk trasram

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik


Gresik.

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas


permukaan yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.

c. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu :


kolom praktis.

Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (kolom praktisk)


adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik


(satu merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas
dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari
pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja
tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

3. PELAKSANAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan


didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

a. kolom praktis

Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) :kolom 11 x 11


cm, diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai
tebal 15 cm dan 11 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu
hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas
papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan


harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting
baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.

b. Pasangan dinding bata

Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :

1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum,


mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air
yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya


Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian


pemasangan

4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap

5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus


dipasang beton praktis (kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang


seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong
harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar.
Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai 12/12 atau
dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.

F. PEKERJAAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding


bangunan (yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton).
2. BAHAN

a. Adukan

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk
dinding biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk trasram

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik


(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas


permukaan yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan
yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.

3. PELAKSANAAN

a. Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4,


kolom beton 1 : 3 diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang
disesuaikan dengan gambar.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

b. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata
jadi max. 15 cm.

c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan


pasangan batu bata dan beton dibasahi atau disiram air terlebih
dahulu.

d. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam


kira-kira 1 cm agar plesteran dapat lebih merata.

e. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak


memenuhi syarat misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka
Pemborong harus, memperbaiki pekerjaan tersebut. Bagian-bagian
yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbaikan barus rata dengan sekitamya.

G. PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan


seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi,
enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan
sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat
adalah semua permukaan plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan


yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

STANDAR / RUJUKAN

 PUBB 1973 NI-3.

 Steel Structures Painting Council (SSPC).

 Swedish Standard Institution (SIS).

 British Standard (BS).

 Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

2. BAHAN

a. Umum

1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup


patri/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang,
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik,


warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi
yang disyaratkan pada daftar cat. Pemakaian bahan-bahan
pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Penyedia Jasa harus
mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai
untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan. Konsultan Pengawas
berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan.

Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa


semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan
pada cat-cat hasil produksi AVITEK .

b. Cat Dasar.

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau
setara :

1. Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan


gypsum dan panel kalsium silikat.

2. Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan


menerima cat akhir berbahan dasar minyak.

3. Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima


cat akhir berbahan dasar minyak.

4. Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan


besi/baja.

5. Undercoat.

Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum


pernah dicat sebelumnya.

c. Cat Akhir.

Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau
yang setara :
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

1. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan


gipsum dan panel kalsium silikat.

2. Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton,


papan gipsum dan panel kalsium silikat.

3. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk


permukaan interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer,
kayu dan besi/baja.

4. Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai


jenis Weathershield.

2. PELAKSANAAN

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.

1. Umum.

 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan


lainnya, permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan
benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan
permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau
dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.

 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang


ahli dalam bidang tersebut.

 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan


persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak
dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih
dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan
mempunyai titik nyala diatas 38º C.

 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur


sedemikian rupa sehingga debu dan pecemar lain yang
berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas
permukaan cat yang baru dan basah.

2. Permukaan Pelesteran dan Beton.

Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah


sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang


cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya.

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan


dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur,
debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan
dan tetesan-tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan


pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan
tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan
menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan
selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan


sesuai ketentuan Spesifikasi ini.

b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan


untuk dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti
yang disayaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di
atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan
sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

c. Pelaksanaan Pengecatan.

1. Umum.

 Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran


punggung cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas
olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.

 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus


sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan
membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.

 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan


permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan,
agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan
permukaan-permukaan di sekitarnya.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan


dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan
dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

2. Proses Pengecatan.

 Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan


berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempurna, disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan
dari pabrik pembuat cat dimaksud.

 Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam


keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.

 Permukaan Interior Pelesteran, Beton.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.

 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-


tanda mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan
tanda-tanda kerusakan lainnya.

 Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar


seragam konsistensinya selama pengecatan.

 Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan


metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat
sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk
yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5
liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung


jawab Penyedia Jasa untuk memperoleh daya tahan cat yang
tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).

4. Metode Pengecatan.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

 Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran diberikan


dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.

 Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-


barang yang dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja
yang ahli dalam bidangnya.

H. PENUTUP

1. PERATURAN UMUM TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam


Spesifikasi Teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. KEPPRES 16/1994 dengan lampiran – lampirannya,
b. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan Di Indonesia
atau algemene voorwaarden voor de uitvoering bij aaneming van
open bare werken ( AV ) 1941,
c. Keputusan – keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbritase
Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ),
d. Peraturan Umum Dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja,
e. Peraturan Umum Bangunan Indonesia ( NI – 03 ),
f. Peraturan dan ketentuan – ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan / instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan,
1.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar – gambar
detail yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan sudah
disahkan/disetujui oleh pengawas.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( aanwijzing ).
d. Berita Acara Penunjukkan.
Spesifikasi Teknis
Rehabilitasi Pagar Kantor

e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukkan Penyedia


Jasa.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK ).
g. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ).
i. Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan.
j. Berita Acara / Surat – surat Klarifikasi Tender.
k. Notulensi rapat berkala.
l. Instruksi – instruksi Direksi dan Pengawas.

Pangkalan Bun, 2023


Dibuat Oleh,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah
Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Kotawaringin Barat

Ir. RUSLIANSYAH, M.Si


NIP. 196607261993031004

Anda mungkin juga menyukai