Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM

I. URAIAN UMUM PEKERJAAN


a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pemeliharaan Kontainer Sampah Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jeneponto.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud
dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa


Konstruksi
b. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang
Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
c. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
e. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
f. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
g. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
h. SKSNI T-15-1991-03
i. NI - 3 - 1970 - PPBBI - 1993
j. SII - 0161 - 1981 - ASTM
k. SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
l. SII - 0163 - 1979 - BS  - 1387 - STEEL TUBES

DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-
sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara
gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar


detail, maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang
diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan,
yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus
diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam
berita acara penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan


pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau
kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari
pihak-pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM


Pemeliharaan Kontainer Sampah Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten
Jeneponto tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non
standar yang terdiri dari:

a. Pekerjaan Pendahuluan, meliputi :


 Pek. Pembersihan Area kerja
 Pengadaan Listrik Kerja
b. Biaya Rencana Keselamatan Kerja, meliputi :
 Penyiapan Rencana Keselamatan Kerja (RKK)
 Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
 Alat Pelindung Kerja dan Pelindung Diri
 Asuransi dan Perizinan
 Personil K3 Kontruksi
 Fasilitas Sarana dan Peralatan Keselamatan Kerja
 Rambu-Rambu yang diperlukan
 Lain-lain terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Kerja
c. Pekerjaan Kontainer Sampah Type 1 (3 Unit), meliputi :
 Pekerjaan Pembongkaran Besi Plat Lantai dan Dinding
 Pekerjaan Pintu Besi Plat, Rangka UNP, Plat 2 mm
 Pengadaan Roda Besi
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Dinding, tebal 2 mm
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Lantai, tebal 3 mm
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Lama
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Baru
 Pekerjaan Perbaikan Rangka Lantai
 Pengadaan Aksesoris Pelengkap
d. Pekerjaan Kontainer Sampah Type 2 (4 Unit), meliputi :
 Pekerjaan Pembongkaran Besi Plat Lantai dan Dinding
 Pekerjaan Pintu Besi Plat, Rangka UNP, Plat 2 mm
 Pengadaan Roda Besi
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Dinding, tebal 2 mm
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Lantai, tebal 3 mm
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Lama
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Baru
 Pekerjaan Perbaikan Rangka Lantai
 Pengadaan Aksesoris Pelengkap

2.2 SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau
tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap
dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk
jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti
beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian
penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan
dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang
bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan
dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-
gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan
pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan
bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan
pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan
diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat
pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan
sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus
dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan
kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal
pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai
dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini
sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai
pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat
Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam SII -
0163 - 1979 - BS  - 1387 - STEEL TUBES dan PUBI-1982 serta ketentuan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
Pengawas yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan
seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas
tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata
masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas
memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai,
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang
resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan
dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah
ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan
pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

 Mutu besi yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi


persyaratan ASTM A-36. Besi baja harus anti karat (jenis ST 304).
 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang
yang dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk
maksud tersebut.
 Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus
diadakan.
.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah Kabupaten Jeneponto. Halaman proyek akan


diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan
seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya


pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah
bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar
tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali
dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

B. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI


1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan Pembongkaran Besi Plat Lantai dan Dinding
 Pekerjaan Pintu Besi Plat, Rangka UNP, Plat 2 mm
 Pengadaan Roda Besi
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Dinding, tebal 2 mm
 Pekerjaan Pemasangan Besi Plat Lantai, tebal 3 mm
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Lama
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Baru
 Pekerjaan Perbaikan Rangka Lantai
 Pengadaan Aksesoris Pelengkap

1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktor hendaknya menyediakan :


 Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
 Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
 Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam


uraian pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi
serta keputusan Pengawas Lapangan.

1.4. Situasi
 Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Pembangunan RS
Shakinah, Mojokerto
 Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana
keadaan pada waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor
mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan
yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran.
 Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan
dilaksanakan tertera pada gambar.

1.5. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok

Mengukur letak bangunan :


Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat
penyipat datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan
alat-alat penyipat tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan
pengukuran.

II. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan


puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing
galian dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang diperlukan
pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
3. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya
yang diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan
terhadap material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
KONSTRUKSI BAJA RANGKA DAN PENUTUP

Pasal 1  Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan


yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan


pemasangan tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan
sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

1.2. Standar

a. Bahan Struktur atau Konstruksi

1. Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu


sebagai berikut :
 Untuk lantai, menggunakan Plat Hitam tebal 3 mm
 Untuk dinding, menggunakan Plat Hitam tebal 2 mm
 Rangka Kontainer menggunakan Besi UNP 100.50.6, 80.45.6, dan
50.38.5,5
 Rangka Pintu menggunakan Besi UNP 50.38.5,5
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi
untuk tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang
memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus
mendapat persetujuan konsultan.
3. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan
las harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
4. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi
spesifikasi “American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI
Mei 1984.

b. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari


“American Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building
Construction)

1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi


persyaratan ASTM A36 atau A325.
2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123.
Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM
A153.
3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM
A307 dan harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)

c. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya
dan  harus disertai sertifikat dari pabrik.

d. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat


dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
1.3. Material dan Fabrikasi

a. Semua material baja harus baru dan disetujui Konsultan Pengawas


walaupun kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal
berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.

b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja  yang baru
dan merupakan "Hot Rolled  Structural Steel"  dan memenuhi mutu baja BJ
37  (PPBBI-83)  atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).

c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal


yang tidak dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan
setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus   lurus dan tidak


ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua
pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh
tertekuk dan bengkok.

e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan.


Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari
karat dengan sikat baja dan dicat zincromate 2 (dua) kali.

f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,


diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.

g. Konsultan Pengawas berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan


fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum sy = 2.400
kg/cm2.

h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya
serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan
berat sesuai gambar rencana.

i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar


kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas, dan Pemborong tidak diperkenankan memulai
pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk
hal-hal berikut :
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit
konstruksi.

j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda
dahulu sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama
pengelasan dilakukan.  Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-
kerak las harus dibersihkan.
1.4. Contoh Bahan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material, baja profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain
untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai


sebagai standar atau pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh


material yang telah disetujui di bengkel Konsultan Pengawas.

1.5. Penyimpanan dan Pengiriman Bahan

a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-


balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material.

b. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan  ada


pengiriman dari pabrik ke lapangan,  guna  pengecekan pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi
baja dan menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap
tidak rusak dan kotor.  Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok,
Kontraktor harus mengganti dengan yang baru.

d. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan


angker-angker baja dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
metode dan urutan pelaksanaan erection.

e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya
diukur dengan theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.

f. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana


jarak-jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dam akurat untuk
mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar
selama pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser.

g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu
bidang yang rata betul.

h. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat bantu.

i. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih
dari 1/1000 panjang batang/komponen batang.

j. Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat


perletakan maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah
horizontal dan 1 cm ke arah vertikal.

k. Semua  pelat-pelat  atau  elemen  yang  rusak  setelah fabrikasi,  tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
l. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan
tenaga ahli. Tenaga ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan   erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat
persetujuan pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja
bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.

m. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di


lapangan, sesuai ketentuan   yang dikeluarkan   oleh   dinas keselamatan
kerja dari Departemen Tenaga Kerja. Untuk ini Kontraktor harus
menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan
dan pemadam kebakaran.

n. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor


sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian
khusus pada masalah erection ini.

o. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan


dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus
masih didalam kotak atau kemasan aslinya yang masih bersegel dan
berlabel pabriknya.

1.6. Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja

Semua konstruksi baja  yang telah selesai  difabrikasi  harus  dibedakan dan


diberi  kode dengan jelas  sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
dengan mudah.

1.7. Pemotongan Besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya


boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan
mesin las sekali kali tidak diperkenankan.

1.8. Perencanaan dan Pengawasan

1. Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-


gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut
serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.

a. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar


kerja yang diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk
disetujui pengawas. Bilamana   disetujui   1 (satu) set gambar   akan
dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai   pekerjaan
fabrikasinya.

b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah


berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat
kesalahan atau perubahan dalam gambar.  Dan tanggung jawab atas
ketepatan ukuran-ukuran selama   erection tetap ada pada Kontraktor.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.

d. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode


pelaksanaan.

2. Ukuran-ukuran

Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap


semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

3. Kelurusan

Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

1.9. Pemeriksaan dan lain-lain

Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,


seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. KONSULTAN
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui KONSULTAN. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau
tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi
demikian, harus diperbaiki dengan segera.

Pasal 2      Pelaksanaan

2.1. Pengelasan

a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru


dapat dilaksanakan dengan seijin Konsultan Pengawas, dan menggunakan
mesin las listrik.

b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk  "Kobesteel" atau yang setaraf.

c. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.

d. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-


kerusakan pada beban bajanya.                                     

e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat
tetap menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa
penyimpanan.

f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode


tersebut.

g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan


mutu dan kualtias dari las yang dikerjakan.

h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang
memberi pengaruh besar pada kawat las.  Permukaan yang akan dilas juga
harus bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api
yang kasar, bekas potongan api harus digurinda dengan rata.  Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.

i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih
rendah 0°F. Pada temperatur 0°F, permukaan las dari titik dimulainya las
sampai sejauh 7.5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu
pengelasan.

j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau berbengkok.

k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari
satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu
harus dibersihkan dari kerak-kerak las atau  slag dan percikan-percikan
logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus
dibuang sama sekali.

2.2. Sambungan

a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya


yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan
lenturan batang.

b. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang.  Yang


dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana
hanya ujung-ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul


atau full penetration butt weld.

2.3. Pemasangan percobaan atau Trial Erection

Bila dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan


pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas dan pemasangan percobaan
tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.

2.4. Pengecatan

a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus


dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya
dengan cara mencuci dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat
dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush
mekanik.

b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama


sudah harus dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh
dicat.
c. Sebelum    mulai    pengecatan, Kontraktor    harus memberitahukan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua
bahan cat.

d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop


dengan menggunakan   kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50
mikron.

e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah


semua konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).

f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.

2.5. Pemasangan Akhir atau Final Erection

a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus


dalam keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat
dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari
kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan,
maka keadaaan itu harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Konsultan
Pengawas. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku atas
bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja
harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak
terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan “Waterproofing” yang
disetujui.

b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar


pemasangan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.

2.6. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan pada Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan baja profil,
baut-baut, kawat las, cat dari produsen atau pabrik.

b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian
atas baja profil, baut, kawat las di laboratorium.

c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap
type dari bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari
produsen dan kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan
persyaratan ASTM A370.

d. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak.


Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas
tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual,
bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji
dengan standar AWS.D.1.0.
Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas
harus dilakukan test ultrasonic atau radiographic.

1. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari


AWS.D.1.0. Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda
pengenal pada baja seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang
lengkap dan sempurna.

- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pengujian secara “Radiographic” termasuk sumber tenaga dari
utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.

- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak
melebihi standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan
oleh “Radiographic” harus diperbaiki dibawah pengawasan
Konsultan Pengawas dan tambahan “Radiographic” dari daerah
yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
                               
2. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar
yang dipakai harus sesuai dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 :
Ultrasonic Contact Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing
(1974).

3. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan


ASTM E109.

4. Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan


E109.

5. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Konsultan Pengawas.

e. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti
yang ditentukan di lapangan oleh Konsultan Pengawas.

f. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat


las dan setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan,
las harus disikat dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum
KONSULTAN membuat pemeriksaannya. Konsultan atau Konsultan
Pengawas akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang
pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan
ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan
persyaratan AWS.D.1.0.

g. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada


KONSULTAN secepatnya.

h. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan
sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.7. Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan


a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.

b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan


tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
LAMPIRAN

GAMBAR-GAMBAR
DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN DAN METODA
PELAKSANAAN

1. Daftar kuantitas terdiri dari:


a. Rekapitulasi daftar kuantitas pekerjaan;
b. Daftar rinci kuantitas dan harga.

2. Analisa Harga pekerjaan :


a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama;
b. Daftar upah;
c. Daftar harga bahan;
d. Daftar harga peralatan

3. Metoda pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


a. Metoda untuk melaksanakan pekerjaan sampai dengan selesai untuk
masing-masing pekerjaan utama;
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
c. Daftar personil inti yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
d. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai