PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
PASAL 2. PERATURAN
Untuk Pekerjaan Sipil
2.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim disebut
AV/SU/41 (Syarat-Syarat Umum untuk Bangunan Umum yang Dilelangkan).
1
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
2.2. Peraturan Bangunan. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat kecuali
dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini; peraturan tersebut adalah:
PBI 1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung)
PUBI 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan di Indonesia).
PMI 1983/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia 1983).
PPKBI 1980 (Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia).
SNI-1729-2002 tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 1729:2015 dan Direct Analysis Method (Metode Baru Perencanaan Baja Berbasis Komputer)
UBI 1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan untuk di Indonesia).
Peraturan Bangunan Tahan Gempa 1984.
SNI 1726:2012 (Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung
SNI 03-1726-2002
Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970.
Peraturan Cat Indonesia (NI-4 atau PTI 1961).
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1980.
SKBI – 1.3.53.19876 (Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung)
33 Standart konstruksi bangunan indonesia/DPU No. 378/KPTS/1987.
2.3. Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan setempat.
Untuk Pekerjaan Mekanikal Electrical
Harus mengikuti PUIL 1987.
SNI 03-3989-2000 (tata cara perencanaan dan pemasangan sistim springkler otomatik untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
SNI 04-1718-2004 Sistim pasokan daya listrik darurat dan siaga
SNI 04-1719-2004 Sistim pasokan daya listrik darurat menggunakan energy tersimpan (SPDDT)
SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
2.4. Untuk pekerjaan instalasi listrik supaya dilaksanakan oleh pemborong listrik yang mempunyai
SIKA klas C (minimal).
PASAL 3. S I T U A S I
3.1. Lokasi bangunan terletak di Distrik Senopi Kabupaten Tambrauw
3.2. Lokasi Bangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat
Sosialisasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhan Sehat Type 42 Distrik Senopi,
untuk itu Pelaksana harus meneliti situasi medan, luasnya dan lain-lain yang berpengaruh pada
pembangunan tersebut.
2
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
4.2. Ukuran tinggi peil lantai ± 0.00 bangunan di tentukan. ± 74 cm, diatas permukaan tanah asli, atau
disesuaikan dengan lantai bangunan yang ada, dan ketetapan posisi lantai tersebut harus disetujui
oleh Konsultan Pendamping.
4.3. Sebagai Patokan Pelaksana Kegiatan harus membuat Titik duga yang merupakan titik ikat tetap
yang harus di buat dibawah pengamatan Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis dan dijaga
ketepatannya selama pelaksanaan, serta tidak tergganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.
4.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis
dengan patok-patok yang di pancang dan papan Bowplank yang di ketam pada sisinya.
3
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
6.3. Setelah pekerjaan Bouwplank selesai, Pelaksana Kegiatan wajib memintakan pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis.
Pondasi bangunan yang dipergunakan adalah pondasi lajur batu gunung, terdiri :
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbun dan disiram air sampai
kepadatan maksimal.
b. Batu kosong setebal 20 cm ditimbris pasir atau batu pecah sehingga kokoh.
c. Material batu pecah/ batu gunung yang keras, bermutu baik dan disetujui oleh Konsultan
Pendamping & Tenaga Teknis.
d. Adukan yang dipergunakan untuk pasangan pondasi batu Gunung adalah 1 PC : 4 Psr.
e. Air yang dipergunakan harus bersih, tawar dan bebas dari asam organik, asam alkali atau bahan
kimia yang dapat merusak mutu pondasi.
4
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
Pasir pasang yang dipergunakan pasir yang tidak mengandung tanah dan air laut atau pasir yang disetujui
Oleh Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis
8.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik As pondasi
ditentukan oleh Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis lapangan.
8.3. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penempatan, kedalaman,
besaran, letak dan kondisi tanah galian dan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pendamping & Tenaga Teknis lapangan.
8.4. Pelaksana Kegiatan harus menperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan
sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
8.5. Karena kemungkinan terjadi kupasan atau urugan, Pelaksana Kegiatan harus menperhatikan
kedalam pondasi terhadap tanah dasar/ keras.
6
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
h. Semen yang membatu atau kwalitetnya menurun karena penyimpangan yang kurang bagus,
atau terlalu lama di simpan tidak diperkenankan dipakai dan harus dikeluarkan dari lokasi.
10.3. Bekisting.
a. Bahan bekisting dipakai dari papan kelas III jenis kayu merah dengan ketebalan 2 cm, merata
serta cukup kering dan keras dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pendamping &
Tenaga Teknis.
b. Pasangan bekisting harus rapih, kuat dan kaki untuk menahan getaran dan kejutan tanpa
berubah bentuk.
c. Celah antara papan harus rapat agar saat pengecoran air semen tidak merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari segala macam kotoran.
10.4. A d u k a n.
a. Adukan untuk pasangan sloof, kolom, ringbalk, dan beton bertulang dipergunakan mutu Beton
K-225
b. Adukan untuk pekerjaan lantai kerja dan rabat beton keliling bangunan, dipergunakan mutu
Beton K-125, dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
10.5. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau
bergeser pada waktu digetarkan dan bilamana diperlukan maka perlu diberitahukan tentang
ketebalan Beton dengan ukuran 2 - 2,5 cm, untuk menjamin ketebalan selimut beton.
b. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan ketebalan selimut beton terhadap
ukuran yang ditentukan.
c. Hubungan antara sloof dengan pondasi dan antara kolom dengan tembok pasangan bata harus
dipasang stek/ angker pada jarak setiap 75 cm.
d. Sebelum melaksanakan pengecoran bekisting harus dicek terhadap kelurusan baik secara
vertikal maupun secara horisontal.
e. Bila tidak ditentukan lain sebaiknya pengecoran mengunakan mesin pencampur (Molen).
f. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya untuk setiap kali membuat adukan, sisa adukan
yang mengeras tidak diperkenankan untuk dipakai.
g. Pembongkaran bekisting dapat diperbolehkan setelah beton mengalami periode pengerasan
sesuai dengan PBI 1971 atau izin Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis.
h. Sebelum pengecoran dilaksanakan sisi dalam papan bekisting harus bebas dari kotoran dan
harus disiram dengan air sampai merata.
i. Pelaksanakan pengecoran Beton, harus dengan persetujuan Konsultan Pendamping & Tenaga
Teknis lapangan.
7
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
permukaan beton tersebut tetap harus senantiasa dibasahi. Perbaikan permukaan beton harus
segera diperbaiki dengan petunjuk dari Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis.
PASAL 11. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK, PELAPISAN DINDING, DAN BATU ALAM
11.1. Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pemasangan lantai keramik, serta pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan lantai.
b. Pemasangan plin keramik sesuai dengan gambar kerja.
c. Lantai Rabat Beton dengan ketebalan 6 cm seperti dalam gambar di pasang pada bagian
seluruh ruang pada bangunan dan rabat keliling bangunan dengan ketebalan 6 cm.
d. Pemasangan batu alam andesit alur acak disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan fasade
pada gambar.
11.2. Bahan/ Material.
a. Keramik 40 cm x 40 cm warna putih polos atau setara yang disetujui konsultan pengawas.
b. Keramik 10 cm x 40 cm untuk plin keramik
c. Untuk lantai kamar mandi keramik 25 x 25 (tekstur) dan dinding kamar mandi dan bak mandi
keramik 25 x 40 (motif).
d. Batu alam yang digunakan berukuran 15 x 30 jenis alur garis acak
e. Semua bahan semen, pasir, kerikil yang akan dipakai dan dipergunakan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis.
11.3. A d u k a n.
Adukan yang dipakai adalah : Untuk Rabat Beton yang digunakan adalah Mutu Beton K-125 untuk
ruangan, selasar dan saluran keliling bangunan.
11.4. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Pasangan Keramik.
Sebelum memulai peasangan keramik terlebih dahulu dasar lantai dengan rabat beton dan
harus terdiri dari Lapisan Pasir Urug setebal 5 cm padat.
Rabat dipasang pada ruangan dengan ketebalan 6 cm dan teras 6 cm
Setelah rabat telah kering kemudian dilakukan peamsangan keramik 40 cm x 40 cm.
Pemasangan keramik harus mempehatikan pertemuan nat antara keramik agar kelihatan
lebih rapi.
Untuk keramik lantai kamar mandi 25 cm x 25 cm pemasangannya harus memperhatikan
kemiringan lantai untuk memaksimalkan arus air keluar menuju saluran pembuangan
Untuk keramik 25 cm x 40 cm pada dinding kamar mandi dan bak mandi ketinggiannya
disesuaikan dengan gambar kerja.
8
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
Pemasangan batu alam diusahakan mengikuti alur motif yang ada pada batu alam agar
kelihatan lebih rapi.
9
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
c. Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi
profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang
adalah 6 m
Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar
baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah 6 m
Talang
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm
dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).
Screw
Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw
kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut:
10
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
- Diameter kepala : 12 mm
- Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
- Panjang : 20 mm
- Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
- Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
- Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
- Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng)
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diameter kepala : 10 mm
- Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16
- Panjang : 16 mm
- Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
- Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
- Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
- Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
13.4. Bahan
Penutup atap yang dipakai adalah
a. Seng Spandek Warna Merah Maron 6 kaki dengan ketebalan 0,25 mm Produksi dalam
Negeri dengan kwalitas baik dan diakui keberadaannya dan memenuhi persyaratan
PUBB-1971.
b. Kalsiplank yang digunakan berukuran 4 x 0,2 x 0,08 produksi dalam negri dan berstandar
SNI.
13.5. Cara Pelaksanaan
a. Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga
sesuai gambar kerja.
b. Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan reng dan rangka atap maka
penutup atap tersebut tidak diperkenankan untuk dipasang.
c. Penyelesaian bubungan dari bahan yang sejenis dengan penyelesaian pemasangan yang
rata.
d. Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya Pelaksana Kegiatan.
e. Sebelum nok dipasang, maka lapisan bawah jurai harus terlebih dahulu dipasang lapisan
Karet Talang untuk mencegah kebocoran.
11
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
15.1. Semua kunci tanam yang diperkenankan adalah kunci tanam dengan merk Anchor atau setara
dengan 2 kali putaran, dan tiap kunci mempunyai 2 anak kunci.
15.2. Engsel pintu dan jendela.
a. Engsel yang dipasang baik pada daun pintu maupun daun jendela menggunakan kwalitas
Dalam Negeri.
b. Pemasangan tiap daun pintu adalah 3 (tiga) buah dan tiap daun jendela 2 (dua) buah.
12
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
c. Engsel untuk pintu dalam ruangan dipasang engsel Nilon Kupu-kupu, dan untuk engsel
jendela dengan jenis yang sama.
15.3. Grendel dan kait Angin.
a. Untuk setiap daun jendela kaca, dipasang sebuah grendel jendela.
b. Kwalitas grendel pintu dan jendela adalah dari besi dilapisi kuningan.
c. Kait Angin dipasang 2 (dua) buah pada setiap jendela kaca.
d. Jenis Kait Angin yang dipasang adalah jenis logam dilapisi tembaga/ kuningan sepanjang
30 cm yang dapat berfungsi sebagai pengunci.
16.1. Kaca - kaca yang dipergunakan harus sesuai dengan ukuran yang ada pada gamabr kerja. Jenis
kaca yang digunakan kaca rayben dengan ketebalan 5 mm.
13
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
14
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
b. Semua Pemasangan Instalasi Listrik dipasang dengan kondisi siap menyala, apabila
ternyata Bangunan Lama tidak atau belum terpasang Daya Listrik, dan Kondisi Menyala
jika pada Bangunan lama telah ada Daya Listrik.
d. Lighting Fixture.
Lampu SL (Soft Light) Merk Philips 23 Watt Untuk Semua Ruangan Kecuali Km/Wc
Lampu SL (Soft Light) ,Merk Philips 18 Watt untuk Km/Wc
Capasitor Colder (Fitting) downlight buatan lokal yang setara Philips.
Lampu ini dipasang pada plafond bagian dalam sesuai dengan gambar.
Lampu SL dipasang pada tempat-tempat sebagaimana tercantum dalam gambar.
16
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
19.6. Pengujian.
a. Pelaksana Kegiatan harus bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga untuk
pengujian.
b. Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis lapangan berhak untuk memerintahkan kepada
Pelaksana Kegiatan, setiap saat melakukan pengujian bila merasa pekerjaan dapat diuji.
c. Bila terdapat hasil pengujian yang kurang baik, Pelaksana Kegiatan harus memperbaiki
pekerjaannya.
20.1. Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat ukuran atau hal-hal yang keliru / menyimpang, maka
Pelaksana Kegiatan harus melaporkan kepada Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis dan
menanyakan hal-hal yang belum dipahami untuk diberikan arahan.
20.2. Pelaksana Kegiatan tidak dibenarkan menginterpretasikan sendiri hal-hal yang belum dimengerti,
dan jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab/ kesalahan Pelaksana Kegiatan.
20.3. Sebelum penyerahan pekerjaan, Pelaksana Kegiatan wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus memperbaikinya.
20.4. Pembersihan Akhir dilakukan disekitar lokasi pekerjaan dan Bekas-Bekas Bongkaran serta sisa sisa
pekerjaan yang tidak terpakai harus dibuang dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sesuai
petunjuk Konsultan Pendamping & Tenaga Teknis.
17
CV. VIRITH JAYA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SEDERHANA SEHAT TYPE 42 DISTRIK SAUKOREM 5
UNIT
Semua jenis pekerjaan yang menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun tidak terurai dalam rencana
kerja dan syarat-syarat ini, namun mempunyai hubungan serta terkait dengan pelaksanaan tetap harus
dikerjakan oleh Pelaksana Kegiatan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana
kerja dan Syarat-Syarat ini.
18
CV. VIRITH JAYA