SYARAT-SYARAT TEKNIS
12.1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah Perencanaan Pembangunan Gedung C ( Ruang Makan & Aula )
LPMP. Jawa Timur.
b. Istilah Pekerjaan mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
12.1.2. BATASAN/PERATURAN
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas
akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
1
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
a. Pembangunan Gedung C ( Ruang Makan & Aula ) LPMP Jawa Timur dengan batas-
batas dan meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terurai dalam :
Pekerjaan Standar
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Konstruksi
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Elektrikal
5. Pekerjaan Mekanikal
6. Dll.
Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity
(BoQ).
c. Pekerjaan Arsitektur, :
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan pengecatan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
2
dll
d. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
3
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari lapancangatorium.
12.1.9. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada lahan kawasan Kantor Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan Jawa Timur. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor
sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek
tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim/tuntutan.
12.1.11.SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenan gair hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
5
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang
air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih
dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Proyek, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
12.1.14.PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokais
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk
lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar
bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan
perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150
cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah
Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
12.1.16.PEMBERSIHAN HALAMAN
6
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
a. Peil 0.00 Bangunan diambil dari + 0.80 dari paving depan Bangunan yang akan
dilaksanakan atau disesuaikan dengan bangunan baru yang sdah ada.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kerangka baja dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0.00 tersebut.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
7
12.2. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, metode kerja dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah", seperti
tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini.
2. UMUM
3. PEKERJAAN GALIAN
a. Lingkup Pekerjaan
8
gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada
gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi Lapangan, tidak terganggu, jika
terganggu Kontraktor harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang
tertera dalam spesifikasi di bawah ini.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
2. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan sirtu, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
7. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug.
9
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang
dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan
ke tempat yang disetujui oleh Direksi Lapangan atas tanggungan Kontraktor.
Yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul
beban.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Bahan-bahan
2. Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari jenis
tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa
lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu
pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
2. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor vibrator type yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak
kurang dari 95% kepadatan maksimum hasil lapancangatorium.
10
3. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor :
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-
70.
7. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari
tempat lain, tanpa tambahan biaya.
5. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
11
Tidak merusak bagian lainnya yang tidak dibongkar.
Tidak membahayakan manusia, baik orang lain, maupun pekerja yang
terlibat dalam pembongkaran ini.
Tidak merusak material yang dibongkar, yang mana semestinya hal
tersebut dapat dilakukan.
Tidak /sedikit mungkin mengganggu fasilitas dan aktifitas yang masih
berlangsung.
2. Material bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan kembali dan yang tidak
dapat dipergunakan kembali, harus dipisah-pisahkan dan ditempatkan sesuai
petunjuk Direksi dan dibuatkan Berita Acara.
6. PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Pengukuran awal.
Pengukuran awal harus dilaksanakan guna menentukan titik-titik kolom
bangunan dilapangan.
Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda patok
ukur di titik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tinggi peil
+- 0.00 dengan cat warna merah. Patok-patok ukur harus kokoh
sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat akibat
pelaksanaan pekerjaan lainnya.
Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan terampil dengan
menggunakan alat ukur Theodolit. Pengukuran ini harus selalu disertai
Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran awal
yang ditandatangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran
selanjutnya.
2. Pengukuran selanjutnya
Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan
pekerjaan yang membutuhkannya :
Untuk penetapan pemasangan Bouwplank.
Untuk penetapan titik-titik pondasi baru.
Untuk leveling lantai struktur.
Untuk pengecekan ketepatan posisi elemen struktur selama
pengerjaannya.
Berdasarkan keperluannya di atas maka kontraktor harus senantiasa
menyediakan alat ukut Theodolit dan jumlah yang cukup serta dapat
berfungsi dengan baik selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat
menyediakan alat tersebut dilapangan, maka Konsultan Pengawas/ Direksi
berwenang mengadakannya dengan biaya sewa ditanggung oleh
kontraktor pelaksana.
12
1. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta
gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan
serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
B. Lingkup Pekerjaan
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. SNI 03 1726 2002
2. SNI 03 1727 1989
3. SNI 03 1728 1989
4. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
5. SII Standard Industri Indonesia
6. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
7. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
8. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
2. Data Pabrik
13
surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris
serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
3. Gambar kerja
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton
seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
3. Acuan
14
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga
dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering
dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus
bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan
perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan
bidang.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau
bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
15
E. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong
adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk
melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan
sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau
sebelum cetakan dipasang.
H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur
pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang
cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup
dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan
perletakan yang memadai.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus
dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah
2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm
tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua
arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada
gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
16
J. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam
cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
17
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal
ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan
tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah
tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya
menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi
seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan
lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali
seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
18
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan
beton yang diekspose.
C. Pengikat Cetakan
E. Chamfers
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
G. Pekerjaan Sambungan
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
19
pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk
permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
J. Dinding-dinding
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran
lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan
tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
20
gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
21
ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan
akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan
mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian
yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang
identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada
bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya
boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa
sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton
telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan
tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus
disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
1. UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
22
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di
dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
23
a. SNI 0328472002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
m. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
24
v. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
w. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
x. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
c. Penyerahan-penyerahan
1) Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
1) Umum
3) Agregat :
4) Adukan/campuran beton
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
25
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan SNI, NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia
untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama
5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
26
5) Pengujian slump (berdasarkan SNI)
6) Percobaan tambahan
27
12.2.5. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
12.2.5.1.Semen
a. Mutu semen
b. Penyimpanan Semen
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
Kontraktor harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. Kontraktor tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
12.2.5.2. Agregat
28
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan
besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif
di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10
% berat.
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
29
12.2.5.3.Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada lapancangatorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua sloop, pelat lantai, balok, plat atap : K-250 (fc = 16,5 MPa)
Semua kolom dan dinding beton : K-250 (fc = 16,5 MPa)
Fondasi plat lajur : K-250 (fc = 16,5 MPa)
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas
- Bo
12.2.6.1.Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan
takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
c. Pemeriksaan.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil
percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua
30
penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
h. Kendaraan Pengangkut
j. Penuangan Beton
k. Keadaan Khusus
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI
309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat
mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).
31
a. Persiapan
6. Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI 2002.
b. Pengangkutan
32
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana
mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi
jatuh maximum 1,50 m.
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan
beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan
pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee
304, ASTMC 94-98.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah,
corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal
tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian
sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
d. Pemadatan beton
33
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk
menghasilkan kepadatan yang memadai.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang
lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh
jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran
tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
12.2.6.4.Siar Pelaksanaan
34
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus
ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari
kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala
kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara
monolit dengan itu.
12.2.6.5.Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam SNI NI-2 Bab 6.6. dan
ACI 301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan
untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
35
1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan
pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk.
Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan
diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan
memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk
beton kering.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi
karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah
yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan pavers (mesin lapis jalan beton), harus
10 mm dalam 1 m.
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti
yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.
Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri
lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir,
atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari
suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
36
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai
dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi
Lapangan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton
dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian
harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan
tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan
perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai
es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.
1. Umum
4. Perlindungan Bahan-bahan
37
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama
yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan
kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete
bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement
base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen
murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama
mengering.
2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari
keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya
sebelum ditutup permukaannya.
c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1
(satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan
pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan
2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan
adukan yang diperlukan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
38
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang
sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai
berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi
yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan
bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta
tambalkan adukan bila bahan perekat masih basah.
Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan
beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :
39
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan
benda-benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti
diperinci pada : 4.3.13.c.2.
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI
207.3R-79 Revised 1985.
c. Bahan-bahan.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus
mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang
serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
40
semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.
e. Penulangan
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4.
tentang pembesian.
5. Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang dibuat harus
berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
7. Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna
dapat menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton
sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan
Direksi Lapangan.
41
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran
yang berlebihan.
12.2.6.16.Percobaan Beton
b. Percobaan Lapancangatorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan SNI NI-2,
ASTM C-172, ASTM C-31.
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-
79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification
for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang
dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang
terhebat/terkeras.
12.2.6.18.Lain-lain
42
b. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat
bahan-bahan menjadi satu.
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan
membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada
permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain
dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang
tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan
semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua
grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
12.2.7. PEMBESIAN
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk
uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di lapancangatorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau lapancangatorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya
pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
43
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan
panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Lapancangatorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
12.2.7.2.Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-39, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus
baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 3900 kg/cm2.
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
e. Kawat Pengikat
12.2.7.3.Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
44
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
12.2.8.1.Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
12.2.8.2.Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
45
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
46
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran
ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar 12 mm
untuk jarak lebih dari 60 cm.
47
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
12.2.8.4.Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las
titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
12.2.8.5.Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada
kolom) harus disediakan dan dipakai.
12.2.9.1.LINGKUP PEKERJAAN
a. Umum
Semua pekerjaan dan tukang yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli dan
yang berpengalaman serta profesional.
Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja serta metode kerja yang
lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-komponen, yang sebelum
dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerjaan baja yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada
gambar kerja, pekerjaan besi, dan baja dilaksanakan untuk :
Rangka utama pendukung konstruksi, rangka menara/tower.
Rangka pagar pengaman
48
b. Macam Pekerjaan
Finishing
Semua kerangka batang, las harus diberi pelapisan anti karat sebelum dicat
finish akhir. Cat finish akhir adalah cat duco.
Lantai Paving
Lantai paving stone dipasang pada setiap titik penangkal petir dengan
ketebalan 6 cm mutu paving K 250
Pagar Pengaman Menara /Tower penangkal petir
Pagar pengaman dipasang setiap 1,20 M Frame pipa Gip 2 medium sebagai
pengisi dipasang pagar BRC M9
Pada salah satu sisi pagar dipasang pintu frame pipa Gip 2 pengisi BRC M9
dilengkapi engsel,grendel dan pengunkunci,
12.2.9.2.REFERENSI
49
A490 dan harus telah terlapis Cadmium.
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi ANSI B27, type A.
3. Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding Society (AWS
D1.1-86: Structural Welding Code Steel).
4. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.
5. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi ulir dan sekrup harus memenuhi ASTM A153.
6. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dengan tipe
baut segi enam (hexagon-bolt type) moment-type. Pengencangan semua mur harus
dengan kunci momen.
7. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus disertai sertifikat pengiriman dari
pabrik.
o A325 - 71a High Strength Bolts for/struc tural Steel Joint, Including
Suitable Nuts and Plain Hardened Washers
o A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints
12.2.9.3.SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Gambar kerja
b. Ukuran-ukuran
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
50
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.
2. Hal Khusus
Karena dalam pekerjaan baja khususnya Kerangka Space Frame, maka kontraktor
harus dapat memberikan referensi dan garansi dari sub kontraktor spesialis tentang
referensi / pengalaman kerjanya serta sertifikat-sertifikat yang dimiliki terkait dengan
pekerjaan space frame ini.
Pada konstruksi space frame digunakan system ball joint yang berfungsi sebagai
pengikat batang-batang pipa baja kerangka space frame.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan system dan kekakuan dari system space
frame dan sistem sambungannya (Las).
a) Standar Pengelasan
Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui Direksi
Lapangan dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC
Spesification.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag)
dan kotorannya lainnya.
Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
51
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau
retak harus dibersihkan kembali dan diulang sejak awal.
Lokasi tempat pengelasan serta bidang konstruksi yang akan dilas, harus
terlindung dari hujan dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.
b) Lubang-lubang Baut
c) Sambungan
6. Pengecatan
Cat dasar adalah jenis zink chromate setaraf Nippon Paint, ICI atau Danapaints dan
pelaksanaan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
Sedangkan baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak boleh
dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.
Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan dilakukan 2
kali di lapangan kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau persyaratan teknis
Arsitektur.
Di bagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan Master Flow 713 Grout
atau setara, dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi
pabrik.
Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan pekerjaannya
dan dalam kondisi kerja yang baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak
52
dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan
pabrikasi atau perubahan bentuk maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada
Direksi Lapangan untuk diperoleh cara perbaikannya.
Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah : Sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja khususnya pada saat bekerja di tempat yang tinggi, selain
pengaman yang berupa platform atau jaringan (net).
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus telah
disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan
gambar.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
8. Toleransi
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500 dari tinggi
vertikal kolom.
Toleransi kelurusan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
12.2.9.4.CONTOH BAHAN
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
53
hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti di
bawah ini dan sesuai standar AWS :
Pemeriksaan dengan Ultrasonic sesuai dengan lampiran L dari AWS D 1.1-86 atau
persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic Contact Method; E164-74 : Ultrasonic
Contact Examination or Weldmends; E273-68 : Ultra sonic Inspection of
Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing (1974).
12.2.10.PEKERJAAN PONDASI
1 Pondasi Dangkal
b. Pelaksanaan
Pada area ataupun posisi yang telah ditentukan dalam gambar dan atau
Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dengan alat-alat yang sebelumnya
telah diajukan kepada Konsultan Pengawas.
Pengengecoran dilakukan dengan secara vertikal dan harus dijamin kepdatan.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
54
Pondasi Batu kali
a. Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali belah (tidak bulat dan tidak
porus) sesuai gambar perencanaan.
b. Pasangan pondasi batu kali belah dipasang dengan perekat 1Pc:5Ps, bagian
bawah pondasi dipasang lapisan batu kosong (aanstamping) tebal 20 cm dengan
sela selanya diisi dengan pasir urug dan disiram air hingga padat dan stabil.
c. Celah-celah yang besar antara batu diisi dengan batu kricak yang dicocok padat.
d. Batu batu pondasi tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hingga rapat.
1. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Peil 0.00 ditetapkan diambil dari duga patok terdekat yakni Bangunan Gedung baru
yang sudah ada ( Kantor Induk ).
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, dan lain-lain harus mengambil
patokan dari peil 0.00 tersebut.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
55
tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan
peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan
teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan
dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-
tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari
20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus
dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada
daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan PIM
2. GALIAN TANAH
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi sumuran, pondasi foot plat, sloof,
saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian
harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik
kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
b. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan
kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai
dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
3. URUGAN TANAH
a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi
selapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris
sampai padat.
b. Semua permukaan halaman ditentukan sama dengan peil / level halaman eksisting.
c. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air, sedang tanah yang terlalu
basah harus dihampar agar cepat kering.
5. URUGAN PASIR
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran
dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
(sesudah dalam keadaan padat).
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis
56
12.3.3. PEKERJAAN PLESTERAN
1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata
dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan
plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan
bahan, tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran diaci halus dan atau
difinih dengan penutup sebagaimana ditentukan dalam gambar pekerjaan ini.
2. BAHAN
3. PELAKSANAAN
b. Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus
dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan
yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Dibasahi dengan air
Disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar
homogen.
Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat wiremesh
minimal 30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila permukaan dinding rata
dengan permukaan beton.
c. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan
halus serta tidak berombak.
57
12.3.4. PEKERJAAN BESI / BAJA
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan baja, seperti yang tercantum
dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Pekerjaan tangga, railling tangga, dan pagar
b. Pekerjaan struktur atap.
2. BAHAN
3. PELAKSANAAN
a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan
untuk standar dalam pekerjaan ini.
b. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
c. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja
yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli.
d. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan
lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang
diikatnya.
e. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
f. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan terampil. Semua railling tangga utama harus di cat
Bagian ini mencakup semua pekerjaan kusen aluminium seperti yang tercantum dalam
gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
2. BAHAN
a. Bahan terdiri dari kusen aluminium ukuran 4 warna sesuai petunjuk direksi dipakai
untuk Kamar mandi/Wc Ex. Alcan, Indal, atau setara
58
persetujuan. Semua bahan aluminium yang akan dipasang harus mulus dan bebas
cacat.
2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas, baik
mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat
pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk contoh/pengujian.
Contoh tersebut akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan
harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar
tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan.
Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Konsultan Perencana, User
dan Konsultan Pengawas.
3. PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu tidak
beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah cukup.
c. Pengecatan kayu
Yang dicat adalah semua kayu yang tidak dipertahankan corak naturalnya. Bagian
yang akan dicat harus benar-benar kering. Semua retak, celah, lubang harus
dibersihkan, digosok/diampelas, lalu dicat dasar dan ditambal dengan bahan
penutup. Pengecatan dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan dicat sudah
didempul dan dimeni. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil
akhir yang rata diseluruh permukaan bidang pengecatan.
59
d. Pengecatan besi
Semua pekerjaan besi dan baja harus dicat dengan zinkromat. Sebelum dicat
akhir besi dan baja harus dicat meni terlebih dahulu menurut syarat-syarat yang
ada. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti cara yang ditentukan. Besi/baja
yang akan dicat harus diampelas, kemudian dicat meni dan dicat dasar. Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil akhir yang rata. Pekerjaan harus
rapi, sesedikit mungkin cipratan mengenai bagian-bagian lain.
2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas, baik
mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat
pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk contoh/pengujian.
Contoh tersebut akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan.
Pemakaian bahan tanpa persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Harus sesuai
spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan lantai
dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan
dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak
menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
Warna lantai yang digunakan akan ditentukan oleh Konsultan Perencana, User dan
Konsultan Pengawas.
3. PELAKSANAAN
60
menggunakan keramik 30x60 cm semua keramik menggukan KW 1 , Untuk lapisan
dasar papan Nama Menggunakan Granite warna Hitam ukuran sesuai dengan
gambar. Leter papan Nama menggunakan plat stenlisstel besar huruf disesuaikan
dengan gambar.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight seperti
yang dinyatakan/ditujukan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
Persyaratan Bahan
Bahan / Produk Kusen
Standart Bahan :
ASTM
JIS
SII
Kusen Alumunium yang digunakan.
Bahan : dari bahan alumunium framing system
Bentuk Profil : sesuai shopdrawing yang disetujui Perencana / Konsultan
Pengawas.
Ukuran Profil : 4 X 1 tebal 1,25 mm atau
3 X 1 tebal 1,20 mm.
Finishing : Anodised system 13 Micron
Warna : Natural / Colour
Nilai deformasi : maksimal 2 mm
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pkerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditujukan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikua, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
Accessories.
Sekrup dari steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vynil, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup cauking dan
61
sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-
3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser.
Bahan Finishing.
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulationnya.
62
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, pintu besi, dan pintu alumunium dan daun jendela alumunium
seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar,
Bahan / Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
Untuk pintu-pintu alumunium yang memakai adalah kunci Mortise Cylinder dead lock
merk DEKKSON atau setara.
Untuk daun jendela alumunium memakai kelengkapan Ex DEKKSON atau setara
Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Engsel.
Untuk pintu-pintu pada alumunium menggunakan engsel pintu kuningan merk
DEKKSON atau setara, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun, tiap engsel memikul beban maksimal 20 Kg.
Untuk pintu-pintu akumunium menggunakan engsel lantai (floor hinge) double action,
sesuai gambar rencana merk Dorma BTS Type 84 atau setara, dipasang dengan baik
pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan
gambart untuk itu.
63
Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas/Perencana.
Persyaratan Bahan
Bahan kaca dan cermin produk Asahimas atau setara sesuai ketentuan dalam
gambar.
Silicone sealant.
Produk : GE, Wacker atau setara
Type : Netral
Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digerindah/dihaluskan , sehingga membentuk tembereng,
Kaca adalah benda terbuat dari bahan Glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses terik tembus cahaya, dapat dari proses-proses tarik glass dan pengembangan
(Float Glass) serta ketahanan terhadap air dan angina untuk setiap type harus disertai
hasil test.
Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampui toleransi seperti yang ditentukan oleh
pabrik
Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
Cacat- cacat.
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca)
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian atau
seluruh kaca tebal)
Kaca harus bebas dari gempilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah
dan menggangu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots) , awan (cloud) dan goresan (Scratch).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
Mutu kaca lembaran yang digunakan AA
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
64
Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem
aci.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersihan kaca khusus.
hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen,
harus diisi dengan silicon sealant warna transparan cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan.
Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui Perencana/Konsultan Pengawas, jenis cermin sesuai
dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian babah material dalam uraian
dan syarat pekerjaan tertulis type VVV Polishead, tebal 5 mm
12.4.2. BAHAN-BAHAN
65
a. Panel dan sub panel dari pelat baja minimal tebal 2 mm, dicat dasar tahan
karat bagian luar dan dalam sebelum dicat akhir dengan cat oven warna abu-
abu.
b. Circuit breaker merk Merlin Gerlin atau yang sekwalitas
c. Saklar pemutusan aliran induk.
d. Busbar dari bahan logam.
a. Fitting, produksi dalam negeri dengan kwalitas baik, terbuat dari bahan ebonit.
b. Untuk kamar mandi/WC atau daerah berair digunakan tipe WD yang terbuat
dari bahan keramik.
c. Lampu Pijar, merk PHILIPS, TUSRAM atau TUNGSRAM.
66
d. Perubahan atas gambar gambar rencana harus melalui persetujuan Direksi,
setelah ada pengajuan tertulis dari Pelaksana pembangunan.
a. Satu TL menggunakan Boc tempat ballast, , dudukan starter dan terminal block
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen
lampu itu sendiri.
b. Ventilasi dalam box harus dibuat dengan sempurna.
c. kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor (kondensator).
a. Seluruh stop kontak 1 phase atau 3 phase harus memiliki terminal fasa netral
dan pentanahan (grounding), yang semuanya dihubungkan dengan kabel kabel
yang sesuai ukuran dan warnanya sesuai PUIL 1987.
b. Pemasangan stop kontak tertanam didalam dinding (model inbouw)
c. Penanaman box stop kontak dalam dinding, harus kokoh, sehingga tidak
67
d. mudah tercabut, selanjutnya panel stop kontak disekrupkan pada kotak
tersebut.
e. Semua kotak-kotak /stop kontak daya 1 fasa dan 3 fasa type splash proof/dust
proof, dipasang 1,50 meter dari lantai.
f. Aapabila dipasang dibawah + 125 cm harus mempergunakan tutup/kunci
pengaman (W.D).
g. Semua kotak kontak satu fasa harus mempunyai rating 16 A - 250 V/380 V.
h. Semua kotak kontak (stop kontak) daya harus menggunakan bushing.
4.3.6. Skakelar.
68
e. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan sesudah
dipasang : test insulasi, test kontinuitas, dengan disaksikan oleh Direksi dan
dicatat hasilnya.
f. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan berikut :
1. Pemeriksaan apakah perlatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2. Pemeriksaan kekutan mekanis.
3. Pemeriksaan kontinuitas rangakaian.
Kenetentuan-Ketentuan Teknis
Protector Head ( Air Terminal )
Protector Head yang dipakai adalah Elektrotatis,
Radius Proteksi dari penangkal Petir harus berdasarkan standar Perancis NFC17-102 dan
harus disebutkan dalam Brochure,
Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel NYY 1 x 70 mm2,
Pentanahan, dalam system pentanahan digunakan elektroda pentanahan yang terbuat dari
batang tembaga dengan 5/8 massif , Maksimum tahanan pentanahannya 3 ,
Pemasangan,
Protector Head ( Air Terminal )
Protector head harus dipasang pada ujung tiang tunggal yang kuat dimana terminal harus
dapat dilepas dari tiang tunggal bila diperlukan untuk pemeriksaan, protector head
harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat berdiri dengan kokoh dan
tegak lurus pada ketinggian pada sesuai gambar perencanaan,
Konduktor,
Yang digunakan adalah kabel NYY 1 x 70 mm2 dipasang didalam tiang secara
tegak lurus tanpa ada sambungan menuju bak Kontrol.
Sebelum sampai pada bak kontrol , konduktor supaya diberi pelindung dari PVC
1,5 setinggi 2 Meter dari permukaan tanah,
Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat
dibuka/dilepas didalam Bak Kontrol
Bak Kontrol
Bak Kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40x40x40 dan diberi penutup
dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan,
69
Pengujian,
Pengujian / Pengetesan digunakan untuk mengetahuio baik tidaknya penangkal petir ( air
terminal ) dan system pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan,
Pengetesan,
Protector Head ( Air terminal ) dilakukan melalui tahap :
Pengujian Komponen internal penangkal petir,
Pengujian fungsional ( Function Test) dengan memberikan tegangan impuls 220 Volt pada
eletroda pengumpul muatan pada protector head ( air terminal untuk simulasi
terjadinta percepatan upwar leader,
Konduktor ( Down Conductor) dilakukan dengan cara continuity test,
Pentanahan ( Grounding) dilakukan dengan pengukuran melalui metode standart.
Kontraktor harus membuat teknis untuk mengurus dari Depnaker.
6.2. BAHAN-BAHAN
2.1. Kran
a. Kamar mandi/WC berkualitas baik
b. Semua kran berdiameter 0,50 dilapisi dengan verchrome.
c. Penggunaan extention (penyambung berupa leher bebek) disesuaikan dengan
gambar apabila diperlukan.
2.2. Wastafel
a. Merk setara TOTO,KIA, INA type Landasan
b. Warna ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
c. Perlengkapan berupa :
Stop kran & Siphon
Cermin wastafel tebal 5mm ukuran 40x40 cm.
Tempat handuk dan tempat sabun verchrome.
2.3. Floordrain.
Metal verchrome berkualitas baik diameter 2 lengkap dengan siphon.
70
c. Kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan plambing dan sanitasi, beaya
perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana.
d. Pemasangan alat plambing dan sanitasi harus terpasang dengan kokoh pada
dinding dengan tumpuan yang sesuai (bracket/cleat/plate anchor)
e. Pemasangan alat plambing/sanitasi harus tepat pada kedudukannya sesuai
dengan gambar perencanaan.
f. Semua baut, mur, ring-ring baut dan alat tumpuan (bracket, cleat dan anchor)
harus tertanam didalam dinding. Apabila harus tampak, harus terbuat dari
bahan yang dilapis dengan verchrome atau nikkel
g. Setelah alat plambing/sanitasi terpasang, maka Pelaksana wajib melakukan
pembersihan dan alat plambing/sanitasi dalam keadaan baik dan tidak cacat.
h. Alat plambing/sanitasi yang akan dipasang harus dalam keadaan utuh dan
tidak cacat.
3.2. Closet duduk
a. Closet duduk yang akan dipasang, diperiksa perlengkapannya sesuai dengan
daftar dalam kemasan dan spesifikasi dalam keadaan utuh.
b. Agar kedudukan closet duduk stabil, sebelum perletakan dimatikan, kedudukan
harus diperiksa dengan alat waterpas.
c. Hubungan closet dengan saluran pembuang tidak diijinkan adanya kebocoran.
d. Pembuangan air harus lancar dan tidak bocor.
3.3. Wastafel
a. Pemasangan wasatafel pada ketinggian sesuai dengan gambar rencana, atau
setidak-tidaknya dapat digunakan dengan nyaman.
b. Diatas wastafel dipasang tegel keramik setinggi 40 cm (2 tegel keramik 10/20)
c. Pemasangan wastafel dengan angker baut, sehingga perletakan kokoh.
d. Perlengkapan wastafel berupa tempat sabun, tempat sisir, gantungan handuk
dipasang sesuai dengan tempatnya.
e. Pemasangan kaca setinggi normal orang Indonesia sehingga berfungsi dengan
baik.
f. Penyambungan kran dengan instalasi perpipaan air bersih dengan
menggunakan flexible pipe.
g. Pemasangan siphon dengan saluran pembuangan dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak bocor.
3.5. Kran
a. Penyambungan kran dengan instalasi perpipaan, ulir kran dipasang scaling
tape/rami agar tidak mudah bocor.
b. Pada tempat-tempat yang ditentukan, apabila perlu dipasang kran dengan
extention (sambungan berupa leher bebek).
c. Perletaan kran pada ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana, atau
setidaknya berfungsi secara nyaman
71
7.1. Lingkup pekerjaan
a. Saluran beton Tertutup U 40 cm tebal : 8 cm
b. Tutup Saluran tebal : 5 cm
12.9. PENUTUP
1. Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu detail komponen
bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada, maka menjadi
kewajiban Pelaksana untuk menyelenggarakannya. Untuk hal tersebut diatas tidak diterima
permohonan untuk menambah harga borongan. dengan demikian harus dianggap bahwa
penawaran adalah untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang secara teknis maupun
fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
2. Hal hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat syarat ini, akan diatur kemudian
berdasarkan A.V 1941 dan peraturan pertauran lain yang lazim dipergunakan dalam suatu
pekerjaan Pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat ini.
Sidoarjo , 2014
Konsultan Perencana
PT. PRIMATA DESIGN
Ir. H. MAUN
Direktur Utama
72