A-1
PERSYARATAN TEKNIS
A.PENJELASAN UMUM
I.
URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a.
b.
c.
A -2
b.
A -3
f.
g.
h.
i.
j.
k.
A -4
b.
c.
d.
e.
f.
A -5
A -6
b.
A -7
A -8
A -9
d.
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih
dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama
proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk
catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori
berikut :
Pemeriksaan melintang
Ketinggian patok
Lokasi pengukuran
Konstruksi pengukuran
Potongan melintang
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan
yang menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di
tempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
e.
Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa
Konsultan Pengawas pada waktu waktu tertenu selama pelaksanaan
proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan Pengawas selama
pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1 n
A - 10
Ketepa tan =
e
perimeter
B.
B-1
PEKERJAAN PONDASI
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi yang harus dikerjakan terdiri dari :
Pondasi Strauss Pile
Pilecap dan Sloof.
1.2. SYARAT-SYARAT
a. Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan /
normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti SNI 03-2847-2002, PBI,
PMI dan lain-lain.
d.
b.
Pilecap
Seluruh pondasi yang direncanakan menggunakan pondasi strauss pile
dengan pilecap. pilecap beton diletakkan pada tanah urugan dengan
kedalaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Untuk itu perlu dilakukan penggalian dan pengurugan tanah dengan
menggunakan alat yang memadai, agar dapat memnuhi
elevasi/kedalaman yang diinginkan.
Dalam menentukan kedalaman pilecap beton di lapangan, Kontraktor
harus meminta persetujuan pihak Pengawas/Konsultan Perencana.
Ketentuan pondasi telapak beton :
Mutu beton K.300
Mutu baja BJTD 40 (ulir) untuk tulangan dengan diameter lebih
besar atau sama dengan 13 mm dan BJTP 24 (polos) untuk tulangan
yang lebih kecil dan 13 mm
Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan
pilecap
c.
Strauss Pile
Mutu bahan adalah beton dengan kekuatan tekan karakteristik 20,75
MPa (K-250) dan mutu baja tulangan utama adalah U40 untuk tulangan
memanjang dan U24 spiral/sengkang.
Kesalahan koordinat titik tiang strauss yang diperkenankan adalah
pergeseran maksimum 5 cm. Bila lebih dari batas ini maka harus
diadakan perhitungan kontrol, segala akibat dari pergeseran tersebut
menjadi beban pemborong.
Kontraktor melakukan pengeboran terlebih dahulu sampai pada
kedalaman yang disebutkan pada gambar sebelum titik strauss pile
dicor.
Tidak diperkenankan menghentikan pengecoran dalam kurun waktu
yang dapat mengganggu daya dukung/lekatan tanah sebelum selesai
sesuai persyaratan struktural yang telah ditetapkan, kecuali dalam
keadaan memaksa dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Setiap akhir pengecoran tulangan strauss pile harus dipanjangkan
sepanjang 40D sebagai penjangkaran terhadap pilecap.
Pasir
B -2
B -3
4. Header.
Header atau saluran pembagi harus didistribusikan secara seragam ke
seluruh struktur dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan
ekspos.
Saluran tersebut harus memiliki panjang sedemikian rupa dari
permukaan dinding ke dalam minimal 300 mm. Bila tebal dinding 450
mm atau kurang, saluran pembagi harus memiliki panjang penuh dari
permukaan muka ke belakang.
5. Backing.
Backing atau penumpu harus dibuat dari batu batu berukuran besar
dan harus dipasang dengan cara yang rapi. Batu batu yang
membentuk dinding penumpu harus terikat baik dengan batu batu
yang membentuk permukaan dinding. Semua celah atau bukaan kecil
harus diisi dengan adukan. Batu batu berupa pecahan kecil harus
digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.
6. Batas.
Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dan
penyelesaian harus rata dengan permukaan batu ekspos.
7. Perlindungan terhadap Cuaca.
Semua pasangan batu harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian
atasnya dengan menambahkan lapisan adukan setelah 20 mm
sehingga diperoleh permukaan yang rata seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja, dan diselesaikan dengan tepi berbentuk miri.
8. Lubang Drainase.
Semua dinding penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang
drainase.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase harus
dibuat dari pipa PVC dan ditempatkan pada titik terendah pada bagian
yang leluasa dan dipasang pada setiap jarak tidak lebih dari 2000 mm
dengan diameter maksimal 50 mm.
Batu pecah yang sesuai untuk penyaring harus ditempatkan di belakang
setiap lubang drainase.
9. Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu
kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan
adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
10.Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara
terus menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3
(tiga) hari setelah pekerjaan selesai.
e.
B -4
Pasir
Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.
B -5
d. Baja Tulangan
Pemasangan dan pengikatan dari baja tulangan dilakukan pada
keadaan normal.
Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada
gambar.
Pemborong harus membuat detail shop drawing dengan skala untuk
disetujui oleh Pengawas dalam pelaksanannya.
Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat
pengurangan ikatan antara beton dan baja.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan
sebelum pengecoran tulangan tidak berubah tempat.
Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelanggelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus
dipasang sebanyak minimum 4 (empat) buah setiap m2 cetakan atau
lantai kerja.
Jumlah luas, jenis maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai
dengan gambar dan perhitungan.
e. Penyelesaian
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai
dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan,
tulangan dan lain-lain.
Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material
yang tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat
lain dengan persetujuan Pengawas.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di
sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya.
4.
5.
6.
7.
B -6
B -7
g. ACI 318
B -8
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
B -9
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
Maksimum
Minimum
12.50
10.00
B - 10
bertulang.
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
konstruksi di bawah tanah.
9.00
7.50
15.00
12.50
Pembetonan massal.
7.50
7.50
Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat
atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak
dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk
pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari
setelah pengujian dilakukan.
2.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.
2.2.1 Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional
atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau
sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen
yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen
portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi
ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau
spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantukonsultan
pengawasan dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis
semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam
ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b.
Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen
dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena
terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan
B - 11
B - 12
2.3.1
Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton
ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi
Lapangan,
dengan
takaran,
adukan
serta
cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam
ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran
yang sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara
konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier
beton ready-mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima
adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
B - 13
2.3.2
B - 14
b.
Pengangkutan.
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71,
ACI Committe 304 dan ASTM C94-98.
1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
B - 15
Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI
Committee 304, ASTMC 94-98.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih
dari ketebalan 30 cm.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh
lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai
gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui
harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada
lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari
corong
haruslah
sedemikian
sehingga
tidak
terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya
serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk
pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka
"Kontraktor" harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3
minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
d.
Pemadatan beton
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
kosong dan sarang-sarang kerikil.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar
lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala
B - 16
c.
d.
e.
B - 17
B - 18
B - 19
B - 20
Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang
terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau
tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan
warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan
air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu
yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan
biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan
penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang
tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan
ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air
dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih
basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang
ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi
kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian
(finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.
B - 21
4.
5.
B - 22
d.
Proporsi/Perbandingan Campuran.
1. Perbandingan
campuran
harus
ditetapkan
untuk
meminimukonsultan pengawasan jumlah semen tehadap campuran
dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan harus
distujui oleh Direksi Lapangan.
2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton
28 hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain
perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda
yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.
e.
Penulangan
1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini
pasal C.4. tentang pembesian.
f.
7.
B - 23
b.
c.
B - 24
2.4. PEMBESIAN
2.4.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat
dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
B - 25
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan
sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek
ini.
2.4.2 Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84
dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm
harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung
menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang
rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis
hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
2.4.3 Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan
untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
2.4.4 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokkan dan pembentukan.
B - 26
2.5. PELAKSANAAN
PEMOTONGAN
PEMASANGAN
TULANGAN,
PEMBENGKOKAN
DAN
2.5.1 Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan
karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
2.5.2 Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971, SNI-2002
Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta
tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak
yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
c.
d.
e.
B - 27
f.
B - 28
B - 29
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318, SNI-2002
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan
serta gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat
konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk
struktur yang aman.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti
diperlukan dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standardstandard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII
Standard Industri Indonesia
3. ACI-301
Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318
Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347
Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
1.
Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton
yang berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari
mandor harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa
dan disetujui, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai
pekerjaan.
2.
Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah
"Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan
instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisanlapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari
pabrik bila dipakai.
3.
Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahanbahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4.
B - 30
Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
3.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk
cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian
permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan
perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup
dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan
oleh tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada
kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan
pada ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan
getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan
untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanakonsultan
pengawasan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan
menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada
cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga
dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan
bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian
sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan
Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola
pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara
bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang,
harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara
panel-panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran
B - 31
dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus
diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang
bersebelahan pada bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang
diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran
dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan
campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm.
Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan,
goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain
yang serupa.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada
gambar. Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom,
dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa
sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya
pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk
stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan
papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi
akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood
atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata
kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi
dan kedua ujungnya.
2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan
plesteran.
Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,
harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisasisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang
akan dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil
(bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan
dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan
B - 32
Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan
pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada
pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvani,
atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang
lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari
besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan
untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
J.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B - 33
beton.
Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian
yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja
tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan
hal ini dengan Direksi Lapangan.
Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipapipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton
seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
dilakukan.
Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagianbagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong
pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana
rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan
bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.
3.3. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan
yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya
yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan
beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan
(peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai
atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan
dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah
tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya
secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh
dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton
B - 34
B - 35
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun
caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana
terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan
sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan
sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan
dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan
yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
B - 36
J.
Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubanglubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubanglubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam
cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di
dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut
berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan
dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan
waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan Expandable Water
Stop berbahan dasar Bentonite Clay ex. Fosroc atau yang setara.
L.
B - 37
B - 38
IV
B - 39
4.
B - 40
4.5 PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas
dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan
lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2
dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding
beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi
kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30
cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh.
Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan
semen non shrink.
d. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk
lalu lintas manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran
butiran berbatu keras.
g. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti
adanya kebocoran.
h. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma
selama 2 (dua) tahun.
i. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
dan sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
j. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung
sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini
dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.
C-1
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
I
KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu
bata disusun bata dan satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini.
1.2.
BAHAN
a. Batu bata (bata merah)
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x
10,5 x 22 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras
dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin
tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya
ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang.
Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak menolak bata dan
menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat
pekerjaan.
b.
Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel Citicon
atau Jaya Celcon ukuran 20 x 60 tebal 10 cm, atau 8,3 buah per m2.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak menolak bata
ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus
segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
c.
Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk LEMKRA, Cipta Mortar
atau setara.
d.
Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk
dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik
(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas
permukaan yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan
yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.
e.
1.3.
C-2
PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan
didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20
cm, kolom praktis 12 x 12 cm atau 10 x 10, ringbalk 15 x 12 dan balok
latai 10 x 15 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus
dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 11 cm untuk
bata ringan. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya
dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan
harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
Kecuali ditentukan lain pemasangan balok latai dipasang tepat diatas
kusen pintu maupun jendela.
b.
c.
Semua Pasangan Batu bata dipasang rata sampai dengan ring balk
strukturnya sebagai penumpu rangka atap diplester dan diaci 1 : 5.
1.4.
C-3
d.
Dinding yang berada diatas plafon dan dibawah ring balk harus
diplester 1 : 5 tanpa acian
e.
f.
DINDING PARTISI
Pekerjaan dinding partisi harus dikerjakan oleh tenaga aplikator yang
berpengalaman dan direkomendasi oleh principal dari material yang akan
dipakai. Pelaksanaan dinding partisi ini harus dengan full system dari
pabrik penghasilnya. Pihak principal harus menyediakan tenaga teknis
yang berpengalaman sebagai tenaga superfisi teknis pada masa
pelaksanaannya yang minimal datang ke lapangan dalam dua minggu
sekali dan ketika dibutuhkan pendapat teknis karena suatu permasalahan
atau kondisi tidak normal di lapangan.
a. Bahan yang dipakai untuk dinding partisi adalah panel Gypsum
standar tebal 12 mm jenis standar serta Calcium Silicate Board tebal 6
mm. Jenis papan Gypsum yang digunakan mempunyai bagian tepi
melandai.
b. Rangka dinding partisi yang digunakan adalah Metal Stud System
sesuai rekomendasi produsen Gypsum yang dipakai. Rangka terbuat
dari bahan metal galvalume tebal 0,55 BMT dan lebar 76 (CS) produk
Boral , Knauff atau yang setara.
c. Rangka vertikal terpasang dengan jarak maksimal 60 cm (AS)atau
sesuai dengan rekomendasi pabrikannya. Dirangkai sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu rangkaian yang kokoh dan kuat dengan
sambungan pada posisi yang tepat serta kelurusan permukaan benarbenar lurus.
d. Pemasangan Gypsum pada rangka dilaksanakan dengan
menggunakan paku skrup stainless steel setiap jarak 20 cm untuk
bagian tepi Gypsum dan 30 cm untuk pemasangan bagian tengah
lembar Gypsum yang dipasang secara tegak lurus bidang muka
Gypsum dan rangkanya.
e. Pemasangan paku skrup harus diberi jarak minimal 10 cm dari tepi
Gypsum untuk setiap sambungan.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
C-4
1.5.
1.6.
C-5
dipakai harus dari jenis yang terbaik, anti jamur, tahan cuaca extrime
dan tidak mudah sobek/elastis.
II
PEKERJAAN PLESTERAN
2.1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan
dinding/tembok bata dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup
pembuatan dan pemasangan plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan
bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali
disebutkan lain.
2.2. BAHAN
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah
dan dinding luar yang tidak tertutup atap.
b. 1 pc : 2 pasir dan sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan).
d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar : 3
kg/m2, ketebalan 3 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade :
kasar, sedang, halus. Produk setara : MU, Plester Mutiara, atau Cipta
Mortar
2.3. PELAKSANAAN
a. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi
dengan air, siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm
dan maksimum 2,5 cm. Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan
kayu perata atau sekop baja. Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan
menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu
hujan harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan bahan pelindung yang cukup sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari terus menerus.
b.
Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan
yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat
menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut
harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di
dalam gambar rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan
pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Dibasahi dengan air
Disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara
benar-benar homogen.
C-6
III.
C-7
C-8
4.
C-9
c. Gasket
Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
Bahan
: EPDM
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
d. Sealant Dinding (Tembok)
Bahan
: Single komponen
Type
: Silicone Sealant
e. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain lain
Bahan
: Stainless Steel (SUS)
f. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang
berserat guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga
mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan
: Butyl Rubber
g. Pengisi daun pintu rangka aluminium kecuali kaca 8 mm adalah panel MDF 8
mm finish cat duco.
3.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Fabrikasi
Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor dan disetujui
Konsultan Pengawas.
2. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
3. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponenkomponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja,
swambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dappat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
5. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
6. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
7. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik Lacquer film.
8. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk
mencegah kerusakan komposisi alumunium.
9. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik,
seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
10. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
11. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang
dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi.
C - 10
12. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang
dipergunakan dengan memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas.
13. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
14. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
15. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
16. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
17. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
brosur serta persyaratan teknis yang benar.
18. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealent.
19. Pertemuan pengisi rangka daun pintu aluminium baik dengan kaca atau
panel MDF harus disealent poliuretant dengan rapi dan rapat.
20. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air.
21. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan Lacquer Film.
22. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila
kosen; alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap
terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin
kebersihannya.
23. Kecuali disebutkan atau ditunjukkan dalam gambar detail, pemasangan
kusen aluminium dipasang pada posisi tengah/center terhadap tebal
dinding.
3.7. PEKERJAAN PINTU BAJA
a.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, pembuatan
dan pemasangan pintu-pintu baja berikut kusen dan perlengkapan lainnya
yang sesuai standar untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada ruang-ruang seperti pintu untuk ruang
tangga darurat, ruang M/E, pintu shaft dan ruang lainnya seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar yang meliputi :
Fire door
Steel Door
Lengkap dengan Hardware terpasang
b.
Referensi
1) National Fire Protection Association (NFPA)
1. 80-86 Fire Doors and Windows
2. 252-95 Fire Test of Door Assemblies
2) American Society for Testing and Materials (ASTM)
1. UL 10 B Fire Tests of door assemblies
3) American National Standard Institute (ANSI)
1. ANSI A250.4 Tests of door assemblies
4) Deutsches Institut fr Normung (DIN)
1. 18082 TEIL 1 -1985 : Steel doors T30-1 Construction Type A
5) British Standard (BS)
C - 11
1.
BS 476. Part 22 - 1972 : Test method & criteria for the fire
resistance of elements of building construction
6) Japan Industrial Standard (JIS)
1. JIS A 4702 General
2. JIS G 3302 Hot dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils
3. JIS G 313 & G 3142 Internal
4. JIS A 1515 Wind Resistance
5. JIS A 1516 Air Resistance
6. JIS A 1517 Water Tightness
7. JIS A 1519 Closing & Opening Forces
8. JIS A 1520 Sound Insulation
9. JIS A 4710 Thermal Resistance
10. JIS A.1311 - Methods of fire protecting test of fire door for
buildings
c.
Persyaratan Bahan
Material kusen dan daun pintu baja juga harus memenuhi persyaratanpersyaratan khusus sebagai berikut:
1) Kusen pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
a) Ketebalan plat untuk kusen 3 mm untuk Fire Door (pintu tahan api)
dan yang telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga
pengujian dengan standar internasional antara lain Underwriters
Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B.
Dan ketebalan plat 2 mm untuk kusen pintu baja lainnya.
b) Selain Fire Door, pada sekeliling kusen / threshold pada sisi bukaan
pintu ditanam Magnetic Gasket Seal, yang berfungsi untuk
meredam suara dan termal yang mengalir melalui celah pintu.
c) Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
d) Dilengkapi kotak pengaman baja untuk lidah lockcase dan stang
flushbolt dari kotoran mortar.
2)
Daun pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
a) Ketebalan plat 1.5 mm untuk Fire door. Berbentuk Rebated Door
dilengkapi dengan bibir pintu selebar 24 mm di sekeliling daun pintu
yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu,
sehingga permukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu
untuk seluruh tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam adalah 55 mm.
Bagian dalam daun pintu disi Rock Wool dengan density 110 kg/m3
sebagai isolator panas (sesuai DIN 4102 : Part 1), agar pada saat
terjadi kebakaran, kenaikan suhu permukaan plat pintu pada sisi
yang tidak terbakar tidak melebihi 450oF (232oC) pada 30 menit
pertama yang telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga
pengujian dengan standar internasional antara lain Underwriters
Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B.
b) Ketebalan plat 0.8 mm untuk Steel door Doralux series dibuat
dengan sistem penangkupan tanpa las sehingga permukaan pintu
sangat rata dan kaku tanpa ada bekas las. Ketebalan daun pintu
adalah 40 mm. Bagian dalam daun pintu disi Injection Polyurethane
dengan kepadatan 33-35 kg/m3 sebagai isolator suara dan panas
c) Daun pintu satinless steel untuk pintu ruang operasi dengan tebal
plat 1,2 mm, daun pintu dengan Airtight door 250 pascal satinless
C - 12
steel hair line AISI 304 anti karat. Ketebalan daun pintu adalah 50
mm dengan peralatan buka dan tutup automatic.
d) Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
e) Semua pintu metal harus di finishing dengan powder coating
minimal 200 micron. Warna akan ditentukan kemudian.
3)
Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Pemasangan harus dilaksanakan oleh kontraktor yang mempunyai
pengalaman khusus untuk pekerjaan ini dan mempunyai tenaga ahli
yang berpengalaman.
2) Kontraktor harus mempunyai workshop lengkap dengan peralatan
atau mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini.
3) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), detail-detail sesuai gambar sebelum difabrikasi.
4) Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan di
5)
6)
7)
8)
9)
C - 13
Operating System
- Microprocessor Control Unit
Control Unit mempunyai akurasi yang tinggi, flexible dan compatible,
sehingga mampu dan dapat dihubungkan dengan bermacam-macam
sensor aktivator (Push Button, Electrical Mat Switch, Code Lock, Card
Lock, Remote Control, dan lain-lain), dapat diatur atau diprogram
kecepatan membuka atau menutup, waktu tunda, jarak partial
C - 14
Safety System
- Auto Reverse System
Pintu yang sedang menutup akan membuka kembali pada saat
terdapat halangan diantara kedua daun pintu
- Electrical Lock
Perlengkapan yang harus ada untuk mengunci pintu secara otomatis
pada saat daun pintu tertutup
- Emergency Opening Unit
Dilengkapi dengan baterai yang dapat dicharge, berfungsi untuk
membuka pintu pada saat energi listrik padam
- Manual Opening Device
Perlengkapan untuk membuka pintu secara manual pada saat listrik
padam dan Emergency Opening Unit tidak berfungs
- Safety Photocell
Perlengkapan yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik yang
kurang baik (turun naiknya tegangan listrik)
- Panic Break Out System (Optional)
Pintu otomatis dapat dilengkapi dengan Panic Break Out System,
sehingga pintu sliding dalam keadaan darurat (emergency) dapat
dibuka secara manual menjadi pintu swing.
Cover (Optional)
Operator dapat ditutup dengan menggunakan Cover Stainless Steel Satin
Polished Finished.
C - 15
Pintu otomatis sliding akan dipasang pada pintu Ruang Operasi produk
NABCO, MANUSA, TORMAX atau setara. Pintu otomatis disyaratkan
memenuhi spesifikasi berikut :
Type : HERMETIC / AIR TIGHT SLIDING DOOR
Data Teknis
- Mechanic Door Carier
- Micriprocessor Control Unit
- AC Motor Setiap unit menggunakan 1 buah motor
- Power Supply Unit 230 v/1 phase/ 50 Hz
- Digital Key Selector
- Elbow Switch
- Connection Unit
- Konsumsi Daya 250 Watt
- Optional Parts :
Electrical Lock
Emergency Opening Unit
Manual Opening Device
System buka pintu dengan Touch Less Switch
- Waktu Tunda : 0 60 detik
- Kecepatan Membuka atau Menutup : 0,3 m/det. s/d 2 m/det.
- Berat Daun Pintu : max 200 kg/1 daun
- Material daun pintu adalah Stainles Steel Hair Line dengan kaca intip
ukuran 600mm x 600mm, tebal daun pintu 4 cm dan lebar sesuai
scedule pintu atau ukuran 1600mm x 2150mm.
Operating System
- Microprocessor Control Unit
Control Unit mempunyai akurasi yang tinggi, flexible dan compatible,
sehingga mampu dan dapat dihubungkan dengan bermacam-macam
sensor aktivator (Push Button, Electrical Mat Switch, Code Lock, Card
Lock, Remote Control, dan lain-lain), dapat diatur atau diprogram
kecepatan membuka atau menutup, waktu tunda, jarak partial
opening, dan lain-lain, dan dapat dikoneksi dengan computerized
system dan dapat dihubungkan dengan Fire Alarm atau Safety Alarm
System.
- AC Motor
Operator menggunakan motor AC, sehingga mempunyai effisiensi
output yang baik serta menghasilkan suara yang lebih halus.
- Digital Key Selector
Pintu jika terdapat masalah harus menginformasikan kerusakannya
Normal System
Pintu membuka dan menutup secara otomatis selebar daun pintu
(Full Open)
Open System
Pintu dalam keadaan membuka terus menerus
Close System
Pintu dalam keadaan tertutup secara otomatis, sistem otomatis
dimatikan
Exit/ One Direction System
Pintu bekerja secara otomatis dan membuka hanya dari satu arah
saja
Auto Partial
IV.
C - 16
Safety System
Auto Reverse System
Pintu yang sedang menutup akan membuka kembali pada saat
terdapat halangan diantara kedua daun pintu
Electrical Lock
Perlengkapan yang harus ada untuk mengunci pintu secara otomatis
pada saat daun pintu tertutup
Emergency Opening Unit
Dilengkapi dengan baterai yang dapat dicharge, berfungsi untuk
membuka pintu pada saat energi listrik padam
Manual Opening Device
Perlengkapan untuk membuka pintu secara manual pada saat listrik
padam dan Emergency Opening Unit tidak berfungsi
Safety Photocell
Perlengkapan yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik
yang kurang baik (turun naiknya tegangan listrik)
Cover
Operator dapat ditutup dengan menggunakan Cover Stainles Steel Hair
Line 1mm.
PEKERJAAN KACA
4.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu
dan jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus
diperlihatkan kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
dipasang.
4.2. BAHAN
a. Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass
yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang
baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 1987 dan SNI 15-0130
1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau yang setar.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
b. Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan
cara dipanaskan sampai temperatur sekitar 700C dan kemudian
didinginkan secara mendadak dengan seprotan udar secar merata pada
kedua permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas atau yang
setar.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
c. Kaca Es.
Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan
ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang
memenuhi ketentuan Sii, seperti buatan Asahimas atau yang setar.
Ukuran dan ketbalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
d.
e.
C - 17
Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan 5mm
merata, tanpa cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari
Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setar untuk
perlengkapan pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan
ketebalan kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.
4.3. PELAKSANAAN
a. Umum.
1. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang
sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh
Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas, bila
dikehendaki lain.
2. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe
kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
bidang pekerjaannya.
b.
Pemasangan Kaca.
1. Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm
atau -1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket
yang digunakan.
c.
Persiapan Permukaan.
Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa
bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
d.
C - 18
e.
Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang
memiliki dop penutup stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
f.
b.
C - 19
8.
Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less
menggunakan handle buka model hollow panjang 600 mm setara
produk Kent, Dekson atau IHS
9. Lever Handle
Pegangan kunci pintu yang memakai engsel kupu-kupu menggunakan
handle setara produk Kent, Dekson atau IHS.
10. Warna/Lapisan.
C - 20
Pemasangan Pintu.
Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000 mm dari lantai.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun
pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah
daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel
tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handle),
pelat penutup muka dan pelat kunci.
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
c.
Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen
dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
d.
Perlengkapan lain
1. Door closer : eks Dorma, Dekson, Kent atau GEZE
2. Floor Hing : eks Dorma, Dekson, Kent atau GEZE (BTS 84)
C - 21
3. Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight
Fireproof
Smokeproof
Soundproof
Weatherproof
4. Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer Modrtz
Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui bersama
dengan Konsultan Perencana.
VI.
C - 22
VII
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
7.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan
berbagai bahan penutup langit-langit (gypsum panel dan calsiboard) sesuai
dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk
keperluan pekerjaan ini.
Pekerjaan langit-langit / plafon disini adalah dengan full system dalam arti
seluruh rangka dan panel penutupnya adalah satu pabrikan dan satu system
desainnya. Dalam pelaksanaannya dari produk yang dipakai harus bersedia
menyediakan tenaga supervise teknis dari principal.
7.2. BAHAN
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah panel gypsum standart
9mm sesuai pada gambar perencanaan, produk Jaya Board, Nauf,
Armstrong atau Elepant.
Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588,
BS 1230 atau ASTM C 36.
b. Calsium Cilicat 6mm untuk plafon ruang, teritisan atap bagian luar dan
daerah basah atau sesuai dengan finishing schedule. Bahan terpasang
harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat lainnya.
c. Rangka plafond menggunakan sistem metal furing chanel terbuat dari
bahan galvalume tebal 0,55 mm, full system sesuai gambar rancangan
pelaksanaan produk Boral, atau Jaindo.
d. Calsiboard 6 mm untuk plafon teritisan atap bagian luar dan daerah basah
atau sesuai dengan finishing scedule yang telah ditentukan. Bahan
terpasang harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa
cacat lainnya.
7.3. PELAKSANAAN
a. Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 120 cm sesuai gambar
rancangan sedangkan untuk rangka pembagi berjarak 40 cm untuk papan
gypsum 9 mm dan 60 cm untuk papan gypsum 12mm sesuai persyaratan
teknis dari pabrik dan gambar rancangan pelaksanaan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
C - 23
VIII
C - 24
b.
Hospital Plin
Hospital Plin adalah plin yang bersudut lengkung minimal R. 5 cm terbuat
dari material Homogenous atau syntetis/marbel produk granito atau aldas
dengan ukuran 8 x 20 atau 10 x 40 cm. Pelaksanaan pemasangan harus
sesuai dengan gambar perencanaan dan dipasang pada ruang-ruang
sesuai dengan yang tertuang dalam finishing schedule.
c.
Dinding Timbal
Dinding lapis lembaran timbal (Pb) untuk ruang operasi dengan ketebalan
2 mm pada setiap lembarnya.
8.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan keramik
Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan
dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata
air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan
dinding yang ada. Pemasangan keramik dinding dimulai dari tulangan ini.
Sebelum dipasang, keramik dinding agar direndam dalam air terlebih
dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun di badan belakang keramik dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata rata yang dianjurkan adalah
Semen : Pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata rata 2,0 cm. Lebar nat yang
dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm, dengan campuran pengisi nat
(Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi
expansion joint. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak
tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima
beban terlalu berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan
keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan
kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air
bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
Plesteran dinding untuk pasangan keramik harus benar-benar rata dan
cukup kering. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin
keramik harus menggunakan alat pemotong khusus. Lebar dan
kedalaman siar-siar harus sama (maksimal 3 mm untuk dinding keramik
dan 1 mm untuk dinding granit) dan siar harus membentuk garis-garis
lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi warna (grout semen
berwarna), sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Dinding keramik
yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda/kotoran
yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam.
Semua pemasangan dinding keramik dipasang rata dengan plesteran
dinding yang tidak dilapis keramik.
b.
Hospital Plin
Pemasangan hospital plit dipasang rata dengan dinding dan lantai dengan
lokasi pemasangan sesuai dengan finishing schedule yang telah
ditentukan. Pemasangan dan penyambungan nat pada pemasangan
hospital plin harus searah dan mengikuti nat lantai dan atau dinding
C - 25
keramik. Sebelum dipasang, hospital plin agar direndam dalam air terlebih
dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik permukaan dasar
maupun di badan belakang hospital plin terhadap dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata rata yang dianjurkan adalah
Semen : Pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata rata 2,0 cm. Lebar nat yang
dianjurkan untuk dinding adalah max 2 mm, dengan campuran pengisi nat
(Grout) bahan khusus AM 50. Bersihkan segera bekas adukan dari
permukaan, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan
kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air
bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
Hospital plin dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan harus
menggunakan alat pemotong khusus. Semua pemasangan pelapis dinding
dipasang rata dengan plesteran dinding yang tidak dilapis keramik.
IX.
c.
d.
C - 26
BAHAN
a. Ubin penutup lantai yang dipakai ukuran 60 x 60, 40 x 40 cm dan 30 x 30
dari jenis Homogeneous Tile yang mempunyai specifikasi minimal sbb :
No
Ukuran Tile
Uraian
Toleransi
1
60 x 60
Tebal
9 mm
5%
Panjang x Lebar
0,5 %
Kuat Tekan
Min K-500
Kuat Gesekan
175 mm3
Daya Serap Air
0,5 %
Ketahanan
Zat
Kimia Sedang
Kimia
2
40 x 40
Tebal
7 mm
Panjang x Lebar
Kuat Tekan
Kuat Gesekan
Daya Serap Air
Ketahanan
Zat
Kimia
5%
0,5 %
Min K-500
175 mm3
0,5 %
Kimia Sedang
30 x 30
Tebal
6 mm
Panjang x Lebar
Kuat Tekan
Kuat Gesekan
Daya Serap Air
Ketahanan
Zat
Kimia
5%
0,5 %
Min K-500
175 mm3
0,5 %
Kimia Sedang
b.
c.
d.
9.3.
PELAKSANAAN
a. Pemasangan lantai keramik dan homogeneus tile
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan
C - 27
9.4.
Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman, sesuai dengan
petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
VINYL SHEET
a. LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2) Pemasangan vinyl meliputi pekerjaan perataan lantai (leveling),
pemotongan bahan sesuai gambar, pengeleman, pemasangan
aksesoris dan pengelasan (welding)
3) Pemasangan vinyl pada ruangan sesuai yang ditunjuk dalam
gambar.
Vinylsheets dilaksanakan pada ruang seperti tertera dalam skedule
finishing material terdiri dari beberapa type dengan specifikasi adalah
sbb:
1) Type I adalah anti bakteri, anti static, anti chemical, anti fiction, non
slip dan heavy duty
2) Type II adalah anti bakteri, anti static, anti chemical, anti fiction, non
slip
3) Type III adalah Continous Air Buble Foam, elastic dan anti slip
4) Type IV adalah anti bakteri, anti slip dan heavy duty
5) Type V adalah untuk pelapis dinding anti baktery dan anti static
b.
PERSYARATAN BAHAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
C - 28
14)
15)
c.
C - 29
d.
KONDISI PENYIMPANAN
Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak
lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari / air hujan ) dan selalu
bersih. Vinyl harus disimpan dalam posisi tegak lurus terhadap lantai
(vertikal), dan temperatur minimal 10o Celsius.
e.
C - 30
2)
3)
Leveling
Leveling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 lapis. Antara tahap 1 dan
tahap berikutnya di lakukan dengan arah yang menyilang dan
biarkan sampai kering. Bahan leveling terdiri dari Polymer dan
semen.
4)
Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian di
bersihkan dari debu, pasir dan komponen debu bangunan.
5)
Pemasangan Vinyl
f.
X.
C - 31
bahan
lem
yang
di
6)
Sambungan (welding)
Untuk menjaga higienitas setiap ada celah/ sambungan vinyl harus
dilas dengan bahan dari PVC yang sama. Sambungan harus
dilaksanakan paling tidak 24 jam setelah pemasangan vinyl.
Proses pengelasan dilakukan dengan cara: memotong pinggiran
pada kedua sisi vinyl yang akan disambung dengan pisau khusus
(berbentuk lingkaran atau hasil irisan pisaunya berbentuk setengah
lingkaran) dengan kedalaman 2/3 dari tebal wearlayer.
Setelah itu, tali welding (welding rod) dipanaskan dengan mesin
welding dan setelah mencapai tingkat kepanasan tertentu, welding
rod dipasangkan pada alur vinyl yang sudah diiris sehingga dengan
sendirinya welding rod akan merekat dan merekatkan kedua sisi
vinyl.
Setelah welding rod merekat, kemudian biarkan welding rod kembali
dingin (sampai suhu kamar), lalu tonjolan welding rod dipotong
dengan spatula (pisau khusus) sampai permukaanya sama (rata )
dengan vinyl.
7)
PEKERJAAN PENGECATAN
10.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan
seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan
bahan-bahan
emulsi,
enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan
akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran
tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam
gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan
yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
STANDAR / RUJUKAN
PUBB 1973 NI-3.
C - 32
10.2. BAHAN
a. Umum.
1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya
harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa
persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan
dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan
Pengawas berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua
cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat
hasil produksi Mowilex, ICI atau Levis Akzo Nobel.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara
:
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan
besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah
dicat sebelumnya.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setar :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan
interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan
besi/baja.
- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis
Weathershield
C - 33
e. Epoxy
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana
dan skedule finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan
1000 mikron untuk lantai dan 150 mikron untuk plafon. Bahan yang
digunakan adalah produk Jotun atau setara.
10.3. PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
1. Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan bendabenda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan
permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau
dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli
dalam bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala diatas 38oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian
rupa sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru
dan basah.
2.
3.
Permukaan Gypsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan
dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang
berpori.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan
sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
C - 34
4.
Permukaan Kayu.
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu
gergajian, sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum
pelapisan cat dimulai.
5.
b.
c.
Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
C - 35
C - 36
dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4
liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas
atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas
dan dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan
semprotan.
d.
e.
Pengerjaan melamin
Permukaan kayu yang dipertahankan corak naturalnya seperti yang
dijelaskan dalam gambar atau keterangan lainnya (daun pintu, Clading
Teakwood, Nurse station, Bed Head, dll sesuai gambar rencana)
dimelamin dengan bahan dari produk yang baik.
Pekerjaan
harus
dilakukan
oleh
tukang
yang ahli
dan
berpengalaman. Bagian yang akan dimelamin harus benar-benar
bersih dan kering. Bagian yang retak harus ditutup dulu dengan dempul
yang khusus untuk melamin. Sebelum pengecatan dimulai kayu harus
digosok dulu dengan batu kambang sampai rata kemudian dihaluskan
dengan ampelas.
Pengecatan dilakukan setelah permukaan kayu benar-benar telah
bersih dan kering.
Tingkat lapisan melamin yang dikehendaki adalah dof.
f.
XI.
C - 37
KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan fixed seperti furniture ditunjukkan
dalam gambar, meja counter nurse station, lemari bawah meja beton, dll
sesuai gambar rencana. Pekerjaan ini, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan.
11.2.
STANDAR / RUJUKAN
a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5, 1961)
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
b. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F)
c. Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI)
SKBI-4.3.53.1987 Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumbahan dan
Gedung.
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-3233-1998 Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan
Rumah dan Gedung.
SNI 01-2704-1999 Kayu Lapis Penggunaan Umum, Mutu.
BAHAN
a. Kayu.
1. Mutu dan Jenis Kayu.
Mutu kayu dan jenis kayu yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis
ini harus dari kualitas terbaik dan kelas awet II dan kelas kuat II,
memenuhi ketentukan PKKI (NI-5,1961) dan untuk semua jenis
pekerjaan kayu halus seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan
terdiri dari kayu Meranti Merah untuk lis langit langit dan dinding.
Kayu harus bebas dari susu, getah, celah, mata kayu besar yang
lepas atau mati, retakan melingkar dan kantung kulit kayu.
Bahan bahan yang mengandung mata kayu / buhul mati yang
besar dan lepas, dan yang membusuk atau diserang serangga tidak
boleh digunakan.
Kayu yang akan menerima lapisan transparan harus bersih dan
berkualitas terbai. Kayu yang akan diberi cat bukan transparan harus
memiliki permukaan yang sesuai untuk penyelesaian cat berkualitas.
2.
Kadar Air.
Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, semua kayu
untuk pekerjaan kayu halus harus dalam keadaan kering, di-oven di
pabrik, dan ketika didatangkan ke lokasi kadar air dalam batas
batas 6 11%.
C - 38
Kayu Lapis.
1. Semua kayu lapis interior untuk penyelesaian transparan harus
mempunyai warna dan serat kayu yang seragam, bebas dari
goresan, retakan dan noda noda dan kedua permukaannya
teramplas rata.
2. Kayu lapis yang telah diawetkan di pabrik, harus memiliki kekuatan
rekat yang tahan terhadap air dan cuaca. Mutu keawetan kayu lapis
tidak boleh kurang dari yang telah ditetapkan. Kayu lapis harus
memiliki venir muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB
atau IAA standar SNI 01-2704-1999, dan berasal dari merek dagang
yang dikenal baik serta terdiri dari jenis berikut :
Kayu lapis biasa
Kayu lapis dari jati (teakwood)
3. Kayu lapis yang terdiri dari pecahan pecahan atau bahan bahan
sisa pada bagian tengahnya tidak boleh digunakan.
4. Jumlah minimal lapisan untuk kayu lapis harus terdiri 3 lapis untuk
tebal 4 sampai dengan 6 mm, 4 lapis untuk tebal 9 sampai dengan
15 mm dan 7 lapis untuk tebal 18 sampai dengan 25 mm, sesuai
ketentuan SNI 01-2704-1999.
5. Kayu lapis yang akan digunakan harus memiliki ketebalan sesuai
petunjuk Gambar Kerja dan digunakan pada tempat tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c.
Alat Pengencang.
Semua alat pengencang yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, seperti
paku, sekrup, baut, angkur dan lainnya harus dari baja lapis galban /
seng dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan
standar yang berlaku.
d.
Laminasi.
Laminasi dengan tebal minimum 0.8 mm dengan proses HPL (High
Pressure Laminated) harus tahap terhadap panas dan memiliki warna
serta corak yang akan ditentukan kemudian, seperti buatan Formica,
Resopal, Decoform, Supreme Decoluxe atau yang setara.
e.
Perekat.
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air,
seperti produk neoprene based / synthetic resin based seperti Aica Aibon
atau yang setara.
11.5. PELAKSANAAN
a. Ukuran dan Pola.
Kayu harus diselesaikan / diratakan pada empat sisinya. Ukuran kayu
harus sesuai persyaratan PKKI (NI-5, 1996).
Kayu harus dikerjakan sesuai dengan pola / desain yang ditentukan
dalam Gambar Kerja.
b. Pengawetan.
Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan
atau struktur harus sudah diberi bahan pengawet.
Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, maka bagian permukaan yang
dipotong tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.
c. Pengerjaan.
d.
e.
f.
g.
11.6.
C - 39
Pekerjaan kayu yang telah selesai harus diamplas, bebas dari bekas
mesin dan alat, kikisan, serta kayu yang timbul atau cacat lain di
permukaan yang terlihat. Sambungan harus rapat sedemikian rupa untuk
mencegah penyusutan. Sambungan pasak harus disetel dengan lem dan
diberi baji dan untuk pekerjaan interior harus disemat.
Lapisan Pelindung.
Penyelesaian untuk semua permukaan kayu harus menggunakan cat
duko atau melamic sesuai ketentuan gambar perencanaan. Lapisan
pelindung untuk meja (top Table/counter top) menggunakan pelapisan
dengan HPL (High Pressure Laminated)
Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Sempurna.
Bila diketahui pekerjaan pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut
atau bengkok, atau kelihatan ada cacat cacat lainnya pada pekerjaan
kayu halus sebelum masa pemeliharaan berakhir maka pekerjaan yang
cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Konsultan Pengawas
merasa puas dan pekerjaan pekerjaan lainnya yang terganggung akibat
pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.
Susut (Mengkerut).
Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu
halus sedemikian rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah
manapun tidak akan mengurangi / mempengaruhi kekuatan dan bentuk
dari pekerjaan kayu yang sudah jadi. Juga tidak menyebabkan rusaknya
bahan bahan yang bersentuhan.
Pembersihan.
Semua tatal, puntung kayu dan kayu bekas harus dibersihkan secara
teratur dan pada waktu penyelesaian pekerjaan.
Semua bekas yang sudah tidak dapat digunakan lagi dan sampah
sampah harus disingkirkan dan dimusnahkan.
KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan material pelindung dinding dalam
ruangan khususnya koridor sesuai dengan tabel / skejul finishing dan
RKS ini, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan
pekerjaan ini.
Handrail & Wallguard dipasang pada dinding di setiap koridor steril dan
ruang persiapan operasi, pada Lobby elevator dan corridor steril ruangan
bedah, corridor steril ruangan recovery, icu dan intermdiate ward dan
pada semua ruangan yang ditetapkan dalam gambar.
b.
BAHAN
C - 40
Wallguard /bumper fabrikasi pabrik yang terbuat dari bahan vinyl PVC
High Impact dengan spesifkasi ukuran standar internasional sebagai
berikut:
Ukuran Cover pelindung minimal 14cm s/d 16cm
Berbahan dasar Vinyl PVC High Impact dengan tekstur penahan
benturan yang didesain secara standar pabrik dengan mengacu
kepada aturan baku internasional.
Rangka Wallguard Protection tersebut dapat dari Aluminum retainer
atau setara yang dapat dipertanggungjawabkan kekuatan dan
karakter tahan benturan.
Referensi merk: Wallguard.com (USA) atau Pinger (China)
c.
XII.
PELAKSANAAN
a. Pemasangan baru boleh dilaksanakan setelah pengecatan dinding
pada bagian yang akan diberi rail guard selesai dikerjakan
b. Konstruksi pemasangan pada dinding menggunakan dyna bolt /
fischer seperti tertera dalam gambar detail pelaksanaan
c. Untuk setiap akhir ujung crash rail harus diakhiri dengan penutup
ujung (end cap) dari produk yang sama
d. Semua kerusakan yang timbul pada pemasangan rail guard menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaikinya dan sudah
termasuk dalam biaya penawaran.
e. Pelindung dinding ini diadakan untuk menahan benturan langsung
pada permukaan dinding ruangan perawatan dan memiliki diameter
minimal untuk pegangan antara 32 mm sampai 38 mm. Ikatan railing
kepada dinding harus menempel pada bidang yang kuat.
BAHAN
a. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
1. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW
702J/SW784JP atau American Standart), lengkap dengan stop kran
dan peralatan lain (warna standard).
2. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CE 9/TV
150 NWV12 atau American Standart), lengkap dengan stop kran dan
peralatan lain (warna standard).
3. Wastafel
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara
TOTO tipe L 521 V1A, L 830 V3 atau American Standart), lengkap
dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
Westafel pedestal setara Toto type LW 236J/ LW 239FJ.
4. Sink dapur (TOTO atau Royal)
C - 41
c.
12.3. PELAKSANAAN
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh
ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus
dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidangbidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat
dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
b. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga
puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai,
kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada
ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
d. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
e. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian
depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan
330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
f. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan
Pengawasan Lapangan.
g. Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
h. Pemasangan alat-alat sanitair lain
C - 42
XIII
Persyaratan Bahan
Bahan / material yang digunakan dari PVDF resin base metal denhan
nano coating tebal 4 mm dengan aluminium skin ticknes 0,4 mm untuk
exterior dengan kualitas aluminium grade 5005 dan Grade 3003 dengan
aluminium skin ticknes 0,3 mm untuk dalam gedung/interior. Setara
produk ALUCUBOND, ACEBOND atau yang sekualitas.
Bahan dan type yang dipakai harus tahan terhadap abrasi, tahan
terhadap bahan kimia HCL, H2SO4, Detergen, Betadine.
Bahan tahan terhadap perubahan warna, tahan benturan dan tidak
pecah
13.3.
Persyaratan Pelaksanaan
Aluminium composite panel harus dipasang dengan rapid an kuat pada
rangka hollow aluminium 4x4 cm t. 1.2 mm. Rangka dipasang pada jarak
maksimum 60 x 120 cm.
Sebelum memulai pelaksanaan, Pelaksana wajib membuat Shop
Drawing
Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tukang ahli yang berpengalaman
dalam pemasangan penutup Alumunium
Pemasngan penutup atap harus memperhatikan jarak tumpang tindih
(Overlap) yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat
Pemasangan panel aluminium harus disekrup dengan baik dan kuat pada
rangkanya. Paku sekrupnya harus dari bahan aluminium atau baja anti
karat.
Lipatan panel atau lengkungan panel aluminium yang akan dipasang
harus rapi, utuh tanpa cacat. Proses pemotongan, penekukan harus
dengan peralatan yang memadahi sehingga menghasilkan hasil
pemotongan yang presisi, lurus, utuh dan rapi pada panel aluminiumnya.
Nat yang terbentuk dari pertemuan setiap modul panel aluminium adalah
maksimal 2 cm untuk exterior (faade) dan 0,5 cm untuk dinding dan
plafon ruang operasi.
Nat yang terbentuk harus ditutup dengan sealent penuh, padat, rapat,
lurus, rapi dan rata dengan permukaan panel aluminiumnya. Jenis sealen
yang digunakan adalah dari bahan poliuretan dan yang anti kembang
C - 43
XIV.
PEKERJAAN
SYSTEM
C - 44
Operasi, Lampu penerangan & Ceilling support unit Pendant untuk suplai gas medis
dan sumber listrik.
7. Pekerjaan Pintu Geser Otomatis kedap udara untuk pintu masuk pasien uk. 1600 x
2100 mm kedap udara untuk menuju ruang operasi maupun koridor kotor.
8. Pekerjaan Lantai menggunakan Vynil Homogeneous ( homogen ), tahan gores, anti
static, tahan cuaca dan anti jamur, resitant bahan kimia sedang dan warna vinyl
warna terang.
9. Pekerjaan HVAC meliputi : Mesin Outdoor, AHU, Ducting System, HEPA Filtering,
Control system dan Acessories yang diperlukan
C - 45
C - 46
b. P
eralatan dan Perlengkapan pada Dinding Panel
1) Display atau Information Panel, ukuran 1196 x 1196 x 200 mm bahan Stainless Steel
Hairline Finish, untuk penempatan Instrumen, alat alat penunjuk temperatur,
kelembaban tekanan udara, tombol tombol pengatur,penempatan telpon dan meja
lipat.
Operating Timer, Penunjuk waktu analog 1 buah dan 2 Digital untuk Anaestesia dan
waktu operasi material rangka dari Stainless Steel Hairline Finish, penggerak waktu
menggunakan listrik. Analog chronometer and digital chronometer dalam desain
co-planar untuk finishing panel, dengan Scrotch-Brite / besi baja disertai epoxy yang
tahan panas tanpa pengelasan bagian tepi.
Jam / menit dari versi analog diatur dengan gelombang yang ditransmisikan dengan
mikroprosesor jam control. Jam ini terdiri dari tiga tampilan menunjukkan 3 waktu
kegiatan dalam tindakan operasi di dalam ruangan.
Dilengkapi dengan remote control infrared untuk digital kronometer.
2) Instrument Cabinet, ukuran 1196 x 1196 x 400 mm material terbuat dari Stainless
Steel dengan pintu geser kaca dan rak. Untuk menyimpan peralatan bedah.
Atau Consumables cabinet dengan desain co-planar ke dalam dinding panel (dengan
pengecualian logam panel), dibuat dari besi baja dengan Scotch-Brite finish / besi.
Cabinet terdiri atas :
N 3 rak yang dapat diatur sesuai dengan posisi yang diinginkan ;
N 1 bagian depan dengan kaca
Struktur kabined di desain untuk mewujudkan ketidakberadaan integrasi sambungan
dengan sistem partisi.
DIMENSI LUAR : 960 mm. (W.) x 572 mm. (H.) x 185 mm. (D.)
Material kabinet terbuat dari besi yang dilapisi dengan thermosetting epoxy powder
coating. Terdapat 2 daun pintu manual dengan design yang sama dengan material
kabinet dan daun pintu dilengkapi dengan kunci. Didalamnya ada 4 rak yang bisa
diatur pemasangannya sesuai ketinggian yang diinginkan. Fitur kabinet ini di desain
sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya sambungan antara materi kabinet
dengan system Wall cladding Panel.
CABINET - Dim. mm.
1246 (W.) x 2173 (H.) x 400 (D.)
(gambar 9 kabinet)
C - 47
3) Medicine Cabinet, ukuran 1196 x 1196 x 400 mm material dari Stainless Steel
dengan pintu kaca geser dan laci laci untuk obat dan ampul.
4) Medical Gas Panel, adalah panel untuk penempatan Outlet Gas Medis O2, N2O, A,
V dan AGSS, material menggunakan Stainless Steel Hairline Finish Ukuran 1196 x
1196 dan Aluminium Extrusion Frame.
Atau ;
Panel gas dilengkapi dengan 5 outlets sesuai dengan standart UNI 9507 dalam desain
pemasangan, terdiri atas oxygen, nitrous oxide, vacuum, compressed air, and AGSS.
Wall box terbuat dari baja galvanis yang lengkap dengan memasukkan terminal unit
yang mudah dirakit dengan spesifik slot untuk setiap pipanya.
Bagian depan wall box dilengkapi dengan gasket adhesive untuk memastikan
kesempurnaan sealing. Setelah pipa gas telah disatukan kepada koneksi tiap bagian,
kesempurnaan segel atau sealing dilengkapi dengan pipe blanking plates
DIMENSI LUAR 725 mm. (W.) x 265 mm. (H.) x
82 mm. (D.)
(gambar 10 panel gas)
5) Electrical Receptacle Unit ukuran 210 x 570 x 80 mm, menggunakan iso standar
terdiri dari 8 bh receptacle dan box material menggunakan stainless steel hairline
finish.
6) Isolation Power Unit, Material listrik Trafo 7,5 KVA + 5,5 KVA, 220V/100V, Moulded
Case Circuit Breaker 31unit, Indikator kebocoran arus dan sistem alarm pada 5 mA,
Panel material baja dengan cat antibacteria dan jamur, ukuran 1196 x 1600 x 300
mm.
7) Warmer dan Cooler, Warmer bekerja pada temperatur 32 50 C dapat di sesuikan,
Cooler bekerja pada temperatur 4 14 C, Material menggunakan Stainkess Steel,
bagian Luar menggunakan Steel Casing di Cat antibacteria dan jamur, ukuran 567 x
1200 x 400 mm.
8) PC Shelf, Meja untuk komputer dengan laci untuk menyimpan keyboard, material
terbuat dari stainless Steel dengan ukuran 400 x 1196 mm.
9) Large Display Shelf, Bracket untuk penempatan LCD TV 42 , dilengkapi dengan laci
meja, material Barcket dari aluminium Extrusi dan Meja terbuat dari Stainless Steel
Hairline finish.
10) Air Return Grill, ukuran 844 x 564 mm material terbuat dari Aluminium dilengkapi
dengan slit filter.
11) Joint Wall, Ukuran 1800 x 400 x 50 mm, Aluminium frame, dressing plate
Stainless Steel Hairline finish.
c. Substructure
Kerangka terbuat dari baja galvanis terdiri dari "U" shaped upper and lower track
profile, didesain untuk menopang berat dari panel modul dasar dan "U" track profile
yang dapat diatur sedemikian rupa untuk mengakomodasi dan mengkompensasi
perbedaan ketinggian lantai.
Sisi atas substructure (Upright) terbuat dari baja galvanis, dengan dimensi 57 x 32
mm, sisi ini dirancang untuk mengakomodasi bentuk ekstruksi finishing panel dan
C - 48
Paking ini dibuat untuk menggabungkan kedua bagian dengan sistem klik fit
sistem. Sedangkan System "U" track profile terdiri dari lower positioner and upper
positioner, dimana keduanya dipastikan akan mempunyai kekuatan maksimal dan
bisa mengkompensasi iregularitas dari lantai hingga 40 mm.
.
Untuk sisi sudut dilengkapi dengan spesifik seri cove profile 90 dan 135 internal
corner wall cladding, semua di satukan dengan klik-fit sistem, 90 and 135
internal/external corner profiles, dengan dilapisi epoxy yang tahan panas untuk
diinstal pada tingkat akhir.
(gambar 2a substructures)
(gambar 2b 135 internal corner)
C - 49
Atau ;
Rangka Dinding menggunakan pelat baja dengan ketebalan 1,6 mm di fabrikasi
sesuai kebutuhan dengan toleransi setiap ukuran 0,2 mm, struktur dinding baja di
lapisi dengan aluminium galvanish tahan cuaca dan tahan karat
d. Pressure sealing gaskets:
Vertical and horizontal gaskets berbahan non toxic SH 55/65 karet silicon di semua
sisi yang menghubungkan berbagai material dan sealing hermetic untuk semua
celah diantara modul finishing panel, menjadikan ruang OK terjaga secara optimal
dan memastikan tekanan udara steril terjaga stabil.
(Gambar 3 pressure sealing gasket)
C - 50
2. Ceilling Panel
ASEPSI ALUSMALT hermetic suspended ceiling bentuk panel dengan frame yang
terbuat dari baja galvanis yang didesain untuk menjamin gasket memberikan sealing
hermetic. ASEPSI ALUSMALT dalam bentuk modul standard 600mm x 600mm.
Suspense seiling panel dalam bentuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan
inspeksi, perawatan, dan mantenance penunjang OK dapat dilakukan dengan mudah.
Suspended ceiling perimeter profile with integral coving untuk dinding partisi, dibuat
dari ekstrusi aluminium dengan dilapisi Thermosetting Epoxy Powder coating,
disatukan dengan 58 mm luas radius penampang yang dipasangkan pada
suspended ceiling perimeter support profile.
The suspended ceiling perimeter profile with integral coving dirancang sebelumnya
pada bagian yang tersembunyi dengan saluran yang dirancang untuk menerima
horizontal ceiling pada bagian finishing panels.
The suspended ceiling perimeter profile with integral coving di desain secata spesifik
untuk menjamin aliran koneksi yang sempurna tanpa protrusi antara lapisan ceiling
dan finishing panels.
(gambar 4a ceiling panel)
(gambar 4b ceiling perimeter)
Atau ;
Panel Ceilling menggunakan Medical Insulated Sandwich Panel dengan ketebalan
50 mm,dan ukuran standar modul 1200 mm tebal kulit baja 0,6 mm dilapisi dengan
polyester coated Antibacterial Colorbond On Truzinc - bonded both sides.
C - 51
a.
b.
c.
d.
3. X-ray Protection
Khusus untuk OK TKV, Orthopaedic dan Urologi menggunakan tambahan pelapis
Timbal dengan ketebalan 2 mm, tinggi 3 meter, demikian pula untuk pintu dan kaca
jendela pada pintu OK.
4. Automatic Sliding Door.
Pintu single otomatis air tight, dengan dimensi 1600 mm x 2100mm, diproduksi
dengan sertifikasi UNI EN ISO 9001 digunakan sebagai standart anti bakteri, terdiri
dari :
Lapisan
Lapisan teleskopis pada tiga sisi, profil frame dan subframe, dibuat dari ekstrusi
aluminium. Profil frame dilengkapi dengan alur yang berguna untuk mengakomodasi
gasket ke profil subframe
Housing.
Housing profil untuk melindungi dan menutup mekanisme geser yang terbuat dari
aluminium yang diekstruksi dibentuk tanpa sudut / tanpa portrusi, mudah
dibersihkan.
Daun pintu
Terbuat dari ekstrusi aluminium. Ujung pintu dibuat dengan penampang khusus
yang memudahkan aplikasi langsung tanpa tambahan sealing. Gasket Non toxic
Ekstruksi khusus, yang menawarkan daya tahan tinggi terhadap reaksi kimia dari
desinfektan medis.
Pintu dilapisi high-pressure HPL LAMINATE, ketebalan 0,9 mm. memiliki kualitas anti
api, sub panel eksternal 4 mm. Dan panel ini menawarkan tingkat insulasi termal dan
kedap suara.
SLIDING MECHANISM
Gerakan geser horizontal dapat dicapai melalui profil beam yang dibuat dari ekstrusi
aluminium, semua system pre-fabrikasi.
Pintu otomatis dilengkapi dengan :
C - 52
C - 53
Pintu yang terbuat dari high-pressure HPL LAMINATE, ketebalan 0,9 mm. Ambang
pintu merupakan sandwich panel dengan kayu keras, intinya diperluas dengan
polystyrene Styrofoam type memiliki daya tahan terhadap api kelas 1, sub panel
eksternal 4 mm. Dengan demikian panel ini menawarkan tingkat insulasi termal dan
akustik yang tinggi.
Dilengkapi dengan Hoppe HCS A138S 15/15 model pintu engsel yang
dikombinasikan dengan set pengunci dan handle unit tunggal
CLEAR OPENING
:
800 mm. (W.) x 2100 mm. (H.)
(gambar 7 single leaf)
6. Pressure Dumper
Diferential Pressure Dumper adjustment, dipasang pada dinding bagian atas
digunakan untuk melepas tekanan pada saat terjadi tekanan berlebihan dikamar
Operasi (exhaust air louvre 12x12)
7. Film Viewer
LCD X-ray viewer dibuat dengan desain co-planar dengan finishing panel, terbuat
dari besi baja dengan Scroych-Brite thermosetting epoxy powder coating tanpa
pengelasan bagian tepi. Backlit TFT-LCD technology dari layar komputer ,
memastikan distribusi penerang lebih dari 90% sehingga meminimalisir kelelahan
mata dan memberikan waktu yang lama untuk pembacaan film x-ray yang lebih teliti.
The CCFL technology penerang dengan 8600 K temperatur warna Kelvin,
mencegah kelelahan mata dan silau saat menganalisa photo x-ray, life time TFTLCD lebih dari 10 tahun, guna mengunrangi biaya perawatan. Dapat menampung 4
photo x-ray .
DIMENSI AREA EFEKTIF
: 1416 mm. (W.) x 427 mm. (H.)
Power
: 280 watt
Berat
: 9,1 kg
(Gambar 11 film viewer)
8. Lampu Penerangan
Lampu Penerangan Ruangan : Sealed 3x55 Watt IP 65 berkualitas tinggi, terbuat dari
baja tekan, di cat dengan uv epoxy polyester yang dipanaskan pada suhu 180 C.
Protection rating IP 65 diperoleh dari baja tertutup dengan gasket sealing melalui
perangkat klik fit pada alat alat yang terbuat dari besi baja.
Dilengkapi dengan lampu penerangan darurat, yang akan menyala jika listrik tiba2
padam.
Spesifikasi lampu darurat sama dengan yang standart hanya
peruntukannya saja yang berbeda..
9. Isolation Transformer Unit
Material pintu dan box terbuat dari plat baja dengan cat Antibacteria, anti jamur dan
tahan cuaca, bagian luar terdapat indikator tingkat kebocoran arus, Transformer 220
V, 7,5 KVA
C - 54
Lampu type LED indikator penunjuk bahwa operasi sedang berjalan ukuran 380 x
142 x 48 mm dipasang diatas pintu kamar operasi dengan saklar diletakan pada
Information Panel.
11. Ceilling Pendant
Type Medidrant E223 (buatan Germany) untuk penunjang bedah dan endoscopy, 6
gas outlet terdapat di Media base, Rak unit yang bisa diatur ketinggiannya, radius
putar 2060mm, Media base ganda, Ceiling flange dengan pivot bearing, panjang
media base (1 pc) 1250 mm, Horizontal swivel arm 1 sebesar 330 dengan
jangkauan putar 800mm. Horizontal swivel arm 2 sebesar 330dengan jangkauan
putar 800mm. Daya angkat maksimum 125 kg. Dimensi rak instrument
556mmx490mm sebanyak 4 pcs dengan kemampuan menahan beban masing2 rak
40 kg. Supporting rel di sisi kiri dan kanan ra, 25x10mm dan sanggup menahan
beban 10 kg, panel listrik Shock-proof socket 203V/16A DIN standart sebanyak 12,
panel gas DIN standart (ONAV). Extra low voltage component data socket 2xRJ45
sebanyak 2 titik.
(Gambar 13 pendant )
12. Vynil
Ukuran 2m x 25m x 2,6 mm, klasifikasi standart UPEC U4P3E2/3 C2 (commercial
very heavy duty), wear layer 0,7mm total thikness 2,6mm accoustic 15dB, static
identation 0,05mm, abrasive resistance group T (highest quality), antistatic, anti
bakteri dan jamur, (dgn Ag+; very good chemical resistance (termasuk anti betadine
& eosine ) reaction to fire (EN-13501-1) class Bfl-S1, slip resistance R10, wax free
(very low maintenance, recyclable.
(gambar 12 vynil)
13. Interkom
Terpasang di masing-masing kamar operasi dan depo obat lantai 5. Jenis kabel
CM800 (2 kabel : talk 2), rated voltage DC 12V / 200mA, transmision way half
duplex, stand by 7 mA (in the status off connection with CM800, max 160mA,
distance maks 300 m, 0,65mm cooper wire.
14. CCTV
Terpasang di masing2 kamar OK
DVR stand alone yang bisa merekam 16 kamera sekaligus, disertai remote control,
terdapat output VGA (komputer input).
Spesifikasi menggunakan harddisk sebagai media penyimpan data, record schedule
continue dan motion detection.
Record framerate (100fps frame/ 200fps field/ 400 fps CIF
Video compression format : H264
Real time display and record. Tersedia 4 input dan 1 output untuk audio, remote
surveilance w/ AP & IE browser.
Video compression format H 264
Web transmitting cop format MPEG4
Frame 704x480pixels w/ 120 IPS (NTSC)/704 x 576 pixel w/ 100 IPS (PAL)
Field 704x240pixels w/240 IPS (NTSC)/704 x 288 pixel w/ 200 IPS (PAL)
C - 55
CIF 352 x240pixels w/ 480 IPS (NTSC)/352 x 288 pixel w/ 400 IPS (PAL)
Adjustable recording speed (frame) 120, 60, 30, 15 IPS/ 100, 50, 25, 12 IPS
Adjustable recording speed (field) 240, 120, 60, 30 IPS/ 200, 100, 50, 25 IPS
Adjustable recording speed (CIF) 480, 240, 120, 60 IPS/ 400, 200, 100, 50 IPS
SATA type, supported HDD x2, support HDD capacity over 1 TB
VGA interface build in resolution up to 1600x1200
Motion detection area 16x12 grids per camera for all channels
Dimentions 430mm(W)x65mm(H)x338mm(D)
(gambar 14 CCTV)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C - 56
2. Pekerjaan struktur dimulai dari lantai dengan memasang struktur material pada
lantai, pilih material yang akan dipasang sesuai dengan part number yang sudah
ditentukan.
3. Setelah pekerjaan lantai selesai dilakukan pengukuran ulang atas material yang di
pasang bila sesuai dengan gambar pekerjaan dapat dilanjutakan dengan memasang
struktur pada dinding.
4. Material dinding dipilih sesuai dengan part number dipasang tegak lurus dan lakukan
penguatan pada dinding bata, lakukan pengecekan setelah material dinding
terpasang dalam keadaan benar benar tegak lurus 90 derajat dari lantai.
5. Pekerjaan pemasangan struktur dinding dapat dialnjutkan dengan referensi material
yang sudah terpasang, dan setiap pemasangan material tetap dipandu dengan
sumitsubo laser untuk mengontrol kelurusan material struktur.
6. Struktur dinding sudah difabrikasi dengan presisi dan terdapat pengait untuk
menempatkan panel dinding.
c) Pekerjaan Panel Dinding
1. Panel Dinding di pasang pada struktur yang sudah selesai dengan menggunakan
vacuumpat dengan mengaitkan lubang pada bagian belakang panel dengan pengait
dudukan pada struktur dinding.
2. Jarak antar panel dinding selebar 6 mm dengan menggunakan alat pembatas yang
sudah disediakan dan jarak antar panel ditutup dengan menggunakan sealant
khusus medis anti bacteria dan jamur.
3. Lapisan plastik pelindung panel tetap dibiarkan agar selama masa konstruksi panel
tetap terlindung.
4. Panel dinding pada lorong pintu atau 3 way Stainless Steel dipasang setelah
pemasangan panel dinding celah antara 3 way dan panel dinding dan kusen pintu
ditutup dengan Sealent khusus medis.
5. Pemasangan Joint Wall, Jointwall dipasang pada tempat dimana akan ditempatkan
equipment peralatan kamar operasi yang akan menempel pada panel dinding
dengan mengikat pada lubang baut yang sudah tersedia pada struktur dinding.
d) Pekerjaan Panel Ceilling.
1. Longdrat dipasang diatas ceiling pada struktur lantai atas dengan jarak setiap 1,2
meter antar longdrat.
2. T-Bar digantung dengan longdrat dan dilevel dengan laser.
3. Aluminium extrusi dipasang keliling dinding tembok kamar operasi sesuai dengan
garis marking yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Dilakukan pengecekan ulang dengan sumitshubo laser apakah seluruh aluminium
extrusi yang terpasang dalam keadaan flat dan level.
5. Ceiling Panel di pasang duduk menumpang pada Aluminium Extrusi dan pada T-Bar,
pemasangan ceiling panel diambil dari center kamar operasi dengan arah sesuai
arah pintu masuk.
6. Pada pertemuan antara Dinding Panel dan Ceiling panel dihubungkan dengan
penguatan Aluminium Extrusi siku dan ditutup dengan coving.
7. Seluruh sambungan di tutup dengan sealent khusus medis anti bakteria dan jamur.
C - 57
C - 58
Dasar pertimbangan dan telaahan tentang perlunya keterlibatan tenaga ahli K-3 dan
persyaratan perusahaan yang mengerjakan harus memiliki Sertifikat SMK3 dan/ atau
OHSAS 18001-2007 adalah bahwa pekerjaan pembangunan lanjutan gedung
Kegawatdaruratan RSUD Dr Saiful Anwar Malang ini terdiri dari enam lantai, berada pada
area rumah sakit yang setiap hari operasional melayani pasien dan tidak bisa dihentikan.
Saat ini pun gedung kegawatdaruratan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang
juga diopperasionalkan terutama pada lantai 1 sebagai IGD dan lantai 4 sebahgai OK.
Sedangkan lantai 2, 3, 5 akan segera dioperasionalkan karena pembangunan telah selesai
dilaksanakan. Dengan demikian tentunya perlu kehati hatian dalam proses pelaksanaan
lanjutan ini, diman akibat dari proses pembangunan ini membawa dampak secara langsung
maupun tidak langsung terhadap aktifitas rumah sakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan ini perlu menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka berikut ini kami sampaikan rincian singkat perihal
penjelasan potensi, jenis dan identifikasi bahaya serta kriteria evaluasi RK3K. Hal ini untuk
memenuhi ketentuan Permen PU No. 05/PRT/M/2014 pada Bab. III Bagian Kedua Pasal 7
ayat 3 yang tertulis : Penyusunan Dokumen Pemilihan Barang / Jasa WAJIB MEMUAT : (a)
potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi, sbb :
a. Pek. Persiapan
Jenis Pekerjaanantara lain :
- Pembersihan Area Kerja Project
- Pengukuran
- Pagar Proyek
- Mobilsasi peralatan berat
Potensi bahaya antara lain :
- Tergores / terluka
C - 59
Kena palu
Terjatuh
Terjadinya kemacetan dan cros sirkulas lalulintas didalam RS karena
aktifitas proyek dan berkurangnya area parkir karena untuk area kerja
proyek
Pekerja tertabrak kendaraan
Polusi suara peralatan dan alat bantu kerja
C - 60
c.
Pek. ARSITEKTUR
Jenis Pekerjaan
- Pasangan Bata, Plester & Acian
- Pengecatan
- Plafond
- Pasangan Pelapis Dinding
- Pasangan Pelapis Lantai
- Pemasangan ACP
- Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela
Potensi bahayaantara lain :
- Terjatuh / Terprosok dari (tangga, scafolding, lobang lift)
- Kejatuhan benda keras
- Terkena gergaji
- Terkena palu
- Tertusuk paku
- Kesetrum listrik kerja
- Tertimpa bata
- Polusi debu
- Polusi suara peralatan dan alat bantu kerja
Jenis Bahayaantara lain :
- Resiko Ringan
- Resiko Sedang
- Resiko Berat
Identifikasi Bahayaantara lain :
- Tindakan ringan dengan pertolongan pertama di lapangan
- Tindakan sedang dengan dirujuk ke puskesmas atau UGD
- Tindakan berat dengan rawat inap, intensif, dll sesuai kasus
Evaluasiantara lain :
- Setiap orang yang terlibat dan berada di area proyek harus Memahami &
Melaksanan SOP
- Harus menggunakan peralatan APD
d.
C - 61