Anda di halaman 1dari 359

Bab 1

Umum dan Syarat-syarat Umum

Pasal 1 Umum

1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design)
adalah merupakan satuan dengan Sesifikasi Teknis ini.

1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
- BADAN STANDARISASI NASIONAL (BSN)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO (American Association of State Highway Officials).

1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi
dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK
(Pengawas Lapangan).

Pasal 2 Syarat-syarat Umum

2.1 Umum

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta
uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku
ini.
Bila terdapat ketidakjelasan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.

2.2 Harga Penawaran

Jumlah total Harga Penawaran dalam tender dan ditandangani kontrak sudah termasuk
didalmnya ada biaya pembuatan Administrasi, Pelaporan, Perizinan dan kebutuhan
Administratif lainnya hasil koordinasi dengan Owner.

2.3 Lingkup Pekerjaan

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja merupakan hal yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara
bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 1


2.4 Sarana Kerja & K3

Kontraktor Pelaksana Wajib Menyediakan Sarana Kerja & Alat Perlengkapan Keselamatan
Kerja yang diantaranya terdiri dari :
1 Unit Office Container 40 Feet peruntukan Rapat Koordinasi dan Kantor Konsultan
Pengawas (Lengkap dengan Meja Kerja, Satu Set Meja Rapat, 1 Unit PC Intel Core i5 RAM
4GB, Monitor PC, 1 Printer A3)
1 Unit Office Container 20 Feet peruntukan Kantor Kontraktor Pelaksana (Lengkap dengan
Meja Kerja , 2 Buah PC / Laptop RAM 4GB , Monitor, 1 Printer A3)
1 Unit WC Portable untuk Direksi, 1 Unit WC Portable untuk Pekerja.
Perlengkapan K3 untuk Konsultan Pengawas, Direksi, dan Tamu berupa Safety shoes merk
KINGS/KRISBOW. Helm Proyek Warna Putih 20 Unit. sarana persyaratan kerja perlu
dipenuhi oleh kontraktor, sehingga memberikan kelancaran dan memudahkan pekerjaan di
lokasi.

2.5 Gambar-Gambar Dokumen

a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (AR, ST dan ME) dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan
yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Perencana atau Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.

b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.

c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan


memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-
peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai
pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan
dalam gambar, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas memberikan keputusan standar ukuran
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah terlebih dahulu berunding dengan
Perencana.

d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang


tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan,


semua gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-
Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 2
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap
saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-
dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

2.6 Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh

a. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,


ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub
Kontraktor, Supplier atau Produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
b. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Hal tersebut akan dipakai oleh
Konsultan Pengawas sebagai standar untuk mengawasi pekerjaan kontraktor, setelah
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.

c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan


segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap hal-hal yang berbeda dengan Dokumen Kontrak
jika ada hal yang demikian.

d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-


contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu segera
mungkin, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.

f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas


dan menyerahkan kembali semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh untuk disetujui.

g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-


contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan
Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas.

h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-


contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh di laksanakan
sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan Pengawas


kepada Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan
memeriksa dan mencantumkan keterangan "Telah Diperiksa Tanpa Perubahan " atau "
Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 3
Telah “Diperiksa Dengan Perubahan" atau "Ditolak".
Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Kontraktor untuk diserahkan atau diperlihatkan kepada Sub
Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.

j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan
tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing
jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan Pengawas dan Perencana..

l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada


Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.7 Jaminan Kualitas

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
Jaminan hasil pekerjaan, Kontraktor Sanggup untuk mengadakan Test sesuai permintaan
owner / Konsultan Pengawas dengan biaya tanggung jawab Kontraktor Pelaksana .

2.8 Nama Pabrik atau Merek yang ditentukan

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis
dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatip merek lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus
memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada
agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import).

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 4


2.9 Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-
contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang
akan dipakai atau dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti atau
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang atau material-material
tersebut.

d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan Brosur, katalog, gambar kerja atau
shop drawing, konster dan sample, yang dianggap perlu oleh Perencana atau
Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana atau Pengawas.

2.10 Subsitusi

a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum
pemesanan.

b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis
nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan
data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah
sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemilik /Perencana/ Pengawas.

2.11 Material dan Tenaga Kerja

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat
Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 5
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 6


2.12 Klausal Disebutkan Kembali

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala "claim" atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus.

2.13 Koordinasi Pekerjaan

a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini, harus di koordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan
lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi atau memerinci setiap pekerjaan sampai
dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat
persetujuan dari Konsultan/Pengawas.

b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat


pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi- instruksi tertulis dari Pengawas.

c. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap
waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap
kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti
Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

e. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan owner perihal


proses Perizinan Gedung.

2.14 Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan

a. Perlindungan terhadap milik Umum :


Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

b. Orang-orang yang tidak berkepentingan :


Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas
dan para penjaga.
Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 7
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus
diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :


Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan
malam. Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan
atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan.

e. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :


Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke
lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini di syaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut atau memenuhi ketentuan Undang-undang
yang berlaku pada waktu itu. Di site pekerjaan, Kontraktor wajib mempersiapkan
perlengkapan medis yang cukup untuk pertolongan pertama. Sebagai tambahan
hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih
dalam hal-hal mengenai pertolongan pertama.

f. Gangguan pada tetangga :


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatkan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-
waktu sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan
penggantian uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.

2.15 Peraturan Hak Paten

Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua "claim" atau tuntutan, biaya
atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama
produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.16 Iklan

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 8


2.17 Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan

a. Dalam malaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Spesifikasi


Teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
1. Keppres 29/1984 dengan lampiran-lampirannya.
2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken
(AV) 1941.
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
5. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
7. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaaan Air Minum.
8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
9. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
10. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
11. Peraturan Muatan Indonesia.
12. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
13. Peraturan Pengecatan NI-12.
14. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan.
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK).
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 9


2.18 Shop Drawing

a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.

b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan.

c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detail fabrikasi


dan ketepatan penyetelan atau pemasangan semua bagian konstruksi baja.

d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.

e. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.

f. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan


yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya
Kontraktor.

g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus


ditanyakan kepada Pengawas/Perencana.

h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Built Drawing" sesuai


dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan, untuk
kebutuhan pemeriksaan di kemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pengawas.

- Akhir dari Bab 1 -

Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 1


Bab 2
Pekerjaan Persiapan atau Pendahuluan

Pasal 1 Pembersihan Tapak Proyek

1.1 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar pohon.

1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

Pasal 2 Pengukuran Tapak Kembali

2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi


pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
Hasil Gambar Pengukuran wajib disahkan dalam gambar Shop Drawing.

2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.

2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass
atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

2.4 Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya


untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Pengawas selama pelaksanaan proyek.

2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/ Konsultan
Pengawas.

2.6 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 3 Tugu Patokan Dasar

3.1 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.

3.2 Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 X 20 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi
40 cm di atas tanah.

3.3 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan Pengawas untuk
membongkarnya.
Lingkup Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan 1
3.4 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

4.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama
lain.

4.2 Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).

4.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Perencana/Pengawas.

4.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.

4.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Perencana/Pengawas.

4.6 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja

5.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/Pengawas.

5.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas.
Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

Pasal 6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

6.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.

6.2 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

Lingkup Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan 2


Pasal 7 Drainage Tapak
7.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang
ada.

7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.

7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Pengawas.

Pasal 8 Pagar Pengaman Proyek

8.1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi
pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.

8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengamankan tempat penimbunan
bahan-bahan.

8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan selesai.

8.4. Syarat Pagar Pengaman


- Pagar dari Metaldeck finish cat, tinggi 180 cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40
cm.
- Rangka Besik Siku, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan adalah 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
- Pagar dicat warna dilengkapi dengan Banner 3 Dimensi Gedung pada tiap jarak tertentu.

Pasal 9 Kantor Kontraktor dan Los Kerja

10.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan
kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi
dengan pemadam kebakaran.

10.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur.

Lingkup Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan 3


Pasal 10 Papan Nama Proyek
11.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama-nama
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.

11.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas.

- Akhir dari Bab 2 -

Lingkup Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan 4


Bab 3
Pekerjaan Tanah

Pasal 1. Umum

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan unuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan.
b. Pengurugan dan Pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan Penggambaran kembali

Pasal 2. Bahan atau Material

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :


a. Kayu jenis meranti atau setara, tebal 3 cm.
b. Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 –10 cm

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1 Pekerjaan Persiapan

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam


dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan,
harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Seluruh tanah bagian yang mengandung humus pada daerah yang akan
dibangun harus dibuang atau dikupas. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam 50 cm
dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari sisa-sisa akar tanaman
yang masih tertinggal.

b. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-
bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Pengupasan dilakukan per blok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian


yang akan dikupas. Pekerjaan pengupasan di lapangan supaya memperhatikan patok-
patok yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya di
atas seluruh atau sebagian daerah yang strippingnya belum selesai. Pekerjaan ini
dianggap sudah selesai setelah disetujui oleh MK.

d. Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwpank) termasuk pekerjaan


Kontrakor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara dengan tebal 3 cm
dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm dengan jarak 2 meter

Lingkup Pekerjaan Tanah 1


satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar
(waterpass).

e. Bahan-bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai
material timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat
yang akan ditentukan oleh MK, dimana tanah bekas galian-galian tersebut harus
dirapikan dan dipadatkan.

f. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli
ukur yang berpengalaman.

- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi


pembangunan dengan melengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah,
letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh
Konsultan Pengawas atau perencana.

- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.

- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolith.

- Kontraktor harus menyediakan waterpass atau theodolith beserta petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.

- Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang


menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air atau hujan.

h. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan
urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh MK.
- Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.

i. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98%
kepadatan maximum compaction standard proctor.

Lingkup Pekerjaan Tanah 2


j. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta
bebas dari humus/akar-akaran.

k. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 0) ditentukan bersama-sama


MK. Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang
ukuran lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan
tidak berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat
menie.

l. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali,
pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak
akan terganggu/di pindahkan.

m. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase
saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam
gambar rencana dan harus mendapat persetujuan MK sebelum memulai konstruksi.
Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah
penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

3.2 Pekerjaan Galian

a. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.

b. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di
dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.

c. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti,
sampah-sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-
semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil Lumpur atau
tanahnya yang lembek, yang ada didalamnya. Pohon yang ada, hanya boleh
disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan
dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman +
1,5 m di bawah permukaan tanah. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh
pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh kontraktor,
sesuai dengan petunjuk pengawas.

3.3 Pekerjaan Galian Pondasi

a. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas-bekas pondasi

Lingkup Pekerjaan Tanah 3


bangunan lama, jaringan jalan atau aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan
dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan
galian tersebut.

c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka


kontraktor harus mengisi atau mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan
pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu,
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah
jadi.

e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis
dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan
bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sebagai
tanah urug.

3.4 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksud adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus
dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.

a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.

b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm


material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat
pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.

c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan
untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum
10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.

d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan


adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk
mendapat nilai standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium
resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama,

Lingkup Pekerjaan Tanah 4


material yang akan dipadatkan harus ditest juga di lapangan dengan sistem “Field
Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :

- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,


kepadatannya 95% dari standard proctor.
- Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari standard proctor.

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor
sampai dengan masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.

f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan


yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur


dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya
mendapat persetujuan dari Pengawas.

Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut
harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.

Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau Pengawas.
Pengujian diadakan minimum setiap 25 m 2. Biaya pengujian ditanggung oleh
Kontraktor. Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan
ketempat yang ditentukan oleh Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan
gambar.

g. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan
drainage.

Lingkup Pekerjaan Tanah 5


3.5. Pembuangan Material Hasil Galian

a. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil
galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak
mengganggu penyimpanan material lain.

b. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian-
bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus
dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.

3.6. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat


dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.

b. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka


Kontaraktor harus mamadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi
syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di
laboratorium. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D156-
700 atau prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas. Penunjukkan
laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan semua biaya yang
timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.

c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

d. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara atau
prosedur dibawah ini :

- “Density of soil inplace by sand-cone method “ AASHTO.T.191.


- “Density of soil inplace by driven cylinder method “ AASHTO.T.204.
- “Density of soil inplace by the rubber ballon method “ AASHTO.T.205.

Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

- Akhir dari Bab 3 -

Lingkup Pekerjaan Tanah 6


Bab 4
Pekerjaan Beton Bertulang

Pasal 1. Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

A. Pekerjaan yang termasuk meliputi :

1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi


dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada
hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, disyaratkan atau
sebagaimana diperlukan-nya.

2. Tanggung jawab "Kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971).

3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk


pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau "pengawas yang ditunjuk"
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.

4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat didalam PBI 1971. Dalam hal ini
"pengawas yang ditunjuk" harus segera diberitahukan untuk persetujuannya.

5. "Kontraktor" harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi
dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian
slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi
penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.

6. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :

a. semua pekerjaan beton yang tidak terperinci diluar ini


a. Pembesian : - Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya.
- Beton decking (support chairs), bolster, speacer for reinforcing
c. pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
d. mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
e. koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


f. landasan beton untuk peralatan M/E
g. grouting di bawah base plate
h. memasang vapor barrier di bawah slab beton yang langsung di atas tanah,
termasuk lantai beton, pelat dasar, tangga dan lain sebagainya yang terletak di
atas tanah.
i. menambal, membersihkan dan memperbaiki semua beton yang disyaratkan
j. menyerahkan laporan-laporan, contoh-contoh, data produk, sertifikat mill dan
gambar-gambar kerja konstruksi.

7. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api, dinding, balok,
lantai, beton pada metak deck, slab atap, parapet, tangga, platform dan pekerjaan beton
lainnya serta komponen-komponen seperti terlihat pada gambar.

B. Catatan - catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian dari bab ini.

1.2. Peraturan-Peraturan

a. Standar Indonesia

- PUBI (Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982, NI – 3)


- SKSNI T-15-1991-03, Standar Beton 1991.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1973, NI - 8
- PBN (Peraturan Bangunan Nasional)

b. ASTM, USA

- C 33 – Concrete Aggregates
- C 150 – Portland Cement
- C 94 – Ready-Mixed Concrete
- C 143 – Slump of Portland Cement Concrete
- C 231 – Air content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
- C 171 – Sheet Materials for Curing Concrete
- C 31 – Making and Curing Concrete Test Specimens in the fields
- C 42 – Obtaining ang Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
- C 309 – Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
- D 1752 – Performed Spange Rubbe rand Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction
- D 1751 - Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types)

c. ACI (American Concrete Institute), USA

- 211 – Recommended Practice for selecting proportions for Normal and


Heavy Weight Concrete.
- 212 – Guide for use Admixture in Concrete
- 213 – Recommended Practice for Evaluation of Compression Test Result of
Field Concrete
- 301 – Structural Concrete of Building

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


- 304.IR-79 - Preplaced Aggregate Concrete for Structural and Mass Concrete,
Part 2.
- 304.IR-71 - Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2.
- 318 - Building Code Requirements for Reinforced Concrete

1.3. Penyimpanan

a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai


dengan waktu dan urutan pelaksanaan.

b. Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh
melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang
diminta harus tetap terjamin.

c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya
minyak dan lain-lain). Semen digunakan untuk mengikat seluruh pekerjaan.

d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis
dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.

Pasal 2. Bahan- Bahan

2.1. Semen

a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan
Semen Tiga Roda yang sesuai dengan syarat-syarat :

- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).


- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).
- Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.

b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 3


c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan
harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena
air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak
-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m
atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah


penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

2.2. Agregat

a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya.

b. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama)
seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan, mencampur dan
sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan
syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.

c. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam lain dan harus
diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus
disetujui oleh "Pengawas yang ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi umum
dari kontrak.

1. Agregate halus (Pasir)

Agregate halus terdiri dari pasir


a. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.

b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI'71.

c. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2%


berat; sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan 0,25
mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 4


d. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat, sebagai berikut :
1. Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%
2. Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 15%
e. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.

f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

2. Agregat kasar (kerikil dan/atau batu pecah)


Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas dari lumpur, tanah liat dan
bahan-bahan organik.

a. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI - 1971

b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di PBI - 1971 NI -
2 Bab 3.5. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

c. Mutu koral ; butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
1. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
2. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%.

e. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50% .

f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.

g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.

h. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 5


Tabel gradasi standard dari agregat normal *

Ukur-
an
max
dari
ukuran tapis (mm)
agre-
gat
(mm)

50 40 30 25 20 15 10 5 2.5 1.2 0.6 0.3 0.15

Persentase berat dari bahan yang melalui tapis (%)

Agregat 40 100 95- - - 35- - 10- 0-5 - - - - -


kasar 100 70 30
atau batu
pecah

30 - 100 95- - 40- - 10- 0- 0-5 - - - -


100 75 35 10

25 - - 100 90- 60- - 20- 0- 0-5 - - - -


100 90 50 10

20 - - - 100 90- (55 20- 0- 0-5 - - - -


100 80) 55 10

Agregat - - - - - - - 100 90 - 80 - 50 - 25 - 10 - 2-
halus 100 100 90 65 35 10

Catatan : * adalah untuk referensi saja.

i. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas.

j. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat


menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.

k. Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas


dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.

l. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 6


m. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

2.3. Air.

a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan


adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam
alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak
beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia
(NI. 2-1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib
dengan biaya ditanggung oleh pihak Kontraktor.

b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan kombinasi sulfat (SO3) tidak
melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu. Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

2.4. Besi Beton

a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U-24 untuk < 13 mm dan U50 untuk D 13 (ulir)
dan D10 (ulir).
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI
1971.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.

b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di


atas, harus mendapat persetujuan perencana/pengawas.

c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan
dengan Mill Certificate.

d. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton


yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk Pengawas. Batang percobaan
diambil dibawah kesaksian Pengawas. Jumlah test besi beton dengan interval
setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 7


mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
pengawas.

e. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau


mendapat persetujuan pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan
yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak
bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan
acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi
beton harus dipasang pada posisi yang tepat.

f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

2.5. Admixture dan Surface Treatments.

a. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan


pengerasan maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.

b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas.

c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh
dipergunakan.

d. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih


dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal
tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama
pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

e. Berikut ini adalah bahan-bahan admixture dan bahan-bahan untuk Surface


Treatment yang dapat digunakan sebagai referensi untuk produk yang setara.

Penggunaan FOSROC SIKA


Sikalatex
Bonding Agent Nitobond EP Sika Top 77D
Sikabond
Reebol & Reebol
Release Agent Emulsion Sika-Form-Oil-LSD
Curing Compounds Concure WB Antisol E White
Concure 75 Antisol E 125
Concure P Antisol S

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 8


Concure PI
Water reducing Plastocrete-N
Plastocrete-NC
Improved Workability Special
Increased Strength Conplast P211 Sikament-NN
Cement Saving Sikament-LN
Risk of Segregation & Sikament-163
Bleeding minimized Sikament-520

Super Plasticing, Water


Reducing, Strength
Accelerating Admixture,
Increased Workability, Conplast SP430D Plastiment-VZ
Self Compacting,
Acceleration of Strength,
Reduce Permeability,
Reduced Segregation
Plastocrete-RMC
Retarding Admixture, Plastiment-AR
Long Distance Deliveries, Plastiment RTD-01
For Concreting in Hot
Plastocrete-R
Weather Conditions, to
Prevent Pump Blokages, Sika Retardor-025
in Large Pours and Sika-Retarder
Conplast RP264(M)
Slipforming to Prevent
Cold Joints, Improved
Workability, Gives
Controlled Retardation of
Set Time, Extends Placing
Time, Reduce Bleeding &
Segregation

f. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur


dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture

2.6. Grouting.

Untuk grouting disekitar angkur dipakai Conbextra GP exFosroc atau yang setara
dengan tebal minimum 2.5 cm.
Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

2.7 Konsistensi Beton

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 9


Semua beton yang akan terkena penyinaran (exposure) sebagaimana diberikan
di dalam tabel berikut, harus memenuhi persyaratan rasio air - bahan semenan
maximum (maximum water - cementitious materials ratios) yang berkaitan dan
persyaratan kekuatan tekan beton minimum yang ditentukan di dalam Tabel.
Persyaratan Kondisi Exposure Khusus

Kondisi Exposure Rasio air bahan semenan fc' minimum, beton


maximum, dalam berat, beton normal dan beton
dengan agregat normal agregat ringan (psi)
(Maximum water, cementitious (Minimum fc' normal
materials ratio, by weight, weight and light-weight
normal weight aggregate aggregate concrete, psi)
concrete).

Beton yang dimaksudkan


mempunyai permeabilitas
rendah bila terkena air 0,5 4000
(concrete intended to
have low permeability
when exposed to water).

Untuk perlindungan
korosi tulangan di dalam
beton yang terkena
klorida dari bahan kimia
pencegah terbentuknya 0,4 5000
kristalisasi (deicing
chemicals), garam, air
asin, air payau (brackist
water), air laut atau
percikan dari sumber-
sumber tersebut (spray
from these sources).

C. Trial Mixes

1. Umu

m Set

- Trial Mixes

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


1. Umum

Setiap design mix harus menunjukkan water cement ratio, water content, agregat
gradation, slump, air content dan kekuatan (strength).

2. Percobaan Laboratorium

Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap campuran


harus dilaksanakan di lapangan untuk membuktikan cukup tidaknya disain mixes dan
menunjukkan :

a.water cement ratio


b.workability/slump
c.drying shrinkage
d.kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari
e.kepadatan

Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan.
Dari setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk memutuskan

3. Pengujian di lapangan

Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan memuaskan, pengujian dengan


skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan dipakai untuk pekerjaan
permanen harus dilaksanakan. Tempat dan peralatan harus dipelajari dan dicoba
untuk pemenuhan persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan
tersebut diadakan.
Pengujian seperti di atas harus dilakukan dan campuran dimodifikasi sampai hasilnya
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Untuk setiap trial mix, harus
dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk penilaian.

Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan beton) dan untuk
memberi prategang (prestressing) pada pekerjaan beton prategang (prestress); kuat
tekan beton diambil dari contoh benda uji silinder/kubus yang dibuat mengikuti
ketentuan yang berlaku, selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur
beton pada tempat yang bersangkutan.

- Bahan Tambahan

Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan persetujuan


Pengawas yang ditunjuk. Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi pabrik dan
persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Pengawas yang ditunjuk dalam setiap
kasus.

Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang
disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


penyelesaian ahir pekerjaan beton. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat
tidak boleh dipakai.

2.8 Beton Ready-mixed

A. Beton ready-mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed yang


disetujui, pengukuran, pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ACI 301-74,
ACI committee 304 dan ASTM C 94 - 92a.

B. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan
ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap
waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Pengawas yang ditunjuk sebelum pengadukan beton.

C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten
harus dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan Supplier beton ready-mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.

D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35
derajat (C).

E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang
diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan
tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti
instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI
212.1R-64.

F. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek pada
kesempatan terakhir yang memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas
yang ditunjuk. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.
Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun hanya
boleh dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang
ditunjuk.

G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat
untuk menghitung putaran.

H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan agregat
dituang ke dalam mixer.

I. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam waktu satu


setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana yang
lebih dulu, setelah semen dan agregat dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


panas, batasan waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh Pengawas yang
ditunjuk.

J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan.

K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi)


pada slump atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang disetujui oleh
Pengawas yang ditunjuk untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton
karena agregat yang panas, air, semen atau kondisi lainnya tidak diijinkan, dan
beton harus ditolak.

L. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice for


Consolidation of Concrete).

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1. Mutu Beton.

a. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Kecuali ditentukan lain


pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton berdasarkan test
silinder/kubus, yaitu :
- Kolom Balok, Plat Lantai, Plat Tangga dan Balok Bordes : fc’ = 24.90 MPa

b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mix) untuk


mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari aggregat.
Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (NI. 2-1971).

c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mix) tersebut diatas harus


dilakukan untuk menentukan beton yang harus dimulai.

d. Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site

Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat-

syarat :
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume
- Pasir diukur menurut volume
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch
mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.
- Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-1971).
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada
pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan pengawas.

3.2. Faktor Air Semen.

a. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0.50.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,50.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,40.

b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0.40 harus memakai plasticizer sebagai bahan
additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari pengawas.

3.3 Test Silinder/Kubus

a. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat


silinder/kubus coba dari adukan beton yang dibuat.

b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Test selama
pekerjaan dengan membuat 3 benda uji silinder/kubus dari setiap 30 m 3 atau
sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling
menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan
campuran yang dicor. Buat dan simpan benda uji silinder/kubus tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Test satu silinder/kubus pada hari ke 7 dan test
satu silinder/kubus pada hari ke 28. Simpan satu silinder/kubus sebagai
cadangan untuk test pada hari ke 56, jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test
silinder/kubus pada hari ke 28 berhasil, test silinder/kubus cadangan untuk
menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder/kubus pada hari ke 28.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang
diperlukan oleh badan penguji.

c. Jika dikehendaki test silinder dapat diganti dengan menggunakan test kubus
dengan ukuran sesuai dengan standar ASTM.

d. Cetakan silinder coba harus berbentuk silinder dan jika menggunakan kubus
harus berbentuk bujursangkar yang memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971.

e. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm 3 dan jika


menggunakan silinder adalah diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm.
Pengambilan adukan beton, pencetakan silinder/kubus coba dan curingnya
harus dibawah pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam
PBI 1971.

f. Untuk identifikasi, silinder/kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang
dapat menunjukan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang
bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat. Perbandingan kuat tekan antara
kubus dengan silinder yaitu,

Test Silinder = 0.083 x Test Kubus

g. Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7, termasuk juga pengujian-
pengujian slump dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi
syarat itu tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari
tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur perbaikan dalam PBI 1971.

h. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan silinder/kubus menjadi tanggung


jawab Kontraktor.

i. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

j. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Pengawas segera sesudah


percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah pengecoran, dengan
mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standar, campuran
adukan, berat silinder/kubus benda uji dan data-data lain yang diperlukan.

k. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi


spesifikasi, maka Pengawas berhak meminta Kontraktor agar mengadakan
percobaan nondestruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


coring. Percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971. Apabila
gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali sesuai
dengan petunjuk Pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan akibat-akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

l. Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan mengadakan slump test menurut


syarat-syarat dalam PBI 1971. Maksimum slump beton antara 10 – 18 cm. Cara
pengujian slump adalah dengan Beton diambil tetap sebelum dituangkan
kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan
diatas kayu rata atau pelat baja. Cetakan di isi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi
diameter 16 mm panjang 600 mm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk satu lapisan di
bawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka dibiarkan setengah menit lalu
cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

m. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan/kondisi normal :

Nilai Slump jika Pengecoran Tanpa Concrete Pump


Maksimun Minimun
Konstruksi Beton
(cm) (cm)
Plat Pondasi Pile Cap 12.5 5.0
Plat, balok, kolom, Shear wall 15.0 7.0
Dinding basement, plat lantai dasar dan dak atap 12.5 5.0
Beton yang harus dicampur Sebelum dicampur 10.0 6.0
dengan integral waterproofing Setelah dicampur 20.0 16.0

untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan
sampai maksimum 1,5 cm di atas harga maksimum. Jika pengecoran
menggunakan concrete pump dan placing boom maka nilai slump bisa
dinaikkan menjadi 14 – 18 cm, dengan dicampur bahan palsticizer.

n. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.

o. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan


dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen beton.

p. Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

3.4. Cetakan Beton

a. Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan
beton untuk disetujui oleh Pengawas.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


b. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

c. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

d. Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang
merata pada seluruh permukaan beton tersebut.

e. Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus di coating


dengan oli, untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaiki
permukaan beton.

3.5. Pengadukan beton pada batching plant


Beton dari bahan-bahan dan disain mixes disini harus mengikuti pengukuran,
pencampuran dan pengadukan dengan pelat sesuai PBI – 1971.
A. Batching

1. Proporsi dari campuran diukur berdasarkan berat dan memakai tempat yang
cocok, harus disediakan alat timbang. Apabila dipakai semen masa, tempat yang
terpisah dan kedap air serta alat timbang harus disediakan. Satu set lengkap dari
pemberat untuk percobaan mekanisme penimbangan harus disediakan pada
batching plant.

2. Mekanisme timbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen dalam
kondisi operasi dan timbangan harus disediakan agar mudah dilihat oleh
Operator.

3. Air harus ditambahkan ke dalam mixer dari suatu reservoir yang terpisah dan
harus diperiksa dengan penyetelan untuk kelembaban di dalam agregat.
Apabila diperlukan bahan tambahan, maka harus dipakai suatu dispenser yang
terpisah, seperti yang direkomendasikan atau disediakan oleh pabrik bahan
tambahan dan disetujui oleh "Pengawas yang ditunjuk".

B. Pencampuran

1. Mixing plant harus mempunyai sebuah drum yang mampu untuk menampung
bahan-bahan dan air dan mencampurnya menjadi suatu konsistensi yang
homogen dalam waktu yang masuk akal. Waktu ini harus ditentukan di lapangan
dengan percobaan yang berdasarkan pada rekomendasi pabrik mixing plant.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


2. Drum dari campuran harus dari konstruksi sedemikian sehingga dapat
menuangkan seluruh campuran secepatnya dan tanpa tumpah.

3.6. Pengangkutan dan Pengiriman Beton

A. Pengangkutan dan pengiriman beton harus sesuai dengan PBI - 1971, ACI 304 -
73, ACI Committee 304 dan ASTM C94-92a.

B. Pengangkutan dan pengiriman beton juga harus mengikuti hal-hal berikut :

1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara-cara sedemikian agar dapat dicegah pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan.

2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui
oleh "Pengawas yang ditunjuk". Dalam hal ini, "Pengawas yang ditunjuk"
mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari
usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.

3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinu secara
mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

4. Beton harus diangkut dari tempat mengaduk ke tempat pengecoran sesegera dan
sepraktis mungkin dan memakai metoda penanganan untuk menghindari
pemisahan bahan (segregations).

5. Dalam pengecoran kolom atau dinding tipis untuk ketinggian yang besar, bukaan
pada cetakan, talang untuk mengecor beton yang flexible, tremmie atau
perlengkapan lain yang disetujui harus dipakai untuk memperoleh pengecoran
beton yang baik seperti yang diijinkan.

6. Tinggi jatuh dari pengecoran beton tidak boleh melampaui 1.5 m.

3.7. Pengecoran Beton

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama


dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat di

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


perintahkan untuk menyingkirkan atau membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.

b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin
haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan
pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.

c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi


beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.

d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih


dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm
dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.
f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan internal concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator
tidak dibenarkan tanpa persetujuan Pengawas.

g. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti).


Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

h. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dan digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.

i. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan


pengawas.

3.8 Perawatan Beton

a. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.

b. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan


dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak
ditentukan lain.

c. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 1


membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas.

3.9. Curing dan Perlindungan Atas Beton

a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap


matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya

b. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara
sebanyak 1 liter tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh
pengawas.

3.10. Pembongkaran Cetakan Beton

a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971), dimana bagian


konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan
beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :


- Sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari
- Balok/pelat setelah berumur 3 minggu

c. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya


oleh pengawas.

d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang


kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas,
untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua
resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian
atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

e. Meskipun hasil pengujian silinder - silinder atau kubus - kubus


beton memuaskan, pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi
beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton sangat kropos.
- Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-
posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

3.11. Penggantian Besi

a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai


dengan apa yang tertera pada gambar.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya
terdapat keliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada, maka :

- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi


pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan
pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.

- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.

- Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut


hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut adalah merupakan juga
keharusan dari Kontraktor.

c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter yang
terdekat dengan catatan :

1. Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang


berkurang.

4. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian


ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan Diameter
Dia. < 10 mm 7 % 0.4 mm
10 mm dia. < 16 mm 5 % 0.4 mm
Dia. 16 mm 4 % 0.5 mm

3.12. Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan


ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan.Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


atau Perencana yang sejauh mungkin melihat atau mengawasi atau menegur atau
memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

3.13. Perbaikan Permukaan Beton

Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas. Jika
ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidaksempurnaan yang
dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada gelembung
udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan atau diinginkan.

3.14. Bagian-bagian yang Tertanan dalam Beton

a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

3.15. Hal-hal lain (“Miscellaneous item”)

a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi
alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya
berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu
beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

b. Pegangan plafon dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus
dikaitkan pada tulangan pelat dan balok.

3.16. Pembersihan

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus


dilakukan secara baik dan teratur.

3.17. Contoh yang harus disediakan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material


seperti split, pasir, besi beton, dan semen untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

b. Contoh-contoh yang disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai


standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke lapangan.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui di bangsal Konsultan Pengawas.

3.18. Pemasangan Alat-alat Didalam Beton.

a. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau


memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin
pengawas.

b. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter
10 cm atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut
maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan
mendapatkan persetujuan pengawas.

c. Letak dan sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

d. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan


dan bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan
minta persetujuan Konsultan Pengawas.

e. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan


diperkuat sehingga tidak akan dipindahkan tanpa persejuan dari Konsultan
Pengawas.

f. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan


diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

g. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu


pengecoran.
3.19. Penghentian/kemacetan pekerjaan.

a. Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh "pengawas


yang ditunjuk".

b. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah


bila pengecoran dihentikan, dilakukan dengan mengadakan tanggulan untuk
pekerjaan ini.

3.20. Sambungan-sambungan

a. Kontrol join

Kontrol join lokasi dan konstruksinya seperti didetailkan pada gambar. Kecuali
ditentukan lain pada gambarr, semua baris tulangan diteruskan melewati kontrol
join. Apabila kontrol join tidak ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak, serahkan
lokasi yang diusulkan untuk mendapat persetujuan perencana.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


b. Siar pelaksanaan (Construction Joints)

1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus
direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya
lainnya. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk" Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan dari
pada yang ditunjuk-kan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk".

2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus
ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari
kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala
kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistim lantai dan harus dicor secara
monolit dengan itu.

3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok di tengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

4. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran


dan serpihan beton yang rapuh.

5. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus


cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

c. Sambungan ekspansi (Expansion Joints)

1. Beton tidak boleh dituang pada kedua sisi dari sambungan ekspansi pada waktu
yang bersamaan.

2. Tulangan tidak boleh diteruskan melalui sambungan ekspansi.

3. Pengisi sambungan ekspansi harus dari jenis yang telah dibentuk ("premoulded")
sesuai ASTM D-1751 dan disediakan dalam potongan yang panjang yang
memungkinkan.

4. Lebar kerja dari sambungan ekspansi harus dijaga agar bebas dari segala bahan
yang tidak diperlukan dan kotoran sehingga dapat menjaga sambungan berfungsi
dengan tepat.

d. Sambungan yang dicor kemudian (Late Pour Strip)

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


Lokasi dari sambungan yang dicor kemudian dan waktu untuk mengecor akan
ditentukan oleh "Engineer". Kontraktor harus menyerahkan usulan kepada
"Engineer" disain secara detail dari sambungan yang dicor kemudian untuk
mendapat persetujuan.

e. Join sealants

Join-join sealants harus disediakan pada sambungan-sambungan pelaksanaan beton


(construction joints/siar pelaksanaan) seperti yang dinyatakan. Persiapan
sambungan, pemberian lapisan dasar dan pencampuran serta pemasangan dari
bahan-bahan sealant harus sesuai dengan instruksi pelapisan dari pabrik dan seperti
disyaratkan disini.

3.21. Toleransi pelaksanaan

a. Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan


beton Bab 1; PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.

b. Penyimpangan maksimum dari pekerjaan struktur yang diijinkan

1. Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301


(specification for structural concrete for building).

2. Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka yang
harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

3.22. Toleransi kedataran pelat lantai.


- Pelat - (Pekerjaan yang datar) - Interior dan Exterior

1. Penyelesaian akhir permukaan pelat yang monolit. Keseragaman kemiringan pelat


lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan
khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan diantara
pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau
campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.

2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet
harus 3.0 mm dari 3 m.

3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 3.0 mm dalam 3
m.

4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik,
batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 5 mm dalam 1
m.

3.23. Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes) :

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruh pembetonan seperti terlihat pada
gambar dan seperti perincian disini.

A. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak dapat memenuhi standard seperti
yang dicantumkan dalam spesifikasi ini. Kemiringan lantai/pelat beton harus seperti
ditunjukkan pada gambar agar dapat berfungsi untuk mengalirkan air yang tergenang.
Apabila pelat tidak dapat berfungsi mengalirkan air genangan, maka bagian pelat
yang gagal tersebut harus disingkirkan dan selesaikan ulang sedemikian sehingga
sesuai dengan gambar.

Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak


mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengalirkan air yang tergenang.

B. Penyelesaian dari beton pelat (Concrete Slab Finished).

1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar
sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.

2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan
terjadinya ketidak lekatan pada penyelesaian.

3. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.

- Penyelesaian yang menyatu (Monolithic finish)

1. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, kecuali
dimana penyelesaian khusus diperlukan untuk pelengkap, keterlambatan
penyelesaian topping, atau dimana permukaan agregat yang diexpose
ditunjukkan.

2. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan screed dan power floating yang
dilakukan secara merata.

Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan
beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang dimaksudkan untuk
mencapai permukaan yang halus harus dihaluskan dengan trowel besi.

3. Apabila permukaan telah mengeras, harus dilakukan penyelesaian dengan


trowel besi untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi
tidak berlapis, padat, bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-
kerusakan lain.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


4. Penyelesaian pelat (slab finishes), dapat memakai :

a. Steel trowel : untuk pelat yang diekspose permukaannya, lantai yang berpegas,
penyelesaian untuk karpet dan sejenisnya, dan pada dek (decks) yang menerima
lapisan untuk lalu lintas (traffic).

b. Wood float : di bawah waterproofing dan alas/dasar campuran mortar.

C. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)

1. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete


surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik dicat ataupun tidak dicat,
kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan dengan permukaan yang
disemprot pasir dengan tekanan, harus mempunyai penyelesaian yang halus.

Buatlah permukaan yang halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-
sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku,
tepian dari tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah dari semua ukuran. "(clean out pockets, and areas of surface
voids of any size)".

2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari "spreaders", harus


dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila disyaratkan
(pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan
sedemikian untuk dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton "(textured concrete work)" harus
diselesaikan dengan tangan untuk mencapai kehalusan permukaan yang
diperlukan.

D. Penyelesaian beton yang tersembunyi (Finish of concealed concrete).

1. Permukaan beton tersembunyi termasuk semua beton yang mutunya tidak


tercapai dan semua beton yang diindikasikan untuk diberi lapisan termasuk
lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang flexibel dan terlindung dari
tampak pada penyelesaian struktur.

2. Beton tersembunyi dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari
keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum
ditutup permukaannya.

E. Penambalan beton

Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna di sekitarnya) dengan 2 1/2 (dua

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang
diperlukan.

Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari
sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.

Olah lagi adukan seperti di atas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambal dengan bahan perekat
yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila
bahan perekat masih basah.

Hentikan penambalan sedikit lebih luas disekeliling bagian yang ditambal, biarkan
untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan
dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

3.24. Cacat Pada Beton (Defective Work)

a. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, "pengawas yang ditunjuk"


mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:

1. Konstruksi beton yang keropos.

2. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.

3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.

4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak.

6. Atau yang menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" pada suatu pekerjaan
akhir, atau mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari
suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.

b Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali "pengawas yang ditunjuk" atau Konsultan
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan
tersebut. Untuk itu "Kontraktor" harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang
kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.

c. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai
dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari "pengawas yang
ditunjuk".

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


Dalam segala hal, pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.

d. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran "Kontraktor".

e. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi


"pengawas yang ditunjuk".

f. Dalam hal terjadi keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan
sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan;
"pengawas yang ditunjuk" harus diberi tahu secepatnya, dan tidak boleh diplester
atau ditambal kecuali diperintahkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda
yang paling memadai/cocok.

3.25. Pekerjaan penyambungan beton

a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.

b. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah
dibersihkan, harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam
perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton lama.

c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama sebelum beton baru
dicor harus dilapisi dengan bahan perekat beton "polyvinyl acrylic" (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.

3.26. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (Separate floor toppings).

a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.

b. Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan


ditanam/dicor.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 2


c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk pabrik.
Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor
lapisan penutup (topping).

d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.

e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci pada
: 3.13.C.2.

3.27. Lain-lain

A. Grouting dan Drypacking

1. Grout/Penyuntikan air semen

Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton
boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "Kontraktor" melalui persetujuan
"pengawas yang ditunjuk".

2.Drypack/campuran semen kering

Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan
menjadi satu.

3. Installation/pengerjaan

Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/ celah-celah dan membentuk
lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose
dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

B. Non-Shrink Grout

Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.

Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil


yang memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal
pengecoran atau sambungan setelah pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut);
mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari
sesuai ASTM C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit
sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing
Area) sebesar 90 sampai 100 persen.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 3


Grout yang terdiri dari accelarator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus
tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan
campuran air seperti percobaan dibawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut
syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).

- Akhir dari Bab 4 -

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang 3


Bab 5 Pekerjaan
Bekisting Beton

Pasal 1 Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.

1.2. Peraturan-peraturan

a. Standar Indonesia
1. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) – 1982, NI – 3
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) – 1961, NI – 5
3. Peraturan Standar Beton 1991 (SK.SNI T-15-1991-03)

b. ACI : American Concrete Institute, USA


1. 303 – Guide to Cast In place Architectural Concrete Practice
2. 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
3. 347 – Recommended Practice for Concrete Form Work
4. SP4, Special publication 34 – Form Work for Concrete

1.3. Shop Drawing

a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop
Drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
- dimensi
- metode konstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)

Pasal 2 Bahan

2.1 Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)

a. Plywood t = 12 mm.

Lingkup Pekerjaan Bekisting Beton 1


b. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.

2.2 Bekisting Beton Ekspose

a. Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.

b. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.

c. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable,
dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang
terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25
mm).

d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan
karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan
finishing permukaan beton.

e. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk meneurut rencana beton pada
gambar.

2.3 Syarat-syarat Umum Bekisting

a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

Pasal 3 Pelaksanaan

3.1 Pemasangan Bekisting

a. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan
ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.

b. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design
dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan
beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan
dimensi.

c. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air,
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.

Lingkup Pekerjaan Bekisting Beton 2


d. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi Lapangan.
Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.

e. Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak


diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari
Direksi.

f. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer


strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balok, kolom dan dinding.

g. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :

1. Deviasi garis vertikal dan horisontal :


- 4 mm, pada jarak 3000 mm.
- 8 mm, pada jarak 6000 mm.
- 16 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.

2. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.

h. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur
dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna
permukaan beton.

i. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan
pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan
pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan
air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.

3.2 Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).

a. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.

b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor
langsung pada beton.

c. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau menyediakan
bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya.
Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau khusus ditunjukkan
pada gambar yang berhubungan.

Lingkup Pekerjaan Bekisting Beton 3


d. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah letak besi
beton).

e. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan
inspeski. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air
pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

3.3 Kontrol Kualitas.

a. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan


bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa
pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian
lainnya aman.

b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap
bekisting yang telah dilaksakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.

c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada
bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.

d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Direksi Lapangan.

3.4 Pembersihan

a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram
dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-
benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah
mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.

b. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang
terjadi pada struktur.

c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang


dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

Lingkup Pekerjaan Bekisting Beton 4


d. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak
dengan beton tidak mengalami kerusakan.

e. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur yang telah


dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang
bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari
(28 day compressive strength) yang diperlukan.

f. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh


dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

- Akhir dari Bab 5 -

Lingkup Pekerjaan Bekisting Beton 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Bab 6 Pekerjaan
Beton Sekunder

Pasal 1 Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna

b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring bakol praktis, kolom dan balok
kusen, janggutan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan
besi beton dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan
struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak ditunjukkan
dalam gambar.

1.2. Standar

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

a. Peraturan-peraturan arau standar setempat yang biasa dipakai.


b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, NI – 2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, 1961, NI – 5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI – 8
e. Peraturan Pemebangunan Pemerintah Daerah Setempat
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborng Pekerjaan Umum (AV) No. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan
Perencana atau Konsultan Pengawas
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Instirute (ACI)

Pasal 2 Bahan atau Produksi

2.1. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan atas
persetujuan Perencana atau Konsultan Pengawas dan darus memenuhi NI – 8. Semen
yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaman, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.

Lingkup Pekerjaan Beton Sekunder 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.

c. Koral Beton atau Split


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan atau penimbunan pasir
koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan
tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusakbeton dan harus
memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana atau Konsultan
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan NI – 2
(PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material,


misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana atau
Konsultan Pengawas.

g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas, akan
diapakai sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang
di kirim oleh Kontraktor ke site.

2.2 Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabrik.

b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.

c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.

d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
Lingkup Pekerjaan Beton Sekunder 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Pasal 3 Pelaksanaan

3.1. Mutu Beton

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam SK.SNI-1991 sebagai berikut :
a. Ramp Grove : fc’ – 25 MPa
b. Lantai Kerja : fc’ – 10 MPa
c. Concrete Toping, curb, Island, Wheel Stoper, Raise Floor, : fc’ – 20 MPa
kolom praktis, balok lintel dan lainnya

3.2 Pembesian

a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan


kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan SK.SNI-
1991.

b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar


konstruksi.

c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SK.SNI-1991.

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencan atau Konsultan pengawas.

3.3 Cara Pengadukan

a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Perencan atau Konsultan Pengawas.

c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10
cm.

3.4 Pengecoran Beton

a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan


menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.

b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana atau


Konsultan pengawas.

Lingkup Pekerjaan Beton Sekunder 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat


penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral atau split yang dapat
memperlemah konstruksi.

d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.

e. Jumlah semen minimum 325 kg per m3. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar
mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut demikian menjadi 360
kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh
lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.

3.5 Pekerjaan Acuan atau Bekisting

a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.

b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup


kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.

c. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji). Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan
semen Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.

e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.

f. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau
rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan SK.SNI-1991.

g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.

h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.

3.6 Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting

Lingkup Pekerjaan Beton Sekunder 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau
Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan
Pengawas.

3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada


Perencana atau Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan besi dari produsen atau
pabrik.

b. Bila tidak ada “Certificate Test” maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi
atau test kubus untuk beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.

c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dalam
SK.SNI-1991. Pembuatannya harus disaksikan oleh Perencana atau Konsultan
Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Perencana atau
Konsultan Pengawas.

d. Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.

e. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Perencana atau Konsultan


Pengawas.

f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.8 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

a. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.

b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.

- Akhir dari Bab 6 -

Lingkup Pekerjaan Beton Sekunder 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Bab 7
Konstruksi Baja

Pasal 1 Umum

1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang


diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang


konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.

1.2 Standar

a. Bahan Struktur atau Konstruksi

1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.

2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.

3. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.

b. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai


berikut :

1. Untuk sambuangan bukan baja ke baja.


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.

2. Untuk sambuangan baja ke baja.


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.

3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.

4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American


Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)

1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.

2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.

3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)

d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai
sertifikat dari pabrik.

e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

1.3 Material dan Fabrikasi

a. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor
untuk tetap bertanggung jawab.

b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83)
atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).

c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.

d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan
dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai
pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.

e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja
dan dicat zincromate 2 (dua) kali.

f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki


atau diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

g. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum y = 2.400 kg/cm2.

h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.

i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop
Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan
Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut
:
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.

j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-
sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.

1.4 Contoh Bahan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material,


baja profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan MK.

b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.

c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah


disetujui di bengkel MK.

1.5 Penyimpanan dan Pengiriman Bahan

a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.

b. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari
pabrik ke lapangan, guna pengecekan pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan
menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.

d. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-


angker baja dan memberitahukan kepada Pengawas metode dan urutan pelaksanaan
erection.

e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur
dengan theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas.

f. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-


jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dam akurat untuk mencegah ketidak
cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker
tersebut tidak bergeser.

g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang
rata betul.

h. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanik (crane).

i. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.

j. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000
panjang batang/komponen batang.

k. Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakan


maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horizontal dan 1 cm ke
arah vertikal.

l. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.

m. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli.


Tenaga ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas
pekerjaan erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat
guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.

n. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan,


sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja dari Departemen
Tenaga Kerja. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman,
safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.

o. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya,


oleh sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah
erection ini.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

p. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau
kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.

1.6 Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

1.7 Pemotongan Besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali
tidak diperkenankan.

1.8 Perencanaan dan Pengawasan

1. Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar


kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta
ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk fabrikasi.

a. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang


diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui pengawas.
Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor
untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.

b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.

c. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.

d. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode


pelaksanaan.

2. Ukuran-ukuran

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.

3. Kelurusan

Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

1.9 Pemeriksaan dan lain-lain

Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai
dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera.

Pasal 2 Pelaksanaan

2.1 Pengelasan

a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.

b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.

c. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.

d. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan


pada beban bajanya.

e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.

f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.

g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualtias dari las yang dikerjakan.

h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari
aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api
harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 6


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 0F.
Pada temperatur 0F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga
dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.

j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.

k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari
kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.

2.2 Sambungan

a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja,


selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.

b. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang dimaksud


dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung-
ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.

2.3 Lubang-lubang Baut

a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.


Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin
pengawas.

b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum
10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.

c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.

d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.

e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.

f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 7


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

dengan momentorsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan


masing-masing baut.

g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.

h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.

i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.

2.4 Pemasangan percobaan atau Trial Erection

Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan dari
sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan percobaan
tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

2.5 Pengecatan

a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan
dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.

b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.

c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas


untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.

d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.

e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).

f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 8


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2.6. Grouting

Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbextra GP
exFosroc atau yang setara setebal 2.5 cm.
Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

2.7. Pemasangan Akhir atau Final Erection

a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan yang timbul akibat
pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Meluruskan pelat
dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja
harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindungi
dari cuaca harus diisi dengan bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman
dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi,
disamping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).

b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.

c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-
ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari
baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan
tegangan-tegangan selama pembangunan.

d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).

e. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau MK.

f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari
1/1500 dari tinggi vertical kolom.

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 9


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2.8 Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan


pada MK “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen
atau pabrik.

b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

d. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak.


Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih
dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-
hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0.
Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK atau Konsultan harus dilakukan
test ultrasonic atau radiographic.

1. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari AWS.D.1.0.


Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja
seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian
secara “Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa
adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.

- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic”
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan “Radiographic” dari
daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.

2. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact
Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and
Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing (1974).

3. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.

4. Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan E109.

5. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

e. Jumlah pengujian

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang
ditentukan di lapangan oleh MK.

f. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.
Konsultan atau MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-
pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan
bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak
harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.

g. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada MK secepatnya.

h. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.9 Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan

a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.

b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

- Akhir dari Bab 7 -

Lingkup Pekerjaan Konstruksi Baja 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Pasal 8
Pekerjaan Jalan untuk Paving Block

Pasal 1. Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan :


Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal yang
terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block

1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi
dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

Pasal 2. Bahan-Bahan

2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Sumber Bahan

Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi
tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan
tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan
bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.

b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini
:

Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos


terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

Lingkup Pekerjaan Jala Untuk Paving Blok 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat
pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat
pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda
harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type
sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2 sek. Cisangkan.

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan pekerjaan Paving disamakan dengan timbunan pekerjaan Jalan yaitu
lapisab basecourse 20cm jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal
yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik
dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan
yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan- tahapan persiapan untuk pekerjaan
subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu,
untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan,
dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan
lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-
retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal
lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu strukturnya.

b. Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain
yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

Lingkup Pekerjaan Jala Untuk Paving Blok 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

a. Penyimpanan :

Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik
dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :

Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan
harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang
tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi
sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan
dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan
yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm
lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan
kadar air harus uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi
terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai
dipasang dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja
terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus
diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak
sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan
pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi
sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini
harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan
snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :

Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-
lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara
yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah
lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus
dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-
bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai
gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :

Lingkup Pekerjaan Jala Untuk Paving Blok 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk
memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir
ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari
akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan
dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak selama pemadatan dan
selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan yang baru tanpa adanya
biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah
pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan
ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus
segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan
jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan
rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar
block, guna penanaman rumput.

f. Toleransi :

Toleransi ukuran bahan :

Lingkup Pekerjaan Jala Untuk Paving Blok 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :

Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya
tidak boleh melebihi 2 mm.

- Akhir dari Bab 8 -

Lingkup Pekerjaan Jala Untuk Paving Blok 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Pasal 9
Pekerjaan Floor Hardener

Pasal 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan perkerasan permukaan lantai beton
yang bersifat monolitik (menyatu dengan beton) seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan lantai parkir kendaraan, gudang, area
bongkar muat, ruang AHU, Tangga darulat dan lain-lain seperti tertera didalam gambar-
gambar dan persyaratan teknis ini.

Pasal 2. Pengendalian Pekerjaan

Sesuai rekomendasi pabrik, persyaratan teknis ini dan petunjuk Direksi Lapangan maka
Kontraktor harus menggunakan Sub Kontraktor yang khusus (Aplikator) dan telah ahli dalam
pemasangan Floor Hardener seperti yang di rekomendasikan oleh pabrik.

Sistem floor hardener yang dipilih harus dapat memberikan peningkatan perkerasan
permukaan lantai beton terhadap geseran, khusus beban berat.

Pasal 3. PELAKSANAAN

Non Metallic Floor Hardener.

Kualitas NITROFLOR HARDTOP ex FOSROC, untuk pemakaian pada lantai beton yang
masih segar/baru selesai docor, dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Merupakan produk pabrik yang telah memenuhi standard Internasional (ISO) sehingga
memiliki mutu yang terkontrol.
- Terdiri dari agregat khusus berbahan dasar silika (non metallic), PC (semen) dan aditif
khusus untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan pengecoran.
- Bersifat monolitik (menyatu dengan beton)
- Memiliki ketahanan Abrasion Resistance sesuai standard British Board of Agreement
(Report no.610) yang memberikan ketahanan abrasi sebesar 225%
- Memiliki Compressive Strength sesuai BS 1881 Part 106-1983 sebesar 70 N/mm2
- Memiliki aggregat yang mempunyai nilai skala kekerasan Mohs : 7
- Memiliki ketahanan terhadap minyak dan oli
- Warna natural (warna beton alami) atau warna lain yang ditentukan kemudian oleh
perencana atau Direksi Lapangan.

Lingkup Pekerjaan Floor Hardener 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Pasal 3. PELAKSANAAN PADA LANTAI BETON YANG BARU SELESAI DICOR

Semua pelaksanaan pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat
bahan-bahan tersebut dan harus mampu memberikan tambahan perkerasan permukaan
lantai.

a. Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimun semen sebesar 300 kg/m 3 dan
didisain untuk mengurangi segregasi dan kontrol terhadap bleeding. Water cement ratio
sebaiknya rendah dan ditambahkan bahan plasticizer Conplast untuk memudahkan
pelaksanaan pengecoran.

b. Lantai beton harus padat dan rata dan dikerjakan sesuai dengan standard pengerjaan
lantai beton yang baik dan benar dimana resiko terjadinya retak susut/kering sudah
dikurangin dengan adanya siar-siar pada jarak tertentu dan kerataan permukaan
dengan menggunakan dudukan bekisting yang kuat dan kaku serta jidar yang rata dan
kaku.

c. Bila air yang naik ke permukaan beton yang baru selesai dicor sudah tidak kelihatan lagi
(telah melewati setting time) maka bahan floor hardener ini dapat ditaburkan secara
merata dengan dosis rata-rata 5 kg/m2 atau sesuai yang disyaratkan.

d. Aplikasi floor hardener ini harus terus berlangsung tanpa terputus hingga didapatkan
kondisi lantai dasar yang mengeras pada kondisi dibebanin injakan kaki sedalam 3-6
mm. Setiap kelebihan air di permukaan (Bleeding water) harus menguap seluruhnya.

e. Pada area pengecoran yang luas sangat direkomendasikan untuk membuat metode
pengecoran secara bertahap dan memastikan bahwa lokasi pengecoran dapat
dilaksanakan dengan tenaga kerja dan dosis bahan floor hardener yang cukup secara
terus menerus sampai selesai.

f. Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu dan ketika
bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka
dapat segera digosok (di-trowel).

g. Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan beton. Jika
bahan mulai meresap dan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air
dari lantai dasar maka dapat segera di-trowel.

h. Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton sudah mengeras dan
kuat menahan beban mesin tanpa mengalami kerusakan agar didapatkan permukaan
yang lebih padat.

i. Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera diberi lapisan Concure (Curing
Compound) untuk mengurangi terjadinya penguapan air beton. Pada area yang terbuka
sebaiknya setelah dicuring dilindungi lagi dengan karung basah untuk mengurangi
terjadinya retak susut.

Lingkup Pekerjaan Floor Hardener 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

j. Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama 48 jam dan
sebaiknya tidak dipakai selama 1 (satu) minggu. Jika akan segera dibebani dengan lalu
lintas yang berat dalam 2 (dua) minggu pertama umur beton maka sebaiknya dilindungi
dengan multipleks plywood.

- Akhir dari Bab 9 -

Lingkup Pekerjaan Floor Hardener 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Bab 10
Pekerjaan Waterproofing

Pasal 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan perkerjaan pemasangan lapisan kedap air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada
atap beton, lantai toilet/janitor, bak bunga, ground tank/reservoir, dan lain-lain seperti tertera
didalam gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.

Pasal 2. Pengendalian Pekerjaan

Sesuai rekomendasi pabrik, persyaratan teknis ini dan petunjuk Direksi Lapangan maka
kontraktor harus menggunakan Sub Kontraktor yang khusus dan telah ahli dalam
pemasangan waterproofing seperti yang direkomendasikan oleh pabrik.

Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan terhadap
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material dan jaminan dari pihak pemasang (aplikator) untuk mutu pelaksanaan
pemasangannya. Adapun jaminan bahan dari produsen/pabrik pembuat selama 10 tahun
untuk waterproofing membrane dan 5 tahun untuk waterproofing coating. Sedangkan
jaminan pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun.

Kontraktor harus memberikan sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran karena


pelaksanaan kerja yang juga dijamin oleh aplikator pelaksana waterproofing ini. Jaminan ini
berlaku selama 10 tahun.

Untuk kesempurnaan pemasangan waterproofing perlu ditest dengan genangan air setinggi
minimal 50 – 100 mm untuk kamar mandi dan untuk area lain. Pengetesan dilakukan selama
1 x 24 jam atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus
diperbaiki terlebih dahulu sampai dinyatakan sempurna oleh Direksi Lapangan.

Pasal 3. Bahan – Bahan


Expose Bitumen DUO Composite Membrane dengan Granule ex Belgia Berdasarkan standart
mutu bahan EN 1848-1, ENV 1187 warna WGG/AGR/BO/ F C180 dengan komposisi modified
Bitumen,SBS dan TPO,di perkuat dengan dual reinforcement system pasang Mecano / Torching
dengan Jaminan Asuransi 15 Tahun,dengan
Jenis membrane atau bahan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai berikut
a. Merupakan “Waterprofing Membrane Torching System” atau sistem pemanasan tebal 4 mm
dengan Composite ReinfoMat 180 gr/m2, produksi De Boer dari Belgia dengan nama Duo
Composite Membrane uk. 8 m x 1 m
Lingkup Pekerjaan Water Proofing 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3. Spesifikasi Bahan Utama Duo Composite Membrane SBS dan TPO


a. Bahan Utama : modified Bitumen SBS dan TPO
b. Dimensi : 1000x8000x4mm
c. Kadar Tulangan fiberglass dan polyester : 180 gr/M2
d. Daya Tarik : 880 N/50mm
e. Elongation : 50%
f. Flesxibilitas pada suhu rendah : -15 sd -20
g. Ketahanan sambungan di permukaan : 150N/50mm
h. Ketahanan sambungan pergeseran : 750N/50mm
i. Water tighnest : 10%
j. Perekatan pada granule : 10%

4. Spesifikasi Asesoris Duo Composite Membrane SBS dan TPO


a. Bitu Primer :
Bitu Primer berfungsi sebagai pembersih debu yang menempel pada permukaan dak.
Sehingga pada saat perpses pembakar membrane akan merekat sempurna di atas pemukaan
dak.
Bahan Dasar Bitu primer : aspal cair dipasang dengan cara di coating diatas dak beton
dengan kebutuhan 1 pile Primer = 18 liter, dapat mengcover luas sebesar 3 m2

b. Termination Profile :
Termination profile dipasang pada posisi upstaind dinding yang berfungsi sebagai penahan
membrane di dinding supaya tidak turun/ merosot.
Bahan dasar Termination Profile : Zink alum dengan ukuran 2,5m x 5cm x0,4 mm

c. fastener :
Fastener dipasang pada lobang lobang Termination profile dengan jarak antar fastener 25 cm.
Ukuran panjang fastener 7 cm.

d. Duo Kit Sealent :


sealent/ perekat yang berbahan dasar campuran aspal yang dipiih dengan campuran polymer
khusus yang membuat bahan tahan terhadap UV, tahan Api dan memiliki fleksibelitas yang
baik.. 1 tube duo kit sealent dapat mengcover 3m1.

5. Cara Pemasangan Duo Composite Membrane SBS dan TPO


Torching
1. Dak beton di bersihakan terlebih dahulu dari brangkal ataupun material lainnya.
2. Seluruh sudut harus di buat edge fillet dengan sudut 45 derajat lebar 5 cm,seluruh
permukaan di lapisi dengan bituprimer termasuk bagian dinding dengan ketinggian minimum
25 cm.
3. Dak beton di lapisi bitu primer dengan cara dikuas/ coating.
4. Duo Composite membrane dibakar diatas permukaan dak yang sudah dilapisi primer.Sistem
pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada setiap
Sambunganya dengan lebar overlap 8 cm,material yang di gunakan memiliki dimensi 8 x 1
m dengan ketebalan 4mm. dan di pasang dengan metode T joint atau susun silang.
Lingkup Pekerjaan Water Proofing 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

5. Pada bagian pertemuan bidang lantai dengan dinding overlap minimum 15 cm dan di
pasang C Profile berbahan dasar plat zincalum lebar 5cm dengan ketebalan 0,4mm di
sepanjang keliling bangunan dengan perkuatan skrup,permukaan atas di tutupi dengan kit
sealent.
C Profile

Composite Membrane

Edge Fillet

Bituprimer

6. Syarat-Syarat pelaksanaan

a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-data
teknis komposisi unsur material pembentuknya.

b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas


produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 15 (Lima belas) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk
mutu material berupa polis asuransi, serta jaminan dari pihak pemasang ( applicator)
untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.

c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan


penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan composite membrane.

7. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.

Lingkup Pekerjaan Water Proofing 6


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

8. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap


dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.

b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus
telah mendapat persetujuan dari pengawas.

c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.

d. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.

e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.

f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat


kelainan/perbedaan ditempat itu.

9. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang
diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.

b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk,
cara pemasangan atau persyaratan khusus.

c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari


pengawas.

10. CONTOH

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.

b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.

c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.

d. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna


Lingkup Pekerjaan Water Proofing 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

memperjelas usulan material yang diajukannya.

Pasal 4. Persyaratan Teknis Integral Waterproofing

Untuk mendapatkan beton yang bersifat kedap air seperti tersebut di atas, selain
penambahan material Conplast X421M ini juga diperlukan rancangan campuran beton yang
menunjang kerja dari bahan waterproofing tersebut.

Adapun rancangan campuran beton tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Kandungan semen dalam beton minimun 350 kg/m3

2. Menggunakan pasir zone 2

3. Menggunakan batu pecah dengan diameter 10 – 20 mm

4. Watercement (W/C) ratio < 0.45

5. Slump beton sebelum pencampuran 6 - 10 cm dan setelah dicampur Conplast X421M


menjadi 16 - 20 cm

6. Apabila terjadi penurunan slump menjadi < 14 cm, dapat ditambahkan lagi Conplast
X421M sehingga tercapai slump 16 – 20 cm kembali

Pasal 5. Metode Pelaksanaan Integral Waterproofing

1. Waktu pelaksanaan diupayakan agar dikerjakan pada saat arus lalulintas lancar
sehingga pengecorannya tidak terputus, apabila batching plant berada diluar proyek.
2. Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik disarankan setiap pengecoran harus
menggunakan pompa beton.

3. Penggunaan Conplast X421M maksimun 6 liter/m 3 tetapi dosis rata-rata ± 3 liter/m3


beton.

4. Tidak boleh ada penambahan air ke dalam beton oleh pihak manapun sejak truck mixer
keluar dari batching plant sampai tiba dilokasi proyek.

5. Apabila ada penurunan slump dapat ditambahkan kembali Conplast X421M dengan
maksimun pemakaian 6 liter/m3.

6. Pelaksanaan pengecoran secara baik termasuk mechanical vibrator, bekisting yang


tidak bocor, tebal selimut beton yang cukup, masa pemeliharaan (curing beton) yang
cukup harus selalu dikerjakan setiap saat.

7. Pada saat truck mixer sampai dilokasi diadakan pengambilan slump beton dimana
slump yang disyaratkan 6 – 10 cm, apabila memenuhi persyaratan dapat ditambahkan
Lingkup Pekerjaan Water Proofing 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Conplast X421M ke dalam truck mixer, diaduk selama ± 5 menit hingga merata dan
homogen dengan campuran beton yang ada. Lalu dicorkan pada area yang akan
dikerjakan. Apabila Slump tidak memenuhi syarat, truck mixer ditolak.

Pasal 6. Aplikasi Material Waterstop type Swellable Supercast SW10

1. Lakukan pengecoran yang baik pada area stop cor / cold joint dengan bekisting yang
kedap dan kuat, serta vibrator yang cukup untuk menghasilkan beton yang padat.

2. Sediakan ruang kerja yang cukup untuk peralatan permukaan beton yang akan
dipasang waterstop pada waktu beton belum kering.

3. Pasang waterstop Supercast SW10 pada tengah – tengah ketebalan beton.

4. Keringkan dan bersihkan dari genangan air hujan jika tertampung didalam bekisting.
Lakukan pengecoran beton selanjutnya sehingga waterstop ini tertanam didalamnya.

- Akhir dari Bab 10 -

Lingkup Pekerjaan Water Proofing 9


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR DAN INTERIOR

DIVISI 1 PERSYARATAN UMUM


Bab 01 Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum

DIVISI 2 BETON
Bab 02 Beton Sebagai Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur
Bab 03 Lapisan Perataan (Screed) Dan Penutup (Topping) Lantai
Beton (Floor Hardener)

DIVISI 3 PASANGAN
Bab 04 Pekerjaan Pasangan Batu Bata
Bab 05 Pekerjaan Batuan Finishing

DIVISI 4 METAL
Bab 06 Railing
Bab 07 Aneka Jenis Metal
Bab 08 Lembaran Metal

DIVISI 5 KAYU
Bab 09 Pekerjaan Kayu Umum
Bab 10 Pekerjaan Kayu Interior

DIVISI 6 PERLINDUNGAN PANAS DAN PENGEMBUNAN


Bab 11 Lembaran Lapisan Kedap Air
Bab 12 Lapisan Kedap Air Aplikasi Cair
Bab 13 Insulasi Gedung
Bab 14 Penyekat Rambatan Api dan Penutup Asap
Bab 15 Atap Metal, Flashing dan Insulasi Atap

DIVISI 7 PINTU DAN JENDELA


Bab 16 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Metal
Bab 17 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Kayu
Bab 18 Curtain Glass dan Pintu Kaca
Bab 19 Jendela Alumunium dan Besi
Bab 20 Komponen Penggantung dan Pengunci Pintu
Bab 21 Kaca dan Pemasangannya
Bab 22 Pekerjaan Pengecatan dan Finishing Pintu dan Kusen

DIVISI 8 PEKERJAAN PENYELESAIAN AKHIR


Bab 23 Pekerjaan Plesteran & Screed Lantai
Bab 24 Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum dan GRC
Bab 25 Pekerjaan Finishing Dinding
Bab 26 Pekerjaan Plafond GRC
Bab 27 Pekerjaan Plafond Gypsum
Bab 28 Pekerjaan Plafond Metal
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Bab 29 Pekerjaan Finishing Lantai


Bab 30 Pekerjaan Dinding Keramik dan Homogenious
Tile Bab 31 Pekerjaan Dinding Panel Kayu
Bab 32 Pekerjaan Pengecatan
Bab 33 Pekerjaan Waterproofing Membrane

DIVISI 9 PEKERJAAN KHUSUS


Bab 34 Pekerjaan Batu Alam
Bab 35 Pekerjaan Logam dan lain-lain
Bab 36 Pekerjaan Furniture
Bab 37 Sanitari dan
Perlengkapan Bab 38 Curtain Wall
Bab 39 Dindin Beton Ringan
Bab 40 Laminated Floor
Bab 41 Wall Paper
Bab 42 Alumunium Composite
Panel Bab 43 Panel Dinding Alumunium
Bab 44 Carpet
Bab 45 Partisi Toilet
Bab 46 Lansekap
Bab 47 Dinding Precast

DIVISI 10 LAMPIRAN
Lampiran 1 : Outline Specification
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR &
INTERIOR

DIVISI 1
LINGKUP PEKERJAAN &
PERSYARATAN UMUM
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN PERSYARATAN UMUM

A. LINGKUP PEKERJAAN

PASAL 1. LINGKUP KERJA

Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pembongkaran, pembangunan baru dan
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar ter-laksana
(as built-drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas Mekanikal dan
Elektrikal Gedung dari pihak Pengguna Jasa. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali
(dengan mengenali terlebih dahulu kendala dilapangan) dengan baik semua persyaratan yang
diminta di dalam spesifikasi ini, , termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
item/quantity), standar dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi / MK /Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi material dan / atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pembersihan Tapak proyek


 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar pohon.
 Membangun kantor untuk kantor Konsultan MK, Perencana dan tim Pengawas dari
Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis lengkap dengan sarana kamar mandi, WC dan
dapur kecil.
 Membangun kantor untuk kegiatan manajemen dan engineering kontraktor, gudang-
gudanag bahan bangunan dan material dan gudang-gudang lainnya.
 Membangun sarana dan prasarana kerja dan sanitasi bagi para pekerja kontraktor
(yang memenuhi standard keamanan-terutama kebakaran, kebersihan dan
kesehatan).
 Truk pengakut sisa buangan dan puing harus diangkut dengan penutupan terpal
pada bak pengangkutnya dan semua bekas kotoran dan lumpur yang menempel
pada roda ban harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum di-izinkan memasuki
jalanan umum.

B. Umum
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah dicek
kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 1–1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/ waterpass beserta petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/ Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/
Konsultan Pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
7. Pemagaran lokasi pelaksanaan pembangunan, pembuatan Direksi Keet, kantor
pelaksana, gudang peralatan dan material, penataan lapangan untuk kemudahan
pelaksanaan dan memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Pengukuran dan pengupasan tanah, perataan dan pembuangan tanah maupun
pembuangan sisa pembongkaran dari lokasi pekerjaan. Pengurugan tanah sampai peil
tanah yang disyaratkan dan tidak bertentangan dengan Peil banjir yang ditetapkan
9. Pemagaran lokasi pelaksanaan pembangunan, pembuatan Direksi Keet, kantor
pelaksana, gudang peralatan dan material, penataan lapangan untuk kemudahan
pelaksanaan dan memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
10. Pembongkaran pada bangunan2 diatas lahan, sesuai persyaratan dalam Gambar
Perencanaan
11. Pengukuran dan pengupasan tanah, perataan dan pembuangan tanah dan
mengangkat keluar dari kawasan. Pengurugan tanah sampai peil tanah yang
disyaratkan dan tidak bertentangan dengan Peil banjir yang ditetapkan.
12. Pengukuran awal penetapan Bottom of Pipe (BOP) untuk semua saluran yang
dilaksanakan didalam tanah, diukur terhadap existing. Sebatas memungkinkan
(memperhitungkan biaya dan waktu), Kontraktor harus dianggap telah mendapatkan
semua informasi yang diperlukan termasuk resiko, kontingensi dan keadaan lain yang
dapat mempengaruhi Penawaran atau Pekerjaan.
13. Kontraktor juga harus dianggap sudah menginspeksi dan memeriksa Lapangan, daerah
sekitarnya, data di atas dan informasi lain yang tersedia, dan telah puas sebelum
menyampaikan Penawaran atas semua masalah terkait, termasuk (tidak terbatas):
i. bentuk dan sifat Lapangan, termasuk kondisi di bawah permukaan tanah.
ii. kondisi hidrologis dan iklim.
iii. batas dan sifat pekerjaan serta barang-barang yang diperlukan untuk pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan dan perbaikan cacat mutu.
iv. Undang-undang, prosedur dan peraturan ketenaga kerjaan dari pemda setempat,
dan kebutuhan Kontraktor akan akses, akomodasi, fasilitas, personil, listrik,
transport, air dan jasa-jasa lain.
C. Tugu Patokan Dasar
 Letak dan jumlah tugu patokan dasar telah ditentukan oleh Konsultan Perencana
seperti yang tercantum didalam rencana Tapak. Selanjutnya kontraktor dapat
menanambah tugu patokan ukur sebagai titik acu atau referensi dengan persetujuan
konsultan MK.
 Kontraktor harus membagun Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang
sekurang-kurangnya 20 X 20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan
bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan MK / Tim Teknis
Owner untuk membongkarnya.
 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 1–2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

D. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja


 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK.
 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
persetujuan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan MK.

E. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 kg.
 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

F. Drainage tapak
 Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada. Air bekas galian yang mengandung lumpur tidak boleh dimasukan didalam
saluran air storm drain yang ada/ atau saluran air limbah. Semua sisa air bekas adukan
atau bekas galian harus diendapkan terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran
umum.
 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan MK.

G. PEKERJAAN ARSITEKTUR, INTERIOR DAN FINISHING

 Pelaksanaan finishing Arsitektur seperti lapisan luar gedung dengan batu Alam/Andesit
atau pelapisan dengan Alumunium Composite Panel dan pemasangan kosen pintu dan
jendela-Alluminium Powder Coating
 Pengecatan eksterior dan interior dengan cat seperti ditetapkan
 Pemasangan dinding tembok maupun dinding partisi lengkap dengan pengecatan dan
wall paper
 Pemasangan penutup lantai dengan, lantai keramik, homogenous atau dengan lantai
kayu/laminated floor digarasi sesuai dengan keterangan didalam gambar pelaksanaan.
 Pemasangan plafond gypsum tile atau gypsum board, alumunium, plafond kayu, pada
semua ruangan sesuai dengan petunjuk gambar.
 Pemasangan kosen pintu dan jendela dari alluminium powder coating warna Putih dan
kombinasi kaca silvercoating hijau tua/hiju muda/biru dan tanpa silvercoating atau kaca
bening, clear glass, pengadaan dan pemasangan pintu solid panil dan pintu dilapis
dengan HPL/Melamin dan pintu lain seperti yang ditetapkan
 Pemasangan peredam panas dibawah pelat atap beton/atap baja yang memadai untuk
menahan rambatan panas dan radiasi sinar matahari dengan lapisan glass wool atau
penggunaan rock wool untuk menahan rambatan panas dan radiasi sinar matahari

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 1–3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

H. PEKERJAAN LANDSCAPE (HARDSCAPE & SOFTSCAPE)

Pelaksanaan pengembangan lahan pembuatan jalan, saluran terbuka dan pelaksanaan


Landscaping atau Pertamanan sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana.
 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Way) sebagai jalur penghubung bangunan
 Perkerasan / Pedestrian
 Penanaman Pohon, Semak dan Perdu

I. KELENGKAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

 Dokumen Terlaksana – (As Built Drawing), selama masa pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung, pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar dokumentasi atau
disebut sebagai dokumen terlaksana yang menjelaskan secara detail hasil pekerjaannya
dilapangan. Perubahan-perubahan yang dimaksud harus meliputi :

 Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara informasi didalam


gambar-gambar dengan keadaan lapangan yang ada.
 Gambar shopdrawing perlu disiapkan juga untuk semua perubahan-
perubahan pelaksanaan yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
menyebaknan adanya pekerjaan tambah ataupun pekerjaan kurang atau
perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan material yang berbeda
dan lain-lain.
 Semua perubahan seperti yang tersebut diatas syarat-syarat Administrasi
harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat Administrasi ini. Gambar-
gambar ini harus disimpan dilapangan dalam keadaan baik dan pada saat
seluruh pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan baik oleh pemberi
tugas atau pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
 Pada saat pembuatan B.A penyerahan pertama, Pemborong wajib
menyerahkan seluruh gambar terlaksana dengan jumlah seperti tersebut
diatas yang merupakan lampiran dari Berita Acara tersebut.

 Membuat Berita Acara atas perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama
pelaksanaan pembangunan setelah memperoleh rekomendasi persetujuan perubahan
dari Pemberi Tugas.

PASAL 2. PENINJAUAN LOKASI PEKERJAAN

Kontraktor wajib meninjau Lokasi Pekerjaan atas risiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan, jalan masuk, kondisi setempat dan kondisi
serta keadaan bangunan-bangunan dari pihak ketiga yang ada di sekitarnya. Segala risiko yang
timbul dari kondisi dan keadaan tersebut di atas menjadi tanggungjawab Kontraktor .

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 2–4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

B. PERSYARATAN UMUM

PASAL 1. ACUAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN


Pelelangan dilaksanakan mengacu ketentuan yang ditetapkan oleh PT. Jakarta International Expo

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan dan acuan sebagai berikut :
1. Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999.
2. Semua Peraturan Tata Kota dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan daerah
setempat.
3. Peraturan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemda setempat berkenan dengan izin
bangunan (IMB) dan semua peraturan berkaitan dengan penyelesaian IMB dan IPB.
4. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-2/1995 dan PBI-NI-2/1971 dan Standar Nasional
Indonesia 2008 (SNI-2008 ).
5. Peraturan Kayu Indonesia, disingkat PPKI-NI-5/1961.
6. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
7. Pedoman Perenanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
8. SII 0013-81 “Mutu dan Cara Uji Semen Portland”.
9. SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
10. SII 0136-84 “Baja Tulangan Beton”.
11. SII 0784-83 “Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton”.
12. Peraturan Perencana an Bangunan Baja Indonesia, disingkat PPBBI-1983.
13. Peraturan Muatan Indonesia, disingkat PMI-NI-18/1970.
14. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia, disingkat PUIL-1987.
15. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
16. Pemeriksaan Umum untuk Bahan-bahan bangunan NI-3-PUBB 1956, NI-3 1963 dan PUBB
– 1966.
17. Peraturan yang ditetapkan oleh PDAM di Jakarta.
18. Peraturan yang ditetapkan oleh PLN di Jakarta.
19. Standar-standar Internasional yang digunakan secara luas di Indonesia, seperti ASTM,
NFPA, FOC, SNACNA, ASHRAE, IEC, DIN, dan JIS sebagai referensi persyaratan teknis
untuk bahan, peralatan dan instalasi khusus.
20. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1992) NI-3.
21. Bahan Aluminium, sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII 0649-82 Alloy 6063 T5/Billet.
22. Peraturan Dep.Pekerjaan Umum No.27 tahun 1987, perihal keamanan gedung terhadap
bahaya kebakaran, pertauran Dinas Pemadam Kebakaran Pemda Setempat.
23. Peraturan Direktur Jenderal Perawatan, Departemen Tenaga Kerja tentang penggunaan
tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

2.1. Penafsiran Atas Dokumen


Seluruh dokumen yang ada didalam Perjanjian Kerja bersifat saling melengkapi dan bilamana
didalamnya terdapat ketidak cocokan ataupun ketidak jelasan maka yang menentukan adalah
yang mempunyai nilai teknis dan biaya tertinggi dan Konsultan MK / Tim Teknis Owner akan
memberikan penjelasan dan instruksi kepada Pemborong dengan tidak merubah Dokumen
Kontrak. Urutan prioritasnya adalah keberlakuan dokumen :
 Surat Perjanjian Borongan
 Instruksi dari Pemberi Tugas selaku Pemilik
 Surat Perjanjian Pemborongan
 Surat Perintah Kerja

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 2–5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Berita Acara Rapat Penjelasan Pelelangan/Aanwijzing dan Addendum


 Berita Acara Klarifikasi
 Syarat-syarat Administarasi Umum dan Khusus
 Spesifikasi/syarat-syarat Teknis Pelaksanaan
 Gambar pelaksanaan (dengan urutan gambar detail pada skala besar lebih dahulu
menyusul kemudian gambar pada skala kecil)
 Gambar pelelangan (idem)
 Rincian Nilai Kontrak / Bill Of Quantity
 Instruksi dari Konsultan Perencana
 Instruksi dari Konsultan MK / Tim Teknis Owner / Tim Teknis Owner

2.2. Rincian Penawaran


Besaran-besaran (volume) serta jenis-jenis pekerjaan dalam perincian penawaran (jika ada)
dipersiapkan untuk dapat memberikan gambaran tentang ukuran pekerjaan secara jelas
Pemborong diwajibkan melakukan pemeriksaan dan perhitungan-perhitungan kembali serta
mengajukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu untuk mendapatkan suatu penawaran
yang mengikat. Kekeliruan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat didalamnya, tidak
dapat dijadikan dasar untuk melakukan perubahan, revisi maupun amandemen terhadap
Harga Kontrak.

2.3. Kualitas/Merk/Spesifikasi
Kualitas/Merk/Spesifikasi yang mengikat adalah semuanya yang tertera dalam gambar-
gambar, syarat-syarat teknis dan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing), Bila dalam
spesifikasi Teknis ada perkataan setara, artinya bila material yang mereknya tersebut tidak
ada dipasaran (dan ini harus dibuktikan dengan bukti yang kuat) maka dapat digunakan
spesifikasi yang setara yang dilengkapi dengan jaminan/Surat dukungan material dari pabrik
dan jika diperlukan pemborong (atas permintaan pemberi tugas) harus mengajukan hasil
pengujian laboratorium dengan biaya pemborong.

2.4. kepemilikan dan Penyediaan Dokumen di Lapangan


Pemborong harus menyediakan setidak-tidaknya 1 gambar-gambar, syarat-syarat
Administrasi dan Teknis dilapangan yang harus selalu dipelihara dalam keadaan baik dan
harus selalu dapat dipergunakan oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK
/ Tim Teknis Owner ataupun petugas-petugas lainnya yang berwenang memeriksa pekerjaan-
pekerjaan di lapangan.

2.5. Dokumen pelaksanaan


Selama masa pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung, pemborong diwajibkan membuat
gambar-gambar dokumentasi atau disebut sebagai dokumen terlaksana yang menjelaskan
secara detail hasil pekerjaannya dilapangan. Perubahan-perubahan yang dimaksud harus
meliputi :
 Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara informasi didalam gambar
gambar dengan keadaan lapangan yang ada.
 Perubahan-perubahan karena adanya pekerjaan tambah ataupun pekerjaan kurang
 Perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan material yang berbeda dan lain-
lain.
Semua perubahan seperti yang tersebut diatas syarat-syarat Administrasi harus dilaksanakan
sesuai dengan pasal 10 (1) dalam syarat-syarat Administrasi ini.
Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 2–6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1. Gambar Terlaksana-as built drawing


Gambar-gambar ini harus disimpan dilapangan dalam keadaan baik dan pada saat seluruh
pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan baik oleh pemberi tugas atau pada saat
penyerahan pertama pekerjaan, maka pemborong diwajibkan menyerahkan dokumen
terlaksana (As Built drawing) tersebut kepada Pemberi Tugas, setelah gambar-gambar
tersebut diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan MK / Tim Teknis
Owner dan Pemberi Tugas. Pemborong menyampaikan satu set rekaman dokumen dalam
bentuk CD-Rom untuk gambar terlaksana dan manual peralatan (AutoCad dan Word disertai
soft copy format data gambar CAD, dan dokumen didalam format Acrobat )

2. Rekaman foto
Pemborong pada saat penyerahan pertama menyampaikan rekaman foto digital (hard copy –
tercetak maupun digital file) disusun secara sistimatis dan diberi penjelasan rinci maksud dari
foto. Rekaman foto disampaikan sejak dari awal pekerjaan sampai selesianya pekerjaan.
Rekaman foto melingkupi semua kegiatan fisik pelaksanaan bangunan Struktur, penyelesaian
Finishing Arsitektur dan proses Testing dan Commisioning peralatan.

3. Dokumen pemeliharaan dan operasi peralatan (O&M)


Pemborong pada saat penyerahan Pertama menyampaikan dokumen berkaitan dengan
persyaratan operasional peralatan dan pemeliharaan Peralatan terpasang sekaligus
menyampaikan sertifikat atas pelatihan yang selanjutnya bertindak sebagai operator
peralatan yang terpasang.

4. Dokumen jaminan Peralatan


Pemborong pada saat penyerahan Pertama menyampaikan dokumen berkaitan dengan
pelaksanaan dan proses Testing dan Commisioning peralatan, serta jaminan Purna Jual atau
Unjuk Kerja atau Keandalan Sistim, dari Pemasok dan pemborong atas Peralatan yang
terpasang selama waktu yang ditetapkan.

5. Lain-lain
Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan satu copy gambar-gambar terlaksana untuk
setiap paket pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan kepada Konsultan MK.

Pada saat pembuatan B.A.P penyerahan pertama, Pemborong wajib menyerahkan seluruh
gambar terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran dari
Berita Acara tersebut.

2.6. Gambar Kerja


Gambar yang disampaikan kepada pemborong adalah gambar penuntun. Guna melengkapi
Pemborong harus membuat gambar kerja dan melengkapinya dengan gambar detail yang
dasarnya dari gambar pelaksanaan.

 Gambar kontrak berarti gambar-gambar yang telah disetujui didalam usulan


teknik Perencanaan terinci untuk sistim Bangunan yang ditawarkan, Selanjutnya
gambar-gambar dipakai sebagai dasar pembuatan Daftar Uraian dan
Perhitungan Volume Pekerjaan dan gambar-gambar Perencanaan Terinci yang
diajukan dan disetujui selama masa pelelangan akan menjadi dasar pelaksanaan
Pembangunan.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 2–7


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Gambar Pelaksanaan semua gambar-gambar acuan, gambar-gambar kontrak


dan gambar-gambar pengembangan Terinci yang diajukan dan disetujui selama
masa pelaksanaan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana dan telah
dicatatkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Selanjutnya semua gambar
pengembangan menjadi dasar pelaksanaan Pembangunan dan gambar-gambar
revisi selama pelaksanaan pekerjaan.
i. Mengembangkan detail Perencanaan arsitektur yang handal dan mudah
didalam pemeliharaan maupun penggunaannya.
ii. Usulan Perencanaan hendaknya dilengkapi dengan laporan Perencanaannya.
Seluruh Perencanaan terinci disajikan didalam ukuran kertas A-1, dengan
menggunakan program Autocad pada sistim operasi Windows XP,
sedangkan laporan tertulis untuk persyaratan teknik pelaksanaan disajikan
dengan Office Word, dan perhitungan untuk anggaran rencana dan biaya
disampaikan pada Excel.

2.7. Shop Drawing.

Shop Drawing (gambar kerja) adalah gambar yang dibuat Pemborong lengkap dengan
detailnya berdasarkan kebutuhan pelaksanaan yang diminta oleh Konsultan MK / Tim Teknis
Owner yang telah ditetapkan perubahan dan kesesuaiannya guna memudahkan pelaksanaan
pekerjaan.

ShopDrawing disiapkan untuk bagian pekerjaan yang memerlukan koordinasi antar disiplin
baik untuk pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal pada pelaksanaan
dilapangan berkaitan dengan ukuran pelaksanaan, mock-up pelaksanaan maupun material
dan spesifikasi teknis yang digunakan maupun langkah pelaksanaan dan jadwal
pelaksanaannya. Shop drawing diantaranya diperlukan untuk semua gambar Arsitektur,
Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Lansekap.

Permohonan Persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana atas gambar kerja ini
menyangkut kesesuaian gambar-gambar tersebut terhadap pekerjaan-pekerjaan lain yang
ada, sehingga tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin ada padanya.

Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar seperti itu kepada Konsultan Perencana


yang telah disetujui Konsultan akan diserahkan kembali kepada Pemborong.

2.8. Perintah Lanjutan


Konsultan MK / Tim Teknis Owner mempunyai kekuasaan dan wewenang penuh untuk
memberikan kepada Pemborong dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan,
gambar-gambar petunjuk-petunjuk dan atau instruksi-instruksi yang perlu untuk pelaksanaan
dan pemeliharaan pekerjaannya, dalam hal mana Pemborong terikat untuk
melaksanakannya.

PASAL 3. KEWAJIBAN UMUM

3.1. Pemeriksaan Lapangan


Pemborong diwajibkan untuk melakukan peninjauan dan pemeriksaan dilokasi dan daerah
sekitarnya dan sudah harus memperhitungkan didalam penawarannya, mengenai volume dan

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 3–8


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

bentuk pekerjaan, material dan alat-alat pelaksanaan yang diperlukan dalam penyelesaian
pekerjaan, jalan masuk, akomodasi yang diperlukan serta informasi penting yang akan
mengakibatkan biaya tak terduga yang mempengaruhi harga penawarannya.

3.2. Kesempurnaan penawarannya


Pemborong dianggap telah meneliti seluruh isi dan kelengkapan surat penawarannya beserta
perinciannya/ Bills Of Quantities, Daftar Alat-alat pelaksanaan dan Daftar upah dan harga
bahan, terutama sehubungan dengan pasal dan ketetapan diatas, dimana upah dan harga
bahan tersebut telah mencakup semua kewajibannya didalam kontrak dan hal-hal yang
penting untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dengan sempurna.

3.3. Kesempurnaan Pekerjaan


Pemborong wajib melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian Pemborongan dan akan tunduk terhadap perintah dan petunjuk-petunjuk dari
Konsultan MK, dan pemborong tetap bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran dan
kesempurnaan pekerjaan.

3.4. Rencana kerja


6.6.1. Tidak lebih dari 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya SPK Pemborong harus
menyerahkan kepada Konsultan MK / Tim Teknis Owner dan Pemberi Tugas untuk
disetujui suatu program kerja yang menunjukan prosedur dan metode yang diusulkan
untuk melaksanakan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan, pengaturan /
penggunaan alat-alat pelaksanaan dan pekerjaan sementara yang diperlukan.
Pengajuan dan persetujuan oleh Konsultan MK / Tim Teknis Owner untuk program
tersebut tidak membebaskan Pemborong dari kewajiban-kewajibannya dalam
Perjanjian Kerja.
6.6.2. Pemborong harus membuat/menyusun time - schedule beserta rencana kerja terinci
yang menjelaskan saat mulai dan selesainya tiap kelompok/jenis pekerjaan tertentu.
Rencana Kerja harus disusun dengan perangkat lunak / program Microsoft Project.
6.6.3. Dari time schedule tersebut, harus dihitung nilai bobot kelompok pekerjaan untuk
mendapatkan S-Curve (Kurva progress) Perhitungan dilaksanakan dengan program
Exell for Windows.Dari S-Curve tersebut, akan dapat ditetapkan jadwal penyelesaian
berdasarkan milestone yang telah ditentukan.

3.5. Pemborong atau wakil yang diberi kuasa


Pemborong atau wakil yang diberi kuasa dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan MK / Tim
Teknis Owner harus secara tetap berada ditempat pekerjaan dan memberikan seluruh
waktunya untuk konsultanan atas pekerjaan-pekerjaan. Wakil tersebut akan menerima
perintah dan petunjuk-petunjuk dari Konsultan MK / Tim Teknis Owner atau wakil atas nama
Pemberi Tugas.

3.6. Penggantian wakil Pemborong


Wakil Pemborong sewaktu-waktu dapat diganti atas perintah Konsultan MK / Tim Teknis
Owner bilamana terbukti, bahwa wakil Pemborong tidak dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik, seperti kurangnya kemampuan teknis maupun manejerial, kerjasama yang
kurang baik atau sering tidak mengindahkan perintah Konsultan MK.

3.7. Penggantian Tenaga Kerja


Didalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus memperkerjakan tenaga kerja yang
terlatih dan berpengalaman didalam bidangnya masing-masing. Konsultan MK / Tim Teknis

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 3–9


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Owner berhak untuk menolak dan memindahkan dari pekerjaan tenaga-tenaga kerja yang
dianggapnya tidak cakap. Tenaga kerja yang telah dipindahkan ini tidak boleh ditempatkan
lagi di pekerjaan, tanpa persetujuan kembali dari Konsultan MK.

3.8. Setting out (pengukuran, pematokan - uitzet)


Pemborong bertanggung jawab atas kebenaran kesempurnaan setting out pekerjaan,
kebenaran posisi level dan garis bagian-bagian dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Pemborong atas biayanya sendiri akan diminta Konsultan MK / Tim Teknis Owner untuk
membetulkan kesalahan-kesalahan bilamana ada kekeliruan atau penyimpangan pada setting
out.
Pemeriksaan setting out garis-garis atau level oleh Konsultan MK / Tim Teknis Owner tidak
akan membebaskan Pemborong dari tanggung jawab kebenaran hal-hal tersebut dan untuk
itu Pemborong harus menjaga atau memelihara dengan baik semua bench-mark, patok-patok
batas dan lain-lain benda yang digunakan dalam setting out pekerjaan.

3.9. Penggunaan titik Referensi


Titik referensi yang telah dibangun pada tahap Pertama digunakan untuk untuk menetapkan
referensi dan patok duga pengukuran lanjutan. Pada proses serah terima akir titik referensi
ini digunakan untuk menetapkan ulang ketinggian gedung tersebut dan diberikan catatan
posisi ketinggian gedung sesunguhnay dari titik referensi maupun ketinggian muka air pada
titik referensi.

3.10. Penjagaan, Keamanan dan ketertiban di Lokasi


Pemborong pekerjaan utama bertanggung jawab, memelihara dan mengkoordinir keamanan
dan ketertiban didalam lokasi proyek, antara lain dengan mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. Mengawasi agar tidak ada buruh atau pekerja atau pegawai dari Pemborong yang
menginap didalam areal proyek
2. Semua buruh atau pekerja harus memakai “tanda pengenal” dan dicatat KTP yang
bersangkutan
3. Mengawasi agar tidak ada buruh atau pekerja yang memasak atau menyalakan api
didalam areal proyek, terkecuali untuk keperluan khusus dengan seizin Konsultan MK /
Tim Teknis Owner dan dibawah konsultanan satpam Resmi.
4. Pemborong harus menyediakan alat pemadam api portable yang cukup yang
ditempatkan pada lokasi penting yang rawan kebakaran.
Semua biaya yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban proyek termaksud
harus sudah termasuk dalam harga penawaran.

3.11. Pemeliharaan
Dari saat dimulainya sampai penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus bertanggung jawab
penuh terhadap pekerjaan dan semua pekerjaan sementara.
Didalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, kehilangan-kehilangan pada pekerjaan
sementara, Pemborong atas biayanya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan
sehingga pada saat penyelesaian atau penyerahannya pekerjaan harus berada dalam kondisi
yang baik sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan instruksi Konsultan (kecuali terhadap
“force majeure dan resiko yang dikecualikan” . Pemborong harus juga memperbaiki segala
kerusakan (atas biayanya sendiri) yang diakibatkan olehnya sendiri pada waktu
melaksanakan pekerjaan untuk tujuan memenuhi kewajiban-kewajibannya.

3.12. Kecelakaan Pada Pekerja

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 3–


10
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Pemberi Tugas dibebaskan dari pembayaran ganti rugi atau kompensasi yang harus
dibayarkan sebagai akibat dari terjadinya kecelakaan pekerja atau orang lain yang
dipekerjakan Pemborong atau Sub Pemborong kecuali terhadap kecelakaan yang disebabkan
oleh kelalaian Pemberi Tugas atau wakilnya. Pemborong akan membayar ganti rugi ini dan
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan biaya sehubungan dengan hal tersebut.

3.13. Kepatuhan kepada Hukum Dan Peraturan-Peraturan


Pemborong harus mematuhi ketentuan-ketentuan hukum, peraturan-peraturan
pemerintah/pemerintah daerah atau hukum-hukum lainnya yang berlaku di Indonesia dan
semua peraturan dari Badan Hukum dan Perusahaan-perusahaan yang milik atau hak-haknya
akan terganggu dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus membayar semua ongkos yang
timbul karenanya, serta diharuskan membebaskan Pemberi Tugas dari semua denda dan
pertanggungan jawab atas pelanggarannya.

3.14. Fosil dan lain sebagainya


Semua barang-barang bersejarah dan barang-barang berharga lainnya yang ditemukan
dilapangan adalah milik Pemberi Tugas, Pemborong harus menjaga barang-barang tersebut
terhadap kerusakan-kerusakan ataupun kehilangannya.

3.15. Gangguan terhadap lalu lintas / lingkungan


 Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus memperhatikan gangguan yang
mungkin timbul terhadap kelancaran lalu lintas dan lingkungan akibat lalu lalangnya
kendaraan yang membawa material maupun peralatan. Segala tuntutan yang timbul
mengenai hal ini menjadi tanggungan Pemborong.
 Pemborong bertanggung jawab penuh atas semua gangguan yang timbul akibat
pelaksanaan baik gangguan yang diakibatkasn oleh suara, getaran debu dan kerusakan-
kerusakan terhadap pihak ketiga. Segala tuntutan dari pihak ketiga akibat pekerjaan
Pemborong serta terhentinya kegiatan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh dari Pemborong dan Pemborong berkewajiban menyelesaikannya.
 Apabila Pemborong tidak sanggup dalam menyelesaikan tuntutan dari lingkungan,
sehingga dapat merugikan citra Pemberi Tugas sebagai pemilik proyek, maka setelah
Konsultan memberikan 2 kali teguran tertulis, maka pemberi tugas secara sepihak
akan menyelesaikan tuntutan tersebut, segala biaya dan konsekuensi yang timbul
akibat penyelesaian tuntutan tersebut akan dibebanan kepada Pemborong dengan
mengurangi langsung pembayaran kepada Pemborong.

3.16. Kerusakan-kerusakan pada jalan raya / jalan dan fasilitas lainnya.


 Pemborong harus bertanggung jawab atas kebersihan dan perbaikan kerusakan-
kerusakan pada jalan (jalan dan jembatan Perumnas) yang menghubungkan proyek
sebagai akibat dari lalu lalang kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-
bahan material guna keperluan proyek.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam hal mengurus dan mendapatkan
izin-izin dari instansi terkait sehubungan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan
didalam proyek maupun kegiatan pelaksanaan angkutan kedalam dan keluar proyek.
 Pemborong sudah harus memperhitungkan terhadap adanya ketentuan-ketentuan
atau peraturan-peraturan dari Pemerintah Daerah setempat atau instansi terkait yang
mungkin akan mempengaruhi jalannya serta waktu pelaksanaan.Segala resiko dan
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hal tersebut, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemborong. Pemborong harus menyediakan cleaning pit didalam
lokasi pekerjaan

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 3–


11
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3.17. Kerusakan pada Instalasi-instalasi


Pemborong juga harus bertanggung jawab terhadap kerusakan pada instalasi listrik, telepon
dan sebagainya dilokasi proyek dan sekitar lokasi proyek, yang diakibatkan oleh kendaraan-
kendaraan serta peralatan yang dipergunakan untuk keperluan proyek.

3.18. Muatan khusus


Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit
alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan atau jembatan yang mungkin akan
mengakibatkan kerusakan dan seandainya Pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan
diatasnya, maka hal tersebut harus lebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas. Biaya
untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

3.19. Penyediaan Alat-alat, bahan dan Pekerja


Pemborong atas biayanya sendiri harus menyediakan segala alat-alat pelaksanaan pekerjaan,
material, pekerja-pekerja, baik untuk pekerjaan sementara, persiapan maupun pekerjaan
utama, transport dari atau ke lapangan, didalam /sekitar pekerjaan dan
peralatan/perlengkapan kerja lain-lain yang diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian
dan pemeliharaan pekerjaan.

3.20. Pembersihan lapangan dan penyelesaian pekerjaan


 Pada penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala
alat-alat pelaksanaan, kelebihan material, kotoran-kotoran, puing-puing dari sisa
bongkaran maupun dari sisa-sisa reruntuhan bangunan dan segala macam pekerjaan
sementara, dan membuat seluruh lapangan dan pekerjaannya rapih bersih
sebagaimana ditentukan Konsultan MK. Begitu juga halnya selama pelaksanaan
konstruksi puing-puing tersebut secara teratur dan kontinue dibersihkan, dikumpulkan
pada suatu tempat kemudian dibuang keluar site.
 Apabila perintah pembersihan dari Konsultan MK / Tim Teknis Owner selama 3 kali
berturut-turut tidak diindahkan oleh Pemborong dalam batas waktu yang diberikan
maka MK secara sepihak akan menunjuk perusahaan lain untuk mengadakan
pembersihan tersebut dan semua biaya dan akibat yang timbul menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari Pemborong.

PASAL 2 PEKERJA

3.21. Penempatan tenaga kerja


Pemborong harus mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pengerahan tenaga
kerja dan pelaksanaan kontrak. Pemborong tidak diperbolehkan untuk mengambil tenaga
kerja dari Pemberi Tugas/ Perencana ataupun Pemborong lain yang bertugas dalam proyek
ini tanpa persetujuan pihak tersebut terlebih dahulu. Seluruh tenaga kerja Pemborong
diwajibkan menggunakan tanda pengenal, topi pengaman (helm), sepatu, sarung tangan dan
peralatan pengaman lainnya sesuai dengan penugasan dilapangan dan keselamatan
lingkungan kerja yang ditetapkan.

3.22. Penyediaan fasilitas Umum


Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan air untuk keperluan air minum dan
lain-lain bagi tenaga kerjanya.

3.23. Penjagaan Keamanan

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 3–


12
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Pemborong harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan berusaha


dengan sebaik-baiknya untuk menjaga agar jangan sampai timbul kerusakan atau
pelanggaran hukum, oleh atau diantara pekerja atau sub Pemborong dan memelihara serta
melindungi para penghuni dan barang milik disekitar tempat pekerjaan.

3.24. Kesehatan Umum


Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan
pekerjaan, Pemborong harus menjamin pemeliharaan kesehatan ditempat pekerja serta
mengadakan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan menyediakan
perlengkapan PPPK yang cukup.

3.25. Tanggung Jawab


Pemborong dan Sub Pemborong dan semua orang yang dipekerjakan oleh Pemborong dan
Sub Pemborong harus bertanggung jawab atas pelaksanaan segala ketentuan yang termasuk
dalam pasal ini.

PASAL 4. PEKERJAAN, MATERIAL, DAN PERALATAN

4.1. persetujuan, Kualitas Material, kecakapan dan pengujian


Semua material dan pekerjaan harus memenuhi ketentuan dalam kontrak dan petunjuk-
petunjuk Konsultan MK / Tim Teknis Owner maupun proses persetujuan dengan konsultan
Perencana seperti diagram alir diatas. Dan dari waktu kewaktu atas perintah Konsultan MK /
Tim Teknis Owner harus diadakan pengujian baik ditempat asalnya, pabrik, lapangan atau
tempat lain untuk membuktikan dipenuhinya ketentuan/persyaratan tersebut.
Dalam hal pengadaan material, kontraktor harus menyerahkan/mendapatkan surat dukungan
material dari pabrik yang ditujukan kepada pengguna jasa.
Semua hasil uji petik harus memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dan setiap
persetujuan maupun penyimpangan harus tercatat didalam laporan bulanan.
Pemborong harus menyediakan fasilitas peralatan pengujian, pekerja dan material
sebagaimana biasanya dalam setiap pemeriksaan pengukuran dan pengujian kualitas dan
kuantitas pekerjaan dan menyediakan contoh material atas pilihan / permintaan Konsultan
MK / Tim Teknis Owner

4.2. Biaya Contoh dan Brosur


 Semua contoh material berikut brosur-brosur asli yang berkaitan harus disediakan
Pemborong atas biayanya sendiri untuk mendapatkan persetujuan Konsultan MK.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurus dan mendapatkan
perizinan serta sertifikat-sertifikat pengujian dari instansi terkait.

4.3. Biaya Pengujian


Semua biaya untuk pembuktian pengujian menjadi beban Pemborong apabila persyaratan
tersebut disebutkan dalam syarat-syarat teknis atau menjadi syarat pekerjaan atau instalasi
pekerjaan sebelum dilakukan acceptance test atau guna memperoleh dokumen serah terima,
baik tertulis didalam persyaratan ini maupun tidak tercantum didalam persyaratan ini tetap
menjadi beban Pemborong.

4.4. Biaya Pengujian yang tidak tersebut dalam syarat-syarat teknis


Apabila pengujian diperlukan karena adanya kesangsian dalam hal mutu pekerjaan Pemberi
Tugas/MK berhak memerintahkan pengujian kepada Pemborong meskipun hal tersebut tidak

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


13
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

disebutkan dalam syarat-syarat teknis, maka biaya pengujian tersebut menjadi beban
Pemborong apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan ketentuan kontrak atau instruksi
Konsultan Perencana dan atau konsultan MK.

4.5. Barang dan Peralatan memasuki Lapangan


Pemborong harus menugaskan seorang atau lebih berikut perlengkapan atau alat untuk
menjaga atau mengontrol bahan bangunan dan mencatat semua bahan bangunan yang
masuk maupun yang keluar lapangan serta bertanggung jawab untuk memeliharanya. Setiap
pemasukan dan pengeluaran barang ke atau dari lapangan harus atas persetujuan tertulis
dari Konsultan MK.

4.6. Pemeriksaan Pekerjaan Sebelum Ditutup


Pekerjaan tidak boleh ditutup atau disembunyikan dari penglihatan tanpa persetujuan
Konsultan Perencana dan konsultanMK dan Pemborong harus memeriksa dan melakukan
test untuk pekerjaan yang akan ditutup sebelum pekerjaan permanen diatasnya dilaksanakan
dan tes ini harus disaksikan Konsultan MK / Tim Teknis Owner dengan bukti Berita Acara.

Untuk setiap pekerjaan yang hampir diselesaikan, Pemborong wajib memberitahukan


sebelumnya kepada Konsultan Perencana dan konsultanMK untuk dilakukan pemeriksaan
oleh Konsultan Perencana dan konsultanMK terlebih dahulu.

4.7. Pembongkaran Bagian-Bagian Pekerjaan


Pemborong harus membongkar kembali atau membuat lubang pemeriksaan atas instruksi MK
serta memperbaiki kembali atas resiko biaya Pemborong bilamana pekerjaan telah ditutup
tanpa sepengatahuan Konsultan MK / Tim Teknis Owner (tidak ada BA yang ditanda tangani
Konsultan MK).

Apabila bagian pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai ditutup telah memenuhi syarat-syarat
kontrak maka biaya pembongkaran atau pembuatan lubang pemeriksaan tersebut dan biaya
perbaikannya kembali akan menjadi beban Pemberi Tugas.

4.8. Penyingkiran pekerjaan dan Material yang tidak Memadai


1. Apabila Pemborong menggunakan material finishing yang tidak sesuai dengan yang
telah ditetapkan dan disetujui Konsultan Perencana atau hasil pekerjaan finishing yang
tidak memenuhi syarat (jelek/kasar) , maka Pemborong berkewajiban untuk mengganti
material tersebut dengan yang telah ditetapkan ataupun memperbaiki pekerjaan
finishing yang jelek tersebut dengan biaya Pemborong. Dalam hal terjadi perbaikan
dimaksud, maka hal tersebut tidak dapat menjadi alasan perpanjangan waktu.
2. Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan MK / Tim Teknis Owner
mengenai rencana pemesanan material finishing kepada supplier atau pabrik yang
bersangkutan dan Konsultan MK / Tim Teknis Owner perlu mendapat surat pernyataan
suplier atau pabrik tersebut, bahwa Pemborong telah memesan material dengan
penjelasan type atau jenis dan volume serta waktu penyerahan barang (deliver).
Konsultan MK / Tim Teknis Owner atau wakilnya selama masa pelaksanaan pekerjaan
berwenang dari waktu ke waktu memberikan perintah tertulis untuk :
 Menyingkirkan dari lapangan dalam waktu selambat-lambatnya 1 X 24 jam
material yang menurut pendapatnya tidak memenuhi syarat-syarat dalam
kontrak dan apabila dalam waktu tersebut diatas Pemborong tidak
memenuhi permintaanya maka Konsultan MK / Tim Teknis Owner berhak
memindahkannya keluar lokasi atas biaya Pemborong.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


14
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Mengganti dengan material yang memenuhi syarat


 Membongkar dan membangun kembali (tanpa mengurangi arti pengujian
dan pembayaran yang telah dilakukan), bagian-bagian pekerjaan yang
terbukti menggunakan material atau dikerjakan secara tidak memenuhi
syarat.

4.9. Material yang Disediakan atau dipasok (Supply )oleh Pemberi Tugas
 Pengertian untuk bahan atau material atau peralatan termasuk suku cadang yang
disuplay Pemberi Tugas adalah bahan atau material atau peralatan yang dibeli
langsung oleh Pemberi Tugas dari pabrik pembuat atau supplier atau agen tertentu
dimana bahan atau material atau peralatan tersebut (barang) akan di supply langsung
kelokasi proyek bersangkutan.
 Semua biaya transport, asuransi, pajak-pajak dan lain-lain yang dikeluarkan sampai
tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab dan beban Pemberi Tugas.
 Keterlambatan tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
 Jika terjadi keterlambatan didalam skedul pengiriman bahan atau material atau
peralatan maka extra biaya yang dikeluarkan jika bahan atau material atau peralatan
tersebut harus dikirim dengan airfreigt menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
 Proses pengadaan termasuk masalah administrasi pembelian dengan pihak pabrik
pembuat, supplier atau agen hingga terlaksananya pengiriman barang tersebut sampai
dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas. Proses evaluasi prestasi
pekerjaan dan pembayaran akan dilaksanakan oleh Konsultan MK. Supervisi selama
pelaksanaan pemasangan akan dilaksanakan oleh personil dari pabrik pembuat,
supplier atau agen yang ditunjuk.

1. Didalam penawarannya Pemborong harus memperhitungkan


 Biaya pengangkutan dari tempat penyimpanan didalam lokasi proyek (gudang)
sampai ketempat atau lokasi pemasangan bahan atau material atau peralatan
tersebut.
 Biaya untuk bahan yang terbuang (waste) kecuali ada kesepakatan lain antara
Pemberi Tugas dengan kontraktor.
 Resiko kerusakan dan kehilangan barang tersebut didalam proyek.
 Biaya pengerjaan atau pemasangan serta peralatan atau bahan pembantu
lainnya, sampai barang tersebut terpasang pada bagian konstruksi yang
bersangkutan sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis.
 Biaya untuk penyimpanan, pengamanan dan administrasi pengelolaan stock
dan sistem pelaporan.

2. Tanggung jawab lainnya


 Menetapkan prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar ISO, baik untuk
prosedur pelaksanaan finishing bangunan maupun pemasangan instalasi
bangunan hingga prosedur testing dan commisioning.
 Mengatur skedul pelaksanaan atau pemasangan barang agar sesuai dengan
skedul pengadaan dan pengiriman barang sampai dilokasi proyek, termasuk
koordinasi dengan pihak Pemberi Tugas
 Memeriksa barang-barang/peralatan yang tiba dilapangan maupun digudang
dan menanda tangani Berita Acara penyerahan Barang daripihak Pemberi

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


15
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Tugas atau supplier ke pihak Pemborong bersangkutan setelah memeriksa


lengkap tidaknya barang-barang atau peralatan tersebut.
 Mensuplai barang dari sumber lain (suplier lain), jika karena sesuatu hal
Pemberi Tugas tidak dapat menyediakan barang tersebut. Dalam hal ini biaya
pengadaan barang ini akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah.
 Menjaga keamanan stock barang termasuk semua sisa yang tidak atau belum
terpakai agar tidak hilang atau dicuri, serta menyediakan gudang penyimpanan
tertutup, agar terhindar dari kerusakan atau korosi.
 Pemborong wajib untuk mencatat posisi stock barang tersebut, dengan cara
membuat buku laporan penerimaan barang dan buku laporan pemakaian atau
penggunaan barang secara up to date untuk selanjutnya dikirimkan kepada
Konsultan MK / Tim Teknis Owner secara berkala sebagai informasi.
 Pemborong wajib memberi laporan mengenai kekurangan material setiap
minggu kontraktor harus membuat rekapitulasi laporan termaksud secara
tertulis yang disampaikan kepada Konsultan MK. Bentuk atau format laporan
ini akan ditetapkan oleh Pemberi Tugas.
 Setiap akhir bulan akan diadakan stock opname dilokasi penyimpanan oleh
Pemberi Tugas bersama Konsultan MK / Tim Teknis Owner dan Pemborong
serta dibuatkan Berita Acara hasil pemeriksaan oleh Konsultan MK.
 Apabila dari laporan stock opname bulanan terdapat kehilangan atau
kerusakan sehingga tidak sesuai dengan catatan stock, maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemborong, dan Pemborong harus
membayar ganti kerugian secara tunai kepada Pemberi Tugas sesuai harga
barang tersebut dipasaran.
 Jika pada akhir proyek terdapat sisa atau kelebihan barang yang disediakan
Pemberi Tugas, maka sisa atau kelebihan tersebut harus dikembalikan ke
Pemberi Tugas.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurus dan
mendapatkan perizinan serta sertifikat-sertifikat pengujian dari instansi terkait.

3. Testing dan Commisioning


 Pada dasarnya pelaksanaan testing dan commisioning terutama untuk bahan
atau material atau peralatan tertentu akan dikerjakan oleh pihak pabrik
pembuat, supplier atau agen termasuk semua biaya yang dikeluarkan.
 Testing dan Commisioning dilaksanakan untuk semua pekerjaan instalasi dan
pemasangan peralatan Mekanikal, semua pekerjaan instalasi dan pemasangan
peralatan Elektrikal dan Elektronik.
 Khusus untuk barang atau peralatan yang disuplai oleh Pemberi Tugas pihak
pabrik pembuat, supplier bertanggung jawab terhadap hasil dari testing dan
commisioning tersebut diatas, dan bertanggung jawab pula untuk melengkapi,
memperbaiki dan menyempurnakan peralatan tersebut hingga sistem
peralatan atau eguipment dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 Dalam kaitannya dengan ketentuan diatas pihak pabrik pembuat, suplier atau
agen bertanggung jawab untuk melaksanakan test ulang jika hasil testing
pertama diragukan. Untuk ketentuan-ketentuan pada butir diatas Pemborong
tetap bertanggung jawab dalam hal koordinasi dengan pabrik pembuat,
supplier atau agen tersebut termasuk tanggung jawab dan koordinasi hingga
terlaksananya pekerjaan testing dan commisioning tersebut.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


16
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4. Warranty atau jaminan


 Pemberi Tugas berhak untuk mendapatkan warranty atau garansi bagi
peralatan tertentu dari pabrik
 Jika dalam masa garansi tersebut terdapat kerusakan akibat kesalahan pabrik
(Factory fault), maka Pemborong membantu dalam mengurus dan
mendapatkan penggantian peralatan tersebut dari pabrik pembuat.
 Untuk ketentuan-ketentuan diatas, Pemborong tetap bertanggung jawab
untuk membantu pihak Pemberi Tugas didalam mendapatkan warranty atau
garansi tersebut dari pihak pabrik pembuat, suplier atau agen yang ditunjuk.

5. Material yang disediakan / disuplay oleh Main Contractor


 Pengertian untuk bahan atau material atau peralatan termasuk suku cadang
yang disuplay Pemborong Utama adalah bahan atau material atau peralatan
yang dibeli langsung oleh Pemborong untuk pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
 Semua biaya transport, asuransi, pajak-pajak dan lain-lain yang dikeluarkan
sampai tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab dan beban
Pemborong termasuk terhadap faktor kerusakan.
 Keterlambatan tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab
Pemborong dan pihak Konsultan MK / Tim Teknis Owner akan menegur atas
keterlambatan barang tersebut..
 Jika terjadi keterlambatan didalam skedul pengiriman bahan atau material
atau peralatan maka extra biaya yang dikeluarkan jika bahan atau material
atau peralatan tersebut harus dikirim dengan airfreihgt menjadi tanggung
jawab Pemborong.
 Proses pengadaan termasuk masalah administrasi pembelian dengan pihak
pabrik pembuat, supplier atau agen hingga terlaksananya pengiriman barang
tersebut sampai dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemborong. Proses
evaluasi prestasi pekerjaan dan pembayaran akan dilaksanakan oleh
Konsultan MK.
 Supervisi selama pelaksanaan pemasangan akan menjadi tanggung jawab
Pemborong.

PASAL 3 PEMELIHARAAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN

4.10. Definisi Masa Pemeliharaan


Masa pemeliharaan berarti jumlah waktu untuk pemeliharaan yang disebutkan dalam
pelelangan dihitung dari tanggal diterbitkannya sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama
oleh MK .

4.11. Perbaikan-perbaikan
Selama masa pemeliharaan ini Pemborong harus melaksanakan perbaikan-perbaikan,
perubahan-perubahan, rekonstruksi, pembetulan-pembetulan terhadap segala kesalahan-
kesalahan dan penyimpangan selama pelaksanaan sesuai dengan permintaan Konsultan MK /
Tim Teknis Owner pada masa pemerliharaan (sehubungan dengan pemeriksaan yang
diadakan oleh Konsultan MK)

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


17
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Pemborong tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan atas


kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan. Pada waktu selesainya masa
pemeliharaan, pekerjaan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam keadaan baik dan
benar dan sesuai dengan penilaian Konsultan MK.

4.12. Biaya Perbaikan-Perbaikan dan sebagainya


Semua perbaikan-perbaikan tersebut dilaksanakan oleh Pemborong atas biayanya sendiri dan
apabila Konsultan MK / Tim Teknis Owner menganggap bahwa kerusakan-kerusakan tersebut
diakibatkan oleh karena pemakaian material ataupun pekerjaan yang diakibatkan oleh
kelalaian Pemborong dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai degan kontrak.
Apabila kerusakan-kerusakan tersebut disebabkan oleh hal-hal lain yang bukan merupakan
tanggung jawab Pemborong, maka biaya perbaikan tersebut akan dibayarkan sebagai
pekerjaan tambah.

4.13. Pemborong Gagal Mengadakan Perbaikan Yang Diperlukan


Apabila Pemborong gagal didalam melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti tersebut
diatas, maka Konsultan MK / Tim Teknis Owner berhak untuk melaksanakan perbaikan-
perbaikan tersebut dengan orang-orangnya sendiri atau Pemborong yang menjadi hak
Pemborong.

4.14. Penyelidikan-Penyelidikan Oleh Pemborong


Pemborong apabila diminta Konsultan MK / Tim Teknis Owner secara tertulis, harus
mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang terjadinya kerusakan-kerusakan.Biaya untuk
penyelidikan menjadi beban Pemberi Tugas, kecuali apabila kerusakan-kerusakan tersebut
adalah ternyata diakibatkan oleh kelalaian Pemborong.

4.15. Masa pemeliharaan


 Masa pemeliharaan untuk pekerjaan ini ditetapkan sesuai dengan ketentuan terhitung
sejak selesainya seluruh lingkup pekerjaan, yang ditetapkan dengan dikeluarkannya
sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama oleh Konsultan MK / Tim Teknis Owner
bersama-sama dengan Pemberi Tugas.
 Pada akhir masa pemeliharaan, Pemborong harus menyampaikan surat permohonan
kepada Konsultan MK, untuk dapat dilakukan penyerahan pekerjaan kedua dan apabila
seluruh kewajiban serta melengkapi persyaratan-persyaratan administratif.
 Atas dasar sertfikat penyelesaian pekerjaan kedua yang dikeluarkan Konsultan MK, akan
dibuat dan ditanda tangani Berita Acara serah terima pekerjaan kedua, antara Pemberi
Tugas dengan Pemborong. Dengan ditanda tanganinya Berita Acara penyerahan pekerjaan
kedua termaksud, maka seluruh kewajiban dan tanggung jawab Pemborong kepada
Pemberi Tugas telah berakhir, dan untuk sesuatu “garansi” atas pekerjaan Struktur dan
Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal yang ditetapkan dalam RKS tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor utama sampai dengan habisnya masa berlaku jaminan/garansi.

PASAL 4 KETENTUAN LAIN-LAIN


Semua dokumen Konsultan Perencana dilindungi oleh Undang undang Hak Cipta. Segala
ketentuan-ketentuan sehubungan dengan kontrak yang belum tercakup dalam syarat-syarat
Administrai ini akan ditentukan dan diatur kemudian oleh Pemberi Tugas pada saat Penjelasan
Lelang atau aanwijzing dan pelaksanaan pekerjaan dan merupakan bagian yang mengikat dalam
perjanjian borongan.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 4–


18
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

PASAL 5. PENUTUP

Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya yang
disampaikan kepada pemborong akan tetapi tertera didalam gambar maupun didalam Rencana
Kerja dan Syarat atau RKS merupakan kewajiban rekanan atau pemborong atau kontraktor
untuk melaksanakannya.

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan
dalam Rencana Kerja dan Syarat atau RKS ini harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau
pemborong, seolah olah pekerjaan tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemberi Tugas.

Lingkup Pekerjaan & Persyaratan Umum 5–


19
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 2
BETON
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 2
BETON SEBAGAI ELEMEN PENDUKUNG PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam bab ini yaitu : Pekerjaan beton yang bukan
merupakan struktur utama dari bangunan, tetapi sebagai elemen pendukung atau lainnya
untuk dinding bata lokal seperti kolom praktis, balok pengikat, balok pengaku (lintel), balok
keliling (ring beam, dll), dan bagian-bagian bangunan non-struktural lainnya yang
menggunakan beton diaduk di tempat yang mana dapat disyaratkan. Termasuk pekerjaan
bekisting, pembesian (reinforcement). Perluasan pekerjaan seperti yang terlihat di gambar
atau tergantung pada persyaratan praktek bangunan setempat dan sistem dinding
pekerjaan bata.

1.2. Standar/Undang-Undang (Codes)


Standar undang-undang memenuhi persyaratan standar sebagai berikut :
- PBI 1971, NI2 dari beton berkualitas maksimal K-225
- SNI 2002 : Standar Nasional Indonesia 2002
- Standar-standar yang relevan seperti diuraikan dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Struktur Beton

1.3. Gambar-Gambar Kerja


Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar kerja yang dibuat dengan tepat dibawah
supervisi dari Direksi Pengawas yang berkualifikasi yang memungkinkan detail-detail yang
lengkap dari :
A. Pembesian dalam semua beton elemen pendukung arsitektur lainnya.
B. Angkur, ikatan-ikatan antara pekerjaan beton lainnya dengan pekerjaan beton
structural.
C. Posisi dalam pekerjaan pasangan (batu).
D. Lokasi dari sambungan-sambungan konstruksi.

2. PRODUK
2.1. Material
Semen : SNI 15-2049-1994-Semen Portland
Semen kantungan (bagged cement): jangan menggunakan semen kantung lebih dari 6 bulan
usianya dan harus dijamin oleh supplier dengan jaminan tertulis.

3. PELAKSANAAN
3.1. Pengadukan Di Lapangan

Beton Sebagai Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Aduklah beton dalam alat yang disetujui yang ditempatkan di tapak pekerjaan, dibatasi
jumlah adukan pada tiap satu kali gilingan untuk menyesuaikan kebutuhan pekerjaan pada
areal konstruksi tertentu.

3.2. Pembesian Umum


Standar : PBI yang dapat dipakai pemotongan (splicing) : seperti di atas.
Penutup beton : tidak kurang dari 25 mm dari permukaan besi tulangan.

3.3. Pemasangan Pembesian


A. Persyaratan : Buatlah pembesian tulangan terhadap geseran dengan mengikat pada
perpotongannya dengan ikatan kawat besi yang kuat tidak lebih kecil dari diameter 1,25
mm atau penjepit yang disetujui. Bengkokan ujung kawat menjauhi dari permukaan
bekisting yang didekatnya.
B. Balok pengikat dan balok praktis (practical and bracing beams) : Ikatkan pengikat pada
batang besi di setiap sudut atau ikatan. Pasanglah batang besi longitudinal lainnya pada
ikatan yang tidak lebih dari 600 mm intervalnya (pekerjaan pendukung pasangan
batang).
C. Tiang atau kolom praktis : perkuatlah pembesian longitudinal kolom pada semua ikatan
pada setiap perpotongan.

3.4. Pengecoran Dan Pemadatan Beton


A. Standar : Seperti yang dapat diaplikasikan dalam standar PBI.
B. Material : Beton K-225
C. Pencoran : Gunakan metode pencoran yang meminimumkan penurunan plastis dan
keretakan akibat penyusutan.
D. Lapisan : Corlah beton secara berlapis sehingga setiap lapisan yang terjadi tercampur
dalam pengecoran yang pertama dengan proses pemadatan.
E. Hujan : Beton yang terkena hujan sebelum kering, termasuk selama pengadukan,
transport atau pengecoran akan dapat ditolak.
F. Pemadatan : Gunakanlah vibrator tenggelam dan pemerata dan dibantu dengan
metoda tangan yang benar untuk menghilangkan gelembung udara dan memadatkan
adukan beton. Jangan gunakan vibrator untuk memindahkan adukan beton sepanjang
bekisting.

Catatan Pengecoran : Simpanlah di tapak dan dapat diperiksa buku harian yang mencatat
setiap pencoran beton termasuk :
- Tanggal
- Porsi pekerjaan
- Sumber dan kekuatan beton yang dispesifikasikan
- Pengukuran slump

Beton Sebagai Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

- Volume pengecoran
- Persyaratan-persyaratan lain dari Direksi Pengawas

3.5. Pematangan
A. Umum : Melindungi beton yang baru dari pengeringan yang terlalu dini dan dari
temperature yang dingin atau panas yang berlebihan. Jagalah beton pada temperature
sekonstan mungkin dengan kehilangan kelembaban seminimum untuk periode curing.
B. Periode pematangan : Mulailah pematangan sesegera mungkin setelah finishing, den
cure terus menerus hingga jumlah kumulatif hari atau bagiannya, tidak perlu
bertalian/berurutan, selama jika temperature udara yang berhubungan dengan beton
di atas 10˚ C, secara total tidak kurang dari 7 hari sebelum dibuka atau seperti petunjuk
Direksi Pengawas.
C. Metode Pematangan : Metode pematangan yang dapat diterima termasuk sbb :
- Pemercikan air secara terus menerus atau dalam jumlah besar (pondasi)
- Karung/kain terbuat dari goni/rami dan harus dibasahi secara terus menerus.

Beton Sebagai Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 3
LAPISAN PERATAAN (SCREED) DAN PENUTUP (TOPPING)
LANTAI BETON (FLOOR HARDENER)

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapisan penutup lantai beton (nonmetalik floor
hardener) sebagaimana ditunjukkan dalam gambar-gambar dan ditentukan disini.

2. PRODUK
2.1. Lapisan Penutup Lantai Beton Heavy Duty Yang Nonmetalik
a. Menyediakan bahan yang merupakan campuran partikel-partikel hancuran agregat keras
yang non metalik, portland semen dan bahan aditive yang bersifat meningkatkan daya
kerja. Formulasikan, proses dan paketkan campuran bahan tersebut dibawah
kontrol/pengawasan kwalitas yang ketat pada pabrik yang terkontrol.
- Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan kekuatan
tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.
- Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua ruangan kecuali gudang 3 kg/m2
b. Produk-produk yang dapat dipakai :
 Nitrofloor Hardtop (Fosroc)
 SIKA
 HITCHIN / GRACE
Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan color finish floor hardener yang dipilih oleh
Direksi Pengawas.

3. PELAKSANAAN
3.1. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi
teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus diusahakan untuk mendapatkan
profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan sudut perlu mendapatkan perhatian khusus
agar bisa dicapai kepadatan maksimal.

3.2. Persiapan Permukaan


Aplikasikan bahan floor hardener pada saat permukaan beton mulai mengering, dengan
perkiraan bila permukaan beton diinjak dengan kaki ringan meninggalkan bekas sedalam
kurang lebih 3 mm. Air yang keluar dari adukan beton harus diuapkan.

Lapisan Perataan (Screed) Dan Penutup (Topping) 1


Lantai Beton (Floor Hardener)
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3.3. Finish Akhir


Penyelesaian finish akhir permukaan bisa dilakukan pada saat beton mulai mengeras dengan
menggunakan alat mekanis (power driven trowels), teruskan penghalusan hingga
menghasilkan permukaan finish yang tidak mengandung tanda-tanda penghalusan, uniform
dalam tekstur.

3.4. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.

3.5. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan cucilah
permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya sebelum inspeksi
terakhir.

Lapisan Perataan (Screed) Dan Penutup (Topping) 2


Lantai Beton (Floor Hardener)
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 3
PASANGA
N
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA RINGAN

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu sebagaimana diindikasikan
dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
1. Pasangan bata ringan untuk pemisah ruang dan baru bata ringan tahan api khusus
untuk area tangga darurat dan dinding Lift.
2. Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding bata
dengan menggunakan unit-unit bata yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non-
struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen pendukung arsitektural.

1.2. Jaminan Kualitas


a. Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan
konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang telah
ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh organisasi
pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh yang berkuasa
secara juridis atau telah memperoleh pembakuan setempat.
b. Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari
kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu
pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber dan
produsen untuk setiap agregat.
c. Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan berikut dengan
metode yang dinyatakan:
1) Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat batu bata per SII 0021-78 apabila
dipandang perlu oleh Direksi Pengawas.
2) Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk
pasangan.

1.3. Ajuan
a. Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran
batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika
hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan
lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu yang termasuk posisi, layout dan
penulangan kolom praktis, balok pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan
dengan kualitas dan standardaya sudah dinyatakan dalam RKS ini.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.4. pengiriman, penyimpanan dan penanganan pemeliharaan


a. Kirimlah bahan untuk pasangan batu bata ke proyek dalam keadaan tidak rusak.
b. Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan
kualitas atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi,
korosi atau kasus lain.
c. Simpanlah bahan yang mengandung semen jauh di atas tanah, dengan penutup dan
dalam lokasi yang kering.
d. Simpanlah agregat dalam hal penentuan tingkat dan karakteristik lain yang disyaratkan
dapat dijaga.
e. Simpanlah kelengkapan pasangan batu bata termasuk item-item logam untuk
mencegah penurunan kualitas akibat korosi/pengkaratan dan akumulasi kotoran /
debu.

1.5. Kondisi Proyek


a. Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding dengan
lembaran penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian selesai. Tutuplah
struktur yang telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang dikerjakan, agar tidak
terkena pengaruh cuaca.
b. Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah
penutup dengan aman di tempatnya.
c. Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah
pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.
d. Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan dinding
dan kolom pasangan batu.
e. Cacat/Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan
pasangan batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout atau
adukan yang berhubungan dengan pasangan batu tersebut.
f. Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan
dengan cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan
dinding.
g. Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari percikan
adukan (dropping montar).
h. Perlindungan terhadap cuaca basah : untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat
dengan tingkat awal absorbsi (pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam
sebelum ditempatkan.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. PRODUK
2.1. Bata Ringan
a. Umum : Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan
(pressure) yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain yang
diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
2) Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
3) Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
Modul Standard :
- Bata Ringan (CELCON/LEIBEL/BEP) 10 x 200 x 600
4) Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan
sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen
kebakaran.

2.2. Material Adukan (Mortar) Dan Grout


Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural / alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna adukan
yang disyaratkan.

2.3. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)


a. Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna,
bahan-bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator, penghambat, bahan-bahan
penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.
b. Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material-material
yang mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang
memenuhi standard SNI yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.

3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan, Umum
a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan (shale)
yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30 gram per 1,94
meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang menjamin setiap unit
pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi permukaannya kering pada saat
ditempatkan.
b. Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan
lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.
c. Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya dari
unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal yang
diindikasikan.
d. Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian pekerjaan
pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan pasangan untuk
Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

e. Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan sisi-
sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang disyaratkan
untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan dengan pekerjaan
sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan jika mungkin.

3.2. Perletakan Dinding Pasangan Batu


a. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari pola
ikat permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan bukaan yang
tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan
penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut, jamb dan tempat
manapun yang memungkinkan.
b. Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan, dengan
bagian-bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan dengan pekerjaan
lain.

3.3. Memperbaiki, Membatasi (Pointing) Dan Pembersihan


a. Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah, cacat
atau kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang berhubungan
tersebut. Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang berhubungan dan
pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk mengeliminasi bekas
penggantian.
b. Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void,
kecuali lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua
sambungan termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan dengannya
untuk menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang uniform dan rapih.
c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :
1. Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan
tongkat kayu (wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal (bukan
logam).
2. Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan: buanglah
alat pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air bersih.
d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang
dapat diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa
kerusakan dan penurunan mutu pada saat serah terima.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 5
BATUAN FINISHING

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Umum
Sediakan batuan finishing, lengkap terpasang sesuai gambar perencanaan dan spesifikasi
dalam dokumen kontrak.
B. Jenis Finishing
1) Honed Finish : Permukaan halus dengan sedikit kilau atau tidak berkilau sama sekali.
2) Polished Finish : Permukaan lapisan mengkilap yang memancarkan warna dan ciri
batu sepenuhnya.
3) Flamed/Termal Finish : Bertitik-titik halus, biasa atau bundar-bundar, dikerjakan
dengan temperatur tinggi pada permukaan batu.

1.02. Pekerjaan Dispesifikasi Di Tempat Lain


A. Sealant dan Caulking : seperti yang dispesifikasi pada pekerjaan Sealant dan Caulking.
B. Adukan/Mortar : seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan.

1.03. Submittal
A. Contoh Bahan:
1) Unit Lantai : 60 cm x 120, 60 x 60 cm tiap tipe dan tiap jenis finishing.
2) Unit Dinding : 60 cm x 60 cm tiap tipe dan jenis finishing.
3) Bahan Pembantu: angkur dan sealant; sesuai dengan sistim pemasangan yang
ditentukan.
B. Shop Drawings:
1) Umum : Tunjukkan detail-detail angkur dan support, tulangan, sambungan,
pemasangan. Termasuk elevasi yang menunjukkan lokasi masing-masing unit dengan
nomor identifikasi rencana penempatan/pemasangan.
2) Detail: perlihatkan detail edging, corner, reveal, bentuk-bentuk khusus dan
sambungan antara panel dalam skala penuh.
3) Design Perhitungan: ajukan untuk informasi Arsitek, termasuk sistim pengangkuran
dan angkurnya, ketebalan bahan yang diperlukan untuk sistim pemasangan yang
dipergunakan; design perhitungan harus dikerjakan dan ditanda tangani oleh ahli
yang mempunyai ijin dari instansi pemerintah.
C. Data Produk :
Spesifikasi dan data teknis yang menjelaskan tentang karakter struktural, pengangkuran,
mortar dan sealant.

Batuan Finishing 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.04. Penanganan Bahan


A. Delivery :
Umum : Tangani dengan cara agar tidak terjadi goresan kepingan atau kerusakan lainnya.
B. Penyimpanan :
Simpan dalam pallet-pallet kayu, tutup dengan bahan plastik, lindungi material yang
disimpan dari kesibukan lalulintas, operasi konstruksi, pengaruh udara dan hujan.

2. BAHAN
2.01. Material
A. Batu:
1) Umum: Bersumber tunggal untuk tiap type, gradien standard, bebas dari retak,
sambungan lipat, retak bintang dan cacat lain yang menyebabkan berkurangnya
kekuatan, keawetan dan penampilannya dalam hal warna dan variasi pola.
2) Homogeneus Tile:
 Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
 Finish : Polished finish, flame finish untuk pola lantai.
 Ukuran : Sesuai gambar perencanaan
 Produk : ROMAN, GRANITO, NIRO GRANIT.
3) Granite:
 Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
 Finish : Polished finish, flame finish untuk pola lantai.
 Ukuran : Sesuai gambar perencanaan, tebal minimal 2,5 mm
 Produk : Ex Import
4) Keramik :
 Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
 Finish : Polished finish dan flame finish untuk pola lantai.
 Ukuran : Sesuai gambar perencanaan
 Produk : ROMAN
5) Internal Corner: sambungan potongan miring untuk dinding dengan dinding, "butt
joint" untuk dinding dengan lantai.
6) External Corner: "adu manis" untuk dinding, dengan detail seperti yang terlihat
dalam gambar perencanaan.
7) Step Corner: tanpa sambungan, buatkan menerus dari panel untuk lantai,
dilengkapi dengan 3 garis naat untuk fungsi "antislip", kecuali ditentukan lain dalam
gambar perencanaan.

Batuan Finishing 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

B. Bahan Adukan/Mortar :
1) Adukan : Seperti yang dispesifikasi pada pekerjaan plesteran pengisi (plaster
backing) Pasangkan plester pengisi 3 cm untuk lantai dan 2 cm untuk dinding.
2) Grouting : Laticrete Grout, Latapoxy Sp-100, type dan warna ditentukan kemudian.

C. Latex Additive : Thin-set methode


Laticrete, 4237 mortar, atau yang disetujui setara melalui hasil pengujian.

D. Angkur "Wet System":


Digunakan bahan tembaga atau non magnetic stainless steel. Diameter 3 mm, dilengkapi
dengan baut angkur untuk mengikatkan pada dinding.

E. Angkur Dry-System:
Baja galvanized, standard, minimum tebal 3 mm, lengkap dengan adjustable plate dan pin
pengikat.

F. Sealant:
Interior : Single component silicon rubber, produk Corning atau Toshiba.

2.02. Campuran Adukan/Mortar


A. Mortar Alas Lantai:
Minimum tebal 3 cm, dengan penggunaan jenis adukan seperti yang diterangkan pada
spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.

B. Mortar Pasangan Dinding :


Minimum tebal 2 cm, dengan penggunaan jenis adukan seperti yang diterangkan pada
spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.

2.03. Joint (Naaden) :


A. Lebar sambungan > 3 mm : Gunakan Laticrete grout admixture sesuai dengan
disyaratkan pabrik pembuat; type dan warna ditentukan kemudian untuk
menyesuaikan warna finishing.
B. Lebar sambungan < 3 mm : Gunakan semen putih yang dicampur zat pewarna
maksimum 5 % berat PC.

Batuan Finishing 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

C. Lebar sambungan > 10 mm : gunakan silicon sealant untuk interior, dan non-sag
polyurethane sealant untuk eksterior.

2.04. Fabrikasi:
A. Pemotongan :
Potong panel dan bentuk-bentuk khusus lainnya sesuai kebutuhan dengan ukuran dalam
toleransi yang diijinkan; siapkan lubang dan celah untuk kaitan angkur dan pemasangan,
pemotongan dikerjakan di workshop.
Kerjakan pemotongan dengan memperlihatkan pola serat dan texture untuk
penempatan panel-panel yang bersebelahan/berdekatan; berikan penomoran panel
sesuai dengan penomoran pada shop drawing.
B. Finishing :
Kerjakan pemolesan di workshop, kerjakan pemolesan seluruh panel dengan kadar kilap
yang sama, pemolesan juga dikerjakan pada ujung pinggiran yang akan diexpose.
Pemolesan di lapangan dikerjakan hanya untuk perbaikan polesan dan jika terjadi
pemotongan di lapangan; kecuali pemolesan pasangan "adu manis".
Pemolesan "adu manis" dikerjakan di lapangan setelah dilakukan penghalusan.
C. Toleransi Fabrikasi :
1) Panel:
 Variasi permukaan dalam 1 panel = ± 1,5 mm.
 Variasi ketebalan panel = + 3 mm; - 1,5 mm.
 Variasi persegi garis luar panel : maksimum 5 mm pada pengukuran
diagonal, dalam ukuran panjang dan lebar yang ditentukan.
2) Penempatan lubang dan celah untuk angkur = ± 3 mm.
3) Kedalaman lubang dan celah untuk angkur = ± 0,5 mm.

3. PEMASANGAN
3.01. Pemeriksaan
Periksa permukaan sebelum memulai pekerjaan, berikan pemberitahuan tertulis mengenai
permukaan yang perlu diperbaiki, cocokkan perbaikan yang telah dilakukan sebelum mulai
dengan pemasangan.

3.02. Persiapan
Persiapan Permukaan : Bersihkan batu sebelum dipasang, buangkan material lain yang
merusak penyemenan, peletakan dan penampilan.

3.03. Plester Pengisi


Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan plesteran.

Batuan Finishing 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3.04. Latex Additive:


A. Thin Set Methode : campurkan pada 1 PC : 1 pasir halus; gunakan additive seperti yang
disyaratkan pabrik pembuat.
B. Thick Bet Methode : campurkan pada 1 PC : 3 pasir halus; gunakan additive seperti
yang disyaratkan pabrik pembuat.

3.05. Angkur:
A. Wet System : pasangkan fisher pada dinding minimal 2 buah setiap unit panel; ikatkan
angkur kawat tembaga sebelum pemasangan adukan, siapkan tekukan pengait
melebar sesuai celah lubang pada unit panel.
B. Dry System : tentukan titik angkur sesuai dengan rencana penempatan unit panel,
pasangkan angkur hanya pada saat panel akan dipasangkan, gunakan Dyna Bolt untuk
setiap angkur, lakukan pengeboran tanpa merusak struktur/ pasangan yang ada.

3.06. Pemasangan Panel:


A. Umum : Gunakan system pemasangan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasangan, atas persetujuan perancang, sesuai standard yang berlaku baik untuk lantai
dinding dan soffit (langit-langit).
B. Lantai, Paving dan Anak Tangga : Atur pola/pattern seperti yang direncanakan,
pasangkan adukan dengan penuh dan padat untuk bantalan pemasangan. Letakkan
setiap unit dengan benar dan hati-hati, kerjakan pemasangan dengan lebar "naaden"
(joint) sama lebar, lurus dan bersambungan.
C. Atur sedemikian rupa agar variasi-variasi permukaan batu menjadi serasi satu sama
lainnya. Kemudian padatkan (dengan tekanan) agar tidak terdapat rongga-rongga pada
adukan bantalan. Tidak diperkenankan adanya perbedaan permukaan pasangan.
D. Dinding : Sesuaikan pola/pattern seperti yang direncanakan. Pertemuan garis
sambungan dengan garis sambungan lantai harus benar-benar tepat dan sama besar.
Buat lebar sambungan seperti yang direncanakan. Atur pemasangan unit-unit panel
dengan rata, lurus dan level dalam batas toleransi yang diijinkan, jaga agar panel benar-
benar rata dan lurus permukaannya.

3.07. Toleransi Pemasangan


A. Variasi tegak lurus : 3 mm d alam 3000 mm, maksimum 6 mm pada total ketinggian,
termasuk external corner pada pertemuan bidang dinding.
B. Variasi level : 3 mm dalam 6000 mm, maksimum 6 mm pada total panjang bentang.
C. Variasi dari kerataan permukaan pada panel yang berdekatan ± 0,5 mm, termasuk
permukaan sambungan sudut (corner).
D. Variasi lebar joint : ± 0,5 mm.

3.08. Pembersihan

Batuan Finishing 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Umum : Setelah pekerjaan selesai, bersihkan batu, perbaiki sambungan yang terbuka dan
ganti pekerjaan yang salah; jangan gunakan zat asam , penggosok yang kasar, atau sikat
kawat.

Batuan Finishing 6
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI
4
METAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 6
RAILING

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi termasuk kaca balustrade beserta alas
pendukungnya angkur dan baut - baut, dengan atau tanpa finishing dan lapisan-lapisan
pelindung, sesuai dengan dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan yang dispesifikasi ditempat lain


A. Finishing : pada spesifikasi pengecatan
B. Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan
C. Beton Cor : pada spesifikasi beton cor ditempat

1.03. Submittal
A. Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan,
pelapisan pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai
berikut:
a. Railing/Handrail : sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan bagian-bagian
sambungan / tekukan, dan profil yang direncanakan.
b. Penjepit kaca : masing-masing 2 set (masing-masing atas dan bawah).
c. Baut dan mur : masing-masing 2 buah (masing-masing atas dan bawah).
B. Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.

1.04. Penanganan Bahan


Bawa bahan-bahan ke lokasi proyek dengan memberikan perlindungan sehingga tidak
merusak permukaan. Lakukan penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan
pembuat.

2. PRODUK
2.01. Umum
A. Material:
Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu penampilan; mempunyai
kesamaan texture dan warna.

Railing 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

B. Fastener:
Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama dengan bahan utama,
baut type countersunk, rata permukaan; untuk pekerjaan tersembunyi digunakan gal-
vanized.
C. Pengelasan:
Digerinda halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama; buang dan
bersihkan sisa-sisa gerinda sebelum pekerjaan finishing; buat bentuk, tekukan dan
radius dengan tepat, bersih tanpa rongga atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya.

2.02. Bahan Dasar :


A. Pipa stainless steel Ø 3” dan Plat Stainles Steel t=8mm
 Proses tempa dan asembling, bentuk dan motif sesuai dengan dokumen yang
ditentukan Perencana.
 Bahan Baku: besi solid ukuran 16/16 dan 38/38 dan Plal ukuran 8mm
 Finishing dan Warna : cat P3 sesuai standar supplier, warna sesuai dengan contoh
dari Perencana .

B. Fasteners:
Bahan yang sama dengan bahan utama

C. Angkur:
Sesuai kebutuhan utnuk mengangkurkan dan menguatkan pemasangan; zinc chromate
coating untuk bagian angkur yang bersinggungan dengan bahan utama; galvanized untuk
yang tertanam dalam beton.

2.03. Fabrikasi
A. Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan terhadap
rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan dari wakil perancang.

B. Pembuatan
1) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan perencanaan
atau yang disetujui wakil perancang.
2) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat
penyambungan sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan
seperti yang direncanakan.
3) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak
diperkenankan mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.

Railing 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan


bentuk dan pola-pola yang dikehendaki.

C. Finishing/pengecatan
Lakukan pekerjaan finishing/ pengecatan di workshop dengan cara-cara yang benar dan
sistimatis. Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan finish coat sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang dikeluarkan pembuat bahan finishing. Lihat pada
spesifikasi pekerjaan finishing pengecatan.

3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan
dan persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.

3.02. Pemasangan Elemen Struktural


A. Umum
Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur atau
baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar seperti
yang direncanakan.
B. Penanaman dalam tiang / landasan beton
Sebelum dilakukan pengecoran beton landasan/pengikat, pastikan rencana
pemasangan dalam kedudukan yang dibantu penyangga sementara tetapi cukup kuat
untuk menahan benturan ringan. Lakukan pengecoran dengan hati-hati hingga
mendapatkan bentuk dan ukuran sesuai yang direncanakan.
C. Pemasangan pada dinding
Lakukan pemasangan dengan mengangkurkan/membautkan pada posisi yang sesuai
rencana.
Bila pada usaha membautkan ternyata terjadi pengeroposan bidang kerja maka
lakukan pembongkaran, kemudian isikan bidang kerja dengan adukan. Kerjakan
perbaikan bidang kerja ini dengan luas secukupnya.

3.03. Pemasangan Handrail


Umum:
1) Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang sudah
permanen, lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk
pemasangan; pasangkan sesuai dengan shop drawing.
2) Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang diizinkan; pasangkan
sambungan benar-benar rapat, tanpa celah.

2.04. Pembersihan dan Perlindungan :

Railing 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat
pekerjaan lain-lain; buang bahan pelapis / pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat
dan cara yang diinstruksikan pabrik pembuat.

Railing 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 7
ANEKA JENIS METAL

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan pelayanan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan aneka jenis metal yang diindikasikan
pada gambar dan dispesifikasikan di dalam buku ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal berikut :
1) Hardware kasar.
2) Tangga baja vertikal.
3) Tangga baja yang terbuka.
4) Rangka dan pendukung baja ringan, tidak termasuk bagian dari masing-masing
pekerjaan lain.
5) Grating dan rangkanya yang terbuat dari baja, termasuk dudukan grating dan
pendukungnya.
6) Penutup (cover) baja dan rangkanya.
7) Rangka pintu baja struktural pada pintu servis yang digulung.
8) Kelengkapan nosing tangga untuk tangga beton (jika ada).
9) Bollard (Tiang Pengaman) dari baja.
10) Macam-macam baja untuk bingkai, pelindung sudut, pelindung sudut siku, dan kanal.
11) Penopang alas counter.
12) `Sleeves' yang tertanam di dinding dan lantai beton.
13) Baja untuk rangka, bracing, pendukung, angkur, baut, sambungan, alat pengunci
(fastener), dan semua bagian pelengkap lainnya yang diindikasikan pada gambar atau
seperti yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan pada Bab ini.
14) Pengecatan lapisan dasar, lapisan akhir, galvanisasi dan pemisahan dua metal yang
tidak sejenis pada Bab ini.
15) Pemotongan, pemasangan, pengeboran dan penutupan pada pekerjaan dalam Bab
ini untuk mengakomodasi pekerjaan lain dan pekerjaan beton, pasangan atau
material lain yang diperlukan untuk penyambungan dan pemasangan pekerjaan
dalam bab ini.

1.2. Jaminan Kualitas


A. Pengukuran Lapangan : Bilamana memungkinkan lakukan pengukuran lapangan
sebelum menyiapkan gambar kerja dan fabrikasi. Jangan boleh menunda kemajuan
pekerjaan; harus memungkinkan penyesuaian dan pemasangan yang mana pengukuran
lapangan sebelum fabrikasi dapat mengakibatkan keterlambatan.
B. Perakitan di Pabrik : Item pekerjaan pra-perakitan di bengkel dilakukan semaksimal
mungkin untuk mengurangi pemotongan dan perakitan di lapangan. Unit-unit yang
tidak dirakit hanya perlu untuk pembatasan pengapalan / pengiriman dan

Aneka Jenis Metal 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

pengangkutan. Unit ditandai dengan jelas untuk pemasangan yang terkoordinir dan
merakit kembali.

1.3. Ajuan
A. Literatur Pabrik : Ajukan spesifikasi dari pabrikan, tabel pembebanan, diagram dimensi,
detail angkur dan instruksi pemasangan untuk produk yang digunakan dalam fabrikasi
pekerjaan macam-macam metal, termasuk produk catnya.
B. Gambar Kerja (Shop Drawings) : Kirimkan gambar kerja untuk fabrikasi dan
pemasangan dari semua perakitan pekerjaan aneka besi yang belum lengkap terlihat
dalam lembaran data pabrik. Perlihatkan pula item pekerjaan pengangkuran dan
assesori pelengkapnya.

2. PRODUK
2.1. Material
A. Metal
Permukaan Metal, Umum: Untuk fabrikasi pekerjaan aneka jenis metal yang akan terbuka
pada terhadap pandangan mata, gunakan hanya bahan yang halus dan bebas dari cacat
permukaannya termasuk noda, tanda lipatan, tanda gulungan, nama bahan/produk dan
permukaan yang kasar.
B. Grout: Tidak menyusut, grout yang non-metalik.
C. Pengecatan di Pabrik: Gunakan lapisan primer pada semua item pekerjaan macam-
macam metal yang tidak digalvanis dengan menggunakan Azeron Primer seri 88 yang
dibuat oleh Tnemec atau "Rust barrier" No. 230R55 yang dibuat oleh Con-Lux atau setara
yang disetujui.
D. Pelapisan Perbaikan Galvanis: Untuk penyelesaian akhir permukaan galvanis setelah
pemasangan, gunakan Cold Galvanizing Compound atau produk setara yang disetujui.

2.2. Pengecatan Primer


A. Lingkup Pekerjaan : Semua metal yang mengandung besi (kecuali baja yang bergalvanis)
harus dibersihkan dan dicat dengan satu lapisan primer, untuk metalyang berpori yang
disyaratkan. Tidak disyaratkan untuk pengecatan primer pada baja yang digalvanis atau
pekerjaan aluminium.
B. Pembersihan : Harus memenuhi persyaratan.
C. Penerapan / Aplikasi :
i. Laksanakan pengerjaan lapisan primer dengan segera setelah pembersihan metal.
Lakukan pengecatan pada udara kering atau di tempat terlindung. Permukaan metal
harus bersih dari titik air atau kelembaban ketika pengecatan dilakukan. Mengecat
semua permukaan metal termasuk sisi samping/ujung, sambungan, lubang, sudut, dan
lain-lain.
ii. Mengecat permukaan yang akan terlindung setelah perakitan di bengkel, harus
dilakukan sebelum perakitan. Melaksanakan pengecatan sesuai dengan instruksi
tertulis pengecatan dari pabrik yang telah disetujui, dan penggunaan thinner, bahan
campuran atau bahan tambahan hanya jika dinyatakan dalam instruksi tersebut.

Aneka Jenis Metal 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

iii. Mengecat harus menutupi semua permukaan metal dan harus merata, yaitu 2.0 mils
minimum ketebalan pada saat kering. tidak boleh ada yang dikirim sampai lapisan
primernya telah kering.
B. Memperbaiki/Memperindah (Touch-up): Di bengkel, setelah perakitan dan di lapangan
setelah pemasangan pekerjaan ini, memperbaiki kerusakan atau bagian yang terkikis
pada cat primer dengan menggunakan primer metal yang mengandung zat besi.
C. Laksanakan pelapisan pada item pekerjaan metal fabrikasi, kecuali dua (2) lapisan cat
dilakukan pada permukaan yang tidak dapat dilalui setelah pemasangan atau perakitan.
Rubahlah warna lapisan kedua untuk membedakannya dari lapisan pertama.

2. 3. Lapisan Pelindung
Jika metal yang tidak sejenis berdekatan, pisahkan permukaan tersebut dengan melapisi
setiap permukaan tersebut sebelum dirakit atau dipasang dengan satu lapis cat bituminous,
yang sebagai tambahan terhadap cat primer yang disyaratkan. Tutuplah semua permukaan
yang tak disyaratkan untuk mendapatkan lapisan pelindung.

2.4. Item Metal / Logam Lainnya


a. Hardware Kasar (Rough Hardware)
1. Lengkapi dengan baut, plat, angkur, penggantung, dowel dan baja pelengkap lainnya
atau bentuk-bentuk besi yang dibengkokkan atau difabrikasikan buatan yang
disyaratkan untuk perangkaan dan pendukung pekerjaan kayu, dan pengangkuran
atau pengikat pekerjaan kayu pada beton atau struktur lainnya. Baut dan item
hardware kasar lainnya yang lurus dispesifikasikan dalam Bab-bab di Divisi 6.
2. Fabrikasikan item dengan ukuran, bentuk dan dimensi yang disyaratkan. Lengkapi
ring dari besi lunak untuk kepala dan murnya yang tahan terhadap sambungan kayu;
di tempat lainnya, lengkapi dengan ring baja.

b. Rangka dan Grating dari Baja


1. Sediakan grating dari baja galvanis hot-dipped yang memenuhi FS RR-G 661 dengan
batangan siku melintang yang dilas untuk menahan batangan baja. Grating harus
dapat menahan beban hidup yang bergerak seperti yang disyaratkan untuk struktur.
2. Pabrikan/Produsen : Sediakan grating yang diproduksi oleh lokal dan yang disetujui
oleh Pengawas.
3. Lengkapi rangka grating dengan sambungan sudut, dilas dan dihaluskan, dan dengan
dilas di atas tumpuan untuk pengangkuran yang aman di dalam beton. Rangka dan
angkur harus digalvanis.

c. Penutup dan Rangka untuk Pit : Sediakan baja dengan ketebalan minimum 12mm
penutup plat pengecek, yang diperkuat seperti disyaratkan untuk membatasi defleksi
hingga 1/360 dari bentang dengan dua (2) pegangan pengangkat yang tertanam yang
mampu menahan beban 150 kilogram. Lengkapi penutup dengan rangka siku baja,
dengan sambungan sudut, dilas dan dihaluskan, dan dilas di atas tumpuan untuk
pengangkuran yang aman di dalam beton. Rangka dan angkur harus digalvanis. Plat

Aneka Jenis Metal 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

penutup harus mampu menahan beban yang sama dengan permukaan lantai yang
berdekatan.

d. Rangka Pintu Baja Struktur


1. Fabrikasikan rangka pintu baja dari bentuk dan batangan struktural, yang dilas
semuanya, sama/seragam, kotak dan benar. Tambahkan las pada bagian-bagian yang
dirakit, sambungan yang terbuka dilas dengan menerus; gurindakan las yang terbuka
dengan halus. Sediakan penghentian dari batang baja. Amankan penghentian yang
dapat dipindahkan pada rangka dengan sekrup mesin tipe yang tersembunyi, berilah
jarak yang sama yang tidak lebiih dari 250mm dari pusatnya.
2. Sediakan penguatan (reinforcement) seperlunya dan borlah dan tutup sesuai dengan
yang disyaratkan untuk pekerjaan hardware yang telah selesai.
3. Sediakan angkur tumpuan baja untuk mengamankan rangka pintu ke dalam beton
atau pasangan, dengan menggunakan 3.0mm x 50mm tumpuan dari panjangnya
yang disyaratkan untuk penumpuan minimum sebesar 200mm. Laslah angkur pada
rangka vertikalnya tidak lebih dari 300mm dari dasar dan kepala rangkanya dan
berilah jarak angkur tidak melebihi 800mm satu dengan yang lainnya.
4. Perluaslah dasar rangka hingga ke permukaan lantai dan hubungkan ke beton dengan
jepitan siku dari baja yang dilas ke rangkanya, diangkur dengan pelindung muai
(expansion shields) dan baut.

3. PELAKSANAAN
3.1. Inspeksi
Melakukan pemeriksaan semua daerah dan kondisi di mana pekerjaan berbagai macam
metal/logam akan dipasang dan memberitahukan Pengawas hal-hal yang akan
mengganggu penyelesaian pekerjaan yang benar dan tepat waktu. Jangan memulai
pekerjaan hingga keadaan yang tidak memuaskan telah diperbaiki agar memungkinkan
pemasangan yang benar dan tepat.

3.2. Pemasangan/Instalasi
A. Penguatan/pengencangan pada Konstruksi yang dibuat di Lapangan : Sediakan
peralatan pengangkuran dan pengencang yang perlu untuk menghubungkan dengan
aman fabrikasi logam yang beraneka ragam konstruksinya di lapangan; termasuk
fastener yang berulir untuk sisipan beton dan pasangan batu, baut `toggle', baut yang
dapat menembus (through-bolts), `lag bolts', sekrup kayu, dan penghubung lainnya
yang disyaratkan.
B. Pemotongan, Pemasangan, dan Penempatan : Lakukan pemotongan, pemboran, dan
penyesuaian yang disyaratkan untuk pemasangan fabrikasi berbagai macam logam ini.
Pasanglah dengan akurat di tempatnya, posisinya dan pada tampaknya, tegak lurus, di
levelnya, benar, bebas dari kerusakan, yang diukur dari garis dan level yang
dikembangkan. Sediakan bracing dan angkur temporer di bekistingnya untuk item-
item yang akan dipasang di dalam beton, pasangan batu, atau konstruksi sejenis.
C. Sambungan Fitting : Buatkan sambungan yang terbuka dengan akurat bersama untuk
membentuk sambungan yang serapat rambut (tight hairline joints). Laslah sambungan
yang tidak akan ditinggalkan pada sambungan yang terbuka, tetapi tidak dapat dilas di

Aneka Jenis Metal 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

bengkel karena batasan ukuran pengiriman. Gurindalah sambungan yang terbuka


hingga halus dan perbaiki lapisan yang telah dicat. Jangan mengelas, memotong dan
mengikis permukaan unit eksterior yang dapat berupa lapisan galvanis hot-dipped
setelah fabrikasi, dan ditujukan untuk dibaut atau disekrup untuk penyambungan di
lapangan.
D. Pengelasan di Lapangan : Harus memenuhi `AWS Code' untuk prosedur perlindungan
manual pengelasan `metal-arc', hasil/penampilan, dan kualitas las yang dibuat, dan
metode yang digunakan untuk memperbaiki pekerjaan pengelasan.
E. Pengecatan Perbaikan (Touch-up Painting) : Segera setalah pemasangan, bersihkan las
yang dilakukan di lapangan, sambungan baut, dan daerah yang telah dicat di bengkel
yang terabrasi / terkikis, dan catlah daerah yang terbuka dengan material yang sama
dengan yang digunakan untuk pengecatan di bengkel. Aplikasikan dengan kuas atau
dengan semprotan untuk menghasilkan lapisan film kering dengan ketebalan
minimum 2.0 mils.

Aneka Jenis Metal 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 8
LEMBARAN METAL

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan kelengkapan
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lembaran aluminum komposit
maupun aluminum sheet seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam
spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
A. Curtain Wall
B. Skylight
C. Dinding masif
D. Penutup kolom
E. Canopy

1.2. Ajuan
A. Data Produk: Serahkan data produk dari penyuplai dan instruksi pemasangan untuk
setiap item barang yang dipakai
B. Shop Drawing: Setiap hasil produk dari pabrik harus dilengkapi dengan gambar yang
terdiri atas denah, tampak dan potongan detil yang mengindikasikan hubungan baik
dengan item pekerjaan yang sama dan dengan item konstruksi lain di lapangan yang
ada, perkuatan, ankur, dan item tambahan, dan finishing material
C. Serahkan minimum 2 contoh barang untuk diseleksi menunjukkan warna, tekstur, dan
pola yang akan dipasang

1.3. Jaminan Kualitas


A. Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan hanya tenaga kerja yang terlatih yang berpengalaman
baik dengan material dan metode yang disyaratkan dan menguasai persyaratan disain
yang boleh dipekerjakan.
B. Pabrikan memiliki pengalaman dalam memproduksi aluminum lembaran dan komposit
dengan ukuran dan lingkup pekerjaan yang setara. Produk dari pabrik harus pernah
digunakan sebelumnya untuk pekerjaan eksterior dengan hasil yang memuaskan.
Pabrikan harus memiliki kemampuan untuk memproduksi unit-unit tersebut sesuai
jadwal. Ajukan contoh produk dengan dokumen laporan test laboratorium independen
kepada Direksi Pengawas untuk memperoleh persetujuannya.
C. Sertifikasi: Mengirimkan sertifikasi dari laboratorium penguji independen yang
menyatakan ketebalan, kekuatan dan ketahanan seperti yang dispesifikasikan di sini.
D. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara lain:
1) American Architectural Manufacturers Association (AAMA)
 AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall

Lembaran Metal 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 AAMA 101 = Voluntary specification for Aluminium and Polly (vinyl


chloride) (PVC) Prime window and glass Doors
2) ASTM – American Society for Testing Material :
 ASTM – B 221 = Aluminium extrusion
 ASTM – B 209 = Aluminium alloy sheets and plates
 ASTM – A 36 = Structural steel
 ASTM – B 308 = Aluminium alloy
 ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows, Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E 283 = Test Methid for Rate of Air Leakage through Exterior
Windows, Curtain Walls, and Doors
 ASTM E-331 = Test Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E-1233 = Standard Test Method for Structural Performance of
Exterior Windows, Curtain Walls and Doors by Cyclic Static of Air Pressure
Differential
 ASTM E-547 = Standard Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Walls and Doors by Cyclic Static Air Pressure.
3) Japanese Insdustrial Standard (JIS)
 JIS H4100 = Aluminium and Aluminium Alloy Extruded Shape
 JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic Coating’s on
Aluminium and Aluminium Alloys
 JASS 14 = Japanese Architectural Standard Specification for Curtain Wall
 JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel Window
4) Singapore Standard (SS)
 SS 212-98 = Aluminum Alloy Window
 SS 381-97 = Aluminum Curtain Wall
5) Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan

E. Sertifikat dan garasi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Konsultan Pengawas.

F. Applicator/Kontraktor menyerahkan surat keterangan/jaminan supply produk pintu


dan jendela aluminium dari pabrik pembuat dan surat jaminan pelaksanaan QC yang
akan dilaksanakan oleh pabrik pembuat pada saat proses pemasangan, apabila ada.

G. Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta oleh
Konsultan Pengawas dengan perhitungan biaya tersendiri.

1.4. Penanganan Produk


A. Perlindungan : Lakukan semua usaha yang diperlukan untuk melindungi aluminum dan
material yang berkaitan dengan sebelum, selama dan setelah pemasangan dan
melindungi juga pekerjaan dan material dari bahan yang lainnya yang telah terpasang.
B. Penggantian: Dalam hal terjadi kerusakan, lakukan segera semua perbaikan dan
penggantian yang perlu dengan persetujuan dari Direksi Pengawas dan tanpa biaya
tambahan dari Pemberi Tugas.

Lembaran Metal 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. PRODUK
2.1. Material
A. Umum: Lembaran dan Komposit aluminum yang terseleksi berdasarkan kerataan
permukaan, kehalusan dan bebas dari keretakan
B. Kekuatan: Lembaran dan konstruksi perkuatannya mampu mendukung beban total 150
kg/m2. Pabrikan untuk memasukkan contoh produk yang memenuhi ketentuan
tersebut
C. Lembaran: sesuai dengan ASTM B 209 untuk 5005-H15
D. Las elektroda dan Bahan Pengisi: disesuaikan dengan standar pabrikan sesuai dengan
kekuatan dan kompatibilitas dari pabrikan. Hindari kesalahan warna akibat pekerjaan
tersebut
E. Perkuatan: dari bahan yang sama kecuali dinyatakan lain dan tidak korosif atau tidak
kompatibel dengan aluminum. Gunakan perkuatan yang tersembunyi (concealed
system) untuk hubungan dengan konstruksi yang beda.
F. Angkur: dari bahan dan warna yang sama sesuai dengan rekomendasi pabrik
G. Neoprene Gasket: ASTM D 1056 kelas A untuk penyekat udara
H. Joint sealer untuk join yang sesuai rekomendasi pabrikan
I. Komposisi untuk Lembaran komposit disesuaikan dengan standar pabrikan asal tidak
menyebabkan kerusakan, penurunan kekuatan dan kelunturan warna pada lembaran
aluminum.

2.2. PABRIKASI
UMUM
a. Tambahkan ketebalan aluminum atau perkuat dengan penguat tersembunyi atau
material pendukung untuk menjaga kerataan permukaan dan penurunan kekuatan
b. Lembaran dipasang sebelumnya di bengkel untuk mengurangi kesalahan di lapangan.
Tandai setiap lembar dan koordinasikan untuk pemasangan.
c. Profil lembaran dan hubungannya disesuaikan dengan gambar. Semua hubungan dan
perkuatan, termasuk angkur harus disiapkan sebelum dibawa ke site
d. Jika diperlukan las harus yang menerus

ALUMUNIUM UNTUK CURTAIN WALL


a. Frame alumunium ex. YKK Alumico,Alexindo , atau setara
b. Kaca Stopsol 8mm warna sesuai gambar / arsitek perencana
c. Frame : Mullion dam Transom
d. Sealant ex. WackerDown Corning atau setara
e. Finish powder coating
f. Bracket; 1xsiku L 90x90x9 @200mm fin. Galvanized, 2xsiku L 75x75x6 @120mm fin.
Galvanized

Lembaran Metal 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

g. Bolt+Nut : (MB 10x50mm & MB 70x100mm)


h. Dynabolt M 12x100mm

ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL UNTUK DINDING MASIF


a. Aluminum lembaran dengan tebal 4 mm (tebal coil t : 0.5mm) PVDF (ACP Eksterior) ex.
Alucobon, Seven Koordinasikan untuk join yang rapi dan rapat disesuaikan dengan
ketebalan lembaran dan perkuatannya
b. Sembunyikan semua perkuatan. Hindari hubungan yang menyebabkan lembaran benjol
atau terangkat.
c. Satukan dengan gasket , sealant pada tempat yang sesuai gambar
d. Tutup join/hubungan yang harus rata dengan permukaan lainnya
e. Sudut sudut harus ditrim dengan rapat dan rapi
f. Rangka besi hollow 40x50x1.2mm Fin. Zincromate
g. Rangka ACP : Alumunium siku menerus fin. MF
h. Bracket besi siku 50x50 fin. Zincromate
i. Bolt + Nut : M8 x 70 mm
j. Dynabolt M10x70mm

3. PELAKSANAAN
3.1. Inspeksi
Lakukan pemeriksaan atas semua area dan kondisi dimana aluminum akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas hal-hal yang akan mengganggu penyelesaian pekerjaan
yang benar dan yang tepat waktu. Jangan memulai pekerjaan hingga keadaan yang tidak
memuaskan telah diperbaiki agar memungkinkan pemasangan yang benar dapat dilakukan.

3.2. Pemasangan/Instalasi
Koordinasikan secara benar dengan bidang pekerjaan lainnya untuk meyakinkan adanya
hubungan yang mencukupi dan sesuai antara pekerjaan lain dengan yang tertera dalam bab
ini.

3.3. Penempatan/Pemasangan
Semua aluminum harus dipasang sesuai dengan gambar kerja dan penempatan (setting)
yang telah disetujui. Kecuali apabila dinyatakan lain, setiap unit harus dipasang dengan
sambungan sesuai standar pabrikan.

3. 4. Proteksi
Semua bagian-bagian aluminum yang terpasang dan menyembul keluar (projecting) harus
sepenuhnya diproteksi terhadap kerusakan dari pekerjaan konstruksi lainnya. Bagian yang
rusak harus diganti tanpa adanya tambahan biaya.
Lembaran Metal 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3. 5. Inspeksi Dan Perbaikan


Pada penyelesaian pekerjaan, harus dilakukan inspeksi yang teliti atas semua pekerjaan yang
telah terpasang dan membuat pernyataan bahwa semua unit dan sambungan yang telah
terpasang adalah sesuai dengan peraturan dari Bab ini; serta membuat perbaikan
seperlunya apabila hal yang demikian belum terpenuhi.

Lembaran Metal 5
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI
5 KAYU
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 9
PEKERJAAN KAYU UMUM

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu ini meliputi pekerjaan kayu secara umum dan merupakan pekerjaan
terpasang. Persyaratan-persyaratan pekerjaan disini berlaku untuk semua jenis
pekerjaan kayu kecuali jika disebutkan lain.

1.02. Pekerjaan yang dispesifikasi di tempat lain


A. Pekerjaan kayu khusus : seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan kayu
khusus.
B. Anti Rayap : penentuan penggunaan ditentukan disini, aturan pemakaian seperti
yang diterangkan dalam spesifikasi perlindungan terhadap rayap.

1.03. Referensi dan standard


Standard Perkayuan Indonesia, berkualitas export yang ditunjukan dengan referensi yang
dikeluarkan dari instansi yang berwewenang .

1.04. Submittal
A. Contoh Bahan
Berikan contoh-contoh bahan baik sebagai "bahan dasar" maupun "bahan jadi"
yang sudah dilakukan proses pengeringan udara dan tratment.

B. Sertifikat
Berikan sertifikat, referensi atau keterangan-keterangan pendukung yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bersangkutan.
a. Mutu kayu
Kwalitas kayu hasil pemeriksaan laboratorium, lengkap dengan lampiran
standard-standard yang dipergunakan.
b. Kadar kelembaban udara
Sertifikat hasil proses pengeringan kayu lengkap dengan data perusahaan
pengeringan kayu.
c. Ketahanan terhadap api
Sertifikat hasil pengujian dengan melampirkan formulir usaha untuk
mendapatkan tingkat ketahanan terhadap api.
d. Anti Rayap : garansi tahan terhadap rayap untuk waktu 10 tahun yang
dikeluarkan oleh applicator
e. Pengamanan dan penyimpanan

Pekerjaan Kayu Umum 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Lakukan pengangkutan dan penyimpangan kayu dengan cara yang dapat menghindari
adanya pengaruh cuaca/ alam maupun pengaruh lain yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada permukaan kayu ataupun kwalitas kayu yang sudah didapat. Lakukan
dengan cara-cara yang disarankan oleh produsen, pemroses dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas kwalitas kayu.

2. PRODUK
2.01. Kayu
A. Umum
Gunakan kayu produk dari perusahaan kayu yang "legal" dan mempunyai merk
dagang resmi yang terdaftar pada instansi pemerintah yang berwenang.

B. Jenis Kayu
1) Untuk konstruksi ringan, rangka serta panel-panel kayu digunakan kayu
Kamper Samarinda, kadar kelembaban 12 % - 15 % sesuai dengan yang
disyaratkan untuk mendapatkan kemudahan dalam pekerjaan masing-masing.
2) Untuk pekerjaan Interior, pekerjaan halus dan mempunyai detail-detail yang
rumit maka gunakan jenis Jati dengan kadar kelembaban 8% - 12 %
3) Jenis kayu ini berlaku umum, kecuali untuk pekerjaan yang disyaratkan lain dan
secara khusus.

C. Bentuk Kayu
1. Balok dan panel/ papan
Pertimbangkan arah serat kayu, mata kayu serta hal-hal lain yang dapat
dijadikan pertimbangan guna menyesuaikan dengan kebutuhan.
2. Plywood
Kelas I untuk pekerjaan yang terlihat atau terkena udara langsung dan kelas II
untuk pekerjaan yang tersembunyi. Perekat yang digunakan dari jenis kelas I.
Jumlah pelapisan minimal 5 lapis. Tebal total minimum 19 mm , kecuali jika
ditentukan lain.

2.02. Bahan-bahan pembantu


A. Baut dan Mur : Galvanized.
B. Clamp dan angkur : Besi baja, bentuk dan type standard hasil buatan pabrik.
C. Baut penyambung bahan : Gunakan type bor (drilling).
D. Paku : Bahan kawat baja yang digalvanis dengan sistim "hot dip galvanized"
untuk pekerjaan dalam bangunan.
E. Baut kecil untuk kayu : Gunakan tipe berkepala pipih dengan celah/cekungan
untuk memutar baut, galvanized atau stainless steel.

Pekerjaan Kayu Umum 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

F. Bahan perekat : Type water resistant adhesive, mutu terbaik, tidak mengandung
lemak-lemak yang akan membentuk gumpalan pada sambungan kayu.

2.03. Fire Retardant


Berikan bahan untuk memperlambat penjalaran api pada kayu yang telah kering udara,
dengan pengecatan yang dibantu proses tekanan, gunakan Flame-out atau Fire-safe atau
yang dinyatakan lulus dari pengujian Laboratorium Dinas Kebakaran.

2.04. Anti Rayap


Gunakan bahan anti rayap seperti yang diterangkan pada spesifikasi Anti Rayap, kerjakan
dengan sistim / proses vacuum.

3. PELAKSANAAN
3.01. Penyangga sementara
Diperkenankan untuk mempergunakan penyangga sementara untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan, kecuali bentuk-bentuk penyangga yang dapat mengakibatkan
kerusakan atau cacat baik pada pekerjaan kayu sediri maupun pekerjaan lain yang
berdekatan.

3.02. Angkur
Pasangkan angkur-angkur untuk mengikat kayu kepada pekerjaan lainnya yang sejenis
ataupun pekerjaan lainnya berkaitan atau berdekatan dan diperlukan sebagai penguat
kedudukan. Pengangkuran kepada pekerjaan lain tidak diperkenankan jika ternyata
mengakibatkan kerusakan.

3.03. Pengganjalan-pengganjalan
Pasangkan ganjal-ganjal kayu secara permanen untuk membantu mendapatkan level
atau kerataan permukaan finishing. Gunakan baut/angkur untuk mendudukkan ganjalan
kayu kepada permukaan dinding atau beton.

3.04. Penyambungan kayu


A. Sistim sambungan
Untuk kayu-kayu dengan jenis sambungan tenon, ekor burung (dove tail), dowel
atau tipe sambungan lain harus dikerjakan dengan mesin toleransi 0 mm.
Pada tempat-tempat yang dipandang perlu, konstruksi / sambungan harus
diperkuat lagi dengan bantuan sekrup / paku / lem, dapat dilakukan dengan cara-
cara praktek yang terbaik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

B. Bahan perekat tambahan


Setiap penyambungan kayu harus diberi bahan perekat tambahan. Gunakan jenis
perekat type water resistant adhesive yang disetujui konsultan pengawas.

Pekerjaan Kayu Umum 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

C. Kwalitas sambungan
Tidak dibenarkan adanya gap/celah sambungan yang berlebihan. Perhatikan letak
atau posisi penyambungan terhadap panjang bentangan kayu yang akan
mengakibatkan timbulnya lendutan.

3.05. Pemakuan dan pembautan


Lakukan pemakuan dan pembautan antara satu bagian dengan yang lainnya dengan
memperhatikan ukuran, bentuk dan jenis paku, baut dan kayunya sendiri.

3.06. Finish Kayu


A. Seluruh komponen kayu, sisinya yang teraba dan terlihat harus dihampelas halus,
kemudian baru diselesaikan (difinishing).
B. Penyelesaian pada setiap permukaan kayu, baik berupa bidang datar atau bulatan
menyudut harus diselesaikan dengan halus dan merata sehingga tidak menajam
agar tidak mengganggu rabaan / sentuhan.
C. Tidak dibenarkan terjadi cacat-cacat yang disebabkan oleh pekerjaan yang tidak
rapi, benturan atau gesekan.

Pekerjaan Kayu Umum 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 10
PEKERJAAN KAYU INTERIOR

1. UMUM
1.01. LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kayu, finishing, dan lain-lain di dalam
bangunan (Ruang Serbaguna dan Ruang Pre Function) lengkap dengan pelapisan bahan
lain seperti yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
B. Batasan Pekerjaan
Batasan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan "Exposed" : Semua pekerjaan kayu yang terletak dipermukaan dan terlihat
mata secara permanen.
2. Semi Exposed : Pekerjaan yang sewaktu-waktu terlihat tetapi kedudukan tetapnya
tersembunyi.
3. Tersembunyi : Pekerjaan selain dari yang disebutkan diatas.

1.02. PEKERJAAN YANG DISPESIFIKASI DITEMPAT LAIN


A. Pekerjaan Kusen dan Pintu Kayu
Pada spesifikasi pekerjaan kusen dan pintu kayu.
B. Pekerjaan Pemahatan dan Ukiran Kayu
Penyediaan tenaga ahli dan pengerjaan pemahatan ukiran akan dibuatkan kontrak secara
terpisah. Kontraktor hanya bertanggung jawab atas pekerjaan pemasangan.
C. Pekerjaan Panel Kayu
Pada spesifikasi pekerjaan panel-panel kayu pada partisi pada ruang2 khusus
D. Pekerjaan Pengecatan Enamel / Melamik
Seperti yang dispesifikasi pada pekerjaan pengecatan.

1.03. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan
1. Bentuk Lembaran: 30 x 30 cm memperlihatkan bahan dasar dan finishing.
2. Bentuk Batang: 60 cm lengkap dengan profil dalam keadaan belum difinishing.
3. Pintu Interior: memperlihatkan sebagian atau satu unit pintu dalam keadaan belum
difinishing untuk memperlihatkan serat kayu, sistim sambungan dan detailnya.
4. Panel Interior:
Memperlihatkan sebagian atau satu unit panel kayu pelapis gypsum board dalam
keadaan belum difinishing untuk memperlihatkan serat kayu, sistem sambungan dan
detailnya.
5. Bahan Pelapis Finishing : sample produk yang dikeluarkan pabrik pembuat.

Pekerjaan Kayu Interior 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

6. Alat Pelengkap : masing-masing 1 unit lengkap untuk setiap paket pekerjaan.


B. Shop Drawing
Gambar lengkap yang memperlihatkan, denah, tampak setiap unit yang berbeda disertai
detail-detail dari setiap komponen material, penyambungan, pengangkuran dan
penyelesaian.
C. Produk Data
Spesifikasi, data-data teknis, petunjuk-petunjuk teknis yang dikeluarkan pabrik/pembuat.
D. Sertifikat
1. Sertifikat kadar kelembaban kayu hasil pengeringan dengan cara dry-klin seperti yang
diterangkan pada spesifikasi kayu umum.
2. Fire retardantt treatment yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan instansi
pemerintah yang bertanggung jawab; seperti yang diterangkan pada spesifikasi kayu
umum.

2. PRODUK
2.01. KAYU
A. Umum
1. Tebal kayu lebih kecil dari 50 mm, gunakan dengan kadar kelembaban tidak kurang 8 %.
2. Tebal kayu lebih besar dari 50 mm, gunakan dengan kadar kelembaban tidak lebih dari
15 %.
3. Fire retardant sesuai dengan standard ASTM-E84, class
B. Playwood
Produk standard, lapisan akhir dari jenis kayu Jati. Tebal 19 mm kecuali jika disyaratkan
lain, hasil pelapisan minimal 5 lapis.
C. Panel Kayu
Dari jenis kayu Jati, texture rata, tidak mengandung mata kayu, tidak ada retak-retak, tebal
sesuai dengan kebutuhan.
D. Kayu Rangka tersembunyi
Kamper Samarinda, diserut , ukuran sesuai dengan kebutuhan, diberi cat meni/primer.
E. Pintu Khusus/Interior
Hasil pekerjaan pabrik, ukuran standard, texture dan motif ditentukan kemudian dalam
gambar perencanaan.
F. Bahan Pelapis/Finishing
1. Umum : Seperti yang dibutuhkan pada pekerjaan interior, tebal minimal 1,25 mm.
Warna type permukaan ditentukan kemudian.
2. Melamic : IMPRA wood finishing system, dengan sistim semprot, warna dan type
ditentukan kemudian atas persetujuan perencana.
3. Perekat : Type water resistant untuk pekerjaan interior; gunakan produk yang
direkomendasikan masing-masing pembuat bahan yang memerlukan.

Pekerjaan Kayu Interior 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

G. Edging/Profile : Solid stock, kayu keras, texture sesuai panel yang dipergunakan atau yang
disekitarnya.
H. Backing sheet: Playwood, tebal 18 mm.

2.02. FASTENER
A. Baut dan mur : Grade A, galvanized.
B. Clamps, angkur dan washer : baja, galvanized, type standard.
C. Paku : Kawat baja, hot-deep galvanized, ukuran sesuai penggunaan ukuran kayu.
D. Driven fasteners : Ramset atau yang setara, ukuran dan type sesuai kebutuhan.
E. Expansion bolt : Self drilling tubular expansion shell bolt anchor.
F. Screw untuk kayu : Brash, tipe kepala pipih dengan cekungan untuk pengerjaan.

2.03. FABRIKASI
A. Umum
Fabrikasi dilaksanakan ditempat lain. Gunakan peralatan-peralatan canggih yang
mempunyai ketelitian tinggi dan standard kwalitas pekerjaan yang tinggi. Lengkapi
komponen-komponen pelengkap agar dapat dihasilkan pekerjaan yang baik dan benar.
B. Pintu Khusus/Interior
Pekerjaan fabrikasi dimulai setelah mendapatkan persetujuan dari perancang. Kerjakan
dengan ukuran, ketebalan, konfigurasi dan profil seperti yang direncanakan.
1. Pembuatan
Setiap komponen bagian tidak diperkenankan mempergunakan kayu sambungan.
Gunakan sistim penyambungan seperti yang diterangkan dalam pekerjaan kayu umum.
Haluskan permukaan dengan amplas kayu yang tepat. Haluskan sudut-sudut pinggiran
pintu.
2. Ukuran dan Jarak Bebas
Kordinasikan dengan rencana pemasangan untuk menyesuaikan ukuran-ukuran dan jarak
bebas pintu yang sebenarnya. Buat ketebalan pintu 45 mm, kecuali bila dinyatakan lain.
Buatkan jarak bebas pintu terhadap kusen maksimum 3 mm untuk bagian atas dan
samping, maksimum 3 mm diatas threshold dan maksimum 6 mm jarak bebas tanpa
threshold.
3. Percobaan Pemasangan
Lakukan percobaan pemasangan yang disaksikan oleh Konsultan Perancang / Konsultan
Pengawas. Percobaan pemasangan ini dilakukan ditempat yang ditunjuk.
C. Trim dan Mill Work
Fabrikasi plain (skirting), molding, handrail, panel-panel serta profil lainnya dengan type,
ukuran, ketebalan, konfigurasi dan profile seperti yang terlihat dalam gambar
perencanaan; haluskan permukaan dengan amplas kayu yang tepat; haluskan sudut-sudut
pinggiran.

Pekerjaan Kayu Interior 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2.05. FINISHING
A. Umum
Kerjakan finishing (penyelesaian permukaan) pekerjaan kayu Interior (Ruang Dalam).
Gunakan dan kerjakan bahan finishing sebanyak-banyaknya agar dapat dihasilkan
permukaan/akhiran yang halus dan rata, tidak terlihat sambungan-sambungannya, tidak
terdapat endapan-endapan bahan finishing dan bebas dari noda yang mengurangi kualitas
pekerjaan. Kerjakan sebagaimana yang disyaratkan.
B. Jenis-jenis Finishing Permukaan
Jenis-jenis finishing ditentukan dalam tabel contoh warna dan material. Kerjakan setiap
jenis finishing mengikuti petunjuk dan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh pabrik bahan
finishing yang terpakai.
C. Persiapan : Hilangkan bercak-bercak atau lemak yang melekat, amplas seluruh permukaan
hingga benar-benar halus dan bersih, gunakan alkohol untuk membasahi permukaan.
D. Finishing Melamic :
1. Wood Filler : Type SH - 113, warna disesuaikan untuk mendapatkan warna akhir seperti
yang direncanakan.
2. Stain : WS - 162, warna disesuaikan dengan warna akhir yang direncanakan.
3. Sealer : Melamic sanding sealer type dan warna ditentukan kemudian sesuai dengan
rencana warna akhir.
4. Melamic Lack : Clear semi gloss atau clear dof, type ML - 137 HS, kecuali jika disarankan
lain oleh manufacturer.
5. Finishing Fabric : Pada R. Serbaguna sebagian dinding menggunakan kain Pengosekan
Bali, cara pemasangan sesuai dengan gambar dan ketentuan Perancang.

2.06. PENGANGKUTAN DAN PENGAMANAN


Kontraktor bertanggung jawab atas pengangkutan dan penyimpanan bahan-bahan.
Lakukan seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat.

3. PELAKSANAAN
3.01. INSPEKSI/PEMERIKSAAN
Periksa pekerjaan-pekerjaan sambungan dan detail-detail. Buat catatan tentang keadaan/
kondisi hasil pekerjaan khususnya jika ada kekurangn atau kelemahan, Jangan memulai
pekerjaan pemasangan sebelum didapat hasil fabrikasi yang memuaskan.

3.02. PERSIAPAN
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan untuk jenis pekerjaan yang difabrikasi ditempat
lain. Berikan catatan jika terdapat kelainan/perbedaan dari yang direncanakan. Lakukan
penyesuaian atas persetujuan Konsultan Perancang / Konsultan Pengawas.

3.03. PEMASANGAN
A. Umum

Pekerjaan Kayu Interior 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan dengan lengkap dan benar dalam
batas toleransi yang diizinkan.
B. Pengganjalan, Penggantung dan Paku
Lakukan penggantungan, pengganjalan dan pemakuan pada dinding, lantai atau
rangka langit-langit secara hati-hati dan benar. Buatkan satu contoh pemasangan
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan sebelum ada persetujuan.
C. Kualitas Pekerjaan
1. Ikatkan pada bidang kerja, gunakan baut counter sunk, concealed fasteners; ukur
dan potong dengan tepat untuk menghasilkan pemasangan yang akurat dan tepat,
terkordinasi dengan pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerjakan finishing dengan halus, bekas goresan, bebas noda-noda lainnya atau
cacat pada permukaan.
3. Perbaiki dan berikan finishing yang kurang sempurna, kerjakan finishing di
lapangan dengan cara dan persyaratan yang dikerjakan dalam work shop.

3.04. PEMASANGAN PANEL INTERIOR


Pasangkan panel sesuai dengan urutan pekerjaan yang ditentukan dalam gambar perencanaan;
pasangkan pada support/penggantung dengan concealed clip, jangan dilakukan pemakuan
atau pembautan pada permukaan expose.

3.05. TOLERANSI PEKERJAAN


A. Sambungan-sambungan : tidak ada toleransi kesalahan
B. Kerataan vertikal : 1,5 mm pada total ketinggian
C. Kerataan horizontal : 3 mm dalam 3000 mm, maksimum 6 mm pada lebar total
D. Kerataan permukaan : 1 mm ke luar atau ke dalam.

3.06. PEMBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN


Setelah selesai pemasangan segera lakukan pembersihan tanpa meninggalkan lemak-lemak
atau endapan-endapan yang mengakibatkan adanya perbedaan cahaya permukaan serta
goresan-goresan. Lakukan perbaikan jika terdapat goresan pada permukaan. Kemudian
berikan perlindungan seluruh permukaan pekerjaan.

Pekerjaan Kayu Interior 5


SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 7
PINTU DAN
JENDELA
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 16
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA METAL

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium dan besi, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

1. ALUMUNIUM
1.1. Standar Dan Rujukan
A. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 07-0603-1989 – Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur.

B. British Standard (BS)


 BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
 BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
 BS 5368 (Part 3) – Structural Performance

C. American Society for Testing and Materials (ASTM).


 ASTM B221M-91 – Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bars, Rods,
Wire Shapes and Tubes.
 ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain
Wall
 ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
 ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain
Wall

D. American Architectural Manufactures Association (AAMA).


AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium

E. Japanese Industrial Standard (JIS)


 JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
 JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium

1.2. Deskripsi Sistem


A. Kriteria Perencanaan
 Faktor Pengaman

Pintu Besi Dan Kusen 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian aluminium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
 Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
perencanaan.

B. Pergerakan Karena Temperatur


Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang
tidak merekat dan hal – hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung
pergerakan ini.

C. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan
angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi
kerusakan.

D. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit
panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

E. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan
sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum
3,4 L/m2/minimal.

1.3. Prosedur Umum


A. Contoh Bahan dan Data Teknis
 Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe
aluminium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahan
kelokasi pekerjaan.
 Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk
Konsultan MK atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan
sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
 Ketebalan lapisan,

Pintu Besi Dan Kusen 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
 Keseragaman warna,
 Berat,
 Karat,
 Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/ m2 untuk masing-masing
tipe.
 Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
 Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
B. Spesifikasi Teknis
 Dimensi : 3” x 1 ¾” / 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu dan
jendela bukan curtain wall)
 Tebal profil aluminium : 1.2 mm (minimal)
 Ultimate strength : 28.000 pci
 Yield strength : 22.000 pci
 Shear strength : 17.000 pci
 Finishing pelapis luar permukaan aluminium adalah powder coating dengan
ketebalan minimal 50 mikron di seluruh permukaan aluminium dengan warna
sesuai persetujuan Perencana Arsitektur.
C. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
D. Gambar Detail Pelaksanaan.
 Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan
rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan,
harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
 Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
 Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir
penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan
pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja.
E. Pengiriman dan Penyimpanan
 Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
 Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus
ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.
F. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,

Pintu Besi Dan Kusen 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama
1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
1.4. Bahan – Bahan Dan Produk
A. Aluminium
 Aluminium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah
dari jenis aluminium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan
ATSM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di workshop, dengan
lapisan powder coating minimal 50 mikron dalam warna sesuai Skema warna
yang ditentukan kemudian.
 Tebal profil minimal 1,2 mm, merek Alexindo, atau yang setara dengan
ukuran dan bentuk sesuai Gambar Rencana. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
 Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
B. Alat Pengencang dan Aksesori.
 Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat
pengencang dan komponen yang dikencangkan.
 Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
 Penahan udara dari bahan vinyl.
 Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
C. Kaca dan Neoprene/Gasket.
 Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi ketentuan.
 Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan
aluminium harus memenuhi ketentuan.
 Bahan : Neophrene / EPDM
 Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
D. Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
E. Sealant Dinding (Tembok)
 Bahan : Single komponen
 Type : Silicone Sealant
F. Screw
Bahan : Galvanized screw
G. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air
dan suara.
Bahan : Butyl Rubber
Pintu Besi Dan Kusen 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

1.5. Pelaksanaan Pekerjaan


A. Fabrikasi
 Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas
Lapangan.
 Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan
ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
B. Pemasangan
 Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterimanya.
 Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
 Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
 Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
 Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk
mencegah kerusakan komposisi aluminium.
 Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada bagian
aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik,
seperti baja anti karat, nilon, neophrene dan lainnya.
 Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
 Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan dilokasi.
 Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
 Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
 Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
 Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
 Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.

Pintu Besi Dan Kusen 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
 Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
 Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
 Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
 Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.
 Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air.
 Semua aluminium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen; aluminium
telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau
plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

2. BESI
1.01 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan pelayanan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan Pintu Besi dan Kusen seperti
yang terlihat di gambar dan dispesifikasikan di dalam gambarnya, termasuk tetapi tidak
terbatas pada hal-hal berikut:
A. Pintu besi berongga dan kosen untuk eksterior untuk bukaan yang tahan api dan
tidak tahan api.
B. Persiapan pintu baja dan kosen untuk pemasangan 'finish hardware', termasuk
penguatan, pemboran dan penyumbatan seperlunya.
C. Persiapan pintu besi berongga untuk pemasangan kaca yang disyaratkan.
D. Kisi-kisi (jalusi) baja untuk pintu besi berongga.
E. Pengecatan primer pabrik untuk pekerjaan ini.

1.2. Jaminan Kualitas


Peraturan dan standar: Sebagai tambahan untuk memenuhi semua peraturan dan
persyaratan yang berlaku. Memproduksi semua pintu berlabel sesuai benar-benar
dengan spesifikasi dan prosedur dari Underwriters Laboratories Inc atau lembaga yang
setara.

1.03. Ajuan
Gambar kerja :

Pintu Besi Dan Kusen 6


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
A. Ajukan semua gambar kerja kepada Direksi Pengawas untuk diperiksa sesuai
dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
B. Gambar kerja harus diperlihatkan dalam skala besar, profil, ukuran dan
penulangan dan pengangkuran serta untuk mengamankan bahan disekitarnya.
C. Masukkan daftar, tabel kualitas dari setiap jenis dan tipe dari ‘buck’, rangka, lis dan
pintu, ukuran pintu dan rangkanya, bukaan, kisi-kisi, pemotongan, lokasi dan
persyaratan label serta bukaan untuk pemasangan panel kaca.

2. PRODUK
2.01. Fabrikasi – Umum
A. Fabrikasikan satuan metal berongga menjadi kekar, rapi dan bebas dari kerusakan,
pelintiran atau tekukan. Bentuklah metal dengan cermat sesuai dengan ukuran
dan profil yang disyaratkan. Las sambungan yang terbuka secara menerus harus
digurinda, dan diselesaikan dan buatlah permukaannya menjadi halus, rata dan tak
terlihat. Penggunaan bahan pengisi metalik digunakan untuk menyembunyikan
cacat tidak akan diterima.
B. Kecuali apabila diindikasikan lain, sediakan type kepala yang rata (countersunk)
untuk baut dan sekrup yang terbuka.
C. Persiapkan satuan metal berongga untuk menerima finish hardware, termasuk
pemotongan, penulangan, pemboran dan penutupan yang sesuai dengan daftar
finish hardware dan cetakan yang disediakan oleh pemasok hardware.
D. Tempatkan finish hardware seperti terlihat pada gambar kerja akhir sesuai dengan
lokasi yang dinyatakan.

2.02. Pabrikasi
Sediakan produk yang disetujui oleh Direksi Pengawas, yang memenuhi spesifikasi ini.

2.03. Spesifikasi Bahan


A. Kusen SPHC Tebal 1,6 mm
B. Rangka plat U Tebal 1,6 mm
C. Daun SPHC 1,6 mm
D. Tebal pintu 55 mm
E. Isi rock wool density 100 kg/m2
F. Finishing Duco
G. Tahan api 3 jam (bersertifikat)
Aksesoris :
- Hinges, Lock set, Handle ex. CISA, Wilka
- Door Closer ex. CISA, Wilka
- Panic bar ex. CISA, Wilka

Pintu Besi Dan Kusen 7


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
2.04. Produk
Pintu dan jendela Besi harus dari kwalitas yang baik dan sesuai standard yang berlaku
diantaranya produksi Lion Metal, Metalindo dan Bostinco atau setara.

2.06. Penolakan
. Rangka dan pintu metal berongga yang cacat, memiliki pemotongan hardware dari
ukuran atau lokasi yang tidak tepat, atau yang mengganggu pemasangan yang benar
pada pintu, hardware atau pekerjaan lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan
yang baru tanpa biaya tambahan dari Pemilik.

3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan/Inspeksi
Periksalah area dan keadaan dimana pintu dan rangka baja harus dipasang dan
beritahukan kepada Direksi Pengawas kondisi yang mengganggu untuk menyelesaikan
proyek dengan tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan tersebut telah diperbaiki untuk memungkinkan instalasi/pemasangan
pekerjaan yang benar.

3.02. Pemasangan
Rujukan kepada Bab 06200 untuk prosedur pemasangannya untuk seluruh pekerjaan
dalam Bab ini.

Pintu Besi Dan Kusen 8


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 17
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA KAYU

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai/ memenuhi Dokumen Kontrak.

1.02. Pekerjaan lain yang terkait


A. Pekerjaan Penyelesaian (Finishing)
Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan pengecatan.
B. Pekerjaan Perakitan
Seperti dijelaskan dalam spesifikasi Pekerjaan Kayu.
C. Pekerjaan Pintu Khusus
Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan Interior.

1.03. Submittals
A. Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
B. Shop Drawing
- Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
- Dimensi dan detail potongan
- Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan yang
sempurna.
C. Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah sesuai
dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti yang terlihat
pada skedule pintu yang berlaku.

1.04. Penanganan Produk


A. Pengiriman
Pintu dan kusen harus dikirimkan dalam keadaan terlindung, diberi keterangan jenis dan
lokasi pemasangan.

Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela 1


Kayu
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

B. Penyimpanan
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan bersirkulasi
udara baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat mengakibatkan kerusakan.

2. BAHAN
2.01. Bahan
A. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
B. Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai kelembaban
maksimum 12 %.
C. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
D. Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak. Kayu mutu Kelas A.
E. Daun pintu dan panel-panel :
1) Dimensi sesuai gambar.
2) Pintu Panel kayu , kayu jati textur baik , tidak retak dan tidak mengandung mata kayu.
3) Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik, tidak
retak ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.

2.02. Standard Pekerjaan


A. Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish lakukan
pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas sampai halus
hingga siap untuk finishing.
B. Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kukuatan geser 14 kg/
cm².
C. Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari" atau "rusuk".
D. Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan terhadap kebakaran
dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan ini.
E. Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan untuk
mendapat persetujuan dari MK.

2.03. Ukuran Dan Jarak


Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak yang normal
agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi adanya perubahan
temperatur udara.

2.04. Finishing

Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela 2


Kayu
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan didaerah
Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan seperti yang
ditunjukan dalam schedule warna dan finishing.

2.05. Perlengkapan lain


Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/ Perancang.

3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
A. Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek / Konsultan Pengawas.
B. Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh perancang atau Pengawas.

3.02. Fabrikasi
A. Umum:
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang
tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang direncanakan.
B. Rangka:
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk kebutuhan dari
setiap jenis pintu.
C. Ukuran:
Perhatikan ukuran lebar , tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.

3.03. Pemasangan
A. Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-benar 90
derajat.
B. Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
C. Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau ada
bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun
pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi persyaratan.
D. Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
E. Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen
didaerah tersebut telah selesai dan kering.

3.04. Pengamanan
A. Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus diamankan dari
cacat-cacat dan noda-noda.

Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela 3


Kayu
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
B. Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu harus
dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.

C. Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas seluruh


permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan pengaruh atau kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
D. Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban kontraktor.

Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela 4


Kayu
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 18
CURTAIN GLASS DAN PINTU KACA

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin apabila ada beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

1.2. Pengendalian Pekerjaan


NI-3-1970, SII dan ASTM
Standar spesifikasi dari pabrik dan persyaratan teknis.

1.3. Prosedur Umum


A. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

B. Pengiriman dan Penyimpanan


1) Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merk pabrik dan data
teknisnya.
2) Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga
terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

2. PEKERJAAN CURTAIN GLASS


2.1. Bahan - Bahan
1) Toleransi ketebalan maksimum kaca yang diijinkan adalah 3%, produksi ex. ASAHIMAS
atau setara.

2) Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

3) Kaca Berwarna/Tinted Glass.

Curtain Glass 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan
menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, seperti tipe Panasap
buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja sedang warna kaca
harus sesuai ketentuan dalam Skema Warna.
Kaca pada bangunan utama menggunakan Kaca Vision 6mm dan 8mm.

4) Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.


Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara dipanaskan
sampai temperatur sekitar 700 derajat C dan kemudian didinginkan secara mendadak
dengan semprotan udara secara merata pada kedua permukaannya, seperti tipe
Temperlite dari Asahimas atau yang setara.
Processing Kaca Tempered harus dilakukan oleh Pabrikan yang direkomendasikan
secara resmi oleh Principle Pabrik Kaca ( Asahimas Flat Glass atau setara ).
Kaca Processing untuk tempered glass harus full tempering glass ( bukan semi heat
strengthen ) dengan spesifikasi sesuai ketentuan dari Perencana serta memenuhi
ketentuan SII.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca pada bangunan utama menggunakan Kaca Tempered 12 mm

5) Kaca Safety Laminated Glass ( Lamisafe Glass )


Processing Kaca Laminated harus dilakukan oleh Pabrikan yang direkomendasikan
secara resmi oleh Principle Pabrik Kaca ( Asahimas Flat Glass atau setara ).
Kaca Processing untuk laminated glass harus bebas dari gelembung udara / bubble
dengan ketebalan lapisan film laminated / PVB sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh Perencana serta memenuhi ketentuan SII.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca pada Area Canopy menggunakan Kaca Laminated 4mm + 4mm

6) Kaca Jenis Tahan sinar UV dan Infrared / Kaca Reflektif Tinted


Kaca reflective merupakan kaca yang diberi lapisan pelindung untuk merefleksikan sinar
matahari.
Digunakan jenis reflektif glass yang rendah transmisi panas dan ultravioletnya sesuai
standard yang ditentukan Perencana.
Kaca harus produksi dari pabrikan yang memiliki sertifikat Green Building Council
Indonesia.
Digunakan jenis STOPSOL ASAHIMAS / setara
Kaca pada bangunan utama menggunakan Kaca Stopsol 8mm dan 12mm Super Silver
Dark Green dan Kombinasi dengan Super Silver Dark Blue.

7) Kaca Es/Sandblasted Glass.

Curtain Glass 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan ketebalannya
merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SII, seperti
buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

8) Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

9) Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimensi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.

2.2. Pelaksanaan Pekerjaan


A. Umum.
1) Kontraktor harus memberikan contoh kaca kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan
kepada Pemberi Tugas kecuali dinyatakan lain oleh Direksi Lapangan, kaca-kaca
didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah dalam keadaan siap pasang ( cut to size ).
2) Tepi kaca harus diberi sealant kualitas terbaik ex Wekker, GE, Dow Corning atau setara
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
Pemasangan harus bersih, rapih dan tidak terjadi kebocoran.
3) Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam pekerjaan ini.
4) Kontraktor diharuskan membuat mock up skala 1:1 untuk disetujui Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas dalam bidang yang cukup lebar.
5) Bahan kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan yang
mungkin terjadi serta diberi tanda agar mudah diketahui.
6) Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Rencana adalah ukuran
yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi
harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin
tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas, bila
dikehendaki lain.
7) Semua bahan harus dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
8) Kontraktor bertanggung jawab atas semua kaca yang terpasang sampai penyerahan
pekerjaan. Kerusakan harus diperbaiki / diganti atas biaya kontraktor.

B. Pemasangan Kaca.
1) Sela dan Toleransi Pemotongan.

Curtain Glass 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
2) Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
3) Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
4) Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
5) Kedalaman celah minimal 16mm.
6) Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
7) Sela untuk Sealant harus ditambahkan sesuai dengan jenis sealant yang digunakan.

C. Persiapan Permukaan.
1) Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
2) Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
3) Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik.
4) Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.

D. Sealant Sillicone.
1) Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Sealant Sillicone yang sesuai.
2) Sealant Sillicone dipasang pada bidang antar kusen dengan daun pintu dan jendela,
yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
3) Penggantian dan Pembersihan.
4) Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
5) Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3. PINTU UTAMA
3.1. Pintu Automatic Entrance
Pintu otomatis sliding akan dilaksanakan pada pintu masuk utama (main entrance) produk
DORMA, BESAM atau setara. Pintu otomatis disyaratkan memenuhi spesifikasi berikut:
3.2. Data Teknis
 Mechanic Door Carier
 Microprocessor Control Unit
 DC Motor
 Power Supply Unit 230 v/1 phase/ 50 Hz
 Position Switch Key / PSK-6
 Radar Motion Detector
Curtain Glass 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
 Connection Unit
 Konsumsi Daya 250 Watt
 Optional Parts :
 Electrical Lock
 Emergency Opening Unit
 Manual Opening Device
 Photocell
 Waktu Tunda : 0 – 60 detik
 Kecepatan Membuka atau Menutup : 0,3 m/det. S/d 1,4 m/det.
 Berat Daun Pintu : 200 kg/1 daun

3.3. Operating System


 Microprocessor Control Unit
Control Unit mempunyai akurasi yang tinggi, flexible dan compatible, sehingga
mampu dan dapat dihubungkan dengan bermacam-macam sensor aktivator (Push
Button, Electrical Mat Switch, Code Lock, Card Lock, Remote Control, dan lain-lain),
dapat diatur atau diprogram kecepatan membuka atau menutup, waktu tunda,
jarak partial opening, dan lain-lain, dan dapat dikoneksi dengan computerized
system dan dapat dihubungkan dengan Fire Alarm atau Safety Alarm System.
 DC Motor
Operator menggunakan motor DC, sehingga mempunyai effisiensi output yang
baik serta menghasilkan suara yang lebih halus.
 Position Switch Key
Pintu dapat dioperasikan dalam 6 (enam) program , yaitu :
 Normal System
Pintu membuka dan menutup secara otomatis selebar daun pintu (Full Open)
 Open System
Pintu dalam keadaan membuka terus menerus
 Close System
Pintu dalam keadaan tertutup secara otomatis, sistem otomatis dimatikan
 Exit/One Direction System
Pintu bekerja secara otomatis dan membuka hanya dari satu arah saja
 Auto Partial
Pintu membuka dan menutup secara otomatis hanya sebagian
 Reset
Apabila pintu terganggu, maka pintu direset untuk kembali ke program awal

Curtain Glass 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3.4. Safety System
 Auto Reverse System
Pintu yang sedang menutup akan membuka kembali pada saat terdapat halangan
diantara kedua daun pintu
 Electrical Lock
Perlengkapan yang harus ada untuk mengunci pintu secara otomatis pada saat
daun pintu tertutup
 Emergency Opening Unit
Dilengkapi dengan baterai yang dapat dicharge, berfungsi untuk membuka pintu
pada saat energi listrik padam
 Manual Opening Device
Perlengkapan untuk membuka pintu secara manual pada saat listrik padam dan
Emergency Opening Unit tidak berfungsi
 Safety Photocell
Perlengkapan yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik yang kurang baik
(turun naiknya tegangan listrik)
 Panic Break Out System (Optional)
Pintu otomatis dapat dilengkapi dengan Panic Break Out System, sehingga pintu
sliding dalam keadaan darurat (emergency) dapat dibuka secara manual menjadi
pintu swing.

3.5. Cover (Optional)


Operator dapat ditutup dengan menggunakan Cover Stainless Steel Satin Polished Finished.

4. PEKERJAAN SEALING
4.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “sealing” pada
sambungan-sambungan antara panel composite aluminium dengan dinding, pekerjaan kaca
seperti tertera dalam gambar – gambar.

4.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standard-standard yang disebutkan dalam:
 ASTM-C-920-86 : Elastomeric Joint Sealant untuk kondisi-kondisi yang ditentukan khusus
oleh konsultan perencana
 ASTM-C-679
JIS A-5758
BS - 5889
Rekomendasi aplikator: 10 tahun pengalaman

Curtain Glass 6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
4.3. Deskripsi
Sealant: untuk sambungan exterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap cuaca.

4.4. Bahan-Bahan Dan Produk


A. Produk yang digunakan setara :
1) Dow Corning Sillicone Sealant
2) General Electric Sillicone Sealant
3) Wekker Sillicone Sealant
B. Back up material ( bahan pengisi ) dari batang busa polystyrene berbentuk silinder
diameter 20mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui Konsultan Pengawas.
C. Sealant untuk pasangan kaca non structural glass dengan weatherseal produksi Dow
Corning type Glass & Metal DC 688, GE Silglaze N10, Wekker Neutral Glaze atau setara
D. Sealant untuk pasangan kaca structural glass dengan structural silicone sealant produksi
Dowcorning type DC 795, GE Ultraglaze 4000 atau setara.
E. Sealant untuk nat panel aluminium composite pada kondisi-kondisi khusus yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana memakai jenis Neutral Sillicone Sealant jenis Wekker
Neutral Glaze, GE Silglaze N10 atau setara.
F. Warna sealant akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi Konsultan
Perencana.
G. Bahan pembersih yang dapat dipakai untuk pemasangan caulking dan sealant antara lain
adalah Xylol, Xylene dan Toulene.

4.5. Pelaksanaan
A. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
B. Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada disekitarnya.
C. Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas
dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
D. Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
E. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
F. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.

4.6. Standar / Rujukan


American Society for Testing and Materials (ASTM)

4.7. Prosedur Umum


A. Contoh Bahan dan Data Teknis.

Curtain Glass 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.

B. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh / masih disegel, bermerk
jelas dan harus disimpan di tempat yang kering, bersih dan aman, dan dilindungi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

Curtain Glass 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 19
JENDELA ALUMUNIUM DAN BESI

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Jendela Alumunium dan Besi sebagaimana
diindikasikan dalam gambar.
Unit jendela aluminium dan baja yang disyaratkan adalah jendela arsitektural yang
difabrikasikan dari potongan "extruded" standard untuk jendela aluminium dan
lembaran baja untuk jendela baja, dan komponen-komponen dengan tingkat yang
sama dari modifikasi fabrikan.
B. Tipe dari unit jendela arsitektural yang disyaratkan termasuk berikut ini :
1. Jendela Dorong Keluar (Casement Window)
2. Jendela dengan engsel diatas (Projected top hinged windows)
3. Louver/Kisi aluminium dan baja untuk jendela
C. Aplikasi jendela arsitektur diproyek termasuk unit-unit individual yang dipasang secara
konvensional pada konstruksi dinding.
D. Aplikasi jendela arsitektur diproyek termasuk urut-urut dalam arah horizontal yang
kontinu sejalan dengan "mullious".
E. Aplikasi jendela arsitektur diproyek konstruksi dinding curtain termasuk urut-urut yang
dipasang kaca.

1.02. Ajuan
A. Gambar Kerja : Ajukan gambar kerja untuk setiap tipe jendela termasuk informasi yang
tidak dirinci benar dalam data produk standard dari pabrikan dan berikut ini:
1) Tampak (Elevation) dari pekerjaan yang menerus/kontinu pada skal 1:10.
2) Tampak urut tipikal pada skala 1:5
3) Detail potongan berukuran sebenarnya dari setiap bagian komposit yang tipikal.
i. Angkur
ii. Hardware
iii. Pengoperasian/Pergerakan (Operations)
iv. Assesori
v. Detail pemasangan kaca (Glazing Details).

B. Data Produk : Ajukan spesifikasi produk pabrikan, data teknik produk, detail standard
dan rekomendasinya untuk tipe-tipe unit jendela arsitektur yang disyaratkan. Termasuk
informasi berikut :
1) Metode Fabrikasi
2) Finishing

Jendela Alumunium Dan Besi 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3) Hardware
4) Assesori
5) Berat per "fort" tiap potongan baja untuk jendela baja.

C. Contoh: Ajukan pasangan contoh dari finish yang dispesifikasikan pada panjang 300 mm
dari bagian jendela. Yang memperlihatkan range ekstrim dari variasi penampilannya.
Direksi Pengawas berhak untuk mensyaratkan contoh tambahan, yang memperlihatkan
teknis fabrikan dan pengerjaannya, dan disain hardware dan asserosi.

1.03. Jaminan Kualitas


A. Tanggung jawab satu sumber : Menyediakan jendela yang diproduksi oleh pabrikan
tunggal yang mampu memperlihatkan sebelum produksi unit-unit sejenis yang
disyaratkan.
B. Kriteria Disain : Gambar-gambar berdasarkan pada tipe dan model khusus untuk
jendela arsitektur oleh pabrikan tunggal. Tipe yang serupa/ekuivalen oleh pabrikan lain
yang didaftarkan mungkin dapat diterima asalkan perbedaan/deviasi dalam dimensi
dan profilnya kecil/minor dan tidak mengubah material konsep desainnya atau
mengurangi persyaratan performa minimum yang dinyatakan yang
diputuskan/ditentukan sepenuhnya oleh Engineer.
C. Pengetesan : Setiap tipe dan ukuran unit jendela yang disyaratkan harus ditest oleh
laboratorium pengetesan yang dikenal yang dipercaya untuk jendela aluminium,
kapanpun/bilamana diminta oleh Direksi Pengawas.

1.04. Keadaan/Kondisi Proyek


Pengukuran lapangan : Koordinasikan skedul fabrikasi dengan kemajuan konstruksi untuk
menghindari keterlambatan pekerjaan. Ceklah bukaan jendela sebenarnya dalam pekerjaan
konstruksi dengan pengukuran lapangan yang akurat sebelum fabrikasi, perlihatkan
pengukuran-pengukuran yang tercatat pada gambar kerja akhir (final shop drawings).

1.05. Jaminan
Jaminan Khusus Proyek : Mengirimkan jaminan tertulis, dilakukan oleh Kontraktor,
pemasang dan pabrikan jendela, yang menyetujui untuk memperbaiki atau mengganti unit-
unit yang gagal material atau pengerjaannya dalam waktu/periode jaminan yang
dispesifikasikan. Kegagalan termasuk, tapi tidak terbatas pada kegagalan struktural termasuk
defleksi berlebihan, kebocoran atau unfiltrasi udara yang berlebihan, kesalahan
pengoperasian dari sash dan hardware dan penurunan kualitas logam, finish logam dan
material lain diatas cuaca normal. Jaminan ini sebagai tambahan pada dan tidak membatasi
hak-hak lain dari Pemilik yang mungkin bertentangan dengan Kontraktor dalam Dokumen
Kontrak.
Periode Jaminan adalah 3 tahun setelah tanggal penyelesaian akhir.

Jendela Alumunium Dan Besi 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2. PRODUK
2.01. Pabrikan
Pabrikan yang dapat digunakan : Tergantung pada pemenuhan persyaratan, produk yang
ditawarkan pabrikan yang dapat disudutkan dalam pekerjaan, harus mengikuti prosedur
tertentu (shortlisting procedure) yang dibuat oleh Direksi Pengawas sebelum
nominasi/penunjukan supplier/sub-kontraktor.

2.02. Material
Material untuk jendela Aluminium :
1. Aluminium Extrusion : Menyediakan campuran dan "temper" yang direkomendasikan
oleh pabrikan jendela untuk kekuatan, ketahanan terhadap korosi/karat, dan aplikasi
finish yang disyaratkan.
2. Fasteners : Sediakan aluminium, stainless steel non magnetik, adhesif epoxy, atau
material lainya yang dijamin oleh pabrikan akan non korosif dan sesuai dengan bagian-
bagian jendela, "trim", hardware, angkur dan komponen unit jendela lainnya.
a. Penulangan (reinforcement) : Ditempat sekrup fastener diangkurkan kedalam
aluminium kurang dari 3.1 mm tebalnya, perkuatlah bagian dalamnya dengan
aluminium atau stainless steel non magnetik untuk mendapatkan sekrup berulir,
atau menyediakan "splined grommet nuts" yang ditekan kedalam, dan non korosit
standard.
b. Fastener yang terbuka : Jangan menggunakan fastener yang diekspos, kecuali jika
tak mungkin dihindari untuk aplikasi hardwarenya. Untuk aplikasi hardware,
gunakan fastener yang cocok (sesuai dengan finish bagiannya atau hardware
dikencangkan sehingga sesuai/tepat.
3. Angkur, jepitan (clips) dan assesori jendela : Tergantung pada kekuatan dan persyaratan
penghambat korosi/karat, angkur fabrikasi, jepitan dan assesori jendela dari aluminium
atau stainless steel non magnetik. Angkur, jepitan dan assesori jendela difabrikasikan
dari baja atau besi lapis seng hot-dip yang memenuhi syarat dapat digunakan untuk
pekerjaan yang tertutup/tersembunyi. Kompresi/Tekanan tipe "Weatherstripping" :
Sediakan gasket weatherstripping dari neo prene yang dapat mengembang berbentuk
(molded expanded) yang bersifat kompresif.
4. Sealant : Untuk sealant disyaratkan dalam unit jendela yang difabrikasikan, sediakan tipe
yang direkomendasikan oleh pabrikan jendela untuk ukuran sambungan dan
pergerakannya. Sealant harus tetap elastis secara permanen, tidak menciut, dan tidak
berpundak

2.03. Hardware
A. Umum : Kecuali jika persyaratan khusus atau yang lebih berat dinyatakan, sediakan
hardware standard pabrikan yang difabrikasikan dari aluminium, stainless steel, atau
material tahan korosi/kerat yang cocok dengan aluminium dan dari kekuatan yang
cukup untuk menghasilkan fungsi yang dimaksud.

Jendela Alumunium Dan Besi 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
B. Tipe-tipe Jendela : Paragraf berikut ini mendifinisikan hardware yang disyaratkan untuk
pengoperasian tipe jendela yang dinyatakan :
1. Jendela Dorong Keluar (Casement Windows) : Sediakan peralatan dan hardware
pengoperasian berikut:
a. Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Gigi tersembunyi tipe rotary
diletakkan pada jamb di sillnya.
b. Kunci : Diangkat tipe sisir (cam) penggerak grendel (latch) dan pengungkit
(lever) dan didorong (Full Handle)
c. Engsel : Engsel atau pasak yang mengembang, tipe non-friksi/gesek (2 per
sash/daun jendela).
d. Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Kombinasi pegangan (handle)
tarik dan pengungkit dengan sisir-tipe grendel (latch).
e. Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Dengan tarikan jari pada lubang
pengudaraan (vent) dengan grendel tipe pisau pada rangka.
f. Engsel : Engsel atau pasak yang mengembang, tipe gesek (friksi) (2 per
sash/daun jendela).
g. Peralatan Pembatas (Limit Device) : tipe "simplex" untuk batang friksi (friction
stay bar) dengan peralatan pembuka pegangan yang dapat disesuaikan.
h. Sediakan 2 titik mekanisme grendel dan 3 engsel atau engsel sumbu untuk
daun jendela yang tingginya 5' (kaki) - 6" (inci).

2. Jendela mati (Fixed Windows) adalah unit yang tidak bergerak. Kecuali untuk
persediaan khusus yang dinyatakan untuk perawatan, pembersihan dan
penggantian, tidak ada hardware atau peralatan untuk penggerak disyaratkan.

2.04. Finish
A. Umum : Sediakan pra-perawatan standar pabrikan dan finishing pabrik yang memenuhi
persyaratan termasuk standar yang dispesifikasikan. Lindungi finish pabrik dari kerusakan
akibat pengiriman, pemindahan dan tindakan lainnya sebelum aplikasi finish lapangan
atau sebelum waktu penyerahan akhir dimana finish pabrik merupakan finish akhir.
C. Untuk Jendela Alumunium :
Finish jendela alumunium untuk menyesuaikan komponen-komponen alumunium
lainnya dari sistem tampak berkaca proyek atau sistem dinding curtain. Lihat bagian
"Dinding Tirai dan Sistem Penutupannya" untuk persyaratan finish.

3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan
Periksalah bukaan-bukaan sebelum memulai pemasangan, ceklah bahwa bukaan pasangan
batu atau kasar telah benar dan plat sill telah benar levelnya.
1. Permukaan pasangan batu harus terlihat kering dan bebas dari adukan yang berlebihan,
pasir atau kotoran konstruksi lainnya.

Jendela Alumunium Dan Besi 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
2. Dinding rangka kayu harus kering, bersih, kuat dan dipaku dengan baik, bebas dari
lubang dan tanpa tonjolan pada sambungan. Yakinkan bahwa kepala paku dipukul rata
dengan permukaan bukaan dan dalam jarak 3 inci dari bukaan, jika posisinya dinyatakan
berdekatan dengan rangka jendela alumunium.
3. Permukaan logam harus kering, bersih, bebas dari minyak, kotoran, karat dan korosi dan
bebas lasan, tanpa ujung-ujung tajam atau tonjolan pada sambungan, jika posisinya
dinyatakan berdekatan dengan rangka jendela alumunium.
3.02. Pemasangan
A. Lihat "Dinding Tirai dan Sistem Pemasangannya" atau sistem tampak berkaca untuk
persyaratan dasar untuk pemasangan unit jendela alumunium dan baja.
B. Memenuhi rekomendasi dan spesifikasi pabrikan untuk pemasangan unit jendela,
hardware, operator, dan komponen lain dari pekerjaan ini.
C. Pasanglah unit tegak lurus, level dan benar-benar garisnya, tanpa melebihi atau
merusak rangka atau daun pintu. Sediakan pendukung dan angkur yang tepat yang
dipasangkan dengan aman.
D. Pisahkan baja lapis seng atau alumunium dan permukaan yang dapat karat dengan
sumber karat atau aksi elektrolistrik pada saat berhubungan dengan material lain
dengan menyisipkan lapisan bitumen atau material lembaran plastik dan atau
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan dalam paragraf.

3.03. Kontrol Kualitas Lapangan


Lakukan test di lapangan untuk infiltrasi udara dan air dengan kehadiran wakil pabrikan
jendela. Direksi Pengawas akan memilih unit yang akan ditest. Test yang tidak memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan dan unit-unit yang memiliki kekurangan serupa harus
diperbaiki tanpa adanya biaya terhadap Pemilik. Pengetesan harus dilaksanakan oleh badan
pengetesan yang dipercaya yang dipilih oleh Direksi Pengawas.
1. Test Infiltrasi Udara : Lakukan test. Memungkinkan infiltrasi yang tidak melebihi 1.5 kali
dari jumlah yang dinyatakan.
2. Test infiltrasi Air : Lakukan test infiltrasi air. Kebocoran air tidak diijinkan.

3.04. Penyesuaian
Menyesuaikan pengoperasian daun jendela dan hardware untuk menyediakan pemasangan
yang rapat pada titik-titik hubungan dan pada weatherstripping untuk operasi yang halus
dan kerapatan udara.

3.05. Pembersihan
Bersihkan permukaan alumunium dengan segera setelah pemasangan jendela. Periksalah
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada lapisan pelindung dan finish. Buanglah
kelebihan material pemasangan pelindung dan finish. Buanglah kelebihan material
pemasangan kaca dan campuran sealant, kotoran dan bahan bahan lainnya. Berikan
pelumas untuk hardware dan bagian-bagian lain yang dapat bergerak.

3.06. Perlindungan

Jendela Alumunium Dan Besi 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Mulailah dan pertahankan perlindungan dan tindakan pencegahan lain yang disyaratkan
melalui sisa masa/periode konstruksi, untuk menjamin bahwa, kecuali untuk cuaca normal,
unit-unit jendela akan terbebas dari kerusakan atau penurunan kualitas pada saat penyerah
terimaan akhir.

Jendela Alumunium Dan Besi 6


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 21
KACA DAN PEMASANGANNYA

1. UMUM
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kaca dan pemasangannya sebagaimana
diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
A. Kaca jernih yang dibuat "tempered" dengan ketebalan sesuai gambar dan skedul pintu
jendela untuk konstruksi pintu masuk kaca dan alumunium.
B. Kaca jernih "clear float glass" 6mm dan 8mm dengan ketebalan sesuai gambar dan
skedul pintu jendela.
C. Kaca "clear float glass" Laminated 4mm+4mm untuk Canopy Drop Off Main Lobby
D. Kaca cermin dengan tebal 6 mm untuk cermin tanpa rangka.
E. Asesori untuk pemasangan kaca.

2. PRODUK
2.1 Kaca, Umum
A. Ketebalan kaca yang digunakan adalah 8 s/d 12 mm tidak retak atau pecah.
B. Semua kaca harus ada label dari pabrikannya dan harus memenuhi semua persyaratan
yang berlaku di dalam negeri.
1) Kaca Tempered : Sediakan kaca jernih yang telah diperkeras dengan panas dalam
tekukan yang tidak kurang dari 4,5 kali kekuatannya.
2) Tanda/jepitan "tong" : Menyediakan kaca tempered yang diproduksi oleh proses
khusus pabrikan yang mengeliminasikan tanda-tanda jepitan.
3) Kaca jernih "clear float glass" : sediakan kaca jernih sesuai dengan persyaratan
seperti diatas dengan ketebalan minimum 6 mm untuk pintu dan jendela.
4) Kaca Cermin : 1/4 kualitas "QL" kaca "clear float"; dilapis dengan perak
seluruhnya, dilapis dengan tembaga dan lapis organik. Sisi-sisi dari cermin harus
diperhalus dan dipoles.

2.2 Pelengkap Pemasangan Kaca


A. Sealant Silikon: Satu bagian sealant silikon yang dicuring. Gunakan di tempat seal basah
disyaratkan.
B. Gasket untuk Pemasangan Kaca:
Material harus terdiri dari sedikitnya 50 % dari berat hidrokarbon karet dasar, dan
harus tidak mengandung karet mentah atau olahan. Juga harus homogen, bebas dari
kerusakan dan harus dicampur dan dirawat untuk memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan ini.
C. Lembaran Perantara Pemasangan Kaca yang Kontinu : Material harus terdiri dari
sedikitnya 50 % berat dari hidrokarbon karet dasar dan harus tidak mengandung karet

Kaca Dan Pemasangannya 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
mentah atau olahan. Juga harus homogen, bebas dari cacat/kerusakan, dan harus
difabrikasikan dari EPDM atau neoprene dengan kekerasan 50 "Shore A".

D. Material Pemasangan Kaca Lainnya :


1) Blok Pemasangan: Neoprene atau EPDM 70 - 90 kekerasan durometer, memiliki
kekuatan yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
2) Blok Ujung atau Perantara: Neoprene atau EPDM, 40 - 60 kekerasan durometer,
memiliki kekuatan yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
3) Batangan Pengisi yang Dapat Ditekan: Batangan yang dilapisi/ditutup kedap air atau
sel tertutup dengan stok foam plastik atau karet sintetis, yang terbukti kuat dengan
sealant yang digunakan. Tidak boleh digunakan pada "Rabbet" pemasangan kaca.
4) Pembersih, Lapisan Primer dan Sealer: Tipe yang direkomendasikan oleh pabrikan
sealant atau gasket.
5) Asesori Cermin:
i. Bahan Tambahan : "Mastik Cermin" dibuat oleh bahan tambahan palmer.
ii. Klip : No. 4 difinis dengan stainless steel.

3. PELAKSANAAN
3.1 Pemeriksaan
A. Periksalah daerah dan kondisi dimana kaca dan pemasangan kaca akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas tentang kondisi yang mengganggu penyelesaian
pekerjaan yang tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan telah diperbaiki untuk memungkinkan pemasangan pekerjaan yang tepat.
B. Ceklah pengukuran yang diambil pada lapangan semua dimensi yang berpengaruh pada
pekerjaan. Bawalah dimensi lapangan yang dapat bervariasi untuk perhatian Direksi
Pengawas. Buatlah keputusan yang berkaitan dengan pengukuran korektif sebelum
memulai pemasangan.
C. Ceklah semua ukuran kaca dan jaraknya.

3.2 Standar Dan Hasil


A. Pemasangan kedap air dan kedap udara setiap produk kaca yang disyaratkan, kecuali
dinyatakan lain. Setiap pemasangan harus dapat tahan perubahan temperatur normal,
beban angin, beban akibat pengaruh (untuk pengoperasian ash dan pintu), tanpa
kegagalan termasuk kehilangan atau pecahnya kaca, kegagalan sealant atau gasket
untuk menahan kedap air dan kedap udara, pemudaran material kaca dan
cacat/kerusakan lain dalam pekerjaan.
B. Memenuhi gabungan rekomendasi dan laporan teknis dari pabrikan kaca dan produk
pemasangan kaca yang digunakan dalam setiap kanal pemasangan kaca, dan dengan
rekomendasi Assosiasi Pemasangan Kaca Datar "Manual Pemasangan Kaca", kecuali jika
persyaratan yang lebih berat dinyatakan.

Kaca Dan Pemasangannya 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3.3 Pemasangan Kaca


A. Pindahkan penghentian dengan hati-hati agar tidak merusak finish, dan setelah
penyetelan kaca, gantikan dalam posisi aslinya dengan peralatan fastening yang sama,
dan/atau dilakukan di tempat.
B. Pasanglah unit kaca pada setiap serinya dengan pola yang seragam, bidang, tekukan
dan karakteristik yang serupa.
C. Aturlah sealant ke dalam kanal/alur untuk mengeliminasikan void dan untuk menjamin
"pembasahan" sepenuhnya dari ikatan atau sealant pada kaca dan permukaan
kanal/alur.
D. Bersihkan dan ratakan material pemasangan kaca dari kaca dan penghentiannya atau
rangkanya dengan segera setelah pemasangan, dan mengeliminasikan noda atau
pemudaran warna.
E. Gasket untuk Pemasangan Kaca : Potong miring dan kaitkan ujung-ujungnya pada
sudut-sudut dimana gasket digunakan untuk pemasangan kaca bentuk kanal/alur
sehingga gasket tidak dapat ditarik keluar dari sudutnya dan tidak menghasilkan bidang
kosong atau kebocoran dalam sistem pemasangan kaca.
F. Cermin
1) Aplikasikan mastik pada bagian belakang cermin ulasan berjarak 4 ulasan/0.100
m²; sesuaikan cermin sehingga posisinya tegak lurus dan ditempatkan untuk
menghindari distorsi dari imajinasi refleksi/pantulan. Sediakan jarak 3 mm antara
bagian belakang cermin dengan permukaan dinding.
2) Aplikasikan "ulasan" dengan menggunakan Aplikator Listrik dari Palmer (Palmer
Electric Applicator).
3) Aplikasikan jepitan stainless steel pada bagian atas dan bawah cermin, kaitkan
jepitan agar menyatu dengan menggunakan angkur non-korosif pada angkur
pendukung dinding kering harus dikaitkan dengan tiang atau plat dinding dari baja
yang membentang dari tiang ke tiang.

3.4 Perawatan, Perlindungan Dan Pembersihan


A. Lindungi kaca eksterior dari kerusakan segera setelah pemasangan, dengan
menggunakan pita-pita silang yang ditempelkan pada perangkaan dan dijauhi dari kaca.
Jangan menggunakan tanda-tanda pada permukaan kaca. Buanglah label non-
permanen dan bersihkan permukaannya. Rawatlah sealant untuk kekuatan dan
ketahanan yang tinggi.
B. Buang dan pindahkan kaca yang pecah, terkikis, retak, tergores atau rusak dengan cara
lain selama periode/masa konstruksi, termasuk sebab-sebab alami, kecelakaan dan
kekerasan.
C. Cuci dan poleslah kaca pada kedua permukaannya tidak lebih dari 4 (empat) hari
sebelum tanggal yang diskedulkan untuk inspeksi/pemeriksaan yang dimaksudkan
untuk mengembangkan tanggal penyelesaian akhir pada setiap daerah di proyek.
Memenuhi rekomendasi pabrikan produk kaca untuk pembersihan akhir.

Kaca Dan Pemasangannya 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 22
PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING PINTU DAN KUSEN

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Umum:
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap pada ruang2 yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai/memenuhi Dokumen Kontrak.

1.02. Pekerjaan lain yang terkait


Pekerjaan Penyelesaian (Finishing)
A. Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan pengecatan.
B. Pekerjaan Perakitan
C. Seperti dijelaskan dalam spesifikasi Pekerjaan Kayu.
D. Pekerjaan Pintu Khusus
E. Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan Interior.

1.03. Submittals
a. Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
b. Shop Drawing
- Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
- Dimensi dan detail potongan
- Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan
pemasangan yang sempurna.
c. Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah
sesuai dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti
yang terlihat pada skedule pintu yang berlaku.

1.04. Penanganan Produk


a. Pengiriman

Pekerjaan Pengecatan Dan Finishing 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Pintu dan kusen harus dikirimkan dalam keadaan terlindung, diberi keterangan jenis
dan lokasi pemasangan.

b. Penyimpanan
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan
bersirkulasi udara baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat
mengakibatkan kerusakan.

2. BAHAN
2.01. Bahan
a. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai kelembaban
maksimum 12 %. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
b. Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak. Kayu mutu Kelas A.
c. Daun pintu dan panel-panel :
Dimensi sesuai gambar.
1. Pintu Panel kayu , kayu jati textur baik , tidak retak dan tidak mengandung
mata kayu.
2. Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik,
tidak retak ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.

2.02. Standard Pekerjaan


a. Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish lakukan
pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas sampai halus
hingga siap untuk finishing.
b. Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kekuatan geser 14
kg/cm².
c. Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari" atau
"rusuk".
d. Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan terhadap
kebakaran dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan ini.
e. Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.

2.03. Ukuran dan Jarak


Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak yang normal
agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi adanya perubahan
temperatur udara.

Pekerjaan Pengecatan Dan Finishing 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2.04. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan didaerah
Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan seperti yang
ditunjukan dalam schedule warna dan finishing.

2.05. Perlengkapan lain


Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/ Perancang.

3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1. Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/ Konsultan MK
2. Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana atau MK.

3.02. Fabrikasi
a. Umum :
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang
tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang direncanakan.
b. Rangka :
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk kebutuhan dari
setiap jenis pintu.
c. Ukuran :
Perhatikan ukuran lebar , tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.

3.03. Pemasangan
A. Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-benar 90
derajat.
B. Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
C. Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau ada
bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun
pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi persyaratan.
D. Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
E. Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen didaerah
tersebut telah selesai dan kering.

Pekerjaan Pengecatan Dan Finishing 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3.04. Pengamanan
A. Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus diamankan dari
cacat-cacat dan noda-noda.
B. Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu harus
dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.
C. Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas seluruh
permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan pengaruh atau
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
D. Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban kontraktor.

Pekerjaan Pengecatan Dan Finishing 4


SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 8
PEKERJAAN PENYELESAIAN AKHIR
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 23
PEKERJAAN PLESTERAN DAN SCREED LANTAI

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan plester dan pelaksanaan pekerjaan plester yang lengkap dan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

1.02. Penanganan Bahan


Penyimpanan.
Simpan semen pada ruang berventilasi baik, kering dan tidak terkena cuaca tanah.

2. BAHAN
2.01. Bahan
Pasangan dan plesteran.

2.02. Campuran Adukan


A. Adukan :
Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan adukan pasangan dan plesteran.
B. Skim Coat
C. Acian semen :
dengan campuran semen dengan air secukupnya hanya digunakan pada dinding-
dinding terplester.
a. Plamur/Dempul tembok:
b. Seperti yang disyaratkan pabrik pembuat; hanya digunakan pada dinding yang akan
dicat atau ditempel wallpaper pada bagian interior.

3. PELAKSANAAN
3.01. Tinjauan Lapangan
Plesteran dilaksanakan hanya bila bidang kerja telah selesai dengan benar/atau telah
diperbaiki dari segala kerusakan yang ada.

3.02. Persiapan
Buat contoh plesteran 4 cm2 atau diameter 4 cm dengan ketebalan sebagai pedoman
ketebalan dan kerataan plesteran. Kerjakan titik plesteran pedoman ini setiap jarak 150
cm.

Pekerjaan Plesteran Dan Screed 1


Lantai
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3.03. Pencampuran Adukan
Yang diterangkan pada spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.

3.04. Pemasangan Plester


Dalam hal plesteran berpotongan dengan bahan lain (seperti kusen pintu/jendela, rangka
besi dan sebagainya), maka garis perpotongan tersebut harus diselesaikan dengan vee-
groove (naad, alur)untuk menyamarkan retak pengeringan yang mungkin terjadi.
Penggunaan Jenis Adukan
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.
1. Dinding Plester dalam (Interior)
a. Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) dengan ketebalan minimal 10 mm.
Kemudian finish coat ditambahkan di atasnya, minimal 5 mm.
b. Aplikasikan lapisan dasar pertama, dengan bahan- bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin adanya ikatan dengan bidang kerja/dasar.
c. Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi lebih dahulu sebelum menerima
lapisan akhir. Dengan air sesuai dengan yang diperlukan untuk mendapatkan
penyerapan yang merata.
a.1. Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) setebal minimal 10 mm,
Kemudian ditambahkan 5 mm untuk lapisan berikutnya guna menerima
pasangan finishing tile. Kerjakan 20 mm kemudian 10 mm untuk setting
bed lantai.
a.2. Aplikasi lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk
menjamin adanya ikatan degan bahan dasar/bidang kerja. Lapisan
dasar harus rata. Setelah lapisan dasar setengah mengering, baru
kemudian dilakukan pengerjaan lapisan berikutnya sambil
menempelkan bahan finishing tile.
b. Thin set methode :
b.1. Pasangkan lapisan dasar (scratch/base coat) setebal max. 10 mm.
Kemudian finish coat ditambahkan diatasnya setebal max. 5 mm.
b.2. Aplikasikan lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk
menjamin adanya ikatan dengan dasar/bidang kerja.
b.3. Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi terlebih dahulu untuk
menerima lapisan akhir. Kerjakan lapisan akhir dengan permukaan yang
cukup rata untuk menerima bahan perekat finishing.
2. Screed
a. Pasangkan screed untuk pelindung waterproofing dan leveling lantai, Pasangkan dengan
ketebalan minimum 2 cm. Perhatikan kemiringan permukaan untuk menyesuaikan
dengan elevasi finishing yang direncanakan.
b. Gunakan jenis adukan seperti yang diterangkan pada spesifikasi Adukan pasangan dan
Plesteran.

Pekerjaan Plesteran Dan Screed 2


Lantai
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3.05. Perlindungan Setelah Pemasangan


hari hasil pekerjaan harus dilindungi dari jamahan orang atau benturan keras. Terjadi
kerusakan, perbaikan adalah atas beban Kontraktor. Perbaikan tidak boleh mengurangi
mutu pekerjaan. Saat melaksanakan pekerjaaan, bagian-bagian pekerjaan lain yang tidak
boleh terkena plester harus dilindungi.

Pekerjaan Plesteran Dan Screed 3


Lantai
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 25
PEKERJAAN FINISHING DINDING

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan serta pekerjaan
plesteran dengan komposisi adukan yang akan diuraikan dibawah ini.
1.02. Bahan-bahan
a. Pasir yang akan digunakan adalah pasir yang bersih, tidak mengandung tanah liat,
Lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
b. Mempunyai bentuk yang sama besarnya/merata. Pasir harus dicuci sebelum dipakai
kalau dianggap kotor. Untuk pekerjaan plesteran dinding-dinding yang membutuhkan
ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir tersebut harus disaring sebelum
digunakan . Untuk semua pekerjaan plesteran dipakai perekat Portland Cement setara
ex–Cibinong.

1.03. Proporsi Adukan


Untuk pasangan, pada dasarnya plesteran mempunyai adukan yang sama dengan
pasangannya.
Adukan tersebut adalah:
a. Dinding dalam; 20 cm dari lantai 1pc : 2ps.
b. Dinding luar; 50 cm dari lantai 1pc : 2 ps (terlindung dari luifel).
c. Dinding luar tidak terlindung luifel, seluruh permukaan 1pc : 2ps
d. Dinding kamar mandi/WC, tempat-tempat cuci sampai 150 cm dari lantai 1pc : 2ps.
e. Dinding-dinding lain, 1pc : 5ps.
f. Sudut-sudut, naad dan bagian-bagian yang berada dibagian pinggir-pinggir, 1pc : 2ps.
g. Tebal plesteran rata-rata 15mm ( tidak kurang dari 1cm dan tidak lebih dari 2cm,
kecuali ditetapkan lain oleh pengawas.)
h. Dinding tahan api, 1pc : 3ps.

1.04. Syarat Pelaksanaan


a. Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat kasar, sedangkan
untuk permukaan dinding bata, adukan sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk
memberikan pegangan pada plesteran.
b. Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
Pekerjaan harus lurus, datar, tidak bergelombang, tajam pada bagian-bagian sudut-
sudut, tidak keropos, tidak retak-retak.
c. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing yang
disiapkan untuk pekerjaan listrik.
d. Apabila plesteran tidak menunjukkan hasil seperti diatas, maka bagian tersebut harus
dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pekerjaan Finishing Dinding 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2. PEKERJAAN ACIAN
- PUBBI
- SII
2.01. Syarat Pelaksanaan.
a. Setelah diplester dengan jenis plester seperti yang diuraikan dalam butir sebelumnya,
selanjutnya permukaan plesteran diaci semen dan air hingga halus.
b. Lapisan acian rata-rata 2 mm , terdiri dari adukan pc saja, bagia-bagian yang akan
difinish cat, wallpaper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan petunjuk mendapat
persetujuan Pengawas/MK.

3.0. PEKERJAAN SKONENGAN.


Lingkup pekerjaan meliputi pertemuan dinding dengan kusen, pertemuan antara dinding
dengan plint lantai dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan gambar.
Pekerjaan skonengan harus rapih, lurus dan membentuk siku pada pertemuan sudutnya
dengan finishing acian, serta lebar 6 mm.

Pekerjaan Finishing Dinding 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 26
PEKERJAAN PLAFOND G R C

UMUM

1.01. Lingkup Pekerjaan


A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan plafon GRC Wterroof ini dikerjakan meliputi :
1) Toilet-toilet Lantai Dasar (GL)
2) Toilet-toilet Lantai Atas (UL)

1.02. Persyaratan Bahan


A. GRC waterproof yang digunakan ex. Kalsi Board, Krazu atau setara yang diperkuat
dengan menggunakan serat Fiber Glass, tingkat kepadatan tinggi sehingga dengan
ketebalan relatif tipis dapat memberikan karakteristik panel yang kuat dan tahan
benturan, serta tahan cuaca, jamur dan rayap.
B. Tebal GRC Kalsi Board/setara 9 mm dengan ukuran disesuaikan dengan gambar
1) Perencanaan atau kondisi dinding luar gedung dan disetujui dahulu oleh Direksi
Pengawas.
2) Rangka Penunjang ( Vertikal ) yang dapat dipergunakan antara lain :
3) Metal Furring channel 75 x 38 x 1,2 mm
4) Hollows 40 x 40 x 1,2 mm
5) Besi siku 40 x 40 x 4 mm
6) Rangka Struktur ( horizontal ), antara lain :
7) Metal channel/CNP 152 x 64 x 2,4 mm
8) Sekrup untuk rangka metal ukuran 25 x 35 mm.
9) Semua bahan harus disesuaikan dengan beban/ yang direkomendasikan distributor
(spesialis rangka terkait) dan disetujui Direksi Pengawas.

1.03. Syarat-syarat Pelaksanaan


A. Sambungan antara Kalsi Board/setara dapat menggunakan system open nut atau
dengan menggunakan Flexible joint. Tidak direkomendasikan untuk menggunakan
system flush joint untuk aplikasi eksterior.
B. Untuk system open nut, dapat diberi gap sebesar 10 mm.
C. Untuk system flexible joint dapat menggunakan sealant jenis silicone atau
polyurethane.
D. Gunakan jenis sealant yang memiliki tingkat alastisitas tinggi, tahan cuaca, memiliki

Pekerjaan Plafon GRC 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
daya
rekat
yang
baik
dan
dapa
t
dicat
deng
an
muda
h
(pain
table
seala
nt).

Pekerjaan Plafon GRC 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
E. Pemasangan Sekrup :
- Untuk menenggelamkan sekrup, papan Super Panel diovershunk terlebih dahulu.
- Jarak sekrup ke sudut panel minimum 70 mm
- Jarak sekrup ke sisi panel minimum 15 mm
- Jarak antara sekrup di bagian sisi panel maksimum 200 mm
- Jarak antara sekrup di bagian tengah panel maksimum 300 mm
- Jarak/gap antara panel + 10 mm
- Sekrup di pendam untuk menghindari korosi.
- Untuk menutup kepala sekrup digunakan sealant/epoxy.Pemasangan Rangka:
- Jarak rangka vertikal maksimum 610 mm
- Jarak rangka horisontal maksimum 1220 mm
F. Pemasangan Papan GRC Kalsi Board/setara / FiberFLAT
- Pastikan papan GRC Kalsi Board/setara dalam keadaan kering
- Pemasangan papan disusun seperti pemasangan
G. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan
di Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
H. Pemasangan Sekrup
Pekerjaan Panel GRC yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya kerusakan
akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
I. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan panel GRC, kontraktor
diharuskan memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah
dipersyaratkan tanpa adanya biaya tambahan.

Pekerjaan Plafon GRC 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 27
PEKERJAAN PLAFOND
GYPSUM

UMUM
1.01 Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan plafon gypsum ini dikerjakan meliputi area sesuai yang tertera dalam gambar
perencanaan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

1.02. Persyaratan Bahan


A. Gypsum Board: Produk ex Jaya Board, Knauff atau satara, tebal 9 mm berikut rangka
penggantungnya.
B. Untuk semua rangka penggantung menggunakan Metal Furring.
C. Pola pemasangan: Sesuai dengan yang ditunjukkan gambar Interior.
D. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.

1.03. Syarat-syarat Pelaksanaan


A. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
B. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.
C. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
D. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
E. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-
langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
F. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan Direksi Pengawas.
G. Pola pemasangan plafon gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
H. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.

Pekerjaan Plafon Gypsum 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
I. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
J. Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw" berjarak 30 cm.
K. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik, yang
sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.
L. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

Pekerjaan Plafon Gypsum 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 29
PEKERJAAN FINISHING LANTAI

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan finishing lantai keramik ex. Roman atau setara meliputi ruang janitor, wudlu &
pantry yang tertera dalam gambar perencanaan dan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
C. Pekerjaan finishing lantai homogenious tile dengan System Quallity Super Glossy Technology
ex. Indogress, Granito, Niro Granit, Alice atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
Dilakukan pada ruang-ruang sesuai gambar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.02. Persyaratan Bahan


A. KERAMIK
1. Jenis : Menggunakan keramik ex. Roman, dan disetujui
Direksi Pengawas.
2. Warna : - Untuk masing-masing tile,warna harus seragam.
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar
3. Ketebalan : Minimum 7 mm.
4. Finishing : Tidak berglazur
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. Mutu : Tingkat I (satu)
7. Ukuran : Untuk dinding ruang janitor, pantry & wudlu 30 x 30 cm ex
Roman setara dengan pola pemasangan sesuai gambar
perencanaan.
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout. Warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasang
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81 dan harus memenuhi syarat uji
menurut Singapore Standard 301 (1985) dan SII 0583 - 81,
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

B. HOMOGENIOUS TILE
1. Jenis Bahan
a. Jenis : Menggunakan ex. Roman, Granito, Niro a atau setara

Pekerjaan lantai Homogeneous Tile 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
b. Warna : - Untuk masing-masing tile, warna harus seragam.
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
c. Ketebalan : Minimum 7 mm.
d. Finishing : Super Glossy
e. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
f. Mutu : Tingkat I (satu)

2. Ukuran/jenis dan pemakaian

 Ukuran :
60 X 60 X 1,2 cm, dipasang pada lantai semua ruang Toilet Unplish
30 X 60 X 0.9 cm, dipasang untuk area tangga kebakaran (Unpolish)

 Kekerasan glasur : > 8 skala Moh's.


 Kekerasan badan : > 8 skala Moh's
 Moisture expansion : > 0,2 - 0,05 %.
 Tahan terhadap asam : setelah dilakukan pencelupan kedalam HCL selama 2
hari, hanya terpengaruh sampai 3 %.
 Thermal shock : dipanaskan sampai 250 derajad celcius, kemudian
dicelupkan kedalam air dengan suhu ruangan tidak
akan terjadi keretakan.
 Daya tahan terhadap alkali : Dicelup kedalam KOH selama 2 hari, hanya
terpengaruh 3 %. Warna tidak luntur, tahan terhadap
asam & basa yang umum dipakai, tahan terhadap
cuaca dan perubahan suhu yang mendadak.
 Daya tahan terhadap alkali : Dicelup kedalam KOH selama 2 hari, tidak ter-
pengaruh 3 %.
 Syarat Warna : tidak luntur, tahan terhadap asam & basa yang umum
dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu
yang mendadak.
 Type Warna : akan ditentukan kemudian
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.
 Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan MK.
 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Konsultan MK

Pekerjaan lantai Homogeneous Tile 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenious yang
digunakan/Ibagrout/tile grout.
4. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
5. Pengendalian pekerjaan homogenious ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
6. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.

1.03. Syarat-syarat Pelaksanaan Keramik dan Homogeneous Tile


A. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.
B. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari pola
homogenious tile yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
C. Lantai homogenious yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
D. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat seperti
yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
E. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk MK, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling

Pekerjaan lantai Homogeneous Tile 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
berpotongan tegak lurus sesamanya. (ada contoh ukuran siar/natt plastik yg berbentuk
tanda “+”)
F. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi Grout semen/Ibagrout/Tile sesuai
ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna homogenious yang
dipasangnya.
G. Pemotongan unit - unit homogenious harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
H. Homogenious yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan homogenious, sehingga betul-betul bersih.
I. Sebelum homogenious tile di pasang, unit-unit tidak perlu direndam air.
J. Pinggulan pasangan homogenious harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
K. Homogenious yg baru terpasang, harap tidak diinjak atau mendapat tekanan atau beban yg
berat yg dapat mengakibatkan permukaan tidak rata karena perekat baru benar-benar
kering setelah 24 jam.

1.04. Syarat-syarat Pelaksanaan Carpet


a. Bahan karpet yang dipasang harus bebas dari cacat fisik atau kotor yang dapat
rnempengaruhi warna dan kebersihan karpet. Untuk itu sebelurn dilakukan
pemasangan setiap lembaran karpet harus diperiksa terlebih dahulu dengan cerrnat.
b. Permukaan lantai yang akan dipakai sebagai dasar pasangan karpet harus rata, datar,
bersih dan kering serta tepat elevasinya sesuai dengan ketentuan perencanaan.
c. Plesteran unluk dasar pasangan karpet harus rata dan datar, tidak boleh bergelombang
/ bergelembung atau ada tonjolon-tonjolan
d. Dalam hal diperlukan sambungan, rnaka sambungan harus dilakukan dengan tata cara
yang benar sesuai ketentuan dari pabriknya.
e. Karpet jenis wall to wall dipasang pada tempat kedudukannya dengan menggunakan
grip-grip untuk menahan pasangan karpet agar tetap tegang.
f. Pasangan carpet harus tetap tegang, kuat dan lurus serat-seratnya dan datar / rata,
pada bagian tepi / akhiran pasangan harus rapi dan kuat terpasang pada tempatnya.
g. Pada tepi-tepi pasangan yang tidak mengenai dinding, penyelesaiannya harus
menggunakan komponen / bahan khusus list kuningan untuk akhiran tepi pasangan
karpet sehingga tepi karpet terbenarn kedalam celah kornponen tersebut, hal ni
dirnaksudkan untuk melindungi tepi pasangan karpet agar tidak rusak ikatan seratnya
keutuhan rnaterialnya.
h. Persyaratan lain yang harus dipenuhi guna pelaksanaan pemasangan karpet pada
permukaan lantai harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik dan dikonfirmasikan
dengan ahlinya
i. Ditentukan lebih dahulu peil yang dikehendaki (sesuai rencana gambar). Pemukaan
dasar lantai karpet (leveling mortal) harus cukup halus, rata dan datar, (horizontal)
j. Semua keretakan, pecahan-pecahan atau ketidak teraturan lainnya harus diratakan
dengan adukan beton atau latex type khusus yang sesuai dengan spesifikasi untuk
pemasangan karpet
k. Bila pemasangan karpet tiles dilakukan di atas lantai yang halus dan licin seperti vinyl
tiles harus digunakan penyelesaian anti slip.

Pekerjaan lantai Homogeneous Tile 4


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
l. Untuk perletakan arah ditentukan oleh tanda panah yang terdapat pada sisi bagian
bawah carpet tiles. Letakkan tiles dengan arah yang sama untuk menghasilkan kesan/
tampak chequer board, letakan tiles dari kotak tambahan pada sudut yang tepat.
m. Tiap tiles dipasang serapat mungkin dan tegak lurus dengan tiles disebelahnya,
gunakan alat pasang karpet. Carpet tiles pada dasarnya tidak memerlukan perekat, lem
spray akan memperkuat pemasangan carpet, diperlukan untuk pemasangan carpet
pada pintu masuk ruangan dan pada pertemuan lantai dengan dinding.
n. Dalam penggunaan semprotkan lem pada masing-masing permukaan lantai dengan
bawah tiles.
o. Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai orang yang
ahli di dalam bidang tersebut.
p. Hasil pemasangan harus rata, kuat dan tidak menggelembung. Sambungan-sambungan
yang terjadi harus rapi sekali, sebisa mungkin tidak terlihat.
q. Pemotongan carpet merupakan tanggung jawab dari Kontraktor carpet, terutama
menyangkut pekerjaan lain seperti telepon / elektrical out let atau penambahan
lainnya.
r. Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dan siap untuk dipakai.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan yang terjadi di lapangan baik
disebabkan oleh kelalaian kontraktor sendiri ataupun oleh kontraktor lain.

Pekerjaan lantai Homogeneous Tile 5


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 30
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
DAN HOMOGENIOUS TILE

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan finishing dinding keramik ex. Roman, Mulia, Platinum, atau setara meliputi
ruang janitor, wudlu & pantry yang tertera dalam gambar perencanaan dan yang disetujui
Direksi Pengawas/MK.
C. Pekerjaan finishing dinding homogenious tile dengan System Quallity Super Glossy
Technology ex. Indogres, Granito, Niro Granit, Alice, atau setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK. Dilakukan pada ruang-ruang sesuai gambar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.02. Persyaratan Bahan


A. KERAMIK
1. Jenis : Menggunakan keramik ex. Roman, setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.
2. Warna : - Untuk masing-masing tile,warna harus seragam.
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar
3. Ketebalan : Minimum 7 mm.
4. Finishing : Tidak berglazur
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. M u t u : Tingkat I (satu)
7. Ukuran : Untuk dinding ruang janitor, pantry & wudlu 60 x 60 cm ex
Roman setara dengan pola pemasangan sesuai gambar
perencanaan.
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout. Warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasang
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

Pekerjaan Dinding Keramik 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
B. HOMOGENIOUS TILE
1. Jenis Bahan
a. Jenis : Menggunakan ex. Roman, Granito, Niro Granit atau
setara
b. Warna : - Untuk masing-masing tile, warna harus seragam.
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
c. Ketebalan : Minimum 7 mm.
d. Finishing : Super Glossy
e. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
f. Mutu : Tingkat I (satu)

2. Ukuran/jenis dan pemakaian


Sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan
Homogeneous Tile 30 X 60 X 1,2 cm, dipasang pada dinding semua ruang Toilet
(Polish)
Keramik Tile 20 X 40 X 0,6 cm, dipasang pada dinding WC Ruang Tahanan

3. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenious yang
digunakan/Ibagrout/tile grout.
4. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
5. Pengendalian pekerjaan homogenious ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
6. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.

2.03. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola


keramik dan homogenious tile yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Keramik dan homogenious tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat dan tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang telah disyaratkan.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik dan homogenious tile, harus benar -
benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas/MK, yang membentuk garis-garis sejajar
Pekerjaan Dinding Keramik 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
6. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles dan homogenious tile harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik dan homogenious tile yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala
macam noda pada permukaan, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
11. Sebelum homogenious tile di pasang, unit-unit tidak perlu direndam air.
12. Pinggulan pasangan keramik dan homogenious tile harus di lakukan dengan alat
gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang
sempurna.
13. Keramik dan homogenious tile yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh
pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.

Pekerjaan Dinding Keramik 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 31
PEKERJAAN DINDING PANEL KAYU

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan dinding panel kayu lengkap dengan
underlayment seperti yang tergambar dan dispesifikasi dalam dokumen kontrak.

1.02. References
1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan : Jenis dan tipe kayu perdagangan di Indonesia.
2. APKIN : Asosiasi Preservasi Kayu Indonesia.

1.03. Submittal
A. Contoh bahan : Setiap jenis, tipe dan kualitas terpilih, tanpa difinish dan dengan finish,
masing-masing 3 buah.
B. Shop Drawing : Layout, detail dan cara-cara pemasangan secara lengkap dalam skala
yang jelas.

1.04. Handling
Simpan bahan-bahan pada tempat yang aman dan kering, tidak mengakibatkan kerusakan
atau mengganggu kelembaban dari kayu.

2. PRODUK
2.01. Bahan
A. Wood Strip Flooring
1. Umum : Gunakan kayu dengan kelembaban minimum 12 %, maksimum 14 %.
2. Ukuran : Tebal minimum 20 mm dengan ukuran lebar 57 mm dan pola sesuai
design.
3. Jenis Kayu : Jati kelas A.
4. Back Channeling : Manufacturer standard untuk dipasangkan pada sisi belakang
masing-masing strip.
B. Sambungan (joint)
Umum : Gunakan sistim sambungan yang direkomendasikan pabrik pembuat atas
persetujuan designer.
C. Perekat
Gunakan bahan perekat tahan air water resistant sesuai dengan yang disyaratkan
pembuat tile atas persetujuan perancang.

Dinding Panel Kayu 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
D. Alas Dinding/Underlayment
Buatkan alas dinding kayu dari playwood tebal minimal 18 mm dengan rangka untuk
pembebanan minimum 300 kg/m²; berikan rangka setiap 0,3 m² bidang dinding.
E. Polyethylene Film
Tebal 4 mil, untuk mencegah naiknya uap air.
F. Screw dan Baut :
Gunakan screw dan baut buatan pabrik, soft steel, galvanish, ukuran dan tipe sesuai
kebutuhan.
G. Finishing
Ultran Parket Lack Polyurethane system, warna dan type ditentukan kemudian atas
persetujuan perencana.
H. Penetrasi Sealer
Wood sealer, non yellowing, warna ditentukan kemudian atas persetujuan Arsitek.
I. Trim
Berikan base molding/skirting dari bahan yang sama dengan bahan dinding, ukuran
dan profile seperti gambar perencanaan, pasangkan stripping, nosings dan thresholds
dari bahan sejenis.

3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan
Lakukan pengukuran bidang kerja, periksa permukaan bidang kerja, berikan catatan jika
terdapat penyimpangan keadaan; perbaiki bidang kerja hingga siap menerima pekerjaan
lantai kayu.
3.02. Pemasangan:
A. Umum: Pasangkan dinding kayu dalam pola sesuai dengan perencanaan; rata, rapat
pada elevasi seperti yang direncanakan.
B. Alas/Dasar Lantai :
1. Alas beton
Beri acian semen 1 mm pada seluruh permukaan dinding yang akan dipasang
dinding kayu, pasangkan polyethylene film untuk mencegah naiknya uap air,
berikan overlap 10 cm pada sambungan, naikkan pada dinding.
2. Alas plywood
Pasangkan plywood pada rangka kayu untuk mencapai elevasi dinding sesuai
yang direncanakan.
Berikan rangka untuk bentangan plywood setiap jarak maksimum 60 cm; Untuk
pemasangan plywood langsung ke beton, gunakan baut dengan ukuran yang
sesuai, tidak merusak beton.

Dinding Panel Kayu 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

C. Pemasangan Dinding
1. Pasangkan dinding kayu dari titik pusat bidang dinding; lakukan penyesuaian-
penyesuaian pada pertemuan dengan dinding atau akhiran bidang dinding.
2. Pasangkan pola dinding sesuai dengan yang direncanakan; hindari adanya
pemotongan-pemotongan yang lebih besar dari setengah ukuran lebar bahan.
3. Sapukan perekat pada permukaan dasar bidang kerja secara merata sesuai
dengan yang disyaratkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan seperti yang
direncanakan.
4. Tidak diperkenankan adanya mur atau baut exposed, serta tidak dibenarkan
adanya bahan perekat yang terlihat.
D. Finishing
Kerjakan finishing seperti yang disyaratkan pembuat bahan finishing;
Amplas/haluskan permukaan hingga benar-benar halus, kerjakan sealer dan coating
finishing dengan jarak waktu yang cukup untuk proses pengeringan masing-masing
tahapan pekerjaan; kerjakan finishing stripping, nosing dan threshold sama dengan
finishing lantai.

3.03. Pembersihan dan Perlindungan :


Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.

Dinding Panel Kayu 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 32
PENGERJAAN PENGECATAN

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk
maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture dan memberi
kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.
Perincian pekerjaan cat :
A. Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.
B. Pekerjaan pengecatan dinding celcon
C. Pekerjaan cat langit-langit (gypsum, beton)
D. Pekerjaan cat kayu
 yang kelihatan
 yang tidak kelihatan
E. Pekerjaan pengecatan logam
F. Pekerjaan pengecatan khusus (oleh pemilik)
G. Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun yang ditunjukkan
dalam gambar

1.02. Pekerjaan Lain Yang Terkait


A. Pekerjaan kayu
B. Pekerjaan dinding
C. Pekerjaan langit-langit
D. Pekerjaan logam
Semua seperti diuraikan dalam spesifikasi teknis masing-masing pekerjaan tersebut.

1.03. Standard
A. NI - 3, NI – 4
SII yang berlaku untuk pekerjaan pengecatan/cat.
B. Standar bahan, prosedur pengecatan yang ditentukan oleh pabrik pembuat.

Pekerjaan Pengecatan 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
1.04. Submittals
A. Contoh bahan : setiap jenis 3 buah dalam ukuran 60 x 90 cm yang menunjukkan :
 warna
 type
 tekstur dan penampilan akhir
 tahap-tahap pelapisan
B. Data produk : Spesifikasi teknis, petunjuk penggunaan dari pabrik.

1.05. Penanganan Bahan


A. Pengiriman
Bahan dikirim ke lokasi kerja dalam kemasan asli dengan mencatumkan nama pabrik,
merk, type, warna dan petunjuk penggunaan.
B. Penyimpanan
Ditempat yang terlindung, tertutup, kering, sesuai persyaratan pabrik.

2. BAHAN
2.01. Produk
A. Standard produk yang ditentukan tanpa subtitusi :
1) Cat tembok (dasar sement/cemmentitious) diluar dan didalam; Dulux ICi, Jotun
Weather shield untuk Luar, dan sedangkan dalam dari Dulux interior dan Jotun
Interior.
2) Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan; ICI, Dana Paint, Pacific Paint,
Jotun.
B. Standard produk untuk cat sistem lainnya, setara dengan PT. ICI Paint Indonesia
(Warna Putih, tipe ditentukan kemudian)

2.02. Bahan
A. Cat tembok/cemmentitious (tembok, beton, plafond drywall)
1) PT-1 Exterior, sesuai dengan efek cat Bonecoat, Limewash
Bahan diajukan oleh spesialis
2) PT-1c Interior, Acrylic Latex (100%)
a. 1 lapis Alkali Resisting Primer A 931 – 1050
b. 2 lapis Vinyl Acrylic Emulsion A 921
3) PT-1b Interior/Exterior Epoxy/Polyurethane System
a. 1 lapis Epoxy Primer Undercoat Danapaint Redox EP 3223
b. 1 lapis Danapaint Polyurethane PUR 3355
c. 1 lapis Danapaint PUR 3355 texture
Pekerjaan Pengecatan 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
B. Cat kayu
1) Transparan PT-2b Melamine (Impra System)
a. Wood Filler, SH - 113
b. Wood Stain sesuai contoh
c. Sanding sealer MSS - 123
d. Melamin Lack ML - 131 Clear Dof - 20
2) Transparant, PT-2c Wood Wash / Bleached (Impra System)
a. Impra Wood Filler, warna sesuai contoh
b. Impra Sealer, sesuai contoh
c. Impra Acrylic sanding Sealer NYSS - 155
d. Impra Acrylic Top Coat, NYL - 175 - Clear Dof
3) Transparant, Bonecoat Woodwash oleh spesialis
C. Logam
1) Black Antique Paint ( PT-3b )
Urutan dan bahan oleh spesialis agar hasil sesuai contoh.
2) Acrylic Latex System (PT-3a)
a. 1 lapis ICI Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49014 atau 1 lapis Red
Oxide Primer A 540 - 49014
b. 1 lapis ICI Undercoat A 543 - 101
c. 2 lapis ICI Synthetic Supergloss A 365

2.03. Semua warna akhir cat ditentukan kemudian, atau sesuai contoh perencana.

3. PELAKSANAAN
3.01. Umum
A. Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan
bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
B. Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
 bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.
 bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan.
C. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi
petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya dengan persetujuan
perancang dan pengawas.
D. Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin menggunakan
roller, digunakan kuas yang halus.

Pekerjaan Pengecatan 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3.02. PENGECATAN
A. Cat tembok
1. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan
rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan perancang dan pengawas.
2. Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain
basah dan dibiarkan selama 48 jam.
3. Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapis penutup dari cat emulsi yang
diencerkan dengan air sebanyak 50 %.
4. Pengecatan ulang tembok existing
Bila cat lama masih dalam keadaan baik dan kuat daya lekatnya maka bersihkan
saja permukaannya. Permukaan cat dalam keadaan buruk maka hilangkan
lapisan cat lama yang mengelupas atau mengapur hingga hanya tersisa bagian
yang baik.
Perbaiki bagian - bagian yang rusak dan biarkan mengering. Kemudian beri cat
dasar 1 lapis Masonry Sealer A 200-743, baru kemudian diberi lapisan akhir
sesuai kebutuhan.
5. Prosedur pengecatan untuk cat khusus diajukan dan diatur sesuai kebutuhan
agar dapat menghasilkan efek akhir sesuai cat Bone Coat, limewash.
B. Cat logam
1. Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
akhir.
2. Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus digunakan
meni khusus :
Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49020. Lapisan selanjutnya sesuai
petunjuk pabrik.
3. Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan seperlunya
oleh spesialis.
C. Pengecatan Pintu & Jendela Kayu
1. Persyaratan teknis pengecatan dengan warna / cat harus mengikuti aturan
pengecatan dari petunjuk pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk menghasilkan
akhiran sesuai dengan efek akhiran dari Bone Coat limewash.
2. Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran Impra/setara
yang disetujui perencana.
3. Cara penggunaan warna (wood stain) harus diaduk benar-benar sebelum dan
selama penggunaan untuk mencegah pengendapan.
4. Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan
maximum, lapisan harus diulas merata pada seluruh permukaan / disemprotkan
dengan spray gun I bertekanan 3 kg / cm¨.

Pekerjaan Pengecatan 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
5. Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas
terbaik yang disetujui perencana.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat contoh pewarnaan dalam
bidang bahan seluas 60 x 90 cm.

3.03. PERLINDUNGAN
A. Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan selama 1/2
jam.
B. Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan selama 2
tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca,
warna dan kerusakan cat lainnya.

Pekerjaan Pengecatan 5
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 9
PEKERJAAN KHUSUS
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 34
PEKERJAAN BATU ALAM

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan pekerjaan batu alam secara
lengkap sesuai dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan Dispesifikasi Di Tempat Lain


A. Patung dan relief batu: Pengadaan oleh Pemilik bangunan, pemasangan diterangkan
di sini.
B. Adukan/mortar : Diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan.

1.03 Submittal
A. Contoh bahan: Blok dan veneer, dalam ukuran salah satu unit terpasang.
B. Contoh finishing: Alternative contoh warna, tekstur dan penampilan permukaan
sesuai yang dikehendaki designer.
C. Shop drawing: Rencana lay-out unit-unit sesuai yang direncanakan dan detail
pemasangan serta pengangkuran, dalam skala yang jelas.

1.04 Handling
Bahan dibawa ke lokasi proyek pada waktu akan dipasangkan, simpan bahan tidak di atas
tanah langsung, dan tidak mengganggu aktivitas kegiatan pekerjaan lainnya.

1.05. Persyaratan Pekerjaan


Kordinasikan dengan pekerjaan lainnya yang bersinggungan, koordinasikan pada masa
pemotongan dan masa pemasangan, perhatikan kondisi cuaca yang disyaratkan untuk
pekerjaan pemasangan.

2. PRODUK
2.01. Material Batu
Thumbled Stone : ditentukan kemudian, sesuai contoh Designer, ukuran dan pola
pemasangan seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan.

2.02. Adukan/Mortar
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan; digunakan campuran 1 pc :
2 pasir untuk pasangan di kolam dan tempat-tempat air lainnya, dan campuran 1 pc : 4
pasir untuk pasangan di tempat umum, tambahkan sejenis adhesive untuk pemasangan
pada dinding, gunakan adhesive sesuai yang disyaratkan pabrik pembuat.

Batu Alam 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2.03. Angkur
Digunakan baja galvanis dengan type dan ukuran angkur atas persetujuan designer.

2.04. Latex Mortar Additive


Laticrete 4237 mortar, atau yang disetujui setara melalui hasil pengujian, gunakan
dengan perbandingan seperti yang disyaratkan pabrik pembuat.

2.05. Sealer
Digunakan Masonry Silicone Water-Repellent, jernih, produk Danapaint, pemakaian 5
m²/liter, kecuali disyaratkan lain.

3. PELAKSANAAN

3.01. Persiapan
Periksa bidang kerja, lakukan pengukuran bidang kerja, bersihkan permukaan, buang
kotoran atau benda-benda lain yang dapat mengganggu daya lekat adukan, perbaiki
permukaan hingga sesuai dengan yang disyaratkan untuk pemasangan.

3.02. Pelaksanaan
A. Umum: pasangkan dengan pola dan pattern seperti yang direncanakan, atur
kesamaan pattern dan warna pada unit-unit yang berdekatan, kecuali ditentukan
secara khusus untuk menyesuaikan design, pasangkan dengan lurus, rata, tegak
lurus, dengan pola dan lebar naat (joint) seperti yang direncanakan, lekatkan dengan
adukan yang penuh dan padat.
B. Thumbled Stone
Architrave: tambahkan bahan perekat, gunakan perbandingan sesuai yang
diinstruksikan pabrik pembuat, pasangkan adukan minimal tebal 3 cm, tambahkan
angkur untuk pemasangan unit yang besar.

3.03. Pembersihan Dan Perlindungan


Segera bersihkan adukan dan segala kotoran yang melekat pada permukaan batu,
lindungi hasil pekerjaan dari benturan keras yang dapat mengganggu pasangan, perbaiki
kerusakan atas beban Kontraktor.

Batu Alam 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 35
LOGAM DAN LAIN-LAIN

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan logam / metal non struktural, termasuk pekerjaan angkur, dengan
atau tanpa finishing dan lapian-lapisan pelindung, sesuai dengan dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan Yang Dispesifikasi Ditempat Lain


A. Partisi kayu : pada spesifikasi pintu dan jendela kayu
B. Pengecatan : pada spesifikasi pengecatan
C. Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan

1.03. Submittal
A. Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan,
pelapisan pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai
berikut:
1) Railing/Handrail
2) Aluminium: berbentuk batang 60 cm, berbentuk lembaran plat 20 x 20 cm
dengan profil tertekuk sesuai rencana penggunaan.
3) Expanded Metal Sheet: 30 x 30 cm.
B. Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.

1.04. Penanganan Bahan


Bawa bahan-bahan ke lokasi proyek dengan memberikan perlindungan sehingga tidak
merusak permukaan. Lakukan penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan pabrik
pembuat.

2. PRODUK
2.01. Bahan/Material
A. Railing/Handrail besi
Lihat gambar rencana
B. Tangga Rangka Baja
Mutu baja sesuai pekerjaan struktur baja, digunakan profil dan ukuran sesuai
gambar perencanaan.

Logam Dan Lain-Lain 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

C. Bar Grating
Galvanis, plat baja tebal 4 mm dengan rangka baja siku. Ukuran dan pola seperti
gambar perencanaan.
D. Pintu dan Partisi Wire Mesh
Gunakan bahan yang tahan karat, dipakai produk yang disetujui wakil perancang.
E. Angkur dan Baut
Gunakan angkur besi galvanish, baut-baut galvanish, aluminium dan stainless steel.
Untuk baut yang terlihat (exposed) digunakan bentuk kepala pipih.

2.02. Fabrikasi
A. Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan
terhadap rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan dari perancang dan MK.
B. Pembuatan
1) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan
perencanaan atau yang disetujui perancang / Pengawas Teknis.
2) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat
penyambungan sudut yang benar-benar siku (90°) atau sudut-sudut dan
lengkungan seperti yang direncanakan.
3) Lakukan penghalusan (gerinda) dengan hati-hati sehingga menghasilkan
permukaan yang halus dan layak untuk diexpose.
4) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak
diperkenankan mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.
5) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan
bentuk dan pola-pola yang dikehendaki.
C. Finishing / Pengecatan
Sebelum dilaksanakan pengecatan, lakukan pembersihan dengan cara sandblasting.
Lakukan pekerjaan finishing / pengecatan di workshop dengan cara-cara yang benar
dan sistematis. Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan finish coat sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dikeluarkan pembuat bahan finishing.
D. Galvanisasi
Hot-dip galvanized setelah fabrikasi. Laksanakan galvanisasi pada semua permukaan
besi/logam kecuali untuk bagian-bagian yang akan tertanam dipasangan beton.
E. Pelapisan Perlindungan
1) Besi
Berikan cat jenis zinc-rich untuk mencegah karat pada pekerjaan yang akan
ditanam dalam beton dan pekerjaan expose tanpa galvanisasi.
2) Aluminium
Berikan sejenis bahan bitumen untuk melindungi aluminium bersinggungan
dengan bahan lain.
Logam Dan Lain-Lain 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan
dan persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.

3.02. Pemasangan
Lakukan pemasangan-pemasangan seperti yang disyaratkan pembuat, tambahkan angkur-
angkur atau baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar
seperti yang direncanakan.

Logam Dan Lain-Lain 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 36
PEKERJAAN FURNITURE

1. UMUM

1.01. Lingkup Pekerjaan


Meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar-gambar perencanaan
serta yang disebut dalam uraian pada spesifikasi teknis dan sesuai dengan yang diisyaratkan
dalam dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan Yang Terkait


A. Lantai: Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan penyelesaian dengan
keramik dan karpet.
B. Dinding: Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan pasangan dinding,
plesteran dan pengecatan.

1.03. Kualifikasi Pekerjaan


A. Mock Up: Kontraktor wajib membuat mock up / contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak ( lebih dari 5 unit ) sesuai dengan gambar
perencanaan.
B. Pelaksana: Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman dan
memiliki kualifikasi tinggi.

1.04. Standar
 S.I.I. NI – 19 : Peraturan Cat Indonesia.
 NI - 5 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
 NI - 3 (1970) : Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di Indonesia.

1.05. Submittal
Contoh Bahan:
1) Profil kayu sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2) Ironware sesuai spesifikasi perencana.
3) Upholstery ex Vania atau setara.
4) Finishing cat duco dan contoh finishing dibuat pada plywood ukuran 40 x 40 cm.
5) Busa alam dan busa sintesis.
6) Webbing.
7) Kayu solid kelas A memperlihatkan hasil tes laboratorium untuk kekeringannya.
8) Kayu lapis ( plywood ) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
9) Kunci sesuai spesifikasi perencana.
Pekerjaan Furniture 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
10) Finishing mempergunakan merk Impra atau setara.
11) Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
1.06. Penanganan Bahan
A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan terbungkus/
terlindung,tidak cacat atau rusak yang disebabkan oleh
benturan, goresan atau kerusakan dan bercak-bercak
yang diakibatkan oleh zat cair.
B. Penyimpanan Bahan :Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai gambar
rencana menjadi beban pelaksana.

2. BAHAN

2.01. Material
A. Kayu Solid:
Kayu kelas 1 sesuai dengan NI - 5, bebas mata kayu, berserat lurus dengan warna yang
sama. Kadar air pada saat penyerahan tidak melebihi 10 % - 12 % bagi ketebalan kurang dari
70 mm.
Kayu Kamper:
 Kepadatan - 670 kg / M3
 Kelas Kuat - II - III
 Kelas Awet - I - II
 Kekeringan - 12 %

B. Kayu Lapis ( plywood):


Warna dan serat harus sama dengan grain yang lurus tanpa banyak mata kayu Ex. Asahi
atau setara.
1) Plywood:
Plywood local dengan grade B (satu muka berkualitas baik) dan diolah secara ‘tahan
luar’ tiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai tanda / cap dari pabrik yang
dikenal, lebih diutamakan bila menggunakan plywood yg mempunyai tanda/cap dari
assosiasi yang diakui yang melakukan pemeriksaan kualitas pada produk sesuai
dengan standar komersial yang berlaku.
2) Veneer:
Pemakaian veneer harus sesuai dengan serat dan polanya bila dipakai berjajar Veneer
harus berasal dari satu blok.

C. Plastic Laminated (HPL):


Bahan pelapis ini dari jenis High Pressure Laminated,yang dipakai adalah produk Ex
Arborite atau setara.Warna sesuai spesifikasi perencana,dan dirancang dengan perekat
tahan air pada kayu atau plywood. Sambungan hanya diperbolehkan pada kepanjangan
Pekerjaan Furniture 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
melebihi ukuran yang ada dipasaran dan sambungan harus rata dengan toleransi tidak
melebihi 0,25 mm.

D. Synthetic Leather / Oscar & Upholstery (Kain Penutup) :


1) Produk ex Ferrari,Camaro,Belina ( FIRE retardant) atau setara.
2) Tipe sesuai spesifikasi perencana.
3) Motif sesuai spesifikasi perencana.

E. Karet Busa / Rubber Foam / Flexible Foam :


1) Ketebalan sesuai gambar perencanaan.
2) Rubber Foam ex Sunrub atau setara.
3) Flexible Foam ex Vita Yellow atau setara.

F. Webbing :
Elastis webbing dengan ukuran tebal 2 mm lebar 50 – 55 mm ex Dunlop atau setara.

G. Pelapis Karet Busa:


Ex Dacron atau setara.

H. Perekat:
1) Aica Aibon 321 SN atau setara.
2) Rakol Express atau setara.
3) Herferin atau setara.

I. Kunci :
1) Ex Yale atau setara.
2) Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak kunci
minimum 2 bh.

J. Engsel:
Engsel sendok ex Import atau setara.

K. Rel Laci Metal :


Ex Kessebohmer atau setara.

L. Handle :
Pekerjaan Furniture 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
1) Ex Jado atau setara.
2) Warna dan bentuk ditentukan kemudian.

3. PELAKSANAAN
3.01. Pengerjaan Furniture
A. Pembuatan Kayu:
1) Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari mata
kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak diinginkan.
2) Semua serutan harus rata permukaannya, lurus ( tidak melenting ) dan tidak
mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3) Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama ukurannya.
4) Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak ataupun tidak
harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5) Rangka kayu merupakan kontruksi utama,sebelum dipasang harus diperiksa &
diteliti sebaik – baiknya sehingga setelah dipasang menghasilkan hubungan
kontruksi yang rapih, kokoh dan kuat.
6) Penguat – penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat /
memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu penampilan tampak
luar & sepengetahuan perencana.
7) Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti persyaratan teknis
pabrik, dilem serta dipress secara merata pada seluruh permukaan, penggunaan
sekrup ataupun penjepit harus dilakukan dengan sebaik–baiknya, rapih, kuat dan
tahan terhadap air.
8) Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri permukaan
kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk – bentuk furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
9) Pekerjaan permukaan lengkung / bundar harus sesuai gambar kerja dengan hasil
akhir yang kuat dan rapih.

B. Penyelesaian Kayu:

1) Setelah kayu diserut kemudian diperhalus dengan amplas dengan grade


150 s/d 400.

2) Semua pinggiran dan sudut kayu harus diperhalus.

3) Sebelum difinishing semua pekerjaan kayu harus diteliti kembali


kekuatan, keraihan dan kehalusan bidang-bidang pertemuan, sambungan
pinggiran, sudut siku maupun sudut – sudut lain sesuai dengan gambar
perencanaan.

Pekerjaan Furniture 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
C. Pewarnaan Kayu :

1) Tahapan pelapisan / pengecatan harus mengikuti aturan pabrik pembuat.

Pekerjaan Furniture 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

2) Penggunaan pewarna kayu ( woodstain ) harus diaduk dengan benar


sebelum & selama pemakaian untuk mencegah pengendapan.

3) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan


maksimum,lapisan harus diulas / disemprot dengan spray gun merata pada
seluruh permukaan.

4) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus dari satu merek pabrik.

D. Pelapisan Melamik :

1) Pewarnaan kayu sudah harus benar – benar kering rata dan sesuai dengan
warna yang dikehendaki.

2)Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak berpori
dengan menggunakan sending sealer.

3)Tahapan pelapisan melamik harus sesuai dengan persyaratan teknis dan aturan
pemakaian dari pabrik.

4)Pelapisan melamik harus dengan spray gun, minimal 2 lapisan.


5)Contoh pelapisan harus disetujui dahulu oleh perencana.
E. Pemasangan Webbing :

1) Harus teratur, kuat, baik dan rapih.

2) Ukuran dan banyaknya disesuaikan dengan luas bidang / benda yang


bersangkutan sehingga beban bisa tertampung / tertahan dengan baik.

F. Pemasangan Karet Busa :

1) Ukuran / tebal karet busa alam dan sintetis harus disesuaikan dengan
ketebalan yang ditentukan dalam gambar kerja.

2) Harus utuh tidak boleh berupa potongan – potongan yang disambung


atau diberi tambahan,tempelan dan potongan karet busa / sintetis lain.

3) Sebelum dipasang upholstery karet busa alam / sintetis harus dilapis


terlebih dahulu dengan Dacron dan kemudian dilapis kain belacu.

4) Bentuk dan ukuran karet busa alam / sintetis harus diteliti kembali
Pekerjaan Furniture 6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
sebelum pemasangan, sehingga memenuhi bentuk dan ukuran sesuai gambar
kerja.

G. Upholstery :

1) Jahitan harus rapih dan tidak dikehendaki adanya kerutan – kerutan.

2) Pertemuan antara pola – pola pada upholstery harus baik dan sempurna.

3) Bentuk harus sesuai dengan gambar perencanaan.

3.02. Perlengkapan Furniture


1) Baut, sekrup harus dipasang sebaik – baiknya sesuai persyaratan teknis dalam
pelaksanaan dan ketentuan umum pemasangan. Sebelum dipasang pada kayu

Pekerjaan Furniture 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
harus terlebih dahulu dilakukan pengeboran kecil dari penampang baut/sekrup
tersebut, sehingga baut/sekrup dapat tertanam dengan sempurna, kuat dan rapih.
2) Paku, ukuran/dimensi paku yang akan dipasang harus sesuai dengan kekuatan
kayu yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan teknis.
3) Pasak-pasak kayu,untuk semua hubungan kontruksi harus memenuhi syarat teknis,
kuat dan rapih.
4) Karet / sepatu kaki,pada kursi dan beberapa jenis furniture harus dipasangkan
karet alas kaki berwarna hitam / putih dengan ukuran yang disesuaikan
furniturenya dan dari kualitas baik serta tahan dari larutan kimia dan oli.
5) Base elevation screw,dipasang pada kursi / meja sehingga apabila permukaan
lantai kurang rata dapat dengan mudah dikoreksi.

3.03. Pembersihan dan Perlindungan


Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.

Pekerjaan Furniture 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 37
SANITARY DAN PERLENGKAPAN

1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan saniter dan kelengkapan saniter sesuai dengan persyaratan
dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan Yang Terkait


A. Plumbing : Dijelaskan dalam pekerjaan plumbing.
B. Finishing : Dijelaskan dalam pekerjaan finishing.

1.03. Submittal
A. Sample
Sesuai dengan list di bawah dengan perlengkapannya, setiap jenis 1 buah. (lampiran 1 tipe
produk )
B. Data Produk : spesifikasi, catalog, data teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat. Lampirkan gambar teknisnya juga
C. Shop Drawing
Menunjukkan lokasi, dimensi, metoda dan detail pemasangan; serta hubungannya dengan
pekerjaan lain yang terkait dan atau berada didekatnya, seperti: perpipaan, lampu,
counter, finishing dinding dan lantai.

1.04. Pengiriman Bahan


Dikirim dalam kemasan asli pabrik, belum dibuka, mencantumkan nama pabrik, nomor type,
warna, lokasi pemasangan.

1.05. Penjadwalan
Template dan Backplate: sediakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan lengkap
dengan titik-titik pemasangan.
Mengadakan koordinasi cara pemasangan sebelum pelaksanaannya.

Sanitary Dan Perlengkapan 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. PRODUK
2.01. Produk Yang Diadakan
Sanitaryware + Aksesories (Complete) ex. Toto atau setara. Produk terpasang di bangunan
sesuai dengan gambar perencanaan.

2.02. Kelengkapan Pekerjaan


Semua bahan yang disebutkan adalah berarti lengkap dengan segala keperluan untuk
pemasangan sehingga siap dan dapat dioperasikan dengan baik dan benar.

3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
A. Periksa bidang kerja, apakah pekerjaan plumbing sudah selesai dan siap menerima
pekerjaan sanitary. Lakukan pengukuran permukaan pekerjaan plumbing untuk
disesuaikan dengan rencana penempatan sanitary dan perlengkapannya.
B. Pekerjaan sanitary dan perlengkapannya tidak boleh dimulai sebelum koordinasi
penempatan mendapat persetujuan pengawas.

3.02. Pemasangan
A. Kerjakan seperti yang disyaratkan dalam dokumen kontrak, ikuti petunjuk-petunjuk teknis
dari pabrik pembuat.
B. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman.
C. Untuk material yang dipasang ke dinding bata/beton dilakukan dengan memasang fiser
terlebih dahulu.
D. Sekrup-sekrup harus terbuat dari stainless steel.
E. Pada pemasangan wastafel dinding terlebih dahulu di bor kemudian diberi fiser yang
disesuaikan dengan berat wastafel itu sendiri.
F. Tempat yang akan dipasang alat-alat saniter tersebut di atas harus diperiksa kembali,
apakah masih sesuai dengan gambar perencana apabila alat-alat tersebut kelak sudah
terpasang.
G. Khusus untuk type kloset, lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap
ruang toilet apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar penjelas.

Sanitary Dan Perlengkapan 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

H. Cermin dipasang pada dinding dengan menggunakan kait-kait pemegang, hasil


pemasangan harus benar-benar horizontal dan vertikal.

3.03. Pembersihan
A. Umum
Setelah pekerjaan selesai, bersihkan kaca, keramik dan elemen-elemen metal dari kotoran,
sidik jari, bercak air dan sebagainya. Pembersih alkaline atau yang bersifat abrasif tidak
diperkenankan, tidak dibenarkan adanya goresan-goresan hasil pembersihan.
B. Metal
Sapu dengan pembersih metal yang disetujui oleh pabrik pembuat bahan, tidak
mengandung zat abrasif, asam, lilin. Lengkapi dengan membrane pelindung transparan
yang tahan terhadap air.

Sanitary Dan Perlengkapan 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 38
PEKERJAAN CURTAIN
WALL

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan curtain wall aluminium,
window wall, komplit dengan kacanya, window stool, coping, flashing, curtain box,
aluminium composite panel, serta aluminium grille profil hollow, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
B. Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kaca kulit luar bangunan seperti tertera
dalam gambar rencana

1.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara lain:
A. American Architectural Manufacturers Association (AAMA)
 AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall
 AAMA 101 = Voluntary specification for Aluminium and Polly (vinyl chloride)
(PVC) Prime window and glass Doors
 ASTM – American Society for Testing Material :
 ASTM – B 221 = Aluminium extrusion
 ASTM – B 209 = Aluminium alloy sheets and plates
 ASTM – A 36 = Structural steel
 ASTM – B 308 = Aluminium alloy
 ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E 283 = Test Methid for Rate of Air Leakage through Exterior Windows,
Curtain Walls, and Doors
 ASTM E-331 = Test Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E-1233 = Standard Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows, Curtain Walls and Doors by Cyclic Static of Air Pressure Differential
 ASTM E-547 = Standard Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Walls and Doors by Cyclic Static Air Pressure.
B. Japanese Insdustrial Standard (JIS)
 JIS H4100 = Aluminium and Aluminium Alloy ExtrudedShape
 JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic Coating’s on
Aluminium and Aluminium Alloys
 JASS 14 = Japanese Architectural Standard Specification for Curtain Wall
Pekerjaan Curtain 1
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel Window
C. Singapore Standard (SS)
 SS 212-98 = Aluminum Alloy Window
 SS 381-97 = Aluminum Curtain Wall
D. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan
E. Sertifikat dan garasi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Konsultan
Pengawas.
F. Applicator/Kontraktor menyerahkan surat keterangan/jaminan supply produk pintu
dan jendela aluminium dari pabrik pembuat dan surat jaminan pelaksanaan QC yang
akan dilaksanakan oleh pabrik pembuat pada saat proses pemasangan, apabila ada.
G. Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta
oleh Konsultan Pengawas dengan perhitungan biaya tersendiri.

2. DESKRIPSI SISTEM
2.1. Umum
Pekerjaan Jendela aluminium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang
lainnya.

2.2. Kriteria Perencanaan


A. Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi factor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
B. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi criteria
perencanaan
C. Pergerakan karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan
suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,
sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus
mampu menampung pergerakan ini.

3. TEKANAN ANGIN
Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian
bangunan, bila tidak ditentukan maka tekanan angin minimum yang harus di penuhi
adalah sebesar 718 Pa dengan faktor keamanan sbb:
 Positif (P+) = 1 x

Pekerjaan Curtain 2
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Negatif (P-) = 1,5x

4. PERSYARATAN STRUKTUR
4.1. Defleksi:
 AAMA= Yang diijinkan maksimum L/175 atau 2cm
 JIS= Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2cm
SII= Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125 untuk single
glazed.
SS= Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125 untuk single
glazed.

4.2. Beban Hidup


Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan,
seperti: meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan
kemampuan 62kg dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.

5. KEBOCORAN UDARA
A. ASTM E 283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2.06m 3 pada setiap m unit panjang
penampang bidang bukaan pada 75 Pa tekanan differential.
B. SS 212 = Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10m 3/h/m
pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200Pa. Kondisi ini berlaku untuk
gedung non air condition sedangkan untuk gedung air condition kebocoran udara
maksimum mengikuti grafik A & B

6. KEBOCORAN AIR
A. 1. ASTM E 331 = Tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior
bangunan) sampaikan tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m 2 min.

B. 2. SS 212 = Tidak terlihat kebocoran signifikan pada 15% dari Tekanan angin rencana atau
180 Pa (untuk kondisi bangunan dengan kanopi minimum 200mm overhang). Atau 30%
dari tekanan angina rencana atau 240 Pa (kondisi bangunan tanpa kanopi) dengan jumlah
air minimum 4,0 L/min/m2

7. KEKEDAPAN SUARA
Faktor Pengurangan Kebisingan Suara (Sound Transmission Loss) sebesar 22,5 dB pada frekwensi
124 – 400 Hz atau tergantung pada tipe-tipe ruangannya (hanya berlaku untuk produk-produk
khusus).

8. BAHAN-BAHAN DAN PRODUK

Pekerjaan Curtain 3
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

A. Produsen: YKK Alumico, Alakasa, Indal Extrussion, Alexindo, Edico atau setara
B. System : Back Mullion + Stick (sesuai gambar)
1) Ukuran : Memenuhi perhitungan teknis
2) Tebal : Minimal 1,8 mm (untuk transom) dan 2 mm (untuk mullion), atau sesuai
dengan standard pabrik & masuk dalam perhitungan teknis kekuatan
3) Finish : Powder Coating 50 – 70 mircron
4) Glossy : 70 – 80%
5) Warna : Ditentukan kemudian
C. Aluminium Extruded Window Stool
1) Ukuran : Sesuai Gambar
2) Tebal : 1,5mm atau sesuai dengan standard pabrik & masuk dalam
perhitungan teknis kekuatan
3) Finish : Powder Coating (lihat bab pengecatan)
4) Warna : Sesuai kosen aluminium
5) Lokasi : Sesuai gambar
D. Billet yang dipakai
1) Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komposisi (%):
2) Mg : 0,45 – 0,9%
3) Si : 0,2 – 0,6%
4) Ti : 0,1% max
5) Mn : 0,1% max
6) Zn : 0,1% max
7) Fe : 0,35% max
8) Cu : 0,1% max
9) Cr : 0,1% max
10)Aluminium : Sisanya
E. Kaca : Stopsol 8mm warna ditentukan Arsitek Perencana
F. Back-up material
1) Bahan = Polyurethane Foam/Setara
2) Sifat material = Tidak menyerap air
3) Kepadatan = 65 – 96 kg/m3
4) Ukuran penampang = 25% - 50% lebih besar dari celah yang terjadi
G. Gasket
1) - Bahan = PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
2) - Sifat material = Tahan terhadap perubahan cuaca
3) - Kekerasan = 60 – 80 Durometer

Pekerjaan Curtain 4
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4) - Jenis bahan = Extrusion


H. Setting Block untuk Kaca
1) - Bahan = EPDM
2) - Kekerasan = 80 – 90 Durometer
I. Sealant Dinding & Joint Sealer
- Single komponen
- Type = Silicone Sealant
- Sesuai bab pekerjaan caulking dan sealing
- Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air
dan suara.
- Bahan = Butyl Sheet
J. Screw
Bahan = Galvanis
K. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanised.
Bagian lain diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, type alkyd.
L. System spandrel (back board) apabila ada, agar menggunakan panel Calcium Sillicate,
Kalsiboard tebal 6mm dengan finishing cat (sesuai dengan uraian dalam Bab Pekerjaan
Pengecatan).

9. GAMBAR KERJA
A. Gambar kerja yang lengkap, yang menjelaskan :
 Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu aluminium / curtain wall / grill
 Detail sambungan baik exterior maupun interior
 Detail pemasangan
 Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan
 Kelengkapan ukuran-ukuran
B. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria design yang ada (kalau diperlukan)

10. FABRIKASI DAN ASSEMBLING


A. Semua jenis jendela, pintu aluminium dan grill profil hollow di fabrikasi di Work
Shop/Pabrik, kecuali yang tidak bisa dirakit di pabrik, terpaksa dilaksanakan di job site.
B. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk
sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi
sealant dari bahan yang tidak terlihat oleh mata.

Pekerjaan Curtain 5
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

C. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dan grill profil hollow dilaksanakan di
Workshop / pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang diisyaratkan
juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
D. Proses pabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah
disetujui oleh pemberi tugas.
E. Hardware yang dipasang menggunakan back plate

STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING


No Keterangan Toleransi (mm)
1 Bergesernya pemasangan kunci / engsel dan hardware lain + / -3
dari tempat yang ditentukan

2 Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (Vertikal < 0,5


dan Horizontal)

3 Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket) <3

Perbedaan ukuran dalam, dari ragka aluminium dan daun


4 jendela aluminium, baik untuk tinggi maupun lebar + / - 1,5

Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang bersebelahan

5 Sambungan las <2

6 Sealant Tidak terlihat pada bagian


yang terlihat mata langsung

7 Sesuai ukuran di shop drawing

11. PENGIRIMAN & PENYIMPANAN DI SITE


A. Semua profile dilapisi PVC plastic atau polythilene film
B. Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan
C. Setiap unit pintu, jendela maupun curtain wall dan grill profile hollow yang dikirim ke
lapangan harus ada tanda / bukti sudah diperiksa kwalitasnya oleh QC Pabrik
D. Material yang disimpan di lapangan (Site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
kerusakan / cacat

12. PELAKSANAAN (Pemasangan pada struktur bangunan)


A. Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan terlebih dahulu
membuat shop drawing sistym curtain wall lengkap dengan :
B. Tipe dari tampak / façade

Pekerjaan Curtain 6
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

C. Detail-detail anker dan sambungan aluminium


D. Pemasangan sealant, gasket dan kaca
E. Detail pertemuan aluminium dengan komponen lain
F. Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
G. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan-patokan (bench mark) dari Kontraktor
H. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan shop
drawing
I. Pemasangan harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai pengalaman spesialis di
bidang pekerjaan aluminium dan mempunyai tenaga-tenaga ahli pengalaman minimal lima
tahun kerja khusus pekerjaan tersebut dengan menunjukan surat referensi pengalaman.
J. Pekerjaan ini harus dilaksanakan pre-fabrikasinya pada workshop yang lengkap dengan
peralatan / mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan yang tepat dan akurat. Bila diperlukan workshop dapat ditinjau oleh Perencana
atau Direksi Lapangan.
K. Penyekrupan dipasang dengan sekrup galvanis dan tidak terlihat dari luar
L. Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin
M. Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapat, rapih, rata dan bersih dari goresan-
goresan / cacad
N. Pada setiap pertemuan aluminium dengan dinding dan sebagainya harus diberi lapisan
kedap air yang memakai sealant (lihat bab pekerjaan sealant)
O. Sambungan horizontal maupun vertikal, sambungan sudut maupun silang dan kombinasi
profil aluminium harus dipasang sempurna.
P. Celah-celah antara kaca dan aluminium harus dipasang/ditutup dengan weatherseal
sealant (lihat bab pekerjaan sealant). Pemasangan sealant harus dapat dijamin tidak akan
terjadi kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.
Q. Perlindungan
R. Semua aluminium harus dilindungi dengan “Lacquer film”, atau bahan yang lain yang
disetujui Direksi Lapangan ketika dibawa ke lapangan dan lolos inspeksi material oleh
Direksi Lapangan.
S. Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan, ketika
aluminium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
T. Kosen harus dilindungi dengan plastik tape atau zinc chromate primer permis transparent
ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan
“Lacquer Film” sampai pekerjaan selesai.
U. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan
V. Weather Seal
W. Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal sealant (lihat Bab Pekerjaan
Sealant) dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi, sebelum
sealant dipasang.

Pekerjaan Curtain 7
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

X. Apabila diminta khusus, dengan perhitungan biaya tersendiri, kontraktor harus


mengadakan dan memberikan sertifikat hasil uji/test teknis sebagai berikut :
1) Test beban angin
2) Test kebocoran udara
3) Test kebocoran air
4) Test daya serap suara
5) Test coating
6) Test billet
7) Test sealant
8) Proses pengetesan lebih lanjut ini harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
dengan biaya sesuai klarifikasi.
Y. Jaminan
Kontraktor wajib memberikan jaminan pemasangan hasil pekerjaan untuk waktu selama 1
(satu) tahun dan jaminan mutu bahan dan chemical colouring selama 10 (sepuluh) tahun,
disertai sertifikat dari pabrik.

13. PEKERJAAN SEALING


13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “sealing” pada
sambungan-sambungan antara panel composite aluminium dengan dinding, pekerjaan kaca
seperti tertera dalam gambar – gambar.

13.2. Pengendalian Pekerjaan


A. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standard-standard yang disebutkan dalam :
- ASTM-C-920-86 : Elastomeric Joint Sealant untuk kondisi-kondisi yang ditentukan
khusus oleh konsultan perencana
- ASTM-C-679
- JIS A-5758
- BS - 5889
B. Rekomendasi aplikator: 10 tahun pengalaman

13.3. Deskripsi
Sealant: untuk sambungan exterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap
cuaca.

13.4. Bahan-Bahan Dan Produk


A. Produk yang digunakan setara :
1) a. Dow Corning Sillicone Sealant

Pekerjaan Curtain 8
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. General Electric Sillicone Sealant


c. Wekker Sillicone Sealant
2) Back up material (bahan pengisi) dari batang busa polystyrene berbentuk silinder
diameter 20mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui Konsultan Pengawas.
B. Sealant untuk pasangan kaca non structural glass dengan weatherseal produksi Dow
Corning type Glass & Metal DC 688, GE Silglaze N10, Wekker Neutral Glaze atau setara
C. Sealant untuk pasangan kaca structural glass dengan structural silicone sealant produksi
Dowcorning type DC 795, GE Ultraglaze 4000 atau setara.
D. Sealant untuk nat panel aluminium composite pada kondisi-kondisi khusus yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana memakai jenis Neutral Sillicone Sealant jenis Wekker
Neutral Glaze, GE Silglaze N10 atau setara.
E. Warna sealant akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi Konsultan
Perencana.
F. Bahan pembersih yang dapat dipakai untuk pemasangan caulking dan sealant antara lain
adalah Xylol, Xylene dan Toulene.

13.5. Pelaksanaan
A. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
B. Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada disekitarnya.
C. Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas dari
debu, air, minyak dan segala kotoran.
D. Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
E. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
F. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.

13.6. Standar / Rujukan


American Society for Testing and Materials (ASTM)

13.7. Prosedur Umum


A. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.
B. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh / masih disegel,
bermerek jelas dan harus disimpan di tempat yang kering, bersih dan aman, dan dilindungi
dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

Pekerjaan Curtain 9
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 41
PEKERJAAN WALL
PAPER

1. Jenis Bahan dan Penggunaan


 Jenis wallpaper yang digunakan adalah jenis textile wallpaper
 Lokasi pekerjaan wallpaper : pada dinding Unit Wisma sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar rancangan.

2. Syarat Kwalitas Bahan


Wallpaper yang digunakan untuk ruang ruang khusus memenuhi :

 Merk : Ex. Interface, Goodrich, atau setara


 Panjang Rol : 50 lin.m
 Installation : Full Adhesion
 Berat : minimal 300 gr/ sqm
 Fire rating : mengacu kepada Clasification On Burning Behaviour For Building
Materials GB86241997
 Standart : EN 266
 Anti toxic dan anti bacteri
 Warna : Ditentukan kemudian

3. Syarat Pemasangan
 Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana pekerjaan terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh wall paper sesuai persyaratan di atas untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan MK.
 Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan mock up untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan MK seelum pekerjaan dimulai. Biaya pengadaan mock up menjadi tanggungan
Pelaksana pekerjaan. Mock up yang telah disetujui Konsultan MK akan dipakai sebagai
bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
 Pemasangan wallpaperharus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dengan
menunjukkan hasil pekerjaan yang pernah dilaksanakan.
 Pada permukaan dinding yang akan dilapisi dengan wallpaper, permukaannya harus rata,
kering dan bersih.
 Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.

4. Syarat Pelaksanaan
Perbaikan

 Pelaksana pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan dinding wallpaper yang rusak.


Perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
 Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka Pelaksana pekerjaan wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat

Pekerjaan Wall 1
Paper
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi
tanggung jawab Pelaksana pekerjaan.
Pengamanan

 Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah


dilakukan terhadap kerusakan, cacat, noda dll sampai batas waktu penyerahan kepada
Pemilik.

5. Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan MK.

Pekerjaan Wall 2
Paper
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 45
PARTISI
TOILET

1. Lingkup Pekeriaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Meliputi seluruh pekerjaan di partisi kamar mandi bagian umum sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar.

2. Pekerjaan Bahan
a. Bahan dasar
 Terdiri dari compact laminated yang mempunyai tebal 12 mm dan diproses langsung
dari pabrik.
 Produk yang disarankan Ex.Trespa, Spectra atau setara
 Warna akan dipilih menyusul
 Mempunyai garansi terhadap laminasi lebih dari 5 tahun

b. Asesories lainnya
Bahan dari heavy duty stainless steel hardware dari rekomendasi pabrik pembuatnya
diantaranya Grace world

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out / penempatan, cara pernasangan, mekanisme dan detail-detail sesual
gambar.
b. Diwajibkan Pelaksana Pekerjaan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Konsultan MK.
c. Bilamana diinginkan, Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dirnulai dan dipasang
d. Tidak boleh ada fabrikasi dilapangan, kecuali hanya pekerjaan instalasi saja langsung dan
terlindung dan kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasang kios klos, baut, angker-angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjaminnya kekuatannya dengan memperhatikan /
menjaga kerapihan terutarna untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produksi dan sistim partisi harus mendapat persetujuan dan Konsultan MK.
g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dan ketentuan gambar rencana untuk itu.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti pesyaratan dan ketentuan Konsultan MK.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dan masing-masing bahan yang
digunakan).
j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang
lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Pelaksana Pekerjaan wajib menanyakan
hal ini kepada Konsultan MK
k. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit

Partisi Toilet 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

l. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay-out
m. Setelah pemasangan, Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain yang dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sampai pekerjaan
selesai.
n. Sebelum seluruh sanitair masuk tidak boleh dipasang terlebih dahulu pintunya

Partisi Toilet 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 46
LANSEKAP

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Hardscape :

1.1.1 Pekerjaan yang meliputi :


1. Perkerasan jalan di area pembangunan
2. Pedestal lampu taman, lampu lingkungan & pedestal Pot Bunga
Lokasi : di sekitar area depan parkir dan taman pada area depan bangunan

1.2 Softscape :

1.2.1 Penanaman pohon

1.2.2 Penanaman semak perdu & tanaman rambat

1.2.3 Penanaman penutup tanah / ground cover & rumput

1.3 Lingkup Pekerjaan

1.3.1 Pemenuhan Persyaratan


Meliputi semua kegiatan yang berkenaan dengan pengembangan lansekap dari
awal persiapan, pengadaan bahan dan pelaksanaan sampai memenuhi
persyaratan seperti yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.

1.3.2 Tenaga Ahli Lansekap


Pemborong harus mempunyai seseorang atau lebih tenaga ahli/ Arsitek
Lansekap bersertifikat keahlian yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan
sekurangnya 10 (sepuluh) tahun

1.3.3 Pedoman Teknis


Spesifikasi teknis ini berisi perincian syarat-syarat pekerjaan soft material
( penanaman pohon, perdu, semak, ground cover dan rumput). Syarat-syarat
fungsi dan nilai estetika tanaman, syarat–syarat pemeliharaan yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan proyek ini.

Pekerjaan 1
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.4 Kondisi Pekerjaan :

1.4.1. Galian dan Urugan


a. Pekerjaan galian dan urugan diterangkan pada spesifikasi pekerjaan
pematangan lahan. Tanah galian yang akan digunakan kembali sebagai
lapisan atau tanah untuk tanaman harus terlebih dahulu dicampur dengan
humus/pupuk dan pasir (spesifikasi pelaksanaan, pekerjaan penghijauan,
pengelolaan muka tanah).

Pekerjaan 2
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. Galian harus sedemikian rupa sehingga sisi galian tidak akan longsor,
pengukuran peil galian untuk permukaan tanah diukur dengan cermat
sehingga didapat hasil sesuai rencana.

c. Jika pada dasar galian terdapat akar pohon, instalasi Mekanikal/ Elektrikal
atau benda-benda lain, maka harus dikeluarkan dan lubang tersebut harus
ditutup kembali untuk mendapatkan permukaan yang rata.

d. Permukaan tanah yang telah dibentuk harus dijaga jangan sampai terjadi
perubahan peil.

e. Pemadatan tanah urugan yang diperlukan untuk penanaman adalah sampai


80% dari kepadatan kering maksimum dengan cara-cara pemadatan seperti
yang diterangkan pada spesifikasi pematangan lahan.

f. Sebelum pematangan tanah, permukaan tanah harus dibersihkan dari


berbagai macam tanaman dan jasad-jasad lainnya. Bila tanah asli berlumpur,
maka lumpur tersebut harus dikupas/dibuang sampai batas lapisan tanah
asli. Sesudah tanah dibersihkan, permukaan tanah asli harus dipadatkan
dengan roller minimal seberat 5 ton pada area-area untuk jalan/perkerasan.
Sedangkan area untuk tanaman, tidak perlu dilakukan pemadatan agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman, Setelah pemadatan dan pembentukan
tanah sesuai dengan peil baru, baik pada permukaan datar maupun
miring/lereng, harus diperiksakan dahulu kepada Pimpinan
Proyek/Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan.

g. Pemborong harus menjaga agar tidak terjadi kemungkinan erosi oleh angin
atau hujan, untuk itu permukaan tanah yang telah dipadatkan dilindungi
dengan lapisan plastik atau karung sintetis.

1.4.2. Penanaman

a. Pemborong bertanggung jawab penuh untuk meneliti seluruh pekerjaan


yang tertuang dalam gambar-gambar dan persyaratan kontrak termasuk
kondisi/keadaan lapangan, dan mengukur lapangan yang meliputi seluruh
pekerjaan sesuai dengan gambar dan bestek.

b. Pemborong wajib melakukan pemeriksaan lapangan yang meliputi


pengupasan lapisan tanah atas, pembuangan puing-puing dan
kotoran/sampah serta berbagai rintangan lain.

c. Pekerjaan harus diselenggarakan menggunakan tenaga kerja lokal dan untuk


keselamatan serta kondisi kesehatan para pekerja, pemborong wajib
menyediakan obat-obatan (P3K) dan alat pemadam kebakaran.

d. Untuk material tanaman, yang menjadi pedoman untuk menentukan


jenisnya adalah nama latin/nama botani dan spesifikasi dari tanaman
tersebut kecuali memang ditetapkan lain oleh Penangggung jawab
kegiatan/Konsultan Perencana.

Pekerjaan 3
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

e. Penggantian material tidak diizinkan, kecuali ada wewenang tertulis dari


Penangggung jawab kegiatan/Konsultan Perencana. Apabila ada tanaman
yang dispesifikasikan tidak ada, ajukanlah permintaan penggantian.
Permintaan penggantian ini dapat berupa ukuran berbeda dengan jenis
tanaman sama atau jenis tanaman berbeda dengan ukuran sama.
Permintaan harus diajukan secara tertulis kepada Konsultan Perencana
sebelum tanggal pekerjaan dimulai.

1.4.3. Penjelasan Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi semua kegiatan yang diawali dari pekerjaan
pengadaan tanaman ke tempat penanaman, pengadaan bahan-bahan
penunjang (pupuk organik, anorganik, steger,dll), penanaman pada tempat
yang telah ditentukan, penyiraman, pemeliharaan hingga waktu penyerahan
seluruhnya dengan penggantian tanaman yang mati/rusak, pemangkasan
dan pemberantasan hama penyakit.

b. Semua rencana atau rancangan tampak disesuaikan antar gambar-gambar


dan keadaan yang sesungguhnya dan jika pada pelaksanaanya banyak
terjadi perubahan di lapangan, Pemborong harus membuat Shop Drawing.
Pada akhir pekerjaan seluruhnya (prestasi mencapai 100%). Pemborong
diwajibkan membuat As built drawing (gambar-gambar terlaksana).

1.4.4. Waktu Pelaksanaan (Sesuai Ketentuan Surat Kontrak)


a. Pekerjaan Pendahuluan
 Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan tapak/lokasi harus bersih dari
segala macam kotoran/sampah/puing-puing dan rintangan lainnya yang
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan
penanaman, keadaan tanah harus benar-benar bersih dan aman untuk
pertumbuhan akar dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
kesehatan tanaman tersebut seperti : bahan-bahan kimia, bongkol
tanaman, puing-puing dan lain sebagainya.
Sampah harus dibuang keluar lokasi proyek.

 Gudang material : dibedakan antara gudang yang beratap dan


berdinding untuk penyimpanan bahan-bahan yang harus terlindungi dari
gangguan cuaca seperti pupuk, kayu dan lain-lain. Gudang yang beratap
dengan sirkulasi udara bebas dan penyinaran cukup untuk penyimpanan
bahan-bahan stok material/tanaman.

 Pemborong harus membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum


memulai pekerjaan pelaksanaan, apabila terdapat perubahan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Untuk penanaman pohon,
lebih dahulu pemborong harus menentukan patok-patok dimana
tanaman akan ditanam sesuai gambar rencana penanaman dan harus
disetujui lebih dahulu oleh Konsultan MK. Hal ini berlaku juga untuk
persiapan pekerjaan hard material. Apabila ada rencana perbedaan
tinggi permukaan tanah, pemborong diharuskan membuat patok-patok
kontur sebelum membentuk perbedaan muka tanah sesuai dengan
grading plan.

Pekerjaan 4
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Air diperlukan untuk penyiraman harus disediakan pemborong dengan


membuat sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus
bersih dan bebas dari lumpur, minyak maupun bahan kimia lain yang
merusak.

 Apabila diperlukan listrik untuk bekerja, pemborong harus menyediakan


yang diperoleh dari PLN setempat. Penggunaan genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperlukan untuk penggunaan
sementara dengan persetujuan Konsultan Perencana. Apabila
diperlukan, pemborong diharuskan menyediakan bak air berukuran
sesuai kebutuhan dan senantiasa terisi penuh.

 Pemborong diharuskan menyediakan tempat penyimpanan tanaman


sementara (plant station) yang lokasinya ditentukan oleh Penangggung
jawab kegiatan/Konsultan Perencana.

 Area untuk itu dipilih lokasi yang tepat, terbuka dan aman dari
gangguan. Tanaman yang disimpan ditempat ini harus dipisahkan
menurut jenis, ukuran dan tanggal tibanya. Luas tempat untuk ini
disesuaikan dengan keadaan tapak dan diusahakan dekat dengan kantor
pemborong. Tanaman harus masuk dulu ke nursery, untuk
mendapatkan penyesuaian iklim selama 3 minggu sampai 1 bulan.

 Pemborong diharuskan menyediakan perlengkapan baik untuk


pekerjaan pelaksanaan maupun untuk pekerjaan di dalam masa
pemeliharaan. Perlengkapan tersebut antara lain :
- Trolley - Pompa air
- Roller - Power
- Sprayer - Selang air
- Garu - Alat-alat lain yang dianggap perlu
- Tangki air

 Pemborong harus memperbaiki semua pekerjaan yang ditolak oleh


Penangggung jawab kegiatan/Konsultan Perencana karena tidak sesuai
dengan dokumen kontrak atau permintaan Konsultan Perencana. Baik
hal ini diketahui sebelum serah terima pekerjaan pertama ataupun
sesudahnya, baik disengaja maupun tidak. Pemborong diharuskan
menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh perbaikan ini termasuk
biaya tambahan pekerjaan Penangggung jawab kegiatan/Konsultan
Perencana.

b. Waktu Penanaman
a. Waktu penanaman yang paling baik adalah pada awal musim hujan.
Penanaman musim kemarau dapat dilaksanakan apabila sumber airnya
tersedia cukup.

Pekerjaan 5
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. Waktu penanaman yang paling baik adalah pagi hari sebelum pukul
11.00 WIB dan sore hari setelah pukul 15.00 WIB dengan tujuan untuk
mengurangi penguapan pada tanaman.

c. Waktu Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dan diserahkan kepada
Penangggung jawab kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Selama 6 (enam) bulan terhitung dari waktu serah terima pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong dengan menanggung
segala resiko mengganti tanaman yang rusak/mati.
 Setelah masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan selesai,
pemeliharaan selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.

1.5. Bahan yang Dipakai :

1.5.1. Tanaman dan Perlengkapannya


1. Tanaman
Perlu diperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik untuk mengurangi
resiko kerusakan seperti menggunakan paranet pada waktu pengiriman
tanaman.
Tanaman dalam pembungkus, tidak ada batang, dahan dan ranting patah,
setiap tanaman diberi label nama, tanggal pengiriman dan asal tanaman,
dan tidak boleh mengandung penyakit.

2. Pupuk
Pupuk harus dalam kemasan/karung ada diberi label jenis pupuk.
a. Pupuk Kandang
Digunakan pupuk kandang (kambing, sapi, ayam) yang telah matang

sebagai pupuk dasar, dipakai 1-2 karung untuk setiap 2 m 2 area

tanaman. Dipergunakan pada saat awal penanaman dan 1 kali pada

masa pemeliharaan.

b. Pupuk Buatan ( Pemeliharaan )


Diaplikasikan 2 kali pada masa pemeliharaan.
Urea dan NPK ( Bayfolan ) pupuk urea untuk rumput diperlukan 0.1 – 0.2
Kg/M2 rumput. Pupuk NPK ( Bayfolan ) dipakai untuk merangsang
pembungaan diperlukan 0.1 – 0.2 Kg untuk setiap pohon atau 0.1 – 0.2
Kg/phn untuk tanaman perdu. Disamping itu pula diperlukan pupuk
buatan gandasil B untuk merangsang pertumbuhan bunga-bunga dan
gandasil D untuk merangsang pertumbuhan daun.
Pada waktu pemupukan, pemborong mengajukan program pemupukan
untuk disetujui Konsultan MK. Dan Konsultan MK memastikan bahwa
pemupukan telah dilaksanakan disertai Berita Acara Pemupukan dalam
visualisasi pengerjaan.

Pekerjaan 6
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3. Bahan Pestisida
Digunakan untuk mencegah dan memberantas hama tanaman. Pestisida
yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Basudin 60 Bayrusil untuk ulat;
b. Dieldrin dan DDT untuk rayap;
c. Folidol E 650 untuk kutu;
d. Dithane DM 45 untuk serangan penyakit;
e. Fungsida untuk serangan jamur/cendawan;

4. Patok dan Steiger


Bambu utuh Ø 5 cm untuk patok penentuan dan penempatan tanaman, dan
ka na Ø 8 cm untuk pembuatan steiger penguat kedudukan pohon/palem.

a. Pembuatan Patok
Bahan yang digunakan adalah :

- Bambu utuh Ø 5 cm
- Ukuran panjang 50 cm
- Pada sisi yang tertanam dibuat runcing
- Pada sisi atas/yang tidak tertanam dicat warna merah sepanjang 10
cm
- Patok dimasukkan dalam tanah 20 cm sehingga setinggi 30 cm
terlihat diatas permukaan.

b. Pembuatan Steiger/Penunjang Pohon


Bahan terdiri dari :

- Bambu utuh dengan ukuran Ø 8 cm, dipotong sepanjang 200 cm


masuk ke dalam tanah 50 cm berfungsi sebagai tiang pada 4 titik
keliling pohon.
- Bambu belah ukuran 4 cm dipotong-potong sepanjang 60 cm dipakai
sebagai pengikat diagonal.
- Tali ijuk untuk mengikat batang secara diagonal dengan tiang ke 4
titik.

2. PELAKSANAAN

2.1. Pelaksanaan Secara Umum :


Cara dan teknis penanaman harus mengikuti persyaratan dari masing-masing jenis
tanaman sesuai habitus dan fungsinya dengan memperhatikan pola, ukuran dan jarak
tanam yang telah ditentukan dalam gambar. Pada waktu penanaman, tanah dan
tanaman harus disiram dengan air yang berkualitas baik, tawar, tidak mengandung
minyak, bahan deterjen, sabun, obat-obatan atau bahan kimia lainnya yang dapat
merusak pertumbuhan tanaman. Pembungkus tanaman pada perakarannya ( ball root )
yang terbuat dari plastik tidak boleh tertanam dan harus dibuang.
Pada tanaman yang tingginya lebih dari 25 cm perakarannya harus terbungkus tanah.
Tanaman yang layu dan sakit tidak boleh ditanam dan apabila tidak tercantum dalam

Pekerjaan 7
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

gambar mengenai jenis tanaman yang akan ditanam. Harus ditanyakan kepada
Penangggung jawab kegiatan/Konsultan Perencana, demikian pula dengan cara dan
teknis pelaksanaan pekerjaan perkerasan (hard material) harus mengikuti persyaratan
teknis yang telah ditentukan.

2.2. Persiapan Lahan

2.2.1. Pembentukan Muka Tanah


1. Sebelum pekerjaan dimulai, tanah harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa
bahan bangunan, sampah dan kotoran-kotoran lainnya. Pengukuran
ketinggian muka tanah (finished grading) dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Perencana.

5. Kemiringan-kemiringan baik pada pekerjaan atau pada tanah/rumput agar


diperhatikan untuk menghindari dan terjadinya genagan-genagan air setiap
permukaan dibuat kemiringan 2% dengan arah aliran air jika tidak
dinyatakan dalam gambar harap ditanyakan kepada Penangggung jawab
kegiatan/ Konsultan Perencana.

2.2.2. Pengelolaan Muka Tanah

1. Pengelolaan tanah untuk pohon, perdu dan semak


a.Pertama kali, tentukan patok dimana pohon akan ditanam sesuai dengan
gambar rencana.
b.Buatlah lubang yang besarnya disesuaikan dengan besarnya root ball dan
jika tanahnya rusak, maka lubang tanah harus dibuat lebih besar lagi.
c. Tanah galian yang baik ( top soil ) disimpan ditempat lain dan tanah yang
rusak di buang keluar atau ketempat yang telah disetujui Direksi.
d.Pinggir dasar lubang yang telah dibuat lapis anyaman bambu dan
diperkuat dengan patok-patok bambu atau kayu, untuk menjaga
longsoran tanah dari sekitar lubang ( terutama di daerah lereng ).
e.Tanah galian dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dan pasir
dengan perbandingan tanah : pupuk kandang/kompos : pasir = 2:1:1,
kemudian aduklah dengan rata dan baik.
f. Campur tanah, pasir dan bahan organik tersebut kemudian dibiarkan 2 – 6
hari.
g.Pada tahap ini kedudukan dan kepadatan tanah diharapkan benar-benar
baik hingga tidak terjadi lagi perubahan ketinggian dan bentuk.
h.Muka tanah yang diolah harus sesuai dengan pola/desain yang ditunjuk
dalam gambar perencanaan.
i. Pemasangan air atau patok adalah sebagai “as“ lubang pada tempat-
tempat yang akan dibuat lubang tanaman.
j. Pemasangan patok dengan benang untuk membentuk pola-pola tanaman
sesuai dengan gambar-gambar perencanaan.

2. Pengolahan tanah untuk tanaman penutup tanah dan rumput


 Tanah yang masih mempunyai top soil :
Tanah dibersihkan dari rumput-rumput liar/gulma/bahan-bahan lain

Pekerjaan 8
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

yang tidak diperlukan, kemudian dicampur dengan kompos/ pupuk


kandang yang telah disterilkan (mencegah tumbuhnya gulma yang

Pekerjaan 9
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

bijinya terbawa oleh pupuk kandang/kompos), pasir dengan


perbandingan tanah berbanding bahan ka nad, berbanding pasir 2:1:1,
tanah dibiarkan selama 1-2 hari.

2.2.3. Persiapan Penanaman

1. Penyediaan tanaman :
a. Semua pepohonan, semak-semak, penutup tanah harus mempunyai
kebiasaan tumbuh yang normal dan sehat, kuat, tegar dan bebas dari
infeksi.

b. Semua pohon atau perdu dengan batang yang lemah atau kurus yang
tidak dapat menunjang dirinya sendiri ketika ditanam dialam terbuka
akan ditolak.
c. Harus dalam kondisi sehat berasal dari cara tampungan ( bukan
dipindahkan langsung dari dalam tanah )

d. Bentuknya harus sama, tanpa ada kerusakan, bengkok dan bercabang


banyak.

e. Kulit batang tidak hangus karena sinar marahari, tidak tercabik-cabik


dan jika ada percabangan yang baru dipotong harus ditunggu sampai
mengeras/bekas luka potong kering.

f. Cepat pertumbuhannya.

g. Penampilan menarik (terutama tanaman perdu, semak dan ground


cover) :
 Mudah dikenal
 Berbunga indah
 Berdaun indah

h.Perakaran ( terutama tanaman pohon ).


 Sehat & tumbuh dengan baik

i. Mudah dalam perawatan

j. Sebelum ditanam, tanaman tersebut harus diikat terlebih dahulu untuk


mencegah kerusakan (untuk semua jenis pohon, Dadap merah, Bungur,
Bunga kupu-kupu). Dan sedikit dipangkas daunnya untuk mengurangi
penguapan, sebab tentu ka nada akar yang terpotong (untuk semua
jenis tanaman).

k. Akar tanaman berikut tanah asalnya dibungkus dengan karung dan pada
saat penanaman bungkus akar tanaman tersebut harus dibuang dan
tanah yang melekat pada akar tanaman jangan sampai hancur atau
rusak, jika terdapat tanaman liar agar dibersikan terlebih dahulu hingga
ke akarnya

Pekerjaan 1
Lansekap 0
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. Pupuk

Pekerjaan 1
Lansekap 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Pupuk harus dalam kemasan/karung ada diberi label jenis pupuk


a. Pupuk Kandang
Digunakan pupuk kandang ( kambing, sapi, ayam ) yang telah matang
sebagai pupuk dasar, dipakai 1-2 karung untuk setiap 3 M 2 area
tanaman.

b. Pupuk Buatan ( pemeliharaan )


Urea dan NPK ( Bayfolan ) pupuk urea untuk rumput diperlukan 0.1-0.2
Kg/M2 rumput. Pupuk NPK ( Bayfolan ) dipakai untuk merangsang
pembungaan diperlukan 0.1-0.2 Kg untuk setiap pohon atau 0.1-0.2
Kg/M untuk tanaman perdu. Disamping itu pula diperlukan pupuk
buatan gandasil B untuk merangsang pertumbuhan bunga-bunga dan
gandasil D untuk merangsang pertumbuhan daun.

3. Bahan Pestisida
Digunakan untuk mencegah dan memberantas hama tanaman. Pestisida
yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Basudin 60 bayrusil untuk ulat;
b. Dieldrin dan DDT untuk rayap;
c. Folidol E 650 untuk kutu;
d. Dithane DM 45 untuk serangan penyakit;
e. Fungsida untuk serangan jamur/cendawan

4. Patok dan Steiger


Dipakai bambu Ø 5 cm untuk patok penentuan dan penempatan tanaman,
dan bambu Ø 8 cm untuk pembuatan steiger penguat kedudukan
pohon/tanaman.

a. Pembuatan Patok.
Bahan yang digunakan adalah :
 Bambu utuh Ø 5 cm
 Ukuran panjang 50 cm
 Pada sisi yang tertanam dibuat runcing
 Pada sisi atas/yang tidak tertanam dicat warna merah sepanjang 10
cm
 Patok dimasukkan dalam tanah 20 cm sehingga setinggi 30 cm
terlihat diatas permukaan.

b.Pembuatan Steiger/Penunjang Pohon


Bahan terdiri dari :
 Bambu utuh dengan ukuran Ø 8 cm, dipotong sepanjang 200 cm
masuk kedalam tanah 50 cm berfungsi sebagai tiang pada 4 titik
keliling taman.
 Bambu belah ukuran 4 cm dipotong-potong sepanjang 60 cm dipakai
sebagai pengikat diagonal.
 Tali ijuk untuk mengikat batang secara diagonal dengan tiang ke 4
Pekerjaan 1
Lansekap 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

titik.

Pekerjaan 1
Lansekap 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2.2.4. Pelaksanaan Penanaman

1. Kualitas dan Ukuran


a. Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai harus berasal dari stok
nursery yang telah dalam keadaan tumbuh.
b. Tanaman yang dipakai harus dalam ukuran standar yang sudah
dipersiapkan dan siap untuk dipindahkan, dalam keadaan terbungkus
atau dalam keranjang (root ball).
c. Tanaman yang dipakai harus dalam ukuran terlebih dahulu kualitas,
ukuran dan jenisnya sesuai dengan spesifikasi/jenis tanaman yang
terdapat dalam lampiran rencana kerja dan syarat-syarat. Tanaman yang
ditolak harus segera dikeluarkan dari tapak.
d. Pemborong diharuskan menjaga tanaman dengan baik, dengan cara
menyediakan perlindungan terhadap matahari dan angin sebelum
penanaman.

2. Cara Penanaman Pohon, Perdu dan Semak


a. Pekerjaan Persiapan
1. Persiapan alat-alat teknis berupa :
 Alat pengukur (rol meter)
 Cangkul
 Linggis
 Pengki
 Tali ijuk
 Air atau patok

2. Persiapan alat pemeliharaan berupa :


 Selang
 Ember
 Gembor

3. Penyediaan steiger untuk penegak pohon

4. Penyediaan pupuk
 Pupuk kandang ( organik )
 Pupuk buatan ( anorganik )

5. Penyediaan air siram :


 Penyediaan air siram untuk tanaman atau untuk
menggemburkan tanah dan untuk kegiatan lainnya disediakan
oleh Pihak Pemilik Proyek, pemasangan disesuaikan dengan
letak sumber air terhadap areal yang digarap dan dilakukan
oleh pemborong.

6. Penyuburan tanah :
 Seluruh permukaan area penanaman harus terdiri dari lapisan
top soil
 Pembersihan ringan dan pencangkulan tanah yang akan
ditanami serta Pembongkaran tanaman liar.
Pekerjaan 1
Lansekap 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Pengukuran tanah gembur untuk penanaman pohon, semak,


dan rumput digunakan tanah merah/subur yang tidak basah
dan tidak mengandung batu-batuan.
 Pengurugan tanah gembur untuk semak harus dicampur
adukan dengan pupuk kandang/ humas/ kompos/ pupuk
buatan lainnya sebanyak 30% dan pasir 20% kemudian pada
permukaannya diadukan hingga merata.
 Penggalian tanah untuk lubang tanaman jenis pohon harus
dibiarkan terbuka selama minimal 1 ( satu ) hari.
 Kemudian diurug dengan tanah gembur yang telah dicampur
dengan pupuk kandang, atau jenis pupuk lainnya jika tidak
terdapat pupuk kandang. Setelah itu tanah di urug rata sesuai
dengan petunjuk gambar Konsultan Perencana.

b. Cara Penanaman
Penanaman pohon ( palm ) dengan tinggi minimal 2 meter harus
memenuhi persyaratan yaitu :
1. Sebelum penanaman hindarkan tanaman dari kerusakan, lindungi
tanaman dari panas sinar matahari, angin kering. Tanaman yang
tidak dapat ditanam dengan segera ditaruh di tempat yang teduh
dan diberi air secukupnya.

2. Semua jenis tanaman pohon dan palem harus ditanamkan pada


hari yang sama dengan waktu dipindahkan ke lokasi baru. Waktu
yang baik untuk penanaman adalah sebelum pukul 10.00 pagi atau
setelah pukul 18.00 dengan tujuan untuk mengurangi penguapan.

3. Bibit yang dipergunakan adalah bibit yang telah jadi (dalam


keranjang siap untuk dipindahkan).

4. Untuk mengurangi adalah tingkat transpirasi dapat dilaku-kan


dengan cara pemangkasan ranting/daun-daun tua atau dengan
menyemprotkan zat anti transpirant. Cara yang kedua lebih efektif
karena tidak mengubah bentuk tanaman. Penyemprotan anti
transpirant harus mengenai seluruh permukaan daun (atas dan
bawah). Jangan menyemprotkan terlalu berlebihan karena dapat
mematikan tanaman.

5. Dibuat lubang dengan ukuran sesuai gambar. Lubang dibiarkan


terbuka sekurang-kurangnya 1 hari sebelum dilakukan
penanaman.

6. Lubang tanaman di isi dengan campuran tanah, pasir dan bahan


organik kira-kira 10-15 cm. Bibit tanaman ditanamkan dalam
lubang tepat pada batas pangkal batang. Bahan pembungkus akar
yang sukar atau yang tidak dapat lapuk harus dilepas.

7. Keranjang atau pembungkus akar tanaman harus dilepas hati-hati


dekat lubang yang tersedia.

Pekerjaan 1
Lansekap 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

8. Isikan campuran tanah, pasir dan bahan organik hingga 2/3,


bagian kemudian lakukan pemadatan dengan tangan dan diairi

9. Pemberian pupuk kandang/bahan organik sebanyak ½ karung per


pohon dan disiram air sebanyak 6 liter per pohon. Penyiraman
dilakukan setiap 2 (dua) kali selama 3 (tiga) bulan setelah
penanaman.

10. Setelah air merembes dalam tanah, lakukan kembali pengisian


tanah sampai hampir penuh.

11. Tali pengikat root ball ( bila bahan mudah hancur ) dilepaskan dan
bagian yang berada diatas digunting hingga batas permukaan
tanah.

12. Lakukan pengisian kembali sampai penuh kemudian dipadatkan.

13. Tepi lubang tanaman diberi gundukan tanah.

14. Lakukan penyiraman kembali.

15. Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasangi steiger


/ penunjang dan diikat dengan tali ijuk.

16. Daun yang terlalu tua harus dikurangi untuk membantu


mengurangi penguapan. Tanaman yang bukan berasal dari
penampungan (pot), setelah dicabut dari tanah harus ditempatkan
secara khusus dan dirawat dahulu sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sampai dapat dipindahkan pada tempat yang direncanakan.

Catatan :
 Pemberian gulma pada permukaan tanah baik pertumbuhan akar
 Penanaman yang paling baik dilakukan pada pagi sebelum pukul 10.00
atau sore hari setelah pukul 18.00.
 Cara pengamanan tanaman jenis pohon dan perdu. Pohon yang sudah
besar harus diberi penguat ( stacking ).
 Untuk jenis tanaman semak dan penutup tanah tidak memerlukan
pengamanan ( stacking ) seperti pohon atau perdu.

3. Cara Penanaman, Kamboja, dan Pandan Bali


a. Root ball dibuat dengan Ø ± 60 - 80 cm.
b. Daun dikurangi sebagian, tinggal bagian daun yang masih baik dan diikat
dengan hati-hati, jangan sampai merusak tanaman. Bunga atau buah
dibuang, akar-akar sedikit dibuang sekitarnya, untuk mengurangi
penguapan.
c. Akar/bonggol dibungkus karung dan diikat dengan tali secara kuat .
d. Yang paling utama bonggol akar/root ball jangan sampai terbanting
pada saat diangkut maupun pada saat ditanam dilubang yang baru.
e. Pohon harus langsung dipindahkan, dari tempat asalnya ketempat
penanaman yang baru ( pohon jangan dibiarkan kering ).
Pekerjaan 1
Lansekap 6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

f. Tanah yang akan ditanami yang baru dicampur dengan pupuk kandang
dan pasir, biarkan selama ± 7 hari, baru ditanami. Pemberian pupuk
buatan setelah satu bulan penanaman.
g. Lubang dibuat normal dalam 60 cm, batang pohon sedikit tertanam ± 20
– 30 cm.
h. Pemberian steiger yang kuat, agar pohon tidak mudah goyah dan
tumbang, yang dapat mengakibatkan kerusakan akar maupun tanaman.
i. Pemberian air yang cukup setelah penanaman.

4. Cara penanaman Bakung, Irish, Bougenville, Kembang Sepatu, Air Mancur,


Pakis Kelabang, Melati Costa, Kacang Hias, Kembang Coklat, Katis Kodok,
Kucai dan Philodendron Sellum.
a. Pilih tanaman yang baik, segar dan tebal.
b. Pilih rhizoma sehingga satu bagian mengandung 3 tunas.
c. Pada tanah yang sudah disiapkan buat alur dengan cetok atau koret
sedalam ± 4-7 cm, dengan jarak antar alur 10 cm. Untuk mendapatkan
alur yang lurus, buatlah regangan dengan tali rafia atau benang kenur
sebagai patokan.
d. Tanaman yang telah disiapkan ditanam dalam alur, kemudian ditutup
dengan tanah dan padatkan.
e. Lakukan penyiraman 2 kali sehari. Upayakan kondisi tetap lembab, agar
tanaman tidak kekeringan.
f. Penyiraman harus dilakukan hati-hati, percikan air jangan sampai
merusak susunan tanaman.
g. Akan lebih baik apabila diatasnya ditutup hamparan mulsa (jerami) atau
pasir.
h. Jarak tanam setiap tanaman ± 0,1 m – 0,3 m.

5.. Cara penanaman Rumput ( Rumput Gajah/Rumput Gajah Mini)


Cara penanaman rumput dan dilakukan dengan 2 macam cara :

a. Dengan Lempengan
 Lempengan rumput disusun dengan baik diatas tanah yang telah
diolah sebelumnya. Perhatikan sudut penyusunan.
 Jika tanah rusak perlu diberi lapisan ijuk / jerami pada dasar lubang
untuk memperbaiki drainase, baru kemudian diurug dengan
campuran tanah, pasir dan bahan organik.
 Setelah selesai disusun kemudian digiling dengan mesin gilas
tekanan 300 kg/m² atau dengan alat yang sejenis untuk
mendapatkan permukaan rumput yang baik serta lapangan yang
rata. Selanjutnya penggilingan rumput ini dilakukan bersama-sama
dengan penyiraman agar rumput tidak melekat pada trollernya.
 Setelah 2 (dua) minggu rumput digiling kembali, untuk mendapatkan
hasil yang baik.

b. Dengan Tundur / Rumpun


 Bibit rumput harus terselesaikan dengan jenis yang diinginkan.
 Rumput ditanam per stolan dengan arah yang sama pada tanah
yang sebelumnya sudah diolah dengan jarak 5 – 10 cm.

Pekerjaan 1
Lansekap 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Apabila rumput telah selesai ditanam diperlukan pengamanan


berupa pagar-pagar sementara yang dibuatkan untuk melindungi
dari kerusakaan.

2.2.5 Perlakuan Tanaman Existing

Pada lokasi terdapat banyak tanaman existing berupa Pohon, perdu, semak dan tanaman
penutup tanah. Naman pada pekerjaan ini masing-masing tanaman memerlukan perlakuan
yang berbeda, adalah sebagai berikut:

1. Pohon:
Secara umum pohon existing dipertahankan, Dapat di tebang atau dipindahakan jika :

a. Titik tumbuh pohon tersebut mengganggu pembangunan rumah atau bangunan


lainnya.atau menimbulkan masalah tertentu (dengan persetujuan MK, Arsitek Lansekap)
b. Ukuran batang pohon belum mencapai diameter 10 cm &
c. Tidak termasuk tanaman yang di anggap langka atau bernilai khusus (dengan persetujuan
MK, Arsitek Lansekap)
d. Pohon existing yang dipertahankan harus dbersihakan dari cabang-cabang kecil & daun-
daun baru mulai dari muka tanah hingga 2,5m diatas tanah,
e. Percabanagn saat ini sebagiannya ditebang untuk mendapatkan tajuk baru (ketentuan
pemangkasan berdasar pada tinggi tanaman & lebar tajuk). Rata-rata tajuk yang di potong
pada pohon yang tinggi, Percbangan dipotong diatas ketinggian 10m (dengan persetujuan
MK, Arsitek Lansekap) Hal ini guna memberi kecukupan cahaya pada area tanam
dibawahnya ( Taman Baru)

2. Perdu, Semak & Penutup tanah

Secara umum Perdu, semak, tan penutup tanah existing tidak dipertahankan, Dapat bersihkan
dari lokasi pekerjaan, Akan dipertahankan dengan cara dipindahkan jika:
Tanaman dianggap khusus, langka atau layak digunakan kembali. (dengan persetujuan MK,
Arsitek Lansekap)

3. CARA PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemeliharaan Tanaman
Pekerjaan pemeliharaan lansekap di Kawasan Kompleks RSUD Rokan Hulu bata terbagi atas 2
(dua) macam yaitu :
A. Pemeliharaan di dalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari pemborong.

B. Pemeliharaan setelah pelaksanaan proyek selesai yaitu :


a. Selama 6 ( enam ) bulan dan garansi tanaman selama 1 ( satu ) bulan setelah serah
terima sesuai dengan Dokumen Kontrak.
b. Pemeliharaan setelah serah terima, yaitu pada saat berakhirnya masa pemeliharaan
yang disebutkan dalam dokumen kontrak dan menjadi tanggung jawab pemillik.

3.1. Penyiraman
Pekerjaan 1
Lansekap 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

a. Waktu yang paling baik untuk menyiram adalah pada pagi hari sampai dengan pk.
09.00 atau sore hari setelah pk. 18.00.
b. Pada waktu selesai penanaman sampai dengan tanaman tersebut tumbuh
dibutuhkan 2 ( dua ) kali penyiraman dalam satu hari dan dilakukan secara teratur.
Selanjutnya penyiraman cukup dilakukan 1 ( satu ) kali sehari. Jika tanaman dianggap
cukup kuat.
c. Penyiraman pohon dilakukan secukupnya hingga terserap 15 cm ke dalam tanah.
Penyiraman tidak boleh berlebihan ( terutama untuk tanaman yang telah tumbuh)
dan juga tidak boleh kekurangan.
d. Pada saat penyiraman agar diperhatikan jumlah & tekanan air yang menimpa
tanaman atau media tanam, jika terlalu deras/kuat tekanan air maka dapat merusak
tanaman .

3.2. Penyiangan / Penggemburan


a. Tanah disekitar batang pohon harus selalu digemburkan dan dibersihkan dari
tanaman liar jarak 50 – 75 cm dari batang pohon.
b. Pada tanaman penutup permukaan harus selalu dijaga agar jangan sampai tumbuh
rumput - rumput liar, demikian pula pada formasi tanaman semak yang harus dijaga
dari tanaman liar yang tidak diinginkan.
c. Daun-daun yang tua atau kering dan ranting-ranting kering harus dibuang.
Penyiangan harus dilakukan secara teratur dari rumput-rumput liar untuk mencegah
persaingan makanan terhadap tanaman utama.
3.3. Pemangkasan
a. Tujuan dari pemangkasan adalah untuk menjaga kesehatan pohon, mencegah
kerusakan, menjaga penampilan pohon, mencapai bentuk yang diinginkan sesuai
dengan rencana dan untuk menjaga keamanan lingkungan ( batang, cabang /
ranting yang mati, patah dan terserang penyakit dapat berbahaya bagi manusia ).
b. Pemangkasan harus mengunakan alat-alat yang sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
dilakukan dengan petunjuk Penangggung jawab kegiatan / Konsultan Perencana.
c. Cara pemangkasan cabang, pertama kali dilakukan pada bagian atas kemudian
disusul dengan bagian bawah, sehingga tidak berbahaya. Setelah itu, luka tanaman
disemprot dengan desifektan untuk mencegah serangan jamur dan serangga. Untuk
luka yang lebih besar dari 5 cm tidak perlu disemprot.
d. Pemangkasan pohon disesuaikan dengan saat pembungaan dan pembuahan
Pemangkasan semak / perdu dilakukan bila sudah terlalu tinggi sedangkan rumput
pemangkasan dilakukan secara teratur 1 ( satu ) bulan satu kali untuk memperoleh
rumput yang rata.
e. Pemangkasan yang dilakukan pada menjelang musim hujan akan memberikan
keuntungan yaitu dapat memperkecil kehilangan air ( karena transpirasi ) dapat
menghindari serangan penyakit, mempercepat tumbuhnya daun, merangsang
pembungaan.

3.4. Penyulaman
a. Untuk tanaman-tanaman yang mati dan rusak perlu diadakan penyulaman dalam
arti mengganti tanaman dengan yang baru dan segar dengan ukuran, kualitas dan
jenis yang sama dengan persetujuan Penangggung jawab kegiatan/Konsultan
Perencana.
b. Setiap penggantian tanaman dalam masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Pemborong.

3.5. Pemupukan
Pekerjaan 1
Lansekap 9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Pupuk yang dipergunakan dibagi atas dua macam, yaitu :


a. Pupuk Majemuk
Adalah pupuk yang mengandung unsur hara / NPK yang disebut juga ompound
fertilizer misalnya pupuk alam (berasal dari kotoran hewan, tanaman dan jasad
renik).
b. Pupuk tunggal
Adalah pupuk yang mengandung salah satu unsur hara sana, misalnya DS (Double
Superphosphate) TS (Triple Superphosphate) dan yang mengandung unsur hara
nitrogen seperti urea.

3.6. Pembasmian Hama dan Penyakit


Untuk mencegah hama dan penyakit harus diadakan penyemprotan secara periodik
setelah tanaman tumbuh yaitu sebulan setelah 6 kali penyemprotan. Penyemprotan
dilakukan pada seluruh tanaman dengan memakai larutan yang ditentukan seperti :
 Fungsida : Parathion
 Herbisida : 2 – 40 ( khusus rumput )
 Basudin 60, Bayrusli untuk ulat
 Dieldrin dan DDT untuk rayap
 Folidai E 650 untuk kutu

Dosis ditentukan dengan aturan pakai, waktu penyemprotan dilakukan setelah tanaman
siram dengan memperhitungkan waktu yang efektif seperti perhitungan angin, cuaca
yang tidak membahayakan aktivitas di sekelilingnya.
Untuk pemberantasan hama dilakukan sesuai dengan kondisi tingkat populasi hama. Bila
serangan terlalu parah sebaiknya tanaman dibongkar dengan bekas lubang dibiarkan
terbuka kena sinar matahari untuk beberapa lama. Agar hama tidak menjadi kebal,
penggunaan obat sebaiknya diganti-ganti, sedangkan kadar larutan yang boleh
digunakan dapat dilihat pada petunjuk label / kemasan dalam masing-masing pestisida.

3.7. Pemeliharaan penunjang / steiger


Penunjang pohon atau steiger agar tetap diperiksa dan dipelihara dengan baik, apakah
letaknya menjadi miring atau pengikatnya lepas.

4. JENIS TANAMAN YANG DIPERGUNAKAN

4.1. Jenis pohon

A. ARUNDINARIA JAPONICA / BAMBU JEPANG - T. 200CM BT DIA.5-BTG/DAPUR


B. ERITHRYNA CRISTAGALI / DADAP MERAH - T. 300 CM BT DIA. BT. 8CM
C. CASSUARINA EQUISETIFOLIA/CEMARA ANGIN - T. 200 CM BT DIA. BT. 4CM
D. PLUMERIA RUBRA / KAMBOJA MERAH - T. 200 CM BT DIA. BT. 3 CM
E. PLUMERIA SP / KAMBOJA PINK - T. 200 CM BT DIA. BT. 3 CM
F. PLUMERIA SP / KAMBOJA KUNING - T. 200 CM BT DIA. BT. 3 CM
G. SALIX BABYLONICA / YANG LIU - T. 200 CM BT DIA. BT. 3.5 CM
H. SARRACA SP/GLODOGAN TIANG - T. 300 CM BT DIA. BT. 4CM

4.2. Jenis semak/Perdu

Pekerjaan 2
Lansekap 0
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1. ADENIUM SP/ KAMBOJA JEPAN - T.50 CM Ø 50CM


2. Batavia - T. 50 cm Ø bt 3cm
3. Brunfelsia calycina Benth/Melati kosta - T. 50 cm 2 anakan/rpn
4. Calathea crotolifera/ Kalatea - T. 50cm 3btg/rpn
5. Cordyline terminalis tricolor/ Hanjuang Tricolor - T. 50cm Ø30 cm
6. Corimbosa var / Tabernae daun putih - T. 50 cm Øbt 3cm
7. Diefen bachia / Balanceng - T. 50 cm 5daun/pot
8. Dracaena compacta / Hanjuang jari - T. 60 cm Øbt 40 cm
9. Furcraea gigantea striata/Agave besar - T. 40 cm Ø optimal
10. Heliconia chartacea pink/Pisang hias - T. 50 cm 3btg/rpn
11. Hibiscus Rosa sinensis/ Kembang sepatu - T. 80cm 1btg/pot
12. Jasminum sp /Melati jepang - T. 50 cm 2 anakan /pot
13. Monstera sp / Monstera - T. 75 cm 4-5 daun/pot
14. Nerium oleander / oleander - T. 50cm 3btg/rpn
15. Nicolaia sp / Kecombrang - T. 50cm Ø20 cm
16. Pandanus pigmateus/Pandan bali - T. 150 cm Ø optimal
17. Pelargonium pelcatum / Ivy level pelargonium - T. 60 cm 1 bt / pot
18. Raphis exelsa/Palem waregu - T. 150 cm 5-7btg/rpn

4.4. Jenis Tanaman Rambat/Memanjat


1. Bougainvillea sp/Bugenvil,Bunga kertas - T. 60 cm Ø60 cm
2. Clerodendrum thomsonae/Nona makan sirih - T 50 cm Ø40cm nus/m2
3. Ipomoea purpurea horsfalliae/Ipomea biru - T.40 cm Ø30 cm nus/m2
4. Thunbergia glandiflora/Thunbergiabunga putih -T.40 cm Ø30 cm nus/m2
5. Stephanotis floribunda/ Stepanot putih - T.30 cm Ø40 cm nus/m2
6. Mandevilla suaviolens/Mandevila kuning - T.40 cm Ø30 cm nus/m2

5. PEKERJAAN HARDSCAPE

5.1. Pedestrian Way


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan tenaga kerja bahan
dan material serta alat dan perlengkapan yang digunakan pada pekerjaan tersebut.

b. Persyaratan Bahan
Bahan dan material yang dipergunakan pada pekerjaan ini harus berkualitas baik dan
memenuhi syarat – syarat dari peraturan – peraturan serta standar – standar yang
berlaku. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut :

Peraturan Beton Bertulang Indonesia


Peraturaran Umum Bahan Bangunan di Indonesia
Peraturan Semen Portland Indonesia

c. Penggunaan Bahan dan Material


Pada pekerjaan ini kontraktor disyaratkan untuk menggunakan kembali (reused)
material Paving blok sisa bongkaran pedestrian existing . yang kemudian
kekurangannya di tambah dengan yang baru serta kombinasi dengan koral sikat.

Pekerjaan 2
Lansekap 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

d Pelaksanaan Pekerjaan
 Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus membuat gambar kerja
terlebih dahulu ( shop drawing ) dan mendapat persetujuan dari pengawas.
 Kontraktor juga diharuskan membersihkan lokasi pekerjaan dari bahan-
bahan dan material yang tidak dipergunakan pada pelaksanaan pada
pelaksanaan pekerjaan dan membuangnya keluar lokasi pekerjaan atau
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
 Setelah lokasi dibersihkan, kemudian dipasang patok – patok peil yang
terbuat dari bambu / kayu yang ditanam kedalam tanah dengan kedalam
tertentu agar tidak mudah goyah. Kemudian papan bouwplank dipasang
diatasnya. Permukaan papan yang digunakan sebagai acuan harus ditandai
dengan cat dan paku untuk tarikan – tarikan benangnya.
 Setelah papan bouwplank terpasang, kemudian dilakukan penggalian –
penggalian tanah untuk lantai kerja / pondasi dengan kedalaman tertentu
sesuai dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari
pengawas.
 Setelah lobang – lobang pondasi digali, kemudian diurug dengan pasir
setebal 50 mm, kemudian dipadatkan dan di ratakan dengan cara
penyiraman secara bertahap.
 Kemudian dipasang lantai kerja diatas pasir urug, dengan ketebalan 50 mm
dari komposisi adukan 1 PC : 3 PS : 6 KR. Lantai kerja ini dipadatkan dan
diratakan dengan ruskam. Untuk jalan setapak dengan material beton
expose, cukup dengan pasir urug tanpa lantai kerja, tetapi tanah
dibawahnya harus benar-benar padat. Jika untuk pemasangan paving blok
tidak diperlukan lantai kerja yang menggunakan adukan , cukup dengan
pasir urug diratakan & dipadatkan
 Setelah lantai kerja kering, kemudian dipasang besi – besi tulangan untuk
kansteen, tangga dan slab beton pedestrian. Dimensi dan bentuk sesuai
dengan spesifikasi yang telah mendapat persetujuan dari pengawas.
 Pengecoran dilakukan dengan hati-hati, agar semua ruang dan rongga dapat
terisi semua dengan adukan. Pemadatan adukan menggunakan vibrator (Jika
diperlukan). Komposisi adukan yang digunakan adalah 1 PS : 2 PS : 3 KR.
Setelah pengecoran selesai hasil pengecoran harus dilindungi dari terik
matahari dengan menggunakan karung basah.
 Setelah beton cukup umur dan kering, kemudian dilapis dengan screed
setebal kira – kira 20 mm.
 Setelah lapisan screeding kering, kemudian dipasang material finishing.
Material finishing adalah koral sikat, dengan ukuran, bentuk, dimensi, dan
warna sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada gambar kerja dan telah
mendapat persetujuan dari pengawas.
 Untuk koral sikat, sebelum dipasang koral sikat harus dibersihkan dahulu
dari kotoran yang menempel dengan cara mencucinya dengan air bersih.
Pemasangan koral menggunakan adukan semen dengan komposisi 1 PC : 2
PS : 3 KR, dengan ketebalan 30 mm. Koral sikat ditekan kedalam adukan
sampai mencapai setengah adukan. Pemasangan koral sikat harus rapat
dengan jarak antara koral sekitar 2 – 3 mm. Koral sikat harus segera
dibersihkan dari sisa – sisa semen yang menempel pada permukaannya,
dengan menggunakan air. Permukaan koral sikat harus dilapis dengan
lapisan anti lumut.

Pekerjaan 2
Lansekap 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

6. PENUTUP

6.1. Sebelum pekerjaan, Kontraktor menunjukkan mobilisasi, daftar peralatan, daftar


personil dan struktur organisasi Kontraktor kepada Konsultan MK.

6.2. Kontraktor mengajukan metodologi dan kurva S kepada Konsultan MK untuk


mendapatkan persetujuan.

6.3. Konsultan MK melakukan pengujian terhadap seluruh material yang terdapat pada Bill of
Quantity dan dipastikan sudah memenuhi syarat sesuai kontrak.

6.4. Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya
yang disampaikan kepada Pemborong akan tetapi tertera di dalam gambar dan di dalam
RKS, merupakan kewajiban rekanan atau Pemborong untuk melaksanakannya. Pekerjaan
yang termasuk pekerjaan Pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan dalam
RKS ini harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau Pemborong, seolah-olah pekerjaan
tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang baik
dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemimpin Proyek selaku Pemberi Tugas.

Pekerjaan 2
Lansekap 3
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR

DIVISI 10
LAMPIRAN
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

SPESIFIKASI BAHAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR&LANDSCAPE

No. ITEM SPESIFIKASI / MERK


A. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Screed / Floor Hardener  Sika
 Nitrofloor Hardtop (Fosroc)
 Hitchin / Grace
2. Pasangan Bata Ringan  Primacon
 Leibel
 BEP
3. Railing Tangga Utama  Stainless Steel
Railing Tangga Training Room

4. Sealant  Wacker Down Corning


 Hilti
5. Frame Alumunium Kusen / Pintu / Jendela /  Alexindo
Curtain Wall
6. Powder Coating  Jotun
(Kusen / Pintu / Jendela/Curtain Wall)  Nippon Paint
7. Kaca  Asahimas
8. Alumunium Composite Panel  Acebond
 Seven
 Aluprima
9. Pekerjaaan Kayu  Kayu Kamper Samarinda
 Plywood Ex.Lokal
 Multiplek Ex. Lokal
10. Waterprofing Membrane  Waterproof DuO

13. Penggantung & Pengunci (Pintu & Jendela)  Dekkson


(type lihat Gambar & RKS)  Kend
 Dorma
14. Pengecatan Pintu Kayu Melamic  Jotun
 ICI
15. Pengecatan Pintu Besi dan lainnya  Jotun
 ICI
16. Pengecatan Dinding (Emulsion/Weathershiled)  Jotun (Interior/Exterior)
 ICI (Interior/Exterior)
17. Partisi Gypsum  Jaya Board
 Knauf
18. Plafond Water Resistance  GRC Panel Waterproof
 Kalsi Board
 Jaya Board
19. Plafond Gypsum  Jayaboard

Spesifikasi Bahan (Pekerjaan Arsitektur & Landscape) 1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Knauf
20. Finishing Lantai& Dinding (termasuk toilet,  Keramik (Roman,)
GWT)  Homogeneous Tile (Romans, Granito,
Niro Granit,)
21. Batu Alam  Tumbled Stone ex. Lokal
22. Sanitair(type lihat gambar & RKS)  Toto
- (Clost, Washtafel, Urinoir, Janito
- FD, CO, RD
23. Kithen Sink  Local
24. Roof Drain  San-Ei
 Toto
25. Cubicle Toilet  Matrix
 Spectra
 E Cubic
26. HPL  Formica
 Aica
 Taco
27. Pintu Besi  Metalindo
 Merdi Mahayana
 Local
28. Automatic Door  Besam
 Dorma
28. Handle Pitu Lock  Card system (RFID)
29. Louvre Alumunium  Joff metal
 Prometama
 Local
30. Sun Screen  Joff metal
 Prometama
 Local
31. Mortar  Mortar Utama
 Power bond
 Drymix
 Lemkra
32. Granit Alam area Batas dinding + CUrtainwall  Dark Emperador
 Ujung Pandang
 Local
33. Dinding Precast  Beton Precast
 Wallplus
 Dusaspun
34. GRC  Elephant
 Jayaboard
 Local
35. Kalsiclad  Kalsiboard
36. Dinding Beton Ringan  Wallplus

Spesifikasi Bahan (Pekerjaan Arsitektur & Landscape) 2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

B. PEKERJAAN LANDSCAPE
1. Paving Stone (Paving Blok / Grass Blok)  Cisangkan

2. Kanstin Beton  Cisangkan

3. UDITCH  Asiacon
 BEP
 Megacon

Spesifikasi Bahan (Pekerjaan Arsitektur & Landscape) 3


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING

DIVISI 1 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL


Bab 01 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing
Bab 02 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran
Bab 03 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tata Udara dan Ventilasi Mekanik
Bab 04 Spesifikasi Teknis Transportasi Vertikal Dalam Gedung

DIVISI 2 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Bab 05 Pekerjaan Elektrikal
Bab 06 Spesifikasi Teknis Diesel Generator –Set
Bab 07 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Penangkal Petir

DIVISI 3 LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Peralatan & Material Elektrikal
SPESIFIKASI TEKNIS M.E.P

DIVISI 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEK. MEKANIKAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING

1. Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Pemasangan pompa Air Bersih


Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari Sumur Pantek.

3. Penjelasan Sistem

3.1 Air Bersih


Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari Sumur Pantek dengan kedalaman 60
meter sebanyak 4 buah.

3.2 Air Buangan


1. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
2. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar mandi,
pengering lantai dan kitchen sink.
3. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet
4. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju STP ( Sewage
Treatment Plant ), kemudian di overflow ke saluran kota.

3.3 Air Hujan


Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak PVC menuju
ke dalam saluran air hujan halaman / drainase site secara gravitasi menuju sumur
resapan dan diverflow ke saluran kota.

4. Ketentuan Bahan dan Peralatan


a. Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar
rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan
guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. Material-material yang dipakai meliputi :

4.1 Reservoir Bawah (GWT)

Bahan : Concrette
Kapasitas : 1 x 373 m3
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll

4.2 Pompa – Pompa


1. Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran,
serta manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve,
Check Valve, Flexible joint, dan perlengkapan lainya sehingga sistim pompa
dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
2. Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve &
pipa pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan.
3. Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk
menjalankan pompa secara otomatis.
Data teknis pompa :

 Jumlah : 2 unit
Tipe : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 200 Lpm
Head : 40 meter
Base Frame : Cast Iron atau Steel
Power : 4,5 KW / 3P / 380V / 50 Hz

 Pompa transfer (Zona 2 / Umum)


Jumlah : 2 unit
Tipe : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 200 Lpm
Head : 40 meter
Base Frame : Cast Iron atau Steel
Power : 4,5 KW / 3P / 380V / 50 Hz

4.3 Katup - katup ( Valve )

1. Strainer
 Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern,
cast iron body (untuk 16 sbar) dengan SS screen 3 mm perforations.
Ductile iron body untuk 20 bar.

2. Gate Valve ( Rising dan Non Rising Stem )


 Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body
dilengkapi dengan open / shut indicator untuk Non Rising Stem.
 Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body
sesuai standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working
pressure : 10 bar.

3. Check Valve :
 Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk

2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.


 Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material
cast iron untuk tekanan 10 bar dan carbon steel untuk tekanan 16 bar.
4. Rubber flexible / expansion joint (flange connection)
 Adalah spherical shape ball design, single / double sphere, terbuat dari
neoprene rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak
dapat diterima).
 Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel
flange end. Working pressure : 16 bar.
 Untuk 20 / 25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi
control plates, control nuts dan control rods dan single sphere.

5. Rubber flexible / expansion joint (screw connection)


 Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat
diterima).
 Rubber flexible / expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus
complete dengan malleable iron threaded BS21 union end connection.
Semua rubber flexible / expansion joints harus mempunyai working
pressure : 16 bar.
 Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih
besar harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends
connection.

5. Persyaratan Teknis Pemasangan

Pompa
1. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
2. Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan disesuaikan
dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
3. Semua pompa harus dilengkapi :
 Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint, Pada
pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint dan pressure

3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

gauge serta dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa
pompa sedang bekerja atau tidak.
 Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
4. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan
lain-lain) harus lengkap s dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.
5. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan
total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

5.2 Pipa – pipa

5.2.1 Umum
 Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran /
benda-benda lain
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
 Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
 Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
 Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
 Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.
 Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
 Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air
bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.

4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, 50 – 100 mm atau lebih kecil : 1 – 2 %
- Dibagian dalam bangunan 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecildan 200 mm atau lebih
besar : 1% .
 Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
 Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.2.2 Penggantung dan Penumpu Pipa


 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam list berikut ini :
Pipa PPR-PN.10

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤ 50 0.6 0.9
2 ≤ 80 0.9 1.2

 Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran,
maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa
ukuran terkecil yang ada.
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

5.2.3 Pipa Dalam Tanah


 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 – 30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa
batu-batuan atau benda keras lainnya.
 Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2 – 2.5 m.
 Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.

5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

5.2.4 Sambungan Pipa


Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.

Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus mempergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

Sambungan yang Mudah Dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh
dengan adanya packing dan bukan seal threat.

5.2.5 Selubung Pipa


 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “ flushing
sleeves”
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”

Katup Label (Valve Tag)


1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan di tags
katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

Pembersihan
1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara
/metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

6. Pekerjaan Listrik
a. Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik termasuk
panel kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol berikut peralatan control
seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan.
b. Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti


Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

Material dan Teknis


1. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan control panel
harus sesuai dengan daftar material.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan
dibuat oleh panel maker yang disetujui.
3. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang
dari 2 ohm.
4. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit.
5. Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
6. Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
7. Starter Motor :
Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik star–delta
starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

7. Pengujian

Umum
1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan
oleh pelaksana Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
3. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim dengan baik,
maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian
lagi.
4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-lain,
harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.

Pipa dan Jaringan Pipa


1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan
kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji
saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk
pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi”

7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya pengetesan


dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang pipa max. 100 meter.
2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test
rendam dengan air selama 8 jam.

Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor
harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total head
berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau
mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air. Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.

8. Training
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk
oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan
pertama.
b. Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.

9. Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk

1 Pompa Booster Packaged Grundfos


Debit : 2 x100 LPM
Total Head : 25 meter
Power : 2 x 0,75 KW
Lengkap dengan panel
control automatic
2 Pompa Transfer Debit : 4 x 200 LPM Ebara
Head : 40 meter
Power : 4 x 4,5 KW
3 Pompa sumur Pantek Debit : 4 x 160 LPM Ebara
Head : 90 meter
Power : 3,5 KW
4 Pompa Sump-pit Debit : 200 LPM - Ebara
Head : 10 meter - Grundfos
Power : 1,5 KW
5 Water Heater System Include heat pump, fitting, Solahart
tangki, etc
6 STP Kap : 2 x 25 m3 Biotreat
7 Gate Valve 10 K Kitz

8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk

8 Check Valve 10 K Kitz


9 Strainer 10 K Kitz
10 Foot Valve Ebara
11 Fleksibel Connection Tekanan 10 Kg/Cm2 Tozen
12 Level Switch Watts
13 Pressure Gauge Tekanan 15 kg/Cm2 Wika
14 Pipa air bersih PPR-PN.10 ATP TORO
15 Pipa Air Panas PPR-PN.20 ATP TORO
16 Pipa air kotor dan bekas Pipa PVC Class AW 10 Wavin
kg/cm²
17 Pipa Vent PVC kelas D 5 kg/cm2 Wavin
18 Fitting PVC Air bersih Class 10 kg/cm² Wavin
Air kotor dan bekas 10
kg/cm2
Vent 5 kg/cm2

9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
c. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan sehingga
sistem berjalan dan beroperasi dengan baik.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Penjelasan Sistem
a. Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant, sprinkler dan
pemadam kebakaran ringan.
b. Sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan sistem pillar
hydrant (outdoor) dan fire landing valve (indoor).
c. Tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai "tipe basah" (wet system), ini
berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk sistem harus dalam kondisi terbuka
penuh dan tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
d. Cara kerja sistem Hydrant :
 Apabila tekanan dalam pipa turun sampai ambang batas yang telah ditentukan
karena adanya kebocoran, maka jockey pump akan hidup secara otomatis dan mati
secara otomatis di ambang batas tekanan yang juga telah ditentukan atau ketika
pompa utama start.
 Apabila tekanan air dalam pipa terus turun karena satu atau lebih katup hydrant
dibuka maka pompa kebakaran utama akan bekerja secara otomatis dan pompa
Jockey mati secara otomatis. Pompa kebakaran utama mati secara manual oleh
operator.
 Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, akan segera berbunyi dengan nada yang
berbeda dengan bunyi alarm system.

3. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi sistem fire hydrant dan instalasi fire sprinkler
sesuai dengan gambar perancangan dan meliputi antara lain :
- Pengadaan dan instalasi peralatan utama sistem Fire Hydrant yang meliputi instalasi
Engine Fire Hydrant Pump, dan Fire Control Panel dengan standard NFPA serta
fixtures kebakaran beserta pemipaannya.
- Pengadaan dan instalasi pemipaan sprinkler dari ruang pompa sampai dengan riser.

10
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

- Pengadaan dan instalasi pemipaan dan peralatan fire hydrant yang meliputi hydrant
box lengkap dengan peralatannya, hydrant pillar, hose rail cabinet, valve-valve dan
perlengkapan lainnya.
- Pengadaan dan Pemasangan Siamese Connection untuk Fire Hydrant type sesuai
standard Dinas Pemadam Kebakaran.
- Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant hingga
berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan tinggi.
- Membantu mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan bahwa Instalasi sistem fire hydrant dan sprinkler dapat
dinyatakan baik dan layak pakai oleh Dinas Pemadam Kebakaran serta untuk Unit
Pressure Tank harus mendapat sertificate dari DEPNAKER.
- Mengadakan Training Operasional, waktu serta kesiapannya akan ditentukan
kemudian bersama Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.

4. Ketentuan Bahan dan Peralatan

4.1 Fire Hydrant Pump


 Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air pemadam
kebakaran sampai batas maksmimum kemampuan pompa pada setiap saat secara
otomatis.
 Pompa pemadam kebakaran untuk proyek ini terdiri dari satu (1) pompa utama
Hydrant Listrik, 1 (satu) unit pompa utama hydrant diesel dan satu (1) pompa
Jockey.
 Motor pompa harus memenuhi standar motor untuk pompa pemadam kebakaran
sesuai standar NFPA.
 Standard pompa dan kontrol panel harus mengikuti standard NFPA.
 Peralatan pompa pemadam kebakaran :
- Jockey pump dengan motor listrik
- 1 (satu) Main pump dengan motor listrik
- 1 (satu) main pump dengan diesel engine
- Automatic air release valve
- Inlet dan outlet headers
- Inlet dan outlet valves
- Check valve anti water hammer
- Inlet strainer
- Power dan kontrol panel
- Flow regulator
- Pressure switch
- Pressure gauges
- Electric connection
- Base frame
- Announciating pump status :
- Jockey pump ON, indicating lamp ON
- Main pump ON, alarm horn & indicating lamp ON.
- Water level drop, alarm horn & indicating lamp ON.

11
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

- Water level too low, alarm horn, indicating lamp ON.

1. Jockey Pump
 Unit pompa terdiri dari :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mechanical seal
- Heavy duty grease lubricated bearings
- Panel kontrol dengan kelengkapan standarnya
 Data teknis pompa :
- Type : Vertical In Line
- Head : 140 M
- Debit : 50 LPM
- Power motor : ± 5.5 KW/3PH/50 Hz
- Speed : 3000 RPM
- Jumlah : 1 (Satu) Unit
- Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard

2. Electric Main Fire Pump


 Unit pompa terdiri dari :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mecanical seal
- Controller accomplie to NFPA 20.

 Data teknis pompa :


- Type : Horizontal Split Casing
- Head : 130 M
- Debit : 750 GPM
- Power motor. : ± 132 kW / 380V / 3P/ 50 Hz
- Speed : 3000 RPM
- Jumlah : 1 (satu) unit

12
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

- Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard

3. Diesel Engine Fire Hydrant Pump

Type pompa : Horizontal Split Casing


Kapasitas : 750 GPM
Head pompa : 130 M
Type Engine : Diesel
Putaran : 3000 RPM
Sistem Coupling : Direct Connected (dilengkapi dengan
pelepas coupled secara manual )
Jumlah : 1 (satu) unit
Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard

Kelengkapan Engine :
- Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance - free
- Flexible coupling
- Coupling guard
- Batteries
- Battery rack
- Battery cable
- Silencer
- Exhaust Pipe
- Flexible exhaust connector
- Pompa Hydrant Diesel merupakan back-up apabila pompa
kebakaran elektrik gagal beroperasi

4.2 Pemipaan
1. Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe schedule 40 untuk
dalam bangunan dan Black Steel Pipa ASTM A53 Galvanize untuk
pemipaan diluar gedung, atau SNI 07-0039-87 dan harus diusahakan
semuanya berasal dari satu merk.
2. Untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 16 K, Weld Type.

Valve - valve

1. Gate Valve :
 Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan tipe
bronze body, non rising steam, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end. atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 15
mm sampai dengan diameter 25 mm.
 Untuk valve diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan tipe
flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,
hand wheel operated with position indicator.
 Material body : carbon steel untuk tekanan 300 psi.

13
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2. Check Valve :
 Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan
material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disk, screwed end.
 Material body : swing silent type dengan stainless steel disk dengan
body material carbon steel untuk tekanan 300 psi.
 Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer
type check valve.

4.4 Pillar Hydrant


Pillar hydrant yang digunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve
dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan
model yang dipergunakan oleh mobil dinas kebakaran kota. Setiap pillar hydrant harus
dilengkapi dengan gate valve untuk memudahkan maintenance.

4.5 Hydrant Boxes


Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
Steel box recessed type, ukuran 750 mm x 1250 mm x 180 mm dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180 0 dan
dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Bell.
Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
Hydrant valve 40 mm dan 65 mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 40 mm x panjang 30 meter lengkap couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 40 mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb:
Steel box outdoor type, ukuran 660 mm x 950 mm x 200 mm dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 1800 dan dilengkapi
stopper.
Hose rack untuk slang 65 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
Hydran valve 40 mm dan 65 mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 65 mm x panjang 30 meter lengkap couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 65 mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.

4.6 Fire Brigade Connection


Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way Siamese connection
untuk pasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
Siemese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan out
coupling yang sesuai dengan standar yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.

4.7 Valve Box


Bak kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan dimensi :
panjang x lebar = 60 x 60 cm dengan kedalaman 80 cm.
Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan.

14
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4.8 Sistem Pengoperasian


 Pelayanan hydrant pilar diluar bangunan dan pelayanan dalam bangunan
digunakan satu set pompa yang terdiri dari jockey pump, electric hydrant pump
dan diesel hydrant pump dengan tekanan kerja ± 7 kg/cm2.
 Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch
pump Control, control valve serta panel-panel pengoperasian.
 Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus
mengikuti NFPA 20 standard.

4.9 Panel Kontrol


 Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire hydrant pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa
pembantu, pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak engine.
 Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran
daya listrik terputus pada saat terjadi kebakaran.

4.10 Fire Extinguisher


- Untuk ruangan kantor menggunakan Fire Extinguisher type Dry Chemical
Powder (ABC) 3 kg.
- Untuk ruang genset menggunakan Fire Extinguisher type Dry Chemical
Powder (ABC) 4 kg

5. Persyaratan Teknis Pemasangan

5.1 Pompa - Pompa


Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Pompa-pompa dipasang dalam rumah pompa diatas pondasi beton dengan kekuatan
dua kali berat pompa dan disesuaikan dengan dimensinya. Perletakan pompa-pompa
adalah seperti pada gambar perencanaan.
Pengkabelan dan alat-alat bantu harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem
dapat bekerja dengan baik.

5.2 PIPA

1. Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan,
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atau flange
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik

15
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian
Sambungan – sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur
pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran / benda-benda
lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan
wartel mur atau flange.
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

5.3 Pipa Hisap & Tekan

Pipa hisap menuju pompa diperlengkapi dengan stop valve (gate valve), penyaring
(strainer), flexible connection, dan manometer hisap. Pipa tekan dari pompa
diperlengkapi dengan stop valve (gate valve), non return valve (check valve), flexible
connection, dan manometer tekan.
Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna merah.

5.4 Pipa Induk Proteksi Kebakaran


Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
Pada header dipasang pressure switch yang mengatur mati / hidupnya masing-masing
pompa, pipa serta perlengkapan untuk pengetesan pompa. Pada bagian-bagian
tertinggi dari pipa dipasang air valve dia. 25 mm.

5.5 Penggantung dan Penumpu Pipa


Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
Pipa Black Steel Medium Class

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤ 20 1.8 2
2 25 ~ 40 2.0 3
3 50 ~ 80 3.0 4
4 100 ~ 150 4.0 4
5 200 atau lebih 5.0 4

16
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang
ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

5.6 Pipa Dalam Tanah


Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 3 meter pada dasar galian dengan
adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta pemadatan
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 80 cm dibawah permukaan tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 – 30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras lainnya.
Pipa dibalut wrapping bahan bitumen sheet.
Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 –
2.5 m.
Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman ( selubung ) baja
atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut. celah antara
selubung dengan pipa diisi pasir.

5.7 Selubung Pipa


Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.

5.8 Sambungan Pipa

Sambungan Las
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan las berlaku untuk
ukuran diatas 65 mm. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan kepada
Konsultan Pengawas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk mencegah
korosi.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Konsultan Pengawas.

Sambungan Ulir
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 65 mm.
Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.

17
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.

Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen.

5.9 Selubung Pipa


 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran
diluar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “ flushing sleeves”.
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau “caulk”

5.10 Pemasangan Katup-katup.


Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai yang diminta dalam gambar
rencana dan spesifikasi agar sistem dapat bekerja dengan baik.

6. Lingkup Pekerjaan Listrik


Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik berikut peralatan
kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan.
Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

6.1 Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti


Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

6.2 Material dan Teknis


Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan kontrol panel
harus sesuai dengan daftar material.
Panel-panel harus dibuat dari panel 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat oleh
panel maker yang disetujui perencana dan Konsultan Pengawas.
Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2
ohm.
Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit.
Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel

18
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Starter Motor :
- Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik star –
delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.
- Start – delta starter harus dilengkapi dengan thermal
overload. Panel start – delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, yellow
- Ampermeter – 3 phase ( selector switch )
- Voltmeter – 3 phase
- Reset button

7. Testing
a. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan
testing disediakan oleh Kontraktor dan atau beban / biaya Kontraktor sendiri.
Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil pemilik dan pengawas
lapangan.
b. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistim instalasi yang telah
dipasang, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan
peraturan -peraturan yang telah berlaku atau yang ditentukan oleh spesifikasi.
c. Kontraktor harus mengadakan pengujian pada waktu pihak pengawas lapangan
hadir, dan pihak pengawas lapangan akan menentukan apakah testing yang
dilakukan cukup baik atau diulang kembali. Kontraktor harus menanggung
segala biaya yang timbul dalam pengujian-pengujian ini.
d. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak
lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan diminta memberikan
saran-saran / masukan agar jalannya testing aman.
e. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada pengawas lapangan.
Hasil-hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah sistim instalasi
yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.
f. Pengujian oleh dinas kebakaran harus dilakukan sampai mendapatkan Surat
Izin / Rekomendasi untuk pengurusan IPB (Izin Penggunaan Bangunan) segala
sesuatunya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7.1 Instalasi Pipa


 Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure 15 ATM
bagian per bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada
kebocoran / penurunan pada test pressure.
Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing ini.

7.2 Pompa
 Dapat bekerja secara otomatis dan manual
 Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun dari genset.

8. Training
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima
pekerjaan pertama.

19
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. Materi training teori dan praktek sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.

9. Referensi Merk / Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pelaksana
Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk / Produk


1 Pompa Jockey Lengkap dengan Fire - Grundfos
Control,Pressure Switch dan
aksesories

2 Pompa Electric Lengkap dengan Fire - Peterson


Control,Pressure Switch dan
aksesories

3 Pompa Diesel Lengkap dengan Fire - Peterson


Control,Pressure Switch dan
aksesories

4 Hydrant Pillar Baja Tuang - Appron


type Two Way - Ozeki
machino kopling - Yamato

-
5 Hydrant Box Indoor uk: 750 x 1250 x 180 - Appron
mm - Ozeki
Outdoor uk: 660 x 950 x 200 - Yamato
mm
Lengkap dengan fire hose,
machino coupling, variable
jet spray

6 Siamesse Concection Ukuran : 1000 x 65 x - Appron


65 mm - Ozeki
Free Standing - Yamato
Jenis coupling Vander
Heyden

7 Pipa Fire Hydrant - ASTM A53 Galvanized - Bakrie


sch 40
- Black Steel Pipe Sch 40

8 Fitting Class 20 k - Bakrie

20
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk / Produk


9 Gate Valve Class 20 K - Kitz

10 Check Valve Class 20K - Kitz

11 Strainer Class 20K - Kitz

12 Pressure Switch 0 - 15 kg/cm² Potter electric/ Fanal

13 Pressure Gauge 0 - 15 kg/cm² - Nagano


- Wika
- VPG
- Aschroft

14 Main Alarm Valve Class 20 K - Watts


- Shurjoint
- Tyco

15 Automatic Air Vent Cast Iron - Yoshitake


- Amstrong
- Samyang

16 Flow Switch Detector - Potter Electric


- System Sensor

17 Fire Extinguisher Dry Chemical Multi Purpose - Hooseki


Standard NFPA / Dinas PMK

-
18 Expansion Joint Bahan stainless steel dengan - Yositake
flange mild steel atau - Tozen
ekivalen dengan mechanical - Victaulic
grooved coupling dengan
bahan body terbuat dari
ductile iron yang dilengkapi
EPDM grooved rubber

21
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 3

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA


DAN VENTILASI MEKANIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi,
service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi
dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya

1.1. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system Split
lengkap dengan kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit
(OU), dimana Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit
ditempatkan di luar ruangan.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan
isolasi thermis, vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust
Fan dan Intake Fan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
 Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi pipa pengembunan
(drain) sampai ke saluran air terdekat.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi
tata udara dan ventilasi dengan system fire alarm yang ada.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel, pressure sensor dan semua perlengkapan penunjang
lainnya.
 Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi
yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan
kriteria design.
 Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan
dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program training
harus mencakup segi teori / prinsip dasar serta aplikasinya.
 Menyerahkan gambar - gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
 Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).

22
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.


 Membuat As-built drawing.

1.2. Lingkup Pekerjaan Terminasi


 Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
 Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh
Kontraktor listrik.
 Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.
 Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.

1.3. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang
harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain didalam bill of quantity
bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain / tidak termasuk skope pekerjaan.
 Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat pekerjaan
instalasi tata udara ini.
 Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
berserta addendumnya.
 Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.

2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

2.1. Umum
 Spesifikasi teknis / RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
 Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.

2.2. Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
SMACNA – 85
ASHRAE – Guide and data Book, ARI
NFPA – 90A

23
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

ASTM, ASME
AMCA
CTI
PUIL 2000
Pedoman Plumbing Indonesia
Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

2.3. Perlindungan Kebakaran


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang
sesuai untuk tujuan tersebut.

3. PERALATAN UTAMA

3.1. AC Split
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut.
Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.

b. Umum
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance)
dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti
untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.
c. Spesifikasi Teknis.
Unit memakai refrigerant R.22
Kapasitas unit berdasarkan kepada :
Udara pendingin kondensor 35ºC
Temperatur ruang 24oC ; 55% ± 5 % RH

Kompresor
Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari sisi
suction. Masing-masing kompresor dilengkapi dengan :

24
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

- Star delta starter atau DOL


- High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
- Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
- Spring Vibrator isolator
- Crankcase heater
- Automatic reversible oil pump
- Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama shut down
- Oil pressure cut out (manual reset)
- Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
- Sight glass dan oil filter
- Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap kompresor.

Outdoor Unit (OU)


Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan
alumunium fin. Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan
langsung dan dilengkapi dengan pelindung / pengaman.

Indoor Unit (IU)


- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi
dengan bahan fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor
fin dari type centrifugal, double inlet atau single inlet forward curved, multi
blade dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal
alumunium fin, refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture
indicator dan sight glass, refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve.
Suatu drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada keadaan
minimum.

Filter dan Control


- Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm.
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed (low,
med, high), cool dan room temperatur setting akan memfungsikan unit
beroperasi.

3.2. VENTILASI

a. Umum
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar
“Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210 – 74 di Amerika.

25
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re – 10E12 w pada octave
band mid. frek. 60 – 4000 Hz.
Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya
dan dalam batas-batas yang normal.

b. Spesifikasi Teknis
Propeller Fan (wall mounted fan)
- Fan dari type propeller untuk dinding seperti ditunjukkan dalam gambar atau daftar
peralatan.
- Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis alluminium (bila
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar Peralatan)
- Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure
fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium
diecast
- Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari besi pelat dan besi siku dan
gantungan dari besi penggantung (steel rod) yang dilengkapi peredam getaran
(vibration isolator)
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan baut-baut yang
tahan karat.

4. PEREDAM GETARAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran
(Vibration isolation / Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor unit,
Condensing unit.

4.2. Spesifikasi Teknis


 Alat peredam getaran ( Vibration Isolator ) ini harus dapat meredam getaran
dengan efisiensi 90 %
 Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai
dengan persyaratan rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran
dapat berupa Neoprene Pad. Neoprene Mounts, Spring, Isolator, Restrain Isolator,
Pipe hanger dll.

5. Pekerjaan Pemipaan

5.1. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat
pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib

26
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur


instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
sebelum dilaksanakan.

5.2. Peralatan
 Pipa Refrigerant
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas
dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan
panjang ekivalen pipa.
Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantaraa
wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder
perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang
sedang disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam
pipa.
Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-5”
dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines”
yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan
pabrik.
Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book”
dan atau persyaratan pabrik.
Suatu alat pengering refrigerant ( filter drier ) dengan kapasitas yang cukup serta
“sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap
pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier
harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full flow replacable care.
Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut
ARI / Standard 720 dengan unit short shank flare.
Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap
thermostatic expansion valve.
Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building
sealant.
Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga
pipa tidak boleh lebih dari :

a. sampai ½” : berjarak 1,2 m

27
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

b. diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m

c. diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m


Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang
erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertical.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut
belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan dan konsultan
perencana.
Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan
yang dipaksakan.
 Pipa Kondensasi (drain)
Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-
kotoran yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan oleh
pabrik pipa.
Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan
tidak diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk sambungan
menggunakan lem, semua bagian yang akan disambung harus sudah bersih,
kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran-
kotoran yang melekat.
Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building
sealant.
Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan pipa/penyangga
pipa tidak boleh lebih dari :
 sampai ½” : berjarak 1,2 m
 diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
 diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang
erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut
belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan

28
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan perencana.
Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan
yang dipaksakan.
Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi dengan isolasi.

6. PEKERJAAN LISTRIK

6.1. Umum
 Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel, perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route,
lokasi panel dan perletakan instrument control. Kontraktor wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya,
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan
 Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan
oleh :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000
 Perusahaan Listrik Negara (PLN)
 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
 Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
 Lembaga Pengujian Bahan
 Dinas Keselamatan Kerja

6.2. Spesifikasi Teknis


 Motor Listrik
Jenis induction motor, permanent
Motor, AC Split split, dengan thermal overload
protector.
3 phase 220/380 V/50 Hz
 3 tingkat kecepatan
 Insulation class E
Motor yang menjadi satu dengan
Motor Fan fan, jumlah phase tergantung
kapasitas fan.
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power factor
minimal 0,8. Putaran maksimum 1450 rpm (untuk motor-motor tersebut di atas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA
(Amerika), BS (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS (Jepang)

29
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Panel
Semua komponen yang digunakan untuk panel tenaga dan panel-panel control
harus dari merek yang sama dengan yang digunakan pada instalasi listrik.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi
dengankunci panel. Pengecatan dengan cat dasar dan duco minimal 2 kali. Warna
finishing ditentukan kemudian.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu
panel-panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merek komponen yang dipakai.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.

 Panel Starter
Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas lebih besar atau sama dengan
7,5 HP
Direct on Line : Bila motor berkapasitas dibawah 7,5 HP
Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red, white untuk ON, OFF,
O/L, plat nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON / OFF dan
disconnecting switch bila memakai remote star stop.
Semua komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan panel-panel control
harus dari merk yang sama yang digunakan pada instalasi listrik.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan
kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco minimal 2 kali.
Warna finishing ditentukan kemudian.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu
panel-panel yang dirakit local haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merek komponen yang dipakai.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.

 Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit high
impact.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel
25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen” menggunakan timah pateri lalu
dipress hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.

30
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp
rapi ke dinding memakai clamp pipa.
Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai clamp penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton.

7. Instalasi

7.1. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara pemasangan
yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai
dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari
peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

7.2. Landasan Peralatan


Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, mempunyai ukuran
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor maupun
motor yang berada di luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

7.3. Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan
suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame
sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

7.4. Penetrasi Atap


Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) keliling bagian-bagian instalasi tersebut
sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.

7.5. Pencapaian Peralatan Untuk Service


Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya
harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa, valve, clean out, damper, filter, venting dan lain-lain.
Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik
dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
Disamping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada Pengawas Lapangan (bila belum
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap peralatan
dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta
ukuran dan lokasi yang tepat.
Bila dalam Gambar Rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tersebut sehubungan
dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu
dibicarakan dengan Pengawas Lapangan untuk disetujui.

31
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

7.6. Perlindungan Peralatan dan Bahan


 Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan, baik yang sudah, maupun belum terpasang
bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya
ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia
sekitarnya
 Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixture dan lain-lain,
dibersihkan atau dites dan di adjust kembali untuk membuktikan bahwa peralatan
dan bahan beroperasi dengan baik.
 Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan
yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah
terima belum 100%)

7.7. Pengecatan
 Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis
harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian
harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
 Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas dua
lapis cat copolymer.
 Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
peyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai
dengan warna yang ditentukan Pengawas Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa, kode
warna disesuaikan dengan standard.

7.8. Anti Karat


 Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flange
dan lain-lain) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu Zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut, mur
dan washer haruslah Zinc electroplated.
 Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dan
bebas dari las-lasan, dicat dasar dengan Zinchromate dan cat akhir finish dua
lapis.

7.9. Sleeve, Built in Insert


 Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk instalasi.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan dan disertai gambar detail.
 Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance ¾”
jika pipa berisolasi, cleareance tetap dibutuhkan ¾” antara isolasi dan sleeve
menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm di atas atap lantai. Setelah
pemasangan pipa cleareance harus diisi dengan sealant yang tahan api atau fire
stop.

32
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

7.10. Penomoran, Nama Peralatan / Accessories


Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama
peralatan dan nomor sesuai seperti yang diajukan ke Direksi/Pengawas
Lapangan pada daftar peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum dalam
as-built drawing.

8. Pekerjaan Lain-lain
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin, compressor, kipas
angin (fan), Air Curtain, motor-motor listrik, termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC.
1. Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi atau ukuran
concrete plint pada masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui
2. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk / pedoman
pabrik pembuat peralatan tersebut.
3. Kontraktor AC harus menyediakan dam memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin
4. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (seperti ditunjukkan dalam Gambar
Rencana atau gambar yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung
(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
5. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil batang (rod)
atau strip sesuai dengan Gambar Rencana atau gambar kerja yang disetujui. Semua
support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang kuat
pada titik tumpuannya pada lantai.
6. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan dan Kontraktor sipil.
7. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-dudukan
atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi merata
sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak wajar.
8. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke dalam ruangan-
ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang
ditunjuk.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut diatas.

9. Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing

9.1. Umum
Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara mendasar harus
mengikuti standard atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

33
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

9.2. Peralatan Ukur


Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain:
 Pengukuran laju aliran udara
 Pitot tube dengan inclined manometer
 Anemometer dan sejenisnya
 Hood untuk mengukur udara di diffuser
 Pengukuran temperature udara / air
 Sling psychrometric
 Thermometer
 Pengukuran putaran (RPM)
 Tachometer atau sejenisnya
 Pengukuran Listrik
 Voltmeter
 Ampermeter / Tang-amper
 Pengukuran tekanan
 Barometer / pressure gauge

9.3. Pelaksanaan Testing, Adjusment dan Balancing ( TAB )


 Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau
mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.
 Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan design, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam Gambar
Rencana, tetapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan
kemampuan peralatan dan juga sebagai data yang diperlukan bagi pihak
maintenance dan operation.
 Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam Gambar Rencana harus dituangkan
dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
 Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
 Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas, dimana
hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
Pengawas tersebut dan dalam laporannya turut menandatangani
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja
mengenai prosedur testing & commissioning untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuannya.
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk
formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem
yang akan dilakukan pengetesan.

34
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

9.4. Balancing Sistem Distribusi Udara


 Prosedur Testing dan Adjusting
 Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan design.
 Test dan catat motor full load ampere.
 Lakukan pengukuran dengan pilot tube (tube traverse) untuk mendapatkan air
flow rate (CFM) dan fan sesuai dengan design.
 Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan (blower)
 Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara
 Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk masing-masing fan coil unit
atau indoor unit.
 Test dan catat temperature Dry bulb, dan Wet bulb dari udara masuk dan
keluar dari coil
 Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang utama
 Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone (ruangan)
 Test dan sesuaikan masing-masing diffuser / grille dan lakukan re-check
terhadap performance dari jenis diffuser / register / grille tersebut.
 Indentifikasikan ukuran, tipe, masing-masing diffuser / register / grille dan
lakukan re-check terhadap performance dari jenis diffuser / register / grille
tersebut.

9.5. Balancing Sistem Aliran dan Tekanan Refrigerant


 Prosedur testing dan balancing
 Tahap 1
 Buka semua katup-katup pada posisi membuka penuh, termasuk katup-
katup yang berada disekitar cooling coil
 Buka dan bersihkan semua katup control
 Periksa apakah kondisi didalam sistem instalasi pipa sudah ditreatment
dan dibersihkan.
 Periksa apakah ada sistem circuit yang pemipaannya mungkin bisa
menyebabkan terperangkapnya udara.
 Set semua temperature control sehingga cooling coil akan bekerja (katup
control akan membuka penuh)
 Sebelum sistem balancing dari aliran udara ini dilaksanakan aliran udara
sebelumnya sudah dibalancing dengan cermat.
 Tahap 2
 Sejumlah aliran dari kapasitas unit AC yang direncanakan.
 Melakukan balancing untuk mendapatkan jumlah aliran dan tekanan
refrigerant pada coil.
 Setelah pelaksanaan balancing dengan hasil sesuai kapasitas unit AC
yang direncanakan, lakukan penandaan (marking) pada setting tersebut
dan catat semua data.

35
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

 Tahap 3
Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan secara lengkap lanjutkan tindakan sebagai
berikut :
 Temperature udara masuk dan keluar cooling coil.
 Pressure drop pada coil
 Tekanan pada discharge dan suction dari fan coil atau indoor unit
 Rated dan running ampere dari indoor unit / outdoor unit.

10. Referensi Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Produk / Merk


1 AC Split Wall Mounted - DAIKIN
- SAMSUNG
- PANASONIC

2 Split Duct - DAIKIN


- SAMSUNG
- LG

3 Unit Fan Axial Fan, Wall Fan, Ceiling Fan - CKE


- CKD

4 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ - Armaflex


- Thermaflex
- K-Flex
- Insuflex

5 Alumunium Tape - Instape


- AB Tape
- Idenden

6 Pipa Refrigerant Kelas L Kembla / Crane / Inaba

7 Pipa drain PVC kelas D 5 Kg/cm² - Rucika


- Wavin
- Pralon

8 Hanger rod & bracket Galvanized Ex Pabrikan

36
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 4

TRANSPORTASI VERTIKAL DALAM GEDUNG

1. UMUM
o Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
o Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
o Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengurusan ijin-ijin ke depnaker
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan/mesin dan bahan instalasi
sarana pengangkutan (lift) sehingga system dapat beroperasi dengan baik
c. Memberikan training bagi operator gedung yang bersangkutan
d. Menyediakan jaringan tenaga listrik untuk beroperasinya lift.
3. SPESIFIKASI PERALATAN DAN BAHAN
3.1. Rangka Elevator
Terbuat dari profil baja yang dicat anti karat. Pada rangka ini terdapat sedikitnya
empat buah Sliding Type Guide bagian bawah kereta tepat di guide rail.
3.2. Lantai Kereta Elevator
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat. Bagian atas dilapisi dengan granite
setebal 1,2 cm (Granite oleh pihak lain). Kekuatan lantai harus sesuai dengan
kapasitas lift.
3.3. Dinding Kereta Elevator
Material dinding elevator akan ditentukan kemudian oleh interior. Pada bagian
luarnya harus dilapisi dengan peredam suara.
3.4. Langit-langit Kereta Elevator
Material langit-langit kereta elevator akan ditentukan kemudian oleh interior.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2800 mm dimana terdapat pintu
darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch.
3.5. Pintu Kereta Elevator
Terbuat dari Stainless Steel setebal min. 2 mm dimana finishingnya akan ditentukan
oleh perencana interior. Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi
dengan alat pengatur kecepatan.

37
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3.6. Car Operating Panel (COP)


Terdapat 2 buah yang masing-masing terletak pada sisi pintu kereta. Tombol yang
dipakai merupakan Touch Button yang dilengkapi dengan lampu.
3.7. Landing Door
Type dan dimensi sama dengan pintu kereta. Terbuat dari Stainless Steel setebal
min. 2 mm dimana finishingnya akan ditentukan oleh perencana interior. Dilengkapi
dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara elektris dan mekanis
serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight closer.
3.8. Hall Button
Untuk lantai paling bawah terdapat 1 touch button untuk operasi ke atas.
Untuk lantai paling atas terdapat 1 touch button untuk operasi ke bawah.
Untuk lantai dasar terdapat 2 fire switch yang terpisah didalam suatu box yang
dilindungi dengan kaca tipis.
3.9. Car Position Indicator
Untuk setiap elevator tredapat satu buah yang terletak diatas pintu lantai dasar.
3.10. Buffer
Buffer yang dipakai harus jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan karet
setebal 5 mm.
3.11. Guide Rail
Rail harus dipasang pada bracket setiap jarak 2,5 m (maks) dengan memakai besi
siku. Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut.
3.12. Counter Weight
Rangka Counter weight terbuat dari profil baja.
3.13. Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti manila yang dilengkapi
dengan rope tensioning.
3.14. Motor Listrik
Motor arus bolak balik 380V/3Ph/50Hz lengkap dengan gear box dan pulley serta
defleksinya.
3.15. Control System
Setiap elevator harus ada panel control di ruangan control untuk pengoperasiannya.
3.16. Rope
Rope yang digunakan adalah kawat baja dengan inti manila. Diameter min. 13 mm
sebanyak 5 jalur atau sesuai pabrik pembuat.
3.17. Safety Device
Pengamanan terhadap kelebihan penumpang
3.18. Panel control elevator

38
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Panel control ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
3.19. Bed
Lift
Spesifikasi :
Type : Machine Room
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 1000 Kg
Kecepatan : 60 MPM
Jumlah Pemberhentian :5
Jumlah Pintu :5

4. COMMISSIONING DAN TESTING


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pengawas Lapangan.

5. REFERENSI PRODUK

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk / Produk


1 Lift (Passenger Lift) - Lemova
Type : Machine Room
Jumlah : 2 Unit - Mitsubishi
Kapasitas : 1000 Kg - Schender
Kecepatan : 60 MPM
Jumlah Pemberhentian: 3
Jumlah Pintu :3

2 Dumbwaiter - Lemova
Type : Machine Room
Jumlah : 1 Unit - Mitsubishi
Kapasitas : 50 Kg

39
SPESIFIKASI TEKNIS M.E.P

DIVISI 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEK. ELEKTRIKAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

BAB 5
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

1.1.1. Lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Listrik terdiri dari pengadaan dan pemasangan
semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Pelaksanaan.

1.1.2. Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai
dan pekerjaan - pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.

1.1.3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ataupun yang tertera dalam
Gambar Pelaksanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan pada buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini.

1.1.4. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

1.1.5. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1) Kabel Daya Tegangan Menengah.
Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu PLN dengan Panel
Distribusi Tegangan Menengah (PDTM), menghubungkan PDTM dan
Transformator Daya serta harus termasuk seluruh peralatan - peralatan bantu
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
2) Panel-Panel Daya Tegangan Menengah atau Panel Distribusi Tegangan
Menengah (PDTM).
Pekerjaan ini meliputi Incoming Panel, Metering Panel dan Out-going Panel
serta peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
instalasi listrik.
3) Transformator Daya.
Pekerjaan ini meliputi trafo daya serta kelengkapan-kelengkapan lain yang
dibutuhkan sesuai Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan dan Gambar Pelaksanaan serta persyaratan keamanan lain yang
diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
4) Panel-Panel Daya Tegangan Rendah,
Pekerjaan ini meliputi Panel Distribusi Utama Tegangan Rendah ,
Subdistribution Panel, Panel-panel Daya dan Panel-panel Penerangan

E-1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk


kesempurnaan sistem instalasi listrik.

1.1.6. Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah,


Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari genset ke panel genset, kemudian kabel-
kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta
harus termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.

1.1.7. Instalasi Daya,


Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan
panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti
Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta
peralatan lain sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.

1.1.8. Instalasi Penerangan,


Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu, baik didalam maupun diluar bangunan, sesuai
dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.

1.1.9. Fixture Lampu,


Yang termasuk didalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter,
capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan dengan
item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih.

1.1.10. Sistem Pembumian Pengaman,


Yang termasuk didalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan
peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.

1.1.11. Peralatan Penunjang Instalasi,


Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos
saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit, klem
dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem
Distribusi Listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan
dengan jelas didalam Gambar Pelaksanaan.

1.1.12. Instalasi penangkal petir.


Pekerjaan ini meliputi kepala penangkal petir (splitzen) dari jenis electrostatic,
hantaran menurun, elektroda pembumian bak kontrol dan peralatan-peralatan lain
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Instalasi Penangkal Petir meskipun
peralatan--peralatan tersebut tidak disebutkan secara terinci dalam Gambar
Pelaksanaan.

1.1.13. Peralatan bantu/pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja


sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terperinci
di dalam Gambar Pelaksanaan dan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.

1.1.14. Pekerjaan testing dan commissioning seluruh Sistem Distribusi Listrik, Sistem
Penerangan dan Sistem Penangkal Petir secara lengkap termasuk pengujian trafo
untuk pengujian pembebanan dan pengujian sistem pemindahan beban serta sistem
kontrol operasi.

E-2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.1.15. Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemilik Bangunan serta
menyerahkan brosur Maintenance & Operation Manual.

1.1.16. Melaksanakan Supervisi Pengoperasian Sistem dan Pemeliharaan.

1.2 KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

1.2.1. Sistem Distribusi Listrik


1) Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik
utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 KV, 3 phasa,
50 Hertz) pada Gardu yang selanjutnya didistribusikan salah satunya ke
LVMDP.
2) Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis seluruh kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan
yang berasal dari Diesel Generating Set.
3) Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban
dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera
Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus
peralatan bantu evakuasi.
4) Pelepasan beban secara otomatis dilakukan oleh signal FACP dengan
menggerakkan shunt trip (tegangan kerja 12 V DC) pada outgoing circuit
breaker PDUTR.

1.2.2. Sistem Penerangan

1) Klasifikasi Lampu Penerangan,


Lampu-lampu penerangan di dalam gedung dikategorikan sebagai berikut :
a) Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan
buatan dengan intensitas penerangan yang sesuai persyaratan untuk
menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.
b) Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu penerangan
buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan normal terganggu (mati)
lampu ini akan menyala baik pada kondisi normal maupun darurat.
c) Lampu penerangan dalam gedung terdiri dari :
 Escape lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk menjamin
kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran
emergency.
 Emergency Exit lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk penunjuk
jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
 Lampu - lampu penerangan yang disebutkan di atas beroperasi sebagai
berikut :

Lampu
No. Kondisi Normal Escape Exit Sumber
Lighting Lighting Lighting Daya

1. Normal Hidup Hidup Hidup PLN


2. Darurat Sumber Hidup Hidup Hidup Genset

E-3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

Daya PLN
3. Darurat Mati Hidup Hidup Batere

2) Pada setiap ruangan kecuali Lobby, Lift dan Tangga, disediakan saklar-saklar
setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.
3) Sistem penyalaan lampu penerangan luar dilakukan secara otomatis oleh
kombinasi kerja antara magnetic contactor dengan timer switch sehingga
penyalaan lampu penerangan luar tergantung pada operasi kedua alat
tersebut.

1.3 PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN MENENGAH

1.3.1. Ketentuan Umum.


1) Medium Voltage Main Distribution Panel (PDTM) terdiri dari panel :
a) Incoming Panel
b) Metering Panel
c) Outgoing (transformer protection) Panel
2) PDTM yang digunakan harus memenuhi SII dan SPLN atau standard-
standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia serta mendapat
rekomendasi dari LMK.
3) PDTM yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di
daerah tropis.

1.3.2. Konstruksi Box Panel.


1) Panel berupa indoor installation type dan berbentuk kubikal.
2) Panel harus terbuat dari plat baja dengan ketebalan untuk dinding minimum 2
mm dan pintu minimum 3 mM, dengan rangka yang terbuat dari besi siku
atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat
serta difinish dengan powder coating warna abu abu.
3) Pintu panel, saklar pembumian dan Load break Switch harus interlock
sehingga :
a) Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup / ON dan
sebaliknya pintu panel bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka.
b) Saklar pembumian dapat ditutup bila Load Break Switch telah membuka.
c) Load Break Switch dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah terbuka.
4) Tujuan interlock diatas bertujuan untuk keamanan terhadap operator dan
sistem.
5) Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang dikebumikan
(grounding) dan bus-bar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel pembumian.

1.3.3. Kelengkapan - kelengkapan


MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut :
1) Fuse tegangan menengah 32 A,
2) Fuse Load Break Switch (FLBS) tegangan menengah 32 A,

E-4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3) LBS 630 A untuk switching,


4) Bus-bar dari tembaga dengan Zincromate,
5) Saklar pembumian 630 A,
6) Terminal ukur,
7) Dudukan kabel (terminating),
8) Capasitor voltage divider,
9) Lampu indikator,
10) Mimic diagram,
11) Penunjuk untuk posisi saklar pembumian,
12) Single phase protector.

1.3.4. Persyaratan listrik


Komponen komponen PDTM mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :
1) Tegangan kerja nominal : 24 KV
2) Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 KV
3) Basic Insulation Lavel : 25 KV
4) Arus nominal : 630 A
5) Thermal withstand (1 detik) : 14,5 KA
6) Electrodynamic withstand (sesaat) : 62,5 KA

1.3.5. Bus-bar
1) Panel mempunyai tiga buah bus-bar phasa dan satu bar atau terminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40x10
mm.
2) Bus-bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
3) Bus-bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force.

1.3.6. Load Break Switch.


1) Peralatan switching panel berupa Load break Switch dari jenis autopneumatic
dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung
kecepatan operator.
2) LBS dipasang pada 'fixed element'.
3) LBS jenis SF-6
4) LBS harus interlock dengan ACB trafo di PDUTR, dimana LBS masuk
terlebih dahulu kemudian ACB ( kondisi ini untuk menghindari Arus start yang
sangat besar/inrush current yang dapat mengakibatkan FUSE medium
voltage putus ).

1.3.7. Peralatan Ukur.


MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari :
1) Amperemeter,

E-5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2) Voltmeter,
3) KWH-meter,
4) Trafo ukur tegangan menengah.

1.3.8. Fuse tegangan menengah


1) Fuse digunakan untuk memproteksi transformator mempunyai rating 24 KV,
63 Ampere.
2) Dilengkapi single phasing protector sedemikian rupa bila salah satu fuse
putus, maka Load Break Switch akan membuka.

1.4 PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN MENENGAH

1.4.1. Ketentuan Umum.


1) Kabel tegangan menengah digunakan untuk menghubungkan :
a) Gardu PLN dengan PDTM
b) PDTM dengan Transformator Daya
2) Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.

1.4.2. Data Teknis.


1) Jenis kabel : N2XSY multi core atau single core sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
2) Bahan konduktor : Tembaga
3) Isolasi : XLPE
4) Tegangan nominal : 24 kV
5) Ukuran kabel : Sesuai Gambar Pelaksanaan.

1.4.3. Persyaratan Pemasangan


1) Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL atau peraturan lain yang diakui dinegara Republik Indonesia.
2) Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
3) Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
4) Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior
tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5) Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan PDTM dan antara
PDTM dengan Trafo tidak boleh ada sambungan.

E-6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

6) Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai


dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
7) Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung
akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga
bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
8) Kabel antara gardu PLN dengan PDTM (di ruang trafo) dipasang dengan
cara ditanam langsung dalam tanah dan Rak Kabel (seperti tercantum dalam
Gambar Pelaksanaan).

1.5 PERSYARATAN PEKERJAAN TRANSFORMATOR DAYA

1.5.1. Ketentuan Umum.


1) Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN
atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
2) Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang
di daerah tropis.

1.5.2. Konstruksi.
1) Inti besi harus kokoh sehingga :
a) Dijamin tidak akan bergetar,
b) Rugi-rugi inti kecil.
2) Kumparan terbuat dari tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan
mekanik yang cukup kuat.
3) Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang dicat dasar tahan karat dan
cat finish berwarna putih.
4) Bushing isolator terbuat dari porcelin.

1.5.3. Kelengkapan-kelengkapan
Trafo dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai berikut :
1) Name plate,
2) Elastimold Bushing,
3) Kuping pengangkat,
4) Tap changer,
5) Roda,
6) Terminal pengebumian.

1.5.4. Persyaratan listrik


1) Kapasitas : 630kVA dan harus mampu dibebani sampai 125 % selama 15
menit.
2) Tegangan kerja nominal
a) Sisi primer : 20 kV,
b) Sisi sekunder : 400/230 Volt.

E-7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3) Jumlah phasa : 3
4) Frekwensi : 50 Hz.
5) Hubungan belitan : DYn-5
6) Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
7) Basic Insulation Level : 125 kV
8) Applied voltage test 1 menit : 50 kV
9) Efisiensi > 98 % dalam keadaan beban
10) Jenis : Oil-immersed transformer.
11) Impedansi : 6 %

1.5.5. Persyaratan Pemasangan.


1) Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam Gambar
Pelaksanaan.
2) Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa
sehingga tidak akan bergeser oleh gangguan mekanis.

1.6 PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

1.6.1. Konstruksi Box Panel


1) Panel harus terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan
ukuran minimal 40x40x4 mM (free standing) atau plat besi yang terbentuk
(wall mounted).
2) Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan ketebalan
sebagai berikut :

No. Panel Dinding Pintu


1. LVMDP, SDP-FH, SDP, PP-FH 2,0 mM 3,0 mm
2. LP, PP 1,6 mM 2,0 mm

3) Plat penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat penutup ini
harus benar-benar 90o.
4) Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi
cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini
harus dapat dilepas-lepas.
5) Panel harus dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat
dilepas-lepas dan harus disiapkan lubang serta COMPRESSION CABLE
GLAD untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
6) Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang
ventilasi yang cukup.
7) Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi.
8) Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch harus
dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga

E-8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

masuknya benda-benda atau tusukan pada bagian bagian yang bertegangan


dari peralatan panel.
9) Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol serta harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel.
10) Rangka, penutup, cover plate dan pintu, seluruhnya harus diberi cat dasar dan
dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
11) Ukuran panel diusahakan standard dan disediakan ruang yang cukup apabila
terdapat penambahan peralatan.
12) Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan bus-bar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
13) Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai
nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini harus
terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
14) Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed).

1.6.2. Bus-bar dan Terminal Penyambungan.


1) Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 bus-bar
dimana bus-bar pentanahan terpisah.
2) Bus-bar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak.
Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada bus-bar,
seperti sepatu kabel dan lain lain.
3) Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada bus-
bar dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4) Bus-bar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.

1.6.3. Circuit Breaker.


1) Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB dan MCCB yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release
yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable).
2) Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor tiga fasa harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
3) Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit
Breaker yang dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe
M) dan untuk motor-motor > 10 HP harus menggunakan MCCB.
4) Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang
tercantum dalam Gambar Pelaksanaan.

E-9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

5) Circuit Breaker dari jenis moulded case circuit breaker (MCCB) dengan rating
> 80 A harus menggunakan tipe yang rating ampere trip-nya dapat diatur
(adjustable).
6) Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail, sedangkan pemasangan
MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch
dan lain lain harus menggunakan dudukan plat.
7) Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga
tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
8) Jika di dalam Gambar Pelaksanaan dinyatakan ada spare, maka spare
tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan
pada Gambar.
9) Semua Circuit Breaker harus diberi label / signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang di catu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard
DIN-4070.

1.6.4. Alat Ukur / indikator.


1) Panel panel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti :
a) Volt meter & Selector switch,
b) Ampere meter,
c) Cosphi meter,
d) Frequensi meter,
e) Trafo arus,
f) KWH meter,
g) Indicator lamp & mini fuse,
Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan seperti diatas, melainkan
harus disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan.
2) Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh)
posisi :
a) 3 kali phasa terhadap netral,
b) 3 kali phasa terhadap phasa,
c) posisi Off.
3) Ampere meter yang digunakan mempunyai range pengukuran sesuai
dengan rating incoming Circuit Breaker, seperti pada tabel berikut ini:

No. Rating incoming CB Panel Ranges of Amperemeter


1. 2500 - 4000 A 0 - 3600/6300 A
2. 1500 - 3600 A 0 - 2500/4000 A
3. 800 - 1250 A 0 - 1500/2500 A
4. 630 - 1000 A 0 - 1000/2000 A
5. 500 - 630 A 0 - 600/1200 A
6. 350 - 400 A 0 - 400/ 600 A
7. 250 - 300 A 0 - 250/ 500 A
8. 125 - 200 A 0 - 200/ 400 A
9. 80 - 100 A 0 - 100/ 200 A

E - 10
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

10. 50 - 63 A 0 - 60/ 120 A


11. < 40 A 0 - 40/ 80 A

4) Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo arus yang dirancang
khusus untuk pengukuran. Rating trafo arus harus sesuai dengan rating
Amperemeter yang digunakan dan tahan menerima impact short circuit
terbesar yang mungkin terjadi.
5) Rating trafo arus yang digunakan harus sesuai dengan tabel berikut ini :

No. Ranges of Amperemeter Rating Trafo arus


1. 0 - 1500/2500 A 2500/5
2. 0 - 1000/2000 A 1000/5
3. 0 - 600/1200 A 600/5
4. 0 - 400/ 800 A 400/5
5. 0 - 250/ 500 A 200/5
6. 0 - 200/ 400 A 200/5
7. 0 - 100/ 200 A 100/5
8. 0 - 60/ 120 A Direct
9. 0 - 40/ 80 A Direct

6) Amperemeter yang dipasang pada panel utama selain mempunyai pointer


(jarum penunjuk) untuk menunjukkan besarnya arus listrik yang ada dilengkapi
juga dengan pointer lain yang berfungsi sebagai "Maximum Demand Indicator"
7) Lampu indikator yang digunakan adalah :
a) Warna merah untuk phasa R,
b) Warna kuning untuk phasa S,
c) Warna hijau untuk phasa T,
8) Lampu-lampu indikator harus diproteksi dengan menggunakan mini fuse.
9) Amperemeter dan Voltmeter harus menggunakan tipe Moving iron rectangular
dengan kelas alat 2,0 dan mempunyai dimensi sebagai berikut :

No. Nama Panel Dimensi Alat Ukur


1. PDUTR, SDP dan PP-AB 96 x 96
2. PP-LP 72 x 72

1.6.5. Tipe Panel.


1) Berdasarkan cara pemasangannya, panel-panel tegangan rendah
diklasifikasikan sebagai berikut :

E - 11
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

No. Nama Panel Tipe Panel


1. PDUTR Free Standing
2. SDP Free Standing
2. LP,PP dan PP-AB Wall Mounting

2) Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti
pada Gambar Pelaksanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan
konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dynabolt sehingga
tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
3) Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar Pelaksanaan.
4) Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor
bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
5) Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar
panel listrik harus dihubungkan ke Sistem Pembumian Pengaman.

1.6.6. Gambar Skema Rangkaian Listrik.


1) Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap
dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut.
2) Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan
ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.

1.7 PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH

1.7.1. Ketentuan Umum.


1) Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini berlaku untuk:
a) Kabel daya,
b) Instalasi daya,
c) Instalasi penerangan.
2) Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang
dibutuhkan.
3) Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan
panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata
Udara dan Penghawaan (AC Split, Exhaust Fan), Pompa Air Bersih dan lain-
lain, sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
4) Di dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing,
doos untuk outlet daya/penyambungan/pencabangan, flexible conduit dan
peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem instalasi daya.
5) Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang
menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture-fixture lampu
penerangan buatan.

E - 12
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

6) Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis / tipe
saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar / penyambungan / pencabangan,
metal flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.

1.7.2. Jenis Kabel.


1) Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.
2) Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik Tegangan
Rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
3) Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 500 Volt
dan/atau 600 Volt/1000 Volt.
4) Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
5) Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti
lift, fire pump dan lain-lain seperti ditunjukkan didalam Gambar Pelaksanaan)
kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang
sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini :

No. Pemakaian Jenis Kabel


1. Instalasi penerangan di dalam bangunan NYM
2. Instalasi penerangan di luar bangunan NYY
3. Instalasi dan kabel daya di dalam bangunan NYY

6) Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
7) Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat
dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama
sumber yang mencatu daya kabel / beban tersebut.
8) Sebelum melakukan pemesanan dan pengadaan kabel daya untuk incoming
cable panel daya & kontrol (PP/PC) alat-alat/motor listrik pada Sistem
Mekanikal/Plambing, terlebih dahulu harus melakukan koordinasi terhadap
Kontraktor Sistem Mekanikal / Plumbing tersebut.

1.7.3. Persyaratan Pemasangan.


1) Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
2) Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
3) Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.

E - 13
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

4) Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5) Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan.
6) Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan didalam junction
box atau doos serta dilengkapi dengan spring connector 3M sesuai dengan
persyaratan.
7) Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai
dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
8) Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung
akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga
bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
9) Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Ditanam langsung di dalam tanah,
b) Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
c) Kabel daya listrik yang ditanam langsung didalam tanah harus mempunyai
kedalaman minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara
penanaman kabel sebagai berikut :
 Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar
galian sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
 Diberi alas pasir setebal 10 cm.
 Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
 Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi
bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
 Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah
galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi
kabel.
d) Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP
sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai
Gambar Pelaksanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah-daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
e) Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
f) Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
g) Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel-kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
h) Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi
dengan tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
i) Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel.

E - 14
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

j) Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat


dengan bahan karet atau bahan- bahan lain yang tidak merusak kabel dan
tidak mudah rusak.
10) Pemasangan kabel didalam bangunan dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Pada rak kabel,
b) Di dalam dinding.
11) Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Kabel harus diatur rapi
b) Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan
perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak.
c) Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan
conduit (di dalam High Impact Conduit).
d) Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel didalam conduit kecuali
didalam kotak sambung atau kotak cabang.
12) Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai
berikut :
a) Kabel harus dilindungi dengan sparing.
b) Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit)
sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak
60 cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem
dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
c) Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
d) Untuk instalasi kabel expose harus di dalam Rigid Conduit.

1.8 PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PERALATAN


INSTALASI

1.8.1. Outlet Daya.


1) Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII, SPLN,
2) VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
3) Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a) Rating tegangan : 250 Volt
b) Rating arus : 16 A atau lebih seperti pada Gambar Pelaksanaan
c) Tipe pemasangan : Recessed
4) Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
5) Outlet daya untuk peralatan AC Split, Koridor, Machine Lift Room, Panel Room
harus dilengkapi dengan lampu indikator, saklar dan label
6) Outlet daya yang digunakan jenis putar & tusuk kontak yang dilengkapi
dengan protector.
7) Outlet untuk Gondola menggunakan jenis 'Waterproof'.

E - 15
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

8) Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran outlet daya


dengan pihak Perencana Arsitektur/Interior.
9) Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan doos
dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai atau ditentukan
oleh Perencana Interior.
10) Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.

1.8.2. Saklar Lampu Penerangan.


1) Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN
atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
2) Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
a) Rating tegangan : 250 Volt
b) Rating arus : minimal 10 A
c) Tipe : recessed
3) Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
4) Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cm
dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior. Pemasangan
saklar harus menggunakan doos.
5) Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
dikoordinasikan dengan Perencana Interior.

1.9 PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PENUNJANG


INSTALASI

1.9.1. Rigid Conduit.


1) Rigid conduit yang dipasang secara exposed menggunakan Rigid Steel
Conduit (RSC) type thickwall dengan ketebalan minimum 2 mm dan conduit-
conduit yang ditanam di dalam tembok atau beton menggunakan High Impact
Conduit.
2) Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5
kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum
sebesar 3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus re-
konfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
3) Ujung ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel.
4) Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai
berikut :
a) Instalasi listrik : warna hitam,
b) Instalasi fire alarm : warna merah,
c) Instalasi tata suara : warna putih,
d) Instalasi telepon : warna kuning,
5) Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya,
instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya

E - 16
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan


Finishing Arsitektur.
6) Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan
penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm,
sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh
dan tidak saling mempengaruhi.
7) Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau mengganggu
instalasi utilitas lainnya.
8) Dalam hal jalur pipa conduit pada Gambar Pelaksanaan diperkirakan tidak
mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain
sehingga Pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap
harus sesuai dengan persyaratan.
9) Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus
dilakukan dengan cara klem.
10) Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan
grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
11) Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air
panas.
12) Jumlah sparing (conduit yang ditanam didalam beton) harus disediakan
minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau
minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang
akan melewatinya.

1.9.2. Metal Flexible Conduit.


1) Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel :
a) Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing.
b) Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu.
c) Yang ke luar dari conduit ke mesin-mesin atau beban-beban yang lainnya.
d) Pembelokan instalasi.
e) Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan
2) Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam
doos penyambungan.
3) Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
4) Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk
menahan gangguan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
5) Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.

1.9.3. Rak Kabel.


1) Rak kabel digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi
daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
2) Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot
Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan
dengan standart BS 729 (dalam shaft).

E - 17
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

3) Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
4) Rak kabel yang terpasang di daerah basement harus dicat dengan powder
coating dan difinish dengan warna disesuaikan / dikoordinasikan dengan
Perencana Arsitektur/Interior.
5) Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan
harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya serta harus tahan pula
menahan gangguan-gangguan mekanis
6) Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi.

1.10 PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN FIXTURE


PENERANGAN

1.10.1. Armature Lampu.


1) Armatur-armatur lampu harus memenuhi Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
2) Armatur-armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard kualitas
yang baik.
3) Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan
dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior. Pengecatan
ini menggunakan cat bakar.
4) Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan komponen-
komponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
5) Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

1.10.2. Lampu Penerangan Buatan.


1) Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
2) Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik.
3) Lampu TL, PL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu yang mempunyai
efisiensi tinggi.
4) Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a) Tegangan kerja : 220 Volt - 240 Volt
b) Konsumsi daya : sesuai dengan Gambar Pelaksanaan
c) Frekuensi : 50 Hertz

1.11 EXIT LAMP

1.11.1. Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal maupun pada saat
terjadi indikasi kebakaran.

1.11.2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.

E - 18
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.11.3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.

1.11.4. Lampu Exit dilengkapi dengan :


1) High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu
bekerja selama 2 jam operasi.
2) Change Over Switch
3) Converter – Inverter

1.12 LAMPU DOWN LIGHT LED 4 WATT.

1.18.1. Type Fixed.

1.18.2. Live time 45000 hours.

1.18.3. Light source LED 4 Watt.

1.18.4. Light color Cool white (5250 K).

1.18.5. Beam angle narrow beam.

1.18.6. Luminous flux cool white 43 lm.

1.18.7. Power supply 210-250V AC 50 Hz.

1.18.8. Power consumption 4 Watt.

1.18.9. System efficacy cool white 10 lm/w.

1.18.10. Color rendering index cool white 70.

1.18.11. Instalation recessed fixed.

1.18.12. Material housing zink alloy,ring color white.

1.18.13. Control interface switches only.

1.18.14. Ambient temperature -20 der C to 45 der C.

1.18.15. Classification IP 20 Class II.

1.13 LAMPU DOWN LIGHT LED 7 WATT .

1.13.1 Type Fixed.

1.13.2 Live time 45000 hours.

1.13.3 Light source LED 7 Watt.

1.13.4 Light color Cool white (5250 K).

E - 19
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.13.5 Beam angle narrow beam.

1.13.6 Luminous flux warm white 150 lm.

1.13.7 Power supply 210-250V AC 50 Hz.

1.13.8 Power consumption 7 Watt.

1.13.9 System efficacy warm white 21 lm/w.

1.13.10 Color rendering index warm white 85.

1.13.11 Instalation recessed fixed.

1.13.12 Material housing zink alloy,ring color white.

1.13.13 Control interface switches only.

1.13.14 Ambient temperature -20 der C to 45 der C.

1.13.15 Classification IP 20 Class II.

1.14 LAMPU TAMAN

1.14.1. Lampu high pressure sodium 70 watt,lengkap dengan ballast ,kapasitor dan tiang
dengan ketinggian standar 3 meterr.

1.14.2. Body painted cast aluminium,aluminium plate and steel square pole.

1.14.3. Lantern painted metal aluminium reflector with tempered glass cover.

1.15 LAMPU JALAN

1.15.1. Lampu high pressure sodium lengkap dengan ballast dan kapasitor.

1.15.2. Rumah lampu dari bahan high pressure die-cast aluminium.

1.15.3. Penutup lampu dari bahan glass.

1.15.4. Reflector dari bahan aluminium murni dan T-POT.

1.15.5. Distribusi cahaya sesuai standard CIE.

1.15.6. Semua logam dibagian luar terbuat dari bahan stainless steel dan aluminium.

1.15.7. Penutup lampu tetap tergantung pada rumah lampu walaupun clip pengancing
dilepas .

E - 20
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.15.8. Rumah lampu dirancang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dapat dilakukan
dari posisi atas.

1.15.9. Dudukan komponen elektrik dapat dilepas untuk melakukan reparasi.

1.15.10. Komponen kelistrikan dapat dengan mudah dipasang.

1.15.11. Indeks proteksi lamp compartment IP 65 dan ballast compartment minimum IP 43.

1.16 TIANG LAMPU JALAN

1.16.1. Material dari plat baja produksi krakatau steel tebal 3,2 mm.

1.16.2. Finishing hotdip galvanized thickness 65 micron.

1.16.3. Baseplate,ribplate dan anchor bolt.

1.16.4. Tiang segi delapan (Octagonal ) galvanized .

1.16.5. Double T atau single T ketinggian standard 9 meter atau 11 meter.

1.17 DAILY TIMER

1.17.1. Tegangan : 230 V.

1.17.2. Frekuensi : 50 Hz.

1.17.3. Kapasitas : 16 A .

1.17.4. Minimum switching time : 15 menit.

1.17.5. Back-up program : 100 jam.

1.17.6. Cover : Transparan.

1.18 KONTAKTOR

1.18.1. Tegangan : 230 V.

1.18.2. Frekuensi : 50 Hz.

1.18.3. Kapasitas : 25 A .

1.18.4. Pole : 3.

E - 21
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.18 DOWN LIGHT FBS 135 1xPL-C/4P 13 W/840 EBP WH

1.18.16. Type : FBS 135.

1.18.17. Die casting aluminium housing with corrosion resistant coating.

1.18.18. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume).

1.18.19. Lampu 1x Master PL-C 4 pin 13 W/840.

1.18.20. Reccessed mounted.

1.18.21. Dilengkapi cover glass.

1.18.22. Comply dengan IEC 60598.

1.18.23. Class I.

1.18.24. Index Proteksi IP 20.

1.19 DOWN LIGHT FBS 145 1xPL-C/4P 18 W/840 EBP WH

1.19.1. Type FBS 145.

1.19.1. Die casting aluminium housing with corrosion resistant coating.

1.19.1. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume).

1.19.1. Lampu 1x Master PL-C 4 pin 18 W/840.

1.19.1. Reccessed mounted.

1.19.1. Dilengkapi cover glass.

1.19.1. Index Proteksi IP 20.

1.19.1. Comply dengan IEC 60598.

1.19.1. Class I.

1.20 DOWN LIGHT LED BCS 401 9xLED/CW 4000 30D

1.20.1. Lampu eW Down Light LED 15 watt.

1.20.2. Die casting aluminium housing with corrosion resistant coating.

1.20.3. Cool white 4000 K.

E - 22
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.20.4. Distribusi cahaya 30 derajat.

1.20.5. Umur lampu panjang 50000 jam.

1.20.6. Driver Integrated.

1.20.7. Size kotak persegi 191 mm x 191 mm.

1.20.8. Material sink Die casting.

1.20.9. Surface mounted.

1.20.10. Color Black.

1.21 DOWN LIGHT SPOT LED BBG463 LED 7W/4200 40D GU10 ALU 50W

1.21.1. Type : Zadora BBG463 Adjustable.

1.21.2. Lampu LED 7W/4200 GU10 220-240 VACdengan Kuat Penerangan setara Lampu
Halogen 50 W.

1.21.3. Cool white 4000 K.

1.21.4. Distribusi cahaya D40 derajat.

1.21.5. Umur lampu panjang 4500 jam.

1.21.6. Color white.

1.21.7. Material housing sheet steel.

1.22 LAMPU TL 5 TBS 528 4x 14 W/840 EBP M8 Sereno

1.22.1. Type : TBS 528.

1.22.2. TL 5 recessed luminair with optic technology 25% less energy.

1.22.3. Lampu Master TL5 HE 4x 14 W/840.

1.22.4. Index Proteksi IP 20.

1.22.5. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume) .

1.22.6. IEC 60598.

1.22.7. Class I.

1.22.8. Umur lampu 24000 jam.

1.22.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M8).

E - 23
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.22.10. Housing high quality steel,painted white RAL 9003.

1.22.11. Optics high purity pre anodized aluminium sheet in matt and semi specular finish.

1.22.12. In-fill panel Perforated (IPP).

1.23 LAMPU TL 5 TBS 299 4x 14 W/840 EBS M2

1.23.1. Type : TBS 299.

1.23.2. TL 5 recessed luminair with optic technology 25% less energy.

1.23.3. Lampu Master TL5 HE 4x 14 W/840.

1.23.4. Index Proteksi IP 20.

1.23.5. Electronic Gear EBS (Electronic Ballast Selectalume) .

1.23.6. Comply dengan IEC 60598.

1.23.7. Class I.

1.23.8. Umur lampu 24000 jam.

1.23.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M2).

1.23.10. Housing high quality steel,painted white RAL 9003.

1.23.11. Optics high purity pre anodized aluminium sheet in matt.

1.23.12. In-fill panel Perforated (IPP).

1.24 LAMPU TL 5 TPS 498 2x 28 W/840 HFE M6 D/I FTB X-tend

1.24.1. Type : TPS 498.

1.24.2. TL 5 surfaced luminair with optic technology 25% less energy.

1.24.3. Lampu TL5 Master TL5 HE 2x 28 W/840.

1.24.4. Index Proteksi IP 20.

1.24.5. Electronic Gear EBS (Electronic Ballast Selectalume ) .

1.24.6. IEC 60598.

1.24.7. Class I.

1.24.8. Umur lampu 24000 jam.

1.24.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M6).

E - 24
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.24.10. Housing white lacquered sheet steel with plastic end cap.

1.24.11. Pendant mounted.

1.25 LAMPU TL 5 TCW 097 1x TL5 28 W/840 EBP

i. Type : TCW 097.

1.25.2. Dust and moisture proof ,impact resistant.

1.25.3. Lampu Master TL5 HE 1x 28W/840.

1.25.4. Index Proteksi IP 66.

1.25.5. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume).

1.25.6. Comply dengan IEC 60598.

1.25.7. Class I.

1.25.8. Rumah dan penutup terbuat dari poly carbonat.

1.25.9. Umur lampu 24000 jam.

1.26 TMS 122 1xTL5 28 W/840 EBP + GMS122 R

1.26.1. Type : TMS 122.

1.26.2. Lampu Master TL5 HE 1x 28 W/840.

1.26.3. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume)

1.26.4. Housing pre-lacquered steel.

1.26.5. Dilengkapi dengan Reflector Parabolic Sheet Steel GMS122 R .

1.26.6. Index Proteksi IP 20.

1.26.7. IEC 60598.

1.26.8. Class I.

1.26.9. Instalasi surfaced-munted.

1.27 TMS 122 1xTL5 28 W/840 EBP

1.27.1. Type : TMS 122.

E - 25
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.27.2. Lampu Master TL5 HE 1x 28 W/840.

1.27.3. Electronic Gear EBP (Electronic Ballast Primalume).

1.27.4. Housing pre-lacquered steel.

1.27.5. Index Proteksi IP 20.

1.27.6. IEC 60598.

1.27.7. Class I.

1.27.8. Instalasi surfaced-munted.

1.28 TMS 122 1xTL LED 22 W/840 EBP

1.28.1. Type : TMS 122.

1.28.2. Lampu Master TL LED 1x 22 W/840.

1.28.3. Housing pre-lacquered steel.

1.28.4. Index Proteksi IP 20.

1.28.5. IEC 60598.

1.28.6. Class I.

1.28.7. Instalasi surfaced-munted.

1.29 LAMPU JALAN SOLAR LED BRP 361 16x LED/CW 12VDC MB c/w Solar
Panel dan Battery VRLA GEL dan Industrial Solar Charge Controller

1.29.1. Lampu LED 16x LED 14 W Dimmable.

1.29.2. LED Driving current 270 mA.

1.29.3. Lumen output 1500 lumen.

1.29.4. Optical cover Acrylate mocro lens optic.

1.29.5. Color temperature CW 6500 der K.

1.29.6. Housing high pressure die cast aluminium.

1.29.7. Life time 50000 jam .

1.29.8. Dimensi 800x400x90 mm.

1.29.9. Solar Charge controller Type Industrial CIS PWM.

1.29.10. Solar Panel 1x 500 Watt Peak.

E - 26
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.29.11. Battery type VRLA GEL lengkap dengan connector

1.29.12. Battery Box mempunyai Indeks proteksi IP 67.

1.30 LAMPU JALAN CDM CDS 480 1x CDM-T 70W/830 CR

1.30.1. Type : CDS 480.

1.30.2. Lampu Master CDM-T 1x 70W/830.

1.30.3. Life time 15000 jam.

1.24.4. Electromagnetic Gear BMH70W.

1.24.5. Housing high pressure die cast aluminium.

1.24.6. Optical sistem Close dan Open Assymetric.

1.24.7. Index Proteksi IP 65.

1.31 LAMPU TAMAN CDM CDS 470 1x CDM-T 70W/830 TS/ IO

1.31.1. Type : CDS 470.

1.31.2. Lampu Master CDM-T 1x 70W/830.

1.31.3. Life time 15000 jam.

1.31.4. Electromagnetic Gear BMH70W.

1.31.5. Housing high pressure die cast aluminium.

1.31.6. Optical sistem Close dan Open Symmetric.

1.31.7. Index Proteksi IP 65.

1.32 LAMPU TREE SPIKE LED BGP 311 3x LED/WW 36D 6W

1.32.1. Type BGP 311.

1.32.2. No LEDs 3 x High power LED’s..

1.32.3. Warm White 3000 K

1.32.4. Lumen output 240 lm .

1.32.5. Lampu 3LED 6 Watt

1.32.6. Voltage 3xLED : 100-240 V 50/60 Hz.

E - 27
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.32.7. Lifetime 25.000 hours

1.32.8. Housing : Alumunium Die Cast

1.32.9. LxWxH : 123.7x82.5x142.9

1.32.10. IP 65, IKO8 Class I

1.32.11. Life span 30000 hours.

1.33 UNDER WATER LIGHT LED BBB450

1.33.1. Lampu LED – K2 12 W, 24 V.

1.33.2. Beam angle 10 der.

1.33.3. Collor white.

1.33.4. Life time 50000 jam.

1.33.5. Index Proteksi IP 68.

1.34 LED Post-Top untuk area out door lighting

1.34.1. Jumlah LED,s 24 pcs.

1.34.2. Lumens 2000 lm.

1.34.3. Tegangan 220-240 V/50-60 Hz, 60 W.

1.34.4. Life time 25000 jam.

1.34.5. Index Proteksi IP 65.

1.34.6. Material housing aluminium die cast.

1.34.7. Dimensi dia 595xH 452.

1.35 LED Wall Mount untuk area out door lighting

1.35.1. Jumlah LED,s 120 pcs.

1.35.2. Lumens 2000 lm.

1.35.3. Tegangan 220-240 V/50-60 Hz, 12 W.

E - 28
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.35.4. Life time 25000 jam.

1.35.5. Index Proteksi IP 65.

1.35.6. Material housing PA 66 Nylon.

1.35.7. Dimensi dia 200xH 45.

1.36 LED Bollard untuk area out door lighting

1.36.1. Jumlah LED,s 100 pcs.

1.36.2. Lumens 200 lm.

1.36.3. Tegangan 220-240 V/50-60 Hz, 10 W.

1.36.4. Life time 25000 jam.

1.36.5. Index Proteksi IP 65.

1.36.6. Material housing aluminium extrusion.

1.36.7. Dimensi dia 100xH 800.

1.37 LED Marker untuk area out door lighting

1.37.1. Jumlah LED,s 40 pcs.

1.37.2. Lumens 100 lm.

1.37.3. Tegangan 220-240 V/50-60 Hz, 6 W.

1.37.4. Life time 25000 jam.

1.37.5. Index Proteksi IP 67.

1.37.6. Material housing aluminium die cast.

1.37.7. Dimensi rectangle L 165x W 90 x H 113.

1.38 LED Step Light untuk area tangga out door lighting

1.38.1. Jumlah LED,s 40 pcs.

E - 29
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

1.38.2. Lumens 100 lm.

1.38.3. Tegangan 220-240 V/50-60 Hz, 6 W.

1.38.4. Life time 25000 jam.

1.38.5. Index Proteksi IP 67.

1.38.6. Material housing aluminium die cast.

1.38.7. Dimensi L 135x W 135 x D 88.

1.38.8. Instalasi Wall surfaced-munted.

1.39 SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN

1.38.1. Ketentuan umum.


1) Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah
pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar
instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-
benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti
hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut
menjadi bertegangan.
2) Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari
bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
3) Semua badan peralatan atau benda-benda disekitar peralatan yang bersifat
konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
4) Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-
standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.

1.38.2. Konstruksi.
1) Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
2) Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
3) Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding
rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
4) Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.

1.38.3. Pemasangan
1) Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.

E - 30
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II

2) Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3) Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod.
4) Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
5) Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
6) Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam didalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai
dengan Gambar Pelaksanaan.
7) Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan di dalam bak kontrol.
8) Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum didalam
Gambar Pelaksanaan.
9) Sistem pembumian insdtalasi listrik harus terpisah dari sistem pembumian :
a) Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
b) Pembumian sistem telepon,

E - 31
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

BAB 6
SPESIFIKASI TEKNIK
DIESEL GENERATOR – SET

1. Lingkup Pekerjaan

a. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan pada pasal di
bawah ini, maka yang merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dibawah ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

b. Lingkungan Pekerjaan
Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong harus melakuka
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan Pemasangan
❒ Diesel genset pada pondasi yang telah disediakan.
❒ Panel kontrol Genset (PKG) Lengkap dan panel AMF & ATS.
❒ Kabel tegangan rendah dari masing-masing diesel ke PKG.
❒ Cable Ladder beserta supportnya (dalam Cable Trench).
❒ Kabel kontrol dari AMF (GCP) ke LVMDP.
❒ Grounding Diesel Genset.
❒ Tanki harian (Daily Tank) 1000 Liter termasuk Tanki Migguan (Weekly
Tank) 8.000 Liter.
❒ Pompa Tangan (Hand Pump) dan Pompa Listrik (Electric Pump).
❒ Instalasi Pemipaan Fuel lengkap dengan supportnya
❒ Fress Air Grille dan Intakefan ruang genset.
❒ Exhause fan lengkap denghan isolasinya.
❒ Isolasi dinding ruang genset.
❒ Exhause pipa dan mufler lengkap dengan cladding insulation dan
support
❒ Vibrating mounting.
❒ Instalasi pipa penyambungan untuk air radiator dan oil machine,
lengkap dengan fitting-fittingnya
❒ Melakukan testing commisioning dan training.
c. Tidak termasuk Pekerjaan
Seluruh pekerjaan sipil, kecuali support tanki harian.

: GENERATOR SET : 1 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

d. Syarata-syarat yang harus dilengkapi dan dipeuhi. Pada Surat Penawaran


harus lengkap dengan :
❒ Harga penawaran
❒ Cara Pembayaran
❒ Delivery Time
❒ Garansi Peralatan
❒ Masa pemeliharaan
❒ Schedule pelaksanaan
❒ Daftar tools kit (lengkap, baru dan asli) untuk masing-masing genset.
❒ Menunjukkan surat ke agen resmi
❒ Referensi pemasangan diesel
❒ Bersedia melakukan kunjungan ke lokasi dari diesel enset yang telah
terpasang
❒ Melampirkan surat Original Test dari pabrik pembuat diesel genset
❒ Melakuan factory Test sebelum diesel dipasang dilokasi dengan
disaksikan oleh Pemberi Tugas
❒ Melengkapi data Load Test yang akan dilakukan pada diesel yang
ditawarkan
❒ Melengkapi brosur dari peralatan yang ditawarkan
❒ Melengkai data-data spare part yang diperlukan untuk pengerjaan Top
Overhoul pertama
❒ Melengkapi data-data Maintenance Period dan service diesel
genetaring set.
❒ Melengkapi recommanded spare part untuk 3000 hour operation dari
daftar tools yang akan dilengkapi pada diesel genset
❒ Melengkapi dat perhitungan kebutuhan udara yang diperlukan oleh
genset yang ditawarkan sesuai dengan kondisi ruangan yang ada
berdasarkan gambar rencana
❒ Surat pernyataan kesanggupan menjalankan diesel genset dengan One
Step Load pada saat pengetesan beban, 75%
❒ Melengkapi surat pernyataan bersedia melakukan supervisi pada saat
top overhoul pertama
❒ Melengkapi Surat Warranty dan Guaranty dari diesel yang ditawarkan
❒ Bersedia melengkapi surat-sura factury test dan surat pengapalan
(shipment) untuk diesel genset tersebut.

: GENERATOR SET : 2 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

e. Ketentuan Bahan dan Peralatan


Engine (Open Type)
Four Stroke Diesel Engine, Direct Injection, Bosch Centrifugal governor,
Single unit cylinder head,Precision forged crankshaft with bolted, Precission
forged concrods,Wet type replaceable cylinder liners,Water Cooled.
Operating data :
❒ Countinous Output (minimum) : 500 KVA pada 1500
rpm
❒ Speed : 1500 rpm
❒ Cooling : Radiator
❒ Govermor type : Battery / Listrik
❒ Frequency regulation no-load to full load : 5%
❒ Steady state : ± 0,33%
❒ Commpression ratio : 16,0 : 1
❒ Cylinder head material : Cast iron
❒ Crankshaff material : Forged steel
❒ Valves material Intake : Chromium – silicon
steel
❒ Valves material Exhaust : Incoled
❒ Air Cleaner : Dry type

Cooling System :

❒ Water Pump : Centrufugal type

Exhauset System :

❒ Exhauset temperature at rated KW dry : 591 ºC


❒ Max. allowable back pressure : 6,7 kPa
❒ Exhauset outlet size at hook up minimum : 4” atau menurut
ketentuan

Engine Electrical System :

 Battery charging alternator : Negative


 Rated Voltage : 24 Volt
 Starter motor rated voltage : Dual, 24 Volt

: GENERATOR SET : 3 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Operating Requirement :

❒ Meansuring device / diesel Engine : Centrufugal type Engine


monotoring Speed speed above 1,15 rated

Oil presure gauge


Water temperature gauge
Oil Temperature gauge
Charging ammeter
Tachometer
Safety Device:
- Luw tube pressure
- Luboil pressure below
danger level
- Jacket water temperatur
- Higt exhauset gas
temperatur of cylinders
- Over speed relay and
safety shutdown and
lamp
Perlengkapan :
- Exhaust muffler
residential type (mak. 40
dB) pada jarak 1 meter
dari ruang genset
- Vibrating Mounting
(Sping Mounting)
- Battery dan Chargernya

Alternator
Brushless AC alternator, H class,Enclosure IP23, Prelubricated ball bearing,
Ventilation axial type with air inlet from opposite driven end.
Electronic voltage regulator provides precise regulation, Standard volatge
380/220 Volt at 50 Hz.

❒ Countinous outut rating : 500 KVA (minimum).


❒ Class of insulation : Stator ; F
Rotor ; H
❒ Temperature : Class F
Countinous output rating pada kondisi operasi :

❒ Ambient Temperature : 450 C


❒ Class of insulation Elevation : 600 m in above sea
level
❒ Power factor (Cos φ) : 0,8
❒ Rated Voltage : 220 /380 Volt
❒ One step load acceptance of rating (min.) : 75%
❒ Voltage regulation : Digital Solid state
❒ Steady state voltage stability : ± 1%

: GENERATOR SET : 4 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

❒ Rated Frequency : 50 Hz
❒ Over Speed Capability : 125 %
❒ Distirtion factor : 5%
❒ Deviation factor : 5%
❒ Type of Protection : IP 23
❒ Protection terminal Box : IP 54
❒ Transicut voltage Box : App 15 %
❒ Recovery Time : App 0,5 Sec
❒ Coupling : Flexible
❒ Ammortisseur Windings : Full
❒ Exitatin System : PMG (Permanent
Magnetic generator)
❒ Sensing : 1 or 3 phase

Panel-Panel dan peralatannya dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :


a. Panel kontrol Generator (CGP)

❒ Type : Free standing


❒ Protection device : Circiut breaker 50 kA with over
current, shot circuit, under voltage
and eart fault relay and shunt trip
❒ Meansuring device : - 3phase ammeter c/w current
transformator
- Voltmeter c/w current
Tranformator
- Charging voltmeter
- Starting aid switch
- Frequency balancing
- Frequency meter
- Power Factor meter
- KWH meter
- Auxiliary relay
- Automation Failure Module
(AMF)
- Emergency stop
- Prealam Module
- KW meter Counter
- Hour Counter meter
- Contacts for remote alarm
❒ Generator mounting : - Bearing mounting
- Temperature monitoring
- Overload
- Reverse power
- Rotor eart fault
- Generator over voltage
- Differencial protection
- Over current protection
- Battery charger fault lamp
- Low battery volt lamp
❒ Signal lamp : - Start
- Start failure
- Engine running

: GENERATOR SET : 5 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
- Supervision “ON”
- Automatic blocked
- Main “ON”
- Generator “ON”
- Low oil Pressure for starting
- Over temperature
- Generator overload
- Fuel filter differential indication
- Level switch on luboit tank
- Charger air ciscuit mounting
- Flow mounting bearing
❒ Push Buttom : - Off
- Automatic Service
- Trail Service
- Manual Service
- Manual Start
- Manual Stop
- Main Circuit breaker
- Generator circuit breaker
- Horn Off
- Reset
- Signal Test
- Emergency push buttom

b. Panel kontrol genset (GCP) harus mengikutu standar VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2mm dengan rangka besi siku
ukuran 75x75x6 mm atau 65x65x6 mm seluruhnya harus dizinchromat, dicat
duco 2x, menggunakan cat-cat bakar warna abu-abu merek ICI atau yang
setara. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan Master Key.

d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan


peralatan lainnya harus diatur sedemikian rupa serta setiap kabel diberikan
nomor terminal / kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan
mudah dilaksanakan tanpa menggunakan komponen-komponen lainnya.

e. Panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
satu busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk panel tempat
cukup 3. besarnya harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebkan kenaikan suhu lebih dari 65ºC. Setiap
busbar harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis bahan tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

f. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi frush mounting dalm kotak
tahan getaran, untuk ampermeter dan voltmeter dengan ukuran 96x96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari bahan dari pengaruh
induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (min. 1 buah untuk setiap jenis
alat ukur).

: GENERATOR SET : 6 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
g. Semua penyambungan kabel ke peralatan / komponen kontrol seperti :
contactor, relay, dan alat ukur lainnya harus melalui terminal block. Terminal
block yang digunakan haruslah dari product yang terbaik kualitasnya.

h. Ukuran dari panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan dengan
mempertimbangkan / memenuhi persyaratan . Ukuran dari PKG harus diajukan
terlebih dahulu ke Perencana untuk dimintakan persetujuannya.

i. Komponenkomponen pengaman yang dapat dipakai adalah :


❒ Incoming ACB
❒ Ougoing MCCB
 Rated current : sesuai gambar rencana
 Operated voltage : 220V, 380V
 Frequency : 50 Hz
 Breaking capacity : 50 KA
 Permitted ambient temp : 55ºC
 Overload relase : sesuai gambar

❒ Auxiliary relay
 Pada Incoming MCCB
- Rated countinous current : Sesuai gambar rencana
- Type : Fixed mounted
- Rated operating voltage : 30 Volt
- Frequency : 50 Hz
- Permitted ambient temp : mak 55ºC
- Rated short time current : 60 KA
- Rated peak with stancurr : 60 KA
- Rated short circuit capacity : 50 KA, atau dinyatakan lain
pada gambar.
- Operator mechanism : monitorized with stored energy
feature motor & clossing
- Overload release : adjustable
- Instantenous ober curr : adjustable
- Auxilliary relase : under voltage release 220V,
shunt trip
- Auxilliary relase : 4 NO & NC

 Pada Outgoing MCCB


- Rated Countinous current : Sesuai gambar rencana
- Type : fixed mounted
- Rated operated voltage : 3 phase, 4 pole
- Frequency : 50 Hz
- Permitted ambient temp : mak 55ºC
- Rated short time current : 60 KA
- Rated peak with stancurr : 60KA
- Rated short circuit capacity : 50 KA, atau dinyatan lain pada
gambar
- Operator mechanism : monitorized with stored energy
feature motor & clossing
- Overload release : adjustable
- Instantenous ober curr : adjustable
- Auxilliary release : under voltage release 220V,
shunt trip

: GENERATOR SET : 7 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
- Auxilliary release : 4 NO & NC

j. Teminal Block :
❒ Ambient temperature : - 40º C & 100º C
❒ Density : Hight density (600V)
❒ Insulating housing : Countinous Grove
❒ Distance between the terminal : De Electric gap

k.Battery
Battery yang dipergunakan adalah type acid battery, battery harus dilengkapi
dengan countainer yang transsparant sehingga mudah untuk melakukan
pengecekan level dan battery electric pada battery. Battery harus dapat
bekerja pada ambient temperatur 40 ºC, dan diletakkan diatas dudukan
dengan ketinggian dari lantai tidak kurang dari 300mm, battery harus memiliki
kapasitas yang cukup untuk operasi diesel genset, minimum 4kali start
dengan kurun waktu 15 detik untuk setiap kali start dengan interval antara
start adalah detik, tanpa menyebabkan battery rusak atau mengurangi life
time battery tersebut.

Battery charger :
Charger adalah type yang bekrja pada input voltage 220 ±10% dan dilengkapi
dengan DC Vulture Am meter, AC Volture, scrog boost charging selector and
battery charger discharging indikator, charger failur alarm dari alat proteksi
(operating relay) lainnya yang diperlukan.

Charger harus mempunyai output constant pada battery terminal antara 1,40
dan 1,45 volt per cell pada variasi tegangan jala-jala ±5%.

Battry charger terbuat dari rangkaian solid state transistor controlled amplifier
current yang dilengkapi dengan rangkaian control, (constant, charging
voltage)

Load and voltage regulator harus bekerja automatic dengan melengkapi


current limitting untuk mencegah terjadinya over load.

l. Exhaut gas pipe


❒ Engine exhaust harus di_discharge melalui flexible connection, silencer
flow pipe and exhaust chaamber yang ukurannya disesuaikan, untuk
menghindari exhaust back pressure yang diijinkan oleh manufacture.
❒ Exhaust flue silencer (muffler) harus type residential yang cocok
digunakan untuk diesel engine exhaust dengan derajat kebisingan untuk
35 dB.
❒ Exhaust flue harus diisolasi dengan rock wool tebal 50 mm dan
mempunyai densit 100 kg/cm³ dan pada bagian muka harus ditutup
dengan almunium jacketting, seluruh exhaust flow pipa harus dusuport,
yang dilengkapi spring untuk anti vibration mounting.
❒ Exhaust flue harus terbuat dari pipa black steel SCH 40.
❒ Flexible connector, harus terbuat dari asbestos free contraction,yang
dapat digunakan untuk temperatur dari diesel exhaust gas,terbuat dari
stainless steel reinforce fabric dicampur dengan mineral dan ceramic
boot wools dengan flange connection.
❒ Connector menggunakan reinforce rubber hose tak dapat dipergunakn.

: GENERATOR SET : 8 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

❒ Drain cock harus dipersiapkan pada silencer pada bagian terrenda dari
pipa exhaust dimana timbul uap air, yang kemudian harus dilengkapi ke
drain.

m. Pipa work exspantion joint


Untuk pipa horizontal, harus dilengkapi dengan exspantion joint untuk
meredam thermal movement sedangakan vertical pipa harus dilengkapi
dengan flexble joint pipe.

n. Duct support, hanger and opening


❒ Seluruh pekerjaan ducting, harus disupport baik unruk mencegah
terjadinya vibrating movement, akan tetapi ducting harus dipersiapkan
agar meredam thermal sterasse tanpa merusak duct, insulation dan
support dari ducting tersebut.
❒ Seluruh ducting harus disupport dengan interval tertentu dari ukuran
dan cara pemasangan hanger crodles atau support besi siku dengan
ukuran yang telah disetujui oleh pengawas lapangan .
❒ Ducting harus dicat dengan cat almunium atau disesuaikan dengan
kondisi warna cat di lapangan.
❒ Untuk vertical ducting harus dari disupport pada jarak tiap-tiap 1,0 meter
❒ Suport harus terbuat dari bahan besi siku atau channal yang dipasang
fixed pda ducting atau struktur.
❒ Untuk higt veloncity duct, support harus diisolasi dengan bahan
neoplane strip dengan ketebalan 12mm
❒ Sedangakan untuk horizontal ducting ducting dengan high veloncity
support harus diisolasi dengan neoplane strip tebal 3mm atau setara.

o. Intake Air Grille (IAG), exhaust Air Grille (EAG) dan kawat ayam
❒ Ruang transformator, PTM, Panel dan ruang diesel genset harus
dilengkapi juga dengan kisi-kisi (grille) pemasukkan udara (IAG) dan
pengeluaran udara (EAG).
❒ Khusus yang IAG dan Exhaust Ducting, harus dilengkapi pula dengan
kawat ayam.
❒ Ukuran dari masing-masing IAG, EAG dan kawat ayam, lihat gambar
rencana dan daftar uraian pekerjaan (BQ).

q. Sound Roofing rendah


a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk untuk
tegangan min.0,6kV untuk kabel NYY dan NYFGBY dengan spesifikasi
:
❒ Conductor : Copper / sector shape
❒ Insulation : PVC
❒ Core filter : Compound Elastic / soft PVC
❒ Sheat : PVC
b. Pada prinsipnya kabel-kabel yang yang digunakan adalah sebagai
berimut : Untuk kabel-kabel insalasi daya dipergunakan jenis NYFGBY
dan NYY.
c. Sebelum digunakan, kabel dan peralatan lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu daripengawas.
d. Penampang kabel minimum yang dipakai adalah sesuai dengan yang
tertera dalam gambar rencana.

: GENERATOR SET : 9 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Grounding
a. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (Bare copper
Conductor)
b. Besarnya diameter kawat grounding yang dapat dipergunakan adalah 50
mm².
c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1¼” diujung pipa tersebut dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m, Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah
sedalam 12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
d. Grounding system untuk diesel genset san neutral harus dilaksanakan
secara terpisah.
e. Nilai tambahan setelah grounding system untuk diesel genset, panel-
panel adalah maksimum 1Ω diukur setelah tidak turun hujan selama 2
hari berturut-turut.

Tangki harian dan Mingguan.


Tangki harian 1000 liter serta Mingguan 8.000 Liter harus dibuat
berdasarkan BS.799 tebal plt yang digunakan untuk tidak kurang dari 6 mm,
sehingga tidak terjadi deformasi pada saat pembuatan seluruh digunakan
dan seluruh area pengelasan harus dikeluarkan segera coating finish.
Coating harus dilakukan dengan cat dasar (meni) kemudian dilapisi 2x
dengan cat tahan kawat. Tangki harus dilengkapi dengan manhole, lubang
penggeser kontrol, ventilasi, feeding dan pipa drain.

Pengisian setiap tangki dapat diatur dengan secara automatic stant/stop


dengan menggunakan pressure switch.

Remote control untuk menunjukkan level minyak dapat dihubungkan ke


controk panel.

Spesifikasi teknis fuel system


❒ Tangki harian (daily tank)
 Kapasitas : 1000 liter
 Jumlah : 1 unit
 Bahan : steel plate, tebal 6 mm.
Berikut support dari besi siku 5x50x3 mm serta seluruh peralatan yang
diperlukan seperti :
 Sight glass
 Nozzle
 Inlet & outlet pipe
 Drain,dll
❒ Tanki mingguan
 Kapasitas : 8.000 liter
 Jumlah : 1 unit
 Bahan : steel plate, tebal 9 mm
Berikut support serta seluruh peralatan yang diperlukan seperti:
 Sight glass
 Nozzle
 Inlet & outlet pipe
 Drain,dll
❒ Hand pump (pompa tangan)
 Kapasitas : 85 liter/menit

: GENERATOR SET : 10 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
 Inlet and outlet pipe : Ø1½"

❒ Pipa - pipa
Block steel pipe SCH - 40 class BS-1387/1967

❒ Fitting-fitting
Diameter 40mm ke bawah malleable iron,ANSI B16,3 class 150 lb,
screwed end.
Diameter 50 ke atas, wrought steel butt welt fitting ANSI b 16,9 SCH40

❒ Flange
Diameter 40mm ke bawah black malleable cast iron RF class150
lb,scewed.
Diameter 50 keatas forget steel RF classs 150 lb, welding joint.

❒ Valve & strainer


Diameter 40mm ke bawah, bronze atau A-metal body class 150lb,
dengan sambungan ulir BS 21/ANSI B2.2

❒ Diameter 50mm ke atas, cast iron body class 150 lb, dengan
sambungan flange

Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat terpasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan Depnaker serta instansi lain yang berwanang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan
baik, semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian pada
peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi
tangguna jawab Pemborong.

Produk
Bahan atau peralatn hrus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternaif lain yang setaraf
dengan dispesifikasikan ke owner cq Pengawas.
Pemborong baru bisa menggantikan bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Perencana/Owner.

: GENERATOR SET : 11 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

Produk-produk dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Bahan Peralatan Merk Pembuat/Manufacturer


1 Diesel Genset PERKIN,CUMMINS
2 Generator Alternator STAMFORD, AVK, MERELLI,LERROY SOMMER.
3 Komponen panel MG, ABB,AEG
(TR) ABB,TELEMENIQUE,OMROM,BARBER,COOLMAN
- Contactor 7 relay SCHLEICHER
- Alat ukur /metering AEG,CROMPTOM
- Terminal box PHOENIX CONTACT,LEGRAND
Pembuat panel PANELINDO,OTESTA,SIMETRI,UNIMAKMUR,KABEL
Kabel METAL,KAELINDO, SUPREME,TRANKA
Pompa tangan EX, RRC
Pipa GIP&fitting BAKRIE,PPI
Asesoris:
- Flexible
- Gate valve, chech, TOZEN,YOSHITAKE, TOFLE
valve & strainer
- Pressure gauge TOYO,NBC,YOSHITAKE
- Water level control NAGANO,PATI
Rock wool 100kg/m³ OMRON
Almunium foil ACI,BREAD FORD
Duct tape REINFOIL
BJLS NASUHA
HIP LOCH FORM
Cable Ladder TRI ABADI,TREE STAR,INTRACK.
Kawat ayam NOBI,INTERACK,METOSU,EX.LOKAL

: GENERATOR SET : 12 dari 12


Diesel
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor

BAB 7

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

PASAL 1. UMUM.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis Electric Field dengan cakupan atau radius 100 meter,termasuk batang penerima (air
terminal), konduktor/penghantar arus petir, klem, pipa pelindung, pentanahan , bak control ,
tripod atau tiang pipa galvanis tinggi 20 meter dan batang air terminal serta peralatan lainnya
yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/ syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.

PASAL 3. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL.

3.1. Penerima (Air Terminal ).

SYARAT TEKNIS PENANGKAL PETIR HAL-1


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3.2. Batang peninggi/penyangga air terminal menggunakan pipa galvanis (GIP) kelas medium
dengan diameter 1" yang dilengkapi dengan pelat penyangga dari baja galvanis tebal 10
mm, lebar 30 cm x 30 cm yang ditekuk sesuai kebutuhan pemasangan di atap atau di sisi
parapet bangunan. Tiang penyangga bagian bawah dilas listrik ke pelat penyangga dan di
bagian atas dilengkapi dengan socket berulir penyambung air terminal.

3.3. Konduktor/penghantar arus petir menggunakan kabel NYA 70 mm2.

3.4. Untuk menyambung penghantar tembaga tersebut dengan air terminal digunakan conenctor
kit.

3.5. Pelindung mekanis pada penghantar turun (down conductor) dibuat dari pipa GIP kelas
medium diameter 2” setinggi minimum 2 meter dan disambungkan ke penghantar yang
dilindunginya dengan solder.

3.6. Tahanan pentanahan penangkal petir tidak boleh lebih dari 2 ohm.

3.7. Ground rod harus terbuat dari pipa GIP kelas medium diameter 1", dengan panjang
minimum 6 meter. Pada ujung pipa dipasangkan Cu rod/splitzen berujung runcing dengan
diameter 3/8" sepanjang minimum 30 cm. Bila perlu digunakan beberapa ground rod di
satu titik pentanahan yang dihubungkan secara paralel untuk mencapai tahanan kurang dari
1 ohm per titik. Di dalam sepanjang pipa GIP pentanahan (ground rod) dipasangkan kawat
BC 50 mm2 yang disambungkan ke Cu rod dengan metode solder dan klem.

3.8. Bak kontrol harus dibuat pada setiap titik pentanahan. Sambungan antara penghantar turun
dengan elektroda pentanahan harus dibuat secara baik dengan bahan penyambung tembaga,
dan mudah dilepas kembali untuk pemeriksaan.

PASAL 4. PENGUJIAN

Pengujian terhadap sistem penangkal petir harus dilakukan terhadap kerapihan pemasangan,
kekuatan/kekokohan pemasangan dan kontinyuitas konduktor.

Pengujian nilai tahanan pentanahan dilakukan dengan earth tester pada saat setelah tidak terjadi
hujan selama 3 hari sebelum pengujian dilakukan. Apabila ternyata nilai tahanan pentanahan
melebihi persyaratan, Kontraktor wajib untuk melakukan perbaikan dengan menambah jumlah
grounding rod atau menambahkan earth enhancement compound. Seluruh biaya yang diperlukan
untuk perbaikan ini ditanggung oleh Kontraktor.

SYARAT TEKNIS PENANGKAL PETIR HAL-2


PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
PASAL 5. M E R K.

- Kondutor/penghantar kabel ex SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL, TRANKA

- Pipa GIP pelindung ex BAKRIE, PPI, BUMI KAYA

- Air Terminal ex THOMAS, PREVECTRON,SYSTEM 3000

SYARAT TEKNIS PENANGKAL PETIR HAL-3


SPESIFIKASI TEKNIS M.E.P

DIVISI 3
LAMPIRAN
Daftar Peralatan Elektrikal
Page

Anda mungkin juga menyukai