Pasal 1 Umum
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design)
adalah merupakan satuan dengan Sesifikasi Teknis ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
- BADAN STANDARISASI NASIONAL (BSN)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO (American Association of State Highway Officials).
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi
dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK
(Pengawas Lapangan).
2.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta
uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku
ini.
Bila terdapat ketidakjelasan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.
Jumlah total Harga Penawaran dalam tender dan ditandangani kontrak sudah termasuk
didalmnya ada biaya pembuatan Administrasi, Pelaporan, Perizinan dan kebutuhan
Administratif lainnya hasil koordinasi dengan Owner.
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja merupakan hal yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara
bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
Kontraktor Pelaksana Wajib Menyediakan Sarana Kerja & Alat Perlengkapan Keselamatan
Kerja yang diantaranya terdiri dari :
1 Unit Office Container 40 Feet peruntukan Rapat Koordinasi dan Kantor Konsultan
Pengawas (Lengkap dengan Meja Kerja, Satu Set Meja Rapat, 1 Unit PC Intel Core i5 RAM
4GB, Monitor PC, 1 Printer A3)
1 Unit Office Container 20 Feet peruntukan Kantor Kontraktor Pelaksana (Lengkap dengan
Meja Kerja , 2 Buah PC / Laptop RAM 4GB , Monitor, 1 Printer A3)
1 Unit WC Portable untuk Direksi, 1 Unit WC Portable untuk Pekerja.
Perlengkapan K3 untuk Konsultan Pengawas, Direksi, dan Tamu berupa Safety shoes merk
KINGS/KRISBOW. Helm Proyek Warna Putih 20 Unit. sarana persyaratan kerja perlu
dipenuhi oleh kontraktor, sehingga memberikan kelancaran dan memudahkan pekerjaan di
lokasi.
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (AR, ST dan ME) dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan
yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Perencana atau Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu segera
mungkin, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan
tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing
jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan Pengawas dan Perencana..
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
Jaminan hasil pekerjaan, Kontraktor Sanggup untuk mengadakan Test sesuai permintaan
owner / Konsultan Pengawas dengan biaya tanggung jawab Kontraktor Pelaksana .
Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis
dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatip merek lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus
memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada
agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import).
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-
contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang
akan dipakai atau dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti atau
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang atau material-material
tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan Brosur, katalog, gambar kerja atau
shop drawing, konster dan sample, yang dianggap perlu oleh Perencana atau
Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana atau Pengawas.
2.10 Subsitusi
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat
Lingkup Pekerjaan Syarat-Syarat Umum 5
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala "claim" atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus.
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini, harus di koordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan
lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi atau memerinci setiap pekerjaan sampai
dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat
persetujuan dari Konsultan/Pengawas.
c. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap
waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap
kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti
Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua "claim" atau tuntutan, biaya
atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama
produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.
2.16 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan.
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK).
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.
a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.
e. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
1.1 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar pohon.
1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass
atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/ Konsultan
Pengawas.
3.1 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
3.2 Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 X 20 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi
40 cm di atas tanah.
3.3 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan Pengawas untuk
membongkarnya.
Lingkup Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan 1
3.4 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
4.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama
lain.
4.2 Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
4.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Perencana/Pengawas.
4.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
4.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Perencana/Pengawas.
5.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/Pengawas.
5.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas.
Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.
6.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.
6.2 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas”.
7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Pengawas.
8.1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi
pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.
8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengamankan tempat penimbunan
bahan-bahan.
8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan selesai.
10.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan
kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi
dengan pemadam kebakaran.
10.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur.
11.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas.
Pasal 1. Umum
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan unuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan.
b. Pengurugan dan Pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan Penggambaran kembali
Pasal 3. Pelaksanaan
b. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-
bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
e. Bahan-bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai
material timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat
yang akan ditentukan oleh MK, dimana tanah bekas galian-galian tersebut harus
dirapikan dan dipadatkan.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli
ukur yang berpengalaman.
- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
- Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
h. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan
urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh MK.
- Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.
i. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98%
kepadatan maximum compaction standard proctor.
l. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali,
pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak
akan terganggu/di pindahkan.
m. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase
saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam
gambar rencana dan harus mendapat persetujuan MK sebelum memulai konstruksi.
Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah
penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.
a. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.
b. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di
dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.
c. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti,
sampah-sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-
semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil Lumpur atau
tanahnya yang lembek, yang ada didalamnya. Pohon yang ada, hanya boleh
disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan
dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman +
1,5 m di bawah permukaan tanah. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh
pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh kontraktor,
sesuai dengan petunjuk pengawas.
a. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas-bekas pondasi
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan
galian tersebut.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu,
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah
jadi.
e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis
dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan
bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sebagai
tanah urug.
Yang dimaksud adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus
dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.
a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan
untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum
10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk
mendapat nilai standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium
resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama,
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor
sampai dengan masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.
Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya
mendapat persetujuan dari Pengawas.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut
harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau Pengawas.
Pengujian diadakan minimum setiap 25 m 2. Biaya pengujian ditanggung oleh
Kontraktor. Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan
ketempat yang ditentukan oleh Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan
gambar.
g. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan
drainage.
a. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil
galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak
mengganggu penyimpanan material lain.
b. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian-
bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus
dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.
c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara atau
prosedur dibawah ini :
Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.
Pasal 1. Umum
2. Tanggung jawab "Kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971).
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat didalam PBI 1971. Dalam hal ini
"pengawas yang ditunjuk" harus segera diberitahukan untuk persetujuannya.
5. "Kontraktor" harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi
dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian
slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi
penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api, dinding, balok,
lantai, beton pada metak deck, slab atap, parapet, tangga, platform dan pekerjaan beton
lainnya serta komponen-komponen seperti terlihat pada gambar.
B. Catatan - catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian dari bab ini.
1.2. Peraturan-Peraturan
a. Standar Indonesia
b. ASTM, USA
- C 33 – Concrete Aggregates
- C 150 – Portland Cement
- C 94 – Ready-Mixed Concrete
- C 143 – Slump of Portland Cement Concrete
- C 231 – Air content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
- C 171 – Sheet Materials for Curing Concrete
- C 31 – Making and Curing Concrete Test Specimens in the fields
- C 42 – Obtaining ang Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
- C 309 – Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
- D 1752 – Performed Spange Rubbe rand Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction
- D 1751 - Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types)
1.3. Penyimpanan
b. Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh
melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang
diminta harus tetap terjamin.
c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya
minyak dan lain-lain). Semen digunakan untuk mengikat seluruh pekerjaan.
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis
dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
2.1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan
Semen Tiga Roda yang sesuai dengan syarat-syarat :
b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
2.2. Agregat
a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya.
b. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama)
seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan, mencampur dan
sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan
syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.
c. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam lain dan harus
diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus
disetujui oleh "Pengawas yang ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi umum
dari kontrak.
b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI'71.
f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di PBI - 1971 NI -
2 Bab 3.5. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
c. Mutu koral ; butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
1. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
2. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%.
e. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50% .
f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
h. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Ukur-
an
max
dari
ukuran tapis (mm)
agre-
gat
(mm)
Agregat - - - - - - - 100 90 - 80 - 50 - 25 - 10 - 2-
halus 100 100 90 65 35 10
i. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas.
l. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.
2.3. Air.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan kombinasi sulfat (SO3) tidak
melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu. Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan
dengan Mill Certificate.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.
b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas.
c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh
dipergunakan.
2.6. Grouting.
Untuk grouting disekitar angkur dipakai Conbextra GP exFosroc atau yang setara
dengan tebal minimum 2.5 cm.
Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
Untuk perlindungan
korosi tulangan di dalam
beton yang terkena
klorida dari bahan kimia
pencegah terbentuknya 0,4 5000
kristalisasi (deicing
chemicals), garam, air
asin, air payau (brackist
water), air laut atau
percikan dari sumber-
sumber tersebut (spray
from these sources).
C. Trial Mixes
1. Umu
m Set
- Trial Mixes
Setiap design mix harus menunjukkan water cement ratio, water content, agregat
gradation, slump, air content dan kekuatan (strength).
2. Percobaan Laboratorium
Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan.
Dari setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk memutuskan
3. Pengujian di lapangan
Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan beton) dan untuk
memberi prategang (prestressing) pada pekerjaan beton prategang (prestress); kuat
tekan beton diambil dari contoh benda uji silinder/kubus yang dibuat mengikuti
ketentuan yang berlaku, selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur
beton pada tempat yang bersangkutan.
- Bahan Tambahan
Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang
disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari
B. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan
ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap
waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Pengawas yang ditunjuk sebelum pengadukan beton.
C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten
harus dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan Supplier beton ready-mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.
D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35
derajat (C).
E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang
diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan
tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti
instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI
212.1R-64.
F. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek pada
kesempatan terakhir yang memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas
yang ditunjuk. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.
Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun hanya
boleh dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang
ditunjuk.
G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat
untuk menghitung putaran.
H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan agregat
dituang ke dalam mixer.
J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan.
Pasal 3. Pelaksanaan
syarat :
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume
- Pasir diukur menurut volume
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch
mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.
- Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-1971).
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada
pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan pengawas.
a. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0.50.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,50.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,40.
b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0.40 harus memakai plasticizer sebagai bahan
additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari pengawas.
b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Test selama
pekerjaan dengan membuat 3 benda uji silinder/kubus dari setiap 30 m 3 atau
sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling
menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan
campuran yang dicor. Buat dan simpan benda uji silinder/kubus tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Test satu silinder/kubus pada hari ke 7 dan test
satu silinder/kubus pada hari ke 28. Simpan satu silinder/kubus sebagai
cadangan untuk test pada hari ke 56, jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test
silinder/kubus pada hari ke 28 berhasil, test silinder/kubus cadangan untuk
menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder/kubus pada hari ke 28.
c. Jika dikehendaki test silinder dapat diganti dengan menggunakan test kubus
dengan ukuran sesuai dengan standar ASTM.
d. Cetakan silinder coba harus berbentuk silinder dan jika menggunakan kubus
harus berbentuk bujursangkar yang memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971.
f. Untuk identifikasi, silinder/kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang
dapat menunjukan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang
bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat. Perbandingan kuat tekan antara
kubus dengan silinder yaitu,
g. Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7, termasuk juga pengujian-
pengujian slump dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi
syarat itu tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari
tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur perbaikan dalam PBI 1971.
i. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan
sampai maksimum 1,5 cm di atas harga maksimum. Jika pengecoran
menggunakan concrete pump dan placing boom maka nilai slump bisa
dinaikkan menjadi 14 – 18 cm, dengan dicampur bahan palsticizer.
n. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.
a. Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan
beton untuk disetujui oleh Pengawas.
c. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
d. Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang
merata pada seluruh permukaan beton tersebut.
1. Proporsi dari campuran diukur berdasarkan berat dan memakai tempat yang
cocok, harus disediakan alat timbang. Apabila dipakai semen masa, tempat yang
terpisah dan kedap air serta alat timbang harus disediakan. Satu set lengkap dari
pemberat untuk percobaan mekanisme penimbangan harus disediakan pada
batching plant.
2. Mekanisme timbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen dalam
kondisi operasi dan timbangan harus disediakan agar mudah dilihat oleh
Operator.
3. Air harus ditambahkan ke dalam mixer dari suatu reservoir yang terpisah dan
harus diperiksa dengan penyetelan untuk kelembaban di dalam agregat.
Apabila diperlukan bahan tambahan, maka harus dipakai suatu dispenser yang
terpisah, seperti yang direkomendasikan atau disediakan oleh pabrik bahan
tambahan dan disetujui oleh "Pengawas yang ditunjuk".
B. Pencampuran
1. Mixing plant harus mempunyai sebuah drum yang mampu untuk menampung
bahan-bahan dan air dan mencampurnya menjadi suatu konsistensi yang
homogen dalam waktu yang masuk akal. Waktu ini harus ditentukan di lapangan
dengan percobaan yang berdasarkan pada rekomendasi pabrik mixing plant.
A. Pengangkutan dan pengiriman beton harus sesuai dengan PBI - 1971, ACI 304 -
73, ACI Committee 304 dan ASTM C94-92a.
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui
oleh "Pengawas yang ditunjuk". Dalam hal ini, "Pengawas yang ditunjuk"
mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari
usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinu secara
mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
4. Beton harus diangkut dari tempat mengaduk ke tempat pengecoran sesegera dan
sepraktis mungkin dan memakai metoda penanganan untuk menghindari
pemisahan bahan (segregations).
5. Dalam pengecoran kolom atau dinding tipis untuk ketinggian yang besar, bukaan
pada cetakan, talang untuk mengecor beton yang flexible, tremmie atau
perlengkapan lain yang disetujui harus dipakai untuk memperoleh pengecoran
beton yang baik seperti yang diijinkan.
e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm
dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.
f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan internal concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator
tidak dibenarkan tanpa persetujuan Pengawas.
h. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dan digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.
c. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
b. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara
sebanyak 1 liter tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh
pengawas.
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter yang
terdekat dengan catatan :
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
d. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan Diameter
Dia. < 10 mm 7 % 0.4 mm
10 mm dia. < 16 mm 5 % 0.4 mm
Dia. 16 mm 4 % 0.5 mm
Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas. Jika
ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidaksempurnaan yang
dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada gelembung
udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan atau diinginkan.
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi
alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya
berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu
beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafon dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus
dikaitkan pada tulangan pelat dan balok.
3.16. Pembersihan
b. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter
10 cm atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut
maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan
mendapatkan persetujuan pengawas.
3.20. Sambungan-sambungan
a. Kontrol join
Kontrol join lokasi dan konstruksinya seperti didetailkan pada gambar. Kecuali
ditentukan lain pada gambarr, semua baris tulangan diteruskan melewati kontrol
join. Apabila kontrol join tidak ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak, serahkan
lokasi yang diusulkan untuk mendapat persetujuan perencana.
1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus
direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya
lainnya. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk" Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan dari
pada yang ditunjuk-kan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk".
2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus
ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari
kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala
kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistim lantai dan harus dicor secara
monolit dengan itu.
3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok di tengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
1. Beton tidak boleh dituang pada kedua sisi dari sambungan ekspansi pada waktu
yang bersamaan.
3. Pengisi sambungan ekspansi harus dari jenis yang telah dibentuk ("premoulded")
sesuai ASTM D-1751 dan disediakan dalam potongan yang panjang yang
memungkinkan.
4. Lebar kerja dari sambungan ekspansi harus dijaga agar bebas dari segala bahan
yang tidak diperlukan dan kotoran sehingga dapat menjaga sambungan berfungsi
dengan tepat.
e. Join sealants
2. Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka yang
harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet
harus 3.0 mm dari 3 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 3.0 mm dalam 3
m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik,
batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 5 mm dalam 1
m.
1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar
sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan
terjadinya ketidak lekatan pada penyelesaian.
3. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.
1. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, kecuali
dimana penyelesaian khusus diperlukan untuk pelengkap, keterlambatan
penyelesaian topping, atau dimana permukaan agregat yang diexpose
ditunjukkan.
2. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan screed dan power floating yang
dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan
beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang dimaksudkan untuk
mencapai permukaan yang halus harus dihaluskan dengan trowel besi.
a. Steel trowel : untuk pelat yang diekspose permukaannya, lantai yang berpegas,
penyelesaian untuk karpet dan sejenisnya, dan pada dek (decks) yang menerima
lapisan untuk lalu lintas (traffic).
Buatlah permukaan yang halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-
sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku,
tepian dari tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah dari semua ukuran. "(clean out pockets, and areas of surface
voids of any size)".
2. Beton tersembunyi dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari
keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum
ditutup permukaannya.
E. Penambalan beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna di sekitarnya) dengan 2 1/2 (dua
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari
sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti di atas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambal dengan bahan perekat
yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila
bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas disekeliling bagian yang ditambal, biarkan
untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan
dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.
2. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
6. Atau yang menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" pada suatu pekerjaan
akhir, atau mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari
suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
b Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali "pengawas yang ditunjuk" atau Konsultan
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan
tersebut. Untuk itu "Kontraktor" harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang
kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.
c. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai
dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari "pengawas yang
ditunjuk".
d. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran "Kontraktor".
f. Dalam hal terjadi keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan
sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan;
"pengawas yang ditunjuk" harus diberi tahu secepatnya, dan tidak boleh diplester
atau ditambal kecuali diperintahkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda
yang paling memadai/cocok.
a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah
dibersihkan, harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam
perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton lama.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama sebelum beton baru
dicor harus dilapisi dengan bahan perekat beton "polyvinyl acrylic" (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.
3.26. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (Separate floor toppings).
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci pada
: 3.13.C.2.
3.27. Lain-lain
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton
boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "Kontraktor" melalui persetujuan
"pengawas yang ditunjuk".
Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan
menjadi satu.
3. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/ celah-celah dan membentuk
lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose
dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
B. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Pasal 1 Umum
a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
1.2. Peraturan-peraturan
a. Standar Indonesia
1. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) – 1982, NI – 3
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) – 1961, NI – 5
3. Peraturan Standar Beton 1991 (SK.SNI T-15-1991-03)
a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop
Drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
- dimensi
- metode konstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)
Pasal 2 Bahan
a. Plywood t = 12 mm.
c. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable,
dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang
terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25
mm).
d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan
karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan
finishing permukaan beton.
e. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk meneurut rencana beton pada
gambar.
a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
Pasal 3 Pelaksanaan
a. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan
ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
b. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design
dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan
beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan
dimensi.
c. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air,
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.
2. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.
h. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur
dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna
permukaan beton.
i. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan
pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan
pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan
air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
a. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.
b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor
langsung pada beton.
c. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau menyediakan
bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya.
Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau khusus ditunjukkan
pada gambar yang berhubungan.
e. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan
inspeski. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air
pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.
b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap
bekisting yang telah dilaksakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada
bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Direksi Lapangan.
3.4 Pembersihan
a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram
dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-
benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah
mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
b. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang
terjadi pada struktur.
Bab 6 Pekerjaan
Beton Sekunder
Pasal 1 Umum
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring bakol praktis, kolom dan balok
kusen, janggutan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan
besi beton dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan
struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak ditunjukkan
dalam gambar.
1.2. Standar
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan atas
persetujuan Perencana atau Konsultan Pengawas dan darus memenuhi NI – 8. Semen
yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaman, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusakbeton dan harus
memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana atau Konsultan
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan NI – 2
(PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas, akan
diapakai sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang
di kirim oleh Kontraktor ke site.
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabrik.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
Pasal 3 Pelaksanaan
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam SK.SNI-1991 sebagai berikut :
a. Ramp Grove : fc’ – 25 MPa
b. Lantai Kerja : fc’ – 10 MPa
c. Concrete Toping, curb, Island, Wheel Stoper, Raise Floor, : fc’ – 20 MPa
kolom praktis, balok lintel dan lainnya
3.2 Pembesian
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SK.SNI-1991.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencan atau Konsultan pengawas.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Perencan atau Konsultan Pengawas.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10
cm.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
e. Jumlah semen minimum 325 kg per m3. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar
mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut demikian menjadi 360
kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh
lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
c. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji). Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan
semen Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau
rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan SK.SNI-1991.
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau
Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan
Pengawas.
b. Bila tidak ada “Certificate Test” maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi
atau test kubus untuk beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dalam
SK.SNI-1991. Pembuatannya harus disaksikan oleh Perencana atau Konsultan
Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Perencana atau
Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
a. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.
Bab 7
Konstruksi Baja
Pasal 1 Umum
1.2 Standar
1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.
4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.
2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)
d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai
sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
a. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor
untuk tetap bertanggung jawab.
b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83)
atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).
c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan
dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai
pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja
dan dicat zincromate 2 (dua) kali.
g. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum y = 2.400 kg/cm2.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop
Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan
Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut
:
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-
sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.
c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari
pabrik ke lapangan, guna pengecekan pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan
menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan
kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.
e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur
dengan theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas.
g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang
rata betul.
i. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
j. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000
panjang batang/komponen batang.
l. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
p. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau
kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali
tidak diperkenankan.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.
2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai
dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera.
Pasal 2 Pelaksanaan
2.1 Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualtias dari las yang dikerjakan.
h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari
aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api
harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 0F.
Pada temperatur 0F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga
dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.
k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari
kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
2.2 Sambungan
c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum
10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.
Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan dari
sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan percobaan
tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.
2.5 Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan
dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
2.6. Grouting
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbextra GP
exFosroc atau yang setara setebal 2.5 cm.
Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan yang timbul akibat
pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Meluruskan pelat
dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja
harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindungi
dari cuaca harus diisi dengan bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman
dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi,
disamping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-
ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari
baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan
tegangan-tegangan selama pembangunan.
d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau MK.
f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari
1/1500 dari tinggi vertical kolom.
b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.
c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian
secara “Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa
adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.
- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic”
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan “Radiographic” dari
daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
2. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact
Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and
Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing (1974).
3. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.
e. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang
ditentukan di lapangan oleh MK.
f. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.
Konsultan atau MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-
pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan
bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak
harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
h. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.
b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
Pasal 8
Pekerjaan Jalan untuk Paving Block
Pasal 1. Umum
1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi
dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Pasal 2. Bahan-Bahan
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi
tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan
tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan
bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini
:
c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat
pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat
pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda
harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type
sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2 sek. Cisangkan.
Pasal 3. Pelaksanaan
Bahan timbunan pekerjaan Paving disamakan dengan timbunan pekerjaan Jalan yaitu
lapisab basecourse 20cm jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal
yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik
dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan
yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan- tahapan persiapan untuk pekerjaan
subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu,
untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan,
dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan
lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik
dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan
harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang
tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi
sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan
dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan
yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm
lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan
kadar air harus uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi
terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai
dipasang dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja
terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus
diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak
sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.
a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan
pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi
sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini
harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan
snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-
lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara
yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah
lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus
dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-
bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai
gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.
c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk
memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir
ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari
akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan
dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak selama pemadatan dan
selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan yang baru tanpa adanya
biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah
pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan
ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus
segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan
jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan
rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar
block, guna penanaman rumput.
f. Toleransi :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya
tidak boleh melebihi 2 mm.
Pasal 9
Pekerjaan Floor Hardener
Pekerjaan ini meliputi pengadaaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan perkerasan permukaan lantai beton
yang bersifat monolitik (menyatu dengan beton) seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan lantai parkir kendaraan, gudang, area
bongkar muat, ruang AHU, Tangga darulat dan lain-lain seperti tertera didalam gambar-
gambar dan persyaratan teknis ini.
Sesuai rekomendasi pabrik, persyaratan teknis ini dan petunjuk Direksi Lapangan maka
Kontraktor harus menggunakan Sub Kontraktor yang khusus (Aplikator) dan telah ahli dalam
pemasangan Floor Hardener seperti yang di rekomendasikan oleh pabrik.
Sistem floor hardener yang dipilih harus dapat memberikan peningkatan perkerasan
permukaan lantai beton terhadap geseran, khusus beban berat.
Pasal 3. PELAKSANAAN
Kualitas NITROFLOR HARDTOP ex FOSROC, untuk pemakaian pada lantai beton yang
masih segar/baru selesai docor, dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Merupakan produk pabrik yang telah memenuhi standard Internasional (ISO) sehingga
memiliki mutu yang terkontrol.
- Terdiri dari agregat khusus berbahan dasar silika (non metallic), PC (semen) dan aditif
khusus untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan pengecoran.
- Bersifat monolitik (menyatu dengan beton)
- Memiliki ketahanan Abrasion Resistance sesuai standard British Board of Agreement
(Report no.610) yang memberikan ketahanan abrasi sebesar 225%
- Memiliki Compressive Strength sesuai BS 1881 Part 106-1983 sebesar 70 N/mm2
- Memiliki aggregat yang mempunyai nilai skala kekerasan Mohs : 7
- Memiliki ketahanan terhadap minyak dan oli
- Warna natural (warna beton alami) atau warna lain yang ditentukan kemudian oleh
perencana atau Direksi Lapangan.
Semua pelaksanaan pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat
bahan-bahan tersebut dan harus mampu memberikan tambahan perkerasan permukaan
lantai.
a. Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimun semen sebesar 300 kg/m 3 dan
didisain untuk mengurangi segregasi dan kontrol terhadap bleeding. Water cement ratio
sebaiknya rendah dan ditambahkan bahan plasticizer Conplast untuk memudahkan
pelaksanaan pengecoran.
b. Lantai beton harus padat dan rata dan dikerjakan sesuai dengan standard pengerjaan
lantai beton yang baik dan benar dimana resiko terjadinya retak susut/kering sudah
dikurangin dengan adanya siar-siar pada jarak tertentu dan kerataan permukaan
dengan menggunakan dudukan bekisting yang kuat dan kaku serta jidar yang rata dan
kaku.
c. Bila air yang naik ke permukaan beton yang baru selesai dicor sudah tidak kelihatan lagi
(telah melewati setting time) maka bahan floor hardener ini dapat ditaburkan secara
merata dengan dosis rata-rata 5 kg/m2 atau sesuai yang disyaratkan.
d. Aplikasi floor hardener ini harus terus berlangsung tanpa terputus hingga didapatkan
kondisi lantai dasar yang mengeras pada kondisi dibebanin injakan kaki sedalam 3-6
mm. Setiap kelebihan air di permukaan (Bleeding water) harus menguap seluruhnya.
e. Pada area pengecoran yang luas sangat direkomendasikan untuk membuat metode
pengecoran secara bertahap dan memastikan bahwa lokasi pengecoran dapat
dilaksanakan dengan tenaga kerja dan dosis bahan floor hardener yang cukup secara
terus menerus sampai selesai.
f. Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu dan ketika
bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka
dapat segera digosok (di-trowel).
g. Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan beton. Jika
bahan mulai meresap dan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air
dari lantai dasar maka dapat segera di-trowel.
h. Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton sudah mengeras dan
kuat menahan beban mesin tanpa mengalami kerusakan agar didapatkan permukaan
yang lebih padat.
i. Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera diberi lapisan Concure (Curing
Compound) untuk mengurangi terjadinya penguapan air beton. Pada area yang terbuka
sebaiknya setelah dicuring dilindungi lagi dengan karung basah untuk mengurangi
terjadinya retak susut.
j. Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama 48 jam dan
sebaiknya tidak dipakai selama 1 (satu) minggu. Jika akan segera dibebani dengan lalu
lintas yang berat dalam 2 (dua) minggu pertama umur beton maka sebaiknya dilindungi
dengan multipleks plywood.
Bab 10
Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan perkerjaan pemasangan lapisan kedap air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada
atap beton, lantai toilet/janitor, bak bunga, ground tank/reservoir, dan lain-lain seperti tertera
didalam gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
Sesuai rekomendasi pabrik, persyaratan teknis ini dan petunjuk Direksi Lapangan maka
kontraktor harus menggunakan Sub Kontraktor yang khusus dan telah ahli dalam
pemasangan waterproofing seperti yang direkomendasikan oleh pabrik.
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan terhadap
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material dan jaminan dari pihak pemasang (aplikator) untuk mutu pelaksanaan
pemasangannya. Adapun jaminan bahan dari produsen/pabrik pembuat selama 10 tahun
untuk waterproofing membrane dan 5 tahun untuk waterproofing coating. Sedangkan
jaminan pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun.
Untuk kesempurnaan pemasangan waterproofing perlu ditest dengan genangan air setinggi
minimal 50 – 100 mm untuk kamar mandi dan untuk area lain. Pengetesan dilakukan selama
1 x 24 jam atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus
diperbaiki terlebih dahulu sampai dinyatakan sempurna oleh Direksi Lapangan.
b. Termination Profile :
Termination profile dipasang pada posisi upstaind dinding yang berfungsi sebagai penahan
membrane di dinding supaya tidak turun/ merosot.
Bahan dasar Termination Profile : Zink alum dengan ukuran 2,5m x 5cm x0,4 mm
c. fastener :
Fastener dipasang pada lobang lobang Termination profile dengan jarak antar fastener 25 cm.
Ukuran panjang fastener 7 cm.
5. Pada bagian pertemuan bidang lantai dengan dinding overlap minimum 15 cm dan di
pasang C Profile berbahan dasar plat zincalum lebar 5cm dengan ketebalan 0,4mm di
sepanjang keliling bangunan dengan perkuatan skrup,permukaan atas di tutupi dengan kit
sealent.
C Profile
Composite Membrane
Edge Fillet
Bituprimer
6. Syarat-Syarat pelaksanaan
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-data
teknis komposisi unsur material pembentuknya.
a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
8. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus
telah mendapat persetujuan dari pengawas.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang
diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk,
cara pemasangan atau persyaratan khusus.
10. CONTOH
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.
Untuk mendapatkan beton yang bersifat kedap air seperti tersebut di atas, selain
penambahan material Conplast X421M ini juga diperlukan rancangan campuran beton yang
menunjang kerja dari bahan waterproofing tersebut.
Adapun rancangan campuran beton tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
6. Apabila terjadi penurunan slump menjadi < 14 cm, dapat ditambahkan lagi Conplast
X421M sehingga tercapai slump 16 – 20 cm kembali
1. Waktu pelaksanaan diupayakan agar dikerjakan pada saat arus lalulintas lancar
sehingga pengecorannya tidak terputus, apabila batching plant berada diluar proyek.
2. Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik disarankan setiap pengecoran harus
menggunakan pompa beton.
4. Tidak boleh ada penambahan air ke dalam beton oleh pihak manapun sejak truck mixer
keluar dari batching plant sampai tiba dilokasi proyek.
5. Apabila ada penurunan slump dapat ditambahkan kembali Conplast X421M dengan
maksimun pemakaian 6 liter/m3.
7. Pada saat truck mixer sampai dilokasi diadakan pengambilan slump beton dimana
slump yang disyaratkan 6 – 10 cm, apabila memenuhi persyaratan dapat ditambahkan
Lingkup Pekerjaan Water Proofing 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Conplast X421M ke dalam truck mixer, diaduk selama ± 5 menit hingga merata dan
homogen dengan campuran beton yang ada. Lalu dicorkan pada area yang akan
dikerjakan. Apabila Slump tidak memenuhi syarat, truck mixer ditolak.
1. Lakukan pengecoran yang baik pada area stop cor / cold joint dengan bekisting yang
kedap dan kuat, serta vibrator yang cukup untuk menghasilkan beton yang padat.
2. Sediakan ruang kerja yang cukup untuk peralatan permukaan beton yang akan
dipasang waterstop pada waktu beton belum kering.
4. Keringkan dan bersihkan dari genangan air hujan jika tertampung didalam bekisting.
Lakukan pengecoran beton selanjutnya sehingga waterstop ini tertanam didalamnya.
DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR DAN INTERIOR
DIVISI 2 BETON
Bab 02 Beton Sebagai Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur
Bab 03 Lapisan Perataan (Screed) Dan Penutup (Topping) Lantai
Beton (Floor Hardener)
DIVISI 3 PASANGAN
Bab 04 Pekerjaan Pasangan Batu Bata
Bab 05 Pekerjaan Batuan Finishing
DIVISI 4 METAL
Bab 06 Railing
Bab 07 Aneka Jenis Metal
Bab 08 Lembaran Metal
DIVISI 5 KAYU
Bab 09 Pekerjaan Kayu Umum
Bab 10 Pekerjaan Kayu Interior
DIVISI 10 LAMPIRAN
Lampiran 1 : Outline Specification
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR &
INTERIOR
DIVISI 1
LINGKUP PEKERJAAN &
PERSYARATAN UMUM
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN PERSYARATAN UMUM
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pembongkaran, pembangunan baru dan
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar ter-laksana
(as built-drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas Mekanikal dan
Elektrikal Gedung dari pihak Pengguna Jasa. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali
(dengan mengenali terlebih dahulu kendala dilapangan) dengan baik semua persyaratan yang
diminta di dalam spesifikasi ini, , termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
item/quantity), standar dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi / MK /Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi material dan / atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. Umum
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah dicek
kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
F. Drainage tapak
Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada. Air bekas galian yang mengandung lumpur tidak boleh dimasukan didalam
saluran air storm drain yang ada/ atau saluran air limbah. Semua sisa air bekas adukan
atau bekas galian harus diendapkan terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran
umum.
Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan MK.
Pelaksanaan finishing Arsitektur seperti lapisan luar gedung dengan batu Alam/Andesit
atau pelapisan dengan Alumunium Composite Panel dan pemasangan kosen pintu dan
jendela-Alluminium Powder Coating
Pengecatan eksterior dan interior dengan cat seperti ditetapkan
Pemasangan dinding tembok maupun dinding partisi lengkap dengan pengecatan dan
wall paper
Pemasangan penutup lantai dengan, lantai keramik, homogenous atau dengan lantai
kayu/laminated floor digarasi sesuai dengan keterangan didalam gambar pelaksanaan.
Pemasangan plafond gypsum tile atau gypsum board, alumunium, plafond kayu, pada
semua ruangan sesuai dengan petunjuk gambar.
Pemasangan kosen pintu dan jendela dari alluminium powder coating warna Putih dan
kombinasi kaca silvercoating hijau tua/hiju muda/biru dan tanpa silvercoating atau kaca
bening, clear glass, pengadaan dan pemasangan pintu solid panil dan pintu dilapis
dengan HPL/Melamin dan pintu lain seperti yang ditetapkan
Pemasangan peredam panas dibawah pelat atap beton/atap baja yang memadai untuk
menahan rambatan panas dan radiasi sinar matahari dengan lapisan glass wool atau
penggunaan rock wool untuk menahan rambatan panas dan radiasi sinar matahari
Dokumen Terlaksana – (As Built Drawing), selama masa pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung, pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar dokumentasi atau
disebut sebagai dokumen terlaksana yang menjelaskan secara detail hasil pekerjaannya
dilapangan. Perubahan-perubahan yang dimaksud harus meliputi :
Membuat Berita Acara atas perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama
pelaksanaan pembangunan setelah memperoleh rekomendasi persetujuan perubahan
dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib meninjau Lokasi Pekerjaan atas risiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan, jalan masuk, kondisi setempat dan kondisi
serta keadaan bangunan-bangunan dari pihak ketiga yang ada di sekitarnya. Segala risiko yang
timbul dari kondisi dan keadaan tersebut di atas menjadi tanggungjawab Kontraktor .
B. PERSYARATAN UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan dan acuan sebagai berikut :
1. Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999.
2. Semua Peraturan Tata Kota dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan daerah
setempat.
3. Peraturan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemda setempat berkenan dengan izin
bangunan (IMB) dan semua peraturan berkaitan dengan penyelesaian IMB dan IPB.
4. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-2/1995 dan PBI-NI-2/1971 dan Standar Nasional
Indonesia 2008 (SNI-2008 ).
5. Peraturan Kayu Indonesia, disingkat PPKI-NI-5/1961.
6. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
7. Pedoman Perenanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
8. SII 0013-81 “Mutu dan Cara Uji Semen Portland”.
9. SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
10. SII 0136-84 “Baja Tulangan Beton”.
11. SII 0784-83 “Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton”.
12. Peraturan Perencana an Bangunan Baja Indonesia, disingkat PPBBI-1983.
13. Peraturan Muatan Indonesia, disingkat PMI-NI-18/1970.
14. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia, disingkat PUIL-1987.
15. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
16. Pemeriksaan Umum untuk Bahan-bahan bangunan NI-3-PUBB 1956, NI-3 1963 dan PUBB
– 1966.
17. Peraturan yang ditetapkan oleh PDAM di Jakarta.
18. Peraturan yang ditetapkan oleh PLN di Jakarta.
19. Standar-standar Internasional yang digunakan secara luas di Indonesia, seperti ASTM,
NFPA, FOC, SNACNA, ASHRAE, IEC, DIN, dan JIS sebagai referensi persyaratan teknis
untuk bahan, peralatan dan instalasi khusus.
20. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1992) NI-3.
21. Bahan Aluminium, sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII 0649-82 Alloy 6063 T5/Billet.
22. Peraturan Dep.Pekerjaan Umum No.27 tahun 1987, perihal keamanan gedung terhadap
bahaya kebakaran, pertauran Dinas Pemadam Kebakaran Pemda Setempat.
23. Peraturan Direktur Jenderal Perawatan, Departemen Tenaga Kerja tentang penggunaan
tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.
2.3. Kualitas/Merk/Spesifikasi
Kualitas/Merk/Spesifikasi yang mengikat adalah semuanya yang tertera dalam gambar-
gambar, syarat-syarat teknis dan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing), Bila dalam
spesifikasi Teknis ada perkataan setara, artinya bila material yang mereknya tersebut tidak
ada dipasaran (dan ini harus dibuktikan dengan bukti yang kuat) maka dapat digunakan
spesifikasi yang setara yang dilengkapi dengan jaminan/Surat dukungan material dari pabrik
dan jika diperlukan pemborong (atas permintaan pemberi tugas) harus mengajukan hasil
pengujian laboratorium dengan biaya pemborong.
2. Rekaman foto
Pemborong pada saat penyerahan pertama menyampaikan rekaman foto digital (hard copy –
tercetak maupun digital file) disusun secara sistimatis dan diberi penjelasan rinci maksud dari
foto. Rekaman foto disampaikan sejak dari awal pekerjaan sampai selesianya pekerjaan.
Rekaman foto melingkupi semua kegiatan fisik pelaksanaan bangunan Struktur, penyelesaian
Finishing Arsitektur dan proses Testing dan Commisioning peralatan.
5. Lain-lain
Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan satu copy gambar-gambar terlaksana untuk
setiap paket pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan kepada Konsultan MK.
Pada saat pembuatan B.A.P penyerahan pertama, Pemborong wajib menyerahkan seluruh
gambar terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran dari
Berita Acara tersebut.
Shop Drawing (gambar kerja) adalah gambar yang dibuat Pemborong lengkap dengan
detailnya berdasarkan kebutuhan pelaksanaan yang diminta oleh Konsultan MK / Tim Teknis
Owner yang telah ditetapkan perubahan dan kesesuaiannya guna memudahkan pelaksanaan
pekerjaan.
ShopDrawing disiapkan untuk bagian pekerjaan yang memerlukan koordinasi antar disiplin
baik untuk pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal pada pelaksanaan
dilapangan berkaitan dengan ukuran pelaksanaan, mock-up pelaksanaan maupun material
dan spesifikasi teknis yang digunakan maupun langkah pelaksanaan dan jadwal
pelaksanaannya. Shop drawing diantaranya diperlukan untuk semua gambar Arsitektur,
Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Lansekap.
Permohonan Persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana atas gambar kerja ini
menyangkut kesesuaian gambar-gambar tersebut terhadap pekerjaan-pekerjaan lain yang
ada, sehingga tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin ada padanya.
bentuk pekerjaan, material dan alat-alat pelaksanaan yang diperlukan dalam penyelesaian
pekerjaan, jalan masuk, akomodasi yang diperlukan serta informasi penting yang akan
mengakibatkan biaya tak terduga yang mempengaruhi harga penawarannya.
Owner berhak untuk menolak dan memindahkan dari pekerjaan tenaga-tenaga kerja yang
dianggapnya tidak cakap. Tenaga kerja yang telah dipindahkan ini tidak boleh ditempatkan
lagi di pekerjaan, tanpa persetujuan kembali dari Konsultan MK.
3.11. Pemeliharaan
Dari saat dimulainya sampai penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus bertanggung jawab
penuh terhadap pekerjaan dan semua pekerjaan sementara.
Didalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, kehilangan-kehilangan pada pekerjaan
sementara, Pemborong atas biayanya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan
sehingga pada saat penyelesaian atau penyerahannya pekerjaan harus berada dalam kondisi
yang baik sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan instruksi Konsultan (kecuali terhadap
“force majeure dan resiko yang dikecualikan” . Pemborong harus juga memperbaiki segala
kerusakan (atas biayanya sendiri) yang diakibatkan olehnya sendiri pada waktu
melaksanakan pekerjaan untuk tujuan memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Pemberi Tugas dibebaskan dari pembayaran ganti rugi atau kompensasi yang harus
dibayarkan sebagai akibat dari terjadinya kecelakaan pekerja atau orang lain yang
dipekerjakan Pemborong atau Sub Pemborong kecuali terhadap kecelakaan yang disebabkan
oleh kelalaian Pemberi Tugas atau wakilnya. Pemborong akan membayar ganti rugi ini dan
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan biaya sehubungan dengan hal tersebut.
PASAL 2 PEKERJA
disebutkan dalam syarat-syarat teknis, maka biaya pengujian tersebut menjadi beban
Pemborong apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan ketentuan kontrak atau instruksi
Konsultan Perencana dan atau konsultan MK.
Apabila bagian pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai ditutup telah memenuhi syarat-syarat
kontrak maka biaya pembongkaran atau pembuatan lubang pemeriksaan tersebut dan biaya
perbaikannya kembali akan menjadi beban Pemberi Tugas.
4.9. Material yang Disediakan atau dipasok (Supply )oleh Pemberi Tugas
Pengertian untuk bahan atau material atau peralatan termasuk suku cadang yang
disuplay Pemberi Tugas adalah bahan atau material atau peralatan yang dibeli
langsung oleh Pemberi Tugas dari pabrik pembuat atau supplier atau agen tertentu
dimana bahan atau material atau peralatan tersebut (barang) akan di supply langsung
kelokasi proyek bersangkutan.
Semua biaya transport, asuransi, pajak-pajak dan lain-lain yang dikeluarkan sampai
tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab dan beban Pemberi Tugas.
Keterlambatan tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
Jika terjadi keterlambatan didalam skedul pengiriman bahan atau material atau
peralatan maka extra biaya yang dikeluarkan jika bahan atau material atau peralatan
tersebut harus dikirim dengan airfreigt menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
Proses pengadaan termasuk masalah administrasi pembelian dengan pihak pabrik
pembuat, supplier atau agen hingga terlaksananya pengiriman barang tersebut sampai
dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas. Proses evaluasi prestasi
pekerjaan dan pembayaran akan dilaksanakan oleh Konsultan MK. Supervisi selama
pelaksanaan pemasangan akan dilaksanakan oleh personil dari pabrik pembuat,
supplier atau agen yang ditunjuk.
4.11. Perbaikan-perbaikan
Selama masa pemeliharaan ini Pemborong harus melaksanakan perbaikan-perbaikan,
perubahan-perubahan, rekonstruksi, pembetulan-pembetulan terhadap segala kesalahan-
kesalahan dan penyimpangan selama pelaksanaan sesuai dengan permintaan Konsultan MK /
Tim Teknis Owner pada masa pemerliharaan (sehubungan dengan pemeriksaan yang
diadakan oleh Konsultan MK)
PASAL 5. PENUTUP
Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya yang
disampaikan kepada pemborong akan tetapi tertera didalam gambar maupun didalam Rencana
Kerja dan Syarat atau RKS merupakan kewajiban rekanan atau pemborong atau kontraktor
untuk melaksanakannya.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan
dalam Rencana Kerja dan Syarat atau RKS ini harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau
pemborong, seolah olah pekerjaan tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemberi Tugas.
DIVISI 2
BETON
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 2
BETON SEBAGAI ELEMEN PENDUKUNG PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam bab ini yaitu : Pekerjaan beton yang bukan
merupakan struktur utama dari bangunan, tetapi sebagai elemen pendukung atau lainnya
untuk dinding bata lokal seperti kolom praktis, balok pengikat, balok pengaku (lintel), balok
keliling (ring beam, dll), dan bagian-bagian bangunan non-struktural lainnya yang
menggunakan beton diaduk di tempat yang mana dapat disyaratkan. Termasuk pekerjaan
bekisting, pembesian (reinforcement). Perluasan pekerjaan seperti yang terlihat di gambar
atau tergantung pada persyaratan praktek bangunan setempat dan sistem dinding
pekerjaan bata.
2. PRODUK
2.1. Material
Semen : SNI 15-2049-1994-Semen Portland
Semen kantungan (bagged cement): jangan menggunakan semen kantung lebih dari 6 bulan
usianya dan harus dijamin oleh supplier dengan jaminan tertulis.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pengadukan Di Lapangan
Aduklah beton dalam alat yang disetujui yang ditempatkan di tapak pekerjaan, dibatasi
jumlah adukan pada tiap satu kali gilingan untuk menyesuaikan kebutuhan pekerjaan pada
areal konstruksi tertentu.
Catatan Pengecoran : Simpanlah di tapak dan dapat diperiksa buku harian yang mencatat
setiap pencoran beton termasuk :
- Tanggal
- Porsi pekerjaan
- Sumber dan kekuatan beton yang dispesifikasikan
- Pengukuran slump
- Volume pengecoran
- Persyaratan-persyaratan lain dari Direksi Pengawas
3.5. Pematangan
A. Umum : Melindungi beton yang baru dari pengeringan yang terlalu dini dan dari
temperature yang dingin atau panas yang berlebihan. Jagalah beton pada temperature
sekonstan mungkin dengan kehilangan kelembaban seminimum untuk periode curing.
B. Periode pematangan : Mulailah pematangan sesegera mungkin setelah finishing, den
cure terus menerus hingga jumlah kumulatif hari atau bagiannya, tidak perlu
bertalian/berurutan, selama jika temperature udara yang berhubungan dengan beton
di atas 10˚ C, secara total tidak kurang dari 7 hari sebelum dibuka atau seperti petunjuk
Direksi Pengawas.
C. Metode Pematangan : Metode pematangan yang dapat diterima termasuk sbb :
- Pemercikan air secara terus menerus atau dalam jumlah besar (pondasi)
- Karung/kain terbuat dari goni/rami dan harus dibasahi secara terus menerus.
BAB 3
LAPISAN PERATAAN (SCREED) DAN PENUTUP (TOPPING)
LANTAI BETON (FLOOR HARDENER)
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapisan penutup lantai beton (nonmetalik floor
hardener) sebagaimana ditunjukkan dalam gambar-gambar dan ditentukan disini.
2. PRODUK
2.1. Lapisan Penutup Lantai Beton Heavy Duty Yang Nonmetalik
a. Menyediakan bahan yang merupakan campuran partikel-partikel hancuran agregat keras
yang non metalik, portland semen dan bahan aditive yang bersifat meningkatkan daya
kerja. Formulasikan, proses dan paketkan campuran bahan tersebut dibawah
kontrol/pengawasan kwalitas yang ketat pada pabrik yang terkontrol.
- Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan kekuatan
tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.
- Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua ruangan kecuali gudang 3 kg/m2
b. Produk-produk yang dapat dipakai :
Nitrofloor Hardtop (Fosroc)
SIKA
HITCHIN / GRACE
Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan color finish floor hardener yang dipilih oleh
Direksi Pengawas.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi
teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus diusahakan untuk mendapatkan
profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan sudut perlu mendapatkan perhatian khusus
agar bisa dicapai kepadatan maksimal.
3.4. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.
3.5. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan cucilah
permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya sebelum inspeksi
terakhir.
DIVISI 3
PASANGA
N
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA RINGAN
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu sebagaimana diindikasikan
dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
1. Pasangan bata ringan untuk pemisah ruang dan baru bata ringan tahan api khusus
untuk area tangga darurat dan dinding Lift.
2. Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding bata
dengan menggunakan unit-unit bata yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non-
struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen pendukung arsitektural.
1.3. Ajuan
a. Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran
batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika
hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan
lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu yang termasuk posisi, layout dan
penulangan kolom praktis, balok pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan
dengan kualitas dan standardaya sudah dinyatakan dalam RKS ini.
2. PRODUK
2.1. Bata Ringan
a. Umum : Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan
(pressure) yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain yang
diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
2) Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
3) Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
Modul Standard :
- Bata Ringan (CELCON/LEIBEL/BEP) 10 x 200 x 600
4) Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan
sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen
kebakaran.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan, Umum
a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan (shale)
yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30 gram per 1,94
meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang menjamin setiap unit
pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi permukaannya kering pada saat
ditempatkan.
b. Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan
lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.
c. Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya dari
unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal yang
diindikasikan.
d. Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian pekerjaan
pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan pasangan untuk
Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
e. Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan sisi-
sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang disyaratkan
untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan dengan pekerjaan
sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan jika mungkin.
BAB 5
BATUAN FINISHING
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Umum
Sediakan batuan finishing, lengkap terpasang sesuai gambar perencanaan dan spesifikasi
dalam dokumen kontrak.
B. Jenis Finishing
1) Honed Finish : Permukaan halus dengan sedikit kilau atau tidak berkilau sama sekali.
2) Polished Finish : Permukaan lapisan mengkilap yang memancarkan warna dan ciri
batu sepenuhnya.
3) Flamed/Termal Finish : Bertitik-titik halus, biasa atau bundar-bundar, dikerjakan
dengan temperatur tinggi pada permukaan batu.
1.03. Submittal
A. Contoh Bahan:
1) Unit Lantai : 60 cm x 120, 60 x 60 cm tiap tipe dan tiap jenis finishing.
2) Unit Dinding : 60 cm x 60 cm tiap tipe dan jenis finishing.
3) Bahan Pembantu: angkur dan sealant; sesuai dengan sistim pemasangan yang
ditentukan.
B. Shop Drawings:
1) Umum : Tunjukkan detail-detail angkur dan support, tulangan, sambungan,
pemasangan. Termasuk elevasi yang menunjukkan lokasi masing-masing unit dengan
nomor identifikasi rencana penempatan/pemasangan.
2) Detail: perlihatkan detail edging, corner, reveal, bentuk-bentuk khusus dan
sambungan antara panel dalam skala penuh.
3) Design Perhitungan: ajukan untuk informasi Arsitek, termasuk sistim pengangkuran
dan angkurnya, ketebalan bahan yang diperlukan untuk sistim pemasangan yang
dipergunakan; design perhitungan harus dikerjakan dan ditanda tangani oleh ahli
yang mempunyai ijin dari instansi pemerintah.
C. Data Produk :
Spesifikasi dan data teknis yang menjelaskan tentang karakter struktural, pengangkuran,
mortar dan sealant.
Batuan Finishing 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2. BAHAN
2.01. Material
A. Batu:
1) Umum: Bersumber tunggal untuk tiap type, gradien standard, bebas dari retak,
sambungan lipat, retak bintang dan cacat lain yang menyebabkan berkurangnya
kekuatan, keawetan dan penampilannya dalam hal warna dan variasi pola.
2) Homogeneus Tile:
Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
Finish : Polished finish, flame finish untuk pola lantai.
Ukuran : Sesuai gambar perencanaan
Produk : ROMAN, GRANITO, NIRO GRANIT.
3) Granite:
Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
Finish : Polished finish, flame finish untuk pola lantai.
Ukuran : Sesuai gambar perencanaan, tebal minimal 2,5 mm
Produk : Ex Import
4) Keramik :
Type : Ditentukan kemudian, sesuai dengan contoh Arsitek.
Finish : Polished finish dan flame finish untuk pola lantai.
Ukuran : Sesuai gambar perencanaan
Produk : ROMAN
5) Internal Corner: sambungan potongan miring untuk dinding dengan dinding, "butt
joint" untuk dinding dengan lantai.
6) External Corner: "adu manis" untuk dinding, dengan detail seperti yang terlihat
dalam gambar perencanaan.
7) Step Corner: tanpa sambungan, buatkan menerus dari panel untuk lantai,
dilengkapi dengan 3 garis naat untuk fungsi "antislip", kecuali ditentukan lain dalam
gambar perencanaan.
Batuan Finishing 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
B. Bahan Adukan/Mortar :
1) Adukan : Seperti yang dispesifikasi pada pekerjaan plesteran pengisi (plaster
backing) Pasangkan plester pengisi 3 cm untuk lantai dan 2 cm untuk dinding.
2) Grouting : Laticrete Grout, Latapoxy Sp-100, type dan warna ditentukan kemudian.
E. Angkur Dry-System:
Baja galvanized, standard, minimum tebal 3 mm, lengkap dengan adjustable plate dan pin
pengikat.
F. Sealant:
Interior : Single component silicon rubber, produk Corning atau Toshiba.
Batuan Finishing 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
C. Lebar sambungan > 10 mm : gunakan silicon sealant untuk interior, dan non-sag
polyurethane sealant untuk eksterior.
2.04. Fabrikasi:
A. Pemotongan :
Potong panel dan bentuk-bentuk khusus lainnya sesuai kebutuhan dengan ukuran dalam
toleransi yang diijinkan; siapkan lubang dan celah untuk kaitan angkur dan pemasangan,
pemotongan dikerjakan di workshop.
Kerjakan pemotongan dengan memperlihatkan pola serat dan texture untuk
penempatan panel-panel yang bersebelahan/berdekatan; berikan penomoran panel
sesuai dengan penomoran pada shop drawing.
B. Finishing :
Kerjakan pemolesan di workshop, kerjakan pemolesan seluruh panel dengan kadar kilap
yang sama, pemolesan juga dikerjakan pada ujung pinggiran yang akan diexpose.
Pemolesan di lapangan dikerjakan hanya untuk perbaikan polesan dan jika terjadi
pemotongan di lapangan; kecuali pemolesan pasangan "adu manis".
Pemolesan "adu manis" dikerjakan di lapangan setelah dilakukan penghalusan.
C. Toleransi Fabrikasi :
1) Panel:
Variasi permukaan dalam 1 panel = ± 1,5 mm.
Variasi ketebalan panel = + 3 mm; - 1,5 mm.
Variasi persegi garis luar panel : maksimum 5 mm pada pengukuran
diagonal, dalam ukuran panjang dan lebar yang ditentukan.
2) Penempatan lubang dan celah untuk angkur = ± 3 mm.
3) Kedalaman lubang dan celah untuk angkur = ± 0,5 mm.
3. PEMASANGAN
3.01. Pemeriksaan
Periksa permukaan sebelum memulai pekerjaan, berikan pemberitahuan tertulis mengenai
permukaan yang perlu diperbaiki, cocokkan perbaikan yang telah dilakukan sebelum mulai
dengan pemasangan.
3.02. Persiapan
Persiapan Permukaan : Bersihkan batu sebelum dipasang, buangkan material lain yang
merusak penyemenan, peletakan dan penampilan.
Batuan Finishing 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3.05. Angkur:
A. Wet System : pasangkan fisher pada dinding minimal 2 buah setiap unit panel; ikatkan
angkur kawat tembaga sebelum pemasangan adukan, siapkan tekukan pengait
melebar sesuai celah lubang pada unit panel.
B. Dry System : tentukan titik angkur sesuai dengan rencana penempatan unit panel,
pasangkan angkur hanya pada saat panel akan dipasangkan, gunakan Dyna Bolt untuk
setiap angkur, lakukan pengeboran tanpa merusak struktur/ pasangan yang ada.
3.08. Pembersihan
Batuan Finishing 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Umum : Setelah pekerjaan selesai, bersihkan batu, perbaiki sambungan yang terbuka dan
ganti pekerjaan yang salah; jangan gunakan zat asam , penggosok yang kasar, atau sikat
kawat.
Batuan Finishing 6
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR
DIVISI
4
METAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 6
RAILING
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi termasuk kaca balustrade beserta alas
pendukungnya angkur dan baut - baut, dengan atau tanpa finishing dan lapisan-lapisan
pelindung, sesuai dengan dokumen kontrak.
1.03. Submittal
A. Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan,
pelapisan pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai
berikut:
a. Railing/Handrail : sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan bagian-bagian
sambungan / tekukan, dan profil yang direncanakan.
b. Penjepit kaca : masing-masing 2 set (masing-masing atas dan bawah).
c. Baut dan mur : masing-masing 2 buah (masing-masing atas dan bawah).
B. Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.
2. PRODUK
2.01. Umum
A. Material:
Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu penampilan; mempunyai
kesamaan texture dan warna.
Railing 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
B. Fastener:
Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama dengan bahan utama,
baut type countersunk, rata permukaan; untuk pekerjaan tersembunyi digunakan gal-
vanized.
C. Pengelasan:
Digerinda halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama; buang dan
bersihkan sisa-sisa gerinda sebelum pekerjaan finishing; buat bentuk, tekukan dan
radius dengan tepat, bersih tanpa rongga atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya.
B. Fasteners:
Bahan yang sama dengan bahan utama
C. Angkur:
Sesuai kebutuhan utnuk mengangkurkan dan menguatkan pemasangan; zinc chromate
coating untuk bagian angkur yang bersinggungan dengan bahan utama; galvanized untuk
yang tertanam dalam beton.
2.03. Fabrikasi
A. Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan terhadap
rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan dari wakil perancang.
B. Pembuatan
1) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan perencanaan
atau yang disetujui wakil perancang.
2) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat
penyambungan sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan
seperti yang direncanakan.
3) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak
diperkenankan mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.
Railing 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
C. Finishing/pengecatan
Lakukan pekerjaan finishing/ pengecatan di workshop dengan cara-cara yang benar dan
sistimatis. Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan finish coat sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang dikeluarkan pembuat bahan finishing. Lihat pada
spesifikasi pekerjaan finishing pengecatan.
3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan
dan persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.
Railing 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat
pekerjaan lain-lain; buang bahan pelapis / pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat
dan cara yang diinstruksikan pabrik pembuat.
Railing 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 7
ANEKA JENIS METAL
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan pelayanan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan aneka jenis metal yang diindikasikan
pada gambar dan dispesifikasikan di dalam buku ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal berikut :
1) Hardware kasar.
2) Tangga baja vertikal.
3) Tangga baja yang terbuka.
4) Rangka dan pendukung baja ringan, tidak termasuk bagian dari masing-masing
pekerjaan lain.
5) Grating dan rangkanya yang terbuat dari baja, termasuk dudukan grating dan
pendukungnya.
6) Penutup (cover) baja dan rangkanya.
7) Rangka pintu baja struktural pada pintu servis yang digulung.
8) Kelengkapan nosing tangga untuk tangga beton (jika ada).
9) Bollard (Tiang Pengaman) dari baja.
10) Macam-macam baja untuk bingkai, pelindung sudut, pelindung sudut siku, dan kanal.
11) Penopang alas counter.
12) `Sleeves' yang tertanam di dinding dan lantai beton.
13) Baja untuk rangka, bracing, pendukung, angkur, baut, sambungan, alat pengunci
(fastener), dan semua bagian pelengkap lainnya yang diindikasikan pada gambar atau
seperti yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan pada Bab ini.
14) Pengecatan lapisan dasar, lapisan akhir, galvanisasi dan pemisahan dua metal yang
tidak sejenis pada Bab ini.
15) Pemotongan, pemasangan, pengeboran dan penutupan pada pekerjaan dalam Bab
ini untuk mengakomodasi pekerjaan lain dan pekerjaan beton, pasangan atau
material lain yang diperlukan untuk penyambungan dan pemasangan pekerjaan
dalam bab ini.
pengangkutan. Unit ditandai dengan jelas untuk pemasangan yang terkoordinir dan
merakit kembali.
1.3. Ajuan
A. Literatur Pabrik : Ajukan spesifikasi dari pabrikan, tabel pembebanan, diagram dimensi,
detail angkur dan instruksi pemasangan untuk produk yang digunakan dalam fabrikasi
pekerjaan macam-macam metal, termasuk produk catnya.
B. Gambar Kerja (Shop Drawings) : Kirimkan gambar kerja untuk fabrikasi dan
pemasangan dari semua perakitan pekerjaan aneka besi yang belum lengkap terlihat
dalam lembaran data pabrik. Perlihatkan pula item pekerjaan pengangkuran dan
assesori pelengkapnya.
2. PRODUK
2.1. Material
A. Metal
Permukaan Metal, Umum: Untuk fabrikasi pekerjaan aneka jenis metal yang akan terbuka
pada terhadap pandangan mata, gunakan hanya bahan yang halus dan bebas dari cacat
permukaannya termasuk noda, tanda lipatan, tanda gulungan, nama bahan/produk dan
permukaan yang kasar.
B. Grout: Tidak menyusut, grout yang non-metalik.
C. Pengecatan di Pabrik: Gunakan lapisan primer pada semua item pekerjaan macam-
macam metal yang tidak digalvanis dengan menggunakan Azeron Primer seri 88 yang
dibuat oleh Tnemec atau "Rust barrier" No. 230R55 yang dibuat oleh Con-Lux atau setara
yang disetujui.
D. Pelapisan Perbaikan Galvanis: Untuk penyelesaian akhir permukaan galvanis setelah
pemasangan, gunakan Cold Galvanizing Compound atau produk setara yang disetujui.
iii. Mengecat harus menutupi semua permukaan metal dan harus merata, yaitu 2.0 mils
minimum ketebalan pada saat kering. tidak boleh ada yang dikirim sampai lapisan
primernya telah kering.
B. Memperbaiki/Memperindah (Touch-up): Di bengkel, setelah perakitan dan di lapangan
setelah pemasangan pekerjaan ini, memperbaiki kerusakan atau bagian yang terkikis
pada cat primer dengan menggunakan primer metal yang mengandung zat besi.
C. Laksanakan pelapisan pada item pekerjaan metal fabrikasi, kecuali dua (2) lapisan cat
dilakukan pada permukaan yang tidak dapat dilalui setelah pemasangan atau perakitan.
Rubahlah warna lapisan kedua untuk membedakannya dari lapisan pertama.
2. 3. Lapisan Pelindung
Jika metal yang tidak sejenis berdekatan, pisahkan permukaan tersebut dengan melapisi
setiap permukaan tersebut sebelum dirakit atau dipasang dengan satu lapis cat bituminous,
yang sebagai tambahan terhadap cat primer yang disyaratkan. Tutuplah semua permukaan
yang tak disyaratkan untuk mendapatkan lapisan pelindung.
c. Penutup dan Rangka untuk Pit : Sediakan baja dengan ketebalan minimum 12mm
penutup plat pengecek, yang diperkuat seperti disyaratkan untuk membatasi defleksi
hingga 1/360 dari bentang dengan dua (2) pegangan pengangkat yang tertanam yang
mampu menahan beban 150 kilogram. Lengkapi penutup dengan rangka siku baja,
dengan sambungan sudut, dilas dan dihaluskan, dan dilas di atas tumpuan untuk
pengangkuran yang aman di dalam beton. Rangka dan angkur harus digalvanis. Plat
penutup harus mampu menahan beban yang sama dengan permukaan lantai yang
berdekatan.
3. PELAKSANAAN
3.1. Inspeksi
Melakukan pemeriksaan semua daerah dan kondisi di mana pekerjaan berbagai macam
metal/logam akan dipasang dan memberitahukan Pengawas hal-hal yang akan
mengganggu penyelesaian pekerjaan yang benar dan tepat waktu. Jangan memulai
pekerjaan hingga keadaan yang tidak memuaskan telah diperbaiki agar memungkinkan
pemasangan yang benar dan tepat.
3.2. Pemasangan/Instalasi
A. Penguatan/pengencangan pada Konstruksi yang dibuat di Lapangan : Sediakan
peralatan pengangkuran dan pengencang yang perlu untuk menghubungkan dengan
aman fabrikasi logam yang beraneka ragam konstruksinya di lapangan; termasuk
fastener yang berulir untuk sisipan beton dan pasangan batu, baut `toggle', baut yang
dapat menembus (through-bolts), `lag bolts', sekrup kayu, dan penghubung lainnya
yang disyaratkan.
B. Pemotongan, Pemasangan, dan Penempatan : Lakukan pemotongan, pemboran, dan
penyesuaian yang disyaratkan untuk pemasangan fabrikasi berbagai macam logam ini.
Pasanglah dengan akurat di tempatnya, posisinya dan pada tampaknya, tegak lurus, di
levelnya, benar, bebas dari kerusakan, yang diukur dari garis dan level yang
dikembangkan. Sediakan bracing dan angkur temporer di bekistingnya untuk item-
item yang akan dipasang di dalam beton, pasangan batu, atau konstruksi sejenis.
C. Sambungan Fitting : Buatkan sambungan yang terbuka dengan akurat bersama untuk
membentuk sambungan yang serapat rambut (tight hairline joints). Laslah sambungan
yang tidak akan ditinggalkan pada sambungan yang terbuka, tetapi tidak dapat dilas di
BAB 8
LEMBARAN METAL
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan kelengkapan
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lembaran aluminum komposit
maupun aluminum sheet seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam
spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
A. Curtain Wall
B. Skylight
C. Dinding masif
D. Penutup kolom
E. Canopy
1.2. Ajuan
A. Data Produk: Serahkan data produk dari penyuplai dan instruksi pemasangan untuk
setiap item barang yang dipakai
B. Shop Drawing: Setiap hasil produk dari pabrik harus dilengkapi dengan gambar yang
terdiri atas denah, tampak dan potongan detil yang mengindikasikan hubungan baik
dengan item pekerjaan yang sama dan dengan item konstruksi lain di lapangan yang
ada, perkuatan, ankur, dan item tambahan, dan finishing material
C. Serahkan minimum 2 contoh barang untuk diseleksi menunjukkan warna, tekstur, dan
pola yang akan dipasang
Lembaran Metal 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E. Sertifikat dan garasi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Konsultan Pengawas.
G. Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta oleh
Konsultan Pengawas dengan perhitungan biaya tersendiri.
Lembaran Metal 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2. PRODUK
2.1. Material
A. Umum: Lembaran dan Komposit aluminum yang terseleksi berdasarkan kerataan
permukaan, kehalusan dan bebas dari keretakan
B. Kekuatan: Lembaran dan konstruksi perkuatannya mampu mendukung beban total 150
kg/m2. Pabrikan untuk memasukkan contoh produk yang memenuhi ketentuan
tersebut
C. Lembaran: sesuai dengan ASTM B 209 untuk 5005-H15
D. Las elektroda dan Bahan Pengisi: disesuaikan dengan standar pabrikan sesuai dengan
kekuatan dan kompatibilitas dari pabrikan. Hindari kesalahan warna akibat pekerjaan
tersebut
E. Perkuatan: dari bahan yang sama kecuali dinyatakan lain dan tidak korosif atau tidak
kompatibel dengan aluminum. Gunakan perkuatan yang tersembunyi (concealed
system) untuk hubungan dengan konstruksi yang beda.
F. Angkur: dari bahan dan warna yang sama sesuai dengan rekomendasi pabrik
G. Neoprene Gasket: ASTM D 1056 kelas A untuk penyekat udara
H. Joint sealer untuk join yang sesuai rekomendasi pabrikan
I. Komposisi untuk Lembaran komposit disesuaikan dengan standar pabrikan asal tidak
menyebabkan kerusakan, penurunan kekuatan dan kelunturan warna pada lembaran
aluminum.
2.2. PABRIKASI
UMUM
a. Tambahkan ketebalan aluminum atau perkuat dengan penguat tersembunyi atau
material pendukung untuk menjaga kerataan permukaan dan penurunan kekuatan
b. Lembaran dipasang sebelumnya di bengkel untuk mengurangi kesalahan di lapangan.
Tandai setiap lembar dan koordinasikan untuk pemasangan.
c. Profil lembaran dan hubungannya disesuaikan dengan gambar. Semua hubungan dan
perkuatan, termasuk angkur harus disiapkan sebelum dibawa ke site
d. Jika diperlukan las harus yang menerus
Lembaran Metal 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3. PELAKSANAAN
3.1. Inspeksi
Lakukan pemeriksaan atas semua area dan kondisi dimana aluminum akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas hal-hal yang akan mengganggu penyelesaian pekerjaan
yang benar dan yang tepat waktu. Jangan memulai pekerjaan hingga keadaan yang tidak
memuaskan telah diperbaiki agar memungkinkan pemasangan yang benar dapat dilakukan.
3.2. Pemasangan/Instalasi
Koordinasikan secara benar dengan bidang pekerjaan lainnya untuk meyakinkan adanya
hubungan yang mencukupi dan sesuai antara pekerjaan lain dengan yang tertera dalam bab
ini.
3.3. Penempatan/Pemasangan
Semua aluminum harus dipasang sesuai dengan gambar kerja dan penempatan (setting)
yang telah disetujui. Kecuali apabila dinyatakan lain, setiap unit harus dipasang dengan
sambungan sesuai standar pabrikan.
3. 4. Proteksi
Semua bagian-bagian aluminum yang terpasang dan menyembul keluar (projecting) harus
sepenuhnya diproteksi terhadap kerusakan dari pekerjaan konstruksi lainnya. Bagian yang
rusak harus diganti tanpa adanya tambahan biaya.
Lembaran Metal 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Lembaran Metal 5
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR
DIVISI
5 KAYU
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 9
PEKERJAAN KAYU UMUM
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu ini meliputi pekerjaan kayu secara umum dan merupakan pekerjaan
terpasang. Persyaratan-persyaratan pekerjaan disini berlaku untuk semua jenis
pekerjaan kayu kecuali jika disebutkan lain.
1.04. Submittal
A. Contoh Bahan
Berikan contoh-contoh bahan baik sebagai "bahan dasar" maupun "bahan jadi"
yang sudah dilakukan proses pengeringan udara dan tratment.
B. Sertifikat
Berikan sertifikat, referensi atau keterangan-keterangan pendukung yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bersangkutan.
a. Mutu kayu
Kwalitas kayu hasil pemeriksaan laboratorium, lengkap dengan lampiran
standard-standard yang dipergunakan.
b. Kadar kelembaban udara
Sertifikat hasil proses pengeringan kayu lengkap dengan data perusahaan
pengeringan kayu.
c. Ketahanan terhadap api
Sertifikat hasil pengujian dengan melampirkan formulir usaha untuk
mendapatkan tingkat ketahanan terhadap api.
d. Anti Rayap : garansi tahan terhadap rayap untuk waktu 10 tahun yang
dikeluarkan oleh applicator
e. Pengamanan dan penyimpanan
Lakukan pengangkutan dan penyimpangan kayu dengan cara yang dapat menghindari
adanya pengaruh cuaca/ alam maupun pengaruh lain yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada permukaan kayu ataupun kwalitas kayu yang sudah didapat. Lakukan
dengan cara-cara yang disarankan oleh produsen, pemroses dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas kwalitas kayu.
2. PRODUK
2.01. Kayu
A. Umum
Gunakan kayu produk dari perusahaan kayu yang "legal" dan mempunyai merk
dagang resmi yang terdaftar pada instansi pemerintah yang berwenang.
B. Jenis Kayu
1) Untuk konstruksi ringan, rangka serta panel-panel kayu digunakan kayu
Kamper Samarinda, kadar kelembaban 12 % - 15 % sesuai dengan yang
disyaratkan untuk mendapatkan kemudahan dalam pekerjaan masing-masing.
2) Untuk pekerjaan Interior, pekerjaan halus dan mempunyai detail-detail yang
rumit maka gunakan jenis Jati dengan kadar kelembaban 8% - 12 %
3) Jenis kayu ini berlaku umum, kecuali untuk pekerjaan yang disyaratkan lain dan
secara khusus.
C. Bentuk Kayu
1. Balok dan panel/ papan
Pertimbangkan arah serat kayu, mata kayu serta hal-hal lain yang dapat
dijadikan pertimbangan guna menyesuaikan dengan kebutuhan.
2. Plywood
Kelas I untuk pekerjaan yang terlihat atau terkena udara langsung dan kelas II
untuk pekerjaan yang tersembunyi. Perekat yang digunakan dari jenis kelas I.
Jumlah pelapisan minimal 5 lapis. Tebal total minimum 19 mm , kecuali jika
ditentukan lain.
F. Bahan perekat : Type water resistant adhesive, mutu terbaik, tidak mengandung
lemak-lemak yang akan membentuk gumpalan pada sambungan kayu.
3. PELAKSANAAN
3.01. Penyangga sementara
Diperkenankan untuk mempergunakan penyangga sementara untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan, kecuali bentuk-bentuk penyangga yang dapat mengakibatkan
kerusakan atau cacat baik pada pekerjaan kayu sediri maupun pekerjaan lain yang
berdekatan.
3.02. Angkur
Pasangkan angkur-angkur untuk mengikat kayu kepada pekerjaan lainnya yang sejenis
ataupun pekerjaan lainnya berkaitan atau berdekatan dan diperlukan sebagai penguat
kedudukan. Pengangkuran kepada pekerjaan lain tidak diperkenankan jika ternyata
mengakibatkan kerusakan.
3.03. Pengganjalan-pengganjalan
Pasangkan ganjal-ganjal kayu secara permanen untuk membantu mendapatkan level
atau kerataan permukaan finishing. Gunakan baut/angkur untuk mendudukkan ganjalan
kayu kepada permukaan dinding atau beton.
C. Kwalitas sambungan
Tidak dibenarkan adanya gap/celah sambungan yang berlebihan. Perhatikan letak
atau posisi penyambungan terhadap panjang bentangan kayu yang akan
mengakibatkan timbulnya lendutan.
BAB 10
PEKERJAAN KAYU INTERIOR
1. UMUM
1.01. LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kayu, finishing, dan lain-lain di dalam
bangunan (Ruang Serbaguna dan Ruang Pre Function) lengkap dengan pelapisan bahan
lain seperti yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
B. Batasan Pekerjaan
Batasan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan "Exposed" : Semua pekerjaan kayu yang terletak dipermukaan dan terlihat
mata secara permanen.
2. Semi Exposed : Pekerjaan yang sewaktu-waktu terlihat tetapi kedudukan tetapnya
tersembunyi.
3. Tersembunyi : Pekerjaan selain dari yang disebutkan diatas.
1.03. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan
1. Bentuk Lembaran: 30 x 30 cm memperlihatkan bahan dasar dan finishing.
2. Bentuk Batang: 60 cm lengkap dengan profil dalam keadaan belum difinishing.
3. Pintu Interior: memperlihatkan sebagian atau satu unit pintu dalam keadaan belum
difinishing untuk memperlihatkan serat kayu, sistim sambungan dan detailnya.
4. Panel Interior:
Memperlihatkan sebagian atau satu unit panel kayu pelapis gypsum board dalam
keadaan belum difinishing untuk memperlihatkan serat kayu, sistem sambungan dan
detailnya.
5. Bahan Pelapis Finishing : sample produk yang dikeluarkan pabrik pembuat.
2. PRODUK
2.01. KAYU
A. Umum
1. Tebal kayu lebih kecil dari 50 mm, gunakan dengan kadar kelembaban tidak kurang 8 %.
2. Tebal kayu lebih besar dari 50 mm, gunakan dengan kadar kelembaban tidak lebih dari
15 %.
3. Fire retardant sesuai dengan standard ASTM-E84, class
B. Playwood
Produk standard, lapisan akhir dari jenis kayu Jati. Tebal 19 mm kecuali jika disyaratkan
lain, hasil pelapisan minimal 5 lapis.
C. Panel Kayu
Dari jenis kayu Jati, texture rata, tidak mengandung mata kayu, tidak ada retak-retak, tebal
sesuai dengan kebutuhan.
D. Kayu Rangka tersembunyi
Kamper Samarinda, diserut , ukuran sesuai dengan kebutuhan, diberi cat meni/primer.
E. Pintu Khusus/Interior
Hasil pekerjaan pabrik, ukuran standard, texture dan motif ditentukan kemudian dalam
gambar perencanaan.
F. Bahan Pelapis/Finishing
1. Umum : Seperti yang dibutuhkan pada pekerjaan interior, tebal minimal 1,25 mm.
Warna type permukaan ditentukan kemudian.
2. Melamic : IMPRA wood finishing system, dengan sistim semprot, warna dan type
ditentukan kemudian atas persetujuan perencana.
3. Perekat : Type water resistant untuk pekerjaan interior; gunakan produk yang
direkomendasikan masing-masing pembuat bahan yang memerlukan.
G. Edging/Profile : Solid stock, kayu keras, texture sesuai panel yang dipergunakan atau yang
disekitarnya.
H. Backing sheet: Playwood, tebal 18 mm.
2.02. FASTENER
A. Baut dan mur : Grade A, galvanized.
B. Clamps, angkur dan washer : baja, galvanized, type standard.
C. Paku : Kawat baja, hot-deep galvanized, ukuran sesuai penggunaan ukuran kayu.
D. Driven fasteners : Ramset atau yang setara, ukuran dan type sesuai kebutuhan.
E. Expansion bolt : Self drilling tubular expansion shell bolt anchor.
F. Screw untuk kayu : Brash, tipe kepala pipih dengan cekungan untuk pengerjaan.
2.03. FABRIKASI
A. Umum
Fabrikasi dilaksanakan ditempat lain. Gunakan peralatan-peralatan canggih yang
mempunyai ketelitian tinggi dan standard kwalitas pekerjaan yang tinggi. Lengkapi
komponen-komponen pelengkap agar dapat dihasilkan pekerjaan yang baik dan benar.
B. Pintu Khusus/Interior
Pekerjaan fabrikasi dimulai setelah mendapatkan persetujuan dari perancang. Kerjakan
dengan ukuran, ketebalan, konfigurasi dan profil seperti yang direncanakan.
1. Pembuatan
Setiap komponen bagian tidak diperkenankan mempergunakan kayu sambungan.
Gunakan sistim penyambungan seperti yang diterangkan dalam pekerjaan kayu umum.
Haluskan permukaan dengan amplas kayu yang tepat. Haluskan sudut-sudut pinggiran
pintu.
2. Ukuran dan Jarak Bebas
Kordinasikan dengan rencana pemasangan untuk menyesuaikan ukuran-ukuran dan jarak
bebas pintu yang sebenarnya. Buat ketebalan pintu 45 mm, kecuali bila dinyatakan lain.
Buatkan jarak bebas pintu terhadap kusen maksimum 3 mm untuk bagian atas dan
samping, maksimum 3 mm diatas threshold dan maksimum 6 mm jarak bebas tanpa
threshold.
3. Percobaan Pemasangan
Lakukan percobaan pemasangan yang disaksikan oleh Konsultan Perancang / Konsultan
Pengawas. Percobaan pemasangan ini dilakukan ditempat yang ditunjuk.
C. Trim dan Mill Work
Fabrikasi plain (skirting), molding, handrail, panel-panel serta profil lainnya dengan type,
ukuran, ketebalan, konfigurasi dan profile seperti yang terlihat dalam gambar
perencanaan; haluskan permukaan dengan amplas kayu yang tepat; haluskan sudut-sudut
pinggiran.
2.05. FINISHING
A. Umum
Kerjakan finishing (penyelesaian permukaan) pekerjaan kayu Interior (Ruang Dalam).
Gunakan dan kerjakan bahan finishing sebanyak-banyaknya agar dapat dihasilkan
permukaan/akhiran yang halus dan rata, tidak terlihat sambungan-sambungannya, tidak
terdapat endapan-endapan bahan finishing dan bebas dari noda yang mengurangi kualitas
pekerjaan. Kerjakan sebagaimana yang disyaratkan.
B. Jenis-jenis Finishing Permukaan
Jenis-jenis finishing ditentukan dalam tabel contoh warna dan material. Kerjakan setiap
jenis finishing mengikuti petunjuk dan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh pabrik bahan
finishing yang terpakai.
C. Persiapan : Hilangkan bercak-bercak atau lemak yang melekat, amplas seluruh permukaan
hingga benar-benar halus dan bersih, gunakan alkohol untuk membasahi permukaan.
D. Finishing Melamic :
1. Wood Filler : Type SH - 113, warna disesuaikan untuk mendapatkan warna akhir seperti
yang direncanakan.
2. Stain : WS - 162, warna disesuaikan dengan warna akhir yang direncanakan.
3. Sealer : Melamic sanding sealer type dan warna ditentukan kemudian sesuai dengan
rencana warna akhir.
4. Melamic Lack : Clear semi gloss atau clear dof, type ML - 137 HS, kecuali jika disarankan
lain oleh manufacturer.
5. Finishing Fabric : Pada R. Serbaguna sebagian dinding menggunakan kain Pengosekan
Bali, cara pemasangan sesuai dengan gambar dan ketentuan Perancang.
3. PELAKSANAAN
3.01. INSPEKSI/PEMERIKSAAN
Periksa pekerjaan-pekerjaan sambungan dan detail-detail. Buat catatan tentang keadaan/
kondisi hasil pekerjaan khususnya jika ada kekurangn atau kelemahan, Jangan memulai
pekerjaan pemasangan sebelum didapat hasil fabrikasi yang memuaskan.
3.02. PERSIAPAN
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan untuk jenis pekerjaan yang difabrikasi ditempat
lain. Berikan catatan jika terdapat kelainan/perbedaan dari yang direncanakan. Lakukan
penyesuaian atas persetujuan Konsultan Perancang / Konsultan Pengawas.
3.03. PEMASANGAN
A. Umum
Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan dengan lengkap dan benar dalam
batas toleransi yang diizinkan.
B. Pengganjalan, Penggantung dan Paku
Lakukan penggantungan, pengganjalan dan pemakuan pada dinding, lantai atau
rangka langit-langit secara hati-hati dan benar. Buatkan satu contoh pemasangan
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan sebelum ada persetujuan.
C. Kualitas Pekerjaan
1. Ikatkan pada bidang kerja, gunakan baut counter sunk, concealed fasteners; ukur
dan potong dengan tepat untuk menghasilkan pemasangan yang akurat dan tepat,
terkordinasi dengan pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerjakan finishing dengan halus, bekas goresan, bebas noda-noda lainnya atau
cacat pada permukaan.
3. Perbaiki dan berikan finishing yang kurang sempurna, kerjakan finishing di
lapangan dengan cara dan persyaratan yang dikerjakan dalam work shop.
DIVISI 7
PINTU DAN
JENDELA
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 16
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA METAL
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium dan besi, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
1. ALUMUNIUM
1.1. Standar Dan Rujukan
A. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 07-0603-1989 – Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur.
C. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan
angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi
kerusakan.
D. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit
panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
E. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan
sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum
3,4 L/m2/minimal.
2. BESI
1.01 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan pelayanan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan Pintu Besi dan Kusen seperti
yang terlihat di gambar dan dispesifikasikan di dalam gambarnya, termasuk tetapi tidak
terbatas pada hal-hal berikut:
A. Pintu besi berongga dan kosen untuk eksterior untuk bukaan yang tahan api dan
tidak tahan api.
B. Persiapan pintu baja dan kosen untuk pemasangan 'finish hardware', termasuk
penguatan, pemboran dan penyumbatan seperlunya.
C. Persiapan pintu besi berongga untuk pemasangan kaca yang disyaratkan.
D. Kisi-kisi (jalusi) baja untuk pintu besi berongga.
E. Pengecatan primer pabrik untuk pekerjaan ini.
1.03. Ajuan
Gambar kerja :
2. PRODUK
2.01. Fabrikasi – Umum
A. Fabrikasikan satuan metal berongga menjadi kekar, rapi dan bebas dari kerusakan,
pelintiran atau tekukan. Bentuklah metal dengan cermat sesuai dengan ukuran
dan profil yang disyaratkan. Las sambungan yang terbuka secara menerus harus
digurinda, dan diselesaikan dan buatlah permukaannya menjadi halus, rata dan tak
terlihat. Penggunaan bahan pengisi metalik digunakan untuk menyembunyikan
cacat tidak akan diterima.
B. Kecuali apabila diindikasikan lain, sediakan type kepala yang rata (countersunk)
untuk baut dan sekrup yang terbuka.
C. Persiapkan satuan metal berongga untuk menerima finish hardware, termasuk
pemotongan, penulangan, pemboran dan penutupan yang sesuai dengan daftar
finish hardware dan cetakan yang disediakan oleh pemasok hardware.
D. Tempatkan finish hardware seperti terlihat pada gambar kerja akhir sesuai dengan
lokasi yang dinyatakan.
2.02. Pabrikasi
Sediakan produk yang disetujui oleh Direksi Pengawas, yang memenuhi spesifikasi ini.
2.06. Penolakan
. Rangka dan pintu metal berongga yang cacat, memiliki pemotongan hardware dari
ukuran atau lokasi yang tidak tepat, atau yang mengganggu pemasangan yang benar
pada pintu, hardware atau pekerjaan lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan
yang baru tanpa biaya tambahan dari Pemilik.
3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan/Inspeksi
Periksalah area dan keadaan dimana pintu dan rangka baja harus dipasang dan
beritahukan kepada Direksi Pengawas kondisi yang mengganggu untuk menyelesaikan
proyek dengan tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan tersebut telah diperbaiki untuk memungkinkan instalasi/pemasangan
pekerjaan yang benar.
3.02. Pemasangan
Rujukan kepada Bab 06200 untuk prosedur pemasangannya untuk seluruh pekerjaan
dalam Bab ini.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai/ memenuhi Dokumen Kontrak.
1.03. Submittals
A. Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
B. Shop Drawing
- Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
- Dimensi dan detail potongan
- Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan yang
sempurna.
C. Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah sesuai
dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti yang terlihat
pada skedule pintu yang berlaku.
B. Penyimpanan
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan bersirkulasi
udara baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat mengakibatkan kerusakan.
2. BAHAN
2.01. Bahan
A. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
B. Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai kelembaban
maksimum 12 %.
C. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
D. Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak. Kayu mutu Kelas A.
E. Daun pintu dan panel-panel :
1) Dimensi sesuai gambar.
2) Pintu Panel kayu , kayu jati textur baik , tidak retak dan tidak mengandung mata kayu.
3) Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik, tidak
retak ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.
2.04. Finishing
3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
A. Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek / Konsultan Pengawas.
B. Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh perancang atau Pengawas.
3.02. Fabrikasi
A. Umum:
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang
tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang direncanakan.
B. Rangka:
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk kebutuhan dari
setiap jenis pintu.
C. Ukuran:
Perhatikan ukuran lebar , tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.
3.03. Pemasangan
A. Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-benar 90
derajat.
B. Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
C. Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau ada
bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun
pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi persyaratan.
D. Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
E. Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen
didaerah tersebut telah selesai dan kering.
3.04. Pengamanan
A. Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus diamankan dari
cacat-cacat dan noda-noda.
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin apabila ada beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
2) Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Curtain Glass 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan
menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, seperti tipe Panasap
buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja sedang warna kaca
harus sesuai ketentuan dalam Skema Warna.
Kaca pada bangunan utama menggunakan Kaca Vision 6mm dan 8mm.
Curtain Glass 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan ketebalannya
merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SII, seperti
buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
8) Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
9) Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimensi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.
B. Pemasangan Kaca.
1) Sela dan Toleransi Pemotongan.
Curtain Glass 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
2) Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
3) Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
4) Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
5) Kedalaman celah minimal 16mm.
6) Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
7) Sela untuk Sealant harus ditambahkan sesuai dengan jenis sealant yang digunakan.
C. Persiapan Permukaan.
1) Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
2) Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
3) Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik.
4) Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.
D. Sealant Sillicone.
1) Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Sealant Sillicone yang sesuai.
2) Sealant Sillicone dipasang pada bidang antar kusen dengan daun pintu dan jendela,
yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
3) Penggantian dan Pembersihan.
4) Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
5) Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
3. PINTU UTAMA
3.1. Pintu Automatic Entrance
Pintu otomatis sliding akan dilaksanakan pada pintu masuk utama (main entrance) produk
DORMA, BESAM atau setara. Pintu otomatis disyaratkan memenuhi spesifikasi berikut:
3.2. Data Teknis
Mechanic Door Carier
Microprocessor Control Unit
DC Motor
Power Supply Unit 230 v/1 phase/ 50 Hz
Position Switch Key / PSK-6
Radar Motion Detector
Curtain Glass 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Connection Unit
Konsumsi Daya 250 Watt
Optional Parts :
Electrical Lock
Emergency Opening Unit
Manual Opening Device
Photocell
Waktu Tunda : 0 – 60 detik
Kecepatan Membuka atau Menutup : 0,3 m/det. S/d 1,4 m/det.
Berat Daun Pintu : 200 kg/1 daun
Curtain Glass 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3.4. Safety System
Auto Reverse System
Pintu yang sedang menutup akan membuka kembali pada saat terdapat halangan
diantara kedua daun pintu
Electrical Lock
Perlengkapan yang harus ada untuk mengunci pintu secara otomatis pada saat
daun pintu tertutup
Emergency Opening Unit
Dilengkapi dengan baterai yang dapat dicharge, berfungsi untuk membuka pintu
pada saat energi listrik padam
Manual Opening Device
Perlengkapan untuk membuka pintu secara manual pada saat listrik padam dan
Emergency Opening Unit tidak berfungsi
Safety Photocell
Perlengkapan yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik yang kurang baik
(turun naiknya tegangan listrik)
Panic Break Out System (Optional)
Pintu otomatis dapat dilengkapi dengan Panic Break Out System, sehingga pintu
sliding dalam keadaan darurat (emergency) dapat dibuka secara manual menjadi
pintu swing.
4. PEKERJAAN SEALING
4.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “sealing” pada
sambungan-sambungan antara panel composite aluminium dengan dinding, pekerjaan kaca
seperti tertera dalam gambar – gambar.
Curtain Glass 6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
4.3. Deskripsi
Sealant: untuk sambungan exterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap cuaca.
4.5. Pelaksanaan
A. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
B. Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada disekitarnya.
C. Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas
dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
D. Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
E. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
F. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.
Curtain Glass 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.
Curtain Glass 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 19
JENDELA ALUMUNIUM DAN BESI
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Jendela Alumunium dan Besi sebagaimana
diindikasikan dalam gambar.
Unit jendela aluminium dan baja yang disyaratkan adalah jendela arsitektural yang
difabrikasikan dari potongan "extruded" standard untuk jendela aluminium dan
lembaran baja untuk jendela baja, dan komponen-komponen dengan tingkat yang
sama dari modifikasi fabrikan.
B. Tipe dari unit jendela arsitektural yang disyaratkan termasuk berikut ini :
1. Jendela Dorong Keluar (Casement Window)
2. Jendela dengan engsel diatas (Projected top hinged windows)
3. Louver/Kisi aluminium dan baja untuk jendela
C. Aplikasi jendela arsitektur diproyek termasuk unit-unit individual yang dipasang secara
konvensional pada konstruksi dinding.
D. Aplikasi jendela arsitektur diproyek termasuk urut-urut dalam arah horizontal yang
kontinu sejalan dengan "mullious".
E. Aplikasi jendela arsitektur diproyek konstruksi dinding curtain termasuk urut-urut yang
dipasang kaca.
1.02. Ajuan
A. Gambar Kerja : Ajukan gambar kerja untuk setiap tipe jendela termasuk informasi yang
tidak dirinci benar dalam data produk standard dari pabrikan dan berikut ini:
1) Tampak (Elevation) dari pekerjaan yang menerus/kontinu pada skal 1:10.
2) Tampak urut tipikal pada skala 1:5
3) Detail potongan berukuran sebenarnya dari setiap bagian komposit yang tipikal.
i. Angkur
ii. Hardware
iii. Pengoperasian/Pergerakan (Operations)
iv. Assesori
v. Detail pemasangan kaca (Glazing Details).
B. Data Produk : Ajukan spesifikasi produk pabrikan, data teknik produk, detail standard
dan rekomendasinya untuk tipe-tipe unit jendela arsitektur yang disyaratkan. Termasuk
informasi berikut :
1) Metode Fabrikasi
2) Finishing
C. Contoh: Ajukan pasangan contoh dari finish yang dispesifikasikan pada panjang 300 mm
dari bagian jendela. Yang memperlihatkan range ekstrim dari variasi penampilannya.
Direksi Pengawas berhak untuk mensyaratkan contoh tambahan, yang memperlihatkan
teknis fabrikan dan pengerjaannya, dan disain hardware dan asserosi.
1.05. Jaminan
Jaminan Khusus Proyek : Mengirimkan jaminan tertulis, dilakukan oleh Kontraktor,
pemasang dan pabrikan jendela, yang menyetujui untuk memperbaiki atau mengganti unit-
unit yang gagal material atau pengerjaannya dalam waktu/periode jaminan yang
dispesifikasikan. Kegagalan termasuk, tapi tidak terbatas pada kegagalan struktural termasuk
defleksi berlebihan, kebocoran atau unfiltrasi udara yang berlebihan, kesalahan
pengoperasian dari sash dan hardware dan penurunan kualitas logam, finish logam dan
material lain diatas cuaca normal. Jaminan ini sebagai tambahan pada dan tidak membatasi
hak-hak lain dari Pemilik yang mungkin bertentangan dengan Kontraktor dalam Dokumen
Kontrak.
Periode Jaminan adalah 3 tahun setelah tanggal penyelesaian akhir.
2. PRODUK
2.01. Pabrikan
Pabrikan yang dapat digunakan : Tergantung pada pemenuhan persyaratan, produk yang
ditawarkan pabrikan yang dapat disudutkan dalam pekerjaan, harus mengikuti prosedur
tertentu (shortlisting procedure) yang dibuat oleh Direksi Pengawas sebelum
nominasi/penunjukan supplier/sub-kontraktor.
2.02. Material
Material untuk jendela Aluminium :
1. Aluminium Extrusion : Menyediakan campuran dan "temper" yang direkomendasikan
oleh pabrikan jendela untuk kekuatan, ketahanan terhadap korosi/karat, dan aplikasi
finish yang disyaratkan.
2. Fasteners : Sediakan aluminium, stainless steel non magnetik, adhesif epoxy, atau
material lainya yang dijamin oleh pabrikan akan non korosif dan sesuai dengan bagian-
bagian jendela, "trim", hardware, angkur dan komponen unit jendela lainnya.
a. Penulangan (reinforcement) : Ditempat sekrup fastener diangkurkan kedalam
aluminium kurang dari 3.1 mm tebalnya, perkuatlah bagian dalamnya dengan
aluminium atau stainless steel non magnetik untuk mendapatkan sekrup berulir,
atau menyediakan "splined grommet nuts" yang ditekan kedalam, dan non korosit
standard.
b. Fastener yang terbuka : Jangan menggunakan fastener yang diekspos, kecuali jika
tak mungkin dihindari untuk aplikasi hardwarenya. Untuk aplikasi hardware,
gunakan fastener yang cocok (sesuai dengan finish bagiannya atau hardware
dikencangkan sehingga sesuai/tepat.
3. Angkur, jepitan (clips) dan assesori jendela : Tergantung pada kekuatan dan persyaratan
penghambat korosi/karat, angkur fabrikasi, jepitan dan assesori jendela dari aluminium
atau stainless steel non magnetik. Angkur, jepitan dan assesori jendela difabrikasikan
dari baja atau besi lapis seng hot-dip yang memenuhi syarat dapat digunakan untuk
pekerjaan yang tertutup/tersembunyi. Kompresi/Tekanan tipe "Weatherstripping" :
Sediakan gasket weatherstripping dari neo prene yang dapat mengembang berbentuk
(molded expanded) yang bersifat kompresif.
4. Sealant : Untuk sealant disyaratkan dalam unit jendela yang difabrikasikan, sediakan tipe
yang direkomendasikan oleh pabrikan jendela untuk ukuran sambungan dan
pergerakannya. Sealant harus tetap elastis secara permanen, tidak menciut, dan tidak
berpundak
2.03. Hardware
A. Umum : Kecuali jika persyaratan khusus atau yang lebih berat dinyatakan, sediakan
hardware standard pabrikan yang difabrikasikan dari aluminium, stainless steel, atau
material tahan korosi/kerat yang cocok dengan aluminium dan dari kekuatan yang
cukup untuk menghasilkan fungsi yang dimaksud.
2. Jendela mati (Fixed Windows) adalah unit yang tidak bergerak. Kecuali untuk
persediaan khusus yang dinyatakan untuk perawatan, pembersihan dan
penggantian, tidak ada hardware atau peralatan untuk penggerak disyaratkan.
2.04. Finish
A. Umum : Sediakan pra-perawatan standar pabrikan dan finishing pabrik yang memenuhi
persyaratan termasuk standar yang dispesifikasikan. Lindungi finish pabrik dari kerusakan
akibat pengiriman, pemindahan dan tindakan lainnya sebelum aplikasi finish lapangan
atau sebelum waktu penyerahan akhir dimana finish pabrik merupakan finish akhir.
C. Untuk Jendela Alumunium :
Finish jendela alumunium untuk menyesuaikan komponen-komponen alumunium
lainnya dari sistem tampak berkaca proyek atau sistem dinding curtain. Lihat bagian
"Dinding Tirai dan Sistem Penutupannya" untuk persyaratan finish.
3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan
Periksalah bukaan-bukaan sebelum memulai pemasangan, ceklah bahwa bukaan pasangan
batu atau kasar telah benar dan plat sill telah benar levelnya.
1. Permukaan pasangan batu harus terlihat kering dan bebas dari adukan yang berlebihan,
pasir atau kotoran konstruksi lainnya.
3.04. Penyesuaian
Menyesuaikan pengoperasian daun jendela dan hardware untuk menyediakan pemasangan
yang rapat pada titik-titik hubungan dan pada weatherstripping untuk operasi yang halus
dan kerapatan udara.
3.05. Pembersihan
Bersihkan permukaan alumunium dengan segera setelah pemasangan jendela. Periksalah
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada lapisan pelindung dan finish. Buanglah
kelebihan material pemasangan pelindung dan finish. Buanglah kelebihan material
pemasangan kaca dan campuran sealant, kotoran dan bahan bahan lainnya. Berikan
pelumas untuk hardware dan bagian-bagian lain yang dapat bergerak.
3.06. Perlindungan
1. UMUM
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kaca dan pemasangannya sebagaimana
diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
A. Kaca jernih yang dibuat "tempered" dengan ketebalan sesuai gambar dan skedul pintu
jendela untuk konstruksi pintu masuk kaca dan alumunium.
B. Kaca jernih "clear float glass" 6mm dan 8mm dengan ketebalan sesuai gambar dan
skedul pintu jendela.
C. Kaca "clear float glass" Laminated 4mm+4mm untuk Canopy Drop Off Main Lobby
D. Kaca cermin dengan tebal 6 mm untuk cermin tanpa rangka.
E. Asesori untuk pemasangan kaca.
2. PRODUK
2.1 Kaca, Umum
A. Ketebalan kaca yang digunakan adalah 8 s/d 12 mm tidak retak atau pecah.
B. Semua kaca harus ada label dari pabrikannya dan harus memenuhi semua persyaratan
yang berlaku di dalam negeri.
1) Kaca Tempered : Sediakan kaca jernih yang telah diperkeras dengan panas dalam
tekukan yang tidak kurang dari 4,5 kali kekuatannya.
2) Tanda/jepitan "tong" : Menyediakan kaca tempered yang diproduksi oleh proses
khusus pabrikan yang mengeliminasikan tanda-tanda jepitan.
3) Kaca jernih "clear float glass" : sediakan kaca jernih sesuai dengan persyaratan
seperti diatas dengan ketebalan minimum 6 mm untuk pintu dan jendela.
4) Kaca Cermin : 1/4 kualitas "QL" kaca "clear float"; dilapis dengan perak
seluruhnya, dilapis dengan tembaga dan lapis organik. Sisi-sisi dari cermin harus
diperhalus dan dipoles.
3. PELAKSANAAN
3.1 Pemeriksaan
A. Periksalah daerah dan kondisi dimana kaca dan pemasangan kaca akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas tentang kondisi yang mengganggu penyelesaian
pekerjaan yang tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan telah diperbaiki untuk memungkinkan pemasangan pekerjaan yang tepat.
B. Ceklah pengukuran yang diambil pada lapangan semua dimensi yang berpengaruh pada
pekerjaan. Bawalah dimensi lapangan yang dapat bervariasi untuk perhatian Direksi
Pengawas. Buatlah keputusan yang berkaitan dengan pengukuran korektif sebelum
memulai pemasangan.
C. Ceklah semua ukuran kaca dan jaraknya.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Umum:
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap pada ruang2 yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai/memenuhi Dokumen Kontrak.
1.03. Submittals
a. Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
b. Shop Drawing
- Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
- Dimensi dan detail potongan
- Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan
pemasangan yang sempurna.
c. Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah
sesuai dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti
yang terlihat pada skedule pintu yang berlaku.
b. Penyimpanan
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan
bersirkulasi udara baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat
mengakibatkan kerusakan.
2. BAHAN
2.01. Bahan
a. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai kelembaban
maksimum 12 %. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
b. Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak. Kayu mutu Kelas A.
c. Daun pintu dan panel-panel :
Dimensi sesuai gambar.
1. Pintu Panel kayu , kayu jati textur baik , tidak retak dan tidak mengandung
mata kayu.
2. Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik,
tidak retak ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.
2.04. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan didaerah
Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan seperti yang
ditunjukan dalam schedule warna dan finishing.
3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1. Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/ Konsultan MK
2. Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana atau MK.
3.02. Fabrikasi
a. Umum :
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang
tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang direncanakan.
b. Rangka :
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk kebutuhan dari
setiap jenis pintu.
c. Ukuran :
Perhatikan ukuran lebar , tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.
3.03. Pemasangan
A. Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-benar 90
derajat.
B. Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
C. Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau ada
bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun
pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi persyaratan.
D. Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
E. Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen didaerah
tersebut telah selesai dan kering.
3.04. Pengamanan
A. Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus diamankan dari
cacat-cacat dan noda-noda.
B. Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu harus
dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.
C. Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas seluruh
permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan pengaruh atau
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
D. Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban kontraktor.
DIVISI 8
PEKERJAAN PENYELESAIAN AKHIR
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 23
PEKERJAAN PLESTERAN DAN SCREED LANTAI
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan plester dan pelaksanaan pekerjaan plester yang lengkap dan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
2. BAHAN
2.01. Bahan
Pasangan dan plesteran.
3. PELAKSANAAN
3.01. Tinjauan Lapangan
Plesteran dilaksanakan hanya bila bidang kerja telah selesai dengan benar/atau telah
diperbaiki dari segala kerusakan yang ada.
3.02. Persiapan
Buat contoh plesteran 4 cm2 atau diameter 4 cm dengan ketebalan sebagai pedoman
ketebalan dan kerataan plesteran. Kerjakan titik plesteran pedoman ini setiap jarak 150
cm.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan serta pekerjaan
plesteran dengan komposisi adukan yang akan diuraikan dibawah ini.
1.02. Bahan-bahan
a. Pasir yang akan digunakan adalah pasir yang bersih, tidak mengandung tanah liat,
Lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
b. Mempunyai bentuk yang sama besarnya/merata. Pasir harus dicuci sebelum dipakai
kalau dianggap kotor. Untuk pekerjaan plesteran dinding-dinding yang membutuhkan
ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir tersebut harus disaring sebelum
digunakan . Untuk semua pekerjaan plesteran dipakai perekat Portland Cement setara
ex–Cibinong.
2. PEKERJAAN ACIAN
- PUBBI
- SII
2.01. Syarat Pelaksanaan.
a. Setelah diplester dengan jenis plester seperti yang diuraikan dalam butir sebelumnya,
selanjutnya permukaan plesteran diaci semen dan air hingga halus.
b. Lapisan acian rata-rata 2 mm , terdiri dari adukan pc saja, bagia-bagian yang akan
difinish cat, wallpaper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan petunjuk mendapat
persetujuan Pengawas/MK.
UMUM
UMUM
1.01 Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan plafon gypsum ini dikerjakan meliputi area sesuai yang tertera dalam gambar
perencanaan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan finishing lantai keramik ex. Roman atau setara meliputi ruang janitor, wudlu &
pantry yang tertera dalam gambar perencanaan dan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
C. Pekerjaan finishing lantai homogenious tile dengan System Quallity Super Glossy Technology
ex. Indogress, Granito, Niro Granit, Alice atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
Dilakukan pada ruang-ruang sesuai gambar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
B. HOMOGENIOUS TILE
1. Jenis Bahan
a. Jenis : Menggunakan ex. Roman, Granito, Niro a atau setara
Ukuran :
60 X 60 X 1,2 cm, dipasang pada lantai semua ruang Toilet Unplish
30 X 60 X 0.9 cm, dipasang untuk area tangga kebakaran (Unpolish)
3. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenious yang
digunakan/Ibagrout/tile grout.
4. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
5. Pengendalian pekerjaan homogenious ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
6. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Pekerjaan finishing dinding keramik ex. Roman, Mulia, Platinum, atau setara meliputi
ruang janitor, wudlu & pantry yang tertera dalam gambar perencanaan dan yang disetujui
Direksi Pengawas/MK.
C. Pekerjaan finishing dinding homogenious tile dengan System Quallity Super Glossy
Technology ex. Indogres, Granito, Niro Granit, Alice, atau setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK. Dilakukan pada ruang-ruang sesuai gambar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
3. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenious yang
digunakan/Ibagrout/tile grout.
4. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
5. Pengendalian pekerjaan homogenious ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
6. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan dinding panel kayu lengkap dengan
underlayment seperti yang tergambar dan dispesifikasi dalam dokumen kontrak.
1.02. References
1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan : Jenis dan tipe kayu perdagangan di Indonesia.
2. APKIN : Asosiasi Preservasi Kayu Indonesia.
1.03. Submittal
A. Contoh bahan : Setiap jenis, tipe dan kualitas terpilih, tanpa difinish dan dengan finish,
masing-masing 3 buah.
B. Shop Drawing : Layout, detail dan cara-cara pemasangan secara lengkap dalam skala
yang jelas.
1.04. Handling
Simpan bahan-bahan pada tempat yang aman dan kering, tidak mengakibatkan kerusakan
atau mengganggu kelembaban dari kayu.
2. PRODUK
2.01. Bahan
A. Wood Strip Flooring
1. Umum : Gunakan kayu dengan kelembaban minimum 12 %, maksimum 14 %.
2. Ukuran : Tebal minimum 20 mm dengan ukuran lebar 57 mm dan pola sesuai
design.
3. Jenis Kayu : Jati kelas A.
4. Back Channeling : Manufacturer standard untuk dipasangkan pada sisi belakang
masing-masing strip.
B. Sambungan (joint)
Umum : Gunakan sistim sambungan yang direkomendasikan pabrik pembuat atas
persetujuan designer.
C. Perekat
Gunakan bahan perekat tahan air water resistant sesuai dengan yang disyaratkan
pembuat tile atas persetujuan perancang.
3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan
Lakukan pengukuran bidang kerja, periksa permukaan bidang kerja, berikan catatan jika
terdapat penyimpangan keadaan; perbaiki bidang kerja hingga siap menerima pekerjaan
lantai kayu.
3.02. Pemasangan:
A. Umum: Pasangkan dinding kayu dalam pola sesuai dengan perencanaan; rata, rapat
pada elevasi seperti yang direncanakan.
B. Alas/Dasar Lantai :
1. Alas beton
Beri acian semen 1 mm pada seluruh permukaan dinding yang akan dipasang
dinding kayu, pasangkan polyethylene film untuk mencegah naiknya uap air,
berikan overlap 10 cm pada sambungan, naikkan pada dinding.
2. Alas plywood
Pasangkan plywood pada rangka kayu untuk mencapai elevasi dinding sesuai
yang direncanakan.
Berikan rangka untuk bentangan plywood setiap jarak maksimum 60 cm; Untuk
pemasangan plywood langsung ke beton, gunakan baut dengan ukuran yang
sesuai, tidak merusak beton.
C. Pemasangan Dinding
1. Pasangkan dinding kayu dari titik pusat bidang dinding; lakukan penyesuaian-
penyesuaian pada pertemuan dengan dinding atau akhiran bidang dinding.
2. Pasangkan pola dinding sesuai dengan yang direncanakan; hindari adanya
pemotongan-pemotongan yang lebih besar dari setengah ukuran lebar bahan.
3. Sapukan perekat pada permukaan dasar bidang kerja secara merata sesuai
dengan yang disyaratkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan seperti yang
direncanakan.
4. Tidak diperkenankan adanya mur atau baut exposed, serta tidak dibenarkan
adanya bahan perekat yang terlihat.
D. Finishing
Kerjakan finishing seperti yang disyaratkan pembuat bahan finishing;
Amplas/haluskan permukaan hingga benar-benar halus, kerjakan sealer dan coating
finishing dengan jarak waktu yang cukup untuk proses pengeringan masing-masing
tahapan pekerjaan; kerjakan finishing stripping, nosing dan threshold sama dengan
finishing lantai.
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk
maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture dan memberi
kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.
Perincian pekerjaan cat :
A. Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.
B. Pekerjaan pengecatan dinding celcon
C. Pekerjaan cat langit-langit (gypsum, beton)
D. Pekerjaan cat kayu
yang kelihatan
yang tidak kelihatan
E. Pekerjaan pengecatan logam
F. Pekerjaan pengecatan khusus (oleh pemilik)
G. Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun yang ditunjukkan
dalam gambar
1.03. Standard
A. NI - 3, NI – 4
SII yang berlaku untuk pekerjaan pengecatan/cat.
B. Standar bahan, prosedur pengecatan yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
Pekerjaan Pengecatan 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
1.04. Submittals
A. Contoh bahan : setiap jenis 3 buah dalam ukuran 60 x 90 cm yang menunjukkan :
warna
type
tekstur dan penampilan akhir
tahap-tahap pelapisan
B. Data produk : Spesifikasi teknis, petunjuk penggunaan dari pabrik.
2. BAHAN
2.01. Produk
A. Standard produk yang ditentukan tanpa subtitusi :
1) Cat tembok (dasar sement/cemmentitious) diluar dan didalam; Dulux ICi, Jotun
Weather shield untuk Luar, dan sedangkan dalam dari Dulux interior dan Jotun
Interior.
2) Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan; ICI, Dana Paint, Pacific Paint,
Jotun.
B. Standard produk untuk cat sistem lainnya, setara dengan PT. ICI Paint Indonesia
(Warna Putih, tipe ditentukan kemudian)
2.02. Bahan
A. Cat tembok/cemmentitious (tembok, beton, plafond drywall)
1) PT-1 Exterior, sesuai dengan efek cat Bonecoat, Limewash
Bahan diajukan oleh spesialis
2) PT-1c Interior, Acrylic Latex (100%)
a. 1 lapis Alkali Resisting Primer A 931 – 1050
b. 2 lapis Vinyl Acrylic Emulsion A 921
3) PT-1b Interior/Exterior Epoxy/Polyurethane System
a. 1 lapis Epoxy Primer Undercoat Danapaint Redox EP 3223
b. 1 lapis Danapaint Polyurethane PUR 3355
c. 1 lapis Danapaint PUR 3355 texture
Pekerjaan Pengecatan 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
B. Cat kayu
1) Transparan PT-2b Melamine (Impra System)
a. Wood Filler, SH - 113
b. Wood Stain sesuai contoh
c. Sanding sealer MSS - 123
d. Melamin Lack ML - 131 Clear Dof - 20
2) Transparant, PT-2c Wood Wash / Bleached (Impra System)
a. Impra Wood Filler, warna sesuai contoh
b. Impra Sealer, sesuai contoh
c. Impra Acrylic sanding Sealer NYSS - 155
d. Impra Acrylic Top Coat, NYL - 175 - Clear Dof
3) Transparant, Bonecoat Woodwash oleh spesialis
C. Logam
1) Black Antique Paint ( PT-3b )
Urutan dan bahan oleh spesialis agar hasil sesuai contoh.
2) Acrylic Latex System (PT-3a)
a. 1 lapis ICI Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49014 atau 1 lapis Red
Oxide Primer A 540 - 49014
b. 1 lapis ICI Undercoat A 543 - 101
c. 2 lapis ICI Synthetic Supergloss A 365
2.03. Semua warna akhir cat ditentukan kemudian, atau sesuai contoh perencana.
3. PELAKSANAAN
3.01. Umum
A. Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan
bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
B. Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.
bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan.
C. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi
petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya dengan persetujuan
perancang dan pengawas.
D. Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin menggunakan
roller, digunakan kuas yang halus.
Pekerjaan Pengecatan 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3.02. PENGECATAN
A. Cat tembok
1. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan
rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan perancang dan pengawas.
2. Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain
basah dan dibiarkan selama 48 jam.
3. Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapis penutup dari cat emulsi yang
diencerkan dengan air sebanyak 50 %.
4. Pengecatan ulang tembok existing
Bila cat lama masih dalam keadaan baik dan kuat daya lekatnya maka bersihkan
saja permukaannya. Permukaan cat dalam keadaan buruk maka hilangkan
lapisan cat lama yang mengelupas atau mengapur hingga hanya tersisa bagian
yang baik.
Perbaiki bagian - bagian yang rusak dan biarkan mengering. Kemudian beri cat
dasar 1 lapis Masonry Sealer A 200-743, baru kemudian diberi lapisan akhir
sesuai kebutuhan.
5. Prosedur pengecatan untuk cat khusus diajukan dan diatur sesuai kebutuhan
agar dapat menghasilkan efek akhir sesuai cat Bone Coat, limewash.
B. Cat logam
1. Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
akhir.
2. Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus digunakan
meni khusus :
Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49020. Lapisan selanjutnya sesuai
petunjuk pabrik.
3. Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan seperlunya
oleh spesialis.
C. Pengecatan Pintu & Jendela Kayu
1. Persyaratan teknis pengecatan dengan warna / cat harus mengikuti aturan
pengecatan dari petunjuk pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk menghasilkan
akhiran sesuai dengan efek akhiran dari Bone Coat limewash.
2. Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran Impra/setara
yang disetujui perencana.
3. Cara penggunaan warna (wood stain) harus diaduk benar-benar sebelum dan
selama penggunaan untuk mencegah pengendapan.
4. Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan
maximum, lapisan harus diulas merata pada seluruh permukaan / disemprotkan
dengan spray gun I bertekanan 3 kg / cm¨.
Pekerjaan Pengecatan 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
5. Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas
terbaik yang disetujui perencana.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat contoh pewarnaan dalam
bidang bahan seluas 60 x 90 cm.
3.03. PERLINDUNGAN
A. Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan selama 1/2
jam.
B. Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan selama 2
tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca,
warna dan kerusakan cat lainnya.
Pekerjaan Pengecatan 5
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR
DIVISI 9
PEKERJAAN KHUSUS
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 34
PEKERJAAN BATU ALAM
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan pekerjaan batu alam secara
lengkap sesuai dokumen kontrak.
1.03 Submittal
A. Contoh bahan: Blok dan veneer, dalam ukuran salah satu unit terpasang.
B. Contoh finishing: Alternative contoh warna, tekstur dan penampilan permukaan
sesuai yang dikehendaki designer.
C. Shop drawing: Rencana lay-out unit-unit sesuai yang direncanakan dan detail
pemasangan serta pengangkuran, dalam skala yang jelas.
1.04 Handling
Bahan dibawa ke lokasi proyek pada waktu akan dipasangkan, simpan bahan tidak di atas
tanah langsung, dan tidak mengganggu aktivitas kegiatan pekerjaan lainnya.
2. PRODUK
2.01. Material Batu
Thumbled Stone : ditentukan kemudian, sesuai contoh Designer, ukuran dan pola
pemasangan seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan.
2.02. Adukan/Mortar
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan; digunakan campuran 1 pc :
2 pasir untuk pasangan di kolam dan tempat-tempat air lainnya, dan campuran 1 pc : 4
pasir untuk pasangan di tempat umum, tambahkan sejenis adhesive untuk pemasangan
pada dinding, gunakan adhesive sesuai yang disyaratkan pabrik pembuat.
Batu Alam 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
2.03. Angkur
Digunakan baja galvanis dengan type dan ukuran angkur atas persetujuan designer.
2.05. Sealer
Digunakan Masonry Silicone Water-Repellent, jernih, produk Danapaint, pemakaian 5
m²/liter, kecuali disyaratkan lain.
3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
Periksa bidang kerja, lakukan pengukuran bidang kerja, bersihkan permukaan, buang
kotoran atau benda-benda lain yang dapat mengganggu daya lekat adukan, perbaiki
permukaan hingga sesuai dengan yang disyaratkan untuk pemasangan.
3.02. Pelaksanaan
A. Umum: pasangkan dengan pola dan pattern seperti yang direncanakan, atur
kesamaan pattern dan warna pada unit-unit yang berdekatan, kecuali ditentukan
secara khusus untuk menyesuaikan design, pasangkan dengan lurus, rata, tegak
lurus, dengan pola dan lebar naat (joint) seperti yang direncanakan, lekatkan dengan
adukan yang penuh dan padat.
B. Thumbled Stone
Architrave: tambahkan bahan perekat, gunakan perbandingan sesuai yang
diinstruksikan pabrik pembuat, pasangkan adukan minimal tebal 3 cm, tambahkan
angkur untuk pemasangan unit yang besar.
Batu Alam 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 35
LOGAM DAN LAIN-LAIN
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan logam / metal non struktural, termasuk pekerjaan angkur, dengan
atau tanpa finishing dan lapian-lapisan pelindung, sesuai dengan dokumen kontrak.
1.03. Submittal
A. Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan,
pelapisan pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai
berikut:
1) Railing/Handrail
2) Aluminium: berbentuk batang 60 cm, berbentuk lembaran plat 20 x 20 cm
dengan profil tertekuk sesuai rencana penggunaan.
3) Expanded Metal Sheet: 30 x 30 cm.
B. Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.
2. PRODUK
2.01. Bahan/Material
A. Railing/Handrail besi
Lihat gambar rencana
B. Tangga Rangka Baja
Mutu baja sesuai pekerjaan struktur baja, digunakan profil dan ukuran sesuai
gambar perencanaan.
C. Bar Grating
Galvanis, plat baja tebal 4 mm dengan rangka baja siku. Ukuran dan pola seperti
gambar perencanaan.
D. Pintu dan Partisi Wire Mesh
Gunakan bahan yang tahan karat, dipakai produk yang disetujui wakil perancang.
E. Angkur dan Baut
Gunakan angkur besi galvanish, baut-baut galvanish, aluminium dan stainless steel.
Untuk baut yang terlihat (exposed) digunakan bentuk kepala pipih.
2.02. Fabrikasi
A. Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan
terhadap rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan dari perancang dan MK.
B. Pembuatan
1) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan
perencanaan atau yang disetujui perancang / Pengawas Teknis.
2) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat
penyambungan sudut yang benar-benar siku (90°) atau sudut-sudut dan
lengkungan seperti yang direncanakan.
3) Lakukan penghalusan (gerinda) dengan hati-hati sehingga menghasilkan
permukaan yang halus dan layak untuk diexpose.
4) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak
diperkenankan mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.
5) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan
bentuk dan pola-pola yang dikehendaki.
C. Finishing / Pengecatan
Sebelum dilaksanakan pengecatan, lakukan pembersihan dengan cara sandblasting.
Lakukan pekerjaan finishing / pengecatan di workshop dengan cara-cara yang benar
dan sistematis. Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan finish coat sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dikeluarkan pembuat bahan finishing.
D. Galvanisasi
Hot-dip galvanized setelah fabrikasi. Laksanakan galvanisasi pada semua permukaan
besi/logam kecuali untuk bagian-bagian yang akan tertanam dipasangan beton.
E. Pelapisan Perlindungan
1) Besi
Berikan cat jenis zinc-rich untuk mencegah karat pada pekerjaan yang akan
ditanam dalam beton dan pekerjaan expose tanpa galvanisasi.
2) Aluminium
Berikan sejenis bahan bitumen untuk melindungi aluminium bersinggungan
dengan bahan lain.
Logam Dan Lain-Lain 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
3. PELAKSANAAN
3.01. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan
dan persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.
3.02. Pemasangan
Lakukan pemasangan-pemasangan seperti yang disyaratkan pembuat, tambahkan angkur-
angkur atau baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar
seperti yang direncanakan.
1. UMUM
1.04. Standar
S.I.I. NI – 19 : Peraturan Cat Indonesia.
NI - 5 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
NI - 3 (1970) : Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di Indonesia.
1.05. Submittal
Contoh Bahan:
1) Profil kayu sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2) Ironware sesuai spesifikasi perencana.
3) Upholstery ex Vania atau setara.
4) Finishing cat duco dan contoh finishing dibuat pada plywood ukuran 40 x 40 cm.
5) Busa alam dan busa sintesis.
6) Webbing.
7) Kayu solid kelas A memperlihatkan hasil tes laboratorium untuk kekeringannya.
8) Kayu lapis ( plywood ) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
9) Kunci sesuai spesifikasi perencana.
Pekerjaan Furniture 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
10) Finishing mempergunakan merk Impra atau setara.
11) Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
1.06. Penanganan Bahan
A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan terbungkus/
terlindung,tidak cacat atau rusak yang disebabkan oleh
benturan, goresan atau kerusakan dan bercak-bercak
yang diakibatkan oleh zat cair.
B. Penyimpanan Bahan :Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai gambar
rencana menjadi beban pelaksana.
2. BAHAN
2.01. Material
A. Kayu Solid:
Kayu kelas 1 sesuai dengan NI - 5, bebas mata kayu, berserat lurus dengan warna yang
sama. Kadar air pada saat penyerahan tidak melebihi 10 % - 12 % bagi ketebalan kurang dari
70 mm.
Kayu Kamper:
Kepadatan - 670 kg / M3
Kelas Kuat - II - III
Kelas Awet - I - II
Kekeringan - 12 %
F. Webbing :
Elastis webbing dengan ukuran tebal 2 mm lebar 50 – 55 mm ex Dunlop atau setara.
H. Perekat:
1) Aica Aibon 321 SN atau setara.
2) Rakol Express atau setara.
3) Herferin atau setara.
I. Kunci :
1) Ex Yale atau setara.
2) Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak kunci
minimum 2 bh.
J. Engsel:
Engsel sendok ex Import atau setara.
L. Handle :
Pekerjaan Furniture 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
1) Ex Jado atau setara.
2) Warna dan bentuk ditentukan kemudian.
3. PELAKSANAAN
3.01. Pengerjaan Furniture
A. Pembuatan Kayu:
1) Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari mata
kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak diinginkan.
2) Semua serutan harus rata permukaannya, lurus ( tidak melenting ) dan tidak
mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3) Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama ukurannya.
4) Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak ataupun tidak
harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5) Rangka kayu merupakan kontruksi utama,sebelum dipasang harus diperiksa &
diteliti sebaik – baiknya sehingga setelah dipasang menghasilkan hubungan
kontruksi yang rapih, kokoh dan kuat.
6) Penguat – penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat /
memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu penampilan tampak
luar & sepengetahuan perencana.
7) Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti persyaratan teknis
pabrik, dilem serta dipress secara merata pada seluruh permukaan, penggunaan
sekrup ataupun penjepit harus dilakukan dengan sebaik–baiknya, rapih, kuat dan
tahan terhadap air.
8) Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri permukaan
kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk – bentuk furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
9) Pekerjaan permukaan lengkung / bundar harus sesuai gambar kerja dengan hasil
akhir yang kuat dan rapih.
B. Penyelesaian Kayu:
Pekerjaan Furniture 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
C. Pewarnaan Kayu :
Pekerjaan Furniture 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
4) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus dari satu merek pabrik.
D. Pelapisan Melamik :
1) Pewarnaan kayu sudah harus benar – benar kering rata dan sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
2)Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak berpori
dengan menggunakan sending sealer.
3)Tahapan pelapisan melamik harus sesuai dengan persyaratan teknis dan aturan
pemakaian dari pabrik.
1) Ukuran / tebal karet busa alam dan sintetis harus disesuaikan dengan
ketebalan yang ditentukan dalam gambar kerja.
4) Bentuk dan ukuran karet busa alam / sintetis harus diteliti kembali
Pekerjaan Furniture 6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
sebelum pemasangan, sehingga memenuhi bentuk dan ukuran sesuai gambar
kerja.
G. Upholstery :
2) Pertemuan antara pola – pola pada upholstery harus baik dan sempurna.
Pekerjaan Furniture 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
harus terlebih dahulu dilakukan pengeboran kecil dari penampang baut/sekrup
tersebut, sehingga baut/sekrup dapat tertanam dengan sempurna, kuat dan rapih.
2) Paku, ukuran/dimensi paku yang akan dipasang harus sesuai dengan kekuatan
kayu yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan teknis.
3) Pasak-pasak kayu,untuk semua hubungan kontruksi harus memenuhi syarat teknis,
kuat dan rapih.
4) Karet / sepatu kaki,pada kursi dan beberapa jenis furniture harus dipasangkan
karet alas kaki berwarna hitam / putih dengan ukuran yang disesuaikan
furniturenya dan dari kualitas baik serta tahan dari larutan kimia dan oli.
5) Base elevation screw,dipasang pada kursi / meja sehingga apabila permukaan
lantai kurang rata dapat dengan mudah dikoreksi.
Pekerjaan Furniture 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 37
SANITARY DAN PERLENGKAPAN
1. UMUM
1.01. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan saniter dan kelengkapan saniter sesuai dengan persyaratan
dokumen kontrak.
1.03. Submittal
A. Sample
Sesuai dengan list di bawah dengan perlengkapannya, setiap jenis 1 buah. (lampiran 1 tipe
produk )
B. Data Produk : spesifikasi, catalog, data teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat. Lampirkan gambar teknisnya juga
C. Shop Drawing
Menunjukkan lokasi, dimensi, metoda dan detail pemasangan; serta hubungannya dengan
pekerjaan lain yang terkait dan atau berada didekatnya, seperti: perpipaan, lampu,
counter, finishing dinding dan lantai.
1.05. Penjadwalan
Template dan Backplate: sediakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan lengkap
dengan titik-titik pemasangan.
Mengadakan koordinasi cara pemasangan sebelum pelaksanaannya.
2. PRODUK
2.01. Produk Yang Diadakan
Sanitaryware + Aksesories (Complete) ex. Toto atau setara. Produk terpasang di bangunan
sesuai dengan gambar perencanaan.
3. PELAKSANAAN
3.01. Persiapan
A. Periksa bidang kerja, apakah pekerjaan plumbing sudah selesai dan siap menerima
pekerjaan sanitary. Lakukan pengukuran permukaan pekerjaan plumbing untuk
disesuaikan dengan rencana penempatan sanitary dan perlengkapannya.
B. Pekerjaan sanitary dan perlengkapannya tidak boleh dimulai sebelum koordinasi
penempatan mendapat persetujuan pengawas.
3.02. Pemasangan
A. Kerjakan seperti yang disyaratkan dalam dokumen kontrak, ikuti petunjuk-petunjuk teknis
dari pabrik pembuat.
B. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman.
C. Untuk material yang dipasang ke dinding bata/beton dilakukan dengan memasang fiser
terlebih dahulu.
D. Sekrup-sekrup harus terbuat dari stainless steel.
E. Pada pemasangan wastafel dinding terlebih dahulu di bor kemudian diberi fiser yang
disesuaikan dengan berat wastafel itu sendiri.
F. Tempat yang akan dipasang alat-alat saniter tersebut di atas harus diperiksa kembali,
apakah masih sesuai dengan gambar perencana apabila alat-alat tersebut kelak sudah
terpasang.
G. Khusus untuk type kloset, lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap
ruang toilet apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar penjelas.
3.03. Pembersihan
A. Umum
Setelah pekerjaan selesai, bersihkan kaca, keramik dan elemen-elemen metal dari kotoran,
sidik jari, bercak air dan sebagainya. Pembersih alkaline atau yang bersifat abrasif tidak
diperkenankan, tidak dibenarkan adanya goresan-goresan hasil pembersihan.
B. Metal
Sapu dengan pembersih metal yang disetujui oleh pabrik pembuat bahan, tidak
mengandung zat abrasif, asam, lilin. Lengkapi dengan membrane pelindung transparan
yang tahan terhadap air.
BAB 38
PEKERJAAN CURTAIN
WALL
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan curtain wall aluminium,
window wall, komplit dengan kacanya, window stool, coping, flashing, curtain box,
aluminium composite panel, serta aluminium grille profil hollow, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
B. Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kaca kulit luar bangunan seperti tertera
dalam gambar rencana
JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel Window
C. Singapore Standard (SS)
SS 212-98 = Aluminum Alloy Window
SS 381-97 = Aluminum Curtain Wall
D. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan
E. Sertifikat dan garasi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Konsultan
Pengawas.
F. Applicator/Kontraktor menyerahkan surat keterangan/jaminan supply produk pintu
dan jendela aluminium dari pabrik pembuat dan surat jaminan pelaksanaan QC yang
akan dilaksanakan oleh pabrik pembuat pada saat proses pemasangan, apabila ada.
G. Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta
oleh Konsultan Pengawas dengan perhitungan biaya tersendiri.
2. DESKRIPSI SISTEM
2.1. Umum
Pekerjaan Jendela aluminium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang
lainnya.
3. TEKANAN ANGIN
Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian
bangunan, bila tidak ditentukan maka tekanan angin minimum yang harus di penuhi
adalah sebesar 718 Pa dengan faktor keamanan sbb:
Positif (P+) = 1 x
Pekerjaan Curtain 2
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
4. PERSYARATAN STRUKTUR
4.1. Defleksi:
AAMA= Yang diijinkan maksimum L/175 atau 2cm
JIS= Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2cm
SII= Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125 untuk single
glazed.
SS= Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125 untuk single
glazed.
5. KEBOCORAN UDARA
A. ASTM E 283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2.06m 3 pada setiap m unit panjang
penampang bidang bukaan pada 75 Pa tekanan differential.
B. SS 212 = Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10m 3/h/m
pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200Pa. Kondisi ini berlaku untuk
gedung non air condition sedangkan untuk gedung air condition kebocoran udara
maksimum mengikuti grafik A & B
6. KEBOCORAN AIR
A. 1. ASTM E 331 = Tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior
bangunan) sampaikan tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m 2 min.
B. 2. SS 212 = Tidak terlihat kebocoran signifikan pada 15% dari Tekanan angin rencana atau
180 Pa (untuk kondisi bangunan dengan kanopi minimum 200mm overhang). Atau 30%
dari tekanan angina rencana atau 240 Pa (kondisi bangunan tanpa kanopi) dengan jumlah
air minimum 4,0 L/min/m2
7. KEKEDAPAN SUARA
Faktor Pengurangan Kebisingan Suara (Sound Transmission Loss) sebesar 22,5 dB pada frekwensi
124 – 400 Hz atau tergantung pada tipe-tipe ruangannya (hanya berlaku untuk produk-produk
khusus).
Pekerjaan Curtain 3
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
A. Produsen: YKK Alumico, Alakasa, Indal Extrussion, Alexindo, Edico atau setara
B. System : Back Mullion + Stick (sesuai gambar)
1) Ukuran : Memenuhi perhitungan teknis
2) Tebal : Minimal 1,8 mm (untuk transom) dan 2 mm (untuk mullion), atau sesuai
dengan standard pabrik & masuk dalam perhitungan teknis kekuatan
3) Finish : Powder Coating 50 – 70 mircron
4) Glossy : 70 – 80%
5) Warna : Ditentukan kemudian
C. Aluminium Extruded Window Stool
1) Ukuran : Sesuai Gambar
2) Tebal : 1,5mm atau sesuai dengan standard pabrik & masuk dalam
perhitungan teknis kekuatan
3) Finish : Powder Coating (lihat bab pengecatan)
4) Warna : Sesuai kosen aluminium
5) Lokasi : Sesuai gambar
D. Billet yang dipakai
1) Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komposisi (%):
2) Mg : 0,45 – 0,9%
3) Si : 0,2 – 0,6%
4) Ti : 0,1% max
5) Mn : 0,1% max
6) Zn : 0,1% max
7) Fe : 0,35% max
8) Cu : 0,1% max
9) Cr : 0,1% max
10)Aluminium : Sisanya
E. Kaca : Stopsol 8mm warna ditentukan Arsitek Perencana
F. Back-up material
1) Bahan = Polyurethane Foam/Setara
2) Sifat material = Tidak menyerap air
3) Kepadatan = 65 – 96 kg/m3
4) Ukuran penampang = 25% - 50% lebih besar dari celah yang terjadi
G. Gasket
1) - Bahan = PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
2) - Sifat material = Tahan terhadap perubahan cuaca
3) - Kekerasan = 60 – 80 Durometer
Pekerjaan Curtain 4
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
9. GAMBAR KERJA
A. Gambar kerja yang lengkap, yang menjelaskan :
Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu aluminium / curtain wall / grill
Detail sambungan baik exterior maupun interior
Detail pemasangan
Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan
Kelengkapan ukuran-ukuran
B. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria design yang ada (kalau diperlukan)
Pekerjaan Curtain 5
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
C. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dan grill profil hollow dilaksanakan di
Workshop / pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang diisyaratkan
juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
D. Proses pabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah
disetujui oleh pemberi tugas.
E. Hardware yang dipasang menggunakan back plate
Pekerjaan Curtain 6
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pekerjaan Curtain 7
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
13.3. Deskripsi
Sealant: untuk sambungan exterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap
cuaca.
Pekerjaan Curtain 8
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
13.5. Pelaksanaan
A. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
B. Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada disekitarnya.
C. Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas dari
debu, air, minyak dan segala kotoran.
D. Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
E. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
F. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.
Pekerjaan Curtain 9
Wall
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 41
PEKERJAAN WALL
PAPER
3. Syarat Pemasangan
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana pekerjaan terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh wall paper sesuai persyaratan di atas untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan MK.
Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan mock up untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan MK seelum pekerjaan dimulai. Biaya pengadaan mock up menjadi tanggungan
Pelaksana pekerjaan. Mock up yang telah disetujui Konsultan MK akan dipakai sebagai
bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
Pemasangan wallpaperharus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dengan
menunjukkan hasil pekerjaan yang pernah dilaksanakan.
Pada permukaan dinding yang akan dilapisi dengan wallpaper, permukaannya harus rata,
kering dan bersih.
Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
4. Syarat Pelaksanaan
Perbaikan
Pekerjaan Wall 1
Paper
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi
tanggung jawab Pelaksana pekerjaan.
Pengamanan
5. Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan MK.
Pekerjaan Wall 2
Paper
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 45
PARTISI
TOILET
1. Lingkup Pekeriaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Meliputi seluruh pekerjaan di partisi kamar mandi bagian umum sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar.
2. Pekerjaan Bahan
a. Bahan dasar
Terdiri dari compact laminated yang mempunyai tebal 12 mm dan diproses langsung
dari pabrik.
Produk yang disarankan Ex.Trespa, Spectra atau setara
Warna akan dipilih menyusul
Mempunyai garansi terhadap laminasi lebih dari 5 tahun
b. Asesories lainnya
Bahan dari heavy duty stainless steel hardware dari rekomendasi pabrik pembuatnya
diantaranya Grace world
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out / penempatan, cara pernasangan, mekanisme dan detail-detail sesual
gambar.
b. Diwajibkan Pelaksana Pekerjaan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Konsultan MK.
c. Bilamana diinginkan, Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dirnulai dan dipasang
d. Tidak boleh ada fabrikasi dilapangan, kecuali hanya pekerjaan instalasi saja langsung dan
terlindung dan kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasang kios klos, baut, angker-angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjaminnya kekuatannya dengan memperhatikan /
menjaga kerapihan terutarna untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produksi dan sistim partisi harus mendapat persetujuan dan Konsultan MK.
g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dan ketentuan gambar rencana untuk itu.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti pesyaratan dan ketentuan Konsultan MK.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dan masing-masing bahan yang
digunakan).
j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang
lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Pelaksana Pekerjaan wajib menanyakan
hal ini kepada Konsultan MK
k. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit
Partisi Toilet 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
l. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay-out
m. Setelah pemasangan, Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain yang dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sampai pekerjaan
selesai.
n. Sebelum seluruh sanitair masuk tidak boleh dipasang terlebih dahulu pintunya
Partisi Toilet 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 46
LANSEKAP
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Hardscape :
1.2 Softscape :
Pekerjaan 1
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pekerjaan 2
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
b. Galian harus sedemikian rupa sehingga sisi galian tidak akan longsor,
pengukuran peil galian untuk permukaan tanah diukur dengan cermat
sehingga didapat hasil sesuai rencana.
c. Jika pada dasar galian terdapat akar pohon, instalasi Mekanikal/ Elektrikal
atau benda-benda lain, maka harus dikeluarkan dan lubang tersebut harus
ditutup kembali untuk mendapatkan permukaan yang rata.
d. Permukaan tanah yang telah dibentuk harus dijaga jangan sampai terjadi
perubahan peil.
g. Pemborong harus menjaga agar tidak terjadi kemungkinan erosi oleh angin
atau hujan, untuk itu permukaan tanah yang telah dipadatkan dilindungi
dengan lapisan plastik atau karung sintetis.
1.4.2. Penanaman
Pekerjaan 3
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pekerjaan 4
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Area untuk itu dipilih lokasi yang tepat, terbuka dan aman dari
gangguan. Tanaman yang disimpan ditempat ini harus dipisahkan
menurut jenis, ukuran dan tanggal tibanya. Luas tempat untuk ini
disesuaikan dengan keadaan tapak dan diusahakan dekat dengan kantor
pemborong. Tanaman harus masuk dulu ke nursery, untuk
mendapatkan penyesuaian iklim selama 3 minggu sampai 1 bulan.
b. Waktu Penanaman
a. Waktu penanaman yang paling baik adalah pada awal musim hujan.
Penanaman musim kemarau dapat dilaksanakan apabila sumber airnya
tersedia cukup.
Pekerjaan 5
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
b. Waktu penanaman yang paling baik adalah pagi hari sebelum pukul
11.00 WIB dan sore hari setelah pukul 15.00 WIB dengan tujuan untuk
mengurangi penguapan pada tanaman.
c. Waktu Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dan diserahkan kepada
Penangggung jawab kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut :
Selama 6 (enam) bulan terhitung dari waktu serah terima pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong dengan menanggung
segala resiko mengganti tanaman yang rusak/mati.
Setelah masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan selesai,
pemeliharaan selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
2. Pupuk
Pupuk harus dalam kemasan/karung ada diberi label jenis pupuk.
a. Pupuk Kandang
Digunakan pupuk kandang (kambing, sapi, ayam) yang telah matang
masa pemeliharaan.
Pekerjaan 6
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3. Bahan Pestisida
Digunakan untuk mencegah dan memberantas hama tanaman. Pestisida
yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Basudin 60 Bayrusil untuk ulat;
b. Dieldrin dan DDT untuk rayap;
c. Folidol E 650 untuk kutu;
d. Dithane DM 45 untuk serangan penyakit;
e. Fungsida untuk serangan jamur/cendawan;
a. Pembuatan Patok
Bahan yang digunakan adalah :
- Bambu utuh Ø 5 cm
- Ukuran panjang 50 cm
- Pada sisi yang tertanam dibuat runcing
- Pada sisi atas/yang tidak tertanam dicat warna merah sepanjang 10
cm
- Patok dimasukkan dalam tanah 20 cm sehingga setinggi 30 cm
terlihat diatas permukaan.
2. PELAKSANAAN
Pekerjaan 7
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
gambar mengenai jenis tanaman yang akan ditanam. Harus ditanyakan kepada
Penangggung jawab kegiatan/Konsultan Perencana, demikian pula dengan cara dan
teknis pelaksanaan pekerjaan perkerasan (hard material) harus mengikuti persyaratan
teknis yang telah ditentukan.
Pekerjaan 8
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pekerjaan 9
Lansekap
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1. Penyediaan tanaman :
a. Semua pepohonan, semak-semak, penutup tanah harus mempunyai
kebiasaan tumbuh yang normal dan sehat, kuat, tegar dan bebas dari
infeksi.
b. Semua pohon atau perdu dengan batang yang lemah atau kurus yang
tidak dapat menunjang dirinya sendiri ketika ditanam dialam terbuka
akan ditolak.
c. Harus dalam kondisi sehat berasal dari cara tampungan ( bukan
dipindahkan langsung dari dalam tanah )
f. Cepat pertumbuhannya.
k. Akar tanaman berikut tanah asalnya dibungkus dengan karung dan pada
saat penanaman bungkus akar tanaman tersebut harus dibuang dan
tanah yang melekat pada akar tanaman jangan sampai hancur atau
rusak, jika terdapat tanaman liar agar dibersikan terlebih dahulu hingga
ke akarnya
Pekerjaan 1
Lansekap 0
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2. Pupuk
Pekerjaan 1
Lansekap 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3. Bahan Pestisida
Digunakan untuk mencegah dan memberantas hama tanaman. Pestisida
yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Basudin 60 bayrusil untuk ulat;
b. Dieldrin dan DDT untuk rayap;
c. Folidol E 650 untuk kutu;
d. Dithane DM 45 untuk serangan penyakit;
e. Fungsida untuk serangan jamur/cendawan
a. Pembuatan Patok.
Bahan yang digunakan adalah :
Bambu utuh Ø 5 cm
Ukuran panjang 50 cm
Pada sisi yang tertanam dibuat runcing
Pada sisi atas/yang tidak tertanam dicat warna merah sepanjang 10
cm
Patok dimasukkan dalam tanah 20 cm sehingga setinggi 30 cm
terlihat diatas permukaan.
titik.
Pekerjaan 1
Lansekap 3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
4. Penyediaan pupuk
Pupuk kandang ( organik )
Pupuk buatan ( anorganik )
6. Penyuburan tanah :
Seluruh permukaan area penanaman harus terdiri dari lapisan
top soil
Pembersihan ringan dan pencangkulan tanah yang akan
ditanami serta Pembongkaran tanaman liar.
Pekerjaan 1
Lansekap 4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
b. Cara Penanaman
Penanaman pohon ( palm ) dengan tinggi minimal 2 meter harus
memenuhi persyaratan yaitu :
1. Sebelum penanaman hindarkan tanaman dari kerusakan, lindungi
tanaman dari panas sinar matahari, angin kering. Tanaman yang
tidak dapat ditanam dengan segera ditaruh di tempat yang teduh
dan diberi air secukupnya.
Pekerjaan 1
Lansekap 5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
11. Tali pengikat root ball ( bila bahan mudah hancur ) dilepaskan dan
bagian yang berada diatas digunting hingga batas permukaan
tanah.
Catatan :
Pemberian gulma pada permukaan tanah baik pertumbuhan akar
Penanaman yang paling baik dilakukan pada pagi sebelum pukul 10.00
atau sore hari setelah pukul 18.00.
Cara pengamanan tanaman jenis pohon dan perdu. Pohon yang sudah
besar harus diberi penguat ( stacking ).
Untuk jenis tanaman semak dan penutup tanah tidak memerlukan
pengamanan ( stacking ) seperti pohon atau perdu.
f. Tanah yang akan ditanami yang baru dicampur dengan pupuk kandang
dan pasir, biarkan selama ± 7 hari, baru ditanami. Pemberian pupuk
buatan setelah satu bulan penanaman.
g. Lubang dibuat normal dalam 60 cm, batang pohon sedikit tertanam ± 20
– 30 cm.
h. Pemberian steiger yang kuat, agar pohon tidak mudah goyah dan
tumbang, yang dapat mengakibatkan kerusakan akar maupun tanaman.
i. Pemberian air yang cukup setelah penanaman.
a. Dengan Lempengan
Lempengan rumput disusun dengan baik diatas tanah yang telah
diolah sebelumnya. Perhatikan sudut penyusunan.
Jika tanah rusak perlu diberi lapisan ijuk / jerami pada dasar lubang
untuk memperbaiki drainase, baru kemudian diurug dengan
campuran tanah, pasir dan bahan organik.
Setelah selesai disusun kemudian digiling dengan mesin gilas
tekanan 300 kg/m² atau dengan alat yang sejenis untuk
mendapatkan permukaan rumput yang baik serta lapangan yang
rata. Selanjutnya penggilingan rumput ini dilakukan bersama-sama
dengan penyiraman agar rumput tidak melekat pada trollernya.
Setelah 2 (dua) minggu rumput digiling kembali, untuk mendapatkan
hasil yang baik.
Pekerjaan 1
Lansekap 7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pada lokasi terdapat banyak tanaman existing berupa Pohon, perdu, semak dan tanaman
penutup tanah. Naman pada pekerjaan ini masing-masing tanaman memerlukan perlakuan
yang berbeda, adalah sebagai berikut:
1. Pohon:
Secara umum pohon existing dipertahankan, Dapat di tebang atau dipindahakan jika :
Secara umum Perdu, semak, tan penutup tanah existing tidak dipertahankan, Dapat bersihkan
dari lokasi pekerjaan, Akan dipertahankan dengan cara dipindahkan jika:
Tanaman dianggap khusus, langka atau layak digunakan kembali. (dengan persetujuan MK,
Arsitek Lansekap)
Pemeliharaan Tanaman
Pekerjaan pemeliharaan lansekap di Kawasan Kompleks RSUD Rokan Hulu bata terbagi atas 2
(dua) macam yaitu :
A. Pemeliharaan di dalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari pemborong.
3.1. Penyiraman
Pekerjaan 1
Lansekap 8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
a. Waktu yang paling baik untuk menyiram adalah pada pagi hari sampai dengan pk.
09.00 atau sore hari setelah pk. 18.00.
b. Pada waktu selesai penanaman sampai dengan tanaman tersebut tumbuh
dibutuhkan 2 ( dua ) kali penyiraman dalam satu hari dan dilakukan secara teratur.
Selanjutnya penyiraman cukup dilakukan 1 ( satu ) kali sehari. Jika tanaman dianggap
cukup kuat.
c. Penyiraman pohon dilakukan secukupnya hingga terserap 15 cm ke dalam tanah.
Penyiraman tidak boleh berlebihan ( terutama untuk tanaman yang telah tumbuh)
dan juga tidak boleh kekurangan.
d. Pada saat penyiraman agar diperhatikan jumlah & tekanan air yang menimpa
tanaman atau media tanam, jika terlalu deras/kuat tekanan air maka dapat merusak
tanaman .
3.4. Penyulaman
a. Untuk tanaman-tanaman yang mati dan rusak perlu diadakan penyulaman dalam
arti mengganti tanaman dengan yang baru dan segar dengan ukuran, kualitas dan
jenis yang sama dengan persetujuan Penangggung jawab kegiatan/Konsultan
Perencana.
b. Setiap penggantian tanaman dalam masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
3.5. Pemupukan
Pekerjaan 1
Lansekap 9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Dosis ditentukan dengan aturan pakai, waktu penyemprotan dilakukan setelah tanaman
siram dengan memperhitungkan waktu yang efektif seperti perhitungan angin, cuaca
yang tidak membahayakan aktivitas di sekelilingnya.
Untuk pemberantasan hama dilakukan sesuai dengan kondisi tingkat populasi hama. Bila
serangan terlalu parah sebaiknya tanaman dibongkar dengan bekas lubang dibiarkan
terbuka kena sinar matahari untuk beberapa lama. Agar hama tidak menjadi kebal,
penggunaan obat sebaiknya diganti-ganti, sedangkan kadar larutan yang boleh
digunakan dapat dilihat pada petunjuk label / kemasan dalam masing-masing pestisida.
Pekerjaan 2
Lansekap 0
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
5. PEKERJAAN HARDSCAPE
b. Persyaratan Bahan
Bahan dan material yang dipergunakan pada pekerjaan ini harus berkualitas baik dan
memenuhi syarat – syarat dari peraturan – peraturan serta standar – standar yang
berlaku. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
Pekerjaan 2
Lansekap 1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
d Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus membuat gambar kerja
terlebih dahulu ( shop drawing ) dan mendapat persetujuan dari pengawas.
Kontraktor juga diharuskan membersihkan lokasi pekerjaan dari bahan-
bahan dan material yang tidak dipergunakan pada pelaksanaan pada
pelaksanaan pekerjaan dan membuangnya keluar lokasi pekerjaan atau
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
Setelah lokasi dibersihkan, kemudian dipasang patok – patok peil yang
terbuat dari bambu / kayu yang ditanam kedalam tanah dengan kedalam
tertentu agar tidak mudah goyah. Kemudian papan bouwplank dipasang
diatasnya. Permukaan papan yang digunakan sebagai acuan harus ditandai
dengan cat dan paku untuk tarikan – tarikan benangnya.
Setelah papan bouwplank terpasang, kemudian dilakukan penggalian –
penggalian tanah untuk lantai kerja / pondasi dengan kedalaman tertentu
sesuai dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari
pengawas.
Setelah lobang – lobang pondasi digali, kemudian diurug dengan pasir
setebal 50 mm, kemudian dipadatkan dan di ratakan dengan cara
penyiraman secara bertahap.
Kemudian dipasang lantai kerja diatas pasir urug, dengan ketebalan 50 mm
dari komposisi adukan 1 PC : 3 PS : 6 KR. Lantai kerja ini dipadatkan dan
diratakan dengan ruskam. Untuk jalan setapak dengan material beton
expose, cukup dengan pasir urug tanpa lantai kerja, tetapi tanah
dibawahnya harus benar-benar padat. Jika untuk pemasangan paving blok
tidak diperlukan lantai kerja yang menggunakan adukan , cukup dengan
pasir urug diratakan & dipadatkan
Setelah lantai kerja kering, kemudian dipasang besi – besi tulangan untuk
kansteen, tangga dan slab beton pedestrian. Dimensi dan bentuk sesuai
dengan spesifikasi yang telah mendapat persetujuan dari pengawas.
Pengecoran dilakukan dengan hati-hati, agar semua ruang dan rongga dapat
terisi semua dengan adukan. Pemadatan adukan menggunakan vibrator (Jika
diperlukan). Komposisi adukan yang digunakan adalah 1 PS : 2 PS : 3 KR.
Setelah pengecoran selesai hasil pengecoran harus dilindungi dari terik
matahari dengan menggunakan karung basah.
Setelah beton cukup umur dan kering, kemudian dilapis dengan screed
setebal kira – kira 20 mm.
Setelah lapisan screeding kering, kemudian dipasang material finishing.
Material finishing adalah koral sikat, dengan ukuran, bentuk, dimensi, dan
warna sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada gambar kerja dan telah
mendapat persetujuan dari pengawas.
Untuk koral sikat, sebelum dipasang koral sikat harus dibersihkan dahulu
dari kotoran yang menempel dengan cara mencucinya dengan air bersih.
Pemasangan koral menggunakan adukan semen dengan komposisi 1 PC : 2
PS : 3 KR, dengan ketebalan 30 mm. Koral sikat ditekan kedalam adukan
sampai mencapai setengah adukan. Pemasangan koral sikat harus rapat
dengan jarak antara koral sekitar 2 – 3 mm. Koral sikat harus segera
dibersihkan dari sisa – sisa semen yang menempel pada permukaannya,
dengan menggunakan air. Permukaan koral sikat harus dilapis dengan
lapisan anti lumut.
Pekerjaan 2
Lansekap 2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
6. PENUTUP
6.3. Konsultan MK melakukan pengujian terhadap seluruh material yang terdapat pada Bill of
Quantity dan dipastikan sudah memenuhi syarat sesuai kontrak.
6.4. Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya
yang disampaikan kepada Pemborong akan tetapi tertera di dalam gambar dan di dalam
RKS, merupakan kewajiban rekanan atau Pemborong untuk melaksanakannya. Pekerjaan
yang termasuk pekerjaan Pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan dalam
RKS ini harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau Pemborong, seolah-olah pekerjaan
tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang baik
dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemimpin Proyek selaku Pemberi Tugas.
Pekerjaan 2
Lansekap 3
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR & INTERIOR
DIVISI 10
LAMPIRAN
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
SPESIFIKASI BAHAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR&LANDSCAPE
Knauf
20. Finishing Lantai& Dinding (termasuk toilet, Keramik (Roman,)
GWT) Homogeneous Tile (Romans, Granito,
Niro Granit,)
21. Batu Alam Tumbled Stone ex. Lokal
22. Sanitair(type lihat gambar & RKS) Toto
- (Clost, Washtafel, Urinoir, Janito
- FD, CO, RD
23. Kithen Sink Local
24. Roof Drain San-Ei
Toto
25. Cubicle Toilet Matrix
Spectra
E Cubic
26. HPL Formica
Aica
Taco
27. Pintu Besi Metalindo
Merdi Mahayana
Local
28. Automatic Door Besam
Dorma
28. Handle Pitu Lock Card system (RFID)
29. Louvre Alumunium Joff metal
Prometama
Local
30. Sun Screen Joff metal
Prometama
Local
31. Mortar Mortar Utama
Power bond
Drymix
Lemkra
32. Granit Alam area Batas dinding + CUrtainwall Dark Emperador
Ujung Pandang
Local
33. Dinding Precast Beton Precast
Wallplus
Dusaspun
34. GRC Elephant
Jayaboard
Local
35. Kalsiclad Kalsiboard
36. Dinding Beton Ringan Wallplus
B. PEKERJAAN LANDSCAPE
1. Paving Stone (Paving Blok / Grass Blok) Cisangkan
3. UDITCH Asiacon
BEP
Megacon
DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING
DIVISI 3 LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Peralatan & Material Elektrikal
SPESIFIKASI TEKNIS M.E.P
DIVISI 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEK. MEKANIKAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING
1. Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
3. Penjelasan Sistem
1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Bahan : Concrette
Kapasitas : 1 x 373 m3
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll
Jumlah : 2 unit
Tipe : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 200 Lpm
Head : 40 meter
Base Frame : Cast Iron atau Steel
Power : 4,5 KW / 3P / 380V / 50 Hz
1. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern,
cast iron body (untuk 16 sbar) dengan SS screen 3 mm perforations.
Ductile iron body untuk 20 bar.
3. Check Valve :
Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk
2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pompa
1. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
2. Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan disesuaikan
dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
3. Semua pompa harus dilengkapi :
Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint, Pada
pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint dan pressure
3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
gauge serta dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa
pompa sedang bekerja atau tidak.
Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
4. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan
lain-lain) harus lengkap s dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.
5. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan
total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
5.2.1 Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran /
benda-benda lain
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.
Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air
bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, 50 – 100 mm atau lebih kecil : 1 – 2 %
- Dibagian dalam bangunan 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecildan 200 mm atau lebih
besar : 1% .
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran,
maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa
ukuran terkecil yang ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus mempergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
Pembersihan
1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara
/metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2. Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
6. Pekerjaan Listrik
a. Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik termasuk
panel kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol berikut peralatan control
seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan.
b. Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.
7. Pengujian
Umum
1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan
oleh pelaksana Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
3. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim dengan baik,
maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian
lagi.
4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-lain,
harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor
harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total head
berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau
mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air. Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.
8. Training
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk
oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan
pertama.
b. Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.
9. Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
1. Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
c. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan sehingga
sistem berjalan dan beroperasi dengan baik.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Penjelasan Sistem
a. Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant, sprinkler dan
pemadam kebakaran ringan.
b. Sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan sistem pillar
hydrant (outdoor) dan fire landing valve (indoor).
c. Tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai "tipe basah" (wet system), ini
berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk sistem harus dalam kondisi terbuka
penuh dan tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
d. Cara kerja sistem Hydrant :
Apabila tekanan dalam pipa turun sampai ambang batas yang telah ditentukan
karena adanya kebocoran, maka jockey pump akan hidup secara otomatis dan mati
secara otomatis di ambang batas tekanan yang juga telah ditentukan atau ketika
pompa utama start.
Apabila tekanan air dalam pipa terus turun karena satu atau lebih katup hydrant
dibuka maka pompa kebakaran utama akan bekerja secara otomatis dan pompa
Jockey mati secara otomatis. Pompa kebakaran utama mati secara manual oleh
operator.
Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, akan segera berbunyi dengan nada yang
berbeda dengan bunyi alarm system.
3. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi sistem fire hydrant dan instalasi fire sprinkler
sesuai dengan gambar perancangan dan meliputi antara lain :
- Pengadaan dan instalasi peralatan utama sistem Fire Hydrant yang meliputi instalasi
Engine Fire Hydrant Pump, dan Fire Control Panel dengan standard NFPA serta
fixtures kebakaran beserta pemipaannya.
- Pengadaan dan instalasi pemipaan sprinkler dari ruang pompa sampai dengan riser.
10
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
- Pengadaan dan instalasi pemipaan dan peralatan fire hydrant yang meliputi hydrant
box lengkap dengan peralatannya, hydrant pillar, hose rail cabinet, valve-valve dan
perlengkapan lainnya.
- Pengadaan dan Pemasangan Siamese Connection untuk Fire Hydrant type sesuai
standard Dinas Pemadam Kebakaran.
- Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant hingga
berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan tinggi.
- Membantu mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan bahwa Instalasi sistem fire hydrant dan sprinkler dapat
dinyatakan baik dan layak pakai oleh Dinas Pemadam Kebakaran serta untuk Unit
Pressure Tank harus mendapat sertificate dari DEPNAKER.
- Mengadakan Training Operasional, waktu serta kesiapannya akan ditentukan
kemudian bersama Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.
11
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1. Jockey Pump
Unit pompa terdiri dari :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mechanical seal
- Heavy duty grease lubricated bearings
- Panel kontrol dengan kelengkapan standarnya
Data teknis pompa :
- Type : Vertical In Line
- Head : 140 M
- Debit : 50 LPM
- Power motor : ± 5.5 KW/3PH/50 Hz
- Speed : 3000 RPM
- Jumlah : 1 (Satu) Unit
- Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard
12
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kelengkapan Engine :
- Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance - free
- Flexible coupling
- Coupling guard
- Batteries
- Battery rack
- Battery cable
- Silencer
- Exhaust Pipe
- Flexible exhaust connector
- Pompa Hydrant Diesel merupakan back-up apabila pompa
kebakaran elektrik gagal beroperasi
4.2 Pemipaan
1. Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe schedule 40 untuk
dalam bangunan dan Black Steel Pipa ASTM A53 Galvanize untuk
pemipaan diluar gedung, atau SNI 07-0039-87 dan harus diusahakan
semuanya berasal dari satu merk.
2. Untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 16 K, Weld Type.
Valve - valve
1. Gate Valve :
Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan tipe
bronze body, non rising steam, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end. atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 15
mm sampai dengan diameter 25 mm.
Untuk valve diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan tipe
flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,
hand wheel operated with position indicator.
Material body : carbon steel untuk tekanan 300 psi.
13
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2. Check Valve :
Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan
material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disk, screwed end.
Material body : swing silent type dengan stainless steel disk dengan
body material carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer
type check valve.
14
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
5.2 PIPA
1. Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan,
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atau flange
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik
15
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian
Sambungan – sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur
pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran / benda-benda
lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan
wartel mur atau flange.
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
Pipa hisap menuju pompa diperlengkapi dengan stop valve (gate valve), penyaring
(strainer), flexible connection, dan manometer hisap. Pipa tekan dari pompa
diperlengkapi dengan stop valve (gate valve), non return valve (check valve), flexible
connection, dan manometer tekan.
Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna merah.
16
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang
ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Sambungan Las
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan las berlaku untuk
ukuran diatas 65 mm. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan kepada
Konsultan Pengawas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk mencegah
korosi.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Konsultan Pengawas.
Sambungan Ulir
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 65 mm.
Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
17
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.
Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen.
18
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Starter Motor :
- Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik star –
delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.
- Start – delta starter harus dilengkapi dengan thermal
overload. Panel start – delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, yellow
- Ampermeter – 3 phase ( selector switch )
- Voltmeter – 3 phase
- Reset button
7. Testing
a. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan
testing disediakan oleh Kontraktor dan atau beban / biaya Kontraktor sendiri.
Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil pemilik dan pengawas
lapangan.
b. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistim instalasi yang telah
dipasang, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan
peraturan -peraturan yang telah berlaku atau yang ditentukan oleh spesifikasi.
c. Kontraktor harus mengadakan pengujian pada waktu pihak pengawas lapangan
hadir, dan pihak pengawas lapangan akan menentukan apakah testing yang
dilakukan cukup baik atau diulang kembali. Kontraktor harus menanggung
segala biaya yang timbul dalam pengujian-pengujian ini.
d. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak
lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan diminta memberikan
saran-saran / masukan agar jalannya testing aman.
e. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada pengawas lapangan.
Hasil-hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah sistim instalasi
yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.
f. Pengujian oleh dinas kebakaran harus dilakukan sampai mendapatkan Surat
Izin / Rekomendasi untuk pengurusan IPB (Izin Penggunaan Bangunan) segala
sesuatunya merupakan tanggung jawab Kontraktor.
7.2 Pompa
Dapat bekerja secara otomatis dan manual
Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun dari genset.
8. Training
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima
pekerjaan pertama.
19
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
b. Materi training teori dan praktek sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.
-
5 Hydrant Box Indoor uk: 750 x 1250 x 180 - Appron
mm - Ozeki
Outdoor uk: 660 x 950 x 200 - Yamato
mm
Lengkap dengan fire hose,
machino coupling, variable
jet spray
20
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
-
18 Expansion Joint Bahan stainless steel dengan - Yositake
flange mild steel atau - Tozen
ekivalen dengan mechanical - Victaulic
grooved coupling dengan
bahan body terbuat dari
ductile iron yang dilengkapi
EPDM grooved rubber
21
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 3
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi,
service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi
dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya
22
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2.1. Umum
Spesifikasi teknis / RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
23
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
ASTM, ASME
AMCA
CTI
PUIL 2000
Pedoman Plumbing Indonesia
Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
3. PERALATAN UTAMA
3.1. AC Split
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut.
Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
b. Umum
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance)
dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti
untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.
c. Spesifikasi Teknis.
Unit memakai refrigerant R.22
Kapasitas unit berdasarkan kepada :
Udara pendingin kondensor 35ºC
Temperatur ruang 24oC ; 55% ± 5 % RH
Kompresor
Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari sisi
suction. Masing-masing kompresor dilengkapi dengan :
24
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3.2. VENTILASI
a. Umum
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar
“Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210 – 74 di Amerika.
25
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re – 10E12 w pada octave
band mid. frek. 60 – 4000 Hz.
Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya
dan dalam batas-batas yang normal.
b. Spesifikasi Teknis
Propeller Fan (wall mounted fan)
- Fan dari type propeller untuk dinding seperti ditunjukkan dalam gambar atau daftar
peralatan.
- Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis alluminium (bila
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar Peralatan)
- Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure
fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium
diecast
- Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari besi pelat dan besi siku dan
gantungan dari besi penggantung (steel rod) yang dilengkapi peredam getaran
(vibration isolator)
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan baut-baut yang
tahan karat.
4. PEREDAM GETARAN
5. Pekerjaan Pemipaan
5.1. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat
pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib
26
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
5.2. Peralatan
Pipa Refrigerant
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas
dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan
panjang ekivalen pipa.
Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantaraa
wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder
perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang
sedang disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam
pipa.
Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-5”
dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines”
yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan
pabrik.
Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book”
dan atau persyaratan pabrik.
Suatu alat pengering refrigerant ( filter drier ) dengan kapasitas yang cukup serta
“sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap
pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier
harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full flow replacable care.
Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut
ARI / Standard 720 dengan unit short shank flare.
Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap
thermostatic expansion valve.
Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building
sealant.
Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga
pipa tidak boleh lebih dari :
27
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
28
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan perencana.
Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan
yang dipaksakan.
Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi dengan isolasi.
6. PEKERJAAN LISTRIK
6.1. Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel, perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route,
lokasi panel dan perletakan instrument control. Kontraktor wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya,
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan
Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan
oleh :
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
29
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Panel
Semua komponen yang digunakan untuk panel tenaga dan panel-panel control
harus dari merek yang sama dengan yang digunakan pada instalasi listrik.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi
dengankunci panel. Pengecatan dengan cat dasar dan duco minimal 2 kali. Warna
finishing ditentukan kemudian.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu
panel-panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merek komponen yang dipakai.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
Panel Starter
Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas lebih besar atau sama dengan
7,5 HP
Direct on Line : Bila motor berkapasitas dibawah 7,5 HP
Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red, white untuk ON, OFF,
O/L, plat nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON / OFF dan
disconnecting switch bila memakai remote star stop.
Semua komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan panel-panel control
harus dari merk yang sama yang digunakan pada instalasi listrik.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan
kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco minimal 2 kali.
Warna finishing ditentukan kemudian.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu
panel-panel yang dirakit local haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merek komponen yang dipakai.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan pentanahan harus
lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit high
impact.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel
25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen” menggunakan timah pateri lalu
dipress hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
30
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp
rapi ke dinding memakai clamp pipa.
Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai clamp penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton.
7. Instalasi
7.1. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara pemasangan
yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai
dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari
peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
7.3. Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan
suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame
sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
31
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
7.7. Pengecatan
Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis
harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian
harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas dua
lapis cat copolymer.
Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
peyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai
dengan warna yang ditentukan Pengawas Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa, kode
warna disesuaikan dengan standard.
32
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
8. Pekerjaan Lain-lain
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin, compressor, kipas
angin (fan), Air Curtain, motor-motor listrik, termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC.
1. Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi atau ukuran
concrete plint pada masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui
2. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk / pedoman
pabrik pembuat peralatan tersebut.
3. Kontraktor AC harus menyediakan dam memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin
4. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (seperti ditunjukkan dalam Gambar
Rencana atau gambar yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung
(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
5. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil batang (rod)
atau strip sesuai dengan Gambar Rencana atau gambar kerja yang disetujui. Semua
support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang kuat
pada titik tumpuannya pada lantai.
6. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan dan Kontraktor sipil.
7. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-dudukan
atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi merata
sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak wajar.
8. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke dalam ruangan-
ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang
ditunjuk.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut diatas.
9.1. Umum
Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara mendasar harus
mengikuti standard atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
33
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
34
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
35
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Tahap 3
Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan secara lengkap lanjutkan tindakan sebagai
berikut :
Temperature udara masuk dan keluar cooling coil.
Pressure drop pada coil
Tekanan pada discharge dan suction dari fan coil atau indoor unit
Rated dan running ampere dari indoor unit / outdoor unit.
36
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 4
1. UMUM
o Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
o Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
o Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengurusan ijin-ijin ke depnaker
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan/mesin dan bahan instalasi
sarana pengangkutan (lift) sehingga system dapat beroperasi dengan baik
c. Memberikan training bagi operator gedung yang bersangkutan
d. Menyediakan jaringan tenaga listrik untuk beroperasinya lift.
3. SPESIFIKASI PERALATAN DAN BAHAN
3.1. Rangka Elevator
Terbuat dari profil baja yang dicat anti karat. Pada rangka ini terdapat sedikitnya
empat buah Sliding Type Guide bagian bawah kereta tepat di guide rail.
3.2. Lantai Kereta Elevator
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat. Bagian atas dilapisi dengan granite
setebal 1,2 cm (Granite oleh pihak lain). Kekuatan lantai harus sesuai dengan
kapasitas lift.
3.3. Dinding Kereta Elevator
Material dinding elevator akan ditentukan kemudian oleh interior. Pada bagian
luarnya harus dilapisi dengan peredam suara.
3.4. Langit-langit Kereta Elevator
Material langit-langit kereta elevator akan ditentukan kemudian oleh interior.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2800 mm dimana terdapat pintu
darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch.
3.5. Pintu Kereta Elevator
Terbuat dari Stainless Steel setebal min. 2 mm dimana finishingnya akan ditentukan
oleh perencana interior. Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi
dengan alat pengatur kecepatan.
37
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
38
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Panel control ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
3.19. Bed
Lift
Spesifikasi :
Type : Machine Room
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 1000 Kg
Kecepatan : 60 MPM
Jumlah Pemberhentian :5
Jumlah Pintu :5
5. REFERENSI PRODUK
2 Dumbwaiter - Lemova
Type : Machine Room
Jumlah : 1 Unit - Mitsubishi
Kapasitas : 50 Kg
39
SPESIFIKASI TEKNIS M.E.P
DIVISI 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEK. ELEKTRIKAL
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
BAB 5
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1.1. Lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Listrik terdiri dari pengadaan dan pemasangan
semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Pelaksanaan.
1.1.2. Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai
dan pekerjaan - pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.1.3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ataupun yang tertera dalam
Gambar Pelaksanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan pada buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini.
1.1.4. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
E-1
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.1.14. Pekerjaan testing dan commissioning seluruh Sistem Distribusi Listrik, Sistem
Penerangan dan Sistem Penangkal Petir secara lengkap termasuk pengujian trafo
untuk pengujian pembebanan dan pengujian sistem pemindahan beban serta sistem
kontrol operasi.
E-2
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.1.15. Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemilik Bangunan serta
menyerahkan brosur Maintenance & Operation Manual.
Lampu
No. Kondisi Normal Escape Exit Sumber
Lighting Lighting Lighting Daya
E-3
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Daya PLN
3. Darurat Mati Hidup Hidup Batere
2) Pada setiap ruangan kecuali Lobby, Lift dan Tangga, disediakan saklar-saklar
setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.
3) Sistem penyalaan lampu penerangan luar dilakukan secara otomatis oleh
kombinasi kerja antara magnetic contactor dengan timer switch sehingga
penyalaan lampu penerangan luar tergantung pada operasi kedua alat
tersebut.
E-4
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.3.5. Bus-bar
1) Panel mempunyai tiga buah bus-bar phasa dan satu bar atau terminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40x10
mm.
2) Bus-bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
3) Bus-bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force.
E-5
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2) Voltmeter,
3) KWH-meter,
4) Trafo ukur tegangan menengah.
E-6
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.5.2. Konstruksi.
1) Inti besi harus kokoh sehingga :
a) Dijamin tidak akan bergetar,
b) Rugi-rugi inti kecil.
2) Kumparan terbuat dari tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan
mekanik yang cukup kuat.
3) Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang dicat dasar tahan karat dan
cat finish berwarna putih.
4) Bushing isolator terbuat dari porcelin.
1.5.3. Kelengkapan-kelengkapan
Trafo dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai berikut :
1) Name plate,
2) Elastimold Bushing,
3) Kuping pengangkat,
4) Tap changer,
5) Roda,
6) Terminal pengebumian.
E-7
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3) Jumlah phasa : 3
4) Frekwensi : 50 Hz.
5) Hubungan belitan : DYn-5
6) Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
7) Basic Insulation Level : 125 kV
8) Applied voltage test 1 menit : 50 kV
9) Efisiensi > 98 % dalam keadaan beban
10) Jenis : Oil-immersed transformer.
11) Impedansi : 6 %
3) Plat penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat penutup ini
harus benar-benar 90o.
4) Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi
cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini
harus dapat dilepas-lepas.
5) Panel harus dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat
dilepas-lepas dan harus disiapkan lubang serta COMPRESSION CABLE
GLAD untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
6) Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang
ventilasi yang cukup.
7) Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi.
8) Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch harus
dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga
E-8
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E-9
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
5) Circuit Breaker dari jenis moulded case circuit breaker (MCCB) dengan rating
> 80 A harus menggunakan tipe yang rating ampere trip-nya dapat diatur
(adjustable).
6) Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail, sedangkan pemasangan
MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch
dan lain lain harus menggunakan dudukan plat.
7) Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga
tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
8) Jika di dalam Gambar Pelaksanaan dinyatakan ada spare, maka spare
tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan
pada Gambar.
9) Semua Circuit Breaker harus diberi label / signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang di catu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard
DIN-4070.
E - 10
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
4) Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo arus yang dirancang
khusus untuk pengukuran. Rating trafo arus harus sesuai dengan rating
Amperemeter yang digunakan dan tahan menerima impact short circuit
terbesar yang mungkin terjadi.
5) Rating trafo arus yang digunakan harus sesuai dengan tabel berikut ini :
E - 11
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2) Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti
pada Gambar Pelaksanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan
konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dynabolt sehingga
tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
3) Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar Pelaksanaan.
4) Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor
bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
5) Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar
panel listrik harus dihubungkan ke Sistem Pembumian Pengaman.
E - 12
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
6) Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis / tipe
saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar / penyambungan / pencabangan,
metal flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.
6) Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
7) Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat
dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama
sumber yang mencatu daya kabel / beban tersebut.
8) Sebelum melakukan pemesanan dan pengadaan kabel daya untuk incoming
cable panel daya & kontrol (PP/PC) alat-alat/motor listrik pada Sistem
Mekanikal/Plambing, terlebih dahulu harus melakukan koordinasi terhadap
Kontraktor Sistem Mekanikal / Plumbing tersebut.
E - 13
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
4) Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5) Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan.
6) Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan didalam junction
box atau doos serta dilengkapi dengan spring connector 3M sesuai dengan
persyaratan.
7) Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai
dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
8) Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung
akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga
bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
9) Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Ditanam langsung di dalam tanah,
b) Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
c) Kabel daya listrik yang ditanam langsung didalam tanah harus mempunyai
kedalaman minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara
penanaman kabel sebagai berikut :
Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar
galian sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
Diberi alas pasir setebal 10 cm.
Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi
bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah
galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi
kabel.
d) Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP
sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai
Gambar Pelaksanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah-daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
e) Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
f) Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
g) Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel-kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
h) Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi
dengan tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
i) Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel.
E - 14
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E - 15
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E - 16
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E - 17
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
3) Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
4) Rak kabel yang terpasang di daerah basement harus dicat dengan powder
coating dan difinish dengan warna disesuaikan / dikoordinasikan dengan
Perencana Arsitektur/Interior.
5) Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan
harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya serta harus tahan pula
menahan gangguan-gangguan mekanis
6) Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi.
1.11.1. Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal maupun pada saat
terjadi indikasi kebakaran.
1.11.2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
E - 18
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.11.3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.
E - 19
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.14.1. Lampu high pressure sodium 70 watt,lengkap dengan ballast ,kapasitor dan tiang
dengan ketinggian standar 3 meterr.
1.14.2. Body painted cast aluminium,aluminium plate and steel square pole.
1.14.3. Lantern painted metal aluminium reflector with tempered glass cover.
1.15.1. Lampu high pressure sodium lengkap dengan ballast dan kapasitor.
1.15.6. Semua logam dibagian luar terbuat dari bahan stainless steel dan aluminium.
1.15.7. Penutup lampu tetap tergantung pada rumah lampu walaupun clip pengancing
dilepas .
E - 20
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.15.8. Rumah lampu dirancang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dapat dilakukan
dari posisi atas.
1.15.11. Indeks proteksi lamp compartment IP 65 dan ballast compartment minimum IP 43.
1.16.1. Material dari plat baja produksi krakatau steel tebal 3,2 mm.
1.17.3. Kapasitas : 16 A .
1.18 KONTAKTOR
1.18.3. Kapasitas : 25 A .
1.18.4. Pole : 3.
E - 21
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.18.23. Class I.
1.19.1. Class I.
E - 22
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.21 DOWN LIGHT SPOT LED BBG463 LED 7W/4200 40D GU10 ALU 50W
1.21.2. Lampu LED 7W/4200 GU10 220-240 VACdengan Kuat Penerangan setara Lampu
Halogen 50 W.
1.22.7. Class I.
1.22.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M8).
E - 23
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.22.11. Optics high purity pre anodized aluminium sheet in matt and semi specular finish.
1.23.7. Class I.
1.23.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M2).
1.24.7. Class I.
1.24.9. Optic Matt high quality anodized aluminium with flat prifiled aluminium lamellea (M6).
E - 24
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.24.10. Housing white lacquered sheet steel with plastic end cap.
1.25.7. Class I.
1.26.8. Class I.
E - 25
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.27.7. Class I.
1.28.6. Class I.
1.29 LAMPU JALAN SOLAR LED BRP 361 16x LED/CW 12VDC MB c/w Solar
Panel dan Battery VRLA GEL dan Industrial Solar Charge Controller
E - 26
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E - 27
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
E - 28
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.38 LED Step Light untuk area tangga out door lighting
E - 29
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
1.38.2. Konstruksi.
1) Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
2) Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
3) Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding
rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
4) Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
1.38.3. Pemasangan
1) Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
E - 30
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
2) Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3) Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod.
4) Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
5) Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
6) Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam didalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai
dengan Gambar Pelaksanaan.
7) Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan di dalam bak kontrol.
8) Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum didalam
Gambar Pelaksanaan.
9) Sistem pembumian insdtalasi listrik harus terpisah dari sistem pembumian :
a) Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
b) Pembumian sistem telepon,
E - 31
PT. CIPTA DAYA TERATAI EMAS KSO PT. HEBSA
INDONESIA
PEMBANGUNAN GEDUNG KOMUNITAS UNGGULAN TAHAP II
Kampus UNPAD Jatinangor
BAB 6
SPESIFIKASI TEKNIK
DIESEL GENERATOR – SET
1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan pada pasal di
bawah ini, maka yang merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dibawah ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkungan Pekerjaan
Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong harus melakuka
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan Pemasangan
❒ Diesel genset pada pondasi yang telah disediakan.
❒ Panel kontrol Genset (PKG) Lengkap dan panel AMF & ATS.
❒ Kabel tegangan rendah dari masing-masing diesel ke PKG.
❒ Cable Ladder beserta supportnya (dalam Cable Trench).
❒ Kabel kontrol dari AMF (GCP) ke LVMDP.
❒ Grounding Diesel Genset.
❒ Tanki harian (Daily Tank) 1000 Liter termasuk Tanki Migguan (Weekly
Tank) 8.000 Liter.
❒ Pompa Tangan (Hand Pump) dan Pompa Listrik (Electric Pump).
❒ Instalasi Pemipaan Fuel lengkap dengan supportnya
❒ Fress Air Grille dan Intakefan ruang genset.
❒ Exhause fan lengkap denghan isolasinya.
❒ Isolasi dinding ruang genset.
❒ Exhause pipa dan mufler lengkap dengan cladding insulation dan
support
❒ Vibrating mounting.
❒ Instalasi pipa penyambungan untuk air radiator dan oil machine,
lengkap dengan fitting-fittingnya
❒ Melakukan testing commisioning dan training.
c. Tidak termasuk Pekerjaan
Seluruh pekerjaan sipil, kecuali support tanki harian.
Cooling System :
Exhauset System :
Operating Requirement :
Alternator
Brushless AC alternator, H class,Enclosure IP23, Prelubricated ball bearing,
Ventilation axial type with air inlet from opposite driven end.
Electronic voltage regulator provides precise regulation, Standard volatge
380/220 Volt at 50 Hz.
❒ Rated Frequency : 50 Hz
❒ Over Speed Capability : 125 %
❒ Distirtion factor : 5%
❒ Deviation factor : 5%
❒ Type of Protection : IP 23
❒ Protection terminal Box : IP 54
❒ Transicut voltage Box : App 15 %
❒ Recovery Time : App 0,5 Sec
❒ Coupling : Flexible
❒ Ammortisseur Windings : Full
❒ Exitatin System : PMG (Permanent
Magnetic generator)
❒ Sensing : 1 or 3 phase
b. Panel kontrol genset (GCP) harus mengikutu standar VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2mm dengan rangka besi siku
ukuran 75x75x6 mm atau 65x65x6 mm seluruhnya harus dizinchromat, dicat
duco 2x, menggunakan cat-cat bakar warna abu-abu merek ICI atau yang
setara. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan Master Key.
e. Panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
satu busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk panel tempat
cukup 3. besarnya harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebkan kenaikan suhu lebih dari 65ºC. Setiap
busbar harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis bahan tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
f. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi frush mounting dalm kotak
tahan getaran, untuk ampermeter dan voltmeter dengan ukuran 96x96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari bahan dari pengaruh
induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (min. 1 buah untuk setiap jenis
alat ukur).
h. Ukuran dari panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan dengan
mempertimbangkan / memenuhi persyaratan . Ukuran dari PKG harus diajukan
terlebih dahulu ke Perencana untuk dimintakan persetujuannya.
❒ Auxiliary relay
Pada Incoming MCCB
- Rated countinous current : Sesuai gambar rencana
- Type : Fixed mounted
- Rated operating voltage : 30 Volt
- Frequency : 50 Hz
- Permitted ambient temp : mak 55ºC
- Rated short time current : 60 KA
- Rated peak with stancurr : 60 KA
- Rated short circuit capacity : 50 KA, atau dinyatakan lain
pada gambar.
- Operator mechanism : monitorized with stored energy
feature motor & clossing
- Overload release : adjustable
- Instantenous ober curr : adjustable
- Auxilliary relase : under voltage release 220V,
shunt trip
- Auxilliary relase : 4 NO & NC
j. Teminal Block :
❒ Ambient temperature : - 40º C & 100º C
❒ Density : Hight density (600V)
❒ Insulating housing : Countinous Grove
❒ Distance between the terminal : De Electric gap
k.Battery
Battery yang dipergunakan adalah type acid battery, battery harus dilengkapi
dengan countainer yang transsparant sehingga mudah untuk melakukan
pengecekan level dan battery electric pada battery. Battery harus dapat
bekerja pada ambient temperatur 40 ºC, dan diletakkan diatas dudukan
dengan ketinggian dari lantai tidak kurang dari 300mm, battery harus memiliki
kapasitas yang cukup untuk operasi diesel genset, minimum 4kali start
dengan kurun waktu 15 detik untuk setiap kali start dengan interval antara
start adalah detik, tanpa menyebabkan battery rusak atau mengurangi life
time battery tersebut.
Battery charger :
Charger adalah type yang bekrja pada input voltage 220 ±10% dan dilengkapi
dengan DC Vulture Am meter, AC Volture, scrog boost charging selector and
battery charger discharging indikator, charger failur alarm dari alat proteksi
(operating relay) lainnya yang diperlukan.
Charger harus mempunyai output constant pada battery terminal antara 1,40
dan 1,45 volt per cell pada variasi tegangan jala-jala ±5%.
Battry charger terbuat dari rangkaian solid state transistor controlled amplifier
current yang dilengkapi dengan rangkaian control, (constant, charging
voltage)
❒ Drain cock harus dipersiapkan pada silencer pada bagian terrenda dari
pipa exhaust dimana timbul uap air, yang kemudian harus dilengkapi ke
drain.
o. Intake Air Grille (IAG), exhaust Air Grille (EAG) dan kawat ayam
❒ Ruang transformator, PTM, Panel dan ruang diesel genset harus
dilengkapi juga dengan kisi-kisi (grille) pemasukkan udara (IAG) dan
pengeluaran udara (EAG).
❒ Khusus yang IAG dan Exhaust Ducting, harus dilengkapi pula dengan
kawat ayam.
❒ Ukuran dari masing-masing IAG, EAG dan kawat ayam, lihat gambar
rencana dan daftar uraian pekerjaan (BQ).
Grounding
a. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (Bare copper
Conductor)
b. Besarnya diameter kawat grounding yang dapat dipergunakan adalah 50
mm².
c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1¼” diujung pipa tersebut dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m, Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah
sedalam 12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
d. Grounding system untuk diesel genset san neutral harus dilaksanakan
secara terpisah.
e. Nilai tambahan setelah grounding system untuk diesel genset, panel-
panel adalah maksimum 1Ω diukur setelah tidak turun hujan selama 2
hari berturut-turut.
❒ Pipa - pipa
Block steel pipe SCH - 40 class BS-1387/1967
❒ Fitting-fitting
Diameter 40mm ke bawah malleable iron,ANSI B16,3 class 150 lb,
screwed end.
Diameter 50 ke atas, wrought steel butt welt fitting ANSI b 16,9 SCH40
❒ Flange
Diameter 40mm ke bawah black malleable cast iron RF class150
lb,scewed.
Diameter 50 keatas forget steel RF classs 150 lb, welding joint.
❒ Diameter 50mm ke atas, cast iron body class 150 lb, dengan
sambungan flange
Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat terpasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan Depnaker serta instansi lain yang berwanang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan
baik, semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian pada
peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi
tangguna jawab Pemborong.
Produk
Bahan atau peralatn hrus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternaif lain yang setaraf
dengan dispesifikasikan ke owner cq Pengawas.
Pemborong baru bisa menggantikan bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Perencana/Owner.
BAB 7
PASAL 1. UMUM.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis Electric Field dengan cakupan atau radius 100 meter,termasuk batang penerima (air
terminal), konduktor/penghantar arus petir, klem, pipa pelindung, pentanahan , bak control ,
tripod atau tiang pipa galvanis tinggi 20 meter dan batang air terminal serta peralatan lainnya
yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/ syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.
3.4. Untuk menyambung penghantar tembaga tersebut dengan air terminal digunakan conenctor
kit.
3.5. Pelindung mekanis pada penghantar turun (down conductor) dibuat dari pipa GIP kelas
medium diameter 2” setinggi minimum 2 meter dan disambungkan ke penghantar yang
dilindunginya dengan solder.
3.6. Tahanan pentanahan penangkal petir tidak boleh lebih dari 2 ohm.
3.7. Ground rod harus terbuat dari pipa GIP kelas medium diameter 1", dengan panjang
minimum 6 meter. Pada ujung pipa dipasangkan Cu rod/splitzen berujung runcing dengan
diameter 3/8" sepanjang minimum 30 cm. Bila perlu digunakan beberapa ground rod di
satu titik pentanahan yang dihubungkan secara paralel untuk mencapai tahanan kurang dari
1 ohm per titik. Di dalam sepanjang pipa GIP pentanahan (ground rod) dipasangkan kawat
BC 50 mm2 yang disambungkan ke Cu rod dengan metode solder dan klem.
3.8. Bak kontrol harus dibuat pada setiap titik pentanahan. Sambungan antara penghantar turun
dengan elektroda pentanahan harus dibuat secara baik dengan bahan penyambung tembaga,
dan mudah dilepas kembali untuk pemeriksaan.
PASAL 4. PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem penangkal petir harus dilakukan terhadap kerapihan pemasangan,
kekuatan/kekokohan pemasangan dan kontinyuitas konduktor.
Pengujian nilai tahanan pentanahan dilakukan dengan earth tester pada saat setelah tidak terjadi
hujan selama 3 hari sebelum pengujian dilakukan. Apabila ternyata nilai tahanan pentanahan
melebihi persyaratan, Kontraktor wajib untuk melakukan perbaikan dengan menambah jumlah
grounding rod atau menambahkan earth enhancement compound. Seluruh biaya yang diperlukan
untuk perbaikan ini ditanggung oleh Kontraktor.
DIVISI 3
LAMPIRAN
Daftar Peralatan Elektrikal
Page