Anda di halaman 1dari 15

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
A. PENJELASAN UMUM
PASAL 1
URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Urukan Tanah Halaman Belakang Kantor
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda
yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2010 dan Perpres No. 16 Tahun 2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
e. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Standar dan
f. Pedoman Pengadaan Jasa KonstruksiKeputusan Menteri Pekerjaan Umum
RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)

1
Spesifikasi Teknis

l. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)


m. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
o. SKSNI T-15-1991-03
p. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

1.3. DOKUMEN KONTRAK


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu
dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih
dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.

2
Spesifikasi Teknis

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. KETERANGAN UMUM
1. Biaya Pekerjaan Urukan Tanah Halaman Belakang Kantor tersebut secara umum
meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari
persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :

 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Siring Kayu

2.2. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat


pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan
seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan
kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton
molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus
dlaam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh
dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.

3
Spesifikasi Teknis

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan


dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar- gambar perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh


persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan
bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan
kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada


masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan
diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat
pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagainya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan


sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada
tahap selanjutnya.

2.3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.

4
Spesifikasi Teknis

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor


Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di
lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti
telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor


Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai
pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

PASAL 3
PERSYARATAN MUTU BAHAN

3.1. Ketentuan dan Persyaratan Umum Bahan


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982
serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan
yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan
atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan
dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

5
Spesifikasi Teknis

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas


Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

3.2. AIR (PUBI 1970/N1-3)


a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak bangunan.
b. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat
adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat- tepatnya.

3.3. PASIR D a n U R U G A N T A N A H
a. Urugan Tanah
Urugan Tanah untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih
dan keras. Tanah Urugaut untuk aksud-maksud tersebut harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
b. Pasir Pasang, Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

i. Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
ii. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
iii. Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
iv. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
c. Pasir Beton, Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah:
i. Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari
dan pengaruh cuaca.
ii. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
d. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan yakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 60% sampai dengan 90% dari berat
e. Pasir laut tidak boleh dipergunakan

6
Spesifikasi Teknis

f. Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium

3.4. AGREGAT KASAR (KERIKIL DAN BATU PECAH)


a) Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu (Stone Chruser) dengan besar butiran lebih
besar dari 5 mm (split).
b) Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan alam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang
keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur o!eh pengaruh cuaca.
c) Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya
bergantung pada penggunaannya
d) Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu
persen)
e) Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan

3.5. PORTLAND CEMENT (N1.8, PBI 1971/N1.2, SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995)

a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I (satu)
dan dalam Kantong Baru/Utuh.
b. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian
terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lemPASAL, begitu pula penempatannya harus ditempatkan di tempat kering.
d. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh
dipakai/dipergunakan lagi.
e. Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari ± 2,5%.

3.6. KAYU (PPKI 1961)


a. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan segar dengan ketentuan bahwa sifat
dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mempengaruhi nilai konstruksi bangunan
b. Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dan mutu yang terbaik,
kering, lurus dan dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu, melinting basah dan lapuk.
c. Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan
(kayu yang ketebalannya kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembabannya tidak
lebih dari 12%.

7
Spesifikasi Teknis

3.7. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/N1-3 dan SNI
07 2052 2002)
a. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan
bentuk belahan-belahan polos.
b. Baja tulangan beton tidak boleh menganudng serpihan, lipatan, retakan, cema (luka
pd besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan tidak berkarat
pada permukaan.
c. Mutu baja besi tulangan dipakai U-39 (sirip/defom) untuk besi pokok dan U-24
(polos) untuk sengkang dan tulangan plat.
d. Baja tulangan beton sirip (defom) harus mempunyai sirip yang teratur. Setiap
batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang sejajar dan sejajar
dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lainya dengan arah melintang sumbu
batang. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak
pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
e. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap
sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai dengan 75 derajat,
arah sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya
di atas 70derajat arah berlawanan tidak diperlukan
f. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

3.8. BETON (PBI 1971/N1-2)


a) Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai/diperkirakan
dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil/ Spilit atau dipakai 1 PC : 3 Pasir: 5
Kerikil/Split perbandingan berat.
b) Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah
kerucut terpancung Abram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971 (NI-l).

3.9. BATU BATA


Persyaratan Batu Bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam Nl-10 atau
secara singkatnya diuraikan sebagai berikut :
a. Batu Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna atau satu kualitas
b. Ukuran harus sama :
- Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm, atau

8
Spesifikasi Teknis

- Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm.


c. Penyimpangan terbesar dan ukuran seperti tersebut di atas adalah panjang
maksimum 3%, lebar 4% tetapi antara batu bata ukuran terbesar dengan ukuran
selisih maksimum adalah sebagai berikut :
- Untuk Panjang diperbolehkan maksimum 10 mm
- Untuk lebar diperbolehkan maksimum 5 mm
- Untuk tebal diperbolehkan 4 mm
d. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang
harus sama dan merata kemerah-merahan
e. Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya. atau. rusuk-rusuknya harus
siku atau bersudut 90 derajat dan bidangnya tidak boleh retak-retak
f. Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, pembakaran dan
pengadukannya harus sama dan sempuma
g. Bila dipukul dengan benda keras suaranya harus nyaring

PASAL 4
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
4.1. SITUASI / LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan.
Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek
tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

4.2. AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang
dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.

Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.

9
Spesifikasi Teknis

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri


sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan
para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.

4.3. SALURAN PEMBUANGAN


Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering / tidak basah tergenan gair hujan
atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit / selokan yang terdekat atau
menurut petunjuk Pengawas.

4.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG


DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan
kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

4.5. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

4.6. PEMBERSIHAN HALAMAN


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya
pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas

10
Spesifikasi Teknis

bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah


bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap
utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Pembongkaran dan Pembersihan Lapangan

a. Pekerjaan ini meliputi penebangan pohon hingga bersih sampai ke akar-


akarnya, pembersihan semak–semak, pekerjaan tanah/pengupasan tanah
lapisan atas (tanah humus), berikut penyediaan tenaga, bahan–bahan dan
peralatan yang memadai sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
b. Apabila dalam pekerjaan persiapan ini terdapat kerusakan milik pemberi
tugas, maka Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab mengganti
kerugian yang ditimbulkan.

1.2. Pengukuran dan Pematokan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
mencocokkan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar dan rencana kerja.
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahukan Direksi untuk setiap
perbedaan yang terjadi.
b. Semua kesalahan dan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa Konstruksi wajib dicocokkan untuk memberitahukan
perbedaan-perbedaan ukuran seperti tersebut di atas. Hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Ukuran-ukuran dan peil-peil untuk pekerjaan ini harus dipasang oleh juru ukur
milik Penyedia Jasa Konstruksi dan hasil pengukuran dilaporkan kepada
Direksi secara tertulis.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberi patok–patok
pengukuran, di mana patok–patok ukur peil tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

1.4. Papan Nama Proyek

11
Spesifikasi Teknis

Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Jumlah biaya (kontrak)
- Nama Konsultan Perencana
- Nama Konsultan Pengawas
- Nama Pelaksana (Kontraktor)
- Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan, pengukuran dari
existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouplank

1.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi


Kontraktor harus mengerti , mematuhi dan mengimplementasikan segala persyaratan K3
di lingkungan kerja baik saat sebelum, saat pelaksanaan dan saat sesudah pekerjaan

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna, Semua panggalian penimbunan
kembali, pengurugan dibawah lantai, pekerjaan tanah kasar dan alur pipa-pipa sub
drainase serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan itu, sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis.

2.2. SYARAT-SYARAT PENGGALIAN


 Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di
persyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan
cara sedemikianrupa sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai
dengan spesifikasi ini.
 Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di
jumpai dalam pekerjaan.
 Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.

12
Spesifikasi Teknis

 Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan
dari pada galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

2.3. U R U G A N T A N A H
a. Urugan Tanah
Urugan Tanah untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih
dan keras. Tanah Urugaut untuk aksud-maksud tersebut harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20
cm dan dipadatkan dengan alat pemadat ( Beby Roller atau Vibrating Stumper
Plate). Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari kotoran organik dan
kotoran lainnya yang dapat merusak kestabilan tanah konstruksi. Urugan yang
dilaksanakan dengan sembrono akan berakibat terjadinya penurunan, harus
segera diurug ulang setelah perintah pertama dari Direksi dan diurug sesuai
petunjuk Direksi. Urugan tanah dilakukan pula pada semua bagian yang harus
ditinggikan dengan cara penimbunan dan pemadatan tanah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis. Sisa-sisa tanah bekas galian setelah pengurugan selesai harus
diangkut dan dibuang jauh dari lokasi pekerjaan sehingga terlihat bersih dan rapi.
Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan walaupun tidak
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus dilaksanakan oleh pemborong
dengan baik sesuai petunjuk yang diberikan oleh Direksi.

PASAL 3
PEKERJAAN SIRING KAYU

3.1. P E M B E L I A N B A L O K K A Y U U L I N ( T I A N G )
Pekerjaan ini mencakup pengadaan material Kayu Ulin sesuai gambar dan
spesifikasi.
 Syarat – Syarat Bahan
Untuk Bahan Kayu ulin harus memiliki bentuk yang presisi (Rapi) dan tidak
memiliki lubang pada setiap titik kayu ulin
 Syarat – Syarat Pelaksanaan
Pekerjaan ini di lakukan dengan pancang dan matrial di angkut
dengan dump truck ke lokasi pekerjaan

13
Spesifikasi Teknis

Untuk pemancangan sebelum di lakukan lokasi pekerjaan harus di


bersihkan dahulu.
Pemancangan di sesuaikan dengan gambar kerja dan harus sesuai
jarak dan ukuran matrialnya.
Posisi pemancangan harus segaris sesuai dengan gambar kerja.

3.3. P E K E R J A A N B A L O K U L I N D A N S L O O F
Pekerjaan ini mencakup pengadaan material Kayu Ulin Untuk sloof dan Balok
sesuai gambar dan spesifikasi.
 Syarat – Syarat Bahan
Untuk Bahan Kayu ulin harus memiliki bentuk yang presisi (Rapi) dan tidak
memiliki lubang pada setiap titik kayu ulin
 Syarat – Syarat Pelaksanaan
Pekerjaan ini di lakukan dengan pancang dan matrial di angkut
dengan dump truck ke lokasi pekerjaan
Untuk pemancangan sebelum di lakukan lokasi pekerjaan harus di
bersihkan dahulu.
Pemancangan di sesuaikan dengan gambar kerja dan harus sesuai
jarak dan ukuran matrialnya.
Posisi pemancangan harus segaris sesuai dengan gambar kerja.

3.4. P E K E R J A A N P A P A N S I R I N G U L I N 1 5 / 1 . 2 C M - 1 . 5 M
Pekerjaan ini mencakup pengadaan material Kayu Ulin sesuai gambar dan spesifikasi.
 Syarat – Syarat Bahan
Untuk Bahan Kayu ulin harus memiliki bentuk yang presisi (Rapi) dan tidak
memiliki lubang pada setiap titik kayu ulin
 Syarat – Syarat Pelaksanaan
Pekerjaan ini di lakukan dengan pancang dan matrial di angkut
dengan dump truck ke lokasi pekerjaan
Untuk pemancangan sebelum di lakukan lokasi pekerjaan harus di
bersihkan dahulu.
Pemancangan di sesuaikan dengan gambar kerja dan harus sesuai
jarak dan ukuran matrialnya.
Posisi pemancangan harus segaris sesuai dengan gambar kerja.

14
Spesifikasi Teknis

3.5. P E K E R J A A N B A U T
Pekerjaan ini mencakup pengadaan material Baut sesuai gambar dan spesifikasi.
 Syarat – Syarat Pelaksanaan
Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis.
Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameter baut. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam
gambar, maka diameter lubang baut lebih besar dari diameter baut.
Kontraktor tidak boleh membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin
Konsultan / Direksi.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Membuat lubang baut
dengan api sama sekali tidak diperkenankan.

PASAL 4
PERATURAN PENUTUP
4.1 Meskipun dalam Spesifikasi Teknis ini pada uraian pekerjaan untuk uraian bahan-
bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh pemborong, atau yang
harus dibuat/dipasang oleh pemborong, tetapi menjadi bagian dari pekerjaan
pembangunan ini, maka perkataan-perkataan diatas di sepakati dianggap ada
termuat dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini.
4.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi
tidak dimuat dan diuraikan dalam Spesifikasi Teknis ini, tetapi di selenggarakan dan
diselamatkan oleh Pemborong maka hal tersebut harus dianggap ada, seakan
dimuat kata demi kata dalam Spesifikasi Teknis ini, untuk menuju penyerahan
selesai menurut pertimbangan Direksi.
4.3 Segala sesuatu yang tidak termuat di dalam Spesifikasi Teknis ini tetapi ada pada
rincian uraian pekerjaan daftar kuantitas dan harga maka pekerjaan tersebut harus di
anggap ada dan dilaksanakan.

15

Anda mungkin juga menyukai