1.1. PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah Pekerjaan Fisik Peningkatan Jalan Lingkungan RW
XVIII.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar
Rencana, Bill of Quantity (BQ) dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda
yang disampaikan selama pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerj aannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
d. Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
f. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden
nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
g. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
i. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
j. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. SKSNI T-15-1991-03
3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada RW XVIII Kel. Rejowinangun Utara Kota Magelang. Lokasi proyek
akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan.
Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah
lokasi proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.
Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan untuk
semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang berikut pembuatan dan pemasangan cetakan
bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan persyaratannya.
4.2 PERSYARATAN
a. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan
harus rata hingga warna dan kekentalannya sama.
b. Kualitas bahan yang dipersyaratkan. Kualitas campuran beton minimum harus memenuhi syarat-
syarat K-175, PBI 1971, NI-2, sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
c. Campuran beton. PC-Portland Cement, dari pabrik Gresik/Cibinong atau lainnya yang setaraf, S-
Pasir (Sand) yang dimaksud pasir alam yang masuk dalam daerah gradasi 2 atau 3 dari pembagian
daerah gradasi 1 sampai 4. ST-Crushed (kerikil) tergantung dari fungsi dan bentuk beton yang
dikehendaki. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi syarat-syarat minimum
compressive strength dari beton K-175untuk pondasi mesin, pondasi sumuan dan pendukungnya.
a. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.
4.5 BAHAN-BAHAN.
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk
beton kelas I Z 475 . Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampau1 2 m, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
a. Baja Tulangan.
1. Semua baja tulangan yang didisain sebagai ‘tulangan praktis’ dan tidak termasuk pada
gambar, tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini harus diadakan
pelaksanaannya.
2. Pemasangan dengan pengikatan dari pekerjaan baja yang tertanam dalam beton harus
dilakukan dalam keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran beton
berlangsung.
3. Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar kerja.
4. Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan, bahan-
bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.
5. Semua baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum
pengecoran tulangan tidak berubah tempat.
6. Jumlah luas dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan jika
dipergunakan ‘besi beton kurus’, maka jumlah batang-batang harus ditambah sehingga
jumlah luas yang ditentukan terpenuhi.
7. Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
8. Batang tulangan besi beton tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI 1971, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì 3.7.1. PBI 1971.
b. Cetakan (bekisting).
1. B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik atau plywood :
Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif
terhadap beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
2. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
3. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
4. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,
pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik
yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.