PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah
2
Kampus II Seluas 2.752 m UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 16 Tahun 2018 dan aturan turunannya..
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.
- Peraturan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
SNI 1726 tahun 2012
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI.
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
2
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.
3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
3
f. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.
Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.
4
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 Buah dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton (vibrator).
f. Scafolding
g. Mesin Pemadat.
h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.
i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.
j. Mesin Pemotong keramik
k. Mesin Pemotong Allumunium
l. Mesin Pemotong Baja
k. dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.
Pasal 11
SITUASI
11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
i. Perijinan dan lain lain.
6
a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.
Bangsal Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.
d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus
sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
7
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.
c. Pengamanan
1).Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama
pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.
a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan
atau bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar
halaman pekerjaan.
Pasal 14
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah Tiang Pancang harus mencapai Lapisan tanah keras dari
muka tanah asli dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).
10
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
14.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 15
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja diantaranya :
a. Pondasi Tiang Pancang beton
b. Pondasi Poer
c. Pondasi pasangan batu kali
2. Persyaratan Bahan
a. Tiang pancang yang digunakan adalah produk pabrik yang telah memenuhi standard
SII, tiang pancang yang dipakai berbentuk segi empat dengan ukuran 25 x 25 sesuai
dengan gambar. Produk yang digunakan setaraf produk dari PT.Beton Elemenindo
Perkasa, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Adapun jenis tiang yang dipergunakan adalah dengan dimensi segi empat dengan
panjang sisi 25 cm, untuk lebih jelasnya kami uraikan berikut ini :
Perhitungan :
Beton : K – 450
Tegangan izin Tekan Beton : 0,33 x 450 = 148,5 Kg/cm2
Baja : U – 39
Tegangan izin Tarik Baja : 0,58 x 3,900 = 2,262 Kg/cm2
P izin : 45 Ton
Safety Factor : 2,47
b. Batu kali
Batu kali yang dipakai harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Pemancangan
a.3. Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat demikian sehingga
tiang tidak dapat bergerak pada arah horizontal.
a.4. Penetrasi
Tiang pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau dipancang menurut
penetrasi yang diminta dalam dokumen. Pencatatan yang teliti dari penetrasi pada
tiap tiang pancang untuk mendapatkan data yang tidak diragukan.
Untuk tiap tiang yang dipancang, maka grafik kalendering harus dibuat oleh
Kontraktor dan disetujui Direksi dan seterusnya dievaluasi daya dukungnya.
12
Tiang-tiang pancang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,25 % kemiringan, &dan
bertengger tidak lebih dari yang dibatasi oleh daftar berikut ini :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah tiang toleransi toleransi satu toleransi kelompok
perkelompok sendiri tiang terhadap tiang ( titik berat -
( cm ) tiang lain kenyataan terhadap
(cm) beban ) ( cm )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 7,5 - 7,5
2,3 7,5 11 5
4,5 7,5 11 4,5
6 7,5 11 4
7 7,5 12,5 2,5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a.9. Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam pemancangan, jika tidak
[
dipancang kembali, maka ruangan yang timbul harus diisi dengan batu-batu
koral atau pasir tanpa biaya tambahan.
a.10. Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas dari elevasi
pemotongan (setelah pemancangan), dimana beton akan dipotong sampai
permukaan yang tepat 7,5 cm diatas sisi bawah pile caps dengan besi-besi
betonnya tetap diteruskan sepanjang 40 kali diameter.
a.11.Bila ada batu-batu atau gangguan-gangguan lainnya yang menyulitkan
pemancangan, Kontraktor harus mengusahakan berbagai cara dengan
persetujuan Direksi Lapangan untuk mengatasinya tanpa tambahan biaya.
a.12 Jika dibutuhkan tambahan dalam penyelidikan tanah untuk menambah
data-data mengenai stratifikasi lampisan-lapisan tanah, maka biayanya
ditanggung oleh Kontraktor.
a.13 Semua tiang harus dipancang secara kontinu tanpa berhenti sampai tiang
mencapai lapisan yang diperlukan dengan kalendering sesuai dengan daya
dukung tiang yang disyaratkan.
a.14 Penghitungan volume tiang pancang adalah sesuai dengan panjang tiang
pancang yang dikeluarkan oleh pabrik, yaitu 3 meter, dengan demikian
pemakaian pancang dihitung berdasarkan kelipatan 3 meter.
a.15. Besarnya volume pancang yang tertanam harus sesuai dengan hasil final set
di lapangan, jika terjadi kelebihan atau kekurangan berdasarkan volume
dalam penawaran, dapat dilakukan pekerjaan tambah/kurang..
Persyaratan Bahan
a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang
telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
14
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan dengan
2
tegangan leleh karakteristik sebesar 3.200 Kg/Cm .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau
Steel.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan
dinding bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
Selama pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh
diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok .
Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan sehingga lebih besar dari toleransi
yang diijinkan, maka pondasi tersebut tidak memenuhi syarat dan harus diganti
degan pondasi baru dengan lokasi yang akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana. Semua beban biaya yang timbul akibat hal tersebut diatas menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Pasal 16
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
16.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03
Termasuk Mutu Beton K-200 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan
kareakteristik sebesar 200 kg/cm2 (minimal) dan Mutu Beton K-400 dimana beton
harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 400 kg/cm2
(minimal)
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3
KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk neut kusen, rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja.
b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan
bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak
dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.
17
e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih
kecil atau sama dengan 12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British
Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Kontraktor.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.
1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran
tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B
& D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
2
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M adalah 0,3 liter CALBOND
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25 %nya dengan cara ditaburkan.
g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.
1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
1).Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
18
2).Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan
NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).
c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
3
- Setiap pengecoran 5 m dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan
d. Persyaratan pelaksanaan
- Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yangkeluar.
a). Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih,
karat minyak gemuk dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi
daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertera pada gambar.
b). Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton
decking atau kursi- kursibesi/cakar ayam, perenggang, specer atau logam
gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk
baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga
tidak akan ada batang yang turun.
4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk
Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga
adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan
beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari
adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk yang
sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
jumlah adukan.
Disarankan memakai adukan beton siap pakai “Beton Ready Mix” agar kualitas
beton lebih konsisten dan lebih cepat dalam pelaksanaannya.
5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu dari
beton yang ditaruh berada anatara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.
7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang
berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada di
tempat kerja dan persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak
terjadi pemisahan antar kerikil dan spesi pada waktu pengecoran.
9. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
(empat belas) hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk
mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air
atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem
perawatan yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
10. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga)
hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11. Perbaikan permukaan beton
-Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak
dengan baik menurut gambar atau diluar garis permukaan atau
ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik
penambalan harus dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena cetakan,
lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan
dengan pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang
pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga
pengisian akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 (dua puluh emapat) jam sebelum dicor.
12. Pipa sparing listrik
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur
sesuai gambar kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel
didalam sparing pipa. Untuk posisi pipa sparing ini, kontraktor harus
memperhatikan dan meneliti gambar kerja elektrikal.
13. Beton tumbuk
Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar
air tidak menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.
14. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
- Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini.
22
- Semua pipa serta serta bagian - bagian yang menembus lantai, balok dan
kolom harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan
konstruksi (harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
Pekerjaan beton kedap air dan lapisan waterprofing dilaksanakan pada plat beton area
basah.
Persyaratan bahan
Cairan kedap air dari full acrylic berbasis air, tidak berbau dan tidak menggunakan
cairan berbahaya atau mudah terbakar, menghasilkan satu membrane tanpa
sambungan, daya rentang yang tingggi didukung fiberglass, mempunyai kemampuan
menahan atau menutup keretakan, mempunyai Elastisitas yang tinggi.
Jenis bahan yang dipakai setaraf Master Guard Exposed sistem Chopped Strand
Fiberglass Matt. 220 grm/m2.
Produk Spesifikasi :
> Primer : Cairan mastergurad campur air 25% sampai 35%
mecakup 150 grm/m2
> Bodycoat : Cairan mastergurad gunakan langsung / campur air 15%
mencakup 450 grm/m2
> Finish / Top Coat : Cairan mastergurad gunakan langsung / campur air 15%
mencakup 450 grm/m2
> Fiberglass 220g/m2 : Aplikasikan untuk dapat dilalui oleh pejalan kaki
> Fiberglass 300g/m2 : Aplikasikan untuk dek parkir kendaraan
> Completed System : DFT = 700 – 800 mircons
> Coverage : 2.4 kg/m2
> Coverage (Coating) : 0.6 kg/m2
> Packing : 24 kg/20kg/4kg
- Persyaratan Pelaksanaan
Persiapan permukaan (plesteran semen).
Pastikan permukaan kokoh dan tahan tehadap pergerakan dan pemuaian, sistem
pengaliran air yang baik dan tidak membentuk genangan air. Pastikan permukaan
telah halus , bersih , bebas dari debu dan minyak serta tidak ada sisa serpihan
benda-benda yang kasar atau tajam.
23
Pasal 17
PEKERJAAN METAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja antara lain ;
- Pekerjaan Atap
- Kuda-kuda baja WF.300.150.5,5.8
- Kuda-kuda baja WF.200.100.4,5.7
- Voute WF.300.150.5,5.8
24
- Voute WF.200.100.5,5.8
- Konsol WF 150.175.5.7
- Voute Plat t.8 mm
- Base T.16 mm
- Base T.12 mm
- Boud Angker dia. 16 mm
- Boud Angker dia. 12 mm
- Gordeng Baja C.150.65.20.2,3
- Besi Siku L.70.70.7
- Trekstang dia. 12 mm
- Ikatan angin dia. 19 mm
- Ikatan Tarik dia. 19 mm
- Stifneer t.8 mm
- Boud Montage dia. 19 mm (HTB)
- Rangka Atap Baja Ringan (Kaso dan Reng)
- Pekerjaan Arsitektur
- Rangka Besi Hollow
- Pekerjaan Railling
2. Persyaratan Umum
3. Persyaratan Bahan
1) Bahan baja yang digunakan diantaranya : WF “wide flange”, siku, harus baru dari
jenis yang sama kwalitasnya, dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di
Indonesia dan Standard ASTM A- 36, dengan tegangan tarik putus minimum
3700kg/cm2.
2) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui oleh konsultan
Pengawas. Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan, tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya.
4) Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya,
bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
6) Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh konsultan Pengawas.
4. Persyaratan Teknis
b. Pekerjaan bertaraf kelas satu. Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan dan
diselesaikan bebas dari puntiran dan tekukan.
c. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
Gambar pelengkap dari AR, SA, ME dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diclaim
sebagai biaya tambah.
e. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.
5. Persyaratan Pelaksanaan
Angker dan atau elemen-elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam dan atau lantai.
1). Pengelasan
a). Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat.
Logam yang akan dilas harus bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga permukaan yang di
las harus sama, rata dan kelihatan teratur.
b).Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan di bengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda
pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang
akhli ( mempunyai sertifikat ) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas, dan
tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah. Las yang menunjukan cacat
harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.
a). Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja
b). Pemasangan Mur dan Baut harus benar - benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.
c. Memotong dan finish pinggiran bekas irisan, Gilingan, Maratakan dan lain-lain.
1). Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih sama sekali tidak
diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
27
1). Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang
tepat, boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
2). Semua lubang harus di bor.
3). Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambaung, di bor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan di bor atau
diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm
4). Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi yang
akan disambung dan harus dibersihkan.
e. Pemasangan (Erection)
1). Pada waktu akan pemasangan (Erection) rangka dan balok kuda-kuda, semua
angker dan plat dudukan harus sudah terpasang tepat dan tegak lurus pada
tempatnya seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Kontraktor harus meminta
persetujuan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk ketepatan semua angker
dan pelat dudukan.
2). Untuk konstruksi kap/rangka kuda-kuda sebelumnya harus diberikan lawan lendut
(Kontra Seeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
3). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan tersebut
dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
4). Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam.
Pasal 18
PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan.
2). Pemasangan kaso-kaso dipakai baja ringan yang terpasang dengan jarak sesuai
gambar.
3). Penutup atap digunakan genteng keramik (full plat hitam) Kanmury
2. Persyaratan Umum.
Semua pekerjaan rangka atap, konstruksi kuda-kuda baja, pada atap harus memenuhi
persyaratan bahan dari Standar Industri Indonesia (SII).
3. Persyaratan Bahan
Keunggulan Genteng keramik FULL FLAT, terbuat dari material pilihan yang dibakar
hingga suhu 1.100 derajat Celcius.
Bukan hanya tampilan, tetapi yang terutama adalah fungsinya tidak akan bocor karena
dilengkapi dengan tanggul ganda mencegah tampias, letak lubang paku dengan tanggul
yang tinggi, overlap lebih panjang dari genteng biasa, disertai double interlocking, sehingga
dalam pengaplikasian di area karpus nok, tidak memerlukan adukan semen lagi, dimana
28
umumnya area karpus nok yang memakai material semen mudah retak, menyebabkan
bocornya atap, kotor dan sulit dibersihkan. Cement Free adalah solusi menjadikan atap
rumah bebas kebocoran, dengan penampilan bersih, rapi dan exclusive.
Description Unit
Length 348 mm
Effective Length 280 mm
Width 350 mm
Effective Width 310 mm
Weight ±3800 gram
Bending Failing Load ±175 kgf
Water Absorption < 10 %
Batten Distance 280 mm
Quantity per Sqm 11.5 pcs
4. Persyaratan Pelaksanaan
1). Persiapan
a). Rangka atap baja ringan sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai gambar
kerja dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b). Pemasangan gording dimulai dari bawah ke atas, Jarak antara gording sesuai
ukuran atap sedemikian rupa sehingga pada waktu pemasangan ujung penutup
atap mempunyai overlap antar penutup atap yang cukup.
c). Sebelum pemasangan atap
01. Listplank harus sudah terpasang dan terkunci ditempatnya sesuai
gambar.
02. Semua pekerjaan tersebut di atas telah disetujui Pengawas lapangan.
2). Pemasangan atap dimulai dari bawah, kearah atas dan kesamping searah
penampang tepi. Pemasangan atap pada gording harus benar-benar rapi dan tertutup
rapat, saling mengunci, lurus baik kearah vertikal maupun horozontal.
3). Untuk pemakaian nok, menggunakan nok dari produk yang sama sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
4). Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk /
ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti
supaya sempurna.
5). Genteng metal yang melengkung/penyok, tidak cocok bentuknya cacat atau retak
tidak boleh dipakai dan harus segera dipisahkan dan disingkirkan.
6). Untuk seluruh pekerjaan atap harus digunakan genteng metal yang sama,
dikeluarkan satu produk untuk satu type. Guna memilih kualitas, Pemborong
memberikan contoh-contoh genting untuk dimintakan persetujuannya dari Direksi.
7). Pemasangan genting metal harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti
bentuk / ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki /
diganti supaya sempurna.
8). Sambungan Genteng metal sesuai aturan produsen dengan over lap yang
dipersyaratkan, dipasang dengan secara rapi dengan paku yang sesuai
29
9). Nok atap Genteng menggunakan Nok Genting keramik (tanpa semen) sekualitas
kanmury dan lisplank menggunakan kalsiplank lebar 30 mm.
Pasal 19
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN
2. Persyaratan Bahan
b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.
c. Keramik
keramik yang digunakan warna hitam sekualitas ROMAN. Sudut- sudutnya harus siku.
Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
30
3. Persyaratan Pelaksanaan
2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)
1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.
3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan
pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus
rapi dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar Kerja.
31
5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus
dipasang angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar
sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.
6). Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.
c. Pekerjaan Plesteran
2). Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak
terlebuh dahulu.
3). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah
pekerjaan Finishing. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8 hari.
5). Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.
6). Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung
kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalam 1 cm
8). Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan
ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus
tertutup aduk plesteran.
9). Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.
10) Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/
material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/neterial
finishing tersebut adalah Cat.
12) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm.
13) Pemeliharaan
a). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh.
b). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda
dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.
1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang keramik/batu alam harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan / batu alam harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati-
hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong
harus diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur
dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang keramik/granite/andesit terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik/batu
alam ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
Pasal 20
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
(ACP)
1. UMUM
A. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standard dan spesifikasi dari pabrik.
B. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi standard – standard antara
lain:
AA ( The Aluminium Association )
AAMA ( Architectural Aluminium Manufactures Association )
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 07 – 0603 – 1989 Produk Aluminium untuk Arsitektur
American Society for Testing Materials (ASTM)
Japanese Industrial Standard (JIS)
ISO 9001
2.3. Komponen
A. Bracket / angkur dari material besi finished galvanis atau material aluminium
extrusion.
B. Rangka vertical dan horizontal dari material aluminium extrusion
C. Rangka tepi panel dan system pemasangan panel adalah dengan system infill
non sealant joint dengan reinforce pada sekeliling panel composite
menggunakan aluminium extrusion.
D. Infill dari bahan aluminium extrusion
E. Sealant
1) Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant
2) Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan colour chart dari pabrik.
3) Lokasi sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.
A. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan curtain wall aluminium,
window wall, komplit dengan kacanya, window stool, coping, flashing, curtain box,
aluminium composite panel, serta aluminium grille profil hollow, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
B. Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kaca kulit luar bangunan seperti
tertera dalam gambar rencana
36
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara lain:
A. American Architectural Manufacturers Association (AAMA)
AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall
AAMA 101 = Voluntary specification for Aluminium and Polly (vinyl
chloride) (PVC) Prime window and glass Doors
B. ASTM – American Society for Testing Material :
ASTM – B 221 = Aluminium extrusion
ASTM – B 209 = Aluminium alloy sheets and plates
ASTM – A 36 = Structural steel
ASTM – B 308 = Aluminium alloy
ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
ASTM E 283 = Test Methid for Rate of Air Leakage through Exterior
Windows, Curtain Walls, and Doors
ASTM E-331 = Test Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
ASTM E-1233 = Standard Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows, Curtain Walls and Doors by Cyclic Static of Air Pressure Differential
ASTM E-547 = Standard Method for Water Penetration of Exterior Windows,
Curtain Walls and Doors by Cyclic Static Air Pressure.
C. Japanese Insdustrial Standard (JIS)
JIS H4100 = Aluminium and Aluminium Alloy Extruded Shape
JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic Coating’s
on Aluminium and Aluminium Alloys
JASS 14 = Japanese Architectural Standard Specification for Curtain Wall
JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel
Window
A. Umum
Pekerjaan Jendela aluminium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap
yang lainnya.
B. Kriteria Perencanaan
Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi factor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
37
Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan
atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan
Pergerakan karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan
suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,
sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus
mampu menampung pergerakan ini.
Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian
bangunan, bila tidak ditentukan maka tekanan angin minimum yang harus di penuhi
adalah sebesar 718 Pa dengan faktor keamanan sbb:
Positif (P+) = 1 x
Negatif (P-) = 1,5x
A. Defleksi:
AAMA = Yang diijinkan maksimum L/175 atau 2cm
JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2cm
SII = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125
untuk single glazed.
SS = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125
untuk single glazed.
B. Beban Hidup
C. Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan,
seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur
dengan kemampuan 62kg dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi
kerusakan.
A. Produsen :
Alakasa, Indal Extrussion, Alexindo, atau setara
F. Back-up material
Bahan = Polyurethane Foam / Setara
Sifat material = Tidak menyerap air
3
Kepadatan = 65 – 96 kg/m
Ukuran penampang = 25% - 50% lebih besar dari celah yang terjadi
G. Gasket
Bahan = PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
Sifat material = Tahan terhadap perubahan cuaca
Kekerasan = 60 – 80 Durometer
Jenis bahan = Extrusion
J. Screw
Bahan = Galvanis
L. System spandrel (back board) apabila ada, agar menggunakan panel Calcium
Sillicate, Kalsiboard tebal 6mm dengan finishing cat (sesuai dengan uraian dalam
Bab Pekerjaan Pengecatan).
A. Semua jenis jendela, pintu aluminium dan grill profil hollow di fabrikasi di Work
Shop/Pabrik, kecuali yang tidak bisa dirakit di pabrik, terpaksa dilaksanakan di job
site.
B. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan
bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan
air harus diberi sealant dari bahan yang tidak terlihat oleh mata.
C. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dan grill profil hollow dilaksanakan di
Workshop / pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang
diisyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
D. Proses pabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang
sudah disetujui oleh pemberi tugas.
E. Hardware yang dipasang menggunakan back plate
M. Weather Seal
Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal sealant (lihat Bab
Pekerjaan Sealant) dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan
pengisi, sebelum sealant dipasang.
N. Apabila diminta khusus, dengan perhitungan biaya tersendiri, kontraktor harus
mengadakan dan memberikan sertifikat hasil uji/test teknis sebagai berikut :
Test beban angin
Test kebocoran udara
Test kebocoran air
Test daya serap suara
Test coating
Test billet
Test sealant
Proses pengetesan lebih lanjut ini harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
dengan biaya sesuai klarifikasi.
O. Jaminan
P. Kontraktor wajib memberikan jaminan pemasangan hasil pekerjaan untuk waktu
selama 1 (satu) tahun dan jaminan mutu bahan dan chemical colouring selama 10
(sepuluh) tahun, disertai sertifikat dari pabrik.
3. PEKERJAAN SEALING
2.3. Deskripsi
Sealant : untuk sambungan exterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap
cuaca.
D. Sealant untuk nat panel aluminium composite pada kondisi-kondisi khusus yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana memakai jenis Neutral Sillicone Sealant jenis
Wekker Neutral Glaze, GE Silglaze N10 atau setara.
E. Warna sealant akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi
Konsultan Perencana.
F. Bahan pembersih yang dapat dipakai untuk pemasangan caulking dan sealant antara
lain adalah Xylol, Xylene dan Toulene.
2.5. Pelaksanaan
A. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan
ini.
B. Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada disekitarnya.
C. Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus
bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
D. Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
E. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai
kondisi daerahnya.
F. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.
Pasal 21
PEKERJAAN LANTAI
Untuk lantai bangunan digunakan granite tile 60/60 cm polish, Plint granite 10/60 cm,
lantai keramik 40/40 cm (WC), Step Nozing 7/60, Lantai Calcy Floor, Lantai Vinil, rabat
dan lain lain sesuai dengan gambar kerja.
21.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.
43
3). Dipersyaratkan air tidak boleh menggenang di atas permukaan lantai, maka
lantai harus mempunyai kemiringan secukupnya ke arah selokan sehingga air
dapat mengalir.
4). Pada setiap jarak 100 cm atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
harus dibuat alur dilatasi. Lebar alur adalah 0,5 cm dan dalam 1 cm. Alur harus
lurus dan rata sesuai kemiringan.
5). Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
Raised Floor UFP 1000 HPL adalah produk perangkat lantai yang difungsikan
sebagai penunjang akses kebutuhan jaringan networking dari ruang Data Center /
ruang Komputer / ruang Komunikasi / Call Center dan ruang Server / Control Room
dengan pertimbangan dapat menahan beban yang lebih baik dari benda-benda di
atasnya. Dengan kata lain Raised Floor ini dapat menahan beban volume
menengah sampai beban volume berat pada batas limit tertentu.
Raised Floor UFP 1000 HPL sendiri selain berfungsi sebagai yang disebutkan di
atas juga berfungsi sebagai perapihan interior lantai dari ruang tersebut dan juga
berfungsi sebagai alat pengaman pertama dari ruang tersebut bila terjadi bahaya
kebakaran yang di akibatkan dari terbakarnya jaringan yang ada di bawahnya.
Raised Floor tipe HPL Panelnya telah dilapisi dengan bahan vinyl anti statis
sehingga tidak perlu difinshing lagi dan siap untuk digunakan.
t. Lantai Vinyl
Pekerjaan lantai Vinyl Forbo Eternal Wood Sheet 2mx25mx2.0 mm
- Klasifikasi Standar UPEC U4P3E2/3 C2 (commercial Heavy Duty) Wear Layer
0.7 mm total Thickness 2.0 mm
- Static indentation 0.05 mm, abrasive resistance group T (paling tinggi);
antistatic, anti bakteri, anti jamur, Chemical Resistance , slip resistance R10,
Reaction to fire (EN-13501-1) class Bfl-S1, wax Free (very Low Maintaenance),
Recyclable .
Pasal 22
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
ALUMUNIUM DAN KAYU
22.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.
46
22.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas YKK YBIC
lengkap accesoriesnya.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
22.3. PELAKSANAAN
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :
GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.
m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Kayu
Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, melalui proses pengawetan dan
pengeringan baik secara alami maupun mesin hingga mencapai kelembaban antara
10%-12% (WMC), dan bebas dari cacat. Demikian pula plywood yang akan digunakan
harus berkualitas baik (tidak cacat). Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis
bukan woodblock, kontraktor harus dapat menunjukkan contoh kepada pengawas
maupun pemberi tugas sebelum melaksanakan tugas.
A n g k e r.
Angker yang digunakan baik untuk neut dan untuk angker tembok agar digunakan baja
tulangan dengan diameter 12 mm dan panjang bersih 20 cm, dan untuk ujungnya agar
dibengkokan dengan panjang kurang lebih 7,5 cm.
48
Adapun jumlah, dan kedudukan dari angker pada setiap kusen agar disesuaikan
dilapangan menurut petunjuk dari Pengawas.
a. Pembuatan.
Kontraktor harus melaksanakan/mengerjakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti
- Mengetam/menyerut.
- Memahat.
- Membuat lidah-lidah (pen dan lobang).
- Membuat lobang-lobang pasak.
- Memotong dan menghaluskan bahan
- Membuat sponing dan pekerjaan lainnya seperti Gambar Rencana.
Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diketam/diserut sehingga rata, halus dan
lurus.
b. Kusen-kusen.
Kusen kayu
Kusen-kusen yang kokoh harus dibuat dari rangka-rangka dengan menggunakan
pasak dan lobang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku.
Kusen-kusen tersebut harus diberi angker-angker sekurang-kurangnya (n) buah untuk
setiap kusennya sesuai petunjuk Pengawas.
Semua permukaan vertikal yang berhubungan dengan dinding atau kolom harus diberi
alur-alur adukan.
c. Pintu-Pintu.
Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan
dalam Gambar Rencana.
d. Penyempurnaan.
Pintu-pintu, jendela-jendela dan kusen-kusen harus betul-betul persegi dan datar.
Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan
siap untuk di cat atau penyelesaian lainnya.
Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan
sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka
vertical dan horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang
panel hasilnya akan kelihatan rapih dan rata.
Setelah rangka terpasang semua, Penyedia Jasa Konstruksi/pengawas agar
mengecek kembali sehubungan dengan kebenaran dari cara-cara sambungan,
ketegaklurusan, kerataan dan kekokohan dari rangka tersebut. Yang selanjutnya
untuk mendapat izin pemasangan panel tersebut
49
Pasal 23
PEKERJAAN KACA
23.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
23.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 8 mm, 5 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh
bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Kaca sekualitas ASAHI
b. Kaca Tempered
Bahan kaca harus utuh, tidak boleh bergelombang, atau cacat lainnya dengan ketebalan
12 mm sekualitas ASAHI.
a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.
a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.
b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui
c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast
d. Pekerjaan Cermin
1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.
50
e. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.
3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.
e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.
Pasal 24
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
2. Persyaratan Bahan.
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan
1. Full Handle sekualitas Dekson
2. Lock Case + Cylinder sekualitas Dekson
3. Engsel Pintu 4” sekualitas Dekson
4. Flush Bolt sekualitas Dekson
5. Door Closer sekualitas Dekson
6. Lever Handle sekualitas Dekson
7. Casement Handle sekualitas Dekson
8. Rambucis sekualitas Dekson
9. Dan lain-lain sesuai gambar kerja
3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.
51
4. Persyaratan Pelaksanaan
Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.
Pasal 25
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan.
b) Plafond Daerah basah dipakai Plafond Calciboard tebal 4 mm rangka besi hollo
Galvanis lkp accesories.
2. Persyaratan Pelaksanaan
c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan
kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh
ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana.
Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.
d) Langit-langit dipasang memakai list gypsum 7 cm yang dipasang dengan rapi dan
kemudian dicat dengan cat tembok warna langit-langit supaya kelihatan rapi.
e) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan
ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab
Pemborong.
h) Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas biaya pemborong.
52
Pasal 26
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
3). Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu ketentuan ini tidak berlaku.
2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
53
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding menggunakan cat sek. ICI Dulux Weather Shield
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas CATYLAC
- Finishing Melamik Daun Pintu Sekualitas DANAPAINT
- Cat Minyak Lisplank menggunakan cat sekualitas SEIV
- Pengecatan Besi menggunakan cat sekualitas DUCO
4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.
1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti
rayap.
Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechaical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.
PASAL 27
PERSYARATAN TEKNIS BAHAN
PEKERJAAN INTERIOR
A. PEKERJAAN INTERIOR
PASAL 1
PERSYARATAN KHUSUS BAHAN-BAHAN
1.3.4 Bila diperlukan pemotongan granit, maka harus dipergunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
1.3.5 Pemasangan granit harus benar-benar rata [waterpass]. Toleransi kecekungan
maximum 1.5 mm setiap 2 m2.
Garis-garis siar lurus, lebar siar harus sama [maximum 1 mm] atau sesuai
petunjuk gambar dengan kedalaman 1 mm.
1.3.6 Kotoran semen dan lain-lain yang menempel pada permukaan, khususnya pada
waktu pengisian naad, harus segera dibersihkan sebelum menjadi keras/kering
dengan lap basah dan silet yang tipis.
1.3.7 Granit yang sudah terpasang dan dinyatakan baik oleh Direksi / Perencana,
sebagai tahapan terakhir setelah pencucian dari segala macam kotoran yang
ada pada permukaan marmer tersebut, harus dipoles dengan semir khusus
sehingga warna dan kilap yang dihasilkan merata.
PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN HOMOGENOUS / GRANIT TILE
1.1.6. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel pada permukaan, khususnya pada
waktu pengisian nat, harus segera dibersihkan sebelum menjadi keras/kering dengan
lap basah dan silet yang tipis.
1.1.7. Lantai Homogenous tile yang sudah terpasang dan dinyatakan baik oleh
Direksi/Perencana, sebagai tahapan terakhir setelah pencucian dari segala macam
kotoran yang ada pada permukaan Homogenous tile tersebut, harus dipoles dengan
semir khusus sehingga warna dan kilap yang dihasilkan merata.
56
PASAL 3
PEKERJAAN GLASS TREATMENT
c. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak, tidak
bergelombang dan harus memenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.
b. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
c. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
d. Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
e. Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari kerusakan dan
benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
3.4 APLIKASI
1.1.1. Kondisi permukaan kaca yang akan dipasang stiker dipersiapkan sebaik mungkin
(menggunakan Thinner) sehingga permukaan dalam kondisi kering, besih dari minyak
dan debu.
1.1.2. Stiker sunblast
✓ Langkah pertama adalah mempersiapkan cairan sampo. Cairan ini diperlukan
untuk membersihkan permukaan kaca dari kotoran-kotoran yang menempel.
Ambilah botol penyemprot dan isilah dengan air. Masukan sampo, lalu kocok
sampai sampo tercamur dengan air. Semprotkan cairan sampo tadi ke seluruh
permukaan kaca. Kemudian gunakan silet (dengan posisi silet miring), sampai
kotoran yang menempel hilang.
✓ Gunakan pembersi kaca untuk membersihkan sisa-sisa sampo dan kotoran yang
masih melekat. Bersihkan sampai semua sampo hilang, tapi jangan lap dengan
apa pun sesudahnya. Setelah kaca selesai dibersihkan, basahi lagi dengan
permukaan kaca dengan cairan sampo tadi sampai seluruh permukaan stiker
yang berperekat. Langkah ini bertujuan untuk melicinkan permukaan stiker agar
tidak langsung menempel. Dengan demikian bila terjadi kesalahan penempelan,
anda masih bisa memperbaikinya dengan mengeser-geser stiker tersebut.
✓ Pasang stiker pada permukaan kaca, bilaa anda kurang pas memasangnya,
perbaiki saja dengan menggeser stiker tersebut sampai terpasang sesuai
keinginan.
PASAL 4
PEKERJAAN DINDING LAPIS KAYU/HPL
PASAL 5
PEKERJAAN GYPSUM BOARD
a. Pekerjaan pemasangan gypsum board harus ditangani oleh orang yang benar-benar ahli
dalam bidang ini.
b. Pemasangan antara sambungan gypsum board harus tepat di as rangka pada masing
masing jenis pekerjaan.
c. Penempelan gypsum board pada rangka menggunakan skrup berkualitas baik.
d. Pemasangan antara sambungan gypsum board dengan gypsum board menggunakan
plester penyambungan dan metal lath serta dempul yang sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
e. Permukaan sambungan gypsum board yang telah diberi dempul dan kering diampelas
sehingga rata dan halus.
f. Penggunaan bahan-bahan pelengkap pekerjaan gypsum sesuai peruntukkannya misal :
- untuk sudut dalam siku dipakai pita kertas (corner reinforcement tape) ex.
Jayaboard.
- untuk sudut pertemuan gypsum dipakai cornice adhesive.
- untuk sudut luar siku memakai external corner bead.
g. Hubungan antara gypsum board dengan rangka dapat dilihat pada gambar kerja.
PASAL 6
PEKERJAAN PLAFOND MINERAL FIBRE CEILING BOARD
PASAL 7
PEKERJAAN PENGECATAN
7.3.3 Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukan tanda-tanda sapuan roller maupun semprotan. Tebal minimum dari tiap
lapisan jadi/finished minimum sama dengan syarat spesifikasi pabrik.
7.3.4 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
7.3.5 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini saat cuaca lembab/hujan,
berdebu. Terutama pada pelaksanaan dalam ruangan, untuk cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup agar penggantian udara berlangsung lancar. Dalam
keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas
angin/fan untuk memperlancar penggantian aliran udara.
7.3.6 Peralatan seperti kipas, roller, sikat kawat, pompa udara tekan/vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik.
7.3.7 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan apabila disetujui Direksi.
7.3.8 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi terkecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
7.3.9 Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuatnya.
61
7.3.10 Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat yang rata tidak berbintik-bintik
atau menggelembung dan hasilnya harus dijaga terhadap kotoran yang mungkin
melekat. Bila hasil pekerjaan tidak disetujui oleh Direksi, maka pengecatan harus
diulang dan diganti.
7.3.11 Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali apabila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukan oleh Direksi. Biaya
untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor dan bukan sebagai pekerjaan tambah.
PASAL 8
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)
PASAL 9
PEKERJAAN STAINLESS STEEL
PASAL10
PEKERJAAN WALL PAPER
PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI KARPET (TILE & VINYL)
Bahan Carpet Tile untuk Ruang Auditorium adalah setara Ex. SMJ (Type Nylon : Plateau SQ
Platinum 1814 / Terrene Plank Dark Slate Terr70505)
B. PEKERJAAN FURNITURE
PASAL 1
FURNITURE CUSTOM – MADE
1.7.3 Setiap item furniture harus dikirimkan kepada pemberi tugas masing-masing dalam
keadaan terbungkus dan berlabel yang menunjukan :
a. Nama kontraktor
b. Nomor gambar item furniture
c. Tempat tujuan
1.7.4 Adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek akan mempengaruhi kadar
kelembaban dan finishing dari item furniture.
Apabila setelah furniture ditempatkan di proyek akan memerlukan finishing kembali,
maka biaya yang timbul ditanggung oleh Kontraktor.
1.7.5 Adanya kerusakan kecil dalam pengangkutan furniture dari workshop ke proyek, harus
diperbaiki kembali hingga sempurna. Timbulnya biaya karena pengerjaannya kembali,
ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
PASAL 2
PEKERJAAN KAYU
e. Pekerjaan kayu dekoratif yang baik yang bersifat veneer matching cross, veneer
inlay, banding, harus betul-betul dikerjakan dengan sebaik mungkin sehingga
menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah daerah pertemuan yang tidak terasa apabila diraba.
2.2.7 Khusus untuk pekerjaan finishing kayu baik yang masuk ke dalam kelompok kayu padat,
papan maupun lapisan dekoratif persyaratan finishing yang diminta adalah :
a. Pada dasarnya persyaratan finishing yang dipakai adalah natural dengan petalac
finish, syarat intensitas warna sama antara satu bagian kayu dengan lainnya.
b. Finishing bersifat “open pore” (pori-pori kayu terbuka), exposed grain (serat nyata
dan terasa apabila diraba), warna natural.
c. Bagian-bagian kayu yang telah di-finish tidak boleh menampakkan adanya paku,
skrup bekas paku maupun dempulan.
d. Finishing (top coat) yang digunakan adalah dari jenis polyurethane.
e. Bahan perekat yang dipakai dalam pre-finishing adalah perekat formaldehide.
f. Bahan perekat ini juga berlaku pada pekerjaan-pekerjaan veneer setting, inlay,
banding.
g. Pembuatan persiapan pemasangan alat-alat pengancingan yang terbuat dari logam
(iron mongery) pada kayu halus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai
kerapihan dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
2.2.8 Kelembaban kayu
a. Untuk ketebalan kayu < 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu tidak lebih 14%
terpasang.
b. Untuk ketebalan kayu > 7 cm, diijinkan kelembaban kayu maksimum 25% terpasang.
c. Untuk ketebalan kayu antara 3 cm sampai dengan 7 cm, kelembaban yang diijinkan
maksimum 18% pada saat terpasang.
2.2.9 Pengawetan kayu
Semua kayu terkecuali lembaran kayu lapis yang dipergunakan melalui proses
pengeringan/dry clean dan harus sudah diberi bahan antirayap sebelum pelaksanaan.
Pekerjaan anti rayap dilakukan dengan menggunakan bahan pengawet clorodane 960
EC dengan konsentrasi 2%.
Penggunaan dilakukan dengan kuas, minimum 200 cc larutan untuk menutupi 1 m2
permukaan.
Semua prosedur penggunaan bahan dan cara pelaksanaan sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat.
2.2.10 Penimbunan kayu.
Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan harus diletakan
di satu tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar di lantai.
2.2.11 Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dinabolt, kawat dan lain-lain harus di
galvanis sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.
2.2.12 Bahan perekat.
Jenis : lem putih untuk kayu dan harus tahan air.
Produk : Herferin atau Ponal.
2.2.13 Dempul yang dipakai adalah tipe B sesuai dengan referensi persyaratan bahan yang
berlaku di Indonesia.
2.2.14 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan persetujuan
Direksi.
c. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, kontraktor harus membuat shop drawing
yang menggambarkan detail pemasangan dan sistem perkuatan yang sesuai dengan
gambar kerja dan kondisi lapangan. Shop drawing tersebut harus diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kontraktor harus selalu koordinasi dengan
paket pekerjaan EE, ES, ME, SA. Kontraktor harus menyediakan manhole untuk
pemeliharaan/perawatan instalasi disiplin lain tersebut yang tersembunyi dibalik
permukaan kayu yang luas.
e. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan
menggunakan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi.
Tidak diperkenankan proses pengerjaan dilakukan di tempat pemasangan.
f. Bentuk, ukuran, profil, nat dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil
jadi/finish. Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Direksi/Perencana, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu
yang disyaratkan.
g. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, anker,
dynabolt, skrup, paku dan lem perekat harus rapi serta sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak. Khusus pada permukaan bidang
tampak/exposed tidak diperkenankan pemasangan paku tetapi harus disekrup atau
cara lain yang disetujui Direksi/Perencana. Ukuran bahan/material sambungan
adalah baut “3/8” untuk balok kayu dengan dinding pasangan batu bata dan
permukaan beton. Paku dan sekrup sesuai keperluan, klem dari plat baja strip tebal
3 mm, lebar 4 mm.
h. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat
oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui oleh Direksi/Perencana. Dalam hal ini Kontraktor
tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus setelah dempul kering
digosok ampelas halus.
j. Untuk bahan material yang melekat pada kayu, bahan/material tersebut harus diberi
lapisan pelindung atau lapisan cat yang sesuai seperti yang disyaratkan.
k. Rangka kayu yang akan dipasang bahan penyelesaian lain harus diperhalus, rata, dan
waterpas.
l. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0.5 cm, setiap 2 m2.
m. Permukaan kayu yang terlihat atau yang akan dilapisi dengan bahan material lain
harus diserut sedemikian rupa sehingga siap menerima bahan/material tersebut.
Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul
atau sejenisnya, kecuali diisyaratkan oleh Direksi.
n. Kayu harus dipotong menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh
Direksi atau dalam gambar kerja. Kayu yang telah dipola tersebut diserut dengan
mesin, kemudian dengan serutan tangan untuk sambungan-sambungan. Untuk
sambungan-sambungan seperti tenon, ekor burung layang-layang (dove tail), dowel
atau tipe sambungan lain harus dikerjakan mesin dengan toleransi 0 mm.
o. Bila komponen berjumlah lebih dari 10 (sepuluh) buah, maka pemotongan menurut
pola dan pengerjaan assembling harus mengunakan jig.
p. Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus di-finish, termasuk semua
permukaan yang terlihat apabila ada bagian yang tidak ditutup, dibuka, diangkat
dan lain-lainnya.
q. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan
bahan perekat tersebut baik kualitas maupun jenisnya kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
r. Panel-panel sungkay plywood yang akan dipasang pada rangka kayu harus dengan
cara dilem.
Pengeleman harus merata, tidak ada rongga udara, rapi, permukaan harus rata dan
tidak kotor atau bernoda. Tidak diperkenankan adanya sambungan dalam satu
bidang permukaan, harus merupakan satu muka yang utuh.
69
s. Pada bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan
penunjang atau penyiku.
t. Pekerjaan daun pintu kayu.
Pemasangan/penyetelan semua daun pintu pada kusen harus menghasilkan celah
yang merata (2 mm) dan lurus.
u. Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala benturan, pecah, retak
noda dan cacat lain.
Apabila hal tersebut diatas ditemui, maka kontraktor harus membongkar dan
mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
v. Bahan Penguat.
Bahan penguat sekrup, paku dan sebagainya terbuat dari kuningan atau metal
antikarat.
Sekrup yang terlihat harus sesuai dengan penyelesaian hardware.
Sekrup yang terlihat harus ditanam dan lubangnya ditutup kayu dengan warna
dan serat yang sama. Lubang bekas paku pada permukaan yang terlihat, ditutup
dempul kayu warna sama.
PASAL 3
PEKERJAAN STAINLESS STEEL
PASAL 4
HARDWARE
t. Kunci laci dan lemari, merk Hafele ex. Germany/ Min. Sekualitas.
u.Central lock (side mounted/front mounted), merk Hafele ex. Germany/ Min.
Sekualitas.
v. Handle, merk Hafele ex. Germany/ Min. Sekualitas.
(untuk tipe dan ukuran lihat outline specification)
4.1.5 Untuk alat-alat pegangan apabila dianggap lebih baik, dapat dipakai kayu atau bahan
lain yang dapat dipergunakan dengan persetujuan pemberi tugas.
4.1.6 Semua daun pembuka/laci harus mempunyai kunci dan menggunakan produk Hafele/
Min. Sekualitas.
PASAL 5
PEKERJAAN HIGH PRESSURE LAMINATE (HPL)
A. PASAL 6
B. PEKERJAAN SOLID SURFACE
6.1 UMUM
6.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pemakaian produk solid surface pada furniture station jaga (meja security,
meja nurse station, meja informasi, meja farmasi, dan counter kasir)
71
6.1.3 SUBMITTAL
A. Contoh Bahan
1. Profil solid surface sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
6.2 PRODUK
6.2.1 MATERIAL
A. Solid Surface ex billionite atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi ,
Pengawas atau
Manajemen Konstruksi (MK)
B. Karakteristik :
1. Density
2. Flexural modulus
3. Flexural strength
4. Elongation at break
5. Compressive strength
6. Impact resistance (spring load)
7. Impact resistance (ball drop)
8. Surface hardness
9. Resistance to surface wear
10. Resistance to bolling water-increase in weight
11. Resistance to bolling water surface change
12. Dimensional Stability at 20 ˚C
13. Temperature resistance 74 ˚C to 100 ˚C
14. Anti-slip properties –with 100 mm grit
15. Anti-slip properties-with 120 mm gri
16. Anti-slip properties-with 150 mm grit
17. Resistance to bacteria and fungi
18. Electrostatic surface behaviour
19. Fire behaviour
20. Fire tests
21. Weather resistance
22. Smoke toxicity
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Semua solid surface harus benar – benar terpilih dan dalam kondisi tanpa cacat.
b. Semua permukaan solid surface harus rata satu dengan yang lain, lurus, dan sama
ukurannya.
72
PASAL 7
PEMBUATAN SIGNAGE UIN SGD BANDUNG
PASAL 8
PENGERJAAN CAT DUCO
8.2 KETENTUAN
8.2.1 WARNA CAT
Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana berdasarkan contoh dan
katalog yang diajukan oleh pelaksana pekerjaan atau sesuai standar yang dimiliki
oleh bagian Logistik/Pemberi Tugas. Cat yang dipergunakan harus ramah lingkungan
dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia.
73
8.2.2 PERALATAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini, pelaksana pekerjaan harus
menggunakan peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut ketentuan atau
rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
2. Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan kompresor
3. Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak boleh membahayakan
manusia.
8.2.3 PENYERAHAN
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus menyerahkan:
1. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain yang
diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antara lain contoh bahan-bahan secara
lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan yang harus dipakai serta
data teknis yang berisi keterangan sifat dan ketahanan bahan cat serta
jaminan ramah lingkungan dan ramah manusia.
2. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi lengkap.
Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
3. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.
8.4 PELAKSANAAN
8.4.1 PERSIAPAN
1. Semua bahan, peralatan dan penunjukan pemakaian/pelaksanaan yang
dikeluarkan dan pabriknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus dalam keadaan bersih,
kering serta rata dan datar.
C. PASAL 9
D. PEKERJAAN FURNITURE FABRIKAN
E. BIAYA
9.2 BIAYA-BIAYA YANG DIMASUKAN
9.2.1 Biaya pekerjaan kayu termasuk semua pekerjaan konstruksi pemasangan, pelapisan
bahan pengawet, pembuatan pola dan lain-lain.
9.2.2 Uraian pekerjaan yang menyatakan plugged to walls, maka biaya yang diajukan
termasuk biaya pekerjaan melubangi tembok/beton, pembersihan dan pemasangan,
termasuk pula biaya pembuatan sample pekerjaan.
9.2.3 Biaya untuk hardware, termasuk pengadaan, sekrup, pemeliharaan, striking plate
dan sebagainya.
9.2.4 Biaya untuk pemasangan termasuk pengepasan, pemotongan, pembentukan,
pembongkaran, penyetelan, pelumasan dan lain sebagainya.
9.2.5 Ketentuan biaya untuk furniture termasuk penempatan di lokasi dan pemeliharaan
sampai waktu penyerahan kepada pemberi tugas.
9.2.6 Biaya pembongkaran, pemindahan dan perubahan pekerjaan termasuk perbaikan
kembali lantai dinding sepenuhnya ditanggung Kontraktor.
9.2.7 Biaya pemasangan barang-barang/bahan-bahan baru dalam perubahan pekerjaan
termasuk penyesuaian dan perbaikan pekerjaan yang ada secara bersama.
9.2.8 Biaya-biaya saklar-saklar, titik lampu, stop kontak termasuk kabel dan lain-lainnya,
pembuatan lubang di lantai, dinding dan plafond serta untuk seluruh penyambungan
yang diminta dalam “Wiring Diagrams”.
a. Selama pelaksanaan ini berjalan, Kontraktor harus membuat gambar Shop Drawing lalu
kemudain memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada 2 set
gambar, apabila ada perubahan, penghapusan atau penambahan pada rencana
instalasi atau dari gambar tersebut untuk kemudian dibuatkan kembali gambar As-
built Drawing nya
75
Shop Drawing dan As-built Drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft
copynya dalam compact disk (CD) atau DVD disk.
PASAL 28
PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan untuk antara lain
a. Pekerjaan Pengadaan dan Distribusi air bersih mencakup :
Pemipaan seluruh instalasi air bersih dari reservoar ke dalam maupun luar
bangunan/titik fixture.
b. Pekerjaan sistem drainase air hujan, lengkap dengan bak kontrol di halaman dan
jalan.
c. Pekerjaan sistem pembuangan air kotor dan sekalian lengkap dengan tangki
septikan bak rembesan bak-bak kontrol "Fixtures"
d. Pekerjaan Sanitary fixtures lengkap
e. Pekerjaan pengujian
f. Pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia diantaranya :
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standard Industri Indonesia
3) Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985
4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dan :
6) BS = British Standard : untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan, NFPA = untuk pencegahan kebakaran
8) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan.
c. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing
specificationdiatas), tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang
memenuhi persyaratan di buku RKS ini.
d. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan
oleh pekerjaan ini harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah.
3. Penggunaan Bahan
a. Pipa-pipa
1) Pipa PVC
Semua pipa PVC, pipa penyambung/"Joint"/ "Fitting adalah PVC kelas AW (Heavy
Duty) dengan memenuhi standard bahan sebagai berikut :
a). Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982, pasal 64; dan
memenuhi ketentuan dalam : SII-0344-82 (untuk pipa) dan SII-1448-85 (utk fitting)
Diameter dalam terhadap Tebal dinding tidak boleh kurang dari ukuran-ukuran
sebagai berikut : 50 & 75 mm = 5 mm, 100 &125 mm = 7 mm, 150 mm =7,5 mm
200 mm = 8 mm, 250 mm = 8,5 mm dan 300 mm = 9 mm.
b). Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Produk WAVIN atau
setaraf, ukuran sesuai Gambar Kerja. Pipa PVC dipakai untuk pipa air kotor dan
pipa resapan, dan vent.
c. Alat-alat saniter
1) Kloset Jongkok sekualitas TOTO
2) Kloset Duduk sekualitas TOTO
3) Jet Washer sekualitas TOTO
4) Floor Drain sekualitas TOTO
5) Urinoir sekualitas TOTO
6) Sekat Urinoir sekualitas TOTO
7) Kran Air sekualitas TOTO
8) Wastafel lkp accessories sekualitas TOTO
9) Monoblock
10) Dan lain lain sesuai gambar kerja
d. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/material yang akan dipakai kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi
pemakaian & pelaksanaan.
77
4. Persyaratan Teknis.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras pipa untuk menghindari sambungan,
terkecuali jika panjang yang dibutuhkan kurang dari satu laras.
b. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan memakai "fitting" pembantu yaitu
misalnya : "elbow, bend" sesuai kebutuhan. Demikian pula dengan percabangan harus
memakai Tee atau Tee Cross sesuai kebutuhan. Membengkokan pipa tidak
diperkenankan.
c. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir Screwed. Penyambungan
dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead Cement" dan memakai
pintalan atau serat khusus.
d. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan (maximum
deflection") oleh pabrik pembuat pipa bersangkutan.
e. Semua ujung pipa yang terakhir atau yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
dop/plung.
f. Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 2 1/2" atau lebih kecil dipergunakan
sambungan ulir.
g. Apabila ada segmen pemipaan yang menghalangi atau terhalang oleh jalur instalasi
lain; maka pemindahan, perbaikan atau pembongkaran harus dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
h. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh Kontraktor
setelah disetujui Konsultan Pengawas.
a). Pada dinding batu bata. Permukaan dinding batu bata diketrek hingga
kedalaman secukupnya sedemikian rupa agar pipa tertanam oleh lapisan
plesteran. Pipa harus diikat oleh "U" klem yang disekrupkan ke klos kayu yang
ditanaWaspangan ke dinding dengan aduk pengisi/ "grouting'. Pemasangan klem
setiap jarak 50 cm.
78
1) Tangki Septik
a). tangki septik bahan FRP lengkap Blower dan Instalasi Listrik + Pekerjaan sipil.
b). Pelat penutup tangki septik tutup "Manhole" balok dudukan pelat penutup di buat
dari beton bertulang.
79
c). Pekerjaan ini harus memenuhi uraian dalam pasal Pekerjaan Pasangan Dinding
dan Pekerjaan Beton di buku RKS ini.
2) Bak Resapan
a).Bak serapan dibuat dari buis beton yang di isi ijuk, pasir dan kerikil sesuai dengan
Gambar Kerja.
1). Pemasangan harus dilakukan hati-hati, rapih, tidak ada noda percikan adukan
semen dan sebagainya.
2). Pengikat fixtures tersebut, baik di dinding maupun di lantai, disesuaikan dengan
syarat-syarat/rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
n. Pengujian
3). Desinfeksi
a). Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi
dengan baik, sebelum diserahkan pertama kali.
b). Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistem pipa
dengan sistem injeksi. Dosis chlorine adalah 550 ppm.
c). Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlor tidak melebihi 0,2 ppm.
o. Perbaikan Kerusakan
6. SYARAT-SYARAT TEKNIS
F. PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI
38.1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis
pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
38.3. UMUM
6.3.1. Pengecatan.
3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan
yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat
harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan
bahan masing-masing.
3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya
atau dinyatakan lain dalarn spesifikasinya atau untuk bahan
alurrusnium.
3.1.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan cat besari merek ICI dengan merek sebagai berikut
:
- Pipa air bersih : biru
- Pipa drain / waste : hitam
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih.
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor
identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda
yang hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.
6.3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran
pada tempat-tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk
penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang balk
dan ketelitian tinggi serta simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada
pipa ditempat tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan
cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.
6.4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
82
6.4.3. Valves.
Valve dengan 0 lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan
ulir (screwed).
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran
harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
83
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiap kali
pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap /
flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat
kedap air dengan rubber seal atau caulk.
6.5.1. Material
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC) yang
dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber
class.
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi sebagai
sediment bowl.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-
tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.
Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2%
dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.
6.5.4. Pengujian
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8
kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak
terjadi pengurangan volume air.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah
termasuk tanggung jawab kontraktor.
PASAL 29
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 +
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme, prima, eterna
Armature Lampu sekualitas Artolite, Philip, Lampu sekualitas Osram, Philips.
Saklar, Stop Kontak sekualitas Legrand/Panasonic/Schneider
MCB Sekualitas MG/ABB/LS
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
89
11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.
Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.
1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
4.0 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang
di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat
yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih
dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak
ex MK, Clipsal atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.
5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
93
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.
d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
94
e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.
f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel
i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.
96
j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.
a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya
harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi
pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat
sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir
sistem bakar (oven)
b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk
setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap
kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan
dua anak kunci.
d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi
label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain.
97
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dan jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS
4568 : part I & II class 4.
c. Pamasangan
petunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium
yang memenuhi standar SIIL
c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)
b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat dari
besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung penggantung
di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.
b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat
dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur
atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh
dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas
dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel
harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan
asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel manuju
individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-Iubang yang
terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi)
101
b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui lubang
tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di-punch).
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran Bus-Bar
harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua Bus-Bar
harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain
atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat
dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap
dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti
yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.
6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
107
6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.
Pasal 30
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAP PETIR DAN SISTEM PENTANAHAN
KONSTRUKSI BANGUNAN DAN PERALATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan dan pemasangan peralatan
sistem penangkal Electric Field dan pembumian seperti ditunjukkan dalam gambar Kerja
dan/atau Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini akan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
- Penangkap petir radius 120 m sek. Current 2 generation
- Kabel NYY 1 x 70 mm2 + PVC dia. 1”
- Grounding max 1 Ohm
- Ba kontrol
2. Standar/Rujukan
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
British Standar (BS).
Standar Industri Indonesia (SII).
Japanese Industrial Standar (JIS).
Institute Electrotechnical Commision (IEC).
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil.
Spesifikasi Teknis Pasangan Batu Bata.
3. Prosedur Umum
3. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
d. Ketidaksesuaian
1. Konsultan Pengawas berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
2. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda
dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima,
akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas,
Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sistem
1. Sistem penangkal petir harus terdiri dari tipe yang menangkap serangan petir
dari suatu daerah yang telah ditentukan dan membawa arus ke bumi tanpa
elektrifikasi langsung ke bangunan yang dilindungi.
2. Sistem yang lengkap harus terdiri dari kepala penangkal petir, penumpu
mekanis, penghantar kebawah dan sistem pembumian sesuai Spesifikasi
Teknis ini.
3. Kontraktor harus melengkapi semua peralatan dan perlengkapan yang penting,
agar diperoleh sistem yang lengkap dan terbaik.
109
c. Penghantar Bawah
1. Penghantar bawah kawat tembaga tembaga telanjang.
2. Setiap penghantar harus memiliki luas penampang minimal 50 mm2 dari bahan
tembaga.
3. Sambungan antara penghantar tembaga harus dari tipe klem sekrup.
4. Penghantar kebawah harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan tidak boleh ditekuk dengan radius kurang dari 0,6 meter.
5. Dasar penghantar bawah dihubungkan dengan erat ke ikatan pembumian di
luar bangunan.
4. Bak pemeriksaan dibuat dari pasangan batu bata dengan penutup pelat beton
dan berukuran sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja.
5. Pada dasar bak diberi lapisan pasir setebal minimal 15 cm seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
6. Pengerjaan pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Sipil.
Pasal 31
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERIAAN FIRE ALARM
1.0. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari syarat-syarat Teknis ini.
110
Jenis fire alarm yang digunakan adalah type konvensional dimana apabila ada
deteksi asap atau panas semua bell dan indikasi pada seluruh area akan berbunyi.
Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70 m2,
sedangkan kemampuan heat detector inempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Perlengkapan detektor rnenggunakan kabel NYA ukuran 2,5 mm2 yang diletakkan di
dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.
Untuk menghasilkan sinyal alarm secara audio, digunakan vibrating bell berukuran
min 90 db pada tiap zone, sedangkan sinyal visual dihasilkan oleh alarm berwarna
merah. Manual station dipasang untuk memungkinkan diaktipkannya sistem secara
manual apabila seseorang melihat adanya kebakaran sebelum detektor-detektor
beraksi.
3.1. Pengadaan pemasangan serta penyetelah unit pengontrol (fire alarm control
panel - FACP / master control fire alarm - MCFA) berbasis mikroprosesor,
kapasitas 5 zone.
3.2. Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit detector).
3.3. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box
3.4. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unit deteksi / detector
3.5. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi
baik dan benar.
Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan kaca,
dilakukan dengan menusukkan kunci khusus. Semua manual call point harus
dilengkapi dengan kaca cadangan untuk menjamin operasi yang lama, alarm
contact harus dilapisi emas (gold plated).
Lampu merah (lampu merah) clan lampu kuning pada FACP akan
menyala, menunjukkan zone yang terjadi alarm. Dengan demikian
daerah / ruangan yang dalam keadaan bahaya akan segera diketahui.
5.1. Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang herpengalaman di
bidang pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.
5.3. Kabel dari FACP ke CTB setiap zone masing - masing 2 pairs.
Kabel yang digunakan :
5.4. Dari hasil pengerjaan tersebut diserahkan diagram pengawatan lengkap (as
built drawing) bekerja petunjuk - petunjuk operasional lainnya.
5.5. Setiap selesai satu tahapan pekerjaa, harus dilakukan pemeriksaan ulang
sebelum dilakukan pengetesan secara keseluruhan.
5.6. Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan
bagian pekerjaan lain, sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena
kurang koordinasi, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.0. TRAINING
Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan
memberikan minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak
Pemberi Tugas dapat diterima kecakapannya.
7.2. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
8.0. MERK
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari satu
merk untuk menjamin service setelah sistem terpasang.
Pasal 32
PEKERJAAN PROJECTOR
36.2 KETERANGAN
Proyektor InFocus IN1118HD Full HD 3D DLP Projector menawarkan gambar 1080p hidup
melihat dalam desain yang kompak. Proyektor InFocus IN1118HD memberikan hingga 2400
lumens brightness, mendukung kompatibilitas 3D melalui HDMI 1.4, dan olahraga Full HD
1920 x 1080 resolusi asli. Proyektor InFocus IN1118HD didukung oleh sistem DLP chip, dan
lampu tahan hingga 10.000 jam dalam mode Eco dan 6000 jam dalam mode Normal. Selain
itu, Proyektor InFocus IN1118HD menawarkan 1,15-1,5: 1 throw ratio untuk bervariasi
penempatan.
Compact and lightweight for easy travel
The only full 1080p HD products on the market at this ultra-portable size
2,400 lumens for bright images in any light
PC-less display from USB drive or 4GB of internal memory
Connect via HDMI and USB with ease
Includes carrying case for easy portability
Durable, road-tested design that’s built to last
Spesifikasi
Video Standard Compatibility : NTSC, NTSC 4.43, PAL, PAL-M, PAL-N, SECAM,
480i, 480p, 576i, 720p, 1080i, 1080p
Speakers : Mono 2W x 1
Lamp Brightness : 2,400 lumens
Lamp Life : 6,000 hours
Lamp Power : 170W
Lamp Power — Eco Mode : 150W
Replacement Lamp : SP-LAMP-095
Contrast Ratio : 15,000:1
Number of Colors : 16.7 million
Aspect Ratio : 16:9
Aspect Ratio Compatibility : 4:3, 16:10
Image Size — Minimum : 30 in
Image Size — Maximum : 300 in
Projection Offset : 15
Connectors — Inputs : HDMI 1.4a (including audio), Composite video, S-video,
3.5mm PC audio, VGA
Connectors — Outputs : 3.5mm audio output
Audible Noise : < 30 dBA at 0°F / -17.8°C
Audible Noise — Eco Mode : < 27 dBA at 0°F / -17.8°C
Included Accessories : Power cord, Remote, VGA cable, Documentation, Carrying
case, 3.5mm stereo audio cable
Product Warranty : 2 years
Lamp Warranty : 6 months
Accessories Warranty : 90 days
Storage : 4 GB
PC-less Compatibility : USB HID mouse and keyboard, USB 2.0 Micro-B, USB 2.0
Type-A ×2, File viewer/player, USB HID
Video Player Compatibility : AVI, MKV, 3GP, MP4, MPEG-1 (MPG, MPEG),
QuickTime (MOV, QT), RealMedia (RM, RMVB)
Photo Viewer Compatibility : JPEG and JPG, PNG, Bitmap (BMP)
Music Player Compatibility : MP3, WMA, AAC, WAV
Power Consumption — Standby : 0.5W max
Power Consumption — Low Power : 180W max
Power Consumption : 220W max
Operating Conditions : 32 to 95°F at 0 to 10000 ft /
0 to 35°C at 0 to 3048 m
Documentation Languages : English, French, German, Spanish, Italian, Norwegian,
Dutch, Simplified Chinese, Korean, Swedish, Russian, Arabic, Indonesian,
Portuguese
Menu Languages : English, French, German, Spanish, Italian, Norwegian, Dutch,
Simplified Chinese, Traditional Chinese, Korean, Swedish, Russian, Finnish, Polish,
Turkish, Danish, Arabic, Indonesian, Persian, Portuguese, Vietnamese, Czech,
Romanian, Hungarian
Approvals : UL and c-UL, FCC, CE, CCC+CECP, KCC, NOM, PCT/CU/EAC, PSB,
SABS, SASO, CB, Nemco/GS, KC
Throw Distance — Minimum : 1 m
Throw Distance — Maximum : 10 m
Throw Ratio — Standard Lens — Minimum : 1.15
Throw Ratio — Standard Lens — Maximum : 1.50
Zoom Ratio — Standard Lens : 1.3:1
Product Dimensions : 7.3 x 8.8 x 3.1 in /
185.4 x 223.5 x 78.7 mm
Product Weight : 3.5 lbs / 1.6 kg
Shipping Dimensions : 12 x 6.5 x 14.5 in /
304.8 x 165.1 x 368.3 mm
Shipping Weight : 5.7 lbs / 2.6 kg
116
Pasal 33
PEKERJAAN KABEL DATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi Kabel data ini adalah :
- Outlet kabel data computer pada dinding
- Instalasi kabel data computer dia. 1 mm2
- Instalasi kabel data category 6 sek. Belden dalam conduit dia. 20 mm
dari cabinet ke ruang server
- Wall mounting cabinets lebar 600 x tinggi 500 x tebal 400
- Switch Kap. 24 Port, 1000 mbps
- Material Bantu
- Testing dan commisioning
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3. FINISHING
Semua material yang dipasang harus sudah difinished dengan baik
sesuai yang dipersyaratkan. Finishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut,
maupun pekerjaan lain sebagai akibat pemasangan instalasi, termasuk di
dalamnya, pengecatan kembali, pembersihan dan lain-lain
Pasal 34
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN SECURITY DAN CCTV SYSTEM
B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Security ini meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan Access Control System lengkap dengan instalasinya
dengan kabel NYM untuk Access Control dan kabel untuk CCTV, NYM, RC 5C,
Stel – K 001.
C. PERLENGKAPAN SECURITY
2. PEKERJAAN CCTV
A. UMUM
Sistem CCTV ini merupakan alat yang dipergunakan untuk membantu pengawasan
dengan cara mengamati kegiatan operasi dalam gedung, baik pengunjung maupun
karyawan melalui Video Camera. Hasil gambar dapat diamati melalui Layar Monitor.
CCTV yang digunakan disini merupakan CCTV dengan sistem Digital Recorder yang
mempunyai kelengkapan operasi antara lain :
B. PERALATAN CCTV
Peralatan yang digunakan dalam sistem CCTV ini terdiri dari :
- Camera
- Monitor / TV LED 32”
- Digital Recorder Unit
- Keyboard/Touch Tracker
- Lensa
- Pan & tilt unit
a. Multiplexer
Alat ini digunakan sebagai switcher yang menghubungkan kamera ke monitor
namun sebelumnya melalui multiport controler sehinga pengamat dapat memilih
hasil pengamatan pada lokasi kamera ke layar monitor.
- Tegangan operasi : 12 VAC
- Power : 3W
- Connector : Input : 9 pin connector untuk data/power
118
b. Multiport Controller
Alat ini digunakan sebagai pengatur ouput channel yang akan ditampilkan pada
layar monitor yang diterima dari kamera.
- Output channel : 16 channel
- Tegangan : 108 ~ 253 VAC, 50 HZ
- Power : 30 W / 0,5 A
- Synchronization : Color 625 line, 50 HZ, PAL
- Digital memori : 720 H x 576 V
- AGC : Automatic or Manually Adjust untuk setiap video input
- Video input level : 0,5 Vp-p ke 2,0 Vp-p
- Mode operasi : Simultaneous record, play back dan multi screen viewing
- Control dan indicator : Front panel
c. Kamera
Kamera merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang dilengkapi dengan
lensa. Melalui kamera, gambar dari lokasi yang diamati dapat dilihat melalui layar
monitor.
Adapun spesifikasi kamera adalah :
- Imager : interline transfer CCD, 1/3 inch image format
- Horizontal resolution : 460 TVL
- Sensitivity (3200 K) :
Scene illumination 1,5 lux usable picture dan 4,5 lux untuk Full Video
Imager illumination 0,2 lux usable picture dan 0,6 lux untuk Full Video
- Operating temperature : - 20 0C ~ 50 0C
- Signal to Noise : 50 db minimum
- Electronic shutter : Automatic 1/60 ~ 1/100.000 detik
- Synchronisasi : line lock atau crystal lock
- Phase adjust range : 300 0C
- Untuk balance : automatic sensing (2500 k to 8000 k)
- Video output :
composite video 1.0 Vp-p, 25 ohm
Y level : 1.0 Vp-p
C level : 1.3 Vp-p
Impedance : 25 ohm
e. Monitor
Monitor merupakan alat yang mentranlasi isyarat elektronik yang dikirim oleh
kamera menjadi gambar pada layar monitor.
Spesifikasi monitor adalah :
1) 21” screen size color monitor komputer :
119
f. Lensa
1) Auto Iris Lens untuk Fixed Camera
- Image format : 1/3 inch
- Focal length : 4 mm
- Iris range : F 1.2 – 200
- Min object distance : 0,3 m
- Lens mount : CS mount
- Angle of view (1/3”) : 64 0 x 49 0
- Iris control : DC
- Focus control : manual
2) 200 M Lens
- Image format : 1/3 inch
- Zoom : 10 X
- Focal length : 6 – 60 mm
- Iris range : F 1.4 – 360
- Lens mount : CS
- Temperature range : - 10 0 C ~ 15 0 C
- Video signal : 4 pin DC control
- Operating voltage : 8 – 12 V
- Operating current : 70 m A max
- Sensitivity : 0,5 – 1 Vp-p
- Zoom karakteristik : motor drive, speed 3-4 detik, 12 VDC, 70 mA
- Focus karakteristik : motor drive, speed 3-4 detik, 12 VDC, 70 VAC
- Angle of view ½ inch camera :
0 0
horisontal 43,6 – 4,6
0 0
vertikal 33,8 – 3,5
g. PAN / TILT
Alat ini berfungsi untuk menggerakan kamera secara horisontal dan vertikal. PAN
& TILT harus dilengkapi dengan alat untuk mengkontrol PAN & TILT sesuai
dengan kehendak operator.
i. OUTDOOR HOUSING
Housing ini digunakan untuk melindungi kamera dari perubahan cuaca luar yang
bisa berpengaruh terhadap unjuk kerja kamera.
Jalur kabel masuk : three liquid tight rear fittings, dua digunakan untuk kabel
dengan dia. 4,3 mm – 11,9 mm dan satu untuk kabel dengan diameter 4,6 mm –
7,9 mm.
Two bottom feed throught liquid tight fittings yang dapat digunakan untuk kabel
dia. 4,6 mm – 7,9 mm
j. KEYBOARD/TOUCH TRACKER
Keyboard /touch tracker ini dilengkapi dengan suatu display yang dapat
menunjukan dan menyeleksi kamera yang akan diaktifkan PAN / TILT / ZOOM /
Fokus serta IRIS
Pasal 35
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA
1.0. UMUM
Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Tata-Suara yang diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
121
4.1.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyam-paikannya kepada Pengawas Lapangan
untuk dicarikan jalan ke luarnya.
4.1.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digam-barkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
122
4.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
5.0. BAHAN-BAHAN.
5.1. Umum.
5.1.1. Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru,
dilengkapi sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta
penggunaan dari pabrik pembuatnya.
5.1.2. Semua perangkat sistem tata suara harus dilengkapi dengan data-
data berikut :
Merek dan nama pabrik,
Tipe,
Tegangan kerja dan frekwensi,
Konsumsi daya,
Impedansi,
Tanggapan frekwensi,
Dimensi,
Dan data lainnya yang diperlukan.
6.1. Umum.
6.1.1. Semua perangkat sistem tata suara harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail Pelaksanaan
serta diagram pengkabelan yang telah disetujui, dengan tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Spesi-fikasi Teknis ini.
6.1.2. Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Teknis.
6.2. Pemasangan.
6.2.1. Semua perangkat utama yang yang saling berhubungan satu sama
lain harus ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
6.2.2. Pengeras suara langit-langit, corong pengeras harus dipasang
menyebar pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
6.3. Pengkabelan.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifi-kasi Teknis.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya
harus dipi-sahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
6.4. Pembumian.
Semua pembumian harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
Antena harus dibumikan secara terpisah.
Pasal 36
PEKERJAAN TATA UDARA
36.1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Tata Udara yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengertan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
2.3. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan balk dan
dapat diterima.
Segala sesuatu mengenal lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air
conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan
listrik kerja. Sistem / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis
dua minggu sebelum jadwal pengetesan.
125
3.1. Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang diperlukan serta
bahan-bahan yang mudah berkara dengan lapisan cat dasar sesuah itu dicat
lagi dengan persyaratan pengecatan yang harus sesuai untuk bahan masing-
masing. Cat yang digunakan adalah AVIAN / SEIV atau setara.
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat
akhir dengan cat besi ex ICI hitam (R 404-40009).
126
3.4.4. Seluruh pemipaan refigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi
dengan thermaflex, sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak
diisolasi.
3.4.5. Untuk satu jalur pemipaan, dari outdoor condensing unit menuju fan
coil unit, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable
dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah perawatan.
3.4.9. Semua pipa refrigerant harus dipasanq secara rapi dan sejajar,
diletakkan di posisi sesuai dengan gambar rencana.
3.5.1. Pemasangan unit Fan Coil Unit dan Outdoor Condensing Unit harus
sedemikian rupa, sehingga pembersihan maupun perbaikkannya
dapat dilakukan dengan mudah.
3.5.2. Semua Fan Coil Unit dipasang benar-benar mendatar dan harus
ditumpu dengan balk. Gantungan harus dipasang pada konstruksi
dengan kuat menggunakan dynabolt, dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan.
Hasil akhir pemasangan Fan Coil Unit terhadap plafon harus benar-
benar rapi dan rapi, tanpa celah antara panel dengan plafon.
3.7.1. Umum.
Bagian ini merupakan persyaratan umum mengenai pekerjaan
ducting, perlengkapan ducting dan peralatan pengontrolan aliran
udara.
Persyaratan umum ini bersifat mengikat, kecuali bila ternyata ada
persyaratan khusus sebagaimana disebut pada bagian-bagian lain
atau gambar-gambar rencana.
a. Kontraktor diharuskan untuk mengadakan dan memasang seluruh
pekerjaan ducting dan perlengkapannya, sesuai dengan
persyaratanpersyaratan yang disebutkan, sampai sistem dapat
beroperasi dengan balk dan memuaskan.
b. Semua pekerjaan ducting dan fittingnya harus dibat dari bahan
(pelat baja) yang baru dan setiap pelat yang digunakan harus
mempunyai tanda yang menunjukkan pembuat / pabrik dan
kelasnya.
c. Semua pekerjaan ducting sejauh mungkin dibuat di lokasi
berdasarkan dimensi sebenarnya yang dibutuhkan.
Apabila ternyata sulit diperoleh besarnya ukuran ducting
sebenarnya, dapat digunakan ukuran sebagaimana dinyatakan di
dalam gambar.
d. Semua ducting supply, return, intake dan exhaust fitting harus dari
jenis yang sesuai dengan gambar atau skedul peralatan.
e. Sebelum pekerjaan ducting dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar keija (shop drawing) mengenal sistem
ducting, potonganpotongan, ketinggian, penggantung, skedul
ducting, damper, penyambungan ducting, flexibel connection,
lining, test point dan lain sebagainya kepada Konsultaan
Manajemen Konstruksi untuk dinilai.
f. Sebelum melakukan pemesanan barang, Kontraktor diwajibkan
untuk menyerahkan data pabrik dari seluruh peralatan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dinilai.
g. Sebelum pekerjaan ducting dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan contoh pelaksanaan pembuatan ducting, lengkap
dengan isolasi dan lining dan peralatan penggantung yang
diperlukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
Sebelum mendapatkan persetujuan tertulis, Kontraktor tidak
diperkenankan memulai pekerjaan.
Untuk menyatukan flens besi siku dengan duct harus digunakan paku
keling besi. Tidak diijinkan penggunaan paku keling alumunium.
Sesudah dikeling, sambungan dan kelingan diflincoat luar dan dalam
agar tidak terjadi kebocoran.
3.7.6. Pencabangan.
Pencabangan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana dan
dilengkapi dengan splitter damper.
3.7.15. Diffuser/Grile.
Komponen yang dipasang harus sesuai dengan gambar rencana dan
syarat teknis.
132
36.4. Pengujian
Pasal 37
SPESIFIKASI TEKNIS
ELEVATOR
2.0. STANDAR/RUJUKAN.
2.1.American National Standards Institute (ANSI).
2.2.National Fire Protection Association (NFPA).
2.3.National Elevator Industry Inc. (NEII).
2.4.Japanese Industrial Standard (JIS).
2.5.International Electrotechnical Commision (IEC).
2.6.Standar Industri Indonesia - SII-2407 - Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift
Penumpang yang Dijalankan dengan Listrik.
2.7.Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
Kontraktor harus membuat daftar bahan dan perlengkapan yang akan dipasang dan
harus menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
133
3.5. Garansi.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek surat jaminan untuk
barang dan pemasangan selama 1 (satu) tahun, dimulai sejak pemasangan
dinyatakan berjalan dan berfungsi dengan baik. Selama periode ini Kontraktor
harus memperbaiki dan mengganti kerusakan yang ada dan membayar semua
biaya perbaikan dan/atau penggantian.
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1.4. Elevator harus dilengkapi dengan bingkai pintu bagian luar yang terbuat dari
baja pelat dicat dalam warna sesuai ketentuan, untuk melindungi balok di atas
pintu, kusen, panel indikator, dan tombol pemanggil.
4.1.5. Elevator harus dilengkapi dengan sistem pengoperasian dan peralatan sinyal
sebagai berikut :
· Pada saat tombol di hall atau tombol panggilan ditekan, tanda 'in
use/terpakai' menyala pada semua panel indikator.
· Kabin bergerak sesuai dengan panggilan pertama dan panggilan lain
tidak akan ditanggapi sampai kabin mencapai lantai tujuan.
· Ketika kabin sampai di tujuan, pintu akan membuka. Ketika pintu
menutup, tanda 'terpakai' tidak menyala, dan kabin akan menanggapi
panggilan berikutnya atau panggilan hall.
5.1. Pemasangan.
5.1.1. Lokasi pemasangan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
5.1.2. Ruang mesin, ruang luncur berikut ruang luncur teratas (overhead), sumuran
dasar (pit), luang lari atap (top runby, luang lari bawah (bottom runby), ruang
aman bawah (pit safe clearance, ruang aman atas (overhead safe clearance)
dan jarak kerja (travel/rise), harus memiliki dimensi minimal dan bentuk sesuai
ketentuan dari pabrik pembuat elevator.
5.1.3. Kontraktor harus menyerahkan, memasang elevator baru sebagai suatu unit
lengkap dengan kabin, peralatan keamanan, pintu/lubang darurat, beban
pengimbang, motor, kabel, kipas dan pintu di setiap lantai, panel
pengoperasian, indikator dan kelengkapan tambahan lainnya sesuai standar
pabrik pembuat, seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
5.1.4. Pemasangan harus mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat atau petunjuk
tertulis dan harus dipasang oleh tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman.
Pasal 38
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN FIRE HYDRANT
38.1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material,dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum
Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
seluruh acara keseluruhan harus juda dimasukkarr ke daldrn pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
2.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta fitting-
fittingnya dan alat-alat bantunya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan hydrant box, head sprinkler, hydrant pillar, fire
extinguisher, siamese connection, gate valve, check valve, safety valve, foot
valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire departement connection
/ lading valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran setempat)
dan peralatan lainnya.
2.3. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa fire hydrant, antara lain
Electrical Main Pump, Jockey Pump beserta motor listriknya, diesel Pump,
Panel Fire Pump Controller clan slat-alatlconfrol lainnya.
2.4. Pengadaan dan pemasangan pressure tank (tangki tekan), lengkap berikut
accessoriesnya.
2.5. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk
pelaksanaan instalasi.
2.6. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrostatis, balk secara bagian (parsial) maupun secara keseluruhan (overall).
2.7. Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatannya, sampai sistem berfungsi dengan balk.
2.8. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
38.4. MATERIAL
4.1. Pipa.
Semua pipa, dari 0 1"-6", didalam gedung maupun di luar gedung dan branch
pipe (pipa cabang) dari bahan Galvanized Iron Pipe (GIP) yang mernenuhi
standar ASTM A-120 Schedule 40.
4.2.1. Fitting
Fitting pemipaan harus terbuat dari material dan kekuataan yang
sama denga pipa yang digunakan.
4.2.2. Valves
Seluruh valve dan flexsibel joint yang dipakai di pemipaan fire hydrant
harus dari jenis fire fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 150
psi dan tekanan test 300 psi (kelas 150) serta dilengkapi dengan ball
dirp valve, automatic release valve, dichange pressure gauge dan
water level gauge device.
4.2.3. Pressure Gauge.
Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter
minimum 3" dengan skala 0 sampai 2 x tekanan kerja maksirnum (20
bar).
4.4. Sprinkler.
Sprinkler yang terdiri dari tipe pendant, harus dari tipe yang bereaksi cepat
dan memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya, antara lain
sebagai berikut :
Diameter minimal lubang saluran pada sprinkler 15mm.
Terbuat dari bahan anti karat.
Tipe pemasangan di langit-langit atau sesuai petunjuk Gambar Kerja,
lengkap dengan pelat dasar.
Kepala sprinkler harus memiliki tabung gelas dengan cairan warna merah
yang akan bekerja pada temperatur 68C,
buatan Central.
4.7. Pompa-pornpa.
d. Panel Kontrol.
Panel kontrol harus memenuhi standar lokal (dinas PMK
setempat), dibuat kokoh, serta diberi label Fire Controller Panel.
e. Brosur
Brosure lengkap harus disertai dalam penawaran yang berisi
kurva-kurva karakteristik pompa dan gambar potongan pompa
yang menunjukkan susunan bagian dalam pompa dan pemilihan
type yang dipilih harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
4.7.2. Pompa Jockey.
Kontraktor harus memasang pompa jockey hydrant sesuai dengan
gambar dan spesifikasinya yang terdiri atas 1 unit automatically
controlled electric motor driven pump.
Pompa Jockey harus dari type fire pump yang dipasang di ruang
pompa dan dihubungkan dengan pipa header hydrant dan tangki
tekan.
38.6. PENGUJIAN
7.1. Pengujian terhadap Kebocoran dan Tekanan
Semua pipa dan perlengkapannya sesudah dipasany harus diuji dengan
hidrolis
sebesar 15 Kg/Cm2 selama 18 jam.
Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan
tekanan.
7.2. Peralatan dais fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
7.3. Saksi
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Konsultan Perencana. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh
sistem atau aparat yang dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.
38.8. PENGECATAN
9.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantungan raka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating). Cat harus sesuai
dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
9.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
9.3. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi
peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
38.9. PENYANGGA
10.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantung harus
dipasang pada kontruksi dengan insert dengan gambar dokumen,
10.2. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang
lain.
10.3. Semua pipa tegak lurus harus ditumpu dengan besi U dengan ½” yang
diulir dipasang / diikatkan dengan mur pada besi kanal C. Sebagai landasan
pipa digunakan kayu. Sedangkan besi kanal C diikatkan pada beton atau
balok dengan dynabolt. Jarak antar kleman maksimal 3 meter.
Pasal 39
PEKERJAAN JALAN
A. PEKERJAAN PENGUKURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi
persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar
Kerja dan/atau yang ditentukan Pengawas Lapangan dan termasuk penyediaan tim
ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan.
2. PROSEDUR UMUM.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistim koordinat tersebut, maka dalam
1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara
tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh
Pengawas Lapangan.
Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan.
Mengikat pemindahan pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok
harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan.
Kontraktor setiap waktu bertanggung-jawab memperbaiki dan mengganti patok
yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang 30 cm,
ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas permukaan tanah
dengan paku di tengahnya sebagai tanda.
144
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap katagori berikut :
• Pemeriksaan melintang.
• Ketinggian patok.
• Lokasi pengukuran.
• Konstruksi pengukuran.
• Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi
topografi harus dilakukan dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang
aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh
Pengawas Lapangan.
2.0. PERALATAN.
Alat-alat yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhannya antara lain :
Aspalt Finisher
1. Aspalt Sprayer
2. Concrete Mixer
3. Dump truck 6-8 t
4. Dump truck 10-12 t
145
C. PEKERJAAN PERKERASAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi Teknis ini adalah seperti berikut
tetapi tidak terbatas pada :
1.1. Pekerjaan lapisan sub-base. Berupa urugan Sirtu
1.2. Pekerjaan lapisan base coarse.
1.3. Pekerjaan over-lay dengan aspal beton atau aspal penetrasi.
1.4. Penyediaan tenaga kerja terlatih, teknisi dan enjinir serta tenaga tak terlatih.
1.5. Penyediaan bahan-bahan, alat-alat kerja yang sesuai, mesin-mesin/peralatan,
unit pencampur aspal dan alat/mesin lain yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
1.6. Persiapan pengupasan, perataan permukaan tanah, pengaturan kemiringan,
pemadatan permukaan tanah, penghamparan dan pemadatan lapisan sirtu
dan/atau batu pecah sesuai Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
1.7. Penghamparan beton aspal sebagai lapisan perataan permukaan/ levelling dan
lapisan penutup/overlay, dengan alat yang sesuai, dengan ketebalan dan pada
tempat-tempat sesuai Gambar Kerja.
2.0. STANDAR/RUJUKAN.
Pelaksanaan pekerjaan mengikuti persyaratan-persyaratan dari :
4.0. BAHAN-BAHAN.
Agregat Kasar.
Agregat yang digunakan bisa batu pecah atau kerikil dalam keadaan kering dengan
persyaratan sebagai berikut :
Keausan agregat yang diperiksa dengan mesin Los Angeles pada 500 putaran
(PB.0206-76) harus mempunyai nilai maksimum 40% .
Kelekatan terhadap aspal (PB.0205-76) harus lebih besar dari 95% .
Indeks kepipihan agregat maksimum 25% (B.S.).
Minimum 50% dari agregat kasar harus mempunyai sedikitnya satu bidang pecah.
Peresapan agregat terhadap air (PB.0202-76) maksimum 3%.
Berat jenis semu/apparent (PB.0202-76) agregat minimum 2,50.
Gumpalan lempung agregat maksimum 0,25% .
Bagian-bagian batu yang lunak dari agregat maksimum 5% .
Agregat Halus.
Agregat halus harus terdiri dari bahan-bahan yang berbidang kasar, bersudut tajam dan
bersih dari kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Agregat halus bisa terdiri dari pasir bersih, bahan-bahan halus hasil pemecahan batu
atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut dan dalam keadaan kering.
Pengisi/Filler.
Sebagai pengisi dapat dipergunakan debu batu, debu dolomite atau semen portland.
Perlu diperhatikan agar bahan tersebut tidak tercampur dengan kotoran atau bahan lain
yang tidak dikehendaki dan dalam keadaan kering (kadar air maksimum 1%).
Gradasi agregat harus memenuhi ketentuan seperti tersebut pada tabel berikut.
No. Campuran : I, III, IV, VI, VII, VIII, IX, X dan XI digunakan untuk lapis permukaan.
No. Campuran : II digunakan untuk lapis permukaan, lapis perataan permukaan dan lapis
antara.
No. Campuran : V digunakan untuk lapis permukaan, dan lapis antara.
Kadar aspal normal untuk gradasi-gradasi pada tabel berikut berkisar antara 4% - 7%
(terhadap 100% agregat kering).
Aspal Keras.
Aspal yang digunakan dapat berupa aspal keras Penetrasi 60 atau Penetrasi 80
yang memenuhi persyaratan seperti tertera di bawah ini :
+-----------------------------------------------------------------------------------------------------+
| | |PERSYARATAN | |
| | CARA |------------------------------| |
|JENIS PEMERIKSAAN |PEMERIKSAAN |Pen. 60 | Pen. 80 | SATUAN |
| | |------------------------------| |
| | | Min.| Mak.| Min.| Mak. | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 1. Penetrasi | PA.0301-76 | 60 | 79 | 80 | 99 | 0,1 mm |
| (25oC, 5 detik) | | | | | | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 2. Titik lembek | PA.0302-76 | 48 | 58 | 46 | 54 | °C |
| (ring & ball) | | | | | | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 3. Titik nyala | PA.0303-76 | 200 | - | 225 | - | °C |
| (clev.open cup) | | | | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 4. Kehilangan berat | PA.0304-76 | - |0,4 | - | 0,6 | % berat |
| (163oC, 5 jam) | | | | | | |
|----------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 5. Kelarutan | PA.0305-76 | 99 | - | 99 | - | % berat |
| (CCL4 atau CS2) | | | | | | |
|------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 6. Daktilitas | PA.0306-76 | 100 | - | 100 | - | cm |
| (25oC, 5 cm/menit) | | | | | | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 7. Penetrasi setelah | PA.0301-76 | 75 | - | 75 | - |% semula |
| kehilangan berat | | | | | | |
|-------------------------------------------------------------------------------------------------------|
| 8. Berat Jenis | PA.0307-76 | 1 | - | 1 | - | gr/cc |
| (25oC) | | | | | | |
+------------------------------------------------------------------------------------------------------+
Untuk keperluan lapis resap pengikat/prime coat dipergunakan aspal cair jenis MC-30, MC-
70, MC-250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS.
Untuk keperluan lapis pengikat/tack coat digunakan aspal cair jenis RC-70, RC-250 atau
aspal emulsi jenis CRS, RS.
4.4. Peralatan.
Peralatan Lapangan.
a. Alat Pemadat :
• Vibrator Roller
• Tandem Roller 4-6 ton
• Tandem Roller 8-10 ton
• Pneumatic Tire Roller 10-12 ton
148
b. Penghantar.
c. Dump Truck.
d. Asphalt Sprayer dan Asphalt Finisher.
e. Compressor.
f. Tangki Air.
g. Sekop, garu, sikat, balok kayu, roda dorong, dan alat bantu lainnya.
h. Hand Compactor.
Peralatan Pencampur Aspal.
5.2.1. • Lapisan tanah dasar sub-grade harus disiapkan sesuai dengan persyaratan sebelum
bahan sub-base ditempatkan di atas sub-grade.
Bahan dan air dicampur pada suatu mixer, air ditambahkan pada proses
pencampuran secukupnya sampai tercapai suatu kadar air yang baik untuk
dipadatkan, sehingga tercapai kepadatan yang diinginkan.
Setelah dicampur bahan diangkut ke lokasi pekerjaan lalu dihamparkan dengan
mesin penghampar spreader.
Bahan sub-base harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapis-lapis ketebalan pada
mana dapat tercapai derajat kepadatan yang diinginkan dengan peralatan
pemadatan yang sesuai/memadai dan dalam segala hal tidak boleh lebih dari 20 cm
tebalnya.
Jika lebih dari satu lapis, tiap lapis harus dibentuk dan dipadatkan sebelum lapis
berikutnya dihamparkan.
Penempatan/penghamparan dimulai pada suatu tempat yang ditentukan Pengawas
Lapangan. Penghamparan dilakukan dengan speader boxes atau kendaraan dengan
peralatan khusus untuk membagi/menghampar bahan secara continuous dan
merata setiap lapisnya.
149
Sepanjang tempat-tempat yang tidak dapat dimasuki mesin penggilas, maka bahan
sub-base harus dipadatkan dengan alat-alat tumbuk mekanis atau tangan/tampers or
compactors, penggunaannya atas persetujuan Pengawas Lapangan.
Tebal lapisan sub-base yang selesai harus diperiksa dengan depth test/core test/hole
test yang diadakan pada jarak tertentu sehingga setiap luas 250 m persegi ada satu
pengujian. Kontraktor harus mengisi lubang-lubang pengujian itu atas biaya sendiri dan
akan diawasi oleh Pengawas Lapangan. Jika susut tebal itu lebih dari 12 mm,
Kontraktor diharuskan memperbaiki daerah itu.
Pekerjaan pada lapisan sub-base tidak boleh dilaksanakan jika sub-grade dalam
keadaan basah.
Perlengkapan.
Cara-cara pada bagian II.2.C (3) dapat dipakai. Kecuali cara penempatan lapisan base-
course harus dilaksanakan berlapis yang tebalnya setiap lapis setelah dipadatkan tidak
minimal 6 cm atau lebih dari 12 cm.
Gradasi aggregate yang sudah ditebarkan harus seragam dan tidak mengandung
pecahan-pecahan atau unsur-unsur yang halus ataupun kasar pada suatu tempat.
Aggregate dimaksud tidak boleh ditebarkan melebihi 1.500 m persegi sebelum digilas
kecuali jika diperkenankan oleh Pengawas Lapangan.
150
Untuk pemadatan dapat digunakan 'smooth wheel rollers' dengan berat 8-12 ton,
pemadatan dilaksanakan sedemikian sehingga tercapai struktur yang homogen dan jika
perlu dengan penambahan air secukupnya sesuai dengan kebutuhan supaya dapat
tercapainya pemadatan yang optimal.
Penggilasan dari jalur ke jalur harus over lapping seperti pada penggilas
lapisan sub-base. Apabila penggilasan itu menghasilkan ketidak-rataan
melebihi dari 10 mm, jika diuji dengan tongkat lurus 3 meter panjang, maka
permukaan yang tidak rata harus dibongkar, kemudian ditimbun kembali dengan
bahan yang sama yang dipakai untuk pembuatan lapisan itu, lalu digilas sampai
kepadatan yang disyaratkan, perbaikan dan penggantian tersebut atas beban
biaya Kontraktor.
Sepanjang tempat yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, bahan base-course ditumbuk
secara baik dan alat-alat tumbuk mekanis/mechanical tampers/compactors.
Pemeliharaan.
Setelah lapisan aggregate base selesai, Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan
pemeliharaan yang diperlukan untuk menjaga agar lapisan aggregate base tetap dalam
keadaan yang baik dan memuaskan untuk menerima lapisan pasir/bedding sand. Lapisan
aggregate base harus dalam keadaan kering pada setiap saat.
Apabila pembersihan dianggap perlu atau apabila permukaan terganggu, maka pekerjaan
yang bersifat memulihkan harus diadakan atas biaya Kontraktor sendiri.
Perencanaan Campuran.
Untuk mendapatkan campuran beton aspal yang baik perlu dilakukan perencanaan
campuran.
• Jenis agregat,
• Gradasi agregat,
• Mutu agregat,
• Jenis aspal keras,
• Rencana tebal lapisan,
• Jenis bahan pengisi.
Persentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada agregat kering, ditentukan
berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Melalui metoda Uji Marshall akan diperoleh kadar aspal optimal yang harus memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut.
151
+------------------------------------------------------------------------------ +
| Kepadatan LL | | | |
| | Berat | Sedang | Ringan |
|Jenis Pemeriksaan | | | |
|------------------------------------------------------------------------------|
| | | | |
| Stabilitas (Kg) | 750 | 650 | 460 |
| | | | |
| Kelelehan (mm) | 2-4 | 2-4,5 | 2-5 |
| | | | |
| % Rongga dalam | 3-5 | 3-5 | 3-5 |
| campuran | | | |
| | | | |
| % Rongga terisi | 75-82 | 75-85 | 75-85 |
| aspal | | | |
| | | | |
| Jumlah Tumbukan |2 x 75 | 2 x 50 | 2 x 35 |
| | | | |
+------------------------------------------------------------------------------ +
Pengambilan contoh campuran dilakukan minimal satu kali setiap hari produksi,
kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
Produksi Campuran.
Agregat dipanaskan maksimal sampai suhu 175°C. Suhu aspal < suhu agregat,
dengan perbedaan maksimal 15°C.
Persiapan Lapangan.
Pengangkutan.
• Pengangkutan dilakukan dengan dump truck dengan bak terbuat dari metal,
rapat, bersih dan telah disemprot dengan air sabun, bensin atau larutan kapur
untuk mencegah melekatnya aspal pada bak dump truck.
• Selama pengangkutan, campuran aspal harus ditutup dengan terpal, untuk
melindungi dari pengaruh cuaca.
Penghamparan.
Pemadatan.
Pada saat suhu minimal 60°C atau sedikit di atas titik leleh aspal yang digunakan,
pemadatan harus sudah berakhir.
• Pada jalan lurus, pemadatan dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan
menuju ke tengah.
• Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan
menuju ke bagian yang tinggi.
• Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang terendah
sejajar as jalan menuju ke bagian yang tinggi.
• Untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada mesin gilas, roda mesin
gilas harus dibasahi dengan air.
153
Sambungan-sambungan.
Jalan beton aspal dapat dibuka untuk lalu lintas kecepatan rendah setelah
pemadatan akhir selesai dan suhu telah di bawah titik lembek aspal (sesuai
dengan jenis aspal yang digunakan) atau sekitar + 2 (dua) jam. Dibuka untuk lalu
lintas penuh setelah 4 (empat) jam.
Pasal 40
PEKERJAAN TATA HIJAU (LANSEKAP)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar rencana dan sesuai petunjuk-petunjuk Waspang pekerjaan tersebut meliputi :
• Pekerjaan penanaman
• Pekerjaan perawatan / pemeliharaan taman
3. PEKERJAAN PENANAMAN
a. Lingkup Pekerjaan.
- Penanaman rumput
- Penanaman pohon peneduh / pelindung seperti tercantum dalam gambar rencana.
154
Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang tertarik dari as-as bangunan yang
terdekat/ patokan-patokan yang ada dalam tapak.
d. Tanaman Penenuh adalah Penanaman Palem Ekor Tupai sesuai dengan gambar
kerja.
- Palm atau jenis tanaman lainnya atau sesuai gambar rencana ditanam sebagai
pohon peneduh / pelindung harus bebas dari segala penyakit dan hama,
daun/cabang, jangan sampai cacat dan harus tumbuh sehat.
- Pembungkusan ball root harus dengan karung goni dan diikat dengan erat untuk
mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
- Tanah urugan yang dipakai adalah jenis tanah subur. Tanah urug ini harus bersih
dari bekas bahan bangunan, batu-batuan, rumput dan tanaman.
- Tanah urug dicampur pupuk kandang sapi yang telah kering dan matang dengan
perbadingan jumlah yang sama (1 tanah : 1 pupuk). Campuran ini diurugkan ke
dalam galian.
- Jenis rumput gajah ditanam berupa gebalan sepenuh lubang-lubang grass block atau
pada halaman dimana tempat yang ditanaminya sesuai dengan gambar. Sebelum
penanaman, permukan tanah urug telah dipersiapkan dan diratakan sesuai peil
permukaan yang dkehendaki.
- Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul 15.30
agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang terlampau cepat bagi
tumbuh-tumbuhan tersebut kecuali penanaman yang dilakukan ditempat yang
terlindung dari matahari langsung dapat dilakukan setiap saat.
4. PEMELIHARAAN TANAMAN
a. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang ditanam.
Penggantian tanaman harus sesuai jenis / bentuk / warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam serta harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Penyiraman dilakukan dengan air bersih yang bebas dari segala bahan organik / zat
kimia/ bahan lain yang dapat mengganggu dan merusak, pertumbuhan tanaman.
155
Untuk semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat
disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahi bawah permukaan tanah.
Bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari untuk
penyiraman pada saat ini tak perlu dilakukan.
Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air. Air harus dapat
terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
d. Penyiangan
Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi tanaman
pohon dan rumput yang tertanam.
Untuk tanaman rumput, penyiangan ini perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah pancong atau cangkul garpu kecil.
e. Penggantian Tanaman
Kontraktor wajib mengganti setiap kali jika ada tanaman hias, pohon peneduh dan
rumput yang rusak atau mati.
Semua penggantian dengan tanaman dan rumput baru adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam serta harus dengan persetujuan
Pengawas.
Penggantian tanaman dan rumput harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan
sampai merusak tanaman dan rumput lain disekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
Pasal 41
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
156
Pasal 42
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pasal 43
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
Ttd