Anda di halaman 1dari 31

109

A. SYARAT – SYARAT UMUM DAN TEKNIS


PEKERJAAN
110

BAB I
KETENTUAN UMUM & TEKNIS TATA LAKSANA DI
LAPANGAN (PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN)
Pasal 1
PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lingkup Pekerjaan.


Nama pekerjaan untuk proyek ini adalah Pekerjaan Penataan Ruang Pelayanan Terpadu,
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara yang berlokasi
di Jalan Jenderal Sudirman No. 623 Bandung, dengan lingkup pekerjaan yang mencakup
antara lain serta tidak terbatas pada:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Interior Melekat
d. Pekerjaan Pengecatan
e. Pekerjaan Elektrikal
f. Pekerjaan Saluran Telepon
g. Pekerjaan Jaringan Lan
h. Pekerjaan Lantai
i. Pekerjaan Lain – lain
Pekerjaan - pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan oleh Pihak Penyedia meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan Dokumen Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini.
1.2. Memulai Kerja
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Surat Perjanjian (Kontrak) dan Surat Perintah
Mulai Kerja (SP) ditandatangani, pihak Penyedia Jasa (Pihak Penyedia) harus sudah
memulai melaksanakan kegiatan pekerjaan fisik dilokasi kerja.

1.3. Mobilisasi
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:
Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan dalam penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi di
mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, dengan selalu disertai ijin
Konsultan Pengawas.

1.4. Lokasi Area Bekerja.

Pihak Penyedia tidak diperbolehkan menyimpan bahan material/sarana alat bekerja


disembarang tempat dan harus ada ijin dari konsultan pengawas.

Pasal 2
TENAGA AHLI DAN SARANA KERJA
2.1 Kuasa Pihak Penyedia di Lapangan
111

2.1.1. Di lapangan pekerjaan, Pihak Penyedia 'wajib' menempatkan seorang Site Manager yang
cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Pihak Penyedia, berpendidikan Sarjana Desain Interior (S1) dengan
pengalaman dan berkecimpung pada pekerjaan khusus utk interior minimum 8 (delapan) tahun
dan pernah/ berpengalaman melaksanakan pekerjaan interior gedung.
2.1.2. Dengan adanya Site Manager, tidak berarti bahwa Pihak Penyedia lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
2.1.3. Pihak Penyedia wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
2.1.4. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Tim Teknis dan Konsultan Pengawas bahwa
Site Manager dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Pihak Penyedia secara tertulis untuk mengganti Site
Manager.

2.2. Tenaga Kerja


Tenaga Kerja yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

2.3. Peralatan Bekerja


Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, serta peralatan-peralatan lain
yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

2.4. Bahan-bahan Bangunan


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

Pasal 3
RENCANA KERJA
3.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Pihak Penyedia harus membuat
Program Mutu.
3.2. Program Mutu disusun/dibuat paling sedikit berisi :
- Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksakanan;
- Organisasi Kerja Penyedia;
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (S-Curve) ;
- Prosedur Pelaksanaan pekerjaan;
- Prosedur Instruksi Kerja
- Pelaksan Kerja.

3.3. Program Mutu tersebut akan dibahas pada saat PCM (Pre construction meeting).

3.4. Program Mutu dapat direvisi pada saat pelaksanaan pekerjaan, sesuai kondisi lokasi
pekerjaan setelah didiskusikan dengan konsultan pengawas dan PPK.

3.5. Konsultan Pengawas program mutu yang disusun Pihak Penyedia Jasa berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
112

Pasal 4
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
4.1. Pihak Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

4.2. Keselamatan Pekerja berupa BPJS Ketenaga Kerjaan, sesuai dengan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 44 Tahun 2015.

4.3. Pihak Penyedia berkewajiban menyediakan kotak P3K ditempat pekerjaan.

4.4. Pihak Penyedia wajib untuk menyediakan peralatan keselamatan kerja bagi semua
pekerjanya, sebelum memulai pekerjaannya agar dikonsultansikan dahulu dengan
konsultan pengawas

4.5. Segala resiko kecelakaan akibat kesalahan prosedur pekerjaan adalah tanggung jawab
Pihak Penyedia.

4.6. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Pihak
Penyedia bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan
peralatan teknis serta bagian konstruksi yang diserahkan PPK, dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Pihak Penyedia harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.

Pasal 5
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

5.1. Persyaratan Pelaksanaan


Untuk menghindari klaim dari 'User'/Proyek dikemudian hari maka Pihak Penyedia harus
betul-betul 'memperhatikan' pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
'ukuran jadi (finished arsitektur)'. Pihak Penyedia wajib melaksanakan semua pekerjaan
dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas/Perencana/Tim Teknis dan
PPK.
Peralatan pendukung senantiasa tersedia di proyek, minimal adalah :
1 (Satu) kamera.
1 unit laptop/komputer
1 (Satu) alat ukur panjang (meteran)

5.2. Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standard Nasional Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
113

NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan


PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia. SK SNI T-15-1991-03
(PBI - 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia.

Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh PPK (Gambar Kerja, RKS, BQ, B.A.
Aanwijzing) dan Surat Perjanjian (Kontrak).
Shop Drawing yang dibuat oleh Pihak Penyedia dan sudah disetujui/disahkan oleh
Konsultan Pengawas dan PPK .

Pasal 6
PENJELASAN RKS & GAMBAR
6.1. Pihak Calon Penyedia wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantuan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) yang dituangkan dalam Addendum Dokumen Lelang.

6.2. Bila ada ketidak sesuaian antara Gambar dengan BoQ, maka yang dijadikan acuan adalah
Gambar.

6.3. Ukuran
6.3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
6.3.2. Ukuran-ukuran gambar yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (mili
meter).
6.3.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi
dalam keadaan selesai ("finished").
6.3.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Pihak Penyedia wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
114

6.3.5. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan didiskusikan dengan Konsultan Perencana kemudian
disahkan oleh PPK.
Pihak Penyedia tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas, Perencana
dan PPK, segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Pihak Penyedia baik dari
segi biaya maupun waktu.

6.4. Perbedaan Gambar


6.4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam skala, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
6.4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka Pihak
Penyedia wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana dan PPK
6.4.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Elektrikal/Listrik dan
Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam
gambar kerja Arsitektur.

6.5. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing keahlian pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
6.5.1. AR : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua kaidah-kaidah arsitektur yang ada, baik teknis maupun
estetika
6.5.2. EL : Elektrikal.
Yang berkaitan dengan sistim Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.

6.6. Shop Drawing


Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Pihak Penyedia berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan. Pihak Penyedia wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Konsultan Pengawas.

6.7. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-built Drawing"


6.7.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
6.7.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Pihak Penyedia berkewajiban
membuat gambar- gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh Pihak Penyedia (As-Built Drawing).

Pasal 7
PEMBERSIHAN AREA TEMPAT KERJA DARI SISA
PEKERJAAN BONGKARAN
7.1. Pekerjaan ini mencakup :
115

7.1.1. Pembersihan dan atau buangan dari sisa hasil pembongkaran paket pekerjaan sebelumnya.

7.1.2. Pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta puing-puing di dalam
daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang
harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
berada di area kerja/existing harus tetap berada pada kondisi semula, dan apabila terjadi
kerusakan atau hilang maka pihak penyedia jasa harus menganti.

7.1.3. Konsultan Pengawas akan membuatkan Berita Acara daftar barang-barang yang
ada dan menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus
tetap berada di tempatnya. Pihak Penyedia harus menjaga semua jenis benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya setelah pekerjaan selsai.

Pasal 8
KETENTUAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK
PENENTUAN PEIL DAN PATOK UKUR

8.1. Pekerjaan Pengukuran Kondisi Tapak

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Penyedia diwajibkan melakukan pengukuran


kondisi "existing" tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Tim Teknis/PPK
8.2. Patok Ukur

Pihak Penyedia harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai


dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-
garis / kemiringan dan meminta Pihak Penyedia untuk membetulkan patok- patok.

Pasal 9
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN
9.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Standard
Nasional Indonesia (SNI), Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982) dan
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat
bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam
kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

9.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.


9.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, pencantuman semua merk pembuatan atau
merk dagang dalam RKS ini, Gambar-Gambar, BQ serta Risalah hanya dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam
bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai rujukan
standard atau kualitas, dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan
116

maupun usaha kolaborasi; dan Pihak Penyedia dengan sendirinya berupaya


menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas, Perencana dan PPK, setara dengan keterangan tersebut.
Apabila spesifikasi bahan/material dan komponen jadi yang diterangkan tersebut tidak
ada dipasaran, maka Perencana akan menentukan produk/merk lain yang
memenuhi/setara standard kualitas bahan tersebut dengan mengikuti peraturan
persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

9.2.2. Pihak Penyedia diperkenankan mengajukan untuk mengganti produk/merk selain


yang telah dicantuan tersebut kepada Konsultan Pengawas dan PPK serta diketahui oleh
Perencana, dengan produk/merk lain yang memenuhi/setara/sesuai standard kualitas
yang dimaksudkan dalam keterangan tersebut. Penggunaan bahan produk/merk lain
yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas,
PPK dan Perencana secara tertulis.

9.3. Pihak Penyedia/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh- contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas,
PPK dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua
bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.

9.4. Penyimpanan Material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta, harus ditutupi.

9.5. Pemeriksaan Bahan-Bahan.

9.5.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang


telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam butir-butir di atas.

Pasal 10
KETENTUAN PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
10.1. Pemeriksaan Pekerjaan
Konsultan Pengawas , PPK atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana
pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di mana bahan / barang dibuat. Pihak
Penyedia harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.

10.2. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Pihak Penyedia, tetapi karena
bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas dan PPK harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Pihak Penyedia dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas dan PPK.
Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan konsultan pengawas dan Pihak Penyedia harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada konsultan pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.

10.3. Bagian pekerjaan yang dibongkar sebagian atau seluruhnya tersebut wajib diperbaiki atau
diganti oleh Pihak Penyedia, segala biaya yang timbul tidak dapat di "klaim" sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
117

10.4. Kemajuan Pekerjaan


10.4.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh Pihak
Penyedia demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
10.4.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.

10.5. Perintah Untuk Pelaksanaan (Foreman)


Bila Pihak Penyedia atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana
Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka
petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana
atau petugas yang ditunjuk oleh Pihak Penyedia untuk menangani pekerjaan itu.

Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
Administratif.

11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Pihak Penyedia/Pihak Penyedia harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin.

11.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan
monitoring.

Pasal 12
KETENTUAN SUPLIER & SUB-PIHAK PENYEDIA
12.1. Jika Pihak Penyedia menunjuk supplier dan atau Pihak Penyedia Bawahan (Sub-Pihak
Penyedia) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Pihak Penyedia
'wajib' memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

12.2. Pihak Penyedia wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan
Pengawas dengan Pihak Penyedia Bawahan atau Supplier bahan.
12.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
118

BAB II
SPESIPIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

1.1. Pekerjaan Pembongkaran


1.1.1. Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada PPK dan Konsultan Pengawas dan pihak terkait (Pengelola
Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
1.1.2. Pemeriksaan Tempat Kerja.
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala
akibatyang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran.Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan
pemeriksaankondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas dan PPK.
1.1.3. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.
Amankan jalur-jalur air, listrik, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas,
Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1.1.4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang
tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya.
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tanggung jawab pelaksana pembongkaran/
kontraktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll.) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada PPK dengan diketahui oleh
Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item barang-barang tersebut.

1.2. Pekerjaan Pengamanan.


1.2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan dilokasi
proyek, maka Pihak Penyedia wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut
119

dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik
lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalfholding, bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-
hati.
1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi
pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

1.3. Pemindahan Barang-barang.


Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh PPK dan
Konsultan Pengawas.

1.4. Marking.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran- ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan
ukuransebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh Pihak Penyedia untuk
penentuan ukuran – ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di
lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
2.1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan Galian untuk pondasi Plat beton dan kolom pedestal.
b. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan
daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, Pihak Penyedia harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat
yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
e. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.
f. Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.

2.2. Pekerjaan Urugan Pasir


Urugan pasir dilaksanakan pada bawah lantai seperti ditunjukkan pada gambar. Lapisan
pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu disiram air
secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat Urugan pasir bawah
lantai ini dengan ketebalan 5 cm.
120

Pasal 3
PEKERJAAN BETON
3.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :
a. Beton Poor Plat.
b. Beton Pondasi/pedestal.
c. Beton Sloop.
d. Plat Lantai Beton

3.2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton ( PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab
3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6
seluruh pasal).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).

3.3. Persyaratan Beton :


a. Untuk Beton Bertulang/Struktur seperti Kolom, Balok,Plat Lantai dan pedestal
digunakan mutu Beton K. 225.
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3 KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk neut kusen, rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar
kerja.

3.4. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai
di tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek
PC dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang setaraf
dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh
pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, cukup ventilasi di
atas lantai setingi 30 cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah
menurut pengiriman. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
1) Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2) Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3) Pihak Penyedia harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir
121

alam yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum
diperlukan.
4) Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahanbahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus
diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan PBI 1971
(NI-2) pasal 3.3, 3.4, dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Pihak Penyedia
harus mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih
dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.
e. Baja tulangan
1) Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil
atau sama dengan 12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard
No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2) Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Pihak Penyedia.
3) Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4) Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.

3.5. Persyaratan teknis


a. Komposisi campuran beton
Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-
baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
1) Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
2) Ukuran maksimum dari agregat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan
celah lubang antar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
3) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton
yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan, dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak
terhitung air yang dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari
beratnya). Pengujian beton akan dilakukan oleh Pihak Penyedia dan
122

perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan


seperti di atas dan Pihak Penyedia tidak berhak claim atas perubahan-perubahan
yang demikian.

Pasal 4
PEKERJAAN DINDING PARTISI

5.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum pada bagian dinding,
termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

5.2. Persyaratan Bahan


4.3.1. Rangka :
Rangka vertikal dari Canal C Galvanis 75 x 75 cm, tebal pelat galvanis minimal 30 mm.
Rangka horizontal atas dan bawah dari bahan yang sama.
4.3.2. Penutup partisi :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk JAYA Board atau produk lain yang
setara, dengan ketebalan = 9 mm.
4.3.3. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau
produk lain yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah.
4.3.4. Bahan finishing dengan Cat Interior
4.3.5. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan PPK.

5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


4.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pihak Penyedia diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan dimensi), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi gypsum, diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi pada dinding
- Pekerjaan kusen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan
ini.
4.3.2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.3.3. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas
bidanglantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh
KonsultanPengawas dan Perencana.
4.3.4. Modul rangka vertikal Canal C Galvanis adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
4.3.5. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
123

4.3.6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik
dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
4.3.7. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
4.3.8. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis
sambungan setiap unit gypsum board hilang.
4.3.9. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi
cornerbead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
4.3.10. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan
siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan.
Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau
melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
4.3.11. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas.

Pasal 5
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM
5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela.

5.2. Bahan
5.2.1 Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium, produk dalam negeri sekelas Alexindo.
a. Karet sealer atau sealent harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu,
jendela dan kaca dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang
berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
5.2.2. Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
5.2.3. Untuk warna kusen dan pintu alumunium adalah warna putih dan Pihak Penyedia
harus mengkonfirmasi kepada Konsultan Pengawas dan PPK, hal ini diperlukan jika
dirasa perlunya perubahan warna pada kusen dan pintu alumunium tersebut
5.2.4. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela aluminium
harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan dengan
memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
a. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
b. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
124

c. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
d. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
e. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
f. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
g. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
h. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
i. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen;
alumunium telah terpasang maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
j. Sebelum memulai pelaksanaan, Pihak Penyedia diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
k. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil,
Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN

* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel

* Daftar Jenis Ukuran jendela dan pintu,


kaca dan handle

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran, lokasi dan kedudukan


kusen dan pintu

l. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian
Pihak Penyedia dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Pengawas Lapangan.
Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Pihak
Penyedia dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah, maupun
penambahan waktu.

m. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada


Konsultan Pengawas dan PPK untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

n. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

5.3. Pengukuran Hasil Kerja.


Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu, jendela,
daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi, kedudukan,
bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta dapat diterima
oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.
125

Pihak Penyedia wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Gambar , BoQ dan
RKS, jika terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dalam hal ini Pihak Penyedia tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

Pasal 6
PEKERJAAN KACA
6.1. Keterangan
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

6.2. Bahan
Kaca polos Asahi 5 mm pada jendela alumunium, untuk pintu utama dan wall treatment
dinding menggunakan kaca tempered 12 mm frameless (tanpa rangka) bahan kaca harus
utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.

6.3. Pelaksanaan
a. Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen Alumunium harus diberi list kaca yang
kuat dan merapat dengan bahan list karet atau sealent yang bermutu baik.
b. Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan dikotori
akibat pekerjaan lain yang masih dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak atau
tergores harus diganti. Semua kaca terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya
dengan hati-hati.
c. Kaca harus dipotong menurut ukuran/kebutuhan sesuai Gambar Rencana.
d. Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukan kedalam jalur kusen yang sebelumnya telah diberi dempul kaca.
e. Daun-daun kaca tersebut harus dipasang dengan kokoh menggunakan lat/lis yang
kokoh.
f. Untuk kaca tempered terlebih dahulu harus diukur dilapangan agar didapat ukuran
yang benar-benar pas.
g. Setelah kaca-kaca terpasang harus tidak boleh menimbulkan bunyi bila kena getaran.
h. Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan dan yang retak-retak, pecah atau
kena goresan-goresan harus segera diganti dengan yang baru.
i. Untuk kaca memakai sandblast.
126

Pasal 7
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
7.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

7.2. Persyaratan Bahan.


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Pihak Penyedia wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan
1. Body kunci Cylinder sekualitas Dekson
2. Lever handle sekualitas Dekson
3. Engsel Pintu sekualitas Dekson
4. Flush Bolt sekualitas Dekson
5. Door Closer sekualitas Dekson
6. Engsel jendela casement sekualitas Dekson
7. Rambucis sekualitas Dekson

7.3. Persyaratan Teknis


Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

7.4. Persyaratan Pelaksanaan


Pemasangan kunci dan alat gantungan agar dipisahkan menurut jenis kebutuhan, fungsi
dan kedudukan sesuai dengan Gambar Rencana dan spesifikasi ini dan mendapat
persetujuan dari Pengawas.
Sebelum dilakukan pemasangan, Pihak Penyedia harus mengajukan terlebih dahulu
contoh dari bahan yang akan dipasang tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.
Pemasangan harus rapih sehingga pintu-pintu, jendela-jendela dan lain-lainnya dapat
ditutup dan di buka dengan mudah/lancar tanpa menimbulkan suara.
Sekrup-sekrup yang dipakai dalam pemasangan harus cocok dengan barang besi yang
dipasang. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang-barang besi,
pengokohan/pemasangan sekrup harus dengan cara memutar.
Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus diganti dengan sekrup yang baru.
Semua kunci-kunci, pegangan-pegangan, engsel-engsel dan lainnya harus terpasang
dengan baik, persis dan tidak ada cacat.
127

Semua bagian-bagian yang rusak akibat pemasangan harus segera diganti.

Pasal 8
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
8.1. Lingkup pekerjaan :
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Pabrikasi dan pemasangan konstruksi baja untuk kolom, balok, kuda-kuda, penyokong
(support) dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

8.2. Persyaratan bahan :


a. Semua baja struktur yang digunakan harus mempunyai mutu sesuai dengan ASTM-A-
36 dengan 1600 kg/cm2 dan kualitas ST-36.
b. Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
kerja, baik bentuk, ukuran dan ketebalannya serta harus bebas karat, cacat karena
tumbukan, tekuk dan puntir.
c. Baut mur dan ring harus dari baut hitam dengan jenis ST-37 (Fe-360) dengan tegangan
leleh minimum 2400 kg/cm2 dan ukuran baut yang dipakai harus sesuai dengan
gambar.
d. Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society" (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction). Las yang digunakan harus
dengan las listrik.
e. Sebelum pekerjaan pabrikasi dimulai, Pihak Penyedia harus memberikan contoh
bahan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk persetujuan.

8.3. Persiapan dan Pabrikasi :


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan baja, Pihak Penyedia harus mengajukan gambar
kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh Pengawas.
b. Pelaksanaan harus dilakukan di tempat yang terlindung dari pengaruh cuaca dan
banjir. Apabila pekerjaan baja dilaksanakan dengan fabrikasi di workshop di luar lokasi
Konsultan Pengawas dan PPK berhak mengecek dan mengunjungi workshop
tersebut.
c. Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan rangka baja, seluruh material baja yang
akan digunakan sudah harus tersedia di lapangan dan mendapat persetujuan dari
Pengawas lapangan.
d. Material baja yang berada di lokasi/workshop, harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kontak langsung antara baja dengan tanah, dan penumpukan
harus diberikan tumpuan yang kuat untuk menahan beban tumpukan.

8.4. Baut, mur dan ring :


a. Sebelum pelaksanaan, bidang kontak pada sambungan harus bersih dari karat, debu,
minyak, atau lapisan lain.
b. Bila permukaan kepala bolt atau mur membentuk kemiringan dengan baja antara 1/20
atau lebih, maka harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Pengencangan dilakukan dengan memutar mur, hanya bila tidak bisa dihindari kepala
bolt boleh diputar dengan persetujuan Pengawas.
128

d. Baut pada sambungan yang dikombinasikan dengan las harus dikencangkan terlebih
dahulu sebelum pengelasan dilaksanakan.
e. Setelah selesai pemasangan dan pengencangan, baut harus dicheck kembali
sehingga pada saat pengoperasian tidak ada pergerakan baut yang dapat
mengakibatkan baut longgar.

8.5. Persyaratan pelaksanaan :


a. Ukuran, bentuk dan panjang pengelasan tidak boleh kurang atau lebih dari yang
ditentukan dalam gambar tanpa persetujuan Pengawas dan setiap lapis tahapan
pengelasan harus dibersihkan dari kerak las.
b. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin dan
ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban
mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
c. Pelaksanaan pengelasan harus dilakukan di tempat beratap dengan menggunakan las
busur listrik. Batang las yang digunakan harus dari bahan yang sama dengan bahan
yang akan dilas dan baja harus bebas dari cacat-cacat, minyak dan kotoran-kotoran
lainnya yang akan mengurangi kualitas sambungan las.
d. Permukaan yang akan dilas harus rata dan harus dijamin tidak akan terjadi
pembengkokan/pemuntiran pada bahan yang dilas selama pengelasan dan
permukaan yang dilas bebas dari kotoran, minyak, material lepas dan lain-lain.
e. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan.
f. Bagian las yang cacat harus dihilangkan tanpa merusak base metal. Penambahan las
untuk mengganti yang dibuang harus dilakukan dengan menggunakan elektroda
dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan elektroda yang digunakan untuk
pengelasan utama dan tidak boleh berdiameter lebih dari 4 mm. Cacat base metal atau
las lemah harus dibetulkan dengan membuang dan mengganti seluruh las.
g. Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam dan bebas dari beban.
h. Sebelum pemasangan (erection), konstruksi baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) untuk diperiksa oleh Pengawas.

8.6. Pengecatan :
Pekerjaan pengecatan baja harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
a. Cat dasar adalah cat zinkchromate buatan Danapaints dan pengecatan dilakukan satu
kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak
boleh di cat.
b. Pengecatan menggunakan cat zinchromate acrylic/cat besi dan dilakukan pada
permukaan yang sudah bersih dari segala macam kotoran, karat dan di tempat yang
terlindung dari pengaruh cuaca.
c. Di bagian bawah dari base plate harus di grout dengan bahan setara "Sika Grout"
dengan tebal minimum 2 cm.
d. Setelah pekerjaan cat selesai, seluruh bidang merupakan bidang yang utuh, rata dan
bidang yang telah dicat dijaga terhadap kotoran.
129

Pasal 9
PEKERJAAN INTERIOR MELEKAT
9.1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengaadaan dan pembuatan barang – barang
interior yang melekat kepada bangunan dengan bahan – bahan sesuai dengan
Gambar, BoQ dan RKS
- Pekerjaan pembuatan barang interior ini 80 % (delapan puluh) persen dilaksanakan di
workshop Pihak Penyedia, 20% ( dua puluh ) persen dilaksanakan pada saat
pemasangan dan setting di lokasi pekerjaan

9.2. Persyaratan Bahan


Jenis, ukuran, warna dan motif sesuai petunjuk Gambar serta buku RKS ini dan yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan PPK. Segala contoh yang telah disetujui oleh PPK
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Semua bahan yang terpasang sesuai
contoh yang telah disetujui. Pemasangan HPL harus rapih tanpa ada gelembubg dan
bahan harus bersih dari sisa – sisa bekas Lem.
a. MULTIPLEKS
Pemakaian : Pada interior melekat dan wall treatment
Produk : Sekelas Palm dan BBCC
Ukuran : 9 mm, 12 mm dan 15 mm ( sesuai Gambar dan BoQ)

b. HPL
Pemakaian : Pelapis Interior dan Wall treatment
Produk : Haveel
Tipe : 9585YS
Warna : Enzi Pear Kayu

c. GRANITE
Pemakaian : Top Table ( bagian penampang atas ) meja receptionist
Produk : SNI
Tipe : Ditentukan kemudian
Warna : Hitam Mutiara
Motif : Ditentukan kemudian
130

d. ACRYLIC
Pemakaian : Interior Melekat area Display
Produk : SNI
Ukuran : 3 mm dan 6 mm

e. KASO
Pemakaian : Rangka Kursi / Sofa
Produk : SNI
Tipe : Kayu borneo
Ukuran : 5/7

f. BUSA KURSI
Pemakaian : Kursi / Sofa
Produk : SNI

g. SANDBLAST
Pemakaian : Kaca dan Papan Tulis
Produk : SNI

h. AKSESORIS
Pemakaian : Sesuai gambar, BoQ dan RKS
Produk : SNI
Tipe : Sesuai gambar, BoQ dan RKS

9.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar, Uraian dan Persyaratan
Pekerjaan, spesifikasi Pabrik serta petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persiapkan peralatan yang diperlukan, seperti alas plastik, tangga, cutter, pensil,
penggaris dan meteran, benang dengan pemberat, lem HPL, bak untuk adukan lem (2
buah), spons, kuas lem, roller, amplas, dan kape untuk meratakan.
c. Persiapkan 2 buah adukan lem yang tidak sama jenis kekentalannya. Lem pertama,
lem untuk bagian tengah HPL, lem dengan kekentalan sedang untuk adukkannya. Lem
kedua untuk bagian sambungan, merupakan lem yang kental untuk daerah
sambungan.
d. Pengukuran yang akan dilapisi HPL. Sesuaikan dengan ukuran dari HPL, dengan
melebihkan sisi bahan 1 sampai 1,5 sentimeter untuk bagian sambungan.
e. Potong-potong HPL menjadi panel-panel sesuai ukuran. Pemasangan HPL harus
sesuai dengan petunjuk pemasangan pada keterangan yang ada di setiap kemasan.
f. Sebelum memasang HPL, posisi pemasangan harus ditandai terlebih dulu dengan
pensil dan harus lurus serta rapi.
g. Pemasangan lem HPL pada furniture dilakukan dengan merata menggunakan roller.
131

h. Untuk sambungan HPL menggunakan lem yang lebih kental, permukaannya harus
diratakan dengan penggaris khusus dan kelebihan lem harus diserap dengan spons
khusus.

Pasal 10
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
10.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi :
1) Pekerjaan pengecatan dinding
2) Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

10.2. Persyaratan Umum


a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi
di Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pihak Penyedia harus memberi jaminan minimal selama 1 (satu) tahun terhitung dari
waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya yang disebabkan kesalahan dari proses
Fabrikasi Cat.

10.3. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Cat dinding dan beton exterior digunakan sekualitas ICI Interior
b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.
Tiba di lokasi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat, serta
disetujui Konsultan Pengawas

10.4. Persyaratan Teknis


a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape, dan sebagainya; harus tersedia
dari kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan
cat dasar untuk komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

10.5. Persyaratan Pelaksanaan


a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Pihak Penyedia harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Pihak Penyedia, tidak dapat di "claim"
sebagai pekerjaan tambah.
b. Pekerjaan Pengecatan Dinding dan Plafond
1) Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan dari
debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam kondisi
kering.
2) Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok
sampai rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu.
132

Dan Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamur, cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3) Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24 jam
agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4) Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang
kembali.

Pasal 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11.1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
a. Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam
hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat- syarat
Umum Teknis Elektrikal.
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 +
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme, kabelindo, voksel, lampu armature sekualitas
artolite, elcolite, philips dengan componen Osram, Philips.
b. Persyaratan Pelaksanaan
1) Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari BPJS Ketenagakerjaan
2) Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
3) Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4) Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Pihak Penyedia sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5) Pihak Penyedia diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6) Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Pihak Penyedia dan Pihak Penyedia harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
7) Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
Pihak Penyedia.
8) Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai
dengan standar-standar sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
2) Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
3) Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
133

4) Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &


Transmigrasi No. 59/DP/198
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
9) Pekerjaan dianggap selesai apabila
(1) Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dan dilakukan test
commisioning dari Konsultan Pengawas.
(2) Semua persoalan mengenai kontrak dengan PPK telah dipenuhi, sehingga
PPK dapat membenarkannya.
(3) Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan PPK dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.
10) Pengawasan Instalasi
(1) Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Pihak Penyedia harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan
disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas
(2) Pihak Penyedia harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
(3) Pihak Penyedia harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang terinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
(4) Pihak Penyedia harus mendapakan
- Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
- Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
- Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
(5) Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai dikerjakan,
Pihak Penyedia harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada
jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Pihak Penyedia.
(6) Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana,
ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita
acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Pihak
Penyedia yang bersangkutan peralatan unutk pengujian harus berkualitas
baik dan sudah tertera.
134

(7) Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pihak Penyedia.
11) Bahan
1) Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka nilai evaluasi
penawaran Pihak Penyedia tersebut akan dikurangi dan Pihak Penyedia tetap
harus mengantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2) Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar
tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Pihak Penyedia.
3) Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Pihak Penyedia
harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang
digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
4) Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Pihak Penyedia harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Pihak Penyedia.
5) Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh bahan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan
yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi,
contoh ataupun brosur yang telah disejutui, maka bahan / peralatan tersebut
harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas
12) Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi
- Instalasi Penerangan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit 20
- Instalasi Stop Kontak kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit 20
- Instalasi AC Floor Standing
- Lampu TL 2 x 36 W, type Recssed Mounted, ALML Grille
- TL 18 W type TKO
- Down Light PL 18 w dia. 15 cm
- Down Light PL 2 x 18 w type D 138 Chotac 8 watt dia. 15 cm
- PL 11 w + Fitting Plafond
- Saklar Tunggal dan Ganda
- Saklar 5 Gang
- Stop Kontak
- Panel LP/PP lengkap MCB dan Grounding
- Penyambungan ke Panel Existing NYY 4 x 16 mm2
(2) Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
(3) Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Pihak Penyedia dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
135

(4) Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Pihak Penyedia harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.

11.2 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik


a. Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Pihak Penyedia dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
b. Gambar-gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang
di dalamnya dicantuan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak
lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Pihak Penyedia harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

11.3 Ketentuan-ketentuan Instalasi


a. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar,
kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan
dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
b. Saklar dan Stop Kontak.
1) Cara Pemasangan.
Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali
ditentukan lain pada gambar. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak)
yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
2) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
c. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang
136

lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta


operasi dari semua sistem dan peralatan.
1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE, SPLN dan L untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pebrik pembuatnya.
2) Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya
harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke
sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam
gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact heavy
gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.
Untuk LP/PP A ke KWH Meter PLN menggunakan kabel NYY 4x 25 mm2 dan
untuk LP/PP-A ke LP/PP-B menggunakan kabel NYY 4 x 10 mm2 dengan NYA 6
mm2
3) Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang
atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga
semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan
dan tidak bisa lepas oleh getaran.
d. Peralatan Penerangan
1. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari
semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.
2. Kualitas dan Pengerjaan
Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun khusus harus
dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini.
3. Jenis armature
a. Lampu-lampu Flourescent LED
Lampu LED harus dengan warna standar warm white (kuning).
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SII / L.
137

b. Lampu LED kabel


Lampu LED Kabel yang dipasangkan di tempat - tempat tertentu sesuai
dengan Gambar.
4. Pemasangan
a. Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang
perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
c. Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
betulbetul lurus.
d. Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak
boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-
perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan
(grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
e. Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.
12 Pengujian / Penyetelan Peralatan dan Sistem
a. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian
(testing)penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
b. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Pihak Penyedia. Pihak
Penyedia harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
c. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Pihak Penyedia di bawah
pengawasan Konsultan Pengawas antara lain :
1) pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall)
2) pengujian pentanahan panel
3) penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat
data setelah yang dilakukan.
4) semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas
d. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan
di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujiannya.
138

Pasal 12
PEKERJAAN TELEPON
12.1. Umum
Syarat-syarat teknis pekerjaan telepon yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
dilaksanakan oleh Pihak Penyedia dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syaratTeknis ini.

12.2. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi telepon ini meliputi :
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta
bekerjanya semua sistem komunikasi di seluruh bangunan pada tempat- tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau Spesifikasi ini.Tercakup dalam lingkup
pekerjaan sistem komunikasi ini meliputi:
1) Kabel telepon dan konduit.
2) Outlet telepon
3) Testing commisioning
b. Menyelesaikan seluruh perijinan yang diperlukan sehingga dapat menjamin
kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima pekerjaan.
c. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi sesuai dengan standar PT. TELKOM
dengan disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan
bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan dapat terima.
d. Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-kurangnya selama 12 (dua
belas) bulan, termasuk penyediaan suku cadangnya.
e. Standar/Rujukan
1) PUIL
2) Standar Industri Indonesia (SII) Standar Nasional Indonesia (SNI).
3) Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)

Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
13.1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi ;
a. Lantai Parquet setara kendo
b. Plint lantai Parquet dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar Kerja.

13.2. Persyaratan Bahan


Pihak Penyedia wajib mengajukan contoh bahan lengkap dengan spesifikasi bahan
kepada Konsultan Pengawas dan PPK untuk dapat disetujui sebelum pemesanan barang.

13.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pemasangan Parquet harus terlebih dulu dipasang hamparan busa elastis,
pemasangan parquet harus sesuai dengan gambar kerja.
139

b. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Pasal 14
PEKERJAAN LAIN-LAIN
14.1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Penyedia, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.

14.2. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, Pihak Penyedia diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan administrasi / ijin ijin.

14.3. Sebelum penyerahan pertama, Pihak Penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.

14.4. Sebelum Penyerahan Pertama, Pihak Penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih di pel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari
Konsultan pengawas.

14.5. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

14.6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
Rapat Penjelasan (Aanwijzing).

Pasal 15
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai