BAB I
KETENTUAN UMUM & TEKNIS TATA LAKSANA DI
LAPANGAN (PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN)
Pasal 1
PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN
1.3. Mobilisasi
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:
Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan dalam penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi di
mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, dengan selalu disertai ijin
Konsultan Pengawas.
Pasal 2
TENAGA AHLI DAN SARANA KERJA
2.1 Kuasa Pihak Penyedia di Lapangan
111
2.1.1. Di lapangan pekerjaan, Pihak Penyedia 'wajib' menempatkan seorang Site Manager yang
cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Pihak Penyedia, berpendidikan Sarjana Desain Interior (S1) dengan
pengalaman dan berkecimpung pada pekerjaan khusus utk interior minimum 8 (delapan) tahun
dan pernah/ berpengalaman melaksanakan pekerjaan interior gedung.
2.1.2. Dengan adanya Site Manager, tidak berarti bahwa Pihak Penyedia lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
2.1.3. Pihak Penyedia wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
2.1.4. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Tim Teknis dan Konsultan Pengawas bahwa
Site Manager dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Pihak Penyedia secara tertulis untuk mengganti Site
Manager.
Pasal 3
RENCANA KERJA
3.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Pihak Penyedia harus membuat
Program Mutu.
3.2. Program Mutu disusun/dibuat paling sedikit berisi :
- Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksakanan;
- Organisasi Kerja Penyedia;
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (S-Curve) ;
- Prosedur Pelaksanaan pekerjaan;
- Prosedur Instruksi Kerja
- Pelaksan Kerja.
3.3. Program Mutu tersebut akan dibahas pada saat PCM (Pre construction meeting).
3.4. Program Mutu dapat direvisi pada saat pelaksanaan pekerjaan, sesuai kondisi lokasi
pekerjaan setelah didiskusikan dengan konsultan pengawas dan PPK.
3.5. Konsultan Pengawas program mutu yang disusun Pihak Penyedia Jasa berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
112
Pasal 4
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
4.1. Pihak Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja.
4.2. Keselamatan Pekerja berupa BPJS Ketenaga Kerjaan, sesuai dengan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 44 Tahun 2015.
4.4. Pihak Penyedia wajib untuk menyediakan peralatan keselamatan kerja bagi semua
pekerjanya, sebelum memulai pekerjaannya agar dikonsultansikan dahulu dengan
konsultan pengawas
4.5. Segala resiko kecelakaan akibat kesalahan prosedur pekerjaan adalah tanggung jawab
Pihak Penyedia.
4.6. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Pihak
Penyedia bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan
peralatan teknis serta bagian konstruksi yang diserahkan PPK, dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Pihak Penyedia harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
Pasal 5
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh PPK (Gambar Kerja, RKS, BQ, B.A.
Aanwijzing) dan Surat Perjanjian (Kontrak).
Shop Drawing yang dibuat oleh Pihak Penyedia dan sudah disetujui/disahkan oleh
Konsultan Pengawas dan PPK .
Pasal 6
PENJELASAN RKS & GAMBAR
6.1. Pihak Calon Penyedia wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantuan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) yang dituangkan dalam Addendum Dokumen Lelang.
6.2. Bila ada ketidak sesuaian antara Gambar dengan BoQ, maka yang dijadikan acuan adalah
Gambar.
6.3. Ukuran
6.3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
6.3.2. Ukuran-ukuran gambar yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (mili
meter).
6.3.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi
dalam keadaan selesai ("finished").
6.3.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Pihak Penyedia wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
114
6.3.5. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan didiskusikan dengan Konsultan Perencana kemudian
disahkan oleh PPK.
Pihak Penyedia tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas, Perencana
dan PPK, segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Pihak Penyedia baik dari
segi biaya maupun waktu.
6.5. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing keahlian pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
6.5.1. AR : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua kaidah-kaidah arsitektur yang ada, baik teknis maupun
estetika
6.5.2. EL : Elektrikal.
Yang berkaitan dengan sistim Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
Pasal 7
PEMBERSIHAN AREA TEMPAT KERJA DARI SISA
PEKERJAAN BONGKARAN
7.1. Pekerjaan ini mencakup :
115
7.1.1. Pembersihan dan atau buangan dari sisa hasil pembongkaran paket pekerjaan sebelumnya.
7.1.2. Pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta puing-puing di dalam
daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang
harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
berada di area kerja/existing harus tetap berada pada kondisi semula, dan apabila terjadi
kerusakan atau hilang maka pihak penyedia jasa harus menganti.
7.1.3. Konsultan Pengawas akan membuatkan Berita Acara daftar barang-barang yang
ada dan menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus
tetap berada di tempatnya. Pihak Penyedia harus menjaga semua jenis benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya setelah pekerjaan selsai.
Pasal 8
KETENTUAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK
PENENTUAN PEIL DAN PATOK UKUR
Pasal 9
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN
9.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Standard
Nasional Indonesia (SNI), Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982) dan
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat
bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam
kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
9.3. Pihak Penyedia/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh- contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas,
PPK dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua
bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Pasal 10
KETENTUAN PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
10.1. Pemeriksaan Pekerjaan
Konsultan Pengawas , PPK atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana
pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di mana bahan / barang dibuat. Pihak
Penyedia harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.
10.2. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Pihak Penyedia, tetapi karena
bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas dan PPK harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Pihak Penyedia dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas dan PPK.
Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan konsultan pengawas dan Pihak Penyedia harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada konsultan pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
10.3. Bagian pekerjaan yang dibongkar sebagian atau seluruhnya tersebut wajib diperbaiki atau
diganti oleh Pihak Penyedia, segala biaya yang timbul tidak dapat di "klaim" sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
117
Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
Administratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Pihak Penyedia/Pihak Penyedia harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan
monitoring.
Pasal 12
KETENTUAN SUPLIER & SUB-PIHAK PENYEDIA
12.1. Jika Pihak Penyedia menunjuk supplier dan atau Pihak Penyedia Bawahan (Sub-Pihak
Penyedia) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Pihak Penyedia
'wajib' memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
12.2. Pihak Penyedia wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan
Pengawas dengan Pihak Penyedia Bawahan atau Supplier bahan.
12.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
118
BAB II
SPESIPIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik
lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalfholding, bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-
hati.
1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi
pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
1.4. Marking.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran- ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan
ukuransebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh Pihak Penyedia untuk
penentuan ukuran – ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di
lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
2.1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan Galian untuk pondasi Plat beton dan kolom pedestal.
b. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan
daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, Pihak Penyedia harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat
yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
e. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.
f. Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
3.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :
a. Beton Poor Plat.
b. Beton Pondasi/pedestal.
c. Beton Sloop.
d. Plat Lantai Beton
3.2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton ( PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab
3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6
seluruh pasal).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).
alam yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum
diperlukan.
4) Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahanbahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus
diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan PBI 1971
(NI-2) pasal 3.3, 3.4, dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Pihak Penyedia
harus mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih
dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.
e. Baja tulangan
1) Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil
atau sama dengan 12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard
No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2) Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Pihak Penyedia.
3) Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4) Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.
Pasal 4
PEKERJAAN DINDING PARTISI
4.3.6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik
dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
4.3.7. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
4.3.8. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis
sambungan setiap unit gypsum board hilang.
4.3.9. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi
cornerbead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
4.3.10. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan
siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan.
Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau
melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
4.3.11. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas.
Pasal 5
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM
5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela.
5.2. Bahan
5.2.1 Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium, produk dalam negeri sekelas Alexindo.
a. Karet sealer atau sealent harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu,
jendela dan kaca dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang
berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
5.2.2. Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
5.2.3. Untuk warna kusen dan pintu alumunium adalah warna putih dan Pihak Penyedia
harus mengkonfirmasi kepada Konsultan Pengawas dan PPK, hal ini diperlukan jika
dirasa perlunya perubahan warna pada kusen dan pintu alumunium tersebut
5.2.4. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela aluminium
harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan dengan
memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
a. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
b. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
124
c. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
d. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
e. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
f. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
g. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
h. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
i. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen;
alumunium telah terpasang maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
j. Sebelum memulai pelaksanaan, Pihak Penyedia diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
k. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil,
Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :
GAMBAR URAIAN
l. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian
Pihak Penyedia dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Pengawas Lapangan.
Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Pihak
Penyedia dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah, maupun
penambahan waktu.
n. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Pihak Penyedia wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Gambar , BoQ dan
RKS, jika terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dalam hal ini Pihak Penyedia tidak
dibenarkan mengajukan Claim.
Pasal 6
PEKERJAAN KACA
6.1. Keterangan
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
6.2. Bahan
Kaca polos Asahi 5 mm pada jendela alumunium, untuk pintu utama dan wall treatment
dinding menggunakan kaca tempered 12 mm frameless (tanpa rangka) bahan kaca harus
utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
6.3. Pelaksanaan
a. Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen Alumunium harus diberi list kaca yang
kuat dan merapat dengan bahan list karet atau sealent yang bermutu baik.
b. Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan dikotori
akibat pekerjaan lain yang masih dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak atau
tergores harus diganti. Semua kaca terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya
dengan hati-hati.
c. Kaca harus dipotong menurut ukuran/kebutuhan sesuai Gambar Rencana.
d. Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukan kedalam jalur kusen yang sebelumnya telah diberi dempul kaca.
e. Daun-daun kaca tersebut harus dipasang dengan kokoh menggunakan lat/lis yang
kokoh.
f. Untuk kaca tempered terlebih dahulu harus diukur dilapangan agar didapat ukuran
yang benar-benar pas.
g. Setelah kaca-kaca terpasang harus tidak boleh menimbulkan bunyi bila kena getaran.
h. Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan dan yang retak-retak, pecah atau
kena goresan-goresan harus segera diganti dengan yang baru.
i. Untuk kaca memakai sandblast.
126
Pasal 7
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
7.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
Pasal 8
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
8.1. Lingkup pekerjaan :
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Pabrikasi dan pemasangan konstruksi baja untuk kolom, balok, kuda-kuda, penyokong
(support) dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
d. Baut pada sambungan yang dikombinasikan dengan las harus dikencangkan terlebih
dahulu sebelum pengelasan dilaksanakan.
e. Setelah selesai pemasangan dan pengencangan, baut harus dicheck kembali
sehingga pada saat pengoperasian tidak ada pergerakan baut yang dapat
mengakibatkan baut longgar.
8.6. Pengecatan :
Pekerjaan pengecatan baja harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
a. Cat dasar adalah cat zinkchromate buatan Danapaints dan pengecatan dilakukan satu
kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak
boleh di cat.
b. Pengecatan menggunakan cat zinchromate acrylic/cat besi dan dilakukan pada
permukaan yang sudah bersih dari segala macam kotoran, karat dan di tempat yang
terlindung dari pengaruh cuaca.
c. Di bagian bawah dari base plate harus di grout dengan bahan setara "Sika Grout"
dengan tebal minimum 2 cm.
d. Setelah pekerjaan cat selesai, seluruh bidang merupakan bidang yang utuh, rata dan
bidang yang telah dicat dijaga terhadap kotoran.
129
Pasal 9
PEKERJAAN INTERIOR MELEKAT
9.1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengaadaan dan pembuatan barang – barang
interior yang melekat kepada bangunan dengan bahan – bahan sesuai dengan
Gambar, BoQ dan RKS
- Pekerjaan pembuatan barang interior ini 80 % (delapan puluh) persen dilaksanakan di
workshop Pihak Penyedia, 20% ( dua puluh ) persen dilaksanakan pada saat
pemasangan dan setting di lokasi pekerjaan
b. HPL
Pemakaian : Pelapis Interior dan Wall treatment
Produk : Haveel
Tipe : 9585YS
Warna : Enzi Pear Kayu
c. GRANITE
Pemakaian : Top Table ( bagian penampang atas ) meja receptionist
Produk : SNI
Tipe : Ditentukan kemudian
Warna : Hitam Mutiara
Motif : Ditentukan kemudian
130
d. ACRYLIC
Pemakaian : Interior Melekat area Display
Produk : SNI
Ukuran : 3 mm dan 6 mm
e. KASO
Pemakaian : Rangka Kursi / Sofa
Produk : SNI
Tipe : Kayu borneo
Ukuran : 5/7
f. BUSA KURSI
Pemakaian : Kursi / Sofa
Produk : SNI
g. SANDBLAST
Pemakaian : Kaca dan Papan Tulis
Produk : SNI
h. AKSESORIS
Pemakaian : Sesuai gambar, BoQ dan RKS
Produk : SNI
Tipe : Sesuai gambar, BoQ dan RKS
h. Untuk sambungan HPL menggunakan lem yang lebih kental, permukaannya harus
diratakan dengan penggaris khusus dan kelebihan lem harus diserap dengan spons
khusus.
Pasal 10
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
10.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi :
1) Pekerjaan pengecatan dinding
2) Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar
Dan Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamur, cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3) Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24 jam
agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4) Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang
kembali.
Pasal 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11.1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
a. Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam
hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat- syarat
Umum Teknis Elektrikal.
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 +
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme, kabelindo, voksel, lampu armature sekualitas
artolite, elcolite, philips dengan componen Osram, Philips.
b. Persyaratan Pelaksanaan
1) Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari BPJS Ketenagakerjaan
2) Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
3) Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4) Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Pihak Penyedia sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5) Pihak Penyedia diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6) Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Pihak Penyedia dan Pihak Penyedia harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
7) Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
Pihak Penyedia.
8) Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai
dengan standar-standar sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
2) Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
3) Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
133
(7) Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pihak Penyedia.
11) Bahan
1) Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka nilai evaluasi
penawaran Pihak Penyedia tersebut akan dikurangi dan Pihak Penyedia tetap
harus mengantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2) Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar
tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Pihak Penyedia.
3) Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Pihak Penyedia
harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang
digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
4) Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Pihak Penyedia harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Pihak Penyedia.
5) Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh bahan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan
yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi,
contoh ataupun brosur yang telah disejutui, maka bahan / peralatan tersebut
harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas
12) Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi
- Instalasi Penerangan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit 20
- Instalasi Stop Kontak kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit 20
- Instalasi AC Floor Standing
- Lampu TL 2 x 36 W, type Recssed Mounted, ALML Grille
- TL 18 W type TKO
- Down Light PL 18 w dia. 15 cm
- Down Light PL 2 x 18 w type D 138 Chotac 8 watt dia. 15 cm
- PL 11 w + Fitting Plafond
- Saklar Tunggal dan Ganda
- Saklar 5 Gang
- Stop Kontak
- Panel LP/PP lengkap MCB dan Grounding
- Penyambungan ke Panel Existing NYY 4 x 16 mm2
(2) Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
(3) Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Pihak Penyedia dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
135
(4) Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Pihak Penyedia harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.
Pasal 12
PEKERJAAN TELEPON
12.1. Umum
Syarat-syarat teknis pekerjaan telepon yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
dilaksanakan oleh Pihak Penyedia dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syaratTeknis ini.
Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
13.1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi ;
a. Lantai Parquet setara kendo
b. Plint lantai Parquet dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar Kerja.
b. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Pasal 14
PEKERJAAN LAIN-LAIN
14.1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Penyedia, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
14.2. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, Pihak Penyedia diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan administrasi / ijin ijin.
14.3. Sebelum penyerahan pertama, Pihak Penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
14.4. Sebelum Penyerahan Pertama, Pihak Penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih di pel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari
Konsultan pengawas.
14.5. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
14.6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
Pasal 15
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.