Anda di halaman 1dari 20

RENCANA MUTU KONTRAK

( RMK)

Pekerjaan :

Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi

Pemanfaatan Idle SPAM IKK Proppo

Kab. Pamekasan (8/OPT/IKK/2016)

Dibuat Oleh :

PT. HAKA UTAMA SEJAHTERA

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan :

Kelompok Kerja 1 (Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Jawa Timur)

Unit Layanan Pengadaan Satuan Kerja (SNVT) Direktorat Jenderal Cipta Kerja di Daerah
Tahun Anggaran 2016

SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM

JAWA TIMUR

Tahun Anggaran 2016


LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN

URAIAN DISUSUN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH


NAMA Abd aziz Fadoli Parmun, ST

JABATAN Direktur Utama Pelaksanaan PPK


TANDA
TANGAN

TANGGAL

RENCANA MUTU KONTRAK


Pekerjaan :

Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi

Pemanfaatan Idle SPAM IKK Proppo

Kab. Pamekasan (8/OPT/IKK/2016)

STATUS DOKUMEN
STATUS

TANGGAL
BAB 1

PENDAHULUAN

Dinas PU Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur telah melakukan / mengadakan surat
perjanjian Pemborongan Pekerjaan dengan PT. HAKA UTAMA SEJAHTERA untuk
melaksanakan Pembangunan Jaringan SPAM IKK Proppo Kab. Pamekasan
(08/OPT/IKK/2015)

Untuk lebih efisiennya pelaksanaan pengendalian mutu atas / produk pekerjaan


tersebut, perlu adanya jaminan mutu terhadap ketaatan konsistensi dalam menjalankan
prosedur mutu yang telah ditetapkan dalam proses pelaksanaannya.

Oleh karena itu perlu diadakan pree contruction Meeting ( PCM ) guna memenuhi
mekanisme hubungan antara system jamunan mutu seri ISO 9000 terhadap spesifikasi
teknis dan gambar kontrak.

1. Maksud dan Tujuan

Tujuan pree contruction meeting ( PCM ) kali ini penyimpanan Rencana Mutu

Kontrak yang dimana Rencana Mutu kontrak ini sendiri untuk menentukan arah
pengendalian proses produksi sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang
bermutu sesuai perencanaan.

Tujuan pree contruction Meeting ( PCM ) ini dimaksudkan untuk menerapkan


lingkup prosedur jaminan mutu kontrak serta hal-hal khusu lainnya yang timbul dalam
proses pelaksanaan.

Pedoman ini diterapkan daloam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau


dan menilai spesifikasi teknis kontrak, sehingga dimungkinkan adanya prosedur
tambahan untuk mendukung rencana mutu.
2. Informasi Proyek
Nama Pekerjaan : PEMANFAATAN Idle SPAM IKK PROPPO KAB. PAMEKASAN
Penggunan Jasa : kelompok Kerja 2 Satuan Kerja Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum Unit Layanan Pengadaan Satuan Kerja
(Snvt) Direktorat Jenderal Cipta Karya Di Daerah Tahun
Anggaran 2016
Kontraktor : PT. HAKA UTAMA SEJAHTERA

3. Identitas Proyek
Lokasi Proyek : KABUPATEN PAMEKASAN
Sumber Dana : APBN 2016
Nilai Kontrak : Rp. 2.922.925.500,00
Nomor Kontrak : 13/PPK.II/PSPAM/APBN/2016
Waktu Pelaksanaan : 180 Hari Kalender
Waktu Pemeliharaan : Hari Kalender

4. Deskripsi Proyek

Pekerjaan Pemanfaatan Idle SPAM IKK Proppo Kab. Pamekasan (8/OPT/IKK/2015)


pembangunan proyek ini secara garis besar memiliki ruang lingkup yang meliputi :

a) Pek. Pengadaan Pipa PVC


b) Pek. Pemasangan Pipa PVC sesuai dengan spek dan gambar
c) Pek. Pengad & Pemas. Accessories
d) Pek. Perlintasan Jalan
e) Pek. Perlintasan Sungai (Kontruksi)
f) Pek. Rekondisi Jalan

A. TAHAP PERSIAPAN
1. KEGIATAN DILAPANGAN TAHAP AWAL
 Setelah ada surat perintah mulai kerja (SPMK) dan melihat site, maka kontraktor
melakukan pekerjaan persiapan dan mobilisasi.
 Pihak pengguna jasa membentuk atau menunjuk pengawas lapangan untuk
pekerjaan ini.
 Pihak kontraktor menyusun organisasi pelaksanaan serta menunjuk site manajer
dan sifatnya. ORGANISASI dan site manager dan sifatnya disampaikan kepada
pemilik / direksi / pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. RENCANA KERJA, GAMBAR PELAKSANAAN DAN LAYOUT
 Setelah usulan organisasi dan personalia disetujui, maka site manager/ pelaksana
lapangan membuat rencana kerja (shop drawing) gambar-gambar pelaksanaan
(asbuilt drawing) yang diperlukan termasuk rencana layout di site, semua rencana
itu harus disetujui oleh oihak pengawas.
3. PENGAMANAN MEDAN KERJA
 Site yang telah diserahkan harus segera diamankan, apabila ada masalah yang
berkenaan dengan site manager/ pelaksana lapangan harus segera melaporkan
kepada pihak pengawas.
4. MOBILISASI PERALATAN
 Untuk mobilisasi alat berat biasanya melewati jalan dan jembatan ( perlu diteliti
kekuatannya bila jalan dan jembatan yang dilalaui kekuatannya kurang harus minta
izin kepada pihak PU untuk memperkuat jalan dan jembatan yang akan dilalui)
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
 Setelah menerima semua dokumen untuk melakukan pekerjaan lengkap, maka site
manager/ pelaksana lapangan meminta persetujuan pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan persiapan, seperti membuat jalan masuk, mendirikan
kantor, badeng, gudang, dan lain-lain. Termasuk memberikan contoh-contoh bahan
bangunan yang akan dipakai untuk dapat persetujuan pengawas.
BAB II

PROSEDUR PELAKSANAAN

B. TAHAP KONTRUKSI
1. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Prosedur yang berlaku adalah pelaksanaan lapangan meminta persetujuan
pengawas sekaligus, seperti meminta persetujuan baik secara lisan maupun
tertulis.
 Demikian halnya yang harus disetujui bersama antara pihak pelaksana dan
pengawas Daerah dan lapangan maka kontraktor wajib menyediakan buku direksi.
 Perubahan pekerjaan yang tidak menimbulkan pekerjaan tambah kurang
diselesaikan oleh pelaksana dan pelaksana dan pengawas. Semua usulan
perubahan dan persetujuan ditulis dalam buku direksi.
2. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
 Selama berlangsungnya pelaksanaan kontruksi dapat terjadi peristiwa besar / kecil
yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan yang mengharuskan adanya
perubahan cara kerja.
 Perubahan-perubahan tersebut harus dilakukan melalui prosedur prosedur yang
berlaku.
 Sebaiknya bila perubahan tersebut dari pihak kantor, kontraktor harus
menyampaikan kepada pemilik melalui pengawas secara tertulis disertai dengan
gambar, biaya dan waktu yang diperlukan.
 Apabila yang diusulkan baik datang dari pemilik dan dari kontraktor menyangkut
bentuk atau struktur bangunan, usul perubahan harus dikonsultasikan dan disetujui
pihak perencana, pengawas/ pemilik dan kontraktor. Perubahan yang telah
disetujui pihak-pihak yang berkepentingan selanjutnya dituangkan kedalam surat
perubahan pekerjaan ( Changing Order ) surat perubahan dilampirin gambar, biaya
dan waktu pelaksanaan dokumen ini harus merupakan bagian dari kontrak atau
merupakan addendum kontrak.

C. PROSEDUR SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Sebelum bangunan diserahkan tahap I. Kontraktor meminta diadakan pengawas
kepada kontraktor. Apabila ada hal-hal yang harus diperbaiki maka kontraktor
wajib memperbaiki terlebihi dahulu.
2. Apabila pekerjaan telah selesai dan disetujui atau diterima oleh pemilik, maka
pekerjaan tersebut diserah terimakan kepada pihak pemilik atau disebut serah
terima tahap kesatu / PHO
D. RENCANA PENARIKAN TERMIN
1. Pembayaran harga borongan dilakukan secara bertahap dengan perincian
sebagai berikut :
 Pembayaran uang muka sebesar 30% (Tiga Puluh Persen) dari nilai kontrak
dilakukan setelah perjanjian pemborongan ini ditandatangani oleh kepada
pihak dan atas jumlah tersebut pihak penyedia jasa memberikan jaminan uang
muka berupa surat jaminan BANK Umum atau lembaga keuangan lain yang
ditetapkan oleh menteri keuangan yang besarnya sekurang-kurangnya sampai
dengan uang muka yang diberikan.
 Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sampai dengan
tanggal berakhirnya pelaksanaan pekerjaan.
 Uang muka tersebut diatas dapat diberikan hanya apabila pihak penyedia jasa
mengajukan permohonan secara tertulis kepada jasa dengan mencantumkan
rencana penggunaan uang muka.
 Besarnya angsuran pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur
pada tahap-tahap pembayaran angsuran dan selambat-lambatnya harus sudah
lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100%
2. Pembayaran angusran dilakukan secara bertahap berdasarkan kemajuan fisik
pekerjaan yang dinyatakan dalam berita acara pemeriksaan. Pembayaran
setinggi-tingginya 95% (Sembilan Puluh Lima Persen), fisik pekerjaan 100%
(Seratus Persen) dan diperhitungkan dengan pengembalian angsuran muka.
3. Pembayaran Angsuran 5% (Lima Persen) dapat dibayarkan setelah selesai masa
pemeliharaan atau dapat dibayarkan setelah dilaksanakan penyerahan pertama
(PI) dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (Lima persen) dari
nilai kontrak.
4. Pembayaran angsuran / termyn melalui Bank Jatim Cabang Sampang, nomor
Rekening PT. HAKA UTAMA SEJAHTERA

E. TAHAP MASA PEMELIHARAAN


1. Tahap pemeliharaan angsuran adalah tahap dimana kotraktor menyerahkan
pekerjaan tahap I sampai tahap II
2. Dari waktu penyerahan pertama sampai dengan kedua pemeliharaan bangunan
masih menjadi tanggung jawab kontraktor : selama masa pemeliharaan
kontraktor berkewajiban memlihara bangunan yang menjadi tanggung jawabnya.
Bila ada bangunan yang rusak maka pengawas secara tertulis memerintahkan
kepada kontraktor untuk memperbaiki bangunan yang rusak dan melaporkan
kepada kontraktor untuk memperbaiki bangunan yang rusak dan melaporkan
kepada pengawas bila telah selesai diperbaiki.
F. PENYERAHAN TAHAP KEDUA (FHO)
1. Tata cara penyerahan pekerjaan (Final Hand Over / FHO) :
Kontraktor mengajukan surat permohonan sehubungan dengan penyerahan
akhir pekerjaan dengan disertai prosedur FHO pada masa pemeliharaan.
Pengajuan tertulis paling lambat 21 hari sebelum berakhirnya masa
pemeliharaan ( Warranty Period/ WP) berita serah terima ditanda tangani.
Tanggal keabsahan berlaku serah terima pekerjaan pertama maupun kedua
adalah pada tercapai kesepakatan dapat diterima serah terima maupun kedua
pekerjaan pertama semua anggota panitia menandatangani karena berhalangan
hadir.
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

A. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN

PENGGUNA JASA

Unit Layanan
Pengadaan (ULP)
DIREKTUR UTAMA
pada satuan kerja
Abd. Aziz di lingkungan
Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya
dan Tata Ruang
Provinsi Jawa
Timur
TENAGA AHLI SITE ENGINEER

Sri Hartanti Ari Puspita Sulistya Wardhani

AHLI K3 PELAKSANA

Abd. Qowim Fadoli

LOGISTIK JURU GAMBAR

Syafiuddin Ach. Syafaruddin


B. URAIAN TANGGUNG JAWAB
1. Site Enggineer
 Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan berdasrakan Rencana Mutu Kontrak
dan melakukan revisi bila ada perubahan pelaksanaan mutu proyek.
 Memantau Penenangan Terhadap barang / alat yang dipasok Distributor.
 Memonitor pembuatan laporan rutin ke proyek tentang progres proyek,
Risalah proyek
 Mengedalikan tercapainya target baik waktu maupun mutu pelaksanaan
 Berkodinasi dengan direksi lapangan guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan
 Mengarahkan dan mengontrol hasil kerja bawahan dgn berpedoman pada
RKS
 Menampung dan menindak lanjuti laporan tentang masalah-maslaah yang
menyangkut pihak ketiga yang mengakibatkan terganggunya proses
penyelesaian proyek sehingga bisa menyebabkan kurang simpatinya
masyarakat dengan adanya pelaksanaan pekerjaan
 Melaporkan semua permasalahan yang menyangkut pelaksanaan system
mutu di proyek pada saat rapat tinjau management tingkat proyek
2. Pelaksana
 Melaksanakan persiapan keperluan administrasi lapangan, memantapkan
rancangan dan rencana kerja, perhitungan volume, pembuatan laporan hasil
kemajuan peekrjaan.
 Dan kondisi pelaksanaan setiap 7 harian (mingguan) yang selalu di
koordinasikan dengan direksi
 Bersama site Enginer mempelajari gambar kerja, rencana kerja dan syarat-
syarat
 Teknis yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.
 Menyelenggarakan pengukuran serta membuat titik-titik pengukuran.
 Pemeriksaan kuantitas dan lualitas pekerjaan.
 Memberi arahan, petunjuk dan pertimbangan kepada mador sehingga
menghasilkan pekerjaan yang tepat waktu, mutu serta biaya.
3. Administrasi
 Melaksanakan pekerjaan administrasi Teknik dan Proyek
 Membantu dalam mengatur dan mengendalikan pembiayaan proyek
 Melakukan pengecekan permintaan-permintaan dana dari logistik
 Membuat laporan perhitungan/rugi proyek
 Mengarsip permintaan dana proyek
 Membuat draft penagihan termyn
 Menyimpan semua bukti/rekaman di bagian keuangan & administrasi
 Membuat surat-surat guna keperluan korespondesi & penagihan
 Perhitungan dan pembayaran pajak
 Mengurus keperluan-keperluan yang berhubungan dgn pihak-pihak bank
4. Logistik
 Menyiapkan kebutuhan dan alat kerja yang akan digunakan di proyek.
 Melakukan control terhadap keluar-masuk material & alat digidang proyek
 Pemenuhan kebutuhan bahan dan alat proyek yang sedang dalam
pelaksanaan
 Koordinasi dengan pelaksana kapan material harus didatangkan
 Pengajuan dana untuk pengadaan material kepada bagian keuangan
 Menerima barang dari supplier
 Mengirim barang yang di sorder pelaksana
 Kontrol dan check list pemakaian dan pengalaman bahan-bahan dan alat yang
ada proyek
 Mengecek mutu barang
 Mencatat pengiriman material
BAB IV

URAIAN PELAKSANA

A. Pekerjaan Persiapan
Secara garis besar pekerjaan persiapan pada pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi :

1. Pekerjaan – Pekerjaan Penunjang


Melaksanakan dan membangun pekerjaan-pekerjaan penunjang seperti
pembuatan jalan masuk (kalau diperlukan) rambu-rambu lalu lintas, rambu batas,
kerja, pemompaan, lampu tanda lalu lintas, tanda bahaya, dan lain-lain yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan peekrjaan secara baik.
2. Upaya Keselamatan Kerja
Menyediakan perlengkapan keamanan kerja, isyarat dan harus mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan
keselamatan umum.
Sepanjang jangka waktu pelaksana untuk melaksanakan pekerjaannya dan
memperkerjakan karyawannya dengan cara-cara yang maan dan menyediakan/
menggunakan alat-alat keselamatan yang pantas dan memadai, karena
dikehendaki atau diharuskan oleh peraturan pemerintahan yang meliputi
keselamatan pekerja.
3. Keamanan
Bertanggung Jawab atas penjagaan wilayah kerja, semua langkah
pengamanan dilakukan keja sama yang erat dengan masyarakat setempat atau
pihak berwajib. Gangguan pekerjaan terhadap lalu lintas jalan raya harus diatasi
dan bekerja sama dengan pejabat lalu lintas setempat.
4. Jaminan Pelayanan Kesehatan
Sepanjang waktu pelaksanaan memberikan pelayanan kesehatan para
pekerja secara memadai. Tanaga yang berkemampuan tinggi untuk menangani
bantuan pertama pada lecelakaan harus tetap siap ditempat kerja setiap ssat bila
pekerjaan sedang berlangsung. Selain itu dilakukan kerjasama/penagturan dengan
seseorang dokter yang dapat dipanggil ke tempat pekerjaan setiap saat bila
diperlukan untuk konsultasi rutin atau darurat. Perlengkapan dan fasilitas
kesehatan yang memadai, termasuk transport harus disediakan
5. Foto – Foto Dokumentasi
Memberikan foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri
tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian
sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat tiga kali yakni :
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
 Selama berlangsungnya pelaksanaan peekrjaan
 Setelah selesainya seluruh pekerjaan atau setelah selesai masa pemeliharaan

Foto-foto ini dibuat sedikitnya dari tiga posisi ( 0%, 50%, dan 100%), serta
pada posisi yang sama untuk ,masing-masing foto dialbumkan, dengan
membubuhkan nomor seri tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya,
semuanya, semuanya diserahkan kepada direksi.
6. Perizinan
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pihak luar, seperti pemukiman,
perlintasan jalan, rekolasi kabl tegangan tinggi, pengambilan tanah uragan, dan
pekerjaan dimulai. Instansi-instansi yang perlu dihubungi antara lian, kecamatan,
keluarahan/Desa, polsek, Dinas Perhubungan, Desa Adat dan lain-lain.
7. Asuransi
Pekerjaan ini diasuransikan dengan metode CAR (Contractor All Risk) selama
massa konstruksi dan pemeliharaan.
8. Upacara Adat
Sebagaimana umumnya disuatu daerah, utnuk setiap pelaksanaan pkerjaaan
akan dilaksanakan syukuran.
9. Mobilisasi dan Demobolisasi
Segera setelah dikeluarkan SPMK, kami akan melaksanakan mobilisasi alat,
tenaga dan bahan awal yang diperlukan. Sumberdaya yang dimobilisasi akan
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan ketersediaan material dan kesiapan
lapangan.
10. Direksi Keet
Temporary Facilities untuk kontraktor dan engineer direncanakan dibangun
dalam lokasi yang berdekatan untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi.
Kantor lapangan dalam lokasi proyek atau bisa memanfaatkan salah satu
rumah operator yang harus dibongkar sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan. Kantor lapangan ini dipergunakan oleh pemberi tugas dan kontraktor
penyedia jasa, sehingga memudahkan koordinasi dan dilengkapi peralatan
kantor standar.
11. Pengukuran/ Setting Out
Sebelum pelaksanaan, dilaksanakan peekrjaan setting out, dimana diperlukan
joint survey bersama-sama antara kontraktor dan pengawas, pekerjaan/direksi
lapangan. Hasil survey akan diopakai untuk keperluan shop drawing dan
perhitungan kuantitas actual volume pekerjaan (MC 0%).
12. Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih untuk kantor lapangan memanfaatkan fasilitas PDAM
sedangkan untuk air kerja untuk konstruksi digunakan air tanah dengan sumur
bornya
13. Penyediaan Listrik
Penyediaan listik untk kantor lapangan memanfaatkan fasilitas PLN dan atau
Generator set sedangkan listrik untuk konstruksi mengggunakan fasilitas
Generator set.
14. Papan Nama Proyek
Papan Nama proyek dibuat 2 buah dan ditempatkan dilokasi yang strategi
dan mudah dilihat, setidaknya papan nama proyek akan memuat nama proyek,
nilai kontrak, pemberi tugas, waktu pelaksanaan dan
kontraktor pelaksanaan.
15. Persiapan Quality
Semua material alam seperti pasir cor, pasir pasang, batu pecah, tanah urug
diambil contoh dan dibuatkan jbmix formula beton dan n ilai kepadatan tanah
urug.

B. Pekerjaan Pembangunan Ground Reservoar


1. Pekerjaan galian tanah biasa / berbatu
Setelah pekerjaan persiapan dilaksankan, maka selanjutnya dimulai
penggalian sesuai patok-patok batas galian. Penggalian dilaksanakan dengan sistem
bertahap, setiap kedalaman 1,5 meter, dan dipantau menggunakan alat ukur
(waterpass dan theodolith). Penggalian system ini dilaksnakan selain untuk
memenuhi kedalaman galian, juga mempermudah pengawasan pelaksanaan
termasuk pengamatan lereng galian dari kemungkinan longsor. Kelebihan yang lain
adalah diperolehnya lahan kerja yang cukup datar, sehingga excavator cukup aman
dan educatif. Akhirnya dari pekerjaan ini adalah jika telah mencapai evalasi sesuai
gambar rencana, dan diadakan inspeksi bersama pengawas pekerjaan.
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Setelah galian selesai, maka pada rencana lantai reservoir diurug dengan
pasir urug setebal 10 cm. Pasir diratakan sesuai batas ketebalan yang ditunjukkan
dengan benang dan dibasahi hingga jenuh.
3. Pekerjaan Lantai Kerja
Setelah pasing urug rata, maka dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja
setebal 5cm. Lantai kerja ini berguna untuk mendapatkan permukaan ynag bersih,
sehingga menjamin bersih dan beton konstruksi tadak kotak langsung dengan
tanah.
4. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni bekisting dinding bawah, dinding
lanjutan dan plat. Masing-masing bekisting terbuat dari multiplek dan didukung
dengan kayu, sehingga mendapatkan permukaan beton yang exphosed. Untuk
bekisting dinding selain ini di dukng dengan stoot kayu, juga dipakai separator dan
plasticone yang berfungsi menjaga ketebalan dinding tidak berubah setelah di cor.
Khusus bekisting plat, ditunjang dengan perancah untuk memenuhi kekuatan
dukung yang diperlukan.

5. Pekerjaan Penulangan
Segera setalah gambar desain akhir disetujui, akan dibuat gambar kerja
penulangan serta daftar tulangan (‘buigstaat’) yang berisi informasi tentang
nomor identifikasi , panjang, bengkokan, jumlah serta berat masing-masing
berdasarkan daftar tulangan tersebut, tulangan akan dipotong dibengkokkan di
“workshop”. Masing-masing jenis tulangan akan dikelompokkan dan diikat serta
diberi identifikasi yangberisi nomor jumlah dan lokasi penggunaan.
Baik sebelum febrikasi. Setelah febrikasi mauoun penempatan sementara di
lapangan. Besi,beton, harus diletakkan diatas dudukan kayu dengan jarak dan
ketinggalan sedemikian sehingga tidak menyentuh tanah maupun aliran
permukaan.

6. Penulangan Lantai

Sebelum tulangan dipasang, diatas lantai kerja terlebih dahulu dibuat tanda-
tanda penempatan tulangan. Tulangan terbawa dipasang kemudian disusul
dengan baris tulangan berikutnya. Antara tulanagn membujur dengan tulangan
melintang diikat dengan kawat beton sedemikian hingga susunan tulangan tidak
bergeser. Beberapa tahun beton setebal selimut beton kemudian diapasang
untuk memposisikan tulangan. Jumlah tulangan harus cukup agar tulangan tidak
melentur secara berlebihan akibat beban sendiri maupun beban peralatan dan
berat pekerjaan yang bekerja diatasnya, serta mampu manahan geser akibat
beban kerja. Beton decking dibuat dari beton dengan kualitas minimum sama
dengan kualitas beton struktur yang akan di cor.

Setelah tulangan bawah tersusun dan tetap pada kedudukannya,


pemasangan tulangan lantai bagian atas. Cara penyusunan sama seperti
sebelumnya kecuali penggunaan tahu beton diganti dengan kaki ayam sebagai
“speccer”

7. Penulangan Dinding
Umumnya tulangan dinding merupakan kelanjutan dari penulangan lantai,
untuk mencegah rusaknya beton lantai akibat gaya hotzontal pada besi beto,
harus diperhatikan kekuatan beton lantai pada saat tulangan dinding akan
dipasang. Tulangan vertical disambung terlebih dahulu dengan siaran tulangan
lantai, disusul dengan pemasangan tulangan horizontal.
Untuk menjaga agar selimut beton tetap sesuai gambar. Dipasang beton
deking anatara tulangan terluar dengan bikisting. Sisa oanjang tulangan yang
belum di cor harus diperhatikan, agar panjang penyambung tidak kurang dari
yang disyaratkan dalam peraturan beton bertulang Indonesia, yakni 40 tulangan.
8. Pekerjaan Beton
Pada pekerjaan ini digunakan beton k-255 atau pengujian material yang akan
digunakan diperlukan untuk membuat job mix design di laboratorium
teakreditasi. Dari mix design tersebut dibuat kotak pecampur sederhana yang
dapat dipakai secara professional dan mudah pengawasan pelaksanaannya.
Paling lambat 24 jam sebelum pelaksanaan pengecoran, kami akan
mengajukan inspeksi sekaligus izin pengecoran kepada direksi penecoran.
Inspeksi meliputi antara lain :
Bekisting, yaitu kebersihan, ketepatan posisi, kelurusan dan stabilitas.
Penulangan meliputi kesesuaian jumalh, posisi dannjarak, ukuran, kebersihan
kecukupan dan kondisi material. Kecukupan dan kondisi alat utama dan
pendukung. Kebersihan permukaan beton lama yang akan dicor. Persiapan
untuk menghadapi cuaca ekstrim, seperti hujan deras atau panas amat terik,
serta peralatan dan bahan pemeliharaan beton. Dan lain-lain yang dianggap
perlu. Pembasahan atau curing dilaksanakan terus menerus agar terhindar dari
retak rambut yang memperlemah hasil konstruksi beton.
9. Pekerjaan urugan kembali
Setelah beton cukup umur maka dilanjutkan dengan penimbunan kembali
lapis demi lapis setiap ketebalan 20 cm. Agar dicapai pemadatan yang optimal
maka material timbunan akan di cek kadar airnya dan bila perlu ditambahkan
kabut air untuk memperoleh kadar air optimum.

C. Pekerjaan Pengadaan Pipa & Aksesors Pipa PVC


1. Pekerjaan Pengadaan Pipa PVC
Pengajuan permohonan untuk melakukan pembelian pipa kepada direksi
pekerjaan dan setelah disetujui kita order dan melakukan pengiriman pipa
sampai lokasi pekerjaan dan diletakkan pada base camp untuk kemudianpada
saatnya dilakukan langsiran ke titik lokasi tertentu.
2. Pekerjaan pemasangan Pipa & Aksesoris Pipa PVC
 Pekerjaan Pemasangan Pipa & Aksesoris Pipa PVC
Identifikasi ruas-ruas yang harus diganti (bersama direksi pekerjaan).
Identifikasi ini juga diadakan dasar perhitungan MC 0%. Penyiapan lahan
penyimpanan material pipa dan aksesoris lokasi penyimpanan akan ditempatkan
di sekitar tempat pelaksanaan pekerjaan sehingga memudahkan
pengawasannya. Tempat penyimpanan pipa dibuat sedemikian rupa sehingga
pipa tidak langsung menyentuh tanah serta diberi pelindung terpal agar
terhindar dari cuaca ekstrim yang dapat mengurangi kualitas pipa PVC.
 Pekerjaan Pemasangan Pipa
Sebelum dipasang pipa dipastikan kebersihan bagian dalamnya. Kemudian
pipa dimasukkan kedalam galian. Satu persatu. Tidak dibenarkan menyambung
pipa diatas galian. Sebelum disambung kedua ujung pipa dibersihkan terlebih
dahullu dan rubber seal dilumuri dengan bell soap untuk memudahkan
pemasangan. Setelah siap maka satu pipa ditahan balok kayu sementara sisa
pipa yang lain diangkut dengan balok kayu pula hingga kedua pipa tersambung
sempurna.
 Pekerjaan pemasangan asesoris pipa
Pada setiap tikungan horizontal dan vertical dipasang asesoris berupa bend
karena pada tekukan-tekukan pipa biasanya mengalami tekanan yang lebih
maka setiap bend dipasang beton pelindung atau trust block.
Untuk asesoris lain seperti air valve, wash our, check valve maupun reducer
juga diperlukan beton pelindung atau pendukung stabilitas akibat tekanan tinggi.
Sebelum dipasang asesoris tersebut akan diperiksa apakah terdapat kotoran-
kotoran atau cacat lainnya sehingga saat dioperasikan nanti benar-benar siap
dan tidak mengalami kendala berarti. Semua asesoris diberi pengenal atau tanda
yang memuat nama, ukuran dengan jelas dan dipasang pada tempat yang
mudah terlihat.
 Pekerjaan Pasir Atas Pipa
Setelah pipa disambung, maka setiap 4 sambungan pipa akan di urug dengan
pasir urug hingga 155 cm diatas pipa terpasang. Sebelum pipa diurug dipastikan
bahwa pipa telah lurus. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman dan atau
memakai alat penumbuk tangan dengan hati-hati agar pipa tidak pecah.
 Pekerjaan Timbunan Kembali
Setelah pipa terpasang dan diurug, maka dilanjutkan dengan timbunan
kembali. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan dengan
memakai stamer.
Untuk memperoleh hasil kepadatan timbunan optimal. Maka perlu
diperhatikan material timbunan apakah cukup kadar airnya. Penambahan air
diperlukan apabila kondisi tanah timbunan terlalu kering, atau justru
mencampur tanah yang agak kering untuk tanah timbunan yang terlalu basah.
Diperlukan seseorang pelaksana yang senantiasa memperlihatkan masalah ini
3. Pekerjaan Konstruksi Perlintasan Sungai
Adapun tahap tahapan peekrjaan tersebut adalah :
1) Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Galian Tanah Biasa/Berbatu
Setelah pekerjaan persiapan dilaksanakan, maka selanjutnya dimulai
penggalian sesuai patok-patok batas galian. Penggalian dilaksanakan
dengan system bertahap setiap kedalaman 1,5 m dan dipantau
menggunakan alat ukur (waterpass dan theodolith). Penggalian sistem ini
dilaksanakan selain untuk memenuhi kedalaman galian juga
mempermudah pengawasan pelaksanaan termasuk pengamatan lereng
galian yang kemungkinan longsor. Kelebihan yang lain adalah
diperolehnya lahan kerja yang cukup datar, sehingga excavator cukup
aman dan productif. Akhir dari pekerjaan ini adalah jika telah mencapai
evalasi sesuai gambar rencana dan diadakan inspeksi bersama pengawas
pekerjaan.
 Pekerjaan Lantai Kerja
Setelah pasir urug rata maka dilanjutkan dengan pengecoran lantai
kerja setebal 5cm lantai kerja ini berguna untuk mendapatkan permukaan
yangbersih sehingga menjamin besi dan beton konstruksi tidak kontak
langsung dengan tanah.
 Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting dibagi menjadi 3 bagian yakni bekisting dinding
bawah, dindind lanjutan dan plat. Masing-masing bekisting terbuat dari
multiplek dan di dukung dengan kayu sehingga mendapatkan permukaan
beton yang exphosed. Untuk bekisting dinding sealin didukung dgn stoot
kayu juga dipaaki separator & plasticone yang berfungsi menjaga
ketebalan dinding tidak berubah setelah di cor. Khusus bekisting plat,
ditunjang dengan perancah untuk memenuhi kekuatan dukungan yang
diperlukan.
 Pekerjaan Penulangan
Segera setalah gambar desain akhir disetujui, akan dibuat gambar
kerja penulangan serta daftar tulangan (‘buigstaat’) yang berisi informasi
tentang nomor identifikasi , panjang, bengkokan, jumlah serta berat
masing-masing berdasarkan daftar tulangan tersebut, tulangan akan
dipotong dibengkokkan di “workshop”. Masing-masing jenis tulangan
akan dikelompokkan dan diikat serta diberi identifikasi yangberisi nomor
jumlah dan lokasi penggunaan.
Baik sebelum febrikasi. Setelah febrikasi mauoun penempatan
sementara di lapangan. Besi,beton, harus diletakkan diatas dudukan kayu
dengan jarak dan ketinggalan sedemikian sehingga tidak menyentuh
tanah maupun aliran permukaan.
 Pekerjaan Beton
Pada pekerjaan ini digunakan beton k-255 atau pengujian material
yang akan digunakan diperlukan untuk membuat job mix design di
laboratorium teakreditasi. Dari mix design tersebut dibuat kotak
pecampur sederhana yang dapat dipakai secara professional dan mudah
pengawasan pelaksanaannya.
Paling lambat 24 jam sebelum pelaksanaan pengecoran, kami akan
mengajukan inspeksi sekaligus izin pengecoran kepada direksi penecoran.
Inspeksi meliputi antara lain :
Bekisting, yaitu kebersihan, ketepatan posisi, kelurusan dan stabilitas.
Penulangan meliputi kesesuaian jumalh, posisi dannjarak, ukuran,
kebersihan kecukupan dan kondisi material. Kecukupan dan kondisi alat
utama dan pendukung. Kebersihan permukaan beton lama yang akan
dicor. Persiapan untuk menghadapi cuaca ekstrim, seperti hujan deras
atau panas amat terik, serta peralatan dan bahan pemeliharaan beton.
Dan lain-lain yang dianggap perlu. Pembasahan atau curing dilaksanakan
terus menerus agar terhindar dari retak rambut yang memperlemah hasil
konstruksi beton.
 Pekerjaan urugan kembali
Setelah beton cukup umur maka dilanjutkan dengan penimbunan
kembali lapis demi lapis setiap ketebalan 20 cm. Agar dicapai pemadatan
yang optimal maka material timbunan akan di cek kadar airnya dan bila
perlu ditambahkan kabut air untuk memperoleh kadar air optimum.

2) Pekerjaan Konstruksi Baja


 Pabrikasi
Setelah pondasi siap dilakukan pengukuran ulang sebagai dasar pabrik
baja. Setelah itu dilakukan pabrikasi dengan izin dan prosedur yang telah
disetujui direksi pabrikasi meliputi pemotongan besi WF, Plat tumpu, plat
pangku, plat plat bahul. Hingga pengeboran lobang baut. Pabrikasi
dilakukan pada lokasi yang memiliki kedataran yang memadai.
Hal ini untuk mempermudah penyetelah sementara
 Ereksi
Setelah pekerjaan pabrikasi siap, dan mendapat persetujuan direksi
maka selanjutnya adalah pekerjaan ereksi (perakitan). Perakitan
dilakukan disisi sungai perakitan ini meliputi baja WWF dengan Canal U
dan besi siku dengan acuan shop drawing yang telah diserahkan kepada
dierksi, setelah konstruksi jembatan terakit sempurna pada sisi sungai
selanjutnya konstruksi tersebut diangkat menggunakan 2 unit crane
dengan kapasitas 30ton. Yang dimana crane diletakkan pada dua sisi
sungai yang berbeda sehingga saat diangkat konstruksi jembatan tetap
stabil. Dan bisa dengan mudah diletakkan pada plat tumpu yang sudah
dikerjakan sebelumnya. Setelah konstruksi terpasang maka dilanjutkan
dengan pemasangan klos kayu sebagai dudukan pipa GI. Yang selanjutnya
bisa dilakukan pemasangan pipa GI pada konstruksi tersebut.
3) Pekerjaan Pemasangan Pipa GI.
 Pekerjaan Penyambungan
Pada pekerjaan ini menggunakan penyambungan pipa jenis
sambungan flens dan sambungan pegelasan untuk mempermudah
penyambungan baik itu sambungan dengan flens ataupun sambungan
pagelasan dan mendapatkan hasil yang optimal, pipa diletakkan pada
posisi yang sempurna dan pipa tidak dalam keadaan labil maka
penyambungan dapat segera dilaksanakan. Sambungan dkencangkan
dengan kunci punter yang sesuai. Sekrup yang terpisah dalam sudut 180
derajat satu sama lain harus dikencangkan bergnatian agar diperoleh
tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease)
dengan merata semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran
yang telah ditentukan menggunakan kunci puntir sebagaimana yang
diperlihatkan berikut ini :

Ukuran sekrup (MM) Diameter Nominal Pipa Standart Momen


(MM) Puntir (KG-M)
16 75-200 6
20 200-300 9
22 350-400 12
24 450-600 18
30 700-1200 33
36 1350-1800 50
42 2000-2400 58
48 2600 70

 Tindakan Pencegahan pada Pipi


Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk ke dalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan. Setiap saat bila pemasangan pipa sedang
berlangsung, ujung pipa harus ditutupi/disumbat dengan bahan yang
memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.

Anda mungkin juga menyukai