1. SPESIFIKASI UMUM
1.1 Lokasi Pekerjaan
a. Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Tambelangan –Durjan.
b. Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Omben – Madupat.
c. Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Batu Karang –Pamolaan.
1.5 Standar
1. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan -ketentuan yang
ada.
2. Biia ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar, maka dapat dipakai Standar
lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesrfikasi.
3. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut
dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
1.11 Pengukuran
1.11.1. Bench Marks
a. Untuk survey dan pengukuran pekerjaan dipakai Bench Mark atau
titik tetap dan titik Ketinggian yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
Gambar diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum
menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench
Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Kontraktor harus
melakukan pengukuran / pemeriksaan atas ketelitiannya. Pemberi
Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark
yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
c. Kontraktor periu mendirikan Bench Mark tambahan sementara
untuk kemudahannya. Setiap Bench Mark sementara yang
didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi.
1.11.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran
a. Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul
sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor
kebenaran dari muka tanah, Kontraktor memberitahukan kepada
Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut yang
biayanya dibebankan kepada Kontraktor.
b. Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan
tanah Kontraktor akan menyukur dan mengambil ketinggian lokasi
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang
disetujui Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan
ketinggian yang disetujui.
1.11.3. Peralatan untuk pengukuran
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan Direksi. Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut
Direksi dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan
perlengkapan itu tetap menjadi milik Kontraktor.
(b). Tebal AC (Laston) kecuali untuk lapisan perata, yang sesungguhnya ipasang di
setiap bagian dari pekerjaan didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari benda-
benda-benda uji inti yang diambil dari bagian tersebut.
(c). Tebal AC (Laston) yang sesungguhnya dipasang, sebagaimana ditetapkan dalam
paragraph 6.8.1 (3)(b) diatas, harus sama atau lebih besar dari tebal rancangan
nominal pada table 6.8.1 (2) untuk lapisan permukaan atau lapisan antara, dan
untuk lapisan perata atau lapis pondasi harus sama dengan atau lebih besar dari
tebal yang tentukan dalam Gambar Rencana dari Dokumen Kontrak. Dalam
beberapa hal, Direksi Teknik atas dasar kerataan perkerasan atau ukuran
maksimum atau data rancangan yang lain boleh menyetujui atau menerima tebal
rata-rata yang kurang dari tebal rancangan nominal, asalkan AC (Laston) yang
dipasang pada ketebalan tersebut baik dalam segala hal lainnya, meskipun
begitu, sama sekali tidak ada bagian dari AC (Laston) yang dipadatkan yang
kekurangan ketebalannya melebihi 5 mm dari ketebalan nominal rancangannya.
Tabel 6.8.1 (2) Tebal Rancangan Nominal AC (Laston)
Jenis Campuran Tebal Rancangan Nominal ( cm )
AC 4
AC – WC 1 4
AC – WC 2 5
AC - Base >6
(d). Untuk semua campuuran AC (Laston), baik yang dibayarkan menurut luas
maupun berat sesungguhnya dari material yang dihamparkan, berat campuran
AC (Laston) yang benar-benar dipakai harus dipantau oleh Kontraktor dengan
menimbang setiap muatan truk pengangkut material yang meninggalkan pusat
pencampur. Dalam hal bagian yang manapun yang sedang diukur untuk
menentukan pembayarannya, berat material yang benar-benar dihamparkan yang
dihitung dari timbangan muatan truk adalah kurang dari ataupun lebih dari lebih
besar 5% dari berat yang dihitung dari ketebalan dan rata-rata kepadatan contoh
lapisan (cores). Direksi Teknik harus mengambil tindakan untuk menyelidikinya
agar bisa memastikan sebab terjadinya selisih berat tersebut sebelum menyetujui
pembayaran material yang telah dihamparkan. Penyelidikan Direksi Teknik bisa
meliputi, tetapi perlu terbatas pada hal-hal berikut ini.
(i). Memerintahkan Kontraktor untuk lebih sering atau lebih banyak atau
mencari lokasi-lokasi cores lain.
(ii). Memeriksa kalibrasi dan ketepatan timbangan serta prosedur dan peralatan
percobaan laboratorium.
(iii). Memperoleh hasil-hasil pemeriksaan lapangan danlaboratorium yang
independent tentang kepadatan campuran AC (Laston) yang dicapai
setelah dihamparkan.
Penyelidikan detail belum tentu menghasilkan nilai-nilai baru untuk dimensi
geometris yang memastikan jumlah material yang harus dibayar. Meskipun
begitu dalam segala kasus, tak peduli tenggang beratnya dilampaui atau tidak,
pembayaran harus didasarkan atas ukuran-ukuran nominal dari AC (Laston)
seperti yang tercantum dalam artikel 6.8.10 dan bukan atas berat material itu.
(e). Variasi kerataan permukaan AC (Laston) yang telah selesai ditangani diukur
dengan mistar penyipat yang panjangnya 3 meter harus tidak boleh lebih dari 5
mm pada setiap titik. Keleluasaan harus dibuat untuk masing-masing kasus
terutama untuk perubahan bentuk yang disebabkan perubahan rancangan
punggung perkerasan dan lengkung vertical pada prifil memanjang.
(4) Lapisan Perata
Dalam hal campuran AC (Laston) digunakan sebagai Lapisan Perata, semua
persyaratan dari Seksi ini harus berlaku, kecuali :
(a). Material harus disebut ACL (Laston Levelling)
(b). Ukuran butir maksimum yang lebih kecil dapat digunakan.
(5) Pembatasan oleh Cuaca
Campuran AC (Laston) hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak
akan hujan turun atau sedang hujan dan bila dasar jalan yang sudah disiapkan dalam
kondisi yang memuaskan.
(6) Perbaikan dari Pekerjaan AC (Laston) yang tidak Memuaskan
Lokasi-lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang dipersyaratkan atau
angka-angka yang disetujui dan juga lokasi-lokasi yang tidak memuaskan dalam hal
lainnya tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh. Kontraktor seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik. Perbaikan dapat meliputi pembongkaran dan
penggantian, penambahan lapsan AC (Laston) dan atau tindakan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi Teknik. Bila perbaikan telah diperintahkan, maka jumlah volume
yang diukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila
pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang akan
dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
(7) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainnya, harus
segera ditutup kembali dengan material campuran AC (Laston) oleh Kontraktor dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan yang dipersyaratkan dalam seksi ini.
6.8.2 MATERIAL
(1). Agregat - Umum
(a). Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar
campuran AC (Laston) yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus campuran
kerja akan memiliki kekuatan sisa yang tidak kurang dari 75 % bila diuji untuk
hilangnya kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan Pd M-06-1997-03 dan SNI-06-
2489-1991.
(b). Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Teknik. Material harus ditimbun sesuai dengan persyaratan pada Seksi 1.10 –
Material dan Penyimpanan.
(c). Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus sudah menimbun paling sedikit 40 %
darijumlah agregat pecah yang dibutuhkan untuk campuran AC (Laston) dan
selanjutnya timbunan persediaan harus dipertahankan paling sedikit 40 % dari sisa
kebutuhannya.
(d). Tiap-tiap agregat harus diangkut ke pusat pencampuran lewat cold bin yang terpisah.
Pencampuran terlebih dahulu agregat dari jenis atau sumber agregat yang berbeda,
tidak diperbolehkan.
(2). Agregat Kasar
(a). Agregat kasar pada umumnya harus memenuhi gradasi yang disaratkan seperti table
dibawah dan harus terdiri dari batu pecah atau campuran yang memadai dari batu
pecah dengan kerikil besi.
Ukuran Saringan Persen Berat lolos
(mm) (ASTM) Campuran Campuran
Vin
Normal Lapisan Perata
20 100 100
12.7 3/8” 30 -100 95 - 100
9.5 #4 0 -55 50 -100
4.75 #200 0 -10 0 -50
0.075 0 -1 0 -5
Dalam keadaan apapun, agregat kasar yang kotor dan berdebu dan mengandung
partikel halus lolos ayakan no. 200 lebh besar dari 1 %, tidak boleh digunakan.
Bahan-bahan seperti ini biasanya dapat memenuhi presyaratan bila dilakukan
pencucian yang memadai.
(b). Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang bebas dari
kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus memiliki persentase keausan
yang tidak lebih dari 40 % pada 500 putaran seperti yang ditetapkan oleh PB. 0206-
76.
(c). Agregat kasar harus mempunyai angularitas sebagaimana disyaratkan dalam table
dibawah ini. Angularitas agregat kasr diartikan sebagai butir agregat yang lebih
besar dari 4.76 mm (no.4) dan mempunyai paling sedikit satu bidan pecah, yang
dinyatakan dalam satuan persen berat (DoT Pensylvania Test Method, PTM No.621), lihat
Lampiran 6.8.A.
Pengujian Lalu Lintas Standar Nilai
Pengujian
Angularitas <1.000.000 DoT Pensylvania 85/80
(Kedalaman < SST Test Method,
>1.000.000 95/90
100mm) PTM No. 621
SST
Angularitas <1.000.000 60/50
(Kedalaman > SST
>1.000.000 80/75
100mm)
SST
Agregat pipih ASTM D-4791 Maks 10
dan lonjong %
Catatan : SST= Setara Sumbu Standar Tungga
l85/80= 85 % mempunyai satu bidang pecan dan 80 % mempunyaidua bidang pecah.
Prosedur pengujian dapat dilihat dalam lampiran 6.8.A
Spesifikasi Aspal
Metode
No Jenis Pengujian Pen 60/70 Pen 80/100 Satuan
Pengujian
Min Mak Min Mak
1 Penetrasi 25 °C,100 gr, 5 detik SNI-06-2456- 60 79 80 99 0.1 mm
2 Titik lembek SNI-06-2434-
1991 48 58 46 54 °C
3 Daktilitas 25 0C, 5 cm per menit SNI-06-2432-
1991 100 - 100 - cm
4 Kelarutan dalam CCL4 SNI-06-2433-
1991 99 - 99 - %
5 Titik Nyala SNI-06-2441-
1991 200 - 225 - °C
1)7 2) 6 Jenis 25°C
Berat SNI-06-2456- 1- - 1- -
0.6 -
1991
8 Kehilangan Berat 1630C, 5 jam SNI-06-2441-
1991 75 0.4 75 - %
3)
10 4) 9
Penetrasi setelah kehilangan berat SNI-06-2432-
SNI-06-2456-
1991 50- - 50- - % asli
11 Daktilitas setelah kehilangan SNI-06-2434-
1991 - - - - Cm
12 Titiklembek
berat setelah penurunan NI-06-2434-
1991 - - - - °C
13 Perkiraan
berat suhu pencampuran AASTHO-72-
1991 - - - - °C
14 Perkiraan suhu pencampuran AASHTO-72-
1990 - - - - °C
(6). Sumber Pasokan 1990
(a). Persetujuan awal sumber-sumber pengadaan agregat dan bahan pengisi mineral harus
diperoleh dari Direksi Teknik sebelum pengiriman material. Contoh-contohnya harus
diserahkan seperti yang diperintahkan.
(b). Dalam pemilihan sumber-sumber agregat, Kontraktor harus memperhitungkan aspal yang
akan hilang karena asorbsi (penyerapan) kedalam agregat, untuk memastikan penggunaan
agregat setempat yang mempunyai daya penyerapan yang paling kecil.Variasi kadar aspal
akibat tingakt absorbsi aspal berbeda-beda dari agregat, tidak akan dapat diterima sebagai
dasar untuk merundingkan (negosiasi) kembali Harga Satuan dari campuran AC (Laston).
AC AC-WC 1 AC-Base
AC-WC 2
Kadar Aspal Efektif Kadar Penyerapan Aspal Ma x 1.7 1.2 > 1.000.000 ESA 1.7
Kadar Aspal Total (% terhadap berat total) Min 4.3 -7 < 1.000.000 ESA
Kadar Rongga Udara dari campuran padat (% Min 36 36 38
terhadap volume total campuran) Max 18 16 16
Rongga diantara mineral agregat (VMA) (%) Max 75 68 68
Rongga terisi aspal (VFA) (%) Min
Kelelehan (mm) Min - 2 3
Marshall Quotient (1) (SNI-06-2489-1991 ) Min 1.8 2 2
(KN/mm) Max 5
Stabilitas Marshall (SNI-06-2489-1991) (KG) Min 750 850 800 800
Max
Stabilitas Marshal tersisa setelah perendaman Min 75 75 75
selama 24 jam pada 600C (% terhadap stabilitas
semula)
Jumlah Tumbukan Marshal tiap Permukaan 400 600
Catatan:
(1) Modifikasi Marshall, diameter mold 15.24 cm (lihat Lampiran 6.8.B). untuk kondisi
kepadatan mutlak gunakan alat penumbuk getar agar terhindar dari kemungkinan
adanya agregat yang pecah.
(2) Untuk lalu lintas yang bergerak sangat lambat atau lalu lintas mengalur yang berat,
gunakan criteria untuk satutingkat SST (Setara Sumbu Standar Tunggal) yang lebih
tinggi.
(3) Berat Jenis efektif agregat dihitung berdasarkan pada Berat Jenis Maksimum dari
Metode Rice (AASHTO T 209-74).
(2). Jenis campuran yang ditetapkan dalam Gambar Rencana berdasarkan asumsi
kondisi jalan yang datar (atau kemiringan landai) dan kondisi lalulintas jalan
antar kota.Jenis campuran sebenarnya yang diperlukan dalam setiap bagian jalan, harus sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik untuk memenuhi kondisi lalu lintas dan kelandaian jalan.
(3). Bahan aspal yang terkandung dari benda uji pada campuran kerja harus
mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 75 % terhadap nilai penetrasi aspal
sebelum pencampuran dan nilai daktilitas tidak kurang dari 40 cm, bila diperiksa
masing-masing dengan PA.0301-76 dan AASHTO T 51.
Tabel 6.8.4 (1) Batas-batas Gradasi untuk kombinasi Agregat dan Bahan Pengisi pada Campuran
Ukuran Saringan Persen Berat Lolos
(mm) (ASTM) AC AC –WC 1 AC – WC 2 AC – BASE
37.5 1.5” 100 100 100 100
25.0 1” 100 90-100 90-100 90-100
3
/4"
19.0 75-100 maks 90 Maks 90 Maks 90
Vi"
12.7 3/8” 60-85 28-58 4- 23-49 4-8 19-45
9.5 #4 38-55 10 3-7
4.75 #8 27-40
2.36 # 30 14-24
0.600 9-18
Catatan # 50
0.300 # campuran
100 5-12
1) Untuk AC ( Laston ) lapis aus dan lapis pondasi, disyaratkan agar minimum
0.150 # dari 2-8
200 agregat yang
80 % lolos saringan 2.36 mm dan harus lolos pula pada saringan
0.075
0.600 mm. pada tabel 6.8.4 (2) diberikan tingkat ketimpangan atau gap untuk bahan
yang lolos saringan 2.36 mm dan tertahan sarinagn 0.600 mm.
2) Gradasi agregat untuk Ac (laston) digunakan titik kontrol gradasi agregat campuran,
harus berada diantara titik kontrol tersebut. Gradasi campuran berada pada ukuran
nominal, ukuran menengah (2.36 mm) dan ukuran terkecil (0.075 mm). gradasi agregat
campuran tidak boleh memotong Zona Terbatas Gradasi. Zona Terbatas Titik Kontrol
Gradasi dan Rumus Kurva Fuller dapat dilihat pada Lampiran 6.8.C.
Ukuran Saringan Persen Berat Lolos
2.360 mm (# 8) 40 50 60 70
0.600 mm (# 30) >32 >40 >48 >56
Selisih Jumlah yang lolos <8 <10 <12 <14
Dalam hal dimana kadar aspal optimum sementara sangat berbeda dari yang diperkirakan, Direksi
Teknik dapat memerintahkan penambahan jumlah pengujian. Campuran yang dipilih dengan cara
ini disebut campuran kerja sementara.
(b). Setiap hari DireksiTeknik harus mengambil contoh material dan campuran sebagaimana
digariskan dalam paragraf 6.8.9 (3) dan 6.8.9 (4) atau contoh-contoh tambahan yang dipandang
perlu untuk pengecekan keseragaman yang diperlukan dari campuran.
(c). Jika terjadi perubahan dalam material atau bila ada perubahan dari sumber material, suatu
formula campuran kerja yang baru harus diserahkan dan disetujui, sebelum campuran AC
(Laston) yang mengandung material baru dikirimkan. Material kerja akan ditolak bila ternyata
mempunyai pori atau sifat-sifatnya membutuhkan, untuk menghasilkan campuran yang seimbang,
kadar aspal yang lebih tinggi atau lebih kecil dari pada batas yang dipersyaratkan.
(1). Kemajuan Pekerjaan Tidak ada pencampuran takaran yang boleh dilakukan bila tidak cukup
tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan atau pembetukan, atau buruh yang cukup,
untuk menjamin kemajuan dengan kecepatan tidak kurang dari 60 % kapasitas alat pencampur.
(2). Penyiapan Material Aspal
Material aspal harus dipanaskan sampai temperatur antara 1400 C dan 1600 C didalam tangki
yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan
mampu mengalirkan bahan aspal secara berkesinambungan pada temperatur yang merata setiap
saat, ke alat pencampur. Sebelum operasi pencampuran dumulai setiap hari, harus paling sedikit
ada 30.000 liter aspal panas yang siap untuk dialirkan ke pencampur.
(3). Penyiapan Agregat
(a). Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum
dimasukkan kedalam alat pencampur. Api yang digunakan untuk pengeringan dan
pemanasan harus diatur secara ketat untuk mencegah rusaknya agregat dan mencegah
terbentuknya selaput jelaga agregat.
(b). Bila dicampur dengan aspal, agregat tersebut harus kering dan pada rentang temperatur
yang dipersyaratkan untuk material aspal, tetapi tidak lebih dari 14 0 C diatas temperatur
material aspal.
(c). Bahan pengisi tambahan (filter), jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gradasi, harus
ditakar secara terpisah dari penampung kecil yang dipasang tepat diatas pencampur.
Menaburkan bahan pengisi diatas tumpukan agregat atau menumpahkannya kedalam
penampung pada alat pemecah batu tidak diijinkan.
(4). Pengangkutan dan Penyerahan di Tempat Kerja
a. Campuran harus diangkut ke mesin paver dengan temperatur yang batas mutlaknya
ditunjukan pada Tabel 6.8.7.
Tabel 6.8.7 Persyaratan Batas untuk Viskositas Aspal dan suhu Campuran Aspal.
(4). Pemadatan
(a). Segera setelah campuran AC (Laston) dihampar dan diratakan, permukaan harus
diperksa dan setiap ketidak rataan diperbaiki. Temperatur campuran yang
terhampar dalam keadaan lepas harus dimonitor dan penggilasan harus dimulai
didalam batas viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.8.7.
(b). Penggilasan campuran AC (Laston) harus terdiri dari tiga operasi yang berbeda
sebagai berikut:
No. Uraian Waktu setelah Penghamparan
1. Penggilasan awal atau pemecahan 0 -10 menit
2. Penggilasan sekunder atau antara 10 -20 menit
3. Penggilasan akhir atau penyelesaian 20 - 45 menit
(c). Penggilasan awal atau pemecahan dan penggilasan akhir atau penyelesaian harus
seluruhnya dilakukan dengan mesin gilas roda baja.Penggilasan sekunder atau
antara harus dilakukan dengan mesin gilas ban angin. Mesin gilas pemecah harus
beroperasi dengan roda penggerak berada di arah mesin penghampar.
(d). Penggilasan sekunder atau antara harus mengikuti sedekat mungkin penggilasan
pemecah dan harus dilakukan sewaktu campuran masih berada pada temperatur
yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Pemadatan akhir harus dilakukan
sewaktu material masih berada dalam kondisi yang masih dapat dikerjakan untuk
menghilangkan bekas tanda-tanda penggilasan.
(e). Kecepatan dari mesin gilas harus tidak melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 15
km/jam untuk ban angina dan kecepatan harus selalu cukup rendah sehingga tidak
mengakibatkan tergesernya campuran panas tersebut. Arah dari penggilasan harus
tidak berbalik secara tiba-tiba yang akan menyebabkan tersorongnya campuran
panas.
(c). AC (Laston) yang dibayar atas dasar meter persegi yang dihampar langsung diatas
permukaan jalan lama, dimana pembuatan lapis permukaan jalan lama tersebut tidak
tercakup pada Kontrak yang sama, dan menurut pendapat Direksi Teknik memerlukan
koreksi yang cukup besar, harus dibayar atas tebal nominal yang diterima yang
dihitung atas dasar kerapatan loboratorium dari campuran AC (Laston) padat menurut
SNI – 06 – 2489 – 1991, luas bagian yang diukur dan berat dari campuran, sesuai
catatan penimbangan truk yang telah disetujui, yang benar-benar dibutuhkan dan
digunakan untuk pekerjaan permanent.
(d). Kecuali sebagaimana ditentukan dalam Paragraf (c) diatas, tebal AC (Laston) yang
diukur untuk pembayaran umumnya harus tidak lebih besar dari tebal rancangan
nominal yang ditunjukkan dalan Tabel 6.8.1 (2) atau tebal rancangan yang ditetapkan
dalam Gambar Rencana dari Dokumen Kontrak.
Dalam hal Direksi Teknik telah menyetujui atau menerima tebal yang kurang dari
tebal rancangan nominal yang ditunjukkan dalam Tabel 6.8.1 (2) atau tebal rancangan
yang ditatapkan dalam Gambar Rencana, atas dasar pertimbangan teknik sebagai
cukup atau ketebalan lebih yang diijinkan menurut Paragraf (c) diatas, maka
pembayaran untuk AC (Laston) akan dilakukan dengan menggunakan luas hamparan
atau volume yang disesuaikan yang dihitung menurut Paragraf (h) dibawah dengan
factor koreksi berikut :
Ct = Tebal sebenarnya yang diterima
Tebal rancangan nominal
Contoh secara diagramatis untuk penggunaan formula diatas diberikan sebagai
referensi pada Lampiran 6.8.
Tidak ada penyesuaian luas hamparan atau volume seperti diatas yang dapat diterapkan
untuk ketebalan yang melebihi tebal rancangan bila bahan tersebut dihampar diatas
permukaan yang dikerjakan dalam Kontrak yang sama.
(e). Lebar hamparan AC (Laston) yang akan dibayar, harus seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana atau yang disetujui oleh Direksi Teknik dan harus ditetapkan
dengan menggunakan pita ukur yang dilakukan Kontraktor dibawah pengawasan
Direksi Teknik. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus dengan sumbu jalan dan
harus tidak termasuk tiap bagian hamparan material yang tipis atau tidak memuaskan
sepanjang tepi dari hamparan AC (Laston). Selang jarak pengukuran mamanjang harus
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, tetapi harus selalu berjarak sama dan
tidak kurang dari 20 m. Lebar yang akan digunakan dalam hitungan luas untuk
keperluan pembayaran untuk setiap bagian perkerasan yang diukur, harus merupakan
angka rata-rata dari ukuran lebar yang diukur dan disetujui Direksi Teknik.
(f). Panjang hamparan AC (Laston) arah memanjang yang akan dibayar, harus ditentukan
dari pengukuran sepanjang sumbu jalan, dengan menggunakan prosedur pengukuran
teknik standar.
(g). Kadar aspal rata-rata dari campuran kerja, seperti yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan eksiraksi di laboratorium menurut Paragraf 6.8.9 (4), harus sama dengan
atau lebih besar dari kadar aspal yang ditetapkan dalam formula campuran kerja dari
Direksi Teknik yang akan diperhitungkan dalam pengukuran atau pembayaran.
Meskipun demikian, dalam hal Direksi Teknik menerima setiap campuran AC
(Laston) dengan kadar aspal rata-rata lebih rendah dari kadar aspal tersebut, maka
pembayaran untuk AC (Laston) akan dilakukan dengan menggunakan luas hamparan
atau volume yang disesuaikan yang dihitung menurut Paragraf (h) dibawah dengan
menggunakan factor koreksi berikut :
Cb = Kadar Aspal rata-rata yang dihitung
Kadar Aspal yang ditentukan dalam formula campuran kerja
(h). Luas atau volume atau berat yang digunakan untuk pembayaran adalah :
r Luas, volume atau berat ^
Seperti ditentukan pada x Ct x Cb Paragraf (a) diatas
(i). Bila perbaikan AC (Laston) yang tidak memuaskan telah diperintahkan oleh Direksi
Teknik sesuai dengan Paragraf 6.8.1 (8), kuantitas yang diukur untuk pembayaran
haruslah kuantitas yang akan dibayar bila pekerjaan semula (awal) dapat diterima.
Tidak ada pembayaran tambahan utnuk pekerjaan tambahan atau tambahan kuantitas
yang diperlukan untuk perbaikan.
(2). Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar menurut Harga
Satuan per satua pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
dibawah dan tercamtum dalam jadwal Penawaran.Harga dan pembayaran ini harus
merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memprodiksi dan memcampur serta
menghampar semua material, termasuk semua buruh, peralatan, pengujian-pengujian,
perkakas dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.