Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Jalan Haluoleo No. 5 Kompleks Bumi Praja Anduonohu Kendari

BERITA ACARA
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
(PRE CONSTRUCTION MEETING)
PAKET: PENINGKATAN JALAN BY. PASS - SENTRAL KOTA - KENDARI BEACH
SEGMEN IV
NOMOR: ……………………………………

Pada hari ini Sabtu tanggal Lima Belas bulan April tahun Dua Ribu Tujuh Belas Pejabat Penanggung
Jawab Kegiatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Prov. Sultra Paket PENINGKATAN JALAN
BY. PASS - SENTRAL KOTA - KENDARI BEACH SEGMEN IV telah melakukan rapat Persiapan
Pekerjaan / PCM dengan hasil sebagai berikut :

I. Peserta Rapat

Unsur Direksi;
Nama : BOBBY HENDRAWAN, ST
Nip. : 19840226 201101 1 007
Jabatan : PPTK Peningkatan Jalan By. Pass - Sentral Kota - Kendari Beach Segmen IV
Gafur, ST
Unsur Kontraktor / Penyedia Barang / Jasa;
Nama : Usneno Marliong
Nip. :-
Jabatan : Direktur PT. Aneka Sukses Reksa Graha
PT. TRIPOLAR UTAMA SULTRA
Unsur Konsultan;
Nama : Agus Sujatmika, S.T
Nip. :-
Jabatan : Site Manageer CV. Adizah Kolaborasi Konsultan

II. Pelaksanaan Rapat

Rapat Dipimpin Oleh;


Nama : RUNDUBELI HASAN, ST. M.Eng
Nip. : 19730611 200604 1 006
Jabatan : Kepala Bidang Bina Marga

Kesepakatan Materi PCM ;


1. KONTRAK

2. PENYERAHAN LAPANGAN

3. SPMK
Selambat-lambatnya 14 hari sejak penandatanganan kontrak
Dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak
4. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK (PCM)
 Wajib menyerahkan Program Mutu Isinya :
Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan selambatnya 7 hari sejak SPMK;
 Organisasi kerja penyedia
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Prosedur pelaksanaan pekerjaan
 Prosedur instruksi kerja, dan
 Pelaksanaan kerja
 Dapat direvisi sesuai kondisi lokasi pekerjaan
 Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan
 Organisasi kerja
 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan,yang diikuti uraian tentang metode kerja yang
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja
 Jadwal pengadaan bahan/material mobilisasi peralatan dan personil
 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan

5. MOBILISASI
 Paling lambat harus sudah dimulai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK
 Mobilisasi dilakukan sesuai lingkup pekerjaan yaitu:
 Mendatangkan peralatan-peralatan yang terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan
 Mempersiapkan fasilitas seperti Kantor, barak pekerja, laboratorium, bengkel
gudang dsb,
 Mendatangkan personil-personil
 Mobilisasi dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan
 Job Mix Design (JMD) sudah mulai di proses (Dikeluarkan Oleh Laboratorium yang
terakreditasi)

6. PEMERIKSAAN BERSAMA (PASAL 26 TAHAPAN PELAKSANAAN KONTRAK)

Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPTK bersama-sama dengan penyedia


melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran
(Mutual Check 0%)
Untuk pemeriksaan bersama ini, PA dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak.
Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum
Kontrak (Berita Acara Mutual Check 0%)
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan
dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera
diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama,
MC-0 harus sudah dapat diselesaikan paling lama 1 bulan terhitung mulai tanggal SPMK
dikeluarkan.
Hasil MC-0 adalah:
 Volume yang dibutukan dilapangan +Back Up + Photo 0%
 Gambar pelaksanaan (Shop drawing)
 Berita Acara Pemerikasaan/ Pengukuran
7. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen dalam negeri
pada setiap barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) pada saat penawaran
Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri secara periodic
Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan nilai TKDN pada
saat penawaran akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang pengadaan barang/jasa pemerintah beserta perubahannya dan aturan
turunannya, dan ditetapkan dalam SSKK.

8. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai


pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada
Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar
atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka
penyedia dikenakan denda.
Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka
PPTK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan
jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal penyelesaian
semua pekerjaan.
Sesuai kesepakatan, kontraktor siap dan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cara
percepatan yaitu dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat satu bulan dari original
kontrak, di dukung dengan kajian teknis sebagai berikut :
 Sumber daya manusia ( SDM )
 Sumber daya peralatan
 Ketersediaan Material Yang dibutuhkan
 Manajemaen Lapangan termasuk Chas Flow
Kesepakatan percepatan pekerjaaan ini akan dituangkan dalam bentuk Time schedulle
yang akan di tanda tangani bersama sebagai acuan monitoring kemajuan pekerjaan
dalam rapat mingguan.

9. PERPANJANGAN WAKTU

Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui


Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal
Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPTK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui Adendum Kontrak, setelah
jaminan pelaksanaan diperpanjang sesuai total dari harga kontrak.
PPTK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah menetapkan ada
tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu)
hari setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.
PPTK melaporkan kepada kepala Dinas SDA dan Bina Marga Prov. Sultra selaku
pengguna anggaran (PA) untuk perjanjian perpanjangan kontrak
10. RAPAT PEMANTAUAN
Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa
pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.
Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita acara
rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPTK dan pihak-pihak yang menghadiri rapat.
Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada
semua pihak yang menghadiri rapat.

11. PERINGATAN DINI

Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas


peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan
Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.
Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan untuk
mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

12. PERUBAHAN KONTRAK

Kontrak hanya dapat diubah melalui addendum kontrak.


Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
a) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak
dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
b) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
c) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPTK mengajukan kepada Pengguna Anggaran
(PA) untuk menugaskan Panitia/ Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

13. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN

Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak,
maka PPTK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara
lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lokasi pekerjaan; dan/atau
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal.
Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
Perintah perubahan pekerjaan Pengguna Anggaran (PA) secara tertulis kepada penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum kontrak.
14. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA

Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar prestasi
pekerjaan
Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih dari 10
% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal dan perubahan volume ini merubah secara
langsung biaya persatuan volume untuk satuan pekerjaan tersebut lebih dari 1 % (satu
perseratus) dari nilai kontrak, maka pembayaran volume selanjutnya dengan
menggunakan harga satuan yang diseuaikan dengan negosiasi.
Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan, untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan
berdasarkan hasil negosiasi.
Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus menyerahkan
rincian harga satuannya kepada Pengguna Anggaran (PA) untuk disetujui Penentuan
harga satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.

15. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pengguna Anggaran (PA) atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh PPTK;
d. Masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. Keadaan kahar.
Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan
waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan pada butir sebelumnya.
Pengguna Anggaran (PA) dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas
kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh
penyedia.
Pengguna Anggaran (PA) dapat menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk
meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam addendum kontrak.

16. KONTRAK KRITIS


Penanganan kontrak kritis dilakukan melalui tahap pemberian surat peringatan, rapat
pembuktian dan uji coba kepada Penyedia dengan prosedur sebagai berikut:

a) Apabila kontrak telah memasuki kondisi kritis yaitu realisasi fisik pelaksanaan terlambat
10% terhadap rencana saat itu (pada periode 5% – 70%) atau terlambat 5% terhadap
rencana saat itu (pada periode 70% – 100%), maka selambat-lambatnya dalam waktu 3
(tiga) hari sejak diketahuinya kondisi kritis, PPTK memberikan Surat Peringatan Pertama
kepada Penyedia.

b) Selambat-lambatnya sejak 7 (tujuh) hari sejak diterimanya laporan dari PPTK, harus
mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat I untuk membahas program percepatan yang
disusun oleh Penyedia dan selanjutnya Penyedia melakukan Uji Coba Tingkat I dalam
waktu yang disepakati paling lama 30 (tiga puluh) hari.
c) PPTK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat I dan apabila
Penyedia gagal, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah masa uji
coba berakhir, PPTK segera memberikan Surat Peringatan Kedua kepada Penyedia.

d) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah menerima laporan dari PPTK, harus


mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat II.

e) Selambat-lambatnya sejak 7 (tujuh) hari sejak diterimanya laporan dari PPTK, harus
mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat II untuk membahas program percepatan yang
disusun oleh Penyedia dan selanjutnya Penyedia melakukan Uji Coba Tingkat II dalam
waktu yang disepakati paling lama 30 (tiga puluh) hari.

f) PPTK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat II dan apabila
Penyedia gagal, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah masa uji
coba berakhir, PPTK segera memberikan Surat Peringatan Ketiga kepada Penyedia.

g) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah menerima laporan dari PPTK, harus


mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat III.

h) Selambat-lambatnya sejak 7 (tujuh) hari sejak diterimanya laporan dari PPTK, harus
mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat III untuk membahas program percepatan yang
disusun oleh Penyedia dan selanjutnya Penyedia melakukan Uji Coba Tingkat III dalam
waktu yang disepakati paling lama 30 (tiga puluh) hari.

i) Dalam hal keterlambatan pada pasal 42.2 c dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, PPTK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak,
apabila:

1. Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;

2. Berdasarkan penelitian PPTK, Penyedia barang/jasa tidak akan mampu


menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
untuk menyelesaikan pekerjaan; dan/atau

3. Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima


puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, penyedia
barang/jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan, walaupun melampaui akhir
tahun anggaran berjalan.

j) PPTK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat III dan apabila
Penyedia gagal, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah masa uji
coba berakhir, PPTK segera melaporkan kepada Pengguna Anggaran (PA) meminta
pertimbangan untuk penyelesaian kontrak kritis.

k) Pengguna Anggaran (PA) memberikan pertimbangan penyelesaian kontrak kritis dalam


waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak menerima laporan dari PPTK
tentang hasil Uji Coba Tingkat III.

l) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak menerima pertimbangan dari Kepala Dinas


Sumber Daya Air dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara, PPTK harus memberikan
keputusan kepada Penyedia. PPTK mengusulkan kepada Pengguna Anggaran (PA)
untuk melakukan Pemutusan Kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal
1266 dan 1267 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata.
17. D E N D A
Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;
Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah :
a) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi; atau
b) 1/1000 (satu perseribu) dari total harga kontrak

18. SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPTK untuk penyerahan pekerjaan.
2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPTK mengusulkan kepada Pengguna Anggaran
(PA) untuk menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.Apabila memerlukan keahlian
teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
3. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPTK.
4. Pengguna Anggaran (PA) menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan telah diterima oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan.
5. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia
harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
6. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPTK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
8. Pengguna Anggaran (PA) menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. Pengguna
Anggaran (PA) wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
9. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya,
maka Pengguna Anggaran (PA) berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
10. Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
11. Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
12. Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah penyerahan bagian pekerjaan tersebut
dilaksanakan pertama kali.
13. Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
Demikian, Berita Acara PCM (Pre Construction Meeting) ini merupakan suatu kesatuan dengan
dokumen kontrak.

PPTK Konsultan Supervisi Kontraktor Pelaksana


Peningkatan Jalan By. Pass - Sentral CV. Adizah Kolaborasi PT. Aneka Sukses Reksa
Kota - Kendari Beach Segmen IV Konsultan Graha

Bobby Hendrawan, ST Agus Sujatmika, S.T Usneno Marliong


Nip. 19840226 201101 1 007 Site Engineer Direktur

SKPD DInas PU. Prov Sultra SKPD DInas PU. Prov Sultra
Kepala Bidang Bina Marga Kepala Seksi Pembangunan Jalan

RUNDUBELI HASAN, ST. M.Eng Beny Indra, S.T., M.T


Nip. 19730611 200604 1 006 Nip. 19790618 200502 1 004
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
(PRE CONSTRUCTION MEETING)
PAKET: PENINGKATAN JALAN BY. PASS - SENTRAL KOTA - KENDARI BEACH SEGMEN IV

Materi yang disepakati dalam PCM meliputi hal – hal berikut:

PPTK Konsultan Supervisi Kontraktor Pelaksana


Peningkatan Jalan Sao Sao – CV. Adizah Kolaborasi PT. Aneka Sukses Reksa
MT. Haryono Konsultan Graha

Bobby Hendrawan, ST Agus Sujatmika, S.T Usneno Marliong


Nip. 19840226 201101 1 007 Site Engineer Direktur

SKPD DInas PU. Prov Sultra SKPD DInas PU. Prov Sultra
Pengguna Anggaran Kepala Seksi Pembangunan Jalan

RUNDUBELI HASAN, ST. M.Eng Beny Indra, S.T., M.T


Pembina TK. I Gol. IV/b Nip. 19790618 200502 1 004
Nip. 19730611 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai