PEREKONOMIAN
Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dapat menyebabkan kenaikan inflasi. kenaikan
tarif dasar listrik (TDL) untuk industrik kecil menengah (IKM) dan usaha kecil menengah
(UKM) akan memperlemah daya saing. "Kenaikan ini akan sangat memukul IKM dan
UKM. Sebagaimana diketahui, awal Juli Pemerintah akan menaikkan TDL. kenaikan ini
bisa berdampak negatif bagi perekonomian. Apalagi hal ini akan disusul oleh kenaikan
harga gas. komponen biaya listrik membuat biaya produksi semakin menggelembung
sementara insentif ke UKM dan IKM ini masih minim. Untuk itu, perlu berbagai upaya
untuk meningkatkan daya saing IKM/UKM bila benar-benar pemerintah tetap menaikkan
TDL. Kenaikan TDL, UKM/IKM kian melengkapi lemahnya daya saing UKM Indonesia
menghadapi perdagangan bebas Asean-China Free Trade atau ACFTA, Kenaikan TDL
juga akan memicu angka pengangguran baru,
Dalam perhitungan pemerintah, dampak kenaikan TDL terhadap hanya 0,5 persen.
Namun riil di neraca masing-masing pengusaha, dampak kenaikan TDL terhadap inflasi
jauh lebih tinggi. Potensi kerugian relatif besar terhadap IKM dan UKM dan harus segera
diantisipasi dampaknya. Kalau TDL dinaikkan, tetapi pelayanan dan jaringan listrik tidak
dibenahi, itu hanya menurunkan daya saing, Bila listrik terjadi kekurangan pasokan
listrik, maka bisa terjadi kerusakan mesin dan pada akhirnya mengganggu produksi.
NAMA : RAMLI
NIM : 086601076
DAMPAK KENAIKAN TADIF DASAR LISTRIK TERHADAP
PEREKONOMIAN
Biaya pokok produksi (BPP) listrik yang tidak berimbang dengan harga jual kepada
konsumen adalah masalah utama terus membesarnya subsidi listrik nasional. Hal ini
diperparah dengan tidak adanya budaya hemat konsumsi dari konsumen yang membuat
pasokan listrik terus mengalami defisit.
Rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada Juli 2010 merupakan cara
untuk mendorong masyarakat untuk lebih berhemat dalam menggunakan listrik.
"Kenaikan 15% itu kan rata-rata. Untuk pelanggan 450 volt ampere (VA) kan tidak naik.
Selain untuk menyesuaikan dengan BPP supaya PLN tidak berkutat terus merugi. Ongkos
listrik dalam lima tahun terakhir juga bergerak dari Rp600 (per kWh) bergerak ke
Rp1.300 (per kWh). Jadi, kenaikan ini bisa membuat rakyat juga berhemat,
Tarif listrik yang berlaku saat ini membuat PLN sebagai pengelola tunggal listrik negara
tidak bisa meraih untung karena sepenuhnya tergantung dari besaran subsidi yang
dianggarkan pemerintah setiap tahunnya. "Naiknya konsumsi listrik rumah tangga juga
sudah tidak karu-karuan. Jumlah konsumen terus bertambah hingga kisaran 9% per
tahun. Tanpa adanya pembangunan pembangkit jaringan distribusi, sulit
mengimbanginya. Kalau masih tergantung subsidi, investor tidak akan mau melirik,"
agar kenaikan listrik bisa lebih dimaksimalkan bagi pelanggan dengan konsumsi 6.600 W
ke atas. "Kalau yang 900 VA kan naik antara 5%-10%. Kalau dihitung, yang 6.600 VA
harus naik 30%. Ini kan sesuai dengan keekonomian mereka. Bahkan yang di atas 20.000
VA naik 100%. Biarin saja. Ini kan ada kaitannya dengan penghematan.