Anda di halaman 1dari 96

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

PENYUSUNAN DED RSU CIKATOMAS


Kabupaten Tasikmalaya
PEKERJAAN PERSIAPAN, SIPIL / STRUKTUR, ARSITEKTUR, & MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

BAB I. PERSYARATAN UMUM

Pasal 1. UMUM

1. Pada dasarnya untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh pekerjaan ini. Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar kerja serta Uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Teknis seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.

2. Jika terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan atau kesimpang siuran informasi dalam
pelaksanaan nanti, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Pengawas atau
Perencana untuk mendapat kejelasan dalam pelaksanaan.

3. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil keuntungan selain keuntungan yang telah ditetapkan,
dari kekurangan-kekurangan / kelemahan-kelemahan baik dari gambar kerja maupun spesifikasi
teknis ini.

4. Demikian pula tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan tersebut disebabkan
karena peserta tidak membaca atau kurang memahami setiap isi dokumen ini.

Pasal 2 : NAMA PROYEK, PEKERJAAN DAN LOKASI

Nama Proyek : DED RSU CIKATOMAS

Bangunan : RSU CIKATOMAS


Pekerjaan : Persiapan, Sipil / Struktur , Arsitektur, & Mekanikal Elektrikal & Plumbing
Pemberi Tugas : RSU CIKATOMAS
Lokasi : Kabupaten Tasikmalaya

Pasal 3 : LINGKUP PEKERJAAN :

a) Meliputi semua bagian pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Kontrak, yaitu
meliputi :
 Gambar-gambar Rencana Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
 Berita Acara Penjelasan + Addenda-addenda ataupun salah satu dari padanya.
b) Kekurangan salah satu unsur tersebut di atas tidak dapat mengakibatkan berkurangnya
lingkup pekerjaan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor.
c) Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan, peralatan, berikut alat-alat
bantu lainnya, pengangkutan, pemasangan dan semua pelayanan yang diperlukan bagi
pelaksanaan pekerjaan hingga selesai dengan sempurna, kecuali bila ditentukan lain dalam
Dokumen Kontrak.

Pasal 4 : PERATURAN DAN KETENTUAN


a) Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh
ketelitian sesuai dengan kontrak. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk
semuanya harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
b) Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-
penjelasan lain yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian Pemborongan, maka
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah:
1. Peraturtan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41
2. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-NI-2/1971.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.
4. Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE)

RKS-1
5. Peraturan umum mengenai Instalasi Air Leideng (AVWI)
6. Peraturan Tentang Instalasi Listrik, PUIL 1977.
7. Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979.
8. Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.
9. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
10. Peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan Air Minum setempat.
11. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja
dan Kesehatan Kerja.
12. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980)
13. Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempat
14. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).
15. Lain - lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku
di Indonesia.
16. Peraturan khusus Pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat
c) Ukuran :
1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar
pelengkap meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam

2. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum dalam


gambar yang termuat dalam dokumen lelang/kontrak.
3. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas / Perencana, segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor.
d) Istilah :
Istilah yang dipergunakan untuk masing-masing disiplin kerja disini ialah :

SR : Sipil / Struktur
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi, kualitas, serta Cut Fill.
AR : Arsitektur
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada, baik teknis
maupun estetika.
ME : Mekanikal - Elektrikal
Mekanikal Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan sistim Air Bersih dan Air
Kotor, Sedangkan Elektrikal Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
distribusi/teknik listrik, sistim listrik didalam / diluar bangunan atau sumber-
sumber daya listrik.

Pasal 5. JENIS DAN MUTU BAHAN


a. Diutamakan produksi yang disetujui Oleh Perencana / Pemberi Tugas, dan Konsultan
Pengawas.
b. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan Standard yang disyaratkan.

Pasal 6. MEREK - MEREK DAGANG :


Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan
dalam persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu,
model, bentuk, jenis dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek)
yang mengikat. Pemborong boleh mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf kepada
Konsultan Pengawas. Dalam hal ini disebutkan 3 (Tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis
bahan/pekerjaan yang sama, maka pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu
dari merek dagang sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana.

RKS-2
Pasal 7. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN
a) Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara teknis sesuai syarat pengamanan yang
berlaku.
b) Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar
lapangan.
c) Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada
jam-jam kerja , jika seandainya ada pengiriman bahan-bahan pada malam hari, harus seizin
Konsultan Pengawas.
d) Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan
penggunaan pagar penutup serta pengaturan pembuangan bahan sisa.
e) Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
setempat, Instansi Pemerintah lain yang berwenang.
f) Setiap pelanggaran terhadap ketentuan di atas akan diambil tindakan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, antara lain meninjau kembali izin kerja Kontraktor ataupun
penyitaan bahan-bahan bangunan yang dimaksud.
g) Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain
membuat atau menyediakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti
steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali yang nyata-nyata disediakan oleh Pemberi
Tugas.
h) Pada saat pekerjaan dimulai, Kontraktor dianggap telah mengetahui serta bertanggung jawab
atas setiap ketentuan di atas.

Pasal 8 : PENJELASAN R.K.S. & GAMBAR.


a) Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar kerja yang dikeluarkan oleh
Konsultan Perencana adalah satu-satunya Pedoman Dasar Ketentuan pekerjaan pelaksanaan
ini.
b) Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar Kerja beserta seluruh lampirannya
tidak diperkenankan diberikan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dan izin tertulis dari
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
c) Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar Kerja serta Gambar-gambar Detail
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan hingga tidak dapat ditafsirkan atau
diartikan sendiri-sendiri.
d) Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar Kerja
serta Gambar-gambar Detail; maupun perbedaan dengan keadaan di lapangan pada waktu
pelaksanaan, maka Kontraktor harus meminta pendapat Konsultan Pengawas serta
melaksanakan keputusan tersebut.
e) Jika selama berlangsungnya pekerjaan ini terjadi perubahan teknis, maka Kontraktor harus
membuat Gambar Revisi dari perubahan tersebut untuk dimintakan persetujuan dari
Pengawas lapangan dengan biaya Kontraktor, Gambar-gambar revisi tersebut tidak boleh
dilaksanakan sebelum disetujui tertulis oleh Konsultan Pengawas.
f) Jika terjadi kekurang jelasan dalam Gambar-gambar Kerja atau Gambar-gambar Detail,
maka Kontraktor wajib membuat Gambar-gambar Tambahan atas petunjuk dan disahkan oleh
Konsultan Pengawas. Gambar-gambar ini akan berlaku sebagai Gambar Pelengkap, sah dan
mengikat.

g) Jika Kontraktor membutuhkan Gambar atau bahan penjelas lainnya melebihi dari yang
ditentukan, maka Kontraktor harus mengajukan permintaan secara tertulis pada Konsultan
Pengawas dengan menyebutkan penggunaanya, dimana biaya secara teknis pengadaannya
menjadi beban Kontraktor.
h) Klausal Yang Disebutkan, Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada
bagian/bab/gambar yang lain maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
terhadap yang lain tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya.
i) alau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar perencanaan atau terhadap spesifikasi
teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai dampak bobot teknis dan
atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi / Besar terhadap rencana anggaran
biaya.

RKS-3
Pasal 9 : JADWAL PELAKSANAAN
a) Kontraktor harus membuat sebuah jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang memuat :
1. Uraian jenis pekerjaan selengkapnya,
2. Jumlah tenaga, hari dan tenaga x hari (man-days) yang digunakan untuk setiap jenis
pekerjaan,
3. Volume pekerjaan,
4. Nilai/bobot prosentase dari setiap jenis pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang angkanya
diperoleh dengan memberi harga pada masing-masing jenis pekerjaan terhadap
harga/biaya keseluruhan sebagaimana tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan.
5. Grafik kemajuan pekerjaan.
6. Bila perlu contoh jadwal ini dapat diminta dari Konsultan Pengawas.
b) Jadwal harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya sebelum
Pekerjaan Persiapan dimulai dan setelah disetujui maka Kontraktor wajib menyerahkan jadwal
tersebut kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas masing-masing sebanyak 3 (Tiga)
set.

Pasal 10 : SHOP DRAWING


a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk
detail khusus yang belum maupun yang sudah tercakup lengkap dalam gambar kerja untuk
disetujui pelaksanaannya oleh Pengawas / Perencana.

b) Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan , keterangan produk ,cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak didalam buku ini.

c) Kontraktor wajib mengajukan 4 (Empat) set shop drawing dan persetujuan material yang
dilengkapi dengan 1 (Satu) set brosur / catalog asli guna disetujui untuk dilaksanakan. Dalam
pengajuan shop drawing apabila terjadi kesalahan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
walaupun telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

d) Semua Shop Drawing yang pelaksanaannya memerlukan koordinasi dengan Kontraktor lain
yang terlibat akan dikoordinasikan oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 11 : AS BUILT DRAWING


a) Dokumen gambar terlaksana (as built drawing) ini harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.
b) As built drawing memuat seluruhnya secara detail dari hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan yang telah dilaksanakan lengkap dengan data, dan keterangan lainnya.
c) As built drawing diserahkan dalam bentuk cetakan dan dijilid sebanyak 3 (Tiga) set.
d) As Built Drawing terdiri dari ;

- 1 (Satu) Set Rekalkir


- 3 (Tiga) Set blue print full size
- 5 (Lima) set Fotocopy half size

Diserahkan secara bertahap setelah pekerjaan terlaksana untuk diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

Pasal 12 : PEMBUATAN PHOTO PROGRESS


Kontraktor wajib memberi laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa photo progress, dimana
pengambilan photo tersebut bisa menggambarkan dari kegiatan awal sampai dengan selesainya
pekerjaan. Dibuat dalam (3) set album, diperuntukan bagi : Pemberi Tugas, Perencana & Pengawas.

Pasal 13 : KOORDINASI PELAKSANAAN


a) Pada waktu pengadaan dan pemasangan material oleh pihak Supplier / Kontraktor lain,
maka Kontraktor wajib memberi tahukan kepada Pengawas.

b) Apabila terdapat bagian pekerjaan yang pemasangannya harus diselesaikan oleh Kontraktor
lain, maka Kontraktor tersebut wajib menyiapkan / menyerahkan bahan lengkap dengan
penjelasan untuk pemasangannya.
RKS-4
c) Dalam pelaksanaan Kontraktor wajib memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain.

Pasal 14 : KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN


a) Pengawasan akan dilaksanakan secara terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan.
Untuk itu Kontraktor wajib menempatkan seorang Kepala Teknik sebagai Kuasa Kontraktor di
lapangan yang cukup mampu untuk melaksanakan tugasnya, serta mengerti dan
berpengalaman dalam bidang bangunan atau teknik sesuai dengan lingkup pekerjaan dan
mampu mewakili segala petunjuk Konsultan Pengawas untuk diteruskan pada pelaksananya.
b) Jika ternyata hal tersebut di atas tidak sebagaimana mestinya, maka Konsultan Pengawas
berhak meminta pada Kontraktor untuk mengganti Kepala Teknik tersebut dengan yang lebih
baik.
c) Penempatan Kepala Teknik dan staffnya dari Pihak Kontraktor adalah SDM yang
berkompeten dalam bidangnya dan memliki latar belakang pendidikan yang setingkat Sarjana
Teknik Sipil dan telah berpengalaman pada pembuatan proyek sejenis minimal 1 th, sedangkan
untuk Pelaksana Lapangan dari masing-masing Jenis Pekerjaan yang memiliki pendidikan
Akademi atau Sekolah Teknik Menengah dengan pengalaman 3 th dan 5 th, pada bidangnya
masing-masing.

Pasal 15 : DOMISILI KONTRAKTOR


a) Alamat Kontraktor jika berubah dari yang tertera dalam Dokumen Pelelangan harus
diberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b) Alamat Kontraktor dan Kepala Teknik Lapangan wajib diberitahukan secara tertulis pada
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, serta cara-cara komunikasi tercepat yang dapat
dilakukan seandainya terjadi hal-hal yang mendesak.

Pasal 16 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


a) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas keamanan di daerah lapangan kerjanya dari
pencurian maupun pelanggaran-pelanggaran ketertiban lain.
b) Kontraktor harus menempatkan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan lingkup
kerjanya serta mengurangi resiko terjadinya kebakaran pada lapangan dengan peraturan-
peraturan dan pengaturan-pengaturan tata kerja dan peralatan kerja.
c) Jika disyaratkan Kontraktor boleh mengasuransikan pekerjaannya dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut dalam bentuk Asuransi Segala Resiko (All Risk) pada
Perusahaan Asuransi Umum yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan jangka waktu
sejak tanggal SPK sampai tanggal berakhirnya masa Pemeliharaan.

Pasal 17 : LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


a) Kontraktor wajib membuat Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan sebagai resume dari
Laporan Harian selama masa pelaksanaan pekerjaan yang akan diperiksa dan ditandatangani
oleh Konsultan Pengawas yang memuat hal-hal :
1. Jumlah tenaga menurut jenis / jabatan,
2. Jumlah dan jenis bahan yang diterima,
3. Jumlah dan jenis bahan yang disetujui,
4. Jumlah dan Jenis Peralatan yang dipakai.
5. Kegiatan pekerjaan secara terperinci,
6. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain.

b) Laporan Harian dibuat dalam rangkap 3 (Tiga) serta bentuk maupun tata cara pengisian Form
tersebut harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
c) Laporan tersebut diperuntukan :
 1 (Satu) set untuk Pemberi Tugas
 1 (Satu) set Untuk Konsultan Pengawas.
 1 (Satu) set Arsip.

Pasal 18 . JAMINAN DAN KESEJAHTERAAN BURUH


a) Kontraktor wajib menyediakan fasilitas - fasilitas kesejahteraan buruh berupa penyediaan air
minum, penyediaan tempat mandi, pemondokan, serta tempat beribadat.
b) Kontraktor juga harus menyediakan fasilitas pengaman kerja, seperti Safety Belt, Safety Shoes,
Helm, dan lain-lain.
c) Kontraktor atas petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan wajib mengatur fasilitas-fasilitas
RKS-5
tersebut termasuk warung atau kios makanan di dalam areal kerjanya dengan mematuhi
syarat-syarat kesehatan, keselamatan, keindahan, kebersihan dan ketertiban.
d) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas biaya pengobatan ataupun pemakaman dari
pekerjanya atau siapapun yang terlibat langsung pada pekerjaan jika mengalami musibah
yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

Pasal 19 : P 3 K DAN PEMADAM KEBAKARAN


Pengadaan peralatan-peralatan P 3 K, peralatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan
yang sesuai dalam anjuran Perusahaan Asuransi terhadap pekerjaan / Proyek yang sedang
berjalan.

Pasal 20 : JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


Pembuatan jalan masuk / jalan sementara untuk kebutuhan kelancaran proyek, Dari Jalan yang
telah ada ke lokasi proyek harus dibuat oleh kontraktor. Lokasi pembuatan jalan sementara
tersebut akan ditunjukan oleh Konsultan Pengawas langsung dilapangan.
Kontraktor harus memelihara seluruh jalan-jalan yang dilaluinya mulai masuk dari Jalan Raya
sampai ke lokasi. Atas perintah Konsultan Pengawas, andaikata Proyek tersebut telah selesai,
jalan - jalan yang rusak yang diakibatkan oleh kendaraan-kendaraan Proyek, harus diperbaiki
kembali sesuai dengan keadaan semula.

Pasal 21 : ALAT-ALAT PELAKSANAAN


Kontraktor wajib menempatkan peralatan - peralatan kerja yang lengkap serta alat-alat
kelancaran pelaksanaan pekerjaan termasuk pemeliharaan dan memindah-mindahkan dalam
lokasi pekerjaan serta mengeluarkan setelah penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang
telah dicantumkan dalam Dokumen Pelelangan serta mematuhi petunjuk Konsultan Pengawas
Lapangan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan / proyek tersebut .

Pasal 22 : SYARAT DAN CARA PEMERIKSAAN BAHAN


a) Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan, minimal harus dari jenis dan mutu
yang sesuai dengan kontrak.
b) Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas sebanyak 3 set untuk disetujui dan dicantumkan tanda-tanda.
c) Bilamana Konsultan Pengawas menganggap perlu, Kontraktor harus menyediakan surat
keterangan dari Instansi yang ditunjuk (Balai Penelitian Bahan Bahan), dan menjamin
bahwa bahan-bahan yang digunakan telah memenuhi Persyaratan.
d) Semua bahan atau perlengkapan yang akan diolah atau akan dipasang pada bangunan,
sebelum dipergunakan, dibeli atau dikirim jika diperlukan oleh konsultan pengawas harus diuji
atau dites, maka bahan/material yang akan dipakai tersebut harus diperiksa dan dinyatakan lulus
dengan hasil baik oleh laboratorium yang diakui.
e) Segala pembiayaan / ongkos-ongkos pengujian bahan menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

Pasal 23 : PEKERJAAN TIDAK BAIK

a) Semua pekerjaan yang dianggap kurang/belum baik dan ditolak oleh Konsultan Pengawas
karena tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak, akibat disengaja atau tidak oleh Kontraktor,
harus segera diperbaiki dan ditanggung biayanya oleh Kontraktor.
b) Apabila suatu pekerjaan telah ditutup tetapi bertentangan dengan permintaan dan
dianggap tidak baik oleh Konsultan Pengawas, maka pekerjaan tersebut harus
dibuka/dibongkar untuk diperiksa dan ditutup kembali atas biaya Kontraktor.

c) Apabila suatu pekerjaan telah ditutup dan Konsultan Pengawas tidak secara khusus diminta
untuk memeriksa sebelumnya, dan bila Konsultan Pengawas menghendaki pekerjaan tersebut
harus dibuka/dibongkar untuk diperiksa, makan pekerjaan yang dibongkar tersebut harus
ditutup kembali atas biaya Kontraktor.
d) Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk dan
perintah Konsultan Pengawas atau contoh yang telah disetujui maka bahan tersebut ditolak,
dan harus dibongkar dan dikeluarkan atas perintah Konsultan Pengawas dengan segala resiko
sepenuhnya menjadi Tanggung jawab Kontraktor.

RKS-6
Pasal 24 : PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA PROYEK
a) Semua Resiko Baik mengenai salah hitung terhadap harga maupun jumlah satuan Volume
yang diajukan dan biaya-biaya lain yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab
pemborong.
b) Pemborong sudah harus memperhitungkan / mempertimbangkan semua kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi dilapangan dalam pelaksanaannya nanti, yang berhubungan
dengan adanya pemborong-pemborong lain (Sub-Kontrak) untuk pelaksanaan proyek tersebut.
c) Perhitungan Bill of Quantity yang diberikan kepada seluruh peserta lelang sifatnya tidak
mengikat, yang artinya boleh ditambah maupun dikurangi, tergantung dari pada hasil
perhitungan Kontraktor terhadap gambar rencana yang diterima, BQ hanyalah sebagai
pedoman / Acuan.
Untuk keseragaman dalam penyajian Setiap peserta akan mendapatkan masing-masing satu buah
copy disket/DC lengkap mengenai BQ, bentuk susunan, maupun formatnya tidak boleh dirubah,
terkecuali pada Item : Nama Perusahaan, Tanggal, dan Hal pekerjaan.
d) Andaikata ada penambahan item / Volume pekerjaan yang terlewatkan, hendaklah dibuat
dilembar / file lain Dengan diberi judul : Penambahan Item pekerjaan / BQ.
e) Penambahan tersebut harus disusun / disesuaikan menurut Sub-Sub pekerjaan yang ada pada
BQ, maksudnya untuk mempermudah pada waktu evaluasi pemenang tender nanti.
e) Setelah disket/DC BQ diisi dan dilengkapi menjadi RAB (Penawaran), juga harus dilengkapi /
dibuat pada disket/DC tersebut antara lain file-file sebagai berikut :
1. Daftar Harga Satuan Bahan / Material Lengkap;
2. Daftar Harga Satuan Upah Pekerja Lengkap;
3. Daftar Harga Satuan Alat Yang Disewa lengkap;
4. Daftar Analisa Harga Satuan lengkap.
f) Disket/DC yang telah terisi lengkap tersebut diatas harus dikembalikan lagi pada panitia, dan
dimasukan bersama-sama amplop penawaran untuk diserahkan pada waktu pemasukannya nanti.

Pasal 25 : PEKERJAAN TAMBAH KURANG


a) Pekerjaan tambah kurang adalah pekerjaan lain dari yang dimaksudkan dalam RKS dan
gambar-gambar, berupa penambahan, perubahan bentuk, pengurangan dan peniadaan suatu
bagian pekerjaan.
b) Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, apabila ada
perintah/ persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas ataupun dari Pemberi Tugas. Dan
Kontraktor wajib melaksanakan sejauh bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan
ruang lingkup kontrak.
c) Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak dapat dianggap
sebagai pekerjaan tambah kurang apabila jenis pekerjaan tersebut telah disebutkan dalam
Dokumen Kontrak atau salah satu bagian dari padanya.
d) Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah yang diajukan /
tercantum dalam kontrak. Dalam hal tidak adanya jenis pekerjaan tersebut dalam kontrak,
maka harga satuannya dinilai berdasarkan permufakatan harga analisa satuan pekerjaan,
sedangkan keputusan terakhir tetap berada dipihak Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
e) Penyusunan Pengajuan Anggran Biaya pekerjaan tambah-kurang, harus dibuat dalam suatu
Berita Acara, dan disyahkan dalam rapat Berkala mingguan, ditanda tangani oleh Pihak
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
f) Pembayaran Biaya pekerjaan tambah kurang dilaksakanan setelah penyerahan kedua seluruh
pekerjaan, dan diterima oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.

Pasal 26 : PENYERAHAN PEKERJAAN


a) Penyerahan pekerjaan dilakukan 2 (dua) kali yaitu :
1. Serah Terima Kesatu
2. Serah Terima Kedua
b) Serah Terima Kesatu dilakukan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan sesuai dengan
Dokumen Kontrak dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas bahwa kewajiban-
kewajiban tersebut dilaksanakan dengan sempurna termasuk penggambaran -
penggambaran kembali (as-built-drawing) dari bagian-bagian pekerjaan. Konsultan Pengawas
akan memeriksa gambar-gambar tersebut untuk menyetujui atau mensyaratkan perbaikan.
Konsultan Pengawas tidak akan mengeluarkan Berita Acara Penyerahan Kedua jika
kewajiban-kewajiban tersebut belum diselesaikan dengan sempurna.

RKS-7
Pasal 27 : PEMELIHARAAN
a) Kewajiban Kontraktor dalam masa Pemeliharaan meliputi Penyempurnaan pekerjaan-pekerjaan
yang dianggap belum sempurna oleh Konsultan Pengawas namun dinilai tidak terlalu penting
untuk menunda Serah Terima Kesatu,
b) Penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang dianggap belum selesai oleh Konsultan Pengawas
namun dinilai tidak terlalu penting untuk menunda Serah Terima Kesatu.
c) Perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang saat Serah Terima Kesatu dinyatakan diterima oleh
Konsultan Pengawas, namun dengan persyaratan harus diperbaiki sebelum Serah Terima
Kedua,
d) Penyempurnaan, penyelesaian maupun perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang baru diketahui
kekurangannya pada saat masa pemeliharaan.

RKS-8
BAB II. PERSYARATAN TEKNIS
PERSIAPAN

Pasal 1. PEKERJAAN PERSIAPAN :


1.1 Lingkup Pekerjaan :
Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk pekerjaan permulaan,
penunjang, pendukung atau pelengkap dari seluruh pekerjaan, yang terdiri dari :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
b) Pengukuran, dan Papan Dasar (Bouwplank)
c) Penyediaan Air dan Listrik Kerja
d) Pembersihan Site, dll

1.2 Mobilisasi dan Demobilissi :


a Untuk menunjang kelancaran pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan untuk melengkapi
peralatan-peralatan berat misalnya :alat bor/strauss, Crane, Bulldozer, stoomwals atau alat berat
lainnya yang diperkirakan akan dibutuhkan di lapangan.
Dengan mendatangkannya dari Rental Ke lokasi proyek , Serta mengembalikannya bialamana
peralatan tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi.
b Dalam pengadaan tenaga kerja dan keperluan lainnya, kontraktor harus mendatangkannya
sendiri kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga dapat memperlancar lajunya pekerjaan di
proyek.
Segala kekurangan kekurangan mengenai peralatan maupun tenaga kerja menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

1.3 Pekerjaan Pengukuran


a) Untuk memudahkan pekerjaan dilapangan, dasar ukuran dipakai patok koordinat yang ada
dilapangan , ataupun sudut-sudut bangunan, serta elevasi lantai bangunan yang ada dilokasi
pekerjaan.

b) Untuk mendapatkan posisi dan ketepatan dilapangan, setiap bagian pekerjaan harus
diperhatikan dan segala petunjuk yang ada dalam gambar kerja dan semua ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat.

c) Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Theodolit yang sesuai dan sudah di
Kalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.

d) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukuran selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur
yang berpenga laman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang.

e) Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan menggunakan alat
optik dan sudah ditera kebenarannya / dikalibrasi.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagi an-bagian yang kecil dan atas persetujuan Pengawas.

f) Hasil pengukuran lengkap mengenai Peil elevasi, sudut, kordinat, serta letak patok-patok
harus dibuatkan gambarnya dan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1.4 Pekerjaan Papan Dasar (Bouwplank)


a) Kontraktor harus mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran
ketinggian bagian-bagian pekerjaan ini.
b) Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan
(bouwplank) dari bahan kayu papan Kls 3 ukuran 3/20 cm dengan permukaan atasnya diserut
datar dengan rangka/tiang harus kuat & kokoh.
c) Tinggi sisi atas papan dasar dalam pelaksanaan harus sama satu sama lainnya
(Waterpass), kecuali dikehendaki lain, karena kondisi lapangan dan atau atas petunjuk
Pengawas. Papan dasar dipasang sejauh minimum 100 cm dari sisi luar galian tanah terluar

RKS-9
dari pekerjaan.
d) Setelah selesai pemasangan papan dasar, Kontraktor harus melapor kepada Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya serta harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketetapan letak
papan dasar ukur sampai tidak di perlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas

1.5 Pekerjaan Penyediaan Air & Listrik Kerja


a) Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air bersih untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan termasuk pompa dan bak air. Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak,
bahan organis lainnya yang merusak.
b) Kontraktor harus mengadakan sendiri fasilitas daya listrik secukupnya, dari generator guna
kebutuhan penerangan proyek dan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
c) Semua biaya pengadaan fasilitas tersebut diatas dan lainnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d) Fasilitas air dan listrik yang ada ditapak tidak diperkenankan untuk dipergunakan, terkecuali
ada izin tertulis dari pihak yang berwenang.

BAB III. PENJELASAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 PEKERJAAN STRUKTUR

1.1. Persyaratan Mutu dan Bahan Beton


1.1.1. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk Pekerjaan Struktur Plat Lantai Bangunan RSU CIkatomas ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Struktur Atas :
Pelat Lantai K-300.
b. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur, harus menggunakan beton Ready Mix
,dan kecuali untuk beton praktis dapat menggunakan beton Konvensional (Site Mix),dan
sebelumnya harus sudah mendapat persetujuan MK.
c. Lantai Kerja.
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr.

1.1.2. Baja Tulangan


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah sebagai
berikut :

 Mutu baja tulangan s/d diameter D 13 mm adalah BJTP U-24.


 Mutu baja tulangan > diameter D 13 mm adalah BJTD U-39 (besi ulir).

1.1.3. Cetakan (Bekisting)

a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini harus memakai multiplex tebal minimum 12 mm
atau Papan kayu Kls.II dengan tebal 2 cm . Bekisting dari multiplex /papan tersebut harus
diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan
yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan MK.

b. Steiger cetakan/bekisting kolom & balok harus dari pipa-pipa besi (scaffolding) atau kayu
/dolken dan sama sekali tidak diperkenankan memakai bambu.

1.1.4. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara terputus,
untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah SIKATOP 77D atau setaraf dicampur dengan air dan
semen.

RKS-10
Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

1.1.5. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton.
Bahan admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk Sika atau yang setaraf , dengan
takaran 0.8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan
persetujuan dari Konsultan MK.

1. 2 Persyaratan Bahan Beton


1.2.1. Bahan S e m e n

1.2.1.1Persyaratan Umum.

a) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.
b) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, dan TIGA RODA serta
memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang
waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.

1.2.1.2. Pemeriksaan.

Konsultan MK dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan MK untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan MK, harus tidak
dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka
Konsultan MK dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atas biaya kontraktor.

1.2.1.3. Tempat Penyimpanan.

a) Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat
harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara.
Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
b) Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah,
harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga
kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang
lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah-pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung sak-sak dan
memindahkannya.
Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
c) Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor
hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima ditempat
pekerjaan.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman
lainnya.
Semua sak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh
Konsultan MK.
d) Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang
semen didalam gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan
penyelidikan.

RKS-11
e) Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-gudang semen
dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya.
f) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk MK/Direksi bila dikehendakinya, jumlah
dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

1.2.2. Bahan Pasir dan Kerikil

a) Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir dan
kerikil.
Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan
dan penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.

b) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat
penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian
rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat
dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu
ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir
dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang
cukup.
Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk
meratakan pengiriman bahan berikutnya.

1.2.3. Bahan Pasir

a) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan MK/Direksi.

b) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan pada Konsultan MK sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan
persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai,
sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.

c) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai,
harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan.

e) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat,
mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala
macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

f) Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir' antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki
dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau dengan
ketentuan sebagai berikut :

Saringan no. Persentase satuan timbangan


tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7

RKS-12
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau kurang, maka
batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20 persen.

1.2.4. Bahan Agregrat Kasar (Kerikil)

a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.


Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

b) Kebersihan dan Mutu


Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian- bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau
yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen
dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

c) Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm
dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua ketentuan-keten-tuan yang terdapat di NI-2
PBI-l971.

1.2.5. Bahan A i r

Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi harus bebas dari
lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah
yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan MK untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk
bahan campuran beton.

1.2.6. Bahan Baja Tulangan

a) Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia
untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan
MK.
Konsultan MK berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh
pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan MK
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam
gambar rencana.

b.) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk
dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan
dengan beton.

c). Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana, dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran . Diameter besi ulir adalah diameter luar.

1.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

1.3.1. Kelas dan mutu beton

a). Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971.
Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari
contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada umur 7 hari , 14 hari dan 28 hari.

b). Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda

ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.

RKS-13
1.3.2. Komposisi Campuran Beton.

a). Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan
sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai
pada kekentalan yang baik/tepat.

b). Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini,
untuk beton Site Mix ,harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).

Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi


kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

c). Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air
semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk pondasi pelat ,sloof, maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, dan balok, maksimum 0,60.

d). Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan MK atas biaya Kontraktor. Perbandingan
campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim
yang disebabkan perubahan yang demikian.
Dibuat dengan perbandingan volume sbb. :

Macam Campuran Penggunaan


B1- 1: 1 1/2 : 2 ½ Untuk semua beton bertulang kedap air spt.
Pelat atap, luifel ,ground reservoir dan kolam
B2 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, poer,
pondasi pelat, pelat lantai, kolom,balok-balok dll.
B3 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut,
beton angker dan batu tepi.

1. Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang tepat.

2. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak takaran yang
sama volumenya.
Banyaknya air untuk campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah
dikerjakan sesuai penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.

3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton molen) yang
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Pengadukan harus rata, sehingga warna dan
kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.

4. Untuk beton macam B 1 dan B2 harus memenuhi mutu beton berkekuatan K.300 menurut
PBI-1971.
Untuk beton praktis (sloof,kolom & ring balok) menggunakan beton dengan mutu K.175.
Untuk mutu beton ini (K.300 & K.175), harus dipakai “campuran yang direncanakan”
(design-mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan
campuran yang memenuhi karakteristik yang disyaratkan.
Kalau rumus campuran hasil percobaan ternyata kurang dari rumus campuran pada point-
d). maka rumus point d). yang harus dipakai.

5. Untuk beton macam B3 dibuat dari campuran yang jumlah semennya tidak kurang dari 225
Kg untuk setiap m3.

RKS-14
1.3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

a.) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang sama sekali tidak diperkenankan.

b). Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-l971. Konsultan MK berhak untuk menuntut
nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton
kerkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.

c). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan MK melalui pengujian biasa dengan
kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI- l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan MK sesuai NI-2 PBI-l971.

Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh


pemeriksaan yang representatif.

Meskipun hasil pengujian kubus–kubus beton seperti diuraikan diatas memuaskan, konsultan
MK berhak menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
 Konstruksi beton yang sangat keropos
 Bentuk dan posisi beton tidak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
 Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.

1.3.4 Baja tulangan

a). Baja tulangan sebelum dipasang harus bersih dari kotoran, karat lepas, serpih-serpih, minyak
gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak atau mengurangi daya lekat pada beton.

b).. Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang dapat
merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak
boleh dipakai.

Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya
dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan MK.

c).. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk menempatkan
tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton
(bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar
ayam perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.

d). Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar ,apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam
hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK.

e), Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai
kekuatan leleh minimum 3900 Kg/cm2 & 2400 Kg/cm2. Jika besi tulangan tersebut tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat tersebut
harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.

1.3.5. Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
RKS-15
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada mas-ing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Poer sisi bawah = 7 cm sisi lainnya 4 cm
b. Balok sloof = 4 cm
c. Kolom = 4 cm
d. Balok = 3 cm
e. Pelat Lantai = 2 cm

1.3.6. Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan
pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Konsultan MK. Overlap pada
sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan
MK.

1.3.7. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat-kan
persetujuan dari Konsultan MK.

1.3.8. Mengaduk

a). Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu
'batch mixer'.
Konsultan MK berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

b). Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan (lamanya) yang
membutuhkan penam-bahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan.

1.3. 9. Rencana Cetakan

a.) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK
sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.

b). Sewaktu-waktu Konsultan MK dapat meng-afkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.

1.3.10. Konstruksi Cetakan

a). Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.

b). Semua cetakan beton harus kokoh.


Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.

RKS-16
c). Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

1.3.11. Pengangkutan Beton

a). Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

b). Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat pengecoran
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.

c). Beton lift atau concrete pump digunakan untuk angkutan vertical, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta dorong.
Tidak diizinkan menggunakan ember – ember secara beranting

1.3.12. Pengecoran

a), Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan
beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong,
pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan MK.

b.) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.

Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan
dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru di cor tidak
akan diserap.

c) Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Konsultan
MK.

Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang


mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.

d). Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan MK atau wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor
yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.

e). Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi
terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan
antara kerikil dan spesinya.

Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja
tulangan, tidak diijinkan.
Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter.

f). Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa
sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.

g). Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.

h). Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-
kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan.

RKS-17
i). Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan atau angin sampai beton
tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat, harus
dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah permukaan beton cukup keras.

1.3.13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a.) .Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti petunjuk Konsultan
MK.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui
Konsultan MK.

b). Umumnya, diperlukan waktu minimum 3 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding–dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan–cetakan disamping lainnya, tujuh hari untuk dinding–dinding
pemikul, dan 21 hari untuk balok-balok dan plat atap.

c). Permukaan dari bekisting harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk
maksud mencegah secara efektif lekatnya beton pada bekisting dan akan memudahkan
melepaskan bekisting beton.Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Pengawas
Lapangan.
Penggunaan minyak bekisting harus hati hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat

d), Bahan–bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan disingkirkan
keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

f). Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran berkisting ini harus sesuai dengan PBI –
1971 .

1.3.14. Perlindungan (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan


terakhir oleh Konsultan MK.

1.3.15. Perbaikan Permukaan Beton

b) Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata
ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan
harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila Konsultan MK memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal
mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

c). Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, ketidak rataan
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran
yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya.

RKS-18
BAB IV. PERSYARATAN TEKNIS
ARSITEKTUR

1.5 PEKERJAAN PASANGAN

Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan dinding ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pengawas yang terdiri dari :

a) Pekerjaan pasangan Dinding Bata merah .


b) Pekerjaan pasangan plesteran dan acian
c) Pekerjaan dinding keramik.
d) Pekerjaan Lain yang nyata-nyata tergambar pada gambar perencanaan.

1.6 Pekerjaan Pasangan dinding Bata Merah .

1. Persyaratan Bahan

a) Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding seperti pasir, cement, air ,
bata merah dan sebagainya sesuai dengan bunyi pasal persyaratan bahan yang telah diuraikan
diatas pada buku ini.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang
akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding ini untuk mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.

2. Persyaratan Pelaksanaan

a) Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu jam, Adukan
yang tidak terpakai dalam 1 jam tidak boleh dipakai lagi dan atau adukan yang sudah sifat
semennya mulai mengeras.
b) Komposisi :Jenis Adukan disesuaikan dengan bab yang telah disebutkan diatas.
c) Sebelum dilaksanakan pemasangan, bata merah harus dibasahi / direndam air yang bersih,
dalam bak atau drum hingga mencapai kejenuhan.
d) Untuk semua dinding luar maupun dalam, lantai dasar mulai dari permukaan sloof/balok
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai, daerah ruang basah dan daerah lain sesuai
gambar digunakan adukan kedap air M.1 (trasraam).
e) Jika tidak ditentukan dalam gambar perencanaan untuk penempatan-penempatan kolom
Praktis, maka bidang dinding bata merah / yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambah
kolom praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok diameter 10 mm, sengkang
diameter 6 mm jarak 15 cm, jarak antara kolom maksimum 3,00 m. Pemasangan bata merah
dilakukan bertahap, setiap hari maksimum 20 lapis setiap harinya, diikuti dengan pengecoran
kolom-kolom praktis dan ikatan angker angker kusen, baut-baut, seperti gambar detail untuk
melengkapi pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan.

f) Bagian pemasangan bata merah yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom struktur) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata merah sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
g) Pasangan bata merah harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm berikut plesteran,
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan tegak lurus dan siku.
h) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah, terkecuali pada posisi tertentu yang
menghendaki bata merah dipasang dengan ukuran harus dibagi dua.
i) Setelah bata merah terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan kemudian disiram dengan air.
j) Seluruh pasangan bata merah harus dilindungi terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan Kontraktor wajib memperbaikinya. Seluruh biaya
perbaikan merupakan tanggung jawab kontraktor.

RKS-19
k) Bila Ada Pekerjaan-pekerjaan Pasangan dinding bata merah yang tidak diterima oleh pihak
pengawas, dikarenakan dalam pengerjaannya diluar aturan-aturan yang belaku, maka perkerjaan
tersebut harus dibongkar, dan diperbaiki lagi atas beban Kontraktor.

l) Pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari dua macam pekerjaan, yaitu pekerjaan pasangan bata
merah dengan tidak difinish plaster ( Exposed), dan pasangan bata merah / yang difinish plaster,
adapun tempat-tempat dimana pasangan bata merah tersebut dipasang harus sesuai dengan
gambar perencanaan.

m) Khusus untuk pekerjaan bidang pasangan bata yang tidak diplaster (Exposed) pengerjaannya
harus baik/rapih, dengan naad-naad lurus waterpass maupun vertikal siku antara yang lainnya,
pemilihan material bata merah maupun harus bersudut baik tidak gompal dan sebagainya, bata
merah harus dipilih yang mulus, agar pasangan bata merah tersebut dapat menghasilkan
pasangan yang baik.
Naad-naad dipasang dengan ketebalan tidak boleh memelebihi 2 cm rata kesegala arah, dan
setelah agak kering, naad tersebut dikerok masuk ke dalam kurang lebih ½ cm.

1.7 Pekerjaan Plesteran ;

1.7.1 Lingkup Pekerjaan


a) Pekerjaan Plesteran termasuk didalamnya menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
berikut alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan
mendapatkan hasil yang baik.
b) Pek.plesteran & Pelapisan yang dilaksanakan adalah :
- Plesteran biasa (M.2)
- Plesteran kedap air (M.1)
- Plesteran halus (acian)

1.7.2 Persyaratan Pekerjaan Plesteran

a) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, ikuti semua petunjuk dalam gambar kerja bangunan
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal /tinggi / peil
dan bentuk profilnya.
b) Dituntut keahlian dalam melaksanakannya, ketelitian serta penggunaan peralatan yang baik.

1.7.3 Matrial / Bahan

a) Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 type I menurut ASTM atau S-400 menurut
standard Portland Cement. Jenis semen yang dipilh dari produk semen Tiga Roda, Semen
Padang, atau yang setaraf, penyimpanan harus ditempat yang kering dan rapat air, terangkat
dari tanah. Ditumpuk sesuai dengan syarat penempatan semen menurut urutan pengiriman.
b) Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama
sesuai persyaratan : NI - 3 pasal 1, dan NI - 2 bab 3.3.

c) Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garam asam
alkali.
d) Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas Lapangan.
Contoh bahan oleh kontraktor ditunjukkan dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuannya sebelum dipasang.

1.7.4 Campuran Plesteran

a) Untuk semua bidang yang diplester dipakai campuran aduk 1 pc : 5 pasir (M.2)
b) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen.
c) Semua campuran aduk plesteran harus benar-benar tercampur rata dan homogen.

1.7.5 Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran :

RKS-20
a) Untuk pasangan bata merah / sebelum diplester, harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-
siarnya dikerok sedalam ± 1 cm.
b) Untuk beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
Cetakan/acuan dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu.
c) Untuk bidang pasangan Bata merah / yang diplester harus difinish dengan plesteran halus
(acian) di atas permukaan plesterannya.
d) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) tempelan seperti pasangan Keramik
pada R.Toilet Putra / Putri , pada permukaan plesterannya diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
e) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom /l antai yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Minimal tebal plesteran 1,5 cm dan jika ketebalan melebihi 3 cm harus diberi Ram kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
f) Untuk setiap pertemuan bahan berbeda jenis yang bertemu dalam satu bidang datar, harus
diberi naat dengan ukuran lebar 0,7 cm dan dalamnya 0,5 cm.
g) Untuk permukaan yang datar batasan toleransi perlengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya atas tanggung jawabnya.
h) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan
yang tidak baik harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas Lapangan atas tanggungan kontraktor.

i) Pada dasarnya Plesteran dilaksanakan dalam 3 lapis, yaitu sebagai berikut :

 Lapisan kasar
Lapisan kasar harus menutup seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar mengeras,
harus dibuat goresan melintang. Lapisan ini harus dibasahi selama tidak kurang dari 24
jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan sedang dipasang.
 Lapisan sedang
Lapisan sedang harus dibentuk menjadi satu permukaan yang betul-betul rata, kemudian
dibuat kasar dengan mistar kayu untuk memperoleh lekatan lapisan halus. Lapisan ini
harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan mengering.
 Lapisan halus
Lapisan halus dipasang setelah 7 hari pemasangan lapisan sedang. Lapisan sedang
dibasahi terlebih dahulu sebe-lum lapisan halus. Lapisan ini harus benar-benar rata dan
halus dengan menggunakan air kapur dan semen, sehingga diperoleh permukaan
licin/halus, bebas dari bidang yang kasar, tanpa bekas sendok atau noda lainnya. Lapisan
ini harus dibasahi sekurang-kurangnya 2 hari.

1.7.6 Pemeliharaan

a) Selama pemasangan bata merah / belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan-bahan lainnya.
b) Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib memperbaikinya.
c) Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari dua (2) minggu, cukup kering dan bersih dari noda seperti yang diisyaratkan.

Pasal 2. PEKERJAAN ALUMINIUM :

2.1 Lingkup Pekerjaan.

Yang dimaksud dengan pekerjaan Aluminium, meliputi dan tidak terbatas dari seluruh gambar
perencanaan serta detail yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas yang diantranya pekerjaan tersebut adalah ;
a) Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu

RKS-21
b) Pekerjaan Kusen dan Daun Jendela
c) Pekerjaan lainnya yang sesuai gambar perencanaan.

2.2 Persiapan pemeriksaan ;

a) Pemborong diwajibkan untuk membersihkan semua bidang bidang dinding maupun lantai yang
akan dipasang kusen Aluminium, terutama dari kotoran-kotoran adukan sement dan sebagainya,
serta pada waktu pemasangan kusen, Pintu,Jendela Aluminium harus dilindungi oleh kertas
perekat (Plakband) untuk menghindari kotoran yang kemungkinan melekat karena pemasangan.
b) Untuk Aluminium baik untuk kusen, daun pintu, jendela, maupun bahan Plat Sheet digunakan
setara produk YKK dengan ukuran disesuaikan dengan gambar perencanaan. Bahan Aluminium
yang dipakai harus ber Anodized, dan sebelum dipesan kepada pabriknya, pemborong wajib
memberikan gambar kerja dan contoh bahannya kepada Konsultan Pengawas diwaktu
pelaksanaan.

2.3 Persyaratan Bahan :

1. Profil Aluminium maupun Plat Sheet harus bermutu baik.


2. Alloy / Billet : Menggunakan bahan Asli tidak terbuat
Dari bahan scrap / sisa.
3. Warna Aluminium : Natural
4. Tebal Anodized : 20 micron untuk Exterior dan minimal 10 micron
untuk Interior.
5. Tebal Plat Sheet : 2 mm
6. Dimensi yg Dipakai : Untuk Kusen 4”, Jendela / Pintu sesuai Gambar
7. Skrup : Type Stainlessteel.
8. Hardware & Parts : Type Stainlessteel
9. Anchor-anchor : Baja Galvanized
9. Sealent : Jenis Silicone warna Bening setaraf
General Electric atau Doawn Corning.

2.4 Persyaratan Pelaksanaan :

a) Kontraktor harus memberikan surat jaminan berupa pernyataan dari Extruder bahwa :
Pewarnaan bisa tahan s/d 20 tahun
b) Kontraktor merupakan tenaga ahli yang mampu dan berpengalaman mengerjakan pekerjaan ini.
c) Aluminium yang disuply benar-benar sesuai dengan yang diminta dan disertai Spesifikasi dari
pabrik, untuk bahan pegangan pihak Konsultan Pengawas.
Bila dianggap perlu, profil-profil maupun sheet Aluminium yang dipasang harus ditest di
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan pengawas.
Test tersebut mencakup ketebalan micron, ketebalan profil, toleransi warna, test korosi dan
sebagainya.
d) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya sampai berahirnya masa
pemeliharaan, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut ;

 Terjadinya lendutan pada rangka Aluminium sehingga menyebabkan pecahnya kaca.


 Terjadinya kebocoran-kebocoran (Angin, Air), sebagai akibat daripada kelalaian dalam
pelaksanaan.
 Masuknya debu-debu dari celah yang kurang rapat, dikarenakan terlewatnya
pemasangan Karet Isolasi, Maupun lain-lainnya.
 Kerusakan lain yang diakibatkan oleh kesalahan sistem Konstruksi yang dipakai sehingga
menyebabkan kerugian kerugian dari pihak Pemilik.
g) Semua sitem Kontruksi kusen Aluminium harus diperhitungkan atas
 Dapat menahan beban angin sebesar 90 kg/m2
 Ketahan kebocoran terhadap air hujan 25 kg/m2
 Ketahan terhadap Tiupan angin 4 m3/mr.m

2.5 Contoh-contoh bahan :

a) Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh bahan kepada


RKS-22
Konsultan Pengawas, sesuai dengan persyaratan, untuk disetujui.
Kontraktor harus mengajukan contoh secara utuh sebuah kusen lengkap dengan pintu, Jendela,
beserta Hardwarenya yang telah terpasang, dan difinish.
b) Contoh tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.

2.6 Shop Drawing :

a) Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing) yang
sudah disetujui oleh Konsultan pengawas.
b) Semua Ukuran dalam gambar harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, Ukiuran yang ada
dalam gambar tidak mutlak menjadi patokan dalam pelaksanaan.
c) Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja/shop drawing
untuk pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana, shop drawing tersebut harus
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
d) Gambar Shop drawing tersebut harus menunjukan detail hubungan-hubungan pemasangan
semua komponen dan spesifikasi profil meliputi ukuran, ketebalan, kekuatan alloy, finish dan
sebagainya.

2.7 Tatacara Pekerjaan Pemasangan :

a) Pemasangan seluruh pekerjaan yang terbuat dari Aluminium harus dilaksanakan oleh tenaga ahli
yang telah terlatih dan berpengalaman dalam bidang tersebut dan mempunyai surat jaminan dari
Extruder Aluminium yang dipakai dengan persetujuan Konsultan pengawas.
b) Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai Sub-Kontraktor Aluminium harus memeriksa semua
permukaan yang akan berhubungan dengan pemasangan Konstruksi Aluminium dan memberi
tahukan kepada Konsultan pengawas jika seandainya ada permukaan yang bersangkutan tidak
memungkinkan untuk dipasang Pekerjaan Aluminium.
Untuk selanjutnya permukan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sehinga memungkinkan
untuk dipasang kosen Aluminium tersebut.
c) Disarankan untuk pekerjaan Aluminium ini, (Untuk pembuatan kusen, pintu,jendela dll)
hendaknya dilakukan dipabrik secara masinal, dan dilapangan tinggal penyetelan.
d) Pemasangan Karet kaca / Sealent harus sempurna sehingga kaca-kaca tidak bergetar dan tidak
terjadi kebocoran akibat air hujan maupun udara luar.
e) Kontraktor wajib menjaga Seluruh pekerjaan yang terbuat dari bahan Aluminium yang telah
terpasang dari segala benturan benda keras, yang memungkinkan hasil pekerjaaan Aluminium
tersebut menjadi cacat.
f) ndaikata ada pekerjaan yang terbuat dari Aluminium setelah pemasangan masih terdapat cacat-
cacat, segera kontraktor harus menggantinya dengan yang baik, dan dapat diterima oleh pihak
Konsultan Pengawas.
g) Sebelum diserahkan seluruh pekerjaan Aluminium (Kosen,Pintu, Jendela serta penutup atap
kanopy) harus bersih dari segala kotoran yang menempel

BAB V. PERSYARATAN TEKNIS


INTERIOR

Pasal 1. PEKERJAAN LANTAI

1.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud pekerjaan lantai ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pengawas adalah terdiri dari:
a) Pekerjaan pasangan lantai 1:3:5 (Screed).
b) Pekerjaan pasangan lantai Keramik
c) Pekerjaan pasangan lantai Keramik granite.
d) dan yang nyata-nyata tergambar pada gambar rencana

1.2 Persyaratan Bahan :


Cement Portland, pasir, air,adukan/spesi, bahan lantai dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
RKS-23
pasangan ini harus memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. Material-material lain
yang belum ditentukan diatas tetapi diperlukan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan
dalam bagian ini, harus dari bahan baru, kwalitas terbaik dari jenisnya serta harus disetujui
Pengawas.

1.3 Pekerjaan Perkerasan landasan lantai / Screed ;


Pasangan adukan rabat beton (Screed) sebagai perkerasan dasar yang langsung berhubungan
dengan permukaan tanah, untuk pemasangan lantai keramik/Granit/Vinyl, menggunakan campuran,
1pc: 3 pasir : 5 koral setebal 8 cm, sesuai dengan gambar perencanaan, dilaksanakan diatas
urugan pasir setebal 5 cm yang terlebih dahulu dipadatkan.

1.4 Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik

1.4.1 Lingkup Pekerjaan


Seluruh permukaan lantai yang nyata-nyata tertulis dalam gambar perencanaan dilapisi dengan
pasangan Keramik / Granit ;

1.4.2 Spesifikasi bahan Keramik / Granite:

No Jenis / Ukuran Type Setara Produk

1. Keramik 30/30 cm Standard Polish sesuai RAB


2. Keramik 30/30 cm Standard Unpolish sesuai RAB
3. Granite 60/60 cm Homogenous Polish sesuai RAB

Lokasi Pemasangan : Sesuai Gambar Kerja.


Warna : Ditentukan Kemudian.
Bahan perekat : Semen Tiga Roda
Bahan pengisi siar : Semen Warna
Cement Portland, pasir, air harus memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. Material-
material lain yang belum ditentukan diatas tetapi diperlukan untuk menyelesaikan / penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus dari bahan baru, kwalitas terbaik dari jenisnya serta harus
disetujui Pengawas.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai / memenuhi persyaratan peraturan Keramik
Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982 harus dipakai dari satu produk kecuali dinyatakan lain oleh
Perencana/ Pengawas.

1.4.3 Persyaratan Pelaksanaan.

a) Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan memberikan contoh material dan


membuat shop drawing pola pemasangan keramik untuk mendapat persetujuan dari
Perencanan/Pengawas.
b) Pada saat pemasangan, seluruh bahan lantai yang akan dipasang harus dalam keadaan baik,
tidak retak, cacat atau bernoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan/dipilih.
c) Bidang permukaan dasar lantai keramik /screed harus benar-benar rata/datar sesuai dengan
Persyaratan, finish atau ketebalan finish yang ditentukan dalam gambar kerja. Toleransi
kecekungan / kecembungan adalah 2,50 mm untuk setiap 2 m2. Khusus untuk lantai diruang
basah dan ditempat lain sesuai petunjuk Pengawas. Pemasangan lantai harus diperhatikan
terhadap arah kemiringan pengaliran air dan diperhatikan adanya lubang-lubang floor drain,
tali air dan lain-lain.
d) Bahan perekat untuk pemasangan keramik / Granit dipakai setara produk Semen, dengan
cara penggunaan sesuai ketentuan dari pabrik.
e) Jarak siar-siar antara ubin tergantung dari pada bahan yang dipakai serta persyaratan dari
pabrik, yang membentuk garis sejajar dan lurus, tegak lurus pada bagian siar berpotongan.
Siar-siar / Naad harus terisi penuh dengan bahan grouting, tidak diperkenankan ada siar / naad
yang kosong.
f) Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan

RKS-24
pabrik.
g) Keramik yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan / Bahan sisa
Grouting dengan kain basah dan atau memakai cairan bahan kimia setelah mendapat izin dari
Pengawas. Bila terjadi kerusakan kontraktor diwajibkan untuk memper baikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan dan seluruh biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
h) Tuntutan Biaya Tambah yang diakibatkan oleh kecerobohan dalam pekerjaan, menjadi
tanggungan Kontraktor.

1.4.4 Cara Penggunaan Perekat “AM 30 Mortarflex + Filler.

Campurkan cairan Latex sintetis dengan filler, dengan perbandingan kra-kira 1 bagian cairan
berbanding 4 bubuk filler) Kemudian diaduk sampai merata hingga diperoleh adukan yang menyerupai
bubur kental kemudian pengadukan diulangi terus sehingga campuran tersebut betul-betul homogen.
Untuk selanjutnya pasta tersebut sudah bisa digunakan sebagai perekat keramik / granit .

1.4.5 Cara Penggunaan pengisi celah “AM 50” (Colour Grout)

Perbandingan yang biasa dipakai adalah 3 Kg “AM 50” dicampur dengan 1 Liter Air atau “AM 54”,
aduklah hingga tercampur rata.
Campuran harus bebas dari gumpalan dan cukup kental. Biarkan selama 10 menit kemudian ulangi
pengadukan sekali lagi sebelum dipasang / dicorkan. Penggunaan bahan tersebut untuk didalam
maupun diluar ruangan.

1.4.6 Pencegahan Timbulnya Keretakan :

a) Timbulnya keretakan pada pemasangan lantai keramik, biasanya disebabkan karena pas.keramik
tersebut mengalami pemuaian udara didalamnya, sedangkan untuk ruang gerak pasangan keramik
tersebut tidak ada, maka untuk memberikan ruang gerak Pasangan Keramik yang Muai karena
naiknya temperatur udara pada pasangan keramik tersebut, maka untuk mencegah timbulnya
keretakan atupun lepas-lepas, pada setiap pemasangan dengan minimal luas 4 x 4 m 2 agar
disekeliling dinding diberi naad (Celah) dengan jarak +/1 cm, untuk menutupi celah atau naad
tersebut harus dipasang plint tegel dengan bentuk dan warna akan ditentukan kemudian.
b) Sedangkan untuk pemasangan dengan luas melebihi dari 6 x 6 m2 harus diberi jarak / expansion
joint atau deletasi dengan lebar minimum 1,5 cm yang dapat diisi bahan lentur misalnya dengan
Sealent Silicon, atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Pembuatan deletasi bisa didisain dengan menyesuaikan ukuran keramik yang dipasang.

Pasal 4. PEKERJAAN ALAT GANTUNG :


(Perlengkapan Pintu / Jendela )

4.1. Lingkup Pekerjaan :

Semua Pekerjaan Pasangan Penggantung, maupun Kunci yang jelas-jelas tergambar pada gambar
kerja antara lain :
a) Seluruh Pintu Bagian Dalam
b) Seluruh Pintu Bagian Luar
c) Serta sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

4.2 Sebelum Pekerjaan Pengunci & Penggantung dimulai ;

a) Pekerjaan Harus dilaksanakan oleh tenaga akhli, serta berpengalaman dalam bidangnya.
b) Kontraktor harus meberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

4.3 Persyaratan bahan :

Merk, Jenis, dan Type yang dipergunakan :

RKS-25
(a)
(b) No Uraian Type Setara Merek

1. Pintu Entrance
 Pegangan Pintu Pull Handle Lokal
 Engsel Pintu Floor Hinge Dorma
 Fitting-Fitting Steinlees Dorma
 Cylinder/Lockcase Dorma

2. Pintu & Jendela lainnya :


 Cylinder/Lockcase Doble Slag Logo
 Handle Lever Handle Logo
 Lockcase KM ALFA
 Engsel Pintu Buterfly 4” Kend
 Engsel Jendela Buterfly 3” Kend
 Gerendel Pintu Sesuai Gbr China / Lokal
 Gerendel Jendela Sesuai Gbr China / Lokal
 Espanyolette Sesuai Gbr China / Lokal
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. Kunci Pintu :

Kunci pintu yang dimaksud disini harus dalam keadaan lengkap artinya seluruh peralatan kunci
harus ada, diantaranya : Badan Kunci, Pegangan, Plat penutup badan, Anak kunci dan
sebagainya. Kunci yang dipakai type : Besar (doble Slag),

II. Alat Gantung Lainnya :

a) Semua alat penggantung dan pengunci harus kwalitas baik sesuai persetujuan konsultan
pengawas. Pemborong harus menyerahkan contoh tiap alat penggantung/pengunci kepada
konsultan pengawas sebelum melakukan pesanan.

4.4 Persyaratan Pelaksanaan :

a) Pemasangan semua perlengkapan, alat penggantung pintu dan jendela sesuai dengan letak
posisi yang telah ditentukan dalam gambar, dipasang harus tepat dan rapih.
b) Semua pelubangan untuk skrup, fisher atau anker yang akan dipasang terutama pada engsel,
door closer, flush bolt, harus diberi klos kayu setempat agar terpasang kokoh dan kuat.
c) Pemasangan engsel untuk pintu swing, dipasang sebanyak 3 buah engsel dengan ketentuan
sebagai berikut
1. Engsel bawah dipasang sejauh kurang lebih 28 cm dari permukaan bawah pintu kecuali
untuk pintu service dan pintu-pintu di ruang basah adalah sejarak 32 cm (as) dari
permukaan pintu bawah.
2. Engsel tengah dipasang sejauh kurang lebih 100 cm dari as permukaan pintu bawah.
3. Engsel atas, dipasang kurang lebih 28 cm As dari
4. Permukaan atas pintu.

d) Handle dan Door Pull dipasang kurang lebih 97,5 cm as dari permukaan lantai setempat.
e) Posisi dari lock dan latch harus ditentukan dan dilaporkan oleh kontraktor ke Konsultan
Pengawas.
f) Engsel jendela gantung dipasang pada bagian atas kosen dan daun jendela disetel harus
tepat ukurannya sehingga sudut bukaan dari sisi daun jendela menjadi sama rata.
g) Sedangkan type engsel bisa (Transom catch) dipasang pada type jendela bukaan samping
(Swing) dengan jarak bukaan semaksimum mungkin, tepat dan rapih.
h) Seluruh pemasangan hard ware pintu dan jendela harus berfungsi dengan baik, sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya maupun atas petunjuk Konsultan Pengawas.

3.5 Perlindungan :

RKS-26
Kontraktor harus menjaga seluruh pasangan alat gantungan tersebut sebelum pekerjaan diserah
terimakan, jangan sampai rusak yang diakibatkan oleh benturan-benturan benda keras. Bidang-
bidang yang perlu dilindungi, harus dipasangi sejenis plakband, supaya tidak terkena goresan-
goresan.
Bilamana terjadi hal-hal tersebut diatas, sehingga mengakibatkan Pasangan kunci menjadi
rusak, konsultan pengawas berhak meminta kepada kontraktor agar segera mengganti kunci yang
rusak tersebut, dengan tanpa meminta biaya tambahan.

Pasal 6. PEKERJAAN PLAFOND

6.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan langit-langit ini meliputi:

1. Plafond Gipsum Board


2. Plafond GRC
3. dan pekerjaan pemasangan plafond lainnya sesuai dengan gambar perencanaan.

6.2 Pekerjaan Persiapan :


a) Pada Pekerjaan Langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
b) Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit
harus sudah terpasang.
c) Disiplin lain yang termasuk disini atara lain :
1. Elektrikal/Mecanical
2. Perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.

d) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond, harus
diteliti dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (Sipil, Elektrikal/Mecanical, Plumbing) Untuk
pemasangan harus konsultasi dengan perencana.

6.3. Contoh Bahan


a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan,Kontraktor harus memberikan contoh contoh material untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
b) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa /menerima material yang dikirim oleh kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui
diKonsultan Pengawas Keet.

6.4. Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan Barang.

a) Gypsumboard dikirim ke site dalam keadaan tertutup atau kantong-kantong yang masih disegel
dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya dalam keadaan utuh dan tidak cacad.
b) Bahan harus disimpan ditempat yang kering,bervantelasi baik,terlindung dan bersih.

c) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan
selama pelaksanaan.
Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya bahan rusak dan sebagainya kontraktor harus
menggantikannya dengan persetujuan Pengawas atas beban Kontraktor.

6.5 Plafond Gypsumboard :

6.5.1 Persyaratan Umum :


a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar yang ada, dan
kondisi di lapangan , termasuk mempelajari bentuk, pola, cara pemasangan, dan detail-detail sesuai
gambar.
b) Bilamana perlu kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk, jenis bahan
yang dipakai dan mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh perancang.

6.5.2 Persyaratan Bahan Pelapis ;


RKS-27
Gypsum Board setara Produk Jayaboard dengan finish permukaan di cat Emulsion , harus berasal
dari sumber yang disetujui dengan ketebalan yang sesuai dengan gambar detail.
Lembaran-lembaran Gypsumboard harus mulus, tepi-tepinya tidak boleh ada yang gumpil, tidak
menampakan cacat-cacat lain yang merugikan.

6.5.3 Bahan Rangka:

1. Rangka Terbuat dari Metal Furring DURAFRAME , Setara dengan Produk PT. PROMETAMA
2. Jenis-jenis bahan rangka plafond tersebut diantaranya :
 Besi Hollow 40x40 cm
 Serta peralatan penunjang lainnya yang diperlukan

3. Ukuran rangka pemasangan Plafond disesuaikan dengan gambar kerja/Shop Drawing yang telah
disetujui.
4. Bahan yang dikirim ke site harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, ukuran,
ketebalan, kelengkungan, yang disyaratkan oleh Perencana maupun Konsultan Pengawas.

6.5.4 Bahan Finishing :


1. Bahan finishing untuk Plafond gypsumboard dari bahan cat Emulsion Paint Setara MOWILEX
2. Harus disertai jaminan dan flamibility rated dari pabrik pembuat.
Semua bahan yang digunakan harus mempunyai sertifikat dari pabrik pembuatnya, dan
menyertakan spesifikasi bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

6.5.5 Persyaratan Pelaksanaan Rangka Langit-langit

a) Rangka langit-langit Gypsumboard bagian datar maupun lengkung yang dipakai adalah terbuat dari
Metal Galvanized setara dengan Produk PT. PROMETAMA dengan bentuk serta ukuran sesuai
dengan Brosur dari Pabrik.
b) Batang-Batang rangka utama maupun kelengkapan-kelengkapannya untuk bagian rangka datar
maupun lengkung.
c) Seluruh rangka langit-langit datar/lengkung digantungkan pada plat beton atau rangka atap dengan
menggunakan Adjustable Suspension Rod Joiner dengan Maximum Jarak 1200 mm, serta dapat
diatur ketinggianya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka melekat dengan baik dan
kuat pada pelat beton/rangka atap dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
d) Semua rangka harus terpasang kokoh, tegak lurus, dan siku, satu dan lainnya, ukuran-ukuran
maupun yang lainnya harus menuruti gambar perencanaan, terkecuali ditentukan lain oleh
Perencana / Konsultan Pengawas.
Rangka Plafond harus dipasang dan disetel oleh tenaga ahli dibidangnya, atau pemasangan oleh
pabrik pembuat langsung.
e) Setelah urusan rangka langit-langit datar/lengkung terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata
lurus dan waterpass tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling
tegak lurus. Rangka yang berbentuk lengkung harus kelihatan sempurna sesuai dengan gambar
perencanaan.

6.5.6 Persyaratan Pelaksanaan Penutup Langit-langit

a) Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah Lembaran-lembaran Gypsumboard dengan


ukuran sesuai gambar,dan petunjuk konsultan pengawas.
b) Gypsumboard yang dipasang adalah Gypsumboard yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing lembaran sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
c) Gypsumboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar perencanaan dan
setelah Gypsumboard terpasang , bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan
tidak bergelombang serta sambungan antara lembaran Gypsumboard yang satu dengan yang
lainnya harus rapat, jadi tidak memakai celah/naad.
Sebagai bahan untuk menghilangkan sambungan antar lembaran Gypsumboard digunakan sejenis
Paper tape (Pita kertas berpori dengan ukuran lebar 50 mm panjang tiap rol 75 m). Dan untuk
menutupi lubang bekas Skrup digunakan Base Coat 100, juga untuk menutupi permukaan dasar
menggunakan Total join Compound.
d) Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang bisa dibuka

RKS-28
tanpa merusak Gypsumboard sekelilingnya untuk keperluan pemeriksa/pemeliharaan M & E.
e) Pemasangan/penyetelan Plafond tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana baik
plafond datar maupun yang lengkung, untuk itu urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan
dan ketentuan dari pihak konsultan pengawas. Semua ukuran harus sesuai dengan Pola Plafond
Yang diingikan, serta yang mengerjakan pemasangan pelapis plafond ini harus oleh tenaga yang
perpengalaman dalam bidang ini.
f) Finishing pelapis, memakai cat Emulsion dicatkan diatas permukaan Gypsum Board, semua
persyaratan dan cara pengecatan mengikuti persyaratan yang disyaratkan oleh pabrik yang dipilih
dan ditunjuk oleh konsultan pengawas/pemberi tugas,(Lihat Bab Finishing Pekerjaan Pengecatan)
g) Pada bagian tepi dari plafond yang bertemu/bersinggung dengan dinding ditutup dengan list
Profil dari kayu kapur ukuran dan bentuk sesuai gambar. Pemasangan list plafond keliling ruangan,
disesuaikan dengan gambar rencana.
h) Apabila terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan gambar atau menurut Pengawas dianggap
tidak rapih maka Kontraktor harus memperbaikinya kembali sesuai yang disyaratkan dan tidak
merupakan pekerjaan tambah.

6.6 Pekerjaan List Plafond ;

Sistim pemasangan aluminium list plafond tengah, List plafond hanya dipasang dibagian Pinggir antara
peralihan Lembaran Gypsumboard dengan dinding, dipergunakan list dari Gips dengan bentuk profil,
bentuk serta ukuran disesuaikan dengan gambar perencanaan.

6.7 Pengujian Mutu Pekerjaan

a) Sebelum dilaksanakan pemasangan kontraktor diwajibkan memberikan pada Pengawas "Certificate


Test" terutama bahan-bahan yang dipakai untuk proyek dari produsen / Pabrik.
b) Bila tidak ada certificate test, maka kontraktor harus melakukan pengujian atas bahan yang
diperlukan untuk dites atas usulan Konsultan Pengawas di laboratarium yang akan ditunjuk
kemudian.
c) Hasil pengujian dari Laboratarium diserahkan pada Pengawas.

d) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut,menjadi tanggung jawab
kontraktor.

6.8 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.

a) Seluruh pemasangan langit-langit Gypsumboard harus dilindungi dari kemungkinan cacad yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
b) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk Memper baikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan , Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6.9 Pekerjaan Finishing Langit-langit Beton Exposed ;


6.9.1 Persyaratan Bahan

a) Cement Portland memenuhi NI-8


b) Pasir pasang harus memenuhi NI-3, bersih, bebas dari segala kotoran dan bahan organis lain
serta harus disaring sampai dengan cukup halus.
c) Air yang dipergunakan memenuhi NI-3, bersih, bebas dari segala kotoran dan bahan organis
lainnya.

6.9.2 Persyaratan Pelaksanaan.

a) Permukaan Plafond Beton yang akan diplester / Exposed, terlebih dahulu dibuat kasar, petunjuk
pelaksanaan diberikan oleh pengawas .
b) Tebal plesteran + Acian tidak boleh Lebih dari 1 cm atau kecuali ditetapkan lain dengan hasil akhir
harus sama rata.
c) Proporsi adukan memakai M.1 sesuai dengan bab diatas.
d) Akhir dari pekerjaan plesteran adalah dengan lapisan luluh semen/acian, dengan terlebih dahulu
pasangan plesteran yang sudah kering harus dibasahi/disiram dengan air, Acian harus dibuat
rata, halus tidak terdapat goresan.
e) Jika hasil plesteran dan acian tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bengkok
RKS-29
/bergelombang, adanya pecahan, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali
atas beban kontraktor.

Pasal 7. PEKERJAAN PENGECATAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan, meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar yang terdiri dari :

-------------------------------------------------------------------------------------------
PEKERJAAN JENIS FINISHING
-------------------------------------------------------------------------------------------
. Dinding Interior, Ext. : Cat
. Plafon + List : Cat
. Pintu Besi : Cat
------------------------------------------------------------------------------------------

7.2 Persyaratan Umum :

a) Seluruh bahan pengecatan, baik itu mengenai bahan cat Acrylic Emulsion / Weathercoat,
ataupun bahan cat Shinthetic Harus memenuhi ketentuan dari pada persyaratan N-3 dan N-4.
b) Standard dari bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standard dengan jalan mencapur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan
Instruksi Pabrik atau tanpa izin dari Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai Kontraktos harus menyerahkan terlebih dahulu contoh-contoh
bahan cat kepada Konsultan Pengawas, untuk direkomendasi. Hasil Perekomendasian dari jenis-
jenis cat tersebut harus dijadikan pegangan untuk pengiriman bahan selanjutnya ke lapangan.

7.3 Pengujian :

Kontraktor diwajibkan membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut di atas mengenai kemurnian
dari pada cat-cat yang akan dipergunakan.

Pembuktian berupa :
1) Segel Kaleng.
2) Test Laboratorium
3) Hasil Akhir pengecatan

Hasil Dari Pada test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Konsultan Pengawas.
Biaya pengetesan ini dibebankan kepada kontraktor.

7.4 Pengiriman dan penyimpanan bahan.

a. u m u m :

1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabrik.
2. bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan
dan pelaksanaan.

b. Khusus :

1. Disamping tindakan pengamanan yang umum dalam penyimpanan bahan-bahan


bangunan, untuk beberapa jenis cat dan bahan lainnya dibawah ini harus diberi
RKS-30
pengamanan khusus terhadap bahaya kebakaran dan keracunan, antara lain sebagai berikut
:
 Spirtus Petroleum
 Cat Minyak
 Parafin
 Cat Bitumen
 Thiner, dan lain sebagainya.

2. Dalam mengunakan bahan tersebut di dalam ruang harus mengikuti petunjuk sebagai
berikut :
 Harus tersedia alat pemadam kebakaran portable yang sesuai dan Kotak P3K dalam
jarak yang dekat.
 Ruangan harus cukup mempunyai ventilasi yang baik.
 Jangan bekerja dekat api atau motor listrik yang mengeluarkan kembang api.
3. Mengeluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera diperlukan.
4. Jangan dibiarkan Kaleng penutup cat terbuka terlalu lama.
5. Tidak dibenarkan meninggalkan kaleng-kaleng bekas ditempat pekerjaan.

7.5 Pengecatan Dinding Interior :

7.5.1 Persyaratan B a h a n :
Bahan cat yang dipergunakan sesuai standard bahan yang berlaku : Pengecatan bidang Interior
mengunakan Cat sejenis Cat Acrylic Emulsion Setara Merk Dulux, Sedangkan untuk Bagian Luar /
Exterior menggunakan jenis Cat Dulux

7.5.2 Cara Pelapisan ;


 Lapisan Pertama pengecatan pada permukaan plesteran maupun yang tidak diplester yang
baru dipasang adalah menggunakan Alkali Resisting Primer atau Undercoat (1 lapis).
 Bila diperlukan untuk menutupi plesteran yang retak rambut dipergunakan Acrylic Wallfiller
(secukupnya)
 Cat Akhir untuk dinding Interior menggunakan Acrylic Emulsion minimum 3 lapis.
 Cat Akhir untuk dinding Exterior menggunakan Acrylic Weathershield minimum 3 lapis.
 Dan untuk hal-hal lainnya kontraktor diharuskan mengikuti tata cara yang telah digariskan
oleh pabrik pembuat.

7.5.3 Persyaratan Pelaksanaan

1. Permukaan yang akan dilapisi cat harus sudah kering dengan sempurna dengan kelembaban
yang diijinkan tidak lebih dari 5 %. Minimal pengeringan plesteran dan acian 28 hari dihitung
dari selesainya pekerjaan plesteran.
2. Seluruh bidang permukaan dinding, plafond dan lainnya yang akan dicat harus bersih bebas dari
debu, noda-noda, apabila terdapat lubang atau cacat lainnya harus segera ditutup dan
dikeringkan.
3. Tidak diperkenankan pelaksanaan pengecatan dilakukan pada saat cuaca lembab atau hujan,
atau dalam keadaan angin berdebu.
4. Setelah bidang permukaan dilapisi 1x lapisan cat Dasar Alkali dan dibiarkan selama 2 jam
kemudian dilapisi dengan 1x lapisan Cat Dasar . Setelah cat dasar terpasang selama 2 Jam
dan di hamplas halus lalu dibersihkan dengan menggunakan kain yang bersih, maka lapisan
terakhir adalah seba nyak 3x lapis cat akhir dengan jangka waktu setiap lapisan terakhir
adalah 2 jam atau sesuai dengan standard dari pabrik. Pelaksanaan pengecatan harus
menggunakan roller dan bila terdapat permukaan yang sulit pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan cara pemakaian kwas.
5. Hasil akhir dari pengecatan harus rata, tidak berbintik-bintik atau terdapat gelembung udara,
goresan dan harus dijaga terhadap kotoran yang mungkin melekat. Bila hasil pekerjaan tidak
disetujui Pengawas, maka wajib bagi Kontraktor untuk memperbaikinya.
6. Untuk keseluruhan pekerjaan pengecatan, Kontraktor diharuskan mengikuti syarat-syarat dan
petunjuk dari pabrik yang mengeluarkannya, atau dari Pengawas setempat.

7.6 Cat Anti Karat

RKS-31
7.6.1 Lingkup Pekerjaan :
Seluruh Permukaan Baja Yang berada diluar / yang berhubungan langsung dengan suhu luar (
Panas dan Hujan), harus dicat dengan Cat Anti Karat, Termasuk didalamnya pengadaan bahan,
peralatan, tenaga kerja serta alat bantu lainnya untuk mengerjakan Cat anti karat ini sesuai
dengan gambar kerja serta petunjuk Konsultan pengawas.

7.6.2 Persyaratan Bahan :

Cat Anti Karat menggunakan Cat setara dengan “PRIMTOP PT-88 Produk “PT.PROPAN RAYA.
Dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Type dan Jenis Cat : Cat Satu Komponen dengan Pigmen Anti Karat
Warna : Dark Brown
Pengencer : Thiner PT atau Sejenis
Cara Penggunaan : Kuas atau Roll
Kekentalan Campuran : 15 detik DIN Cup 4

7.6.3 Persyaratan Pelaksanaan :

a) Sebelum pengecatan dimulai, seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala kotoran yang menempel, terutama karat.
b) Untuk membersihkan karat dianjurkan dengan memakai cairan siap pakai yaitu setara
dengan merk “ROST-X 10” atau dengan menggunakan sikat baja maupun hamplas,
bersihkan kembali permukaan dengan menggunakan kain pel hingg permukaan terlihat
bersih.
c) Setelah pembersihan permukaan , maka mulailah pengecatan dengan Primtop PT-88
dicatkan dengan menggunakan kwas kesegala arah dengan merata, bila Cat kekentalan,
maka campurkanlah +/- 10% pengencer dengan thiner secukupnya.
d) Hasil ahir dari pengecatan Anti Karat harus mencapai ketebalan +/- 40 micron Untuk satu kali
lapis dan diharuskan pengecatan minimal 2 kali lapis = 2x40 mikron.
e) Selang waktu antara pengecatan lapis ke satu dengan lapis ke dua adalah minimal 6 jam
dalam kondisi cuaca 30o C
f) Pengecatan harus dilaksanakan oleh tenaga yang biasa dibidangnya, serta persyaratan-
persyaratan dari pabrik harus dilaksakan.
Segala kegagalan dalam pelaksanaan pengecatan daikarenakan kelalaian Kontraktor tidak
akan di ganti, dan hasil pekerjaan yang gagal, harus diulang sehingga diterima oleh
Konsultan Pengawas.

Pasal 8. RKS YANG BELUM DIURAIKAN DALAM BUKU INI ;

Untuk jenis pekerjaan yang belum Tercakup seta belum diuraikan pada buku spesifikasi Teknis ini, akan
diuraikan pada lembaran tambahan dan dianggap sebagai kelengkapan dari pada buku ini, yang sama
mengikatnya pada Kontrak.

Pasal 9. PEKERJAAN PEMBERESAN SETELAH MASA KONSTRUKSI :

Yang dimaksud dengan pekerjaan pemberesan disini adalah pekerjaan pemberesan setelah masa
konstruksi selesai.
Pada saat pekerjaan selesai, lapangan / bangunan harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan siap
digunakan oleh Pemberi Tugas, Kontraktor juga harus memulihkan kedalam kondisi semula bagian-
bagian lapangan / bangunan yang tidak direncanakan berubah menurut dokumen Kontrak.
Sebelum pekerjaan diserahkan pada Pemberi Tugas, kotoran-kotoran yang terdapat pada bagian :
dinding, kusen, lantai, plafond maupun bagian atap, diantaranya :

1. Adukan yang tercecer pada lantai


2. Plak ban atau tanda-tanda lain bekas penandaan bidang kaca
3. Debu-debu yang menempel pada kaca.
4. Puing-puing bekas bongkaran.
5. Bahan-bahan sisa yang tidak terpakai / Sampah-sampah
6. Bekas cipratan cat pada kaca/ lantai maupun dinding
7. Direksikeet + Gudang
8. Steiger / stoot werk maupun bekas perancah
RKS-32
9. Kaleng-Kaleng bekas sisa cat, ember-emeber bekas adukan
10. Sisa-sisa bahan serutan, kayu-kayu bekas potongan
11. Kotoran/Sampah yang terdapat pada drainase Keliling Bangunan / maupun pinggir jalan
komplex / parkir.
12. Serta bahan-bahan kotoran lain yang sekiranya akan menganggu kebersihan serta
kerapihan bangunan / ruangan tersebut .

Harus segera : dibongkar / dibersihkan / dipel / digosok/ dilap / dan dibuang ke tempat
yang telah ditentukan, atau dibuang keluar tapak sesuai dengan Instruksi dari pengawas.

BAB VI. PERSYARATAN LPEKERJAAN


MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

PASAL 1. UMUM.

Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan hal-hal
yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif.

Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal /
Elektrikal.

Persyaratan ini berlaku untuk Bangunan Utama serta halaman di sekitar bangunan-bangunan tersebut.

PASAL 2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan keten-
tuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari
Direksi / Pengawas.
2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalasi Mekanikal / Elektrikal,
untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4 Tenaga akhli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Direksi /
Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil. Testing
harus dilaksanakan di hadapan Direksi / Pengawas.
2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-jawab Kontraktor
dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab Kontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan
lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai
berikut :
2.8.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) th. 2000.
2.8.2 Peraturan yang telah ditentukan PT. PLN (persero) lainnya.
2.8.3 Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung.
2.8.4 Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5 Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No. 3 tahun 1975 (sebagai referensi).
2.8.6 Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi No.
59/DP/1980.
2.8.7 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
2.8.8 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan, rancangan 1968 dari
Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9 Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Batam.
2.8.10 Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).

RKS-33
2.8.11 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
2.8.12 Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
2.8.13 Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.14 Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam
gambar-gambar.
2.8.15 Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI).
2.8.16 Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
2.8.17 Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung tahun 1985
(Departemen PU).
2.8.18 N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19 Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20 Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain dari per-
syaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2.9 Pekerjaan dianggap selesai apabila :

2.9.1 Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi / Pengawas.
2.9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga Pemilik dapat
membenarkannya.
2.9.3 Seluruh instalasi terpasang telah diuji, bersama-sama dengan Direksi / Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan persyaratan operasional dan
spesifikasi teknisnya.

2.10 Kontraktor.
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal /
Elektrikal ini sampai selesai.
2.10.3 Kontraktor harus memiliki tenaga akhli yang mempunyai PAS PLN Kelas C untuk pekerjaan
instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan kebakaran (pemipaan)
sebagai penanggung-jawab di bidangnya masing - masing. Kontraktor bertanggung-jawab atas
pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak
seorang tenaga akhli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan oleh
Direksi / Pengawas.
2.10.5 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan,
persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
2.10.6 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk,
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau
lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
2.10.7 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari
pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung-jawab atas segala
kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.11 Koordinasi Dengan Pihak Lain.


2.11.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian
pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk akhli
sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan.
RKS-34
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.

Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung - jawab Kontraktor.
2.11.2 Kontraktor wajib bekerja-sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
proyek ini,terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil maupun Kontraktor Arsitektural.
2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat mungkin
digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini
agar mudah pemeliharaannya.
2.11.4 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang
dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung-jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor lainnya
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan
/ instalasi, pembuatan sparing dan lain-lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal
agar sistem Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.

Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung-jawab penuh atas peralatan - peralatannya
tersebut.

2.12 Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini
dalam waktu yang cukup menurut Direksi / Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan
atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.

Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas
dengan baik atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.

2.13 Pengawasan Instalasi.

2.13.1 Shop Drawing.


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop drawing
rangkap 4 (empat).
Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru
dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.
2.13.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Direksi /
Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah
Kontraktor memperoleh SPK.
2.13.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul
pengadaan peralatan dan net-work planing yang terrinci untuk setiap pekerjaannya dan
diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah menerima
SPK
2.13.4 Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
2.13.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan,
Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi / Pengawas atau pihak
yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian
waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

RKS-35
2.13.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal
ini harus dihadiri pihak Direksi / Pengawas, Konsultan, Ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk
oleh Direksi / Pengawas.
Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan
dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah
ditera.
Semua biaya pada waktu pengujian sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.13.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas atau Ahli yang ditugaskan apabila
sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
2.13.8 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Pengawas untuk pengarahan
dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

2.14 Pembersihan Lapangan.


2.14.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan
tersebut.
2.14.2 Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan
peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
2.14.3 Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan Portable Fire
Extinguisher class A / B / C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan
yang berlaku atas biaya Kontraktor

2.15 Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan.


2.15.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali (ST I), Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 5 (lima) set
dan dalam bentuk CD ROM 5 (lima) keping.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini juga dalam
bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Direksi
/ Pengawas 2 (dua) set.

Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum
bisa diprestasikan 100 %.
2.15.2 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatannya
kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas secara cuma-cuma
sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sebelum
penyerahan pertama dan 3 (tiga) bulan sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan.

Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada Direksi /
Pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.
2.15.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan yang
dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Direksi / Pengawas dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
atau tempat lain yang ditunjuk Direksi / Pengawas.

2.16 Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun sesudah tanggal saat
sistem diterima oleh Direksi / Pengawas secara baik (setelah masa pemeliharaan).

2.16.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi,
termasuk penyediaan suku cadang.
2.16.2 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah-terimakan
untuk pertama kalinya.
RKS-36
2.16.3 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk mengoperasikan /
merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali
seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
2.16.4 Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini
diserah-terimakan pertama kali (ST I) dan garansi 12 (dua belas) bulan kalender setelah serah
terima kedua (ST II).

2.17 Perijinan.
2.17.1 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
2.17.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
2.17.3 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan serta
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.
2.17.4 Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai
instalasi proyek ini kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan
kedua dilakukan.
2.17.5 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi / Pengawas setiap akan memulai
suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja
(kerja lembur).
2.17.6 Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan setempat,
badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.

Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut
harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk
pengurusan IMB.

2.18 Korelasi Pekerjaan.


2.18.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal / Elektrikal, harus
secara lengkap dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan, baik
untuk pemindahan tanah di dalam area proyek maupun ke luar area proyek.
2.18.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
2.18.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke
panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai
dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.18.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Direksi / Pengawasuntuk mendapat persetujuan.
2.18.5 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter darurat harus
disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Direksi / Pengawas.
2.18.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi
peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan
dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi / Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
2.18.7 Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dlsb.) harus ditutup kembali
seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
2.18.8 Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus
menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan
dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.
RKS-37
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

2.19 Sub Kontraktor.


2.19.1 Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat
menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
2.19.2 Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub
Kontraktor (di-subkontrak-kan).

2.20 Site Manager.


2.20.1 Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang cukup
berpengalaman dan diberi wewenang oleh penanda-tangan kontrak untuk mengambil keputusan
di lapangan. Ia bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini
dan harus selalu berada di lapangan (site).
Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang
untuk mewakilinya.
2.20.2 Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat
penawaran dilakukan.
2.20.3 Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi / Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak
yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor
harus menggantinya dengan orang lain.
2.20.4 Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus bertindak sebagai Site
Manager.

2.21 B a h a n.
2.21.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama Mekanikal /
Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya
beserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut.
Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang
jelas dengan stabillo.
2.21.2 Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di dalam
gambar-gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan
dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2.21.3 Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.21.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak
bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta
melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
2.21.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan lama, bekas dipergunakan, bercacat
atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan
tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
2.21.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau
brosurnya disetujui oleh Direksi/Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka
bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Direksi / Pengawas.

Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

PASAL 3. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pema-
sangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.

RKS-38
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada
Syarat-syarat Khusus Teknik) :

3.1. Sistem Mekanikal.


a. Instalasi plumbing (air bersih, air kotor dan air bekas) beserta pemompaannya
b. Instalasi Sprinkler
c. Instalasi tata udara dan ventilasi

3.2. Sistem Elektrikal.

a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut trafo, panel-panel daya dan kontrol motor.
b. Instalasi penerangan dan stop kontak
c. Instalasi penangkal petir
d. Instalasi CCTV

3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen
pelelangan dan gambar-gambar yang ada
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut
kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang
mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal harus berdasarkan
gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
3.8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis / disebutkan kembali, hal ini bukan berarti
klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
3.9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik
pembuatnya dan memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik.

Sistem pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.

BAB VII. PERSYARATAN TEKNIS


INSTALASI LISTRIK

PASAL 1. UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
Bangunan/Gedung.

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat
Khusus Teknik ini.

PASAL 2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK.

Sumber daya listrik bagi Gedung ini diperoleh dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN melalui gardu PLN .

RKS-39
Daya dengan tegangan 20 kV tersebut diterima oleh panel utama tegangan menengah MVMDP, untuk disalurkan
ke 1 unit trafo distribusi 20 kV / 380 V yang berfungsi merubah menjadi daya bertegangan rendah tiga fasa, 800
kVA, 220 / 380 V, 50 Hz.

Daya tegangan rendah tersebut diterima oleh panel utama tegangan rendah LVMDP untuk selanjutnya
didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya mesin yang ada / penerangan gedung maupun
penerangan luar secara radial.

Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa - empat kawat 220 / 380 V mengikuti
sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).

Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator set dengan kapasitas
yang sesuai dengan gambar rencana yang dilengkapi dengan panel otomatis - AMF (Automatic Mains Failure).

Antara sumber daya PLN dengan diesel-genset diberikan fasilitas interlock yang dipasangkan di dalam panel
LVMDP sehingga membentuk fungsi ATS (Automatic Transfer Switch).

PASAL 3. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap
seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan
Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 (dua belas) bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi
perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem
listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya system / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.

Rincian lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

3.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel tegangan rendah LVMDP,PP-AC, PP-PUMP, dlsb.

3.2. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/penerangan LP-SB, LP-D,LP-2, LP-3, LP-4, LP-
5, LP-6 dan LP-7 . Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan
panel.
3.3. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung antarpanel daya / penerangan dan
kabel-kabel daya dari panel daya menuju peralatan (mesin AC, mesin cetak, stacker, exhaust fan, compressor,
motor listrik dll.).
3.4. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
3.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.
3.6 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir, lengkap berikut pentanahan dan bak kontrolnya.

PASAL 4. GAMBAR-GAMBAR.

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan
besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

RKS-40
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Akhli, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

PASAL 5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.

5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.

Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box),
kabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1 Kotak-kotak (doos) Outlet.


a. Jenis.

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000, AVE atau standar lain.
Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box
dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

b. Ukuran.

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran konduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan
cuaca :

- tempat-tempat yang kena matahari.


- tempat-tempat yang kena hujan.
- tempat-tempat yang kena minyak.
- tempat-tempat yang kena udara lembab.
- tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer,
frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan
sisi-sisi tegak.

5.1.2 Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan
receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 101 mm x
101 mm untuk peralatan tunggal dan 119 mm x 119 mm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi
gang untuk lebih dari dua peralatan.

RKS-41
b. Cara Pemasangan.

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A / 250 V.

Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok (inbouw), kecuali ditentukan lain
pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai.

Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.

Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.

Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30
cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.

Saklar dan Stop Kontak ex LEGRAND, BERKER atau setara.

c. Jumlah Kutub.

Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating
minimum 10 A / 220 V.

Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.

Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang
tetap.

5.1.3 Kabel-kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel
kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi
dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE ,
SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam
bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas
cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus
diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.

RKS-42
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE,
SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem
yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus sesuai dengan
gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel
tegangan menengah 20 kV.

Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan
cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan
sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM, 3M atau setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan
dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM
dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain.

Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 meter dari
panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas
hantar arus minimum 20 A).

e. Splice / Pencabangan.

Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di dalam


pipa konduit.

Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung
yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.

Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan
solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada


konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan
tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran

RKS-43
f. Kabel Kontrol.

Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan
peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 mm2 untuk panjang lebih
dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang sirkuit dan sebagainya.

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

g. Bahan Isolasi.

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished cambric,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

h. Pemasangan Kabel.

1. Pemasangan di Permukaan.

a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.

Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge, dipasang di
permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel
harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali diameter kabel).

Konduit ex CLIPSAL, EGA atau setara.

b. Kabel Daya Penghubung Antarpanel.

Kabel-kabel daya harus diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable tray dengan cable
ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan
digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang
diklem ke pelat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan


penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel
tersebut.

c. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.

Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan
karat (galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas pelat lantai.

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju box terminal motor dengan faktor
pengisian maksimum 40 %.

Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju menuju box terminal motor, kabel ditarik
ke box terminal motor melalui flexible metal conduit yang juga tahan karat.
RKS-44
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambung
dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Direksi / Pengawas untuk disetujui.

2. Pemasangan di Dalam Dinding.

Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus dile-
takkan di dalam konduit PVC high-impact heavy-gauge dengan ukuran minimum 3/4".

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.

3. Pemasangan Menembus Dinding.

Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa
PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

i. Penggunaan Warna Kabel.

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan nol
harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :

1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :

hitam : fasa
biru : netral
kuning / hijau : pentanahan

2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :

merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning / hijau : pentanahan (G)

j. Pendukung Kabel.

Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan panel
daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

k. Konduit Tertanam.

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara
tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

5.1.4. Sistem "Race Way"

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengka-
pannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

RKS-45
a. Ukuran.

Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah
dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan lain-lain.

Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimum 40 %.

b. Bahan.

Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC high-impact heavy
gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized
welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.

c. Pemasangan.

1. Race Way yang Ditanam di Dinding.

Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok dinding beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.

Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula.
Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk
mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.

Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar atau
tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan
langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus digunakan
klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung
pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-lainnya
harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas
dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum
dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi /
Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna
sebagai berikut :

a. Pipa penerangan dan daya - orange


b. Pipa telepon - hijau
c. Pipa fire alarm - merah
d. Pipa data - biru

3. Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.

RKS-46
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis
cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan. Di atas race way tersebut
harus diberi patok penunjuk.

Pipa / race way yang digunakan adalah pipa GIP kelas medium yang memenuhi standar SII.

4. Race way Melintas / Menembus Dinding.

Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang
harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api
dan asap.

5. Cable Trench.

Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman kabel di bawah tanah minimal 80 cm
dari permukaan.

Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah pengerasan badan jalan
atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan Direksi / Pengawas.

6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air.

Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada kemungkinan
pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa
minyak.

Termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.

Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus menonjol pada
inti baja yang flexibel.

Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya dengan konduit
fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis "insulated throat type" yang dianjurkan oleh pembuat
dari konduit logam tahan cairan tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk
meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

7. Pengakhiran dan Sambungan.

Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua
lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre
minded" yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari race way.

Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting
dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.

8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah
(50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung
kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar
dengan penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.

RKS-47
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari tembaga
dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan dimasukkan ke dalam
konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis
yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

a. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.


b. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.
d. Pentanahan netral mesin maksimum 1ohm.

5.1.5. Panel Tegangan Rendah dan Perlengkapannya

a. U m u m.

Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator, magnetic
contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang
manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan rendah dan dapat memberikan keteran-
gan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun.

Penawaran harus disertai dengan reference list sebagai suatu bukti.

b. Panel-panel.

Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.

Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan /
atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :

1. Umum.

Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat baja (metal
clad).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang
diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).

Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan
pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi
depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel /
kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus
dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

RKS-48
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk membatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan yang tertutup.

Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on).

Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungki-


nan terkena percikan air.

Tebal pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.

2. Pull Box.

Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus dipasang
sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan
switch board pada bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa dibuka
lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tahan api yang
serupa.

Kabel menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang
terpisah- pisah pada dasar pull box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas dengan
mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang - lubang untuk konduit kabel atau bus
duct yang diperlukan.

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar


kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan
pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah - pindahkan bilamana perlu.

3. Konstruksi.

Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam gambar
untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.

Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda menurut
keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud
dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam urutan
yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi).

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang


untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin daerah
kontak yang baik.
4. Ventilasi

Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.

Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian dalam
harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).

RKS-49
5. Papan Nama.

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama yang
dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya
atau alat-alat yang tersambung padanya.

Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.

Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan - ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan,
pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari.

Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa peralatan baru, misalnya


saklar, pemutus daya, kontaktor dan lain-lain.

7. Bus-Bar / Rel Daya.

Rel daya harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan rapi
sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar rel daya harus memenuhi
ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL 2000.

Rel daya harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity" yang
memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.

Ukuran rel daya disesuaikan dengan ukuran yang tertera di dalam gambar rencana dan
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksanya kembali apakah sudah tepat sesuai dengan
peraturan PUIL 2000.

Semua rel daya harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain atau moulded
insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat
hubung-singkat.

Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70 oC.

Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral (N) dan pentanahan (G) dengan
kapasitas penuh sesuai dengan kapasitas bus-bar fasa.

Bus-bar netral harus diisolir terhadap pentanahan, sedangkan bus pentanahan diklem
dengan kuat pada kerangka (menyatu secara galvanis) dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan.

Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus lebih besar
dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga dari jenis yang sama dengan
bus-bar.

Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-ukuran


dari bus-bar dan susunannya.
RKS-50
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara
untuk penyambungan di kemudian hari.

Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu teminal terdiri atas beberapa
buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada
satu terminal atau bus-bar.

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga
tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

8. Alat-alat Ukur.

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang ditunjukkan
di dalam gambar rencana.

Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada saat pemindahan
pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus berada pada posisi off, dan
pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan terhubung-singkat.

Untuk setiap voltmeter yang digunakan, dilengkapi dengan VSS (voltmeter selector switch)
dengan pilihan 7 posisi pembacaan, yaitu R-S, S-T, T-R, 0 , R-N, S-N dan T-N.
Meter-meter harus dari type khusus untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel
dengan ukuran 96 mm x 96 mm.

Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.

Meter-meter ex GAE, SACI atau setara.


Watthourmeter ex SCHLUMBERGER, GANZ atau setara.

a. Amperemeter (A-m)

Semua amperemeter harus dari jenis moving iron dengan ketelitian 1,5 % (kelas 1,5)
yang mempunyai kemampuan beban lebih sebesar 100 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah
(index pointer) untuk menandai besarnya arus beban penuh.

Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul akibat arus
start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan
pembacaan arus start tersebut.

Skala penunjukan harus sesuai dengan rating sekunder dari CT yang akan
disambungkan (sesuai dengan gambar rencana) dan harus terdapat mekanisme
pengatur penunjukkan nol (zero point adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian
depan.

Pada umumnya amperemeter akan disambungkan ke trafo arus dengan rating


sekunder 5 A, untuk itu harus digunakan rating terminal amperemeter sebesar 5 A
untuk penunjukan maksimum.

Daya yang terpakai oleh amperemeter tidak boleh lebih dari 1 VA.

b. Voltmeter (V-m)

Voltmeter harus dari jenis moving iron yang mempunyai ketelitian 1,5 % (kelas 1,5)
dan mempunyai skala penunjukan yang lebar untuk 0 – 500 VAC.
.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero point
adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
Terminal voltmeter harus dari jenis 3 fasa – 4 kawat, 220 / 380 V, 50 Hz.

RKS-51
Daya yang terpakai oleh voltmeter tidak boleh lebih dari 3 VA.

c. Wattmeter (W-m)

Wattmeter harus dari jenis iron clad dynamometer untuk pengukuran daya aktif (watt)
tiga fasa yang tidak seimbang (unbalanced).

Terminal wattmeter harus dari jenis 3 fasa – 4 kawat, 220 / 380 V, 50 Hz dengan
rating arus 5 A.

Wattmeter harus mempunyai ketelitian 1,5 % (kelas 1,5) dan mempunyai skala
penunjukan yang lebar.

Pada wattmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero point
adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

Skala penunjukan harus linier dengan batas penunjukan maksimum sesuai dengan
besarnya daya yang akan mengalir di masing-masing panel.

d. Power Factor Meter (cosphimeter).

Cosphimeter harus dari jenis iron clad dynamometer untuk pengukuran factor kerja
(cos phi) tiga fasa yang seimbang (balanced).

Terminal cosphimeter harus dari jenis 3 fasa – 4 kawat, 220 / 380 V, 50 Hz dengan
rating arus 5 A. Cosphimeter harus mempunyai ketelitian 1,5 % (kelas 1,5) dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar.

e. Frequencymeter (F-m)

Frequencymeter harus dari jenis vibrating reed mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar (45 Hz – 55 Hz).
.
Terminal frequencymeter harus dari jenis 1 fasa, 380 V, 50 Hz.

f. Watthour-meter (Wh-m)

Watthourmeter harus dari jenis double tariff untuk yang dipasangkan di sisi masuk
daya PLN di LVMDP dan single tariff untuk yang dipasangkan di sisi masuk daya
genset di LVMDP.

Setiap penunjukkan tarif harus menggunakan six rolls counter, dengan perpindahan
tarif dikendalikan oleh relay.

Terminal watthourmeter harus dari jenis 3 fasa – 4 kawat, 220 / 380 V, 50 Hz dengan
rating arus 5 A.

9. Trafo Arus.

Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis
jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran.

Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya - gaya mekanis
yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris.

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh-meter
dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya.

Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

RKS-52
10. Kabel-Kabel Kontrol.

Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel
secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600
volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel
dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan (press-tang / kerf tang)
secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (loose contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus
cukup kencang dan kokoh.

12. Quartz Automatic Timer.

Untuk panel-panel tertentu yang memerlukan adanya timer, harus digunakan timer jenis
Quartz Automatic Timer yang dilengkapi dengan pilot lamp, built-in buzzer dan
menggunakan wheather proof plastic casing.

Tegangan kerja timer adalah 220 VAC, 50 Hz, power reserve 200 hours (battery back-up),
15 minutes time setting interval, 1 pole contact (20 A resistive).

Timer ex NATIONAL, THEBEN atau setara.

13. Merk Pabrik.

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.

Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya


pada rangka panel.

14. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.

a. Air Circuit Breaker (ACB).

ACB digunakan untuk arus lebih besar dari 800 A dengan cara pemasangan yang
mudah diperiksa.

ACB harus memenuhi dan ditest sesuai dengan standard B.S 4752 Part 1 atau
IEC 157.1(fully tropicalized), mampu beroperasi pada tegangan sampai dengan
rating tegangan 1000 VAC.

ACB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" tanpa mengurangi


performance.

- ACB harus mempunyai tiga kutub dengan kapasitas pemutusan (interrupting


capacity) tidak kurang dari 50 kA pada 380 V.

- Kontak utama ACB diproteksi dengan perlindungan reinforced polyester casing


untuk mendapatkan double insulation protection bagi operator dan bagian
depan ACB.

- Pengaman pemutus daya harus dari jenis solid-state relay yang terintegrasi
sebagai bagian dari ACB dan dilengkapi dengan amperemeter digital built-in
dengan fasilitas pengaturan:

RKS-53
1. Arus beban lebih (overload/inverse-time/long-time/time delayed) adjustable.

2. Arus hubung-singkat (overcurent-instantaneous/short-time delayed)


adjustable.

3. Hubung-tanah (ground / earth fault) adjustable.

Setiap kondisi operasi dari peralatan tersebut harus ditandai dengan indikator,
misalnya dengan LED.

- Prinsip operasi ACB secara energi tersimpan pada pegas (stored energy)
dengan waktu penutupan (closing time) tidak lebih dari 80 mdetik.

- Pengisian harus bisa dioperasi baik secara manual ataupn secara elektrik
(motorized) dalam waktu tidak lebih dari 3 detik.

- Pada bagian depan ACB harus ada indikasi mekanis yang jelas dari kondisi
operasi :

* main contact : "ON" / "OFF"

* spring : "charged" / "discharged"

b. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A digunakan jenis
rumah tuangan (moulded case circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar
B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40 oC
(fully tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating
1000 VAC.

- MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan "quick break" secara
simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu opening, closing maupun
trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama menutup


kembali tanpa sengaja.

- Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama)
secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah
satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing - masing kutubnya


yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih (overload - inverse
time) secara mekanis dengan bimetal, pengatur arus hubung-singkat
(overcurent - instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).

Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent protection.

- Pada MCCB dengan rating 250 A - 630 A thermal-magnetic trip unit harus dari
jenis interchangeable trip unit, sedangkan untuk MCCB di atas 630 A
menggunakan solid-state relay yang dienergize oleh CT yang terpasang di
dalam MCCB sehingga tidak memerlukan catu daya dari luar MCCB.

RKS-54
- Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu ON, OFF dan
TRIP.

- Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak


kurang dari 50 kA.

c. Miniature Circuit Breaker (MCB).

MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977 atau
IEC157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1000 VAC.

- MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.

- Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.

- MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload-inverse


time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung-singkat
(overcurent-instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak
pemutus daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung-singkat 3 fasa


simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik beban dan menganjurkan jenis
ACB, MCCB serta MCB yang sesuai.

Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk


digunakan harus disertakan pada saat penawaran pekerjaan.

d. Kontaktor.

Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan B.S. 5424 |Part
1 : 1977.

- Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar dan tidak kurang
dari 10 A. Rating tersebut harus merupakan rating kontinyu.

- Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan perak (silver).

- Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating tegangan 220 V, 50 Hz.

15. Terminal Pembantu.

Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa kabel yang
disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus juga menyediakan terminal pembantu
yang diperlukan.

RKS-55
Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama
dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu
kabel yang digunakan.

Setiap mur-baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari
kemungkinan hubungan-longgar (loose contact).

5.1.6 Peralatan Penerangan.

1. Umum

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain
yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan.

Armatur harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

2. Kualitas dan Pengerjaan.

Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus harus dari
kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armatur setara dengan standar komersil yang
utama.

Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang dipersyaratkan di bawah ini.

3. Jenis Armatur.

a. Armatur Lampu Flourescent (TL).

Lampu TL (neon) harus dengan warna cool day light (TL-D 54) dengan color temperature
6200 K dan color rendering index Ra 72.

Nominal luminous flux untuk TL 36 W paling tidak 3000 Lm dan untuk TL 18 W paling tidak
1150 Lm.

Armatur inbouw (pemasangan terbenam) dan outbouw (pemasangan permukaan) harus


dibuat dari pelat besi dengan ketebalan paling tidak 0,7 mm, diproses anti karat dan
electrostatic powder coating finished yang tidak akan pudar atau berubah warna menjadi
kuning kotor.

Setiap armatur harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus ditanahkan secara
efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik pentanahan panel (setiap
kabel menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm2).

Untuk twin lamp atau TL ganda harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek
stroboskopis.

Masing-masing lampu menggunakan satu set ballast, capacitor dan starter yang terpisah,
tidak diperkenankan menggunakan satu ballast untuk dua lampu TL secara bersamaan.

Semua armatur harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti
starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.

Armatur ex ARTOLITE atau setara.


Fitting ex VOSSLOH atau setara.
Capacitor, ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS atau setara

b. Armatur Downlight.

RKS-56
Armatur downlight yang dipasangkan di dalam ruang-ruang tertentu menggunakan jenis
lampu sesuai dengan gambar rencana dan detail-detailnya.

Setiap armatur downlight menggunakan fitting yang sesuai dengan tipe lampu yang
digunakan, yaitu tipe E-27 untuk lampu pijar, mercury dan spot / flood light PAR, dan fitting
tipe G.23. untuk lampu tipe PL.

Badan armature terbuat dari alumunium dengan kerangka pelat besi yang dicat tahan karat
(electrostatic powder coating finished), konstruksi dibuat untuk pemasangan terbenam
(inbow) yang akan menghasilkan pemasangan kokoh dan rapi. Harus terdapat bukaan-
bukaan di bagian atas armature untuk membuang panas lampu.

Armatur ex ARTOLITE atau setara.


Fitting ex VOSSLOH atau setara.
Capacitor, ballast dan lampu ex PHILIPS atau setara

c. Armatur Lampu Baret.

Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi dengan penutup terbuat dari opal
diffuser dengan lampu pijar atau lampu TL-C (circle) 32 W sesuai dengan gambar rencana.

Penutup opal diffuser harus tahan panas untuk pemasangan lampu pijar sampai 60 W dan
TL-C 32 W dan tidak akan berubah warna akibat panas lampu dan umur.

Pemasangan lampu baret ini pada umumnya di atas permukaan (surface mounted /
outbouw).

Badan armatur harus dibuat dari pelat besi dengan ketebalan paling tidak 0,7 mm,
diproses anti karat dan electrostatic powder coating finished.

Setiap armature harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus ditanahkan
secara efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik pentanahan panel
(setiap kabel menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm2).

Semua armatur dengan lampu TL-C 32 W harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, fitting harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.

Armatur ex ARTOLITE atau setara.


Fitting ex VOSSLOH atau setara.
Capacitor, ballast, starter, lampu TL (neon) atau pijar ex PHILIPS atau setara
.
4. Pemasangan.

Semua armatur dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli,
dengan cara-cara yang disetujui Direksi / Pengawas.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang diperlukan
agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Pengikat, penyangga dan penggantung harus
sudah termasuk di dalam harga armatur yang ditawarkan.

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus dan
rapi.

Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai
sela-sela di antara bagian-bagian armatur dan permukaan - permukaan di sebelahnya.

Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).

Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature, peralatan tersebut harus siap untuk bekerja
dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
RKS-57
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara
lengkap.

5.2. Instalasi Penangkal Petir.

5.2.1. Air Terminal.

a. Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak mempunyai bagian-bagian yang bergerak.

b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis terhadap terjadinya down leader dari petir
dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan menyebabkan foto-ionisasi antara bagian yang
ditanahkan dan bagian yang terisolasi.

c. Radius perlindungan paling tidak 100 meter dalam bentuk collective volume. Arus petir minimum yang
bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impuls 8/20 ms dan harus mampu menyalurkan seluruh
level arus petir yang mungkin terjadi.

d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio (high frequency RFI),
kecuali pada saat terjadinya sambaran balik (main return strike).

e. Bentuk air teminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya pelepasan
ion korona pada ujung runcingnya saat terjadi kondisi statis dari guruh.

f. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.

g. Secara keseluruhan air teminal harus terisolasi dari bangunan yang dilindunginya pada seluruh kondisi
operasi.

5.2.2. Down Conductor.

a. Konduktor / penghantar arus petir menuju pentanahan (down conductor) harus dari jenis triaxial down
conductor cable yang dibuat khusus untuk pemakaian penyaluran arus petir yang mampu mencegah
terjadinya side flashing.

b. Ukuran sesuai dengan anjuran pabrik pembuat air terminal (luas penampang konduktor tembaga inti
minimum 50 mm2) dan telah lulus pengujian dari LMK.

c. Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.

d. Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat di mana memungkinkan tersentuhnya konduktor
oleh manusia, konduktor harus dilindungi oleh pipa PVC kelas AW dengan diameter minimum 2”.

e. Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan radius belokan minimum 0,5 m dan diklem
setiap jarak 2 meter.

f. Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda pentanahan harus dilakukan melalui sepatu
kabel yang dipasang secara tekan dengan crimping tool.

g. Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan antara konduktor luar dengan lapisan
konduktif minimum 250 kV pada kondisi bentuk gelombang 1/50 ms.

5.2.3. Integral Terminating Resistor.

Integral terminating resistor harus sanggup menyerap komponen-komponen frekuensi tinggi dari suatu sambaran
petir. Di samping itu, harus dapat mengurangi kenaikan tegangan tanah sampai 50 %.

5.2.4. Elektroda Pentanahan.

RKS-58
Konstruksi elektroda pentanahan harus sesuai dengan gambar rencana. Besarnya tahanan pentanahan harus
tidak lebih dari 2 ohm (dalam hal ini, bila diperlukan untuk mencapai nilai tersebut, elektroda pentanahan
dapat dihubungkan secara paralel).

Lokasi pentanahan dapat dilihat pada gambar rencana, dilengkapi dengan bak kontrol pasangan bata untuk
memungkinkan pemeriksaan secara berkala terhadap besarnya tahanan pentanahan.

5.2.5. Lightning Stroke Counter.

Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pentanahan, dipasangkan alat pencatat jumlah
sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tahan air, kokoh dan mudah dipasang.

Alat ini harus bekerja secara elektronis dan akan mencatat setiap sambaran kilat dengan arus lebih besar dari 1500
A. Alat ini harus mempunyai power sendiri (self powered) dan dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.

5.2.6. Tiang Penyangga Air Terminal.

Tiang yang digunakan untuk menyangga air terminal adalah dari bahan octagonal galvanized steel pole dengan
tinggi 5 meter dari atap yang paling tinggi, berbentuk konus dengan bagian bawah mempunyai dimensi yang lebih
besar dari bagian ujung.

Di antara air terminal dengan tiang penyangga, dipasangkan dengan pipa fibreglass (FRP) diameter 2” yang
dibuat khusus untuk menyangga air terminal. Ujung bagian bawah dari pipa fiberglass ini dimasukkan ke dalam
rongga atas tiang penyangga dan diikat secara kuat dengan besi pasak yang ditembuskan ke dinding tiang
penyangga.

Agar dapat dipasangkan secara “self supporting”, tiang harus dilengkapi dengan base plate dari pelat besi dengan
ketebalan tidak kurang dari 1 cm, dilengkapi dengan lubang-lubang untuk pemasangan angkur.

Untuk mencegah masuknya air ke dalam rongga tiang penyangga di bagian ujung atas, dipasangkan kap pelindung
hujan dari bahan pelat stainless steel dengan tebal tidak kurang dari 1,5 mm. Bentuk kap ini sesuai dengan gambar
rencana.

5.2.7. Teknis Pelaksanaan.

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar kerja / shop drawing sebanyak 5 (lima)
rangkap untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas.

Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah mendapat persetujuan.

b. Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya (sistem listrik dan PABX)
minimum 3 meter.

c. Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

5.2.8. Merek.

Air terminal, triaxial down conductor, integral terminating resistor, lightning stroke counter, fiberglass support ex LPI
- Dynasphere System 3000.

Tiang beton ex Cigading, Indalux atau setara.


.

PASAL 6 . PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing), penyetelan serta
commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

RKS-59
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung dalam pekerjaan
renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.

Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commissioning test.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi / Pengawas antara
lain :

 Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun keseluruhan (overall).
 Pengujian pentanahan panel.
 Pengujian kontinuitas konduktor.
 Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
 Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
 Load testing.
 Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelan yang dilakukan.

Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan (keur) dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk
Direksi / Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau standar-standar
yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
BAB VIII. PERSYARATAN TEKNIS
INSTALASI CCTV

PASAL 1. UMUM.

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan CCTV di dalam maupun luar
bangunan yang dibangun.

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Khusus Teknik
ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem close circuit television (CCTV) lengkap dengan
peralatan-peralatan yang diperlukan seperti yang ditunjuk pada gambar rencana untuk mendapatkan sistim
pemantauan (surveillance) dan penayangan gambar dan yang memuaskan dan berfungsi dengan baik sesuai
dengan perencanaan.

2.2. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh Direksi / Pengawas yang akan menyatakan
bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.

2.3. Melaksanakan pemeliharaan sistem sekurang-kurangnya selama 12 bulan termasuk penyediaan suku cadangnya.

PASAL 3. PERSYARATAN MATERIAL.

3.1. Color CCD Camera.

- Type : 5” compact sized domed camera


- Imager : CCD image sensor, 1/3” image format
- Lens : 5 – 50 mm, 10 x zoom
- Resolution : 480-line horizontal

RKS-60
- S/N min. : 48 dB
- Illumination (min) : 3 lx
- Panning : 360o endless
- Facilities : single cable capabilities, back light compensation,
camera ID ( up to 16 characters), on screen set-up
menu
- Operating temperature : -20o C to + 50o C
- Humidity : up to 90 %, non condensing

Setara Panasonic type WV-CS400

3.2. Digital Disc Recorder.

- Type : Disc Recorder, 4 separate digital process circuit, multiscreen monitoring,


versatile alarm and video loss capability, transient suppressed, on screen
camera identifier,
- Frame memory : sampling frequency 13.5 MHz, 8 bit quantizing
- Int. synchronization : 2:1 interlace, 15.734 kHZ hor – 59.94 Hz ver
- Acceptable camera : any 2:1 interlace camera
- Camera input : total 16
- Screen display : 4, 7, 9, 10, 13 & 16 multiscreen
- Video input : camera input 1.0 Vpp / 75 ohm (BNC) x 16 with loop-through outputs,
automatic termination
playback input 1 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1, S-Video x 1
gunlock input VS 1.0 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1 with loop-through outputs,
automatic termination
spot input1 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1
alarm input 16 (DSUB 37 pin connector)
recover input 1 (DSUB 37 pin connector)
time adjust input 1 (DSUB 37 pin connector)
camera switching input RCA pin jack x 1
remote control input RS-232C terminal DSUB 37 pin connector
comm.. port 6 pin modular type x 1 with loop-through outputs

- Video output : spot output 1 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1


multiscreen output 1 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1, S-Video x 1
recording output 1 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1, S-Video x 1
sync output BBS 0.45 Vpp / 75 ohm (BNC) x 1
alarm output DSUB 37 pin connector
reset output DSUB 37 pin connector
VTR control output dia. 2.5 mm pin jack
- Supply voltage : 110 V - 220 V, 50 Hz
- Operating temperature : - 10o C to + 50oC

Setara Panasonic type WJ-RT416

3.3. CD/DVD Writer.

- Type : high response mechanism, front loading


- Recording time / mode : audio & video recording, 3-hour, 6-hour, 12-hour & 24-hour time lapse
recording, termasuk :

- event recording, 6-second sections recorded every 3 minutes (3-hours


(enable recording over a 3-day period)

- emergency recording, even when power to the unit is switched off, or


when the unit is set to the stop position, emergency recording
automatically starts the previously set mode (3-hour or 6-hour) as soon as
an external alarm signal is received

RKS-61
- alarm recording, if an alarm signal is received during time lapse or event
recording, the unit automatically switches to alarm recording in the
previously set mode (3-hour or 6-hour). Recorder it self should also
provide an alarm

- alarm search/recall, quickly finds the latest of alarm recording and


switches to pause (to check the date and time of the last six alarms
recorded by using the on-screen display)

- auto alarm reset


- daily and weekly timer recording

- external timer recording


- auto repeat recording/auto rewind
- 1-week timer backup
- built-in time/date generator
- daylight saving time adjustment
- dual mode record lock function
- camera switching output, auto off output & tape end output

- Television system : ITU-R Standard, PAL color signal, 625 lines, 50 fields

- Video recording system : 2 rotary heads - helical scanning system (DVD mode)

- Video head system : 4 rotary head

- Modulation system : luminance ; FM azimuth recording


chrominance ; converted subcarrier phase shift recording

- Audio track : 1 track

- CD format : standard 1/2” DVD

- CD speed : 3-hour mode : 23.39 mm/s

- FF/REW time : app. 3 min (for 180 min tape)

- Video in / out : 1.0 Vpp, 75 ohms, unbalanced (BNC)

- Horizontal resolution : DVD(3-hour mode) : 240 lines (color), 320 lines (monochrome)

- S/N : DVD (3-hour mode) : 46 dB (color, monochrome)

- Audio : input line - 10 dBV, 47 kohms, unbalanced (phono)


output line - 8 dBV, 1000 ohms, unbalanced (phono)
response 50 Hz to 10 kHz (3-hour mode)

- Connector : terminal input : alarm, alarm reset


terminal output : tape end, warning
camera switching signal 12 V/0 V, pulse width : 20 msec

- Supply voltage : 220 V, 50 Hz

- Operating temperature : 5o C to 40o C

Setara Panasonic type PLEXTOR

3.6. 14 “ Color CCTV Monitor

- Facilities : surveillance applications, clean and sharp color pictures, full


square image, up-front operating controls, automatic degauss-
RKS-62
ing, video i/p bridging, compatible with VCR, 300 line resolu-
tion, fast warm-up time

- Picture tube : 14-inch, 22 cm diagonal actual visual size

- Color system : PAL, NTSC, M-NTSC

- Input / output : video 2 inputs (BNC) 75 ohm, 2 outputs hi-imp (BNC)


audio 2 input (RCA) 75 ohm, 2 outputs hi-imp (RCA)

- Maximum video gain : 34 dB + 3 dB

- Sweep linearity : < 5%

- Sweep geometry : < 2%

- Over scanning : 8%

- Supply voltage : 220 V, 50 Hz

- Operating temperature : 0 to 40o C

- Humidity : 10 to 80 %, non condensing

Setara Panasonic type WV-CK1420

PASAL 4. PERSYARATAN UMUM KONTRAKTOR PELAKSANA.

4.1. Instalasi sistem CCTV dikerjakan oleh Kontraktor yang secara teratur mengerjakan instalasi CCTV.

4.2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana perlu dapat diusulkan untuk melakukan
perubahan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada Pemberi Tugas. Perubahan tadi dapat dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.

4.3. Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor diharuskan untuk menyerahkan daftar
bahan yang akan dipasang, lengkap dengan katalog, spesifikasi dari pabrik, diagram pengawatan dan lain
sebagainya.

PASAL 5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Semua pemasangan peralatan pada rak harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan tambahannya agar peralatan
dapat terpasang dengan sempurna dan sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan petunjuk pabrik,
termasuk pemasangan grille pada tempat yang diperlukan juga pemasangan blank panel pada tempat terbuka di
depan maupun dibelakang rak. Minimum harus dipasang 2 buah blower untuk ventilasi pada rak tersebut.

5.2. Peralatan sistem CCTV harus dari PANASONIC atau setara dan harus mempunyai jaminan purna jual dari
distributornya di Indonesia.

5.3. Pemasangan seluruh peralatan sistem CCTV harus mengikuti petunjuk pemasangan dari pabrik, sehingga
diperoleh hasil pemasangan dan operasi yang baik.

5.4. Pengawatan instalasi CCTV yang tertanam di dalam tembok bangunan (inbouw) dilakukan dengan memasangnya
di dalam sparing pipa PVC high-impact heavy duty ex EGA atau setara.

5.5. Pengkabelan antara kamera dengan peralatan utama dan antara peralatan utama dengan TV monitor harus
menggunakan kabel coaxial 75 ohm 5C-2V dari jenis dan kualitas terbaik (ex BELDEN atau setara). Sedangkan
kabel kontrol untuk pan & tilt serta kabel daya ex SUPREME atau setara.

Ujung-ujung kabel harus diakhiri dengan konektor yang sesuai terhadap kebutuhan peralatan yang disambungkan.
Konektor harus dari kualitas terbaik dengan pemasangan yang kokoh.
RKS-63
5.6. Tidak diperbolehkan melakukan penyambungan kabel di dalam sparing. Setiap pengakhiran, persimpangan,
pencabangan atau pembelokan harus dilakukan di dalam kotak sambung (doos) dari bahan PVC ex EGA atau
setara

5.7. Untuk pemasangan kabel di luar bangunan (di dalam tanah) menuju bangunan satpam, kabel coaxial dipasangkan
di dalan sparing GIP medium class ex BAKRIE atau setara. Tidak diperbolehkan adanya sambungan kabel di
dalam conduit. Pemipaan sparing dan konektor BNC disediakan oleh sub kontraktor CCTV.

5.8. Stop-Kontak Daya.

Kontraktor harus menyesuaikan stop-kontak nya dengan kebutuhan peralatannya, demikian pula bila diperlukan
beberapa stop-kontak extension, maka Kontraktor wajib menambahnya.
5.9. Keseluruhan peralatan utama CCTV disusun pada rak khusus CCTV yang ditempatkan di dalam bangunan
Satpam di depan bangunan lama (di daerah pintu masuk jalan utama bangunan). Rak CCTV disediakan oleh sub
kontraktor CCTV, dari bahan besi pelat yang dibuat secara rapi, di cat bakar, sesuai dengan kebutuhan peralatan
yang akan disusun.

PASAL 6. PENGUJIAN.

6.1. Instalasi.

Pengujian instalasi CCTV harus dilakukan oleh tenaga akhli dari pihak Kontraktor dan harus disaksikan oleh
Direksi / Pengawas.

6.2. Komponen.

Semua komponen yang harus dipasang harus diuji terlebih dahulu sesuai dengan kemampuannya.

6.3. Sistem.

Setelah sistem terpasang harus dilakukan pengujian secara keseluruhan akan fungsi-fungsi sistem dengan mode
operasi lengkap.

6.4. Hasil Pengujian.

Bila ternyata hasil pengujian tidak sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor wajib memperbaiki/menggantinya.
Sistem dapat diterima bila telah ada persetujuan dari Direksi/Pengawas.

BAB IX. PERSYARATAN TEKNIS


INSTALASI PLUMBING / SANITASI

PASAL 1. UMUM.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum
Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, STP
dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

RKS-64
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah
terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem
plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum
untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

2.1. Instalasi Air Bersih.

2.1.1 Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap
berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.

2.1.2 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.

2.1.3 Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang dise-
diakan oleh Kontraktor.

2.1.4 Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh
sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.

2.1.5 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan.

2.2.1 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di
dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel / lavatory, floor drain, clean out dan lain sebagainya.

2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor dan air bekas dari dalam bangunan menuju septictank dari
septictank menuju riol existing yang ada disediakan oleh pengelola.

2.2.3. Pembuatan instalasi septictank termasuk bangunan sipil.

2.2.4 Pengangkutan bekas galian yang perlu dibuang dan penimbunan kembali untuk perapihan lahan.

2.2.5 Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.

2.2.6 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

PASAL 3. TEKNIS PELAKSANAAN.

3.1. Pengecatan.

3.1.1 Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga, semua unit yang dirakit
di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus
sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing- masing.

RKS-65
3.1.2 Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam
spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.

3.1.3 Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merek ICI
dengan merek sebagai berikut :

- pipa air bersih : biru (ICI R 404-41001)


- pipa drain / waste : hitam (ICI R 404-40009)
- gantungan / support : hitam (ICI R 404-40009)
- panah pengarah : putih (ICI R 404-101)

3.1.4 Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat
yang tidak mudah terhapus.

Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada
peralatan-peralatan itu kepada Direksi / Pengawas.

3.2. Peralatan.

3.2.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat - tempat rendah ter-
tutup.

3.2.2 Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak akan
dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.

3.2.3 Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris.

3.2.4 Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat - tempat tertentu untuk
menunjukan arah aliran dengan cat.

3.2.5 Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve (ARV) beserta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara (misalnya di ujung-
ujung teratas pipa tegak).

3.3. Ukuran (dimensi).

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus ditaati oleh Kontraktor.

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat perbedaan antara suatu dengan
yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi / Pengawas.

Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna
memudahkan pelaksanaan.

PASAL 4. INSTALASI AIR BERSIH

4.1. Pipa.

Pipa dengan diameter 1" s/d 3", baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures
menggunakan galvanized iron pipe (GIP) medium class yang memenuhi standar BS 1387 / 1967.

Pipa ex BAKRIE, PPI atau setara.

4.2. Fitting.

RKS-66
Fitting-fitting sampai dengan diameter 2 ½ “ (65 mm) harus disambung dengan cara ulir, sedangkan untuk fitting
dengan diameter lebih dari 2 ½” (65 mm) harus disambung dengan cara flange. Bahan fitting harus sama dengan
bahan pipa dan memenuhi syarat berikut :

- Bahan : malleable-iron (sampai 2 ½”) atau forged steel (di atas 2 ½”)
- Standar : BS, ANSI, JIS.B.2301 atau setara.

4.3. Flange.

- Bahan : Malleable iron atau forged steel (sesuai dengan tekanan kerja)
- Standar : BS, ANSI atau JIS.B.2210-2215. (malleable iron), JIS.B.2221- 2225 (steel) atau
setara.

4.4. Valves.

Seluruh valve dan flexible joint yang dipakai di pemipaan air bersih harus mempunyai tekanan kerja 150 psi dan
tekanan test 300 psi (kelas 150).

Semua valve dari merek KITAZAWA. TOYO atau yang setara.

Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat yang ditandai dengan Stabillo.

a. Gate Valve.

- Jenis : bronze body, screwed in bonnet, solid wedge disc, hand-wheel operated

- Stem : non-rising stem


- Ujung : ulir / screwed untuk diameter 50 mm (2”) atau lebih kecil, flanged untuk diameter
65 mm (2 ½”) atau lebih besar
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara

b. Check Valve.

b.1. Untuk vertical pump discharge lines harus memenuhi persyaratan berikut :

- Jenis : bronze atau cast steel waferbody, bronze atau stainless steel trim, centre
guided silent type.
- Arah aliran : vertical
- Ujung : ulir / screwed untuk diameter 50 mm (2”) atau lebih kecil, flanged untuk
diameter 65 mm (2 ½”) atau lebih besar
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setaraf.

b.2. Untuk penggunaan seluruh bagian sistem pemipaan kecuali pada sisi discharge pompa harus
memenuhi persyaratan berikut

Untuk diameter 50 mm (2”) atau lebih kecil :

- Jenis : swing type bronze body, screwed cap


- Arah aliran : vertikal maupun horisontal
- Ujung akhir : screwed (ulir)
- Standar : BS, ANSI, JIS.B.2025

Untuk diameter 65 mm (2 ½”) atau lebih besar :

- Jenis : swing type iron body (IBBM), bolted cap, renewable / regrindable disc
and seat ring
- Arah aliran : vertikal maupun horisontal
- Ujung akhir : screwed (ulir)
- Standar : BS, ANSI, JIS.B.2025

c. Foot Valve.
RKS-67
Dipasangkan pada ujung pipa sisi hisap (suction line) yang berada dalam ground reservoir, harus
memenuhi persyaratan berikut :

- Jenis : swing type foot valve completed with strainer dengan tahanan gesek tidak lebih besar
dari 2 mka pada 150 % aliran nominal
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara

d. Drain Valve.

d.1. Drain valve harus dipasang pada tempat sesuai dengan yang diberikan pada gambar dan dipasang
pada bagian paling rendah dari setiap pipa riser dan bagian paling rendah dari setiap pipa distribusi
yang masuk ke dalam bangunan, dilengkapi dengan hose nipple untuk penyambungan dengan
selang menuju ke saluran pembuang air hujan.

d.2. Untuk pemipaan dengan tekanan kerja tidak lebih dari 10 kg/cm 2 harus mengikuti persyaratan
sebagai berikut :

- Jenis : brass body, angle type valve, screwed bonnet, handwheel operated.
- Stem : rising
- Diameter : 20 mm (3/4”), dilengkapi 20 mm brass hose nipple
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara.

e. Strainer.

Strainer harus dipasang pada tempat sesuai dengan indikasi yang diberikan pada gambar dan dipasang
dengan posisi pemasangan yang benar, sehingga cover dapat dengan mudah dibuka untuk melakukan
pembersihan screen, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Jenis : Y-type strainer, bronze body


- Konstruksi : screwed removable cover
- Screen : stainless steel
- Mesh size : 1.19 mm perforations
- Mesh net area : minimum 4 kali luas pipa masuk
- Ujung akhir : screwed (ulir)
- Standar : BS, ANSI, JIS.B.2025

f. Flexible Connection.

Semua flexible connection yang digunakan pada pekerjaan ini, kecuali untuk pemipaan dengan bahan
PVC, harus memenuhi persyaratan berikut ini,

- Jenis : spool type flexible rubber


- Bentuk : double sphere
- Bahan : Stainless steel AISI.304
- Panjang maks : 500 mm untuk diameter 80 mm atau lebih kecil, 800 mm untuk diameter 100 mm
atau lebih besar.
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara

g. Safety Valve.

- Jenis : plain lifting lever, bronze valve


- Tekanan : sesuai kebutuhan, min. 1,5 kali tekanan kerja
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara

h. Mur dan Baut.

Seluruh mur dan baut yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan di bawah ini.

Untuk mur dan baut pengikat di atas tanah :


RKS-68
- Jenis : square head machine bolts with heavy-duty hexagonal-nuts
- Standar : JIS atau setara.

Untuk mur dan baut pengikat yang berkontak dengan tanah / pasir / air atau sejenis :

- Jenis : high strength heat treated, cast-iron tee-head bolts with hexagon-nuts.
- Standar : JIS atau setara

i. Pressure Gauge.

Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter minimum 3" dengan skala 0 sampai 2 kali
tekanan kerja maksimum (20 bar).

4.5. Pemasangan Pipa.

4.5.1 Pipa Tegak.

Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.

Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada
kebutuhan pipa.

Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar.

Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas
dari bobokan.

4.5.2 Pipa Mendatar.

Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah pelat lantai (tidak di dalam tanah), pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).

Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

4.5.3 Penyambungan Pipa.

a. Sambungan ulir.

Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 65 mm
(2 1/2 ").

Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep
dan zinkwite dengan campuran minyak.

Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda.

Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.

Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.

Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa
dan menurut rekomendasi pabrik.

Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat pres khusus.

Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

RKS-69
c. Sambungan Las.

Sambungan las hanya diijinkan untuk konstruksi penyangga dan pipa selain pipa air minum.

Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.

Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis
dari Direksi / Pengawas.

Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.

d. Sleeves.

Sleeve untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton.

Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun
isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.

Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop.

Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water
proofing) harus dari jenis flushing sleeves.

Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

4.5.4 Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.

b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.

c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk penempatan
sambungan pipa.

d. Sebelum pipa diturunkan atau dipasang di dalam galian, semua bagian pipa termasuk fitting dan
valve body harus dilapis dengan aspal kemudian dibungkus dengan karung goni dan sekali lagi
dilapis dengan aspal. Setelah aspal kering pipa diturunkan ke dalam galian.

e. Dilakukan pengujian terhadap kebocoran secara hidrolis dengan tekanan uji 12 kg/cm2, selama 24
jam.

f. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari atas
pipa.

g. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting- fitting tidak bergerak
jika beban tekan diberikan.

h. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.

4.5.5 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis sebesar 12
kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.

b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

c. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.

d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak
dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

RKS-70
e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6 Pengujian Sistim Kerja (Trial Run).

Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor
diharuskan melakukan pengujian terhadap sistim kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang
disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistim bisa bekerja dengan baik.

4.5.7 Pekerjaan Lain-lain.

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan dinding /
selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula.

PASAL 5. INSTALASI AIR KOTOR DAN AIR BEKAS.

5.1. Material.

5.1.1 Pipa di Dalam Bangunan.

Semua pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor dan air bekas di dalam bangunan, baik pipa utama
maupun pipa cabang menggunakan PVC class AW (S 10 – tekanan nominal 10 Bar) dengan metode
penyambungan SCJ (solvent cement joint).

Sedangkan untuk pipa yang dipasang di bawah lantai dasar yang tertanam di dalam tanah dengan
diameter lebih besar dari 3” harus menggunakan metode penyambungan RRJ (rubber ring joint).

Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara.

5.1.2 Pipa di Luar Bangunan.

Dari ujung-ujung pipa di dalam bangunan menuju ke influent box dari STP dan dari STP ke riol kota harus
menggunakan pipa PVC class AW (S 10 – tekanan nominal 10 Bar) dengan metode penyambungan RRJ
(rubber ring joint).

Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara.

5.1.3 Accessories.

a. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding.

b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel.

c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiberglass, yang mempunyai bentuk badan
cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa.

5.2.1 Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).

a. Pipa Mendatar.

Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 - 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada
tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.

Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan
sudut 45 o (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa di Dalam Tanah.

RKS-71
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal
80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.

Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula
(dirapihkan kembali).

Penanaman pipa.

Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat
galian yang dalamnya 50 mm.

Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi
landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.

Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 - 2 % dari titik mula di dalam gedung
sampai ke saluran drainage.

5.2.2. Penyambungan Pipa.

a. Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambung dengan rubber ring joint (RRJ).

b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.

c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga
bebas dari kotoran dan lemak.

d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling
melekat.

e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas
dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out.

Floor drain (FD) dan clean out (CO) harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan
pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o terhadap pipa utamanya.

5.4. Pengujian.

5.4.1. Seluruh sistim air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung ke peralatan.
Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.

5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat.

Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke
peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.

Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.

5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.

5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.

RKS-72
5.4.5. Direksi / Pengawas berhak meminta pengujian ulang bila hal ini dianggap perlu.

5.4.6 Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian /
pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung-jawab Kontraktor.

5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh Direksi / Pengawas.

PASAL 6. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR-POMPA.

6.1. Pompa Air Bersih.

6.1.1 Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70% pada sekitar + 10% dari titik
kerjanya.

6.1.2 Pompa dan motor harus khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

6.1.3 Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.

6.1.4 Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk air minum.

6.1.5 Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless- steel atau sejenisnya yang khusus untuk air
minum.

6.1.6 Poros menggunakan baja tahan karat (stainless- steel), shaft seal faces terbuat dari tungsten carbide.

6.1.7 Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.

6.1.8 Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

6.1.9 Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan baja yang tunggal (base plate).

6.1.10 Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainage) bocoran air ke saluran buang terdekat
(lihat gambar rencana).

6.1.11 Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas normal (50 dbA).

6.1.12 Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling fleksibel.

6.1.13 Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang mendapat sinyal dari water level
control yang diletakkan di dalam ground reservoir.

6.2. Motor Untuk Pompa Air Bersih.

6.2.1 Motor adalah dari jenis motor induksi rotor sangkar.

6.2.2 Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380V, 3 fasa, 50 Hz.

6.2.3 Motor menggunakan starter star-delta manual / otomatis, dengan perintah start secara otomatis
berasal dari pressure switch yang diletakkan di pemipaan header.
6.2.4 Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.

6.2.5 Motor setidaknya dilindungi dengan :

- automatic short-circuit / over current protector

- automatic thermal protection relay


- automatic under voltage dan phase failure cut off relay (PFR)
- earth fault relay

6.2.6 Rotor, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

RKS-73
PASAL 7. SPESIFIKASI POMPA AIR DAN PRESSURE TANK.

7.1. Pompa Air Bersih (Delivery Pump).

Jenis : horisontal multi stage, closed impeller, non self priming

Jumlah : 2 (dua) buah

Head minimum : 40 meter

Kapasitas min. : 215 USGPM (= 813,8 liter/menit)

Daya pompa min. : 8,75 kW

Putaran : 1450 rpm

Tegangan kerja : 380 V, 3 fasa, 50 Hz

Starter : star-delta started controlled by pressure switch

Pompa dan motor ex TORISHIMA atau setara.

.
PASAL 8. SPESIFIKASI POMPA BOSTER.

Jenis : horisontal single / multi stage


closed impeller non-self priming

Jumlah : 2 (dua) buah

Head nominal : 15 meter

Kapasitas nominal : 80 USGPM

Daya pompa : 1,2 kW

Putaran : 1500 rpm

Tegangan kerja : 380 V, 3 fasa, 50 Hz

Rating belitan : 380/660 V

Starter : star-delta started controlled by pressure switch

Pompa dan motor ex GAE atau setara.

BAB X. PERSYARATAN TEKNIS


INSTALASI TATA UDARA

PASAL 1. UMUM.

RKS-74
Syarat-syarat teknis pekerjaan tata udara yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum
Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata udara secara keseluruhan maupun
bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang / material, instalasi (termasuk pembobokan dan
perapihan kembali), testing & commissioning dan pemeliharaan.

Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan dari
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai berikut :

2.1. Air cooled VRV air conditioner system (A/C VRV), terdiri atas :

2.1.1 Out door Condensing Unit (OCU)

2.1.2 Indoor Fan Coil Unit (FCU)

2.1.3 Local Group Controller (LGC) dan Multi Function Control Center (MFCC)

2.1.4 Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alat-alat bantu yang diperlukan.

2.1.5 Sistem pemipaan drainage (pengembunan) beserta isolasinya dan alat-alat bantu yang diperlukan.

2.1.6. Instalasi ducting untuk udara supply dan return, lengkap dengan isolasi dan penggantung yang
diperlukan.

2.2. Pekerjaan Exhaust Fan Toilet dan Ruang-ruang Mesin, terdiri atas :

Exhaust Fan beserta rangka dan starter switch

2.3. Pekerjaan Listrik untuk sistem A/C, meliputi :

2.4.1 Panel daya PP-OCU dan PP-FCU untuk seluruh lantai.

2.4.2 Pengkabelan daya dari PP-OCU ke seluruh OCU dan dari PP-FCU ke seluruh FCU.

2.4.3 Pengkabelan kontrol antara OCU dengan FCU, LGC dan MFCC.

2.4.4 Rak kabel dan rak pemipaan tembaga.

2.5. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat diterima.

Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada
Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan,
Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga sistem A/C segala biaya pengujian di lapangan serta
pengadaan listrik kerja.

Sistim / tata cara pengujian harus disampaikan secara tertulis dua minggu sebelum jadwal pengujian dilaksanakan.

PASAL 3. PELAKSANAAN INSTALASI A/C.

RKS-75
3.1. Pengecatan.

Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan
dan unit-unit yang diperlukan serta bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar sesudah itu
dicat lagi dengan persyaratan pengecatan yang harus sesuai untuk bahan masing- masing. Cat yang digunakan
adalah ICI atau setara.

3.2. Peredam Getaran.

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper) pada seluruh peralatan yang
menimbulkan getaran, yaitu OCU dan FCU.

Type peredam getaran harus disesuaikan dengan mesin yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi pabrik.

3.3. Pipa Pembuangan (Drain).

3.3.1 Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan (drainage pipe) di semua indoor fan
coil unit (FCU) yang kemudian dihubungkan ke saluran pembuangan, sesuai dengan gambar rencana
atau sesuai dengan kondisi lapangan atas petunjuk Direksi / Pengawas.

3.3.2 Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride) kelas AW – 10 kg/cm2 dengan
metode penyambungan antar pipa atau antara pipa dengan fitting menggunakan solvent cement
(SCJ - solvent cement joint).

Merek pipa PVC dan fitting RUCIKA, WAVIN atau setara.

3.3.3 Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan harus diisolasi dengan bahan isolasi yang sesuai.

Bahan isolasi harus dari jenis nonhalogen flexible elastomeric thermal insulation, yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :

- very stable thermal conductivity


- self extinguishing
- lowest water absorbtion
- lowest water vapour transmission
- wheather resistance

- SG : 0.0915 gr/cm3
- Hardness : 18 JIS C
- EB : 174 %
- TB : 6.2 kg/cm2

Tebal isolasi pipa (wall thickness) untuk semua diameter pipa yang diisolasi paling tidak 10 mm.

Merek isolasi pipa drain adalah THERMAFLEX atau setara.

3.3.4 Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU (untuk A/C VRV) atau drain port (A/C split)
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

3.3.5 Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon dengan pelat lantai diatasnya
dengan cara diletakkan di atas rak kabel / rak pipa atau digantung dengan penggantung pipa.

Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antarpenggantung tidak lebih dari 2 meter.

Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm, dilengkapi dengan batang baja
diameter 1/2" yang ujung-ujungnya berulir untuk levelling. Pemasangan penggantung ke pelat baja
dilakukan dengan ramset / dynabolt.

RKS-76
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat akhir dengan cat besi ex ICI
warna hitam (R 404-40009).

3.4. Pemipaan Refrigerant.

3.4.1. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta oil equalizing line untuk A/C VRV menggunakan
pipa tembaga berkualitas tinggi type K (berdasarkan American Standard Specification, Copper Tubes,
ASTM B88 Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized phosphorous seamless copper pipe
menurut standar JISH3300-C1220T.

Merek pipa tembaga adalah CRANE ENFIELD, KEMBLA atau setara.

3.4.2. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side untuk tipe A/C split menggunakan pipa tembaga
berkualitas tinggi type L (berdasarkan American Standard Specification, Copper Tubes, ASTM B88
Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized phosphorous seamless copper pipe menurut
standar JISH3300-C1220T.

Merek pipa tembaga adalah CRANE ENFIELD, KEMBLA atau setara.

3.4.3. Pemipaan dilengkapi dengan accessories yang diperlukan, antara lain refnet joint, header, connection
kit, isolasi pipa, elbow, flare dan lain sebagainya harus sesuai dengan standar pabrik sehingga
diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan.

3.4.4. Dimensi (diameter) pipa tembaga dan accessories yang digunakan untuk masing-masing peralatan
(OCU dan FCU), baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik sehingga diperoleh
sistem operasi serta performance yang memuaskan.

3.4.5. Seluruh pemipaaan refrigerant sisi gas (gas side) harus diisolasi sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid
side) tidak diisolasi.

Refnet Joint sisi pemipaan gas juga harus diisolasi dengan styrofoam yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat.

Bahan isolasi pipa refrigerant harus dari jenis nonhalogen flexible elastomeric thermal insulation, yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

- very stable thermal conductivity


- self extinguishing
- lowest water absorbtion
- lowest water vapour transmission
- wheather resistance
- SG : 0.0915 gr/cm3
- Hardness : 18 JIS C
- EB : 174 %
- TB : 6.2 kg/cm2

Tebal isolasi pipa (wall thickness) untuk semua diameter pipa yang diisolasi paling tidak 10 mm.

Merek isolasi pipa refrigerant adalah THERMAFLEX atau setara.

3.4.6. Untuk satu jalur pemipaan, dari OCU menuju Refnet Joint, antar Refnet Joint dan dari Refnet Joint
menuju FCU, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable ties dan diberi label untuk
penandaan yang mempermudah perawatan.

3.4.7. Metode pemasangan pipa refrigerant ke unit-unit OCU adalah flare connection (liquid side) dan brazing
connection (gas side) dengan cara sesuai rekomendasi pabrik. Sedangkan untuk unit FCU, metode
penyambungan untuk kedua sisi adalah flare connection.

RKS-77
3.4.8. Penyambungan pipa refrigerant dengan Refnet Joint dan antara pipa dengan fitting menggunakan
metoda solder, dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang memenuhi standar JIS
BCup-2 (phosphor copper solder).

Soldering temperature 735 – 840 oC, breaking strength 25 kg/mm2, jointing distance 0.05 - 0.2 mm.

Setiap penyambungan dengan solder harus dilakukan dengan teliti, hasil penyolderan padat, arah
penyolderan ke bawah atau ke samping (dihindarkan ke arah atas).

3.4.9. Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk mengurangi titik penyambungan /
titik solder antarpipa.

3.4.10. Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan sejajar, diletakkan di atas rak pipa.

Rak pipa ini harus sudah termasuk di dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor walaupun tidak secara khusus dipisahkan dari pekerjaan pemipaan refrigerant.

3.4.11. Bila diperlukan penyangga atau klem, ukurannya harus disesuaikan dengan ukuran pipa dan isolasinya
sedemikian rupa, sehingga tidak merusak isolasinya serta memudahkan pemeliharaan / perbaikan
pemipaan di kemudian hari.

Jarak penyangga atau klem harus diatur supaya tidak menyebabkan lendutan-lendutan pada
pemipaan refrigerant.

3.4.12. Kontraktor harus memeriksa kembali panjang pipa yang direncanakan, apakah sudah sesuai dengan
rekomanedasi pabrik.

Bila ternyata terdapat panjang pipa yang melebihi rekomendasi pabrik sehingga akan menurunkan
performance, Kontraktor harus merekomendasikan perubahan-perubahan yang harus dilakukan agar
tetap sesuai dengan rekomendasi pabrik.

3.5. Pemasangan FCU dan OCU.

3.5.1. Pemasangan unit FCU dan OCU harus sedemikian rupa, sehingga pembersihan maupun
perbaikannya dapat dilakukan dengan mudah.

Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi / Pengawas tentang cara dan urutan pembersihan
/ perbaikan peralatan tersebut.

3.5.2. Semua FCU dipasang benar-benar mendatar dan harus ditumpu dengan baik.

Gantungan harus dipasang pada konstruksi struktur dengan kuat menggunakan dynabolt, dengan
ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.

Hasil akhir pemasangan FCU A/C VRV terhadap plafon harus bebar-benar rapi dan tidak membebani
plafon.

3.5.3. Posisi pemasangan unit-unit OCU A/C VRV direncanakan di lahan OCU sisi belakang Bangunan
Utama, di atas kanal CNP 10 cm, sesuai dengan gambar rencana. Sedangkan unit-unit OCU A/C split
direncanakan di sekitar viewing deck lantai atap.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa kembali posisi penempatan seluruh OCU dan
menyarankan posisi yang terbaik untuk mencapai operasi yang memuaskan.

Untuk meredam getaran, di antara unit OCU dengan kanal C sebagai penumpu diselipkan vibration
damper jenis neophrene rubber pad dengan ketebalan minimum 5 cm atau sesuai dengan rekomenda-
si pabrik.

3.6. Flexible Round Duct.

RKS-78
Flexible round duct digunakan untuk menyalurkan udara segar (fresh air) ke dalam ruang melalui unit-unit FCU.

Jenis round duct adalah lightweight allumunium laminated duct, fully flexible, non toxic and gas emmision on fire,
high tensile steel wire helix.

Temperatur range - 30 o C - + 120 o C, air velocity max 22 m/sec, working pressure max. 200 mm W.G., wire
spacing 37 mm.

Merek flexible round duct adalah DEC atau setara.

3.7. Persyaratan Peralatan A/C VRV.

3.7.1. Umum.

Kontraktor harus memasang unit-unit OCU dan unit-unit FCU jenis VRV II, controller, pemipaan
refrigerant dan accessoriesnya lengkap dengan isolasi pipa, pemipaan drain lengkap dengan isolasi
pipa, rak pipa refrigerant dan drain, rak kabel dan lain sebagainya sesuai dengan gambar rencana,
skedul dan spesifikasi teknsi sesuai persyaratan pabriknya agar diperoleh hasil operasi dan
perfoemance yang memuaskan.

3.7.2 A/C VRV harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. A/C VRV harus mempunyai kapasitas pendingin dan volume udara seperti yang ditunjukkan
dalam skedul / gambar rencana.

b. Pengaturan kapasitas pendinginan secara elektronik berdasarkan prinsip "VRV-Variable


Refrigerant Volume", dengan "multi-variable PI control system" yang menggunakan sensor
tekanan refrigerant untuk memberikan tambahan kontrol ke inverter dan unloader control
compressor, sehingga diperoleh kemampuan pengontrolan step unit-unit kompressor yang
harus beroperasi secara efisien.

c. Pengaturan tersebut harus mampu menghasilkan daerah pengoperasian berbagai jenis FCU
dengan overall ratio terhadap OCU sebesar 50 % - 130 % kapasitas.

d. Dilengkapi dengan "oil control system" dan "refrigerant flow stabilization mechanism" untuk
menjamin sirkulasi refrigerant yang steady, sehingga jalur utama pemipaan refrigerant dapat
mencapai 100 meter dengan perbedaan level antara OCU dan FCU paling tidak 50 m.

e. Sistem kontrol antara OCU dengan FCU dilakukan secara "super wiring system dengan twin
cable multiplex transmission system".

f. Setiap unit FCU pada suatu sistem harus dapat dikontrol secara independent, baik secara lokal
ataupun secara terpusat, sehingga dapat diperoleh operasi yang efisien.

g. Pengontrolan unit-unit FCU dilakukan secara elektronik terhadap start-stop, temperature setting,
air flow rate dan inspection, baik secara individual maupun secara group.

Di samping itu, controller dilengkapi dengan timer yang mampu mengatur saat operasi unit-unit
secara individu atau group dengan basis waktu mingguan.

h. Controller dilengkapi dengan LCD display yang akan menampilkan seluruh kemampuan
pengontrolan dan inspeksi.

i. Pengawatan antara controller dengan unit-unit FCU dilakukan dengan polar twin wire (NYMHY)
dengan kemampuan jarak sampai 500 meter.

Merek kabel adalah SUPREME atau setara (4 besar).

j. Seluruh FCU harus dilengkapi dengan rangka isolasi (installation casing), bak air kondensasi
(drain pan), drain pump kit, saringan pembersih udara (cleanable filter), pipa drain yang diisolasi,
motor effisiensi tinggi, fan (kipas) jenis direct fan dan motor.
RKS-79
k. Putaran fan motor pada kecepan tinggi (high speed) tidak boleh melebihi Noise Criteria (NC) 40.

Seluruh bagian yang bergerak harus diseimbangkan terlebih dahulu (balanced) oleh pabrik.

l. Seluruh motor fan indoor, motor fan condenser dan compressor harus dilengkapi dengan penga-
man arus lebih.

m. Merk A/C VRV II yang digunakan adalah DAIKIN atau setara.

PASAL 4. SPESIFIKASI PEKERJAAN LISTRIK.

4.1 Umum.

Kontraktor pekerjaan A/C diwajibkan mengerjakan seluruh pekerjaan listrik yang berkaitan dengan kebutuhan
pengoperasian peralatan A/C sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diuraikan di bawah ini.

Seluruh spesifikasi teknik pekerjaan listrik harus memenuhi syarat-syarat teknis instalasi listrik sebagimana
diuraikan pada bab terdahulu.

Apabila diperlukan spesifikasi teknis yang lebih khusus untuk memenuhi persyaratan pabrik, Kontraktor diwajibkan
untuk mengajukan penjelasan kepada Direksi / Pengawas untuk disetujui.

4.2. Lingkup Pekerjaan.

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar - gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap
seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh Direksi / Pengawas, serta serah-terima dan
pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi
perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum
untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik
atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel OCU dan FCU (PP-OCU dan PP-FCU).

b. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah lengkap dengan terminasi (sepatu kabel)
yang diperlukan, menghubungkan PP-OCU dan PP-FCU ke unit-unit OCU dan FCU.

c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi kontrol A/C VRV, dari OCU ke FCU, antar FCU, antara LGC /
MFCC ke FCU.

d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan peralatan A/C VRV dan panel menuju ke titik
pentanahan atau grounding riser sistem listrik terdekat.

4.3. Gambar-gambar.

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan
besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

RKS-80
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan
/ kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk
itu.

PASAL 5. PENGUJIAN.

5.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur
pengujian untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pengujian dilakukan.

5.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu selama 12 (dua
belas) jam.

5.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau mendekati persyaratan
teknis yang direncanakan.

5.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah digunakan.

Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Kontraktor.

5.5. Pengukuran dan pengujian TAB harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai 29 oC – 35 oC.

5.6. Kontraktor diwajibkan menyerahkan seluruh rekaman (computer print out) data operasional sistem A/C
VRV.

5.7. TAB (Testing, Adjusting and Balancing)

Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara mendasar harus mengikuti standar atau petunjuk
yang berlaku secara umum seperti standar NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-
peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang bersangkutan antara lain :

a. Pengukuran laju aliran udara.

- Pitot tube dengan inclined manometer


- Anemometer dan sejenisnya
- Hood untuk mengukur udara di diffuser

b. Pengukuran temperatur udara.

- Sling psychrometric
- Thermometer

c. Pengukuran putaran (rpm)

- Tachometer atau sejenisnya

d. Pengukuran listrik

- Voltmeter
- Ampermeter / clamp amperemeter

e. Pengukuran tekanan

RKS-81
- Barometer / pressure gauge

5.8. Pelaksanaan TAB

Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-bagiannya, sehingga didapatkan
besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.

Dalam pelaksanaan TAB, di samping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-besaran yang ditentukan
dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum
dalam gambar rencana, tetapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan
peralatan dan juga sebagai data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.

Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya yang tidak
tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah
disetujui oleh Direksi / Pengawas.

Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga ahli yang betul-betul sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB
ini.

Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Direksi / Pengawas, di mana hasil-hasil
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh Direksi / Pengawas tersebut dan dalam
laporannya ikut menanda-tangani.

Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja, mengenai prosedure
pelaksanaan pekerjaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan
dengan pihak Direksi / Pengawas.

Sebelum melaksanakan TAB, Kontarktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk formulir yang berisi item-item
yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem yang akan dilakukan pengetesan.

5.9. Balancing Sistem Distribusi Udara

Prosedur Testing dan Adjusting.

 Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan design.

 Test dan catat motor full load ampere.

 Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapat cfm dari fan sesuai dengan design.

 Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan (blower).

 Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.

 Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk masing-masing fan coil unit atau indoor unit.

 Test dan catat temperature DB dan WB dari udara masuk dan keluar dari coil.

 Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang utama.

 Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone (ruangan)

 Test dan sesuaikan masing-masing diffuser / grille dan lakukan recheck terhadap performance dari jenis
diffuser / register / grille tersebut.

 Identifikasi ukuran, tipe, masing-masing diffuser / register / grille dan lakukan recheck terhadap
performance dari jenis diffuser / register / grille tersebut.

RKS-82
BAB XI . PERSYARATAN TEKNIS
INSTALASI SISTEM TELEPON

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pemgujian, dan pemeliharaan peralatan-peralatan di bawah
ini :
 Box terminal telepon (TTB)
 Kotak-kontak telepon / outlet telepon
 Kabel dan pipa instalasi telepon
 Pesawat telepon
 PABX dengan kapasitas 350 saluran
 Pengurusan dan pengajuan izin PABX
 Pekerjan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjan tersebut di atas.

1.2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA

Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di
lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
1.3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN

Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan
(as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai
beserta blue printnya sebanyak 3 set.

1.4. STANDAR DAN PERTAURAN

Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT dan PT. TELKOM. Selain itu
harus ditaati pula peraturan hukum stempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut di atas.

1.5. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

a) Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan yang
dimaksud.
b) Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas 2(dua)
minggu sebelum pemasangan.
c) Kontraktor harus menematkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum
Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
d) PABX
1. Kapasitas PABX minimal 500 sambungan. Merk PABX harus Alcatel, National , Ericcson,
Siemen.

e) Pesawat telepon
1. Pesawat telepon yang dipakai harus dari jenis digital, tipe meja dan dari jenis pushbutton dialing
yang disetujui PT. TELKOM.

f) Kotak-kontak telepon
1. Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan baja yang dilapisi anti karat. Kotak-kontak
telepon yang diperbolehkan adalah dari merk : Clipsal, National, Berker dan MK.

g) Kabel

RKS-83
1. Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter konduktor 0.6 mm,
kapasitas 2 pair. Untuk jenis pasangan luar (under ground) berinsulasi galvanized Steel type
Armoured and Polyethylene Sheated, konduktor 0.6 mm, kapasitas 60 pair.

h) Pipa pelindung instalasi kabel


1. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa,
elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
2. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.
3. PVC conduit harus dari merk : EGA, Clipsal.

i) Tambahan
1. Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini meskipun
tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance yang
dikehendaki.

1.6 PENGUJIAN

Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya kabel dan
material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan ini. Kontraktor harus
menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian.

RKS-84
BAB XII . PERSYARATAN TEKNIS
INSTALASI FIRE ALARM

1..1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, alat-alat, pemasangan, pengujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan sistem untuk pekerjaan pengindera kebakaran. Pekerjaan ini mencakup :

1. Peralatan pengindera kebakaran


 Manual push / pull station
 Alarm bell
 Heat detector
 Announciator
 Master Control for Fire Alarm / MCFA
2. Instalasi sistem pengindera kebakaran
 Kabel instalasi
 Pipa pelindung kabel

1.2 GAMBAR-GAMBAR RENCANA

Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di
lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasI, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

1.3 GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN

Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan
(as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai
beserta blue printnya sebanyak 3 set.

1.4 STANDAR DAN PERATURAN

Seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran harus mengikuti standar PUIL terbitan terakhir, Dinas
Pemadam Kebakaran, Depnaker dan peraturan serta hukum setempat mengenai pekerjaan ini.

1.5 BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA


1. Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan yang
dimaksud.
2. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas 2(dua)
minggu sebelum pemasangan.
3. Kontraktor harus menematkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum
Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.

4. Heat detector
Terdiri dari dua tipe, yaitu :
 Heat detector untuk suhu tertentu (fixed temperature)
 Heat detector dengan kenaikan suhu bertahap (Rate of Temperature Rise).
Fixed temperature detector di set pada suhu 58 oC. Sedangkan rate of temperature rate detector harus
dapat bekerja pada kenaikan suhu bertahap maksimum 10oC per menit. Merk harus Nohmi, Nittan

5. Alarm Bel

RKS-85
Bel penunjuk zone harus dari jenis vibrating bell, menghasilkan bunyi berdering tidak kurang dari 90
dB dari jarak 1 meter. Mekanisme kerja bel harus sepenuhynya tertutup dan harus kedap debu dan
air. Merk harus Nohmi, Nittan

6. Announciator
Kapasitas anounciator adalah 50 zone. Merk harus Nohmi, Nittan

7. Kabel
Kabel daya dan kabel kontrol harus dari Merk Supreme, Kabelindo, Kabel Metal , Tranka kabel.
Untuk instalasi di dalam gedung menggunakan jenis NYA dan untuk instalasi di luar gedung
menggunakan kabel tanah. Kabel instalasi minimal berukuran 1.5 mm 2.

8. Pipa pelindung instalasi kabel


a. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa,
elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.
c. PVC conduit harus dari merk : EGA, Clipsal.

9. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini meskipun tidak
disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance yang dikehendaki.

1.6 PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya kabel
dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan. Kontraktor
harus menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian. Pengujian untuk
sistem pengindera kebakaran terdiri dari :

1. Pengujian instalasi
 Uji kontinyuitas
 Uji tahanan insulasi

1. Pengujian simulasi kerja peralatan dan sistem


a. Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
c. Kontraktor harus membuat catatan mengenai hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

RKS-86
BAB XIII . PERSYARATAN TEKNIS
INSTALASI NURSE CALL

1..1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian, dan pemeliharaan peralatan-peralatan di bawah
ini :

 Master station
 Central Controller
 Pillow speaker
 Call code
 Emergency switch untuk toilet tipe tarik
 Emergency switch untuk shower room
 Terminal box
 Corridor Light
 Pekerjan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjan tersebut di atas.

1..2 GAMBAR-GAMBAR RENCANA

Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di
lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

1..3 GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN

Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan
(as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai
beserta blue printnya sebanyak 3 set.

1..4 STANDAR DAN PERATURAN

Seluruh pekerjaan instalasi NURSE CALL harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT. Selain itu harus
ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut di atas.

1..5 BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

a) Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan yang
dimaksud.
b) Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas 2(dua)
minggu sebelum pemasangan.
c) Kontraktor harus menematkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum
Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.

1..6 PENGUJIAN

Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya kabel dan
material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan. Kontraktor harus
menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian.

RKS-87
BAB XIV . PERSYARATAN TEKNIS
INSTALASI SISTEM TATA SUARA

1..1 LINGKUP PEKERJAAN

Sistem tata suara untuk gedung ini terdiri atas komponen sebagai berikut :
1. Dari sentral tata suara di gedung Poloklinik dapat disampaikan informasi baik dalam bentuk background
music, paging maupun emergency call ke seluruh ruangan tanpa terkecuali.
2. Sistem tata suara general /umum
Tata suara umum digunakan di area koridor, ruang tunggu pasien, ruang periksa pasien dan ruang-ruang
fungsional lainnya.
Peralatan tata suara yang dipergunakan sebagai berikut :
 Ceiling speaker
 Volume control
 Mixer
 Power Amplifier
 Selector Switch
 Paging Microphone
 Emergency Microphone
 Cassete Recorder
 CD player

1..2 GAMBAR-GAMBAR RENCANA

Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di
lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

1..3 GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN

Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan
(as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai
beserta blue printnya sebanyak 3 set.

1..4 STANDAR DAN PERATURAN

Seluruh pekerjaan sistem tata suara harus mengikuti standar PUIL terbitan terakhir.

1..5 BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

1. Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan yang
dimaksud.
2. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas 2(dua)
minggu sebelum pemasangan.
3. Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum
Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
4. Peralatan tata suara harus dari merk TOA atau National
5. Microphone, untuk sistem lokal :
 Unidirectional Mic, tipe pegangan (Hand held type)
 Mempunyai ON-OFF swtch
 Frequency range: 100 – 15.000 Hz
6. Mixer Amplifier
 Harus mempunyai kapasitas 4 microphone, 1 Auxiliary dan 1 mixer

RKS-88
 Frequency response : 30 – 20.000 Hz
 Input Voltage: 220 V
 S/N: 60 dB
 Distorsi: < 1%
 Rated Power Output : Seperti ditunjukkan dalam gambar
7. Ceiling Speaker
 Rated Power output: 3 watt
 Frequency: 100 – 10.000 Hz
 Sound Pressure Level: 92 dB
 Input Impedance: 3.3 Kohm
8. Coulumn speaker
 Rated Power output : 20 watt
 Frequency: 250 – 10.000 Hz
 Sound Pressure Level: 95 dB
 Input Impedance : 1 KOhm
9. Override Relay
Merupakan alat untuk memindah jalur suara lokal ke jalur sistem tata suara sentral apabila sistem
digunakan untuk panggilan (paging) dan panggilan darurat (emergency call). Alat ini dapat dioperasikan
secara manual dan otomatis. Relay yang digunakan merupakan relay dengan tegangan kerja 24 V dc.
Relay-relay ditempat dalam kotak bersamaan dengan outlet speaker.
10. Kabel
Kabel daya dan kabel kontrol harus dari Merk Supreme, Kabelindo, Kabel Metal , Tranka kabel. Untuk
instalasi di dalam gedung menggunakan jenis NYAF dan untuk instalasi di luar gedung menggunakan
kabel tanah. Kabel instalasi minimal berukuran 1.5 mm2.

11. Pipa pelindung instalasi kabel


a. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow,
junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah
20 mm dan 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan speaker.
c. PVC conduit harus dari merk : EGA, Clipsal.
12. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini meskipun tidak
disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance yang dikehendaki.

1..6 PENGUJIAN

1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya kabel dan
material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan. Kontraktor harus
menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian.
2. Pengujian untuk sistem tata suara terdiri dari :
a. Pengujian instalasi
 Uji kontinyuitas
 Uji tahanan insulasi
b. Pengujian simulasi kerja peralatan dan sistem
3. Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan
prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
5. Kontraktor harus membuat catatan mengenai hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan
pengujian ditanggung oleh kontraktor.

RKS-89
BAB XV . PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN PAS RANGKA DAN ACP

1.1 UMUM

a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b) Pekerjaan pemasangan Kanopi dipasang diseluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

1.2 BAHAN ATAU MATERIAL

a) Penyediaan ACP ini dipersyaratkan mempunyai Surat dukungan dari principle atau distributor diserta
dengan surat penunjukan distributor resmi.
b) Bahan / material utama yang digunakan adalah allumunium composite panel, merupakan produk yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner / pengguna.
c) Material pendukung pekerjaan ini adalah Rangka hollow galvanized ukuran 40 x 40 x 1 mm, berbagai
baut pengikat rangka hollow ke dinding dan baut-baut pengikat allumunium composite panel terhadap
rangka hollow.
d) Warna harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada Owner (pengguna).
e) Bahan tahan terhadap perubahan warna, cuaca, tahan benturan,tidak retak dan kusam.
f) Spesifikasi Bahan Material Allumunium Composite Panel memenuhi beberapa criteria berikut ini :
 Tebal Material : 4,00 mm
 Tebal Alumunium : 0.30 mm
 Coating / Lapisan Luar : PVDF
 Ukuran produk : 1220 x 2440mm dan 1220 x 4880mm
 Tahan terhadap : cuaca udara kering atau lembab

1.3 PERSYARATAN PEMASANGAN

a) Sebelum memulai pelaksanaan, Pelaksana wajib membuat Shop Drawing


b) Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam pemasangan penutup
Alumunium
c) Sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu melakukan pengukuran dan penentuan titik mula dan
lintasan-lintasan pelaksanaan.
d) Pelaksana terlebih dahulu mempersiapkan peralatan bantu pemasangan Alumunium Composite Panel
berikut rangkanya berupa schafolding, dan sebagainya secara memadai dan aman.
e) Pemasangan rangka Hollow menggunakan dimensi yang sesuai aturan dengan pola rangka sesuai
dengan pola pada gambar.
f) Pemasangan penutup atap harus memperhatikan jarak tumpang tindih (Overlap) yang dipersyaratkan
oleh pabrik pembuat
g) Pemotongan dan pelipatan/penekukan material allumunium composite panel harus menggunakan
peralatan potong / penekuk dan prosedur pelaksanaan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.
h) Setelah rangka hollow telah terpasang secara kuat dan aman serta sesuai dengan polanya, maka
pelaksana dapat melakukan pemasangan allumunium composite panel. Pemasangannya harus mengikuti
prosedur yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat.
i) Saat proses pemasangan, lapisan pelindung allumunium composite panel dilarang dibuka/dilepas. Hal ini
berguna melindungi permukaan luar material agar terhindar dari goresan atau hal lain yang berakibat
merusak warna dan permukaan material tersebut. Setelah proses pemasangan material tersebut selesai,
lapisan pelindung tersebut boleh dibuka dan selanjutnya dilakukan proses pemeliharaan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

1.4 PEMASANGAN ACP

Beberapa tahapan persyaratan yang harus dilakukan dalam pemasangan Alumunium Composit
Panel adalah sebagai berikut :
a) Pekerjaan harus dilakukan oleh Sub kontraktor yang bergerak dibidang pemasangan Alumunium
Composite Panel, diperbolehkan berbadan hukum ataun perseorangan, yang pada intinya harus

RKS-90
melampirkan pengalaman pekerjaan dan foto2 dokumentasi tentang pengalaman pekerjaan yang
bersangkutan.
b) Dinding pasangan batu bata yang telah diplester rata dipasang rangka besi plat dengan tebal 10 mm
untuk dudukan dan gantungan rangka lain yang ditempel alumunium composit panel. Besi plat
dudukan rangka ini di dinabolt ke dinding untuk menempelkannya.
c) Selanjutnya rangka hollow galvanish ukuran 40x40x1mm dirangkai dengan modul sesuai dengan
gambar membentuk kotak.
d) Selanjutnya Alumunium Composite Panel digelar di rangka tersebut dengan di-fisher di bagian
sisinya dan pada bagian bawah rangka, alumuium composit ditekuk kedalam dan dipisher dibagian
dalam ke rangka hollow.
e) Kemudian rangka hollow yang sudah terpasang alumunium composit tadi di pasang pada besi plat
dan dipisher sebagai penguatnya.
f) Bagian sambungan antar panel digunakan sealent sebagai penutup, dengan membentuk nat yang
berdimensi 1 cm. Serta bersihkan permukaan panel dari sealent dengan menggunakan lap bersih
agar sealent tidak menempel di panel.
g) Pada bagian panel yang menonjol digunakan hollow yang agak panjang.
h) Sedangkan untuk kolom yang terpasang panel system kerjanya sama seperti pada dinding tetapi
mengeliling sesuai dengan bentuk kolom yang ditutupi.

BAB XVI . PERSYARATAN TEKNIS


PEKERJAAN DATA DAN LAN

PEKERJAAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)

1.1 UMUM

Pekerjaan instalasi kabel data secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan,
pemasangan, peralatan bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi
yang lengkap dan baik sesuai spesikasi, gambar dan bill of quantity

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Secara garis besar lingkup pekerjaan instalasi kabel antara lain;


a) Instalasi kabel UTP cat. 6
b) Server dan Hub.
c) Power Suplly
d) Socket, conector dan terminal kabel
e) UPS (option)
f) Dan peralatan penunjang

1.3 PERATURAN DAN ACUAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan sebagai berikut;
b) Peraturan ANSI (American National Standards Institute ), dan ASCII
c) Peraturan Umum Instalasi Telephone Indonesia
d) Peraturan lain yang dikeluarkan oleh asosiasi atau instansi yang berwenang

1.4 GAMBAR

a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan mengikat

RKS-91
b) Gambar-gambar ini menunjukan secara umum tata letak dan peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan, juga
mempertimbangkan kemudahan service /maintenance
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi
d) Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan gambar, detail dan contoh
material kepada direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar tersebut kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada direksi pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid
serta dilengkapi daftar isi data notasi.

1.5 KOORDINASI

a) Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalai yang satu tidak menghalangi kemajuan yang
lain

1.6 PERIJINAN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukan menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.7 PENGUJIAN

a) Semua instalasi kabel harus diuji sehingga bisa berfungsi sempurna


b) Hasil pengujian harus dilaporkan secara tertulis yang diketahui para saksi pengawas.
c) Semua biaya, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan pengujian tersebut
merupakan tanggung jawab kontraktor.

BAB XVII . PERSYARATAN TEKNIS


PEKERJAAN PIPA HYDRANT

1.1 UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadan Kebakaran yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Teknis ini.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi pemadam kebakaran (fire
hydrant dan fire extinguisher) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing terhadap
seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/ syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.

RKS-92
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem pemadam kebakatan (fire hydrant dan fire extinguisher) sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini adalah sebagai berikut :

a) Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta fitting-fitting-nya dan
alat-alat bantunya.
b) Pengadaan dan pemasangan hydrant box, fire extinguisher, siamese connection, gate
valve, check valve, savety valve, foot valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire
departement connection/landing valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran
setempat) dan peralatan lainnya.
c) Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan instalasi.
2.4. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan hidrostatis, baik
secara bagian (partial) maupun secara keseluruhan (overall).
d) Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan pengamatannya,
sampai sistem berfungsi dengan baik.
e) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

1.3. PERSYARATAN UMUM

 Semua pekerjaan instalasi pemadam kebakaran seperti yang tersebut pada lingkup
pekerjaan di atas harus dilaksanakan dengan persetujuan Direksi/Pengawas dan
memenuhi semua persyaratan yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang, seperti
Departemen Tenaga Kerja, Departemen PU, dll.
 Pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sesuai dengan spesifikasi ini dan
semua peraturan yang berlaku di Indonesia umumnya dan wilayah DKI Jaya khususnya.
 Biaya pengadaan peralatan, perlengkapan/material untuk instalasi pemadam kebakaran ini
harus sudah termasuk bea masuk, perizinan, biaya pemeriksaan oleh pejabat yang
berwenang, biaya penyimpanan (gudang) dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
pengadaan perlengkapan pemadam kebakaran juga biaya penyediaan peralatan bantu,
testing, comi-sioning dan biaya pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan setelah
penyelesaian pekerjaan. 3.4. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor
diwajibkan untuk menyerahkan shop drawing mengenai jalur pemasangan pipa setepatnya
termasuk detail dan metoda penyanggaan (supporting), angkur (anchor), sleeve dan lain
sebagainya.

1.3. MATERIAL

a) Pipa.
Semua pipa, dari diameter 1” - 6”, di dalam gedung maupun di luar gedung dan branch
pipe (pipa cabang) dari bahan Pipa hitam Sch.40 yang memenuhi standar BS 1387/1967.
Pipa ex BAKRIE atau setara. 4.2. Accessories.

b) Fitting.
Untuk Pipa hitam standar BS 1387/1967 Medium Class, fitting harus terbuat dari material
yang sama (pipa hitam).

c) Valves.
Seluruh valve dan flexible joint yang dipakai di pemipaan fire hydrant harus dari jenis fire
fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 150 psi dan tekanan test 300 psi (kelas
150) serta dilengkapi dengan ball drip valve, automatic release valve, discharge pressure
gauge dan water level gauge device.

RKS-93
d) Pressure Gauge.
Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter minimum 3" dengan
skala 0 sampai 2 x tekanan kerja maksimum (20 bar).

e) Hydrant Box dan Fitting untuk Fire Departement.

f) Indoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, landing valve untuk Fire De-partment
(Dinas Pemadam Kebakaran) 2 1/2" dengan bentuk kopling yang sesuai, fire hose
diameter 1-1/2" sepanjang 30 meter dan nozzlenya.

g) Outdoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, fire hose diameter 2-1/2" sepanjang 30
meter dan nozzlenya.Box ini harus dilengkapi dengan kunci yang anak kuncinya diletakkan
pada sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.

h) Hydrant box dari merek APPRON atau setara.

i) Penawaran harus disertakan dengan brosur lengkap dan pemilihan ditandai dengan warna
dengan jelas (di-stabillo).

j) Warna box merah gelap (signal red color), dicat bakar.

k) Fire Extinguisher.

l) Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah dari jenis multy purpose dry
powder (kelas ABC) dengan waktu penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan
pressure gauge.

Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate Berat isi : 6 kg


Lama pancaran : 15 detik (min) Jarak pancaran : 5 - 7 meter Bahan pendorong : N2

m) Untuk ruang mesin digunakan multy purpose dry powder kelas ABC dengan waktu
penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan pressure gauge.
Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge. Bahan powder :
amonium phosphate dan amonium sulphate
Berat isi : 36 kg
Lama pancaran : 18 detik Jarak pancaran : 8 - 10 meter Bahan pendorong : N2
Perlengkapan : trolley

n) Fire Extinguisher dari merk CHUBB atau setara. 4.5. Siamese Connection.

o) Siamese connection yang digunakan adalah dari jenis 2 way 2-1/2". Kopling disesuaikan
dengan jenis kopling dinas kebakaran setempat, lengkap dengan tutup dan rantainya.

p) Selain ball valve pada outletnya, hydrant pillar juga harus dilengkapi dengan main valve
dan fasilitas drainnya.

q) Penawaran Siamese connection harus disertai brosur lengkap dan ditandai warna untuk
pemilihannya (ex APPRON atau setara).

r) Siamese connection dan outdoor hydrant box harus dipasang di atas pondasi beton dan
diberi angkur.

1.4 PEMASANGAN PIPA

a) Pipa Tegak (Riser).


Pipa dipasang dengan support dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai dengan diameter
pipa. Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak yang cukup
terhadap lantai untuk memudahkan pemasangan.

RKS-94
b) Pipa Mendatar (Cross Main / Branch).
Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara
penggantungan yang satu dengan yang lainnya maksimum 2 meter. Jarak antara pipa
dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan. 5.3.
Pemasangan Pipa. Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat
menggunakan sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream
agar gram yang ada di pipa hilang. Semua pipa sebelum disambungkan, bagian dalamnya
harus dibersihkan terlebih dahulu. Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus
menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 2 1/2" ke atas harus
memakai sambungan flens dan di antara flens tersebut harus dipasang packing pencegah
kebocoran.

1.5 PENGUJIAN

a) Pengujian terhadap Kebocoran dan Tekanan.


Semua pipa dan perlengkapanya sesudah dipasang harus diuji dengan hidrolis sebesar
15 kg/cm2selama 18 jam. Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi
perubahan/penurunan tekanan.
b) Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
c) Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.
Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem atau aparat yang dipakai
dalam menghadapi bahaya kebakaran.

1.6 SISTEM KERJA

a) Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan dengan biaya


sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
b) Direksi/Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
c) Semua biaya pengujian ataupun pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
d) Termasuk dalam biaya pengujian adalah pengadaan tenaga listrik, bahan bakar dan air.

1.7 PENGECATAN

a) Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka panggantung rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating). Cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan
masing-masing.
b) Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam
spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
c) Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi
merk I.C.I. dengan warna sebagai berikut:
No. BAHAN-BAHAN WARNA NO. CAT ICI 1 Pipa Hydrant Merah Gelap R 404-43006 2 Pipa
Drain H i t a m R 404-40009 3 Bahan Gantungan & Support H i t a m R 404-40009 4 Panah
Pengarah Aliran P u t i h R 404-101
d) Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi peralatannya
dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak
dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi/Pengawas.

1.8 PENYANGGA

a) Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantungharus dipasang pada
konstruksi dengan insert dan sesuai dengan gambar dokumen.
Ukuran pipa nominal (in) <1 1 1/2 2 2 1/2 3 4 5 6 8 10 12 Maximum jarak gantung (ft) 7 9 10 11
12 14 16 17 19 22 23

b) Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang lain.
c) Semua pipa tegak lurus harus ditumpu dengan besi U dengan diameter 1/2" yang diulir
dipasang / diikat dengan mur pada besi kanal C. Sebagai landasan pipa digunakan kayu,

RKS-95
sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara kleman
maksimal 3 meter.

1.9 PEREDAM GETARAN (VIBRATION DAMPER)

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper) sesuai dengan
persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang dapat menghasilkan getaran yang seminimum
mungkin. Untuk meredam getaran menjalar melalui pipa dipasang flexible connection jenis double
sphere.

Harga pekerjaan ini harus dimasukkan ke dalam harga penawaran pompa yang bersangkutan.

1.10 PIPA DRAINAGE

Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan di semua ruang mekanikal yang
kemudian dihubungkan ke saluran pembuangan. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak
berkarat, sambungan dari pompa ke pipa drain digunakan pipa flexible, sambungan harus mudah
dilepas dan pasang kembali.Sistim ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut
petunjuk Direksi/Pengawas.

1.11 PERALATAN LAIN

a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pungumpul kotoran pada tempat-tempat rendah dan
tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak akan
dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting untuk keperluan pengukuran pada saat pengujian.

BAB XVI . PERSYARATAN TEKNIS


PEKERJAAN GAS MEDIS

RKS-96

Anda mungkin juga menyukai