Anda di halaman 1dari 85

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh Konsultan Perencana dan panitia pengadaan
berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantuKPan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantuKPan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantuKPan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantuKPan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantuKPan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. TEKNIS UMUM PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


PASAL 1 : Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini berlaku dan mengikat
PERATURAN ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan
TEKNIK UMUM tambahannya :
1) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
pemerintah Indonesia
2) Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwaden) A.V. 41
3) Standar Industri Indonesia (SII)
4) Peraturan Beton Indonesia PBI – NI 2/1971
5) Peraturan SK SNI 1991
6) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1971
7) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
8) Peraturan Perancangan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
9) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982
10) Peraturan Cat Indonesia (N-4)
11) Peraturan Semen Portland (NI-8)
12) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air
Minum
13) Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 /KPK TS
/1985
14) Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga
Kerja Tentang Penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
15) Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983 untuk Gedung
16) Pedoman Plumbing Indonesia (PPI)

XII- 1
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

17) American Concrete Institute (ACI)


18) American Society for Testing Materials (ASTM)
19) American Association of States Highway and Transportation
Officials (AASHTO)
20) British Standard Institution (BS)
21) Standar Nasional Indonesia ( SNI )
22) Peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

PASAL 2 : 2.1 Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor wajib mempelajari


URAIAN PENJELASAN terlebih dahulu dengan seksama gambar kerja, rencana kerja
UMUM TENTANG TATA dan syarat-syarat berita acara penjelasan pekerjaaan.
TERTIB PELAKSANAAN Kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Konsultan Pengawas
untuk setiap ada perbedaan ukuran dari gambar-gambar termasuk
antara gambar dan RKS untuk mendapat persetujuan; bila tidak,
maka akibat dari kelalaian tersebut, dalam hal ini menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.
2.2 Penyerahan lapangan/area/tempat pekerjaan akan di-serahkan
kepada kontraktor segera sesudah dikelurakan surat keputusan
penunjukan (SPK), dalam keadaan seperti waktu pemberian
penjelasan pekerjaan. kontraktor diangggap sudah memahami
benar-benar mengenai;
a. letak bangunan yang akan dibangun
b. batas-batas persil/kavling/maupun keadaanya pada waktu
itu
c. keadaan kontur tanah
d. segala sesuatu yang ada di lokasi pekerjaan.
2.3 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga
selesai dengan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat)
memasang-serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan
bangunan, alat kerja dan pengangkutan membayar upah kerja dan
lain lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
2.4 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangya 1
(satu) salinan dokumen kontrak (Gambar, RKS, Kontrak, Berita
acara) ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat
oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
2.5 Atas perintah Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas (KP) pada
kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan
dan perincian bagian-bagian khusus dengan semua biaya atas
beban kontraktor. Gambar-gambar tersebut telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan /Konsultan Pengawas menjadi kelengkapan
gambar-gambar pelaksanaan.
2.6 Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaan maupun yang
akan dilaksanakan pelaksana berhubungan dengan Ddireksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberi tugas
untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk
mendapatkan pengesahan /persetujuan.
2.7 Setiap usul perubahan dari kontaraktor ataupun persetujuan
dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
pemberi tugas dianggap berlaku sah serta mengikat jika
dilakukan secara tertulis.
2.8 Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proyek
proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai, mutu
ukuran dan lain-lain di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan
tersebut di atas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan
dari Direksi Pekerjaan/ Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas sebelum akan dimulai pelaksanannya
2.9 Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan
penyelesaian/perapihan, dilakukan oleh tenaga-tenaga dari
pihak pelaksana yang benar-benar ahli.
2.10 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan
pembangunan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
2.11 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan atau di gudang
harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung
jawabkan.

XII- 2
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 3 : Paling lambat dalam 1 (satu) minggu setelah diterimanya surat


JADWAL penunjukan, kontraktor diharuskan mengajukan ;
3.1 Jadwal waktu (time Schedule) pelaksaannya secara terperinci
yang digambarkan secara diagram balok. (barchart).
3.2 Jadwal pengadaan tenaga kerja
3.3 Jadwal pengadaan bahan dan peralatan pekerjaan
3.4 Diagram arus tunai (cash flow)
Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1-3.4) harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
sebagai dasar patokan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan
wajib mengikutinya.

PASAL 4 : 4.1 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi Pekerjaan/KP, bagian


PENENTUAN PEIL pekerjaan yang akan dimulai untuk dicetak terlebih dahulu
DAN UKURAN Peil-peil dan ukuran-ukurannya.
4.2 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran
satu sama lain dalam tiap pekerjan dan segera melaporkan
secara tertulis pada Direksi Pekerjaan/KP, setiap terdapat
selisih/perbedaan-perbedaan Peil, ukuran untuk diberikan
keputusan pembetulan. Tidak dibenarkan pelaksana kontraktor
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut itu tanpa persetujuan
direksi pekerjaan/KP.
4.3 Kontarktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja.
4.4 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-
bagian selanjutnya maka ketepatan peil dan ukuran tersebut
mutlak diperhatikan sungguh-sunggguh. Kelalaian kontraktor
dalam hal ini tidak akan tertolelir dan direksi pekerjaan/KP
yang telah ditunjuk oleh pemberi tugas berhak untuk
membongkar pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor.
4.5 Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dan
theodolite yang sudah dikalibrasikan untuk mendapatkan ukuran
yang dipertanggung-jawabkan.
4.6 Peil dasar
- Penjelasan ketinggian tiap lantai bangunan lihat pada
gambar
- As jalan pada halaman adalah mengikuti gambar perncanaan.

PASAL 5 : 5.1 Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua


PEMAKAIAN UKURAN ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat, gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
5.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan kepada
direksi pekerjaan/KP tentang setiap perbedaan-perbedaan yang
ditemukannya di dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam
pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan
dan melakasanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari
direksi pekerjaan/KP.
5.3 Pengambilan/ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di
dalam hal apapun menjadi tanggung jawab kontraktor oleh
karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

PASAL 6 : 6.1 Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerja kontraktor


PENYERAHAN SKEMA wajib pula menyerahkan suatu bentuk skema organisasi yang
ORGANISASI PROYEK akan digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa
dan mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
6.2 Sebagai lampiran dari skema organisiasi tersebut kontraktor
harus menyerahkan suatu daftar usulan nama-nama petugas yang
akan ditugaskan diproyek ini lengkap dengan jabatan dan
daftar riwayat hidup (pengalaman hidup).

XII- 3
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 7 : 7.1 Kontraktor wajib menempatkan seorang petugas yang akan


PENYERAHAN bertindak sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur dan
WEWENANG KEPADA memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan (untuk
KUASA KONTRAKTOR selanjutnya) disebut sebagai pelaksana.
7.2 Pemberi kuasa ini sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian atau
keseluruahan.

PASAL 8 : 8.1 Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk
TENAGA AHLI oleh pabrik pembuat bahan peralatan yang dipasang untuk
mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan, peralatan
hingga bahan/peralatan tersebut bisa berfungsi sempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal dua orang tenaga ahli
yang harus selalu berada di proyek.

PASAL 9 : 9.1 Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas yang
PEMBERHENTIAN ditunjuk oleh kontraktor; oleh direksi pekerjaan /KP
PELAKSANA/PETUGAS dianggap kurang atau tidak mampu menunjukkan kecakapannya
maka dereksi Pekerjanaan/KP berhak memerintahkan kontraktor
untuk mengganti pelaksana/ Petugas tersebut.
9.2 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat
perintah direksi Pekerjaan tersebut keluar, kontraktor harus
bisa menunjukkan seorang pelaksana/ petugas yang baru yang
memenuhi persyaratan yang diminta.
PASAL 10 : 10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara penerangan pekerjaan
PEMBANGKIT TENAGA harus diadakan oleh kontraktor termasuk pelaksanaan
DAN SUMBER AIR sementara kabel, kabel meteran, upah dan tagihan serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah
beban pelaksana.
10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila
memungkinkan didapatkan air dari sumber air yang sudah ada
di dalam lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harus
memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk
mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan
selesai. Biaya untuk beban pekerjaan pengadaan air sementara
adalah beban kontaraktor.
10.3 Kontraktor tidak diperbolehkan penyambung dan mengisap air
dari saluran induk dan sebagainya tanpa mendapatkan ijin
tertulis dari direksi pekerjaan/KP.
PASAL 11 : Pelaksanaan tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di
IKLAN lapangan kerja atau tanah yang berdekatan tanpa ijin dari
direksi/KP.
PASAL 12 : 12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung
JALAN MASUK DAN jawab pihak kontraktor dan disesuaikan dengen kebutuhan
JALAN KELUAR proyek tersebut.
12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada
waktu penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan dan menjadi beban kontraktor.
12.3 Perijinan tentang jalan keluar masuk proyek menjadi tanggung
jawab kontraktor termasuk biaya yang ditimbulkannya.
PASAL 13 : Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan
PAPAN NAMA PROYEK ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
PASAL 14 : 14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan
PENYEDIAAN TEMPAT/ digunak untuk kantor petugas-petugas direksi pekerjaan /KP
RUANG KERJA/KANTOR hingga cukup memenuhi syarat ruang kerja untuk mengadakan
DIREKSI KONSULTAN rapat-rapat lapangan (site Meeting). Gambar dan ukuran akan
PENGAWAS ditentukan menyusul.
14.2 Kantor direksi lapangan
a. Kontraktor direksi cukup representatif untuk bekerja dan
aman digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen proyek
selama pelaksanaan proyek.
Luas kantor direksi adalah : 50 m² yang terdiri dari
;
- R. administrasi & r. rapat 40 m²
- Ruang KP/ WC 6 m²

XII- 4
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- POS keamanan 4 m²
- Jumlah 50 m²
Perlengkapan kantor direksi adalah :
- 1 bh meja rapat ukuran 120 x 240 cm dengan 6 buah
kursi rapat
- 2 bh meja tulis ukuran setengah biro dengan empat
buah kursi kerja.
- 1 bh file kabinet ukuran 100 x 60 cm dari plastik
- 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran 60 x
200 x 200 cm
- 1 buah wahite board ukuran 100 x 200 cm
- 2 buah AC ¾ PK Merek ex. Daikin
- 1 Unit komputer minimum type Pentium 3 berikut
printer Ink Jet
b. Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan
ruang WC dengan baik air bersih secukupnya dan dijaga
kebersihannya.
c. Posisi dan denah gambar kantor direksi akan ditentukan
menyusul.
d. Alat-alat yang harus senantiasa di proyek
- 1 bh alat ukur Theodolite
- 1 bh kamera
- 2 Ps sepatu proyek dan helm proyek
14.3 Kantor pemborong dan Los kerja
a. Pemborong harus menyediakan kantor sebagai tempat kerja
dan gudang sebagai tempat penyimpanan material di
lapangan.
b. Pemborong harus menyediakan tiga buah pemadam Api Ringan
(Extinguisher) 30 Kgs/cm² yang ditempatkan satu di
kantor pemborong , satu diletakkan di kantor direksi dan
satu di letakkan di daerah strategis di los kerja .
c. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan seperti pasir,
kerikil, harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan
dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur dengan bagian yang lainnya.
d. Pemborong tidak diperkenankan
- Menyimpan alat/bahan-bahan bangunan di luar pagar
proyek walaupun untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan
karena tidak memenuhi syarat.

PASAL 15 : 15.1 Kecelakaan–kecelakaan yang timbul selama pekerjaan


KECELAKAAN DAN berlangsung menjadi beban pelaksana.
KESEHATAN
15.2 Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K menurut
kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telah
terlatih dalam masalah mengenai pertolongan pertama.
15.3 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana
alam segala pembiayaan menjadi beban pelaksana.
15.4 Pelaksana diwajibkan menyediakan pemadam kebakaran jenis ABC
(segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan
lain sebagainya.
15.5 Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan –
karyawannya.
15.6 Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini maka pelaksana harus
mengikuti semua ketentuan-ketentuan umum lainnya yang
dikeluarkan oleh jawatan instansi pemerintah cq undang-
undang kesehatan kerja dan sebagainya termasuk semua
perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

PASAL 16 : 16.1 Pelaksana bertanggungjawab penuh atas segala sesuatu yang


PENGAMANAN ada di daerahnya yaitu mengenai kebutuhan ;
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/
kecerobohan yang disengaja atau tidak

XII- 5
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

b. Penggunaan suatu yang keliru/salah


c. Kehilangan bagian alat alat yang ada di daerahnya.
16.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di atas
pelaksana harus melaporkan kepada direksi pekerjaan/ KP
dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan
diselesaikan lebih lanjut.
16.3 Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas pelaksana
harus mengadakan pengamanan antara lain penjagaan ;
penerangan malam pamagaran sementara dan sebagainya.
16.4 Setiap pekerjaan harus memakai alat pengaman seperti helm,
penggantung serta dan lain-lain yang dianggap perlu.
16.5 Pelaksana harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam
pelakanaan agar keselamatan lingkungan dan pekerja dapat
terjamin dengan baik.
PASAL 17 : 17.1 Setiap saat direksi pekerjaan/KP harus dapat dengan mudah
PENGAWASAN mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan, kontraktor harus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
17.2 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput
dari pengawasan direksi pekerjaan/KP proyek yang ditujuk
oleh pemberi tugas menjadi tanggung jawab pelaksana
17.3 Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja normal hingga diperlukan pengawasan oleh direksi
pakerjaan/KP maka segala biaya untuk itu menjadi beban
pelaksana. Permohonan untuk pelaksana mengadakan pemeriksaan
tersebut harus dengan surat dan harus disampaikan kepada
direksi pekerjaan/KP. Biaya pengawasan tambahan disesuaikan
dengan billing rate yang berlaku dari BAPPENAS.
17.4 Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan
petugas petugas direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh
pemberi tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar dan RKS dan risalah
penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin pemilik
proyek.
PASAL 18 : 18.1 Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari
PEMERIKSAAN DAN suatu bahan dan barang maka ini dimaksudkan untuk
PEMYEDIAAN BAHAN- menunjukkan standar minimal mutu/kualitas bahan yang
BAHAN BANGUNAN digunakan.
18.2 Setiap barang yang akan digunakan harus disampaikan kepada
direksi pekerjaan/KP oleh pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan dari pemilik proyek dan atau dari konsultan
perencana. Waktu penyampaian dilaksanakan jauh sebelum
pekerjaan dimulai.
18.3 Setiap usulan yang tidak seusai dengan petunjuk RKS serta
gambar-gambar dan risalah penjelasan harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan konsultan perencana dan pemberi
tugas/pemilik proyek.
18.4 Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus diajukan dan adakan oleh pelaksana kontraktor atas
biaya pelakasan dan setelah disetujui oleh pemilik proyek,
konsultan perencana dan konsultan manajemen maka sesuai
contoh barang dan bahan tersebut akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
18.5 Contoh bahan atau barang tersebut disimpan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan
bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
18.6 Dalam pengajuan harga penawaran pelaksana harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian terhadap
barang dan bahan. Tanpa mengingat jumlah tersebut pelaksana
tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian dan bahan
dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pemilik
proyek direksi perkerjaan/KP.
PASAL 19 : 19.1 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak
RENCANA KERJA DAN terpisahkan pada RKS ini.
SYARAT-SYARAT
19.2 Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar kerja
GAMBAR KERJA
dengan RKS pelaksana diwajibkan mengajukan pernyataan

XII- 6
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

tertulis kepada Managemen Proyek / KP yang ditunjuk oleh


pemberi tugas dan pelaksana diwajibkan pula mentaati dan
pengikuti keputusan direksi pekerjaan/KP.
19.3 Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terbesar dan
terakhirlah yang berlaku dalam ukuran dengan angka yaitu
yang harus diikuti daripada ukuran skala dari gambar-gambar
tetapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari
pekerjaan yang sudah selesai.
19.4 Jika terdapat kekurangan penjelasan–penjelasan dalam gambar-
gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk
membesarkan gambar-gambar atau untuk memungkinkan pelaksana
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka
pelaksana harus membuat gambar tersebut dan dibuat tiga
rangkap gambar atas biaya pelaksana.
19.5 Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-
gambar/RKS yaitu dokumen kontrak lainnya yang berlainan dan
atau penjelasan-penjelasannya bertentangan, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain,
tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang
menyangkut kelainan harus diinformasikan kepada direksi
Pekerjaan /KP untuk mendapatkan keputusan.
19.6 RKS, daftar voume pekrjaaan (BQ), gambar serta berita acara
pelaksanaan penjelasan pekerjaan adalah bagian yang saling
melengkapi satu sama lain dan sesutu yang termuat di
dalamnya bersifat mengikat.
PASAL 20 : 20.1 Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan
PEMBUATAN GAMBAR di lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar
PELAKSANAAN/ kerja yang disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP untuk
GAMBAR KERJA mendapatkan persetujuan.
(SHOP DRAWING)
20.2 Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar
pelaksanaan tersebut disetujui direksi pekerjaan/KP.
20.3 Direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas harus
mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambar pelaksnaan
yang diusulkan oleh pelaksana.
20.4 Persetujuan terhadap gambar pelakanaan bukan berarti
menghilangkan tanggung jawab pihak pelaksana terhadap
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan akibat proses ini
tidak berarti pelaksana mendapatkan perpanjangan waktu
pelaksanaan.
20.5 Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga )
berikut dan pencetakan dan semua biaya pembuatannya di
tanggung oleh pelaksana.

PASAL 21 : 21.1 Kontraktor wajib menyediakan segala peralatan yang diperlukan


PENYEDIAAN untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan sempurna
PERALATAN KERJA termasuk membongkar / merapihkan / membawa keluar segala
peralatan tersebut setelah tidak diperlukan lagi
21.2 Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan
bentuk, ukuran, kapasitas, dan sebagainya untuk bisa
melayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini.
21.3 Peralatan peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan
harus siap digunakan. Peralatan yang tidak berfungsi harus
segera diperbaiki atau kalau tidak mungkin harus segera
diganti dengan yang masih berfungsi dengan baik.
21.4 Peralatan yang harus disediakan terdiri atas ;
- Alat pemadat sesuai kebutuhan
- Theodolit dan waterpass
- Stamper
- Scaffolding
- Molen
- Genset
- Auger masin
- Alat pancang bila perlu
- Alat pokok lainya yang diperlukan.,
Kontraktor wajib menyediakan operator yang mampu melayini
perlatan tersebut diatas
21.5 Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatan dan

XII- 7
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

operatornya menjadi tanggung jawab kontraktor, termasuk


biaya perawatan, perbaikan dan pembongkaran kembali
peralatan tersebut.

PASAL 22 : 22.1 Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan


PENYEDIAAN BAHAN sesuai dengan syarat–syarat yang ditentukan dalam AV d. PUBB
untuk beton bertulang syarat –syarat dalam PBI –1971
22.2 Direksi pekerjaan / KP berwenang meminta keterangan mengenai
asal-usul bahan dan kontraktor wajib menjelaskannya.
22.3 Bahan bahan yang akan digunakan sebelumnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan / KP
dan konsultan perancana untuk itu kontraktor wajib
menyerahkan bahan-bahan yang diusulkan disertai brosur-
brosur asli / sertifikat yang diperlukan.
22.4 Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan / KP
harus segera disingkirkan dari tempat kerja paling lambat 24
jam dari penolakan tersebut. Bagian pekerjaan yang telah
dimulai tapi masih menggunakan bahan yang telah ditolak
harus segera dihentikan dan dibongkar.
22.5 Kontraktor wajib mengiriKPan contoh bahan tersebut di atas
kepada lab. Peneletian bahan yang ditentukan apabila Direksi
Pekerjaan / KP masih sangsi dan merasa perlu meneliti
kualitas barang yang diusulkan tersebut.
22.6 Biaya penelitian bahan di lab. menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

PASAL 23 : 23.1 Untuk jenis pekerjaan yang apa bila dikerjakan akan
TATA CARA UNTUK mengakibatkan pada jenis pekerjaan yang lain yang tidak
MEMULAI SUATU dapat diperiksa/ tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut,
JENIS PEKERJAAN maka kontraktor wajib meminta pada direksi pekerjaan / KP
secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan
ditutup itu . Setelah pekerjaan yang akan ditutup dinyatakan
baik baru kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
23.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas
tidak diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan / KP dalam waktu 2 x
24 jam sejak jam diterima permohonan tersebut tidak
terhitung hari libur resmi maka kontraktor boleh melanjutkan
pekerjaan tersebut kecuali apabila Direksi Pekerjaan / KP
memintanya perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor
mrnyetujui.
23.3 Apabila ketentuan ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh
kontraktor maka Direksi Pekerjaan / KP berhak
menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah
dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya maupun untuk
keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontaktor.

PASAL 24 : Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah


TATA CATA diterima oleh Direksi / Direksi Pekerjaan / KP dapat dihitung
PENILAIAN PRESTASI prestasi dengan nilai 100 % dan bahan bahan yang sudah didatangkan
PEKERJAAN ke lokasi proyek tetapi belum terpasang, tidak dapat dinilai
prestasinya.

PASAL 25 : Apabila ada bagian bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak
KOORDINASI DENGAN ketiga (sub Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
SUB KONTRAKTOR kontrak maka untuk ini kontraktor wajib mengatur koordinasi
bekerja dengan pihak ketiga.
Tanggung jawab atas kualitas barang yang telah diserahkan kepada
pihak ketiga ini tetap berada pada pihak kontraktor.
PASAL 26 : Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan
PERLINDUNGAN yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang
TERHADAP HASIL menimbulkan keresahan.
PEKERJAAN
PASAL 27 : 27.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set seluruhnya dokumen
PENYEDIAN pelaksanaan seperti yang tersebut dalam PASAL 33 Buku RKS
DOKUMEN ini untuk masing-masing diletakan di kantor pelaksanaan dan

XII- 8
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PELAKSANAAN dikantor Direksi Pekerjaan / KP menjadi konstruksi di


DI LAPANGAN lapangan
27.2 Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelas
dan mudah dibaca dan sudah mencantuKPan perubahan-perubahan
terakhir.
27.3 Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggung
jawab kontraktor.
PASAL 28 : 28.1 Dalam masa pemeliharaan kontraktor tetap bertanggung jawab
TANGGUNG JAWAB untuk memlihara pekerjaan yang telah selesai apabila dalam
DALAM MASA masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang
PEMELIHARAAN rusak dan tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan / KP maka kontraktor wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut secepatnya.
28.2 Apabila dalam masa pemeliharaan ini kontraktor tidak
melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti yang diminta Direki
Pekerjaan / KP maka prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai
dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki dan penyerahan
kedua tidak dapat dilaksanakan.

PASAL 29 : 29.1 Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga pemeliharaan


TENAGA–TENAGA (maintenance) dari pihak pemberi tugas hingga pemakai bisa
PEMELIHARAAN DARI menggunakan selurah sistem dengan baik.
PEMBERI TUGAS
29.2 Kontraktor harus membuat buku petunjuk operasi dalam bahasa
Indonesia yang jelas sebanyak 6 set untuk pemberi tugas.
PASAL 30 : 30.1 Pelaksanaan kontraktor pada akhir pekerjaan harus membuat
GAMBAR YANG SESUAI gambar-gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atau
DENGAN KENYATAAN yang telah dilaksanakan (Asbuiltdrawing) gambar yang sesuai
dengan kenyataan tersebut harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan / KP
30.1 Gambar tesebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga )
berikut gambar asli dan semua biaya pembuatannya ditanggung
pelaksana.

PASAL 31 : 31.1 Setiap bagian yang berhubungan dari kontraktor satu dengan
KERUSAKAN BAGIAN kontraktor yang lain harus selalu dalam koordinasi yang baik
PEKERJAAN OLEH agar kerusakan masing-masing bidang pekerjaan dapat
PELAKSANA/ dihindari.
KONTRAKTOR/
31.2 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihidari
SUB KONTRAKTOR
kontraktor yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian
bangunan yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai
dan disetujui pemilik proyek atau Direksi Pekerjaan / KP
secara tertulis.
PASAL 32 : Pada akhir pekerjaaan menjelang pekerjaan penyerahan pertama :
PENYERAHAN PERTAMA
32.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin
dari pemilik proyek Direkis Pekerjaan/KP atau yang ditunjuk
oleh pemberi tugas.
32.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh
tanpa cacat.
32.3 Pelaksana diwakjibkan menyerahkan kepada pemilik proyek atau
direksi pekerjaan /KP berupa ;
a. 3 (tiga) gambar “ As built drawing ” dan seluruh
pekerjaan yang dilaskanakan termasuk gambar peruabahan
dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna
32.4 Membersihkan atau membuang sisa bahan, sampah dan lain-lain
yang tidak berguna pada pelaksanaan pembanguan.

B. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN


PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 33 : 33.1 Pekerjaan Pembongkaran
PEKERJAAN
Tidak ada
PERSIAPAN

XII- 9
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

33.2 Kabel-Kabel Listrik


Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan
seperti pengadaan kerekan/tempat meluncur pengaman, apabila
konstruksi melewati kabel-kabel dan harus mengikuti semua
persyaratan pengamanan PLN untuk menghindari kecelakaan yang
terjadi karena pemakaian alat-alat tersebut.
33.3 Lokasi Persiapan dan Pelayanan yang Ada
Kecuali ukuran-ukuran setting out seperti yang tercantum pada
denah, posisi sumbu yang tepat dari sarana-sarana pelayanan
maupun bangunan-bangunan tertanam yang ada harus disetujui oleh
Direksi/KP sebelum penggalian percobaan, tetapi apabila perlu,
boleh juga setelah membuat galian-galian percobaan.
33.4 Pembersihan
Pohon yang akan ditebang harus diukur setinggi 1 meter dari
atas permukaan tanah. Ranting-ranting dan tangkai-tangkai pohon
harus disingkirkan dan pekerjaan tersebut dibayar menurut item
yang sama, akan tetapi tidak satupun pohon boleh ditebang tanpa
seizin yang tegas dari Direksi /KP . Pembersihan semak-semak
dan pohon dengan tali pelana (chain show) kurang dari 50 cm
harus dimasukkan ke dalam pekerjaan galian. Batang kayu
sebelumnya menjadi milik pihak pemberi tugas. Pembersihan tanah
pertanian dari rumput atau sisa-sisa tanaman tidak akan
dibayar secara terpisah dan harus dimasukkan ke dalam item Land
clearing.

33.5 Pekerjaan Survey Lapangan


Semua informasi yang diperoleh dari Engineer seperti peta-peta,
sket-sket, hasil pengukuran elevasi, BM dsb harus dikelompokkan
dan dicek ulang di lapangan.
Semua pengeluaran sehubungan dengan informasi yang diperoleh
harus ditanggung oleh kontraktor dan harus masuk ke adalam item
yang bersangkutan di dalam BQ
Sehubungan memulai pekerjaan apapun, kontraktor harus
melaksanakan survey topografi secara detail di area proyek yang
ditunjukkan oleh Engineer.
a. Pengukuran Elevasi
Semua Bench Mark dan patok dan semua titik referensi
disepanjang area proyek harus diukur elevasinya dengan
Automatic level (misal Wild NAK 1 atau 2, NAZ)
Semua route pengukuran harus diukur dua kali (pulang
pergi/looping). Looping pengukuran harus mendekati atau
lebih pada 7 k km dimana k adalah jarak pengukuran dalam km.
Semua route pengukuran harus diantara dua Bench Mark yang
ada di proyek.
Garis pandangan/penglihatan tidak boleh melebihi 50 m,
seluruh perhitungan pengukuran harus dicek secara bebas
setiap hari dan ditandatangani.
Pengecekan alat ukur instrumen : instrumen (waterpass) harus
dicek setiap kali akan dipakai dengan test menggunakan dua
patok dengan jarak 50 m. perbedaaan ketinggian antara dua
titik yang diukur dari titik tengah harus dibandingkan
dengan perbedaaan ketinggian yang diukur dari dekat ke satu
ujung. Hasilnya harus di cantuKPan pada lembaran-lembaran
lapangan dengan membuat penyesuaian bilamana perlu.
Mistar ukur harus ditempatkan diatas pelat dasar logam pada
semua titik pergantian. Pada BM dan patok, mistar ukur harus
diletakkan langsung di atas paku atau baut.
Pemegang mistar ukur diperintahkan untuk memegang mistra
ukur tegak lurus dengan menggunakan gelembung-gelembung
udara (nivo) apakah ditempel pada mistar ukur atau dipegang
menempel pada pingggir mistar ukur. Gelembung-gembung ini
harus dicek.
b. Survey Detail, pengukuran Elevasi Struktur & menarik Garis
Dasar (Bottom Linning)
Ketinggian dan jarak seluruh bangunan/struktur proyek harus

XII- 10
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

ditentukan dengan tepat.


 Ketinggian setempat. (Spot height)
Ketinggian setempat harus diukur setiap 2 m disepanjang
garis dasar dan setiap 5 m dipuncak dinding bangunan,
sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan. Kerapatan
ketinggian setempat akan bervariasi sesuai dengan
pekerjaan dan ketakteraturan struktur bangunan.
Ketinggian setempat harus disurvey sepanjang dari
seluruh daerah yang rendah dan seluruh titik yang
tinggi.
Ketinggian setempat harus diukur dari BM utama dengan
waterpass. Posisi ketinggian setempat pada dengan
keseluruhan harus ditunjukkan dalam desimal. Elevasi
yang didapat dengan pengukuran waterpass ini harus
diperlihatkan data TIGA desimal dibelakang koma.
Ketinggian setempat harus diperlihatkan pada keseluruhan
bangunan, gorong-gorong, pada saluran, pada saluran
plumbing bangunan, saluran limbah, drainase dan pada
sepanjang jalan. Seluruh hasil survey ketinggian
setempat pada daerah berlumpur jika ada selama
pembangunan harus diteliti dengan mistar ukur di atas
pelat dasar pada permukaan tanah. Sangat sulit untuk
menentukan taraf permukaan tanah (ground level) dalam
kondisi tanah basah, dalam hal ini pelat dasar harus
tetap pada posisinya., kemudian mistar ukur diletakkan
di atas puncaknya dengan hati-hati dan dibaca secepat
mungkin.
 Ketinggian Detail dan Ketinggian Setempat.
Ketelitian posisi titik tertentu yang diukur harus lebih
kecil dari 0,02 m (0,2 mm pada peta berskala 1 : 100).
Ketelitian ketinggian setempat harus + 5 mm apabila
dicek terhadap BM terdekat. Ini dimaksudkan untuk
ketinggian setempat pada tanah stabil.
c. Survey Bersama Sebelum melakukan seluruh pekerjaan tanah
Kontraktor bersama-sama dengan pihak pemberi tugas dan
Engineer harus melakukan survey diseluruh area yang akan
dibuat galian, bangunan, jalan, atau tanda untuk menentukan
tingginya letak suatu area. Gambar hasil survey bersama
dipersiapkan oleh kontraktor dan harus disetujui oleh
engineer sebelum dimulainya suatu pekerjaan tanah.
Kontraktor harus menyediakan dan menentukan bracing yang
kuat dan cukup untuk menahan isi dan atau galian yang
diminta oleh KP jika sangat dibutuhkan.
Apabila galian dibuat dekat atau dibawah bangunan yang ada
atau pekerjaan tersebut dapat menyebabkan turunnya bangunan,
kontraktor harus mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan sementara tersebut dengan cara-cara yang disetujui
KP
Semua bracing harus dipelihara dengan benar sampai pekerjaan
permanen cukup kuat dan kayu-kayu penopang (bracing) boleh
dibongkar. Pembongkaran bracing hanya boleh dilaksanakan
dengan seizin Engineer dan di bawah Pengawasan KP
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar detail serta
perhitungan-perhitungan untuk penopang/penahan yang
diusulkan untuk menahan galian parit dan galian-galian
lainnya. Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan kegiatan
apapun sebelum usulan metode pelaksanaan dan gambar-gambar
detail didiskusikan dan disetujui KP

33.6 Pengukuran dan Pematokan


a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis
kemiringan tanah sesuai dengan rencana.
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang
pembagian lokasi areal kerja untuk disetujui Direksi
Proyek/KP sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya
dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi

XII- 11
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan, pemborong harus melakukan pengukuran ulang.


Dalam pengukuran ini harus ada patokan referensi tetap yang
tiap koordinat :
 Patokan utama dibuat dari beton ukuran 20 x 20 x 80 cm
 Patok lain yang digunakan untuk pembatas site terbuat dari
pipa PVC pralon diberi tulang besi dia 15 cm dicor beton 1
: 2 : 3 dan diberikan tanda koordinat.
c. sebelum pelaksanaan pematokan, pemborong wajib memberikan
laporan tertulis kepada direksi pekerjaan.
d. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan
persetujuan Direksi Pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran
yang telah disetujui Direksi digunakan sebagai dasar
pekerjaan selanjutnya.
e. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan.
Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang
dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepada direksi untuk
dimintakan tanda tangan persetujuan peyimpangan tersebut.
f. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan , hasil
persetujuan tersebut dibuat di atas kertas kalkir dengan 3
(tiga) lebar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai
pada gambar serta ketentuan-ketentuan direksi Pekerjaan akan
dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
33.7 Pembersihan dan Penebangan pohon
a. Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecuali
tanaman penghias (taman) yang perlu dipertahankan, dibongkar
sampai kedalaman 40 cm di bawah permukaan tanah, permukaan
akhir ditentukan setelah pengupasan tanah yang kurang baik
serta sampah-sampah, akar-akaran dibuang keluar dari
lapangan pekerjaan. Penebangan pohon-pohon dilakukan setelah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Kerusakan bangunan jika ada, pagar milik orang lain yang
terjadi akibat waktu pembersihan, harus diperbaiki dan biaya
ditanggung pemborong.
33.8 Pelaksanaan Peil dan Ukuran
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran yang ditetapkan pada
gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menurut peil yang
sudah ditentukan, bila terjadi kelainan, pemborong tidak
akan ditolelir kesalahannya dan pekerjaanya berhak
diulang.kembali (dibongkar) atas beban biaya ditanggung
Pemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain
dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan
segera melaporkan kepada Direksi pekerjaan untuk diberi
keputusan pembetulannya.
33.9 Pengupasan Lapisan Tanah
a. Pemborong harus melakukan penupasan (stripping) terlebih
dahulu pada lokasi proyek tersebut, sehingga didapatkan
permukaan tanah asli yang bebas dari kotoran, humus, akar-
akar atau sisa-sisa material yang membusuk.
b. Ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah
asli. Tanah bekas stripping (kuapsan) harus dibuang jauh
dari lokasi pekerjaan/sesuai dengan petunjuk Direksi.
33.10 Pemadatan untuk jalan
Setelah tanah yang selesai distripping dan pekerjaannya telah
sesuai dengan persyaratan, maka tanah hasil kupasan khusus yang
akan digunakan sebagai badan jalan tersebut dipadatkan dengan
menggunakan mesin gilas (Compactor ) 8 ton minimal 5 kali
lintasan (gilasan) hingga mencapai kepadatan yang telah
ditentukan. Dilengkapi dengan hasil test kepadatan.
33.11 Pagar Pengaman

XII- 12
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Pemasangan pagar pengaman bertujuan sebagai pengamanan pada


lokasi proyek, memudahkan kontraktor untuk mengontrol pekerjaan
dan material dan untuk membatasi pihak pihak yang tidak
berkepetingan ke lokasi proyek. Pagar pengaman proyek terbuat
dari lembaran seng gelombang BJLS 20 yang disusun tegak. Seng
tersebut dipakukan pada kayu penyangga yang dipasang setiap
jarang 1 meter yang didirikan di lokasi. Kayu penyangga berupa
kayu dolken bulat dengan diameter minimal 5 cm. Pada bagian
atas, tengah dan bawah rangka kayu tegak di pasang rangka kayu
4/6 melintang sebagai pembagi rangka tegak. Pada setiap tiang
tegak dipasang pengaku yang ditanam pada tanah berbentuk
sedemikian sehingga membentuk segitiga dengan tiang tegak.
33.12 Papan Nama Proyek/Reklame
Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
Papan nama proyek harus memuat ;
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Nomor kontrak
- Biaya kontrak
- Nama konsultan perencana
- Nama konsultan Pengawas
- Nama kontraktor
- Waktu pelaksanaan

C. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


STRUKTUR
PASAL 34 : 34.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN
a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua
GALIAN
tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan
TANAH/URUGAN
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan galian yang
diperlukan sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau
sebagaimana yang diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan
persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang
perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat
yang akan terpasang dan yang tertanam pada tanah tanpa
mengabaikan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku jika
pekerjaan tersebut tidak disebutkan secara khusus
d. Kontraktor harus melakukan pekerjaan galian untuk semua
pekerjaan seperti yang terlihat dalam gambar untuk pekerjaan
galian tanah pondasi, pemotongan / pembentukan kontur
elevasi lahan sesuai site plan, pembentukan badan
jalan,timbunan kembali galian tanah pondasi, timbunan tanah
dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran, timbunan tanah
untuk peninggian, galian tanah untuk mendapatkan peil lantai
yang disyaratkan, galian bak kontrol, dan pekerjaan perataan
tanah sekeliling dan pekerjaan lain yang tidak disebutkan
namun harus dikerjakan karena untuk mendukung pekerjaan
tersebut.
34.2 KETENTUAN UMUM
a. Untuk detail pekerjaan yang mungkin tidak tercantum dalam
spesifikasi ini tapi peekrjaan tersebut tetap harus
dilakukan, maka kontraktor harus melaksanakannya sesuai
standard yang berlaku.
b. Untuk pekerjaan galian, kontraktor harus mempelajari semua
data dan memutuskan tahapan metode galian yang akan dipakai.
Kontraktor dapat membuat studi tambahan (penyelidikan tanah,
dan sebagainya) bila konraktor berpendapat data/desain yang
ada tidak sesuai dengan usulannya.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk konsekwensi
yang terjadi atas kegagalan konstruksi pada saat pengaglian
sehubungan dengan metode galian yang ada, maupun metode

XII- 13
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

galian usulannya.
d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasuk jenis
semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agar pekerjaan
galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini,
kontraktor harus melakukan segala tindakan yang diperlukan,
seperti penelitian di lapangan dan lingkungan proyek,
mempersiapkan perencanaan setail galian dan penahan tanah
sementara, test, sistem monitor (pengawasan) pembongkaran
kembali pekerjaan sementara, tindakan lainnya, untuk
meyakinkan pihak perencanaan maupun team pengawas dari
pemerintah.
e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakai
oleh kontraktor harus disetuui oleh KONSULTAN
PENGAWAS/Konuslta Perencana, dan perlu ditegaskan bahwa
persetujuan itu tidak berarti membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya untuk semua kerusakan yang mungkin timbul
pada bangunan sekelilingnya jika ada.
f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yang
telah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kntraktor tetap
bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang mungkin
terjadi.
34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya dari
segala kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian.
Kontarktor juga bertanggung jawab untuk segala kerusakan
ataupun tuntutan dari masyarakat yang mungkin terjadi.
b. Kontraktor harus menggali sesuai dengan bentuk dan kedalaman
yang a kan direncanakan.
c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian dengan
adukan semen pasir (Screed), agar tidak terjadi kelongsoran
d. Kontarktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
dalam menyiapakan dan mengawasi semua rencana/pelaksanaan
galian, seperti menentukan tahapan dan sistem schedule,
penempatan konstruksi sementara sistem saluran air hujan,
dewatering jika sangat mendesak, dan sisitem monitoring
untuk pergerakan tanah jika sangat diperlukan dan semua
tindakan pengalaman dari pekerjaan galian.
e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporan
mingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaan galian
kepada pihak direksi proyek.
f. Direksi/ perencana berhak meminta kontraktor menambah/
mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yang
mencurigakan tanpa adanya tambahan biaya.
g. Setiap perubahan metode/urutan galian harud dilaporkan dan
disetujui oleh direksi
h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan
galian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuat
laporan maupun ijin yang diperlukan dari pihak yang
berwajib.
34.4 KONDISI LAPANGAN
a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjau lokasi.
Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yang didapat baik
dari gambar maupun kunjungan, cukup dapat
mengajukan/menghitung harga penawaran
b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktor
sudah dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dan
sekelilingnya, berikut bangunan sekelilingnya yang mungkin
terpengaruh oleh kegiatan konstruksi tidak ada tuntutan
untuk tambahan biaya di kemudian hari dengan alasan tidak
adanya data yang jelas.
c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segala
tunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masa
konstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaan
kegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain.
d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalan
lingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan ke

XII- 14
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

proyek harus terlebih dahulu dibersihkan.


34.5 PERSYARATAN MATERIAL
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi yang dipadatkan dengan alat pemadat dengan
kepadatan minimal sama dengan kepadatan tanah asli. Untuk
timbunan di bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang
kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih
dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu serta sampah lainnya.
34.6 PEDOMAN PELAKSANAAN

a. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak metode galian yang


diajukan oleh kontraktor tanpa adanya tambahan biaya untuk
hal tersebut. Setiap penolakan seperti di atas tidak
membebaskan kontraktor sebagai penanggung jawab tunggal dari
pekerjaan galian.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk ;
 Peralatan keselamtan kerja
 Perbaikan tanah
 Proteksi lereng galian dengan screed (pasangan semen
dan pasir)
c. Direksi/perencaan berhak memerintahkan kontraktor, untuk
melakukan berbagai tindakan agar keamanan bangunan
sekelilingnya dapat terjamin dan tidak ada tambahan biaya
untuk tidakan tersebut.
d. Kontraktor harus menunda pekerjaan galian dalam hal jika
terjadi hal-hal yang memungkinkan terjadinya bahaya longsor
atau lainnya, pekerjaan dapat dilakukan bila kontraktor
sudah mempunyai metode untuk mengatasinya.
e. Kontarktor harus mendapatkan persetujuan direksi bila akan
melakukan pengurukan bagian-bagian pekerjaan permanen.
f. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui direksi. Bentuk galian yang dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan kedalaman yang tertera dalam gambar.
Apabila di tempat galian ditemukan pipa pembuangan, kabel
listrik, telpon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
kontraktor secepatnya memberitahukan kepada direksi atau
pada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk
seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila dalam penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepada direksi untuk
dilanjutkan kepada pemerintah daerah setempat.
Galian-galian untuk bak kontrol, bak penampungan air saluran
air hujan, dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail.
g. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan
untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site
plan.
h. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi galian tersebut
dengan pasir urug.
i. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian
bak kontrol, galian bak penampung air, galian saluran air
hujan saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis
demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap
lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuh yang baik. Setelah lapisan pertama
dipadatkan, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan
dipadatkan seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
j. Pengurugan dengan tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat
maksimal 10 cm.
k. Di bawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan.
pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air

XII- 15
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai


untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan
direksi atas tentang kesempurnaan pengurukan dan pemadatan.
l. Di bawah pondasi, saluran air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan
Pekerjaan tanah untuk struktur :
a. Sisa-sisa, kayu akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu
lain harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelum dilakukan
pengupasan tanah lapisan bagian teratas (top soil) daerah
yang akan dibangun sehinggga minimal 1 meter di luar garis
rabat harus dikupas sedalam 20 cm (kedalaman retak) untuk
tanah bekas ladang sedang untuk tanah bekas sawah minimal 30
cm. Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk menggurug
daerah-daerah rendah yang tidak akan didirikan bangunan di
atasnya. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil maka
lapisan atas ini harus dibentuk dengan rata menurut garis-
garis ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana.
b. Muka tanah tempat akan didirikan bangunan di atasnya harus
dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggin yang
ditentukan di dalam gambar rencana.
c. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dari
peralatan terjadi suatu talud (tebing) maka harus diusahakan
pengamanan pada tebing yang rawan untuk diusahakan
pengamanan pula air hujan/air tanah tidak melimpah ke daerah
bangunan yang lebih rendah, dengan kata lain daerah kerja
harus selalu bebas banjir.
d. Galian tanah dilaksanakan untuk semua jenis pasangan pondasi
dan semua pasangan lainnya di bawah tanah seperti rollag
atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran
septicktank dan pembebasan penanaman pohon dan lain-lain
yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan rencana
gambar.
e. Galian tanah yang melebihi kedalaman yang ditentukan dan
bila ini terjadi pengurugan kembali harus dilakukan dengan
pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi
tugas.
f. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat atau didekat
tanah galian seperti akar atau tunas pohon sisa kayu-kayuan,
bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus
dikeluarkan dan disingkirkan.
g. Pada bagian galian yang dianggap mudah longsor pemborong
harus mengadakan tindakan pencegahan dengan membuat talut
atau cara lain, kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
guguran tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan
kontraktor.
h. Pengeringan tempat kerja . Untuk pelaksanaan, tempat kerja
terutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk
itu pemborong harus menyediakan alat-alat pengering dalam
keadaan siap pakai dengan daya jumlah yang bisa menjamin
kelancaran pekerjaan.
i. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan
seijin konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
j. setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-
tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran. Tanah urugan
harus dari jenis tanah berbutir (tanah berpasir dan tidak
terlalu basah).
k. Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesin
pemadat (Stamper) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan
timbris.
Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan,
pada dasarnya akan ditentukan dan di bawah pengawasan
konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman
yang diperlukan, pelaksaannya harus dengan lapis demi lapis,
setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm.
l. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau
disingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh

XII- 16
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Konsultan Pengawas.

34.7 PENGURUGAN
a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan tanah galian, yang
sebelumnya harus disetujui direksi.
b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis, ketebalan
lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harus mencapai
kepadatan 95 % dari standar Proctor Lab. pada kadar air
Optimum. Untuk lapisan yang paling atas harus mencapai 98 %
standar Proctor Lab.
c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yang cukup
untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, maka kontraktor
tidak boleh meneruskan pekerjaan pemadaatan untuk lapisan
berikutnya,.
d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhi
satu dari persyaratan-persyaratan berikut;
- Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4,
A-2-5 atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harus
dipadatkan sampai 90 % dari berat jenis kering maksimum
(Maximum dry Density) menurut AASHTO T.99
- Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-
2-7, A-4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatian
khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk
mencapai 95 % dari berat jenis kering maksimum (Maximum
dry Density) menurut AASHTO T.99
e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang 45
cm terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lain yang
mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa
diganti dengan stemper
f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan
dalam radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberi bahan
anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti rayap
tidak bereaksi dengan water prooffing.
g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan pelat pondasi beton, dasar galian
ditimbun dengan pasir urug dengan ketebalan 10 cm (setelah
disiram, diratakan dan dipadatkan) kemudian dipasang lantai
kerja dengan tebal 5 m dengan adk 1 ps : 3 psr : 5 krl. Bila
tidak tercantum dalam gambar-gambar detail maka sebelum
pemasangan sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5
cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl.

PASAL 35 : 35.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN
a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga
BETON BERTULANG
kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-
perlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pertukangan / keahlian dan yang ada hubungan dengan itu,
lengkap sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau
sebagaimana yang diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-
persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk
menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam
dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh
PBI 1971
d. Ukuran-ukuran dimensi dari bagian-bagian beton bertulang yang
tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur
adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih data
ukuran-ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang
berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana
atau direksi guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang
disetujui oleh Perencana. Jika karena keadaaan pasaran besi

XII- 17
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

penulangan perlu diganti guna berlangsung pelaksanaan maka jumlah


luas penampang tidak boleh kurang dengan luas sebelumnya dengan
memperlihatkan syarat-syarat lainnya yang termuat di dalam
ketentuan yang berlaku. ( PBI 1971, SK SNI 1991, dll)
Dalam hal ini Direksi Proyek/Konsultan Pengawas harus
diberitahu terlebih dahulu.
35.2 BAHAN
a. Spesifikasi Beton
Campuran / adukan beton harus berdasarkan Mix Design / Trial
Mix unutk umur 7, 14 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum hasil pengujian untuk 10 sampel yang diambil secara
acak berdasarkan mix design yang telah disetujui oleh
Direksi Proyek/Konsultan Pengawas.
Hasil pengujian tersebut harus disertakan dan diserahkan
kepada Direksi proyek selambat-lambatnya 6 hari sebelum
pelaksanaan pengecoran dimulai.
Campuran / adukan beton baik yang dikerjakan di lokasi
proyek ataupun beton berupa ready mix harus menggukan
standar dan perlakuan yang sama dengan/untuk mutu beton fc'
= 22,5 - 25 Mpa harus dibuat untuk Pondasi plat tapak,
sloof, Plat lantai dudukan mesin, Workshop/Bengkel, Kolom-
kolom induk dan tempat-tempat lain yang mempergunakan beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana.
b. Semen
 Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun
1972 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan untuk
digunakan sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat yang lembab maka alas semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling tinggi 2m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut
urutan pengiriman.
c. Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari
bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran (sampah) serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI -
1971 dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturium bahan.
Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang, tidak
mengandung lumpuh lebih dari 5 % dan bahan organik lain.
Direkomendasikan menggunakan pasir cor dari Gunung Sugih.
d. K e r i k i l
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratorium bahan.
Pemilihan gradasi kerikil harus diperhatikan agar masuk ke
dalam sepasi tulangan dan di sarankan menggunakan kerikil 1
: 2
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
e. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai
air bersih yang dapat diminum.
f. Besi beton
Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan
struktur utama balok, kolom, pondasi dan penyusun rangka
ferrosement dan sengkang terbuat dari besi polos bercap
karakteristik fy = 2700 kg/cm² atau U-24 Krakatau Steel.

XII- 18
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi


akibat dengan pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan
dengan konsultan pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan
mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter pemakian
besi. Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering
atau bahan lain untuk pelaksanaan pengecoran lanjutan harus
dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut dapat
menempel pada besi.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu
panjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan:
 Harus ada persetujuan direksi
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi
ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah
luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Cetakan dan Acuan
Kontraktor harus terlatih terlebih dahulu mengajukan
perhitungan-perhitungan gambar-gambar rancangan cetakan dan
acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar
tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya.
 Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi
persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.
 Acuan yang harus direncanakan untuk dapat memikul
beban-beban konstruksi dan getaran-getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Lendutan maksimum
dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus lebih
kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
 Pembongkran cetakan dan acuan harus dilaksanakan
sedemikian agar keamanan konstruksi terapi terjamin dan
disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 NI-2.
 Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan
beton harus menggunakan plywood ketebalan minimum 15 mm
tipe 1 (WBT) atau plat baja ketebalan minimum 1 mm,
balok 5/7, 6/10 dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lainnya
yang disetujui oleh Direksi.
 Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan data-data
teknis untuk penggunaan slip form 2 minggu sebelum
pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan;
pengusulan sub kontraktor spesialis/nominted harus
disertai supporting data dari perusahaan yang
bersangkutan / referensi untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sejenis.
h. Pekerjaan Perancah
a) Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Dan
beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan
perancangan perhitungan dan gambara perancah tersebut
untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang perlu
sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya
harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga
satuan perancah.
b) Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat,
kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan dan
penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga

XII- 19
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada.


Kontraktor harus memperhitungkan dalam membuat langkah-
langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan
perancah akibat gaya-gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaan beton,
permukaan dan pentuk konstruksi beton sesuai dengan
kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah
harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal itu tidak
diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama
pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukkan
tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut
Direksi hal itu menyebabkan kedudukan (peil) akhir
sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai
atau dapat membiayakan dari segi konstruksi, maka
pengawas proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dapat
memerintahkan untuk membeongkar pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut dianggap cukup kuat. Biaya
rancangan dan sistem pondasinya atau sistem lainnya
secara detail, termasuk perhitungannya, harus diserahkan
kepada pengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk
disetujui dan dikerjakan pengecoran beton tidak boleh
dilakukan sebelum gambar rancangan tersebut disetujui.
c) Pembongkaran
Sehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban
pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur
penunjangannya dan untuk itu kontraktor harus
melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan
pembongkaran perancah.
d) Perancangan Perancah
Beban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI – 347
i. Bahan aditif
 Kontraktor harus menjelaskan penggunaan bahan aditif
tersebut dan memberikan penjelasan / brosur yang
berkaitan dengan bahan yang dipakai kepada Direksi
Proyek dan KONSULTAN PENGAWAS
 Kontraktor dapat menggunakan bahan-bahan aditif sebagai
tambahan untuk pada saat pengecoran dengan
sepengetahuan dan se ijin dari Direksi Proyek
/KONSULTAN PENGAWAS
 AkibatDengan penggunaan bahan tersebut kontraktor tidak
mendapatkan tambahan biaya
 Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam
penggunaan bhan aditif tersebut yang diakibatkan karena
saat pelaksanaan maka kontraktor wajib membongkar dan
mengganti pekerjaan tersebut sesuai dengan spekfifikasi
semula.

35.3 PENGUJIAN/PEMERIKSAAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton ditentukann melalui pengujian sejumlah
benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm sesuia PBI 1971
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump test
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan
dalam PBI 1971 kecuali ditentukan oleh Direksi
Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satu
volume rata-rata tidak boleh lebih dari 5 m^3 atau 10 adukan
truk drum (diambilkan volumenya terkecil) disamping itu
sejumlah maksimum dari beton yang terkena penolakan akibat
setiap keputusan yaitu 30 m ², kecuali ditentukan Direksi
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk
umur 7, 14, dan 28 hari
Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaan
dilaksanakan,. Yaitu khusus dengan pekerjaan yang berhubungan
dengan pelepasan perancah . Sedangkan pengujuan beton diluar
ketentuan tersebut harus diserahkan kepada direksi dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971

XII- 20
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dilakukan dilokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh


direksi. Apabila digunakan metode pengecoran yang harus
disaksikan oleh direksi mengunakan pompa (Concrete Pump) maka
pangambilan contoh segala macam jenis pengujian di lapangan
haris dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung
pipa pada lokasi yang akan dilaksanakan.

Grafik Distribusi Gradasi Saringan Pasir (di rekomendasikan)


100

Persentase Lolos Saringan (%)


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pan 0,15 0,30 0,60 1,18 2,36 4,75 9,50
Diameter Saringan (mm)

ASTM Sampel ASTM

(a) Tabel gradasi pasir

Grafik Distribusi Gradasi Hasil Penyaringan Kerikil


Persentase Lolos Saringan (%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pan 2,36 4,75 9,50 14,00 19,00 26,50 30,00
Dia Saringan (mm)
ASTM Sampel ASTM

(b) Tabel gradasi Split


Gambar, Grafik Standar persyaratan bahan Pasir dan Split yang
direkomendasikan

35.4 PEDOMAN PELAKSANAAN:


a. Ketentuan Umum
1. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-
syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971
dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi
apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Pembesian
 Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
 Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus
atau dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan
sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum
pada PBI 1971. Kecuali ada petunjuk yang lain dari
perencana.
 Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami perubahan untuk dan tempat pengecoran
berlangsung.
 Toleransi pembuatan dan pemasngan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan PBI 1971.
 Batang-batang baja yang lunak harus mempunyai keluluhan

XII- 21
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

bawah tekan minimum = 2400 kg/cm2 dan 4000/cm2 untuk


batang-batang baja yang diprofilkan seperti yang
disarankan dalam gambar-gambar struktur.
 Sambungan tulangan dan perjangkaran harus dilaksanakan
sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI
1971.
 Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja
tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan
kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium khusus ditujukan pada keperluan proyek
ini.
 Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus
diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang
terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda
uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang
baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan
ditentukan oleh Direksi.
 Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan
lengkung, harus dilakukan di laboraorium Lembaga Uji
Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau laboratorium
lainnya yang direkomendasikan oleh Direksi dan minimal
sesuai dengan SII-031-84 salah satu standart uji yang
dapat dipakai adalah ASTMA-615.
 Semua standart bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan
dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 D diatas
taraf (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
4. Adukan beton / pengangkutan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
disetujui oleh direksi yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor,
nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton memenuhi
tabel 4.4.1 PBI 1971.
5. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja
dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki-kaki yang tidak
dibebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh direksi. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar kemudian diberi Styrobond ( Perekat sambungan adukan
beton) atau bila dibutuhkan perlu waktu percepatan atau
perlambatan pengerasan maka dapat dicampur bahan additive
dengan mengikuti petunjuk pemakaian. Pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang
lebih tinggi dari 1,5 m.
6. Perawatan beton
 secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab. 6.6
 Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses
pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan dimana kondisi kehilangan kelembaban
minimal adalah minimal suhu yang konstan dalam jangka
waktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasi semen
serta pengerasan beton
 Perawatan beton dimulai segera pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus paling
sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu
beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak

XII- 22
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

melebihi 30 ocelsius selanjutnya untuk daerah-daaerah


dimana terdiri dari beton yang bersangkutan untuk
setiap 10 m3 . Pengukuran harus terus dilakukan 3 kali
sehari setiap hari setelah sampai pembukaan cetakan,
pembukaan baru dapat dilakukan setelah temperatur beton
terhadap cuaca di sekeliling tidak lebih dari 30 oC .
Demikian perawatan beton tetap dilakukan terus menerus
dan dapat dihentikan bila ada temperatur beton terhadap
cuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan beton harus
tetap dalam keadanan basah, apabila cetakan dan acuan
beton dibuka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi beton
terus menerus dengan menutupi dengan karung –karung bawah
atau yang disetujui direksi.

b. Beton Kedap Air


1. Beton untuk tangki air, ground tank dan pekerjaan beton
lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap
air, misal dengan penambahan bahan adiktif yang sesuai
dan atas persetujuan Direksi. Penggunaan bahan
addiktive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat serta adanya jaminan bahwa bahan adiktif
tersebut tidak mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan
beton.
2. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi dalam
cara hal pengadukan, campuran beton, pengangkutan,
pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya
untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian
pekerjaan itu.
3. Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk
menjamin pengecoran dan pemadatan beton sesuai.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan beton
tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi
kebocoran atau rembesan air maka semua biaya
perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air
tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Kontraktor harus memberikan jaminan untuk jangka waktu
10 tahun terhadap kedap air hasil pekerjaannya
terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.
6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain
selama jangka waktu tersebut dalam (5), kontraktor atas
biya sendiri harus segera memperbaiki bagian mengalami
kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk juga
memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan
listrik, pengatur udara (AC) dan instalasi lainnya yang
mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut diatas.

Pelaksanaan Beton Kedap Air


1. Betom yang dipakai untuk tangki air, ground tank harus
dibuat kedap air. Bila dipakai bahan addiktive tersebut
harus disetujui oleh Direksi.
2. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi dalam
cara hal pengadukan, campuran, beton, pengangkutan,
pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya
untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian
tersebut.
3. Nilai slump beton adalah (10 + 2) cm.
4. Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu
dibuatkan atau sementara yang akan melindungi beton
yang baru dicor terhadap terik matahari dan hujan.
5. Selama 14 (empat belas) hari beton pelat harus
dipelihara tetap dibasahi (direndam air).
6. Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila beton
sudah berumur 3 (tiga) hari. Setelah bekisting dibuka,
dinding beton harus tetap ditutup oleh karung basah.

XII- 23
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Penyiraman dinding beton dilakukan minimal 3 kali,


selama 14 ahri berturut.
7. Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehingga
terjamin tidak akan terlepas dapat saat pengecoran.
8. Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkan
gumpalan-gumpalan semen. Sebelum pengecoran maka
sambungan harus dilapis dengan calbond.
9. Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi.
10. Pengujian sifat kedap air dilakukan setelah beton
berumur 21 hari. Pengujian dilakukan dengan memasukan
air pada Ground tank dan bak penampung. Pengamatan
dilakukan selama minimal 3 hari berturut-turut.
11. Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dinding maupun
sambungan pengecoran, maka kontraktor harus memperbaiki
kebocoran tersebut dengan grouting ataupun injeksi,
atas biaya kontraktor.
12. Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan beton
tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi
kebocoran atau rembesan air maka biaya perbaikannya
untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
13. Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harus
menggunakan mesin gilas guna mendapatkan pemadatan yang
merata pada seluruh daerah.

c. Cacat pada Beton


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan Direksi
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos.
2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata
seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai
gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata
seperti yang direncanakan.
4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada
dasarnya ahrus dibongkar dan diganti dengan yang baru,
kecuali Direksi dan konsultan menyetujui untuk diadakan
perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan
tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-
usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti /
diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut diangga
p memungkinkan.
d. Pemasangan Pipa, Saluran Listrik Dan Lain-Lain Akan
Tertanam Di Dalam Beton
1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengurang kekuatan struktur dengan
memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain
dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak
ditunjukan secara detail di dalam gambar. Didalam beton
perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang
dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan di
dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran
listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa, saluran listrik, bagian-
bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain
terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,
maka kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini
dengan Direksi.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau

XII- 24
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari


posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi.
e. Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton
1. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam
beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan
lainnya yang ada hubungannya dengan bekerjaan beton
harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
2. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang
dengan tepat pada posisinya yang diusahakan agar
tidak bergeser selama pengecoran beton
dilaksanakan.
3. Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberi
kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-
bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.
4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus
tetap kosong dapat benda/peralatan yang akan
ditanam dalam beton yang mana rongga diharuskan
tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain
yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.

PASAL 36 : 36.1 LINGKUP PEMASANGAN


PEKERJAAN Pemasangan pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
LANTAI BETON bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya yang diperlukan
TAHAN BENTURAN dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil
(CONCCRETE FLOOR pekrjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini
HARDENER) dilaksanakan untuk ;
1. Lantai Workshop
2. Lantai Ruang Genset
3. Gudang Perabotan
4. Sesuai gambar rancangan

36.2 PERSYARATAN BAHAN


Kwalitas bahan Floor Hardener merk INDO INTAN, FEBDURA, QUARTS
atau setaraf dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Sifat bahan : - Tahan terhadap keausan akibat gesekan
- Anti slip
- Tahan terhadap oil, gemuk dan mudah
dibersihkan.
- Jenis : Non Metalic
- Bentuk : berupa natural agregate siap pakai
- Kekerasan : 9 skala Mohs
- Pemakaian : 5 kg /m2
- Ketahan aus dengan Mesin aus dari Bauschinger
: 0,37 mm / 10 menit
- Bahan yang akan dipakai harus distok seluruhnya digudang
sesuai dengan volumenya dan harus habis terpasang.

36.3 PEMASANGAN
a. Syarat Pemasangan
Tenaga dan Peralatan
 Harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dengan menunjukkan surat keterangan hasil
pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan
 Termasuk dalam hal ini adalah pengadaan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
b. Persiapan
 Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah
dilakanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain.
 Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan
kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
PENGAWAS sebelum pelaksanaan.
c. Pelaksanaan Pemasangan
 Beton dicor dengan slump 8 cm atau lebih rendah dan
tidak lebih 3 % pengandungan udara, beton harus benar-
benar padat dengan vibrator, dengan level dan kemiringan
lantai yang benar sesuai gambar rencana.
 Bahan Floor Hardener ditaburkan pada saat permukaan

XII- 25
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

beton baru mulai mengering.


 Taburkan floor hardener diatas beton slab sebanyak 2/3
bagian dari dosis sampai rata diseluruh permukaan.
 Bila keadaannya sudah kelihatan membasah rata, gosok
samapai rata dengan roskam kayu.
 Kemudian sisa dosis 1/3 bagian taburkan lagi sampai
rata, seperti pada penaburan pertama, gosok lagi dengan
mesin trowel.
 Setelah rata betul dan keadaannya cukup untuk bisa
diinjak, gosok lagi dengan power machine trowel.
Trowelling bisa dilakukan 2 sampai 3 kali.
 Segera setelah pemasangan pengeras lantai beton selesai,
oleskan CURESEAL CURING COMPOUND yang memenuhi standarad
ASTM C-309, AASHOM-148 dan TT-C00800 dengan coverage
0.09 liter / m2.
 Pekerjaan harus dikerjakan oleh pelaksana pekerjaan
khusus yang berpengalaman dan dilengkapi dengan
trowelling machine.
 Pelaksanaan pekerjaan floor hardener harus mengikuti
persyaratan yang ditentukan dari pabriknya.
d. Syarat-syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
Pelaksanaan pekerjaan wajib memperbaiki lantai yang
sudah dihardener mengalami kerusakan / cacat / gompal,
dan kesan kelembaban yang timbul pada permukaan dalam
bentuk flex/noda.
 Pengamanan
 Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan
dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
 Selama 3 * 24 jam sesudah pekerjaan lantai herdener
selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari
beban / sentuhan dan dilindungi dari kemungkinan
cacat akibat dari pekerjaan lainnya.

e. Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan hardener memenuhi persyaratan mutu dan
pelaksanaan dan sesuai pengarahan dan persetujuan Konsultan
PENGAWAS Hardener yang terpasang harus mukus tanpa ada cacat
visual.
PASAL 37 : 37.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN Lapisan kedap air dilaksanakan pada perkerjaan :
WATER PROOFING/ a. Pelat dan dinding groundtank, reservoir atas
WATER STOP b. Pelat atap beton dan luifel
c. Sambungan pelat beton dan pipa air
d. Tempat-tempat lain sesuai gambar

37.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Type : Coating tidak beracun (non-toxic)
b. Merk : Hydrocap atau setara
c. Bentuk : Campuran semen, silica khusus dengan kimia
aktif dalam bentuk bubuk

37.3 SYARAT-SYARAT PEMASANGAN/PENGGUNAAN HYDROCAP


a. Ketentuan Umum
 Permukaan beton tidak diaci agar permukaan beton tetap
mempunyai pori-pori kasar dan tidak menggunakan roskam
besi maupun MESIN TROWEL.
 Pada permukaan beton yang akan dikerjakan harus bebas
dari minyak, debu, kotoran, kerak semen dan gemuk.
 Permukaan beton tidak menggunakan CURING AGENT
 Lokasi yang akan dikerjakan harus bebas dari pekerjaan
yang lain, minimum selama 7 (tujuh) hari agar sewaktu
pelaksanaan curing dengan air tidak terganggu.
 Permukaan beton dibersihkan dengan sikat agar bebas
dari debu dan permukaan beton tersebut dilembabkan
dengan air sebelum pemasangan HYDROCAP.
 Permukaan beton bebas dari sisa-sisa adukan.
b. Pada setiap sambungan beton diketrik 2,5 x 2,5 cm lalu
dibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) satu kali coating

XII- 26
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

itu diisi dengan gambar HYDROCAP MORTAR (HCMM).


c. Pada setiap sudut ketrik minimum 2,5 x 2,5 cm lalu
dibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) setelah itu diisi
dengan bahan HYDROCAP MORTAR (HCMM).
d. Bilamana ada rembesan air, maka pada sumber rembesan
tersebut diketrik terlebih dahulu, lalu ketrikan tersebut
diisi dengan bahan ANCHOR PLUG (Quick Setting Cement),
setelah itu dikuaskan HYDROCAP (HCP).
e. Pada lubang-lubang bekas form tie (ikatan bagesting)
dikuaskan terlebih dahulu HYDROCAP (HCP) dan diisi dengan
HYDROCAP MORTAR (HCMM).
f. Bilamana ada pipa-pipa maka disekeliling pipa tersebut
diketrik 2,5 x 2,5 cm setelah itu diisi dengan HYDROCAP
MORTAR (HCMM).
g. Bila ada beton yang keropos harus digrouting terlebih
dahulu.

37.4 URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN HYDROCAP


a. Setelah persyaratan pemasangan telah dilaksanakan.
b. Semua permukaan beton yang akan digunakan HYDROCAP
dilembabkan terlebih dahulu dengan air.
c. Dikuaskan HYDROCAP dengan 2 (dua) kali coating dengan dosis
1,4 kg/m2.
d. Komposisi HYDROCAP + AIR adalah 25 kg HYDROCAP + 9,9 Liter
Air.
e. Setelah pemasangan HYDROCAP selesai, dan setelah kering atau
berumur 24 jam harus dicuring dengan air minimum selama 7
(tujuh) hari dan pada area beton tersebut tidak diijinkan
pembobokan maupun kena benturan-benturan.
37.5 CARA PERBAIKAN BILAMANA ADA KEGAGALAN
a. Pada lokasi terjadinya kebocoran diketrik lalu dibersihkan
dan diisi dengan bahan ANCHOR PLUG lalu dicoatingkan
HYDROCAP (HCP).
b. Pemakaian HYDROCAP pada RESERVOIR dan STP sebelum pemasangan
HYDROCAP terlebih dahulu dites dengan rendaman air, agar
jika ada beton yang keropos / bocor terlebih dahulu
diinjeksi/grouting.

37.6 PEKERJAAN WATERSTOP


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakasanakan pada pengecoran yang tidak
menerus dan harus kedap air.

b. Persyaratan Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran
beton yang tidak menerus dan harus kedap air dipakai bahan
waterstop dari polyvinyl chloride yang tahan terhadap
bahan zat kimia, alkali, minyak dan acids.
Bahan waterstop tersebut dengan ukuran 200 x 5 x 14 mm,
dipakai produksi Sika type A-20 L atau setaraf.
c. Persyaratan Pelaksanaan
 Pemasangan waterstop harus mengikuti petunjuk dari
pabriknya.
 Waterstop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan
pengecoran beton kedap air sesuai dengan usulan dari
kontraktor yang sudah disetujui oleh Direksi.
 Khusus untuk pengecoran bak air, sewage treatment plaut
dan sebagainya dimana tempat tersebut tidak boleh
bocor, maka ditempat tersebut dipasang waterstop.

XII- 27
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 38 : 38.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja,
LOGAM/RANGKA kuda-kuda baja, pelat- pelat, baut-baut, angker-angker
BAJA menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan uraian
pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan.
b. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja,
seperti sambungan-sambungan pengelasan baik las sudut maupun
las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan
c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja,
seperti pemasangan elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja dan urian pelaksanaan dan
persyaratan pekerjaan.
d. Untuk rangka atap yang menggunakan baja ringan (Zincalume
profil C.Truss), sistem struktur dan pemasangannya
disesuaikan dengan lisensi pabrik dengan satuan pembayaran
M2.
38.2 KETENTUAN UMUM
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi
dan pemasangan konstruksi bahan untuk pekerjaan kuda-kuda,
gording / nok dan sebagainya.
a. Bahan-bahan struktur / Konstruksi
 Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari
jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini baja jenis
BJ.37 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2400
kg/cm².
 Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang
bengkokan, puntiran atau cacat perubahan bentuk
lainnya.
 Batang baja harus disediakan sesuai penampang, bentuk
tebal, ukuran, berat dan detai-detail lainnya sesuai
dengan gambar.
 Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADE-A.
Batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih
besar atau sama dengan 6 mm (1/4") dan harus dijaga
agar selalu kering.
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil,
pelat dan kisis-kisis untuk tujuan semua konstruksi
dibuat atau dilas harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau setara dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan
harus memnuhi spesifikasi “American Institute Of Steel
Construction(AISC)” dan PPBBI 1984.
b. Pengikat-pengikat baut-baut, mur-mur /skrup-skrup dan ring-
ring harus sebagai berikut ;
 Untuk sambungan bukan baja ke baja
 Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A307 dan harus digalvanis
 Untuk sambungan baja-ke baja
 Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus
terlapis Cadnium
 Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama)
pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi
persyaratan ASTM A2276 type 321 lainnya dari baja dari
bahan anti karat.
 Ring-ring bulat biasa harus baja tanah korosi
c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan
dari “American Welding Society” (AWS D 1,0 – 69) : code for
welding in Bilding Construction”
d. Baut angkur dan skrup-skrup / mur-mur harus memnuhi

XII- 28
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

persyaratan ASTM A325


e. Baut dan mur tidak berlapis (unifunished) harus memenuhi
ASTM A307
f. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan
baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk
konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat
dari pabrik.
g. Peraturan-peraturan dan standard yang dipakai
Peraturan-peraturan dan standard di bawah ini atau
publikasi yang dapat dipakai harus dipertimbangkan serta
merupakan bagian dari sertifikasi ini.
Dalam hal ada pertentangan, spesifikasi yang menentukan ;
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBBI
1984
 American Institute of Steel Construction
 American Society for Testing Material (ASTM)
38.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan baru berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan
harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesui dengan
gambar atau spesifikasi ini boleh ditolak, dan bila harus
diperiksa segera.
b. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap
dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah ukuran
serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazim
diperlukan untuk pabrikasi.
Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum pada Gambar
Kerja
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian
konstruksi baja yang tidak tercantum pada gambar kerja harus
dilengkapi oleh pelaksana dan harus dinyatakan pada Gambar
Pelaksanaan. Untuk itu pemborong harus meminta persetujuan
dari Direksi / PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai.
c. Ukuran –ukuran
Pelaksana harus meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar
kerja.
d. Keseluruhan
Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang
disyaratkan di bawah ini;

l
 untuk kuda-kuda =
1000
l
 untuk komponen lain =
1000
38.4 PEDOMAN PELAKSANAAN.
a. Apabila tidak didefinisikan dalam gambar kerja, maka semua
pengelasan konstruksi baja harus sekuat atau sesuai petunjuk
tertulis Direksi
b. Pekerjaan Pengelasan harus di bawah pengawasan personel yang
memiliki kesiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
c. Penyambungan bagian-bagian kosntruksi baja harus dilakukan
dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian
(test) dan harus memiliki kualifiakasi dari jenis pengelasan

XII- 29
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

yang diperkenankan kepadanya.


d. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini
harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan
terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat ,
sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi
kecuali bila gambar detail menunjukkan hal tersebut.
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang
rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan
lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan
disini, harus diadakan / disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau dipersyaratkan lain.
f. Bagian konstruksi yang segera akan dilas harus dibersihkan
dari bekas-bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran
lainnya.
g. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja
untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian yang terhalang oleh benda lain.
h. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi
ketentuan di atas, akan ditolak dan harus diganti, pekerjaan
yang selesai, harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan
dan sambungan yang berongga.
i. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera
dilindungi (di cat) terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan
dan lain-lain dengan memenuhi syarat.
j. Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan, semua
bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan
dari serbuk besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa
dalam keadaan dicat.
k. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang
dipakai mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat
yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaan harus
halus. Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata
serta kelihataan teratur, las-las yang menunjukkan cacat
harus dipotong dan dilas kembali atas biaya kontraktor.
l. Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan didalam bengkel,
pekerjaan las yang dilakukan dilapangan harus sama
standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam
bengkel. Dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan las
dalam keadaan basah atau hujan.
m. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus
bebas dari kotoran minyak, cat dan lain-lain.
n. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang
berlaku atau disetujui oleh Konsultan Pengawas. Las yang
dipakai yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las minimal
harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan.
Pekerjaan pengelasan yang tampak harus dihaluskan sehingga
sama dengan permukaan sekitarnya.
o. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur
listrik).
 Tebal las minimum : 3,50 mm
 Panjang las miminum : 60,00 mm
p. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama
dengan kekuatan baja yang dipakai. Kelas E 60 atau gradde
SAW-1 sesuai ASTM-A 233. Konsultan Pengawas berhak
mengadakaan test terhadap hasil pengelasan di balai
penelitian bahan-bahan menurut standar yang berlaku di
Indoneia.
q. Pemasangan di tempat pembangunan.
 Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan
untuk menumpuk barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian kontruksi yang harus diangkut

XII- 30
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.


 Bila menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-
bagian yang tertumpuk setelah mendapat peringatan.
 Sambungan baut menggunakan baut hitam, dengan kekuatan
profil yang digunakan (BJ.37). Lubang untuk sambungan
baut harus dibor (tidak boleh dipungs) dengan toleransi
tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.
 Untuk kontruksi kap sebelumnya harus diberikan lendut
(kontra zeeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
 Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi puntiran-puntiran. Bila
perlu digunakan ikatan-ikatan sementara, untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati, tegangan yang
diizinkan dan ikatan sementara tersebut dibiarkan
terpasang sampai pemasangan seluruh kontruksi selesai.
 Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat
konstruksi telah dalam keadaan diam.
 Memotong dan menyelesaikan harus dilaksanakan pada saat
bekas irisan, gilingan, masakan dan lain-lain.
 Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar,
lurus dan bersih, sekali-sekali tidak diperbolehkan
bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.
 Bila bekas pemotongan /pembakaran dengan mesin
diperoleh pinggiran-pinggiran bekas irisan, maka bagian
tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5
mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal
2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
 Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak
perlu membuang bekas-bekas potongan.
r. Meluruskan memadatkan dan melengkungkan
 Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh
dilakukan pada bagian-bagian non struktural. untuk
melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan
lengkung, melengkungkan pelat suatu jari-jari tidak
boleh 3 kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-
batang di bidang pelat badannya.
 Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang
kecil dilakukan alam keadaan yang panas.
 Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan
setelah bahannya dipanaskan menjadi merah tua.
 Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh
dilakukan jika bahan yang dipanaskan tidak lagi
menyinarkan cahaya.
s. Menembus, mengebor dan melengkungkan .
 Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang
dibubut dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat
boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dari pada
diameter batang baut-baut itu.
 Semua lubang-lubang harus dibor.
 Untuk lubang-lubang bagian konstruksi yang disampingkan
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung
dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan jika
ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang
tersebut dibor atau diluaskan dan menyimpangnya tidak
boleh melebihi 0.5 mm.
 Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam.
Memberam tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi-
besi penggarut.
t. Paku Keling dan atau Baut
 Baut dan atau paku keling yang dipergunakan untuk
konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan

XII- 31
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

yang tercantum dalam gambar.


 Kekuatan bahan baut atau paku keling minimal harus sama
dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul.
 Pemasangan paku keling atau baut harus benar-benar
kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata satu dengan
yang lainnya.
u. Pengecatan
 semua konstruksi komposite tidak diperkenankan untuk
dicat, dan profile harus dibersihkan sebelum
pengecoran.
 Semua bahan konstruksi baja non komposit harus dicat
 Cat dasar adalah cat Zinc kromate buatan ICI atau
setaraf dan pengecatan dilakukan dengan warna berbeda.
Baja yang ditanam di dalam beton tidak boleh dicat.
 Untuk lubang baut berkekuatan tinggi / high strength
bolt permukaan baja tidak boleh dicat. Pengecatan harus
dilakukan setelah baut selesai dipasang.
 Cat akhir pekerjaan, pengecatan menggunakan adalah cat
gloss enamel buatan ICI atau setaraf untuk rangka baja
atap non ekspose dan cat Vitalic, kuda terbang (warna
menyesuiakan) atau sekualitas untuk rangka baja ekspose
dan semua pengecatan akhir dilakukan 2 kali lapisan di
lapangan
v. Pemasangan akhir
 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai dengan jenis
pekerjaan dan harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian
dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan
pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan
penanganan, keadaan itu harus segera dillaporkan kepada
Direksi / PENGAWAS dan cra perbaikannya harus disetujui
Direksi/ PENGAWAS. Sabuk pengaman dan tali-tali harus
dipergunakan pada konstruksi-kosntruksi yang tinggi
oleh para pekerja.
 Setiap komponen harus diberi tanda / kode yang jelas
untuk memudahkan pelaksanaan
 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan
ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah
timbulnya tegangan sekunder.
 Ikatan-ikatan tersebut dibiarkan sampai pemasangan
selesai.

PASAL 39 : 39.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN
PERKERASAN Pekerjaan Pendahuluan
JALAN, GORONG-
Pengukuran dan pematokan mulai titik nol sampai dengan titik
GORONG
akhir rencana jalan serta pemasangan profil dan bouwplank.
DAN PARKIR
Pekerjaan Perkerasan dan rigid
a. Menghampar pasir alas Lantai Kerja tebal padat minimal 5
cm
b. Pengecoran Lantai Kerja 10 cm, K 150.
c. Pengecoran Beton K 300 Tebal 20 cm. dengan Spesifikasi
Beton.
d. Areal Parkir Menggunakan Paving Block Tebal 8 cm Kualitas
SNI

39.2 BAHAN

Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini sebelumnya harus


mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas lapangan, bila
terdapat bahan yang kurang baik mutunya, maka direksi lapangan
berhak memerintahkan untuk menyingkirkan dalam waktu 1 x 24

XII- 32
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

jam.
Bahan Batu :
Sirtu
Harus dari kualitas yang baik, bebas dari kotoran-kotoran
dan bahan-bahan organis lainnya.
Batu pecah hitam
Bahan yang digunakan sesuai dengan standar Bina Marga
Jenis/ukuran yang digunakan
i. onderlaag 10/15 cm digunakan batu pecah gunung warna
hitam dengan kualitas baik dan mempunyai muka pecah
minimal tiga bidang.
ii. Batu pecah hitam ukuran 5/7 cm digunakan batu pecah
hitam kualitas baik dan minimal mempunyai tiga muka
pecah.
iii. Batu pecah hitam ukuran 3/5 cm digunakan batu
pecah hitam kualitas baik dan tidak boleh ada yang
bulat.
iv. Batu pecah hitam ukuran 2/3 cm digunakan batu yang
kualitas baik dan tidak boleh ada yang bulat.
v. Batu pecah hitam ukuran ½ cm digunakan batu pecah yang
kualitas baik dan hasil pecahan mesin stone cruiser.
Bahan Pasir :
Pasir aspal digunakan pasir kasar, bersih dari kotoran,
misalnya akar, humus, kayu dan sebagainya.
Bahan Aspal
Aspal yang digunakan mempunyai ukuran penetrasi 60/70.
Paving block/Grass Block
Bahan yang digunakan mempunyai ketebalan 8 cm.
Bahan yang digunakan merupakan campuran pasir cor
berkualitas baik, stone milk dan semen dengan campuran
yang tepat.
Pembuatan/pencetakan menggunakan mesin sehingga
mendapatkan kuat tekan rata-rata seragam dan mempunyai
bentuk dan ukuran yang seragam.
Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas
(Cisangkan, sinar laut )
Kansteen
Ukuran dan bentuk bervariasi (lihat spek / gambar kerja)
Standar dimensi 15 x 25 x 40 cm
Warna abu-abu.
Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas
(Cisangkan, sinar laut )
Beton sikat
Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton
rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5).
Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka
tanah.
Kerikil pembentuk mozaik menggunakan kerikil warna
kualitas bagus berasal dari daerah flores ataupun dari
Krui. Pengerjaan beton sikat harus dikerjakan oleh tenaga
yang berpengalaman. Motif yang akan dibuat harus
mendapatkan persetujuan dari PENGAWAS atapun dari
Konsultan Perencana.
Rabat beton
Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton
rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5).
Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka

XII- 33
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

tanah.
Pada akhir pekerjaan, saat finishing pada permukaan beton
di tabur dengan semen kering dan kemudian dirapikan /
dibuat kasar.
Peralatan
Untuk pembentukan sloop jalan memggunakan grader
Pemadatan menggunakan Vibrator tandem roll
Pemadatan menggunakan wheelless T. 10 ton
Mesin penghampar hot mix (HRS / High Resistant Surface)
Pemadatan menggunakan Pneumatic Tandem Roll

39.3 KETENTUAN PERMUKAAN


Tinggi permukaan jalan ditentukan oleh direksi/ pengawas
lapangan bersama dengan pemborong ditempat pekerjaan.
Permukaan jalan harus selalu merupakan bidang pengeringan yang
baik dengan kelandaian 3-5 % atau seperti pada gambar,
sehingga akan memudahkan pengaliran air hujan.
39.4 PEKERJAAN PEMADATAN /SUBBASE
a. Sebelum pekerjaan menghampar batu pecah 10/15 cm
dilakukan, permukaan tanah harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
b. Pekerjaan pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan
mesin walls atau soil Compactor dengan memperhatikan
lokasi dan kondiri pekerjaan pemadatan.
c. Pada tanah timbunan dengan kepadatan CBR kurang dari 6%
harus dilakukan pengerukan dan dilakukan pemadatan ulang
dengan cara lapis demi lapis maksimum per 20 cm.
39.5 PEKERJAAN PERKERASAN
a. Sistem yang dipakai. Bahan adaalah sirtu dengan ketebalan.
b. Lapisan selanjutnya adalah water bound, dengan CBR
diinginkan > 60% setebal 15 cm dengan ukuran batu pecah 7-
15 cm.langkah pertama dipadatkan dengan mesin gilas,
kemudian diikat dan diisi dengan amterial penikat (blinder
material)

c. Lapisan penutup
d. Lapisan Penetrasi
- Sebelum batu pecah untuk lapisan penterasi dipasang,
bidang permukaan base coarse dibersihkan. Kemudian
diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1/5 kg/m²
(Prime coat)
- Batu pecah dengan ukuran maksimal 1,9 cm, digelar rata
1 s/d 3, kemudian digilas
- Sosotkan lagi aspal 60/70 sebanyak 1 kg/m² merata dan
taburkan abu batu setebal 0,5 cm selanjutnya digilas
e. Sebelum dilakukan pemasangan onderlaag terlebih dahulu
dihampar dengan pasir, seperti tertera pada gambar.
f. Pemasangan batu onderlaag dilakukan dengan posisi batu
berdiri (tegak).
g. Pemadatan/ penggilasan dilakukan dengan mesin gilas atau
memperhatikan kondisi dan lokasi kerja, penggilasan di
anggap cukup apabila batu tidak goyang lagi (mantap).
h. Di atas pasangan onderlaag dihamparkan batu stenslaag/
batu pengunci (5/7 – 3/5 cm) dengan ketebalan minimal 7
cm.
i. Penetrasi muka jalan dengan menggunakan batu pecah ½ cm
dan 2/3 dengan tebal padat 3 cm, aspal yang digunakan
sebanyak 4,5 Kg/m2.
j. Lapisan Hotmix

XII- 34
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- Sebelum aspal digelar, bidang jalan dibersihkan dan


diberi sosotan aspal (Prieme Coat)
- Campuran aspal beton (HRS) harus ditentukan oleh
Laboratorium dan disetujui oleh pengawas sebelum
digelas
- Pemadatan lapisan aspal harus dilakukan dengan segera
setelah campuran panas dihamparkan pada temperatur
tertentu
Penggilasan 1 (pertama) dilaksanakan dengan menggunakan
mesin gilas 6-8 ton pada temperatur 120 oC. penggilasan
2 (ke dua) menggunakan Pneumatic tire rollers pada
temperater 110 o C. Penggilasan 3 (ke tiga) dengan
tandem rollers 12 – 14 ton pada temperatur campuran 100
oC dengan.
k. Kontraktor harus sudah memesan paving, grass dan kansteen
ke pabrik minimal 15 hari sebelum pemasangan dan harus
menunjukkan motif, pabrik produksi, kekuatan warna kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
l. Sebelum pemasangan kontraktor harus melaporkan secara
tertulis kepada PENGAWAS untuk mendapatkan petunjuk dan
sistem pemasangan paving.
m. Sebelum paving dipasang kondisi lahan harus sudah benar
benar padat yang ditunjukkan dengan hasil negujian di
lapangan dan elah mendapatkan rekomendasi dari Direksi
proyek /PENGAWAS.
39.6 PEMELIHARAAN PERBAIKAN
a. Apabila terdapat penurunan pada bagian permukaan badan
jalan, lapangan parkir yang bukan disebabkan pelindasan
permukaan perkerasan yang berarti karena keadaan tanah
dasarnya, maka bagian itu harus dipertebal dengan lapisan
penutup dua kali tebal penurunan kemudian digilas roda dan
padat, dalam hal ini jika dipandang perlu oleh direksi/
Pengawas Lapangan, bagian tersebut harus dibongkar untuk
diperbaiki jenis tanahnya.
b. Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah pekerjaan
tersebut selesai dan diterima baik oleh Direksi/ Pengawas
lapangan, namun masih terdapat kerusakan-kerusakan, maka
menjadi tanggungjawab pemborong.
c. Kontraktor tidak akan mendapatkan ganti rugi biaya untuk
perbaikan kerusakan tersebut.

D. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN


PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 40 : 40.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN
BETON NON a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu
STRUKTUR lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis,
beton ring balok, pembuatan beton sikat, cannopy untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang
bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

40.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir Beton

XII- 35
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas


dari bahan organis, lumpur dan sebagainya: dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971, SK-SNI T. 03 1991.

c. Koral Beton / Split


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton
harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U-24. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
 Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah daerah setempat
 Ketentuan-kententuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara No.1457
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
 Standar Normalisasi Jerman (DIN)
 American Society for Testing and Material.
 American Concrete Institute

40.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang
adalah K-175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam PBI-1971.
b. Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
(ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971.
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan gambar konstruksi.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin
agar besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran, dan harus bebas papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam PBI-1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam
setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan /
Konsultan PENGAWAS.
c. Cara Pengadukan
 Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
 Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan PENGAWAS.
 Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi
dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton
 Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas

XII- 36
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS.


 Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup
padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan
pada hati berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting
 Acuan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak
berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin
bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan
kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak beton.
 Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material
(besi, koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada
Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
 Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu
pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak
dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi/beton rangka
harus sesuai dengan PBI 1971, NI-2.
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak
terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas
kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
 Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari
setelah pengecoran.
f. Contoh Bahan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material misalnya : besi,
koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS.
 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, akan dipakai sebagai
standar / pedoman untuk memeriksa /menerima material
yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

g. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


 Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam
keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu
harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan
tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
 Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan,
Kontraktor wajib mengganti atas bebas Kontraktor.

h. Pengujian Mutu Pekerjaan


 Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan
untuk memberikan pada Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS “Certificate Test” bahan besi dari
produsen/pabrik.
 Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kontraktor harus
melakukan pengujian atas besi/kubus beton di
laboraturium yang akan ditunjuk kemudian.
 Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor
dengan mengambil benda uji berupa kubus/silinder yang
ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan PBI-
1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Jumlah dan frekuensi
pembuatan kubus beton serta ketentuan lain harus sesuai

XII- 37
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PBI-1971.
 Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.
 Hasil pengujian dari laboraturium diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS secepatnya.
 Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan
tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
 Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
 Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
 Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawan
Kontraktor.
 Bagian beton setelah di cor selama dalam pengerasan
harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1
(satu) minggu atau lebih sesuai ketentuan PBI-1971.

PASAL 41 : 41.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu
PASANGAN BATU kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali, sesuai
KALI dengan gambar dan persyaratan pekerjaan ini harus sesuai dengan
PUBI 1970, NI-3.

41.2 PERSYARATAN BAHAN

a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir pasang
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya: dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971, SK-SNI T. 03 1991.
c. Batu
Bahan untuk pondasi batu kali kecuali dipersyaratkan lain,
harus sesuai dengan PUBI 1970, NI-3 dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal disini.
Batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat
atau retak.
d. Adukan
Adukan yang dipakai campuran 1 PC : 4 pasir

41.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan
ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok
ketempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-
rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan
integral.

PASAL 42 : 42.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN
PASANGAN BATU a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
BATA peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar kecuali telah
ditentukan dalam bab ini meliputi
c. Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)
 Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai
setinggi 30 cm di atas lantai.
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan

XII- 38
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

 Pasangan dinding WC setinggi 1,80 cm di atas permukaan


lantai
 Pasangan dinding septicktank
 Pasangan bak kontrol.
 Pasangan bata yang terbenam pada tanah urug
 Pasangan bata seperti gambar dengan mengikuti notasi
yang ada
d. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 3 PS pada ruang X ray /
R. Operasi
e. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 4 PS berada di atas
pasangan kedap
f. Ketebalan pasangan bata untuk semua type adk menggunakan
ketebalan ½ bt (setengah bata), ¾ bt (tiga perempat bata),
1 bt (satu bata) dan 1½ bt (satu setengah bata) dijelaskan
pada gambar.

42.2 PERSYARATAN BAHAN


 Batu bata harus memenuhi NI-10
 Semen Portland harus memenuhi NI-8
 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
 Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9

42.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 PC : 4 Pasir pasang untuk semua pasangan kecuali
dijelaskan pada pasal ini
b. Untuk semua dinding KM/WC, semua dinding lantai dasar mulai
dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 180
cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
gambar menggunakan simbol aduk traasram / kedap air
digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 2 pasir
pasang.
c. Untuk semua dinding ruang X-ray (radiolog), semua dinding
lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300
cm (sampai ring balok) dari permukaan lantai, serta semua
dinding yang pada gambar menggunakan pasangan bata tebal 1
bt (satu bata) aduk dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
d. Untuk semua dinding ruang Opersi dan Melahirkan, semua
dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
setinggi 300 cm (sampai ring balok) dari permukaan lantai,
serta semua dinding yang pada gambar menggunakan pasangan
bata tebal ½ bt (setengah bata) aduk dengan campuran 1 PC :
3 pasir pasang.
e. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex-lokal
dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Pekerjaan /
Konsultan PENGAWAS, siku dan sama.
f. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak
atau drum hingga jenuh.
g. Pemasangan batu bata harus sedemikian hingga siar-siar tegak
tidak segaris.
h. Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
i. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.
j. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom praktis
k. Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 20 cm.
l. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama
sekali tidak diperkenankan.
m. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
n. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi 5%. Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh
digunakan.

XII- 39
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

o. Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus


menghasilkan dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding
satu bata, finish adalah 23 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat,rapi, dan benar-benar tegak lurus.
p. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
q. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di
dalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan
bata (sebelum diplester).
r. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang
tembok.
s. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus-menerus
paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya. ditentukan
dalam gambar detail.

PASAL 43 : 43.1 PEKERJAAN KOSEN DAN FRAME ALUMINIUM.


PEKERJAAN a. LINGKUP PEKERJAAN.
KUSEN, PINTU DAN
JENDELA 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen bagian luar,
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta
shop drawing dari Kontraktor.

b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan : Dari bahan aluminium
framing system, aluminium
Extruci sesuai SII extrusi
0695-82 dan Alloy A 6063 t-5
extrusi standart produksi YKK,
Alcan setara atau produk
lainnya SNI, yang setara
disetujui oleh Konsultan
Perencana, Pengawas / Direksi
Pekerjaan.
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang
disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
 Aluminium deoth : 76,2 mm
 Tebal profil : 1,8 mm
 Warna profil : Sistim Anodized, warna
akan ditentukan kemudian.
 Lebar profil : Sesuai gambar.
 Pewarnaan : Dengan ketebalan minimal
22 micron.
 Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
4. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.
5. Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di site
dengan dilengkapi bahan pelindung / pembungkus dan baru
diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
6. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus
disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.
7. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan
terhadap tekanan air 15 kg / m2 yang harus disertai hasil
test.
8. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi
terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang

XII- 40
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dipersyaratkan.
9. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses
fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secepat
mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu
partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela bukan dinding dan pintu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1mm
 Untuk diagonal 2mm
10. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan
zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
11. Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk
atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan
meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran
dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritaskan proses fabrikasi harus sudah siap sebelum
pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop
drawing dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk dan ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material
besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas
(argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak
nampak oleh mata.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan
teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari
steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval
600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar
dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian
rupa sehingga hair line tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2 . Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium
harus ditutup dengan sealant.
9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
 Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan

XII- 41
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

lain-lain.
 Sistem kosen dapat menampung pentu kaca frame less.
 Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang
tanpa harus dimatikan secara penuh yang merusak baik
lantai maupun langit-langit.
 Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang
mana kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga
atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
11. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding
adalah 10 – 25 yang kemudian diisi dengan beton ringat
/grout.
12. Pemasangan kusen adalah rata bagian yang mensyaratkan
ruangan lebih bersih.
13. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang.
14. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding)
yang melekat pada mabang bawah dan atas harus waterpass.
15. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara
terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
16. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
17. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
18. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi
flashing untuk penahan air hujan.

43.2 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA.


a. LINGKUP PEKERJAAN.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dan jendela kaca
dipasang pada seluruh detail yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.

b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan pintu dari jenis “kaca Asahi mas atau setara”,
Jendela “kaca Asahi mas atau setara” buatan dalam negeri
yang bermutu baik Ashamimas atau produk lain yang setara
dan disetujui perencana / Konsultan Pengawas / Direksi
Pekerjaan, dan memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal
63 dan SII 0189-78.
2. Tebal bahan untuk pintu 8 mm
3. Tebal bahan untuk jendela 5 mm
4. Bentuk dan ukuran pintu dan jendela sesuai yang
dinyatakan/disebutkan dalam detail gambar.
5. Warna kaca akan ditentukan kemudian.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
lapangan ( ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan
contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini kepada Konsultan pengawas / Direksi Pekerjaan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan
semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari
pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS /
Direksi Pekerjaan.
4. Penyimpanan/penimbunan pintu dilokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi

XII- 42
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan


terlindung dari kerusakan dan kelambatan.
5. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan
merupakan ukuran jadi.
6. Harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan, tanpa
meninggalkan bekas/cacat pada permukaan pintu kaca.
7. Daun pintu kaca dan jendela setelah dipasang harus rata
siku / waterpass, tidak melenceng dan semua peralatan
dapat berfungsi dengan baik.

43.3 PEKERJAAN DAUN PINTU UPVC.


a. LINGKUP PEKERJAAN.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2. Meliputi semua pekerjaan seperti Memotong, menyetel,
membuat lidah-lidah, sponning dan lain-lain, pekerjaan
yang diperlukan untuk menyambung dengan baik.
3. Juga harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup,
paku-paku dan lain-lain pasangan yang mungkin diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan UPVC.
4. Lingkup pekerjaan Rangka pintu Alumunium daun Pintu
Kamar Mandi/WC : daun pintu UPVC, sesuai dengan yang
ditunjuk oleh gambar.

b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan rangka dari Alumunium dan Daun UPVC, dan list
penutup.
2. Bahan rangka ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
3. Khusus untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet
menggunakan kusen Alumunium dan daun pintu UPVC.
4. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /
pelekatan pada rangka, digunakan Baut yang bermutu baik,
yang setara.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan
pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang /
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan untuk rangka
allumunium dan penguat lain serta penempelan UPVC
terhadap rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
4. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized
atau persetujuan Konsultan pengawas / Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas), tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan yang tampak.
5. Untuk daun pintu UPVC setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 44 : 44.1 PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


PEKERJAAN
PELAPIS DINDING a. LINGKUP PEKERJAAN
1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlkan untuk
melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan
dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

XII- 43
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

b. PERSYARATAN BAHAN
1. Adukan 1 PC : 2 Pasir dipakai untuk plesteran rapat air
2. Adukan 1 PC : 3 Pasir dipakai untuk plesteran ruang
radiolog (X –ray)
3. Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran
dinding lainnya
4. Seluruh permukaan plesteran difinish aci dari bahan PC
 Semen Portland harus sesuai NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan).
 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
 Air harus sesuai NI-3 pasal 10
 Penggunaan adukan plesteran ;

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Plesteran dilaksankan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan sesuai pentunjuk dan persetujuan
Direksi Pekerjaan / Konsultan MK, dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan syarat pekerjaan.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanaan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sesuai
Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku
ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
pentunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar
detail dan pada gambar potongan mengenai ukuran tebal,
tinggi, peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran
dalam volume, cara pembuatan nya menggunakan mixer
selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Untuk bidang kedap air, beton pasangan dinding batu
bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lanai an 150 cm dari
permukaan lantai untuk kamar mandi, WC, toilet dan
daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2
Pasir

b) Untuk aduk kedap air, harus dtambah dengan Daily


Bond, dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian
Daily Bond.

c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1


PC : 5 Pasir

d) Plesteran halus „acian‟ dipakai campuran PC dan air


sampai mendapatkan campuran yang homogen, acin dapat
dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar), untuk adukan plesteran finishing harus
ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200-250
gram plamix untuk setiap 40 kg semen.

e) Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus


disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dab belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menti terutama untuk adukan kedap
air.

5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah


pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk
seluruh bangunan.
6. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian
diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengkat bekisting harus ditutup aduk
plester.
7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen
dengan memakai spesi kedap air.
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaan nya diberi alur-alur garis horisontal atau

XII- 44
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

diketrek (scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik


terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima
cat.
10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang
tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm
untuk patokan kerataan bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar.
12. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan plesteran
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Direksi Pekerjaan / Konsultan
MK.
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya
bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat )
tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm
kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar.
14. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengereingan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan / Konsultan MK dengan biaya atas tanggungan
Kontaktor.
17. Selama tujuh hari setelah pengacian selesai Kontaktor
harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.
18. Selama pemasangan dinding atau batu bata / beton
bertulang belum difinish, Kontaktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain.
19. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontaktor dan wajib diperbaiki.
20. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua minggu).

44.2 PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK

a. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-
bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang
dinding toilet, pantry reservoir, dan pada tempat-tempat
sesuai detai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.

b. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan :
Keramik dinding :
a). Jenis : Keramik Tile
b). Finishing permukaan : Berglazur
c). Produksi : Granito, Roman, Ikad
Asia Tile, Masterina
atau setara
d). Bahan pengisi siar : Igi tile grout
e). Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir
f). Warna/texture : Ditentukan kemudian
g). Ukuran : 20 x 20 atau seperti
dalam gambar

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan


peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia
(NI-19), PVBB 1970, dan PVBI 1982).
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapat

XII- 45
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan MK /


Perencana.
4. 2.4 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif daripabrik sebagai informasi
bagi Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenis dan harus disetujui Direksi Pekerjaan /
Konsultan MK.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada,
keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
perekat. Campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah
1 bagian air : 3 bagian perekat, aduk merata sampai
berbentuk pasta tunggu 5-10 menit kemudian diaduk
kembali sebelum digunakan. Tebal adukan  1 cm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, warna, motif tiap keramik harus sama, tidak boleh
retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
4. Pola keramik harus memperhatikanukuran / letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan,
panel, stop kontak, lemari gantung dan lai-lain yang
tertera dalam gambar.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan
gambar.
6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih
dahulu dengan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-
garis siar harus benar-benar lurus, siar arah horisontal
pada dnding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan garis lurus.
8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan
siar sebesar 2 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisis siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukn semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik.
10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan supergaant.

PASAL 45 : 45.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Penyediaan bahan UPVC Setara Sunda Plafond, Upton, Jaya
LANGIT-LANGIT Plafond(lembaran calsiboard 4 mm, gipsum board 9 mm, bahan
finishing termasuk list gipsum) tenaga kerja dan peralatan
Penyiapan rangka / penggantung dengan konstruksi sesuai dengan
gambar
Pemasangan UPVC, calsiboard dan gipsum tersebut pada rangka
/penggantungnya di ruang-ruang sesuai dengan yang tertera
dalam rencana.

45.2 PERSYARATAN BAHAN

1. Bahan Plafond UPVC Dengan Spesifikasi Teknis Setara Sunda


Plafond dan Upton.
2. Bahan yang digunakan adalah “Calsiboard” yang tahan api
dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 4 mm.
3. Bahan yang digunakan adalah “GIPSUM Board” yang tahan api
dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 9 mm Produksi Elephant
/Jaya board sekulitas.
4. Bahan yang digunakan adalah “Triplek Board” dengan ukuran
122 cm x 244 cm tebal 5 mm Produksi Andatu atau setara.
Triplek tersusun dari lapisan kayu keras, dengan kepadatan
tinggi dan bahan lem yang tanah terhadap air dan iklim
tripis. Lapisan permukaan triplek harus mulus bersih tidak
ada mata kayu atau sambungan.
5. Sebelum membeli/memesan bahan/material Kontraktor wajib

XII- 46
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

membuat “ Shop Drawing “ serta memberikan contoh dan “mock


up” kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk diproses
mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Perencana.
6. Bahan yang telah sampai dilapangan, harus disimpan dalam
lapangan, harus disimpan dalam gudang yang bebas air dan
ditumpuk dengan teratur.

45.3 SYARAT PELAKSANAAN


a. PERSYARATAN UMUM
1. Pemasangan langit-langit harus dilakukan oleh tukang-
tukang ahli.
2. Penggantung langit-langit pada lantai beton di atasnya
dengan ramset kecuali pada rangka atap baja menggunakan
besi O 6 mm atau dinabolt.
3. Bahan langit-langit yang dipasang, harus baru, tidak
boleh menunjukkan cacat fisik.
4. Pertemuan langit-langit dengan dinding, kolom dan
bidang-bidang tegak lainnya pada peralihan ketinggian
langit-langit, dengan lampu yang rata langit-langit dan
lain-lainnya harus rata dan rapi sesuai dengan
spesifikasi gambar.
5. Tempat hubungan antara langit-langit dengan bahan lain
menggunakan akhiran list kayu jika langit langit
menggunakan tiplek atau calsiboard dan list gipsum jika
langit-langit menggunakan gipsum board

b. SYARAT PEMASANGAN
1. Langit-langit dipasang pada plafond sesuai gambar.
2. Bahan penutup untuk langit-langit yang menggunakan
triplek dan calsiboard sesuai gambar dengan tebal sesuai
dengan standar bahan, disekeliling menggunakan list
profil kayu kamper 3/3. Penutup untuk langit-langit
yang menggunakan Gypsum sesuai gambar dengan tebal
sesuai dengan standar bahan dan disekeliling menggunakan
list gypsum.
3. Bahan langit-langit yang digunakan harus dari kualitas
baik.
4. Konstruksi rangka langit-langit menggunakan besi hollow
4/4, rangka plafond 60 x 60 cm (atau sesuai gambar).
Pada sekeliling sisi tembok adalah juga merupakan rusuk
utama.
5. Pasangan langit-langit triplek pada pertemuannya diberi
celah (naad) selebar tebal bahan, dan harus sama
merupakan garis lurus sesuai gambar. Sedangkan untuk
gypsum dan calsiboard diberi celah digunakan untuk
mendempul / compound.
6. Penempelan lembaran multipleks pada rangka langit-langit
dilaksanakan pakai paku/paku gipsum. Agar kepala paku
tidak menonjol dari permukaan bidang maka sebelum
dipasang semua kepala paku harus digepengkan terlebih
dahulu dan bekas lobang paku didempul.
7. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-
retak atau menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera
diperbaiki atas perintah Direksi Lapangan dan seluruh
akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab dan
resiko Pemborong sepenuhnya.
8. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar
bersangkutan.
9. Semua list langit-langit dapat difinish menggunakan cat
yang sama dengan yang digunakan untuk mengecat langit-
langit.

45.4 HASIL AKHIR YANG DIKEHENDAKI


1. Pola harus sesuai dengan perencanaan.
2. Datar/rata, tidak bergelombang.
3. Penyelesaian pengecatan sesuai dengan yang tersebut dalam
RKS ini.

PASAL 46 : Bahan penutup atap bitumen bergelombang


PEKERJAAN a. Penutup atap Bitumen bergelombang dengan spesifikasi berikut ;
PENUTUP ATAP - Lembaran terbuat dari bahan bitumen
- Ketebalan : 3 mm
- Ukuran bentang : menyesuaikan
b. Rangka pembetuk Besi Pipa Black Steel Ø 6” dan Tras/Pengaku
Besi Pipa Hitam Ø 4” (baja Berat)
c. Penyambungan dengan Menggunakan Las Penuh dengan Kawat Las

XII- 47
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Jenis RB 3,2 mm setara Nikko Steel.


d. Paku : galvanis anti karat dengan penutup
e. Pemasangan
a) Perhatikan Pengelasan tiap2 join sambungan antar pipa.
b) Pasitkan pengelasan penuh keliling dan pengelasan sambungan
antara siku dengan plat diperhatikan.
c) Harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
d) Pemasangan harus dipilih dari sistem yang terbaik, dengan
sistem ventilasi atau perlakukan khusus, sehingga tidak
akan terjadi penjamuran pada rongga panel yang berakibat
penegmebunan atau udara dingin.
e) Pemasangan dilaksanakan sesuai gambar disain lengkap dengan
asesoriesnya.
f) Sistem pemasangan mengikuti standar nasional Indonesia.
PASAL 47 : 47.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN a. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
LANTAI GRANIT, berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS
KERAMIK gambar rencana.
b. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan
dipasang khususnya untuk menentukan warna dan tekstur yang
akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.
c. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang
ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan lantai Pulastic ini meliputi Lapangan Olahraga
yang ditunjukkan dalam gambar.

47.2 PERSYARATAN PELAPIS BAHAN

Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik


menurut syarat SII 0583 – 81, produksi nomor 1 proses single
firing sekualitas Roman, Masterina dengan spesifikasi sebagai
berikut:
- Lantai Pulastic dengan ketebalan 5 mm dengan warna
ditentukan oleh direksi pekerjaan.
- Granit Lantaiukuran 60x60x0,7 cm.
- Ukuran : 20 x 20 x 0,7 cm 30 x 30 x 0,7 cm, atau
seperti tertera dalam gambar
- Bahan dasar : Kaolin denga kualitas baik
- Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang
umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu
yang mendadak.
- Warna keramik akan ditentukan kemudian (minimal dengan
contoh 3 macam warna untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Perencana, KP dan Direksi Pekerjaan.
- Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

47.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Seluruh pekerjaan di bawah lantai yang akan dipasang harus
sudah selesai dikerjakan.
b. Adukan untuk alas/sambungan 1 PC : 4 Pasir
c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain,
permukaan harus sesuai water pass.
d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat atau
kegiatan lain.
e. Khusus untuk lantai tangga, dipasang keramik anti slip 10 x
30 x 0,7 cm pada bagian tepi tangga.
f. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi
potongan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum
dalam gambar. Potongan dosis pemakaian 0,5-1 Kg/cm2.
g. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya.
h. Kontraktor pelapis lantai keramik wajib wajib menyediakan
bahan cadangan sebanyak 2,5 % dari masing-masing jenis/type
bahan keramik terpasang, disimpan sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan / Konsultan pengawas.
i. Pekerjaan lantai puslastic dikerjakan pada saat terakhir
guna menghindari kerusakan dengan spesifikasi Setara
Pulastic Sport Flooring A Sika Company.
j. Standar Penerimaan
o Setiap pekerjaan lantai yang dipasang harus dipasang
rapih pada posisinya dan rapat satu sama lain dan
terjamin hubungan kerapihannya serta kekakuanya
(rigidity).
o Setiap pekerjaan lantai harus dipasang rata (water
pass). Toleransi kemiringan permukaan lantai yang dapat

XII- 48
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

diterima adalah 1mm / 10 m2.


o Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing kepada
pemilik , dimana pada gambar tersebut dijelaskan
detail-detail pelaksanaan. Outlet/inlet koordinasi
dengan disiplin lainnya (misalnyta dengan mekanikal
elektrikal dan sebagainya).

PASAL 48 : 48.1 LINGKUP PEKERJAAN.


PEKERJAAN a. Yang termasik dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga
ALAT PENGGANTUNG kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya
DAN PENGUNCI yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan
dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan
pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

48.2 PERSYARATAN BAHAN.


a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu
baik, seragam dalam pemilihan warnanya sesuai dari bahan-
bahan yang telah disetujui Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal
terbuat dari pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya.
Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.
Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak
kunci dengan dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci
lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi
denah.
d. Perlengkapan daun pintu.
1. Pintu kayu, terdiri dari :
* Hinges/pivot
* Lockset : - Lockcase
- cylinder
- Handle
 Door closer
Produksi setara Cisa, Kend.
2. Pintu Aluminium :
* Hinges/pivot
* Lockset : - Lockcase
- cylinder
- Handle
 Floor hing
Produksi setara Cisa, Kend.
3. Pintu WC.
- Hinges/pivot
- Lockset
- Door clooser
Produksi setara Cisa, Kend.

e. Seluruh kunci pintu yang dipasangnya dengan anak kunci yang


telah direncanakan dan diatur menggunakan sistem Master,
Grand Mater, Emergency Master dan Construction Key dari
pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua)
buah anak kunci, anak kunci Master / Grand Master /
Emergency Master Key, untuk construction Key disupply 5
(lima) buah.
f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
g. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu,
diatur sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat
pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
h. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila
dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang
telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug.

48.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini,
sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pengakuan / penyerahan harus
disertai brosur spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

XII- 49
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

b. Apabila dianggap perlu, Konsultan pengawas / Direksi


Pekerjaan dapat memintakan untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan
yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi
atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari
32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan
lantai setempat.
e. Posisi “lock” dan “latch” harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Konsultan pengawas / Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
f. Door closer yang digunakan type hidrolic. Pengatur kecepatan
closing dan latch, dikehendaki jenis “hold open”, yaitu
pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti dalam
posisi terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang
dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang
tertera pada gambar.
g. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan
cukup kuat, misalnya : Stainless steel.
PASAL 49 : 49.1 LINGKUP PEKERJAAN.
PEKERJAAN a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
KACA DAN CERMIN bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin,
dan pintu jendela kaca yang dilaksanakan untuk :
 Daun pintu dan jendela.
 Cermin pada toilet.
 Dan tempat-tempat lain sesuai gambar.

49.2 PERSYARATAN BAHAN.


a. Bahan kaca untuk exsterior digunakan colour (tinted) float
glass, produk dalam negeri merk Asahi Mas atau produk lain
setaraf dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
b. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai
kebutuhan atau sesuai yang ditentukan dalam detail gambar.
c. Bahan kaca interior (kaca mati) digunakan colour float
glass, produk dalam negeri merk Asahi Mas atau dari produk
lain yang setara dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS /
Direksi Pekerjaan.
d. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai
kebutuhan atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
e. Kaca yang digunakan dari mutu AA, serta harus memenuhi
persyaratan dalam PUBI-1982 pasal 63 dan SII 0189 – 78.
f. Ukuran pemotongan kaca dan tempar pemasangan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Kaca cermin pada ruang toilet dan ruang yang ditunjuk oleh
gambar yang digunakan dari jenis clear-float glass mutu
terbaik produk dalam negeri ex Asahi Mas atau produk lain
yang setara dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
h. Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat,
bebas sulfida maupun bercak-bercak atau kerusakan pada lapis
peraknya.
i. Dipasang pada seluruh detail yang ditunjuk / disebutka dalam
gambar.
j. Toleransi
 Panjang dan lebar; untuk ukuran panjang dan lebar
dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm.
 Kesikuan; pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi
empat harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm
per meter panjang.
 Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih
dari 0,3 mm.
k. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari
komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada
sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari

XII- 50
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat


garis timbul yang tembus pandangan , gelombang adalah
permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu pandangan, bebas
dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan. Bebas
awan (permukaan kaca yang mengalami kelalian kebeningan),
bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca), bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

49.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus


mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.
c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan
mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam
pekerjaan.
d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui.
f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat,
kuat/tidak goyang dan sesuai persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang
terjadi. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai
persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai
kaca terpasang lebih dari 0,5 mm, dari batas rangka.
i. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak ada cacat-cacat seperti yang disyaratkan.
j. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus pada sisi pemotongan,
diharuskan menggunakan alat pemotong kaca khusus.
k. Pemasangan dipakai paku sekrup fisher plastik kedinding
ukuran sesuai kebutuhan. Hasil pemasangan harus rapih, sisi
rata (waterpas) dan kuat.
l. Pemasangan kaca dan cermin harus diberi alat triplek (pada
pemasangan yang menempel di dinding).
PASAL 50 : 50.1 LINGKUP PEKERJAAN.
PEKERJAAN
PENGECATAN a. Meliputi pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan pengecatan sesuai dengan RKS
serta gambar kerja.
b. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
hasil pekerjaan tidak menggelombang, mengelupas dan cacat
lainnya.
c. Jika terjadai cacat seperti tersebut pada butir 1.2
Kontraktor harus melakukan perbaikan (pengecatan ulang)
hingga disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas.
Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
d. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan dinding yang tidak
dilapis dengan bahan pelapis apapun, cat langit-langit
expose dan ruang yang seperti dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar.

50.2 PERSYARATAN BAHAN.


a. Untuk dinding dalam, langit-langit, pada ruang tertentu
sesuai gambar, cat yang digunakan adalah jenis Emulsi
Synthetic sekualitas Produk ICI, Kansai Paint, Pacific Paint
atau setara, atas dasar Resin Acetate Emulsion.
Data Teknis :
- Type : Synthetic Emulsion
- Warna : di tentukan kemudian
- Kepadatan : 49 %
- Daya sebar
teoritis : 14 m/liter
- Waktu pengeringan pada 25 C
* Kering sentuh : 30 menit
* Kering keras : 2 jam
- Minimum selang
waktu pengecatan : 1 jam
- Maksimum selang
waktu pengecatan : tidak kritis
- Cara Aplikasi : Kuas,roll atau semprot

XII- 51
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- Pengencer dan
pembersih : air bersih
- Berat jenis : 1,30 – 1,40
- Fisik nyata : tidak mudah terbakar

b. Untuk dinding luar, cat yang akan digunakan adalah


sekualitas ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara.
Data teknis :
- Type : Pure Acrylic Emulsion
- Warna : di tentukan kemudian
- Kepadatan : 49 %
- Daya sebar
teoritis : 11 m/liter
- Ketebalan : 25 – 3 micron
- Waktu pengeringan pada 25 C
* Kering sentuh : 30 menit
* Kering keras : 2 jam
- Minimum selang
waktu pengecatan : 2 jam
- Maksimum selang
waktu pengecatan : tidak kritis
- Pengencer dan
pembersih : air bersih
- Berat jenis : 1,20 – 1,30
- Fisik nyata : tidak mudah terbakar

c. Untuk logam cat yang digunakan adalah skualitas ICI, KANSAI


PAINT, PACIFIC PAINT atau setara untuk kayu cat yang
digunakan adalah ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau
setara.
d. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel
dalam kemasan 5 (lima) kg, tidak pecah atau bocor dan
mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.
Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat
adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
e. Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan
pengecatan Kontraktor mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada : Pemilik Proyek.
2. Pemilik Proyek melalui Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan menentukan warna pilihannya Kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh, atas biaya Kontraktor.

50.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

A. UMUM.
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan
langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran
yang menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan
dicat karena masih basah atau lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh
warna.
c. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga
terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan
dasar sampai dengan pengecatan akhir.
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
pabrik pembuat cat tersebut.

B. PEKERJAAN PENGECATAN DASAR PLESTERAN (CAT TEMBOK).

a. Cat Tembok Dalam dan langit-langit expose.


1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering. Setelah permukaan tembol kering,
maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap

XII- 52
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

pengkristalan/pengapuran (efflorence) yang biasanya


terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
2. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur, sekualitas
dengan plamur wall putty 550-1967 merk PACIFIC PAINT
atau setara.
3. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali
dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.
4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi
sampai halus.
5. Kemudian dicat yang terdiri dari 1 (satu) lapis
Alkali Resintance sealer yang dilanjutkan dengan 3
(tiga) lapis Synthetic Emulsion dengan kekentalan cat
sebagai berikut :
- lapis Iencer (tambahkan 20% air)
- lapis II kental
- lapis III kental
6. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur
lagi dan diamplas halus setelah kering.

b. Cat tembok luar.


1. Seperti halnya cat tembok dalam butir (a).
2. Pengecatan dengan cat khusus luar sesuai
persyaratan bahan.

C. PEKERJAAN PENGECATAN BAJA DAN LOGAM.


a. Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan
white spirit atau solvent.
b. Untuk baja galvanie, amplas dengan kertas amplas ukuran
360 sebelum diprimer.
c. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai antara lain :
- Sistem Alkyd : Primer : Q.D Red Lead/Red Oxide
Top Coat : ICI, Metal kote,
Kansai Paint atau
setara.
- Sistem Upox : Primer : Upox Red Lead
Top Coat : Upox Enamel
Penggunaan/pemilihan diatas disesuaikan dengan lokasi
sambungan dan ujung-ujung yang tajam diberi touch up.
Untuk primer 1 (satu) lapis dengan ketebalan 40 mikron
dan top coat 2 (dua) lapis dengan ketebalan 40 mikron.
d. Selang waktu pengecatan disesuaikan dengan sistem yang
digunakan.
e. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan
compressor 3 (tiga) lapis.
f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin,
utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

D. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU.


a. Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran
diberi dasar meni (.
b. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian
diplamur bila terdapat retak, celah atau lobang,
kemudian permukaan kayu yang diratakan.
c. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur
yang tipis.
d. Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan
semprot untuk bidang luas.
e. Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya.

E. PEKERJAAN PELITUR.
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas
permukaannya. Kemudian membersihkan dengan lap kering,
tidak boleh ada minyak dan kotoran lain yang menempel.
b. Setelah bersih permukaan dicat pelitur dengan
menggunakan bahan terbuat dari katun yang lembut dan
bersih dari kotoran dan minyak.
c. Pekerjaan tersebut diulang sampai mencapai ketebalan
warna transparan yang merata.
d. Cat pelitur yang digunakan bermutu tinggi, berkualitas
Impra, Mowilex, Lignalac atau setara yang umum
dipergunakan untuk penyelesaian furniture.
e. Cat melamic digunakan pada semua pintu, panel kayu

XII- 53
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

berikut kusen-kusennya, semua pintu double teakwood,


semua plafond khusus yang mengandung unsur kayu, list
profil kayu, dan pada tempat-tempat yang ditunjukkan
dalam gambar.
PASAL 51 : 51.1 LINGKUP PEKERJAAN.
PEKERJAAN Meliputi : pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain
SILICONE SEALENT sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap,
terpasang sempurna sesuaia RKS.
Pekerjaan yang harus mendapat perlakuan silicone sealant :
a. Setiap hubungan antara kaca dengan aluminium.
b. Setiap hubungan antara aluminium dengan dinding beton.
c. Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
d. Setiap delatasi (hubungan antara lantai beton dengan lantai
lainnya).
e. Dan tempat-tempat lain sesuai gambar.

51.2 PERSYARATAN BAHAN.


Silicone sealant DOW CORNING TYPE 793 + merk atau setaraf,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Pengering netral.
- Modulus elastisitas
tinggi : 100 % (gerakan)
- Kering sentuh : 15 menit
- Waktu pengerjaan : kurang dari 10 menit
- Menyatu sepenuhnya : 24 jam.
- Warna : akan ditentukan kemudian.
- Tidak terpengaruh
terhadap : sinar matahari, hujan, ozon dan
perubahan temperatur yang
tinggi (62C s/d 205C).
- Fire rating : tidak kurang dari 2 jam.
- Daya kedap suara : 30 Db

(Khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan


finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone
rubber yang compatible terhadap Flourocarbon).

BACK UP MATERIAL.
a. Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking
Tape sekualitas GINZA atau setara.
b. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel
terbuka yang direkomendasikan dari Dow Corning.

51.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


a. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh
Kontraktor khusus yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant,
dibuktikan dengan melamirkan CV tenaga ahli yang
bersangkutan.
b. Untuk akca, alumunium, beton dan steel sebelum diberi
perlakuan sealant harus terlebih pembersihan, bebas dari
debu, minyak dan lain sebagainya yang mengakibatkan
berkurangnya saya rekat sealant.
c. Pembersihan dilakukan dengan Toluol
d. Aplikasi harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara,
kerena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik.
Sesuaikan tekanan udara untuk memperoleh pengisian joint
yang cukup.
e. Jika joint sudah diisi , aratakan saelant dengan alat yang
direkomendasikan oleh pabrik pembat saelant. Masking tape
harus segera diangkat sebelum sealant menering (kira-kira 10
– 15 menit)
f. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan
menggunakan kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.
g. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat
dirapikan dengan pisau silet tajam.
a. Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6
mm dengan perbandingan lebar dan dalam -= 2: 1 (sebagai
contoh untuk lebar 10 mm adalah 5 mm).
PASAL 52 : 52.1 LINGKUP PEMASANGAN
PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua
LANTAI PULASTIC tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua perbuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pertukangan / keahlian dan
yang ada hubungan dengan itu, lengkap sebagaimana

XII- 54
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang


diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan
persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang
perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat
yang akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang
tertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini
berlaku penuh.
d. Pemasangan pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk ;
1. Khusus Lapangan Olahraga

52.2 PERSYARATAN BAHAN


Lantai merupakan beton bertulang dengan mutu beton yang
digunakan menggunakan beton dengan kuat tekan minimal K. 250
(fc‟ = 28 MPA / sesuai uji kuat tekan beton standar umur 28
hari).
Kualitas bahan lantai Pulastic menggunakan bahan produksi dalam
negeri dengan sifat non toxid . Penggunaan bahan bambahan/
campuran harus sesui dengan petunjuk dan arahan dari tenaga
ahli (Tehnical Asistant)
Secara umum bahan tersebut tahan terhadap hal-hal yang akan
merusak baik yang timbul secara mekanik (Gesekan atapun
goresan) maupun kimia ( Bahan reaktif yang bersifat Asam, Bahan
reaktif yang bersifat Basa, Bahan reaktif yang bersifat Garam-
garaman, aseton, amonia, alkohol, air Bahan minyak ) dan tidak
menimbulkan bercak (lengket akibat tumpahan bahan-bahan
tersebut).
Standar pemakaian bahan Pulastic Sport Flooring A Sika Company
;

52.3 PEMASANGAN
a. Syarat Pemasangan
Tenaga dan Peralatan
1). Pekerjaan ini harus dilaksanakan dan diawasi oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dengan menunjukkan surat
keterangan hasil pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan
2). Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan dan pengadaan
peralatan standar untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b. Persiapan
1). Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain.
2). Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan
kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
pengawas sebelum pelaksanaan.
3). Pelaksana sebelum mengerjakan wajib memeriksa keterkaian
setiap tahapan pekerjaan, instalasi dan peralatan yang
akan dipasang pada ruangan tersebut. Pelaksana Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
tahapan yang telah benar dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas
4). Lokasi yang akan dikerjakan harus benar-benar rata dan
terbebas dari genangan / ataupun kemungkinan terjadinya
rembesan air pada saat pelakasaan dan pengoperasian

c. Pelaksanaan Pemasangan
Pekerjaan Lantai
1). Pelaksana harus memastikan bahwa kondisi lokasi harus
terbebas dari genangan air ataupun kerataan sebelum
pelaksanaan dan instalasi yang harus ditanam yang
pelaksanaan bersamaan dengan pekerjaan pengecoran.
2). Sebelum pemasangan tulangan lantai / pengecoran beton
(K.250) pada permukaan lapisan beton rabat harus
dipasangan water barrier / lapisan kedap air yang terbuat
dari bahan plastik / atau geo teksil dengan ketebalan 0,5
mm (plastik kedap air dengan pemasangan tanpa ada
sambungan).
3). Pengecoran beton beleh dilaksanakan setelah mendapat ijin
dari Konsultan pengawas. Pengecoran beton dilaksanakan

XII- 55
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dengan ketebalan 10 cm. Pemadatan dilakukan menggunakan


hand vibrator.
4). Pelaksanaan akhir permukaan beton harus benar-benar rata
dengan permukaan finising halus dengan sistem trowel
finish atau disarankan menggunakan power floating finish.

E. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PASAL 53 : 53.1 PENDAHULUAN
PEKERJAAN a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail
MEKANIKAL spesifikasi bahan dan cara pemasangan Peralatan (Pompa
Submersible, Pompa distribusi, Pompa Jockei (hidrant),
Presure tank dan Diesel Generator Set berikut
perlengkapannya meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, supervisi,
pemeliharan dan memberi jaminan.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus
mengikuti/mematuhi semua peraturan-peraturan yang ada antara
lain :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
 VDE, BS, ISO, LMK, dll

c. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua


persyaratan yang ada seperti:
 Syarat-syarat Umum.
 Spesifikasi Teknis
 Gambar Rencana
 Berita Acara (Aanwijzing)

d. Semua peralatan harus dihubungkan dengan sistem pentahaan


(grounding) dengan ukuran kabel ;
 Pompa-pompa menggunakan kabel BC 25 mm²
 Diesel Generator dan panelnya menggunakan kabel BC
ukuran 70 mm²
e. Syarat-syarat Kontraktor
 Harus memegang keagenan dari merek yang ditawarkan atau
bekerja sama dengan pemegang keagenan atau instalasi
listrik yang bekerja sama dengan pemegang keagenan.
 Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku
atau bekerja sama dengan pemegang SIKA-PLN.
 Harus dapat disetujui oleh Panitia Lelang.

53.2 KETENTUAN UMUM


a. Pengetesan
Semua pealatan yang telah dipasang sebelum diserah terimakan
dari kontraktor kepada direksi proyek harus telah dilakukan
pengetesan pada peralatan tersebut minimal 1 x 24 jam
berturut-turut.
Segala biaya yang digunakan untuk proses pengetesan dan
pengujian merupakan tanggungan langsung dari kontraktor
b. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
c. Melaksanakan supervisi dan melaksanakan pemeliharan.
d. Menyerahkan brosur, maintenance dan operation manual.
e. Memberikan masa jaminan kepada Pemberi Tugas.
f. Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemberi Tugas.

Catatan :
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut diatas adalah
menyediakan dan memasang sehingga seluruh sistem bekerja
dengan sempurna

53.3 POMPA SUBMERSIBLE


a. Spesifikasi peralatan
1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan
lebih lama .
2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran.
3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang
memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji
oleh pasaran.
4. Bodi luar terbuat dari bahan yang kuat stainless steel

XII- 56
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus


atau berkarat (bahan logam/besi anti karat
/stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas
dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian.
6. Diameter body + 4 “ (95 mm)
7. Dilengkapi autometic water level pada sumur dan
aoutomatic water level pada ground tank
8. Mempunyai total head 80 sampai 125 m
9. Mempunyai kapasitas layanan 250 l/menit sampai 300
l/menit
10. Besar pipa inlet dan outlet mengikuti besaran standar
dari pompa yang digunakan
11. Mempunyai power paling tidak 10 Hp
12. Data elektris pendukung phase 380 V, RPM + 2800, 50 hz
13. Standar minimal sekualitas TERRA BIZZI atau sekelas
(TERRA, GROUNDFOS, FRANKLIN), sebagai acuan digunakan
merek TERRA BIZZI

b. Lingkup pekerjaan
1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel
 Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE /
DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL
 Pengadaan, pemasangan Panel box Distribusi panel out
door ukuran 60 x 40 x 30 cm yang ditempatkan di
lokasi berdekatan dengan sumur dalam (deep well)
 Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm
dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinckromat
dan diduco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat
bakar warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. Pintu
panel-panel tersebut harus dilengkapi master key
 Asesories yang harus disediakan dalam box disesuaikan
dengan kebutuhan standar dengan tidak boleh
mengurangi sebagaimana yang telah diatur dalam
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
 Hal-hal yang tidak disebutkan dalam pasal ini berarti
kontraktor harus mengikuti ketentuan yang telah
diatur sebelumya pada Bag. Pekerjaan Elektrikal Sub.
Bab Sistem Pemasangan Panel Box DP
 Ketentuan-ketentuan lain yang diperlukan dan belum
jelas akan dijelaskan oleh Konsultan PENGAWAS yang
akan diberikan pada saat kontraktor menyerahkan
gambar Shop drawing.
2. Pengkabelan
 Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel
jenis NYFGBy dia 4 x 10 mm². Sistem penyambungan
mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam
tanah dan melintas di bawah jalan raya.
 Dari panel DP ke mesin dalam air menggunakan kabel
khusus jenis NYY 4 x 6 mm² dengan penggunaan khusus
yang tahan terhadap air (water proof). Atau
menggunakan kabel dengan persyaratan yang
direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi
peralatan tersebut.
 Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level
dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang
tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan
kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari
pabrik yang memproduksi peralatan tersebut.
 Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari
mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm²
3. Pemipaaan
Pemipaan memeliputi
 Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan
pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2

 Pipa yang digunakan sebagai out put air adari mesin
ke ground tank menggunakan pipa GIP medim atau pipa
produksi Bakrei dengan dia 2 “
 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat.
4. Pemasangan meter kontrol

53.4 POMPA DISTRIBUSI


a. Spesifikasi peralatan
1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan
lebih lama .

XII- 57
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran.


3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang
memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji
oleh pasaran.
4. Bodi luar terbuat dari bahan yang kuat besi yang
dilapisi bahan anti karat ataupun stainless steel.
5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus
atau berkarat (bahan logam/besi anti karat
/stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas
dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian.
6. Mempunyai total head 25 - 30 m
7. Mempunyai kapasitas layanan 150 l/menit sampai 250
l/menit
8. Besar pipa inlet dan outlet mengikuti besaran standar
dari pompa yang digunakan
9. Mempunyai power paling tidak 1.5 Hp
10. Data elektris pendukung phase 380 V, RPM + 2800, 50 hz
11. Standar minimal sekualitas TERRA atau sekelas (TERRA,
GOUNDFOS, FRANKLIN) direkomendasikan merek TERRA
b. Lingkup pekerjaan
1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel
 Ketentuan lihat pada cara pemasangan Box Panel DP
pada pompa Submersible
2. Pengkabelan
 Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel
jenis NYFGBy dia 4 x 16 mm². Sistem penyambungan
mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam
tanah dan melintas di bawah jalan raya.
 Dari panel DP ke mesin menggunakan kabel khusus jenis
NYY 4 x 10 mm² dengan penggunaan khusus yang tahan
terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel
dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik
yang memproduksi peralatan tersebut.
 Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level
dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang
tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan
kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari
pabrik yang memproduksi peralatan tersebut.
 Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari
mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm²
3. Pemipaaan
Pemipaan memeliputi
 Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan
pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2

 Pipa yang digunakan sebagai out put air dari mesin ke
tower air menggunakan pipa GIP medim atau pipa
produksi Bakrei dengan dia 2 “
 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat.
4. Pemasangan fleksible joint
Pemasangan fleksible joint berikut ukuran dan jumlah
menyesuai kan dengan kebutuhan .

53.5 POMPA HIDRANT


a. Spesifikasi peralatan
1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan
lebih lama .
2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran.
3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang
memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji
oleh pasaran.
4. Bodi luar tebuat dari bahan yang kuat besi yang dilapisi
bahan anti karat ataupun stainless steel.
5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus
atau berkarat (bahan logam/besi anti karat
/stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas
dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian.
6. Mempunyai total head mencapai 300 m dengan tekanan pada
ujung pipa tersebut 4,5 kg/cm²
7. Mempunyai kapasitas layanan 60 m3/menit (1000 l/menit)
8. Besar pipa inlet mengikuti besaran standar dari pompa
yang digunakan. Khusus untuk pipa outlet mempunyai
besaran diameter mendekati 6 inch
9. Mempunyai power paling tidak 150 Hp
10. Data elektris pendukung phase 380 V, 50 hz

XII- 58
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

11. Standar minimal sekualitas ZEHA atau sekelas (ZEHA,


GROUNDFOS, FRANKLIN) direkomendarsikan merek GROUNDFOS
b. Lingkup pekerjaan
1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel
 Ketentuan lihat pada cara pemasangan Box Panel DP
pada pompa Submersible
2. Pengkabelan
 Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel
jenis NYFGBy dia 4 x 16 mm². Sistem penyambungan
mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam
tanah dan melintas di bawah jalan raya.
 Dari panel DP ke mesin menggunakan kabel khusus jenis
NYY 4 x 10 mm² dengan penggunaan khusus yang tahan
terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel
dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik
yang memproduksi peralatan tersebut.
 Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level
dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang
tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan
kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari
pabrik yang memproduksi peralatan tersebut.
 Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari
mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm²
3. Pemipaaan
Pemipaan memeliputi
 Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan
pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 4

 Pipa yang digunakan sebagai out put air dari mesin ke
tower air menggunakan pipa GIP medim atau pipa
produksi Bakrei dengan dia 6 “
 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat.
 Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada pekerjaan
Hidrant / Pemadam kebakaran
4. Pemasangan fleksible joint
Pemasangan fleksible joint berikut ukuran dan jumlah
menyesuai kan dengan kebutuhan .

5. Pengujian (Testing)
 Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan PLN atau pabrik. Bilamana
diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan
dapat diiminta olek PENGAWAS / Pengawas dan diuji ke
Laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.

 Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut :


 Setiap bagian instalasi : pemipaan harus diuji
sehingga dicapai hasil baik menurut persyaratan
PLN.
 Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji
sehingga tak ada yang bocor dengan pengujian
tekanan sebesar 6 atm selama 2 jam.
 Panel listrik harus diuji dalam kondisi baik
dengan pengujian tegangan dan tahanan isolasi
serta bekerjanya sistem sesuai dengan ketentuan.
 Daily tank dan storage tank harus diperiksa tidak
bocor. Pelambung gelas penduga air release valve
harus bekerja dengann baik khusus untuk storage
tank meter bahan bakar harus bekerja dengan baik
dan bilamana telah mencapai volume minimum akan
timbul bunyi alarm.
 Pompa bahan bakar harus diuji bekerja dengan baik.
 Battery accu dan automatic battery chaeger barush
diperiksa cocok dengan ketentuan RKS dan brosur
serta bekerja baik.
 Polaritas penyambungan kabel harus benar dan
terpasang dengan kencang.
 Tahanan tanah harus cocock dengan RKS yang
diminta.
 Tekanan dalam pipa silincer harus diatur sehingga
cocok ketentuan pabrik dan dapat menghasilkan daya
listrik sesuai kapasitas Diesel Generator Set.
 Dalam pengetasan Diesel Generator set harus

XII- 59
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

diperhatikan hal-hal berikut ini :


- Frequency harus 50 HZ.
- Tegangan fasa-fasa 220 Volt / 380 volt
Fasa-netral 220 volt
- Power factor = 0.8
- Pengetasan dilakukan sebagai berikut :
 Pengetasan dengan beban 400 A memakai
Domplar atau cara lain tanpa bneban dari
gedung.
 Pengetasan beban 25 %, 50 %, 100 %, dan 110
% dari bet output yang diminta .
 Keseluruhan pengetasan selama 10 jam.
 Selain beban yang harus diteliti adalah
temperatur, tekanan olie dan lain-laian
sesuai standar pabrik.
 Pengetasan terhadap suara genset.
 Semua pengujian harus disaksikan oleh
PENGAWAS/Direksi dengan membuat laporan tertulis.

6. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai
lampiran-lampiran sebagai berikut :
 Gambar revisi sebanyak 6 (enam) set Duplin dan 1
(satu) set kalkir.
 Laporan hasil pengetesan.
 Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa
Indonesia.
 Surat Jaminan dari pabrik yang ditujukan kepada
Pemilik Gedung.
 Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib
melakukan masa pemeliharaan secara cuma-cuma selama
jangka waktu yang ditetapkan dalam persyaratan umum
instalasi dan peralatan tetap dalan keadaan bekerja
sempurn
 f .Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib
memberikan jaminan Diesel Generator Set tetap baik
selama 12 (dua belas) bulan.
 Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib melatih
operator pemilik gedung minimal selama 14 hari
kalender pada jam kerja kantor.

PASAL 54 : 54.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN
Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang
ELEKTRIKAL
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.
Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi
listrik luar bangunan Sambungan Udara Tegangan Rendah (SUTR)
yang meliputi ;
a) Pengurusan ijin PLN untuk pemasukan daya konsumen S3 (di
atas 201 KVA)
b) Penyambungan ke jaringan PLN dari tegangan menengah,
c) Pengadaan gardu induk berikut pengadaan TRAFOMATOR kap. 250
KVA berikut instalasi
d) Pemasangan tiang listrik beton (lihat spek)
e) Pengadaan jaringan kabel udara
f) Penyambungan dari jaringan ke tiap tiap bangunan yang
meliputi sambungan satu fase dan tiga fase
g) Pemasangan panel panel distribusi luar bangunan yang
digunakan untuk suplai peratalan / penerangan luar bangunan
dan taman
h) Instalasi- peralatan lain yang belum disebutkan yang
merupakan standar yang harus diadakan menurut standar PLN.
Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi
listrik dalam bangunan yang meliputi ;
a) Pengadaan dan pemasangan instalasi panel-panel induk dan
panel-panel pembagi sesuai standar yang berlaku
b) Pemasangan standar pengamanan pada peralatan kedokteran yang
akan dioperasikan meliputi ;

XII- 60
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- Phase piller untuk semua peralatan yang menggunakan


daya tiga phase
- Grounding untuk semua peralatan yang dialiri listrik
terhadap induksi listrik dan sengatan petir misal
(meja operasi), mesin dan meja rongent, mesin-mesin
laboratorium
c) Pemasangan instalasi penangkal petir (pengamanan standar
bangunan) terhadap sengatan petir.
d) Pemasangan konstruksi pendukung yang digunakan dudukan
peralatan elektrik antara lain ; besi INP yang dipasang di
atas rangka plafond sebagai dudukan lampu operasi.
e) Pemasangan instalasi pengamanan kesehatan (pemasangan
lembaran Timah Hitam Pb) pada dinding di ruang radiolog.
f) Pengadaan dan pemasangan instalasi jaringan listrik dalam
bangunan
g) Pengadaan dan pemasangan armature-armature penerangan ruang
dan armature-armature peralatan yang tercantum dalam daftar
peralatan Menyiapkan jaringan listrik instalasi
pendukung/peralatan yang harus disediakan pada tahap
berikutnya
h) Melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan daftar Rab
i) Dll

54.2 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Tiang Listrik
Tiang listrik yang digunakan meliputi;
- Untuk jaringan utama menggunakan tiang listrik beton
dengan tinggi 12 m
- Untuk jaringan ditribusi menggunakan tiang listrik beton
dengan tinggi 9 m
- Tiang listrik yang digunakan menggunakan tiang beton
pratekan Standar PLN
- Direkomendarikan menggunakan tiang beton produksi WIKA

 Transfomator
- Kapasitas layanan 250 KVA
- Transfomator listrik yang digunakan Standar PLN
- Direkomendarikan menggunakan transfomator produksi UNINDO

 Batang Grounding dan Penangkal Petir


- Batang Grounding berbentuk batang (rod) dengan bahan
penyusun cooper
- Batang ujung penangkal petir berbentuk pipa yang lancip
pada ujungnya dengan bahan menyusun dari cooper

 Kabel BC
- Kabel tanpa pelindung isolasi inti dari cooper
- Ukuran inti yang digunakan kabel 6 mm²; 16,0 mm²; 50 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Digunakan untuk grounding dan penangkal petir
- Bahan yang digunakan Standar PLN

 Kabel NYA
- Ukuran inti yang digunakan kabel 2,5 mm²; 4,0 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Kabel dengan jumlah inti tunggal dan bahan inti dari
cooper
- Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dalam bangunan
meliputi penerangan, instalasi peralatan (stop kontak)
yang ditanam dalam tembok ataupun di atas plafond
- Untuk menyusun jaringan kabel ini digunakan lebih dari
satu (disesuaikan kebutuhan 2 x 2,5 mm²; 3 x 2,5 mm² atau
bisa lebih) dan biasanya juga diganti dengan kabel NYA
yang berinti lebih dari satu dengan alasan kemudahan
pelaksanaan dan efisiensi.
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka

XII- 61
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

 Kabel NYM
- Kabel dengan inti lebih dari satu
- Inti copper dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah
filler isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan sebagai pngganti kabel NYA untuk penyambungan
jaringan dalam bangunan meliputi penerangan, instalasi
peralatan (stop kontak) yang ditanam dalam tembok ataupun
di atas plafond dengan besar yang tidak terlalu besar
- Digunakan untuk satu phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna putih
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka

 Kabel NYY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima
inti
- Inti terbuat daru copper yang dibungkus dengan isolasi
PVC dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan Panel utama, Panel
distribusi dan (stop kontak handle) yang pada
pemakaiannya akan digunakan untuk UPS, AC, Peralatan
CSSD, Operasi, melahirkan, Londry, Dapur , Lab. Bank
Darah, lampu penerangan taman dan jalan dengan arus yang
melewati ralatif besar yang ditanam dalam tembok, di atas
plafond ataupun ditanam dalam tanah.
- Digunakan untuk arus listrik satu dan tiga phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna hitam
- Kabel besifat lebih elastis namun isolasi lebih kuat
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka

 Kabel NYFGbY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima
inti
- Inti terbuat dari copper yang dibungkus dengan isolasi PVC
dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel dan
sebelum isolasi paling luar terdapat pelindung yang terbuat
dari Amour (stell flat) sebagai pelindung.
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan khusus al. Jaringan luar ke
Panel Induk atau sebaliknya, panel Utama dengan arus yang
melewati ralatif besar dan ditanam dalam tanah, atapun
jaringan yang tertaman melintang pada jalan (untuk jaringan
distribusi pompa air submersible, distribusi dan hidrant)
dengan standar keamanan cukup tinggi
- Digunakan untuk listrik satu dan tiga phase
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka

 Kabel Udara (Al) LVTC


- Kabel dengan inti tersusun lebih dari satu kawat yang
saling melilit
- Ukuran besaran kabel yang digunakan
- LVTC (AL) 2 ((3 x 70) + 50) mm² digunakan untuk jaringan
Utama dari trafo ke panel induk
- LVTC (AL) ((3 x 70)+50) mm² digunakan untuk jaringan
distribusi (line 1 dan 2) yang menghubungkan panel induk
dengan sambungan ke bangunan-bangunan
- LVTC (AL) (4 x 35) mm² digunakan untuk jaringan
distribusi (line 3 dan 4) yang menghubungkan panel induk
dengan sambungan Panel distribusi taman dan selasar
penghubung bangunan
- Inti terbuat dari kawat alumunium yang dibungkus dengan
isolasi PVC
- Bahan yang digunakan Standar PLN

 Armature Penerangan
- Semua armature penerangan (bola lampu pijar, Fluor/neon
berikut armature pendukung Kondensator, balas,
transfomator, stater) menggunakan standar Phillips, GE
- Semua Armature Cassing lampu yang berasal dari logam
terbuat dari baja atau logam lain yang dilapisi / di cat
anti karat

XII- 62
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- Semua armature cassing penerangan (TL, Down light,


dinidng, gantung dan jalan) menggunakan produk dalam
negeri / nasional standar Artolite

 Steker / Outlet / Stop Kontak Biasa (General Purpose Outlet)


- Type / Lubang : Dua lubang dan tiga lubang (lihat
gambar)
- Dimensi /warna : 120 x 70 mm / putih
- Pole : Phase + Neutral + Eart
- Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
- Rating arus : 10 Ampere , 16 ampere (lihat
gambar)
- Type : Pemasangan sistem tanam
- Bahan : Ebonit warna putih
- Merek /standar : Merek National
- Kabel jaringan : NYA, NYM, NYY 3 x 2,5 mm², 3 x 4
mm², 3 x 6 mm²

 Plug dan Socket 3 Phase untuk Power


- Type : Handle
- Pole : 3 phase + Neutral + Eart
- Tegangan : 380 volt, 3 phase, 50 Hz
- Rating arus : 10 Ampere, 20 Ampere, 40 Ampere dan
60 Ampere
- Merek / standar : Ex Germany
- Type : Menempel pada dinding
- Kabel jaringan : NYA, NYM, NYY dengan inti 4 mm², 6
mm²

 Saklar / Switches
- Type : Piano, tunggal, double, triple,
double twin, triple twin
- Dimensi /warna : 120 x 70 mm / putih
- Bahan : Ebonit warna putih
- Rating arus : Minimum 16 ampere
- Pemasangan : Sistem tanam dalam tembok
- Merek /standar : Merek National
- Kabel jaringan : NYA, NYM dengan inti 2,5 mm²

 Air Conditioning
Kebutuhan AC 8.900 BTU (1 HP) 12 Unit ( R. Operasi, R.
melahirkan, R. Bayi, R. Kelas VIP, R. X-Ray & R. Direksi
RSU)
Kebutuhan AC 18.100 BTU (2 HP) kebutuhan 1 Unit ( R. ICU)
Spesifikasi kebutuhan
a) Penggunaan Running Current dibawah 10 A untuk 1 Hp dan 20
A untuk HP
b) Mempunyai saringan jamur dan bakteri/tambahan pada ruang
Operasi
c) Mempunyai tingkat kebisingan rendah
d) Transmisi yang digunakan Wireless
e) Umur Pemakaian panjang
f) Garansi sparepart lengkap dan jaminan kerusakan lebih
lama
g) Rekomendasi type AC Daikin atau sekulitas (Daikin,
National dan yang lain)
h) Pemasangan Wall Mounted dan Cassette

 UPS
Kebutuhan UPS 6 unit
Spesifikasi kebutuhan
a) Mempunyai Do in voltage min 192 Volt
b) Kapasitas tiap unit Minimal 6250 VA
c) Garansi umur pemakaian lama
d) Waktu pemakaian lebih lama (tergantung daya)
e) Rekomendasi Minimal sekualitas Produksi ICA type yang
dipakai SIN 5100 CM

 Panel Box
Panel Tegangan rendah
a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN
dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL

XII- 63
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

b) Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm


dengan rangka besi dan seluruhnya harus sizinckromat dan
diduco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar
warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. Pintu panel-
panel tersebut harus dilengkapi master key
c) Konstruksi dalam panel-penal serat letak dari komponen-
komponen dan sebagainya harus diatur dengan sedemikian
rupa, sehingga bila perlu diilaksanakan perbaikan
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa menggangu
komponen-kompnen lainnya.
d) Setiap panel harus mempunyai 5 bus bar copper terdiri
dari tiga bus bar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 bus
bar untuk grounding. Besarnya bus bar harus
diperhitungan untuk besar arus yang akan mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 45
o C . Setiap bus bar copper harus diberi warna sesuai
peraturan PLN , lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna bus bar dan saluran harus dari jenis yang tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi Under
Mounting dalam kotak tahan getaran, untuk ampere meter
dan volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 bh
untuk jenis alat ukur)
f) Ukuran dari tiap tiap panel harus disesuaikan dengan
keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui
oleh direksi lapangan.
g) Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah
sbb; (disesuai kan dengan gambar perencanaan)
- MCCB
- Miniatur Circuit Breaker (MCB)
- Auxilery relay
- Kabel jamper
h) Kompoenen-komponen penukuran yang dapat dipakai ;
- Current transformer
- Ampere meter
- Volt meter
- Frequensi meter
Yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri
(Nasional) atau sekualitas, dengan grade (pentanahan) dari
kabel B.C.

54.3 PEDOMAN PELAKSANAAN


a. PENJELASAN UMUM
UMUM
1. Peraturan yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah
 Standar PLN, peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
1987, untuk hal ini yang belum diatur dalam SPLN dan
PUIL 1987, berlaku standar Industri Indonesia (SII)
 Uraian dalam rencana Kerja dan syarat-syarat
 Penjelasan yang telah dan akan diberikan oleh direksi
pekerjaan secara tertulis, dibuku harian pekerjaan
maupun dengan surat.
 Peraturan/ketentuan dan syarat-syarat lain yang
berlaku yang belum disebutkan dari instalasi yang
bersangkutan
2. Ukuran
Ukuran pokok dan penetapan bagian pekerjaan telah
tertera pada gambar dalam dokumen lelang dan berdasarkan
ijin penempatan dari instansi yang bersangkutan.

3. Pengangkutan.
 Pengangkutan material sampai ke site/lokasi menjadi
tanggungan PIHAK KEDUA

XII- 64
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

 Segala kerusakan atau kehilangan barang material pada


waktu pengangkutan adalah tanggung jawab PIHAK KEDUA
 Semua material yang keluar dari gudang dianggap telah
diterima dalam keadaan baik.
4. Ijin Pemasangan
Semua ijin pemasangan / ganti rugi menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA
5. PIHAK KEDUA harus bekerja dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam RKS, petunjuk dari
DIREKSI dan PENGAWAS LAPANGAN baik lisan maupun tulisan
serta petunjuk resmi dari peraturan pembangunan dan
Master Plan instansi yang bersangkutan.
6. Kecakapan
 Untuk setiap pekerjaan PIHAK KEDUA diharuskan
mempekerjakan orang yang mempunyai kecakapan dan
pengalaman yang cukup.
 Pekerjaan yang dalam penilaian DIREKSI PEKERJAAN
dianggap kurang cakap harus segera diganti atas
perintah tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN.
7. Alat-Alat Kerja
 PIHAK KEDUA yang menyediakan alat-alat kerja yang
diperlukan dan sesuai akan tetapi tidak terbatas
hanya pada RKS “Daftar alat-alat” yang tercantum
dalam daftar ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan
lancar.
 Alat-alat kerja yang dalam penilaian DIREKSI
PEKERJAAN perlu ditambah atau diganti, harus segera
dipenuhi atas permintaan tertulis dari DIREKSI
PEKERJAAN.
Bila dalam 7 (tujuh) hari alat-alat kerja tersebut
belum disediakan oleh PIHAK KEDUA, maka DIREKSI
PEKERJAAN berhak menyediakan atas beban PIHAK KEDUA.

PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA harus membuat
persiapan-persiapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
 Pengukuran dan pematokan sesuai penempatan pekerjaan
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan ditentukan dengan
bimbingan DIREKSI PEKERJAAN dan INSTANSI yang
bersangkutan setempat.
 Pengurusan ijin pemasangan, ganti rugi dan segala
sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan
 Peralatan perlengkapan pekerjaan yang digunakan telah
siap ditempat.
 Bila kemungkinan ada kerusakan
peralatan/perlengkapan, PIHAK KEDUA harus segera
memperbaiki atau mengganti yang baru.
 Hal-hal lain yang berhubungan erat dengan persiapan
pelaksanaan pekerjaan.

b. SAMBUNGAN UDARA TEGANGAN RENDAH


KONSTRUKSI PEMASANGAN
1. Konstruksi Pemasangan Gardu Tiang
Pemasangan gardu tiang dinyatakan sesuai bila gardu
tiang tersebut sudah aktif dioperasikan
Adapun perlengkapan gardu tiang adalah :
 Konstruksi Gardu Tiang Portal
 Dua batang tiang beton 12 M dan yang telah lulus

XII- 65
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

test PPMK dan Pondasi (Mansed) dicor jadi satu


dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr
 Satu set kooi bracket UNP 10 galvanis, ukuran (2 x
2,035) meter dilengkapi dengan penyangga (arm tie)
L 50 50 5 dan dipasang isolator tumpu serta
isolator tarik sesuai dengan kebutuhan.
 Tiga buah arrester :
 Satu set atau tiga buah cut out lengkap dengan
fuse link 20 KV ampernya disesuaikan, dipasang
pada bracket palang.
 Rak TR dengan perlengkapannya, sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan. Rangka rak TR terbuat
dari besi L 50 50 5 dan body-nya dibuat dari plat
tebal 2 (dua) milimeter dan pintu lemari rak TR
diberi rangka besi L 50 50 5 dan menggunakan kunci
pintu yang baik. On Load switch 3 pole, NH fuse
size 1, dudukan keramik dari bahan kwalitas baik.
 Dua buah arde lengkap dengan pipa air penampang 2
inch panjang 6 meter dan jarak patokan arde dengan
arde body lebih kurang 20 meter, tahanan tanah
minimum 5 ohm.
 Dari transformator ke On Load switch ke jaringan
(tegangan rendah), digunakan kabel NYY dengan luas
penampang 4 x 150 mm2 dan dipasang pada pipa
galvanis berdiameter 3 inchi.
 Dari On Load Switch ke jaringan (tegangan rendah)
digunakan kabel NYY dengan luas penampang 4 x 150
mm2.
 Dalam rak TR dipasang 1 (satu) buah lampu pijar 40
watt lengkap dengan saklar seri dengan lampu
penerangan transformator 60 watt menggunakan
fitting dan pakai kap armatur.
 Pada kedua tiang harus dipasang plat tanda bahaya.
 Untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan
konstruksi gardu tiang selain yang tersebut di
atas, akan ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN
/KONTRAK.
 Setiap pertemuan bahan Al dengan CU harus
menggunakan bahan bimetal AL-CU.
 Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap
wajar persyaratannya, merupakan ketentuan RKS ini

 Konstruksi Pemasangan Saluran Udara Tegangan Rendah


(Sutr) Lvtc.
 Pemasangan jaringan harus disesuaikan dengan
standar PLN
 Tiang yang digunakan b, bila tiang besi 9 M
 Untuk jaringan yang membentuk sudut lebih kecil
dari 25 derajat digunakan susupention sedangkan
sudut 25 dearajat – 90 derajat digunakan large
angle assembly.
 Pada persimpangan jaringan TR digunakan fixed atau
adjustable assembly yang disesuaikan dengan
kondisi jaringan.
 Pada tiang-tiang akhir harus digunakan fixed atau
adjustable assembly dengan memakai bundle
protection.
 penghantar netral di ardekan pada :
o ujung-ujung jaringan
o Persimpangan–persimpangan jaringan
o Untuk kondisi jaringan yang lurus (tidak ada
persimpangan) setiap 5 (lima) gawang harus
diardekan.
 Pemasangan skoor / Kontramast lengkap disesuaikan
dengan kebutuhan dan petunjuk-petunjuk yang
diberikan.
 untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan
kontruksi SUTR selain yang tersebut di atas, akan
ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN / KONTRAK.
 Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar
persyaratannya, merupakan ketentuan RKS ini.

XII- 66
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

KONSTRUKSI PEMASANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR)


LVTC.
 Pemasangan jaringan harus disesuaikan dengan standar
PLN
 Tiang yang digunakan, tiang beton tinggi 12 meter
dan tiang beton tinggi 10 meter.
 Untuk jaringan yang membentuk sudut lebih kecil dari
25o digunakan suspension sedangkan sudut 25o sampai
90o digunakan Large angel assembly.
 Pada persimpangan jaringan TR digunakan fixed atau
adjustable assembly yang disesuaikan dengan kondisi
jaringan.
 Pada tiang-tiang akhir harus digunakan fixed atau
adjustable assembly dengan memakai bundle protection.
 Penghantar netral diardekan pada
- Ujung-ujung jaringan
- Persimpangan-persimpangan jaringan
- Untuk kondisi jaringan yang lurus (tidak ada
persimpangan) setiap 3 (tiga) gawang diardekan
 Pemasangan schoor/kontramast lengkap disesuaikan
dengan kebutuhan dan petunjuk-petunjuk yang
diberikan.
 Untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan
konstruksi SUTR selain yang tersebut diatas, akan
ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN / KONTRAK.
 Kemudian segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap
wajar persyaratannya merupakan ketentuan RKS ini.
54.4 PEKERJAAN MONTAG DAN MENDIRIKAN TIANG
a. Galian tanah dilaksanakan dengan jalan pengeboran atau
dengan cara lain yang lazim.
b. Pada tiang besi harus dipasang beton manset dengan campuran
1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, ukuran beton manset :
1. Untuk Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) : atas ( 40
x 40 ) cm, bawah ( 50 x 50 ) cm dan tinggi 60 cm.
2. Untuk gardu tiang : kedua tiang dicor jadi satu dengan
ukuran : atas ( 210 x 50 ) cm, bawah ( 240 x 60 ) cm
dan tinggi 60 cm.
3. Pemasangan tiang beton tidak perlu dicor, kecuali pada
tiang double ( ganda ) untuk gardu tiang dengan
campuran dan ukuran sama dengan cor / manset tiang
besi.
c. Pemasangan tiang harus tegak lurus, tidak boleh miring,
condong dan sebagainya. Toleransi yang diperkenankan
maksimum 2 mm.
d. Pada tiang besi untuk bagian tiang tertanam, keseluruhan
dilapisi (diter) dengan Sheel Flinkote Emulsion 2 (dua) kali
sampai rata sebelum ditanam.
e. Pekerjaan pemasangan tiang meliputi :
Penggalian lobang pemasangan tiang, meratakan kelebihan
tanah pemasangan terminal pertanahan, pole block, step
bolts, ground rods, kawat-kawat pertanahan dan lain-lain
perlengkapannya.
f. Pada konstruksi dengan dengan tiang besi, tiang dan seluruh
pembesian harus dicat allumunium sampai rata dan baik.
Warna cat dari tiang :
a. Dari permukaan tanah sampai setinggi 2 meter dicat
berwarna hitam.
b. Dari setinggi 2 meter sampai ke ujung tiang paling atas

XII- 67
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dicat berwarna putih perak.


Warna cat bracket dan pembesian lainnya adalah putih perak.
g. Pada konstruksi dengan tiang beton, seluruh pembesian harus
digalvanis dot-dip tebal 70 Rak TR pada Gardu tiang tidak
digalvanis, tetapi harus dicat.
h. Pekerjaan cat dilaksanakan sebagai berikut :
Bidang yang akan dicat harus dibersihkan dan digosok dahulu
sehingga bebas dari karat, minyak, debu dan lain-lain, dicat
2 (dua) kali dengan menie besi, digosok kemudian dicat
allumunium berwarna hitam/perak 3 (tiga) kali sampai rata
dan baik sehingga tidak ada garis bekas kuas, tidak ada
bagian yang tidak tercat dan gelombang-gelombang cat (harus
kelihatan rata dan halus baik pengecatannya maupun
warnanya).
i. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar
persyaratannya, merupakan ketentuan Dokumen Lelang ini.

54.5 SYARAT DAN KETENTUAN PELAKSANAAN


a. Pekerjaan Pemasangan Gardu Tiang
1. Sebelum pekerjaan dimulai, semua peralatan kerja yang
diperlukan sudah tersedia dan harus diperiksa dahulu
untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam keadaan baik.
2. Bila akan bekerja di daerah yang bertegangan, sesuai
tindakan-tindakan pendahuluan mengenai keselamatan
kerja, harus mendapatkan perhatian yang utama dan
sebelum memulai harus melapor terlebih dahulu kepada
DIREKSI PEKERJAAN / PLN setempat untuk diperiksa dan
diamankan.
3. Pekerjaan pemasangan transformator meliputi : memasang
bracket-bracket palang UNP –10, menempatkan
transformator pada rangka besi dudukannya, memasang pipa
pelindung untuk kawat pentanahan arrester, memasang
isolator tumpu, pemasangan load wires untuk tegangan
tinggi dan rendah.
4. Pekerjaan switch / pemutusan meliputi :
 Peda tegangan tinggi : menempatkan arrester lengkap
dengan hubungan ke tanahnya, pemasangan cut out
lengkap dengan fuse link.
 Pada tegangan rendah (pada rak TR) : menempatkan On
Load Switch, NH Fuse. Khusus untuk Non Desa, juga
memasang stop kontak, saklar, sekring dan time switch
penerangan lampu jalan.
 Pemasangan Load Wires dan wiring transformator.
5. Pekerjaan-pekerjaan pada point 3, 4 dan lainnya harus
mengikuti petunjuk KONSTRUKSI PEMASANGAN GARDU TIANG.
6. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar
persyaratannya merupakan ketentuan Dokumen Pelelangan
ini.

b. Pemasangan/Penarikan Penghantar Kabel ( Twisted Cable/TC )


1. Untuk melaksanakan pemasangan / penarikan penghantar TC,
PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua alat-alat kerja yang
diperlukan sesuai petunjuk DIREKSI PEKERJAAN.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh DIREKSI PENGAWAS
LAPANGAN dan mendapat persetujuan, maka penarikan
penghantar kabel (TC) SUTR dan atau penanaman kabel
tanah TR dapat dilaksanakan dengan tetap mendapatkan
pengawasan petugas.
3. Tidak dibenarkan membuka kabel (TC) dari haspel tanpa
dongkrak kabel serta tidak diperbolehkan kabel (TC) yang
sedang ditarik sampai menyentuh tanah ataupun jalan
trotoar.

XII- 68
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

4. Penarikan penghantar kabel (TC) harus menggunakan alat


penarik kabel (LIER).
5. Pada setiap tiang harus dipasang stringing block atau
rel yang khusus untuk kabel (TC).
6. Memasangan tali pancingan pada ujung kabel (TC) yang
akan ditarik. Sebelum kabel (TC) dimatikan, pada setiap
fitting harus diatur besar andongan yang disesuaikan
dengan kemampuan tegangan tarik dan mengikuti ketentuan
yang akan diberikan langsung oleh DIREKSI PEKERJAAN.
7. Kabel (TC) yang akan ditarik harus dalam keadaan baik
dan lengkap, misalnya huruf-huruf yang menyatakan phasa
1, 2, 3 dan nol serta tanda lain yang menyatakan untuk
lampu jalan ( pada Non Desa ). Hal ini berguna untuk
mengefektifkan pekerjaan yang diperlukan pada waktu
pemadaman/gangguan listrik.
8. Setelah penarikan kabel (TC) SUTR selesai, harus
dibetulkan kembali saluran sambungan rumah yang putus ke
phasa semula, juga segala kerusakan-kerusakan milik
pihak ketiga yang diakibatkan penarikan kabel (TC) SUTR.
9. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar
persyaratannya, merupakan ketentuan Dokumen Pelelangan
ini.
c. Pekerjaan Di Daerah Yang Bertegangan
1. Mengingat lingkungan tempat kerja di daerah yang
bertegangan, maka tindakan-tindakan keselamatan harus
diutamakan, antara lain dengan memberi tanda untuk
daerah berbahaya.
2. Daerah bertegangan yang berbahaya bila terdapat
pelaksanaan tegangan tersebut harus dimatikan dan
dipasang aparatus short circuit grounding (alat
penghubung singkat dan pentanahan).
3. Untuk pemadaman Jaringan Tegangan Menengah, 14 (empat
belas) hari sebelumnya PIHAK KEDUA harus mengajukan
permohonan tertulis kepada DIREKSI PEKERJAAN atau PLN
setempat.
4. Setiap pekerjaan di daerah bertegangan harus dilengkapi
dengan sabuk pengaman sarung tangan (safety glooves),
sepatu (safety boots) dan topi (sfety helmet) yang
khusus untuk pekerjaan listrik.
5. Setiap hari PIHAK KEDUA harus melapor dahulu kepada
petugas setempat sebelum memulai pekerjaan dan
sesudahnya.
6. Dalam pelaksanaan PIHAK KEDUA harus mengikuti sepenuhnya
petunjuk-petunjuk dari DIREKSI PEKERJAAN / petugas yang
ditunjuk DIREKSI PROYEK.
d. Pekerjaan Pemasangan Schoor
1. Pada setiap tiang awal, tiang akhir, tiang sudut dan
pada tiang dimana terdapat penggantian penghantar atau
penggantian penampang penghantar supaya dipasang schoor.
2. Kontramast digunakan apabila tidak memungkinkan untuk
dipasang track schoor, apabila tiang kontramast
menggunakan tiang besi, maka tiang harus dicat dengan
ukuran sama dengan tiang TR 9 meter dan dicat
3. Kawat schoor (guy wire) digunakan kawat seng nomor 8
:
 4 (empat) lilit untuk konstruksi SUTM dan gardu
tiang.
 3 (tiga) lilit untuk konstruksi SUTR.
4. Schoor dan kontramast harus dipasang sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar yang terlampir.
5. Dalam pelaksanaan, PIHAK KEDUA harus mengikuti petunjuk
/ bimbingan DIREKSI PROYEK seperlunya.
e. Pekerjaan Pentanahan

XII- 69
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pada setiap gardu tiang, lightning arrester dan pada


setiap 3 (tiga) gawang / persimpangan-persimpangan /
tiang akhir SUTR harus dipasang pentanahan.
2. Saluran pentanahan menggunakan kawat tembaga (BC) dengan
luas penampang 50 mm2.
3. Pentanahan menggunakan minimal 1 (satu) buah tongkat
pentanahan (batang arde) dari pipa air galvanis
berdiameter ¾” ujungnya disolder timah dengan panjang
3000 mm.
4. Pada tiang 2750 milimeter diatas tanah, kawat dilindungi
dengan pipa air galvanis berdiameter ¾” panjang pipa ini
3000 mm, yang mana 250 mm-nya tertanam di bawah tanah.
5. Hubungan saluran pentanahan dengan penghantar netral
harus menggunakan tap konektor bimetal Al-Cu.
6. Tahanan pentanahan maksimum : 5 ohm
7. Setelah kawat dan pipa terpasang dan diurug kembali,
tahan pentanahan diukur, jika tahanan yang dikehendaki
belum tercapai harus ditambah batang arde hingga
tercapai nilai tahanan yang dikehendaki.
8. PIHAK KEDUA harus mengikuti petunjuk DIREKSI PROYEK dan
gambar yang terlampir.

54.6 JARINGAN DALAM BANGUNAN


PEMBAGIAN GROUP
a. Dalam malaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA harus mengikuti
diagram jaringan yang tersedia untuk mempermudah saat
pelaksanaan.
b. MCB / MCCB selalu melayani hanya satu grup (lihat gambar)
jaringan listrik dan PIHAK KEDUA harus mengikuti kaidah
nomen klatur yang ada Pada setiap MCB/MCCB selalu diberi
tanda sesuai dengan Penomoran dalam (gambar) jaringan.
Penomoran menggunakan kertas stiker yang kerkualitas baik
sedangkan penulisan huruf menggunakan spidol permanen
c. PIHAK KEDUA harus membuat keseragaman dalam Penyambungan
kabel untuk jaringan, pemilihan warna kabel.
Untuk kabel tunggal maupun majemuk
Kabel dengan wana MERAH selalu akan dialiri arus
Positif
Kabel dengan wana BIRU selalu akan dialiri arus Positif
Kabel dengan wana KUNING selalu akan dialiri arus
Positif
Kabel dengan wana HITAM selalu akan dialiri arus
Negatif
d. Tempat dudukan Stop kontak maupun Skalar menggunakan dudukan
berkuliatas baik terbuat dari bahan isolasi yang kuat merek
National

URAIAN PEMASANGAN
a. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
b. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m di setiap ujungnya.
c. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuat sleeve (pipa pelindung) dari pipa galvanised dengan
diameter penampang pipa minimal 2½ kali penampang kabel.
d. Kabel jaringan yang ditanam dalam tembok maupun yang
terpasang di atas plafond, harus terlindung dalam pipa PVC
Standar PLN. Sedangkan jaringan kabel yang ditanam dalam
tanah ataupun yang melintas di bawah jalan mengguanakan
kabel NYFGbY yang terlindung dalam pipa selongsong (pipa
GIP) dengan diameter pipa yang disesuaikan dengan kebutuhan

XII- 70
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

(diameter kabel).
e. Kabel yang terpasang diatas plafon atau pada rangka atap
(terpaksa harus terlihat) pipa PVC pelindung harus diklem
sejarak 80 untuk pipa yang lurus dan setiap sudut sambungan
dan setengah pajang pipa jika jarak lurusnya kurang dari 80
cm.
f. PIHAK KEDUA juga harus memperhatikan nilai estetis
(kerapian) pekerjaan, jika jaringan tersebut terpaksa harus
terlihat.
g. Kabel yang pemasangannya terpaksa harus ditanam dalam tanah
atau selokan, pada saat penimbunan kabel tersebut,
penimbunan menggunakan pasir setebal 10 cm dan pada bagian
atas pasir ditutup dengan tanda (bata merah) sebagai
pelindung untuk memberi tanda apabila dikemudian hari ada
pekerjaan galian yang melintas pada kabel tersebut.

PEMASANGAN JARINGAN
a. Semua jaringan yang berhubungan dengan lampu penerangan yang
terletak dalam gedung menggunakan kabel NYA atau NYM dengan
diameter minimal 2 x 1 x 2,5 mm² atau 2 x 2,5 mm².
b. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYA atau NYM dengan diameter minimal 3 x 1 x 2,5 mm²
atau 3 x 2,5 mm².
c. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan AC yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYY dengan diameter minimal 3 x 2,5 mm².
d. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / Saklar
Handle peralatan dengan rating 3 (tiga) phase yang terletak
dalam gedung menggunakan kabel NYY dengan diameter minimal 4
x 4 mm² atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan
luas penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui
oleh arus listrik.
e. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi /
Penerangan luar lampu taman, peralatan Pompa dll yang
tertanam dalam tanah dengan rating satu phase ataupun 3
(tiga) phase yang terletak dalam maupun luar gedung
menggunakan kabel NYFGbY dengan diameter minimal 4 x 4 mm²
atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan luas
penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui oleh
arus listrik.
f. Apabila dalam gambar tidak tercantum luas penampang kabel
yang digunakan, maka penggunaan penampang kabel harus
dihitung cukup aman dengan pembulatan luasan penampang ke
atas yang mampu dilayani oleh kabel jika dialiri arus
listrik.
g. Apabila dalam suatu jaringan terdapat jaringan yang disusun
secara paralel (penerangan selasar, penerangan lampu taman)
maka penyambungan kabel hanya boleh dilakukan diterminal
lampu.
h. Pada sistem jaringan untuk penerangan bangunan, kabel yang
masuk dalam skalar adalah kabel yang berarus Positif
i. Kawat arde dilindungi dengan pipa galvanisir.

PEMASANGAN PENANGKAL PETIR


a. Untuk spit (penangkal petir) diguanakn coopper rod
konvensional dengan maksimum tahanan grounding 2 ohm.
b. Untuk menghantar penurun petir digunakan kabel BC dengan
disesuaikan dengan referensi pabrik
c. Klem penyangga harus dibuat dari bahan siku sebelum dipasang
harus dizincchromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi
anti karat sebanyak dua kali
d. Untuk electroda pentanahan digunakan pipa galvanised dengan
diameter minimum 1 “ dan pada ujung bawah pipa harus

XII- 71
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dipasang copper rod yangdibuat runcing sepanjang 80 cm


e. Electroda yang dipantek dalam tanah minimal 10 m
f. Nilai tahanan pentanahan maximum 5 ohm diukur setelah
minimal 3 hari turun hujan.
54.7 PEMBONGKARAN DAN SISA MATERIAL
a. Pembongkaran pada instalasi lama dan tidak terpakai lagi
berhubung telah diperbaharui atau lain hal yang perlu
dibongkar dilaksanakan secara hati-hati dan bertahap/
berurutan dengan disesuaikan tahap pemasangan baru,
mengingat peralatan yang dibongkar akan dipasang kembali
(hal ini bila diperlukan dipasang kembali) juga melihat
situasi dan kepentingan pemakaian listrik serta kepentingan
umum, sehingga material/peralatan tersebut dapat
dipergunakan kembali tanpa kerusakan dan cacat.
b. Kerusakan material/peralatan yang diakibatkan oleh
pembongkaran dan transfort menjadi tanggung jawab pemborong
dengan segala resiko dan akibatnya. Untuk ini akan dikenakan
ganti rugi, menurut jenis dan jumlah kerusakan.
54.8 PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
Untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah selesai,
DIREKSI PROYEK akan mengadakan pengujian dan pemeriksaan
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan visual
b. Pengukuran tahanan isolasi.
c. Pengukuran tahanan pentanahan.
d. Percobaan pemberian tegangan.
e. Percobaan penyalaan (pemberian arus)
Semua biaya yang timbul untuk keperluan pengujian dan
pemeriksaan ini (misal sewa alat penguji dan lain-lain) menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
54.9 PENYELESAIAN DAN KETENTUAN LAIN
a. Apabila pekerjaan telah selesai maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan kembali DIREKSI PROYEK bahwa pekerjaan telah
selesai dan aman serta telah di test dengan hasil baik dan
siap untuk beroperasi.
b. Ketentuan dan hal-hal lain yang belum masuk/diatur dalam
dokumen pelelangan ini, dilaksanakan menurut
kebiasaan/kelaziman berdasarkan normalisasi atau ketentuan
pada umumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
dan syarat-syarat yang telah disahkan.

F. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


UTILITAS DAN PLUMBING
PASAL 55 : 55.1 PEKERJAAN SANITAIR
PEKERJAAN
SANITAIR a. Ketentuan Umum
1. Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Indonesia ini harus
betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh
rencana kerja dan syarat-syarat.
2. Pemborong diharuskan :
 Mengirim contoh bahan yang akan digunakan.
 Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang
akan digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk
disetujui Direksi.
 Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan
seperti water pass, water pump, pipe cutter dan
lainnya.
3. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi
Tugas/Direksi dilapangan pekerjaan, maka pemborong harus
menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.
4. Gambar – gambar
5. Pemborong wajib membuat Gambar Detail untuk pelaksanaan

XII- 72
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

pekerjaan (shop drawing). Gambar ini harus disetujui


oleh Direksi.
6. Gambar Kerja dan Gambar Detail untuk seluruh pekerjaan
harus selalu berada dilapangan setiap waktu. Gambar
tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
7. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah
tercantum dalam Gambar Kerja dan Detail Ukuran tersebut
merupakan ukuran efektif/bersih atau ukuran dalam
keadaan jadi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun
pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungakan sebagai
ukuran efektif.
8. Pemborong membuat gambar instalasi yang sebenarnya
terpasang (as built drawing). Gambar ini disetujui
Direksi.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh
orang-orang yang ahli, untuk pelaksanaan khusus
pemborong harus memeriksa surat pernyataan yang
membuktikan bahwa pelaksana-pelaksananya memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, pemborong
diwajibkan mengetahui lintasan dan posisi dari instalasi
listrik, ground sistem, air sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan mekanikal dan plumbing ini.
3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian
instalasi yang sukar dilaksanakan, pemborong wajib
membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan direksi.
4. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila
telah dilakukan test dan dinyatakan baik secara tertulis
oleh Direksi.
c. Bahan
 Kloset Monoblok setara Toto CW 420/S 516
 Kloset setara Toto CE8
 Wastafel setara Toto lavatory L5DR
 Shower Spray setara Toto TB19CSV9
 Untuk pemasangan kran air,menggunakan setara San-ei
atau sejenis dan harus sesuai dengan gambar
rencana.
d. Macam Pekerjaan
 Memasang alat-alat perlengkapan sanitair pada
dinding atau lantai.
 Memasang pipa-pipa penghubung antara alat-alat
sanitair pipa pembuangan (kotoran, air kotor/bekas).
 Memasang saluran air hujan pada bagian tepi bangunan
dengan kemiringan menuju kearah saluran pembuangan.
 Membuat segala macam bak air lapis porselin
dilengkapi dengan pipa air bersih, kran-kran dan
pipa pembuangan.
e. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan mekanisme dan sanitasi yang dimaksud adalah
pemasangan perlengkapan sanitasi yang meliputi penyediaan
dan pemasangan :
f. Pipa water supply ke fixture
Penyediaan air diperoleh dari penyambungan Ground Tank yang
telah ada.
g. Pipa saluran buangan air bekas, air kotor, pipa udara dan
air hujan disalurkan ke pembuangan induk, sedangkan air
buangan toilet disalurkan kesumur peresapan.
h. Perlengkapan sanitasi
Merk dan type dari perlengkapan ini agar mengikuti ketentuan
dalam pasal-pasal yang ada dalam pekerjaan arsitektur.
PASAL 56 : 56.1 LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING
PEKERJAAN Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah
PLUMBING penyediaan dan pengadaan bahan-bahan, tenaga serta pemasangan
peralatan-peralatan, bahan-bahan utaama, bahan-bahann pembantu
dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti
dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing
yang lengkap bekerja baik dan sempurna siap untuk dipergunakan.

Secara umum dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

XII- 73
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pekerjaan Instalasi Air bersih


2. Pekerjaan Instalasi Air kotor dan air hujan.
3. Pekerjaan Instalasi Sanitair
4. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah

56.2 STANDARD BAHAN (MATERIAL)


Semua material yang akan dipergunakan/dipasang adalah dari
jenis material berkwalitas baik, dalam keadaan baru ( tidak
dalam keadaan rusak atau diafkir /afgekeurd) sesuai dengan mutu
dan standard yang berlaku atau standard internasional seperti,
BS, JIS, SII dan yang setaraf. Kontraktor bertanggungjawab atas
mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, walaupun sudah
mendapat persetujuan dari konsultan perencana / Konsultan
Manajemen Konstruksi.

56.3 BAHAN-BAHAN PENGGANTI


a. Semua bahan, Peralatan, atau fixtures yang akan digunakan
dan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya
diperbolehkan, apabila telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Perencana dan biaya pengujian
bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta oleh
pemilik) ditanggung oleh kontraktor.
b. Apabila diperlukan pengujian atas bahan / peralatan /
fixtures harus dilakukan oleh badan-badan atau lembaga-
lembaga yang ditentukan oleh pemilik dan dengan cara-cara
standard yang berhak. Apabila cara-cara standard tidak ada,
pemilik berhak menetukan prosedure pengujian.
c. Setiap bahan pipa ( satu panjang utuh ), fighting, fixtures
dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi
ini, harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya.
Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda
tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.

56.4 PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH


a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air
bersih beserta perlengkapan yang meliputi pada reservoir
meteran air, pemipaan pada instalasi pompa Deepwell dan
pemipaaan distribusi pada setiap titik pengeluaran, serta
pengurusan-pengurusan dan izni-izin dari PAM dan instalasi
lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, meliputi
instalasi didalam & diluar gedung sesuai dengan gambar-
gambar rencana.
b. Pemasangan pipa- pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi
seperti closet, wastwfel, urinal dan lain-lain.
Yaitu dari ground reservoir ke Tanki atas melalui pompa-
pompa kemudian dari tanki atas didistribusikan ketitik
pemakaian air bersih. Secara gravity dan paressure pump.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat-alat sanitasi
seperti : closet, wastafel, urinal, bak mandi, lengkap
dengan accesoriesnya kran-kran, kitchen sink dan lain-lain
yang termasuk alat sanitasi ( paket arsitektur).
d. Memperbaiki-semua kerusakan-kerusakan, semua galian yang
diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian, maupun
oleh kecerobohan para pekerja.

Pengujian terhadap bocoran dan tekanan dari sistem plumbing air


bersih keseluruhan dan pengadaan pengamatan sampai sistem
berjalan instalasi yang sempurna dan terpadu.

56.5 PEMIPAAN
Seluruh pemipaan dan perlengkapan pemipaan tersebut sampai
dengan instalasi dapat berfungsi dengan baik adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor walaupun dalam gambar tidak
tercantum.
Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan
PVC AW-1 ukuran  ¾”- 1 ½ “, sedangkan untuk ukuran 2-6”
(Hydrant) menggunakan pipa dari jenis Black Steel Pipe
Digunakan pipa setaraf produksi Bakrei. Fitting harus dari
material yang sama dengan pipa diatas atau lebih baik.

a. Penggantung/Penumpu Pipa/Klem-klem. Semua pipa harus diikat


ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angkeryang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbul getaran. Penggantung/penumpu/klem-klem harus dengan

XII- 74
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

bahan yang sama yaitu flomco galvanized system, yang


difabrikasi bukan buatan sendiri.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang
dapat diatur dan harus memungkinkan adanya expansi teknis
dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas
minimal. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :

Sampai  ½ “berjarak 1 m
¾ s/d 1 “ berjarak 1.8 m
1¼” s/d 6” berjarak 2.5 m

Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada


konstruksi bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau ramset dan fisher.
Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pipa-pipa dan tidak
merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terserang pipa-pipa
vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak
tidak lebih 3 m.

b. Valve-valve
Water valve sampai dengan  2 „ adalah jenis “screwed bronze
body” dengan external spindal.
Water valve  21/2 “ –  3‟ adalah “Flanged steel body”
dengan external spindle yoke”.
Chek valve I 3” keatas adalah jenis “flanged steel body”
katup dengan ukuran I 4” kebawah terbuat dari perunggu.

c. Pipa-pipa dalam tanah


Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan
kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup
stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak
tertumpu dengan baik untuk pipa-pipa air bersih pipa-pipa
air limbah tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang sama
kemiringan min.1,0 %.
Pipa dipasang dan tanam dibawah permukaan tanah / jalan
/pelataran parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa
bagian atas sampai permukaan tanah.
Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal
10 cm dan bagian atas 20 cm.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan bagian
pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton
tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga
balok beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya
diurung sampai padat.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan
seperti semula.

Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut :

Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salud


dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan. Pembobokan
plesteran / salud dinding dan pembobokan langit-langit yang
sudah terpasang harus dihindarkan.

Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan


menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama
waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

d. Perlindungan/Proktesi Waktu pelaksanaan.


Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan
equipment atau fixtures harus ditutup dengan cap atau plug.
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve,
trap dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala
kotoran yang akan menyumbat.

e. Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan


pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.

f. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system
sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah
pembuangan min. 1,0 %. Jarak penggantung pipa seperti

XII- 75
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat;


rantai; perforated strip dan lain-lain.

g. Sleves
Untuk pipa-pipa yang menembus beton ( sloop, plat lantai,
dinding atau balok)
Harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor.
Sleve dibuat dari galvanized steel. Pipa, rongga antara pipa
instalasi dan sleve harus ditutup rapat debgan bahan elastis
sehingga tidak terjadi kebocoran.

h. Pembersihan
Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas
dari lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus
digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi
selesai seluruhnya.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan
atau finis arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan
lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak
membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.

Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam


lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya
misalnya pipa didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan
sebagainya harus dilapisi dengan cat menie atau cat penahan
karat.

i. Instalasi air bersih


Untuk Ruang pemotongan hewan, terdiri dari dua bagian antara
lain Cold Water, dan Hot Water, untuk Instalasi Cold Water
di ruang pemotongan hewan bertekanan antara 7 sampai dengan
8 bar.

j. Pengecatan.
Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam
tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus
dicat dua lapis “Chellac” dan lapis chromium atau Nikel
harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya
sesuai dengan sebagian patokan/umumnya sebagai berikut :
Untuk jaringan air bersih biasanya dipakai warna biru.

56.6 COMMISIONING DAN TESTING


a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua
testing dan pengukura-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalsi telah dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk
testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan
instalasi
 Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
d. Hydrostatis Test sampai tekanan 1,5 kali tek.kerja.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas pekerjaan ini.

56.7 TEST PEMIPAAN


a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut
dapat diisi dengan air.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air minimal selama 120
menit
c. Apabila pada waktu Direksi menginginkan pengujian lain
disamping pengujian diatas, kontraktor harus melakukannya
tanpa tambahan biaya.
d. Setelah selesaai dipasang dan sebelum memasang fixture-
fixture sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan
kerjanya (Working Pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini
selama paling kurang 8 jam tanpa mengalami kebocoran.
e. Apabila suatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh
tembok atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari
instalasi-instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang

XII- 76
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau


bagian bangunan tersebut.
f. Apabila waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi /
sesuatu bahan dari instalasi, maka kontraktor harus
mengganti bagian atau bahan yang rusak / gagal tersebut dan
pengujiannya dilakukan lagu sampai memuaskan Direksi.
g. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal / rusak
tersebut harus dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan
atau caulking dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
h. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari
seluruh instalasi air sebelum pekerjaan diserahkan.
i. Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine”
kedalam sistem pipa dengan cara / methode yang disetujui
direksi. Dosis chlorine adalah sebesar 50 PPm ( part Per
Million )
j. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas
dengan air bersih sehingga kadar chlorine menjadi lebih dari
0,2 PPM.
k. Semua katup dalam pipa yang sedang mengalami proses
disinfeksi tersebut haruis dibuka dan ditutup beberapa kali
selama jangka waktu 16 jam tersebut diatas.

56.8 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 30
hari terhitung saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 30 hari
terhitung saat penyerahan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan ini kontraktor pekerjaan instalasi
ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan
dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan
biaya.
d. Selama masa pemeliharaan tersebut kontraktor pekerjaan
instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang
diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor masih bertanggung
jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah
dilaksanakan.
e. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan
bukti-bukti hasil pemeriksaan baik yang ditanda tangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjan tersebut
dan konsultan MK jika perlu disyahkan juga Jawatan
Keselamatan Kerja.
f. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan
instalasi ini tidak melaksanakan teguran-teguran atau
perbaikan / penggantian / kekurangan selama masa
pemeliharaan, maka Konsultan Manajemen Konstruksi berhak
menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada
pihak lain atas biaya kontraktor pekerjaan instalasi
tersebut.
g. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus
mendidik / melatih karyawan/petugas dari pemilik sehingga
mengenali sisten instalai dan dapat menjalankan serta
melaksanakan pemeliharaannya.
h. Pemeriksaan Routine
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan dan pemeriksaan routine dilaksanakan tidak
kurang dari tiap 2 (dua ) minngu sekali.

56.9 PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR


- Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya
yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor dari alat
plumbing sampai ke septik tank.
- Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan
baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian maupun oleh
kecerobohan para pekerjanya.
- Pengujian sistem pemipaam terhadap kebocoran dan tekanan
dari sistem plumbing air kotor secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai
yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan
terpadu.

a. Peraturan-peraturan/persyaratan
Tata cara pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tata
cara dan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang sah di Republik

XII- 77
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Indonesia.
1. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS
ini, hendaknya mengikuti persyaratan dalam pedoman
Plumbing Indonesia 1979
2. Pengurusan izin penyambungan pipa air kotor, kesaluran
kota, sertifikat dari keselamatan kerja, dan sebagainya
merupakan tanggung jawab pihak pemborong.
3. Cara-cara pemasangan dan penggunaan peralatan utama
maupun pembantu harus sesuai dengan persyaratan pabrik
pembuat peralatan tersebut.
4. Gambar kerja yang diminta oleh pengawas harus dipenuhi
segera agar pekerjaan tidak terhambat dan sebelum
dilaksanakan harus ada persetujuan pihak Perencana.
5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai
dengan jaminan dari pabrik pembuat.
6. Supplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada
dalam tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini.
7. Semua pekerjaan sipil (pondasi bak kontrildll) yang
harus dibuat kontraktor pekerjaan in, harus mengikuti
spesifikasi pekerjaan sipil.

b. Material/bahan yang dipakai


1. Semua pipa limbah, baik pipa utama maupun pipa cabang
yang berada dalam gedung terbuat PVC, tekanan kerja 10
kg/cm.
2. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari
bahan dan merk yang sama.
3. Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing
fitting sesuai dengan gambar.
4. Floor drain dari bahan stainless steel.
5. Penggantung-pengantung, klem-klem dll. Dari flamco
galvanized system.
6. Solvent cement yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

c. Instalasi Pipa Air Kotor


Pekerjaan pemipaan ini meliputi :
1. Pipa pembuangan air kotor ( dari wastafel dan floor
drain ) saluran terdekat.
2. Pipa pembuangan air kotoran ( dari closet ) sampai ke
Septic tank.

d. Pemipaan di dalam gedung


 Untuk sambungan-sambungan pipa, socket bosch bend, tee,
dll. Pada jaringan air limbah, dipaki bahan yang
sepabrikdengan pipanya atau yang disetujui oleh Direksi
dan Konsultan MK.
 Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar
yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui oleh
Konsultan MK.
 Untuk semua cabang harus dugunakan long radius bend
kecuali tempat tidak memungkinkan.
 Untuk mendapatkan suary kecepatan pengaliran yang
memenuhi syarat dari instalasi air limbah harus
mempunyai kemiringan minimal 1%
 Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan
gambar rencana.

e. Pemipaan air kotor diluar gedung


1. Sistem pemipaan dibawah permukaan tanah ini berfungsi
untuk mengumpulkan dan menyalurkan kotoran dari pipa air
kotoran yang terbuat dari Cast Iron menuju bak-bak
colector.
2. Dari bak-bak colectortersebut, air kotoran dialirkan
menuju Septic tank.
3. Pada setisp pertemuan atau belokan harus dilengkapi
dengan bak-bak kontrol.
4. Pipa-pipa pembuangan air kotoran dari bak colector ke
septic tank terbuat dari PVC.
5. Air kotor yang berasal dari pipa tegak disalurkan
melalui pipa horozontal bawah tanah menuju Septic tank.
6. Air hujan disalurkan melalui pipa terus ke saluran kota/
7. Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan
gambar rencana.

XII- 78
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

56.10 PEKERJAAN PENGOLAHAN LIMBAH


Meliputi:
 Pembuatan bak resapan
 Pembuatan resapan Box Sistem
 Pembuatan Septic Tank
 Pembuatan Septic Tank sistem sel
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar terurai dalam gambar.
PASAL 57 : 57.1 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
PEKERJAAN a. Titik Panggil Manual (TPM)
SISTEM PEMADAM 1. Bagian depan dari kotak tempat menyimpan TPM model
KEBAKARAN tombol tekan, harus dilengkapi dengan kaca yang bila
dipecahkan tidak membahayakan dan harus disediakan alat
pemukul kaca khusus.
2. TPM harus berwarna merah.
3. Dekat panel kontrol harus selalu dipasang bel dan titik
panggil manual yang mudah dicapai serta terlihat jelas.
4. Semua titik panggil manual sebagaimana yang dimaksudkan
dalam butir (c) harus dihubungkan dengan kelompok
detektor (zona detektor) yang meliputi daerah di mana
titik panggil manual tersebut dipasang.
5. Semua titik panggil manual harus dipasang pada lintasan
menuju keluar dan dipasang pada ketinggian 1,4 meter
dari lantai.
6. Lokasi penempatan titik panggil manual harus tidak mudah
terkena gangguan, tidak tersembunyi, mudah kelihatan,
mudah dicapai serta ada pada jalur arah lari yang normal
ke luar bangunan.
7. Bagi bangunan bertingkat, titik panggil manual harus
terpasang pada setiap lantai, dimana untuk setiap titik
panggil manual harus dapat malayani luas maksimum 900m2.
8. Jarak dari suatu titik sembarang ke posisi titik panggil
manual adalah maksimum 30 meter.

b. Alarm Kebakaran
1. Alarm Audio harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
:
- Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah
dikenal sebagai alarm kebakaran.
- Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara
500 - 1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal
65 dB (A).
2. Untuk ruangan dengan tingkat kebisingan normal yang
tinggi, tingkat kekerasan alarm audio minimal 5 dB (A)
lebih tinggi dari kebisingan normal.
- Untuk ruangan dengan kemungkinan dipergunakan untuk
ruang tidur, tingkat kekerasan alarm audio minimal 75
dB (A).
- Irama alarm audio mempunyai sifat yang tidak
menimbulkan kepanikan.
3. Alarm visual harus dipasang pada ruangan khusus seperti
tempat perawatan orang tuli dan sejenisnya.
4. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus
terpasang alarm kebakaran.
5. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat
dijangkau oleh isyarat alarm kebakaran dengan tingkat
kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan
tersebut.
6. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruangan khusus
dimana suara-suara dari luar tidak dapat terdengar.
7. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun arah
masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar.

c. Panel Kebakaran
Panel kebakaran dapat terdiri dari saru panel kontrol, atau
satu panel kontrol, atau satu panel kontrol dengan satu atau
beberapa panel bantu.
1. Panel Kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi
kebakaran.
2. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan
alarm kebakaran serta komponennya secara keseluruhan.
3. Panel kontrol harus dilengkapi dengan peralatan-
peralatan, sehingga operator dapat mengetahui kondisi
instalasi baik pada saat normal maupun pada saat dapat

XII- 79
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

gangguan. Peralatan-peralatan tersebut sekurang-


kurangnya terdiri dari :
- Perlengkapan untuk pengujian terhadap bekerjanya
sistem secara keseluruhan.
- Perlengkapan pengujian untuk mengetahui apabila
terjadi kerusakan pada sistem yaitu berupa Buzzer dan
lampu indikator.
- Perlengkapan pemberitahuan apabila terjadi sinyal
palsu.
- Perlengkapan pemantauan sistem catu daya.
- Perlengkapan lampu indikator yang mneunjukkan suatu
keadaan di mana detektor/alarm kebakaran dalam suatu
zona sedang bekerja.
- Fasilitas yang menunjukkan bahwa catu daya dalam
keadaan adat/tidak ada berasal dari PLN, baterai atau
pembangkit listrik darurat yang dilengkapi dengan
alat ukur tegangan (volmeter). Pengalihan operasi
harus secara otomatik yang disertai dengan bunyi
Buzzer.
- Lampu tanda suatu sirkit (zona) terbuka atau dalam
keadaan hubungan singkat, lengkap dengan saklar pilih
(selector switch).
- Fasilitas pengujian sirkit detektor/alarm kebakaran
zona dalam keadaan normal atau ada gangguan (berupa
sirkit terbuka atau sirkit terhubung singkat), dimana
simulasi yang dilakukan tidak mempengaruhi kerja zona
yang lainnya dalam sistem tersebut.
- Fasilitas uji lampu indikator yang berfungsi untuk
memeriksa apakah lampu-lampu indikator masih hidup
atau mati.
- Buzzer untuk keperluan operator yang disertai lampu
kedip dan saklar untuk mematikan alarm.
4. Panel kontrol/bantu harus ditempatkan dalam bangunan di
tempat yang aman, mudah terlihat dan mudah dicapai dari
ruangan utama dan harus mempunyai minimum ruang bebas 1
meter didepannya.
5. Apabila panel kontrol direncanakan untuk dapat dilakukan
pemerliharaannya dari belakang, maka harus diadakan
ruang bebas yang cukup dibelakang panel.
6. Ruangan tempat panel kontrol harus diproteksi dengan
detektor kebakaran.

(1) Panel Bantu


 Panel Bantu harus dilengkapi dengan terminal strip
dengan cadangan terminal yang cukup dan pintu yang
terkunci.
 Panel Bantu harus dilengkapi dengan lampu indikator
petunjuk adanya tegangan kerja yang normal serta
diagram sirkit bagian sistem yang bersangkutan.
 Ruang dalam panel harus cukup memberikan keleluasaan
pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan instalasi
dengan konstruksi panel yang kuat secara mekanis
termis dan elektris.
 Panel bantu harus ditempatkan dalam bangunan ditempat
yang aman, mudah terlihat dan mudah dicapai dari
ruangan utama dan harus mempunyai minimum ruang bebas
I meter di depannya.

d. Kabel
a. Untuk sistem deteksi harus digunakan kabel dari ukuran
penampang tidak boleh lebih kecil dari 0,6 mm2.
b. Untuk sistem alarm dan catu daya harus digunakan kabel
dengan ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 1,5
mm2.
c. Kabel NYA dapat digunakan. Namun pemasangannya harus di
dalam pipa konduit.
d. Kabel berinti banyak NYM dan NYY, dapat pula
dipergunakan pada sirkit-sirkit dtektor pada suatu arah
tarikan kabel jarak jauh.
e. Untuk lokasi yang mempunyai kondisi kerja yang keras
(panas, lembab dan banyak gangguan mekanis ringan).
Harus dipilih jenis kabel NYY atau minimal NYM.
f. Untuk pengawasan langsung ke detektor, dapat pula

XII- 80
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dipergunakan kabel fleksibel, dengan ketentuan tidak


boleh lebih panjang dari 1,5 (satu setengah) meter.
g. Pemasngan kabel sistem deteksi dan alarm kebakaran harus
dilaksanakan sesuai dengan instalasi tegangan rendah
menurut PUIL edisi terbaru.
h. Semua pemasangan kabel pada didnding harus dilaksanakan
dengan menggunakan pipa konduit sesuai dengan PUIL edisi
terbaru.
i. Penampang kabel dipilih sedemikian rupa sehingga pada
beban kerja maksimum, penurunan tegangan dititik terjauh
dari panel kontrol tidak boleh lebih dari 5 %.
j. Hantaran antara gedung harus dari jenis kabel yang dapat
ditanam dan harus diberikan perlindungan terhadap
kerusakan mekanik.
k. Sepanjang hantaran tidak bolah ada sambungan.
l. Sambungan diperbolehkan dalam kotak terminal tertutup.
m. Penyambungan kabel dengan masing-masing detektor harus
di dalam detektor, kecuali untuk detektor jenis kedap
air.
Kabel untuk sistem deteksi dan alarm kebakaran tidak
bolah disatukan dengan kabel untuk instalsi listrik.

e. Catu Daya
1. Catu Daya harus mempunyai 2 buah sumber energi listrik :
 Listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat
(Emergency Generator).
 Baterai.
2. Tegangan baterai yang diijinkan minimum 12 volt dan
maksimum 48 volt.
3. Baterai harus mampu minimal selama 4 jam mencatu energi
listrik dalam kondisi alarm umum.
4. Pemeliharaan baterai harus mudah.
5. Mempunyai pengisi beterai (charger) otomatik langsung
bisa diambil alih oleh tenaga baterai.
6. Baterai harus dari jenis baterai kering yang dapat diisi
kembali (rechargeable).

f. Peralatan Bantu Instalasi (PBI)


Bahan-bahan PBI yang dipakai harus memenuhi PUIL edisi
terbaru.

57.2 PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN


a. Pemeriksaan Awal
1. Pemeriksaan awal pada sistem deteksi dan alarm kebakaran
dilaksanakan sebelum sistem tersebut diserah terimakan
untuk keperluan pengoperasian yang juga dimaksudkan
untuk memeriksa pemenuhan syarat-syarat kelayakan
operasi.
2. Pemeriksaan awal harus dilakukan oleh konsultan
kebakaran atau badan lain yang ditunjuk oleh instansi
yang berwenang, didampingi oleh perencana, instalatur
dan pemilik bangunan.
3. Hasil pemeriksaan awal harus dimuat dalam berita acara
pemeriskaan awal dan dicatat dalam buku catatan.
4. Hasil pemeriksaan awal merupakan lampiran yang harus
disertakan pada berita acara serah terima sistem deteksi
dan alarm kebakaran.
5. Pemeriksaan awal selain meliputi apakah pelaksanaan
pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran baik dan
memenuhi syarat, juga penggunaan bahan, metoda kerja,
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan logika operasi
yang telah ditetapkan dalam standar ini.
6. Termasuk salah satu ketentuan yang harus diperiksa pada
pemeriksaan awal ialah adanya gambaran pemasangan
sistem, petunjuk cara kerja dan pelayanan sistem,
petunjuk pemeliharaan sistem, manual-manual dari masing-
masing komponen, buku catatan untuk mancatat
kejadian/kerusakan pada sistem dan telah dilaksanakan
latihan kerja untuk calon operator.
7. Pengujian sistem yang harus dilaksanakan pada
pemeriksaan awal dengan baik, harus meliputi :
 Pengujian tahanan isolasi setiap kelompok
detektor/alarm, harus diuji dengan cara semua
hantaran dihubungkan paralel, kemudian diuji dengan
alat ukur tahanan isolasi (megger 500 volt DC).

XII- 81
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

 Komponen lain harus telah cukup diamankan terhadap


tegangan uji tersebut.
8. Uji coba sistem dengan simulasi gangguan dan simulasi
kebakaran pada detektor.

9. Tahanan isolasi sebagimana yang dimaksudkan dalam 3.1.g


nomor 1 harus tidak boleh kurang dari satu mega ohm.

10. Pada uji coba sistem semua komponen harus dapat


berfungsi sesuai dengan peruntukkannya termasuk dalam
hal ini, pengujian-pengujian sebagai berikut :
 Tegangan catu daya cadangan yang harus segera secara
otomatik mengambil pencatuan daya untuk sistem bila
sumber catu daya utama padam.
 Pengujian-pengujian untuk detektor-detektor yang
telah bekerja harus diikuti dengan kontrol logika
yang benar dari panel kontrol.
 Pengujian fasilitas untuk memantau sistem komunikasi
dan komponen serta lampu-lampu tanda pada panel
kontrol, panel bantu inunsiator dan lain-lain.
11. Pihak perencana, pelaksana bersama pemilik bangunan
wajib memperbaiki segala kekurangan yang ada sebagai
hasil pemeriksaan awal. Pemeriksaan awal ada kemungkinan
dilaksanakan beberapa kali sampai tidak diketemukan
penyimpangan lagi. Hasil baik pemeriksaan awal ini
merupakan lampiran berita acara serah terima sistem
deteksi dan alarm kebakaran.

b. Pemeriksaan Berencana
1. Dalam rangka pemeliharaan sistem deteksi dan alarm
kebakaran harus dilakukan pemeriksaan berkala secara
mingguan, bulanan dan tahunan dengan tujuan untuk dapat
mendete ksi secar dini adanya perubahan kondisi,
karakteristik atau kerusakan yang dapat menggagalkan
fungsi sistem.
2. Hasil pemeriksaan harus dimuat dalam berita acara
pemeriksaan yang merupakan kelengkapan pekerjaan
pemerliharaan berkala dan harus dicatat dalam buku
catatan.
3. Pemeriksaan tahunan harus dilaksanakan oleh konsultan
kebakaran yang telah mendapat izin kerja atau badan lain
yang ditunjuk oleh instansi yang berwenang.
4. Pemeriksaan mingguan antara lain meliputi : membunyikan
alarm secara simulasi, memeriksa tegangan dan keadaan
baterai, memeriksa seluruh sistem alarm dan mencatat
hasil pemeriksaan dalam berita acara pemeriksaan berkala
dan buku catatan.
5. Pemeriksaan bulanan anatara lain meliputi : menciptakan
kebakaran simulasi dan mengecek kebenaran logika kerja
sistem keseluruhan, memeriksa lampu-lampu indikator
dipanel kontrol, panel bantu inunsiator, memeriksa
fasilitas catu daya cadangan, komunikasi kebakaran,
mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem,
memeriksa kondisi dan kebersihan panel kontrol dan
mencatat hasil pemeriksaan dalam berita acara
pemeriksaan berkala dan buku catatan.
6. Pemeriskaan tahunan antara lain meliputi : memeriksa
tegangan kerja keseluruhan bagian sistem dan arus kerja
zona-zona detektor dan alarm, memeriksa kondisi dan
kebersihan seluruh detektor serta menguji sekurang-
kurangnya 20% detektor dari setiap zona detektor dan
pemeriksaan lain lagi yang mencakup materi pemeriksaan
bulanan, sebagaimana telah diuraikan dalam 3.2 butir a
hasil pemeriksaan tahunan harus dimuat dalam berita
acara pemeriksaan berkala dan dicatat dalam buku
catatan.
 Pemeriskaan Sistem Deteksi dan Alarm
 Pemeriksaan sistem harus dilaksanakan sekali dalam 5
tahun yang harus dilakukan sesuai dengan cara
pengujian sistem pada pemeriksaan awal (3.1.g).
 Hasil pemeriksaan sistem harus dimuat dalam berita
acara dan dicatat dalam buku catatan.
 Pemeriksaan Purna Alarm
 Pemeriksaan purna alarm harus dilakukan baik pada
purna alarm kebakaran, maupun pada purna alarm palsu

XII- 82
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

dengan tujuan untuk dapat mengetahui secara pasti


kondisi sistem deteksi dan alarm kebakaran serta
segera menyiapkan fungsinya sebagai semula.
 Pada purna alarm kebakaran bagian sistem yang rusak
setelah diperbaiki harus diuji sesuai pada
pemeriskaan awal.
 Hasil pemeiksaan purna alarm kebakaran harus dimuat
dalam berita acara pemeriksaan purna alarm dan
dicatat dalam buku catatan.
 Pada purna alarm palsu, setelah gangguan diperbaiki
dan sistem berjalan normal kembali hasil pemeriksaan
tidak perlu dimuat dalam berita acara pemeriskaan
purna alarm, tetapi kejadian adanya alarm palsu
tersebut harus dicatat, dalam buku catatan.
 Bila pada suatu zona deteksi terjadi beberapa kali
alarm palsu, maka khusus untuk bagian sistem yang
mengalami gangguan tersebut harus dilakukan pengujian
sistem.

57.4 CARA PEMASANGAN SISTEM HIDRAN HALAMAN


a. Peralatan dan Komponen Hidran Halaman
Sistem hidran halaman teridiri dari peralatan dan komponen
sebagai berikut :
- Komponen hidran
- Persediaan air
- Pompa
- Perpipaan
1. Hidran terdiri dari : komponen kopling pengeluaran
aliran air.
2. Persediaan air
3. Pompa dan instalasinya harus memenuhi ketentuan.
4. Perpipaan harus memenuhi ketentuan seperti tercantum
pada bahasan pipa.
b. Perletekan Hidran Halaman
Hidran halaman harus diletakkan sesuai ketentuan sebagai
berikut :
1. Kelompok bangunan yang berjarak lebih dari 10 meter
terhadap jalan lingkungan, harus dilengkapi hidran
halaman.
2. Bangunan dengan klasifikasi A,B,C harus memiliki hidran
halaman dengan jarak antara hidran < 90 meter.
3. Bangunan dengan kualifikasi D,E harus memiliki hidran
halaman dengan jarak antara hidran < 60 meter.
c. Jarak Hidran Halaman
Pilar hidran halaman harus dipasang pada jarak sebagai
berikut :
1. Jarak antara masing-msing pilar hidran maximum 150
meter.
2. Hidran dipasang masing-masing ketinggian 50 cm dari
permukaan tanah.
3. Pilar hidran harus dipasang 1 m dari pagar halaman
bangunan, mudah terlihat, mudah dicapai, tidak terhalang
oleh benda-benda lain, dan dicat warna merah. Contoh
pemasangan pilar lihat gambar 2.
d. Debit Air
Debit air minimum hidran halaman adalah 1000 liter/menit.
e. Tekanan Air
Tekanan air minimum hidran halaman 4,5 kg/cm2
f. Panjang Slang
Panjang slang minimum hidran halaman 30 m
g. Diameter Slang
h. Persyaratan Bahan
1. Umum
Bahan-bahan dipakai harus baru, berkualitas baik,
minimum klas medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan
dalam Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) dan
Standar Industri Indonesia ( SII ).
2. Bahan Pipa dan Fitting
a) Baja
b) baja galvanis
c) besi tuang
d) tembaga

3. Bahan Komponen Hidran


 Pipa pemancar

XII- 83
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

- baja galvanis
- besi galvanis
- kuningan
- perunggu
 Pilar hidran
- baja
- besi
i. Sumber air
1. Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari
PDAM, BPAM, sumur artesis, sumur gali
2. Persediaan air minimum hidran setiap saat 30.000 liter
dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran.
j. Pompa
a. Untuk mendapatkan air yang bertekanan maka harus
digunakan pompa kebakaran yang mempunyai spesifikasi
sesuai persyaratan hidran.
b. Banyaknya pompa hidran minimal 1 ( satu ) buah, yang
bekerja secara otomatis dan manual dimana start otomatis
dan stop secara manual.
c. Sumber tenaga untuk motor penggerak pompa harus dari
generator darurat yang dapat bekerja secara otomatis
dalam waktu kurang dari 10 detik bila sumber listrik
dari PLN padam.
k. Instalasi Hidran Halaman
1. Diameter pipa induk minimum 15 cm (6 inch ) dan diameter
pipa cabang minimum 10 cm ( 4 inch ).
2. Instalasi pipa hidran tidak boleh digabungkan dengan
instalasi lainnya.
3. Semua peralatan dari sistem hidran harus siap
dioperasikan setiap saat.
4. Sistem peralatan dari sistem hidran harus siap
dioperasi.
5. Sistem hidran harus mempunyai minimal 1 ( satu ) buah
kopling kembar siam yang sejenis dengan kopling
peralatan unit mobil kebakaran serta penempatannya mudah
dicapai.
6. Tabung hidran, kopling kembar siam, harus dicat warna
merah.

57.5 INSTALASI PIPA


a. Instalasi berdiameter sampai 6,25 cm ( 2,5 inch ) harus
menggunakan sambungan ulir
b. Pipa berdiameter lebih besar 6,26 cm ( 2,5 inch ) harus
menggunakan sambungan las.
c. Pipa horizon dalam bangunan harus diberi penggantung dengan
persyaratan :
1. Bahan menggantung dari besi.
2. Mampu menahan 5 x berat pipa berisi air.
3. Setiap titik penahan cukup kuat untuk menahan sistem
hidran.
4. Harus terpisah dengan penggantung lain.
5. Menggunakan sekrup pada konstruksi bangunan yang
dipasang pada pengecoran beton atau dengan baut tembok.
6. Jarak antara penggantung maximum 3,5 meter.
7. Penggantung pipa sebelum dipasang harus dicat dengan
zink chromate.
d. Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selongsong dengan persyaratan sebagai berikut :
- Bahan selongsong adalah besi tulang / pipa baja
- Ukuran selongsong dapat memberi kelonggaran minimal
25 mm di luar pipa

e. Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan


kedap air, maka rongga antara pipa dengan selongsong harus
dibuat kedap air.
f. Pipa dalam tanah harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Galian tanah untuk pipa mempunyai kedalaman minimal 75
cm dari permukaan air.
2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa tertumpu dengan baik.
3. Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm
4. Pipa harus dicat, flinkut ( flincoat ) minimum 3 lapis
sebelum dipasang.
5. Pipa harus diberi tumpuan jarak setiap 3 meter.
g. Sambungan Pipa

XII- 84
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

h. Sambungan Ulir
1. Kedalaman ulir pada pipa yang akan disambung harus
dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan minimum 3 ulir.
2. Sebelum sambungan dipasang pada ulir harus dicat meni
dan seal tape.
3. Pada setiap pipa sesudah kran harus dipasang penyambung
jenis drat union untuk pipa berdiameter 6,25 cm ( 2,5
inch ) dan flanges untuk pipa berdiameter lebih besar
6,25 cm ( 2,5 inch ).
i. Sambungan Las
1. Menggunakan las listrik
2. Hasil las harus rata dan kuat
3. Sambungan las harus dicat warna merah.
j. Sambungan cepat
1. Antara slang gulung dengan kopling pengeluaran
2. Antara slang gulung dengan slang gulung lainnya.
57.6 PENGUJIAN HIDRANT
a. Instalasi Pipa
1. Setelah semua atau sebagian isntalasi selesai dipasang
harus dilakukan pengujian kebocoran.
2. Pengujian kebocoran dilakukan dengan tekanan higrostatik
20 kg / cm2 Selama 4 jam terus menerus tanpa penurunan.
b. Pompa
1. Dapat bekerja secara otomatis dan manual
2. Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada
persyaratan teknis hidran
3. Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun
darurat.
c. Sistem
1. Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus
memenuhi persyaratan
Teknis hidran secara serempak
2. Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.
d. Berita Acara
Setelah dilakukan pengujian terhadap instalasi pipa sistem
hidran yang disaksikan oleh pemilik atau pejabat yang
berwewenang dan berhasil dengan baik, maka dibuatkan berita
acara pengujian sertifikat laik pakai untuk jangka waktu
tertentu.
1. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
2. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai
dipengaruhi dan diperpanjang apabila telah berakhir masa
berlakunya, dengan syarat dilakukan kembali pengujian
ulang serta memenuhi prosedur pengujian seperti tersebut
di atas.
e. Fire Extinguisher
1. Uraian pekerjaan
Tugas yang harus dikerjakan oleh kontraktor yaitu
meliputi suplai dan pemasangan, penyediaan man power,
penyediaan pendukung dan alat kerja.
2. Produk
 Produk yang dikehendaki harus mempunyai keagenan di
Indonesia.
 Fire extinguisher harus memakai larutan kimia A, B,
C, dan E.
 Fire extinguisher harus ditempatkan pada tempat yang
ditunjukkan dalam shop drawing yang disetujui. Fire
extinguisher harus digantung pada tempatnya dan harus
mudah diambil.
 Data-data dalam katalog harus sesuai dengan ukuran
fire extinguisher agent harus diajukan pada konsultan
perencaba untuk disetujui. Pembelian yang dilakukan
sebelum adanya persetujuan menjadi tanggungan
Kontraktor.
 Petunjuk pengoperasian dan perawatan berikut
reonarging procedure harus diajukan pemberi tugas dan
konsultan sebelum penyerahan pekerjaan.

XII- 85

Anda mungkin juga menyukai