SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh Konsultan Perencana dan panitia pengadaan
berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantuKPan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantuKPan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantuKPan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantuKPan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantuKPan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
XII- 1
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 2
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 3
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 8 : 8.1 Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk
TENAGA AHLI oleh pabrik pembuat bahan peralatan yang dipasang untuk
mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan, peralatan
hingga bahan/peralatan tersebut bisa berfungsi sempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal dua orang tenaga ahli
yang harus selalu berada di proyek.
PASAL 9 : 9.1 Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas yang
PEMBERHENTIAN ditunjuk oleh kontraktor; oleh direksi pekerjaan /KP
PELAKSANA/PETUGAS dianggap kurang atau tidak mampu menunjukkan kecakapannya
maka dereksi Pekerjanaan/KP berhak memerintahkan kontraktor
untuk mengganti pelaksana/ Petugas tersebut.
9.2 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat
perintah direksi Pekerjaan tersebut keluar, kontraktor harus
bisa menunjukkan seorang pelaksana/ petugas yang baru yang
memenuhi persyaratan yang diminta.
PASAL 10 : 10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara penerangan pekerjaan
PEMBANGKIT TENAGA harus diadakan oleh kontraktor termasuk pelaksanaan
DAN SUMBER AIR sementara kabel, kabel meteran, upah dan tagihan serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah
beban pelaksana.
10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila
memungkinkan didapatkan air dari sumber air yang sudah ada
di dalam lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harus
memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk
mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan
selesai. Biaya untuk beban pekerjaan pengadaan air sementara
adalah beban kontaraktor.
10.3 Kontraktor tidak diperbolehkan penyambung dan mengisap air
dari saluran induk dan sebagainya tanpa mendapatkan ijin
tertulis dari direksi pekerjaan/KP.
PASAL 11 : Pelaksanaan tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di
IKLAN lapangan kerja atau tanah yang berdekatan tanpa ijin dari
direksi/KP.
PASAL 12 : 12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung
JALAN MASUK DAN jawab pihak kontraktor dan disesuaikan dengen kebutuhan
JALAN KELUAR proyek tersebut.
12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada
waktu penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan dan menjadi beban kontraktor.
12.3 Perijinan tentang jalan keluar masuk proyek menjadi tanggung
jawab kontraktor termasuk biaya yang ditimbulkannya.
PASAL 13 : Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan
PAPAN NAMA PROYEK ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
PASAL 14 : 14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan
PENYEDIAAN TEMPAT/ digunak untuk kantor petugas-petugas direksi pekerjaan /KP
RUANG KERJA/KANTOR hingga cukup memenuhi syarat ruang kerja untuk mengadakan
DIREKSI KONSULTAN rapat-rapat lapangan (site Meeting). Gambar dan ukuran akan
PENGAWAS ditentukan menyusul.
14.2 Kantor direksi lapangan
a. Kontraktor direksi cukup representatif untuk bekerja dan
aman digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen proyek
selama pelaksanaan proyek.
Luas kantor direksi adalah : 50 m² yang terdiri dari
;
- R. administrasi & r. rapat 40 m²
- Ruang KP/ WC 6 m²
XII- 4
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
- POS keamanan 4 m²
- Jumlah 50 m²
Perlengkapan kantor direksi adalah :
- 1 bh meja rapat ukuran 120 x 240 cm dengan 6 buah
kursi rapat
- 2 bh meja tulis ukuran setengah biro dengan empat
buah kursi kerja.
- 1 bh file kabinet ukuran 100 x 60 cm dari plastik
- 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran 60 x
200 x 200 cm
- 1 buah wahite board ukuran 100 x 200 cm
- 2 buah AC ¾ PK Merek ex. Daikin
- 1 Unit komputer minimum type Pentium 3 berikut
printer Ink Jet
b. Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan
ruang WC dengan baik air bersih secukupnya dan dijaga
kebersihannya.
c. Posisi dan denah gambar kantor direksi akan ditentukan
menyusul.
d. Alat-alat yang harus senantiasa di proyek
- 1 bh alat ukur Theodolite
- 1 bh kamera
- 2 Ps sepatu proyek dan helm proyek
14.3 Kantor pemborong dan Los kerja
a. Pemborong harus menyediakan kantor sebagai tempat kerja
dan gudang sebagai tempat penyimpanan material di
lapangan.
b. Pemborong harus menyediakan tiga buah pemadam Api Ringan
(Extinguisher) 30 Kgs/cm² yang ditempatkan satu di
kantor pemborong , satu diletakkan di kantor direksi dan
satu di letakkan di daerah strategis di los kerja .
c. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan seperti pasir,
kerikil, harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan
dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur dengan bagian yang lainnya.
d. Pemborong tidak diperkenankan
- Menyimpan alat/bahan-bahan bangunan di luar pagar
proyek walaupun untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan
karena tidak memenuhi syarat.
XII- 5
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 6
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 7
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 23 : 23.1 Untuk jenis pekerjaan yang apa bila dikerjakan akan
TATA CARA UNTUK mengakibatkan pada jenis pekerjaan yang lain yang tidak
MEMULAI SUATU dapat diperiksa/ tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut,
JENIS PEKERJAAN maka kontraktor wajib meminta pada direksi pekerjaan / KP
secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan
ditutup itu . Setelah pekerjaan yang akan ditutup dinyatakan
baik baru kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
23.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas
tidak diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan / KP dalam waktu 2 x
24 jam sejak jam diterima permohonan tersebut tidak
terhitung hari libur resmi maka kontraktor boleh melanjutkan
pekerjaan tersebut kecuali apabila Direksi Pekerjaan / KP
memintanya perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor
mrnyetujui.
23.3 Apabila ketentuan ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh
kontraktor maka Direksi Pekerjaan / KP berhak
menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah
dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya maupun untuk
keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontaktor.
PASAL 25 : Apabila ada bagian bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak
KOORDINASI DENGAN ketiga (sub Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
SUB KONTRAKTOR kontrak maka untuk ini kontraktor wajib mengatur koordinasi
bekerja dengan pihak ketiga.
Tanggung jawab atas kualitas barang yang telah diserahkan kepada
pihak ketiga ini tetap berada pada pihak kontraktor.
PASAL 26 : Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan
PERLINDUNGAN yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang
TERHADAP HASIL menimbulkan keresahan.
PEKERJAAN
PASAL 27 : 27.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set seluruhnya dokumen
PENYEDIAN pelaksanaan seperti yang tersebut dalam PASAL 33 Buku RKS
DOKUMEN ini untuk masing-masing diletakan di kantor pelaksanaan dan
XII- 8
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 31 : 31.1 Setiap bagian yang berhubungan dari kontraktor satu dengan
KERUSAKAN BAGIAN kontraktor yang lain harus selalu dalam koordinasi yang baik
PEKERJAAN OLEH agar kerusakan masing-masing bidang pekerjaan dapat
PELAKSANA/ dihindari.
KONTRAKTOR/
31.2 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihidari
SUB KONTRAKTOR
kontraktor yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian
bangunan yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai
dan disetujui pemilik proyek atau Direksi Pekerjaan / KP
secara tertulis.
PASAL 32 : Pada akhir pekerjaaan menjelang pekerjaan penyerahan pertama :
PENYERAHAN PERTAMA
32.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin
dari pemilik proyek Direkis Pekerjaan/KP atau yang ditunjuk
oleh pemberi tugas.
32.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh
tanpa cacat.
32.3 Pelaksana diwakjibkan menyerahkan kepada pemilik proyek atau
direksi pekerjaan /KP berupa ;
a. 3 (tiga) gambar “ As built drawing ” dan seluruh
pekerjaan yang dilaskanakan termasuk gambar peruabahan
dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna
32.4 Membersihkan atau membuang sisa bahan, sampah dan lain-lain
yang tidak berguna pada pelaksanaan pembanguan.
XII- 9
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 10
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 11
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 12
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 13
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
galian usulannya.
d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasuk jenis
semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agar pekerjaan
galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini,
kontraktor harus melakukan segala tindakan yang diperlukan,
seperti penelitian di lapangan dan lingkungan proyek,
mempersiapkan perencanaan setail galian dan penahan tanah
sementara, test, sistem monitor (pengawasan) pembongkaran
kembali pekerjaan sementara, tindakan lainnya, untuk
meyakinkan pihak perencanaan maupun team pengawas dari
pemerintah.
e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakai
oleh kontraktor harus disetuui oleh KONSULTAN
PENGAWAS/Konuslta Perencana, dan perlu ditegaskan bahwa
persetujuan itu tidak berarti membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya untuk semua kerusakan yang mungkin timbul
pada bangunan sekelilingnya jika ada.
f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yang
telah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kntraktor tetap
bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang mungkin
terjadi.
34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya dari
segala kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian.
Kontarktor juga bertanggung jawab untuk segala kerusakan
ataupun tuntutan dari masyarakat yang mungkin terjadi.
b. Kontraktor harus menggali sesuai dengan bentuk dan kedalaman
yang a kan direncanakan.
c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian dengan
adukan semen pasir (Screed), agar tidak terjadi kelongsoran
d. Kontarktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
dalam menyiapakan dan mengawasi semua rencana/pelaksanaan
galian, seperti menentukan tahapan dan sistem schedule,
penempatan konstruksi sementara sistem saluran air hujan,
dewatering jika sangat mendesak, dan sisitem monitoring
untuk pergerakan tanah jika sangat diperlukan dan semua
tindakan pengalaman dari pekerjaan galian.
e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporan
mingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaan galian
kepada pihak direksi proyek.
f. Direksi/ perencana berhak meminta kontraktor menambah/
mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yang
mencurigakan tanpa adanya tambahan biaya.
g. Setiap perubahan metode/urutan galian harud dilaporkan dan
disetujui oleh direksi
h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan
galian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuat
laporan maupun ijin yang diperlukan dari pihak yang
berwajib.
34.4 KONDISI LAPANGAN
a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjau lokasi.
Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yang didapat baik
dari gambar maupun kunjungan, cukup dapat
mengajukan/menghitung harga penawaran
b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktor
sudah dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dan
sekelilingnya, berikut bangunan sekelilingnya yang mungkin
terpengaruh oleh kegiatan konstruksi tidak ada tuntutan
untuk tambahan biaya di kemudian hari dengan alasan tidak
adanya data yang jelas.
c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segala
tunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masa
konstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaan
kegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain.
d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalan
lingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan ke
XII- 14
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 15
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 16
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Konsultan Pengawas.
34.7 PENGURUGAN
a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan tanah galian, yang
sebelumnya harus disetujui direksi.
b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis, ketebalan
lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harus mencapai
kepadatan 95 % dari standar Proctor Lab. pada kadar air
Optimum. Untuk lapisan yang paling atas harus mencapai 98 %
standar Proctor Lab.
c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yang cukup
untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, maka kontraktor
tidak boleh meneruskan pekerjaan pemadaatan untuk lapisan
berikutnya,.
d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhi
satu dari persyaratan-persyaratan berikut;
- Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4,
A-2-5 atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harus
dipadatkan sampai 90 % dari berat jenis kering maksimum
(Maximum dry Density) menurut AASHTO T.99
- Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-
2-7, A-4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatian
khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk
mencapai 95 % dari berat jenis kering maksimum (Maximum
dry Density) menurut AASHTO T.99
e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang 45
cm terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lain yang
mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa
diganti dengan stemper
f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan
dalam radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberi bahan
anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti rayap
tidak bereaksi dengan water prooffing.
g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan pelat pondasi beton, dasar galian
ditimbun dengan pasir urug dengan ketebalan 10 cm (setelah
disiram, diratakan dan dipadatkan) kemudian dipasang lantai
kerja dengan tebal 5 m dengan adk 1 ps : 3 psr : 5 krl. Bila
tidak tercantum dalam gambar-gambar detail maka sebelum
pemasangan sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5
cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl.
XII- 17
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 18
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 19
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 20
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pan 2,36 4,75 9,50 14,00 19,00 26,50 30,00
Dia Saringan (mm)
ASTM Sampel ASTM
XII- 21
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 22
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 23
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 24
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
36.3 PEMASANGAN
a. Syarat Pemasangan
Tenaga dan Peralatan
Harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dengan menunjukkan surat keterangan hasil
pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan
Termasuk dalam hal ini adalah pengadaan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
b. Persiapan
Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah
dilakanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain.
Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan
kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
PENGAWAS sebelum pelaksanaan.
c. Pelaksanaan Pemasangan
Beton dicor dengan slump 8 cm atau lebih rendah dan
tidak lebih 3 % pengandungan udara, beton harus benar-
benar padat dengan vibrator, dengan level dan kemiringan
lantai yang benar sesuai gambar rencana.
Bahan Floor Hardener ditaburkan pada saat permukaan
XII- 25
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
e. Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan hardener memenuhi persyaratan mutu dan
pelaksanaan dan sesuai pengarahan dan persetujuan Konsultan
PENGAWAS Hardener yang terpasang harus mukus tanpa ada cacat
visual.
PASAL 37 : 37.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN Lapisan kedap air dilaksanakan pada perkerjaan :
WATER PROOFING/ a. Pelat dan dinding groundtank, reservoir atas
WATER STOP b. Pelat atap beton dan luifel
c. Sambungan pelat beton dan pipa air
d. Tempat-tempat lain sesuai gambar
XII- 26
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. Persyaratan Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran
beton yang tidak menerus dan harus kedap air dipakai bahan
waterstop dari polyvinyl chloride yang tahan terhadap
bahan zat kimia, alkali, minyak dan acids.
Bahan waterstop tersebut dengan ukuran 200 x 5 x 14 mm,
dipakai produksi Sika type A-20 L atau setaraf.
c. Persyaratan Pelaksanaan
Pemasangan waterstop harus mengikuti petunjuk dari
pabriknya.
Waterstop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan
pengecoran beton kedap air sesuai dengan usulan dari
kontraktor yang sudah disetujui oleh Direksi.
Khusus untuk pengecoran bak air, sewage treatment plaut
dan sebagainya dimana tempat tersebut tidak boleh
bocor, maka ditempat tersebut dipasang waterstop.
XII- 27
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 28
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
l
untuk kuda-kuda =
1000
l
untuk komponen lain =
1000
38.4 PEDOMAN PELAKSANAAN.
a. Apabila tidak didefinisikan dalam gambar kerja, maka semua
pengelasan konstruksi baja harus sekuat atau sesuai petunjuk
tertulis Direksi
b. Pekerjaan Pengelasan harus di bawah pengawasan personel yang
memiliki kesiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
c. Penyambungan bagian-bagian kosntruksi baja harus dilakukan
dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian
(test) dan harus memiliki kualifiakasi dari jenis pengelasan
XII- 29
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 30
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 31
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
39.2 BAHAN
XII- 32
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
jam.
Bahan Batu :
Sirtu
Harus dari kualitas yang baik, bebas dari kotoran-kotoran
dan bahan-bahan organis lainnya.
Batu pecah hitam
Bahan yang digunakan sesuai dengan standar Bina Marga
Jenis/ukuran yang digunakan
i. onderlaag 10/15 cm digunakan batu pecah gunung warna
hitam dengan kualitas baik dan mempunyai muka pecah
minimal tiga bidang.
ii. Batu pecah hitam ukuran 5/7 cm digunakan batu pecah
hitam kualitas baik dan minimal mempunyai tiga muka
pecah.
iii. Batu pecah hitam ukuran 3/5 cm digunakan batu
pecah hitam kualitas baik dan tidak boleh ada yang
bulat.
iv. Batu pecah hitam ukuran 2/3 cm digunakan batu yang
kualitas baik dan tidak boleh ada yang bulat.
v. Batu pecah hitam ukuran ½ cm digunakan batu pecah yang
kualitas baik dan hasil pecahan mesin stone cruiser.
Bahan Pasir :
Pasir aspal digunakan pasir kasar, bersih dari kotoran,
misalnya akar, humus, kayu dan sebagainya.
Bahan Aspal
Aspal yang digunakan mempunyai ukuran penetrasi 60/70.
Paving block/Grass Block
Bahan yang digunakan mempunyai ketebalan 8 cm.
Bahan yang digunakan merupakan campuran pasir cor
berkualitas baik, stone milk dan semen dengan campuran
yang tepat.
Pembuatan/pencetakan menggunakan mesin sehingga
mendapatkan kuat tekan rata-rata seragam dan mempunyai
bentuk dan ukuran yang seragam.
Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas
(Cisangkan, sinar laut )
Kansteen
Ukuran dan bentuk bervariasi (lihat spek / gambar kerja)
Standar dimensi 15 x 25 x 40 cm
Warna abu-abu.
Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas
(Cisangkan, sinar laut )
Beton sikat
Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton
rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5).
Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka
tanah.
Kerikil pembentuk mozaik menggunakan kerikil warna
kualitas bagus berasal dari daerah flores ataupun dari
Krui. Pengerjaan beton sikat harus dikerjakan oleh tenaga
yang berpengalaman. Motif yang akan dibuat harus
mendapatkan persetujuan dari PENGAWAS atapun dari
Konsultan Perencana.
Rabat beton
Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton
rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5).
Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka
XII- 33
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
tanah.
Pada akhir pekerjaan, saat finishing pada permukaan beton
di tabur dengan semen kering dan kemudian dirapikan /
dibuat kasar.
Peralatan
Untuk pembentukan sloop jalan memggunakan grader
Pemadatan menggunakan Vibrator tandem roll
Pemadatan menggunakan wheelless T. 10 ton
Mesin penghampar hot mix (HRS / High Resistant Surface)
Pemadatan menggunakan Pneumatic Tandem Roll
c. Lapisan penutup
d. Lapisan Penetrasi
- Sebelum batu pecah untuk lapisan penterasi dipasang,
bidang permukaan base coarse dibersihkan. Kemudian
diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1/5 kg/m²
(Prime coat)
- Batu pecah dengan ukuran maksimal 1,9 cm, digelar rata
1 s/d 3, kemudian digilas
- Sosotkan lagi aspal 60/70 sebanyak 1 kg/m² merata dan
taburkan abu batu setebal 0,5 cm selanjutnya digilas
e. Sebelum dilakukan pemasangan onderlaag terlebih dahulu
dihampar dengan pasir, seperti tertera pada gambar.
f. Pemasangan batu onderlaag dilakukan dengan posisi batu
berdiri (tegak).
g. Pemadatan/ penggilasan dilakukan dengan mesin gilas atau
memperhatikan kondisi dan lokasi kerja, penggilasan di
anggap cukup apabila batu tidak goyang lagi (mantap).
h. Di atas pasangan onderlaag dihamparkan batu stenslaag/
batu pengunci (5/7 – 3/5 cm) dengan ketebalan minimal 7
cm.
i. Penetrasi muka jalan dengan menggunakan batu pecah ½ cm
dan 2/3 dengan tebal padat 3 cm, aspal yang digunakan
sebanyak 4,5 Kg/m2.
j. Lapisan Hotmix
XII- 34
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 35
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 36
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 37
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
PBI-1971.
Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.
Hasil pengujian dari laboraturium diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan
tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawan
Kontraktor.
Bagian beton setelah di cor selama dalam pengerasan
harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1
(satu) minggu atau lebih sesuai ketentuan PBI-1971.
a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir pasang
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya: dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971, SK-SNI T. 03 1991.
c. Batu
Bahan untuk pondasi batu kali kecuali dipersyaratkan lain,
harus sesuai dengan PUBI 1970, NI-3 dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal disini.
Batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat
atau retak.
d. Adukan
Adukan yang dipakai campuran 1 PC : 4 pasir
XII- 38
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 39
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan : Dari bahan aluminium
framing system, aluminium
Extruci sesuai SII extrusi
0695-82 dan Alloy A 6063 t-5
extrusi standart produksi YKK,
Alcan setara atau produk
lainnya SNI, yang setara
disetujui oleh Konsultan
Perencana, Pengawas / Direksi
Pekerjaan.
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang
disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
Aluminium deoth : 76,2 mm
Tebal profil : 1,8 mm
Warna profil : Sistim Anodized, warna
akan ditentukan kemudian.
Lebar profil : Sesuai gambar.
Pewarnaan : Dengan ketebalan minimal
22 micron.
Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
4. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.
5. Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di site
dengan dilengkapi bahan pelindung / pembungkus dan baru
diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
6. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus
disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.
7. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan
terhadap tekanan air 15 kg / m2 yang harus disertai hasil
test.
8. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi
terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
XII- 40
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
dipersyaratkan.
9. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses
fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secepat
mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu
partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela bukan dinding dan pintu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar 1mm
Untuk diagonal 2mm
10. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan
zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
11. Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk
atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan
meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran
dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritaskan proses fabrikasi harus sudah siap sebelum
pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop
drawing dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk dan ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material
besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas
(argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak
nampak oleh mata.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan
teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari
steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval
600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar
dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian
rupa sehingga hair line tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2 . Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium
harus ditutup dengan sealant.
9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan
XII- 41
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
lain-lain.
Sistem kosen dapat menampung pentu kaca frame less.
Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang
tanpa harus dimatikan secara penuh yang merusak baik
lantai maupun langit-langit.
Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang
mana kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga
atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
11. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding
adalah 10 – 25 yang kemudian diisi dengan beton ringat
/grout.
12. Pemasangan kusen adalah rata bagian yang mensyaratkan
ruangan lebih bersih.
13. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang.
14. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding)
yang melekat pada mabang bawah dan atas harus waterpass.
15. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara
terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
16. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
17. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
18. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi
flashing untuk penahan air hujan.
b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan pintu dari jenis “kaca Asahi mas atau setara”,
Jendela “kaca Asahi mas atau setara” buatan dalam negeri
yang bermutu baik Ashamimas atau produk lain yang setara
dan disetujui perencana / Konsultan Pengawas / Direksi
Pekerjaan, dan memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal
63 dan SII 0189-78.
2. Tebal bahan untuk pintu 8 mm
3. Tebal bahan untuk jendela 5 mm
4. Bentuk dan ukuran pintu dan jendela sesuai yang
dinyatakan/disebutkan dalam detail gambar.
5. Warna kaca akan ditentukan kemudian.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
lapangan ( ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan
contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini kepada Konsultan pengawas / Direksi Pekerjaan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan
semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari
pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS /
Direksi Pekerjaan.
4. Penyimpanan/penimbunan pintu dilokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi
XII- 42
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan rangka dari Alumunium dan Daun UPVC, dan list
penutup.
2. Bahan rangka ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
3. Khusus untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet
menggunakan kusen Alumunium dan daun pintu UPVC.
4. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /
pelekatan pada rangka, digunakan Baut yang bermutu baik,
yang setara.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan
pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang /
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan untuk rangka
allumunium dan penguat lain serta penempelan UPVC
terhadap rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
4. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized
atau persetujuan Konsultan pengawas / Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas), tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan yang tampak.
5. Untuk daun pintu UPVC setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.
XII- 43
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. PERSYARATAN BAHAN
1. Adukan 1 PC : 2 Pasir dipakai untuk plesteran rapat air
2. Adukan 1 PC : 3 Pasir dipakai untuk plesteran ruang
radiolog (X –ray)
3. Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran
dinding lainnya
4. Seluruh permukaan plesteran difinish aci dari bahan PC
Semen Portland harus sesuai NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan).
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Air harus sesuai NI-3 pasal 10
Penggunaan adukan plesteran ;
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Plesteran dilaksankan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan sesuai pentunjuk dan persetujuan
Direksi Pekerjaan / Konsultan MK, dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan syarat pekerjaan.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanaan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sesuai
Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku
ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
pentunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar
detail dan pada gambar potongan mengenai ukuran tebal,
tinggi, peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran
dalam volume, cara pembuatan nya menggunakan mixer
selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Untuk bidang kedap air, beton pasangan dinding batu
bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lanai an 150 cm dari
permukaan lantai untuk kamar mandi, WC, toilet dan
daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2
Pasir
XII- 44
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
a. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-
bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang
dinding toilet, pantry reservoir, dan pada tempat-tempat
sesuai detai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.
b. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan :
Keramik dinding :
a). Jenis : Keramik Tile
b). Finishing permukaan : Berglazur
c). Produksi : Granito, Roman, Ikad
Asia Tile, Masterina
atau setara
d). Bahan pengisi siar : Igi tile grout
e). Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir
f). Warna/texture : Ditentukan kemudian
g). Ukuran : 20 x 20 atau seperti
dalam gambar
XII- 45
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada,
keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
perekat. Campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah
1 bagian air : 3 bagian perekat, aduk merata sampai
berbentuk pasta tunggu 5-10 menit kemudian diaduk
kembali sebelum digunakan. Tebal adukan 1 cm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, warna, motif tiap keramik harus sama, tidak boleh
retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
4. Pola keramik harus memperhatikanukuran / letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan,
panel, stop kontak, lemari gantung dan lai-lain yang
tertera dalam gambar.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan
gambar.
6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih
dahulu dengan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-
garis siar harus benar-benar lurus, siar arah horisontal
pada dnding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan garis lurus.
8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan
siar sebesar 2 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisis siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukn semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik.
10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan supergaant.
XII- 46
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. SYARAT PEMASANGAN
1. Langit-langit dipasang pada plafond sesuai gambar.
2. Bahan penutup untuk langit-langit yang menggunakan
triplek dan calsiboard sesuai gambar dengan tebal sesuai
dengan standar bahan, disekeliling menggunakan list
profil kayu kamper 3/3. Penutup untuk langit-langit
yang menggunakan Gypsum sesuai gambar dengan tebal
sesuai dengan standar bahan dan disekeliling menggunakan
list gypsum.
3. Bahan langit-langit yang digunakan harus dari kualitas
baik.
4. Konstruksi rangka langit-langit menggunakan besi hollow
4/4, rangka plafond 60 x 60 cm (atau sesuai gambar).
Pada sekeliling sisi tembok adalah juga merupakan rusuk
utama.
5. Pasangan langit-langit triplek pada pertemuannya diberi
celah (naad) selebar tebal bahan, dan harus sama
merupakan garis lurus sesuai gambar. Sedangkan untuk
gypsum dan calsiboard diberi celah digunakan untuk
mendempul / compound.
6. Penempelan lembaran multipleks pada rangka langit-langit
dilaksanakan pakai paku/paku gipsum. Agar kepala paku
tidak menonjol dari permukaan bidang maka sebelum
dipasang semua kepala paku harus digepengkan terlebih
dahulu dan bekas lobang paku didempul.
7. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-
retak atau menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera
diperbaiki atas perintah Direksi Lapangan dan seluruh
akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab dan
resiko Pemborong sepenuhnya.
8. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar
bersangkutan.
9. Semua list langit-langit dapat difinish menggunakan cat
yang sama dengan yang digunakan untuk mengecat langit-
langit.
XII- 47
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 48
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 49
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 50
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 51
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
- Pengencer dan
pembersih : air bersih
- Berat jenis : 1,30 – 1,40
- Fisik nyata : tidak mudah terbakar
A. UMUM.
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan
langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran
yang menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan
dicat karena masih basah atau lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh
warna.
c. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga
terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan
dasar sampai dengan pengecatan akhir.
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
pabrik pembuat cat tersebut.
XII- 52
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
E. PEKERJAAN PELITUR.
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas
permukaannya. Kemudian membersihkan dengan lap kering,
tidak boleh ada minyak dan kotoran lain yang menempel.
b. Setelah bersih permukaan dicat pelitur dengan
menggunakan bahan terbuat dari katun yang lembut dan
bersih dari kotoran dan minyak.
c. Pekerjaan tersebut diulang sampai mencapai ketebalan
warna transparan yang merata.
d. Cat pelitur yang digunakan bermutu tinggi, berkualitas
Impra, Mowilex, Lignalac atau setara yang umum
dipergunakan untuk penyelesaian furniture.
e. Cat melamic digunakan pada semua pintu, panel kayu
XII- 53
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
BACK UP MATERIAL.
a. Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking
Tape sekualitas GINZA atau setara.
b. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel
terbuka yang direkomendasikan dari Dow Corning.
XII- 54
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
52.3 PEMASANGAN
a. Syarat Pemasangan
Tenaga dan Peralatan
1). Pekerjaan ini harus dilaksanakan dan diawasi oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dengan menunjukkan surat
keterangan hasil pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan
2). Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan dan pengadaan
peralatan standar untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b. Persiapan
1). Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain.
2). Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan
kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
pengawas sebelum pelaksanaan.
3). Pelaksana sebelum mengerjakan wajib memeriksa keterkaian
setiap tahapan pekerjaan, instalasi dan peralatan yang
akan dipasang pada ruangan tersebut. Pelaksana Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
tahapan yang telah benar dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas
4). Lokasi yang akan dikerjakan harus benar-benar rata dan
terbebas dari genangan / ataupun kemungkinan terjadinya
rembesan air pada saat pelakasaan dan pengoperasian
c. Pelaksanaan Pemasangan
Pekerjaan Lantai
1). Pelaksana harus memastikan bahwa kondisi lokasi harus
terbebas dari genangan air ataupun kerataan sebelum
pelaksanaan dan instalasi yang harus ditanam yang
pelaksanaan bersamaan dengan pekerjaan pengecoran.
2). Sebelum pemasangan tulangan lantai / pengecoran beton
(K.250) pada permukaan lapisan beton rabat harus
dipasangan water barrier / lapisan kedap air yang terbuat
dari bahan plastik / atau geo teksil dengan ketebalan 0,5
mm (plastik kedap air dengan pemasangan tanpa ada
sambungan).
3). Pengecoran beton beleh dilaksanakan setelah mendapat ijin
dari Konsultan pengawas. Pengecoran beton dilaksanakan
XII- 55
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Catatan :
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut diatas adalah
menyediakan dan memasang sehingga seluruh sistem bekerja
dengan sempurna
XII- 56
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. Lingkup pekerjaan
1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel
Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE /
DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL
Pengadaan, pemasangan Panel box Distribusi panel out
door ukuran 60 x 40 x 30 cm yang ditempatkan di
lokasi berdekatan dengan sumur dalam (deep well)
Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm
dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinckromat
dan diduco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat
bakar warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. Pintu
panel-panel tersebut harus dilengkapi master key
Asesories yang harus disediakan dalam box disesuaikan
dengan kebutuhan standar dengan tidak boleh
mengurangi sebagaimana yang telah diatur dalam
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Hal-hal yang tidak disebutkan dalam pasal ini berarti
kontraktor harus mengikuti ketentuan yang telah
diatur sebelumya pada Bag. Pekerjaan Elektrikal Sub.
Bab Sistem Pemasangan Panel Box DP
Ketentuan-ketentuan lain yang diperlukan dan belum
jelas akan dijelaskan oleh Konsultan PENGAWAS yang
akan diberikan pada saat kontraktor menyerahkan
gambar Shop drawing.
2. Pengkabelan
Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel
jenis NYFGBy dia 4 x 10 mm². Sistem penyambungan
mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam
tanah dan melintas di bawah jalan raya.
Dari panel DP ke mesin dalam air menggunakan kabel
khusus jenis NYY 4 x 6 mm² dengan penggunaan khusus
yang tahan terhadap air (water proof). Atau
menggunakan kabel dengan persyaratan yang
direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi
peralatan tersebut.
Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level
dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang
tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan
kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari
pabrik yang memproduksi peralatan tersebut.
Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari
mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm²
3. Pemipaaan
Pemipaan memeliputi
Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan
pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2
“
Pipa yang digunakan sebagai out put air adari mesin
ke ground tank menggunakan pipa GIP medim atau pipa
produksi Bakrei dengan dia 2 “
Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat.
4. Pemasangan meter kontrol
XII- 57
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 58
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
5. Pengujian (Testing)
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan PLN atau pabrik. Bilamana
diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan
dapat diiminta olek PENGAWAS / Pengawas dan diuji ke
Laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.
XII- 59
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 60
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Transfomator
- Kapasitas layanan 250 KVA
- Transfomator listrik yang digunakan Standar PLN
- Direkomendarikan menggunakan transfomator produksi UNINDO
Kabel BC
- Kabel tanpa pelindung isolasi inti dari cooper
- Ukuran inti yang digunakan kabel 6 mm²; 16,0 mm²; 50 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Digunakan untuk grounding dan penangkal petir
- Bahan yang digunakan Standar PLN
Kabel NYA
- Ukuran inti yang digunakan kabel 2,5 mm²; 4,0 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Kabel dengan jumlah inti tunggal dan bahan inti dari
cooper
- Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dalam bangunan
meliputi penerangan, instalasi peralatan (stop kontak)
yang ditanam dalam tembok ataupun di atas plafond
- Untuk menyusun jaringan kabel ini digunakan lebih dari
satu (disesuaikan kebutuhan 2 x 2,5 mm²; 3 x 2,5 mm² atau
bisa lebih) dan biasanya juga diganti dengan kabel NYA
yang berinti lebih dari satu dengan alasan kemudahan
pelaksanaan dan efisiensi.
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
XII- 61
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Kabel NYM
- Kabel dengan inti lebih dari satu
- Inti copper dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah
filler isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan sebagai pngganti kabel NYA untuk penyambungan
jaringan dalam bangunan meliputi penerangan, instalasi
peralatan (stop kontak) yang ditanam dalam tembok ataupun
di atas plafond dengan besar yang tidak terlalu besar
- Digunakan untuk satu phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna putih
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
Kabel NYY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima
inti
- Inti terbuat daru copper yang dibungkus dengan isolasi
PVC dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan Panel utama, Panel
distribusi dan (stop kontak handle) yang pada
pemakaiannya akan digunakan untuk UPS, AC, Peralatan
CSSD, Operasi, melahirkan, Londry, Dapur , Lab. Bank
Darah, lampu penerangan taman dan jalan dengan arus yang
melewati ralatif besar yang ditanam dalam tembok, di atas
plafond ataupun ditanam dalam tanah.
- Digunakan untuk arus listrik satu dan tiga phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna hitam
- Kabel besifat lebih elastis namun isolasi lebih kuat
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
Kabel NYFGbY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima
inti
- Inti terbuat dari copper yang dibungkus dengan isolasi PVC
dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel dan
sebelum isolasi paling luar terdapat pelindung yang terbuat
dari Amour (stell flat) sebagai pelindung.
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan khusus al. Jaringan luar ke
Panel Induk atau sebaliknya, panel Utama dengan arus yang
melewati ralatif besar dan ditanam dalam tanah, atapun
jaringan yang tertaman melintang pada jalan (untuk jaringan
distribusi pompa air submersible, distribusi dan hidrant)
dengan standar keamanan cukup tinggi
- Digunakan untuk listrik satu dan tiga phase
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
Armature Penerangan
- Semua armature penerangan (bola lampu pijar, Fluor/neon
berikut armature pendukung Kondensator, balas,
transfomator, stater) menggunakan standar Phillips, GE
- Semua Armature Cassing lampu yang berasal dari logam
terbuat dari baja atau logam lain yang dilapisi / di cat
anti karat
XII- 62
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Saklar / Switches
- Type : Piano, tunggal, double, triple,
double twin, triple twin
- Dimensi /warna : 120 x 70 mm / putih
- Bahan : Ebonit warna putih
- Rating arus : Minimum 16 ampere
- Pemasangan : Sistem tanam dalam tembok
- Merek /standar : Merek National
- Kabel jaringan : NYA, NYM dengan inti 2,5 mm²
Air Conditioning
Kebutuhan AC 8.900 BTU (1 HP) 12 Unit ( R. Operasi, R.
melahirkan, R. Bayi, R. Kelas VIP, R. X-Ray & R. Direksi
RSU)
Kebutuhan AC 18.100 BTU (2 HP) kebutuhan 1 Unit ( R. ICU)
Spesifikasi kebutuhan
a) Penggunaan Running Current dibawah 10 A untuk 1 Hp dan 20
A untuk HP
b) Mempunyai saringan jamur dan bakteri/tambahan pada ruang
Operasi
c) Mempunyai tingkat kebisingan rendah
d) Transmisi yang digunakan Wireless
e) Umur Pemakaian panjang
f) Garansi sparepart lengkap dan jaminan kerusakan lebih
lama
g) Rekomendasi type AC Daikin atau sekulitas (Daikin,
National dan yang lain)
h) Pemasangan Wall Mounted dan Cassette
UPS
Kebutuhan UPS 6 unit
Spesifikasi kebutuhan
a) Mempunyai Do in voltage min 192 Volt
b) Kapasitas tiap unit Minimal 6250 VA
c) Garansi umur pemakaian lama
d) Waktu pemakaian lebih lama (tergantung daya)
e) Rekomendasi Minimal sekualitas Produksi ICA type yang
dipakai SIN 5100 CM
Panel Box
Panel Tegangan rendah
a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN
dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL
XII- 63
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pengangkutan.
Pengangkutan material sampai ke site/lokasi menjadi
tanggungan PIHAK KEDUA
XII- 64
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA harus membuat
persiapan-persiapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
Pengukuran dan pematokan sesuai penempatan pekerjaan
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan ditentukan dengan
bimbingan DIREKSI PEKERJAAN dan INSTANSI yang
bersangkutan setempat.
Pengurusan ijin pemasangan, ganti rugi dan segala
sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan
Peralatan perlengkapan pekerjaan yang digunakan telah
siap ditempat.
Bila kemungkinan ada kerusakan
peralatan/perlengkapan, PIHAK KEDUA harus segera
memperbaiki atau mengganti yang baru.
Hal-hal lain yang berhubungan erat dengan persiapan
pelaksanaan pekerjaan.
XII- 65
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 66
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 67
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 68
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 69
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
URAIAN PEMASANGAN
a. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
b. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m di setiap ujungnya.
c. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuat sleeve (pipa pelindung) dari pipa galvanised dengan
diameter penampang pipa minimal 2½ kali penampang kabel.
d. Kabel jaringan yang ditanam dalam tembok maupun yang
terpasang di atas plafond, harus terlindung dalam pipa PVC
Standar PLN. Sedangkan jaringan kabel yang ditanam dalam
tanah ataupun yang melintas di bawah jalan mengguanakan
kabel NYFGbY yang terlindung dalam pipa selongsong (pipa
GIP) dengan diameter pipa yang disesuaikan dengan kebutuhan
XII- 70
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
(diameter kabel).
e. Kabel yang terpasang diatas plafon atau pada rangka atap
(terpaksa harus terlihat) pipa PVC pelindung harus diklem
sejarak 80 untuk pipa yang lurus dan setiap sudut sambungan
dan setengah pajang pipa jika jarak lurusnya kurang dari 80
cm.
f. PIHAK KEDUA juga harus memperhatikan nilai estetis
(kerapian) pekerjaan, jika jaringan tersebut terpaksa harus
terlihat.
g. Kabel yang pemasangannya terpaksa harus ditanam dalam tanah
atau selokan, pada saat penimbunan kabel tersebut,
penimbunan menggunakan pasir setebal 10 cm dan pada bagian
atas pasir ditutup dengan tanda (bata merah) sebagai
pelindung untuk memberi tanda apabila dikemudian hari ada
pekerjaan galian yang melintas pada kabel tersebut.
PEMASANGAN JARINGAN
a. Semua jaringan yang berhubungan dengan lampu penerangan yang
terletak dalam gedung menggunakan kabel NYA atau NYM dengan
diameter minimal 2 x 1 x 2,5 mm² atau 2 x 2,5 mm².
b. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYA atau NYM dengan diameter minimal 3 x 1 x 2,5 mm²
atau 3 x 2,5 mm².
c. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan AC yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYY dengan diameter minimal 3 x 2,5 mm².
d. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / Saklar
Handle peralatan dengan rating 3 (tiga) phase yang terletak
dalam gedung menggunakan kabel NYY dengan diameter minimal 4
x 4 mm² atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan
luas penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui
oleh arus listrik.
e. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi /
Penerangan luar lampu taman, peralatan Pompa dll yang
tertanam dalam tanah dengan rating satu phase ataupun 3
(tiga) phase yang terletak dalam maupun luar gedung
menggunakan kabel NYFGbY dengan diameter minimal 4 x 4 mm²
atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan luas
penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui oleh
arus listrik.
f. Apabila dalam gambar tidak tercantum luas penampang kabel
yang digunakan, maka penggunaan penampang kabel harus
dihitung cukup aman dengan pembulatan luasan penampang ke
atas yang mampu dilayani oleh kabel jika dialiri arus
listrik.
g. Apabila dalam suatu jaringan terdapat jaringan yang disusun
secara paralel (penerangan selasar, penerangan lampu taman)
maka penyambungan kabel hanya boleh dilakukan diterminal
lampu.
h. Pada sistem jaringan untuk penerangan bangunan, kabel yang
masuk dalam skalar adalah kabel yang berarus Positif
i. Kawat arde dilindungi dengan pipa galvanisir.
XII- 71
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 72
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 73
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
56.5 PEMIPAAN
Seluruh pemipaan dan perlengkapan pemipaan tersebut sampai
dengan instalasi dapat berfungsi dengan baik adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor walaupun dalam gambar tidak
tercantum.
Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan
PVC AW-1 ukuran ¾”- 1 ½ “, sedangkan untuk ukuran 2-6”
(Hydrant) menggunakan pipa dari jenis Black Steel Pipe
Digunakan pipa setaraf produksi Bakrei. Fitting harus dari
material yang sama dengan pipa diatas atau lebih baik.
XII- 74
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Sampai ½ “berjarak 1 m
¾ s/d 1 “ berjarak 1.8 m
1¼” s/d 6” berjarak 2.5 m
b. Valve-valve
Water valve sampai dengan 2 „ adalah jenis “screwed bronze
body” dengan external spindal.
Water valve 21/2 “ – 3‟ adalah “Flanged steel body”
dengan external spindle yoke”.
Chek valve I 3” keatas adalah jenis “flanged steel body”
katup dengan ukuran I 4” kebawah terbuat dari perunggu.
f. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system
sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah
pembuangan min. 1,0 %. Jarak penggantung pipa seperti
XII- 75
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
g. Sleves
Untuk pipa-pipa yang menembus beton ( sloop, plat lantai,
dinding atau balok)
Harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor.
Sleve dibuat dari galvanized steel. Pipa, rongga antara pipa
instalasi dan sleve harus ditutup rapat debgan bahan elastis
sehingga tidak terjadi kebocoran.
h. Pembersihan
Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas
dari lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus
digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi
selesai seluruhnya.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan
atau finis arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan
lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak
membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
j. Pengecatan.
Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam
tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus
dicat dua lapis “Chellac” dan lapis chromium atau Nikel
harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya
sesuai dengan sebagian patokan/umumnya sebagai berikut :
Untuk jaringan air bersih biasanya dipakai warna biru.
XII- 76
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Peraturan-peraturan/persyaratan
Tata cara pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tata
cara dan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang sah di Republik
XII- 77
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Indonesia.
1. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS
ini, hendaknya mengikuti persyaratan dalam pedoman
Plumbing Indonesia 1979
2. Pengurusan izin penyambungan pipa air kotor, kesaluran
kota, sertifikat dari keselamatan kerja, dan sebagainya
merupakan tanggung jawab pihak pemborong.
3. Cara-cara pemasangan dan penggunaan peralatan utama
maupun pembantu harus sesuai dengan persyaratan pabrik
pembuat peralatan tersebut.
4. Gambar kerja yang diminta oleh pengawas harus dipenuhi
segera agar pekerjaan tidak terhambat dan sebelum
dilaksanakan harus ada persetujuan pihak Perencana.
5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai
dengan jaminan dari pabrik pembuat.
6. Supplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada
dalam tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini.
7. Semua pekerjaan sipil (pondasi bak kontrildll) yang
harus dibuat kontraktor pekerjaan in, harus mengikuti
spesifikasi pekerjaan sipil.
XII- 78
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. Alarm Kebakaran
1. Alarm Audio harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
:
- Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah
dikenal sebagai alarm kebakaran.
- Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara
500 - 1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal
65 dB (A).
2. Untuk ruangan dengan tingkat kebisingan normal yang
tinggi, tingkat kekerasan alarm audio minimal 5 dB (A)
lebih tinggi dari kebisingan normal.
- Untuk ruangan dengan kemungkinan dipergunakan untuk
ruang tidur, tingkat kekerasan alarm audio minimal 75
dB (A).
- Irama alarm audio mempunyai sifat yang tidak
menimbulkan kepanikan.
3. Alarm visual harus dipasang pada ruangan khusus seperti
tempat perawatan orang tuli dan sejenisnya.
4. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus
terpasang alarm kebakaran.
5. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat
dijangkau oleh isyarat alarm kebakaran dengan tingkat
kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan
tersebut.
6. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruangan khusus
dimana suara-suara dari luar tidak dapat terdengar.
7. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun arah
masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar.
c. Panel Kebakaran
Panel kebakaran dapat terdiri dari saru panel kontrol, atau
satu panel kontrol, atau satu panel kontrol dengan satu atau
beberapa panel bantu.
1. Panel Kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi
kebakaran.
2. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan
alarm kebakaran serta komponennya secara keseluruhan.
3. Panel kontrol harus dilengkapi dengan peralatan-
peralatan, sehingga operator dapat mengetahui kondisi
instalasi baik pada saat normal maupun pada saat dapat
XII- 79
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
d. Kabel
a. Untuk sistem deteksi harus digunakan kabel dari ukuran
penampang tidak boleh lebih kecil dari 0,6 mm2.
b. Untuk sistem alarm dan catu daya harus digunakan kabel
dengan ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 1,5
mm2.
c. Kabel NYA dapat digunakan. Namun pemasangannya harus di
dalam pipa konduit.
d. Kabel berinti banyak NYM dan NYY, dapat pula
dipergunakan pada sirkit-sirkit dtektor pada suatu arah
tarikan kabel jarak jauh.
e. Untuk lokasi yang mempunyai kondisi kerja yang keras
(panas, lembab dan banyak gangguan mekanis ringan).
Harus dipilih jenis kabel NYY atau minimal NYM.
f. Untuk pengawasan langsung ke detektor, dapat pula
XII- 80
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
e. Catu Daya
1. Catu Daya harus mempunyai 2 buah sumber energi listrik :
Listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat
(Emergency Generator).
Baterai.
2. Tegangan baterai yang diijinkan minimum 12 volt dan
maksimum 48 volt.
3. Baterai harus mampu minimal selama 4 jam mencatu energi
listrik dalam kondisi alarm umum.
4. Pemeliharaan baterai harus mudah.
5. Mempunyai pengisi beterai (charger) otomatik langsung
bisa diambil alih oleh tenaga baterai.
6. Baterai harus dari jenis baterai kering yang dapat diisi
kembali (rechargeable).
XII- 81
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
b. Pemeriksaan Berencana
1. Dalam rangka pemeliharaan sistem deteksi dan alarm
kebakaran harus dilakukan pemeriksaan berkala secara
mingguan, bulanan dan tahunan dengan tujuan untuk dapat
mendete ksi secar dini adanya perubahan kondisi,
karakteristik atau kerusakan yang dapat menggagalkan
fungsi sistem.
2. Hasil pemeriksaan harus dimuat dalam berita acara
pemeriksaan yang merupakan kelengkapan pekerjaan
pemerliharaan berkala dan harus dicatat dalam buku
catatan.
3. Pemeriksaan tahunan harus dilaksanakan oleh konsultan
kebakaran yang telah mendapat izin kerja atau badan lain
yang ditunjuk oleh instansi yang berwenang.
4. Pemeriksaan mingguan antara lain meliputi : membunyikan
alarm secara simulasi, memeriksa tegangan dan keadaan
baterai, memeriksa seluruh sistem alarm dan mencatat
hasil pemeriksaan dalam berita acara pemeriksaan berkala
dan buku catatan.
5. Pemeriksaan bulanan anatara lain meliputi : menciptakan
kebakaran simulasi dan mengecek kebenaran logika kerja
sistem keseluruhan, memeriksa lampu-lampu indikator
dipanel kontrol, panel bantu inunsiator, memeriksa
fasilitas catu daya cadangan, komunikasi kebakaran,
mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem,
memeriksa kondisi dan kebersihan panel kontrol dan
mencatat hasil pemeriksaan dalam berita acara
pemeriksaan berkala dan buku catatan.
6. Pemeriskaan tahunan antara lain meliputi : memeriksa
tegangan kerja keseluruhan bagian sistem dan arus kerja
zona-zona detektor dan alarm, memeriksa kondisi dan
kebersihan seluruh detektor serta menguji sekurang-
kurangnya 20% detektor dari setiap zona detektor dan
pemeriksaan lain lagi yang mencakup materi pemeriksaan
bulanan, sebagaimana telah diuraikan dalam 3.2 butir a
hasil pemeriksaan tahunan harus dimuat dalam berita
acara pemeriksaan berkala dan dicatat dalam buku
catatan.
Pemeriskaan Sistem Deteksi dan Alarm
Pemeriksaan sistem harus dilaksanakan sekali dalam 5
tahun yang harus dilakukan sesuai dengan cara
pengujian sistem pada pemeriksaan awal (3.1.g).
Hasil pemeriksaan sistem harus dimuat dalam berita
acara dan dicatat dalam buku catatan.
Pemeriksaan Purna Alarm
Pemeriksaan purna alarm harus dilakukan baik pada
purna alarm kebakaran, maupun pada purna alarm palsu
XII- 82
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 83
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
- baja galvanis
- besi galvanis
- kuningan
- perunggu
Pilar hidran
- baja
- besi
i. Sumber air
1. Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari
PDAM, BPAM, sumur artesis, sumur gali
2. Persediaan air minimum hidran setiap saat 30.000 liter
dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran.
j. Pompa
a. Untuk mendapatkan air yang bertekanan maka harus
digunakan pompa kebakaran yang mempunyai spesifikasi
sesuai persyaratan hidran.
b. Banyaknya pompa hidran minimal 1 ( satu ) buah, yang
bekerja secara otomatis dan manual dimana start otomatis
dan stop secara manual.
c. Sumber tenaga untuk motor penggerak pompa harus dari
generator darurat yang dapat bekerja secara otomatis
dalam waktu kurang dari 10 detik bila sumber listrik
dari PLN padam.
k. Instalasi Hidran Halaman
1. Diameter pipa induk minimum 15 cm (6 inch ) dan diameter
pipa cabang minimum 10 cm ( 4 inch ).
2. Instalasi pipa hidran tidak boleh digabungkan dengan
instalasi lainnya.
3. Semua peralatan dari sistem hidran harus siap
dioperasikan setiap saat.
4. Sistem peralatan dari sistem hidran harus siap
dioperasi.
5. Sistem hidran harus mempunyai minimal 1 ( satu ) buah
kopling kembar siam yang sejenis dengan kopling
peralatan unit mobil kebakaran serta penempatannya mudah
dicapai.
6. Tabung hidran, kopling kembar siam, harus dicat warna
merah.
XII- 84
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
h. Sambungan Ulir
1. Kedalaman ulir pada pipa yang akan disambung harus
dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan minimum 3 ulir.
2. Sebelum sambungan dipasang pada ulir harus dicat meni
dan seal tape.
3. Pada setiap pipa sesudah kran harus dipasang penyambung
jenis drat union untuk pipa berdiameter 6,25 cm ( 2,5
inch ) dan flanges untuk pipa berdiameter lebih besar
6,25 cm ( 2,5 inch ).
i. Sambungan Las
1. Menggunakan las listrik
2. Hasil las harus rata dan kuat
3. Sambungan las harus dicat warna merah.
j. Sambungan cepat
1. Antara slang gulung dengan kopling pengeluaran
2. Antara slang gulung dengan slang gulung lainnya.
57.6 PENGUJIAN HIDRANT
a. Instalasi Pipa
1. Setelah semua atau sebagian isntalasi selesai dipasang
harus dilakukan pengujian kebocoran.
2. Pengujian kebocoran dilakukan dengan tekanan higrostatik
20 kg / cm2 Selama 4 jam terus menerus tanpa penurunan.
b. Pompa
1. Dapat bekerja secara otomatis dan manual
2. Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada
persyaratan teknis hidran
3. Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun
darurat.
c. Sistem
1. Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus
memenuhi persyaratan
Teknis hidran secara serempak
2. Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.
d. Berita Acara
Setelah dilakukan pengujian terhadap instalasi pipa sistem
hidran yang disaksikan oleh pemilik atau pejabat yang
berwewenang dan berhasil dengan baik, maka dibuatkan berita
acara pengujian sertifikat laik pakai untuk jangka waktu
tertentu.
1. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
2. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai
dipengaruhi dan diperpanjang apabila telah berakhir masa
berlakunya, dengan syarat dilakukan kembali pengujian
ulang serta memenuhi prosedur pengujian seperti tersebut
di atas.
e. Fire Extinguisher
1. Uraian pekerjaan
Tugas yang harus dikerjakan oleh kontraktor yaitu
meliputi suplai dan pemasangan, penyediaan man power,
penyediaan pendukung dan alat kerja.
2. Produk
Produk yang dikehendaki harus mempunyai keagenan di
Indonesia.
Fire extinguisher harus memakai larutan kimia A, B,
C, dan E.
Fire extinguisher harus ditempatkan pada tempat yang
ditunjukkan dalam shop drawing yang disetujui. Fire
extinguisher harus digantung pada tempatnya dan harus
mudah diambil.
Data-data dalam katalog harus sesuai dengan ukuran
fire extinguisher agent harus diajukan pada konsultan
perencaba untuk disetujui. Pembelian yang dilakukan
sebelum adanya persetujuan menjadi tanggungan
Kontraktor.
Petunjuk pengoperasian dan perawatan berikut
reonarging procedure harus diajukan pemberi tugas dan
konsultan sebelum penyerahan pekerjaan.
XII- 85