Anda di halaman 1dari 29

INSERTION

MENAMBAH TANPA MEROBOHKAN


(Milla Ardiani, 2009)

STUPA 04
SEM GENAP 2016/2017

Disusun: Etik Mufida


Perancangan bangunan baru yang berada satu kompleks dengan bangunan
eksisting harus memperhatikan kondisi bangunan eksisting baik dari segi
bentukan dan tampilan fasad.

Bangunan eksisting dapat berupa bangunan heritage/bersejarah atau bukan.

Kriteria bangunan heritage :


1. Kriteria estetika (keindahan arsitektural dari beberapa massa)
2. Kriteria kekhasan (wakil dari kelas atau tipe bangunan tertentu)
3. Kriteria kelangkaan (peninggalan terakhir dari gaya yang mewakili zamannya)
4. Kriteria keluarbiasaan (yang paling menonjol, besar, tinggi, dan sebagainya)
5. Kriteria peran sejarah (peran bangunan dalam peristiwa sejarah sbg ikatan
simbolis antara peristiwa yang lalu dengan yang ada sekarang)
KONSERVASI :
Adalah upaya pelestarian bangunan heritage

Level konservasi (intensitas pelestarian) :


Level konservasi Kategori bangunan konservasi Perilaku yg dapat diterapkan
I (pelestarian KUAT) Bangunan inti (core) Tidak diperbolehkan untuk diubah
II (pelestarian SEDANG) Bangunan periferi Dimungkinkan untuk diubah dengan
skala perubahan kecil
III (pelestarian LEMAH) Bangunan pelengkap Dimungkinkan untuk diubah dengan
skala perubahan sedang
IV (boleh dibongkar) Bangunan budidaya Dimungkinkan untuk diubah dengan
skala perubahan besar

Stupa 04 : Bagaimana dengan kawasan Patangpuluhan dan Wolter Monginsidi?


Nama KRITERIA KONSERVASI LEVEL
Bangunan KONSERVASI
estetika kekhasan kelangkaan keluarbiasaan peran sejarah Pemerkuat
sekitar
1.
2.
3.
4.
5.
6. dst
RESPECT THE OLDER, RESPECT THE HERITAGE

CARA MENGHADIRKAN BANGUNAN BARU :


1. Alteration : bentuk adaptasi bangunan lama dengan fungsi baru tanpa
perubahan
2. Addition : suatu usaha pengulangan dengan menambahkan sebuah
bangunan baru yang menjadi latar belakang bangunan lama
3. Infill : sebuah usaha penyisipan bangunan baru pada lahan kosong dalam
suatu lingkungan dengan karakteristik kuat dan memiliki ciri khas
tertentu (misal kawasan heritage/bersejarah)
4. Insertion : sebuah upaya penyisipan bangunan baru ke dalam satu
kompleks/area yang sudah ada bangunan eksisting
LANGKAH UNTUK INSERTION :
Tidak jauh berbeda dengan INFILL
Bangunan baru harus memperkuat dan meningkatkan karakter lingkungan dengan memelihara
pola-pola visual setempat.
Elemen visual sekitar yang harus diperhatikan dalam insertion dipilah menjadi 2 bagian yaitu :
1. Proporsi Fasad :
 Proporsi bukaan, lokasi pintu masuk, ukuran pintu, jendela yang mengatur artikulasi rasio
solid void pada dinding
 Bahan bangunan permukaan material dan tekstur untuk menghasilkan motif bayangan
 Warna
2. Komposisi Massa :
 Tinggi bangunan untuk menciptakan skala yang tepat dengan bangunan sekitar dan skala
manusia
 Garis sempadan bangunan depan dan samping yang mengatur jarak kemunduran
bangunan dari jalan dan bangunan eksisting
3. Lain-lain : langgam arsitektural dan penataan landscape
Pendekatan Desain pada Infill dan Insertion :

Mnrt Norman Tyler (Historic Preservation) ada 4 pendekatan


1. Matching
2. Contrasting
3. Compatible Laras
4. Compatible kontras

Menggunakan teori-teori komposisi desain antara lain dari DK Ching,


Rob Krier, Peter Eisenmann
1. MATCHING :

Bangunan baru dirancang dengan gaya arsitektur sama dengan bangunan asli
dengan membuat imitasi elemen bangunan bersejarah di sekitarnya, yaitu
menggunakan material2 dan detail2 yg mirip.
Rancangan pada eksterior bangunan.
 Elemen fasad : proporsi bukaan, bahan bangunan, warna
 Massa bangunan : tinggi bangunan, garis sempadan, bentuk massa.

Contoh : hotel Ibis Surabaya


MATCHING

Kriteria Perancangan :

1. Elemen Fasad :
 Tidak menggunakan ornamen fasad bangunan lama
 Bahan bangunan yang baru dan berbeda dengan bangunan sekitarnya
 Warna berbeda atau kontras dengan sekitarnya

2. Massa bangunan :
 Ketinggian bangunan lebih tinggi atau lebih rendah 50% - 70% dengan
bangunan eksisting sekitar
 Tidak menyesuaikan dengan garis sempadan bangunan eksisting
 Bentukan massa yang abstrak dan bentukan figure ground baru yang
berbeda dengan bangunan sekitar.
2. CONTRASTING

Mengasumsikan bahwa bangunan sekitar tapak memiliki langgam arsitektur


yang beragam. Langgam arsitektur dari berbagai periode waktu pembangunan
yang berbeda sehingga bangunan baru dan lama seharusnya terpisah langgam.

Pendekatan kontras menggunakan material dan tampilan modern serta


sederhana, namun bentuk bangunan jauh berbeda dg bangunan eksisting.

Elemen visual contrasting :


1. Elemen fasad : proporsi bukaan, bahan bangunan, warna
2. Massa bangunan : tinggi bangunan, garis sempadan, bentuk massa

Contoh : Le Fresnoy karya Bernard Tschumi, bangunan insertion melingkupi


bangunan lama, hal ini dapat terjadi apabila bangunan lama bukan merupakan
bangunan dengan level konservasi 1 yang harus diperlihatkan dari fasad agar
terlihat sisi sejarahnya.
Contrasting

Kriteria Perancangan :

1. Elemen Fasad :
 Tidak menggunakan ornamen fasad bangunan lama
 Bahan bangunan yang baru dan berbeda dengan bangunan sekitarnya
 Warna berbeda atau kontras dengan sekitarnya

2. Massa bangunan :
 Ketinggian bangunan lebih tinggi atau lebih rendah 50% - 70% dengan
bangunan eksisting sekitar
 Tidak menyesuaikan dengan garis sempadan bangunan eksisting
 Bentukan massa yang abstrak dan bentukan figure ground baru yang
berbeda dengan bangunan sekitar.
Bernard Tschumi - Le
Fresnoy Art Center -
015
COMPATIBLE LARAS

Pada perancangan ini elemen-elemen visual bangunan baru dibuat mirip,


namun detailnya lebih sederhana dari bangunan aslinya.

Elemen visual kompatible kontras :


1. Elemen fasad : proporsi bukaan, bahan bangunan, warna
2. Massa bangunan : tinggi bangunan, garis sempadan, bentuk massa

Contoh Insertion dengan Compatible Laras : British Museum karya Norman


Foster
Kriteria perancangan COMPATIBLE LARAS :

1. Elemen Fasad
 Elemen dan hubungan fasad yang mirip, misal mengulang ritme
ketinggian jendela dan pintu
 Menggunakan bahan bangunan dan motif fasad sama dengan
meminimalkannya
 Warna yang senada

2. Massa Bangunan
 Menyesuaikan dengan ketinggian rata2.
 Degradasi bangunan sama dengan bangunan eksisting sekitarnya
 Bentukan figure ground sama dengan bangunan sekitar.
Contoh perancangan COMPATIBLE LARAS :
BRITISH MUSEUM – Norman Foster

Bangunan insertion
berada di dalam
bangunan lama. Hal ini
terjadi apabila bangunan
lama merupakan
bangunan dengan level
konservasi 1 di mana
fasad harus diperlihatkan
agar terlihat sisi
sejarahnya.
COMPATIBLE KONTRAS

Pada perancangan ini gubahan massa disesuaikan dengan bangunan lama,


namun komposisi hubungannya dibuat kontras terutama pada pemilihan
penggunaan fasad dan bentuk bangunan.

Elemen visual kompatible kontras :


1. Elemen fasad : proporsi bukaan, bahan bangunan, warna
2. Massa bangunan : tinggi bangunan, garis sempadan, bentuk massa

Contoh karya Insertion dengan compatible kontras : : Library at Waterford


Kriteria perancangan COMPATIBLE CONTRAST

1. Elemen Fasad
 Menggunakan elemen dan hubungan fasad berbeda
 Menggunakan bahan bangunan bebeda dengan sekitar namun motif
fasad sama dengan menyederhanakannya
 Warna yang kontras

2 Massa Bangunan
 Ketinggian bangunan tidak lebih tinggi
 Menyesuaikan dengan bangunan eksisting sekitarnya
 Menggunakan bentukan bangunan yang sama dengan bangunan sekitar.
Contoh perancangan
COMPATIBLE CONTRAST :
LIBRARY AT WATERFORD.

Bangunan insertion
menempel mengelilingi
bangunan lama
THE FORMULA of INSERTION
1. Bangunan baru vs Bangunan eksisting
a. Ukuran
 Bangunan baru lebih besar dari bangunan eksisting
 Bangunan baru lebih kecil atau sama dengan bangunan eksisting
b. Letak
 Separate (berpisah dengan penghubung)
 By side (berdempetan/menempel)
 In side (menjadi satu kesatuan)
c. Efek desain : Bangunan baru dapat menjadi foreground atau background
bangunan eksisting
2. Locationing
 In the ground (di bawah tanah)
 Up the ground (di atas tanah)
 In and up the ground
 Up from the eksisting building (di atas bangunan lama)
3. Connection (jika separate)
 By bridge (jembatan dari lantai 2 ke bangunan eksisting)
 By gallery (selasar/lorong di lantai satu)
 By plaza (area publik yang luas dan terbuka)
 Circulation area (tangga, lift, escalator)
LANGKAH INSERTION
(bangunan eksisting merupakan bangunan heritage atau bukan)

1. Melihat kondisi kompleks area bangunan eksisting berada dan lingkungan


area urban sekitar
2. Mempelajari kondisi eksisting, utilitas, struktur, dll
3. Meneliti bangunan eksisting merupakan heritage atau bukan (ketentua
pemerintah setempat.
4. Membuat konsep dan kriteria perancangan
5. Memilih pendekatan desain yang sesuai
6. Memilih formula
7. Melakukan komposisi/proporsi desain untuk bentukan dan tampak
bangunan
8. Crosscheck dengan masyarakat sekitar, apakah mereka dapat menerima
atau tidak terhadap bangunan baru yang ingin dihadirkan
9. Membuat sketsa berupa konklusi desain
ALTERNATIF STRATEGI INSERTION

1. Bangunan baru sama besar dengan bangunan eksisting, terpisah dari


eksisting, in the ground, koneksi melalui circulation area
2. Bangunan baru sama besar dengan bangunan eksisting, terpisah dari
eksisting, up the ground, dengan jembatan penghubung
Samitour (Eric Owen Moss)
 Bangunan baru berada di atas
bangunan eksisting
 Bangunan baru diberi struktur
sehingga ada space antara atap
bangunan lama dan baru
 Penghubung keduanya adalah
tangga.
Apartment Building (Coop Himmelblau)
 Bangunan baru dibuat seolah-olah mengelilingi
bangunan eksisting yang besar
 Penghubung dengan jembatan
 Pendekatan contrasting
Sharp Centre for Design (Will Alsop)
 Bangunan baru berupa box berada di atas bangunan eksisting yang melayang melewati atap
bangunan eksisting lainnya
 Bentuk esktrem disesuaikan dengan konsep desain bangunan sebagai art centre
 Pendekatan contrasting
Plaza e’X Jakarta (DCM)
 Bangunan baru sama besar dengan bangunan eksisting (Plaza Indonesia)
 Bentuk didesain dengan konsep ingin mencerminkan kedinamisan kaum muda sebagai
pangsa pasar, kontras dengan Plaza Indonesia yang diperuntukkan bagi kaum mapan.
 Pendekatan contrasting
Student Centre ITB (Baskoro Tejo)
 Bangunan baru sebagai Hall of fame, Plaza besar
penguhubung babnguan multi massa di
dalamnya
 Pengubung bangunan dengan sekitarnya berupa
selasar
 Pendekatan desain compatible laras.

Anda mungkin juga menyukai