Anda di halaman 1dari 33

K.O.N.S.E.R.V.A.S.I A.R.S.I.T.E.K.T.U.

MATA KULIAH
TEORI ARSITEKTUR II
PERTEMUAN KE-13
Pengertian KONSERVASI ..
Pengertian Konservasi
• Konservasi itu sendiri berasal dari kata
Conservation.
• Kata Conservation sendiri merupakan
penggabungan dari kata con (together) dan
servare (keep/save).
• Kata konservasi memiliki pengertian upaya
memelihara apa yang kita punya (keep/save
what you have), namun secara bijaksana (wise
use).
Ide ini telah dikemukakan Theodore
Roosevelt pada tahun 1902. Tokoh ini
merupakan orang Amerika pertama yang
mengemukakan tentang konsep konservasi.

Jadi konservasi arsitektur adalah upaya


memelihara hal-hal yang berkaitan dengan
dunia arsitektur, dari skala bangunan hingga
skala kawasan sehingga dapat terpelihara
dengan baik dan dapat difungsikan sebaik
mungkin.
Apa saja kegiatan KONSERVASI?
• Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan
pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan
situasi lokal maupun upaya pengembangan
untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan
dengan kawasan maka konservasi kawasan
atau sub bagian kota mencakup suatu upaya
pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial
atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan
bukan secara fisik saja.
Kegiatan Konservasi meliputi :
1. Preservasi (kegiatan untuk melestarikan sesuatu
untuk tujuan tertentu)
2. Restorasi (pengembalian atau pemulihan kepada
keadaan semula/pemugaran)
3. Replikasi (suatu teknik untuk melakukan copy objek)
4. Rekonstruksi (pengembalian seperti semula)
5. Revitalisasi (suatu proses atau cara dan perbuatan
untuk menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya terberdaya) dan/atau penggunaan
untuk fungsi baru suatu aset masa lalu
Kegiatan Konservasi meliputi :
6. Rehabilitasi (proses pemulihan/pemugaran)
7. Demolisi (upaya pembongkaran atau
perombakan suatu bangunan cagar budaya yang
sudah dianggap rusak dan membahayakan
dengan pertimbangan dari aspek keselamatan
dan keamanan dengan melalui penelitian
terlebih dahulu dengan dokumentasi yang
lengkap). Contoh : jika ada bangunan
peninggalan kolonial yang rusak berat, beberapa
saat lagi akan ambruk, gerakan memperbaiki
bangunan tersebut disebut demolisi
Apa saja Perluasan kegiatan
KONSERVASI?
Perluasan Tindakan Konservasi
1. Restorasi (dalam konteks yang lebih luas)
ialah kegiatan mengembalikan bentukan fisik
suatu tempat kepada kondisi sebelumnya
dengan menghilangkan tambahan-tambahan
atau merakit kembali komponen eksisting
tanpa menggunakan material baru.
Perluasan Tindakan Konservasi
2. Restorasi (dalam konteks terbatas) ialah
kegiatan pemugaran untuk mengembalikan
bangunan dan lingkungan cagar budaya
semirip mungkin ke bentuk asalnya
berdasarkan data pendukung tentang bentuk
arsitektur dan struktur pada keadaan asal
tersebut dan agar persyaratan teknis
bangunan terpenuhi. (Ref.UNESCO.PP.
36/2005).
Perluasan Tindakan Konservasi
3. Preservasi (dalam konteks yang luas) ialah
kegiatan pemeliharaan bentukan fisik suatu
tempat dalam kondisi eksisting dan
memperlambat bentukan fisik tersebut dari
proses kerusakan.
4. Preservasi (dalam konteks yang terbatas) ialah
bagian dari perawatan dan pemeliharaan yang
intinya adalah mempertahankan keadaan
sekarang dari bangunan dan lingkungan cagar
budaya agar keandalan kelaikan fungsinya terjaga
baik (Ref. UNESCO.PP. 36/2005).
Perluasan Tindakan Konservasi
5. Konservasi ( dalam konteks yang luas) ialah
semua proses pengelolaan suatu tempat
hingga terjaga signifikasi budayanya. Hal ini
termasuk pemeliharaan dan mungkin (karena
kondisinya) termasuk tindakan preservasi,
restorasi, rekonstruksi, konsolidasi serta
revitalisasi. Biasanya kegiatan ini merupakan
kombinasi dari beberapa tindakan tersebut.
Perluasan Tindakan Konservasi
6. Konservasi (dalam konteks terbatas) dari
bangunan dan lingkungan ialah upaya
perbaikan dalam rangka pemugaran yang
menitikberatkan pada pembersihan dan
pengawasan bahan yang digunakan sebagai
kontsruksi bangunan, agar persyaratan teknis
bangunan terpenuhi. (Ref. UNESCO.PP.
36/2005).
Perluasan Tindakan Konservasi
7. Rekonstruksi ialah kegiatan pemugaran untuk
membangun kembali dan memperbaiki seakurat
mungkin bangunan dan lingkungan yang hancur
akibat bencana alam, bencana lainnya, rusak
akibat terbengkalai atau keharusan pindah lokasi
karenasalah satu sebab yang darurat, dengan
menggunakan bahan yang tersisa atau
terselamatkan dengan penambahan bahan
bangunan baru dan menjadikan bangunan
tersebut layak fungsi dan memenuhi persyaratan
teknis. (Ref. UNESCO.PP. 36/2005).
Perluasan Tindakan Konservasi
8. Konsolidasi ialah kegiatan pemugaran yang
menitikberatkan pada pekerjaan memperkuat,
memperkokoh struktur yang rusak atau
melemah secara umum agar persyaratan
teknis banguna terpenuhi dan bangunan tetap
laik fungsi. Konsolidasi bangunan dapat juga
disebut dengan istilah stabilisasi kalau bagian
struktur yang rusak atau melemah bersifat
membahayakan terhadap kekuatan struktur.
Perluasan Tindakan Konservasi
9. Revitalisasi ialah kegiatan pemugaran yang
bersasaran untuk mendapatkan nilai tambah
yang optimal secara ekonomi, sosial, dan budaya
dalam pemanfaatan bangunan dan lingkungan
cagar budaya dan dapat sebagai bagian dari
revitalisasi kawasan kota lama untuk mencegah
hilangnya aset-aset kota yang bernilai sejarah
karena kawasan tersebut mengalami penurunan
produktivitas. (Ref. UNESCO.PP. 36/2005, Ditjen
PU-Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan).
Perluasan Tindakan Konservasi
10. Pemugaran adalah kegiatan memperbaiki atau
memulihkan kembali bangunan gedung dan
lingkungan cagar budaya ke bentuk aslinya dan
dapat mencakup pekerjaan perbaikan struktur
yang bisa dipertanggungjawabkan dari segi
arkeologis, histories dan teknis. (Ref. PP.36/2005).
Kegiatan pemulihan arsitektur bangunan gedung
dan lingkungan cagar budaya yang disamping
perbaikan kondisi fisiknya juga demi
pemanfaatannya secara fungsional yang
memenuhi persyaratan keandalan bangunan.
Dari beberapa pengertian mengenai konservasi
maka seharusnya memungkinkan fungsi bangunan
lama untuk dimanfaatkan untuk kegiatan baru yang
lebih relevan selain memungkinkan pula pengalihan
kegiatan lama oleh aktivitas baru tanpa harus
menghancurkannya. Persoalan pelestarian
bangunan tidak saja memfokuskan pada arsitektur
saja, tetapi secara kritis harus tanggap terhadap
persoalan sosial ekonomi budaya lingkungan
tersebut.
Bangunan CAGAR BUDAYA..
Bangunan Cagar Budaya
• Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang
Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Cagar
Budaya, bangunan cagar budaya dari segi arsitektur
maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan,
yaitu :
• Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan A
• Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan B
• Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan C
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan A
• Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah
• Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh,
terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan
pembongkaran untuk dibangun kembali sama
seperti semula sesuai dengan aslinya.
• Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus
menggunakan bahan yang sama / sejenis atau
memiliki karakter yang sama, dengan
mempertahankan detail ornamen bangunan yang
telah ada
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan A
• Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya
penyesuaian / perubahan fungsi sesuai
rencana kota yang berlaku tanpa mengubah
bentuk bangunan aslinya
• Di dalam persil atau lahan bangunan cagar
budaya dimungkinkan adanya bangunan
tambahan yang menjadi satu kesatuan yang
utuh dengan bangunan utama
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan B
• Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan
apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh,
terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan
pembongkaran untuk dibangun kembali sama
seperti semula sesuai dengan aslinya
• Pemeliharan dan perawatan bangunan harus
dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan,
atap, dan warna, serta dengan mempertahankan
detail dan ornamen bangunan yang penting.
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan B
• Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi
dimungkinkan adanya perubahan tata ruang
dalam asalkan tidak mengubah struktur utama
bangunan
• Di dalam persil atau lahan bangunan cagar
budaya dimungkinkan adanya bangunan
tambahan yang menjadi satu kesatuan yang
utuh dengan bangunan utama
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan C
• Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan
tetap mempertahankan pola tampak muka,
arsitektur utama dan bentuk atap bangunan
• Detail ornamen dan bahan bangunan
disesuaikan dengan arsitektur bangunan
disekitarnya dalam keserasian lingkungan
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan C
• Penambahan Bangunan di dalam perpetakan
atau persil hanya dapat dilakukan di belakang
bangunan cagar budaya yang harus sesuai
dengan arsitektur bangunan cagar budaya
dalam keserasian lingkungan
• Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan
rencana Kota
Apa saja kriteria Tolak Ukur Bangunan
Pemugaran?
KRITERIA DAN TOLAK UKUR BANGUNAN
PEMUGARAN
a) Nilai sejarah
b) Usia / Umur Lingkungan
c) Keaslian
d) Kelangkaan
e) Tengeran / Landmark
f) Arsitektur
Berdasarkan klasifikasi Attoe (1986),
Objek Pelestarian meliputi
1. Lingkungan
2. Kota dan Desa
3. Sky Line dan View Corridor
4. Kawasan yang mewakili gaya tradisi tertentu
5. Wajah Jalan (Street Scape), Façade Bangunan dan
Street Furniture
6. Bangunan
7. Benda, seperti puing bersejarah, trem, kereta dsb
Dibangun pada tahun 1930, diatas bekas lokasi Pos Keamanan “Rijswijk”,
sekarang dipergunakan sebagai Gedung Bank Tabungan Negara (BTN),
kelompok gedung ini sebagian sudah dibongkar dan yang dipertahankan
hanya bagian depannya, digunakan sebagai museum BTN. Bagian
bangunan yang menjadi bangunan cagar budaya adalah gedung yang lama
(Museum BTN).
Sebuah bangunan dengan arsitektur art deco khas
bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri di Jl
Martadinata No 63. Bangunan megah berpilar besar
dengan cat warna putih ini kini menjadi salah satu
factory outlet ternama di kota Bandung.
sekian
T.E.R.I.M.A.K.A.S.I.H

Anda mungkin juga menyukai