Anda di halaman 1dari 37

MODERNISM PLANNING

TEORI PERENCANAAN
Group:

Chalimatus Sakdiah 08211640000025


Tri Prasetyaningsih 08211640000076
Dyah Ayu Retnoningtyas 08211640000078
Olivia Pandora 08211640000110
2
1. Latar Belakang Moderism Planning

2. Tokoh Pencetus Modernism Planning

Outline 3. Fordist Paradigm

Pembahasan 4. Karakteristik

5. Studi Kasus

6. Kritik terhadap Modernism Planning


LATAR BELAKANG
MODERNISM PLANNING

4
Introduction
Pada Revolusi Industri akhir abad 19, terjadi permasalahan yang tidak terduga, seperti kota
yang terlalu padat dengan tingkat urbanisasi tinggi, sehingga menimbulkan sprawling dari inti
kota ke daerah sekitarnya, yang mengakibatkan kurangnya tempat beraktifitas dan ruang
publik untuk berkumpul. Efek revolusi industri juga semakin terjadi di beberapa bagian negara
seperti Eropa Barat berupa kekacauan dan tingkat polusi yang tinggi, yang menyebabkan
penyakit menular dan mematikan seperti kolera,polio, dan epidemi lainnya.
Sehingga dibutuhkan rancangan untuk “dunia” yang lebih baik, maka timbul Modernism
Planning sebagai lanjutan dari Traditional Planning yang telah berlaku sebelumnya.
Introduction
TOKOH PENCETUS
MODERNISM PLANNING

7
Charles-Edouard Jeanneret atau dikenal dengan nama Le Corbusier, adalah
seorang arsitek, designer, dan pelukis serta pencetus aliran Modern Architecture.
Dia lahir di Switzerland pada tanggal 6 Oktober 1887.
Le Corbusier berpengaruh dalam perencanaan kota, dan merupakan anggota
pendiri Moderne International d’Architecture Moderne (CIAM) dan salah satu
perancang pada rencana induk untuk Kota Chandigarh di India. .

8
Tahun 1922 dan 1923
Le Corbusier mengabdikan dirinya pada konsep baru arsitektur dan perencanaan kota yang diterbitkan
pada artikel di L’Esprit Nouveau. Pada 1922, dia mempresentasikan rencana untuk Ville Contemporaine, sebuah
model kota percontohan untuk tiga juta orang , dimana masyarakat tinggal di apartemen 60 lantai yang dikelilingi
blok-blok.

Tahun 1925
Terbit karya pertama Le Corbusier dinamakan Esprit Nouveau Pavilion pada Paris International Exhibition of
Modern Decorative and Industrial Arts. Selain memamerkan seni dekorasi, Le Corbusier juga mengenalkan
model “Plan Voisin”, yaitu bangunan 60 lantai berbentuk “cruciform” .

Tahun 1928
Muncul karya Le Corbusier bernama Villa Savoye yang menjadi ikon dari arsitektur modernisme, yang
melibatkan ruang hijau pada bangunan.

Tahun 1935
Proyek Le Corbusier yang bernama “La Ville Radieuse” dibuat untuk menertibkan kota dan memiliki sarana
transportasi, ruang hijau dan sinar matahari yang berlimpah (kota masa depan Le Corbusier) yang memiliki
pengaruh luas pada perencanaan kota modern dan mengarah pada tipologi perumahan dengan kepadatan tinggi

9
10
FORDIST
PARADIGM

11
Fordisme, diambil dari nama Henry Ford, adalah konsep sistem ekonomi dan sosial modern yang
bergantung pada produksi masa dalam skala industri dengan standar tertentu. Dalam mengatasi
ekses ekspansi industri di kota-kota, perencanaan kota memiliki pandangan mekanistik yang sama,
yang bertanggung jawab atas sebagian besar pertumbuhan industri namun dalam prosesnya,
menciptakan masalah baru. Munculnya Fordisme pada awal abad ke-20 merupakan penjabaran
lebih lanjut dari hal itu. Tiga prinsip utama paradigma Fordist menginformasikan pendekatan
modernis terhadap pembangunan kota: spesialisasi, produksi massal dan standardisasi
(Calthorpe dan Fulton 2001). Dipicu oleh kecenderungan konsumeris Amerika Utara, masing-
masing memiliki dampak mendalam pada lingkungan buatan.
specialization

13
Specialization merupakan pembangunan kota dimana
setiap ahli memiliki pandangan membangun kota sesuai
dengan keahliannya masing-masing.
Le Corbusier ini memandang suatu permasalahan kota hanya berdasarkan dari segi
design dengan keindahan fisik dan astetika.
Menyusul keputusan Mahkamah Agung AS 1926 untuk melindungi nilai properti dari
penggunaan lahan dan tetangga yang berbahaya, sehingga membuat zonasi untuk
menciptakan lingkungan yang aman. Sehingga terjadi pemisahan antara pekerjaan, rumah,
pasar, dan kehidupn social. Sehingga gerakan tersebut menciptakan wilayah yang benar-
benar yang digunakan untuk tujuan tertentu dan menghilangkan konflik CBD, system rumah
yang seragam, pusat perbelanjaan dan rekreasi yang tersebar.

15
Padsa masa lalu jalan digunkan sebagai miultifungsi yaitu digunkan sebagai pejalan kaki,
kendaraan, dan tempat bermain. Dengan adanya banyak kegitan tersebut para moderims
berpendapat bahwa percampuran kegiatan tersebut menghambat lalu lintas. Sehingga
muncul kebijan baru, yaitu kebijakan transportasi Dimana ennginer hanya
mengoptimalkan bagaimana memanfaatkan system tersebut secara sebesar-besarnya
seperti penggunaan jalan hanya di khususkan untuk mobil, sehingga penggunaan lahan
kehilangan multifungsi tanpa memperhatikan aspek orang yang ada didalamnya. sehingga
perencanaan tidak holistik yang berbeda dengan planning yang melihat segala aspek.

16
MASS PRODUCTION

17
Produksi massal (Mass Production) adalah membuat produk yang
macamnya terbatas (low variety) namun harga murah (low price) serta
waktu produksi yang lebih cepat.

Munculnya revolusi industri menyebabkan munculnya mesin-mesin


produksi. Kegiatan manufaktur berpindah dari era kerajinan ke era
produksi massal (Mass Production). Hal ini berlaku juga pada urban
planning pada saat itu, dimana pembangunan perumahan
menggunakan prinsip mass production.
Latar Belakang
Untuk menghadapi berbagai masalah lingkungan perkotaan, pembangun kota mulai
memandang kota sebagai mesin. Dalam pandangan ini, kota adalah objek "merencanakan
proses industri, memecahnya menjadi fungsi-fungsi penting (perumahan, pekerjaan,
rekreasi, dan lalu lintas), mengubah dan membakukan mereka, dan menyusun kembali
mereka (dalam Master Plan) sebagai totalitas ”(Sandercock, hlm. 23).
Pada tingkat paling dasar, Le Corbusier menganjurkan massa perumahan yang diproduksi
untuk kehidupan massal, dan melihat ke titik masa depan ketika kita tiba di "'mesin-
rumah', yang harus praktis dan memuaskan secara emosional dan dirancang untuk
kepuasan penyewa. ”(Hall 1988, hlm. 209). Tetapi dibutuhkan lebih dari sekadar teori
untuk mendorong agenda ini; institusi politik akan memainkan peran.

19
Prinsip-prinsip Le Corbusier berasal dari teori produksi massal Fordisme dan Taylorisme
karena "kemenangan rekayasa dipuji oleh Le Corbusier sebagai karya arsitektur hebat"
(Hall, 2002). Le Corbusier (1982, dalam Menin & Samuel, 2003) menyatakan bahwa "We
must create the mass production spirit...The spirit of living in mass-production houses".
Gagasan bahwa tindakan dapat dipecah menjadi tugas dan komponen yang lebih kecil,
adalah faktor kunci dalam desain Le Corbusier. Ide-idenya, berdasarkan modernisme,
menghubungkan rumah dengan struktur tipe mesin yang mempromosikan tatanan
geometris, yang ditunjukkan dalam desainnya tentang "rumah domino" (Fishman, 1982).
Arsitekturnya yang begitu tersusun secara geometris telah dicatat oleh banyak orang
sebagai fungsionalis dalam desain.

20
Standardization
Penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan
pedoman (standar) yang ditetapkan
Adanya standarisasi diperkirakan dapat mengatasi masalah besar
seperti perumahan di kota-kota besar. Standarisasi juga akan
membuat masyarkat memiliki derajat yang sama. Meurut Le
Corbusier bangunan rumah seharusnya berwarna putih dan tidak
memiliki ornamen.

Le Corbusier menyatakan bahwa “I propose one single building


for all nations and climates”. Pernyataan tersebut dengan jelas
menunjukkan reaksi pertentangan terhadap historical architecture
dan local place-based vernacular traditions.
Le Corbusier juga berpendapat bahwa “The city of to-day is a dying
thing because it is not geometrical”; we must “replace our
haphazard arrangements…by a uniform layout. The result of a
true geometrical layout is repetition…standard…uniformity.

22
Hal tersebut didukung oleh pendapat Alfred Loos bahwa arti bangunan adalah dari
penggunaannya, serta bentuk bangunan akan mengikuti fungsi dari bangunan itu
sendiri, bentuk-bentuk lokal akan diganti dengan geometri sederhana, tanpa
memperhatikan nilai sejarah, atau budaya.

Hilangnya kepedulian terhadap karakteristik lokal membuat para perencana cenderung


memaksakan ide-ide imajinatif mereka daripada harus menyesuaikan dengan kondisi
wilayah yang akan mereka bangun.

23
PRAKTIK
MODERNISM PLANNING

24
1. LEVITTOWN
Levittown adalah nama dari tujuh pengembangan
perumahan besar di pinggiran kota yang dibuat di
Amerika Serikat dan Puerto Riko oleh William Levitt
dan perusahaannya, Levitt & Sons. Dibangun setelah
Perang Dunia II untuk veteran yang kembali dan
keluarga baru mereka, komunitas menawarkan
alternatif yang menarik untuk lokasi dan apartemen
pusat kota yang sempit. Administrasi Veteran dan
Administrasi Perumahan Federal (FHA) menjamin
pembangun bahwa veteran yang memenuhi syarat
dapat membeli perumahan untuk sebagian kecil dari
biaya sewa.

26
"Any fool can build
homes—what counts is
how many you can sell for
how little."
William J. Levitt


27
Levitt mendesain rumah dasar yang bisa dibangun
dalam 26 langkah. Dia membawa teknologi jalur
perakitan Henry Ford ke industri perumahan. Dia
mengumpulkan tim-tim kecil pria, masing-masing
kelompok dilatih untuk melakukan pekerjaan tertentu ...
meletakkan batu bata, memasang pipa, membingkai
kayu, menyemir, dll. Metode revolusioner ini
memungkinkan para pria untuk bekerja dengan cepat,
bergerak dari rumah ke rumah. Mereka akhirnya bisa
membangun 30 rumah sehari.
Rumah-rumah standar Levittown termasuk pagar kayu
putih, halaman hijau, dan peralatan modern. Penjualan
di Levittown asli dimulai pada Maret 1947. 1.400 rumah
dibeli selama tiga jam pertama.
28
Architect’s rendering of two versions of the 1947
Site of the first Levittown development
Cape Cod built in Island Trees (later Levittown),
(1947) 29 New York.
1925
The beginning of the region’s first gas station.

2. SURREY CITY
1937
CENTRE CANADA The construction of the King George Highway.

1940
Surrey City (Whalley) became an important transportation
corridor : housing development, commercial development along
the highway.

1960
The construction of the Port Mann Bridge and the development of
the Guildford Shopping Center challenge Whalley’s position as
the dominant as the dominant commercial core.
30
SURREY CITY CENTRE CANADA

1. Specialization
● Penerapan analogi “movement” untuk mengefisiensikan setiap sektor.
● Perencanaan berfokus pada penggunaan lahan.

31
SURREY CITY CENTRE CANADA

1. Specialization
● Strategi utama yang diterapkan adalah peningkatan di beberapa titik seperti City Parkaway,
pelebaran 103A Avenue, dan merampungkan Whalley Ring Roads (City of Surrey 2003a). Selain
itu juga adanya penghubungan antara Central SkyTrain dan King George Highway.
● Perencanaan dilakukan oleh beberapa pihak tertentu dan tidak terintegrasi.
● Konflik sosial, seperti penghilangan akses pedestrian, criminality, dsb.

32
SURREY CITY CENTRE CANADA

2. Mass Production
● Terjadi pembangunan perumahan besar-besaran pada tahun 1960 bersamaan
dengan pembukaan Surrey Place Mall, yang menurunkan kualitas
lingkungan.
● Beberapa pihak seperti developer berusaha memaksimalkan lahan yang bisa
disewa, atau pajak yang diterapkan.
● Mass production memerlukan lahan yang “steril”.

33
SURREY CITY CENTRE CANADA

3. Standardization

- Pembangunan tower-tower baru dengan bentuk blok bangunan yang ditentukan menghadap ke
jalan, dengan kontinuitas, dan lantai dasar digunakan untuk fungsi umum dan pintu masuk

- Adanya SkyTrain pada tahun 1992, yang dibangun sebagai stasiun yang steril dan fungsional
seperti yang lainnya, tetapi telah mengabaikan struktur wilyah eksiting yang ada

34
Kritik Terhadap
Modernism Planning

35
◉ Masayarakat akan sulit mengenali dimana posisi mereka berada karena
semua tempat tampak sama
◉ Hilangnya ciri khas suatu tempat yang menyebabkan masyarakat
kehilanngan minat akan ruang, kurangnya interaksi sosial secara langsung,
dan berkurangnya komunitas.
◉ Tujuan-tujuan modernisme bisa dibilang mulia dalam memberikan
kebebasan individu dan kesejahteraan. Namun yang muncul adalah
meningkatnya individualisme dan hilangnya rasa menjadi bagian dari
sesuatu lebih besar.
◉ Dalam buku The Death and Life of Great American Cities (1961), Jane
Jacobs berpendapat bahwa pembaharuan perkotaan oleh para perencana
modern tidak menghormati apa yang paling dibutuhkan penduduk kota.
Jacobs berpendapat bahwa perencanaan kota modernis sama dengan
menghancurkan kota, karena menolak manusia hidup dalam masyarakat
yang ditandai dengan kompleksitas 36
berlapis
Thanks!
👧👍❤

37

Anda mungkin juga menyukai