©2018 hak cipta pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Cetakan Kedua
TIM PENYUSUN :
Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya mewujudkan peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai dengan penanganan permukiman
kumuh perkotaan yang komprehensif dan kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek
permukiman sangat diperlukan untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegrasi
dengan pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh semua pelaku
pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab pengembangan perkotaan harus ditopang oleh
kerjasama yang solid dari pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing.
Penanganan permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalam kesetaraan pelaku
pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang berkesinambungan.
Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan
RP2KPKP ................................................................................................................... 3-1
Tabel 3.2 Contoh Form Survey .............................................................................................. 3-23
Tabel 3.3 Contoh Form Data Umum Permukiman Kumuh .................................................... 3-25
Tabel 3.4 Tabel Overview Kebijakan Pembangunan Daerah ................................................ 3-33
Tabel 3.5 Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh ................ 3-36
Tabel 3.6 Contoh Form isian Data Profil Permukiman Kumuh ............................................... 3-44
Tabel 3.7 Contoh data profil permukiman yang menampilkan data numerik dan
persentase ............................................................................................................... 3-47
Tabel 3.8 Contoh Rekapitulasi Hasil Survey dan Pengolahan Data Permukiman Kumuh .... 3-49
Tabel 3.9 Form Verifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan ..................................................... 3-62
Gambar 3.1 Contoh delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota . 3-6
Gambar 3.2 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi
Kabupaten ................................................................................................................. 3-6
1.2.2 TUJUAN
Disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) memiliki tujuan:
• memberikan pemahaman dasar mengenai RP2KPKP;
• memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan RP2KPKP baik secara
proses maupun substansi; dan
• memberikan acuan teknis baku mutu dari produk RP2KPKP yang dihasilkan.
• mendorong Kabupaten/Kota untuk menyiapkan agenda pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan (New Urban Agenda) sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals
(SDG’s).
1.2.3 SASARAN
Sasaran disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) ini antara lain:
• Tersedianya Konsep dan Strategi berupa Landasan Pemikiran dalam pemahaman
penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan melalui penyusunan RP2KPKP;
• Tersedianya Dokumen Perencanaan Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan sebagai acuan
pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders)
pelaksanaan penyelenggaran penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan yang
menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system)
• Tersedianya Agenda Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan sebagai bentuk tindaklanjut
Rencana Aksi Komunitas dan penanganan kumuh kota setelah disusunnya RP2KPKP.
• Tercapainya standar baku mutu dari produk RP2KPKP yang dihasilkan.
BAGIAN III Bagian ini merupakan inti dari Buku Panduan Penyusunan
Kegiatan Penyusunan RP2KPKP ini yang menjelaskan ruang lingkup kegiatan
RP2KPKP penyusunan RP2KPKP, proses dan prosedur penyusunan
RP2KPKP, serta keluaran yang dihasilkan.
2.1.1. Sustainable Development Goals (SDGs) dan New Urban Agenda (NUA)
New Urban Agenda (NUA) merupakan komitmen global yang dideklarasikan di Quito saat
Konferensi Habitat 3 yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan berkelanjutan
(Sustainable Urbanization). NUA berupaya untuk mendorong aksi-aksi di tingkat lokal dalam
menghadapi tantangan pembangunan, khususnya tantangan yang muncul seiring dengan
semakin meningkatnya urbanisasi. Komitmen global ini dapat dijadikan sebagai agenda bagi para
Berkaitan dengan agenda dalam NUA, prasyarat diatas disusun menjadi lebih operasional. Tujuan
utama dari agenda tersebut adalah untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh, seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.3 :Prasyarat Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan berkait dengan Prinsip NUA dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh
Menghindari segregasi (pengucilan secara spasial, sosial, dan NUA 97, 107
ekonomi), penggusuran yang sewenang-wenang, dan gentrifikasi
(perpindahan masyarakat kelas menengah)
Melestarikan warisan budaya lokal NUA 97
Memperkuat ketahanan permukiman dari risiko bencana NUA 77
Mendukung keamanan kota dari tindak kriminalitas tanpa memberikan NUA 103
stigma negatif kepada penghuninya
Memperhatikan kebutuhan energi terbarukan dan pelayanan transportasi NUA 54
Terintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di NUA 109
kota, termasuk akses terhadap perumahan dan pelayanan dasar/sosial
yang layak
Didukung dengan:
Perencanaan yang terpadu, partisipatif, dan pendayagunaan lahan NUA 97
Pengembangan instrumen pembiayaan perumahan NUA 107
Peningkatan alokasi pembiayaan dan sumber daya manusia NUA 109
Upaya mencegah dan memediasi konflik NUA 109
Sistem pengawasan yang inklusif dan transparan NUA 100
Dalam upaya mewujudkan kota untuk semua diperlukan keterlibatan dari setiap pemangku
kepentingan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas filantropi,
komunitas, organisasi masyarakat, akademisi / perguruan tinggi, maupun lembaga internasional
yang memiliki peran penting untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan
sesuai dengan kapasitas masing-masing.Indikasi pembagian peran antar aktor pembangunan
dalam mewujudkan perumahan dan sarana-prasarana dasar perkotaan dalam hal Penanganan
Kawasan Permukiman Kumuh adalah sebagai berikut:
• Pengakuan terhadap permukiman informal
• Peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh
• Pencegahan tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman kumuh
Keterlibatan para pemangku kepentingan seperti yang telah disebutkan di dalam Tabel di atas
tentu masih banyak yang bisa dilakukan. Namun, yang paling penting adalah mendorong
terciptanya kolaborasi dan kemitraan antara para pemangku kepentingan dalam
mengimplementasikan NUA. Pendekatan kolaboratif dan kemitraan ini pun sangat didorong di
dalam NUA, terlebih karena adanya keterbatasan peran dan kapasitas dari masing-masing aktor
pembangunan, termasuk dari segi alternatif pendanaan pembangunan.
Mengacu pada Undang – Undang No.1 Tahun 2011, upaya peningkatan kualitas permukiman
kumuh pada dasarnya meliputi 4 (empat) tahapan utama yakni pendataan, penetapan lokasi,
pelaksanaan dan pengelolaan sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Proses Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Menurut UU No. 1/ 2011
Selain itu, UU No.1/2011 juga mengamanatkan bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat. Terkait hal ini, masing-masing stakeholder memiliki peran, tugas dan fungsi sesuai
dengan kapasitasnya dalam penyelenggaraan kawasan permukiman, termasuk di dalamnya
terkait upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sebagaimana yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PEMERINTAH PEMERINTAH
NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT
PROVINSI KAB/KOTA
SASARAN NASIONAL
TUJUAN GLOBAL SASARAN GLOBAL INSTANSI PELAKSANA
RPJMN 2015-2019
XI. Menjadikan kota 1. Pada tahun 2030, 1.1. Tersedianya akses Kementerian Koordinator
dan permukiman menjamin akses bagi bagi 3,7 juta rumah Bidang Perekonomian;
inklusif, aman, semua terhadap tangga terhadap hunian Kementerian
tangguh, dan perumahan yang layak, yang layak dan Perencanaan
berkelanjutan. aman, terjangkau, terjangkau hingga tahun Pembangunan
termasuk penataan 2019. Nasional/Bappenas;
kawasan kumuh, serta Kementerian Keuangan;
akses terhadap Kementerian Pekerjaan
pelayanan dasar 1.2. Terwujudnya Umum dan Perumahan
perkotaan. pemenuhan standar Rakyat; Kementerian
pelayanan perkotaan Dalam Negeri;
kota yang aman, nyaman Kementerian Agraria dan
dan layak huni pada Tata Ruang; Pemerintah
aspek permukiman Daerah Provinsi;
paling sedikit di 12 Pemerintah Daerah
Kawasan Perkotaan Kabupaten/Kota.
Metropolitan hingga
tahun 2019.
1.3. Terwujudnya
pemenuhan standar
pelayanan perkotaan
kota yang aman, nyaman
dan layak huni pada
aspek permukiman
paling sedikit di 20 Kota
Sedang dan 10 Kota
Baru hingga tahun 2019.
Permen PUPR No.2/PRT/M/2016 ini memberikan gambaran lebih rinci mengenai bagaimana
penanganan berupa Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh
Perkotaan dilakukan. Beberapa hal yang perlu dipahami sebagai muatan dalam penyusunan
RP2KPKP berkaitan dengan Permen ini adalah sebagai berikut:
Muatan diatas merupakan substansi minimal yang harus ada didalam dokumen RP2KPKP
sehingga akan lebih mudah untuk proses penyusunan Peraturan Bupati atau Peraturan Walikota
(Perbup/Perwal). Muatan tersebut disusun dalam dalam jangka waktu:
a. Jangka pendek untuk periode satu tahun kegiatan, dengan muatan rencana aksi tahunan;
b. Jangka menengah untuk periode satu hingga lima tahun, denganmuatan kegiatan
rencana umum jangka menengah dan rencana aksitahun pertama; dan
c. Jangka panjang untuk periode lebih dari lima tahun kegiatan, denganmuatan rencana
umum jangka panjang, arahan rencana prioritastahunan, dan rencana aksi tahun
pertama.
3. Prasarana Drainase
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan Target Cara Mengukur Upaya Pencapaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyediaan jalan untuk Meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk memperoleh nilai IRI Setiap Pemerintah Kabupaten/ Kota memiliki
melayani kebutuhan layanan jalan Kab/Kota kabupaten/kota baik dan sedang. dapat dilakukan menggunakan: alat pengukur (Naasra/ Romdas/
masyarakat alat (Naasra/Romdas/Roughometer) - Roughometer) untuk menentukan nilai IRI
visual dengan cara menaksir nilai Road Condition Inde Membina dan menyediakan sumber daya
x (RCI) yang kemudian dikonversikan ke nilai manusia yang dapat:
International Roughness Index 1. Melakukan survei kondisi jalan
(IRI) yang dilakukan pada
menggunakan alat Naasra/ Romdas/
kondisi tertentu)*
Roughometer (untuk pengukuran mengguna
kan alat).
2. Menginterpretasikan kondisi jalan ke nilai
RCI yang selanjutnya dikonversi ke nilai IRI
(untuk pengukuran menggunakan metode
visual).
Melakukan pemeliharaan rutin dan pemeliha
raan berkala untuk mencapai dan memperta
hankan kondisi jalan baik dan sedang berda
sarkan nilai IRI
2 Penyediaan jalan untuk Tersedianya konektvitas persentase terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat Setiap Pemerintah Kabupaten/ Kota
melayani kebutuhan wilayah Kab/Kota pusat kegiatan dan pusat produksi di kegiatan dan melakukan pembangunan/ penambahan
masyarakat wilayah kabupaten/ kota pusat produksi ruas jalan yang menghubungkan pusat--
sesuai yang pusat kegiatan dan pusat produksi
tercantum pada yang masih belum terhubungkan dengan
RTRW Kabupaten/ Kota telah jaringan jalan.
terhubung oleh
jaringan jalan. Percepatan penyelesaian Perda tentang RT
RW Kabupaten/ Kota
3 Penyediaan air minum Meningkatnya kualitas persentase penduduk yang % Penduduk Contoh survey; kuesioner; dll.
layanan air minum mendapatkan akses air minum yang 81,77%
permukiman perkotaan aman
4 Penyediaan sanitasi Meningkatnya kualitas sanit persentase penduduk yang terlayani % Penduduk Contoh survey; kuesioner; dll.
asi (air limbah, 60%
sistem air limbah yang memadai
persampahan dan
persentase pengurangan sampah di % Penduduk Contoh survey; kuesioner; dll.
drainase) permukiman 20%
perkotaan perkotaan
persentase pengangkutan sampah % Penduduk 70% Contoh survey; kuesioner; dll.
persentase pengoperasian TPA %Pengoperasia Contoh survey; kuesioner; dll.
70%
n TPA
persentase penduduk yang terlayani % penduduk 50% Contoh survey; kuesioner; dll.
Keterangan:
1. Apabila menggunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan (Naasra/ Romdas/ Roughometer) hasilnya sudah tidak feasible (nilai count/ BI > 400)
2. Apabila situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survei, maka disarankan menggunakan metode visual (RCI)
3. Apabila tidak mempunyai kendaraan dan alat survei, maka disarankan menggunakan metode visual (RCI)
MASYARAKAT
TIM PENYUSUN
Pengendalian/Monev Kegiatan
(Lingkup Substansi, Proses & Prosedur, Kualitas Produk)
TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Penyelenggara kegiatan Melakukan tertib administrasi TUGAS
Pengembangan penyusunan RP2KPKP penyelenggaraan kegiatan
Kawasan penyusunan RP2KPKP melaksanakan konsolidasi pada
Permukiman tingkat provinsi;
Menyediakan tenaga ahli
pendamping melaksanakan pendampingan dan
pengendalian kegiatan
Berperan aktif dalam tim teknis penyusunan RP2KPKP; dan
tingkat provinsi
mendorong peningkatan kapasitas
Tim Teknis Pendamping/pengendali Mendorong peningkatan pokjanis di tingkat kabupaten/kota.
Provinsi Terdiri Kegiatan penyusunan kapasitas Pokjanis melalui
dari: RP2KPKP kegiatan pelatihan/konsolidasi
tingkat provinsi WEWENANG
Ketua : Satker
Perencanaan dan • Melakukan pendampingan melaksanakan koordinasi
Pengendalian kegiatan penyusunan penyusunan RP2KPKP dalam
bidang CK RP2KPKP melalui monitoring lingkup provinsi; dan
Anggota: Dinas dan evaluasi
memberikan rekomendasi kepada
PU/CK Provinsi, • Mensinergikan kebijakan,
pemerintah kabupaten/kota terkait
Bappeda Provinsi strategi, dan program dengan pelibatan pemangku
dan Satker kab/kota dengan kebijakan kepentingan.
Provinsi Bidang provinsi
CK
*) Tim Teknis
Provinsi
ditetapkan melalui
SK Kepala Dinas
PU/CK/ Bidang
Permukiman
Provinsi
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
WEWENANG
• Merekomendasikan pendekatan
dan metode secara teknis
akademisdalam perumusan
kebijakan RP2KPKP
Kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh terdiri dari 3 pola penanganan yaitu pola
penanganan pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.
Tabel 2.11 Muatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin Pemerintah, Advokasi Pemda,
dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata Masyarakat, dan Penyiapan
ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan Swasta masyarakat,
bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh: Pembangunan Fisik
penyediaan Rusunawa, Rumah deret) Tersier dan Fisik
Primer
Dalam hal ini penyusunan Peraturan Walikota/Bupati mengacu kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah, dimana secara umum terdapat beberapa tahapan penyususunan produk
hukum yaitu:
- SK Walikota Pembentukan Tim Pokjanis Penyusun RP2KPKP sampai pada Peraturan
Walikota/Bupati;
Gambar 2.7 : Pendekatan Alur Proses Penyusunan Perkada (Peraturan Walikota/Peraturan Bupati)
berdasarkan Permendagri Nomor 80 Tahun 2015
Selanjutnya dalam Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 disebutkan pula bahwa proses
penyusunan rancangan peraturan Walikota/Bupati dilakukan oleh tim penyusun Perwal/Perbup
yang dipimpin oleh Kepala SKPD pemrakarsa. Draft hasil penyusan Perwal/Perbup kemudian
dibahas di bagian hukum sekaligus untuk harmonisasi dan sinkronisasi dengan SKPD terkait.
Hasil dari pembahaan di bagian Hukum tersebut kemudian dituangkan dalam Paraf
Koordinasi dari kepala bagian hukum dan pimpinan SKPD terkait. Proses selanjutnya dari
hasil pembahasan Raperwal/Raperbup dibagian hukum adalah pengajuan Rancangan
Gambar 2.8 : Kedudukan proses penyusunan produk Peraturan Walikota/Bupati dan Dokumen
RP2KPKP
Gambar 2.9 : Family Tree Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Rencana Penanganan
Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP
• Melakukan proses pemutakhiran profil kumuh • Berita acara penyelanggaraan FGD 1 (verifikasi
yang dilaksanakan melalui Focus Group lokasi kumuh dan kawasan prioritas dan
Discussion (FGD) 1 untuk verifikasi dan justifikasi penyepakatan justifikasi indikasi penanganan
lokasi permukiman kumuh pada permukiman kumuh)
• Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan • Daftar peringkat permukiman kumuh
berdasarkan kriteria, indikator dan parameter berdasarkan kriteria, indikator dan parameter
kekumuhan dan justifikasi yang akan dilakukan kekumuhan
terhadap kawasan kumuh. • Peta justifikasi penanganan klaster kawasan
kumuh
• Merumuskan arahan distribusi pola kolaborasi • Menghasilkan arahan pola kolaborasi dalam
penanganan permukiman kumuh penanganan permukiman kumuh
• Bersama dengan pemangku kepentingan • Pembagian peran dalam penanganan
mengkoordinasikan peran masyarakat dalam permukiman kumuh
penanganan permukiman kumuh • Harmonisasi dengan rencana aksi pokja PKP
provinsi untuk pembangunan permukiman
Kabupaten/Kota
• Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan • Kebutuhan penanganan kawasan permukiman
permukiman kumuh • Agenda/rencana pengembangan
pembangunaan kota yang berkelanjutan
• Merumuskan konsep dan strategi pencegahan • Konsep dan strategi pencegahan dan
dan peningkatan kualitas kumuh peningkatan kualitas permukiman kumuh
• Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) 2 • Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (konsep
untuk penyepakatan konsep dan strategi sesuai dan strategi dan indikasi added value dalam
dengan pembangunan kota yang berkelanjutan- penanganan permukiman kumuh kota)
adanya added value dalam penanganan kumuh
kota.
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
• Merumuskan skenario pentahapan pencapaian • Skenario pencapaian kota bebas kumuh dan
kota bebas kumuh, desain kawasan dan tindak tindak lanjut pengendalian keberlanjutan
lanjut pengendalian. pembangunan kota
• Desain kawasan dan skenario pencapaian kota
bebas kumuh
• Merumuskan rencana aksi dan memorandum • Rencana aksi pencegahan dan peningkatan
keterpaduan program untuk skala kota dan skala kualitas permukiman kumuh untuk skala kota,
kawasan skala kawasan dan skala komunitas.
• Rencana investasi dan pembiayaan
permukiman kumuh prioritas
Gambar 3.3 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan untuk Sarana Prasarana
Gambar 3.8 Contoh Peta Justifikasi Penanganan Permukiman Kumuh Pembangunan Tahap 1
A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2: A.5
(pendekatan fasilitasi A.2 A.3 PENYEPAKATAN KONSEP, FGD 3: A.6 A.7
KONSOLIDASI TK. FGD 1: STRATEGI, POLA PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, PEMBAHASAN
DISEMINASI
Pemda) PROVINSI PENYEPAKATAN PROFIL HASIL PENANGANAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO
VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH RKM)
• Rencana kerja yang telah disepakati; • Data primer hasil survei dan data sekunder hasil pengolahan; • Skenario penanganan dan desain kawasan permukiman kumuh; • Daftar rencana komponen infrastruktur
• Pendekatan dan metodologi • Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan infrastruktur) • Rencana aksi penanganan permukiman kumuh; pembangunan tahap 1;
pelaksanaan kegiatan yang telah • Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan sekunder); • Memorandum keterpaduan program penanganan skala kota dan kawasan; • Data hasil pengukuran detail komponen
disepakati; • Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi; • Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh; infrastruktur pembangunan tahap 1:
• Desain survey dan format kegiatan; • Hasil penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator, dan parameter kekumuhan; • Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; • Peta rinci/siteplan;
• Data awal profil kawasan kumuh; • Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh; • Terselenggaranya perencanaan partisipatif (pelaksanaan rencana kerja masyarakat • Visualisasi pendukung perancangan
• Hasil overview dokumen perencanaan • Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; dan penyepakatan komponen DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas; (dokumentasi drone, ilustrasi before-
dan kebijakan daerah; • Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; • Berita acara FGD 3 (Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan hasil after, animasi 3D);
• SK Kumuh, SK Pokjanis/Pokja Kab/ • Peran masyarakat dalam penanganan permukiman kumuh; perencanaan di tingkat masyarakat) • DED (Gambar kerja, RAB, RKS)
Kota, Surat Minat, dan Peta Dasar. • Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan pola komponen infrastruktur pembangunan
OUTPUT • Peta kesesuaian kawasan permukiman kolaborasi penanganan permukiman kumuh); tahap 1;
perkotaan yang terhadap rencana tata • Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strategi, dan pola • Dokumen lelang;
ruang penanganan permukiman kumuh) • Dokumen RP2KPKP; dan
• Hasil penyiapan kelembagaan • Perwal/Perbup
masyarakat
• Hasil overview dok. status tanah dan
perpetaan status tanah permukiman
perkotaan
• Peta daerah rawan bencana Kab/Kota
Proses Perencanaan dan Penyusunan B.1 Persiapan dan pemantapan rencana kerja
B.2 Penyusunan desain survei dan format
kegiatan
B.3 Penyiapan data profil permukiman kumuh
B.4 Overview kebijakan daerah dan
identifikasi kesesuaian permukiman
terhadap rencana tata ruang, status tanah
permukiman perkotaan dan peta rawan
bencana kab/kota
Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan
kegiatan penyusunan RP2KPKP, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Secara diagramatis,
rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-
10.
B.4
OVERVIEW
KEBIJAKAN DAERAH
B.2 DAN IDENTIFIKASI
Output yang dihasilkan:
PENYUSUNAN KESESUAIAN
DESAIN SURVEY PERMUKIMAN
EKSISTING
• Data Awal (sekunder)
DAN FORMAT
TERHADAP:
PROSES PENYUSUNAN KEGIATAN
• Rencana tata
RP2KPKP ruang Kab/Kota
• Status tanah • Desain survei
(Pendekatan Membangun
• Format – format survei dan
permukiman kota
• Peta rawan
Sistem) bencana Kab/Kota
• Pembangunan
sektoral
kegiatan
perkotaan
B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
• Data kumuh
• Data statistik
terkait
Output yang dihasilkan:
• Matriks strategi, kebijakan dan
program kabupaten/kota
PENDAMPINGAN & C.1 • Peta kesesuaian guna lahan, status
PENYIAPAN
PELIBATAN KELEMBAGAAN tanah dan daerah rawan bencana
MASYARAKAT MASYARAKAT PADA
(Pendekatan Peningkatan LOKASI
PERMUKIMAN pada permukiman perkotaan
Kapasitas) KUMUH
• Peta rencana pengembangan
sektor permukiman
PELAPORAN LAPORAN
PENDAHULUAN
A.1.
SOSI ALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
Pada tahap Sosialisasi ini Tim Pokjanis Kabupaten/Kota mempersiapkan sejumlah data/dokumen
sebagai berikut:
a. SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Kumuh;
b. Surat Pernyataan Minat Pendampingan Penyusunan RP2KPKP;
c. Profil Umum Permukiman Kumuh;
d. Data Baseline Kumuh atau data statistik terkait;
e. SK Walikota/Bupati tentang Pembentukan Pokjanis RP2KPKP;
f. SK Tim Teknis Provinsi;
g. Rencana Kerja Penyelenggaraan Penyusunan RP2KPKP; dan
h. Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping (TAP).
A.1.
SOSI ALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
PESERTA • Pokjanis
• TA Pendamping
• Korkot P2KKP/NUSP
• Kelembagaan masyarakat tingkat Kabupaten/Kota
• Tim Teknis/Satker di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Provinsi,
Pokja Provinsi
• Bappeda Provinsi
• Narasumber
DURASI 1 hari *
*) Jadwal dan lokasi penyelenggaraan ditentukan oleh pihak Satker PKP
Provinsi (maksimal 1 minggu setelah penyelenggaraan sosialisasi)
B.1 Penyiapan dan Mengkoordinasikan seluruh kegiatan RP2KPKP ini dari awal
Pemantapan sampai akhir antara Tim Ahli Pendamping (TAP) dan Pokjanis
Rencana Kerja Kabupaten/Kota
A.1.
SOSIALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN
B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
• Data kumuh
• Data statistik
terkait
2 Data umum
wilayah Jumlah Jumlah Luas Permukiman
Luas
Jumlah Penduduk Bangunan Kumuh
Administratif No. RW
RT
Wilayah
rumah Kawasan Luas
Kelurahan RW (Ha) KK Jiwa
(unit) (Ha)
3 Data Umum
kawasan kumuh Jumlah Jumlah Rumah
Luas Jumlah
Kawasan Kepemillikan Penduduk
tingkat kelurahan No.
Kumuh
Kawasan
lahan
Penduduk
Miskin
(Ha)
RT/KK Jiwa RTM Jiwa Total Kumuh
4 Data
Kependudukan No. 0–5 6 – 12 13 – 17 18 – 25 26 – 40 40 – 55 > 55 0–5
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
5 Data Mata
Pencaharian Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (orang)
Kawasan
No. Tidak
Penduduk Kumuh PNS/TNI/Polri Swasta Pengrajin Nelayan Petani Buruh
Bekerja
7 Tingkat
Kesehatan Jumlah Penderita Penyakit Kronis (Jiwa)
Kawasan
No. Diare ISPA Demam
Penduduk Kumuh Muntaber
Berdarah
Malaria TBC Lainnya
8 Peta Dasar Kelurahan yang dilengkapi dengan Delineasi Lokasi Permukiman Kumuh
Catatan :
Form Survei ini merupakan contoh minimal kelengkapan data umum kelurahan yang bisa dikembangkan lebih
lanjut oleh Pokjanis
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN
B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
• Data kumuh
• Data statistik
terkait
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
B.4
OVERVIEW
KEBIJAKAN DAERAH
B.2 DAN IDENTIFIKASI
PENYUSUNAN KESESUAIAN
DESAIN SURVEY PERMUKIMAN
DAN FORMAT EKSISTING
KEGIATAN TERHADAP:
• Rencana tata
ruang Kab/Kota
• Status tanah
permukiman kota
• Peta rawan
bencana Kab/Kota
• Pembangunan
sektoral
B.3 perkotaan
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
• Data kumuh
• Data statistik
terkait
NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Catatan
*) - Overview yang dilakukan mencakup program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan keterlibatan swasta
- Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh meliputi Program/Kegiatan yang telah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana
**) Skala Penanganan yang dimaksud adalah menyesuaikan dengan fungsi dan pengelolaan infrastruktur tersebut.
Catatan:
Proses superimpose kondisi dan peta permukiman kumuh eksisting berlaku juga untuk rencana
sektoral
C.1 C.2
PENYIAPAN
KELEMBAGAAN KOORDINASI &
MASYARAKAT PADA SINKRONISASI DATA
LOKASI PERMUKIMAN KUMUH
KUMUH (data primer & sekunder)
Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan dalam jangka waktu 2
(dua) bulan terhitung sejak kegiatan persiapan selesai dilakukan.
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2:
(pendekatan fasilitasi A.3 PENYEPAKATAN KONSEP,
FGD 1: STRATEGI, POLA
Pemda) PENYEPAKATAN PROFIL PENANGANAN SKALA KOTA,
PERMUKIMAN HASIL VERIFIKAS DAN KAWASAN PRIORITAS
B.9
B.6 PERUMUSAN
VERIFIKASI DAN KEBUTUHAN
PROSES PENYUSUNAN JUSTIFIKASI LOKASI DAN PENCEGAHAN &
PEMUTAKHIRAN PROFIL PENINGKATAN
RP2KPKP PERMUKIMAN KUMUH KUALITAS
(Pendekatan Membangun PERMUKIMAN KUMUH
Sistem)
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
LAPORAN
PELAPORAN ANTARA
Gambar 3.13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Verifikasi dan Perumusan Strategi
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)
• Diskusi
Dalam pengolahan data permukiman kumuh, data baseline bisa dimanfaatkan sebagai basis
data permukiman kumuh sebagai dasar verifikasi lokasi. Bagi kabupaten/kota yang belum
memiliki data baseline, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap data rujukan permukiman
kumuh yang ada di Kabupaten/Kota serta melakukan survei secara menyeluruh di seluruh
lokasi permukiman kumuh untuk mendapatkan basis data permukiman kumuh.
Catatan :
Data numerik baseline yang ada di Kabupaten/kota pada umumnya masih berupa data profil
permukiman, sehingga parameter datanya perlu dikonversi menjadi data permasalahan
permukiman kumuh. Sebagai contoh data keteraturan bangunan hunian perlu dikonversi menjadi
FORM ISIAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH DARI HASIL SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA BASELINE
Keperluan
1. Database permukiman kumuh
2. Baseline data kawasan kumuh (T0)
3. Monitoring dan Evaluasi outcome penanganan kumuh
TANGGAL SURVEI :
Kecamatan : Jumlah KK : KK
Kawasan : Koordinat : E
RT/RW : S
Timur Barat
No. SK Walikota/Bupati
Di tepi air
Di Dataran Rendah
Di perbukitan
B. KARAKTERISTIK
Permukiman Nelayan
sebagian/seluruh
tidak sesuai
Luas kawasan dengan kepadatan ≥200 unit/Ha (Untuk Kota Sedang dan Kota kecil) Unit
Panjang jalan dengan permukaan jalan rusak (yang sudah terstruktur aspal/paving block/beton) meter
Panjang saluran drainase yang tidak terhubung dengan sistem drainase kota m
d. Tidak terpeliharanya sistem drainase
Luas area yang sistem drainasenya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin maupun berkala Ha
E. PERTIMBANGAN LAINNYA
1 Nilai strategis lokal ya, fungsi strategis kabupaten/kota
rendah
tidak
H. DATA PENDUKUNG
1 Peta orientasi lokasi
2 Peta delineasi kawasan
3 SHP koordinat data kawasan
4 Foto situasi kawasan
5 Foto nol pembangunan infastruktur
KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1 Bangunan
Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Hunian
Kepadatan Luas permukiman ….Ha 90,80 Ha
2 Bangunan Jumlah total bangunan ……unit 3.027 Unit
Hunian Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang 2539 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
84% persentase
Kelayakan orang
3 Bangunan Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
2.399 unit rumah tangga
Hunian sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
79% persentase
sesuai persyaratan teknis
Panjang Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 22.875 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 12.815 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang
10.300 meter
permukaannya diperkeras
Aksesibilitas Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak 45% persentase
4
Lingkungan Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang
7.900 meter
permukaannya diperkeras dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang dilengkapi
8.505 meter
sal. samping jalan
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 37% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 84,67 ha
Persentase Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 93% persentase
Panjang Total Drainase 14.855 meter
Drainase
5 Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
Lingkungan 7.421 meter
memiliki kualitas tidak rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
50% persentase
memiliki kualitas minimum memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang 457 unit rumah tangga
layak)
Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang 16% persentase
Pelayanan Air
6 layak)
Minum
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
2.479 unit rumah tangga
(minimal 60liter/org/hari)
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi,
cuci (minimal 60liter/org/hari) 86% persentase
Samba
liung
Dst.
Contoh mapping Perencanaan Kawasan Pintu Batu (Kel. Pintu Batu RT 02, 03, 04 dan Kel. Kebun
Geran (RT 03, 04), Kota Bengkulu
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN JUSTIFIKASI
PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)
Pemutakhiran profil kumuh kota/perkotaan dilakukan untuk menyusun profil permukiman kumuh
pada kawasan perkotaan dalam bentuk :
• Pemutakhiran hasil verifikasi kebutuhan data dan peta yang perlu dilengkapi dalam penyusunan
Profil Permukiman Kumuh.
• Pemutakhiran data dan peta hasil kegiatan survei terhadap SK Penetapan lokasi permukiman
kumuh (contoh : adanya perubahan luasan, perubahan unit lingkungan RT, ataupun redelineasi
kawasan).
• Kelengkapan peta yang dibutuhkan dalam penyusunan peta profil sebagai berikut :
Catatan :
Beberapa kemungkinan hasil verifikasi lokasi diantaranya (1) luas permukiman kumuh
bertambah/berkurang; (2) letak administrasi/lokasi RT/RW dan batas-batas kawasan (delineasi
kawasan) berubah.
Apabila dari hasil verifikasi ada ketidaksesuaian dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh
yang telah terbit, maka perlu disepakati ditingkat Kabupaten/Kota, data permukiman yang
disepakati untuk didayagunakan. Dari hasil kesepakatan ini, Pemerintah Kabupaten/Kota wajib
menerbitkan SK revisi penetapan lokasi permukiman kumuh yang dilengkapi dengan profil
permukiman kumuh.
Adapun penambahan/pengurangan luasan permukiman kumuh hasil verifikasi ini selanjutnya akan
dijadikan dasar bagi target penanganan jangka menengah berikutnya.
Tahap verifikasi permukiman kumuh pada prinsipnya merupakan proses konfirmasi terhadap data
yang diperoleh dari hasil komparasi data hasil survei dan pengolahan data permukiman kumuh
dengan data/profil permukiman kumuh berdasarkan SK penetapan lokasi permukiman kumuh,
sehingga dapat dipastikan akurasi informasi yang dicantumkan ataupun melengkapi data dan
informasi lain yang belum ada tetapi diperlukan terkait pemutakhiran dan pendetailan profil
permukiman kumuh. Secara skematis, kedudukan verifikasi permukiman kumuh, bisa dilihat pada
gambar berikut.
PEMUTAKHIRAN SK
PENDETAILAN PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Catatan:
Dalam proses verifikasi lokasi, tidak menutup kemungkinan ada proses pembentukan
kawasan (penggabungan spot-spot permukiman kumuh kedalam satu hamparan delineasi
kawasan/clustering), dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Kesamaan karakteristik/ tipologi kumuh
2. Lokasi dengan jarak yang berdekatan
3. Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam bentuk spot-
spot kumuh
4. Pertimbangan keterpaduan penanganan kawasan dan kemudahan penanganan
kawasan
Proses penggabungan kawasan, bisa dilihat pada contoh ilustrasi peta di halaman
berikutnya.
TOTAL
Gambar 3.16 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Address Untuk Indikator Jalan
Lingkungan
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
Kriteria, Indikator dan
Parameter
Kekumuhan
Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh berdasarkan
kompleksitas permasalahan yang ada di lokasi permukiman kumuh yang telah teridentifikasi pada
tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Hasil identifikasi terhadap kompleksitas permasalahan pada tahap ini akan menjadi rujukan dalam
menetapkan kolaborasi pola penanganan dan kontribusi program penanganan permukiman
kumuh melalui kolaborasi multisektor dan multiaktor diseluruh tahapan pembangunan yang
kemudian akan menghasilkan rekomendasi pembagian pola penanganan permukiman kumuh,
baik itu pola penanganan melalui RP2KPKP, KOTAKU, NUSP, ataupun penanganan melalui
program-program regular di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan.
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut di atas,
selanjutnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam
berbagai klasifikasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Bontang Kuala
Gunung Elai 1
Berbas Pantai
Pulau Gusung
Bontang Baru
Teluk Kadere
Tanjung Laut
Nyerakat Kiri
Belimbing
Selangan
Loktuan
Pagung
Tengah
Berbas
Indah
Pulau
NO AS P E K KRITE RIA INDIKATO R DAN P ARAM E TE R NIL AI
Dst.
A. Id ent i fi kasi Kond i si Kekum uhan (Fi si k)
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki
5 5 5 5 5 5 5 5 5
Keteraturan
(a) Ketidak-teraturan 51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki
3 3 3 3 3
Bangunan Keteraturan
25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki
1 1
Keteraturan
76% - 100% Bangunan Memiliki
5 5 5
Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi Bangunan (b) Tingkat Kepadatan 51% - 75% Bangunan Memiliki
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Gedung Bangunan Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
25% - 50% Bangunan Memiliki
1 1 1 1
Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
5 5 5 5 5 5 5 5
Persyaratan Teknis
(c) Ketidaksesuaian dengan Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan
3 3 3 3 3
Persyaratan Teknis Bangunan Teknis
25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi
1 1 1
Persyaratan Teknis
76%-100% area tidak terlayani oleh
5 5 5 5
jaringan jalan lingkungan
(a) Cakupan Pelayanan Jalan 51%-75% area tidak terlayani oleh
3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jaringan jalan lingkungan
25%-50% area tidak terlayani oleh
1 1 1 1 1
Kondisi Jalan jaringan jalan lingkungan
2
Lingkungan 76% - 100% area memiliki kualitas
5 5 5 5 5 5 5
permukaan jalan yang buruk
(b) Kualitas Permukaan Jalan 51%-75% area memiliki kualitas
3 3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan permukaan jalan yang buruk
25%-50% area memiliki kualitas
1
permukaan jalan yang buruk
Kondisi Penyediaan Air
4
Minum
Kondisi Drainase
4
Lingkungan
Kondisi Pengelolaan Air
5
Limbah
Kondisi Pengelolaan
6
Persampahan
Kondisi Proteksi
7
Kebakaran
S UBTO TAL 17 21 25 25 23 11 19 17 13 15 13 13 15
B. Id ent i fi kasi P ert i m b ang an L ai n
Lokasi terletak pada fungsi strategis
5 5 5 5 5 5 5
kabupaten/kota
(a) Nilai Strategis Lokasi
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis
1 1 1 1 1 1 1 1
kabupaten/kota
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
5 5
sebesar >200 Jiwa/Ha
8 Pertimbangan Lain
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
(b) Kependudukan 3 3 3 3 3 3 3 3 3
sebesar 151 - 200 Jiwa/Ha
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
1 1 1 1 1
sebesar <150 Jiwa/Ha
(c) Kondisi Sosial, Ekonomi,
dan Budaya
S UBTO TAL 8 8 8 10 8 4 4 2 2 2 2 4 8
C. Id ent i fi kasi L eg al i t as L ahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan
status penguasaan lahan, baik milik (+) 1 1 1 1 1
sendiri atau milik pihak lain
(a) Kejelasan Status
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak
Penguasaan Lahan
9. Legalitas Lahan memiliki kejelasan status penguasaan
(-) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
lahan, baik milik sendiri atau milik pihak
lain
(b) Kesesuaian RTR
S UBTO TAL -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 1,00 -1,00 1,00 1,00 -1,00 -1,00 1,00 1,00
RENDAH
SEDANG
SEDANG
PENI LAI AN
KUMUH
RINGAN
KUMUH
KUMUH
TINGGI
BERAT
LEGAL
LEGAL
TIDAK
ASPEK
NO K AWASAN K R I TER I A DAN K LASI F I K ASI SK ALA PR I OR I TAS
PER TI M B ANGAN
I NDI K ATOR
LAI N
K EK UM UHAN
( 71-95) ( 45-70) ( 19-44) ( 11-15) ( 6-10) ( 1-5) Nilai ( +) Nilai ( -)
1 Bontang Kuala 67 x 13 x x B2 Prioritas 2
2 Berbas Pantai 87 x 13 x x A2 Prioritas 1
3 Belimbing 79 x 9 x x A4 Prioritas 4
4 Gunung Elai 1 81 x 11 x x A2 Prioritas 1
5 Tanjung Laut Indah 89 x 13 x x A2 Prioritas 1
6 Nyerakat Kiri 51 x 5 x x B5 Prioritas 8
7 Pulau Gusung 59 x 5 x x B6 Prioritas 9
8 Loktuan 57 x 3 x x B5 Prioritas 8
9 Pagung 59 x 3 x x B5 Prioritas 8
10 Pulau Selangan 57 x 3 x x B6 Prioritas 8
11 Teluk Kadere 53 x 3 x x B5 Prioritas 8
12 Bontang Baru 50 x 5 x x B5 Prioritas 8
13 Berbas Tengah 61 x 13 x x B1 Prioritas 2
14 Baltim 35 x 3 x x C5 Prioritas 9
Sempadan Sungai
15 44 x 9 x x C4 Prioritas 6
Bontang
16 Gunung Sari 41 x 3 x x C5 Prioritas 9
17 Guntung 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
18 Gunung Elai 41 x 3 x x C6 Prioritas 9
19 Satimpo 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
20 Tanjung Laut 1 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
21 Tanjung Laut 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
22 Kanaan 31 x 5 x x C5 Prioritas 9
23 Telihan 29 x 5 x x C5 Prioritas 9
Gambar 3.19 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian
Terhadap Kompleksitas Permasalahan
A.3
FGD 1:
PENYEPAKATAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH HASIL
VERIFIKASI
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHAN
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung peserta meliputi:
PENDUKUNG • Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
• Akademisi
• Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
• BKM/KSM
• Tokoh Masyarakat
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja
yang disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-2 atau sejak
diselesaikannya sub kegiatan penilaian lokasi berdasarkan kriteria,
indikator dan parameter kekumuhan
B.8 DISTRIBUSI POLA Merupakan bagian dari proses perumusan untuk memberikan
KOLABORASI kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
PENANGANAN permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala
PERMUKIMAN KUMUH penanganan permukiman kumuh
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kebijakan
Kondisi Faktual dan Penanganan Kebutuhan Penanganan
No Isu Strategis Lokasi Permukiman
Kota/Perkotaan Kumuh Hasil Pencegahan Peningkatan
Overview
1 Berkembangnya Kawasan Pengendalian Penegakan aturan Pemukiman
permukiman di lahan Permukiman pembangunan perijinan kembali
yang tidak sesuai di bantaran permukiman pada
dengan sungai kawasan yang
peruntukannya Cimanuk tidak sesuai
peruntukannya
2 Alih fungsi lahan Membatasi Pengaturan Pengembalian
(konversi) menjadi perkembangan Pemanfaatan fungsi kawasan
fungsi permukiman permukiman di Lahan dan sesuai dengan
akibat demand yang wilayah limitasi Pengendalian peruntukannya
cukup tinggi Ruang di
cenderung Kawasan Lindung
berkembang pada
wilayah limitasi
3 Munculnya kantong- Penataan Pembinaan Fasilitasi
kantong kumuh kawasan masyarakat dalam pembangunan
akibat permukiman pengelolaan dan infrastruktur
perkembangan yang perkotaan pemeliharaan dasar
tidak terkendali lingkungan pemukiman
permukiman berbasis
masyarakat
4 ……. ……….. Penyusunan ……………..
norma, standar,
pedoman, dan
kriteria (NSPK)
Rumah Sederhana
Sehat
Drainase
Lingkungan
Pengelolaan Air
Limbah
Pengelolaan
Persampahan
Sistem Proteksi
Kebakaran
Dst.
Gambar 3.20 Contoh Format SK Walikota/Bupati hasil verifikasi dan justifikasi permukiman kumuh
perkotaan
A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN KONSEP
DAN STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
METODE Analisis kebijakan, analisis SWOT, diskusi melalui Focus Group Discussion
(FGD)
Strategi skala kota/perkotaan diperlukan dalam hal menangani kondisi-kondisi permukiman yang
tidak sesuai dengan peruntukan rencana tata ruang. Rumusan strategi diarahkan untuk
mengembalikan fungsi ruang sesuai dengan peruntukannya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui
penegakan terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis
lainnya yang terkait dengan bidang Cipta Karya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui
pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana (relokasi/resettlement).
Strategi skala kawasan diperlukan dalam hal menangani kondisi permukiman kumuh sesuai dengan
profil yang telah dimutakhirkan dan terverifikasi serta teridentifikasi kebutuhan penanganannya.
Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.
PENINGKATA
PEMUGARAN • Penyiapan lahan
N KUALITAS • Ringan • Rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian
• Legal • Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
• Rehabilitasi/perbaikan proteksi kebakaran
Gambar 3.20 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Berdasarkan Undang-Undang Nosmor 1 tahun 2011 dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Permukiman Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
No
Kota/Perkotaan Kumuh Hasil Overview Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Berkembangnya permukiman di Pengendalian pembangunan Penegakan aturan perijinan Pemukiman kembali Pengawasan dan Pemukiman kembali Meningkatkan sistem Menyiapkan lahan bagi
lahan yang tidak sesuai dengan permukiman pada kawasan yang tidak pengendalian regulasi terhadap masyarakat yang terkena
peruntukannya sesuai peruntukannya kesesuaian perizinan, dampak penataan kawasan
1
kesesuaian tata ruang,
SPM, aturan dan standar
teknis
Alih fungsi lahan (konversi) Membatasi perkembangan permukiman Sosialisasi dan edukasi Pengembalian fungsi Peremajaan Menggalakkan program Mengembalikan fungsi
menjadi fungsi permukiman akibat di wilayah limitasi mengenai aturan dan kawasan sesuai dengan pencegahan melalui kawasan sesuai dengan
2 demand yang cukup tinggi ketentuan teknis peruntukannya kegiatan sosialisasi, public peruntukannya
cenderung berkembang pada pembangunan kawasan campaign, penyuluhan.
wilayah limitasi permukiman perkotaan
Munculnya kantong-kantong Penataan kawasan permukiman Peningkatan infrastruktur Pemberdayaan masyarakat Pemugaran Pendampingan dan Meningkatkan layanan
kumuh akibat perkembangan yang perkotaan dasar permukiman pelayanan informasi infrastruktur dasar
3
tidak terkendali permukiman sesuai dengan
SPM
Pengaturan Pemanfaatan Monitoring dan evaluasi
Lahan dan Pengendalian terhadap hasil-hasil
Ruang di Kawasan Lindung pembangunan
4 ….
5 ….
Tabel 3.20 Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan
Gambar 3.22 Contoh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan
A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN KONSEP
DAN STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja
yang disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-3 atau sejak
diselesaikannya sub kegiatan konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
C.3 KOORDINASI PERAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka koordinasi peran
MASYARAKAT DALAM masyarakat terhadap pola kolaborasi penanganan permukiman
PENANGANAN kumuh.
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan yaitu
bulan ke-4 dan ke-5 pada pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan
dalam tahap survei identifikasi dan kajian. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup
kegiatan perumusan rencana penanganan dapat dilihat pada Gambar 3-16.
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP A.5
(pendekatan fasilitasi FGD 3:
PENYEPAKATAN RENC ANA AK SI,
Pemda) PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil
RKM)
B.11 B.12
PERU MUSAN SK ENARIO PERU MUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS
PROSES PENANGANAN
PERMUK IMAN KUMUH
PENYUSUNAN
RP2KPKP
(Pendekatan
Membangun Sistem)
PENDAMPINGAN &
PELIBATAN C.4
PERENCAN AAN PARTISIP ATIF DI K AWASAN PRIORITAS:
MASYARAKAT ▪ Pelaks an aan Rencana Kerja Masyarakat
(Pendekatan Peningkatan ▪ Penyepakatan KOMPONEN DED
Kapasitas)
LAPORAN
PELAPORAN DRAFT AKHIR
Gambar 3.23 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan
B.10 B.11
B.12
PERUMUSAN KONSEP DAN PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PERUMUSAN SKENARIO
STRATEGI PENCEGAHAN & PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUM KETERPADUAN
PENINGKATAN KUALITAS DESAIN KAWASAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
PERMUKIMAN KUMUH KAWASAN
B.9
PERUMUSAN B.13
KEBUTUHAN PENENTUAN KAWASAN
PENCEGAHAN & PRIORITAS PENANGANAN
PENINGKATAN PERMUKIMAN KUMUH
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
METODE Analisis konsep desain kawasan dan diskusi melalui Focus Group Discussion
(FGD)
Catatan :
Pengertian konsep desain kawasan dalam konteks RP2KPKP adalah perspektif suasana didukung
skenario tematis pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman sesuai dengan
kebutuhan penanganan kawasan.
KONSEP/POLA
KONDISI KEKUMUHAN
PENANGANAN
KEBUTUHAN PROGRAM PENANGANAN SKEMA PROGRAM
Rehabilitasi/perbaikan
PENINGKATAN KAWASAN A . Ha PEMUGARAN bangunan hunian
KUALITAS • Ringan
• Legal Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
Perbaikan proteksi
kebakaran
• Melalui P2KKP
Penyiapan lahan dan hunian Pembangunan kembali • NUSP-SIAP
KAWASAN B . Ha PEMUKIMAN KEMBALI sementara bangunan hunian • SISHA
• Ringan • CSR
• Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
• Tidak legal • Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran • APBD Kota/Provinsi
• Program reguler
Penyiapan lahan dan hunian Peningkatan kapasitas lainnya
KAWASAN C . Ha PEREMAJAAN sementara bangunan hunian
• Sedang
• Legal • Peningkatan kapasitas
infrastruktur permukiman
• Peningkatan kapasitas
proteksi kebakaran
TOTAL KEBUTUHAN
KEBUTUHAN INVESTASI KEBUTUHAN INVESTASI
INVESTASI DALAM
DALAM PENANGANAN DALAM PENANGANAN
PENANGANAN KUMUH
KUMUH (Rp .) KUMUH (Rp .)
(Rp .)
B.11
B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUM KETERPADUAN
DESAIN KAWASAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.4
PERENCANAAN PARTISIPATIF DI KAWASAN PRIORITAS :
▪ Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
▪ Penyepakatan KOMPONEN DED
TUJUAN • Merumuskan rencana aksi program penanganan yang aplikatif, riil dan
terukur sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas yang telah
disepakati di dalam suatu memorandum keterpaduan program meliputi
jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
• Menyusun rencana investasi dan strategi pembiayaan penanganan
kawasan kumuh
Gambar 3.29 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jalan Lingkungan
VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Catatan:
Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perkotaan yang telah terverifikasi.
B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.4
PERENCANAAN PARTISIPATIF DI KAWASAN PRIORITAS :
▪ Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
▪ Penyepakatan KOMPONEN DED
TUJUAN Untuk menentukan minimal tiga kawasan pembangunan tahap pertama yang
akan direncanakan secara lebih rinci dan operasional
LANGKAH • Identifikasi tingkat kekumuhan kawasan (telah dilakukan pada tahap B.7);
• Membuat daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas
permasalahan dan kategori kekumuhan;
• Merumuskan dan menyepakati dasar pertimbangan penetapan tahapan
penanganan permukiman kumuh prioritas (readiness criteria
pembangunan tahap 1);
• Menilai kembali daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan dasar
pertimbangan (readiness criteria) yang telah disepakati; dan
• Menetapkan dan menyepakati lokasi dan komponen pembangunan
tahap pertama.
Dasar pertimbangan penentuan kawasan pembangunan tahap 1, bisa tambahkan atau dikurangi
sesuai dengan kebutuhan daerah.
Catatan:
A.5
FGD 3:
PENYEPAKATAN RENCANA AK SI,
PROGRAM DAN KEGIATAN (hasil
RKM)
B.12
PERUMUSAN RENCANA AKSI &
MEMORANDUM KETERPADUAN
PROGRAM SKALA KOTA DAN
KAWASAN
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri dari peserta dan pendukung Peserta yang
meliputi:
PENDUKUNG
• Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
• Pokja PKP Provinsi
• Akademisi
• Tim KOTAKU (Korkot/Faskel)
• BKM/KSM
• Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi :
• Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
• Tim Teknis Provinsi
• Tenaga Ahli Pendamping
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja
yang disusun
METODE Diskusi
B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS P ENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
C.4
PERENCANAAN PARTISIPATIF DI KAWASAN PRIORITAS :
▪ Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
▪ Penyepakatan KOMPONEN DED
Lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan terakhir
pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap perumusan
rencana penanganan masih berlangsung. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup
kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-18.
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP
(pendekatan fasilitasi A.6 A.7
PEMBAHASAN KONSULTASI
Pemda) PLENO PUBLIK *
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN RP2KPKP
• Rencana Aksi 0%
Kumuh
• Rencana Teknis
Pembangunan
PROSES PENYUSUNAN tahap 1
• Memorandum
RP2KPKP Program
(Pendekatan Membangun • DED Komponen
Prioritas
B.14
Sistem) PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
• Daftar rencana
komponen B.18
• Pengukuran lapangan FINALISASI &
• Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
perancangan (PERWAL/PERBUP)
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
PELAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR
Gambar 3.30 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Penyusunan Desain Teknis
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
• Daftar rencana
komponen
• Pengukuran lapangan
• Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
OUTPUT • Peta rencana rinci pembangunan tahap pertama yang disusun dengan
memperhatikan berbagai acuan yang ada (peta kebutuhan infarstruktur
skala 1:1.000 untuk penanganan tahun pertama dan skala 1:5.000 untuk
jangka waktu tahun 2017-2019)
• Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
• Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana)
• Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap
1; dan
• Dimensi dan volume pekerjaan komponen infrastruktur pembangunan
tahap 1
Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan prioritas pada
tahapan sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan
kondisi fisik dan non fisik melalui pengamatan secara langsung di kawasan kumuh prioritas.
Pengenalan akan lapangan ini penting dilaksanakan agar mampu menyusun konsep penanganan
yang sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas.
Data yang didapatkan pada survei kawasan kumuh prioritas ini berupa data primer dan data
sekunder (by name by address), diantaranya adalah:
a. Lingkup Rumah Tangga
• Kondisi bangunan hunian (keteraturan bangunan kelayakan bangunan hunian)
• Kondisi penyediaan air minum
• Kondisi pengelolaan sanitasi
• Pengelolaan sampah rumah tangga
b. Lingkup Lingkungan
• Kondisi bangunan hunian (kepadatan bangunan)
• Kondisi jalan lingkungan
• Kondisi drainase lingkungan (kejadian genangan)
• Pengamanan bahaya kebakaran
• Kondisi ketersediaan RTH
c. Data Nonfisik:
• Data kependudukan
• Data potensi ekonomi eksisting kawasan
• Data potensi pengembangan kawasan
• Data kebiasaan dan adat istiadat di kawasan
• Data identifikasi legalitas lahan dan bangunan hunian
Koordinat Kegiatan
No. Nama Kegiatan
Desimal Derajat
RW. 01
Pemasangan Box Cuvert 200 x 200 Kali Badek Gg. 8 RW. -8.000959, 8°00'03.5"S
1
01 112.629219 112°37'45.2"E
-8.001166, 8°00'04.2"S
2 Pengaspal Jalan Gg. 08 RW. 01
112.630024 112°37'48.1"E
-8.001452, 8°00'05.2"S
3 Pasang Paving Jalan RT. 09 RW. 01
112.630665 112°37'50.4"E
-8.001762, 8°00'06.3"S
4 Pembuatan Pagar BRC Kali Badek RW. 01
112.631073 112°37'51.9"E
Pengaspalan Jl. Kolonel Sugiono X dan Jl. Perum. Kota -8.003769, 8°00'13.6"S
5
Lama 112.630384 112°37'49.4"E
Pengaspal dan Pasang Box U 50 x 40 Jl. Kolonel Sugiono -8.003343, 8°00'12.0"S
6
XA RT. 07 RW. 01 112.629358 112°37'45.7"E
Pasang Gorong- gorong D 30 dan Pasang Box U 30 x 40 Jl. -8.005136, 8°00'18.5"S
7
Kolonel Sugiono XA RT. 07 RW.01 112.629657 112°37'46.8"E
-8.007396, 8°00'26.6"S
8 Pasang Paving Jalan RT. 14,15,16
112.626472 112°37'35.3"E
-8.006230, 8°00'22.4"S
9 Pemasangan 10 Biofil RW. 01
112.628126 112°37'41.2"E
RW. 02
-7.999213, 7°59'57.2"S
10 Pasang Gorong-gorong Gg. Anggrek sampai Gg. Seruni
112.629139 112°37'44.9"E
-7.999015, 7°59'56.5"S
11 Pasang Gorong-gorong Gg. Seruni
112.629116 112°37'44.8"E
-7.999584, 7°59'58.5"S
12 Pasang Gorong-gorong Gg. Cilung
112.628670 112°37'43.2"E
-7.999551, 7°59'58.4"S
13 Perbaikan Aspal Jalan Simpang Sonokeling
112.628418 112°37'42.3"E
-8.000240, 8°00'00.9"S
14 Pasang Box U 50 x 70 Jl. Niaga
112.626679 112°37'36.0"E
-7.999601, 7°59'58.6"S
15 Pembuatan MCK Komunal jl. Simpang Sonokeling
112.628384 112°37'42.2"E
-7.998488, 7°59'54.6"S
16 Pembuatan MCK Komunal Gg. Matahari
112.629020 112°37'44.5"E
... RW ...
... ... ... ...
*) Daftar komponen tersebut disepakati sebelum dilakukan pendetailan dan perhitungan dengan
mempertimbangkan kemungkinanpelaksanaan di lapangan dan dampak penurunan tingkat kekumuhan
dari rencana pembangunan komponen diatas.
A.6
PEMBAHASAN
PLENO
B.14
PENYUSUNAN DESAIN B.16
TEKNIS PENYEMPURNAAN
• Daftar rencana HASIL PLENO
komponen
• Pengukuran lapangan
• Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa : DIGESTER
Lokasi Pekerjaan : Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015
Jumlah
No Nama Pekerjaan Vol Satuan Harga Satuan
Harga
DIGESTER
I Pekerjaan Tanah
1 Pengukuran dan Bouwplank 18,00 m 37.000,00 666.000,00
2 Galian Tanah 41,04 m3 45.900,00 1.883.632,73
3 Timbunan Tanah Kembali 12,31 m3 10.400,00 128.037,78
4 Pemadatan tanah setiap 20 cm 12,31 m3 22.900,00 281.929,34
5 Buangan tanah sisa galian 28,73 m3 13.700,00 393.552,02
6 Pasir Urug, t = 5 cm 0,89 m3 124.500,00 110.929,50
A.5
FGD 3: A.6 A.7
PENYEPA KATAN RENCANA AKSI, PEMBAHASAN KONSULTASI
PROGRAM DAN KEGIA TAN (Hasil PLENO PUBLIK *
RK M)
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
OUTPUT • Kesetaraan kualitas dan tingkat kedalaman hasil dari produk RP2KPKP
yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota; dan
• Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan.
A.6
PEMBAHASAN
PLENO
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
• Rencana Aksi 0% Kumuh
• Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
• Memorandum Program
• DED Komponen Prioritas
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
A.7 Diseminasi dan Untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, maka pada
Publikasi awal bulan keenam perlu diselenggarakan kegiatan diseminasi
dan publikasi. Kegiatan diseminasi dan publikasi ini adalah
kegiatan penyebarluasan terhadap muatan RP2KPKP kepada
pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat.
A.6 A.7
PEMBAHASAN DISEMINASI &
PLENO PUBLIKASI
B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN RP2KPKP
• Rencana Aksi 0%
Kumuh
• Rencana Teknis
Pembangunan
tahap 1
• Memorandum
Program
• DED Komponen
Prioritas
LANGKAH • Menyiapkan materi pemaparan dan publikasi yang meliputi bahan tayang
dan materi visualisasi yang telah disusun
• Memaparkan dan mempublikasikan seluruh capaian kegiatan RP2KPKP
DURASI 1 minggu
*) Jadwal penyelenggaraan disesuaikan dengan rencana kerja yang telah
disusun
A.7
KONSULTASI
PUBLIK *
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.17
Penyempurnaan DOKUMEN RP2KP KP
• Rencana Aksi 0% Kumuh
• Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
• Memor andum P rogram
• DED Komponen Pr ioritas
B.18
FINALISASI &
LEGALIS ASI HAS IL
(PERWAL/PERBUP)
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP 2KPKP
• Rencana Aksi 0% Kumuh
• Rencana Teknis Pembangunan
tahap 1
• Memorandum Program
• DED Komponen Prioritas
B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL
(PERWAL/PERBUP)
4. Dokumen/Album Peta