Anda di halaman 1dari 46

EKONOMI WILAYAH

Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing


Kota Kediri

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Daya Saing Daerah :
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri. Dalam penyelesaiannya, tentu mendapatkan banyak dukungan dan
bantuan yang bernilai positif dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
bermaksud mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ema Umilia, ST., MT. sebagai Dosen Mata Kuliah Ekonomi Wilayah atas
materi dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Ibu Vely Kukinul Siswanto, ST., MT, MSc sebagai Dosen Mata Kuliah
Ekonomi Kota atas materi dan pemahaman yang diberikan kepada penulis.
3. Pihak lain yang ikut mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini dan masih
jauh dari kesempurnaan, yang dikarenakan penulis masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan untuk
kesempurnaan laporan kami mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surabaya, Desember 2018

Penulis
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................................... 6
2.1 Definisi dan Konsep Daya Saing Daerah .......................................................... 6
2.2 Sektor Basis dan Non Basis.............................................................................. 7
2.3 Analisis Location Quotient (LQ) ........................................................................ 8
2.4 Analsis Shift Share ............................................................................................ 9
2.5 Tinjauan Kebijakan Kota Kediri ....................................................................... 15
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................... 22
3.1 Batas Administrasi Kota Kediri ........................................................................ 22
3.2 Kondisi Perekonomian Kota Kediri .................................................................. 23
BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN............................................. 26
4.1 Analisis Sektor Basis dan Non Basis Kota Kediri ............................................ 26
4.2 Analisis Shift Share ......................................................................................... 29
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 44
5.2 Lesson Learned .............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 46
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Kediri merupakan salah satu kota yang memiliki peran dalam
pengembangan wilayah Provinsi Jawa Timur. Dalam konteks pengembanagn
wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri menjadi pusat pengembangan SWP
Kediri dan daerah sekitarnya seperti Kabupaten Kediri, Nganjuk, Trenggalek, dan
Tulungagung. Sebagai pusat SWP, Kota Kediri memiliki fungsi sebagai pusat
pelayanan yakni industri, perdagangan, pemerintahan dan pendidikan tinggi.
Keberadaan economic base, yakni industri pengolahan tembakau (PT.
Gudang Garam), memberikan andil yang cukup besar sebagai pendorong
utama aktivitas perekonomian masyarakat.
Perkembangan ekonomi Kota Kediri sangat bergantung pada PT Gudang
Garam Tbk. (GGRM). Sekitar 70% produk domestik regional bruto (PDRB) Kota
Kediri disumbang oleh aktivitas produsen rokok tersebut. Menurut pengamatan
Bank Indonesia, multiply effect ekonomi Gudang Garam sangat mempengaruhi
penjualan nilai jasa dan barang masyarakat. Di lain sisi, kondisi ini sangat
mengancam stabilitas ekonomi jika sewaktu-waktu perusahaan rokok tersebut
berhenti berproduksi. Dengan kondisi demikian, ketergantungan sektor ekonomi
Pemerintah Kota Kediri harus mulai dikurangi. Melepas ketergantungan secara
ekonomi terhadap perusahaan rokok PT Gudang Garam merupakan tantangan
tersendiri. Pemerintah Kota Kediri harus memulai melakukan inovasi serta
menciptakan peluang-peluang baru.
Inovasi dan peluang baru yang dapat dikembangkan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap PT Gudang Garam adalah dengan mengembangkan
dan meningkatkan daya saing sektor-sektor lain selain sektor industri untuk
mengimbangi dominasi dan pengaruh industri rokok tersebut secara perlahan
serta peningkatan kemandirian ekonomi Kota Kediri. Oleh sebab itu diperlukan
adanya strategi sebagai upaya peningkatan daya saing pada sektor-sektor non
basis atau non unggulan yang potensial.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang terdapat di
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi struktur perekonomian di Kota Kediri?


2. Bagaimana kinerja setiap sektor perekonomian di Kota Kediri?
3. Bagaimana upaya pengembangan ekonomi wilayah di Kota Kediri?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi struktur perekonomian di Kota Kediri
2. Mengetahui kinerja setiap sektor perekonomian di Kota Kediri
3. Merumuskan strategi upaya pengembangan ekonomi wilayah di Kota Kediri

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi teori-teori terkait pembahasan yang ada dalam makalah yaitu
tinjauan pustakan terkait analisis LQ, analisis shift share, konsep daya saing daerah,
analisis SWOT, dan tinjauan kebijakan RTRW Kota Kediri.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Pada bab ini berisi identifikasi persoalan ekonomi wilayah, gambaran umum wilayah,
analisis persoalan ekonomi wilayah, konsep penanganan persoalan ekonomi wilayah
BAB IV ANALISA DAN KONSEP PENGEMBANGAN
Pada bab ini berisi analisa-analisa yang berkaitan dengan persoalan ekonomi
wilayah dan konsep pengambangan wilayah sebagai solusi dari permasalahan
ekonomi di wilayah studi.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan lesson learned.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Konsep Daya Saing Daerah


Dalam menganalisis permasalahan ekonomi mengenai daya saing ekonomi
daerah, maka harus di ketahui mengenai pengertian dan daya konsep daya saing
ekonomi daerah. Terdapat berbagai konsep dan pengertian mengenai daya saing.
Daya saing adalah tingkat produktivitas yang diartikan sebagai output yang
dihasilkan oleh suatu tenaga kerja (Michael Porter, 1990). Menurut Tambunan
(2001), daya saing merupakan suatu keunggulan pembeda dari yang lain yang
terdiri dari comparative advantage (faktor keunggulan komparatif) dan competitive
advantage (faktor keunggulan kompetitif). Sedangkan, Brata Admaja (1994)
mendefinisikan daya saing adalah kesanggupan, kemampuan, dan kekuatan untuk
bersaing. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007
tentang standar proses, daya saing adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil
yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud
adalah (1) Kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya, (2) Kemampuan
menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja
tanpa henti, (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Pengertian
daya saing mulai berkembang setelah Porter (1990) mendefenisikan daya saing
nasional yaitu sebagai luaran dari kemampuan suatu Negara untuk berinovasi dalam
rangka mencapai,atau mempertahankan posisi yang menguntungkan dibandingkan
dengan Negara lain dalam sejumlah sector-sektor kuncinya. Secara eksplisit, Porter
(1990) menyatakan bahwa konsep daya saing yang diterapkan pada level nasional
tak lain adalah “produktivitas” yang didefenisikannya sebagai nilai output yang
dihasilkan oleh tenaga kerja. World Economic Forum (WEF), suatu lembaga
Internasional yang secara rutin menerbitkan “Global Competitiveness
Report”,mendefenisikan daya saing nasional sebagai “kemampuan perekonomian
nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan”.
Setelah itu muncullah pengertian daya saing ekonomi daerah yang di sampaikan
oleh Huggins (2007) dalam publikasi “UK Competitiveness Index” mendefenisikan
daya saing daerah sebagai “Kemampuan dari perekonomian untuk menarik dan
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

mempertahankan perusahaan-perusahaan dengan kondisi yang stabil atau dengan


pangsa pasar yang meningkat dalam aktivitasnya, dengan tetap memperthankan
atau meningkatkan standar kehidupan bagi semua yang terlibat di didalamnya”.
Daya saing wilayah menunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai
tambah untuk mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap
terbuka pada persaingan domestik dan internasional.

Sedangkan konsep daya saing ekonomi daerah itu sendiri yaitu bahwa Daya
saing menunjukkan kemampuan suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain
dalam menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Daerah harus mencari dan mengenal potensi yang akan
dikembangkan dan berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat
dengan cara menarik investasi masuk ke dalam daerah tersebut. Setiap daerah
dituntut untuk menciptakan ide-ide baru, perbaikan-perbaikan yang dapat
mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, industri baru, lapangan kerja baru dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Dari konsep dan definisi
mengenai daya saing di atas, dapat dimaknai bahwa daya saing daerah dihasilkan
oleh interaksi yang kompleks antara faktor input, output dan outcome yang ada di
daerah masing-masing, dengan faktor input sebagai faktor utama pembentuk daya
saing daerah yaitu kemampuan daerah, yang selanjutnya akan menentukan kinerja
output yang merupakan inti dari kinerja perekonomian. Daya saing ekonomi daerah
bertujuan untuk memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yaitu
mengembangkan sektor unggulan sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”

2.2 Sektor Basis dan Non Basis


1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar
domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Sektor basis mampu
menghasilkan produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu
berarti daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk
mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

lain. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah
sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.
2. Sektor non basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani
pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi kondisi
ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi
wilayah. Sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non unggulan.

2.3 Analisis Location Quotient (LQ)


Location Quotient (LQ) merupakan suatu perbandingan tentang besarnya
peranan suatu sektor atau industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan
sektor atau industri tersebut secara nasional (Tarigan, 2004). Teknik ini digunakan
untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-
sektor mana yang merupakan sektor basis (basic sector) dan sektor mana yang
bukan sektor basis (non basic sector). Pada dasarnya teknik ini menyajikan
perbandingan relatif antara kemampuan satu sektor antara daerah yang diselidiki
dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Teknik LQ
merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi
basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi
pemacu pertumbuhan. Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah
dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah. Adapun rumus
untuk menghitung LQ adalah sebagai berikut:

𝐒𝐋𝐐 = (𝑽𝒊𝒌/𝑽𝒌)/(𝑽𝒊𝒑/𝑽𝒑)
Dimana:
𝑽𝒊𝒌 = Nilai PDRB sektor i di daerah studi studi k (kabupaten)
𝑽𝒌 = Nilai PDRB total semua sektor di daerah studi k (kabupaten)
𝑽𝒊𝒑 = Nilai PDRB sektor i di daerah referensi (provinsi)
𝑽𝒑 = Nilai PDRB total semua sektor di daerah referensi (provinsi)

Kemungkinan SLQ yang diperoleh adalah:


EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 LQ > 1: maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sektor tersebut tidak
hanya memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja namun juga kebutuhan di
luar daerah karena sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan.
 LQ < 1: Maka sektor tersebut merupakan sektor non basis dan perlu impor
produk dari luar daerah karena sektor ini kurang prospektif untuk
dikembangkan.
 LQ = 1: Maka sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan di
daerahnya saja.

Metode LQ merupakan metode yang mampu menunjukkan adanya


keunggulan komparatif hanya bagi sektor-sektor yang telah berkembang. Analisis
LQ memang sangat sederhana dan tidak memiliki manfaat terlalu besar karena
hanya dapat menunjukkan sektor basis atau non basis dari sebuah sektor dalam
suatu wilayah. Namun, analisis LQ dapat menjadi menarik jika dilakukan dalam
bentuk time-series, artinya dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu
sehingga dapat dilihat kenaikan atau pun penurunan yang terjadi pada suatu
sektor. Hal tersebut dapat menghasilkan analisis lebih lanjut, misalkan analisis
faktor-faktor yang membuat perekonomian suatu wilayah tumbuh lebih cepat atau
lebih lambat dari rata-rata nasional. Sehingga dapat membantu dalam melihat
kekuatan atau kelemahan wilayah dibandingkan secara relatif dengan wilayah
lebih luas sehingga dapat digunakan dalam strategi pengembangan wilayah.

2.4 Analsis Shift Share

2.4.1 Pengertian Shift Share

Analisis Shift Share Merupakan teknik yang digunakan untuk


mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan
dan kinerja perekonomian di wilayah yang berbeda (Field and Mac Gregor 1987).
Sedangkan menurut New York Economic Development Analisa shift share
merupakan Metode lanjutan dari analisis LQ dimana LQ hanya melihat potensi
ekonomi basis namun tidak menjelaskan kinerja secara time series. Sedangkan
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

analisis Shift Share menjelaskan perubahan perekonomian dengan membagi


menjadi national share, industry share dan regional share. Dari beberapa
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan analisis shift share merupakan
salah satu alat analisis untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih
besar sehingga dapat diketahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri
pada perekonomian wilayah terkait baik nasional, regional maupun local. Metode
ini dipakai dalam mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan
cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan
sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Atau
dengan kata lain bahwa shift share dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi
dan identifikasi sektor unggulan daerah dalam kaitannya dengan perekonomian
wilayah acuan (wilayah yang lebih luas) dalam dua atau lebih kurun waktu.
Variabel atau data yang digunakan dapat berupa tenaga kerja atau kesempatan
kerja, nilai tambah, pendapatan, PDRB, Jumlah penduduk dan variabel lain dalam
kurun waktu tertentu. Sedangkan tujuan shift share yaitu:

1. Menetapkan target industri atau sektor dan menganilisis dampak ekonomi


2. Mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis industry atau
sektor yang menjadi dasar perekonomian daerah.
3. Menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau pertambatan
pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu daerah

Sedangkan untuk Perbedaan analisis shift share dengan analisis LQ


(location quotient) adalah LQ digunakan untuk melihat potensi ekonomi bsis di
dalam suatu daerah, namun tidak menjelaskan kineja secara time series.
Sedangkan shift share dapat mengetahui terkait dengan perubahan
perekonomian dengan membagi dengan national share, industry share dan
regional share. Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005: 87-89;
Putra, 2011: 165-166) yaitu:
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

a) National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu


daerah yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.

b) Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor


dibandingkan total sektor di tingkat nasional.

c) Differential shift atau competitive position (Pertumbuhan Pangsa Wilayah) adalah


perbedaan pertumbuhan perekonomian satu daerah dengan nilai tambah bruto
sektor yang sama di tingkat nasional.

2.4.2 Perhitungan Analisis Shift Share

Secara sistematis, Pertumbuhan Nasional (KPN), Pertumbuhan Proporsional


(KPP), dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW) dapat diformulasikan sebagai
berikut:

1. Pertumbuhan Nasional (KPN)

KPN = ( -1)

Dimana:
 Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah total
PDRB tingkat 1 pada tahun akhir analisis.
 Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlah total
PDRB tingkat 1 pada tahun tahun awal analisis.

2. Pertumbuhan Proporsional (KPP)

KPP = ( - )

Dimana :
 Yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun akhir analisis
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun


analisis/ jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun awal analisis
 Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah total
PDRB tingkat 1 pada tahun akhir analisis
 Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlah
total PDRB tingkat 1 pada awal analisis

3. Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)

KPPW = ( - )

Dimana :
 yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 2 tahun akhir analisis
 yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 2 tahun awal analisis
 Yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun akhir analisis
 Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun awal analisis
Perubahan nilai tambah bruto atau Pertumbuhan Ekonomi (PE) merupakan
penjumlahan dari Pertumbuhan Nasional (KPN), Pertumbuhan Proporsional (KPP)
dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW) yaitu:

PE = KPN + KPP + KPPW

Kemudian dari hasil perhitungan KPP dan KPPW, kita dapat menentukan
pergeseran bersih (net shift) dengan menjumlahkan komponen KPP dan KPPW,
yakni:
PB = KPP + KPPW
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Apabila nilai PB>0, maka pertumbuhan di sektor i di wilayah r termasuk ke


dalam kelompok progresif (maju). Apabila PB<0, maka pertumbuhan di sektor
tersebut termasuk lamban.

2.4.3 Grafik Shift Share

Posisi dari komponen proportional shift dan differential shift dapat diplotting
dalam bentuk diagram. Pada grafik tersebut, proportional shift merupakan sumbu
horizontal (sumbu x) sedangkan sumbu tegak (sumbu y) adalah differential shift.

a. Kuadran Winners
Kuadran ini berisikan sektor-sektor yang memiliki tingkat differential shift
dan proportional shift positif (KPPW (+) dan KPP (+)). Sektor-sektor dalam
kuadran ini, selain memiliki tingkat pertumbuhan positif pada tingkat nasional,
tingkat pertumbuhan mereka dalam ekonomi lokal juga lebih besar dari rata-
rata pertumbuhan sektoral pada tingkat nasional.
b. Kuadran Losers
Kuadran ini dicirikan oleh nilai proportional shift dan differential shift yang
negatif (KPPW (-) dan KPP(-)). Artinya sektor ekonomi di kuadran ini
mengalami penurunan atau kemunduran dalam perekonomian nasional; dan di
tingkat lokal, kemunduran yang dialami sektor-sektor tersebut bahkan lebih
besar dibandingkan pada tingkat nasional.
c. Kuadran Mixed Winners
Pada kuadran ini, sektor-sektor memiliki nilai differential shift positif,
meskipun nilai proportional shift nya negatif (KPPW(+) dan KPP(-)). Artinya,
meskipun dalam perekonomian lokal sektor-sektor di kuadran ini relative
mengalami kemunduran, namun di tingkat lokal, sektor tersebut meningkat dan
cenderung semakin kompetitif.
d. Kuadran Mixed Lossers
Kuadran ini dicirikan oleh nilai proportional shift positif namun nilai
differential shift nya negative (KPPW(-) dan KPP(+)). Artinya, di tingkat
nasional sektor-sektor di kuadran ini cenderung semakin meningkat namun di
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

tingkat lokal, sektor tersebut tidak kompetitif sehingga peranannnya cenderung


menurun dalam perekonomian lokal.
- - 0.055 0.013 1
0.0319688 0.0099964 461468 496122 .35
77 68 %
0.086 - 0.055 - -
348059 0.1514237 461468 0.0096142 0.96
41 14 %
- 0.008 0.055 0.053 5
0.0103135 499473 461468 647353 .36
87 %
- 0.010 0.055 0.016 1
0.0490286 188995 461468 621827 .66
36 %
- - 0.055 0.035 3
0.0035092 0.0166410 461468 3112 .53
17 5 %
- - 0.055 0.040 4
0.0047960 0.0106034 461468 061966 .01
63 38 %
0.002 0.002 0.055 0.060 6
609103 347276 461468 417847 .04
%
0.001 0.004 0.055 0.061 6
38176 341966 461468 185194 .12
%
0.029 - 0.055 0.079 7
394447 0.0055038 461468 35205 .94
64 %
0.020 0.003 0.055 0.079 7
271871 451662 461468 185 .92
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

%
0.014 - 0.055 0.049 4
459115 0.0207759 461468 144667 .91
16 %
- 0.006 0.055 0.058 5
0.0032413 592399 461468 8125 .88
66 %
- 0.012 0.055 0.064 6
0.0037030 887626 461468 646 .46
94 %
- - 0.055 0.029 2
0.0081047 0.0181802 461468 176515 .92
35 17 %
0.004 0.003 0.055 0.062 6
204256 167726 461468 83345 .28
%
0.001 0.011 0.055 0.069 6
958237 670197 461468 089901 .91
%
- 0.003 0.055 0.050 5
0.0077794 30759 461468 989607 .10
5 %

2.5 Tinjauan Kebijakan Kota Kediri

2.5.1 RPJPD Kota Kediri Tahun 2005 – 2025

Berdasarkan kondisi saat ini, analisis dan prediksi permasalahan, dan


tantangan yang dihadapi masyarakat Kota Kediri dalam 20 tahun mendatang;
serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Kota Kediri; maka
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

dirumuskan Visi Pembangunan Kota Kediri Tahun 2005 - 2025 yaitu “Kota Kediri
yang Aman, Sejahtera, Adil, Demokratis, Bermartabat dan Berdaya Saing.”
Dalam mewujudkan visi tersebut maka dijabar pada misi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang daerah yaitu sebagai berikut:

1. Mewujudkan Kota Kediri yang aman, tertib, tentram, damai dan bersatu
2. Mewujudkan Kota Kediri menjadi pusat pendidikan yang berkualitas
3. Mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat industri, jasa, perdagangan, dan
pariwisata yang unggul dan berdaya saing.

Sasaran pokok dari misi ini yaitu:

a) Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah, dengan arah kebijakan


sebagai berikut:
 Meningkatnya investasi pada sektor perdagangan dan jasa yang berskala
nasional dan internasional.
 Mengembangkan kerjasama ekonomi antar daerah dalam rangka
mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW).
 Meningkatkan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025
mencapai peningkatan tiga kali lipat dibandingkan pembangunan daerah
tahap 1
b) Terwujudnya peningkatan unit-unit perekonomian masyarakat dan
Pembangunan Ketenagakerjaan, dengan arah skebijakan yaitu sebagai
berikut:
 Optimalisasi kemampuan dan ketrampilan Masyarakat kota dalam
penguatan struktur perekonomian kota yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif berbasis sumberdaya lokal
 Mendorong meningkatnya jumlah pelaku usaha, keragaman bentuk dan
jenis usaha yang kompetitif dan berkualitas.
 Mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha dan industri dalam
rangka penyerapan tenaga kerja dan penyediaan lapangan kerja
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 Peningkatan produktifitas, kualitas tenaga kerja dengan pengembangan


kompetensi berbasis potensi lokal dan global diimbangi dengan
peningkatan kesehjateraan pekerja.
c) Meningkatnya daya saing komoditas perdagangan dan jasa di skala nasional
maupun internasional, dengan arah kebijakan pengembangan:
 Mendorong meningkatnya produktivitas produk-produk lokal yang
berkualitas dan berdaya saing
 Penguatan industri, perdagangan dan jasa untuk meningkatkan daya
saing nasional serta mengembangkan jaringan pemasaran di dalam
negeri dan luar negeri/ekspor
 Pengembangan, Pembinaan, dan Pengendalian PK-5.
d) Terwujudnya pengembangan Sumber Daya Pariwisata yang unggul dan
berdaya saing, dengan arah kebijakan:
 Meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang pariwisata baik dari
segi infrastruktur, layanan wisata dan seni budaya yang berdaya saing
 Meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata, penyediaan sarana prasarana
dan penataan kawasan wisata
 Mengembangkan event promosi wisata dan seni budaya baik di dalam
negeri maupun luar negeri serta meningkatkan citra industri pariwisata
berbasis budaya lokal, seperti agrowisata, wisata industri, Pasar wisata,
pariwisata Pendidikan
e) Terwujudnya Ketahanan Pangan, dengan arah dan kebijakan;
 Pemantapan Ketersediaan Pangan serta Pemerataan distribusi pangan
 Pengendalian mutu bahan pangan untuk meningkatkan keamanan dan
kualitas pangan masyarakat
f) Terwujudnya penguatan Struktur Industri yang berdaya saing, dengan arah
dan kebijakan;
 Mengembangkan klaster-klaster/sentra-sentra industri kecil dan menengah
dan industri kreatif dengan peningkatan mutu dan inovasi produk
 Mengembangkan teknologi tepat guna dalam peningkatan kualitas hasil
produksi
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 Mengembangkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk


g) Terwujudnya Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang sehat dan mandiri,
dengan arah kebijakan
 Penguatan Basis Ekonomi Kreatif untuk memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya
saing
 Peningkatan kemitraan pemerintah daerah dan swasta dalam
pengembangan koperasi& UMKM
 Meningkatkan kualitas infrastruktur dan jaringan pendukung bagi usaha
mikro & keciluntuk berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan
kelompok masyarakat berpendapatan rendah
 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelaku serta kelembagaan koperasi,
dan UMKM
h) Optimalnya Peran Lembaga Keuangan dan Perbankan, dengan arah
kebijakan pembangunan:
 Meningkatkan peran lembaga keuangan dan perbankan dalam
pengembangan industri, perdagangan, dan jasa melalui penyediaan
permodalan bagi koperasi dan UMKM
i) Terwujudnya Peningkatan Investasi di Kota Kediri, dengan arah dan kebijan;
 Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan investasi berbasis teknologi
informasi.
 Menyediakan informasi peluang usaha sektor/bidang usaha mencakup:
lokasi, ketersediaan lahan, kesesuaian dengan tata ruang daerah, bentuk
dukungan. pemerintah daerah, potensi pasar dan perkiraan investasi
 Memantapkan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung kegiatan
investasi
j) Terwujudnya perekonomian yang berdaya saing berbasis agrobisnis, dengan
arah kebijakan;
 Pengembangan struktur perekonomian yang berdaya saing berbasis
agrobisnis
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 Pembinaan dan penguatan perekonomian berbasis agrobisnis (pertanian,


perikanan, perkebunan) yang mendukung ketahanan pangan
 Mengembangkan pertanian melalui peningkatan produktivitas lahan dan
menjaga kecukupan produksi hasil pertanian
k) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan
kemiskinan, dengan arah kebijakan;
 Meningkatkan pemenuhan sarana sosial, pemberdayaan dan peningkatan
kualitas hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
 Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi serta
berbagai elemen dalam upaya penanganan dan penanggulangan PMKS,
pengangguran dan pengurangan penduduk miskin

4. Mewujudkan sarana dan prasarana umum, ruang publik yang berkualitas,


berkeadilan dan berwawasan lingkungan., dengan sasaran pokok;

a). Terwujudnya sistem, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu, melalui
arah dan kebijakan

 Peningkatan pembangunan jalan dan jembatan


 Pengembangan jaringan jalan dan transportasi untuk menunjang kegiatan
kawasan pendidikan, industri perdagangan dan jasa, pariwisata, dan
mobilitas umum.
 Pemeliharaan, peningkatan, pembangunan sarana prasarana transportasi
darat yang terintegrasi dan terpadu antarmoda dan intermoda untuk
mendukung pemanfaatan ruang optimal dan kemudahan mobilitas antar
wilayah perkotaan.

5. Mewujudkan Kota Kediri yang sehat, indah, nyaman, dan ramah lingkungan
6. mewujudkan tata pemerintahan Kota Kediri yang bersih, baik, berkeadilan,
demokratis, dan berlandaskan hukum., dengan sasaran pokok;
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

a). Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang


baik (good govemance), dan (clean government) didukung oleh SDM aparatur
yang berkualitas
 Meningkatkan kwalitas sistem manajemen dokumen/arsip/inventarisasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pengelolaan aset daerah
melalui penataan fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat
berfungsi secara lebih memadai, efektif, proporsional dan reponsif
 Optimalisasi Aset-aset pemerintah daerah
 Meningkatkan kapasitas SDM aparatur agar lebih professional sesuai
dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat
 Menegakkan disiplin dan tingkat kinerja SDM aparatur menuju aparatur
yang bersih dan bebas KKN
 Fasilitasi penguatan pemerintahan di tingkat kelurahan
 Mendorong percepatan pencapaian good governance melalui
pengembangan produk hukum
7. Mewujudkan masyarakat Kota Kediri yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, bermoral, beretika, beradab, dan

2.5.2 RTRW Kota Kediri Tahun 2010 - 2021

Berdasarkan RTRW kota Kediri tahu 2011-2030 Visi Penataan Ruang


Kota Kediri adalah Terwujudnya Kota Kediri sebagai Pusat Pelayanan Wilayah
yang Berdaya Saing. sedangkan Misi Penataan Ruang Kota Kediri adalah :

1. Mewujudkan Pengembangan Pusat Kegiatan Industri, Jasa, Perdagangan,


Pendidikan dan Pariwisata;
2. Mewujudkan Penyediaan Prasarana Wilayah yang mendukung investasi
produktif; dan
3. Mewujudkan Lingkungan yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Sedangkan Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kota Kediri meliputi :

1. Terwujudnya Kota Kediri sebagai sentra Pendidikan, Industri, Perdagangan


Jasa dan Pariwisata, yang mampu mendorong pertumbuhan Kota Kediri dan
kawasan sekitarnya;
2. Terwujudnya keseimbangan pertumbuhan antara wilayah pusat dengan
wilayah Barat dan Timur Kota Kediri; dan
3. Terwujudnya Penataan Ruang yang lebih nyaman bagi masyarakat Kota
Kediri
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Batas Administrasi Kota Kediri


Kota Kediri merupakan kota menengah dengan luas wilayah 63,40 km2
sebagai bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur. Keberadaan Kota Kediri
dikelilingi oleh Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara :Kecamatan Gampengrejo, Kecamatan Ngasem dan


Kecamatan Banyakan
Sebelah Selatan :Kecamatan Kandat dan Kecamatan Ngadiluwih
Sebelah Tmur :Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah
Sebelah Barat : Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen

Secara administratif, wilayah Kota Kediri terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu:


Kecamatan Kota dengan luas wilayah 14,900 km² terdiri dari 17 Kelurahan;
Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 23,903 km² tediri dari 15 Kelurahan;
Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 km² yang terdiri dari 14
Kelurahan.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

3.2 Kondisi Perekonomian Kota Kediri


Kota kediri berada di kawasan yang strategis yaitu Berada di jalur
transportasi regional yang menghubungkan antara Kota Surabaya dengan
Tulungagung, Nganjuk, Blitar dan Malang, Kota Kediri telah ditetapkan sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk mendorong sistem
perkotaan sebagai pusat pelayanan sekunder. Kota Kediri merupakan pusat
industri, jasa, perdagangan, pendidikan dan pariwisata secara regional.
Dalam RTRW Kota Kediri terdapat pembagian kawasan strategis
berdasarkan potensi termasuk di dalamnya terdapat kawasan kawasan
pendorong pertumbuhan ekonomi yang terdiri dari kawasan perdagangan dan
jasa, kawasan industri, serta kawasan pariwisata. Kawasan Perdagangan dan
Jasa yang berpotensi untuk dikembangkan adalah pasar induk (Pasar Setono
Betek) yang merupakan pusat kegiatan perdagangan skala besar untuk berbagai
komoditas hasil pertanian serta beberapa kawasan Jl. Dhoho, Jl. Pattimura, Jl.
Jend. Sudirman. Pengembangan kawasan industri potensial di Kota Kediri
meliputi industri besar, industri menengah, industri kecil dan home industry.
Industri besar terdiri dari industri rokok Gudang Garam di Kelurahan
Semampir, Balowerti dan Dandangan serta pabrik gula di Kelurahan Mrican dan
Pesantren. Sekitar 70% produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Kediri
disumbang oleh aktivitas produsen rokok tersebut. Multiply effect ekonomi
Gudang Garam sangat mempengaruhi penjualan nilai jasa dan barang
masyarakat. Di lain sisi, kondisi ini sangat mengancam stabilitas ekonomi jika
sewaktu-waktu perusahaan rokok tersebut berhenti berproduksi. Dengan kondisi
demikian, ketergantungan sektor ekonomi terhadap produktivitas PT Gudang
Garam harus mulai dikurangi. Melepas ketergantungan secara ekonomi terhadap
perusahaan rokok PT Gudang Garam merupakan tantangan tersendiri.
Kemudian industri sedang yang berkembang berupa industri pengolahan kayu di
Kelurahan Pesantren dan industri pembuatan makanan di Kelurahan Betet dan
Kelurahan Blabak. Industri kecil, khususnya tahu tersebar di beberapa wilayah
kota Kediri. Home industry berada di Kelurahan Bandar Lor, Banjarmlati, Bandar
Kidul, Pakelan, Kampung Dalem dan Blabak.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Dari sisi pengembangan kawasan pariwisata, di Kota Kediri telah


didukung oleh banyaknya hotel berbintang serta beberapa penginapan yang
tersebar di wilayah Kota Kediri. Pengembangan kawasan pariwisata di Kota
Kediri meliputi pariwisata industri; pariwisata belanja dan kuliner; serta pariwisata
olah raga dan seni. Pariwisata industri merupakan kegiatan pariwisata untuk
melihat proses produksi industri besar, sedang, kecil maupun home industry.
Kawasan potensial untuk pengembangan pariwisata industri meliputi Pabrik Gula
Mrican dan Pesantren; Pabrik Rokok Gudang Garam; pabrik pengolahan kayu,
industri pembuatan makanan dan home industry. Pengembangan pariwisata
belanja dan kuliner meliputi pusat souvenir dan makanan khas di Jl. Yos Sudarso
dan Jl. A. Yani serta Pasar Wisata di Campurejo. Pengembangan pariwisata
olahraga dan seni meliputi pengembangan gedung kesenian di Selomangleng,
GOR Banjarmlati.
PDRB (produk domestik Regional Bruto) merupakan Salah satu indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
tertentu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB
atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai
dasar. Berikut ini PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha di
Kota Kediri dan Provinsi Jawa Timur.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

PDRB KOTA KEDIRI ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN


USAHA TAHUN 2010 - 2016 (JUTA RUPIAH)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI JAWA TIMUR ATAS DASAR


HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (MILIAR RUPIAH), TAHUN
2012-2016
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN

4.1 Analisis Sektor Basis dan Non Basis Kota Kediri


Sektor basis adalah sektor yang aktivitasinya mampu memenuhi kebutuhan
daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.
Sedangkan, sektor non basis adalah sektor yang hanya mampu melayani pasar
daerah itu sendiri, sehingga permintaannya sangat dipengaruhi kondisi ekonomi
setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah.
Menurut Tarigan (2007), metode untuk memilah kegiatan basis dan kegiatan non
basis terdiri dari : Metode Langsung, Metode Tidak Langsung, Metode Campuran,
dan Metode Location Quotient Metode (LQ). Teknik analisis yang digunakan
dalam analysis sektor basis dan non basis Kota Kediri adalah Metode LQ.
Location Quotient adalah rasio dari peranan sektor lokal tertentu terhadap sektor
yang sama di tingkat ekonomi acuan yang lebih luas. Tingkat ekonomi acuan
yang digunakan dalam hal ini berupa perekonomian provinsi, yaitu perekonomian
Provinsi Jawa Timur. Dalam bentuk aljabar, hubungan tersebut dapat dinyatakan
dengan:

LQi = (Eil/El) / (Eir/Er)

Keterangan
LQi = Location Quotient sektor i perekonomian lokal
Eil = Produk atau Lapangan Kerja di Sektor i dalam perekonomian lokal
El = Produk atau Lapangan Kerja Total dalam Perekonomian Lokal
Eir = Produk atau Lapangan Kerja di sektor i dalam perekonomian acuan
Er = Produk atau Lapangan Kerja Total dalam Perekonomian Acuan

Berdasarkan rumus tersebut, dilakukan perhitungan LQ pada tahun 2015-


2016. Berikut adalah tabel hasil perhitungan LQ setiap sektor.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

LQ Kota
Uraian Kediri 2016 Jatim 2016 Keterangan
Kediri

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 188,160.54 164687460 0.020861982 Non Basis


B. Pertambangan dan Penggalian 33.37 75024890 8.12223E-06 Non Basis
C.Industri Pengolahan 61,589,526.84 411028390 2.736040978 Basis
D.Pengadaan Listrik dan Gas 8,021.00 4483930 0.032663092 Non Basis
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
16,481.26 1366770
Limbah dan Daur Ulang 0.220182343 Non Basis
Konstruksi 1,383,473.61 126802990 0.199218165 Non Basis
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
7,737,111.18 257126660
Mobil dan Sepeda Motor 0.549438742 Non Basis
Transportasi dan Pergudangan 323,026.99 41107640 0.143484113 Non Basis
Penyediaan Akomodasi dan Makan
1,187,680.62 73398140
Minum 0.295462363 Non Basis
Informasi dan Komunikasi 1,962,771.83 79216960 0.45241729 Non Basis
Jasa Keuangan dan Asuransi 720,820.87 37158620 0.354205522 Non Basis
Real Estate 369,716.02 24298540 0.277827763 Non Basis
M, N. Jasa Perusahaan 158,141.34 10884700 0.265287327 Non Basis
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
282,087.99 31668140
dan Jaminan Sosial Wajib 0.162648322 Non Basis
Jasa Pendidikan 611,557.01 37438700 0.298265994 Non Basis
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 140,163.65 9245380 0.276820457 Non Basis
R,S,T,U.Jasa lainnya 280,639.73 20298200 0.252452206 Non Basis
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
76,959,413.87
BRUTO 1405236110

Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan bahwa sektor basis di Kota Kediri


adalah Industri pengolahan dengan nilai LQ sebesar 2,736040978 (LQ > 1).
Sedangkan, sektor lain menempati posisi sebagai sektor non basis. Kondisi
tersebut bertahan selama empat tahun kebelakang (2012-2016), seperti
ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

LQ
Uraian Keterangan
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.02073383 0.021199202 0.021059055 0.020861982 Non Basis
B. Pertambangan dan Penggalian 9.92896E-06 1.01978E-05 9.36021E-06 8.12223E-06 Non Basis
C.Industri Pengolahan 2.763502453 2.717045464 2.712849832 2.736040978 Basis
D.Pengadaan Listrik dan Gas 0.030825151 0.031448404 0.032322382 0.032663092 Non Basis
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.215399157 0.227451976 0.22362909 0.220182343 Non Basis
Konstruksi 0.201761704 0.202560813 0.201166123 0.199218165 Non Basis
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 0.546318881 0.550750564 0.547996241 0.549438742 Non Basis
Transportasi dan Pergudangan 0.14522138 0.144368674 0.142838045 0.143484113 Non Basis
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0.306184619 0.29768926 0.296846409 0.295462363 Non Basis
Informasi dan Komunikasi 0.447455339 0.44736537 0.450784127 0.45241729 Non Basis
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.372107602 0.368972819 0.361070649 0.354205522 Non Basis
Real Estate 0.27785592 0.274974008 0.275983978 0.277827763 Non Basis
M, N. Jasa Perusahaan 0.265528371 0.259011661 0.261967822 0.265287327 Non Basis
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 0.159853107 0.168249261 0.16545315 0.162648322 Non Basis
Jasa Pendidikan 0.296930527 0.296327469 0.297254274 0.298265994 Non Basis
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.277096541 0.271188488 0.273685663 0.276820457 Non Basis
R,S,T,U.Jasa lainnya 0.24963642 0.250592332 0.251553828 0.252452206 Non Basis

Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perubahan dari sektor basis ke
non basis, ataupun sebaliknya. Walaupun tidak ada perubahan pada sektor basis
dan non basis, beberapa sektor non basis menunjukkan kenaikan pada nilai LQ,
seperti : Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor; Informasi dan Komunikasi, Real Estate; Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; dan Jasa
Lainnya. Pada tahun akhir (2016), sektor non basis yang memiliki nilai LQ
tertinggi adalah Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor. Hal tersebut didukung oleh kondisi eksisting, seperti semakin banyaknya
dukungan pada sektor tersebut seperti pembangunan kegiatan perdagangan,
contohnya mall, pusat pertokoan, juga fasilitas sarana pendidikan, serta
infrastruktur pendukung kota.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

4.2 Analisis Shift Share

Shift Share merupakan salah satu teknik kuantitatif, yang biasa digunakan
untuk menganalisa perubahan struktur ekonomi daerah relative terhadap struktur
ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau
referensi. Pada kasus ini, Kota Kediri yang ingin diketahui pergeserannya dan
Provinsi Jawa Timur sebagai pembanding yang lebih tinggi struktur ekonomi
wilayah administratifnya. Analisis shift share memiliki tiga komponen utama, yaitu
: Pertumbuhan Nasional, Pertumbuhan Proporsional, dan Pertumbuhan Pangsa
Wilayah.

4.2.1. Pertumbuhan Proporsional (KPP) atau Proporsional Share


KPP merupakan perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu
wilayah yang disebabkan oleh komposisi sektor dalam permintaan produk
akhir serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. KPP atau
Proporsional Share untuk masing-masing sektor dihitung dengan cara
membagi PDB Jatim tahun akhir dan PDB Jatim tahun awal untuk masing-
masing sektor, lalu hasilnya dikurangi dengan hasil pembagian antara total
PDB Jatim tahun akhir dan PDB Jatim tahun awal. Adapun perhitungan KPP
secara rumus adalah sebagai berikut.

Dimana :
Yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun akhir analisis

Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/


jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun awal analisis

Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah total


PDRB tingkat 1 pada tahun akhir analisis

Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlah total


EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Berdasarkan rumus diatas , berikut adalah tabel perhitungan KPP Kota


Kediri.

Uraian Proporsional share / KPP

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0.031968877


B. Pertambangan dan Penggalian 0.086348059
C.Industri Pengolahan -0.010313587
D.Pengadaan Listrik dan Gas -0.049028636
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -0.003509217
Konstruksi -0.004796063
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 0.002609103
Transportasi dan Pergudangan 0.00138176
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.029394447
Informasi dan Komunikasi 0.020271871
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.014459115
Real Estate -0.003241366
M, N. Jasa Perusahaan -0.003703094
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib -0.008104735
Jasa Pendidikan 0.004204256
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.001958237
R,S,T,U.Jasa lainnya -0.00777945

Berdasarkan hasil perhitungan KPP, sebagian besar sektor (9 sektor)


termasuk kedalam sektor yang pertumbuhan struktur ekonomi lambat (karena
bernilai negatif) , dan sebagian (8 sektor) termasuk kedalam sektor yang
pertumbuhan struktur ekonomi cepat (karena bernilai positif).

4.2.2. Pertumbuhan Proporsional (KPP) atau Proporsional Share


Differential Share dihitung dengan cara membagi nilai PDRB Kediri
tahun akhir dengan PDRB Kediri tahun awal untuk masing-masing sektor,
kemudian hasilnya dikurangi dengan hasil pembagian antara PDB Jatim
tahun akhir dengan Jatim tahun awal untuk masing-masing sektor yang sama.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Dimana :
yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /
jumlah PDRB sektor i pada tingkat 2 tahun akhir analisis

yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/


jumlah PDRB sektor i pada tingkat 2 tahun awal analisis

Yit = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, akhir tahun analisis /


jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun akhir analisis

Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/


jumlah PDRB sektor i pada tingkat 1 tahun awal analisis

Berdasarkan rumus diatas, berikut perhitungan KPPW masing-masing


sektor di Kota Kediri.

Differential Shift/KPPW
Uraian

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0.009996468


B. Pertambangan dan Penggalian -0.151423741
C.Industri Pengolahan 0.008499473
D.Pengadaan Listrik dan Gas 0.010188995
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang -0.01664105
Konstruksi -0.010603438
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 0.002347276
Transportasi dan Pergudangan 0.004341966
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -0.005503864
Informasi dan Komunikasi 0.003451662
Jasa Keuangan dan Asuransi -0.020775916
Real Estate 0.006592399
M, N. Jasa Perusahaan 0.012887626
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib -0.018180217
Jasa Pendidikan 0.003167726
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.011670197
R,S,T,U.Jasa lainnya 0.00330759

Berdasarkan, tabel tersebut besaran differential shift disebut sebagai


keungulan kompetitif sektor ekonomi lokal. Sektor yang memiliki nilai
differential shift dianggap sebagai sektro yang kompetitif sedangkan sektor
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

yang memiliki nilai differential shift negatif dianggap tidak kompetitif. Dari 17
sektor terdapat 10 sektor kompetitif dan 7 sektor sisanya merupakan sektor
yang tidak kompetitif. Dalam konteks spasial, keunggulan kompetitif tersebut
dianggap sebagai sebagai keunggulan lokasi. Perekonomian lokal yang
memiliki keunggulan lokasi akan memberikan koreksi positif dan sebaliknya.

4.2.3 Pertumbuhan Ekonomi Nasional

KPN merupakan perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu


wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi, kebijakan ekonomi
nasional dan kebijakan lain yang mampu mempengaruhi sektor
perekonomian dalam suatu wilayah. Adapun perhitungan KPN adalah
sebagai berikut:

Dimana:
Yt = jumlah total PDRB Provinsi pada tahun akhir analisis.
Yo = total PDRB Provinsi pada tahun tahun awal analisis.

Berdasarkan rumus tersebut, nilai pertumbuhan ekonomi nasional sama


untuk setiap sektornya yaitu sebesar:

4.2.4 Pertumbuhan Sektoral-Lokal

PE merupakan perubahan nilai tambah bruto, dimana hasil PE adalah


penjumlahan dari KPN, KPP, dan KPPW, dengan rumus sebagai berikut
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0.0302071 -0.0086 0.06076239 0.02195111


B. Pertambangan dan Penggalian -0.0476887 -0.00568 0.0544162 0.00104651
C.Industri Pengolahan -0.0022566 -0.03284 0.0544162 0.01932207
D.Pengadaan Listrik dan Gas -0.0322818 0.016549 0.0544162 0.03868375
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, -0.0192737 0.025343 0.0544162 0.06048583
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 0.01977019 0.001635 0.0544162 0.07582121
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 0.00130307 0.003578 0.0544162 0.05929694
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 0.02526996 -0.00546 0.0544162 0.07423092
Penyediaan Akomodasi dan Makan -0.0042855 0.015184 0.0544162 0.06531508
Minum
Informasi dan Komunikasi 0.05956126 -0.00294 0.0544162 0.11103805
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.07724298 -0.03901 0.0544162 0.09265069
Real Estate 0.01291635 -0.00418 0.0544162 0.06315381
M, N. Jasa Perusahaan 0.01376285 -0.00358 0.0544162 0.06459961
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan -0.0481903 0.00692 0.0544162 0.01314557
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 0.0252447 -0.0049 0.0544162 0.07476526
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.01882743 0.014873 0.0544162 0.08811688
R,S,T,U.Jasa lainnya -0.0096654 0.016599 0.0544162 0.06134981

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa nilai PE tertinggi yaitu


pada sektor Informasi dan Komunikasi. Namun nilai PE pada sektor Informasi
dan Komunikasi cenderung turun dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun sektor
yang mengalami kenaikkan adalah 4 dari 17 sektor yang ditunjukkan oleh tabel
sebagai berikut.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

%PE
Keterangan

2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016


2.20% 1.78% 2.53% 1.35% turun
0.10% -1.40% -0.98% -0.96% turun
1.93% 5.71% 5.39% 5.36% naik
3.87% 2.22% 0.67% 1.66% turun
6.05% 0.41% 3.43% 3.53% turun
7.58% 2.96% 2.81% 4.01% turun
5.93% 3.15% 4.95% 6.04% naik
7.42% 7.57% 5.47% 6.12% turun
6.53% 7.19% 7.34% 7.94% naik
11.10% 6.80% 7.22% 7.92% turun
9.27% 5.38% 4.82% 4.91% turun
6.32% 6.56% 5.28% 5.88% turun
6.46% 7.82% 6.56% 6.46% tetap
1.31% -0.22% 3.42% 2.92% naik
7.48% 6.74% 6.78% 6.28% turun
8.81% 7.47% 7.36% 6.91% turun
6.13% 4.47% 5.20% 5.10% turun
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

4.2.5 Analisis Pertumbuhan Sektoral Secara Grafis

Posisi dari komponen proportional shift dan differential shift dapat diplotting dalam
bentuk diagram. Pada grafik tersebut, proportional shift merupakan sumbu horizontal
(sumbu x) sedangkan sumbu tegak (sumbu y) adalah differential shift. Secara umum,
plotting dari hasil analisis shift share sektor dapat dibagi kedalam empat kuadran yaitu
sebagai berikut.

a. Kuadran Winners
Kuadran ini berisikan sektor-sektor yang memiliki tingkat differential shift dan
proportional shift positif (KPPW (+) dan KPP (+)). Sektor-sektor dalam kuadran ini,
selain memiliki tingkat pertumbuhan positif pada tingkat nasional, tingkat
pertumbuhan mereka dalam ekonomi lokal juga lebih besar dari rata-rata
pertumbuhan sektoral pada tingkat nasional.
b. Kuadran Losers
Kuadran ini dicirikan oleh nilai proportional shift dan differential shift yang negatif
(KPPW (-) dan KPP(-)). Artinya sektor ekonomi di kuadran ini mengalami
penurunan atau kemunduran dalam perekonomian nasional; dan di tingkat lokal,
kemunduran yang dialami sektor-sektor tersebut bahkan lebih besar dibandingkan
pada tingkat nasional.
c. Kuadran Mixed Winners
Pada kuadran ini, sektor-sektor memiliki nilai differential shift positif, meskipun
nilai proportional shift nya negatif (KPPW(+) dan KPP(-)). Artinya, meskipun
dalam perekonomian lokal sektor-sektor di kuadran ini relative mengalami
kemunduran, namun di tingkat lokal, sektor tersebut meningkat dan cenderung
semakin kompetitif.
d. Kuadran Mixed Lossers

Kuadran ini dicirikan oleh nilai proportional shift positif namun nilai differential
shift nya negative (KPPW(-) dan KPP(+)). Artinya, di tingkat nasional sektor-
sektor di kuadran ini cenderung semakin meningkat namun di tingkat lokal, sektor
tersebut tidak kompetitif sehingga peranannnya cenderung menurun dalam
perekonomian lokal.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

0,03

0,02

0,01

0
-0,06 -0,04 -0,02 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
-0,01

-0,02

-0,03

-0,04

-0,05

Berdasarkan grafik cartesius diatas, berikut adalah distribusi sektor-sektor pada


masing-masing kuadran.

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Mixed Losers


B. Pertambangan dan Penggalian Mixed Losers
C.Industri Pengolahan Winners
D.Pengadaan Listrik dan Gas Winners
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Mixed Losers
Konstruksi Mixed Losers
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Winners
Transportasi dan Pergudangan Winners
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Mixed Losers
Informasi dan Komunikasi Winners
Jasa Keuangan dan Asuransi Mixed Losers
Real Estate Winners
M, N. Jasa Perusahaan Winners
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Mixed Losers


Jasa Pendidikan Winners
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Winners
R,S,T,U.Jasa lainnya Winners

Untuk mengetahui perubahan kuadran setiap sektor, maka dilakukan analisis posisi
kuadran sektor ekonomi dari tahun 2012 hingga 2016, yang ditampilkan pada tabel
berikut.

Kuadran
Uraian
2012- 2013- 2014-
2013 2014 2015 2015-2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Winners Winners Winners Mixed Losers
Mixed
B. Pertambangan dan Penggalian
Losers Losers Losers Mixed Losers
C.Industri Pengolahan Winners Winners Winners Winners
D.Pengadaan Listrik dan Gas Winners Winners Winners Winners
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Winners Winners Winners Mixed Losers
Konstruksi Winners Winners Winners Mixed Losers
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Winners Winners Winners Winners
Transportasi dan Pergudangan Winners Winners Winners Winners
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Winners Winners Winners Mixed Losers
Informasi dan Komunikasi Winners Winners Winners Winners
Jasa Keuangan dan Asuransi Winners Winners Winners Mixed Losers
Real Estate Winners Winners Winners Winners
M, N. Jasa Perusahaan Winners Winners Winners Winners
Mixed Mixed
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Losers Winners Winners Mixed Losers
Jasa Pendidikan Winners Winners Winners Winners
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Winners Winners Winners Winners
R,S,T,U.Jasa lainnya Winners Winners Winners Winners

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 10 sektor yang tidak


mengalami penurunan pada kuadrannya . Hasil analisis menunjukkan bahwa
sektor yang memiliki nilai KPP dan KPPW positif adalah sektor yang memiliki
tingkat pertumbuhan positif di tingkat provinsi dan level kota; bahkan cenderung
memiliki tingkat pertumbuhan pada level ekonomi kota yang lebih besar dari
provinsi.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Berikut adalah tabel analisis LQ hingga kuadran struktur ekonomi setiap


sektor.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

LQ %PE Kuadran
Uraian Keterangan Keterangan Keterangan

2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan Mixed
Perikanan 0.0207338 0.021199202 0.021059055 0.020861982 Non Basis 2.20% 1.78% 2.53% 1.35% turun Winners Winners Winners Losers menurun
B. Pertambangan dan Mixed Mixed
Penggalian 9.929E-06 1.01978E-05 9.36021E-06 8.12223E-06 Non Basis 0.10% -1.40% -0.98% -0.96% turun Losers Losers Losers Losers menurun
C.Industri Pengolahan 2.7635025 2.717045464 2.712849832 2.736040978 Basis 1.93% 5.71% 5.39% 5.36% naik Winners Winners Winners Winners stabil
D.Pengadaan Listrik dan Gas 0.0308252 0.031448404 0.032322382 0.032663092 Non Basis 3.87% 2.22% 0.67% 1.66% turun Winners Winners Winners Winners menurun
Pengadaan Air, Pengelolaan Mixed
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.2153992 0.227451976 0.22362909 0.220182343 Non Basis 6.05% 0.41% 3.43% 3.53% turun Winners Winners Winners Losers menurun
Mixed
Konstruksi
0.2017617 0.202560813 0.201166123 0.199218165 Non Basis 7.58% 2.96% 2.81% 4.01% turun Winners Winners Winners Losers menurun
Perdagangan Besar dan Eceran; Memiliki nilai
Reparasi Mobil dan Sepeda Non Basis
Motor
0.5463189 0.550750564 0.547996241 0.549438742 Non Basis tertinggi 5.93% 3.15% 4.95% 6.04% naik Winners Winners Winners Winners stabil
Transportasi dan Pergudangan 0.1452214 0.144368674 0.142838045 0.143484113 Non Basis 7.42% 7.57% 5.47% 6.12% turun Winners Winners Winners Winners menurun
Penyediaan Akomodasi dan Mixed
Makan Minum 0.3061846 0.29768926 0.296846409 0.295462363 Non Basis 6.53% 7.19% 7.34% 7.94% naik Winners Winners Winners Losers menurun
Informasi dan Komunikasi 0.4474553 0.44736537 0.450784127 0.45241729 Non Basis 11.10% 6.80% 7.22% 7.92% turun Winners Winners Winners Winners menurun
Mixed
Jasa Keuangan dan Asuransi
0.3721076 0.368972819 0.361070649 0.354205522 Non Basis 9.27% 5.38% 4.82% 4.91% turun Winners Winners Winners Losers menurun
Real Estate 0.2778559 0.274974008 0.275983978 0.277827763 Non Basis 6.32% 6.56% 5.28% 5.88% turun Winners Winners Winners Winners menurun
M, N. Jasa Perusahaan 0.2655284 0.259011661 0.261967822 0.265287327 Non Basis 6.46% 7.82% 6.56% 6.46% tetap Winners Winners Winners Winners stabil
Administrasi Pemerintahan,
Mixed Mixed Mixed
Pertahanan dan Jaminan Sosial Winners
Wajib 0.1598531 0.168249261 0.16545315 0.162648322 Non Basis 1.31% -0.22% 3.42% 2.92% naik Losers Winners Losers menurun
Jasa Pendidikan 0.2969305 0.296327469 0.297254274 0.298265994 Non Basis 7.48% 6.74% 6.78% 6.28% turun Winners Winners Winners Winners menurun
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
0.2770965 0.271188488 0.273685663 0.276820457 Non Basis 8.81% 7.47% 7.36% 6.91% turun Winners Winners Winners Winners menurun
R,S,T,U.Jasa lainnya 0.2496364 0.250592332 0.251553828 0.252452206 Non Basis 6.13% 4.47% 5.20% 5.10% turun Winners Winners Winners Winners menurun
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan bahwa terdapat tiga sektor potensial yang
dapat dikembangakan untuk meningkatkan daya saing Kota Kediri berdasarkan
analisis LQ dan Shift Share, yaitu Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Jasa Perusahaan. Strategi yang dirumuskan menggunakan Tabel
SWOT sebagai berikut.

STRENGHT WEAKNESS

S1. Adanya multiply effect dari industri rokok W1. Ketergantungan ekonomi terhadap PT
PT Gudang Garam Gudang Garam

S2. Banyaknya lembaga pendidikan hingga W2. Belum terdapat sentra industri dan
tingkat perguruan tinggi baik negeri maupun UMKM
swasta
W3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
S3. Memiliki program-progam peningkatan mendaftarkan usaha agar memperoleh izin
dan pemberdayaan masyarakat yang legal

S4. Memiliki produk-produk unggulan/khas W4. Kurangnya kemampuan masyarakat


kota kediri dalam meningkatkan nilai tambah produk

S5. Memiliki kebijakan-kebijakan yang dapat


meningkatkan perekonomian

OPPORTUNITY THREAT

O1. Letak Kota Kediri yang strategis berada T1. Urbanisasi penduduk dari daerah sekitar
di Jalur Transportasi Surabaya - Trenggalek Kota Kediri

O2. Memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan T2. Persaingan global


SWP yakni pusat pelayanan industri,
perdagangan, pemerintahan dan
pendidikan tinggi bagi daerah SWP Kediri

Setelah mendapatkan tabel SWOT, dilakukan analisis EFAS-IFAS sebagai berikut.


EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

IFAS
EFAS/IFAS
STRENGHT WEAKNESS
EFAS OPPORTUNITY -Mengoptimalkan keuntungan -Mengurangi ketergantungan
multiply effect PT Gudang ekonomi terhadap PT Gudang
Garam, lokasi yang strategis, Garam dengan mengembangkan
serta fungsi Kota Kediri industri lain serta sektor
terhadap daerah perdagangan dan jasa demi
penyangga/sekitar dalam kemandirian ekonomi dan
bentuk kerjasama ekonomi (S1 mendukung fungsi wilayah Kota
O1 O2) Kediri. (W1 O1 O2)

-Mengoptimalkan fungsi -Pemanfaat lokasi yang startegis dan


lembaga pendidikan dan fungsi wilayah Kota Kediri dengan
pelatihan keterampilan untuk membangun dan mengelola sentra
meningkatkan kualitas SDM industri/UMKM demi meningkatkan
dalam mendukung fungsi perekonomian (W2 O1 O2)
wilayah Kota Kediri dan
mendorong kemandirian - Penyebaran informasi dari berbagai
ekonomi (S2 S3 O2) media terkait aturan pendirian usaha
-Meningkatkan kualitas dan agar perkembangan sektor ekonomi
kantitas hasil produk lebih terkendali dalam mendukung
unggulan/khas dengan inovasi fungsi wilayah Kota Kediri (W3 O1
produk agar berdaya saing O2)
serta mendukung fungsi Kota
Kediri sebagai pusat -Peningkatan kemampuan
pelayanan SWP Kediri (S4 O1 masyarakat dalam berinovasi di
O2) bidang usaha agar dapat berdaya
saing serta mendukung fungsi
-mengoptimalkan kebijakan wilayah Kota Kediri.
perekonomian untuk (W4 O1 O2)
meningkatkan daya saing dan
mendukung fungsi wilayah
Kota Kediri.(S5, O1 O2)

THREAT - Kebijakan pembatasan- Membangun dan mengelola sentra


jumlah pekerja dari luar Kota industri/UMKM sebagi lokasi usaha
Kediri di sektor industri dan yang legal untuk mendorong
perdagangan jasa maupun pertumbuhan ekonomi yang
sektor lain (S1 T1) kompetitif sehingga mengurangi
ketergantungan ekonomi terhadap
-Pembuatan kebijakan zonasi PT Gudang Garam dalam
sekolah dalam bidang menghadapi persaingan global (W1
pendidikan agar masyarakat W2 W3 T2)
memperoleh hak pendidikan
serta meningkatkan kualitas - Memanfaatkan urbanisasi sebagai
SDM sebagai pendukung daya salah satu sarana untuk berbagi ilmu
saing ekonomi. (S2 T1) dalam upaya peningkatan daya
saing ekonomi di era persaingan
-Meningkatkan kualitas produk global. (W4 T2)
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

unggulan/khas melalui
pelatihan keterampilan bagi
pelaku usaha/industri agar
dapat berdaya saing di era
persaingan global (S3 S4 T2)

-Mengoptimalkan fungsi serta


membuat kebijakan
perekonomian dalam
menghadapi persaingan global
(S5 T2)

Berdasarkan hasil analisa SWOT di atas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan
daya saing sektor potensial Kota Kediri ditentukan oleh beberapa faktor atau indikator yaitu
perekonomian daerah, keterbukaan, sumber daya manusia, kebijakan pemerintah,
infrastruktur, dan teknologi. Berikut upaya untuk meningkatkan daya saing di Kabupaten
Sampang melalui pendekatan tiap indikator peningkatan berdasarkan pada hasil analisis
yang sudah disusun sebagai berikut.
1. Perekonomian Daerah
 Mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap PT Gudang Garam dengan
mengembangkan industri pengolahan lain serta sektor perdagangan dan jasa demi
kemandirian ekonomi dan mendukung fungsi wilayah Kota Kediri
 Meningkatkan kualitas dan kantitas hasil produk unggulan/khas dengan menciptakan
inovasi baru agar dapat berdaya saing serta mendukung fungsi Kota Kediri sebagai
pusat pelayanan SWP Kediri
2. Keterbukaan
 Mengoptimalkan keuntungan multiply effect PT Gudang Garam, lokasi yang
strategis, serta fungsi Kota Kediri terhadap daerah penyangga/sekitar dalam bentuk
kerjasama ekonomi
 Memanfaatkan urbanisasi sebagai salah satu sarana untuk berbagi ilmu antara
masyarakat lokal dengan pendatang dalam upaya peningkatan daya saing ekonomi
di era persaingan global
3. Sumber Daya Manusia
 Peningkatan kemampuan masyarakat dalam berinovasi di bidang usaha agar dapat
berdaya saing serta mendukung fungsi wilayah Kota Kediri
 Mengoptimalkan fungsi lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk
meningkatkan kualitas SDM dalam mendukung fungsi wilayah Kota Kediri dan
mendorong kemandirian ekonomi
4. Kebijakan Pemerintah
 Mengoptimalkan kebijakan perekonomian untuk meningkatkan daya saing dan
mendukung fungsi wilayah Kota Kediri
 Pembuatan kebijakan zonasi di bidang pendidikan agar masyarakat memperoleh hak
pendidikan sebgai upaya peningkatan kaulittas SDM dalam mendukung daya saing
ekonomi
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

 Kebijakan pembatasan jumlah pekerja dari luar Kota Kediri di sektor industri dan
perdagangan jasa maupun sektor lain
5. Infrastruktur
 Membangun dan mengelola sentra industri/UMKM sebagi lokasi usaha yang legal
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kompetitif sehingga mengurangi
ketergantungan ekonomi terhadap PT Gudang Garam
6. Teknologi
 Penyebaran informasi dari berbagai media terkait aturan pendirian usaha agar
perkembangan sektor ekonomi lebih terkendali dalam mendukung fungsi wilayah
Kota Kediri
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis sektor daya saing di Kota Kediri, Sektor Industri
Pengolahan menjadi satu-satunya sektor basis di Kota Kediri, yang berarti
sektor ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja,
melainkan juga kebutuhan di luar daerah (LQ > 1). Hal tersebut didukung oleh
keberadaan di eksisting, dimana sekitar 70% produk domestik regional bruto
(PDRB) Kota Kediri disumbang oleh aktivitas produsen rokok PT Gudang
Garam. Sehingga, perkembangan ekonomi Kota Kediri sangat bergantung
pada keberadaan PT Gudang Garam Tbk. Satu sisi kondisi ini mempengaruhi
penjualan nilai jasa dan barang, namun satu sisi mengancam stabilitas
ekonomi Kota tersebut, yang berarti mengancam kondisi daya saing daerah
tersebut.

Berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift Share, didapatkan bahwa sektor-


sektor lain (selain Industri Pengolahan), walaupun termasuk ke dalam sektor
non basis, menunjukkan potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan daya saing daerah. Hasil menunjukkan bahwa sektor
Perdagangan Besar dan Eceran serta Jasa Perusahan berpotensi untuk
dikembangkan. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor Perdagangan
Besar dan Eceran memiliki nilai LQ tertinggi diantara sektor non basis lainnya.
Selain itu, sektor ini memiliki nilai PE yang cenderung naik yang berarti
pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan. Serta posisi sektor ini tetap
stabil pada kuadran Winners, yang artinya selain memiliki tingkat pertumbuhan
positif pada tingkat nasional, tingkat pertumbuhan mereka dalam ekonomi lokal
juga lebih besar dari rata-rata pertumbuhan sektoral pada tingkat nasional.
Sedangkan sektor Jasa Perusahaan memiliki nilai PE yang tetap (tidak
menurun) dan juga stabil pada kuadran Winners. Kemudian untuk meningkatkan
daya saing sektor potensial Kota Kediri ditentukan oleh beberapa faktor atau indikator
yaitu perekonomian daerah, keterbukaan, sumber daya manusia, kebijakan
pemerintah, infrastruktur, dan teknologi.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

5.2 Lesson Learned


1. Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum untuk memahami
sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. Sedangkan Shift Share
digunnakan untuk menganalisa perubahan struktur ekonomi daerah relative
terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai
pembanding atau referensi
2. Analisa SWOT digunakan untuk merumuskan strategi berdasarkan potensi dan
masalah yang ada di lapangan
3. Adanya industri besar yang mendominasi perekonomian suatu kota sangat
berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi kota tersebut dan menyebabkan
ketergantungan ekonomi.
4. Dalam pencarian data tidak semua data yang tersedia merupakan data terbaru
5. Satuan nilai PDRB Jawa Timur dan Kota Kediri berbeda sehingga harus
disamakan terlebih dahulu sebelum dianalisa.
6. Berdasarkan hasil analisis, baik sektor basis atau non basis dapat ditingkatkan
daya saingnya.
EKONOMI WILAYAH
Strategi Pengembangan Sektor Potensial Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing
Kota Kediri

DAFTAR PUSTAKA

Setiono, Dedi NS. 2011. Ekonomi Pengembangan Wilayah (Teori dan


Analisis). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Abdullah, Piter. 2002. Daya Saing Daerah : Konsep dan Pengukurannya di


Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Christanto, Joko. 2011. Membangun Daya Saing Daerah melalui Penciptaan


Kompetensi Inti Daerah. Yogyakarta: Deepublish.

Huda, Miftakhul. 2014. Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/ Kota


di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya. Surabaya: ITS.

https://kedirikota.bps.go.id/statictable/2017/07/05/10/pdrb-kota-kediri-atas-
dasar-harga-berlaku-menurut-lapangan-usaha-tahun-2010---2016-juta-rupiah-.html

http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2017/04/11/memperbaiki-daya-
saing-indonesia/

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-daya-saing-menurut-para-
ahli/
http://kuliahumumnasional.blogspot.com/2016/12/pengertian-daya-saing.html
http://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/03/competitive-advantage-di-indonesia/

http://haezersianturi.blogspot.com/2014/11/pengertian-daya-saing-dan-
indikator.html

Anda mungkin juga menyukai