Anda di halaman 1dari 30

DR.H.HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, M MH.

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

’’PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR KEMANUSIAAN’’

Disusun oleh

Kelompok 4 kelas 1/B

Nama anggota:
UBAIDILLAH HISYAM (60100121032)

AMIRUL RIFANDA RAMADHAN (60100121033)

PATMAWATI YAHYA (60100121034)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021/2022
DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH

DR.H.HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ’’Pancasila
Sebagai Nilai Dasar Kemanusiaan’’ini tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak


DR.H.HUSEN SARUJIN, SH, MM,M.Si,MH. selaku dosen pengampu
matakuliah Pendidikan Dan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini.

Adapun tujuan dari penulisan darimakalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pengampu mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan . Selain
itu, makalahini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila
Sebagai Nilai Dasar Kemanusiaan bagiparapembacadanjugabagipenulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagianpengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang memban gunakan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Samata, 21/Desember/2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. Pengertian pancasila .......................................................................................2
B. Kemanusiaan ..................................................................................................4
C. Unsur – Unsur Hakikat Manusia .......................................................................5
D. Makna setiap sila dalam pancasila sebagai dasar kemanusiaan ........................7
BAB III...................................................................................................................... 25
PENUTUP ................................................................................................................. 25
A. Saran ............................................................................................................ 25
B. Kesimpulan ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

Pancasila sebagai dasar negara berfungsi juga sebagai pokok pangkal bagi warga
negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai
tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai nilai dasar kemanusiaan dan
puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan melalui pemikiran para
tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian dari Pancasila?
2) Apa makna dari kata Kemanusiaan?
3) Sebutkan Unsur-unsur Hakikat Manusia?
4) Selaskan Makna Setiap Sila Dalam Pancasila Sebagai Dasar
Kemanusiaan?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui Pengertian dari Pancasila lebih dalam
2) Mahasiswa mampu memahami makna dari kata Kemanusiaan
3) Agar mengetahui Unsur-unsur Hakikat Manusia
4) Untuk memahami Makna Setiap Sila Dalam Pancasila Sebagai Dasar
Kemanusiaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pancasila
Pancasila wajib dipahami setiap Warga Negara Indonesia. Pasalnya, Pancasila
merupakan ideologi bangsa Indonesia dan juga merupakan dasar negara. Semua
hukum yang berlaku di Indonesia, bersumber dari Pancasila.

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa


Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara
yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental.
Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila,
yang bilamana dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tiak lain
merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.

Eksistensi Pancasila merupakan bagian penting bagi bangsa Indonesia. Hal ini
disebabkan karena Pancasila menjadi satu-satunya landasan paling utama bagi
bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan bernegara.
Pengertian Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha
Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi selurah rakyat
Indonesia.
Secara etimologis, pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang
terdiri dari dua kata, Panca dan Sila. Pengertian Pancasila yaotu, Panca berarti
lima dan Sila berarti dasar. Sila juga diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), pengertian Pancasila telah
dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat

2
pada buku Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma
karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini pengertian Pancasila di
samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia
juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila
kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara Indonesia
pasca kemerdekaan.
Secara terminologi pengertian Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar
negara. Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI
mengadakan sidang sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan
negara yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil mengesahkan
UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD
1945.
Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh PPKI,
naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6) Rumusan Pancasila sebagaimana tecantum dalam pembukaan UUD 1945
inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI.

3
B. Kemanusiaan
Kemanusiaan merupakan cerminan bahwa manusia menjalankan layaknya
seorang manusia. Ketika seorang perampok akan merampok orang, maka ketika
dia berfikir jika dirinya diperlakukan dengan hal serupa, maka pasti dia akan
merasa sedih, marah, dan berbagai macam perasaan lainnya. Oleh karena itu, dia
tidak jadi melakukan hal tersebut. Maka hal tersebut disebut dengan manusia yang
berkemanusiaan. Contoh lain, ada gempa atau bencana alam yang sedang dialami
oleh suatu daerah,kita sebagai manusia akan memberikan bantuan, nah hal
tersebut disebut dengan kemanusiaan, karena daerah yang terkena bencana alam
membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Didalam pembukaan UUD 1945, Negara kita dengan tegas menolak penjajahan,
karena tidak sesuai dengan kemanusiaan.Kemanusiaan merupakan sifat manusia
yang perlu dijaga, karena kembali lagi pada hakikatnya manusia adalah makhluk
yang berbudi pekerti, memiliki perangai yang baik, dan itulah sifat manusia yang
disebut dengan kemanusiaan. Kemanusiaan tidak hanya sebatas memiliki akal
budi, akan tetapi manusia adalah ikut memanusiakan manusia yang lain. Dan
apabila dia ditempatkan di posisi atau keadaan yang tidak nyaman maka dia akan
merasa resah dan dia tidak mungkin membuat manusia yang merasakan hal yang
ia rasakan.

Seperti yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad “Man Laa Yarham, Laa
Yurham” yang artinya siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.

Kemanusiaan adalah suatu bentuk perdamaian yang nyata disaat manusia satu
dengan manusia yang lainnya menjaga agar saling tentram, damai, dan sejahtera.

4
C. Unsur – Unsur Hakikat Manusia
Inti pokok sila kedua adalah manusia, yaitu dari kata kemanusiaan, kata
“manusia” merupakan akar kata, jadi manusia merupakan subjek dalam sila kedua
jadi merupakan inti sila tersebut. Manusia adalah sebagai pendukung pokok
negara, oleh karena itu manusia jugalah yang menjadi subjek atau pendukung sila
– sila pancasila. Pancasila menjadi dasar filsafat dan asas kerokhanian bangsa dan
Negara Indonesia, karena bangsa sebgai rakyat yaitu terdiri atas manusia –
manusia. Unsur – unsur hakikat manusia adalah sebagai berikut antara lain :

1. Susunan kodrat, pada hakikatnya susunan kodrat manusia terdiri atas


susunan unsur :
a. Raga yaitu badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat
diraba, bersifat real. Raga terdiri atas unsur :
1) Benda mati, yaitu unsur manusia yang besifat fisis atau unsur yang
terdapat pada benda mati yaitu gejala-gejala fisis dan kimiawi.
2) Unsur tumbuhan, unsur-unsur yang ada pada manusia yang
mempunyai sifat-sifat dan gejala-gejala seperti terdapat pada
tumbuh-tumbuhan.
3) Unsur binatang, yaitu unsur-unsure ada pada cirri manusia
mempunyai sifat-sifat dan gejala-gejala sebagaimana terdapat pada
binatang. Sifat-sifat yang tedapat dan berkeinginan, berinsting,
dapat menyesuaikan diri dengan tempat dan lingkungan fisis,
bernafsu yaitu tertarik pada sesuatu yang nikmat, enak yang
berkaitan dengan nafsu biologis, makan minum serta naluri
seksual.
b. Jiwa yaitu unsur-unsur hakikat manusia yang bersifat kerokhanian,
tidak berwujud, tidak dapat diraba, dan tidak dapat oleh indera
manusia. Unsur jiwa terdiri atas :
1) Akal, yaitu berkaitan dengan kemampuan manusia untuk
mendapatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

5
2) Rasa, yaitu unsur kejiwaan manusia yang berkaitan dengan hasrat
dan kemampuan manusia di bidang keindahan atau ekstetika.
3) Kehendak, yaitu unsur kejiwaan manusia yang berhubungan
dengan hasrat tingkah laku oleh karena itu kehendak berkaitan
dengan hasrat dan kemampuan manusia untuk merealisasikan dan
memperoleh kebaikan, kesusilaan.

2. Sifat kodrat manusia, pada hakikatnya sifat kodrat manusia terdiri atas :
a. Makhluk Individu
Makhluk individu yaitu manusia sebagai perseorangan memiliki sifat
sendiri sebagai individu. Manusia adalah bersifat nyata, sebagai pribadi
yang berupaya merealisasikan potensi pribadinya.
b. Makhluk Sosial
Makhluk sosial yaitu manusia selain sebagai individu perseorangan
juga sebagai warga masyarakat (makhluk sosial). Manusia sebelum
dilahirkanl, pada waktu dilahirkan senantiasa hidup di dalam
masyarakat (sebagai warga masyarakat). Manusia tidak dapat
merealisasikan potensinya hanya dengan dirinya sendiri. Manusia
senantiasa membutuhkan manusia lainnya dalam bermasyarakat.
Menurut C.H.Cooley bahwa individu dan masyarakat bukan dua
realitas yang terpisahkan, melainkan dua sisi dari realitas yang satu,
ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Jadi manusia sebagai warga
masyarakat adalah sekaligus sebagai individu, perseorangan.

3. Kedudukan kodrat manusia, pada hakikatnya kedudukan manusia adalah


sebagai berikut :
a. Makhluk Berdiri Sendiri
Makhluk berdiri sendiri yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
adalah otonom, mempunyai eksistensi sendiri, memiliki pribadi
sendiri.
b. Makhluk Tuhan

6
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Jadi manusia adalah berasal dari Tuhan, diatas manusia
masih terdapat Dzat yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Jadi Tuhan
adalah sebagai sebab pertama. Unsur-unsur hakikat manusia tersebut,
masing-masing merupakan kedua-tunggalan (monodualis), yaitu
susunan kodrat manusia yang terdiri atas dua unsur yang merupakan
suatu kesatuan yaitu raga jiwa, sifat kodrat manusia yang terdiri ats dua
unsur yang merupakan suatu kesatuan yaitu makhluk individu dan
makhluk sosial, dan kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
berdiri sendiri dan makhluk Tuhan yang Maha Esa. Keseluruhan
unsur-unsur hakikat manusia pada hakikatnya mewujudkan suatu
keutuhan (ketunggalan) jadi bersifat ‘majemuk tunggal’ atau
monopluralis.

D. Makna setiap sila dalam pancasila sebagai dasar kemanusiaan


1. Makna sila ketuhanan yang maha esa
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius
bukan bangsa atheis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan
akan kebebasan memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,
tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar
umatberagama.Perwujudan kehidupan di antaranya dengan menumbuhkan
saling menyayangi, saling menghargai, dan saling mengayomi, seperti
dikutip dari penelitian Erman S. Saragih, dosen Teologi dari Institut Agama
Kristen Negeri Tarutung dalam Jurnal Teologi Cultivation.
Sila pertama Pancasila membahas sifat-sifat luhur atau mulia yang harus
dimiliki segenap bangsa Indonesia. Sila pertama Pancasila menganjurkan
pemeluk agama masing-masing untuk menaati norma-norma kehidupan
beragama yang dianutnya. Ketuhanan dalam sila pertama Pancasila menjadi

7
salah satu prinsip dasar dan penyatu bangsa Indonesia. Pemahaman tentang
sila pertama Pancasila juga bertautan dengan keempat sila Pancasila lainnya.
Di samping itu, sila pertama Pancasila juga mengandung nilai makna bahwa
negara juga wajib menjamin kemerdekaan setiap warga negara tanpa
diskriminasi untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
Perwujudan kewajiban negara tersebut salah satunya dengan menciptakan
suasana yang baik, memajukan toleransi dan kerukunan agama, serta
menjalankan tugas untuk meningkatkan kesejahteraan umum sebagai
tanggung jawab yang suci. Dengan sila ketuhanan yang maha esa bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dan oleh karenanya manusia
Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar Kemanusiaan.
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina
kerukunan hidup dan antara sesama umatberagama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sadar bahwa agama dan kepercayaan
terhadap tuhan yang maha esa adalah masalah yang menyangkut kepentingan
pribadi dan Tuhan yang maha esa yang dipercayai dengan diyakininya maka
dikembangkan nah Sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaan dan tidak memaksakan suatu agama
dan kepercayaannya itu kepada orang lain Dari uraian di atas ternyata bahwa
terhadap tujuh putri yang sangat berharga dalam
pengamalan sila pertama yaitu:
1) Bahasa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya
terhadap Tuhan YangMaha Esa
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai agamadan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

8
3) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang peta pita terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa yang dipercaya dan diyakininya.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan
yang maha esa kepada orang lain.

Negara Indonesia adalah negara kebangsaan yang mengakui Ketuhanan Yang


Maha Esa. Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama sebagai suatu bagian
dari masyarakatbangsa di dunia adalah ketuhanan yang maha esa lain negara
berketuhanan yang maha esa setiap warga negarapun juga ketuhanan yang maha
esa Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina kerukunan hidup dan
antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Makna Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sederetan kata yang
merupakan suatu frase, unsur inti sila tersebut adalah kata kemanusiaan
yang terdiri atas kata dasar manusia berimbuhan ke-an. Makna kata tersebut
secara morfologis berarti “abstrak” atau “hal”. Jadi kemanusiaan berarti
kesesuaian dengan hakikat manusia. Arti kemanusiaan dalam sila kedua
mengandung makna : kesesuaian sifat – sifat dan keadaan negara dengan
hakikat (abstrak) manusia. Isi arti sila – sila pancasila adalah suatu kesatuan
bulat dan utuh. Oleh karena itu sila kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah dijiwai dan didasari oleh sila ‘ Ketuhanan yang Maha Esa ’, dan

9
mendasari sila Persatuan Indonesia karena persatuan tersebut maka sila ‘
Kemausiaan yang adil dan beradab ’ senantiasa terkandung didalamnya
keempat sila yang lainnya. Maka sila kedua tersebut : Kemanusiaan yang
adil dan beradab yang Berketuhanan yang Maha Esa, berpersatuan
Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Menurut perumusan Dewan Perancang Nasional, perikemanusiaan adalah daya


serta karya budi dan hati nurani manusia untuk membangun dan membentuk
kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak terbatas pada manusia-sesamanya
yang terdekat saja, melainkan juga seluruh umat manusia. Sedangkan menurut
Bung Karno istilah perikemanusiaan adalah hasil dari pertumbuhan rohani,
kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam tingkat rena ke taraf yang lebih tinggi.

Pokok pikiran dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab :

1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.


Maksudnya, kemanusiaan itu universal.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai
hak setiap warga dan menolak rasialisme.
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah

Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan


kodrat manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri
atas makhluk social dan individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas
makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan). Maka sila kedua megandung cita –
cita kemanusiaan yang lengkap yang bersumber pada hakikat manusia. Adapun
makna sila ke dua antara lain :

10
1) Mengembangkan sikap tenggang rasa
2) Saling mencintai sesama manusia
3) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
4) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
5) Tidak semena-mena terhadap orang lain
6) Berani membela kebenaran dan keadilan
7) Mampu melakukan yang baik demi kebenaran
8) Menjaga kepercayaan orang
9) Ramah dalam bermasyarakat

Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia


mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang
memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tinggi dan harus dipertahankan
dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab
di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat

Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan
setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia
berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan
norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila kedua
adalah sebagai berikut :

1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama


manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4) Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
8) Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia

11
Karena itu perlu mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain. Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang
untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai pribadi dan
anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa
dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati
hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala
bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai
perikemanusiaan.

Implementasi Sila Kedua Dalam Kehidupan Masyarakat:

Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada pembahasan
diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai
landasan kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku
dalam masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang
berkembang sejak lahir. Sama halnya dengan naluri manusia yang lain, seperti
naluri suka berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri
kemanusiaan merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya.
Dengan perasaan peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat
yang penuh kasih sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya.

Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab
masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila
ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan
santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan
lain sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah
sebagai berikut :

1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban


antara sesama manusia.
Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat,
sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi

12
manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau
milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
2) Saling mencintai sesama manusia.
Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan yang sangat besar untuk
memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan
untuk mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula manusia dapat
mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan
solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas,
saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai
harkat dan derajat satu sama lain.

3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.


Sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia
Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain.
Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada
orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak
senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap
tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi dalam beragama.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Semena-mena berarti sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak
berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia
terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi
hak dan kewajiban.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Setiap warga Negara harus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-
nilai kemanusiaan dengan baik, seperti :
a. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk
b. Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan
untuk menerima kompromi
c. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama
d. Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat

13
e. Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesama
f. Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang

Selain itu penjelmaan Pancasila ke dalam hukum Negara kita tertuang dalam
Undang-Undang Dasar’45 pasal 27 tentang Warga Negara dan Penduduk, pasal
28 A-J tentang HAM, dan pasal 31 ayat 1 tentang pendidikan. Sebagai salah satu
contoh nyata dari pelanggaran yang pernah terjadi di Indonesia adalah pada masa
kepemimpinan Soeharto, pada saat itu setiap orang atau kelompok yang tidak
sependapat dengan Soeharto akan dibunuh secara diam-diam. Tindakan ini sangat
tidak manusiawi, karena sampai sekarang jasad mereka tidak pernah diketahui
dimana dan alasan mereka dihilangkan nyawanya sangat tidak jelas. Hal yang
sangat terlihat jelas adalah pelanggaran dalam kebebasan berpendapat juga
masalah hak hidup yang notaben-nya adalah hak dasar seorang manusia untuk
hidup. Dan pada saat itu Indonesia sudah menganut ideologi Pancasila, itu berarti
pada masa kepemimpinan Soeharto terjadi penyimpangan pada sila kedua
Pancasila.

Moh Hatta juga pernah menyampaikan dalam pidatonya yang pada intinyatiap-
tiap bidang tanah dalam Indonesia merupakan tanah air semua warga
negaraIndonesia. Moh Hatta menyampaikan setiap bidang tanah tersebut adalah
Tanah Airyang harus dicintai oleh seluruh warga Negara Indonesia. Dari semua
penjelasantersebut Persatuan Indonesia dapat dimaknai meskipun Indonesia terdiri
dari beragam

3. Makna Sila Persatuan Indonesia

Aktualisasi nilai-nilai Persatuan Indonesia dapat dilakukan dengan


berbagaimacam cara. Faktor persatuan merupakan factor dinamis dalam
kehidupan BangsaIndonesia. Persatuan itu sendiri bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum danmencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan
perdamaian dunia yang abadi. Nilai-nilai Persatuan Indonesia dapat
dikategorikan sebagai berikut:

14
1) Menghormati PerbedaanPerbedaan menjadi hal yang mutlak dalam
kehidupan berwarganegara.Perbedaan yang timbu seharusnya menjadi
warna tersendiri. Sehingga dapatmenciptakan keharmonisan yang indah.
Perbedaan yang dimaksud tidak hanya berebeda suku, agama, ras, atau
etnis. Namun juga termasuk perbedaan dalam berpendapat, perbedaan
pilihan dan atau perbedaan persepsi. Setiap perbedaanyang muncul harus
dimaknai bahwa perbedaan itu untuk memperkaya pengetahuan dan
menambah warna dalam berkehidupan. Sehingga dapat hidupdengan
selaras tanpa perselisihan. Menghormati perbedaan ini juga menjadi
salahsatu point penting untuk dapat menangkalyang sering muncul
dimedia social.
2) KebersamaanPersatuan Indonesia artinya merangkul semuanya tanpa
pengecualian.Kebersamaan menjadi penting untuk mengurangi beban
yang dirasakan oleh pribadi. Dalam hal sederhana pekerjaan yang
dilakukan Bersama akan terasa lebihringan. Semangat yang diusung pada
Persatuan Indonesia adalah semangatkebersamaan untuk kemajuan
bersama.
3) Persatuan BangsaPersatuan Bangsa didasari oleh semangat Bersatu untuk
menjadi lebih kuat.Jika bangsa tidak Bersatu maka dapat dipastikan
kemerdekaan tidak akandidapatkan. Persatuan Bangsa didasari oleh
semangat yang sama untuk menjadi Negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat, adil dan Makmur.
4) Kepentingan Pribadi dan GolonganSetiap warga negara pasti memiliki
kepentingan pribadi atau kelompoknya. Namun dalam konsep Pancasila
kepentingan tersebut harus dikesampingkan jikaharus dihadapkan dengan
kepentingan bersama atau kepentingan Negara.Persatuan Indonesia
menjunjung kepentingan bersama atau kepentingan negara.Kepentingan
bersama yang dimaksud adalah kepentingan yang dapat
memberikanmanfaat kepada kalayak umum atau seluruh warga negara.
Sedangkankepentingan pribadi adalah kepentingan yang hanya
mementingkankepentingannya sendiri atau menguntungkan dirinya

15
sendiri. Kepentingan pribaditidak boleh dicampur adukkan dengan
kepentingan bersama. Contoh dalammenilai calon pemimpin maka yang
dilihat adalah kinerja yang dapat dirasakanoleh masyarakat umum bukan
yang dirasakan oleh golongan atau pribadi tertentu.
5) Rasa NasionalisMenurut KBBI nasionlisme adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsadan negara sendiri, kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secra potensial atau actual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, danmengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu,semangat kebangsaan. Berdasarkan pengertian
tersebut Rasa Nasionalis terhadapIndonesia dengan menumbuhkan rasa
cinta tanah air. Cinta tanah air dapatdiartikan dengan melakukan tindakan
yang tidak bertentangan dengan hokum dansejalan dengan semangat
persatuan Indonesia. Tidak saling menuduh karenamenghargai pendapat
orang lain dan mengutamakan kepentingan bersamaterutama yang
berkaitan dengan Negara.f.

PatriotismeMenurut KBBI patriotisme adalah sikap seseorang yang


bersediamengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah
airnya,semangat cinta tanah air. Patriotisme dapat diartikan bahwa setiap warga
negaratunduk kepada negara dan siap sedia dipanggil negara untuk melaksankan
tugasyang di amanahkan oleh negara. Tanpa dipanggil pun merasa memiliki
tanggung jawab untuk ikut serta dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
denganmelakukan pengabdian.

Implementasi Pancasila Sila ketiga:

Acuan implementasi Pancasila sila ketiga terdapat pada butir-butir Pancasila:

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


dankeselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
ataskepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkornban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabiladiperlukan.Contoh implentasi.

16
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaianabadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Eka

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.Banyak hal dalam


kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan untukmengimplemntasikan nilai-nilai
Pancasila tersebut.

4. Makna sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaaan dalam


permusyawaratan dan keadilan

Sila keempat didasari dan dijiwai oleh sila-sila yang lainnya, yaitu: Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu pelaksanaan sila
keempat ini tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang lainnya.
Persatuan dan kesatuan dalam sila keempat dengan sila yang lain senantiasa
merupakan satu kesatuan. Sila keempat dengan sila yang lain saling memiliki
keterkaitan. Salah satunya dalam nilai-nilai sila ke-4 yang berbunyi kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
yang memiliki rasa demokrasi. Menurut Widjaja (2000: 19-20) penerapan sila ke-
4 pancasila yaitu:

Demokrasi yang sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian bangsa


Indonesia, yaitu musyawarah dan mufakat yang bersumber pada kekeluargaan dan
gotong royong, kebersamaan dan kemitraan. Bahwa hakikat musyawarah dan
mufakat terdapat dalam perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat diakui dan
dihargai, tetapi tidak perlu dipertentangkan. Perbedaan seyogiannya dapat
diselesaikan dengan musyawarah untuk mendapatkan mufakat. Dan yang penting
pendapat kita tidak dapat dipaksakan kepada orang lain danharus bertanggung
jawab. Dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, musyawarah, pemerintah,

17
negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan pendapat diselesaikan dengan
penalaran dan ditimbang oleh hati nurani. Dalam musyawarah tidak ada yang
merasa dimenangkan dan atau dikalahkan kepentingan pribadi atau perseorangan
umum atau orang banyak.

Demokrasi yang baik itu harus sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia, yaitu musyawarah dan mufakat yang bersumber pada
kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan dan kemitraan. Sehingga tidak
menimbulkan rasa kekecewaan dalam bermusyawarah. Musyawarah mufakat juga
bisa menciptakan hasil yang lebih maksimal dan tidak ada keterpaksaan dalam
bermusyawarah.

Putra (2015), dalam jurnalnya “Actualization Pancasila Indonesia Persepctive As


Legal Reform Law Progressive” menjelaskan bahwa Pancasila adalah
"kebijaksanaan/jenius nasional (kearifan nasional/jenius nasional) yang
mengandung di dalamnya tiga pilar utama, yaitu pilar-pilar keilahian (agama),
pilar kemanusiaan (humanistik), dan pilar-pilar masyarakat (demokratis, populer,
dan keadilan sosial).

Musyawarah merupakan kegiatan dalam pengambilan keputusan pada suatu


forum dan agenda yang dilasanakan bersama secara mufakat. Pengambilan
keputusan harus disetujui bersama untuk kepentingan bersama. Memudarnnya
pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat juga tercermin dalam pemuda.
Organisasi pemuda ini selalu mengadakan rapat rutin setiap sebulan sekali untuk
membahas berbagai kegiatan program kerja dalam kegiatan pemuda ini.
Pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan berbagai kegiatan di masyarakat
ini harus diperhatikan dengan baik. Musyawarah harus dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani.

5. Makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Sila ke-5 Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
tujuan luhur kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia baik
yang normal

18
Dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan
perbuatannya yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
(Kehidupan Sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dalam dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta
manusia dengan Tuhannya

Nilai-Nilai Keadilan Yang Harus Terwujud Dalam Kehidupan Bersama:

Negara pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti
bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha
Esa, sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu
keadilan dalam hidup bersama. Keadilan sosial tersebut didasai dan dijiwai oleh
hakikat keadilan manusia sebagai makhluk yang beradab (sila II). Manusia pada
dasarnya adalah adil dan beradab, yang berarti manusia harus adil terhadap diri
sendiri, Tuhannya, orang lain dan masyarakat serta adil terhadap lingkungan
alamnya.

1. Keadilan distributif, yaitu suatu hubunngan keadilan antara negara


terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi

19
keadilan dalam bentuk keadailan membagi, dalam bentuk kesejahteraan,
bantuan, subsidi, serta kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Legal ), yaitu suatu hubungan keadilan antara
warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang
wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam bentuk mentaati peraturan perundang-
perundang yang berlaku dalam negara.
3. Keadilan Komutatif, yaitu hubungan keadilan antara warga satu dengan
lainnya secara timbal balik.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang diwujudkan


dalam hidup bersama kenegaraan untuk memuwudkan dalam hidup bersama
kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan
seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai
keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antar negara sesama bangsa
didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu
pergaulan antara di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi
setiap bangsa, perdamain abadi serta keadilan hidup bersama( keadilan sosial).6

Pengamalan Sila Ke Lima Pancasila:

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalimat tersebut memiliki makna
yang sangat luas. Sila ke lima Pancasila diliputi, didasari, dijiwai oleh sila 1,2,3,4.
Dengan demikian makna yang terkandung dalam sila ke lima Pancasila
merupakan gambaran terlengkap dari makna keseluruhan Pancasila. Namum nilai
yang terkandung dalam Pancasila selain sila ke lima juga memiliki keterkaitan
dengan sila lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengamalan sila ke lima Pancasila terkadang tidak


sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat
pada berubahnya sikap masyarakat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap
tidak sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut
kehilangan jati diri bangsa. Jika suatu bangsa kehilngan jati diri bangsa, mudah

20
bangsa lain untuk menjajah bangsa Indonesia. Perilaku yang dipedomankan
sebagai pengamalan Pancasila beserta pengamalan di masyarakat Indonesia
diantaranya ;

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotong – royong

Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi
kodrat manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong
antar sesama, gotong - royong, tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan
ras, suku, jenis kelamin dan agama. Namun, dimasa sekarang nampaknya sikap
tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari suntuk hingga ia tidak
dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh tak acuh
dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Seharusnya kita
sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila lebih
mementingkan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra
antar manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki
kedudukan yang sama dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu,
memperlakukan manusia sama dengan yang lain tanpa membedakan suku, ras,
agama, jenis kelamin.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela
negaranya. Rakyat indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang
tertuang dalam UUD 1945. Hak asasi manusia tersebut mencakup hak atas
kedudukan yang sama dalam hukum, hak atas penghidupan yang layak, hak atas
kehidupan berserikat dan, berkumpul, hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat,
hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan pengajaran,

21
dsb. Dengan dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945, mengandung pengertian
bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

4. Menghormati hak orang lain

Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir
yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa
perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia
memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan
manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang
dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah
berkat bantuan dan kerjasama orang lain di masyarakat.

6. Tidak menggunkan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan


terhadap orang lain

Masih sering kita jumpai kasus-kasus suap, pungli, sogokan marak disegala
bidang. Bukan hanya badan usaha milik pererintah, badan usaha milik swasta juga
dapat kita jumpai pungli, suap, sogokan. Hal tersebut sangat merugikan
masyarakat dan negara. Masyarakat dirugikan karena melakukan pengorbanan
yang lebih banyak dari pada peratuan yang telah ditetapkan dan tidak
memilikikesempatan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dikarenakan
pungli, sogokan dan suap. Sedangkan negara menderita kerugian dikarenakan
sesuatu yang seharusnya benar kelak menjadi salah. Semisal penerimaan pegawai
negeri, pemerintah dirugikan oleh karena calon yang diterima berdasar pada
banyaknya suap bukan karena standar penerimaan yang telah ditetapkan. Jika

22
penyelewengan penggunaan hak milik usaha untuk pemerasan ini tidak dibenahi,
boleh jadi hukum kelak bisa di beli.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan


dan gaya hidup mewah

Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan,
perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan
Indonesia kaya akan hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia,
kita sebagai rakyat Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan kekayaan negara
tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup mewah. Karena diantara sumber daya
alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaharui dan masih banyak
saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak. Sedangkan Indonesia
memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh rakyat
Indonesia.

8. Tidak menggunakan hak-hak milik untuk hal-hal yang bertentangan


dengan atau kepentingan umum.

Sering kita mendengar kasus-kasus koruptor yang menjamur di Indonesia.


Korupsi dapat jadi karena koruptor melaksanakan hak- hak asasi manusia
cenderung untuk berlebih-lebihan, sehingga merugikan negara dan masyarakat.
Seharusnya, manusia lebih memprioritaskan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut hendaknya tidak bertentangan
dengan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras

Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi
terwujud. Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar,
sesuai dengan hukum. Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan
keinginannya tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran nilai
Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang

23
berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia inginkan dengan
kerja keras. Bukan mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama

Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil
karya anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan
kita dukung hasil karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi
kepada anak negeri Indonesia lainnya untuk tetap terus berkarya.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang


merat dan berkeadilan sosial

Pemerataan perekonomian di Indonesia masih perlu dilaksanakan. Hal ini perlu


dikarenakan pertumbuhan ekonomi antar daerah masih berbeda. Jika pertumbuhan
peerekonomian Indonesia tidak merata, ini menyebabkan ketertinggalan suatu
daerah dengan daerah lain. Pemerintah dalam mengatasi hal ini menggalakan
pemerataan penduduk, pemerataan perekonomian dengan program pinjaman
modal dll. Langkah pemerintah tersebut berguna untuk mewujudkan
pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masih banyak perilaku di masyarakat Indonesia yang bertentangan dengan ajaran


Pancasila. Perilaku menyimpang dari nilai filosofi Pancasila nantinya akan
membawa dampak buruk bagi bangsa Indonesia dan Penyimpangan dari
pengamalan Pancasila akan menghilangkan kepribadian bangsa. Kita sebagai
rakyat Indonesia hendaknya berperilaku sesuai nilai-nilai moral pancasila,
Mengendalikan diri dari kepentingan pribadi agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai manusia sosial dan bersama-sama mewujudkan kehidupan
berdasar Pancasila.

24
BAB III
PENUTUP

A. Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya
dalam kehidupan. Dan penerapan terutama pada nilai kemanusiaan dan
pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan
melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar
senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.

B. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai
Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu
diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia
mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban
masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi
kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pendidik.co.id/pengertian-manusia-dan-kemanusiaan/

Ayura Fara Dimarta, Bandung, 13 Juni 2020, makalah Nilai-Nilai Pancasila

Kharisma Amelia Abmani, Makalah Pancasila Tentang Sila Kedua

https://www.academia.edu/41953282/MAKALAH_PANCASILA_SILA_KETIGA_
PERSATUAN_INDONESIA_

List Nuralifah, Ngatiyem, Diaz Nur Rizki, Makalah Ketuhanan Yang Maha Esa

26

Anda mungkin juga menyukai