Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan kami beri judul
Pancasila Sebagai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Tidak lupa ucapan terimakasih kami kepada Bapak Ahmad
Sudi Pratikno, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, yang telah membimbing kami selama ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,makadari
itu kami menerima kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
II. 3 Pembelajaran Pancasila Sebagai Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa ......... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.3 Tujuan
1. Menjabarkan apa maksud Pancasila sebagai dasar filosofis
2. Menjelaskan apa saja pokok-pokok nilai pancasila sebagai dasar
fundamental negara
3. Menjelaskan makna dan nilai luhur sila-sila dalam pancasila
4. Menjelaskan apa fungsi Pancasila sebagai penguatan karakter dan jati
diri bangsa
I.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui apa makna dasar filosofis Pancasila
2. Untuk mengetahui apa saja pokok-pokok nilai pancasila sebagai dasar
fundamental negara
3. Untuk mengetahui apa makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam masing-masimg sila Pancasila
4. Untuk memahami apa fungsi Pancasila sebagai penguatan karakter dan
jati diri bangsa
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang bersifat sistematis.2Oleh
karena itu sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis3
dan sistematis.
1
Sarinah, dkk.,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan Tinggi),
(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 33-34
2
Sistematis adalah teratur menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang diatur baik-baik.
KBBI online, https://kbbi.web.id/sistematis.html, diakses tanggal 22 Oktober 2019
3
Hierarki adalah urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan).
KBBI online, https://kbbi.web.id/hierarki.html, diakses tanggal 22 Oktober 2019
3
Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-
cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat
karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh
para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam sistem yang tepat.
Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat pancasila.4
4
Agustinus W. Dewantara. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. (DIY: Kanisius, 2017). Hlm.
11-12
5
Jimly Asshiddiqie, Ideologi, Pancasila dan Konstitusi, Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.academia.edu. 2008, hlm. 10
6
Ibid
4
1. Norma fundamental negara (staatsfundamentalnorm) adalah Pancasila
(Pembukaan UUD 1945).
2. Aturan dasar negara (staatsgrundgesetz) adalah Batang Tubuh UUD
1945, dan Konvensi Ketatanegaraan.
3. Undang-undang formal (formell gesetz) adalah Undang-Undang.
4. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en
autonome satzung) secara hierarkis mulai dari Peraturan Pemerintah
hingga Keputusan Bupati atau Walikota.
5
Kedudukan pancasila sebagai kaidah pokok negara mempunyai
implikasi7 sebagai berikut:
7
Implikasi: keterlibatan atau keadaan terlibat. KBBI online.https://kbbi.web.id/implikasi.html.
Diakses tanggal 23 Oktober 2019
8
DPR-GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong), DPR yang dibentuk dan berlaku selama
periode 26 Juni 1960 hingga 15 November 1965.
DPR RI.Sejarah DPR: Sejarah Terbentuknya DPR RI. www.dpr.go.id/tentang/sejarah-dpr.
diakses tanggal 23 Oktober 2019
9
Cita-cita hukum mengandung arti bahwa pada hakikatnya hukum sebagai aturan tingkah laku
masyarakat berakar pada gagasan, rasa, karsa, cipta, dan pikiran masyarakat itu sendiri.
6
berdasarkan cita-cita yang hidup di dalam masyarakat yang telah ada sebelum
negara ini didirikan.10
3. Bersifat Imperatif
Sifat Pancasila Imperatif atau memaksa, artinya mengikat dan memaksa
setiap warga negara untuk tunduk kepada Pancasila. Pengamalan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari disertai sanksi-sanksi hukum, siapapun yang melanggar
maka akan dikenai sanksi hukum yang berlaku di Indonesia. Itu artinya Pancasila
mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terkait dalam cita-
cita yang terkandung di dalamnya.12
10
Oksep Adhayanto. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undanagn.Jurnal Ilmu Hukum 5(2).Februari 2015-Juli 2015.
Hlm. 5
11
Yusron Pahlevi.Analisis Yuridis Pancasila sebagai Norma Fundamental Negara
(Staatsfundamentalnorm), Negara dan Keadilan 8(1), 2019, hlm. 3
12
August Hadiwijono, Pendidikan Pancasila, Eksistensinya bagi Mahasiswa, Jurnal cakrawala
Hukum 7(1), Juni 2016, hlm. 83
7
II.2 Pokok-Pokok Nilai Pancasila sebagai Norma Fundamental Negara
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara, seperti
tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia. Di dalam Pancasila termuat nilai-nilai luhur
yang harus diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
pancasila sebagai jiwa rakyat Indonesia sungguh dapat dilihat dan dirasakan.13
Pokok-pokok pikiran yang ada dalam Pembukaan UUD 1945 tidak lain
adalah penjabaran nilai-nilai Pancasila17, yaitu:
13
Yuyus Kardiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK kelas X,
(Jakarta: Erlangga, 2018), hlm. 40
14
Philosofische Grondslag adalah fundamen, filsafat, pikiran sedalam-dalamnya yang diatasnya
akan didirikan banguna negara Indonesia. Sedangkan Weltanschauung adalah pandangan hidup.
15
Jimly Asshiddiqie, Op.cit., hlm. 13
16
Sulistyani Eka Lestari, Pancasila dalam Konstruksi Sistem Hukum Nasional, Negara dan
Keadilan Vol 7, No. 2, Agustus 2018, hlm. 88
17
Yana Suryana, dkk.,Ensiklopedia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Pancasila dan
Konstitusi, (Klaten: Cempaka Putih, 2018), hlm. 37
8
1. Pokok pikiran pertama, “Negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Pokok pemikiran ini merupakan penjabaran
nilai-nilai atau sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
2. Pokok pikiran kedua, “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia”. Pokok pemikiran ini merupakan
penjabaran nilai-nilai atau sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
3. Pokok pikiran ketiga, “Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”.
Pokok pemikiran ini merupakan penjabaran nilai-nilai atau sila
keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan.
4. Pokok pikiran keempat, “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Pokok pemikiran ini merupakan penjabaran nilai-nilai atau sila
pertama dan kedua Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
18
Sarinah, dkk.,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: PPKn di Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 42
19
Pancasila tersusun secara hierarkis pyramidal, artinya pancasila memiliki tingkatan yang
menjadi satu kesatuan yang saling erat hubungannya, jadi sila ke-1 menjadi dasar dan erat
kaitannya dengan sila ke-2, begitupun seterusnya sampai sila ke-5.
9
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai semua sila-sila
dalam Pancasila yang lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diartikan
meliputi seluruh hidup kebatinan manusia, sehingga segala bentuk aliran
keagamaan dan kepercayaan dibulatkan menjadi satu dan ditujukan kepada suatu
bentuk kepercayaan kepadaTuhan Yang Maha Esa. Esa artinya satu, tiada duanya,
karena Tuhan yang disembah oleh berbagai ras dan suku bangsa sesuai
kepercayaan dan agamanya masing-masing, memang hanya satu.20Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa dimaknai secara tersurat dan tersirat.
- Tersurat artinya makna yang sudah jelas tertera dan tertulis dalam
kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu menjelaskan bahwa negara
Indonesia menganut satu Tuhan. Yakni, seluruh agama dan
kepercayaan yang ada di indonesia hanya percaya adanya satu Tuhan.
Makna kata “Tuhan” dalam kalimat tersebut bukan merujuk pada satu
agama atau satu kepercayaan saja. Tapi merujuk kepada Tuhan
masing-masing agama dan aliran kepercayaan yang adadi indonesia.
Dan negara menjamin kebebasan beragama tanpa membatasi atau
memaksakan aturan-aturan didalamnya.
- Tersirat artinya makna yang tersembunyi yang tersirat dalam kalimat
Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu negara Indonesia adalah negara
beragama. Negara beragama disini bukan berarti negara agama yang
hanya menganut satu agama, tapi terdiri dari berbagai macam agama
dan aliran kepercayaan.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini tertuang dalam ayat Al-Qur’an, yaitu
dalam surah Al Ikhlas ayat 121 sebagai berikut:
20
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2012), Hlm. 91
21
Istigfari Oktavia, [Undergraduate Thesis], Esensi Pancasila dalam Al-Qur’an: Studi Penafsiran
Hamka dan Quraish Shihab, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), hlm. 69
10
قُ ْل ُه َو ه
ّٰللاُ ا َ َحد
22
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila pertama ini antara lain:23
22
Al-Qur’an Digital 2.1, http://www.alquran-digital.com, (Semarang: Toha Putra, 1989),
hlm.1098
23
Yuyus Kardiman. Loc.cit.
24
Ketut Rindjin, Op.cit.,hlm. 107-108
11
Sila kedua Pancasila ini tertuang dalam ayat Al-Qur’an surah An-Nisa ayat
13525 sebagai berikut:
فَ ََل تَتَّبِعُوا ا ْل َه ٰٓوى ا َ ْن ت َ ْع ِدلُ ْوا26
Artinya: Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin
menyimpang dari kebenaran/jadilah manusia yang adil. (QS. An-Nisa: 135)
25
Istigfari Oktavia, Op.cit.,hlm. 70
26
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit., hlm. 146
27
Yuyus Kardiman, Op.cit.,hlm. 41
28
Ketut Rindjin, Op.cit, hlm. 125
12
Sila ketiga ini tertuang dalam ayat Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 1329
sebagai berikut:
30
ارفُوا
َ َشعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلتَع
ُ َو َجعَ ْلنَا ُك ْم
29
Istigfari Oktavia, Op.cit., hlm.71
30
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit.,hlm. 843
31
Yuyus Kardiman, Op.cit, hlm. 42
32
Ketut Rindjin, Op.cit, hlm.146-147
13
Kerakyatan berarti suatu prinsip yang mengakui bahwa kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat.Disebut juga kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang
berdaulat.Prinsip kedaulatan rakyat ini merupakan suatu cita-cita politik.33
َ َوأ َ ْم ُر ُه ْم ش35
ُورى بَ ْينَ ُه ْم
33
Ibid, hlm. 169
34
Istigfari Oktavia, Op.cit., hlm.72
35
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit.,hlm. 785
36
Yuyus Kardiman, Loc.cit.
14
dan perbedaan manusia.37Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
merupakan salah satu tujuan negara untuk mewujudkan tata masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Ayat Al-Qur’an yang mendasari sila ini ada dalam surah An-Nahl ayat
9038 sebagai berikut:
39
ان
ِ س ِ ْ ّٰللاَ يَأ ْ ُم ُر ِبا ْلعَ ْد ِل َو
َ ْاْلح َّ َّإِن
37
Ketut Rindjin, Op.cit.,hlm. 173
38
Istigfari Oktavia, Op.cit.,hlm. 73
39
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit.,hlm. 413
40
Yuyus Kardiman, Op.cit., hlm. 43
15
bersifat hakiki. Karena itu, berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila yang lain,
seperti sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, ideologi nasional, perjanjian luhur,
tujuan bangsa, termasuk sebagai norma dasar dan kriteria dasar watak/kepribadian
manusia Indonesia semuanya dapat dikembalikan pada sifat hakiki tersebut.
Berdasarkan kedudukan nilai Pancasila yang hakiki itu, lahirlah berbagai nilai dan
fungsi Pancasila yang melandasi tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.41
Degradasi moral dapat terjadi karena suatu bangsa kehilangan jati dirinya.
Mereka tidak dapat mempertahankan apa yang menjadi identitasnya selama ini.
Mereka terlalu terlena dan kurang dapat menyaring budaya yang masuk ke
Indonesia. Padahal sebenarnya, bangsa ini memiliki Pancasila. Pancasila
merupakan karakteristik yang kini mulai luntur kesadaran untuk menghayatinya.
Mulai dari sila pertama hingga sila kelima semuanya mencakup berbagai lini
kehidupan yang dijalani manusia.
John F Kennedy pernah mengatakan, “Bila ada sesuatu yang salah pada
sistem di suatu negara, maka lihatlah apa yang salah dalam pendidikannya”.
Mengingat salah satu faktor penyebab maju mundurnya suatu bangsa adalah pada
pendidikannya. John F Kennedy, salah seorang Presiden Amerika Serikat pada
masanya, juga pernah mengatakan, “Ask not what your country can do for you,
but ask what you can do for your country”. Yang artinya, “jangan tanyakan apa
41
Bambang Sumardjoko, Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pembelajaran PKn Berbasis
Kearifan Lokal untuk Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, IPPMUMS,
publikasiilmiah.ums.ac.id, 2013, hlm. 113
16
yang telah negaramu berikan padamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu
berikan untuk negaramu”.42
44
ْ علَى أ َ ْن تُعَ ِل َم ِن ِم َّما ع ُِل ْمتَ ُر
شدًا َ َسى َه ْل أَتَّبِعُك
َ قَا َل لَهُ ُمو
Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?"(QS. Al-Kahfi: 66)
42
Mahifal, Relevansi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Era
Globalisasi, Wawasan Tridharma: Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah Jawa Barat No.6, XXIII,
Januari 2011, hlm. 2
43
Syeh Hawib Hamzah, Petunjuk Al-Qur’an tentang Belajar dan Pembelajaran, An International
Journal: Dinamika Ilmu 9(2), Desember, 2009, hlm. 4
44
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit., hlm.452
45
Ibid
46
Al-Qur’an Digital 2.1, Op.cit., hlm.1075
17
Penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dapat dimulai dari hal-hal
sederhana.Dengan demikian usaha membiasakan diri menerapkan nilai-nilai luhur
Pancasila dapat dimulai dari kehidupan sehari-hari, seperti dalam lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan berbangsa dan
bernegara.
47
Agustin Widjiastuti dan Adeleda Patricia Djimat, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Terkait
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia, Seminar Nasional Psikologi: Membangun
Manusia yang Holistik dalam Kebhinnekaan, UPH Press, 2018, hlm. 171
18
sekarang, meskipun telah terpengaruh oleh arus Globalisasi, masih
memperlihatkan tanda-tanda untuk tetap menjadi pedoman untuk dilaksanakan.
Oleh karena itulah, Pancasila bukan hanya sebagai norma dasar dari
kehidupan hukum nasional, akan tetapi juga merupakan norma dasar dari
norma-norma lain, seperti norma moral, norma kesusilaan, dan norma etika.
Agar tingkah laku manusia diwarnai oleh nilai-nilai Pancasila, maka norma
hukum positif yang berlaku di Indonesia harus berdasarkan Pancasila.50
48
Ibid
- Fungsi regulatif adalah sebagai tolok ukur untuk menguji apakah norma hukum yang di bawah
dasar negara tersebut bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. Sedangkan fungsi
konstitutif adalah sebagai pembentuk hukum bahwa tanpa adanya dasar negara tersebut norma
hukum yang ada di bawahnya akan kehilangan makna sebenarnya.
49
Ibid
-Legitimasi kekuasaan merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral
pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik.
50
Ibid, hlm. 172
19
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pancasila telah menjadi dasar falsafah negara, ideologi negara, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Istilah falsafah negara,
atau dasar filosofis didefinisikan sebagai fundamen, filsafat, pikiran yang
sedalam-dalamnya untuk didirikan suatu bangunan negara di atasnya.
20
Pembukaan UUD 1945 sebagai norma dasar kedudukannya lebih utama
daripada Pasal-Pasalnya, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila atau Jiwa Pancasila, sehingga
Pancasila dapat dikatakan mempunyai kedudukan sebagai norma fundamental
negara (Staatsfundamentalnorm).
III.2 Saran
1. Sudah saatnya sekarang kalangan pembentuk peraturan perundang-
undangan fokus menjadikan Pancasila sebagai pertimbangan asasinya.
Karena kini banyak produk norma hukum yang dipermasalahkan.
Pembatalan sejumlah produk Peraturan Daerah dan banyaknya Mahkamah
Konstitusi (MK) menerima permohonan Judicial Review, juga
mengindikasikan kebenaran kalau produk peraturan perundang-undangan
mengandung kelemahan.
2. Pendidikan karakter menjadi bagian yang integral untuk membangun
masyarakat Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan berperadaban
unggul dalam percaturan global, berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945. Namun pada kenyataannya, kondisi faktual saat ini masih
sangat jauh dari harapan tersebut. Pendidikan karakter belum didukung
dengan sistem pembelajaran yang efektif untuk membangun karakter
peserta didik. Degradasi moral saat ini antara lain seperti penyalahgunaan
narkoba, radikalisme pelajar, pornografi dan pornoaksi, plagiarisme, dan
21
menurunnya nilai kebanggaan berbangsa dan bernegara adalah bukti-bukti
nyata yang ada di sekitar saat ini. Dan disinilah dunia pendidikan
memegang peranan penting, dengan mengajarkan pendidikan Pancasila,
dengan cara mengaktualisasi implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai basis pendidikan yang adaagar lebih optimal dalam menjalankan
fungsi pendidikan dan pengajarannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lestari, Sulistyani Eka. 2018. “Pancasila dalam Konstruksi Sistem Hukum
Sunan Ampel
RI, D. A. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahan. Diakses pada 26 Oktober 2019. Al-
Qur’an Digital 2.1 :http://alquran-digital.com
24