Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW PKN

Dosen Pengampu:NELLY ARMAYANTI, S.P.,M.S.P

NAMA : RINALDI
NIM : 7192510007

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan “Critical Journal Review” ini.

Critical Book Review ini saya buat untuk memenuhi nilai kompetensi mata kuliah pengantar
manajemen untuk menambah wawasan tentang buku yang saya teliti dan bahas.

Dalam penulisan Critical Journal Review ini banyak kendala yang saya temui namun saya dapat
melaluinya dan menyelesikan Critical Journal Review ini.

Akhir kata saya ucapkan mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam
Critical Journal Review ini. Saya harap Ibu dapat memkluminya Karena seperti yang Ibu
ketahui saya adalah mahasiswa yang masih dalam tahap pembelajaran. Tentunya saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari Ibu sebagai Dosen Pengampu saya agar dalam pembuatan
Critical Journal Review selanjutnya dapat lebih baik lagi, terlebih dari itu agar saya dapat
menjadi mahasiswa yang sukses nantinya.

Medan, 1 Desember 2020

Rinaldi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN........................................................................................................................iii

IDENTITAS JURNAL 1..............................................................................................................1


PENDAHULUAN........................................................................................................................2
KAJIAN TEORI...........................................................................................................................3
METODELOGI PENELITIAN....................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
KESIMPULAN.............................................................................................................................6

IDENTITAS JURNAL 2..............................................................................................................7


PENDAHULUAN........................................................................................................................8
KAJIAN TEORI...........................................................................................................................9
METODELOGI PENELITIAN....................................................................................................9
PEMBAHASAN...........................................................................................................................9
KESIMPULAN.............................................................................................................................11

PENDAHULUAN
Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing. Pancasila terdiri atas
lima sila, dia diabadikan dalam Naskah Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, dia
dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Sekalipun di dalam Pembukaan tersebut
tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namum setiap yang membacanya sudah pasti
mengetahuinya, bahwa yang dimaksud dalam pernyataan terakhir dari alinea ke empat
pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan
dengan Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan harus
dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan secara formal.
Demikian pula Pancasila sebagai dasar negara dia meliputi suasana kebatinan atau cita-cita
hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik berupa hukum dasar tertulis yang berwujud
undang-undang dasar maupun berupa hukum dasar yang tidak tertulis, yang tumbuh dalam
praktik penyelenggaraan negara. Walaupun demikian, sebagai sebuah ideologi dan dasar negara,
Pancasila tetap layak untuk dikaji dan dipelajari kembali relevansinya dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa
Pancasila yang terdiri atas lima sila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia, adalah
merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diproklamasikan tanggal 17
Agustus 1945. Dan kesepakatan tersebut telah dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945, oleh
sebuah Badan yang bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai lembaga
yang membentuk negara ketika itu.

Identias Jurnal 1
Judul : MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA
BAGI MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

Penulis : Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd

Penerbit : Universitas Muhammadiyah Ponorogo ambirop

Jenis Jurnal : JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan

ISSN : ISSN 2545-2683

PENDAHULUAN
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
mempunyai naluri, akhlak, daya piker, dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung
dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan penciptanya. Kesadaran ini
menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya dari generasi ke generasi.

Pancasila merupakan dasar Negara bagi Negara kita. Sebagai dasar Negara, Pancasila
lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang terkandung sejak zaman nenek moyang kita dahulu.
Nilai-nilai tersebut lahir dan melekat secara tidak sengaja pada nenek moyang kita. Pancasila itu
terdiri dari Panca dan Sila. Nama Panca diusulkan oleh Ir. Soekarno sedangkan nama Sila
diusulkan oleh salah seorang ahli bahasa. Pancasila dirasakan sudah sempurna dan mencakup
segala aspek pada Bangsa Indonesia.

Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi, mengharuskan kita
untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa tetap dapat menghayati
dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga dan menjadi
pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.

KAJIAN TEORI :
MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA BAGI MASYARAKAT DI
ERA GLOBALISASI

Ideologi Pancasila dalam pemikiran radikal dan revolusioner


Ideologi Pancasila dalam Perspektif Global
Nilai-Nilai yang terkandung dalam Pancasila
Kondisi Masyarakat Indonesia saat ini dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila
Upaya yang dilakukan Masyarakat Indonesia dalam Membudayakan Nilai-Nilai Pancasila

METODOLOGI PENELITIAN :

Analisis di dalam artikel ini menggunakan pendekatan studi literasi dengan


mengumpulkan berbagai sumber informasi dan fakta dari beberapa literatur dan dokumen yang
terkait langsung dengan pembahasan khususnya konteks Pancasila dan implementasinya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kajian analisis yang dituliskan pada bagian
pembahasan adalah merupakan komponen diskusi argumentasi yang juga didukung oleh hasil
temuan sebelumnya.

PEMBAHASAN :

Ideologi Pancasila dalam pemikiran radikal dan revolusioner

Perlu kita renungkan, Pancasila sebagai dasar Negara diwarnai oleh ketegangan, konflik,
dan consensus bersama. Kondisi bangsa Indonesia yang dimasa kolonial selalu menempatkan
warga Nusantara sebagai pihak yang terkalahkan banyak menginspirasi perumusan Pancasila.
Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmurakan terwujud jika masyarakat Indonesia
terus mewarisi dan mengembangnkan nilai-nilai luhur yang digali dari dari sumber religioitas.
Eksisitensi Tuhan sudah dikenal oleh masyarakat nusantara dengan segala istilah dan ajaran.
Toleransi terhadap perbedaan sikap banyak dijunjung oleh nenek moyang nusantara.

Prinsip-prinsip yang ada dalam Pancasila tidak semuanya berasal dari asing. Pancasila
juga tidak semuanya berasal dari warisan nusantara. Para pendiri Negara mengolah kembali
warisan nusantara dan memperkaya dengan warisan dunia sehingga muncul suatu rumusan
Pancasila yang sangat cerdas dan visioner. Dari perpaduan budaya global dan warisan budaya
yang luhur itulah berhasil dirumuskan Pancasila sebagai suatu dasar Negara sekaligus pandangan
hidup.

Ideologi Pancasila dalam Perspektif Global


Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indoesia. Sebagai dasar
Negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara diwujudkan dalam hukum nasional Indonesia, dimana
Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Indonesia. Sedangkan
sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila dijadikan sebagai tuntunan bagi seluruh masyarakat
Indonesia dalam menjalani kehidupan seharihari.

Nilai-Nilai yang terkandung dalam Pancasila

Berikut ini adalah nilai-nilai dalam lima sila Pancasila :

Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai manusia yang
diciptakan wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Masyarakat Indonesia
berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila kedua ini menjelaskan bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan
hukum.

Persatuan Indonesia

Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Dalam sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam mengambil
keputusan dan penanganannya, dan kejujuran bersama.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna dalam sila ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat, seluruh
kekayaan dan sebagainya dipergunakan untuk kebahagiaan bersama, dan melindungi yang
lemah.

Kondisi Masyarakat Indonesia saat ini dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila


Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat dikaji dan identifikasi dengan melihat prilaku dan
kepribadian masyarakat Indonesia tercermin pada tingkah laku masyarakat Indonesia sehari-hari.
Perilaku masyarakat Indonesia saat ini yang tidak sesuai dengan nilainilai Pancasila yaitu:

Penyimpangan sila pertama Saat ini kita menjumpai generasi muda yang tidak bertaqwa kepada
Tuhan YME. Misalnya: meninggalkan ibadah, melanggar peraturan agama, menganggap dirinya
sebagai Tuhan atau Rasul, dan lain sebagainya.

Penyimpangan sila kedua Sekarang ini kita temui diantara pemuda Indonesia yang tidak
memanusiakan manusia lain sebagai mana mestinya. Misalnya: kasus pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, dan lain sebagainya.

Penyimpangan sila ketiga Memudarnya rasa persatuan dan kesatuan yang terjadi pada
masyarakat Indonesia saat ini. Misalnya: tawuran antar pelajar, bentrok antar warga seperti
perang sampit, bentrok antar suku seperti kisah perang sampit, dan lain sebagainya.

Penyimpangan sila keempat Demokrasi selayaknya dilaksanakan dengan sehat. Fenomena yang
terjadi saat ini masih adanya money politic di kalangan masyarakat yang biasa dijumpai pada
saat pemilihan kepala desa, pemilihan bupati atau walikota.

Penyimpangan sila kelima Selanjutnya mengenai keadilan, banyak fakta-fakta mengenai


ketidakadilan yang di lakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini. Tidak perlu jauh-
jauh, saat ini dapat kita lihat pada kelompok belajar kita saja sebagai faktanya.

Upaya yang dilakukan Masyarakat Indonesia dalam Membudayakan Nilai-Nilai Pancasila

Sejalan dengan upaya sedemikian rupa, diharapkan terdapat penghayatan dan


pengalaman nilainilai luhur Pancasila di berbagai bidang kehidupan bagi seluruh masyarakat.
Berkaitan dengan upaya pembudayaan karakter bangsa yang bersumber dari nilai-nilai luhur
Pancasila, maka pendapat Suko Wiyono (2013) berpendapat bahwa hal yang ingin dicapai dalam
pembudayaan adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban sebagai pribadi,
anggota keluarga/masyarakat, dan sebagai warga Negara.

2) Sebagai pribadi ia dapat bersikap dan bertingkah laku sebagai insan hmba Tuhan, yang
mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara tepat, sehingga dapat bersikap adil. Ia adalah
seorang yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesua dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.

3) Sebagai anggota keluarga dan masyarakat ia mampu mendudukkan dirinya secara tepat sesuai
dengan fungsi dan tugasnya. Ia faham dan mampu menempatkan hak dan kewajiban dalam hidup
bersama.
4) Sebagai warga Negara ia diharapkan faham akan hak dan kewajibannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, patuh melaksanakan segal ketentuan perundang-
undangan yang didasarkan atas kesadaran.

5) Sebagai tenaga pembangunan maka ia memahami prinsipprinsip dasar program dan


peaksanaan pembangunan, baik pembangunan di daerah maupun pembangunan nasional.

KESIMPULAN :

Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indoesia. Sebagai dasar
Negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan. Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak
bisa dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesi, globalisasi memiliki dampak
positif dan negative. Pembudayaan nilai-nilai luhur Pancasila perlu diupayakan. Diharapkan
terdapat penghayatan dan pengalaman nilai-nilai luhur Pancasila di berbagai bidang kehidupan
bagi seluruh masyarakat.

Identias Jurnal 2
Judul : Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian
Masyarakat Indonesia

Penulis : - Muhammad Mona Adha


- Erwin Susanto

Penerbit : Universitas Lampung (UNILA)

Jenis Jurnal : Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan

ISSN : ISSN 2527-7057

PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali nilai-nilai Pancasila dalam membangun
kepribadian masyarakat Indonesia. Gambaran mengenai revolusi dan gerakan nasionalis
Indonesia dengan menunjukkan keyakinan yang besar bahwa negara ini mampu mengatasi
segala rintangan yang dihadapi. Bersinergi di dalam arus perubahan informasi dan teknologi
yang begitu cepat dibutuhkan nilai-nilai pemersatu bangsa yaitu nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai alat pemersatu bangsa sebenarnya sudah ada di dalam hati sanubari setiap orang
Indonesia, bahkan jauh sebelum kemerdekaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
keharmonisan kehidupan yang dibangun dalam kebersamaan, saling menyayangi, memiliki rasa
persaudaraan yang tinggi, dan konsep gotong royong yang tidak pernah dilupakan dan
ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi pedoman kehidupan bersama dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila memperkokoh kehidupan bangsa dan mempererat
persaudaraan antara sesama dalam tatanan kehidupan sosial warga negara.

Nilai-nilai Pancasila harus tetap dibangun dan dibumikan di dalam aktivitas masyarakat
Indonesia sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pihakpihak yang telah melupakan
Pancasila bahkan ada beberapa bagian orang yang belum begitu paham mengenai nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi bangsa. Membiasakan dan membumikan Pancasila dalam rangka
menjaga karakter kepribadian bangsa Indonesia yang kokoh dan memperkuat persatuan dan
kesatuan tanah air Indonesia. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Dewantara yang
mengatakan bahwa sebagai rakyat dari suatu negara, satu bangsa yang tak mungkin dipecah
belah. Tidak mungkin dipecah belah, karena rakyat dan negara kita terpangku oleh satu alam dan
satu zaman, serta dikuasai oleh satu kodrat dan satu masyarakat”. Kekuatan, mentalitas dan
semangat kebangsaan yang tinggi dengan nasionalisme yang berkobar dapat kita contoh dari
Jenderal Sudirman.

Kehidupan dan perkembangan dunia global saat ini terutama bagi Indonesia perlu
pelaksanaan secara nyata norma etik untuk kehidupan bernegara sangat penting untuk diterapkan
secara berkesinambungan agar terwujud kehidupan bersama yang lebih tenteram dan damai. Tap
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan bermasyarakat
dinyatakan bahwa etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan
penjabaran nilai- nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku
yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar
dalam kehidupan masyarakat.

KAJIAN TEORI :
KEKUATAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MEMBANGUN KEPRIBADIAN
MASYARAKAT INDONESIA

Menghayati dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila


Pancasila di dalam Hati Sanubari Masyarakat Indonesia
Pancasila dan Budaya Hidup Kehidupan Bangsa Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN :

Analisis di dalam artikel ini menggunakan pendekatan studi literasi dengan


mengumpulkan berbagai sumber informasi dan fakta dari beberapa literatur dan dokumen yang
terkait langsung dengan pembahasan khususnya konteks Pancasila dan implementasinya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kajian analisis yang dituliskan pada bagian
pembahasan adalah merupakan komponen diskusi argumentasi yang juga didukung oleh hasil
temuan sebelumnya.

PEMBAHASAN :

Menghayati dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila

Pasandaran mengatakan bahwa, “Pancasila memuat landasan etik, moral, dan sekaligus
menjadi landasan dan dasar pengembangan praksis PKn baik dalam rangka pengembangan
dimensi hermeneutic maupun dimensi homeostatic dari etika kewarganegaraan”. Nilai-nilai
Pancasila tidak hanya sebatas panduan dan pelaksanaan secara etik dan moral saja, melainkan
kandungan Pancasila harus dapat hidup dalam kepribadian warga negara Indonesia sepanjang
masa. Oleh karena itulah, disamping etik dan moral, maka Pancasila harus menjadi sumber
utama dalam praksis PKn, tanpa pernah melepaskan Pancasila dalam konteks pembelajaran agar
terwujud peserta didik dengan karakter yang kuat dan sangat mencintai bangsanya.

Pancasila hadir tidak terpisah antara sila yang satu dengan sila yang lain, tetapi sila-sila
itu bersama keterkaitannya yang merupakan bagian-bagian dari keutuhan. Pancasila memberikan
pemahaman dan pedoman bahwa persatuan dan kesatuan adalah proses yang tidak boleh
terlewatkan, karena disini letaknya nilainilai keharmonisan sesama warga negara untuk menjalin
kehidupan bersama mencapai Indonesia yang maju dan bermartabat. Senada dengan yang
dikemukakan oleh Sihabudin bahwa, “Keanekaragaman warna di antara benda-benda yang
diciptakan di alam semesta adalah manifestasi kemahakuasaan Tuhan, dan bukan suatu alasan
untuk menguntungkan satu makhluk dengan merugikan makhluk lainnya”. Warga negara harus
menjaga persatuan dan kesatuan untuk menciptakan kehidupan yang teratur dan seksama melalui
perenungan yang mendalam untuk bertindak secara tepat di dalam masyarakat. Membumikan
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila harus selalu diupayakan dan dilaksanakan untuk
membangkitkan semangat Pancasila pada setiap diri warga negara agar lebih memahami,
mengerti, dan mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Secara
fundamental menanamkan nilai-nilai Pancasila secara lebih signifikan akan mengembalikan
pemahaman secara utuh mengenai Pancasila. Warga negara yang kurang paham tentang
Pancasila, setelah dilakukan proses pembelajaran dengan nilai-nilai Pancasila, maka mereka
paham mengenai ideologi bangsanya sendiri. “Untuk mempelajari dan melaksanakan Pancasila
sebaiknya setiap individu mampu untuk dapat melihat dan belajar mengenai kehidupan,
mempelajari ilmu pengetahuan, mempelajari filsafat, belajar tentang negara, mengenai hukum,
mengenai masyarakat dan dunia, mengenai manusia dan hakekat dalam jiwa dan akal rasa
kehendaknya, watak perbuatannya, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, adatistiadat, kebudayaan
dan keragaman”.

Pancasila di dalam Hati Sanubari Masyarakat Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara yang dimaksud adalah sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara (philosophische grondslag) dan negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat
karena Pancasila merupakan rumusan philoshopy atau dapat dikatakan nilai-nilai Pancasila
adalah nilai-nilai filsafat. Oleh karena itu, harus dibedakan dengan dasar hukum negara yang
dalam hal ini adalah UndangUndang Dasar 1945. Pancasila adalah sebagai landasan idiil dan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusionil. Pancasila sebagai dasar negara
berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan
pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan merupakan
pencerminan dan nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolok
ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nila kerakyatan, dan nilai keadilan.

Nilai-nilai Pancasila mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang ada di


masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan sebagai berikut; bahwa penyelesaian suatu konflik
hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, menghargai derajat kemanusiaan, mengedepankan
persatuan, mendasarkan pada prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya keadilan,
saling menghormati, menghargai, dan kasih sayang. Kedudukan nilai sosial bersama di
masyarakat untuk menjadi sumber normatif bagi penyelesaian konflik bagi para anggotanya
adalah hal penting. Masyarakat membutuhkan nilai bersama untuk dijadikan acuan manakala
konflik antar anggota terjadi.

Pancasila dan Budaya Hidup Kehidupan Bangsa Indonesia


Sila-sila Pancasila merupakan nilai luhur yang ada pada bangsa Indonesia. Terbentuknya
Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa. Pancasila adalah hasil dari
perenungan jiwa yang mendalam dan didalamnya terdapat nilai-nilai kehidupan yang sangat luas
(universal). Kausa Materialis dari sila-sila Pancasila adalah yang paling tepat dan bersifat mutlak
bagi hakekat kemanusiaan Indonesia yang kekal dan tidak akan berubah yang digali dari bangsa
Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa Pancasila adalah
sebagai local wisdom bangsa Indonesia.

Langkah untuk mengembalikan kebanggaan masyarakat di tanah air terhadap khasanah


budaya bangsa harus terus dibangkitkan. Walaupun ada sebagian masyarakat Indonesia saat ini
lebih mengagumi budaya yang datang dari luar daripada budaya yang tumbuh dan berkembang
di negeri sendiri, tetap Pancasila menjadi pedoman utama untuk menjaga nasionalisme bangsa.
Terkait pemahaman dan pengertian mengenai persenyawaan antara kekuatan sejarah
nasionalisme dan demokrasi, berikut ini pendapat Emerson yang dikutip oleh Priyono dan
Hamid. Kesadaran untuk menemukan kembali akar kebudayaan yang tumbuhdan berkembang di
masyarakat mengukuhkan gagasan untuk lebih meningkatkan penelitian, pengkajian, dan
penyebarluasan khasanah kebudayaan. Sejalan dengan hal itu maka perlu adanya upaya
pembangunan jatidiri bangsa pada setiap warga negara Indonesia dengan memiliki jatidiri bangsa
berlandaskan Pancasila. Melalui pembudayaan dan aktualisasi nilai-nilai Pancsila yang berjalan
secara efektif dan mendasar, maka Pancasila dapat muncul keberadaannya dalam ruang dan
perilaku yang nyata dari setiap warga negara Indonesia. Affandi 25 berpendapat bahwa “Dari
manakah bangsa Indonesia membangun jati dirinya? Dimulai dari setiap individu sesuai dengan
kemampuannya masing-masing”. Peran serta maksimal dari warga negara Indonesia maka
dihasilkan kepribadian atau jatidiri bangsa Indonesia.

KESIMPULAN :

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air Indonesia adalah mutlak. Pancasila
memberikan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat ditengahtengah perubahan kehidupan
masyarakat dalam era globalisasi, Pancasila memberikan kekuatan untuk mengantarkan bangsa
Indonesia menuju era keemasan sebagai bangsa yang bermartabat dalam puncak peradaban.
Berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pertahanan keamanan
diarahkan untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki diri pribadi
Pancasila yang mewujudkan Indonesia yang maju dan relijius. Cita-cita mulia bangsa Indonesia
harus dicapai dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bersama baik dalam
kawasan nasional dan internasional.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL


KELEBIHAN JURNAL 1

1. Jurnal yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh pendapat para ahli
ataupun rujukan dari buku.
2. Jurnal yang disusun sudah baik, karena Penulisan artikel dilakukan secara ilmiah.
3. Kelebihan dari penelitian ini yaitu mengunakan penelitian berupa wawancara,
dokumentasi, dan studi kasus sehingga mendapatkan data yang lengkap sehingga mudah
dipahami.
4. Jurnal ini juga jelas dan lengkap. Mencantumkan data sehingga mempermuda untuk
dimengerti

KEKURANGAN JURNAL 1

1. Kelemahan masih banyak terdapat di cara penulisan tanda baca. Tanda baca yang
digunakan terlalu berlebihan.
2. Kata-kata yang digunakan terlalu rumit, sehingga pembaca tidak mudah dalam
memahami isi artikelnya.

KELEBIHAN JURNAL 2

1. Isi dan judul sangat bersesuaian, serta hasil penelitian dari judul tersebut menimbulkan
hal yang positif.
2. Penggunaan sumber referensi sangat baik, karena tidak hanya sedikit sumber referensi
yang digunakan.
3. Kelebihan dari penelitian ini yaitu mengunakan penelitian berupa wawancara,
dokumentasi, dan studi kasus sehingga mendapatkan data yang lengkap sehingga mudah
dipahami.
4. Jurnal ini juga jelas dan lengkap. Mencantumkan data sehingga mempermuda untuk
dimengerti

KEKURANAN JURNAL 2

1. Terdapat pengulangan paragraph di bagian pendahuluan.


2. Cara penulisan masih kurang baik, karena kata-kata yang asing tidak ditandai atau
ditonjolkan.

Anda mungkin juga menyukai