Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Allhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Pancasila ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila ibu Lusy
Liany, S.H, M.H yang telah sabar dan berbaik hati dalam memberikan materi pendidikan
pancasila selama ini di Fakultas kedokteran kelas A.
Semoga tugas makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapapun
yang membacanya. Untuk teman-teman seperjuangan di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi,
semangat selalu dan saya yakin kita bisa menyelesaikan pendidikan kuliah ini tepat waktu
dengan nilai yang sempurna Amiin ya Rabbal’alamin.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna. Yang mana
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan
terkait makalah saya ini. Sekian dan Terima Kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ….……………………………..………………………………….......... i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………….…………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 3
C. Tujuan …………………………………………………………………................ 3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia?
2. Bagaimana makna Pancasila sebagai ideologi Negara Republik Indonesia?
3. Bagaimanakah makna Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai ideologi Negara Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pengertian pancasila secara etimologis berasal dari bahasa sanskerta dari India. Menurut
Prof. MuhammadYamin, dalam bahasa sanskerta, pancasila memiliki dua macam arti, panca
artinya “lima” dan syila artinya “batu sendi/alas atau dasar” adapun juga dapat di artikan
sebagai “peraturan tingkah laku yang baik, atau penting.” Dalam bahasa Indonesia, kata sila
menjadi “susila” yang artinya “tingkah laku yang baik”, sehingga kata panca-sila berarti “lima
tingkah laku yang penting”.
Pengertian pancasila secara terminologis pada 1 jumi 1945, dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) perkataan Soekarno
untuk member nama pada lima prinsip dasar negara yang di usulkannya. Perkataan tersebut
dibisikkan oleh temannya seorang ahli bahasa yang duduk disamping Soekarno, yaitu
Muhammad Yamin.
Perkataan pancasila mulai diketahui dari pidato Ir.Sukarno. Pada saat itu Pancasila belum
menjadi falsafah Negara, juga belum menjadi isi jiwa bangsa Indonesia dan belum menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia. Tetapi pada pidato. Yang berjudul pancasila disebut
menunjukan bahwa pancasila mulai dari waktu itu menjadi dasar falsafah Negara.
Perkataan falsafah atau filosofi adalah berasal dari kata filo yang artinya cinta, ingin dan
sofia yang artinya kebijaksanaan atau mengerti dengan mendalam. Arti falsafah dapat
diartikan sebagai keinginan untuk mengerti secara mendalam, oleh karena itu pidato
Ir.Soekarno tanggal 1 juni 1945 memang menghadapi pengertian yang mendalam dari rakyat
Indonesia untuk membentuk Negara Indonesia, maka pidato tersebut dapat dikatakan
mempunyai nilai-nilai filofisia atau filsafat, dimana diberi judul oleh Ir.Soekarno sebagai
pancasila karena didalam pidato tersebut makna dan penguraian dari setiap sila pancasila
dapat ditemukan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Penjabaran Kelima Sila Pancasila Sebagai Gambaran Kepribadian Bangsa
1. KeTuhanan Yang Maha Esa Indonesia memiliki 5 agama yang dianut oleh masyarakatnya,
antara lain Islam sebagai agama dominan, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu. Tentunya,
setiap agama tersebut mengajarkan kebaikan kepada umat pengikutnya yang membuat mereka
menaati aturanNya serta berbakti kepadaNya. Sebagai manusia harus berbuat baik kepada
sesama dengan melakukan tindakan sosial dan beramal, bertindak ramah, serta harus
menjunjung toleransi antarumat beragama. Pribadi manusia inilah yang kemudian menjadi
karakteristik bangsa Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Perikemanusiaan) Sebagai negara yang
berketuhanan, Indonesia memiliki masyarakat yang bersifat peduli terhadap kesukaran dan
mau membantu orang lain. Sehingga, dapat dikatakan bahwa perikemanusiaan adalah dasar
hidup bangsa Indonesia untuk turut membantu memajukan umat manusia dan mencapai cita-
cita kebahagiaan bagi seluruh dunia.
3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia Persatuan dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama
dan kebersamaan. Semangat persatuan yang dianut Indonesia direalisasikan dalam bentuk
gotong royong sebagai sifat bangsa Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan Sila kerakyatan berakar dalam masyarakat Indonesia dan merupakan suatu unsur
kepribadian bangsa Indonesia. Memang, pada saat ini demokrasi Indonesia yang berasal dari
barat itu, menduduki peringkat ke-3 tertinggi di Dunia. Akan tetapi dalam pelaksanaannya,
demokrasi ini hanya dijadikan alat bagi para birokrat pemerintah yang saling bertarung
bahkan menggunakan cara kotor untuk memenuhi individual interest nya. Hal ini cukup
bertentangan dengan sifat kerakyatan Indonesia yang didasarkan atas kekeluargaan dan
keputusannya harus mencapai mufakat. Maka, pengambilan keputusan dengan musyawarah
mufakat lah yang harus dilakukan dan menjadi ciri dari bangsa Indonesia sekarang.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia Kepribadian bangsa Indonesia yaitu
keadilan sosial Indonesia yang menuju kepada cita-cita mencapai suatu tata masyarakat yang
adil dan makmur. Keadilan harus dirasakan oleh keseluruhan lapisan masyarakat Indonesia
agar dapat memajukan kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia yang menyeluruh. Oleh
karena itu perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan haruslah dikembangkan.
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
ancasila sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara. Dalam hal
tersebut, Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara,
tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
suatu system ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berdasarkan Pancasila.
Hal ini diartikan bahwa semua peraturan yang ada dan berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara, dengan artian
Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk dapat mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara
sesuai dengan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 merupakan “ sumber hukum dasar nasional ”.
Pancasila sebagai dasar negara dapat diartikan juga sebagai paradigm pembangunan bangsa.
Yang dimaksudkan dengan paradigm pembangunan bangsa ialah Pancasila sebagai sebuah
kerangka berpikir ataupun sebuah model mengenai bagaimana hal-hal yang sangat esensial
dilakukan. Pembangunan dalam perspektif Pancasila adalah pembangunan yang sarat akan nilai
yang berfungsi sebagai dasar pengembangan visi dan menjadi referensi kritik
terhadap pelaksanaan pembangunan. Pancasila sebagai dasar negarapun menjadi nilai-nilai dasar
referensi kritik social budaya. Yang dimaksud di sini ialah untuk proses perubahan social budaya
yang cepat akibat oleh
perkembangan ilmu dan teknologi tetap didasari dari nilai-nilai Pancasila. Kritik sebagai bahan
dialog dalam proses mencapai pembangunan yang diperlukan sehingga terciptanya
pembangunan yang dinamis dan kontekstual dalam menghadapi tantangan zaman dan dengan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Paradigma
pembangunan pendidikan yang ada di Indonesiapun juga didasarkan dengan Pancasila.
Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Perlu disusun system ilmiah
berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, dan praktek pendidikan untuk menjadi dasar
tunggal penyelesaian masalah pendidikan nasional. Penggunaan system-sistem ajaran
yang berasal dari luar hanyalah sebagai pemerkaya dan pembanding saja. Dengan demikian
akan teratasi masalah-masalah seperti terbelahnya kepribadian ahli pendidikan yang berimbas
pada anak didiknya. Peranan pembangunan politik juga tidak terlepas dari Pancasila sebagai
dasar negara. Dengan kelima prinsipnya, Pancasila menjadi dasar negara Indonesia yang cukup
integrative bagi kelompok-kelompok politik yang heterogen dalam perkembangan ilmu sejarah
Indonesia modern. Mochtar Buchori (dalam Rukiyati, 2013) pernah menyampaikan bahwa untuk
mengatasi di bidang politik, tidak ada jawaban lain kecuali bahwa kita harus mengembangkan
system politik yang benar-benar demokratis. Demokratisasi merupakan upaya penting untuk
terwujudnya otonomi daerah. Tanpa demokrasi, rasanya mustahil untuk terwujudnya otonomi
daerah. Suatu masyarakat menjadi demokratk jika memenuhi nilai-nilai demokrasi. Ada empat
inti dari nilai-nilai demokrasi yaitu kedauulatan rakyat, partisipasi, akuntabilitas, dan komitmen.
Sebagai dasar dan falsafah bangsa, Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang
fundamental bagi umat bangsa untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di
Indonesia. Kehidupan bernegara didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, dengan memberikan
kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan membangun demokrasi di bidang agama. Di
samping itu, ketahanan nasional Indonesia juga tidak terlepas dari peran Pancasila. Ketahanan
nasional Indonesia pada hakikatnya adalah ketangguhan dan keuletan bangsa yang memiliki
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Penyelenggaraan ketahanan nasional
berbeda-beda sesuai dengan letak, kondisi geografis, dan budaya bangsa tersebut. Bangsa
terpelihara kesatuannya melalui nilai-nilai yang diamalkan oleh warga negaranya. Bagi bangsa
Indonesia, nilai-nilai tersebut adalah Pancasila. Kaitan Pancasila dan ketahanan nasional adalah
adanya pengakuan ide mengenai pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan realitas.
Dengan kata lain, ketahanan nasional adalah perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
nasional. Dan yang paling utama ialah Pancasila dasar negara sebagai paradigma pembangunan
ideologi Indonesia. Pengembangan Pancasila sebagai ideologi memiliki dimensi relaitas,
idealitas, dan fleksibelitas atau dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka menghendaki adanya
dialog dengan tantangan-tantangan seiring bergantinya zaman dengan tetap mengacu pada
pencapaian cita-cita dan tujuan nasional Indonesia. Dalam rumusan ideologi bukanlah hanya
sebuah pengertian. Ideologi adalah prinsip dinamika, larna merupakan pedoman dan sekaligus
berupa tujuan. Realisasi dari ide-ide yang menjadi ideologi itu dipandang sebagai kemuliaan
manusia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, ideologi Negara Indonesia, sekaligus
menjadi pandangan hidup bangsa. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan
negara Republik Indonesia. “Makalah PKn Pancasila” Maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kengaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik
dipusat maupun di daerah.
DAFTAR PUSTAKA