Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

Dosen Pengampu: Dr. Ode Jamal, M.Si

Oleh:

YUNITA SARI SITANGGANG (2023011024046)

PROGRAM STUDI S-1 BAHASA INGGRIS

JURUSAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas makalah Pancasila yang berjudul “Kedudukan dan Fungsi Pancasila”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila semester 1

dan sebagai pengganti UTS dan UAS dengan dosen pengampu Dr. Ode Jamal, M.Si. Tidak lupa

saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Pancasila yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu

mendukung kelancaran tugas kuliah saya.

Akhirnya, penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan

saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan juga bagi pembaca. Dengan

kerendahan hati, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari

pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain di waktu yang

mendatang.

Jayapura, 11 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
1. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia..............................................................................6
2. Pancasila sebagai Idiologi Negara Indonesia...........................................................................8
3. Pancasila sebagai Flasafah Negara Indonesia.......................................................................10
4. Pancasila sebagai Sistem Etika Bernegara............................................................................12
BAB II..................................................................................................................................................14
KESIMPULAN................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu masyarakat
Indonesia dalam wilayah nusantara yang begitu luas dengan berbagai suku, budaya, hingga
agama. Realitanya pancasila justru kian berkurang diakibatkan arus globalisasi, seharusnya di era
globalisasi ini pancasila justru menjadi filter.

Keberadaan pancasila saat ini sudah tidak seperti yang diharapkan sebelumnya sebagaimana
yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ini, yang menetapkan pancasila sebagai ideologi
yang kelak mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang terdepan. Hari peringatan
kelahiran pancasila yang dirayakan setiap tahun menjawab realita tersebut, peringatan hari
kelahiran pancasila hanya sebagai peringatan simbolis semata. Tidak ada perubahan menuju cita-
cita luhur pancasila maupun upaya untuk menegakkannya, sebagaimana spirit para pendiri
bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

Sebagai generasi bangsa, pemuda memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan suatu
bangsa. Bahkan sebelum Indonesia merdeka peran pemuda pada masa-masa melawan penjajah
selalu menjadi terdepan dengan tekad satu bangsa dan satu tanah air, walau negara belum ada
tekad namun hal ini menimbulkan gerakan yang luar biasa. Kini pemuda harus mampu
membangun dirinya sendiri, menyiapkan dirinya untuk bisa menjadi penerus perjuangan
pemimpin sebelumnya. Pemuda harus kreatif dan mampu melakukan berbagai kegiatan yang 2
efektif sesuai zamannya dalam mengelola bangsa ini dengan baik dengan mengembangkan
toleransi untuk mencapai hubungan yang harmonis, dan jangan mudah terhasut.

Generasi muda yang intelektual adalah mereka yang mau bersungguhsungguh dalam
meningkatkan kualitas dirinya, dan mengamalkan kemampuannya bagi pembangunan bangsa
dan negara sekaligus membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarga serta
lingkungannya. Salah satu hal yang berkaitan dengan pembangunan bangsa adalah pengamalan
dan penerapan Pancasila, karena Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional memiliki
makna filosofis, yuridis dan sosial politik. Masalah yang ada pada saat sekarang ini belum
terealisasinya kontekstualisasi dan penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Pancasila hanya sebagai slogan yang dalam penerapannya masih kurang bahkan
kenyataan yang terjadi di tanah air masyarakat mulai meninggalkan Pancasila.

Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai generasi penerus bangsa peran pemuda diharapkan
mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nasional. Artinya, pemuda mampu
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nasional mengacu penerapannya dalam negara
sebagai organisasi, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, diharapkan
bahwa pemuda mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila salah satunya melalui organisasi
kepemudaan.

Pemuda Pancasila adalah kumpulan para premanisme, berwajah seram dan tidak bertingkah
laku baik bahkan sikap mereka dipandang bertentangan dengan nilainilai Pancasila. Tetapi,
meskipun begitu organisasi Pemuda Pancasila masih tetap eksis di beberapa daerah, bahkan
terbilang masih aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, hal inilah yang menjadi tanda tanya
besar.

Berdasarkan observasi penulis terdahulu tentang organisasi Pemuda Pancasila, penulis


melihat bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila terhadap organisasi Pemuda Pancasila masih
kurang diterapkan. Pada umumnya anggota Pemuda Pancasila hanya mengetahui lima sila dari
sila-sila Pancasila tanpa menerapkan nilai-nilai Pancasila tersebut secara langsung dalam
kehidupan masyarakat bahkan diantara anggota Pemuda Pancasila tersebut masih ada yang tidak
mengetahui benar isi dari kelima sila tersebut. Hal ini bertentangan dengan visi dan misi
organisasi Pemuda Pancasila tersebut yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
B. PEMBAHASAN
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas atau dasar.
Artinya, Pancasila merupakan lima asas yang akan digunakan masyarakat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. Dari sini, Pancasila memiliki dua jenis kedudukan
bagi masyarakat Indonesia, yaitu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal
kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

Pancasila mengatur relasi negara dengan warga negara dan relasi sesama warga negara secara
nonformal, yaitu sebagai pandangan hidup bangsa. Kedudukan Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa artinya Pancasila seperti budaya atau norma yang mengikat dan memandu
masyarakat. Kedudukan Pancasila dalam kehidupan bernegara ini terdiri dari dua, yaitu sebagai
dasar negara dan ideologi negara.

Pancasila juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Ideologi negara
Fungsi Pancasila yang pertama adalah sebagai ideologi negara yang diimplementasikan
dalam pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik
secara material maupun spiritual. Tujuan tersebut dicapai dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat.
Selain itu, Pancasila sebagai ideologi juga mencakup sikap warga negara yang
mewujudkan kehidupan bangsa dan dunia yang aman, tenteram, tertib, dan damai.
2. Dasar negara
Pancasila berfungsi sebagai dasar negara yang berarti bahwa Pancasila sebagai dasar yang
mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Dasar
negara dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.
3. Pandangan hidup bangsa
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara selanjutnya adalah sebagai pandangan hidup
bangsa. Semua kegiatan kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-
sila dalam Pancasila.
1. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Terkait kedudukan, diterangkan M. Syamsudin dkk. dalam Pendidikan
Pancasila: kedudukan atau fungsi Pancasila sebagai dasar negara dapat ditinjau dari berbagai
aspek, yakni aspek historis, kultural, yuridis, dan filosofis.

Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara
Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini
digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan
menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.

Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah hasil budaya bangsa. Oleh
karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan. Jika tidak
diwariskan, negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Penting untuk diingat
bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya
luhur bangsanya.

Secara yuridis, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tercantum di dalam Pembukaan UUD
1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan
hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.

Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Tatanan
nilai ini tidak lain merupakan ajaran tentang berbagai bidang kehidupan yang dipengaruhi oleh
potensi, kondisi bangsa, alam, dan cita-cita masyarakat. Lebih lanjut, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Pancasila diakui sebagai filsafat hidup yang berkembang dalam sosial
budaya Indonesia.
1. Pancasila sebagai Idiologi Negara Indonesia
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta,
yaitu panca artinya lima dan sila artinya prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalamnya
terdapat sila-sila yang digunakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila-sila yang ada
di Pancasila memiliki maknanya masing-masing yang harus diterapkan ke dalam kehidupan
setiap masyarakat Indonesia sehari-hari.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, tercantum dalam alinea keempat pembukaan
UUD 1945, yaitu: Ketuhanan yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan
Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelebihan dan
Kekurangan Sistem Ekonomi Pancasila Pancasila yang digambarkan dengan lambang seekor
burung Garuda memiliki makna yaitu sebuah sumber kekuatan. Selain itu, dengan warna emas
yang ada pada burung Garuda tersebut memiliki makna sebagai simbol kemuliaan.

Pada dasarnya Pancasila berfungsi sebagai dasar dari semua hukum yang berlaku di
Indonesia. Berikut sembilan fungsi Pancasila, yaitu: Pancasila sebagai ideologi negara Pancasila
sebagai dasar negara Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi negara republik Indonesia Pancasila
sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Makna Pancasila
Menurut fungsinya sebagai pandangan hidup, Pancasila dibagi menjadi lima sila yang harus
diterapkan oleh setiap masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Berikut kelima sila
tersebut beserta maknanya:

1) Ketuhanan yang Maha Esa

Ketuhanan yang Maha Esa merupakan sila pertama yang ada pada Pancasila memiliki
makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia harus memiliki kepercayaan dan
bertakwa kepada Tuhan. Dalam hal ini tentu saja menyesuaikan dengan agama yang kita anut
serta kepercayaan yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan begitu, pada sila ini juga memiliki
makna bahwa kita sebagai masyarakat yang saling hidup berdampingan harus dapat saling
menghormati satu sama lain antar umat beragama agar terciptanya kesejahteraan dan kehidupan
lingkungan yang tentram.

2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan sila kedua yang ada pada Pancasila
memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diminta untuk memiliki
pemahaman dalam diri mengenai kesetaraan derajat pada setiap manusianya, sehingga kita dapat
saling menyayangi dan menghargai satu sama lain antarindividu. Selain itu, pada sila ini juga
kita diajak untuk saling menjaga dan membantu satu sama lain, membela kebenaran serta
keadilan yang ada, dan mampu saling bekerjasama dalam menciptakan kedamaian di lingkungan
sekitar serta negara Indonesia secara keseluruhan.

3) Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia merupakan sila ketiga yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa
kita sebagai masyarakat negara Indonesia harus selalu mengedepankan tujuan kesatuan,
persatuan, serta kepentingan bagi negara bersama dibandingkan kepentingan sebagai individu
masing-masing. Pada sila ketiga ini juga, kita diajak untuk memiliki sifat serta menjadi pribadi
yang mau dan rela berkorban demi mencapai kemerdekaan negara Indonesia, menunjukan rasa
cinta pada bangsa Indonesia sebagai tanah air, serta memiliki kebanggaan terhadap negara
Indonesia.

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan merupakan sila keempat yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita
sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk tidak memaksakan kehendak atau keinginan
yang bersifat pribadi, dan selalu mengedepankan atau mengutamakan kepentingan bersama
ataupun negara. Dalam mengambil sebuah keputusan di berbagai ruang lingkup, baik pekerjaan
maupun kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus
diambil. Pada sila ini kita diajak untuk mengambil pilihan yang mengedepankan tujuan bersama
serta menyelesaikan masalah yang ada dengan cara musyawarah maupun berdiskusi.

5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan sila kelima yang ada pada
Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk dapat
selalu bersikap dengan adil di segala aktivitas yang dilakukan, dalam pengambilan keputusan
yang harus disepakati bersama dengan melakukan gotong royong.

Landasan Pendidikan Pancasila Arti Lambang Pancasila Negara Indonesia dilambangkan


dalam seekor burung garuda, atau sering disebut sebagai garuda pancasila. Di dada burung
tersebut terdapat perisai yang menggambarkan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam
pancasila, yang artinya sebagai berikut:

Bintang melambangkan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang
menggambarkan cahaya kerohanian bagi seluruh warga negara. Kelima sisi pada bintang
menggambarkan kepercayaan masing-masing warga negara. Rantai melambangkan sila kedua
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Rantai yang tersusun dari 17 gelang menggambarkan
hubungan manusia yang saling tolong menolong. Pohon beringin melambangkan sila ketiga yaitu
persatuan Indonesia. Pohon beringin digambarkan sebagai tempat berteduh untuk seluruh warga
negara. Lambang tersebut juga mengartikan kesatuan Indonesia yang kokoh tertanam dalam akar
yang kuat. Kepala banteng melambangkan sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kepala banteng dimaknai sebagai
hewan yang suka berkumpul, dan kompak dalam mengambil keputusan. Padi dan kapas
melambangkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Padi dan kapas
dimaknai sebagai kebutuhan rakyat Indonesia, tanpa memandang status dan kedudukan. Padi dan
kapas mencerminkan sandang dan pangan, tak adanya kesenjangan antara warga negara.

2. Pancasila sebagai Flasafah Negara Indonesia


Nilai-nilai luhur ini mengkristal dalam rumusan Pancasila sebagai perwujudan filsafat
kemanusiaan yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Falsafah Pancasila ini merupakan suatu
pandangan hidup yang telah diyakini bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran oleh karena itu
dijadikan falsafah hidup bangsa.

Falsafah Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau semangat gotong
royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta saling menghargai dan memberi
kebebasan beragama, dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama menuntut masing-masing warga negara Indonesia untuk mengakui Tuhan Yang
Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir baik dalam hati maupun dalam perilaku sehari-hari.
Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut masing-masing umat beragama dan berkepercayaan
untuk hidup rukun dan saling menghormati walaupun berbeda-berbeda keyakinannya. Hal ini
merupakan nilai ketuhanan dan kemasyarakatan yang harus dimanifestasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila ke-dua mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai
sesama manusia, yang memiliki martabat mulia, dan hak-hak serta kewajiban asasi. Dengan kata
lain sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak kemanusian dan nilai keseteraan yang
menunjukkan tidak adanya perlakuan diskriminatif walaupun dari suku, agama, ras, dan
golongan yang berbeda. Dalam hal ini manusia harus dilihat dari sisi kemanusiaannya bukan dari
simbol-simbol yang dimilikinya.

3. Persatuan Indonesia
Sila ke-tiga, menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa, dan negara
Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional dan loyal terhadap sesama
warga negara. Sila ini mengandung nilai persatuan, nilai perjuangan, dan semangat nasionalisme
(ke-Indonesiaan)

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-empat mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik
serta pemerintahan negara, setidaknya secara tidak langsung, bersama dengan sesama warga atas
dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Sila ini
mengandung nilai-nilai kemasyarakatan, permusyawaratan, dan saling menghormati di antara
sesama untuk mengabdi kepada bangsa dan negara berdasarkan kedudukannya dan profesinya
masing-masing.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ke-lima mengajak masyarakat untuk aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai
dengan kemampuan dan kedudukannya masing-masing kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin yang dapat dirasakan oleh seluruh
warga negara Indonesia.Sila ini mengandung nilai keadilan dan kebersamaan yang
mencerminkan keluhuran budaya bangsa.

Semangat memperingati hari lahirnya Pancasila bukan sekedar ceremoni atau upacara, kiasan
atau ungkapan normatif, “Saya Pancasila, Saya Indonesia” tetapi harus diimpelmentasikan dalam
kehidupan nyata berbangsa dan bernegara. lahirnya Pancasila itu sendiri melalui semangat
gotong royong dalam merawat kemajemukan dalam kebersamaan dengan moral Pancasila untuk
mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian dan kenyamanan di Indonesia.

3. Pancasila sebagai Sistem Etika Bernegara


Pancasila dan etika ialah dua gambaran yang tidak boleh disisihkan lantaran isinya ialah
suatu sistem yang menciptakan suatu kepaduan yang utuh serta bertautan antara dengan lainnya
yang dijadikan panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Implementasi Pancasila sebagai sistem
etika mampu terbentuk jika pemerintah serta masyarakat bisa melaksanakan nilai serta sila yang
terdapat pada Pancasila dengan mementingkan asas kesamarataan warga negara.

Pancasila sebagai sistem etika menggambarkan bahwa nilai sila Pancasila melaksanakan
aktivitas kehidupan warga negara.Dengan demikian pada etika Pancasila ini di dalamnya
tercantum nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan, serta keadilan.
Kelima nilai tersebut menciptakan budi pekerti warga negara pada seluruh aspek kehidupannya.
Dengan begitu pula kesalahan dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya penyelewengan
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat di hilangkan.Sebagai masyarakat Indonesia perilaku tidak
boleh bertentangan dengan Pancasila dan harus bisa meninggikan nilai-nilai yang ada menjadi
suatu hal yang lebih memberikan faedah kepada banyak orang.

Contoh dari konsekuensi pancaila sebagai sistem etika ini adalah pada kehidupan berbangsa
dan bernegara, yaitu “KORUPSI”, banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia
sehingga dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sebagai
sitem etika disini dapat digunakan untuk rambu normatif untuk mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara , dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara yaitu korupsi dapat
diminimalkan.

Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas


dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Etika Pancasila diperlukan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral
yang hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai-nilai moral yang hidup
tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat mitos.

Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan
bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi
moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap
spiritualitas dalam kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara.

Contohnya :

1. Saling mendengarkan dan menghargai orang lain untuk mewujudkan terjaganya


kerukunan berbangsa.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan antar bangsa.
3. Saling mengingatkan manusia, agar selalu dekat dengan Sang Maha Kuasa sesuai dengan
agama yang dipercayainya.
4. Saling peduli dan membantu agar terjalin hidup yang damai.
BAB II
KESIMPULAN

Pancasila dirumuskan atas dasar nilai-nilai luhur yang sudah ada sejak zaman
dahulu, yang kemudian digagas kembali oleh para tokoh pendiri bangsa dengan
pemikiran dan perenungan yang mendalam. Oleh sebab itu, Pancasila hadir sebagai
ideologi negara serta pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki nilai-nilai
penting dalam setiap silanya. Dari nilai-nilai tersebut kemudian lahirlah sistem etika
Pancasila sebagai salah satu sumber dalam membebaskan bangsa Indonesia dari
permasalahan yang sudah mengakar. Karena permasalahan-permasalahan inilah sistem
etika Pancasila terus dikembangkan dalam pengimplementasiannya agar setiap tindakan
dan usaha masyarakat dalam mencapai tujuan bersama tidak salah arah.
Pancasila sebagai sistem etika ialah moral yang bisa di realisasikan pada
perbuatan yang dapat di lihat sehingga melibatkan banyak sekali aspek kehidupan. Dapat
dilihat masa kini masih banyak sekali warga yang tidak berasaskan Pancasila. Tujuan
Pancasila sebagai sistem Etika dengan melihat nilai apa saja yang tercantum pada isi
Pancasila, maka dari itu Pancasila bisa menjadi sistem etika yang sangat kokoh. Di dalam
etika Pancasila sendiri tercantum nilai sila Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, dan kerakyatan serta keadilan. Dilihat berdasar. Apabila nilai sila Pancasila ini
betul-betul dimengerti tentu bisa memusnahkan tingkat kesenjangan dan kejahatan moral
dalam aktivitas bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penulis menggunakan jenis
penelitian ini adalah metode kualitatif dan studi literatur.
Setiap manusia mempunyai prinsip kehidupan dalam menjalani kehidupannya
masing-masing. Prinsip kehidupan tersebut tentunya menjadi alat untuk mengarahkan
kehidupan untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang. Prinsip tersebut dapat
mencerminkan kepribadian dan karakter khas yang membedakan seseorang dengan orang
lain. Sama halnya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, negara Republik
Indonesia juga memiliki prinsip-prinsip tersebut adalah Pancasila. Pancasila merupakan
dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila mencerminkan
kepribadian bangsa indonesia sejak dulu, sehingga pancasila merupakan faktor pembeda
bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai