Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI DALAM


BERBANGSA DAN BERNEGARA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PANCASILA

DOSEN PENGAMPU :
FATHUL JANNAH, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelas 1C
Kelompok 4
Irena Sovarinda (2110125220038)
Lia maysarah (2110125220005)
Nashiroh (2110125220055)
Noval Nanda Pratama (2110125210031)
Sella Maulida (2110125120036)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas limpahan dan
rahmat Karunia-Nyalah, saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Kedudukan Pancasila
Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Dalam Berbangsa dan Benegara” ini dengan lancar tiada
suatu aral yang berarti selama proses penulisan. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas
dari Ibu Fathul Jannah, M.Pd. untuk membuat sebuah makalah, dan untuk menambah
pengetahuan tentang bab mata kuliah Pancasila. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak / Ibu Dosen yang telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Proposal ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya selaku penyusun makalah
mengharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya. Akhir kata “tiada gading
yang tak retak” , maka atas segala kekurangan dalam tulisan ini, saya sangat mengharap saran-
saran dari berbagai pihak. Untuk selanjutnya saya juga berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.

Tanah Bumbu, 31 Agustus 2021

penulis
DATAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1. Latar Belakang.................................................................................................................................4

2. Rumusan Masalah............................................................................................................................5

3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6

1. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi dalam Berbangsa dan Bernegara6

A. Pancasila Sebagai Budaya Bangsa Indonesia..........................................................................7

B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa..........................................................................9

C. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia.........................................................................10

D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia...................................................11

E. Pancasila Sebagai Asas Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia..................................12

F. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia.......................................................................14

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16

1. Kesimpulan..................................................................................................................................16

2. Saran.............................................................................................................................................16

Daftar Pustaka.........................................................................................................................................17
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pancasila adalah pedoman bangsa Republik Indonesia. Suatu pegangan bangsa


Indonesiayang menanut berbagai kontribus i ataupun kekuatan untuk
mencipt akan kehidupan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila telah
ditetapkan sebagai dasar negaradan telah diterima oleh seluruh warga negara
indonesia seperti yang tercantum pada pembukaan Undang- Undang dasar 1945
yaitu merupakan kepribadian negara dan cara pandang hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuannya, sehingga tak ada satukekuatan apapun dan mananappun juga
yang mampu memisahkan Pancasila dan Indonesiadari kehidupan masyarakat Indonesia.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD
1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966
yangmenandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah
dimurnikan dandipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara
Republik Indonesia.Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan
No.XX/MPRS/1966.

Pancasila adalah jiwa raga seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kontribusi
ataukekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dan mengajarkan nilai
nilaikehidupan yang makin baik untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar negara dan telah diterima oleh seluruh
warganegara indonesia seperti yang tercantum pada pembukaan Undang- Undang dasar 1945
yaitumerupakan kepribadian negara dan cara pandang hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran,kemampuannya, sehingga tak ada satu kekuatan apapun dan mananappun juga
yang mampumemisahkan Pancasila dan Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Kebudayaan Bangsa
2) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia?
3) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Fisafat Bangsa Indonesia?
4) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia?
5) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Asas Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Indonesia?
6) Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia?
3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi dalam
berbangsa dan bernegara.
BAB II PEMBAHASAN

1. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi dalam Berbangsa dan Bernegara

Pancasila sebagai dasar Negara mengartikan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan pancasila. Segala peraturan-
peraturan yang berlaku di Indonesia semua harus bersumber dari Pancasila itu sendiri. Semua
tindakan kekuasaan atau kekuatan pada masyarakat harus berlandaskan peraturan hukum yang
berlaku. Hukum juga yang berlaku sebagai norma di Negara sehingga Indonesia menjadi sebuah
Negara hukum. Menurut Ani, S. R (2017). Pancasila merupakan suatu ideology yang dinamis
dan terbuka berarti nilai-nilai yang terkandung di dalamnya perlu dilakukan pengembangan
sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia, secara operasional pancasila bersifat
actual, adaptif, dan maknanya dapat diperbaharui. Secara yuridis Pancasila sebagai dasar Negara
yang terdapat dalam susunan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi “maka
disusunlah kemerdekaan itu dalam suatu Undang-UndangDasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada ketuhanan yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” dapat
dipahami dan disimpulkan bahwa pancasila merupakan dasar Negara Indonesia.

Pancasila merupakan hukum dari segala hukum sumber yang ada di Indonesia yang juga
termasuk asas kerohanian yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Pancasila
mewujudkan cita-cita hukum dasar Negara baik hukum yang sifatnya tertulis maupun hukum
yang sifatnya tidak tertulis. Dalam pancasila terkandung norma-norma yang mewajibkan
pemerintahan dan penyelenggara Negara untuk menjaga dan memelihara moral kemanusiaan
juga memegang teguh cita-cita rakyat luhur sesuai dengan pokok pikiran pembukaan UUD 1945.

Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup dan juga dasar Negara republic Indonesia
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila merupakan arahan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Selain itu, fungsi pancasila juga sebagai jati diri bangsa Indonesia. Makna
kehidupan bagi Negara Indonesia dapat dilihat dari budaya-budaya dan juga peradaban yang
terdapat di Indonesia. Pancasila dapat dikatakan sebagai pembeda dan jati diri dari Negara
Republik Indonesia dan hal tersebut sangat jelas dapat membedakan Negara Indonesia dengan
Negara lainnya yang ada didunia. Fungsi pancasila lainnya yaitu sebagi ideologi bangsa yakni
terdapat kumpulan ide, keyakaninan, dan juga gagasan yang terkandung dalam sila-sila
pancasila, hal tersebut menyangkut bidang politik, sosial, budaya dan keagamaan. Pancasila
merupakan ideologi terbuka yang berarti keberadaannya bersifat tetap dan dinamis.

Berikut merupakan rincian dari kedudukan pancasila:

1. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala hukum sumber.
2. Pancasila adalah asas tertib hukum Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 dan hal ini
dijabarkan dalam empat pokok pikiran
3. Sebagai cita-cita hukum dasar Negara hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
4. Pancasila memiliki norma yang mengharuskan pemerintahan dan golongan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur
5. Sebagai sumber penyelenggara Negara.

A. Pancasila Sebagai Budaya Bangsa Indonesia


Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki
identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan
proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-
menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan
akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari
proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah satu
defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang merupakan
suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat mengadaptasikan
dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan gagasan” (Sastrapratedja, 1991: 144). Apabila
definisi kebudayaan ini ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka
negara Indonesia memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat
dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa
yang mengatasi kepentingan individu atau kelompok.
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses
perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan
masyarakat berkembang secara dinamis. (J.W.M. Bakker, 1984: 22) menyebutkan
adanya beberapa saluran inkulturasi, yang meliputi: jaringan pendidikan, kontrol, dan
bimbingan keluarga, struktur kepribadian dasar, dan self expression. Kebudayaan bangsa
Indonesia juga merupakan hasil akulturasi sebagaimana yang ditengarai Eka
Dharmaputera dalam bukunya Pancasila: Identitas dan Modernitas. Haviland
menegaskan bahwa akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi sebagai akibat dari
kontak antarkebudayaan yang berlangsung lama. Hal-hal yang terjadi dalam akulturasi
meliputi:
1) Substitusi; penggantian unsur atau kompleks yang ada oleh yang lain yang
mengambil alih fungsinya dengan perubahan struktural yang minimal;
2) Sinkretisme; percampuran unsur-unsur lama untuk membentuk sistem baru;
3) Adisi; tambahan unsur atau kompleks-kompleks baru;
4) Orijinasi; tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang
berubah;
5) Rejeksi; perubahan yang berlangsung cepat dapat membuat sejumlah besar orang
tidak dapat menerimanya sehingga menyebabkan penolakan total atau timbulnya
pemberontakan atau gerakan kebangkitan (Haviland, 1985: 263).
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai
jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk
bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan
di Indonesia. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa
mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan
agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa
Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-agama besar, seperti: peradaban Hindu,
Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut menyumbang dan menyempurnakan
konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam
masyarakat. Misalnya, konstruksi tradisi dan kultur masyarakat Melayu, Minangkabau,
dan Aceh tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban Islam. Sementara konstruksi
budaya Toraja dan Papua tidak terlepas dari peradaban Kristen. Demikian pula halnya
dengan konstruksi budaya masyarakat Bali yang sepenuhnya dibentuk oleh peradaban
Hindu (Ali, 2010: 75)
B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Seperti dinyatakan oleh Soekarno, Pancasila tidak diciptakan dan dirumuskan
secara baru oleh para pendiri bangsa ini, melainkan ia adalah kristalisasi nilai-nilai dan
pandangan hidup bangsa yang telah mengendap dalam kehidupan bangsa ini selama
beratus-ratus tahun. Para pendiri negara ini hanya membantu merumuskan dan
mengeksplisitkan nilai-nilai maupun pandangan-pandangan tersebut agar menjadi
pedoman bangsa ini dalam memberi arah-tujuan bangsa ini serta mempertahankan
maupun memajukan bangsanya.
Bangunan jiwa bangsa itu kemudian dirumuskan dan dieksplisitkan oleh para
pendiri bangsa ini, diantara tokoh yang paling mengemuka adalah Soekarno, dengan
nama Pancasila. Dalam konteks ini Pancasila adalah merupakan pandangan dunia
maupun pandangan hidup sekaligus. Yakni ia merupakan gagasan vital bangsa, sistem
nilai dasar, yang menurunkan sistem moral dan sistem hukum bangsa, yang memberi
sistem normatif preskriptif bagi kehidupan nasional. Selain itu, jika Pancasila adalah
merupakan endapan jiwa bangsa yang telah bertahan dan mengendap dalam sanubari
bangsa Indonesia, maka Pancasila tentu berhimpit dan berkaitan dengan sistem
pandangan dunia bangsa ini: yakni sebuah filsafat bangsa yang berkait dengan cara
memandang kenyataan dan kebenaran. Pendek dikata, di dalam Pancasila terkandung
jiwa bangsa yang memiliki seperangkat cara pandang tententu tentang dunia. Jiwa
bangsa ini tentu dibentuk dari berbagai tradisi, norma, agama, sistem keyakinan, sistem
pengetahuan yang kemudian dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai Pancasila.
Maka sebagai pandangan dunia maupun sistem filsafat, Pancasila merupakan
acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat
terbangun sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya bisa didapat dari butir dan
ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama yang terserak di seluruh
wilayah nusantara. Aset kepengetahuanan ini bisa memberi kerangka bagi identifikasi
dan sistemasi, misalnya dalam berfokus ontologis, epistemologis, atau dalam studi
perbandingan ideologi lain sebagai sebuah cabang studi baru studi filsafat Akademik
(Bahm, 1997 dalam Soetrisno, 2006: 66-67)
C. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai dasar filsafat negara mengandung konsekuensi bahwa dalam
setiap aspek penyelengaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila(Ibid.,hlm.59) Aspek penyelengaraan negara meliputi peraturan
perundangundangan, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan lainnya. Segala
kebijakan pemerintah dalam mengatur hidup bangsa Indonesia harus sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai Pancasila. Posisi Pancasila sebagai dasar filsafat negara berarti
Pancasila menjadi norma umum yang mendasari hidup dan roda pemerintahan bangsa
Indonesia. Pancasila menjadi basis bagi berdirinya republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat(Ibid.,hlm.61) Sebagai Dasar Negara, Pancasila menjamin dan
melindungi hak-hak warga negara dalam segala aspek. Paham demokrasi yang dianut
bangsa Indonesia adalah paham demokrasi Pancasila yang memberikan penghormatan
dan pengakuan kepada hak-hak warga negara sebagai perwujudan pengakuan negara atas
hak-hak asasi manusia. Sistem demokrasi Pancasila memberikan kekuasaan pada rakyat
untuk menentukan arah dan tujuan hidupnya. Pancasila menjamin pemenuhan hak rakyat
Indonesia sebagai warga negara sehingga segala bentuk diskriminasi yang dilakukan
terhadap salah satu warga atau kelompok tertentu dapat disebut sebagai pelenggaraan
terhadap Pancasila sebagai konsensus bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat berarti sila-sila dalam Pancasila memiliki
keterkaitan dan membentuk satu kesatuan. Kesatuan Pancasila dapat dipahami dalam dua
sifat susunan Pancasila. Pertama, sila-sila Pancasila membentuk susunan yang bersifat
hierarkis. Susunan ini menggambarkan hubungan sila-sila dalam urutan luas dan urutan
kualitas. Susunan ini menampilkan sila pertama sebagai dasar bagi sila kedua, ketiga,
keempat dan kelima. Sila kedua yang didasari sila pertama menjadi dasar bagi sila
ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga yang didasari sila pertama dan kedua menjadi
dasar bagi sila keempat dan sila kelima. Sila keempat yang didasari sila pertama, kedua,
dan ketiga menjadi dasar bagi sila kelima. Sila kelima didasari oleh sila pertama, kedua,
ketiga, dan keempat(Ibid hal.75). Kedua sila-sila Pancasila membentuk susunan yang
bersifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Pada susunan ini sila-sila dalam
Pancasila saling mengisi dan terdapat hubungan saling memperkaya.
D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia.

Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar,
ide atau citacita

Presiden RI pertama Soekarno menjelaskan bahwa Pancasila dapat disebut sebagai philosopiche
grondslag (pandangan hidup bangsa), dan mengandung dua fungsi sebagai berikut:

 Pancasila sebagai pedoman serta petunjuk dalam menjalankan kehidupan berkeluarga,


bermasyarakat, dan berbangsa.
 Pancasila sebagai dasar Negara dalam berbagai bidang yang menyangkut ketataNegaraan
seperti hukum, politik, ekonomi, dan sosial masyarakat

Beberapa pengertian ideologi:

A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk
landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok
orang.
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan,
ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang
politik, sosial, kebudayaan, dan agama.
Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia
dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang
dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu:
sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan
sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
dalam masyarakat.

Sifat Ideologi Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan
dimensi fleksibilitas.
1) Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-
betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka
bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2) Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berNegara. Pancasila bukan saja
memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3) Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat
relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokrastis. Pancasila
memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke
masa.

Macam-macam Ideologi

o Liberalisme
o Kapitalisme
o Kolonialisme
o Marxisme
o Sosialisme
o Fasisme
o Nazisme

E. Pancasila Sebagai Asas Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar hidup masyarakat sekaligus sebagai pemersatu bangsa Indonesia.
Pancasila dapat diwujudkan dengan Tindakan Tindakan yang sesuai dengan kelima silanya yaitu.

1. ketuhanan yang maha esa

Artinya kita beragama dan bertakwa kepada Tuhan YME. Mengakui serta memulikan Tuhan.
Mengakui kebebasan beragama di Indonesia dan tidakmelakukan penindasan kepada orang
berbeda agama.dan hidup rukun didalam Negara kesatuan Republik Indonesia
2. kemanusiaan yang adil dan beradab

Mengakui dan memperlakukan setiap orang, tanpa membedakan bangsa, keturunan, warna kulit,
jenis kelamin, agama dan kedudukan, sebagai sesama manusia yang berakal budi.
Memperlakukan sesama manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain dengan
mengambil sikap tenggang rasa. Dalam menuntut hak-haknya tidak main hakim sendiri, tapi
menempuh jalan hukum untuk menjamin keadilan. Memperlakukan bangsa-bangsa lain sebagai
sesama anggota umat manusia dan menghormati hak-hak mereka.

3. Persatuan Indonesia

Ikut membela kebenaran, keutuhan wilayah, keamanan dan kesejahteraan Indonesia. Memiliki
kesadaran dan kebangsaan nasional Indonesia serta mengembangkannya. Menjunjung tinggi dan
mencintai Indonesia sebagai kesatuan politik, kesatuan sosial dan budaya, kesatuan ekonomi,
mapun kesatuan pertahanan dan keamanan. Memiliki dan mengembangkan solidaritas terhadap
sesame warga Negara. Menjunjung tinggi dan ikut mengembangka kebudayaan nasional
Indonesia, termasuk pandangan hidup dan moral bangsa, dasar falsafah Negara dan bahasa
Indonesia.

4. Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan


Perwakilan

Menghormati keyakinan dan pendapat sesama karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk
mempunyai dan mengeluarkan pendapat. Ikut dalam pemilihan-pemilihan umum guna mamilih
wakil-wakil rakyat untuk MPR, DPR, dan DPRD. Mengutamakan musyawarah dalam
pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama dan menerima serta melaksanakan
keputusan hasilnya.

Mematuhi Hukum Nasional, termasuk UUD 1945, Ketetapan –ketetapan MPR, dan peraturan
perundangan lain, sebagai keputusan bersama rakyat. Menyadari diri sebagai warga Negara yang
ikut bertanggung jawab atas keselamatan Negara dan pelaksanaan tugas-tugasnya, seperti yang
terkandung dalam alinea ke-4 UUD 1945.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Memperhatikan kesejahteraan umum yang menjadi urusan Negara dan memberikan sumbangan
sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya masing-masing semi terwujudnya kesejahteraan
umum itu. Ikut memperjuangkan agar semua warga Negara, terutama yangn lemah
kedudukannya, dapat ikut dalam perekonomian dan mendapatkan bagian yang wajar dari
pendapatan nasional. Memperjuangkan diadakannya jaminan-jaminan sosial bagi segala lapisan
masyarakatdengan pelaksanaan kesejahteraan sosial yang baik. Mematuhi peraturan-peraturan
perundangan yang ditetapkan oleh Negara sebagai sarana untuk mewujudkan kesejahteraan
khususnya dalam membayar pajak secara jujur sesuai undang-undang yang berlaku.

Tindakan-tindakan yang terkandung dalam kelima sila pada Pancasila yang disebutkan diatas
merupakan ciri-ciri manusia Pancasila, dengan melaksanakannya sebagai warga Negara adalah
wujud ikut serta mewujudkan persatan dan kesatuan bangsa.

F. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Jati diri Bangsa. Jati diri yang dalam bahasa Inggris disebut identity adalah suatu kualitas
yang menentukan suatu individu atau entitas sedemikian rupa sehingga diakui sebagai suatu
pribadi yang membedakan dengan individu atau entitas yang lain. Kualitas yang meng-
gambarkan suatu jati diri bersifat unik, khas, yang mencerminkan pribadi individu atau entitas
dimaksud. Jati diri merupakan pencerminan individu atau suatu entitas yang mempribadi dalam
diri individu atau entitas yang selalu nampak dengan konsisten dalam sikap dan perilaku individu
atau entitas yang bersangkutan dalam menghadapi setiap permasalahan. Jati diri mengandung
nilai-nilai dasar yang akan memberikan corak terhadap jati diri bagi pendukungnya. Jati diri
suatu bangsa yang menganut faham individualistik liberalistik akan berbeda dengan jati diri
suatu bangsa yang menganut faham kolektivistik, sosialistik atau kegotong royongan. Demikian
pendapat mereka. Jati diri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang merupakan
perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa. Jati diri bangsa merupakan hal ihwal atau perkara yang
sangat esensial dalam kehidupan berbangsa dan berNegara. Kehilangan jati diri bangsa sama saja
dengan kehilangan segalanya, bahkan akan berakibat tereliminasinya Negara-bangsa. Oleh
karena itu bila kita tetap menghendaki berdaulat dan dihargai sebagai Negara-bangsa dalam
percaturan internasional, perlu menjaga eksistensi dan kokohnya jati diri bangsa. Pengalaman
sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa yang memiliki karakter yang kokoh dan tangguh
mampu mengatasi krisis yang dihadapi oleh Negara-bangsa dengan berhasil baik.

Dalam rangka membangun jatidiri Manusia Pancasila, setiap manusia Indonesia wajib


memahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk
difahami, didalami, serta diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata, baik dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

Sasaran utama dalam pembangunan karakter dan jatidiri bangsa adalah para
pendidik, tenaga kependidikan dan para pemimpin masyarakat. Bila para pendidik, tenaga
kependidikan dan para pimpinan masyarakat telah memiliki karakter dan jatidiri seperti yang
diharapkan maka masyarakat luas akan segera mengikutinya. Dalam rangka membangun jatidiri
manusia Indonesia akan menyentuh tiga dimensi yakni dimensi pribadi, dimensi
warganegara, dan dimensi tenaga pembangunan dalam mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya, yakni Manusia Pancasila. Jatidiri Manusia Pancasila sebagai Pribadi Manusia
Pancasila sebagai pribadi bertitik tolak dari suatu gagasan bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan, wajib beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Pancasila
meyakini akan kodrat yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selalu rela menerima
ketentuanNya, ber-syukur terhadap segala nikmat karuniaNya dan selalu bersikap sabar terhadap
cobaan-Nya. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia Pancasila dibekali
dengan berbagai nafsu, baik yang dapat merusak maupun membangun diri sendiri dan pihak lain.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Pancasila adalah landasan hidup dan komponen terpenting Warna Negara
Indonesia. Didalamnya sudah diatur bagaimana masyarakat Indonesia harus bersikap
didalam Kawasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak hanya menjadi
landasan hidup Ketika berada didalam Negara, namun juga menjadi jati diri warga
Indonesia saat berada diluar Negara.
2. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sepenuh hati. Kami menyadari
masih banyak kesalahan dan kekurangan yang kami buat ini dan kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna menjadi
pengalaman kami menulis di lain waktu
Daftar Pustaka

1
Kelompok, Nama N I M, Galih Manunggal Putra, H A K Asasi, Program Studi, Jurusan
Dosen, Sistem Informasi, et al., “BANGSA”
RamadhaniHarahap, Fatma, “Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara,”
Kompasiana.Com, 2019, 1–10

Marianus,Y.L.L.2020.Kedudukan Pancasila dalam Wacana Islam Nusantara(online)h.15


http://repository.stfkledalero.ac.id/74/1/skripsi%20Marianus%20Yulius%20Lengi%20Lobo
%2015.75.5711.pdf, diakses 30 Agustus 2021
Misnal, M., Rizal, M., Encep, S.N.2016.Buku Ajar Pendidikan Pancasila.(online)
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9ImwEvSxhaR8AerRXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zA
zEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1630350725/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fedukasi.pajak.go.id%2fimages%2fperguruan_tinggi
%2fPancasila2.pdf/RK=2/RS=GZ4mzHpIZtNmyAIqvHLKU.7q.9c-, diakses 30 Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai