Anda di halaman 1dari 22

Makalah Pancasila

Penerapan dan Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Seruni Pramesti 2210751005

Firdaus Abdul salam 2210753021

Afdalu khairi 2210753025

Monica Ade Love 2210751001

Howrine Rizqa Delarozy 2210712052

Tara Novianti 2210711002

M.Rizal Pramudia 2210712022

DOSEN PENGAMPUN:

Henny Andriani, S.H., M.H.

Universitas Andalas

Fakultas Ilmu Budaya

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah


memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “Penerapan dan Dinamika Pancasila Sebagai Dasar
Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu yang
memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah
Pancasila ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila


Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia dan Dinamika Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh
dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun
menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.

Padang, 14 November 2022

Kelompok 7

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................III

BAB I ......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2


1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3

2.1 Konsep dasar Pancasila………………………………………………..………3

2.2 Pengertian Pancasila………………………………………...………………3-4

BAB III....................................................................................................................5

PEMBAHASAN .....................................................................................................5

3.1 Penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia...................................5-11


3.2 Dinamika Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ................................11-17

BAB IV..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18

4.1 Kesimpulan......................................................................................................18
4.2 Saran.................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian
Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata
hukum di Indonesia.
Sebagai warga negara bangsa Indonesia menjunjung tinggi
Pancasila adalah hal yang sangat mutlak. Pancasila adalah dasar yang
memiliki nilai tinggi dari kedaulatan dan Azas kebangsaan yang sangat
mulia balasannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila juga patut
di implementasikan ke dalam kehidupan rakyat.
Selain sesuai dengan budaya dan teologi bangsa Indonesia Pancasila
di rangkai dengan nilai-nilai normatif yang sangat luhur oleh sebab itu
Pancasila adalah simbol kebangsaan Indonesia yang sangat tinggi tentunya.
Namun apa jadinya jika Pancasila tidak dijadikan dasar utama dalam
menjalankan sebagai warga negara di Indonesia. Sudah dapat dipastikan
maka akan muncul konflik perbedaan yang sangat jauh bahkan memicu
adanya perpecahan.
Pentingnya Pancasila untuk dipahami dalam kehidupan berbangsa
dan bertanah air menjadikan Pancasila tidak saja sebagai lambang tetapi
sebagai salah satu materi pembelajaran dalam semua jenjang di Indonesia.
Sebagaimana yang terkandung dalam undang-undang dasar 45 yang
menyatakan bahwa Pancasila adalah kepribadian bangsa dan luhur yang
patut dijadikan model karakter setiap masyarakat Indonesia.
Namun saat ini Indonesia mengalami dijadikan hambatan dan
rintangan dalam membumikan Pancasila. Perkembangan teknologi dan
perubahan dalam pola kehidupan bermasyarakat di Indonesia menjadikan

1
https://bpip.go.id/berita/1035/801/pancasila-sebagai-pa

1
2
Pancasila tidak lagi sebagai dasar sehingga tidak sedikit mengakibatkan
perpecahan dan kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
2. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
pada awal kemerdekaan, dan bagaimana dinamikanya.

2
https://bpip.go.id/berita/1035/801/pancasila-sebagai-pa

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsepsi yang telah disusun


sedemikian rupa. Pancasila merupakan representasi warga negara dan tujuan dalam
bernegara. Secara luas, makna Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila
digunakan sebagai dasar oleh negara dalam mengatur pemerintahan dan
penyelenggaraan negara. Selain itu, arti Pancasila sebagai dasar negara juga dapat
dimaknai dengan dijadikannya Pancasila sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam
kehidupan. 3

2.2 PENGERTIAN PANCASILA

KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta falsafah bangsa


dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang
Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Terkait
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, diterangkan M. Syamsudin dkk. Dalam
Pendidikan Pancasila: Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dan
Keindonesiaan, kedudukan atau fungsi Pancasila sebagai dasar negara dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yakni aspek historis, kultural, yuridis, dan filosofis.

Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai


dasar negara Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila
sebagai dasar negara ini digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup

33
https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/26/160000879/penerapan-pancasila-sebagai-
dasar-negara-pada-awal-kemerdekaan-

3
4
masyarakat Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup
bangsa.

Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara merupakan sebuah hasil


budaya bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi
muda melalui pendidikan. Jika tidak diwariskan, negara dan bangsa akan
kehilangan kultur yang penting. Penting untuk diingat bahwa bangsa yang besar
adalah bangsa yang memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur
bangsanya. Secara yuridis, Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang
mengikat. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila
dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.

Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa


Indonesia. Tatanan nilai ini tidak lain merupakan ajaran tentang berbagai bidang
kehidupan yang dipengaruhi oleh potensi, kondisi bangsa, alam, dan cita-cita
masyarakat. Lebih lanjut, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila
diakui sebagai filsafat hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia.

4
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pan

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia 5


1. Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia pada awal
kemerdekaan
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia disahkan pada 18 Agustus 1945. Penerapan Pancasila
sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan dilaksanakan
sejak disahkan. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa
awal kemerdekaan mengalami pasang surut. Sejumlah upaya
muncul untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dengan ideologi lainnya.
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal
kemerdekaan menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya yaitu
adanya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar
negara dan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Tantangan penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada
masa awal kemerdekaan yakni sebagai berikut:

a. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia


(DI/TII)
Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmaji
Marijan Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII ini ditandai dengan
didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh
Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949. Tujuan utama
6
didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dengan syari’at Islam.

5
https://mpr.go.id/jurnal/486/Jurnal-Majelis-Ed-4/2017:-P
6

5
Di sisi lain, gerakan DI/TII bertentangan dengan
ajaran Islam. Pengikutnya melakukan perusakan dan
pembakaran rumah-rumah penduduk, pembongkaran jalan-
jalan kereta api, perampasan harta benda milik penduduk,
dan penganiayaan terhadap penduduk.
Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru bisa
ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
b. Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di
Madiun dipimpin oleh Muso pada tanggal 18 September
1948. Pemberontakan PKI di Madiun bertujuan untuk
mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi
komunis.

c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)


Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil.
Pemberontakan RMS bertujuan untuk membentuk
negara sendiri yang didirikan tanggal 25 April 1950. Pulau-
pulau terbesar RMS adalah Pulau Seram, Ambon, dan Buru.
Pemberontakan RMS di Ambon ditangani militer Indonesia
pada bulan November 1950, namun konflik di Seram masih
berlanjut sampai Desember 1963.
Kekalahan RMS di Ambon berujung pada
pengungsian pemerintah RMS ke Seram. Pemerintah RMS
kemudian mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di
Belanda pada tahun 1966.

d. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

6
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721317/pene

6
Pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23
7
Januari 1950 dengan melakukan serangan dan menduduki
kota Bandung, serta menguasai markas Staf Divisi
Siliwangi. Gerakan APRA bertujuan untuk mempertahankan
bentuk negara federal di Indonesia, serta memiliki tentara
sendiri bagi negara-negara RIS.
Pemberontakan ini digagalkan Moh. Hatta sebagai
Perdana Menteri RIS waktu itu dengan melakukan
perundingan dengan Komisi Tinggi Belanda untuk
percepatan pembubaran Republik Indonesia Serikat dan
kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1950.
Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA didirikan
Kapten KNIL Raymond Westerling pada tanggal 15 Januari
1949. Raymond memandang dirinya sebagai “Ratu Adil”
yang diramalkan akan membebaskan Indonesia dari tirani.

e. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia


(PRRI)/Permesta
Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi pada 1957-
1958. Gerakan ini merupakan bentuk koreksi untuk
pemerintahan pusat yang dipimpin Presiden Soekarno yang
dianggap melanggar undang-undang, sentralistis, dan tidak
adil dengan mengabaikan pembangunan di daerah.
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semesta. (Permesta)
dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual
di Sumatra dan Sulawesi.

f. Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat


menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia

7
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721317/pene

7
Di masa awal kemerdekaan, sempat terjadi
perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan,
konstitusi yang berlaku adalah Undang - Undang Dasar
Sementara 1950.
NKRI melaksanakan pemilu pertama di Indonesia
pada tahun 1955 yang selama itu dianggap paling
demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak
dapat menyusun Undang - Undang Dasar seperti yang
diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi,
dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959.
Dekrit Presiden 1959 dikenal dengan sebutan Dekrit
5 Juli 1959. Isi Dekrit 5 Juli 1959 yaitu membubarkan Badan
Konstituante, Undang - Undang Dasar Tahun 1945 berlaku
kembali 8 dan Undang -Undang Dasar Sementara Tahun
1950 tidak berlaku, serta segera akan dibentuk MPRS
(Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS
(Dewan Pertimbangan Agung Sementara).
Penerapan Pancasila saat itu lebih diarahkan seperti
ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas
pemerintahan.

2. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan


Pemerintahan Negara
Berikut nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara:

8
https://mpr.go.id/jurnal/486/Jurnal-Majelis-Ed-4/2017:-P

8
a) Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya:
 Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu
Tuhan Yang Maha Esa.
 Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing
dan beribadah menurut agamanya.
 Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi
diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku.
 Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
 Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama, toleransi antarumat dan dalam beragama.
 Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan
iman warga dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
antar agama.

b) Nilai 9Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya:

 Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai


makhluk Tuhan karena manusia mempunyai sifat universal.

 Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa,


hal ini juga bersifat universal.

 Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal


ini berarti yang dituju masyarakat Indonesia adalah
keadilan dan peradaban yang tidak pasif. Perlu pelurusan
dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi
penyimpangan, karena keadilan harus direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

9
https://www.dosenpendidikan.co.id/nilai-nilai-pancasila

9
c) Nilai Sila Persatuan Indonesia
10
Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut:
 Nasionalisme
 Cinta bangsa dan tanah air
 Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
 Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan
keturunan, dan perbedaan warna kulit
 Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan

d) Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut:
 Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi dalam arti
umum, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
 Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama
secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan
putusan bersama secara bulat.
 Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama.
Hal yang perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan
secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran
bersama.
 Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di
negara Indonesia, yaitu terletak pada permusyawaratan
rakyat.

11

10
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721317/pene

11
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721317/pene

10
12

e) Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut:
 Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti
dinamis dan berkelanjutan.
 Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
 Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya

3.2 Dinamika penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Pada masa Orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri
diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana
peralihan dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa orde
lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam
sistem kenegaraan. Pancasila diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masa orde lama. Terdapat 3 periode penerapan Pancasila yang
berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-
1966.

a. Periode 1945-1950
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-
upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari
munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang tujuannya
mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya. Ada dua
pemberontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:

12
https://artikeloka.com/cnd/2018/02/penerapan-pancasila-

11
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di
Madiun terjadi
Pada tanggal 18 September 1948. Pemberontakan
ini dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah
mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi
komunis. Dengan kata lain, pemberontakan tersebut akan
mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.

2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia


Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara
Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17
Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan
syari’at islam. Upaya penumpasan pemberontakan ini
memakan waktu yang cukup lama. Kartosuwiryo bersama
para pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni
1962.

b. Periode 1950-1959
Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi
dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi leberal. Hal
tersebut dapat dilihat dalam penerapan sila keempat yang tidak lagi
berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting).
Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan
13
yang berat dengan munculnya pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS), pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin

13
https://serupa.id/dinamika-perwujudan-pancasila-sebag

12
melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi
berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang
dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil
pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang
diharapkan.
Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan,
yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959
untuk membubarkan Konstituante, Undang - Undang Dasar
Sementara Tahun 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada Undang -
Undang Dasar Tahun 1945.
Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang
ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

c. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin.
Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang
memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan
pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno
menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, dan
menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata
tidak cocok bagi NKRI.
Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat
yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha
untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Pada periode
in14i terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965

14
https://serupa.id/dinamika-perwujudan-pancasila-sebag

13
yang dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah
kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta mengganti
Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini bisa
digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi
hukuman sesuai dengan perbuatannya.
Puncaknya adalah peristiwa pemberontakan G30S PKI
1965. Peristiwa ini menjadi pemicu berakhirnya pemerintahan
Presiden Soekarno yang digantikan oleh pemerintahan Presiden
Soeharto. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ditegaskan
bahwa Pancasila sebagai dasar negara akan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen. Menyusul kemudian diterbitkan Ketetapan
MPR No. II/MPR/1978 Tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4). Namun, pemerintahan Presiden
Soeharto pun akhirnya dianggap menyimpang dari garis politik
Pancasila dan UUD 1945. Beliau dianggap cenderung melakukan
praktik liberalisme-kapitalisme dalam mengelola negara.
Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang
mengakibatkan Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan
Presiden. Namun, sampai saat ini nampaknya reformasi belum
membawa angin segar bagi dihayati dan diamalkannya Pancasila
secara konsekuen oleh seluruh elemen bangsa. Hal ini dapat dilihat
dari abainya para politisi terhadap fatsoen politik yang berdasarkan
nilai-nilai Pancasila dan perilaku anarkis segelintir masyarakat yang
suka memaksakan kehendak kepada pihak lain pada tahun 2004
sampai sekarang, berkembang gerakan para akademisi dan
pemerhati serta pencinta Pancasila yang kembali menyuarakan
Pancasila sebagai dasar negara melalui berbagai kegiatan seminar
dan kongres.
Hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan eksistensi
Pancasila dan membudayakan nilai-nilai Pancasila sebagai
pand 15 angan hidup bangsa serta menegaskan Pancasila sebagai

15
https://www.kompasiana.com/muhammadtriadi9336/609

14
dasar negara guna menjadi sumber hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara.

16
Dinamika Masalah Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara terus menghadapi berbagai


masalah. Penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman pemberontakan-
pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain, akan tetapi
lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh
kehidupan yang serba bebas. Kebebasan yang mewarnai kehidupan masyarakat
Indonesia saat ini meliputi berbagai macam bentuk mulai dari kebebasan berbicara,
berorganisasi, berekspresi dan sebagainya. Kebebasan tersebut di satu sisi
mempunyai dampak negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak hal
negatif yang timbul sebagai akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas,
seperti munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika dapat
memicu terjadinya perpecahan, dan sebagainya. Tantangan lain dalam penerapan
Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara
sesama warga bangsa saat ini, tindak kekerasan yang dijadikan sebagai alat untuk
menyelesaikan permasalahan dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut telah
banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan
masyarakat, seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai
Pancasila yang lebih mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan
masyarakat Indonesia.

Kemudian, selain dua tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia


dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta
berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus dalam gerak
mencari tata hubungan baru, baik di lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan
keamanan. Walaupun bangsa-bangsa di dunia makin menyadari bahwa mereka

16
https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/26/160000879/penerapan-pancasila-
sebagai-dasar-negara-pada-awal-kemerdekaan-

15
17
saling membutuhkan dan saling tergantung satu sama dengan yang lain, namun
persaingan antar kekuatan-kekuatan besar dunia dan perebutan pengaruh masih
berkecamuk. Salah satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain
adalah melalui penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kewaspadaan dan kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi
penyusupan ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila. Hal ini lebih penting
artinya, karena sebagian besar bangsa kita termasuk masyarakat berkembang.
Masyarakat yang kita cita citakan belum terwujud secara nyata, belum mampu
memberikan kehidupan yang lebih baik sesuai cita-cita bersama. Keadaan ini sadar
atau tidak sadar, terbuka kemungkinan bangsa kita akan berpaling dari Pancasila
dan mencoba membangun masa depannya dengan diilhami oleh suatu pandangan
hidup atau dasar negara yang lain.

Selain itu tantangan yang muncul, berasal dari derasnya arus paham-paham
yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme,
sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus kepribadian bangsa
yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal ini pun dapat dilihat dengan jelas, betapa
paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam kehidupan bangsa Indonesia
sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia yang memiliki sifat religius, santun,
dan gotong-royong.

Apabila ditarik benang merah terkait dengan tantangan yang melanda


bangsa Indonesia sebagaimana tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai
berikut:

Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan


bernegara dalam era reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang

17
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/190000369/nilai-nilai-pancasila-dalam-
penyelenggaraan-pemerintahan-negara

16
begitu cepat termasuk digulirkannya otonomi daerah yang seluas- luasnya, di satu
pihak, dan di pihak lain, masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma
dalam kehidupan bernegara. Akibatnya, sering ditemukan perilaku anarkisme yang
dilakukan oleh elemen masyarakat terhadap fasilitas publik dan aset milik
18
masyarakat lainnya yang 19 dipandang tidak cocok dengan paham yang dianutnya.
Masyarakat menjadi beringas karena code of conduct yang bersumber pada nilai-
nilai Pancasila mengalami degradasi. Selain itu, kondisi euforia politik tersebut
dapat memperlemah integrasi nasional.

Tantangan terhadap Pancasila sebagaimana yang diuraikan di atas, hanya


merupakan sebagian kecil saja karena tantangan terhadap Pancasila itu seperti
fenomena gunung es, yang tidak terlihat lebih banyak dibandingkan yang muncul
di permukaan. Hal ini menggambarkan bahwa upaya menjawab tantangan tersebut
tidak mudah. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat harus bahu-membahu
merespon secara serius dan bertanggung jawab guna memperkukuh nilai-nilai
Pancasila sebagai kaidah penuntun bagi setiap warga negara, baik bagi yang
berkiprah di sektor masyarakat maupun di pemerintahan. Dengan demikian,
integrasi nasional diharapkan semakin kokoh dan secara bertahap bangsa Indonesia
dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan negara yang menjadi idaman seluruh lapisan
masyarakat.20

20
https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negara-lt61f23142a7e13/

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsepsi yang telah
disusun sedemikian rupa. Pancasila merupakan representasi warga negara
dan tujuan dalam bernegara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia disahkan pada 18 Agustus 1945. Penerapan Pancasila
sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan dilaksanakan sejak
disahkan. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal
kemerdekaan mengalami pasang surut. Masa orde lama adalah masa
pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.
Pancasila diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam
penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal. Hal tersebut dapat
dilihat dalam penerapan sila keempat yang tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Periode ini
dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai
Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno.
Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara terus menghadapi berbagai
masalah. Penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman
pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan
ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan
masyarakat yang diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas.

4.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Makna Pancasila sebagai Dasar Negara dan kelima Silanya

https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negara-
lt61f23142a7e13/

Penerapan Pancasila sebagai Dasar negara pada Masa Awal Kemerdekaan

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/26/160000879/penerapan-
pancasila-sebagai-dasar-negara-pada-awal-kemerdekaan-

Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721317/penerapan-pancasila-
sebagai-dasar-negara-pada-masa-awal-kemerdekaan

Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan negara

https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/190000369/nilai-nilai-
pancasila-dalam-penyelenggaraan-pemerintahan-negara

NINGSIH RAHMAH 2019 , MODUL 7 DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI


DASAR NEGARA INDONESIA (E-Learning UNIVERSITAS ESA
UNGGUL)

https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/lms-
paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=274803

19

Anda mungkin juga menyukai