OLEH:
OKTOBER 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT atas anugerah-Nya yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Serta petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila ini
dengan baik dan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.Penulisan naskah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia” ini dalam rangka
menjelaskan pentingnya Pancasila sebagai suatu pijakan utama bagi penyusunan konstitusi
dan sistem pemerintahan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan – kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemmapuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah ini.
Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak.Oleh karena itu, sudah sepatutnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila semester satu ini yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Akhirnya, semoga tulisan ini yang jauh dari kata sempurna ini bisa
menjadi manfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi
yang dianut bangsa indonesia takk ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri
atas berbagai dan suku bangsa dapat dipersatukan oleh pancasila. Oleh karena itu, sering kali
pancasila dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara
indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia ( way of life ), pancasila nilainilainya telah dimiliki
oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat –
istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa
indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup. Tindak –
tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilainilai
pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan nilainilai luhur itu
kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi ,asas, ata
peraturan tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima
dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila
dapat kita artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup
bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat
dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa
pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Peranan dan funsi pancasila pada era sekarang masih relevan karena pancasila mencakup
aspek –aspek dasar.selain itu, pancasila juga merupakan alat untuk keamana dan
kemakmuran bersama rakyat indonesia.hanya saja pelakanan sacara konkrtinya belum bisa
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena keadilan dan kemakmuran bag seluruh rakyat
indonesia belum juga terwujud sampai saat ini. Pancasila juga merupaksn kepribadian seluruh
rakyat indonesia. Akan tetapi, nilai-nilai luhur sudah sangat pudar,terkikis oleh perilaku yang
hanya mementingkan aspek ekonomi gaya hidup globalisasi yang buruk.
Mengingat sangat pentingnya pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus meneruskan
perjuagan serta memelihara, melestarikan menghayati , dan mengamalkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar tujuan pancasila dapat terpenuhi, sehigga akan
menjadi ketahanan jati diri bangsa.
v
Namun dengan penempatan Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm berarti
menempatkannya di atas Undang-undang Dasar. Jika demikian, Pancasila tidak termasuk
dalam pengertian konstitusi, karena berada di atas konstitusi. Untuk membahas permasalahan
ini dapat dilakukan dengan melacak kembali konsep norma dasar dan konstitusi menurut
Kelsen dan pengembangan yang dibuat Hans Nawiasky, serta melihat hubungan antara
Pancasila dan UUD 1945. Memang hingga kini masih terjadi polemik di kalangan ahli hukum
mengenai apakah Pancasila, atau Pembukaan UUD 1945, atau Proklamasi Kemerdekaan,
sebenarnya yang dapat disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Polemik ini mencuat ketika Muh. Yamin pada tahun 1959 menggunakan istilah sumber dari
segala sumber hukum tidak untuk Pancasila seperti yang lazim digunakan saat ini, melainkan
untuk Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang disebutnya dengan ”maha-sumber
dari segala sumber hukum,”the source of the source” (Denny;2003). Sebagaimana telah
ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah
sebagai dasar negara republik Indonesia. Dengan terbentuknya UU No.10 tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 UU
No.10 tahun 2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara”, dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum sebagai berikut: ”Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai
dasar ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila”.
Dardji Darmodihadjo menyebutkan, bahwa Pancasila yang sah dan benar adalah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis konstitusional dan secara objektif ilmiah. Secara
yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara yang dipergunakan sebagai dasar
mengatur menyelenggarakan pemerintahan negara. Secara objektif ilmiah karena Pancasila
adalah suatu paham filsafat, suatu philosophical way of thinking system, sehingga uraiannya
harus logis dan dapat diterima akal sehat (Natabaya;2006).
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis
serta dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Selain kesatuan sila-sila Pancasila hirarki dalam
vi
hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya yaitu menyangkut makna serta hakikat sila-sila
Pancasila. Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme
dan lain paham filsafat di dunia (Natabaya;2006).
Pada alinea pertama, terdapat pernyataan mengenai hak kemerdekaan bagi setiap bangsa
sekaligus menunjukkan perlawanan terhadap penjajahan, yang kemudian dilanjutkan dengan
keberhasilan perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekan dari penjajahan tersebut yang
terdapat dalam alinea kedua. Narasi sejarah dalam kedua alinea tersebut sebagai refleksi
penjajahan yang telah dialami Indonesia baik itu oleh Belanda, Jepang dan juga Inggris, yang
kemudian dilanjutkan dengan deklarasi kemerdekaan pada alinea ketiga: “Atas berkat
rakhmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”. Karena itu, alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 dapat disebut sebagai
pernyataan kedaulatan nasional (national sovereignty), yang menurut Wim Voermans,
Maarten Stremler dan Paul Cliteur merupakan kedaulatan keluar “external sovereignty” yaitu
berkenaan dengan hubungan antar negara, dimana dengan pernyataan kemerdekaan
‘independence’ menjadikan tidak boleh adanya campur tangan negara lain terhadap negara
yang telah merdeka.59 Wim Voermans, Maarten Stremler dan Paul Cliteur juga mencatat
Pembukaan UUD 1945 adalah pembukaan konstitusi yang secara jelas dan eksplisit
mendeklarasikan kemerdekaan bangsanya, yang memiliki kesamaan dengan hampir 118
negara lainnya sebagai dampak gelombang dekolonialisasi paska Perang Dunia Kedua.60 Hal
yang tidak jauh berbeda disebutkan Yudi Latief dengan menyebut rentetan alinea pertama
adalah komitmen kemanusiaan mengenai kemutlakan kemerdekaan, yang disambung dengan
alinea kedua mengenai hasil perjuangan dan hak menentukan nasib sendiri (self
determination), dan alinea ketiga sebagai deklarasi kemerdekaan Indonesia (declaration of
independence)
vii
Selain “national sovreignty” dalam arti keluar, alinea kedua dan ketiga Pembukaan UUD
1945 juga terdapat sumber kedaulatan ‘sovereign’ berdasarkan pandangan Liav Orgad,
ataupun “constituent power” dalam pandangan Wim Voermans, Maarten Stremler dan Paul
Cliteur, yakni pada frasa “rakyat Indonesia”. Frasa tersebut dapat dikatakan relatif netral yang
memiliki kesamaan dengan pembukaan konstitusi Amerika menggunakan kata “we the
people of the United States...”, 62 sehingga tidak spesifik berkenaan dengan bangsa ataupun
suku bangsa tertentu yang dapat dianggap kurang netral. Dasar ‘sovereign’ berupa rakyat
Indonesia yang berdaulat dipertegas dalam frasa yang terdapat dalam alinea keempat “...,
yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...”. Hal
yang menegaskan dianutnya bentuk pemerintahan republik bukan kerajaan sehingga rakyat-
lah yang menjadi sumber kedaulatan tertinggi.
viii
Sebelum amandemen UUD 1945 kekuasaan membentuk undang-undang berada di
tangan Presiden, maka sesudah amandemen UUD 1945 kekuasaanmembentuk undang-
undang berada di tangan DPR, sedangkan Presiden hanya mengesahkan rancangan
undang-undang.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi ,asas, ata peraturan
tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila dapat kita
artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu
bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa pandangan hidup.
Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi
permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
3.1.1 Konsep dasar Pancasila
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi ,asas, ata
peraturan tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima
dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila
dapat kita artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup
bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat
dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa
pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah
dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Assihiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Tata Negara, Sekretariat Jenderal dan Kesekretariatan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006.
Mei Susanto. Kedudukan dan Fungsi Pembukaan Undang – Undang Dasar
1945:Pembelajaran dari Tren Global, Semarang, 2021
ix
Frits Marannu Dapu. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sebelum dan Sesudah Amandemen
UUD 1945, Sulawesi Utara, 2014
Kaelan, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma, 2004
Kansil, C.S.T., Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara Baru, 1978.
Tobing, Jakob. 2016. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Sebuah Bahasan Ringkas. Jurnal Ketatanegaraan MPR RI Volume 001.